• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab IV Pembentukan Arsitektur Integrasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Bab IV Pembentukan Arsitektur Integrasi"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

Bab ini memaparkan hasil evaluasi terhadap adanya kesenjangan/gap antara kondisi as-is dan to-be. Berdasarkan hasil evaluasi inilah dapat dibuat kebijakan untuk melakukan integrasi yang menghasilkan arsitektur integrasi teknis, layanan, informasi serta proses bisnis. Tahapan dan artifak yang dihasilkan dalam pembentukan arsitektur integrasi dapat dilihat pada Gambar IV.1 (4)(13).

Gambar IV.1 Tahapan Pembentukan Arsitektur Integrasi

(2)

IV.1 Mengevaluasi Gap Diantara Kondisi As-is dan To-be

Pada bab sebelumnya telah dianalisis kondisi enterprise saat ini (as-is) serta kebutuhan sistem mendatang (to-be). Penilaian terhadap kondisi saat ini menunjukkan kapabilitas sistem yang sedang berjalan dan tentu saja terdapat kesenjangan (gap) diantara kondisi saat ini dengan kebutuhan untuk dapat mencapai kondisi ideal. Analisis kesenjangan dilakukan untuk melihat perbandingan antara kondisi saat ini dengan setelah penerapan arsitektur ideal.

Melalui hasil evaluasi kesenjangan inilah nantinya akan dibuat kebijakan penyelesaian permasalahan integrasi.

IV.1.1 Perbandingan Data

Berdasarkan matriks antara entitas dan fungsi bisnis (Gambar III.13) diperoleh gambaran ideal mengenai entitas-entitas data yang seharusnya diciptakan (created), digunakan (referenced) dan diperbaharui (updated) oleh fungsi bisnis.

Berdasarkan matriks ini pula akan diidentifikasi gap antara kondisi yang sebenarnya terjadi dengan kondisi ideal. Keterhubungan antara fungsi bisnis dengan entitas yang terjadi pada kondisi saat ini digambarkan dengan sel berwarna gelap, sedangkan keterhubungan fungsi bisnis dengan entitas yang tidak terjadi saat ini digambarkan dengan sel berwarna terang (Gambar IV.2).

Gambar IV.2 menunjukkan bahwa entitas data yang dihasilkan dan digunakan pada sistem saat ini adalah pada fungsi penerimaan siswa/mahasiswa baru, kegiatan akademik, pengelolaan wisuda dan pembayaran biaya pendidikan. Aliran data yang disimbolkan dengan garis beranak panah menandakan bahwa suatu area sistem menggunakan data pada area sistem lainnya, sebagai contoh area sistem kedua yaitu akademik memiliki aliran data dari area sistem pertama yaitu penerimaan siswa/mahasiswa baru. Hal tersebut berarti bahwa sistem akademik menggunakan data pendaftar, jadwal usm dan hasil usm yang diciptakan pada sistem penerimaan siswa/mahasiswa baru.

(3)

Gambar IV.2 Gap Data

(4)

Matriks yang dihasilkan sebagai hasil analisis adanya gap pengelolaan data antara sistem yang telah berjalan dengan sistem yang diinginkan menunjukkan bahwa adanya data yang belum lengkap dalam menunjang bisnis secara menyeluruh dan juga terdapat pulau-pulau sistem yang perlu diintegrasikan karena saling terkait.

Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar IV.2 dengan adanya aliran data yang saling terkait diantara sistem. Melalui pemetaan yang telah dilakukan terhadap data pada aplikasi legacy dengan arsitektur ideal, ditemukan bahwa terdapat 4 entitas data dari keseluruhan 30 entitas data ideal atau 13.33 % yang belum tersedia pada aplikasi legacy. Jadi 86.67 % entitas data ideal sebenarnya telah dihasilkan dari aplikasi legacy. Entitas-entitas data yang belum tersedia tersebut adalah entitas jadwal usm, pangsa pasar, target dan perusahaan.

Permasalahan lain dari hasil pemetaan adalah adanya 5 atau 16.67 % entitas data acuan (master) yang dihasilkan secara berulang oleh sejumlah aplikasi legacy yaitu entitas pendaftar, mata kuliah, siswa, mahasiswa dan dosen. Sedangkan 83.33 % entitas-entitas lainnya dikelola secara mandiri oleh unit-unit organisasi sehingga memiliki beragam format dan tidak terintegrasi. Hal ini tentu saja merepotkan pengelolaan sistem karena seharusnya isi data yang sama dibuat berulang-ulang (terjadi redundansi). Berdasarkan hal inilah maka diperlukan integrasi data yang dikelola oleh aplikasi-aplikasi legacy.

IV.1.2 Perbandingan Aplikasi

Berdasarkan matriks antara aplikasi dan fungsi bisnis (Gambar III.16) diperoleh gambaran ideal mengenai aplikasi-aplikasi yang seharusnya ada guna mendukung fungsi-fungsi bisnis. Berdasarkan matriks ini pula akan diidentifikasi gap antara kondisi yang sebenarnya terjadi dengan kondisi ideal. Keterhubungan antara aplikasi dan fungsi bisnis yang terjadi pada kondisi saat ini digambarkan dengan sel berwarna gelap, sedangkan keterhubungan fungsi bisnis dengan entitas yang tidak terjadi saat ini digambarkan dengan sel berwarna terang (Gambar IV.3).

Aplikasi yang dihasilkan dan digunakan saat ini adalah pada fungsi penerimaan siswa/mahasiswa baru, kegiatan akademik, pengelolaan wisuda dan pembayaran biaya pendidikan. Matriks yang dihasilkan sebagai hasil analisis adanya gap

(5)

keberadaan aplikasi antara sistem yang telah berjalan dengan sistem yang diinginkan menunjukkan adanya aplikasi yang belum lengkap dalam menunjang bisnis secara menyeluruh.

Gambar IV.3 Gap Aplikasi

(6)

Tabel IV.1 Dampak Kandidat Aplikasi

Dampak

Kandidat Aplikasi Aplikasi Legacy

Dipertahankan Ditingkatkan Dimodifikasi Diganti Keterangan

Sistem Pendaftaran Calon Siswa/Mahasiswa Baru

1. Aplikasi akademik LPP 2. Aplikasi

akademik ASM

X

Diubah menjadi aplikasi yang terintegrasi dengan aplikasi lain.

Sistem Pengelolaan Pembayaran Pendaftaran

1. Aplikasi keuangan LPP 2. Aplikasi

keuangan ASM

X

Diubah menjadi aplikasi yang terintegrasi dengan aplikasi lain.

Sistem Pengelolaan Ujian Saringan Masuk seleksi calon mahasiswa baru

Aplikasi akademik

ASM X

Sistem Pelaporan Penerimaan Siswa/Mahasiswa Baru

1. Aplikasi akademik LPP 2. Aplikasi

akademik ASM

X

Ditingkatkan menjadi aplikasi yang dapat memenuhi kebutuhan manajemen YPA.

Sistem Registrasi Ulang Siswa/Mahasiswa

1. Aplikasi akademik LPP 2. Aplikasi

akademik ASM

X

Diubah menjadi aplikasi yang terintegrasi dengan aplikasi lain.

Sistem Pembuatan KRS, KTS dan KTM

1. Aplikasi akademik LPP 2. Aplikasi

akademik ASM

X

Diubah menjadi aplikasi yang terintegrasi dengan aplikasi lain.

