4 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Depresi
2.1.1 Definisi
Depresi adalah gangguan mental yang ditandai dengan kesedihan yang terus-menerus dan suasana hati yang tertekan, serta hilangnya minat untuk beraktivitas, yang mengakibatkan kualitas hidup yang buruk. Orang yang menderita depresi dapat mempengaruhi emosi, pikiran dan perilaku mereka dan menyebabkan masalah emosional dan fisik. Suasana canggung dan pertengkaran dengan teman mungkin tampak mudah bagi orang dewasa. Namun, tidak demikian jika remaja mengalami kondisi ini. Jika hal ini berlangsung lama, dapat menyebabkan depresi pada remaja. Remaja sering mengalami perubahan suasana hati dan perubahan suasana hati. Akibatnya, remaja yang terlihat murung atau sedih dianggap biasa saja, patah hati, menjadi korban online catfishing (penipuan oleh individu kepada individu lain di dunia maya), mendapat nilai jelek, atau merasa kurang perhatian dari orang tua (Lailil M, 2019).
Depresi remaja lebih sulit dikenali karena perubahan suasana hati remaja sering terjadi. Oleh karena itu, orang tua, keluarga dan guru perlu lebih peka terhadap perubahan perilaku remaja. Jika suasana hati atau perubahan perilaku remaja tampak menetap dan menghambat aktivitasnya, remaja tersebut harus segera dibawa ke psikolog atau psikiater (Pane, 2019).
Depresi juga mempengaruhi istirahat dan nafsu makan, sering menyebabkan kelelahan dan konsentrasi yang buruk. Efek depresi, yang dapat bersifat jangka panjang atau berulang, mempengaruhi fungsi dan kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari (Fadli, 2018). Depresi umumnya terjadi pada remaja antara usia 20 dan 30, tetapi semua kelompok umur juga memiliki risikonya sendiri. Lebih
banyak wanita daripada pria yang didiagnosis dengan penyakit mental ini, tetapi wanita lebih sering cenderung mencari pengobatan segera.
2.1.2 Faktor Penyebab Gangguan Depresi
Beberapa faktor yang menjadi penyebab gangguan mental jenis ini.
Secara umum, tidak diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab depresi. Namun terdapat beberapa faktor yang menjadi pemicu seseorang terkena depresi yaitu sebagai berikut :
1. Perbedaan biologis. Orang dengan depresi kemungkinan memiliki perubahan fisik di otak mereka. Pentingnya perubahan ini masih belum pasti, tetapi pada akhirnya dapat membantu menentukan penyebabnya.
2. Kimia otak. Neurotransmitter adalah bahan kimia otak yang terjadi secara alami yang kemungkinan berperan dalam depresi. perubahan fungsi dan efek neurotransmiter ini dan bagaimana mereka berinteraksi dengan sirkuit saraf yang terlibat dalam menjaga stabilitas suasana hati dapat memainkan peran penting dalam depresi dan pengobatannya.
3. Hormon. Perubahan keseimbangan hormonal tubuh juga mungkin terlibat dalam memicu depresi. Perubahan hormonal dapat terjadi selama kehamilan dan dalam minggu atau bulan setelah melahirkan (pasca melahirkan), dan karena masalah tiroid, menopause, atau banyak kondisi lainnya.
4. Sifat-sifat yang diwariskan. Depresi lebih sering terjadi pada orang yang memiliki keturunan orang tua yang mengidap gangguan depresi. Bebrapa peneliti sedang mencoba untuk mengetahui gen yang mungkin terlibat dalam menyebabkan depresi (Prabandari Ayu Isti, 2021).
2.1.3 Konsep Kepatuhan Pengobatan Depresi
Tingkat dperesi semakin tahun semakin bertambah dan tingkat kekambuhannya semakin bertambag. Salah satu penyebabnya yaitu karena tidakpatuh dalam minum obat (Santika, 2020). Berdasarkan data
pada penelitian(Suhartanto, 2019) terdapat 45% dari responden yang telah diteliti tidak melakukan pengobotan dengan benar, 35% dari 45%
mengambil obat jika pasien mengalami kekambuhan, sedangkan 10%
dari 45% sudah memutuskan untuk tidak melakukan pengobatan kembali dengan alasan sudah tidak percaya bahwa pasien bisa sembuh.
Kepatuhan pengobatan depresi dalam minum obat sangat berpengarus besar pada pasien yang mengalami gangguan depresi. Karana selain dengan pengobatan nonfarmakologi pengobatan farmakologi sangat penting. Efek dari obat tersebut biasanya memberikan efek penenang sehingga mengurangi rasa kecemasan atau kebingungan pada pasien.
Kepatuhan minum obat merupakan perilaku yang sehrusnya di jalani oleh penderita yang mengalami gangguan depresi untuk memudahkan jalannya proses kesembuhan pasien. Namun kebanyakan penderita yang idak mematuhi kepatuhan minum obat dengan salah satu penyebabnya yaitu kurangnya dukungan dari keluarga dan dukunga dari social. Beberapa keluarga melakukan pemasungan terhadap pasien yang mengalami gangguan jiwa, dikarana mereka merasa malu dan merasa bahwa penyakit jiwa tidak bisa disembuhkan dan bebrapa faktor seperti kurangnya pengetahuan tentang pengobatan gangguan jiwa (Minarni, 2019).
