• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN REVITALISASI STASIUN SURABAYA KOTA LAMA SEBAGAI STASIUN OPERASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KAJIAN REVITALISASI STASIUN SURABAYA KOTA LAMA SEBAGAI STASIUN OPERASIONAL"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

167

KAJIAN REVITALISASI STASIUN SURABAYA KOTA LAMA SEBAGAI STASIUN OPERASIONAL

Agustina Probowati Erifendi Churniawan Nanda Ahda Imron

Mahasiswa Manajemen Transportasi Dosen Manajemen Transportasi Dosen Manajemen Transportasi Perkeretaapian Perkeretaapian Perkeretaapian

Akademi Perkeretaapian Akademi Perkeretaapian Akademi Perkeretaapian Indonesia Madiun Indonesia Madiun Indonesia Madiun

Jln.Tirta Raya I Nambangan Jln.Tirta Raya I Nambangan Jln.Tirta Raya I Nambangan

Lor, Manguharjo, Madiun, Lor, Manguharjo, Madiun, Lor, Manguharjo, Madiun, Jawa Timur 63129 Jawa Timur 63129 Jawa Timur 63129

agustinaprobowati8@gmail.com erifendi@api.ac.id nanda@api.ac.id

Abstract

The station has a high level of accessibility to the passenger service. Since the demise of the station functions create social and economic activity around the decline. Currently operational in the former station Indo Plaza mall with a minimum of service and amenities. Less than optimal operation of the station causing a decrease in the number of passengers. The purpose of this study was to determine the potential demand of passengers through the revitalization of the station, and to know the internal and external conditions when the station is actively operating again by using SWOT analysis method. The results of the studies suggest that there is potential increase in demand as much as 48.093 per month with the potential for ticket revenue of Rp.

3.366.510.000/bulan and analysis of internal factors include, strength: strategic station locations with a score of 0,388, the downside: the restoration of the status of the contract is still in third with a score of 0.382. Analysis of external factors include, odds: can reduce the density of passengers in Surabaya Gubeng railway station with a score of 0.147, the threat: causing traffic congestion around the station area with a score of 0,447.

Keywords : Stations, Services, Revitalization, Demand, SWOT analysis Abstrak

Stasiun memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi terhadap pelayanan penumpang. Semenjak matinya fungsi stasiun membuat aktivitas ekonomi dan sosial di sekitar menurun. Saat ini operasional stasiun berada di bekas mall Indo Plaza dengan pelayanan dan fasilitas yang minimum. Kurang optimalnya operasional stasiun menyebabkan terjadinya penurunan jumlah penumpang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi demand penumpang melalui kebijakan revitalisasi stasiun, serta mengetahui kondisi internal dan eksternal jika stasiun ini aktif beroperasi kembali dengan menggunakan metode analisis SWOT. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa terjadi potensi peningkatan demand sebanyak 48.093 per bulan dengan potensi pendapatan tiket sebanyak Rp. 3.366.510.000/bulan serta analisis faktor internal meliputi, kekuatan : lokasi stasiun strategis dengan skor 0,388, kelemahan: status pemugaran masih berada dalam kontrak ketiga dengan skor 0,382. Analisis faktor eksternal meliputi, peluang : dapat mengurangi kepadatan penumpang di Stasiun Surabaya Gubeng dengan skor 0,147, ancaman : menimbulkan kemacetan lalu lintas di sekitar area stasiun dengan skor 0,447.

Kata kunci : Stasiun, Pelayanan, Revitalisasi, Demand, Analisis SWOT

(2)

168

PENDAHULUAN

Transportasi memiliki peran penting dalam mendorong pergerakan serta pertumbuhan aktivitas kawasan. Salah satu moda transportasi favorit adalah kereta api. Prasarana pada jasa transportasi perekeretaapian yang menjadi titik dari pertumbuhan tersebut adalah stasiun. Stasiun merupakan tempat menaikkan dan menurunkan penumpang yang menggunakan jasa transportasi kereta api ( UU No 23 tahun 2007). Stasiun Surabaya Kota mengalami pasang surut dalam operasional pelayanan kereta api, semenjak matinya fungsi stasiun menyebabkan seluruh aktivitas sosial dan ekonomi di kawasan ini mengalami penurunan dan bukan lagi sebagai stasiun sentral. Pelayanan Stasiun Surabaya Kota saat ini berada di bekas salah satu Mall Indo Plaza dan seluruh operasional pelayanan stasiun sentral dipindah ke Stasiun Surabaya Gubeng ( Andri, 2019). Saat ini hanya dapat melayani naik turun penumpang untuk kereta api lokal dan tidak melayani kereta jarak jauh. Karena dinilai pelayanan dan fasilitas stasiun saat ini belum sesuai dengan harapan penumpang. Kurang optimalnya operasional Stasiun Surabaya Kota mengakibatkan minat masyarakat terhadap transportasi kereta api menurun sehingga terjadi penurunan penumpang di Stasiun Surabaya Kota. Stasiun menjadi peranan yang penting untuk peningkatan pelayanan penumpang.