Sistem Perwalian Aplikasi akademik

ASM X

Sistem Perubahan Rencana

Studi Aplikasi akademik

ASM X

Sistem Penjadwalan KBM

1. Aplikasi akademik LPP 2. Aplikasi

akademik ASM

X

Diubah menjadi aplikasi yang terintegrasi dengan aplikasi lain.

Sistem Administrasi KBM

1. Aplikasi akademik LPP 2. Aplikasi

akademik ASM

X

Diubah menjadi aplikasi yang terintegrasi dengan aplikasi lain.

Sistem Penjadwalan Ujian (UTS, UAS, Sidang, Komprehensif)

1. Aplikasi akademik LPP 2. Aplikasi

akademik ASM

X

Diubah menjadi aplikasi yang terintegrasi dengan aplikasi lain.

Sistem Administrasi Ujian (UTS, UAS, Sidang, Komprehensif)

1. Aplikasi akademik LPP 2. Aplikasi

akademik ASM

X

Diubah menjadi aplikasi yang terintegrasi dengan aplikasi lain.

Sistem Pengelolaan Nilai

1. Aplikasi akademik LPP 2. Aplikasi

akademik ASM

X

Diubah menjadi aplikasi yang terintegrasi dengan aplikasi lain.

Sistem Pembuatan Kartu Hasil Studi

1. Aplikasi akademik LPP 2. Aplikasi

akademik ASM

X

Diubah menjadi aplikasi yang terintegrasi dengan aplikasi lain.

Sistem Administrasi Dosen

1. Aplikasi akademik LPP 2. Aplikasi

akademik ASM

X

Diubah menjadi aplikasi yang terintegrasi dengan aplikasi lain.

(7)

Tabel IV.1 Dampak Kandidat Aplikasi (Lanjutan)

Dampak

Kandidat Aplikasi Aplikasi Legacy

Dipertahankan Ditingkatkan Dimodifikasi Diganti Keterangan

Sistem Manajemen Kurikulum

1. Aplikasi akademik LPP 2. Aplikasi

akademik ASM

X

Ditingkatkan menjadi aplikasi yang dapat memenuhi kebutuhan manajemen YPA.

Sistem Pelaporan Akademik

1. Aplikasi akademik LPP 2. Aplikasi

akademik ASM

X

Ditingkatkan menjadi aplikasi yang dapat memenuhi kebutuhan manajemen YPA.

Sistem Pembuatan Ijazah, Sertifikat dan Transkrip Nilai

1. Aplikasi akademik LPP 2. Aplikasi

akademik ASM

X

Diubah menjadi aplikasi yang terintegrasi dengan aplikasi lain.

Sistem Administrasi Wisuda

1. Aplikasi akademik LPP 2. Aplikasi

akademik ASM

X

Diubah menjadi aplikasi yang terintegrasi dengan aplikasi lain.

Sistem Pelaporan Kegiatan Wisuda

1. Aplikasi akademik LPP 2. Aplikasi

akademik ASM

X

Ditingkatkan menjadi aplikasi yang dapat memenuhi kebutuhan manajemen YPA.

Sistem Pengelolaan Promosi - Pengembangan baru.

Sistem Pelaporan Kegiatan

Promosi - Pengembangan baru.

Sistem Pengelolaan Dunia

Industri - Pengembangan baru.

Sistem Pengelolaan

Kerjasama - Pengembangan baru.

Sistem Pengelolaan Alumni

1. Aplikasi akademik LPP 2. Aplikasi

akademik ASM

X

Diubah menjadi aplikasi yang terintegrasi dengan aplikasi lain.

Sistem Pengelolaan Pelaporan

Kegiatan BKK dan IKA - Pengembangan baru.

Sistem Pengelolaan

Pembayaran Biaya Pendidikan dari Siswa/Mahasiswa

1. Aplikasi keuangan LPP 2. Aplikasi

keuangan ASM

X

Diubah menjadi aplikasi yang terintegrasi dengan aplikasi lain.

Sistem Pengelolaan Pembayaran Honor Dosen

1. Aplikasi keuangan LPP 2. Aplikasi

keuangan ASM

X

Diubah menjadi aplikasi yang terintegrasi dengan aplikasi lain.

Sistem Pengelolaan Pelaporan Pembayaran Biaya Pendidikan Siswa/Mahasiswa

1. Aplikasi keuangan LPP 2. Aplikasi

keuangan ASM

X

Diubah menjadi aplikasi yang terintegrasi dengan aplikasi lain.

Layanan aplikasi yang belum tersedia dalam sistem saat ini diantaranya adalah pelaksanaan usm, pengumuman hasil usm, pengawasan kbm, pengawasan ujian, pembuatan sk dosen, pelaksanaan promosi, pelaporan dan evaluasi kegiatan promosi, penetapan daftar nama dunia industri, pelaksanaan kerjasama dengan

(8)

dunia industri, pelaporan dan evaluasi kerjasama. Berdasarkan hasil pemetaaan antara aplikasi saat ini dengan aplikasi ideal maka dapat dianalisa dampak dari aplikasi yang terintegrasi serta enterprise-wide terhadap aplikasi legacy yang terdapat dalam IRC. Relasi antara aplikasi dalam arsitektur aplikasi dengan aplikasi legacy (Tabel IV.1) memiliki beberapa dampak yaitu :

1. Aplikasi legacy diganti oleh aplikasi dalam arsitektur aplikasi (completely replaced).

2. Aplikasi legacy dimodifikasi dalam lingkungan berbagi pakai bersama data (partially replaced).

3. Aplikasi legacy dipertahankan dengan peningkatan (retained).

Terdapat 4 aplikasi dari total 29 aplikasi atau 13.79 % yang termasuk ke dalam pengembangan baru, yaitu aplikasi yang berhubungan dengan aplikasi promosi dan pengelolaan BKK. Sedangkan aplikasi lain sebesar 86.21 % dipertahankan atau dimodifikasi dari aplikasi lama (legacy) dengan melakukan integrasi.

IV.1.3 Perbandingan Teknologi

Perbandingan dokumentasi teknologi yang ada dan digunakan saat ini dengan arsitektur teknologi ideal, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Teknologi jaringan lokal (LAN) saat ini masih dapat digunakan untuk mendukung aplikasi dan data, namun perlu dipertimbangkan untuk meningkatkan konfigurasi jaringan sehingga dapat mendukung aplikasi berbasis internet. Saat ini teknologi jaringan internet telah tersedia namun hanya digunakan untuk kegiatan belajar mengajar dan belum dimanfaatkan untuk mendukung fungsi bisnis.

2. Distribusi data dan file saat ini sebagian besar terpusat di server, hal ini sangat membebani kerja server. Oleh karenanya perlu adanya pemisahan fungsi server sebagai penyedia layanan jaringan dengan penyedia data dan aplikasi.

3. Diperlukan middleware yang dapat mengkomunikasikan data dari basis data berbasis bahasa Clipper ke basis data SQL Server dan begitu juga sebaliknya.

4. Setiap aplikasi tidak menyediakan interface agar dapat berkomunikasi dengan aplikasi lain sehingga tidak dapat dilakukan integrasi antar aplikasi pada level interface.