Tingkat ddperesi semakin tahun semakin bertambah dan tingkat kekambuhannya semakin bertambag. Salah satu penyebabnya yaitu karena tidakpatuh dalam minum obat (Perbina & Bukit, 2019).
2.1.4 Pengaruh Peran Keluarga Terhadap Kepatuhan Minum Obat
Kepatuhan minum obat pada pasien gangguan jiwa dapat dikontrol dengan baik jika ada dukungan dari anggota keluarga dan lingkungannya. Dukungan yang diberikan berupa dukungan instrumental, emosional, informasional, dan peghargaan. Seperti halnya sering mengingatkan pasien dalam meminu obat dapat memperlancar proses kesembuhan pasien (Kusumoningrum, 2020).
Peran keluarga terhadap peroses penyembuhan pasien gangguan jiwa, diantaranya: memberikan bantuan utama terhadap penderita gangguan jiwa, pengertian dan pemahaman tentang berbagai manifestasi gejala-gejaa sakit jiwa yang terjadi pada penderita, membantu dalam aspek administrasi dan finansial yang harus dikeluarkan dalam selama proses pengobatan penderita, untuk itu yang harus dilakuakan dilakukan oleh keluarga adalah nilai dukungan dan kesediaan menerima apa yang sedang dialami oleh penderita serta bagaimana kondisi kesehatan penderita dapat dipertahankan setelah diklaim sehat oleh tenaga psikolog, psikiater, neurolog, dokter, dan ahli gizi sehingga kembali menjalani hidup bersama keluarga dan masyarakat sekitar (Adi, 2020).
2.1.5 Ciri-ciri Depresi
Ketika seseorang mengalami depresi biasanya akan terlihat murung dan sedih. Kebanyakan orang menganggap itu adalah hal wajar, dikarenakan setiap manusia pasti mengalami perubahan mood. Namun seseorang depresi juga bisa diketahui melalui ciri – ciri sebagai berikut :
a. Perubahan pada kondisi emosional Perubahan pada kondisi mood (periode terus menerus dari perasaan terpuruk, depresi, sedih atau muram). Penuh dengan air mata atau menangis serta meningkatnya iritabilitas (mudah tersinggung), kegelisahan atau kehilangan kesadaran (Efendi Rinaldi, 2018).
b. Perubahan dalam motivasi Perasaan tidak termotivasi atau memiliki kesulitan untuk memulai (kegiatan) di pagi hari atau bahkan sulit bangun dari tempat tidur. Menurunya tingkat partisipasi sosial atau minat pada aktivitas sosial. Kehilangan kenikmatan atau minat dalam aktivitas yang menyenangkan. Menurunya minat pada seks serta gagal untuk berespon pada pujian atau reward.
c. Perubahan fungsi dan perilaku motorik Gejala motorik yang paling sering dan penting pada depresi adalah Penurunan atau keterlambatan perilaku motorik, bergerak atau berbicara lebih lambat dari biasanya.
Perubahan kebiasaan tidur (terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur, bangun lebih awal dari biasanya, atau sulit tidur lagi). Perubahan nafsu makan (makan berlebihan atau makan terlalu sedikit).
Perubahan berat badan (kenaikan atau penurunan berat badan). Orang yang menderita depresi kurang memiliki kekuatan atau energic dari biasanya, sehingga mereka duduk dalam posisi bersandar dan menatap datar. (Dirgayunita, 2020)
d. Perubahan kognitif Kesulitan berkonsentrasi atau berpikir jernih.
Berpikir negatif mengenai diri sendiri dan masa depan. Perasaan bersalah atau menyesal mengenai kesalahan dimasa lalu. Kurangnya self-esteem atau merasa tidak adekuat. Berpikir kematian atau bunuh diri (Efendi Rinaldi, 2018).
2.1.6. Pengobatan depresi
Kebanyakan masyarakat kurang mengetahui bahwa depresi bisa menyebabkan seseorang memiliki masalah yang fatal seperti halnya bunuh diri. Bahwasannya depresi bisa di sembuhkan, salah satunya yaitu dengan cara dibawa kedokter. Pengobatan yang akan diberikan antara lain :
1. Psikoterapi
2. Cognitive behavior therapy (CBT). Terapi ini bertujuan untuk membantu pasien pengidap gangguan melepaskan pikiran dan perasaan negative dengan respon positive
3. Problem – solving therapy (PST), untuk meningkatkan kemampuan pengidap menghapai pengalaman yang memicu rasa tertekan
4. Interpersonal therapy (IPT) untuk membantu mengatasi masalah yang muncul saat berhubungan dengan orang lain
5. Terapi psikodinamis untuk membantu pengidap memahami apa yang di rasakan dan bagaimana merespon perasaan tersebut
6. Obat anti depresan seperti escitalopram, paroxetine, sentraline, flupxetine, citalopram, venlafaxine, duloxetine dan burpropine. Pengguna obat – obatan ini harus selalu dalam pengawasan dokter karena efek samping yang cukup banyak (Marianne, 2019).
7. Terapi kejut listrik atau electroconvulsive therapy (ECT) untuk pengidap depresi yang tidak membaik setelah diberi obat – obatan, mengalami gangguan gejala psikosis, serta pengidap yang mencoba bunuh diri.