• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI OLEH MONICA FEBRINA PASARIBU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI OLEH MONICA FEBRINA PASARIBU"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK, DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PENCUCI

WAJAH POND’S PADA MAHASISWA AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI MEDAN

OLEH

MONICA FEBRINA PASARIBU 140502158

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK PENCUCI

WAJAH POND’S PADA MAHASISWA AKUNTANSI POLITEKNIK NEGERI MEDAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Produk Pencuci Wajah Pond’s pada Mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Medan dan juga untuk mengetahui dan menganalisis faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian. Penelitian ini dilakukan pada Mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Medan yang masih aktif pada tahun 2015-2017 yang pernah membeli dan menggunakan Produk Pencuci Wajah Pond’s. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi linier berganda. Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif, dan data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi dan daftar pertanyaan yang pengukurannya menggunakan skala likert. Data diolah secara statistik dengan program SPSS for windows, yaitu model uji t, uji f, dan koefisien determinan (R2). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara serempak Harga, Kualitas Produk dan Citra Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian Produk Pencuci Wajah Pond’s pada Mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Medan. Secara parsial, masing-masing variabel Kualitas Produk dan Citra Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian sedangkan variabel Harga berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Kualitas Produk merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi Keputusan Pembelian Produk Pencuci Wajah Pond’s pada Mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Medan. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,407 yang berarti variabilitas variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas yaitu Harga, Kualitas Produk dan Citra Merek adalah sebesar 40,7% sedangkan sisanya sebesar 59,3% dapat dijelaskan oleh variabel yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata Kunci: Harga, Kualitas Produk, Citra Merek, Keputusan Pembelian

(7)

THE INFLUENCE OF PRICE, PRODUCT QUALITY AND BRAND IMAGE ON THE PURCHASE DECISION OF POND’S FACE

WASH ON STUDENTS OF ACCOUNTING POLITEKNIK NEGERI MEDAN

The purpose of this research was to determine and analyze the influence of price, product quality and brand image on the purchase decisions of Pond’s Face Wash on Students of Accounting Politeknik Negeri Medan and to know and analyze the most dominant factor to influence purchase decisions. The research was conducted on college students of Accounting Politeknik Negeri Medan. The population in this research were the student of Accounting Politeknik Negeri Medan that are still active in 2015 until 2017. Data analyzing method is by using descriptive analyzing method and multiple linear regression. This research is study associative, and this research is using primary and secondary data which was obtained by documentation study and quesionnaire whose measurement is using likert differential scale. Data was processed statistically by using SPSS for windows, namely T-test, F-Test, and identification of the determinant (R2). As the result of this research, based on Simultaneous test, it is proved that the factor of price, product quality and brand image have a positive and significant influence on purchase decision of Pond’s Face Wash on Students of Accounting Politeknik Negeri Medan. Partially, product quality and brand image each have a significant and positive effects on purchase decision but price have not significant and positive. Product Quality the most dominant variable influencing the purchase decision of Pond’s Face Wash on Students of Accounting Politeknik Negeri Medan. The value of Adjusted R Square

= 0,407, means the variability of dependent variable explained by independent variables price, product quality and brand image are 40,7%, while the remaining are 59,3% was explained by others variables which were not examined in this research.

Keywords: Price, Product Quality, Brand Image, Purchase Decision

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan kasih-Nya kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pencuci Wajah Pond’s pada Mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Medan” guna memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua yakni, Bapak Naek Pasaribu, dan Ibu Murni Simanjuntak yang telah membesarkan peneliti dengan segala kekuatan luar biasa yang tidak dapat terbalas, peneliti mengucapkan terima kasih yang tulus dan tak terhingga kepada kedua orang tua peneliti. Pada kesempatan ini peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Amlys Syahputra Silalahi, M.Si dan Bapak Doli Muhammad Jafar Dalimunthe, SE, M.Si selaku selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran dalam penulisan skripsi ini.

(9)

4. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea, SE, MM dan Bapak Liasta Ginting, SE, M.Si, selaku Dosen Penguji 1 dan Penguji 2 yang telah membantu dan memberikan saran untuk kesempurnaan dalam pengerjaan skripsi ini.

5. Adik kandung peneliti, Pesta Maria Pasaribu dan Lothar Mateus Pasaribu.

Terima kasih telah mendukung, memberikan semangat dan doa kepada peneliti dalam pengerjaan skripsi ini.

6. Abang terkasih peneliti, Raja Gani Hutapea. Terimakasih atas segala dukungan, doa, semangat, yang selalu setia mendengarkan keluh kesah saya setiap hari.

7. Sahabat-sahabat terbaik yang menemani selama penelitian, Nathasia Munte, Yemima Tarigan, Kak Mitha, dan Jessica. Terima kasih atas semua dukungan, semangat, doa, tenaga, waktu dan selalu bersama-sama dalam suka maupun duka dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat terbaik sedari dulu Veronica, Desy, Kristin, Bonike, Calista, Inka, Pesta, Bobby, Kak Febryn, Rebecca, Mona, Cathrine, Sartika, Katerin, Yuli, Kiki, Octy, Rosy, dan Sasmita. Terima kasih atas dukungan dan doa yang diberikan kepada peneliti dalam pengerjaan skripsi ini.

9. Terkhusus teman-teman seperjuangan kampus yang sangat membantu dalam penelitian ini, Mercy, Delima, Nurafni, Sarma, Halan, Daniel, Renova serta teman-teman Manajemen angkatan 2014 lainnya yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu. Terima kasih atas arahan, dukungan, semangat, doa, tenaga dan waktu yang diberikan kepada peneliti dalam pengerjaan skripsi ini.

(10)

10. Teman-teman PEMUDA/I GEREJA GKPI TIUNG RAYA. Terima kasih atas semangat dan doa yang diberikan kepada peneliti dalam pengerjaan skripsi ini

Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.