(9)

IV.2 Pembentukan Arsitektur Integrasi Teknis

Arsitektur integrasi teknis (Gambar IV.4) menyajikan building code bagi proyek integrasi karena berisi spesifikasi yang akan diacu oleh proyek saat memilih teknologi integrasi. Arsitektur ini terdiri atas tuntunan dan batasan rancangan mengenai bagaimana seharusnya aplikasi dikembangkan. Oleh karenanya, spesifikasi harus dapat mendefinisikan seluruh aspek arsitektur integrasi dan mudah diakses sehingga informasi dapat mudah ditemukan dan dipahami.

Arsitektur teknis haruslah dikendalikan oleh business requirements dan mampu memenuhi kebutuhan di masa mendatang, sehingga mendefinisikan hal-hal berikut ini :

1. Layanan business-domain yang umum dan reusable yang dapat mendukung berbagai aplikasi.

2. Layanan teknis terstandarisasi dan umum yang dapat mendukung berbagai jenis integrasi baik yang berorientasi layanan, informasi maupun proses.

3. Service level yang harus didukung.

4. Framework keamanan yang komprehensif yang didasarkan pada kebijakan keamanan enterprise-wide yang jelas.

5. Fokus pada kemampuan untuk meningkatkan sistem informasi yang ada saat ini (legacy) dan juga produk sistem paket komersial guna menyediakan porsi yang signifikan terhadap fungsionalitas aplikasi.

Service Integration Architecture Information Integration Architecture Business Process Integration Architecture

Gambar IV.4 Arsitektur Integrasi Teknis (4)

(10)

IV.2.1 Requirement Arsitektur Integrasi

Tahapan ini didasarkan pada requirement bisnis dan hasil penilaian terhadap sistem dan teknologi integrasi saat ini, meliputi kebutuhan tipe-tipe layanan dan teknologi integrasi yang akan menjadi bagian dari infrastruktur dan juga mendefinisikan layanan-layanan yang dimanfaatkan oleh berbagai aplikasi yang berbeda, aplikasi yang perlu diintegrasikan dengan aplikasi lainnya dan jenis integrasi yang akan digunakan di enterprise.

IV.2.2 Tipe-tipe Integrasi

Dalam menentukan kebutuhan arsitektur integrasi, organisasi dapat memulai dengan mengidentifikasi tipe-tipe integrasi yang perlu didukung. Hasil dari analisis terhadap pemodelan bisnis, kondisi sistem dan teknologi saat ini dan juga kebutuhan akan data, aplikasi dan teknologi yang dapat mendukung YPA sebagai satu enterprise digunakan untuk mendefinisikan kebutuhan dari tipe integrasi.

Berdasarkan daftar urutan aplikasi bersifat enterprise yang memerlukan integrasi pada Tabel IV.1, maka hasil identifikasi tersebut digunakan sebagai dasar penentuan tipe integrasi pada Tabel IV.2. Nomor aplikasi pada tabel tersebut diperoleh dari hasil analisa kebutuhan akan aplikasi ideal bagi YPA yang terdaftar pada Tabel III.4.

Tabel IV.2 Tipe-tipe Integrasi

No. No.

Aplikasi Kandidat Aplikasi Tipe

Integrasi Keterangan Aplikasi Legacy yang Diintegrasikan 1 1.1 Sistem Pendaftaran Calon

Siswa/Mahasiswa Baru Legacy integration

Integrasi aplikasi yang telah ada (legacy application)

- Aplikasi akademik LPP - Aplikasi

akademik ASM

2 1.2 Sistem Pengelolaan

Pembayaran Pendaftaran Legacy integration

Integrasi aplikasi yang telah ada (legacy application)

- Aplikasi keuangan LPP - Aplikasi

keuangan ASM 3 1.3 Sistem Pengelolaan Ujian

Saringan Masuk seleksi calon mahasiswa baru 4 1.4 Sistem Pelaporan

Penerimaan

Siswa/Mahasiswa Baru

Information

integration Mengintegrasikan data dari seluruh unit organisasi

- Aplikasi akademik LPP - Aplikasi

akademik ASM - Aplikasi

keuangan LPP - Aplikasi

keuangan ASM

(11)

Tabel IV.2 Tipe-tipe Integrasi (Lanjutan)

No. No.

Aplikasi Kandidat Aplikasi Tipe

Integrasi Keterangan Aplikasi Legacy yang Diintegrasikan 5 2.1 Sistem Registrasi Ulang

Siswa/Mahasiswa Legacy

integration Integrasi aplikasi yang telah ada (legacy application)

- Aplikasi akademik LPP

- Aplikasi akademik ASM

6 2.2 Sistem Pembuatan KRS,

KTS dan KTM Legacy

integration Integrasi aplikasi yang telah ada (legacy application)

- Aplikasi akademik LPP

- Aplikasi akademik ASM

7 2.3 Sistem Perwalian Legacy

integration Integrasi aplikasi yang telah ada (legacy application)

- Aplikasi akademik LPP

- Aplikasi akademik ASM

8 2.4 Sistem Perubahan

Rencana Studi Legacy

integration Integrasi aplikasi yang telah ada (legacy application)

- Aplikasi akademik LPP

- Aplikasi akademik ASM

9 2.5 Sistem Penjadwalan KBM Legacy

integration Integrasi aplikasi yang telah ada (legacy application)

- Aplikasi akademik LPP

- Aplikasi akademik ASM

10 2.6 Sistem Administrasi KBM Legacy

integration Integrasi aplikasi yang telah ada (legacy application)

- Aplikasi akademik LPP

- Aplikasi akademik ASM

11 2.7 Sistem Penjadwalan Ujian (UTS, UAS, Sidang,

Komprehensif)

Legacy

integration Integrasi aplikasi yang telah ada (legacy application)

- Aplikasi akademik LPP

- Aplikasi akademik ASM

12 2.8 Sistem Administrasi Ujian (UTS, UAS, Sidang, Komprehensif)

Legacy

integration Integrasi aplikasi yang telah ada (legacy application)

- Aplikasi akademik LPP

- Aplikasi akademik ASM

13 2.9 Sistem Pengelolaan Nilai Legacy

integration Integrasi aplikasi yang telah ada (legacy application)

- Aplikasi akademik LPP

- Aplikasi akademik ASM

14 2.10 Sistem Pembuatan Kartu

Hasil Studi Legacy

integration Integrasi aplikasi yang telah ada (legacy application)

- Aplikasi akademik LPP

- Aplikasi akademik ASM

15 2.11 Sistem Administrasi

Dosen Legacy

integration Integrasi aplikasi yang telah ada (legacy application)

- Aplikasi akademik LPP

- Aplikasi akademik ASM

16 2.12 Sistem Manajemen

Kurikulum Legacy

integration Integrasi aplikasi yang telah ada (legacy application)

- Aplikasi akademik LPP

- Aplikasi akademik ASM

17 2.13 Sistem Pelaporan

Akademik Information

integration Mengintegrasikan data dari seluruh unit organisasi

- Aplikasi akademik LPP

- Aplikasi akademik ASM

- Aplikasi keuangan LPP

- Aplikasi keuangan ASM

18 3.1 Sistem Pembuatan Ijazah, Sertifikat dan Transkrip Nilai

Legacy

integration Integrasi aplikasi yang telah ada (legacy application)

- Aplikasi akademik LPP

- Aplikasi akademik ASM

19 3.2 Sistem Administrasi

Wisuda Legacy

integration Integrasi aplikasi yang telah ada (legacy application)

- Aplikasi akademik LPP

- Aplikasi akademik ASM

(12)

Tabel IV.2 Tipe-tipe Integrasi (Lanjutan)

No. No.