Revitalisasi Stasiun Surabaya Kota Lama sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan penumpang yang telah dilakukan beberapa tahun yang lalu sekitar tahun 2003, namun sampai saat ini terjadi kekosongan yang lama dan belum mendapat kejelasan mengenai kepastian pengoperasian stasiun tersebut. Stasiun Surabaya Kota Lama (Stasiun Semut) layak untuk dioperasikan kembali (Tribunjatim.com, 2019). Penambahan demand merupakan faktor penting dalam pengembangan angkutan umum, khususnya kereta api.

Penelitian ini penting dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui potensi demand penumpang untuk melakukan perjalanan kereta api jarak jauh dari stasiun asal Surabaya Kota lama serta dapat mengetahui kondisi internal dan eksternal dalam merevitalisasi Stasiun Surabaya Kota Lama jika stasiun tersebut dapat beroperasi kembali sebagai stasiun operasional.

TINJAUAN PUSTAKA

Perkeretaapian

Perkeretaapian sebagai salah satu moda transportasi memiliki karakteristik dan keunggulan khusus, terutama dalam kemampuannya untuk mengangkut, baik orang maupun barang secara massal, menghemat energi, menghemat penggunaan ruang, mempunyai faktor keamanan yang tinggi, memiliki tingkat pencemaran yang rendah, serta lebih efisien dibandingkan dengan moda transportasi jalan angkutan jarak jauh dan untuk daerah yang padat lalu lintasnya, seperti angkutan perkotaan. Stasiun kereta api berfungsi sebagai tempat kereta api berangkat atau berhenti untuk melayani naik turun penumpang, bongkar muat barang, dan keperluan operasi kereta api (Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian).

Standar Pelayanan Minimum

Standar pelayanan minimum yang selanjutnya disebut dengan SPM adalah ukuran minimum pelayanan yang harus dipenuhi oleh penyedia layanan dalam memberikan pelayanan kepada pengguna jasa, yang harus dilengkapi dengan tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyedia layanan kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang

(3)

169

berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur (Peraturan Menteri No 48 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimum Angkutan Orang dengan Kereta Api).

Revitalisasi

Revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah hidup, akan tetapi mengalami kemunduran (Rais, 2007). Dalam proses revitalisasi suatu kawasan aspek yang dicakup di antaranya adalah perbaikan di aspek fisik, ekonomi, dan sosial. Pendekatan revitalisasi harus mampu mengenali dan memanfaatkan pula potensi yang ada dilingkungan sekitar seperti sejarah, makna, serta keunikan dan citra lokasi (Danisworo, 2002).

METODOLOGI

Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang menggunakan proses data-data yang berupa angka sebagai alat menganalisis dan melakukan kajian penelitian, terutama mengenai apa yang sudah diteliti ( Kasiram, 2008). Alur tahapan penelitian pada kajian ini disampaikan pada gambar 1.

.

Gambar 1. Diagram Alur Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penentuan Jumlah Sampling Minimum Responden

Untuk perhitungan jumlah minimum sampling ditentukan dengan menggunakan persamaan Slovin sebagai berikut :

PERSIAPAN PENELITIAN

PENGUMPULAN DATA Data Primer Wawancara, observasi, survey kuesioner Data Sekunder 1. Data jumlah

penumpang Stasiun Surabaya Kota dan Stasiun Surabaya Gubeng

2. Layout emplasemen 3. Data jumlah KA

ANALISIS DATA 1. Perhitungan

potensi demand melalui persentase kuesioner 2. Penentuan

faktor internal dan eksternal melalui analisis SWOT 3. Perhitungan

matriks IFAS dan EFAS

KESIMPULAN Hasil analisis dan saran

(4)

170

𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁(𝑒)2

Sumber : Metode Penelitiandan Statistik, 2016

Keterangan:

n = ukuran sampel atau jumlah responden e = batas kesalahan yang ditoleransi N = jumlah populasi

Jumlah sampel yang harus digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak

𝑛 = 70.725

1+70.725 (0,1)2 = 99, 85 = 100

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dibutuhkan jumlah responden dalam kegiatan survei sebanyak 100 responden.