Medan, September 2018 Peneliti,

Monica Febrina Pasaribu 140502158

(11)

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Uraian Teoritis ... 10

2.1.1 Pengertian Pemasaran ... 10

2.1.2 Bauran Pemasaran ... 10

2.2 Harga ... 11

2.2.1 Definisi Harga ... 11

2.2.2 Dimensi Harga ... 11

2.3 Kualitas Produk ... 12

2.3.1 Definisi Produk ... 12

2.3.2 Klasifikasi Produk ... 14

2.3.3 Pengertian Kualitas Produk ... 17

2.3.4 Dimensi Kualitas Produk ... 18

2.4 Citra Merek ... 19

2.4.1 Definisi Citra Merek ... 19

2.4.2 Dimensi Citra Merek ... 21

2.5 Keputusan Pembelian ... 22

2.5.1 Pengertian Keputusan Pembelian ... 22

2.5.2 Proses Pengambilan Keputusan ... 23

2.6 Penelitian Terdahulu ... 25

2.7 Kerangka Konseptual ... 27

2.8 Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

3.3 Batasan Operasional ... 31

3.4 Defenisi Operasional Variabel ... 32

3.5 Skala Pengukuran ... 33

(12)

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 36

3.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 37

3.9.1 Uji Validitas ... 37

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 38

3.10 Teknik Analisis Data ... 39

3.10.1 Analisis Deskriptif ... 39

3.10.2 Analisis Regresi Linear Berganda ... 40

3.11 Uji Asumsi Klasik ... 40

3.12 Uji Hipotesis ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 46

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 46

4.1.1 Sejarah Perusahaan ... 46

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 50

4.1.3 Logo Perusahaan ... 51

4.1.4 Jenis-jenis Produk Pencuci Wajah Pond’s ... 53

4.2 Analisis Deskriptif ... 54

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... 55

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ... 56

4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 67

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 68

4.4 Pengujian Hipotesis ... 73

4.5 Pembahasan ... 76

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

5.1 Kesimpulan ... 83

5.2 Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 87

DAFTAR LAMPIRAN ... 90

(13)

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Perusahan yangMengeluarkan Produk Pencuci Wajah ... 2

1.2 Top Brand Merek Kategori Perawatan Pribadi ... 5

1.3 Tabel Wawancara ... 7

2.1 Penelitian Terdahulu ... 25

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 32

3.2 Skor Pendapat Responden ... 33

3.3 Uji Validitas ... 38

3.4 Uji Reliabilitas ... 39

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi ... 55

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk ... 56

4.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga (X1) ... 57

4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kualitas Produk (X2) ... 58

4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Citra Merek (X3) 62 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keputusan Pembelian (Y) ... 65

4.7 Variables Entered ... 67

4.8 Regresi Linier Berganda ... 68

4.9 Uji Klmogorov-Smirnov ... 70

4.10 Uji Glejser ... 72

4.11 Uji Multikolinearitas ... 73

4.12 Uji Secara Serempak (Uji F) ... 74

4.13 Uji Parsial (Uji t) ... 75

4.14 Uji Koefisien Determinasi (𝑅2) ... 76

(14)

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Lima Tahap Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 23

2.2 Kerangka Konsepual ... 29

4.1 Logo Perusahaan ... 51

4.2 Jenis-jenis Pencuci Wajah Pond’s ... 54

4.3 Histogram Uji Normalitas ... 69

4.4 P-Plot Uji Normalitas ... 70

4.5 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas ... 71

(15)

No. Lampiran Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 90

2. Data Jawaban Responden ... 93

3. Uji Validitas ... 97

4. Uji Realibilitas ... 97

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Program Studi ... 97

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Stambuk ... 97

7. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga (X1) ... 98

8. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kualitas Produk (X2) ... 98

9. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Citra Merek (X3) ... 98

10. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Keputusan Pembelian (Y) ... 98

11. Variables Entered ... 99

12. Regresi Linier Berganda ... 99

13. Histogram Uji Normalitas ... 99

14. P-Plot Uji Normalitas ... 100

15. Uji Kolmogrov-Smirnov ... 100

16. Scatterplot Uji Heteroskedastisitas ... 100

17. Uji Glejser ... 101

18. Uji Multikolinearitas ... 101

19. Uji Secara Serempak (Uji F) ... 101

20. Uji Parsial (Uji t) ... 102

21. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 102

(16)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wanita tidak dapat dipisahkan dari kosmetik. Banyak beredar kosmetik di pasaran, salah satunya pembersih wajah untuk membersihkan wajah dari banyaknya aktivitas sehari-hari yang harus dilakukan diluar rumah yang membuat wajah terkena sinar matahari atau debu yang menempel di wajah dan itu menyebabkan kulit wajah menjadi tidak sehat. Untuk membersihkan wajah tidak cukup dengan menggunakan air bersih saja. Oleh karena itu, banyak wanita yang mengaplikasikannya dengan pembersih wajah.

Fenomena ini menimbulkan peluang bisnis yang cukup menjanjikan bagi pelaku bisnis yang bergerak dibidang industri, khususnya yang bergerak dibidang perawatan wajah. Oleh karena itu, sekarang banyak beredar di pasaran produk untuk perawatan wajah, khususnya produk pembersih wajah dengan berbagai ragam merek produk dan kualitasnya. Hal ini membuat para konsumen memiliki rasa ingin mencoba produk-produk tersebut yang akhirnya membuat konsumen tersebut dapat berpindah merek dari satu produk pembersih wajah ke produk pembersih wajah lainnya, sampai akhirnya konsumen tersebut menemukan produk pembersih muka yang cocok.

Berangkat dari asumsi akan pentingnya menjaga dan merawat wajah untuk meningkatkan kepercayaan diri seseorang, maka banyak produsen yang meluncurkan produk pencuci wajah di pasar. Hal ini menyebabkan persaingan yang tinggi antara produsen yang satu dengan produsen yang lain. Dalam persaingan ini

(17)

masing-masing perusahaan memproduksi pencuci wajah dengan keunggulan- keunggulan yang dimiliki masing-masing. Berikut ini akan diperlihatkan dalam bentuk Tabel 1 perusahaan-perusahaan dalam industri pencuci wajah.

Tabel 1.1

Perusahaan yang Mengeluarkan Produk Pencuci Wajah

No Perusahaan Produk

1 Unilever Pond’s

2 L’Oreal Garnier

3 Vitapharm Viva

4 Kino Ovale

5 Martha Tilaar Group Sariayu Sumber: www.google.com/

Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa cukup banyak perusahaan yang muncul di Indonesia sehingga mengakibatkan persaingan. Produk pencuci wajah di Indonesia dikuasai oleh beberapa perusahaan besar seperti Unilever menghasilkan produk Pond’s, L’Oreal menghasilkan produk Garnier, Vitapharm menghasilkan produk Viva, Kino menghasilkan produk Ovale, Martha Tilaar menghasilkan produk Sariayu. Dengan banyaknya merek pencuci wajah yang beredar di pasar menyebabkan konsumen bebas untuk menentukan produk pencuci wajah mana yang akan digunakan. Beragam pertimbangan muncul seperti pemilihan berdasarkan harga, kualitas produk, dan citra merek menjadi pertimbangan konsumen.