Aplikasi Kandidat Aplikasi Tipe

Integrasi Keterangan Aplikasi Legacy yang Diintegrasikan 19 3.2 Sistem Administrasi

Wisuda Legacy

integration Integrasi aplikasi yang telah ada (legacy application)

- Aplikasi akademik LPP

- Aplikasi akademik ASM

20 3.3 Sistem Pelaporan

Kegiatan Wisuda Information

integration Mengintegrasikan data dari seluruh unit organisasi

- Aplikasi akademik LPP

- Aplikasi akademik ASM

- Aplikasi keuangan LPP

- Aplikasi keuangan ASM

21 5.3 Sistem Pengelolaan

Alumni Legacy

integration Integrasi aplikasi yang telah ada (legacy application)

- Aplikasi akademik LPP

- Aplikasi akademik ASM

22 5.4 Sistem Pengelolaan Pelaporan Kegiatan BKK dan IKA

Composite

integration Mengintegrasikan dengan komponen aplikasi yang baru akan

dikembangkan

- Aplikasi akademik LPP

- Aplikasi akademik ASM

- Aplikasi keuangan LPP

- Aplikasi keuangan ASM

23 6.1 Sistem Pengelolaan Pembayaran Biaya Pendidikan dari Siswa/Mahasiswa

Legacy

integration Integrasi aplikasi yang telah ada (legacy application)

- Aplikasi keuangan LPP

- Aplikasi keuangan ASM

24 6.2 Sistem Pengelolaan

Pembayaran Honor Dosen Legacy

integration Integrasi aplikasi yang telah ada (legacy application)

- Aplikasi keuangan LPP

- Aplikasi keuangan ASM

25 6.3 Sistem Pengelolaan Pelaporan Pembayaran Biaya Pendidikan Siswa/Mahasiswa

Information

integration Mengintegrasikan data dari seluruh unit organisasi

- Aplikasi keuangan LPP

- Aplikasi keuangan ASM

Merujuk Tabel IV.2 dan berdasarkan hasil analisa terhadap proses bisnis, kondisi sistem dan teknologi saat ini, maka kebutuhan YPA adalah melakukan integrasi terhadap aplikasi yang ada (legacy), integrasi data dari berbagai unit organisasi yang akan menghasilkan informasi terintegrasi, serta integrasi gabungan dengan aplikasi baru yang akan dikembangkan. Pada Tabel IV.2 jika diperhatikan, terdapat aplikasi yang tidak diintegrasikan yaitu aplikasi ujian saringan masuk karena kegiatan ujian saringan masuk hanya diperuntukkan bagi mahasiswa dalam jenjang pendidikan formal, sehingga hanya dikelola untuk unit organisasi ASM.

Hal ini berpengaruh terhadap aplikasi yang mengelolanya dimana tidak ada kebutuhan integrasi dengan aplikasi lain. Integrasi aplikasi menjadi solusi bagi permasalahan di YPA karena adanya kebutuhan untuk tetap dapat menggunakan basis data dan layanan pada aplikasi yang ada (legacy) semaksimal mungkin, sehingga setiap unit organisasi dapat saling berbagi data dan proses tanpa

(13)

membuat perubahan terhadap aplikasi maupun struktur data secara terus-menerus untuk mengikuti kebutuhan bisnis.

IV.2.3 Layanan dan Teknologi Integrasi

Arsitektur integrasi dapat terdiri atas sejumlah layanan integrasi yang berbeda, dan layanan-layanan ini dapat diimplementasikan dengan beragam teknologi.

Arsitektur integrasi harus meliputi seluruh aspek integrasi yang diperlukan oleh organisasi sehingga didasarkan pada prinsip organisasi dan tidak ditujukan bagi pemilihan produk tertentu.

Gambar IV.5 Tipe-tipe Enterprise Application Integration (9)

Sebelum melakukan integrasi, dalam hal ini adalah integrasi aplikasi, organisasi perlu memahami elemen proses dan data yang memerlukan integrasi, karena integrasi aplikasi dapat dilakukan pada berbagai level, yaitu (Gambar IV.5) : 1. Level data.

Integrasi aplikasi level data (Gambar IV.6) merupakan proses serta teknik dan teknologi pemindahan data antar simpanan data. Level data menggambarkan ekstrasi informasi dari suatu basis data, pemrosesan informasi sesuai kebutuhan dan melakukan update pada basis data lain. Pengaksesan data dalam konteks integrasi aplikasi memerlukan keterhubungan antara lojik dari

(14)

aplikasi dan user interface guna dapat mengekstrasi atau mengisi data secara langsung ke dalam basis data.

Gambar IV.6 Integrasi Level Data (9)

Terdapat banyak teknologi dan teknik untuk memindahkan data dari satu basis data ke basis data lain, diantaranya database replication software, message broker dan custom built. Software yang diletakkan antara basis data bertugas untuk melakukan ekstrasi, merubah format dan meng-update satu basis data sehingga dapat dipahami oleh basis data lain. Data direplikasi saat terdapat update pada tabel yang bersesuaian. Terdapat dua pendekatan integrasi aplikasi pada level data , yaitu (9) :

b. Database-to-database

Saling berbagi informasi pada level basis data, baik pada konfigurasi one- to-one, one-to-many, maupun many-to-many. Pendekatan bagi database- to-database adalah dengan middleware basis data dan software replikasi basis data.

c. Federated database

Juga bekerja pada level basis data, namun tidak hanya melakukan replikasi data antara basis data, melainkan memperbolehkan pengaksesan sejumlah basis data dari berbagai brand, model skema menggunakan model basis data virtual. Model basis data virtual hanya terdapat pada perangkat lunak dan dipetakan pada basis data yang terhubung secara fisik. Penggunaan basis data virtual sebagai single point integrasi aplikasi, mengakses data dari sejumlah sistem melalui interface basis data tunggal. Manfaat dari

(15)

pendekatan ini adalah pada middleware untuk berbagi informasi antar aplikasi dan bukan pada custom solution. Middleware digunakan untuk menyembunyikan perbedaan dari basis data yang diintegrasikan.

2. Level application interface.

Integrasi aplikasi pada level application interface (Gambar IV.7) merupakan interface yang di-expose dari packaged application atau custom application sedemikian sehingga aplikasi eksternal dapat memperoleh akses terhadap berbagai level atau layanan tanpa membuat perubahan terhadap aplikasi tersebut. Penyajian interface bertujuan untuk menyediakan akses terhadap proses bisnis dan data yang dienkapsulasi dalam aplikasi yang dibuat dan menyediakan mekanisme yang memungkinkan informasi yang dienkapsulasi dapat di-share.

Aplikasi

API

Sumber daya

Lojik aplikasi

Data Middleware

Gambar IV.7 API Penghubung dengan Sumber Daya (9)

Mekanisme yang dibuat untuk menghubungkan sejumlah sumber daya seperti application server, middleware layer maupun basis data merupakan application programming interface (API). API memungkinkan adanya permintaan layanan terhadap ketiga entitas tersebut guna memperoleh nilai (Gambar IV.7).