Analisis Hasil Kuesioner 1. Karakteristik Responden a. Berdasarkan Usia

Sumber : Hasil Analisis

Gambar 2. Pie Chart Persentase Usia Penumpang b. Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Hasil Analisis Gambar 3. Pie Chart Persentase Jenis Kelamin Penumpang

15%

13%

12%

11%12%

37%

15-20 tahun 21-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun

>40 tahun

37%

63%

Laki-laki Perempuan

(5)

171 c. Berdasarkan Pekerjaan

Sumber : Hasil Analisis

Gambar 4. Pie Chart Persentase Jenis Pekerjaan Potensi Demand

Sumber : Hasil Analisis

Gambar 5. Pie Chart Persentase Potensi Demand

Dari gambar 5 di atas dapat dijelaskan bahwa sebanyak 68% tertarik untuk beralih melakukan perjalanan dari asal stasiun keberangkatan yaitu Stasiun Surabaya Kota lama dan 32% tidak tertarik melakukan perjalanan dari asal stasiun keberangkatan yaitu Stasiun Surabaya Kota lama.

Total potensi demand = % potensi demand x populasi = 68% x 70.725 = 48.093 orang

Populasi adalah jumlah seluruh penumpang yang berada di Stasiun Surabaya Kota dan Stasiun Surabaya Gubeng sebelum dilakukan perhitungan sampel.

Tabel 1. Perhitungan Potensi Demand Ketertarikan perjalanan Ya Tidak

Jumlah Responden 68 32

Presentase 68% 32%

Potensi demand 48.093

Sumber : Hasil Analisis

Dengan asumsi dasar seluruh penumpang yang tertarik melakukan perjalanan kereta api jarak jauh dari stasiun asal yaitu Stasiun Surabaya Kota Lama terjadi peningkatan penumpang sebanyak 48.093 orang/bulan maka akan di dapat potensi pendapatan tiket

2%

29%

22%

47%

PNS

Pegawai Swasta Mahasiswa Lain-lain

68%

32%

Ya Tidak

(6)

172

menggunakan tiket perjalanan kerta api dengan tarif paling rendah (termurah) yaitu sebagai berikut :

Potensi pendapatan tiket = potensi demand x harga tiket KA jarak jauh = 48.093 x 70.000 (kereta api logawa)

= 3.366.510.000 Analisis Faktor Internal dan Eksternal

Berikut merupakan hasil analisis faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) terhadap kebijakan revitalisasi.

Tabel 2. Faktor Internal

Faktor Internal Kekuatan (Strength) Bobot Rating

1 Stasiun Surabaya Kota sebagai salah satu cagar budaya Kota Surabaya

0,074967962 4

2 Lokasi stasiun strategis 0,096967108 4

3 Stasiun sebagai aset yang cukup besar 0,090346006 4

4 Jumlah sarana yang memadai 0,073900043 4

5 Moda transportasi KA dapat dipilih oleh semua golongan.

0,089278086 4 6

7

Jalur Kereta api dan jalur langsir memiliki jumlah memadai.

Menggunakan sistem persinyalan elektrik 7.

0,090773174 0,073686459

4 4 Faktor Internal Kelemahan (Weakness) Bobot Rating

8 Status pemugaran masih berada dalam kontrak ketiga yaitu PT. Senopati

0,095472021 4 9 Banyak titik – titik ruang stasiun yang sudah rusak dan

fasilitas pelayanan penumpang yang belum memadai

0,090132422 4

10 Kualifikasi SDM yang masih rendah 0,046988466 2

11 Layout atau tata ruang stasiun yang belum tertata 0,087569415 4 12 Sistem operasional perusahaan yang belum maksimal 0,089918838 4

Total 1 43

Sumber : Hasil Analisis

(7)

173 Tabel 3. Faktor Eksternal

Faktot Eksternal Peluang (Opportunity) Bobot Rating

1 Dukungan dari pemerintah kota sangat baik 0,1125207 4 2 Kepercayaan penumpang terhadap pelayanan kereta

api sangat tinggi

0,1166575 4

3 Dapat mengurangi kepadatan penumpang di Stasiun Surabaya Gubeng

0,1150028 4

4 Tingkat pertumbuhan ekonomi makro 0,1059018 4

5 Rute – rute baru yang belum direalisasikan 0,1092113 4 Faktor Eksternal Ancaman (Threath)

6 Menimbulkan kemacetan lalu lintas 0,1119691 4

7 Peningkatan kriminalitas di sekitar stasiun 0,0766685 3 8 Semakin berkembangnya moda transportasi darat 0,0353006 1

9 Harga tiket kereta api dirasa mahal 0,0681191 2

10 Investor asing 0,0535025 2

11 Bencana alam dapat menganggu operasional keselamatan dan keamanan perjalanan kereta api

0,0951462 3

Total 1 35

Sumber : Hasil Analisis

Matriks IFAS dan Matriks EFAS a. Matriks IFAS

Untuk menentukan skor matriks total IFAS diperoleh dari hasil keseluruhan nilai skor kekuatan dan kelemahan, skor masing – masing kekuatan dan kelemahan diperoleh dari perkalian bobot dan Rating.

Tabel 4. Matriks IFAS Item Total skor Total IFAS Kekuatan 2,212088851

3,398761213 Kelemahan 1,546347715

b. Matriks EFAS

Untuk menentukan skor matriks total EFAS diperoleh dari hasil keseluruhan nilai skor peluang dan ancaman, skor masing – masing peluang dan ancaman diperoleh dari perkalian bobot dan Rating.

Tabel 5. Matriks EFAS Item Total skor Total IFAS Peluang 2,242024

3,480473047 Ancaman 1,238449

Sumber : Hasil Analisis

(8)

174 Matriks Internal Eksternal (IE)

Tinggi Sedang Lemah 3,00-4,00 2,0 - 2,99 1,0 - 1,99 Tinggi

3,00 - 4,00

Sedang 2,0 - 2,99

Rendah 1,0 - 1,99

Sumber : Hasil Analisis Gambar 6. Matriks IE

Kondisi internal dan eksternal berada di sel I yaitu investasi dan tumbuh, posisi yang diperoleh menggambarkan bahwa stasiun tersebut jika dapat dioperasionalkan kembali akan memiliki peluang dan kekuatan. Oleh karena itu, diperkirakan akan terus berkembang dengan cepat untuk mengonsentrasikan pada bisnis utamanya yaitu sebagai penyedia jasa transportasi kereta api.

Diagram Matriks SWOT

Sumber : Hasil Analisis

Gambar 7. Diagram Matriks SWOT

Kondisi internal dan eksternal berada pada kuadran I, yaitu kuadran strategi agresif di mana kuadran tersebut merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Revitalisasi stasiun memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 X

Kuadran IV Kuadran II

Kuadran I Kuadran III

II III

IV V VI

VII VIII IX

I

(9)

175

yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy). Strategi ini menandakan posisi stasiun yang kuat dan mampu untuk terus berkembang dengan mengambil peluang atau kesempatan yang ada untuk meraih keuntungan yang maksimal

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil analisis yang sudah dilakukan, didapat kesimpulan berupa beberapa hal yaitu 1. Potensi demand penumpang untuk melakukan perjalanan kereta api jarak jauh dari

stasiun awal keberangkatan Surabaya Kota Lama akan terjadi peningkatan demand sebanyak 48.093 orang per bulan dengan peningkatan potensi pendapatan tiket sebanyak Rp. 3.366.510.000/bulan.

2. Berdasarkan hasil analisis faktor internal Stasiun Surabaya Kota Lama dengan menggunakan matriks IFAS diketahui bahwa kekuatan utama Stasiun Surabaya Kota adalah lokasi Stasiun Surabaya Kota lama strategis dekat wilayah Surabaya Utara, sentra bisnis, perkantoran, dan lain sebagainya dengan skor 0,388, kelemahan utama yang dimiliki oleh Stasiun Surabaya Kota adalah status pemugaran masih berada dalam kontrak ketiga yaitu PT. Senopati dengan skor 0,3812. Total skor matriks IFAS adalah sebesar 3,399. Berdasarkan hasil analisis faktor eksternal Stasiun Surabaya Kota dengan menggunakan matriks EFAS dapat diketahui bahwa peluang utama yang dimiliki oleh Stasiun Surabaya Kota adalah dapat mengurangi kepadatan penumpang di Stasiun Surabaya Gubeng dengan skor 0,147 dengan ancaman terbesar yang dimiliki Stasiun Surabaya Kota yaitu menimbulkan kemacetan lalu lintas di sekitar area stasiun dengan skor 0,447. Total skor EFAS adalah sebesar 3,48.