Menurut Kotler dan Amstrong (2011:149), menyatakan bahwa, “Purchase decision is the buyer’s decision about which brand to purchase” yang artinya bahwa Keputusan pembelian adalah tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian produk. Banyak pertimbangan yang dilakukan konsumen memutuskan untuk membeli suatu produk. Keputusan pembelian oleh

(18)

konsumen adalah keputusan yang melibatkan persepsi terhadap harga, kualitas produk, dan citra merek.

Harga merupakan komponen penting atas suatu produk, karena akan berpengaruh terhadap keuntungan produsen. Harga juga memiliki perananan yang sangat penting dalam mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli suatu produk, sehingga harga sangat menentukan keberhasilan pemasaran suatu produk.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:345) harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa. Setelah produk yang diproduksi siap untuk dipasarkan, maka perusahaan akan menentukan harga dari produk tersebut. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa harga menjadi peranan yang sangat penting dalam pemasaran dan menjadi suatu nilai yang melekat dan tidak terpisahkan pada suatu barang dan nilai tersebut dinyatakan dengan alat tukar.

Kualitas Produk mempunyai arti penting bagi perusahaan karena tanpa adanya produk, perusahaan tidak akan dapat melakukan apapun bagi usahaannya.

Menurut Tjiptono (2012:51), kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan. Oleh karena itu faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan terhadap konsumen adalah kepuasan dan tingkat pembelian kembali konsumen tersebut. Tujuan pembentukan umum kualitas produk itu sendiri adalah untuk meyakinkan konsumen bahwa produk yang terbaik menurut konsumen. Setiap perusahaan yang menginginkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan, maka akan

(19)

berusaha membuat produk yang berkualitas, yang ditampilkan baik melalui ciri-ciri luar (design) produk maupun inti (core) produk itu sendiri. Namun jika harapan pelanggan tidak terpenuhi, maka pelanggan akan menganggap bahwa sebuah produk mutunya rendah. Hal ini berarti bahwa kualitas produk dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.

Citra Merek merupakan keseluruhan persepsi terhadap suatu merek yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber setiap waktu. Merek memegang peranan yang penting dalam pemasaran. Menurut Kotler dan Keller (2009:406) citra merek adalah sejumlah keyakinan, ide, dan kesan yang dipegang oleh seseorang tentang sebuah objek. Citra merek berdasarkan memori konsumen tentang suatu produk, sebagai akibat apa yang dirasakan oleh seseorang terhadap merek tersebut. Perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap suatu merek akan membentuk citra tersebut dan akan tersimpan dalam memori konsumen.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa citra merek adalah persepsi konsumen tentang suatu merek dimana berdasarkan memori konsumen tentang suatu produk, sebagai akibat dari apa yang dirasakan oleh konsumen terhadap merek tersebut.

Salah satu produk pencuci wajah yang banyak diminati oleh konsumen adalah produk pencuci wajah Pond’s yang merupakan produk kecantikan dari perusahaan Unilever yang berasal dari negara Amerika Serikat.

Sabun cuci muka Pond’s adalah salah satu merek dagang sabun muka yang beredar di masyarakat. Perusahaan Pond’s telah berdiri sejak tahun 1846 yang bernama Pond’s Institute yang merupakan anak perusahaan dari Unilever. Pada

(20)

awalnya POND’S Institute dibangun sebagai pusat penelitian untuk menjawab kebutuhan perempuan. Kemudian Pond’s mengembangkan beragam produk terkait kebutuhan perempuan di bidang kecantikan, salah satunya adalah sabun pencuci muka. (Sumber: http://www.pondsinstitute.com/id/ponds_institute.aspx)

Di jaman modern ini perusahaan yang berani bersaing di bidang produk pencuci wajah bukan hanya Pond’s. Banyak sekali perusahaan lain bermunculan untuk meramaikan persaingan sehingga perkembangan produk pencuci wajah tersebut dari tahun ke tahun mengalami perubahan. Berikut adalah tabel 1.2 Top Brand Indek Kategori Perawatan Pribadi produk pencuci wajah di Indonesia dalam tiga tahun terakhir:

Tabel 1.2

Top Brand Indek Kategori Perawatan Pribadi

No 2017 2016 2015

Produk TBI Produk TBI Produk TBI

1 Pond’s 28,6% Pond’s 36,1% Pond’s 38,4%

2 Garnier 12,5% Viva 11,1% Garnier 10,4%

3 Viva 11,8% Garnier 8,8% Ovale 7,7%

4 Sariayu 6,2% Wardah 3,8% Viva 6,2%

5 Ovale 4,7% Sariayu 3,7% Sariayu 3,9%

Sumber: www.topbrand-award.com 2015, 2016, 2017.

Dari tabel top brand tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2015 Pond’s menempati posisi pertama sebagai kategori perawatan pribadi dengan nilai 38,4%.

Kemudian pada tahun 2016, Pond’s kembali menempati posisi pertama namun mengalami penurunan persentase dengan nilai 36,1%. Di tahun 2017, kembali mengalami penurunan persentase namun masih menduduki posisi pertama di kategori perawatan pribadi dengan nilai 28,6%. Kesimpulan tabel tersebut bahwa pada tiga tahun terakhir, Pond’s menduduki posisi teratas namun mengalami

(21)

penurunan persentase dari tahun 2015 sampai tahun 2017. Dengan demikian keterangan tersebut menunjukkan bahwa pencuci wajah Pond’s mengalami penurunan persentase mulai dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2017.

Hal ini terjadi kemungkinan faktor penurunan persentase tersebut adalah harga. Harga yang ditawarkan mungkin tidak sesuai dengan kualitas yang diharapkan oleh pelanggan atau harga tidak sebanding dengan manfaat yang diinginkan pelanggan. Faktor harga juga tidak kalah penting karena harga juga sebagai salah satu faktor keputusan pembelian konsumen terhadap barang yang ingin dibeli. Konsumen mengharapkan harga produk pencuci wajah Pond’s dapat dijangkau dibanding dengan produk sejenis lainnya.

Kemungkinan faktor lain karena kualitas produk. Faktor kualitas produk tidak kalah penting karena kualitas produk juga sebagai faktor penentu tingkat kepuasan yang diperoleh pembeli setelah melakukan pembelian dan pemakaian terhadap suatu produk. Konsumen mengharapkan kualitas produk sesuai dengan ekspektasi yang diharapkan oleh konsumen.