(16)

3. Level metoda.

Integrasi aplikasi level metoda dimaksudkan untuk berbagi business logic yang terdapat dalam enterprise. Mekanisme berbagi metoda diantara aplikasi diantaranya distributed object, application server, transaction processing monitor, framework dan membuat aplikasi baru yang mengkombinasikan dua aplikasi atau lebih. Terdapat dua pendekatan dasar yaitu membuat sejumlah shared application server yang ada dalam shared physical server.

4. Level user interface.

Integrasi aplikasi level user interface merupakan integrasi aplikasi dengan menggunakan user interface (dikenal juga dengan istilah screen scraping).

IV.2.4 Penentuan Komponen Data yang Diintegrasikan

Integrasi aplikasi akan dimulai dengan menentukan data karena untuk kasus aplikasi di YPA, permasalahan utama terletak pada redundansi data. Hal ini memberikan gambaran bahwa apa yang sebenarnya terdapat dalam basis data.

Terdapat tiga langkah dasar dalam menerapkan integrasi aplikasi level data, yaitu mengidentifikasi data, membuat katalog data dan membuat skema data. Tujuan dari penentuan data ini adalah untuk memahami dimana data berada (where), memperoleh informasi mengenai data (where) dan mengaplikasikan prinsip- prinsip untuk menentukan data apa yang mengalir (which), ke mana (where) dan mengapa (why).

Hasil pemetaan antara entitas data yang dihasilkan dan digunakan aplikasi legacy pada Gambar IV.2 menunjukkan bahwa terdapat entitas yang diciptakan oleh lebih dari satu aplikasi, sebagai contoh adalah entitas pendaftar yang diciptakan oleh aplikasi penerimaan siswa LPP dan juga oleh aplikasi penerimaan mahasiswa ASM. Berdasarkan hasil pemetaan ini, diidentifikasi entitas-entitas yang akan diintegrasikan sehingga cukup dengan sekali penciptaan, maka data dapat digunakan pada aplikasi lain. Entitas data yang akan diintegrasikan adalah entitas pendaftar, mata kuliah, siswa/mahasiswa, dosen dan komponen biaya karena entitas ini diciptakan berulang kali serta digunakan pada sub sistem lainnya.

(17)

IV.2.4.1 Katalog Data

Pembuatan katalog dimaksudkan untuk mengetahui identitas untuk masing- masing atribut dari tiap tabel. Berdasarkan katalog inilah akan ditentukan atribut mana yang memiliki pengaruh terhadap atribut pada tabel lain sehingga akan memudahkan proses integrasi pada level data. Definisi untuk data bagi masing- masing basis data dari keempat aplikasi yaitu aplikasi akademik dan keuangan unit LPP dan ASM disajikan dalam bentuk katalog data pada lampiran F.

* kddosen nmdosen gelar tmptlahir tgllahir agama

jeniskelamin alamat kota kodepos telpon pendidikan

nmuniv Tabel Dosen

tglmasuk

* nis nm_sis tmp_lahir tgl_lahir jk alamat kota kodepos

telpon Tabel Siswa

* kd_pendaftaran nm_pendaftar tmp_lahir tgl_lahir jk alamat kota kodepos

telpon Tabel Pendaftar

c_perguruantgg c_programstudi c_jenjang

* c_dosen n_dosen i_gelar i_tmptlahir d_tgllahir i_agama i_jeniskelamin i_goldarah a_alamat a_kota a_kodepos a_telpon a_handphone a_email i_nomorktp c_jabatan c_stsjabatan c_pendidikan n_sekolah i_bidgilmu i_akta i_ijin i_nip c_ptinduk i_entry d_entry

Tabel TmDosen

c_perguruantgg c_programstudi c_jenjang c_jurusan

* c_nim n_mahasiswa

i_tmptlahir d_tgllahir i_agama i_jeniskelamin i_goldarah i_almtorgtua i_kotaorgtua c_kdposorgtua c_prporgtua a_alamat a_kota a_kodepos a_telpon a_handphone a_email i_tahunmasuk i_btssemester d_tglmasuk c_stsmasuk i_entry d_entry

Tabel TmMahasiswa

* c_pendaftaran n_namasiswa i_tempatlahir d_tgllahir i_agama i_jeniskelamin i_asalsekolah i_asalsekolahalmt i_asalsekolahthlls i_almtasal i_almtasalkota i_almtasaltlp i_alamat i_telpon i_sekolahhis i_sekolahhisml i_sekolahhissl n_orangtua i_orangtuaalmt i_orangtuakota i_orangtuajob c_jurusan c_informasiasal v_nilai n_keterangan i_entry d_entry

Tabel TmSiswaPPMB

* nis nmsis tmp_lahir tgl_lahir kelamin alamat kota kodepos

telpon Tabel Siswa

* nim nmmhs tmp_lahir tgl_lahir kelamin alamat kota kodepos

telpon Tabel Mahasiswa Aplikasi Keuangan

LPP

Aplikasi Keuangan ASM

Aplikasi Akademik ASM Aplikasi Akademik

LPP

* kodegl namagl balance report yatidak aktiva labarugi fuseri fusere timei timee tglupdi

tglupde Tabel FmGL

* kodegl namagl balance report yatidak aktiva labarugi fuseri fusere timei timee tglupdi

tglupde Tabel FmGL

Gambar IV.8 Skema Relasi Basis Data

(18)

IV.2.4.2 Skema Basis Data

Setelah informasi mengenai data diidentifikasi dalam bentuk katalog data, langkah selanjutnya adalah membuat skema relasi antar tabel sehingga dapat diketahui tabel yang mempengaruhi tabel lain dari antara aplikasi dalam enterprise. Skema relasi antar tabel dapat dilihat pada Gambar IV.8 yang menunjukkan keterhubungan tabel dari keempat kelompok aplikasi. Tabel-tabel yang memberikan pengaruh terhadap aplikasi lain yaitu pendaftar, siswa, mahasiswa, dosen dan komponen biaya. Tabel-tabel tersebut juga memiliki permasalahan utama yaitu dibuat lebih dari satu kali oleh lebih dari satu aplikasi yang mengakibatkan redundansi data. Sehingga permasalahan ini dapat diselesaikan dengan melakukan integrasi antar tabel-tabel tersebut.

IV.2.4.3 Penentuan Teknologi Integrasi Aplikasi

Berdasarkan kebutuhan untuk menggabungkan aplikasi yang tidak merubah lojik aplikasi serta memperhatikan skema relasi basis data dan skema aplikasi yang memerlukan pertukaran data antar aplikasi dari tabel-tabel master yang tidak memiliki keterkaitan lojik secara erat antar basis data maka disimpulkan bahwa keempat kelompok aplikasi memerlukan adanya integrasi pada tingkatan data.

Integrasi pada level data dipilih karena tidak adanya akses terhadap lojik atau source code dari masing-masing aplikasi. Integrasi dapat dilakukan pada level data dengan menempatkan software diantara basis data dari keempat aplikasi.

Software ini bertugas untuk melakukan ekstraksi informasi dari suatu basis data, melakukan reformat terhadap data dengan merubah isi dan skema jika diperlukan serta melakukan update basis data. Data direplikasi diantara basis data saat terjadi update dari sisi basis data manapun ke tabel yang bersesuaian.

