• Tidak ada hasil yang ditemukan

TERHADAP MINAT BELI FURNITURE CUSTOM (STUDI PADA GENERASI MILENIAL)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TERHADAP MINAT BELI FURNITURE CUSTOM (STUDI PADA GENERASI MILENIAL)"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN DESAIN PRODUK

TERHADAP MINAT BELI FURNITURE CUSTOM (STUDI PADA GENERASI MILENIAL)

2021 Skripsi

Diajukan Dalam Rangka Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen Program Studi S1 Manajemen, Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Oleh:

Vincentius Narendra Krishna Murti Nim : 172214101

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN DESAIN PRODUK

TERHADAP MINAT BELI FURNITURE CUSTOM (STUDI PADA GENERASI MILENIAL)

i Skripsi

Diajukan Dalam Rangka Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen Program Studi S1 Manajemen, Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Oleh:

Vincentius Narendra Krishna Murti Nim : 172214101

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2021

(3)

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN DESAIN PRODUK TERHADAP MINAT BELI FURNITURE CUSTOM

ii

(STUDI PADA GENERASI MILENIAL)

Skripsi

Diajukan dalam Rangka Memperoleh Gelar Sarjana Manajemen Program Studi S1 Manajemen, Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma

Oleh :

Vincentius Narendra Krishna Murti NIM : 172214101

Telah disetujui oleh : Pembimbing I

Christina Heti Tri Rahmawati, S.T., S.E., M.Sc. Tanggal 16 Mei 2021

Pembimbing II

Ferrynela Purbo laksono, M.M. Tanggal 13 September 2021

(4)

iii

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Pada

Tanggal 12 Oktober 2021 dan Dinyatakan Memenuhi Syarat

SUSUNAN DEWAN PENGUJI

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN DESAIN PRODUK TERHADAP MINAT

BELI FURNITURE CUSTOM (Studi Pada Generasi Milenial)

Dipersiapkan dan ditulis oleh : Vincentius Narendra Krishna Murti

Nim : 172214101

JABATAN NAMA LENGKAP TANDA

TANGAN Ketua Patrick Vivid Adinata, M.Si.

Sekrertaris Maria Theresia Ernawati, S.E., M,A

Anggota Christina Heti Tri Rahmawati S.T.,S.E., M.S.c

Anggota Ferrynela Purbo Laksono, M.M

Anggota Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A.

Yogyakarta,31 Januari 2022

Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Dekan,

Tiberius Handono Eko Prabowo, M.B.A, Ph.D.

(5)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Dalam melakukan sesuatu terkadang manusia tidak pernah melihat siapa dirinya dan apa yang di sukainya, terkadang manusia memaksimalkan sesuatu yang sebenarnya tidak perlu manusia itu lakukan. Cukup lakukan apa yang disukai maka semuanya akan baik – baik saja”

“One’s happiness means one own happiness not other’s” – Vincent Krishna

Skripsi

(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN – PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan Judul :

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN DESAIN PRODUK TERHADAP MINAT BELI FURNITURE CUSTOM.

(STUDI PADA GENERASI MILENIAL)

Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 12 Oktober 2021 adalah hasil karya saya.Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya klaim seolah – olah sebagian tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang akan saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Bila di kemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.M.) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan perundang – undangan yang berlaku (UU No 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta, 31 januari 2022 Yang membuat pernyataan

Vincentius Narendra Krishna Murti NIM : 172214101

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Vincentius Narendra Krishna Murti NIM : 172214101

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN DESAIN PRODUK TERHADAP MINAT BELI FURNITURE CUSTOM

(STUDI PADA GENERASI MILENIAL)

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistibusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Atas kemajuan teknoligi informasi, saya tidak keberatan jika nama, tanda tangan, gambar ataupun image yang ada di dalam karya ilmiah saya terindeks oleh mesin pencari (search engine), misalnya google.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 31 Januari 2022 Yang menyatakan,

Vincentius Narendra Krishna Murti NIM : 172214101

(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Desain Produk terhadap Minat Beli Furniture Custom. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat dan sarana untuk memperoleh gelar Sarjana Manajemen pada Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan Skripsi ini dapat selesai berkat bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Tiberus Handono Eko Prabowo, M.B.A. Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Patrick Vivid Adinata, M.Si., selaku Ketua Program Studi S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Christina Heti Tri Rahmawati, S.T., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing I, yang telah membantu dan mengarahkan penulis dengan kesungguhan hati.

4. Bapak Ferrynela Purbo laksono, M.M., Selaku Dosen Pembimbing II, yang juga telah membantu, mengarahkan dan membimbing penulis, dengan kesungguhan hati sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak, Ibu dan Kakak yang saya cinta yang sudah memberikan dukungan dan perhatian selama proses penyusunan skripsi ini.

(9)

viii

6. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma, yang sudah membagi ilmu – ilmu pelajaran.

7. Teman – teman Manajemen Angkatan 2017

8. Tjhai Catherine Tanuwijaya yang sudah membantu saya dalam memberikan dukungan dan memotivasi saya dalam mengerjakan skripsi ini

9. Khrisnanda Pradipta yang sudah membantu memberikan masukan dan saran dalam proses mengerjakan skripsi 10. Seluruh Anggota PAS (Penunggu Akhir Semester) yang selalu

mendukung dan membantu dalam penyusunan skripsi ini

11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu disini yang telah terus mendukung, membantu dan membimbing dalam penulisan skripsi ini

Skripsi ini tidak lepas dari kesalahan dan juga keterbatasan didalamnya yang sudah dilakukan oleh penulis, maka dari itu penulis memohon maaf jika ada hal – hal yang tidak berkenan pada saat penulisan skripsi ini. Penulis berharap dengan adanya kritik dan saran dari pembaca, semoga skripsi ini menjadi lebih baik lagi. Semoga dengan adanya skripsi ini, bisa bermanfaat bagi para pembaca dan rekan – rekan yang sedang menyusun skripsi.

Yogyakarta,31januari 2022 Yang membuat pernyataan

Vincentius Narendra Krishna Murti

NIM 172214101

(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN………...vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... viii

HALAMAN DAFTAR TABEL ... ix

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... x

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xi

HALAMAN ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Pembatasan Masalah... 10

D. Tujuan Penelitian ... 11

E. Manfaat Penelitian ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13

A. Landasan Teori ... 13

B. Penelitian – Penelitian Sebelumnya ... 36

C. Kerangka Konseptual ... 38

D. Pengembangan Hipotesis ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 44

A. Jenis Penelitian ... 44

B. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 44

C. Unit Analisis ... 45

D. Populasi dan Sampel ... 45

E. Teknik Pengambilan Sampel ... 46

F. Variabel Penelitian ... 47

(11)

x

H. Teknik Pengumpulan Data ... 54

I. Teknik Pengujian Instrumen ... 54

J. Teknik Analisis Data ... 57

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 66

A. Gambaran Umum Furniture ... 66

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 74

A. Temuan Data dan Analisis ... 74

B. Pengujian Instrumen ... 76

C. Analisis Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 79

D. Uji Asumsi Klasik ... 83

E. Analisis Regresi Linear Berganda ... 86

F. Uji F ... 87

G. Uji T ... 88

H. Koefisien Determinasi ... 91

I. Pembahasan ... 92

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ... 101

A. Kesimpulan ... 101

B. Saran ... 102

C. Keteratasan Penelitian ... 107

DAFTAR REFERENSI... 108

LAMPIRAN ... 110

(12)