Citra merek juga menjadi salah satu faktor yang memungkinkan penurunan keputusan pembelian pencuci wajah Pond’s. Dilihat dari variabel-variabel sebelumnya, yaitu harga dan kualitas pencuci wajah Pond’s kemungkinan kurang memperhatikan harga dan kualitas produknya, padahal kedua variabel tersebut mempengaruhi citra merek dari pencuci wajah Pond’s itu sendiri. Maka citra merek dari pencuci wajah Pond’s kurang berkesan positif di benak konsumen sehingga kemungkinan berpengaruh juga dalam penurunan keputusan pembelian pada konsumen.

Mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Medan adalah salah satu segmen

(22)

pasar dari produk pencuci wajah Pond’s, karena program studi di jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Medan didominasi oleh mahasiswa perempuan seperti jurusan Akuntansi, Keuangan dan Perbankan. Dalam hal ini Mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Medan juga akan menjadi sasaran objek dalam riset penelitian karena sesuai dengan program studi yang disebutkan diatas, penampilan juga diperhatikan pada saat Mahasiswa hendak melamar pekerjaan sesuai dengan program studi masing- masing. Dan Mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Medan juga sangat sensitif terhadap harga, kualitas produk, citra merek yang akan dibelinya.

Maka peneliti telah melakukan wawancara pada bulan Maret 2018 kepada 30 orang mengenai penggunaan produk pencuci wajah berdasarkan merek yang mereka gunakan. Hal tersebut dapat terlihat pada Tabel 1.2 berikut ini.

Tabel 1.3 Tabel Wawancara

Merek Responden

Pond’s 20

Garnier 4

Wardah 3

Merek lainnya 3

Total 30 orang

Sumber : Hasil Wawancara (Maret 2018)

Dari Tabel 1.3 terdapat 20 orang yang menggunakan produk pencuci wajah merek Pond’s dan selebihnya menggunakan merek lain. Hal tersebut dikarenakan, manfaat yang ditawarkan oleh produk pencuci wajah merek Pond’s sesuai dengan kebutuhan Mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Medan dibandingkan produk merek lainnya. Namun demikian, ada juga yang menyatakan bahwa produk pencuci wajah merek Pond’s masih memiliki kekurangan baik dari segi harga, kualitas produk, dan citra merek sehingga mereka memilih menggunakan produk pencuci

(23)

wajah merek yang lain.

Dari latar belakang masalah tersebut, maka dalam penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Produk Pencuci Wajah Pond’s pada Mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Medan.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah harga, kualitas produk, dan citra merek berpengaruh secara bersamaan terhadap pengambilan keputusan pembelian produk pencuci wajah Pond’s pada Mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Medan?

2. Apakah harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk pencuci wajah Pond’s pada Mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Medan?

3. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk pencuci wajah Pond’s pada Mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Medan?

4. Apakah citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk pencuci wajah Pond’s pada Mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan peneliti melakukan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga, kualitas produk, dan citra merek secara bersamaan terhadap keputusan pembelian produk pencuci wajah Pond’s pada Mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Medan.

(24)

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan pembelian produk pencuci wajah Pond’s pada Mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Medan.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian produk pencuci wajah Pond’s pada Mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Medan.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian produk pencuci wajah Pond’s pada Mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, antara lain:

1. Bagi perusahaan

Penelitian ini dapat diharapkan sebagai bahan masukan dan pertimbangan perusahaan untuk meningkatkan daya beli konsumen melalui variabel-variabel yang mempengaruhinya.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk melatih dan memperluas wawasan peneliti pada bidang manajemen pemasaran kaitannya dengan keputusan pembelian konsumen.

3. Bagi Peneliti lain

Sebagai referensi yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti lainnya yang ingin melakukan penelitian sejenis di masa yang akan datang.

(25)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah suatu kegiatan bisnis yang merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia, organisasi maupun masyarakat secara keseluruhan. Dengan adanya kebutuhan manusia yang harus dipenuhi, maka perusahan akan mencoba untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan penciptaan produk pemuas kebutuhan yang disalurkan kepada konsumen proses pemasaran.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:6) pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang lain. Pengertian tersebut bertumpuh pada konsep inti dalam pemasaran antara lain kebutuhan, keinginan dan permintaan, pasar sasaran, positioning, dan segmentasi, penawaran dan merek, nilai dan kepuasan, saluran pemasaran, rantai pasokan, pesaing dan lingkungan pemasaran.

2.1.2 Bauran Pemasaran

Menurut Kotler dan Keller (2012:19) bauran pemasaran didefinisikan sebagai seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya. Bauran pemasaran merupakan peranan penting bagi konsumen untuk membeli produk atau jasa yang ditawarkan.

Bauran pemasaran juga menentukan keberhasilan perusahaan dalam

(26)

mengejar profit. Bauran pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi 4P (Product, Price, Place dan Promotion).

2.2 Harga

2.2.1 Defenisi Harga

Dalam konteks pemasaran jasa, secara sederhana istilah harga menurut Tjiptono (2014: 198) “Sejumlah uang (satuan moneter) dan atau aspek lain (nonmoneter) yang mengandung utilitas atau kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu jasa. Utulitas merupakan atribut atau faktor yang berpotensi memuaskan keinginan tertentu”.

Pengertian harga menurut Kotler dan Armstrong (2008:345) yaitu

“sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa”.

Sedangkan harga menurut Morissan (2010:78) yaitu “mengacu pada apa yang harus diberikan konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa yang biasanya menggunakan nilai uang”.

2.2.2 Dimensi Harga

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:345) harga adalah sejumlah uang yang ditagih atas sebuah produk atau jasa, atau sejumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.

Harga adalah satu-satunya elemen dalam bauran pemasaran yang

(27)

menghasilkan pendapatan, selainnya melambangkan biaya. Harga menjadi salah satu elemen yang paling penting dalam menentukan pangsa pasar dan keuntungan perusahaan. Harga erat kaitannya dengan kualitas produk. Dalam penelitian ini menggunakan 2 dimensi yang mencirikan harga yaitu (Kotler dan Amstrong, 2008:346) :

1. Harga Produk

a. Keterjangkauan harga

b. Kesesuaian harga dengan manfaat 2. Harga Pesaing

a. Daya saing harga

2.3 Kualitas Produk 2.3.1 Definisi Produk

Orang akan memuaskan keinginan dan kebutuhannya melalui produk.