IV.2.4.4 Integrasi Level Data

Sebelum melakukan perpindahan data antar basis data, perlu dipahami metadata dari masing-masing basis data. Pemahaman ini sangatlah penting karena basis data dari keempat aplikasi di YPA dibuat dengan platform yang berbeda.

(19)

Pemahaman yang dimaksud di sini bertujuan untuk dapat mengkomunikasikan format setiap tabel yang akan diintegrasikan dari masing-masing basis data.

Sebagai contoh untuk memindahkan data dosen dari basis data aplikasi akademik LPP ke basis data aplikasi akademik ASM perlu memperhatikan struktur dari masing-masing tabel. Pengabaian terhadap struktur atau format data akan mengakibatkan error baik bagi basis data sumber maupun basis data tujuan.

Keputusan lain yang harus dibuat juga terkait dengan frekuensi perpindahan data sehingga setiap terjadi event, akan memberikan signal mengenai kapan data harus disalin, apakah real time atau batch. Untuk kasus YPA, dimana data yang dipindahkan adalah data dari tabel master yang diperlukan oleh aplikasi lain dan mempengaruhi informasi di aplikasi lain, maka perpindahan harus dilakukan secara real-time. Terdapat banyak teknik dan teknologi untuk memindahkan data dari satu basis data ke basis data lain termasuk diantaranya adalah software replikasi, message brokers dan custom-built. Apapun teknologi yang digunakan, tujuan dari software tersebut adalah menyediakan kemampuan untuk mengekstrasi informasi dari basis data, melakukan reformat data (melakukan perubahan skema maupun isi) dan melakukan update di basis data lain.

Integrasi pada level data bertanggung jawab terhadap pengaksesan data dari satu aplikasi ke aplikasi lain. Oleh karenanya, level ini harus menyediakan layanan transportasi dan transformasi data. Integrasi pada level data merupakan integrasi pada tingkat rendah yang berarti proses integrasi tidak memerlukan pemahaman mengenai lojik aplikasi sehingga lojik aplikasi akan diabaikan dengan langsung melakukan pembacaan dan penulisan data dari aplikasi sumber ke aplikasi tujuan.

IV.2.4.5 Tipe Middleware

Middleware adalah software yang memfasilitasi komunikasi antara dua atau lebih sistem perangkat lunak. Tipe middleware yang dipilih untuk kasus di YPA adalah database-oriented middleware, merupakan middleware yang memfasilitasi komunikasi antara basis data, mekanisme yang mengekstraksi informasi baik dari basis data lokal maupun remote.

(20)

Database-oriented middleware bekerja dengan dua tipe basis data yaitu call-level interface (CLI) dan native database. CLI menyediakan akses pada sejumlah basis data melalui interface umum, banyak digunakan pada basis data relasional (contoh ODBC, JDBC). Sedangkah native database middleware tidak menggunakan API, namun mengakses feature dan fungsi basis data tertentu, hanya menggunakan mekanisme aslinya.

Alasan dipilihnya database-oriented middleware dalam kasus YPA, dikarenakan sejumlah manfaat yang dapat diperoleh, yaitu (Gambar IV.9) :

1. Interface terhadap aplikasi.

2. Kemampuan untuk dapat mengkonversi bahasa aplikasi sehingga dapat dipahami oleh basis data target.

3. Kemampuan untuk dapat mengirimkan query terhadap basis data melalui jaringan.

4. Kemampuan untuk dapat memproses query pada basis data target.

5. Kemampuan untuk dapat memindahkan tanggapan sebagai hasil dari query kembali melalui jaringan kepada aplikasi yang meminta.

6. Kemampuan untuk mengkonversi tanggapan ke dalam format yang dapat dipahami oleh aplikasi yang meminta.

Kemampuan tersebut perlu didukung oleh kemampuan untuk dapat memproses permintaan secara simultan.

Gambar IV.9 Fungsi Database-Oriented Middleware (9)

IV.2.4.6 Model Middleware

Pemahaman terhadap karakteristik tiap middleware diperlukan untuk mengevaluasi setiap teknologi dari vendor. Terdapat dua tipe model middleware yaitu lojik (logical) dan fisik (physical). Model middleware lojik menggambarkan

(21)

bagaimana informasi mengalir dalam enterprise secara konseptual, sedangkan middleware fisik menggambarkan bagaimana sebenarnya informasi mengalir dan teknologi yang digunakan.

Middleware dapat bekerja pada konfigurasi point-to-point atau many-to-many.

Middleware point-to-point menghubungkan satu aplikasi dengan satu aplikasi lain misalnya aplikasi akademik LPP dengan aplikasi akademik ASM. Sedangkan middleware many-to-many menghubungkan banyak aplikasi dengan banyak aplikasi lain.

Jenis komunikasi middleware terdiri atas asynchronous dan synchronous.

Middleware asynchronous merupakan middleware yang dapat memindahkan informasi antara satu atau banyak aplikasi dalam mode asinkron yang artinya bersifat decouple dan satu aplikasi tidak tergantung terhadap aplikasi lain yang terhubung saat melakukan pemrosesan sehingga tidak akan melakukan block terhadap aplikasi lain dalam melakukan pemrosesan. Sedangkan middleware synchronous bersifat tightly couple, yang sangat tergantung pada middleware untuk memproses satu atau lebih function call.

Untuk kasus YPA, maka model middleware yang cocok adalah many-to-many asynchronous. Pemilihan middleware dengan konfigurasi many-to-many untuk kasus aplikasi di YPA karena jika melihat skema relasi basis data (Gambar IV.8), maka terdapat banyak keterhubungan point-to-point. Sedangkan penggunaan jenis komunikasi asynchronous karena antar aplikasi tidak memiliki keterkaitan erat (loosely coupled) sehingga tidak perlu melakukan blocked terhadap aplikasi lain dalam melakukan pemrosesan.

IV.2.4.7 Topologi Integrasi Aplikasi

Ilustrasi pada Gambar IV.10 diberikan untuk memberikan pemahaman mengenai bagaimana suatu data disimpan antar tabel dan basis data. Sebagai contoh saat data dosen disimpan pada basis data aplikasi akademik LPP, maka akan menciptakan event, informasi baru ini akan disalin ke aplikasi akademik ASM.

(22)

Frekuensi perpindahan data bersifat real-time, artinya data pada suatu tabel akan di-update setiap terjadi event pada suatu tabel yang bersesuaian.

Kompatibilitas data terkait dengan sintaks dan semantik data. Permasalahan mengenai format dan struktur data merupakan permasalahan kompatibilitas sintaks data yang dapat diatasi dengan melakukan penyesuaian format dan struktur data antar aplikasi. Sedangkan permasalahan semantik data adalah dihasilkannya suatu data dari hasil gabungan dan transformasi menjadi format record baru.

Gambar IV.10 Integrasi Level Data Kasus YPA

Jika memperhatikan skema relasi basis data (Gambar IV.8) dapat dilihat bahwa perpindahan data antar basis data hanya melibatkan permasalahan sintaks data, yang artinya hanya memerlukan penyesuaian struktur dan format data dari basis data sumber ke basis data tujuan. Sebagai contoh untuk memindahkan isi field kddosen dari tabel dosen di basis data akademik LPP ke field c_dosen pada tabel TmDosen di basis data akademik ASM hanya perlu memperhatikan struktur dan format data yang telah didefinisikan pada katalog data (lampiran F) yaitu penyesuaian dari tipe character berukuran 6 dengan tipe varchar berukuran 10.

(23)

Untuk mengintegrasikan aplikasi, maka perlu adanya pembentukan arsitektur bagi bagaimana aplikasi tersebut saling terhubung. Pada dasarnya terdapat 3 jenis arsitektur integrasi aplikasi yaitu (9) :

1. Hub-and-spoke

Dengan arsitektur hub-and-spoke, tool integrasi aplikasi bertindak sebagai pusat dari aplikasi yang terhubung dan bekerja seperti hub informasi. Setiap aplikasi langsung dikoneksikan dengan hub sehingga akan mengurangi kompleksitas integrasi. Interaksi aplikasi dengan aplikasi lain dilakukan melalui hub, jadi tidak ada koneksi secara langsung antar aplikasi. Arsitektur integrasi ini memiliki kelebihan dalam meminimasi integrasi interface, memungkinkan komunikasi sinkron/asinkron, berorientasi proses bisnis, memfasilitas model publish/subscribe, memungkinkan guna ulang, mengurangi kompleksitas implementasi, memungkinkan manajemen/

administrasi terpusat. Namun arsitektur ini juga memiliki kelemahan yaitu mengakibatkan kegagalan terpusat, kemungkinan besar terjadinya bottleneck jika integrasi dilakukan pada sistem besar dan permasalahan seputar performansi.

2. Federated

Pada arsitektur federated, tidak terdapat server integrasi aplikasi.

Transformasi data dan pengontrolan workflow secara langsung ditempelkan pada aplikasi melalui modul. Integrasi antar sistem direalisasikan melalui keterhubungan secara langsung. Komunikasi antara sistem menggunakan bus topology dengan format message yang bersifat product-dependent. Arsitektur ini tidak mengikuti ide integrasi enterprise karena masih terdapat koneksi point-to-point sehingga cocok untuk proyek integrasi kecil.

3. Bus topology

Bus topology digunakan untuk merealisasikan komunikasi antara sistem yang berbeda. Kelemahan dari arsitektur ini adalah setiap modul harus di-install pada setiap sistem yang diintegrasikan. Komponen ini yang bertanggung jawab menghubungkan sistem yang terintegrasi dengan bus sehingga seluruh

(24)

aplikasi terintegrsi. Terdapat server yang mengelola seluruh workflow dan transformasi data. Manfaat dari topology ini adalah untuk memperoleh scalability dimana jumlah sistem terintegrasi tidak akan mempengaruhi performansi, memperoleh performansi yang tinggi dengan arsitektur terdistribusi dan pengelolaan yang terpusat.

Untuk kasus aplikasi di YPA, integrasi menggunakan arsitektur bus topology (Gambar IV.10), dimana setiap sistem diintegrasikan melalui bus dan transformasi data dikelola oleh server. Arsitektur ini diharapkan dapat memberikan skalabilitas pada komponen-komponen yang diintegrasikan sehingga memiliki performansi yang tinggi.

IV.3 Arsitektur Integrasi Layanan

Arsitektur integrasi layanan (Gambar IV.11) mendefinisikan aplikasi bisnis sebagai komponen fungsionalitas bisnis yang dapat diguna ulang dan mudah dirubah serta bagaimana komponen-komponen tersebut saling terkait. Konsep ini merupakan konsep arsitektur yang berbasis layanan (service-oriented architecture/SOA).

Dalam SOA, fungsi-fungsi bisnis atau proses yang terpisah dibuat sebagai komponen-komponen yang tidak tergantung dengan interface standar yang dapat diakses oleh aplikasi, layanan atau proses bisnis lain, dengan tidak memperhatikan platform atau bahasa pemrograman. Layanan-layanan ini dapat dikombinasikan secara fleksibel untuk mendukung proses bisnis dan fungsi yang berbeda.

Tahapan-tahapan dalam membuat arsitektur integrasi layanan adalah : 1. Menentukan business events.

2. Menentukan layanan.

(25)

Gambar IV.11 Arsitektur Integrasi Layanan (4)

IV.3.1 Business Events

Business event mendefinisikan aktivitas bisnis yang harus didukung oleh sistem.

Business event adalah sesuatu yang terjadi dalam business environment, terjadi pada waktu tertentu, dan harus ditanggapi oleh sistem. Penyajian aktivitas yang terjadi dalam bisnis dan sistem yang diperlukan untuk menanggapi dapat disajikan dalam bentuk events table. Terdapat dua jenis event yaitu business events dan temporal events. Business events adalah aktivitas yang terjadi dalam bisnis dan dapat dideteksi dengan mendefinisikan setiap aktivitas bisnis dalam lingkup sistem. Temporal events terjadi pada waktu yang telah ditetapkan. Temporal events terjadi karena permintaan kebijakan bisnis dimana aktivitas sistem tertentu terjadi pada waktu tertentu atau karena sistem menghasilkan output berbasis waktu. Business events yang terkait dengan proses layanan di YPA terdapat dalam Tabel IV.3 berikut :

Tabel IV.3 Business Events

No.

Event Business Event Deskripsi Event Tanggapan E1 Pengelolaan pendaftaran

calon siswa dan mahasiswa baru

Event ini dimulai dari calon siswa/mahasiswa melakukan pendaftaran. Bagian

Pendaftaran unit LPP dan ASM akan melakukan pendataan.

R1.1 Mendata calon siswa/mahasiswa

E2

Pengelolaan pembayaran administrasi penerimaan calon siswa dan mahasiswa baru

Event ini dimulai setelah calon siswa/mahasiswa melakukan pendaftaran. Siswa/mahasiswa diminta membayar biaya formulir pendaftaran di Bagian Pendaftaran unit LPP dan ASM.

Bagian Keuangan bertanggung jawab terhadap pengelolaan pembayaran.

R2.1 Mengelola pembayaran pendaftaran calon siswa/mahasiswa

(26)

Tabel IV.3 Business Events (Lanjutan)

No.

Event Business Event Deskripsi Event Tanggapan

E3

Penilaian hasil Ujian Saringan Masuk (USM) seleksi calon mahasiswa baru

Event ini dimulai setelah mahasiswa melakukan pembayaran. Mahasiswa mengikuti USM dan hasilnya akan dikelola oleh Bagian Akademik unit ASM.

R3.1 Memeriksa jurusan dan program studi yang dipilih R3.2 Mengelola hasil USM

E4 Pelaporan dan evaluasi penerimaan siswa dan mahasiswa baru

Event ini dilakukan secara periodik untuk melaporkan hasil penerimaan siswa/mahasiswa baru. Laporan dibuat oleh setiap bagian yang terlibat baik unit LPP maupun ASM bagi kepentingan pihak manajemen.

R4.1 Mengelola pelaporan penerimaan

siswa/mahasiswa baru

E5 Penetapan kurikulum

Event ini dikelola Bagian Akademik unit LPP maupun ASM untuk menghasilkan kurikulum.

R5.1 Mengelola kurikulum

E6 Penentuan dosen-dosen

pengajar dan wali akademik Event ini dikelola Bagian Akademik unit LPP maupun ASM untuk menetapkan dosen pengajar dan wali akademik.

