Pertanggungjawaban Notaris Dengan Akta Yang Dibuatnya Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 Chapter III V
Teks penuh
Garis besar
Dokumen terkait
TANGGUNG JAWAB NOTARIS ATAS PEMALSUAN SURAT KUASA DIBAWAH TANGAN YANG DIPAKAI SEBAGAI DASAR PEMBUATAN AKTA PERJANJIAN PERIKATANi. JUAL BELI HAK
Untuk menentukan bentuk hubungan antara Notaris dengan para penghadap harus dikaitkan dengan ketentuan dengan Pasal 1869 BW, bahwa akta otentik terdegradasi menjadi
Pasal 385 KUHP yaitu menjual, menukarkan atau membebani dengan crediet verband (sekarang Hak Tanggungan) atas tanah yang belum bersertifikat. Bahwa yang
Penyelesaian hukum terhadap pelanggaran notaris dalam pembuatan akta autentik adalah melalui Pengawasan Notaris yang dilakukan oleh Menteri dengan dibantu oleh
Berdasarkan Pasal 1868 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata) tersebut, maka dapat diketahui bahwa bentuk akta ada dua yaitu akta yang dibuat oleh Notaris
Notaris dapat diminta pertanggungjawaban pidana berdasarkan Pasal 264 ayat (1) ke-1 KUHP jika secara sengaja atau lalai dalam pembuatan akta relaas atau akta pejabat (ambtelijke
“Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berakibat Akta hanya mempunyai kekuatan pembuktian sebagai akta di bawah tangan apabila akta
-Menurut keterangannya dalam hal ini bertindak berdasarkan Surat Kuasa dibuat di bawah tangan, tertanggal ..., bermeterai cukup dan dilekatkan pada minuta akta ini sebagai kuasa