Istilah lain yang dipakai untuk menyebutkan produk adalah penawaran dan pemecahan. Produk atau penawaran dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu barang fisik, jasa dan gagasan. Tingkat kepentingan produk fisik lebih tergantung pada jasa yang mereka berikan pada pemiliknya, sehingga produk fisik sebenarnya adalah sarana yang memberikan jasa pada kita. Menurut Kotler dan Amstrong (2009:4) produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide. Dari beberapa definisi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan produk adalah

(28)

konsumen, dimana tiap barang atau jasa tersebut memiliki manfaat yang berbeda.

Dapat dikatakan pelanggan dalam membeli barang tidak hanya membeli sekumpulan atribut fisiknya saja tetapi lebih dari itu, pelanggan tersebut membayar sesuatu yang diharapkan agar dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan.

1. Lima Tingkatan Produk

Menurut Kotler dan Amstrong (2009:4) ada lima tingkatan produk, yaitu core benefit, basic product, expected product, augmented product dan potential product. Penjelasan tentang kelima tingkatan produk adalah:

a. Pada tingkat dasar adalah manfaat inti (core benefit): layanan atau manfaat yang benar-benar dibeli pelanggan

b. Pada tingkat kedua, pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar (basic product).

c. Pada tingkat ketiga, pemasar mempersiapkan produk yang diharapkan (expected product), sekelompok atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan pembeli ketika mereka membeli produk ini.

d. Pada tingkat keempat, pemasar menyiapkan produk tambahan (augmented product) yang melebihi harapan pelanggan.

e. Tingkat kelima adalah produk potensial (potential product), yang mencakup semua kemungkinan tambahan dan transformasi yang mungkin dialami sebuah produk atau penawaran di masa depan. Ini adalah tempat dimana perusahaan mencari cara baru untuk memuaskan pelanggan dan membedakan penawaran mereka.

(29)

2.3.2 Klasifikasi Produk

Kotler & Keller (2009:5-6) mengklasifikasikan produk berdasarkan ketahanan, keberwujudan dan kegunaan (konsumen atau industri).

1. Ketahanan (durability) dan keberwujudan (tangibility)

a. Barang-barang yang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barang- barang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan. Karena barang-barang ini sering dibeli, strategi yang tepat adalah membuat barang-barang tersebut tersedia di banyak lokasi dan beriklan secara besar-besaran untuk membangun percobaan serta membangun preferensi.

b. Barang tahan lama (durable goods) adalah barang-baranng berwujud yang biasanya dapat digunakan untuk waktu lama. Produk-produk ini biasanya memerlukan penjualan personal dan jasa, menuntut margin yang lebih tinggi, dan memerlukan garansi penjual yang lebih banyak.

c. Jasa (service) adalah produk yang tidak berwujud, tidak terpisahkan, bervariasi, dan dapat musnah. Akibatnya, jasa biasanya memerlukan kendali kualitas, kredibilitas pemasok, dan kemampuan adaptasi yang lebih besar.

2. Barang Konsumen

a. Barang sehari-hari (convenience goods)

1) Barang kebutuhan pokok/staples: barang yang dibeli konsumen secara teratur.

2) Barang impuls: barang yang dibeli tanpa usaha perencanaan atau

(30)

pencarian.

3) Barang darurat: barang yang dibeli ketika ada kebutuhan mendesak.

b. Barang belanja (shopping goods): barang yang secara karakteristik dibandingkan oleh konsumen berdasarkan kecocokan, kualitas, harga, dan gaya. Barang belanja dapat dikategorikan menjadi dua:

1) Barang belanja homogen: memiliki kualitas yang serupa, tetapi harganya cukup berbeda, sehingga memberikan alasan kuat bagi perbandingan belanja.

2) Barang belanja heterogen: memiliki fitur produk dan jasa yang berbeda yang mungkin lebih penting daripada harga.

3) Barang khusus (specialty goods): memiliki karakteristik atau identifikasi merek yang unik dimana ada cukup banyak pembeli yang bersedia melakukan usaha pembelian khusus. Barang khusus tidak memerlukan perbandingan, pembeli hanya menginvestasikan waktu untuk menjangkau penyalur yang menjual produk-produk yang diinginkan. Penyalur tidak memerlukan lokasi yang nyaman, meskipun mereka harus membuat calon pembeli mengetahui lokasi mereka.

4) Barang yang tak dicari (unsought goods): barang yang tidak dikenal konsumen atau biasanya tidak terpikirkan untuk dibeli. Barang yang tidak dicari memerlukan dukungan iklan dan penjualan personal.

5) Barang industri

Barang ini diklasifikasikan berdasarkan biaya relatif mereka dan

(31)

bagaimana mereka memasuki proses produksi, meliputi bahan dan suku cadang, barang modal, serta pasokan dan layanan bisnis

3. Bahan dan suku cadang (materials and parts): barang yang seluruhnya menjadi bagian dari produk produsen.

a. Bahan mentah: dibagi menjadi produk pertanian dan produk alami.

b. Bahan dan suku cadang manufaktur

1) Bahan komponen: biasanya diproses lagi, keandalan pemasok dan harga merupakan faktor pembelian kunci.

2) Suku cadang komponen: memasuki produk jadi tanpa perubahan bentuk lagi. Harga dan layanan menjadi pertimbangan pemasaran utama, dan penetapan merek serta iklan cenderung tidak terlalu penting.

c. Barang modal (capital items): barang tahan lama yang memfasilitasi pengembangan atau pengelolaan produk jadi. Barang ini meliputi dua kategori, yaitu:

1) Instalasi: terdiri dari bangunan dan peralatan berat. Instalasi biasanya dibeli secara langsung dari produsen, yang tenaga penjualannya mencakup personel teknis dan periode negosiasi panjang sebelum penjualan pada umumnya. Produsen harus bersedia merancang sesuai spesifikasi dan memasok layanan purnajual. Iklan tidak terlalu penting dibandingkan penjualan personal.

2) Peralatan: meliputi perlengkapan dan peralatan pabrik portabel dan perlengkapan kantor. Meskipun beberapa produsen perlengkapan

(32)

menjual secara langsung, mereka lebih sering menggunakan perantara. Karena pasar tersebar secara geografis, pembeli banyak dan pesanan sedikit. Kualitas, fitur, harga, dan jasa menjadi pertimbangan utama. Tenaga penjualan cenderung menjadi lebih penting dibandingkan iklan.