B. Saran

Dari hasil analisis yang sudah dilakukan, didapat kesimpulan berupa beberapa hal yaitu :

1. Perlu ditambah pelayanan untuk kereta api jarak jauh di Stasiun Surabaya Kota lama sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan jumlah penumpang, serta kualitas pelayanan dan kelengkapan fasilitas stasiun dapat lebih ditingkatkan.

2. Dengan adanya beberapa faktor internal dan eksternal diharapkan segera dapat ditindaklanjuti, sehingga Stasiun Surabaya Kota Lama dapat dioperasionalkan sebagai stasiun operasional sebagai salah satu cara untuk meningkatkan pelayanan penumpang.

3. Diperlukan kajian lebih lanjut yang tidak dikaji penulis seperti analisis potensi pendapatan dari pemanfaatan aset seperti : lahan stasiun, sewa retail maupun iklan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan kajian ini dengan baik. Orang tua dan keluarga yang selalu mendukung. Bapak Jamaludin, S.SiT, M.T selaku Direktur Akademi Perkeretaapian Indonesia Madiun. Bapak Aditya Wahyu Erlangga, S.T, M.Eng selaku Ketua Program Studi D III Manajemen Transportasi Perkeretaapian. Keterbukaan informasi kepada Bapak Agus Triyanto selaku Kepala Stasiun Surabaya Kota yang telah memberikan bimbingan selama

(10)

176

praktik berlangsung sehingga penelitian dapat terselesaikan dengan baik. Kepada Bapak Erifendi Churniawan, S.H, M.H serta Bapak Nanda Ahda Imron, S.SiT, M.Sc selaku dosen pembimbing serta rekan taruna Akademi Perkeretaapian Indonesia Madiun.

DAFTAR PUSTAKA

Case, Karl E & Fair, Ray C. 2007. Prinsip-prinsip Ekonomi Mikro. Jakarta. Gramedia, hal.

12.

Neolaka, Almos. 2016. Metode Penelitian dan Statistik. Remaja Rosdakarya. Bandung, hal 51 – 53.

Novianissa, Hesti. 2017. Analisis Strategi Pemasaran Pada Usaha Oleh - oleh Menggunakan Metode SWOT Dan Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) (Studi Kasus : Bakpia Djogdja). Yogyakarta: Program Studi Teknik Industri Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Peraturan Menteri No 48 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimum Angkutan Orang dengan Kereta Api, Republik Indonesia, Jakarta, 2015.

Puji, Andri. 2019. Wawancara penulis dengan Kepala Stasiun Surabaya Kota. Surabaya.

dilaksanakan pada 3 sampai 14 April 2019.

Republik Indonesia. 2007. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian Jakarta. Sekretariat Negara Republik Indonesia.

Susanti, Ani. 2017. Fakta menarik stasiun semut. https://jatim-tribunnews- com.cdn.ampproject.org. diunduh pada 21 April 2019.

Suwarsono, Muhammad. 2008. Matriks & Skenario dalam Strategi. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan, hal 26 – 32.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Waluyo (1987:83), penyair menggunakan bahasa yang bersusun-susun atau berpigura sehingga disebut bahasa figuratif. Bahasa figuratif adalah bahasa yang

Hasil penelitian memperlihatkan Komposisi biofertilizer cair EM4 memberikan hasil terbaik pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, dan jumlah bunga

Untuk itu diperlukan ranah publik yang secara relatif memiliki otonomi dan independensi, yang di dalamnya berlangsung kegiatan kultural dalam berbagai aspek kehidupan warga

Dalam penelitian ini masalah yang dikaji adalah bagaimana pembelajaran menggunakan media komputer dalam meningkatkan penguasaan kosa kata bahasa Arab kelas IX C KMI Ta’mirul

Penelitian dilakukan untuk mengkaji pengaruh lama fermentasi dengan kultur mikroorganisme campuran (KMC) terhadap komposisi kimiawi limbah kubis (Brassica oleraceae)..

Saran untuk penelitian lebih lanjut, yaitu Vogue Photo Studio dapat bekerja sama dengan supplier dari kamera ataupun film sehingga pelanggan dapat mengetahui kualitas dari

a) Gali pengetahuan keluarga mengenai masalah kesehatan. c) Diskusikan tentang penyebab ketidakefektifan koping. d) Beri reinforcement atas kemampuan keluarga untuk