30
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian adalah perspektif yang digunakan untuk melihat sudut pandang untuk melihat realita. Paradigma penelitian adalah perspektif penelitian yang digunakan untuk mengetahui tentang bagaimana seorang peneliti melihat sebuah realitas, fenomena, serta cara yang digunakan dalam penelitian dan cara-cara yang digunakan dalam menginterpretasikan temuan (Pujileksono, 2015, p. 26).
Paradigma merupakan sebuah cara pandang, kerangka berpikir umum mengenai teori dan fenomena yang terjadi. Paradigma penelitian terdiri dari paradigma transformatif, konstruktivisitik, paradigma pragmatis, dan paradigma post-positivistik (Cresswell, 2014, p.6). Paradigma ini menggunakan paradigma post-positivistik, karena penelitian ini mengacu pada studi kasus dan bertujuan untuk menganalisa strategi media sosial dari akun
@noapologiesindonesia
Seorang peneliti yang menggunakan paradigma post-positivisme, memandang penelitian sebagai rangkaian proses yang logis dengan keragaman perspektif partisipan, daripada berpegang pada satu realitas tunggal. Paradigma post-positvisme lebih mempercayai proses verifikasi terhadap suatu temuan hasil observasi melalui berbagai macam metode (Creswell, 2017, p.31). Dengan demikian, suatu ilmu mencapai objektivitas apabila telah diverifikasi dengan berbagai cara. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan paradigma post-
31 positivisme dalam penelitian ini untuk menganalisis validitas dari implementasi strategi media sosial @noapologiesindonesia.
3.2 Jenis dan Sifat Penelitian
Penelitian kualitatif adalah penganut aliran fenomenologis yang berfokus pada kegiatan penelitian ilmiahnya dengan jalan penguraian (describing) dan pemahaman (understanding) terhadap gejala-gejala sosial yang ditelitinya. Pada penelitian kualitatif fokus masalah penelitian diharapkan sesuai dengan fakta di lapangan, mementingkan perspektif, dan fakta-fakta ataupun informasi (Hardani, et al., 2020, p. 39).
Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan sifat deskriptif. Karena ingin meneliti dengan dalam bagaimana implementasi dari strategi media sosial @noapologiesindonesia untuk membentuk kesadaran masyarakat akan bahayanya seks bebas.
Penelitian ini bersifat deskriptif karena penelitian deskriptif merupakan penelitian yang diarahkan untuk memberikan fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifat-sifat dari daerah tertentu (Hardani, et al., 2020, p. 53).
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dalam penelitian Strategi Media Sosial No Apologies Indonesia Dalam Meningkatkan Kesadaran Remaja Soal Bahayanya Seks Bebas. Yin (2018, p. 35) menyatakan “apabila pertanyaan penelitian yang digunakan adalah
“mengapa” dan “bagaimana”, maka metode studi kasus sangat tepat untuk digunakan.”
32
3.4 Sumber data (Key informan dan Informan)
Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik ini akan menyeleksi informan yang akan diwawancara berdasarkan kriteria yang ditentukan berdasarkan tujuan riset, sehingga informan dapat menjawab dan memenuhi kebutuhan riset (Kriyanto, 2016, p.318).
Key informan sangat penting untuk keberhasilan sebuah penelitian studi kasus karena wawancara dengan key informan bersifat open ended (Yin, 2018, p.144). Terdapat 1 key informan dan 1 informan dan 1 narasumber ahli yang menyediakan sumber data, yaitu:
1. Asisten Direktur FOFI, Feriyanti Harefa sebagai Informan Penelitian Dipilihnya asisten direktur FOFI karena beliau turun langsung dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi atau monitoring dari media sosial Instagram NA. Beliau juga bertanggungjawab dalam menganalisa setiap konten NA dapat di unggah ke Instagram, baik itu dari feeds, Instagram Story, dan juga Instagram TV.
2. Admin Media Sosial FOFI dan NA, Theofani Boediono sebagai Informan Penelitian
Admin akun Media Sosial Instagram NA dipilih karena admin ini lah yang membuat konten dan juga berhadapan langsung dengan target no apologies Indonesia. Selain itu, admin pula yang membuat perencanaan, pelaksanaan, dan juga evaluasi untuk media social Instagram NA.