3) Layanan bisnis dan pasokan (supplies and business services): barang dan jasa jangka pendek yang memfasilitasi pengembangan atau pengelolaan produk jadi. Pasokan sama dengan barang seharihari, biasanya dipasarkan melalui perantara karena nilai unit mereka yang rendah serta jumlah dan sebaran geografis pelanggan yang besar.

Harga dan jasa menjadi pertimbangan penting karena pemasok terstandarisasi serta preferensi merek tidak tinggi. Terdapat dua macam pasokan, yaitu barang pemeliharaan dan perbaikan, serta pasokan operasi. Sedangkan layanan bisnis meliputi jasa pemeliharaan dan perbaikan, serta jasa penasihat bisnis. Jasa pemeliharaan dan perbaikan biasanya dipasok dengan kontrak oleh produsen kecil atau tersedia dari produsen perlengkapan asli. Jasa nasihat bisnis biasanya dibeli berdasarkan reputasi dan staf pemasok.

2.3.3 Pengertian Kualitas Produk

Berbicara mengenai produk maka aspek yang perlu diperhatikan adalah kualitas produk. Menurut American Society for Quality Control, kualitas adalah

“The totality of features and characteristics of a product or service that bears on its ability to satisfy given needs”, artinya keseluruhan ciri dan karakter-karakter dari

(33)

sebuah produk atau jasa yang menunjukkan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang tersirat. Definisi ini merupakan pengertian kualitas yang berpusat pada konsumen sehingga dapat dikatakan bahwa seorang penjual telah memberikan kualitas bila produk atau pelayanan penjual telah memenuhi atau melebihi harapan konsumen. (www.jurnal-sdm.blogspot.com).

Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan oleh penjual mempunyai nilai jual lebih yang tidak dimiliki oleh produk pesaing.

Oleh karena itu perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing.

Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas tertinggi jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan diinginkan oleh pasar.

Kotler dan Amstrong (2009:2), menyatakan bahwa kualitas produk merupakan kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya.

2.3.4 Dimensi Kualitas Produk

Dimensi kualitas produk menurut (Tjiptono 2009:104) adalah :

1. Kinerja (performance), karakteristik operasi suatu produk utama, seperti kemudahan dan kenyamanan.

2. Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat digunakan. Dimensi ini mencakup umur ekonomis.

(34)

mana karakteristik oprasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari konsumen atau tidak ditemukanya cacat pada produk.

4. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (feature), yaitu karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap produk.

5. Reabilitas (reliability), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat di andalkan.

6. Estetika (estethic), yaitu daya tarik produk terhadap panca indra, misalkan model atau desain yang artistik, warna dan sebagainya.

7. Kesan kualitas (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

2.4 Citra Merek

2.4.1 Defenisi Citra Merek

Merek merupakan hasil pandangan atau persepsi konsumen terhadap suatu brand image tertentu, yang didasarkan pada pertimbangan konsumen terhadap suatu merek tertentu. Menurut Kotler dan Keller (2009:406) citra merek adalah sejumlah keyakinan, ide, dan kesan yang dipegang oleh seseorang tentang sebuah objek.

Menurut Kotler (2005:82) Terdapat enam tingkatan arti dari merek tersebut, yaitu:

1. Atribut, merek pertama kali akan meningkatkan orang pada atribut produk tertentu.

2. Maanfat, pelaggan tidak hanya membeli atribut tetapi pelanggan akan mencari manfaat dari produk tersebut, oleh karena itu atribut dapat diartikan menjadi

(35)

manfaat fungsional dan emosional.

3. Budaya, suatu merek akan mewaliki suatu kebudayaan tertentu.

4. Pemakai, suatu merek akan menyarankan jenis pelanggan yang akan membeli produk gersebut.

5. Kepribadian, suatu merek dapat memproyeksi terhadap suatu kepribadian tertentu.

6. Pemakaian, merek menunjukkan jenis pemakai merek tersebut, itulah sebabnya para pemasar menggunakan orang-orang terkenal untuk penggunaan mereknya.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2011:33), terdapat faktor -faktor pembentuk dari citra merek tersebut, yaitu:

1. Kualitas dan mutu

Menyangkut kualitas dari produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut dengan merek tertentu.

2. Dapat dipercaya atau dihandalkan

Berkaitan dengan pendapat atau kesepakatan yang dibentuk oleh masyarakat tentang suatu produk yang dikonsumsi.

3. Pelayanan

Produsen bertugas untuk melayani para konsumennya.

4. Resiko

Besar kecilnya akibat untung atau rugi yang akan dialami oleh konsumen tersebut.

(36)

5. Manfaat atau kegunaan

Berkaitan dengan fungsi suatu produk yang dapat dimanfaatkan oleh konsumen tersebut.

6. Citra

Citra yang dimiliki oleh merek tersebut dapat berupa kesepakatan, pandangan, ataupun informasi yang terkait dengan suatu merek dari produk tersebut.

7. Harga

Dalam hal ini akan berkaitan dengan tinggi rendahnya dan banyak sedikitnya uang yang akan dikeluarkan oleh konsumen dalam mempengaruhi suatu produk.

Dari konsep-konsep diatas, maka dapat disimpulkan bahwa citra merek merupakan pemahaman konsumen terhadap suatu merek secara keseluruhan dan kepercayaan konsumen terhadap suatu merek tertentu. Brand image yang positif akan membuat konsumen menyukai suatu produk dengan merek tersebut, dan hal ini akan memperkuat merek itu sendiri. Tjiptono (2008:49), berpendapat bahwa Brand image adalah deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu.

2.4.2 Dimensi Citra Merek

Terdapat empat hal pokok yang harus diperhatikan dalam membentuk sebuah brand yaitu:

1. Recognition, tingkat dikenalnya sebuah merek (brand) oleh konsumen.

2. Reputattion, tingkat atau status yang cukup tinggi bagi sebuah merek (brand), karena lebih terbukti mempunyai “track record” yang baik.

(37)

3. Affinity, semacam emotional relationship yang timbul antar sebuah merek (brand) dengan konsumennya.

4. Brand loyalty, ukuran dari kesetiaan pelanggan terhadap suatu merek.

2.5 Keputusan Pembelian

2.5.1 Definisi Keputusan Pembelian

Kotler dan Armstrong (2008:129) mendefinisikan keputusan pembelian sebagai sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing- masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian. Dalam keputusan pembelian, umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang. Kelima peran tersebut meliputi (Kotler dan Armstrong, 2008:203) :

1. Pemprakarsa (Initiator)

Orang yang pertama kali menyadari adanya keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.

