• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Selulosa Mikrokristal dan Ekstrak Etanol Daun Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr.) yang Diformulasikan Menjadi Sediaan Tablet

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembuatan Selulosa Mikrokristal dan Ekstrak Etanol Daun Nanas (Ananas Comosus (L.) Merr.) yang Diformulasikan Menjadi Sediaan Tablet"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Selulosa merupakan salah satu polimer yang sangat melimpah di alam dan derivatnya merupakan eksipien yang penting dalam farmasi. Selulosa yang paling populer digunakan dalam bidang farmasi adalah selulosa mikrokristal yang dapat dibuat dengan cara melarutkan selulosa dalam larutan natrium hidroksida dengan konsentrasi tertentu dan akan diperoleh α-selulosa dengan penambahan asam akan diperoleh selulosa mikrokristalin (Halim, dkk.,2002 ; Gohel dan Jogani, 2005 ; Zulharmita, dkk., 2012).

Selulosa mikrokristal telah dikenalkan pada awal tahun 1960-an dan digunakan sebagai bahan eksipien yakni pengikat, pengisi dan penghancur dalam pembuatan tablet secara cetak langsung (Bhimte dan Tayade, 2007), memiliki sifat yang mudah mengalir dan kompresibilitas yang baik (Pasqualoto et al., 2005). Pembuatan tablet secara cetak langsung menggunakan selulosa mikrokristal dianggap sebagai bahan tambahan terbaik untuk pembuatan tablet. Tablet yang dihasilkan memiliki kekerasan yang baik, tidak rapuh, mempunyai waktu hancur yang singkat serta dapat memperbaiki sifat alirannya(Halim, dkk., 2002 ; Bhimte dan Tayade, 2007) dan dalam bidang industri dimanfaatkan sebagai bahan dalam pembuatan kertas (Sumada, dkk., 2011).

Salah satu produk selulosa mikrokristal yang ada diperdagangan dikenal dengan nama Avicel PH 101 (serbuk) kemudian dikembangkan menjadi Avicel PH 102 (granul) yang memiliki beberapa keunggulan diantaranya memberikan

(2)

2

sifat alir yang baik untuk pembuatan tablet dengan metode cetak langsung, memperlihatkan sifat sebagai disintegran yang sangat baik karena tidak larut dalam air (Setyawan, dkk., 2010) namun merupakan bahan pengisi yang relatif mahal dan masih harus diimport dari luar negerisedangkan penggunaannya dalam bidang farmasi cukup banyak mencapai 50-80% seperti pada komponen tablet yang menyebabkan harga jual sediaan farmasi menjadi relatif lebih mahal (Halim, dkk., 2002) sehingga perlu dicari alternatif lain untuk dapat memudahkan penggunaannya bagi industri (Steven, dkk., 2014).

Umumnya selulosa mikrokristal dibuat dari tanaman berkayu, berserat, kapas dan berbagai tanaman lain yang memiliki kadar selulosa yang tinggi (Halim, dkk., 2002). Serat daun nenas(pineapple-leaf fibres) adalah salah satu jenis serat yang berasal dari tanamannanas (Ananas cosmocus (L.) Merr.) yang mengandung α-selulosa sebesar 69,5% - 71,5% (Hidayat, 2008) sehingga dapat diisolasi menjadi selulosa mikrokristal yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan tablet secara cetak langsung. Metode pembuatan tablet secara cetak langsung lebih diinginkan karena memiliki beberapa keunggulan, diantaranya lebih ekonomis dibandingkan dengan metode granulasi basah dan kering, tidak menghabiskan banyak waktu, dapat digunakan untuk zat yang tidak tahan akan panas, serta memberikan waktu hancur dan hasil disolusi yang baik (Lachman, dkk., 1994).

Di Indonesia tanaman nenas banyak ditanam baik di daerah dataran rendah maupun dataran tinggi (Widyaningrum, 2011). Buah nenas yang telah matang nikmat untuk dimakan, rasanya manis tetapi ada pula yang asam, dapatdijadikan sebagai minuman (jus). Daun nenas dapat diolah menjadi serat

(3)

3

(benang) yang banyak digunakan untuk pembuatan pakaian (Asbani, 2008). Secara tradisional dapat digunakan sebagai obat antipiretik (penurun panas), antelmetik, pencahar, antiradang, menormalkan siklus haid, dapat juga digunakan untuk luka bakar, gatal dan bisul (Widyaningrum, 2011). Ekstrak daun nenas telah diteliti dapat digunakan sebagai obat penurun kadar gula darah (Diabetes Mellitus) (Rahmatullah, et al., 2014). Daun nenas terdapat senyawa metabolit sekunder diantaranya saponin, flavonoid dan polifenol (Hidayat, 2008).

Berdasarkan uraian diatas dan belum pernah dilakukan penelitian tentang pembuatan selulosa mikrokristal dari daun nenas, maka pada penelitian ini dilakukan pembuatan selulosa mikrokristal dari ampas sisa ekstraksi daun nanas yang dapat digunakan sebagai bahan eksipien, ekstrak etanol daun nenas sebagai bahan berkhasiat kemudian diformulasikan menjadi sediaan tablet dengan metode cetak langsung.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

a. Apakah selulosa mikrokristal dapat dibuat dari daun nenas?

b. Apakah hasil pembuatan selulosa mikrokristal dari daun nenas mempunyai karakteristik yang sama dengan Avicel PH 102?

c. Apakah selulosa mikrokristal hasil pembuatan dari daun nenas dapat dibuat menjadi sediaan tablet dengan hasil yang sama dibandingkan dengan penggunaan Avicel PH 102?

(4)

4 1.3Hipotesis

Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah: a. Selulosa mikrokristal dapat dibuat dari daun nenas

b. Hasil pembuatan selulosa mikrokristal dari daun nenas memiliki kemiripan karakteristik dengan Avicel PH 102.

c. Hasil pembuatan selulosa mikrokristal daun nenas dapat dibuat menjadi sediaan tablet dengan hasil yang hampir sama menggunakan Avicel PH 102.

1.4Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

a. Membuat selulosa mikrokristal dari daun nenas.

b. Mengetahui karakteristik selulosa mikrokristal daun nenas dengan Avicel PH 102 sebagai pembanding.

c. Membuat sediaan tablet menggunakan selulosa mikrokristal, Avicel PH 102 sebagai pembanding dan ekstrak etanol daun nenas sebagai bahan berkhasiat yang memenuhi persyaratan.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang bagaimana pemanfaatan limbah daun nenas, selain berkhasiat sebagai obat dan digunakan sebagai bahan baku pembuatan tekstil daun nenas juga dapat diisolasi untuk menghasilkan selulosa mikrokristal yang dapat digunakan sebagai bahan pengisi tablet.

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga diharapkan pada pembuatan tablet hisap daun saga dengan menggunakan bahan pengikat amilum manihot nanti didapatkan sifat fisik tablet yang baik yakni kekerasan

aktif akan lebih baik kalau dicampurkan dengan larutan bahan pengikat. d) Sistem granulasi basah dapat mencegah segregasi komponen penyusun tablet. yang homogen sebelum

Pembuatan tablet FDT menggunakan metode granulasi basah, dan optimasi formula menggunakan metode factorial design dengan parameter pemeriksaan sifat fisik granul (kecepatan

Zat berkhasiat yang digunakan pada pembuatan tablet adalah ekstrak etanol sabut buah pinang (Areca catechu L.) yang mempunyai efek sebagai antidiare. Tujuan penelitian ini

Sehingga diharapkan pada pembuatan tablet hisap daun saga dengan menggunakan bahan pengikat amilum manihot nanti didapatkan sifat fisik tablet yang baik yakni kekerasan

Maka untuk pembuatan tablet dibuat menjadi 6 tablet dengan masing-masing tablet mengandung ekstrak etanol kulit batang sikkam 235 mg (6 tablet = 1410 mg), dengan demikian