R6.1 Mengelola dosen pengajar dan wali akademik

E7 Registrasi ulang siswa dan mahasiswa

Event ini dikelola Bagian Akademik unit LPP maupun ASM untuk melaksanakan registrasi ulang

siswa/mahasiswa.

R7.1 Memeriksa jurusan dan program studi yang dipilih R7.2 Mengelola registrasi ulang

siswa/mahasiswa

E8 Pengelolaan Kartu Tanda Siswa (KTS) dan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM)

Event ini dikelola Bagian Akademik unit LPP maupun ASM untuk membuat Kartu Tanda Siswa (KTS) dan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM).

R8.1 Mengelola pembuatan Kartu Tanda Siswa (KTS) dan Kartu Tanda

Mahasiswa (KTM)

E9 Pelaksanaan perwalian (program D-3)

Event ini dikelola Bagian Akademik unit ASM untuk

melaksanakan perwalian. R9.1 Mengelola perwalian

E10 Pengelolaan Perubahan Rencana Studi/PRS (program D-3)

Event ini dikelola Bagian Akademik unit ASM untuk melaksanakanPerubahan Rencana Studi/PRS.

R10.1 Mengelola Perubahan Rencana Studi/PRS

E11 Pembuatan jadwal Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Event ini dikelola Bagian Akademik unit LPP maupun ASM untuk membuat jadwal Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

R11.1 Mengelola pembuatan jadwal Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

E12 Pembuatan daftar hadir Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

Event ini dikelola Bagian Akademik unit LPP maupun ASM untuk membuat daftar hadir Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

R12.1 Mengelola pembuatan daftar hadir Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)

E13 Pembuatan jadwal ujian (UTS, UAS, komprehensif)

Event ini dikelola Bagian Akademik unit LPP maupun ASM untuk membuat jadwal ujian (UTS, UAS,

komprehensif).

R13.1 Mengelola pembuatan jadwal ujian (UTS, UAS, komprehensif)

E14 Pembuatan daftar hadir (UTS, UAS, komprehensif)

Event ini dikelola Bagian Akademik unit LPP maupun ASM untuk membuat

pembuatan daftar hadir (UTS, UAS, komprehensif).

R14.1 Mengelola pembuatan daftar hadir (UTS, UAS, komprehensif)

E15 Pemrosesan nilai Event ini dikelola Bagian Akademik unit LPP maupun

ASM untuk memproses nilai. R15.1 Mengelola nilai E16 Pencetakan Kartu Hasil

Studi (KHS) Event ini dikelola Bagian Akademik unit LPP maupun ASM untuk menghasilkan KHS.

R16.1 Mengelola pencetakan Kartu Hasil Studi (KHS)

(27)

Tabel IV.3 Business Events (Lanjutan)

No.

Event Business Event Deskripsi Event Tanggapan E17 Pelaporan dan evaluasi

kegiatan akademik Event ini dikelola Bagian Akademik unit LPP maupun ASM untuk melaporkan kegiatan akademik bagi manajemen.

R17.1 Mengelola pelaporan kegiatan akademik bagi manajemen

E18 Pembuatan ijazah, sertifikat

dan transkrip nilai Event ini dikelola Bagian Akademik unit LPP maupun ASM untuk membuat ijazah, sertifikat dan transkrip nilai.

R18.1 Mengelola pembuatan ijazah, sertifikat dan transkrip nilai E19 Pelaporan dan evaluasi

kegiatan wisuda Event ini dikelola Bagian Akademik unit LPP maupun ASM untuk melaporkan siswa/mahasiswa yang telah lulus.

R19.1 Mengelola pelaporan siswa/mahasiswa yang telah lulus

E20 Pengelolaan biaya

pendidikan Event ini dilakukan Bagian Keuangan untuk mengelola pembayaran biaya pendidikan.

R20.1 Mengelola pembayaran biaya pendidikan E21 Pengelolaan honor dosen Event ini dilakukan Bagian

Keuangan untuk mengelola pembayaran honor dosen.

R21.1 Mengelola pembayaran honor dosen

E22 Pelaporan dan evaluasi

keuangan Event ini dilakukan Bagian Keuangan untuk melaporkan pembayaran biaya pendidikan.

R22.1 Mengelola Pelaporan dan evaluasi keuangan

Tanggapan sistem yang didefinisikan dalam events table digunakan untuk menentukan layanan sistem yang harus disediakan. Sejumlah layanan atau fungsi telah ada pada sistem dan fungsionalitas lain yang baru mungkin muncul dan harus dikembangkan serta diintegrasikan. Deskripsi layanan mendefinisikan lingkup fungsionalitas yang diperlukan untuk melaksanakan layanan bisnis tertentu. Untuk memaksimalkan business agility dan IT investment, business service harus didefinisikan pada tingkatan yang mengoptimasi guna ulang (reuse).

IV.3.2 Layanan

Tanggapan sistem yang terdefinisi dalam event table mendefinisikan layanan esensial yang harus disediakan oleh sistem. Sejumlah fungsionalitas telah ada dalam sistem legacy dan terdapat sejumlah fungsionalitas baru yang perlu diintegrasikan. Deskripsi layanan mendefinisikan lingkup fungsionalitas yang diperlukan untuk melaksakan layanan bisnis. Deskripsi layanan harus mencakup metoda yang harus didukung oleh layanan, input dan output serta deskripsi umum.

Tabel IV.4 menyajikan daftar tanggapan terhadap business event, mendefinisikan apakah fungsi telah ada dalam sistem lama, atau merupakan fungsionalitas baru.

Definisi layanan terkait dengan modul-modul dalam aplikasi.

Gambar

Gambar IV.1 Tahapan Pembentukan Arsitektur Integrasi
Tabel IV.1 Dampak Kandidat Aplikasi
Tabel IV.2 Tipe-tipe Integrasi
Tabel IV.2 Tipe-tipe Integrasi (Lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari semua pemaparan diatas serta proses dalam pembuatan Sistem Informasi Aplikasi Pemesanan Banten Berbasis Web dan SMS Gateway ini dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem

Nilai anggaran kasar dan bersih hakisan tanih jangka pendek yang diperolehi, walau bagaimanapun hanya mewakili impak hakisan hujan sehari sebelum persampelan tanih

a) Wawancara adalah metode pengumpulan data yang sudah mapan, dan beberapa sifat yang unik masih banyak dipakai. Hubungan baik dengan orang yang diwawancarai dapat

Penggunaan bahasa sastra akan memperindah diksi dudu.Penggunaan bahasa sastra mempunyai bunyi yang merdu dan saling berhungan dengan kata yang lainnya pada setiap

relationship...descriptive study presents a picture of types of people or of social activities ´ Penelitian ini mendeskripsikan mengenai strategi community practice

Langkah awal dalam pengembangan cerita bergambar sebagai media pembelajaran tema 8 subtema 4 materi Bencana Alam adalah dengan melakukan analisis kebutuhan yang dilakukan

Pada artikel ke-lima terkait tindakan euthanasia dalam perspektif perlindungan hukum yang ditulis oleh Andhika Yuli Rimbawan dan Wafda Vivid Izziyana, dimana fokus tulisan

Dari kendala-kendala yang ada maka RSUD Dr.Soedjono Selong, kabupaten Lombok Timur memenuhi kebutuhan hak-hak ibu hamil dan melahirkan berdasarkan Peraturan Daerah