2. Pemberi pengaruh (Influencer)

Orang yang memberi pandangan, nasihat, atau pendapat sehingga dapat membantu keputusan pembelian.

3. Pengambil keputusan (Decider)

Orang yang menentukan keputusan pembelian, apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara membeli, atau dimana membelinya.

(38)

4. Pembeli (Buyer)

Orang yang melakukan pembelian secara aktual.

5. Pemakai (User)

Orang yang mengkonsumsi atau menggunakan barang atau jasa yang telah dibeli.

2.5.2 Proses Pengambilan Keputusan

Menurut Kotler dan Keller (2009:184) proses pengambilan keputusan adalah proses psikologis dasar memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana konsumen benar-benar membuat keputusan pembelian mereka. Periset pemasaran telah mengembangkan “model tingkat” proses keputusan pembelian konsumen melalui lima tahap: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian.

Sumber: Kotler, Philip dan Keller Kevin Lane. 2013. Manajemen Pemasaran, Edisi 12. Jilid Dua,Jakarta: Erlangga.

Gambar 2.1

Lima Tahap Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Pengenalan masalah

Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari adanya perbedaan antara kondisi yang sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat berasal dari rangsangan internal ataupun rangsangan eksternal.

Mengenali kebutuhan

Pencarian informasi

Evaluasi alternatif

Keputusan pembelian

Perilaku pasca pembelian

(39)

2. Pencarian informasi

Seseorang yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Pencarian informasi dapat dibedakan atas dua tingkatan yaitu keadaan tingkat pencarian informasi yang biasa–biasa saja yang disebut perhatian yang meningkat. Proses pencarian informasi aktif dimana ia akan mencari bahan-bahan bacaan, menelepon teman-temannya, dan melakukan kegiatan untuk mempelajari yang lain.

3. Evaluasi alternatif

Bagaimana konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan akhir. Ada beberapa proses evaluasi keputusan.

Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif.

4. Keputusan pembelian

Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti: pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan.

5. Perilaku sesudah pembelian

Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tersebut juga akan terlihat dalam tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasaran.

(40)

2.6 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti

/Tahun Judul Variabel Metode

Analisis Hasil

Manurung, Gustyana (2012)

Pengaruh Harga, Kualitas Produk, dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Notebook ACER pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Harga, Kualitas Produk, Citra Merek dan Keputusan Pembelian

Analisis regresi linier berganda

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan faktor harga, kualitas produk dan citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Notebook Acer pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Indah Siti

Mahmudah dan Monika Tiarawati (2013)

Pengaruh kualitas produk, citra merek, dan harga tehadap keputusan pembelian Pond’s Flawles White

kualitas produk, citra merek, harga dan, keputusan pembelian

Analisis regresi linear berganda

Hasil uji F diketahui bahwa kualitas produk, citra merek, dan harga memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama atau simultan terhadap keputusan pembelian dan kualitas produk memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian Pond’s Flawles White.

Ummu Habibah Sumiati (2016)

Pengaruh kualitas produk dan harga terhadap

keputusan pembelian produk kosmetik wardah di kota Bangkalan Madura

kualitas produk, harga, dan, keputusan pembelian

Analisis regresi linear berganda

Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa variabel independen (Kualitas Produk) yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap variabel dependen (Keputusan Pembelian) adalah variabel Kualitas Produk Wulandari

dan Nurcahya (2015)

Pengaruh celebrity endorser, brand image, brand trust terhadap

keputusan pembelian Clear Shampoo di Kota Denpasar.

celebrity endorser, brand image, brand trust, dan, keputusan pembelian

Analisis regresi liner berganda

Hasil penelitian membuktikan bahwa celebrity endorser, brand image, brand trust secara simultan dan parsial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

(41)

Lanjutan Tabel 2.1

Peneliti

/Tahun Judul Variabel Metode

Analisis Hasil

Clear Shampoo di Kota Denpasar.

Dan brand image berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian Clear Shampoo di Kota Denpasar.

Nuraini dan Maftukhah (2015)

Pengaruh celebrity endorser, kualitas produk, dan citra merek terhadap keputusan pembelian kosmetik Wardah

celebrity endorser, kualitas produk, citra merek, dan keputusan pembelian

Analisis regresi liner berganda

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel celebrity endorser dan kualitas produk berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap keputusan pembelian. Hasil dari uji path analysis menunjukkan bahwa celebrity endorser berpengaruh terhadap keputusan pembelian melalui citra merek dan kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian melalui citra merek, sehingga dapat dikatakan bahwa citra merek memediasi pengaruh celebrity endorser dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian kosmetik Wardah.

Parengkuan dkk (2014)

Pengaruh brand image dan celebrity endorsement terhadap keputusan pembelian Shampo Head and Shoulders.

brand image, celebrity endorsement, dan keputusan pembelian

Analisis regresi liner berganda

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa brand image dan celebrity endorsement secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen.

Brand image secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen dan celebrity endorsement secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Shampo Head and Shoulders Adam Akbar

(2012)

Analisis Pengaruh Citra Merek, Harga, dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Notebook Toshiba

Citra Merek, Harga, Kualitas Produk, dan Keputusan Pembelian

Analisis regresi linear berganda

Hasil uji t dan uji F membuktikan bahwa semua variabel independen berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian baik secara parsial dan simultan, koefisien determinasi (adjusted R2) yang diperoleh sebesar 0,256. Hal ini berarti 25,6% keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel citra merek, harga, dan kualitas produk, sedangkan sisanya 74,4%

dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(42)

Lanjutan Tabel 2.1

Ren-Fang Chao, Tai- Chi Wu, Wei-Ti Yen (2015)

The Influence of Service Quality, Brand Image, and Customer Satisfaction on

Customer Loyalty for Private Karaoke Roomsin Taiwan

Service Quality, Brand Image, Customer Satisfaction, and Customer Loyalty

Analisis regresi linear berganda

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa dalam hubungan antara kualitas pelayanan , kepuasan pelanggan , dan loyalitas pelanggan , tidak ada hubungan positif yang signifikan antara kualitas pelayanan dan loyalitas pelanggan.

Ruslim, Archi C. dan Tumewu Ferdinand J.

(2015)

Ruslim, Archi C. dan Tumewu Ferdinand J.