33 3. Narasumber ahli di bidang media sosial, Past Novel Larasaty, MA
Past Novel merupakan dosen di London School Public Relations. Ahli di bidang public relations khususnya media sosial.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dapat berasal dari berbagai sumber. Di dalam penelitian studi kasus terdapat enam teknik pengumpulan data, yaitu (Yin, 2018, p.138-144):
1. Wawancara
Merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang sangat penting, karena wawancara dapat sangat membantu dalam memberikan penjelasan seperti bagaimana dan kenapa. Hal itu bisa menjadi kata kunci dari sudut pandang narasumber. Wawancara studi kasus akan menyerupai percakapan bukan pertanyaan, jadi pertanyaan-pertanyaan yang diberikan akan mengalir.
Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam melakukan wawancara, yang pertama adalah
1. mengikuti jalur pertanyaan yang telah disiapkan
2. mengajukan pertanyaan dengan cara yang tidak memihak / netral
Dalam melakukan wawancara perlu mendapatkan menjawab pertanyaan yang memang seharusnya dijawab dan
34 mengajukan pertanyaan yang ringan, ramah, serta tidak mengancam. Hasil wawancara biasanya menggunakan alat perekam, sebagai preferensi pribadi. Rekaman suara memberikan hasil yang lebih akurat daripada mencatat.
Namun wawancara tidak boleh dilakukan ketika narasumber menolak untuk direkam, merasa tidak nyaman, dan tidak adanya perencanaan spesifik untuk menyalin atau mendengarkan isinya secara sistematis.
2. Dokumentasi
Dalam bukunya, Yin menjelaskan bahwa informasi dokumentasi baik dalam bentuk kertas ataupun elektronik mungkin relevan dengan setiap topik studi kasus. Jenis informasi dokumentasi harus menjadi objek rencana pengumpulan data eksplisit. Contohnya adalah;
1. Email, surat, dan dokument pribadi, seperti buku harian, kalender, dan catatan.
2. Agenda, pengumuman serta acara laporan lainnya.
3. Dokumen administrasi, seperti proposal contohnya dan catatan internal lainnya.
4. Kajian atau evaluasi formal terkait dengan kasus yang sedang diteliti.
5. Artikel lain yang muncul di media massa atau surat kabar.
35 Tipe dokumentasi meningkatkan ketersediaan pencarian internet. Dokumentasi berguna meskipun tidak akurat dan mungkin tidak kekurangan bias. Dokumen harus hati-hati untuk digunakan dan tidak langsung diterima sebagai rekaman literal. Untuk riset studi kasus yang paling penting dalam dokumentasi itu adalah untuk menguatkan dan menambah bukti dari sumber. Pertama dokumentasi berguna untuk memverifikasi penulisan yang tepat untuk judul, atau nama orang. Kedua dokumen bisa memberikan detail yang spesifik untuk menguatkan informasi penelitian. Ketiga dokumentasi bisa membuat kesimpulan dalam dokumen.
3.6 Keabsahan Data
Keabsahan data memiliki kredibilitas dan validitas, sehingga kebenaran
akan informasinya dapat terjamin. Pengujian keabsahan data kualitatif menggunakan metode triangulasi data dengan beragam sumber, metode, dan teori sebagai bukti penguat. Biasanya, proses ini menggumpulkan data dari berbagai sumber yang berbeda untuk mendapatkan tema dan perspektif.
Terdapat 4 macam triangulasi data, yaitu (Yin, 2018, p.154):
1. Of data sources atau Triangulasi Sumber
2. Among different evaluations atau Triangulasi Investigasi 3. Of perspectives to the same data set atau teori triangulasi 4. Of methods atau Triangulasi metodologi
36 Dari keempat jenis triangulasi di atas, penelitian ini menggunakan triangulasi sumber. Karena dalam penelitian ini menggunakan 3 narasumber sebagai sumber data terkuat. Hasil wawancara dengan para narasumber menjadi tolak ukur dalam mengkonfirmasi kebenaran data dari sumber yang satu dengan yang lainnya.
3.7 Teknik Analisis Data
Ada lima teknik analisis data: pertama ada Pattern Matching; kedua ada
Explanation Building; ketiga adalah Time-series Analysis; keempat ada Logic Models; kelima ada Cross-case Synthesis. Kemudian, akan menggunakan Teknik analisis data Pattern Matching. Pattern Matching adalah salah satu Teknik analisis data yang bersifat deskriptif, biasanya menggunakan pola
“Mengapa” dan “Bagaimana” dari studi kasus yang diteliti (Yin, 2018, p. 205).
Penelitian ini berfokus pada perbandingan antara proses hingga hasil secara teoritis, hingga praktik yang dilakukan oleh @noapologiesindonesia. Analisis ini dilakukan agar dapat memperdalam informasidan data yang didapatkan.