DAFTAR TABEL

xi

Table III.1 Definisi Operasional Variabel ... 48

Tabel III.2 Skala Likert ... 53

Tabel III.3 Kriteria Deskriptif Variabel ... 58

Tabel V.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 75

Tabel V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 75

Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendpatan ... 76

Tabel V.4 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Produk ... 77

Tabel V.5 Hasil Uji Validitas Harga ... 77

Tabel V.6 Hasil Uji Validitas Desain Produk ... 77

Tabel V.7 Hasil Uji Validitas Minat Beli ... 77

Tabel V.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel ... 78

Tabel V.9 Kriteria Deskriptif Variabel ... 79

Tabel V.10 Kualitas Produk ... 79

Tabel V.11 Variabel Harga ... 81

Tabel V.12 Variabel Desain Produk... 81

Tabel V.13 Variabel Minat Beli ... 82

Tabel V.14 Uji Normalitas ... 83

Tabel V.15 Hasil Uji Multikolinearitas ... 84

Tabel V.16 Analisis Regresi Linear Berganda ... 86

Tabel V.17 Hasil Uji F ... 87

Tabel V.18 Hasil Uji T ... 89

Tabel V.19 Koefisien Determinasi ... 91

(13)

DAFTAR GAMBAR

xii

Gambar I.1 Data Perkembangan Industri Furniture ... 2

Gambar II.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 39

Gambar IV.1 Furniture Custom ... 69

Gambar IV.2 Furniture Jadi Fabelio ... 71

Gambar V.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 86

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

xiii

Lampiran 1 Kuesioner Penerlitian... 106 Lampiran II Tabulasi Data ... 114 Lampiran III Hasil Olah Data ... 131

(15)

ABSTRAK

xiv

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA DAN DESAIN PRODUK TERHADAP MINAT BELI FURNITURE CUSTOM

(STUDI PADA GENERASI MILENIAL) Vincentius Narendra Krishna Murti

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2021

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) ) pengaruh kualitas produk, harga, dan desain produk secara simultan terhadap minat beli furniture custom 2) pengaruh kualitas produk secara parsial terhadap minat beli furniture custom, 3) pengaruh harga secara parsial terhadap minat beli furniture custom, 4) pengaruh desain produk secara parsial terhadap minat beli furniture custom. Populasi penelitian ini adalah Generasi Milenial yang memiliki rentang umur 19 – 39 tahun. Teknik pengambilan sampel ini menggunakan metode non probability sampling dengan teknik accidental sampling. Sampel penelitian ini adalah 100 responden yang memiliki minat beli terhadap furniture custom, serta pengambilan data dilakukan melalui kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, uji asumsi klasik, dan analisis regresi linear berganda dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS 23. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dan kualitas produk, harga, dan desain produk secara simultan berpengaruh terhadap minat beli furniture custom, kualitas produk secara parsial berpengaruh terhadap minat beli furniture custom, harga secara parsial tidak berpengaruh terhadap minat beli furniture custom, dan desain produk secara parsial berpengaruh terhadap minat beli furniture custom.

Kata Kunci : Kualitas Produk, Harga, Desain Produk dan Minat Beli

(16)

ABSTRACT

xv

THE INFLUENCE OF PRODUCT QUALITY, PRICE AND PRODUCT DESIGN ON INTEREST TO BUY CUSTOM FURNITURE

(STUDY ON MILLENIAL GENERATION) Vincentius Narendra Krishna Murti

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2021

This study aims to determine: 1) the effect of product quality, price, and product design simultaneously on interest in buying custom furniture,2) the effect of product quality partially on the interest in buying custom furniture 3) the effect of price partially on the interest in buying custom furniture, 4) the effect of product design partially on the interest in buying custom furniture. The population of this study is the Millennial Generation which has an age range of 19 – 39 years. This sampling technique uses a non-probability sampling method with an accidental sampling technique. The sample of this research is 100 respondents who have an interest in buying custom furniture, and data collection is done through a questionnaire. The data analysis technique used in this study is descriptive analysis, classical assumption test, and multiple linear regression analysis using the IBM SPSS 23 application. The results of this study indicate that product quality, price, and product design simultaneously affect interest in buying custom furniture, product quality partially affects buying interest in custom furniture, price partially has no effect on interest in buying custom furniture, and product design partially has affected interest in buying custom furniture.

Keywords : Product Quality, Price, Product Design, and Buying Interest

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Melihat perkembangan zaman sekarang ini, dunia mengalami peningkatan dan kemajuan yang sangat tinggi diberbagai macam bidang baik gaya hidup, ekonomi, teknologi, transportasi dan juga pada bidang lainnya. Perkembangan zaman ini didukung juga dengan adanya budaya asing yang masuk ke negara kita, hal tersebut mempengaruhi tren, gaya hidup, pola pikir dan lainnya. Hal ini juga dapat dilihat pada bisnis dibidang furniture dan interior. Sekarang ini banyak sekali model dan juga gaya atau tema yang mempengaruhi perkembangan furniture pada zaman ini. Seperti contohnya ada furniture model klasik dimana model furniture ini terinspirasi dengan bangunan tempat tinggal di Amerika.

Semakin banyaknya model dan juga gaya pada setiap model furniture, hal tersebut membuat perusahaan custom berlomba – lomba ingin mengetahui dan memasarkan produknya keberbagai konsumen yang memiliki keinginan yang berbeda.

Untuk mengetahui apa yang diinginkan masyarakat zaman sekarang mengenai furniture, tentu perusahaan harus mengetahui dan memikirkan bagaimana untuk memasarkan sebuah produknya. Menurut Kotler dan Keller (2016:27) pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen, dalam

(18)

memasarkan produk ada sebuah hal yang diperhatikan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yaitu bauran pemasaran (marketing mix). Menurut Kotler dan Armstrong (2017:77) bauran pemasaran adalah sekumpulan alat – alat marketing taktis (Product, Price, Place, and Promotion) yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan respons yang besar di dalam pasar yang dituju. Maka dari itu bauran pemasaran memiliki peran bagi perusahaan berdasarkan analisanya untuk mengetahui keinginan konsumen.

Dapat dilihat bahwa perkembangan furniture di Indonesia juga mengalami perkembangan, dilansir dari dataindustri.com yang menyatakan bahwa perkembangan furniture di Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan 2021 mengalami peningkatan meskipun ada grafik yang menunjukkan bahwa pada tahun 2012 pada quartal 2 dan juga tahun 2019 quartal 2 mengalami penurunan tetapi melihat tahun – tahun yang lainnya dapat dikatakan bahwa perkembangan Furniture di Indonesia ini meningkat. Berikut data yang dilansir dari Dataindustri.com

Gambar I.1 Data Perkembangan Industri Furniture Sumber : Data Industri

(https://www.dataindustri.com/produk/tren-data-pertumbuhan-industri- furnitur-di-indonesia/). 2020.Diakses pada tanggal 20 September 2020.

(19)

Sebuah artikel yang ditulis oleh detik.com mengenai potensi industri mebel Indonesia, bahwa Indonesia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan lebih besar lagi industri furniture / mebel. Dalam hal ini bukan hanya memiliki sumber bahan baku yang melimpah tetapi juga pengrajin yang trampil. Presiden Joko Widodo juga sangat optimis jika industri mebel bisa tumbuh diatas 10%. Presiden Joko Widodo meninjau Indonesia-International Furniture Expo 2019 di Jl. Expo Jakarta, menyampaikan dirinya melihat ada peningkatan soal desain mebel buatan pengrajin sekaligus pengusaha mebel lokal. Menurutnya hal itu adalah sesuatu yang harus diapresiasi. Pada artikel, Presiden Joko Widodo juga menangani berbagai hambatan bagi para pengrajin furniture agar furniture dapat menjadi industri pada karya dan berorientasi ekspor. Industri mebel telah memberikan kontribusi positif bagi ekspor negara. Tercatat pada tahun 2019 ekspor mebel sebesar USD 113,36 juta atau sekitar Rp 1,61 triliun.

Sementara sepanjang tahun lalu nilai ekspor furniture nasional tembus USD 1,69 miliar, ekuivalen 24 triliun atau naik 4% dibanding tahun 2017 (sumber: https://news.detik.com/adv-nhl-detikcom/d-4477488/potensi- industri-mebel-indonesia).

Saat memasarkan produk, dari melakukan kegiatan promosi dan juga pengenalan produk dan jasa yang diciptakan atau dihadirkan oleh perusahaan timbul rasa atau minat seseorang dalam membeli produk tersebut. Dalam kegiatan jual dan beli sebuah produk pasti masyarakat atau konsumen mempertimbangkan terlebih dahulu mengenai produk apa yang

(20)

ingin dibeli. Setelah produk yang dipasarkan sampai ke tangan konsumen, konsumen akan memiliki pertimbangan lagi mengenai keinginan untuk membeli sebuah produk, hal tersebut disebut dengan minat beli seseorang terhadap produk yang dijual atau dipasarkan.

Minat beli menurut Kotler (2009:15) merupakan perilaku seseorang yang muncul sebagai respons terhadap objek yang menunjukkan keinginan konsumen untuk melakukan pembelian. Menurut Durianto dan Liana (2004:44) mengatakan bahwa minat beli merupakan suatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Minat beli dalam uraian tersebut memiliki arti yaitu rasa yang ditimbulkan oleh konsumen atas bersedianya atau memiliki minat untuk melakukan pembelian suatu barang dan jasa. Rasa ini tumbuh dikarenakan konsumen merasa puas terhadap produk yang dibeli dari perusahaan tersebut, dengan demikian untuk mengetahui apa keinginan konsumen, sebuah perusahaan perlu memperhatikan beberapa hal seperti kualitas produk, harga yang ditawarkan, dan juga desain produk untuk mengetahui apa keinginan/minat masyarakat dalam membeli sebuah furniutre custom. Hal ini dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Pratama (2019) yang mengatakan bahwa harga dan kualitas produk berpengaruh secara parsial terhadap minat beli vespa piaggio di wilayah Jakarta Selatan. Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2020) mengatakan bahwa Desain Produk berpengaruh secara parsial terhadap minat beli modest fashion pada generasi milenial.

(21)

Harga di zaman saat ini dapat mempengaruhi pertimbangan dalam minat beli masyarakat khususnya kaum milenial karena masyarakat milenial cenderung ingin memperoleh barang atau jasa yang murah tetapi memiliki kualitas yang baik. Hal tersebut mungkin tidak hanya masyarakat milenial mungkin semua masyarakat pasti mencari yang termurah tetapi memiliki kualitas yang bagus. Menurut Tjiptono (2017:374), harga merupakan satu – satunya elemen bauran pemasaran yang mendatangkan pendapatan. Secara sederhana harga dapat diartikan sebagai jumlah (satuan moneter) dan aspek lain (non moneter) yang mengandung utilitas atau kegunaan tertentu untuk mendapatkan suatu produk. Menurut Kotler dan Armstrong (2014:151), harga merupakan banyaknya nominal yang dikeluarkan pada suatu barang dari uang yang diberikan konsumen dan mendapat manfaat atas tindakan yang dilakukan. Masyarakat milenial akan mudah mempertimbangkan suatu keputusan dengan melihat semakin mahal suatu harga maka orang akan mempertimbangkan keputusan. Apalagi terkait dengan pembelian furniture yang sudah jadi dan furniture custom maka harga akan jauh berbanding.

Kualitas menurut Kotler dan Keller (2012 :143) adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat. Maka dari itu memiliki kualitas yang baik akan menentukan produk tersebut bagus atau tidak. Sebuah produk bangunan dan juga bahan-bahan dari pembangunan bangunan, pembuatan furniture tersebut sangatlah penting untuk melihat kualitas

(22)

bahan dan juga kualitas produk yang dihasilkan. Memiliki kualitas dalam bidang furniture ini kualitas dari bahan atau kekuatan sangat dibutuhkan karena bahan yang dipakai akan dijadikan pondasi dan tumpuan untuk menyangga beban maka dari itu dalam furniture ini perlu diperhatikan dalam mengolah bahannya harus menggunakan kualitas yang baik untuk menghasilkan produk yang baik.

Melihat perbedaan kualitas yang diberikan, furniture jadi akan dibuat berdasarkan bahan yang sudah ditentukan, tetapi akan berbeda dengan furniture custom yang bahannya ditentukan oleh konsumen, bahwasanya kualitas dari bahan sebuah furniture jadi itu sudah ditetapkan oleh pabrikan yang mana biasanya menggunakan bahan furniture bernama MDF (Medium Density Fiberboard) bahan tersebut terbuat dari serpihan kayu-kayu yang lalu dipress membentuk sebuah Tripleks. Bahan MDF ini memiliki kekuatan yang lumayan bagus dan biasanya ini digunakan sebagai bahan dasar standard dalam pembuatan mebel / furniture. Berbeda dengan kualitas yang dimiliki oleh furniture custom, bahwasanya furniture custom ini karena pembuatan berdasarkan pesanan dari konsumen jadi bahan yang akan diberikan juga relatif tergantung pesanan yang dipesan oleh setiap konsumen. Jadi bisa saja konsumen memesan bahan tripleks yang mahal seperti menggunakan multiplek, blockboard dan lainnya. Tentu saja bahan yang dihasilkan oleh pesanan furniture custom memiliki kualitas yang cukup unggul untuk harga juga cenderung akan lebih mahal dibandingkan dengan furniture jadi.

(23)

Menurut Kotler dan Keller (2012:332) desain adalah totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan, rasa dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelanggan. Menurut Brutou dan Margaret (2006) desain produk adalah pengembangan produk yang dirancang untuk memenuhi kepuasan konsumen. Masyarakat milenial sekarang ini tertarik dengan model, desain bangunan dan furniture yang memiliki desain futuristik, minimalis, dan fungsional, agar membuat tempat tinggal merasa nyaman dan fungsional.

Desain yang baik dan nyaman akan memberikan nilai positif yang diterima oleh masyarakat. Desain produk dapat memberikan pengaruh terhadap barang yang dijual di masyarakat yakni produk tersebut akan memiliki nilai.

Pada furniture jadi dan furniture custom, dimana furniture jadi memiliki desain yang ditentukan oleh perusahaan dan furniture custom kebutuhannya disesuaikan dengan permintaan dari konsumen.

Perkembangan zaman menjadikan hunian serta furniture memiliki nilai estetika dan fungsi. Furniture mengikuti gaya dan model dari sebuah hunian yang akan dibangun, jadi furniture ini menyesuaikan tema dari rumah tersebut. Contohnya adalah rumah dengan desain minimalis, maka furniture didalamnya akan minimalis dan modern. Hal ini sangat cocok dimiliki oleh masyarakat milenial, dilihat dengan gaya dan trend perkembangan zaman ini cenderung mengarah ke simple dan modern.

Masyarakat generasi milenial merupakan generasi modern yang hidup di pergantian milenium yang lahir pada tahun 1982 sampai 2002 yang bisa dikatakan berusia 19 – 39 tahun. Saat menentukan sebuah pilihannya,

(24)

masyarakat milenial memiliki ciri-ciri tersendiri yaitu masyarakat milenial mudah bosan akan barang yang dimilikinya, cenderung ingin berbeda dari orang lain, praktis dan juga berpikiran modern sehingga analisa mengenai furniture custom digunakan untuk mengetahui apa kebutuhan dari masyarakat modern di zaman ini.

Sebuah artikel menjelaskan mengenai pandangan HIMKI (Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia) mengenai sasaran industri Furniture bagi Masyarakat / Generasi Milenial. Pada artikel ini menurut Laporan dari

“Nielsen Changing Consumer Prosperity” menyatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan sentimen keuangan positif. Laporan tersebut menyatakan juga mengenai tingkat belanja konsumen yang mengalami peningkatan dalam lima tahun terakhir. Hal ini tentu jadi berita positif bagi industri furnitur. Pada tahun 2020 indonesia mengadakan IFEX (International Furniture Expo) pada tahun 2020 pelaku industri furniture membidik generasi milenial. Hal ini dilihat dalam hidup generasi milenial yang memasuki era perkembangan teknologi, pola pikir, dan gaya hidup. Mereka lebih memilih furniture dengan visual menarik, efisien, modern, multifungsi, ramah lingkungan dan banyak dipengaruhi oleh tren yang ada di sosial media.

Menurut Soenoto sebagai ketua HIMKI “ Generasi milenial memiliki potensi cukup besar untuk menjadi pasar prospektif bagi industri furniture. Sejalan dengan karakteristik mereka yang modern dan efisien, para pelaku industri furniture harus bisa menangkap keinginan dan kebutuhan generasi milenial ini.”

(25)

(Sumber : https://www.medcom.id/properti/news-properti/ObzMXpYN- industri-furnitur-bidik-generasi-milenial).

Masyarakat milenial sangat mempertimbangkan harga, kualitas dan desain produk. Masyarakat dalam mengkonsumsi barang cenderung akan membeli barang dengan harga yang murah, tetapi memiliki kualitas produk yang bagus. Begitu juga pada masyarakat milenial, dengan banyaknya generasi muda sekarang yang cenderung membeli barang murah dengan kualitas produk yang baik. Selain mempertimbangkan harga dan kualitas produk, desain yang unik dan menarik juga mempengaruhi minat seseorang dalam membeli barang. Sehingga hal tersebut dapat menentukan apakah furniture yang didesain dengan harga murah, kualitas produk yang bagus, dan memiliki desain produk yang unik dapat menciptakan pasar yang banyak atau tidak. Seperti halnya furniture jadi, furniture custom biasanya memiliki harga yang mahal dan juga kualitas yang tidak berimbang lalu juga desain yang dapat di desain dengan keinginan si pembeli.

Saat seorang konsumen ingin mendapatkan atau menginginkan sesuatu pasti selalu memiliki pertimbangan – pertimbangan yang harus dibuat.

Pada penelitian ini pertimbangan tersebut ada pada minat beli seseorang terhadap furniture custom, peneliti ingin melihat minat dari setiap individu, terkhususnya masyarakat milenial untuk membeli furniture custom. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian kepada tiga variabel yang menjadi topik pembahasan untuk mengetahui pertimbangan-pertimbangan yang harus dijalankan supaya menemukan yang masyarakat

(26)

milenial sekarang ini sasarkan. Berdasarkan pemaparan diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitan dengan judul “Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Desain Produk Terhadap Minat Beli Furniture Custom (Studi Pada Genarasi Milenial)”.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah kualitas produk, harga, dan desain produk secara simultan berpengaruh signifikan terhadap minat beli furniture custom pada generasi milenial?

2. Apakah kualitas produk secara parsial berpengaruh signifikan terhadap minat beli furniture custom pada generasi milenial ?

3. Apakah harga secara parsial berpengaruh signifikan terhadap minat beli furniture custom pada generasi milenial ?

4. Apakah desain produk secara parsial berpengaruh signifikan terhadap minat beli furniture custom pada generasi milenial ?

C. Pembatasan Masalah

1. Penelitian akan dilakukan kepada responden yang sudah memiliki rumah, atau tinggal di suatu hunian baik rumah, maupun apartemen.

2. Penelitian akan dilakukan kepada responden yang memiliki kegiatan seperti agen properti, investor properti, atau masyarakat yang gemar mengisi rumahnya dengan membeli berbagai macam kebutuhan rumah tangga.

(27)

3. Penelitian akan dilakukan kepada masyarakat yang memiliki rentan umur dari 19 – 39 tahun dan berlokasi di Bekasi dan Yogyakarta

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan kualitas produk, harga dan desain produk terhadap minat beli furniture custom pada masyarakat milenial.

2. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial kualitas produk terhadap minat beli furniture custom pada masyarakat milenial.

3. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial harga terhadap minat beli furniture custom pada masyarakat milenial.

4. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial desain produk terhadap minat beli furniture custom pada masyarakat milenial.

(28)

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

Manfaat penelitian bagi penulis adalah menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi penulis mengenai variabel-variabel yang diteliti serta menerapkan ilmu-ilmu mengenai pemasaran yang sudah diperoleh selama kegiatan perkuliahan ini.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penulis berharap supaya penelitian yang sudah dijalankan ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk peneliti-peneliti selanjutnya jika ingin meneliti menggunakan variabel yang sama seperti penelitian ini.

3. Bagi Perusahaan

Penulis berharap agar penelitian ini dapat memberikan informasi kepada perusahaan mengenai hasil dari meneliti pengaruh kualitas produk, harga dan desain produk terhadap minat beli furniture custom pada generasi milenial.

(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Pemasaran

Kegiatan pemasaran berarti suatu kegiatan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk membantu perusahaan memasarkan atau memperkenalkan produk dan jasa perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan. Kegiatan pemasaran juga harus dapat memberikan nilai tersendiri bagi konsumen, setidaknya konsumen merasa puas dan dapat menerima pesan baik produk maupun jasa yang di pasarkan. Menurut Kotler (2016:27) mengatakan bahwa pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia.

Menurut AMA (Asosiasi Pemasaran Amerika) yang dikutip oleh Kotler dan Keller (2016:27) mendefinisikan pemasaran sebagai marketing is the activity, set of instituions, and processes for creating, communicating, delivering, and exchanging offerings that have value for customers, clients, partners, and society at large. Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan rangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberi nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara menguntungkan organisasi. Dari beberapa definisi yang ada di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran ini merupakan kegiatan yang sangat berpengaruh di

(30)

dalam aktivitas perusahaan serta memiliki tujuan yaitu barang dan jasa yang dipasarkan sampai kepada konsumen dengan hasil konsumen merasa puas terhadap barang dan jasa.

2. Konsep Pemasaran

Orientasi manajemen pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2009:19-20):

a. Konsep produksi, konsep ini menyatakan bahwa konsumen lebih menyukai produk yang tersedia dalam jumlah banyak dan tidak mahal. Para manajer dari bisnis yang berorientasi pada produksi berkonsentrasi untuk mencapai efisiensi produk yang tinggi, biaya rendah dan distribusi masal

b. Konsep produk, ide bahwa konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan fitur terbaik dari sebuah produk. Maka para manajer harus memiliki fokus untuk membuat produk atau jasa yang lebih unggul

c. Konsep penjualan, ide bahwa konsumen tidak akan membeli produk perusahaan kecuali jika produk itu di jual dalam skala penjualan dan usaha promosi yang besar

d. Konsep pemasaran, filosofi manajemen pemasaran yang menyatakan bahwa pencapaian tujuan organisasi tergantung pada pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih baik

(31)

daripada pesaing. Konsep pemasaran beranggapan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasi adalah menjadi lebih efektif daripada pesaing dalam menciptakan, menghantarkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang baik kepada pasar sasaran yang dipilih.

e. Konsep pemasaran berwawasan sosial, konsep pemasaran ini adalah suatu pendekatan yang berusaha menyadari dan mendamaikan ruang lingkup dan kompleksitas aktivitas pemasaran.

3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) a. Definisi Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran memiliki peran yang penting di dalam perusahaan untuk mempengaruhi para pelanggan untuk melirik dan membeli produk atau jasa yang ditawarkan dipasaran. maka dari itu bauran pemasaran juga dikaitkan dengan salah satu keberhasilan dalam melakukan kegiatan pemasaran. Menurut Kotler dan Amstrong (2017:77-78) adalah sekumpulan alat-alat pemasaran yang taktis yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang sesuai dengan tujuan dari perusahaan. Bauran pemasaran mencakup 4 hal yang sangat pokok yaitu ada Produk (Product), Harga (Price), Tempat (Place), dan Promosi (Promotion). Kotler

(32)

dan Armstrong juga mengelompokkan alat-alat pemasaran menjadi 4 segmen atau yang biasa dikenal dengan 4P, yaitu:

1) Produk (product): mengelola produk termasuk perencanaan dan pengembangan produk atau jasa yang tepat untuk dipasarkan dengan mengubah produk atau jasa dengan menambah dan mengambil tindakan lain yang mempengaruhi bermacam-macam produk atau jasa.

2) Harga (price): suatu sistem manajemen perusahaan yang akan menentukan harga yang tepat untuk diberikan kepada produk yang akan dijual kepada konsumen.

3) Tempat (place): sebagai tempat dimana produk atau jasa disediakan. Hal ini berarti tempat dimana ketersediaan barang itu berada, pendistribusian barang dan jasa berlangsung.

4) Promosi (promotion): berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan untuk mengkomunikasikan suatu produk dan jasa kepada konsumen dengan berbagai macam medianya dengan tujuan informasi produk dapat sampai ke pelanggan.

4. Generasi Milenial

a) Pengertian Generasi Milenial

Generasi milenial merupakan suatu fenomena sosial yang terjadi di masyarakat yang disebabkan karena adanya perbedaan usia atau tahun kelahiran pada individual maupun kelompok masyarakat.

Menurut (Mannheim, 1952; Pilcher, 2017) generasi terjadi

(33)

dikarenakan adanya fenomena sosial yang memiliki beberapa kesamaan, seperti umur, pola pengalaman, dan pola pemikiran.

Maka dari itu peneliti (Strauss & Howe, 2000) membuat teori mengenai perbedaan generasi berdasarkan pada persamaan kurun waktu tahun kelahiran yang meliputi generasi lost, generasi Government Issue, generasi silent, generasi boom, generasi X dan Generasi Milenial. Pada hal ini generasi Lost berarti kelahiran pada tahun (1883 – 1900), lalu Government Issue (1901 – 1924), lalu Silent (1925 – 1942), Boom (1943 – 1960), generasi X pada tahun (1961 – 1981) dan pada Generasi Milenial (1982 – 2002). Jadi para peneliti menyimpulkan bahwa rata-rata rentang waktu tahun kelahiran pada generasi milenial adalah tahun 1982 sampai dengan kelahiran tahun 2002.

b) Karakteristik Generasi Milenial

Generasi milenial menganggap bahwa kehidupan seiring berjalannya waktu harus mengenai kepraktisan yang ada. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi menjadikan bahwa hal tersebut adalah gaya hidup yang tidak bisa terpisahkan oleh generasi milenial. Pada zaman sekarang generasi milenial akan lebih tertarik dengan internet, dalam pencarian informasi, melakukan aktivitas dan lainnya ketimbang membaja koran atau majalah. Berikut adalah karakteristik yang dimiliki generasi milenial menurut (Hidayatullah, et al, 2018 240-249) :

(34)

a. Generasi milenial lebih yakin pada Unit Generated Content dibandingkan informasi searah. UGC (Unit Generated Content) merupakan informasi yang dibuat oleh pengguna dan dipublikasikan secara umum dan terbuka, seperti halnya review ketimbang berita.

b. Generasi milenial lebih sering menggunakan HP (handphone) dibandingkan dengan televisi atau media lainnya. Hampir dari semua generasi milenial memiliki media sosial baik Instagram, Line, Twitter, dan media sosial lainnya.

c. Generasi milenial kurang tertarik untuk membaca dengan cara konvensional, seperti buku, koran, dan juga majalah.

d. Generasi milenial sangan memanfaatkan teknologi sebagai informasi yang terpercaya.

e. Generasi milenial suka menggunakan transaksi cashless atau dengan menggunakan M-banking jadi tidak melakukan kegiatan pembayaran dengan cash melainkan memakai sarana digital.

f. Generasi milenial memiliki sifat yang konsumtif, masyarakat ini cenderung memiliki sifat untuk selalu bersaing dengan orang yang ada disekitarnya.

(35)

Namun menurut (Wahana, 2015 14 - 22) mengatakan ada beberapa karakteristik dan nilai-nilai budaya generasi milenial yang berbeda dengan generasi yang lainnya yaitu :

a. Teknologi merupakan gaya hidup pada generasi milenial.

b. Generasi milenial selalu optimis, percaya diri dan yakin terhadap diri sendiri. Selain itu, generasi milenial suka dengan hal-hal yang cepat atau instan tanpa menimbulkan kerumitan didalam hidupnya.

c. Generasi milenial lebih suka menggunakan gadget atau ponsel sebagai alat komunikasi.

d. Saat mencari informasi melalui internet, generasi milenial lebih senang dengan bentuk visual daripada hanya tulisan.

Putri, A. A. (2018) menyatakan bahwa kehidupan generasi milenial berbeda dengan generasi sebelumnya. Contohnya : a. Generasi milenial sangat menyukai teknologi seperti

internet.

b. Kehidupan generasi milenial cukup hedonisme / konsumtif.

c. Dalam mendapatkan informasi generasi milenial lebih cepat di bandingkan dengan generasi lainnya.

(36)

d. Generasi milenial menyukai tantangan, optimis, pemikiran kritis, mempunyai keingintahuan yang tinggi dan menilai pengalaman pribadi adalah sesuatu yang berharga.

e. Cara hidup yang multitasking.

f. Menjadikan teknologi sebagai gaya hidup generasi milenial, salah satunya berbelanja online.

5. Furniture

a) Definisi Furniture

Kata furniture berasal dari bahasa Prancis yaitu “Fourniture”

(1520 – 30 Masehi). Furniture mempunyai asal kata Fournir yang artinya furnish atau perabot rumah atau ruangan. Walaupun memiliki arti yang berbeda dari mebel tetapi memiliki arti yang sama yaitu meja, kursi, lemari dan lainnya. Dalam kata lain, mebel atau furniture adalah semua benda yang ada di rumah dan digunakan oleh penghuninya untuk duduk, berbaring ataupun menyimpan benda- benda kecil seperti pakaian atau cangkir. (Haryanto,2004). Furniture tidak hanya bermanfaat untuk kenyamanan dan kerapihan rumah / hunian saja tetapi juga sebagai menunjukkan makna-makna sosial pada zaman dahulu kursi dapat di bilang atau tergolong menjadi 2 yaitu ada kursi yang buat duduk – duduk saja dan juga ada pengistilahan ada kursi raja. Dilihat

(37)

secara bentuk saja kursi biasa dengan kursi “raja” sudah terlihat berbeda, semisal kursi biasanya hanya potongan kayu yang dirangkai menjadi kursi beda dengan raja memang bahan sama tetapi kursi raja diukir didesain sebaik dan sebagus mungkin agar membedakan dengan kursi biasa.

Pada zaman sekarang makna dari furniture adalah dimana sudah tidak ada lagi pandangan mengenai status sosial. Sekarang furniture juga bisa dijadikan sarana untuk menyampaikan status ekonomi seseorang. Contohnya adalah mebel/furniture terlihat mahal yaitu mebel furniture classic tetapi minimalis juga bisa tergantung bahan yang dipakai. Hal tersebut adalah kasat mata yang biasa dijumpai di kehidupan sekarang ini, sebagai tamu yang sering bertamu ke rumah-rumah orang maka tamu itu sudah bisa menilai bahwa orang ini kaya atau tidak berdasarkan furniture dan desain bentuk yang penghuni rumah ini pakai.

6. Kualitas Produk

Menurut American Society for Quality dalam Kotler dan Keller (2009:143) kualitas produk adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Semakin tinggi pula tingkat kualitas maka akan semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan yang dihasilkan, yang mendukung harga yang lebih tinggi

(38)

dan biaya yang lebih rendah. Berdasarkan penjelasan diatas kualitas produk berarti berfokus kepada menciptakan produk yang baik maka akan memunculkan kualitas produk yang baik dan juga sudut pandang dari pelanggan mengenai produk tersebut

Menurut Kotler dan Keller (2009:4) berdasarkan levelnya, produk dapat dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu:

a. Produk inti, yang menawarkan manfaat dan kegunaan utama yang dibutuhkan pelanggan.

b. Produk dasar, mencerminkan fungsi dasar dari suatu produk.

c. Produk yang diharapkan merupakan sekumpulan atribut dan kondisi yang diharapkan pada saat pelanggan membeli.

d. Produk yang ditingkatkan, memberikan jasa dan manfaat tambahan sehingga membedakan penawaran pada perusahaan.

e. Produk Potensial, yaitu segala tambahan dan transformasi pada produk yang mungkin dilakukan di masa yang akan datang.

Setiap produk yang ditawarkan dimasyarakat tentu saja harus mempunyai manfaat bagi masyarakat. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:267) menyebutkan ada 3 tingkatan dalam sebuah produk : a. Manfaat inti

Manfaat inti berarti manfaat utama yang ditawarkan dari sebuah produk yang di buat. Contohnya adalah sebuah produk Furnniture produk tersebut dibuat karena memiliki manfaat sebagai tempat duduk, tempat meja makan, dan lain sebagainya.

(39)

b. Produk aktual

Produk aktual adalah bukti fisik dari produk yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen. Produk yang di tawarkan oleh perusahaan adalah seperti pengembangan fitur-fitur pada produk maupun jasa seperti desain produk, nama merek, dan kemasan dari sebuah produk.

c. Manfaat lebih

Manfaat lebih ini adalah manfaat yang diberikan perusahaan kepada konsumen sebagai manfaat lebih dari sebuah produk yang mereka tawarkan selain manfaat inti dari sebuah produk. contoh umumnya adalah web browser seperti google dan lainnya.

Pengguna tidak hanya menggunakan handphone sebagai sarana komunikasi jarak jauh, tetapi juga dapat menggunakan handphone sebagai sarana untuk mengakses informasi-informasi yang tersedia di halaman web browser tersebut. jadi produknya handphone tetapi manfaatnya ada 2 selain untuk berkomunikasi tetapi handphone juga dapat digunakan sebagai alat penerima informasi melalui web browser yang tersedia pada fitur handphone itu sendiri

Terdapat juga dimensi-dimensi dari kualitas produk. Menurut Tjiptono (2017:88) kualitas produk dapat dimasukkan kedalam 8 dimensi utama yaitu:

1. Kinerja (performance) : karakteristik operasi dasar dari suatu produk.

(40)

2. Fitur (features) : karakteristik pelengkap khusus yang bisa menambah pengalaman pemakaian produk. ahli-ahli menyatakan semakin banyaknya fitur yang tersedia didalam sebuah produk maka akan memunculkan daya tarik tersendiri kepada konsumen.

3. Reliabilitas : berarti probabilitas terjadinya kegagalan atau kerusakan produk dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka semakin andal produk yang bersangkutan.

4. Konformasi (comformance) : yaitu tingkat kesesuaian produk dengan standar yang ditetapkan. Di negara Indonesia produksi sebuah helm / pelindung kepala harus memiliki cap SNI (Standar Nasional Indonesia) maka itu baru dikatakan bahwa produk tersebut resmi dan boleh digunakan.

5. Daya tahan (durability) : jumlah pemakain produk sebelum produk yang bersangkutan harus digantikan dengan produk baru. Berarti kekuatan, keawetan penggunaan dalam sebuah produk juga diperhatikan.

6. Service ability : kecepatan dan kemudahan untuk direparasi, serta kompetensi dan keramahtamahan staf layanan.

7. Estetika (Aesthetic) : hal ini menyangkut penampilan produk yang bisa dinilai dengan panca indra. Tampilan sebuah produk penting guna menarik perhatian konsumen contohnya pada makanan dengan

(41)

bentuk makanan yang kelihatan cantik dan lezat maka akan mendatangkan rasa kepuasan tersendiri oleh pelanggannya.

8. Persepsi terhadap kualitas (Perceived Quality) : yaitu kualitas yang dinilai dengan panca indra.

Ada juga pendapat lain yang hampir sama dengan pendapat Tjiptono mengenai dimensi kualitas produk. Menurut Kotler dan Keller (2009 : 8) kualitas produk terbagi menjadi 8 dimensi yaitu

1. Bentuk (form), produk dapat dibedakan secara jelas dengan yang lainnya berdasarkan wujud atau bentuk, ukuran atau struktur fisik dari sebuah produk tersebut.

2. Ciri-ciri produk (Features), karakteristik pelengkap yang berguna menambah fungsi dasar dari sebuah produk.

3. Kinerja (performance), berkaitan dengan aspek fungsional dari pada sebuah barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli produk.

4. Kesesuaian (conformance), berkaitan dengan tingkat kesesuaian dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Kesesuaian disini adalah ketepatan antara desain produk dengan kualitas standar yang telah ditetapkan.

5. Ketahanan (durability), berkaitan dengan rentan umur sebuah produk apakah produk tersebut akan bertahan lama atau tidak itu berkaitan dengan daya tahan sebuah produk.

(42)

6. Kehandalan (reliability), berkaitan dengan kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu.

7. Kemudahan perbaikan (repairabillity), berkaitan dengan kemudahan untuk perbaikan atau perawatan atas produk jika mengalami kerusakan.

8. Gaya (style), menggambarkan penampilan produk dan kesan konsumen terhadap produk.

7. Harga

a) Harga adalah nilai tukar yang dibayarkan oleh setiap individu maupun kelompok untuk mendapatkan barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan masing – masing individu maupun kelompok. Menurut Kotler dan Keller (2016:483) harga merupakan salah satu elemen dari bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan dan

elemen lainnya menghasilkan biaya. Harga juga mengkomunikasikan posisi nilai yang diinginkan perusahaan dari produk atau mereknya.

Menurut Tjiptono dan Chandra (2017 : 374), harga merupakan satu – satunya elemen bauran pemasaran yang mendatangkan pendapatan. Harga produk adalah determinan utama bagi permintaan pasar atas produk yang bersangkutan. Harga mempengaruhi posisi bersaing dan pangsa pasar perusahaan.

(43)

Dampaknya adalah harga berpengaruh pada pendapatan dan laba bersih perusahaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan memperoleh uang melalui harga yang dibebankan atas produk atau jasa yang dijual.

b) Strategi penetapan harga

Penetapan harga merupakan alat strategi kunci untuk menciptakan dan menangkap nilai pelanggan. Harga mempunyai pengaruh langsung bagi perusahaan. Perusahaan harus memberikan ketetapan pada produk atau jasa yang mereka berikan guna memperjelas kepada pelanggan mengenai harga yang sudah ditetapkan, karena harga memiliki peran penting untuk menciptakan nilai pelanggan dan untuk membangun hubungan dengan pelanggan. Menurut Kotler dan Armstrong (2017:309) terdapat 3 jenis penetapan harga utama yaitu :

1) Penetapan harga berdasarkan nilai konsumen (customer value-based pricing) : perusahaan melakukan penetapan harga berbasis nilai pelanggan menggunakan persepsi nilai pembeli sebagai kunci penetapan harga. Penetapan harga berbasis nilai berarti bahwa pemasar tidak dapat merancang produk dan program pemasaran dan kemudian menetapkan harga. Perusahaan menilai apa kebutuhan pelanggan, lalu kemudian menetapkan harga target berdasarkan persepsi nilai pelanggan.

(44)

2) Penetapan Harga berdasarkan biaya (cost-based pricing) : biaya perusahaan dapat menjadi elemen penting dalam strategi penetapan harga. Penetapan harga berbasis biaya melibatkan penetapan harga berdasarkan biaya produksi, distribusi dan penjualan produk ditambah tingkat pengembalian yang adil untuk upaya dan risiko perusahaan.

Tipe-tipe biaya antara lain :

1. Biaya tetap (fixed cost) : biaya yang tidak berbeda dengan tingkat produksi atau penjualan.

2. Biaya variabel (variabel cost) : biaya yang berubah secara langsung dengan adanya tingkat produksi.

3. Biaya Total (total cost) : jumlah dari biaya tetap dan variabel untuk tingkat produksi tertentu.

3) Menentukan harga produk baru bisa sangat menantang.

Banyak sekali pertimbangan dalam menentukan harga produk baru. Menurut Kotler dan Armstrong (2017:332- 335) mengatakan bahwa ada beberapa strategi untuk menetapkan harga suatu produk baru yaitu :

a. Market-skimming pricing : penetapan harga dengan cara memberikan harga yang tinggi kepada produk yang baru diluncurkan untuk mendapatkan laba yang maksimal.

(45)

b. Market-penetration pricing: penetapan harga dengan cara memberikan harga yang rendah kepada produk baru yang dilakukan untuk mendapatkan pembeli yang banyak di pasar yang besar.

Penetapan harga juga memiliki tujuan menurut Tjiptono (2015:154) adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan jumlah pemakai

Mengurangi risiko ekonomi dari percobaan produk, menawarkan nilai yang lebih baik dibandingkan bentuk/kelas produk pesaing.

2. Menaikkan tingkat pembelian

Meningkatkan frekuensi konsumsi, menambah aplikasi/pemakaian dalam situasi yang lebih banyak.

3. Memperluas pasar yang dilayani

Melayani segmen yang berorientasi kepada harga, menawarkan versi produk yang lebih mahal.

4. Merebut pelanggan pesaing

Mengalahkan pesaing dalam harga, menggunakan harga untuk mengindikasikan kualitas tinggi.

5. Mempertahankan/ meningkatkan permintaan pelanggan saat ini Mengeliminasi keunggulan harga pesaing, menaikkan penjualan produk komplementer.

(46)

B. Indikator harga

Harga merupakan nilai yang sangat penting untuk diketahui masyarakat sebelum masyarakat memutuskan untuk membeli apa yang mereka inginkan. Menurut Stanton,1998 (dalam yusup, 2011:27) yaitu:

a. Keterjangkauan harga, yaitu penetapan harga yang dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan kemampuan daya beli konsumen. Dalam satu merek terdapat beberapa jenis produk yang berbeda ada yang mahal sampai yang murah. Dengan adanya keterjangkauan harga pelanggan dapat menentukan pilihan mereka kira-kira yang sesuai dengan kebutuhannya.

b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk, penetapan harga yang dilakukan perusahaan yang disesuaikan dengan kualitas produk yang dapat diperoleh konsumen.

c. Daya saing harga, yaitu penawaran harga yang dilakukan oleh perusahaan berbeda dan bersaing dengan yang diberikan oleh perusahaan lain pada jenis produk yang sama. Dalam posisi seperti ini konsumen akan mempertimbangkan keputusannya, karena produknya sama tetapi persaingan harga disinilah yang menentukan.

d. Kesesuaian harga dan manfaat, yaitu penetapan harga yang dilakukan oleh perusahaan yang sesuai dengan manfaat yang dapat diperoleh konsumen dari produk yang dikonsumsi.

(47)

8. Desain Produk

A. Definisi Desain Produk

Desain Produk Kotler dan Keller (2012:332) mendefinisikan

“Design is the totality of features that affect how a product looks, feels, and functions to a consumer.”. Hal itu berarti bahwa desain merupakan totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan, rasa dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelangan. Desain menawarkan tiga hal: Fungsi, Estetika, dan Daya Tarik Lebih Lanjut masih menurut Kotler dan Keller, desain yang baik bagi perusahan merujuk pada kemudahan dalam pembuatan dan distribusi. Sedangkan bagi konsumen, desain yang baik adalah produk yang indah atau bagus untuk dilihat, mudah di buka, dipasang, digunakan, diperbaiki, dan dibuang.

Menurut Kotler dan Keller (2008:10), ketika persaingan semakin kuat, desain menawarkan satu cara potensial untuk mendiferensiasikan serta mempromosikan produk dan jasa perusahaan. Desain merupakan faktor yang sering memberikan keunggulan kompetitif kepada sebuah perusahaan. Lalu menurut Agus Sachari (2005:7) mengatakan bahwa semakin bagus desain dari sebuah produk maka akan sangat mudah diterima konsumen dan desain tersebut akan menjadi ciri khas akan produk yang diproduksi.

Menururt Suptandar (1995:11), desain interior bertujuan untuk membuat manusia sebagai pemakai ruang dapat beraktifitas dalam

(48)

ruangan tersebut dengan efektif dan merasa nyaman. Berdasarkan pemaparan menurut para ahli desain berarti sebagai indikator yang membedakan antara satu produk dengan produk yang lainnya.

desain produk juga berhubungan dengan nilai keindahan yang ada, tidak semerta – merta produk di ciptakan tanpa memperhatikan desainnya akan seperti apa. Perusahaan harus dapat menciptakan suatu desain yang menarik dan juga futuristik seiring perkembangan zaman dan yang jelas berbeda dengan produk lainnya. semakin baik desain yang diberikan maka akan sangat mudah desain tersebut di terima oleh konsumen. Desain produk juga memiliki fungsi, fungsi dari desain produk antara lain :

a. Menjadi identitas (brand) dari sebuah produk.

b. Desain juga dapat melindungi produk.

c. Desain juga dapat menambah nilai sebuah produk.

B. Indikator Desain Produk

Indikator dapat memberikan sebuah jawaban mengenai apa keharusan yang sesuai dalam menciptakan sebuah desain yang baik dan layak diterima didalam masyarakat / pasar. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Achidah, Warso dan Hasiholan (2016) menunjukkan ada beberapa indikator desain produk yaitu :

a. Model Terbaru, model atau desain akan berganti bentuk, ukuran dan warna sesuai waktu yang telah ditentukan

(49)

b. Variasi Desain, desain yang ditawarkan mempunyai banyak ragam atau pilihan

c. Desain mengikuti trend, model atau desain produk mengikuti perkembangan zaman mulai dari warna, bentuk, dan ukuran d. Warna, dimana dengan karena adanya warna akan membuat

karya atau produk memiliki nilai lebih

9. Minat Beli Konsumen

Minat beli konsumen merupakan bagian dari perilaku setiap individu dalam mengkonsumsi barang maupun jasa. Minat beli adalah belum sampai dimana individu atau kelompok memutuskan untuk membeli atau sudah membeli produk, tetapi minat beli adalah tahap dimana konsumen membentuk pilihan mereka diantara beberapa merek barang atau jasa. Menurut Pramono (2012:136), minat beli konsumen merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap mengkonsumsi. Minat beli konsumen adalah tahap dimana konsumen membentuk pilihan mereka diantara beberapa merek yang tergabung dalam perangkat pilihan, kemudian pada akhirnya melakukan suatu pembelian pada suatu alternatif yang paling disukainya atau proses yang dilalui konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa yang didasari oleh bermacam pertimbangan

Menurut Kotler dan Keller (2009:15), minat beli merupakan perilaku yang muncul sebagai respons terhadap objek yang

(50)

menunjukkan keinginan konsumen untuk melakukan pembelian suatu barang atau jasa. Sedangkan menurut Durianto dan Liana (2004:44), minat beli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Minat beli berhubungan dengan perasaan dan emosi, bila seseorang merasa senang dan puas dalam membeli barang atau jasa maka hal itu akan memperkuat minat beli seseorang. Ketidakpuasan biasanya menghilangkan minat beli seseorang. Dari penjelasan yang ada di atas berarti minat beli adalah rasa yang timbul pada konsumen untuk memiliki suatu barang atau jasa karena konsumen merasa puas terhadap kualitas produk yang diberikan oleh perusahaan dalam pemasaran adanya rasa ingin membeli adalah sangat penting.

Minat untuk membeli dapat ditentukan oleh konsumen sendiri, baik dimana saja dan kapan saja konsumen akan di hadapkan dengan minat untuk memiliki sesuatu, disitu konsumen akan membandingkan atau mempertimbangkan barang atau jasa mana yang akan dipilih. Beberapa faktor yang membentuk minat beli konsumen menurut Kotler dan Keller (2009:18) yaitu :

a) Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal yaitu, intensitas sifat negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti

(51)

keinginan orang lain

b) Faktor situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat mengubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal tersebut tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah dia percaya diri dalam memutuskan akan membeli suatu barang atau tidak.

Menurut Durianto dan Liana (2004:32), dalam melaksanakan niat untuk membeli sesuatu konsumen tersebut dapat membuat lima sub minat beli konsumen. Yaitu:

a) Keputusan merek b) Keputusan pemasok c) Keputusan kuantitas d) Keputusan waktu

e) Keputusan metode pembayaran

Seorang indivdu dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang membuat individu melakukan kegiatan pembelian suatu barang maupun jasa. Sebagai makhluk sosial maka kita akan menerima informasi-informasi baik dari media maupun dari orang lain hal tersebut dapat mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan. Menurut Ferdinand (2009:129) dalam Hariani (2013:54) minat beli dapat diindentifikasikan melalui beberapa indikator untuk mempengaruhi minat beli seseorang yaitu :

(52)

a. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang dalam membeli sebuah produk.

b. Minat preferensial, yaitu menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki pregerensi utama pada produk tersebut.

c. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

d. Produk eksploratif, yaitu minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat – sifat positif dari produk yang mereka inginkan.

B. Penelitian-Penelitian Sebelumnya

1) Analisis Pengaruh Desain Produk dan Harga terhadap Minat Beli Konsumen Mebel Jati Jepara pada Toko Usaha Baru Furniture di Lubuk Alung

Penelitian yang dilakukan Sutiyem, Ravelby, Tismiyanti (2019) bertujuan untuk mengetahui pengaruh desain produk dan harga terhadap minat beli konsumen mebel jati Jepara pada toko usaha baru furniture di Lubuk Alung. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif assosiatif. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100 orang responden. Teknik yang dipakai adalah regresi linear berganda model hubungan desain produk (x1) dan harga (x2) terhadap minat beli konsumen

(53)

(y). Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel desain produk (X1) berpengaruh positif signifikan terhadap minat beli konsumen mebel jati jepara pada toko usaha baru furniture di Lubuk Alung.

2) Pengaruh Harga, Promosi dan Kualitas Produk terhadap Minat

Beli Konsumen pada Perusahaan A-36

Penelitian yang dilakukan Satria (2017) bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga, promosi dan kualitas produk terhadap minat beli konsumen pada usaha A-36. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah para konsumen dari usaha A-36 dengan jumlah 80 responden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Variabel bebas pada penelitian ini adalah harga (X1), Promosi (X2) dan Kualitas produk (X3).

Variabel terikat pada penelitian ini adalah minat beli (Y). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel harga, promosi dan kualitas produk berpengaruh secara simultan terhadap minat beli.

Variabel harga, promosi dan kualitas produk juga memiliki pengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian.

3) Pengaruh Desain Produk, Persepsi Harga dan Kualitas Produk terhadap Citra Merek untuk meningkatkan Minat Beli

Konsumen Sepatu Adidas Original

Penelitian yang dilakukan Anandia (2015) bertujuan untuk

(54)

Kualitas Produksi

H

H

Harga Minat beli

H

Desain Produk

H

mengetahui pengaruh variabel desain produk, harga dan kualitas produk terhadap citra merek untuk meningkatkan minat beli. Metode yang digunakan oleh peneliti dalam menemukan hasil penelitian menggunakan teknik probability sampling yaitu random sampling dengan sampel yang digunakan 150 responden masyarakat Kota Semarang yang telah membeli sepatu Adidas. Hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan desain produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra merek, persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra merk, kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap citra merk dan citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen.

C. Kerangka Konseptual

Untuk memudahkan memahami penelitian ini, maka penulis membuat kerangka penelitian sebagai berikut :

(55)

Gambar II.1

Kerangka Konseptual Penelitian Keterangan:

: menunjukkan pengaruh secara parsial : menunjukkan pengaruh secara simultan

D. Pengembangan Hipotesis

1. Pengaruh Kualitas Produk terhadap Minat Beli

Kualitas produk merupakan kemampuan suatu barang untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai bahkan melebihi dari apa yang diinginkan oleh pelanggan. Berdasarkan levelnya yang terbagi menjadi produk inti, produk dasar, produk yang diharapkan, produk yang ditingkatkan, dan produk potensial. Menurut Kotler dan Keller (2009:4), kualitas produk adalah salah satu hal yang sangat diperhatikan oleh pelanggan jika ingin membeli sesuatu baik barang maupun jasa. Semakin tinggi kualitas produk yang diciptakan perusahaan untuk para pelanggan, maka pelanggan akan melihat itu seperti nilai tersendiri didalamnya.

Pada bidang properti sebuah produk bangunan dan juga bahan- bahan dari pembangunan bangunan, pembuatan furniture tersebut sangatlah penting untuk melihat kualitas produk yang dihasilkan. Minat beli yang tinggi dapat dibentuk oleh adanya kualitas produk yang menarik. Penelitian yang dilakukan Satria (2017) menunjukkan bahwa

(56)

kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat dirumuskan hipotesis:

H1 : Kualitas produk secara parsial berpengaruh signifikan terhadap minat beli.

2. Pengaruh Harga terhadap Minat Beli

Harga merupakan salah satu elemen dari bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan dan elemen lainnya menghasilkan biaya. Harga juga mengkomunikasikan pemposisian nilai yang diinginkan perusahaan dari produk atau merknya. Harga memiliki peran yang sangat penting dalam proses transaksi jual beli barang maupun jasa. Harga adalah nilai yang diberikan perusahaan untuk menentukan nilai dari sebuah produk yang akan di jual. Harga adalah nilai tukar yang dibayarkan oleh setiap individu maupun kelompok untuk mendapatkan barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan masing – masing individu maupun kelompok.

Menurut Kotler dan Keller (2016:483), harga merupakan salah satu elemen dari bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan dan elemen lainnya menghasilkan biaya. Menurut Ferdinand (2008:121), harga adalah salah satu variabel penting dalam pemasaran, dimana harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk. untuk melihat minat beli konsumen, harga juga berperan sangat penting. Tingkat

Gambar

Gambar I.1 Data Perkembangan Industri Furniture  Sumber : Data Industri
Gambar II.1
Tabel III.1
Tabel III.2  Skala Likert  Keterangan  Skor  Sangat setuju (SS)  5  Setuju (S)  4  Netral (N)  3  Tidak Setuju (TS)  2
+7

Referensi

Dokumen terkait

store atmosphere merupakan salah satu strategi pemasaran yang efektif dalam menarik minat beli konsumen untuk datang dan melakukan pembelian yang berfokus pada

Berdasarkan hasil wawancara dengan Diella diatas, dapat disimpulkan bahwa promosi melalui Blackberry Messenger adalah satu-satunya alat promosi yang efisien untuk

Strategi komunikasi pemasaran terpadu (IMC) yang diimplementasikan oleh SFA Steak dan Resto Surakarta dalam menarik minat konsumen untuk membeli ini menggunakan

a.. Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui besarnya biaya produksi Adinda Furniture untuk memproduksi produk mebelnya baik itu secara proses maupun secara

Penelitian yang dilakukan Alfin MF Mufreni 2016 dengan judul “Pengaruh desain produk, bentuk kemasan dan bahan kemasan terhadap minat beli konsumen studi kasus teh hijau serbuk

Kemudian di lakukan perancangan usulan strategi yang tepat guna menarik minat calon mahasiswa baru untuk berkuliah di FST UIN Suska Riau berdasarkan hasil

Untuk Karyawan Swasta Generasi Z dan Milenial Bagi karyawan swasta generasi Z dan milenial, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan antara lain, menjaga Worklife Balance guna

Selain itu juga word of mouth menjadi bentuk strategi dari bauran komunikasi pemasaran yang sangat efektif dalam menarik minat konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan berdasarkan