(2015)

Iklan, Harga, Citra Merek dan Keputusan Pembelian

Analisis regresi linear berganda

Hasil penelitian menunjukkan bahwa iklan, peresepsi harga dan citra merek memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen, baik secara simultan dan parsial terhadap pembelian handphone merek Asus

Sumber: Data yang diolah oleh Peneliti

2.7 Kerangka Konseptual

Untuk mempermudah suatu penelitian maka perlu suatu kerangka pikir penelitian yang menggambarkan suatu pengaruh dan hubungan dari variabel independen dalam hal ini harga, kualitas produk, dan citra merek terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian.

Menurut (Tjiptono 2002 :152) harga memiliki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan pembelian, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi yaitu pertama peranan alokasi dan harga yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya harga

(43)

dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki. kedua peranan informasi dan harga, yaitu fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan menilai faktor produk atau manfaatnya secara obyektif. Persepsi yang sering terjadi adalah apabila harga yang mahal biasanya mencerminkan kualitas yang tinggi, selain itu harga merupakan faktor yang paling vital dalam membentuk persepsi konsumen apabila semakin tinggi harga maka kualitas pun terjamin bagus sehingga konsumen bersedia melakukan pembelian.

Menurut Kotler dan Armstrong (2008:127) dalam merencanakan produk ada lima atribut yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian yaitu pertama, Produk utama/ inti, yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk. Kedua, produk generik, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar rancangan produk minimal agar dapat berfungsi. Ketiga, produk harapan, yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk di beli. Keempat, produk pelengkap yaitu berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambahi manfaat dan layanan,sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan dapat dibedakan denagan produk pesaing.

Kelima, produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang.

(44)

Menurut Sutisna (2001: 83) bahwa konsumen dengan citra positif terhadap suatu merek, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Kualitas produk dan citra merek merupakan elemen dari atribut produk. Menurut Kotler, (2005:72) pengguanaan beberapa atribut produk dapat dikatakan berhasil jika atribut itu saling mendukung satu sama lain. Menurut Gitosudarmo (2000:189) menyatakan, sering kali atribut produk yang tidak berwujud terdapat angan-angan konsumen terhadap nama merek yang diberikan oleh produk tersebut.

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.8 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. (Sugiyono, 2016:93). Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan di atas, hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1: Harga, Kualitas Produk, dan Citra Merek secara bersamaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk pencuci wajah Pond’s pada Mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Medan.

H2: Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian Harga

Kualitas Produk

Citra Merek

Keputusan Pembelian

(45)

produk pencuci wajah Pond’s pada Mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Medan.

H3: Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk pencuci wajah Pond’s pada Mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Medan.

H4: Citra Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian produk pencuci wajah Pond’s pada Mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Medan.

(46)

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara dua variabel atau lebih. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.

Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, analisis data, dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya menggunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus dan kepastian data numerik.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh : kualitas produk, citra merek, dan harga terhadap keputusan pembelian produk pencuci wajah Pond’s di Politeknik Negeri Medan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Politeknik Negeri Medan. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengumpulkan data melalui penyebaran kuisioner kepada mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Medan. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Juni 2018 sampai bulan Juli 2018.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional variabel dalam penelitian ini adalah : 1. Produk pencuci wajah yang diteliti adalah Pond’s.

2. Variabel Bebas (X) yaitu Harga (X1), Kualitas Produk (X2) dan Citra Merek (X3).

(47)

3. Variabel Terikat (Y) yaitu Keputusan Pembelian.

3.4 Defenisi Operasional Variabel

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi Variabel Dimensi Indikator Skala

Ukur Harga

(X3)

Harga adalah nilai suatu jasa yang diukur dengan jumlah uang yang dikeluarkan oleh mahasiswa

Akuntansi Politeknik Negeri Medan untuk menggunakan produk pencuci wajah Pond’s

1. Harga produk 2. Harga pesaing

1. Harga terjangkau 2. Harga yang sesuai

dengan manfaat 3. Perbandingan harga

dengan produk pesaing

Likert

Kualitas Produk (X1)

Kemampuan pencuci wajah Pond’s dalam menjalankan fungsi- fungsinya

sebagaimana yang diharapkan oleh mahasiswa Akuntansi Politeknik Negeri Medan.

1. Kinerja 2. Daya tahan 3. Kesesuaian

manfaat produk 4. Ciri-ciri atau

keistimewaan tambahan 5. Reabilitas 6. Estetika 7. Kesan kualitas

1. Hasil penggunaan 2. Umur ekonomis

produk (Jangka waktu pemakaian) 3. Manfaat se suai

dengan standar kualitas produk (standar kesehatan dokter indonesia) 4. Menambah

ketertarikan konsumen terhadap produk

5. Tidak mudah rusak 6. Desain model yang

artistik

7. Tanggung Jawab Perusahaan

Likert

Citra Merek (X2)

Sejauh mana mahasiswa

Akuntansi Politeknik Negeri Medan menggambarkan apa yang mereka rasakan mengenai produk pencuci wajah Pond’s ketika mereka

memikirkannya.

1. Recognition 2. Reputation 3. Affinity 4. Brand loyalty

1. Merek dikenali 2. Memiliki reputasi 3. Rasa percaya diri 4. Track record yang

baik

Likert

Referensi

Dokumen terkait

Mereka menuntut kepada negara untuk memberikan penjelasan resmi mengapa mereka bisa menjadi korban kejahatan politik; menuntut pemulihan nama baik lewat pengakuan

Merupakan suatu proses peningkatan kekebalan tubuh dengan cara pemberian zat immunoglobulin, yaitu zat yang dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari

Namun pada kondisi penelitian dengan media hidrogen peroksida (dalam kemasan) dengan jumlah oksigen yang di luar batas toleransi, maka hidrogen peroksida akan

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mevita (2013), yang menyatakan bahwa variabel promosi memiliki pengaruh yang dominan terhadap

normatif” yang berarti jenis penelitian yang fokus kajiannya menitikberatkan pada asas-asas hukum dan kaidah-kaidah hukum yang terdapat dalam berbagai ketentuan

Sedangkan yang dilaporkan oleh Kurniawan (2011) pemberian sumber nitrogen KNO3 dengan rasio C/N=10 pada medium mampu menghasilkan aktifitas protease paling tinggi

Untuk keperluan pengujian sistem atau kinerja aplikasi pencacah sel darah merah, digunakan beberapa sampel citra sel darah merah dengan jumlah sel yang berbeda –

Pengembangan Bahan Ajar Yang Bermuatan Teknologi Nano untuk Mencapai Literasi Sains Siswa Melalui Pendekatan Model Rekonstruksi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia |