• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Penataan Arsip Dalam Meningkatkan Efektivitas Kerja Pegawai Pada Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Tebing Tinggi Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Penataan Arsip Dalam Meningkatkan Efektivitas Kerja Pegawai Pada Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Tebing Tinggi Chapter III VI"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1 Sejarah Singkat Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil

Kota Tebing Tinggi

Dinas Kependuduka n dan Pencatatan Sipil Kota Tebing Tinggi terbentuk Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatat Kerja Dinas-Dinas Daerah Kota Tebing Tinggi dan ditetapkan dengan Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 32 Tahun 2009 tentang Tugas, Fungsi Tata Kerja dan Rincian Tugas Jabatan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tebing Tinggi.

Sebelumnya perngkat daerah ini berbentuk Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil yang dibentuk berdasarkan peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2006 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil, Sebelum adanya kantor ini tugas-tugas kependuduka dan catatan sipil diselenggarakan oleh Bagian Pemerintahan Sekretaris Daerah Kota Tebing Tinggi pada Sub Bagian Kependudukan yang beroperasional secara efektif pada tanggal 2 januari 2007.

(2)

3.2 Visi Dan Misi Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Tebing

Tinggi

3.2.1. Pernyataan Visi

Visi merupakan artikulasi sebuah tempat yang dituju oleh organisasi, sebuah masa depan organisasi yang lebih baik, lebih sukses dan lebih diinginkan daripada kini.

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Daerah Kota Padangsidimpuan Nomor 050/2008 tentang Rencana Strategik Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Daerah Kota Tebing Tinggi Tahun 2009-2014, visi dari

Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Daerah Kota Tebing Tinggi adalah, “ Mewujudkan

Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil yang Berorientasi Kepada

Kepuasan dan Kemitraan Masyarakat Berbasis Data dan Informasi Kependudukan yang

Akurat..

3.2.2. Pernyataan Misi

Misi Merupakan Upaya-upaya dalam rangka pencapain visi yang telah ditetapkan. Pernyataan misi membawa organisasi pada suatu fokus yang harus dilaksanakan guna

mencapai visi yang telah ditetapkan.Misi juga memberikan arahan tentang fungsi dan tujuan

poko Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil strategis, terarah dan berkesinambungan. Oleh Karena itu, misi Dinas Kepndudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tebing Tinggi dirumuskan sebagai berikut :

a) Memberikan Pelayanan administrasi kependudukan dan catatan sipil yang cepat,

(3)

b) Menyelenggarakan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil yang mampu menyajikan data dan informasi kependudukan yang benar, cepat dan akurat.

c) Melaksanakan pemberdayaan dan pembinaan terhadap masyarakat untk

menumbuh kembangkan kemitraan dan peran sertanya dalam melaksanakan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil

d) Mempersiapkam sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mendukung

terciptanya tertib pelayanan, pengolahan data dan informasi dibidang administrasi.

3.3 Tujuan Dan Sasaran 3.3.1 Tujuan

Tujuan merupakan penyebaran atau implementasi dari pernyataan misi dan juga merupakan gambaran hasil yang akan dicapai dalam kurun waktu 1 (satu) tahun ke depan. Dinas kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Tebing Tinggi mempunyai tujuan sebagai berikut :

a. Meningkatkan Pengelolaan Manajemen Administrasi Kependudukan Dan Pencatatan Sipil ”, dengan tujuan :

1)Meningkatkan SDM aparatur dalam melaksanakan administrasi

kependudukan dan pencatatan sipil.

2)Meningkatkan kegiatan sosialisasi/penyuluhan terhadap hal-hal yang

berhubungan dengan administrasi kependuduka n dan pencatatan sipil.

(4)

3)Meningkatkan peranan aparatur dalam pelaksanaan pengelolaan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.

b. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Bidang Kependudukan DanPencatatan Sipil “, dengan tujuan :

1)Meningkatkan sarana dan prasarana dalam rangka mewujudkan pelayanan

prima.

2)Meningkatkan mutu pelayanan.

3.3.2 Sasaran

Sasaran merupakan implementasi dari tujuan yang akan dicapai dalam jangka waktu tahunan, semesteran atau bulanan. Fokus utama sasaran adalah tindakan pengalokasian, pendistribusian dan pemanfaatan sumber daya yang mengarah kepada hasil nyata. Berdasarkan Rencana Kinerja Tahun 2011-2012 Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Daerah Kota Padangsidimpuan, menetapkan sasaran sebagai berikut :

a. Tujuan Dari Misi Pertama

1) Tujuan pertama, Meningkatkan SDM Aparatur Dalam Melaksanakan

Administrasi Kependudukan Dan Pencatatan Sipil, dengan sasaran :

a) Meningkatnya data kependudukan yang akurat.

b) Meningkatkan kepedulian aparat dan masyarakat terhadap

masalah-masalah kependudukan.

2) Tujuan kedua, Meningkatkan Kegiatan Sosialisasi/penyuluhan Tehadap

(5)

3) Tujuan ketiga, Meningkatkan Peranan Aparatur Dalam Pelaksanaan Pengelolaan Administrasi Kependudukan Dan Pencatatan Sipil, dengan sasaran meningkatkan kualitas aparatur dalam pengelolaan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.

b. Tujuan dari misi kedua

1) Tujuan pertama, Meningkatkan Sarana Dan Prasarana Dalam Rangka

Mewujudkan Pelayanan Prima, dengan sasaran :

a) Meningkatkan kualitas pelayanan administrasi kependudukan dan

pencatatan sipil.

b) Tersedianya ruang perkantoran yang layak dan sesuai dengan kebutuhan

pelayanan.

2) Tujuan kedua, Meningkatkan Mutu Pelayanan, dengan sasaran :

a) Meningkatkan pelayanan terhadap publik.

b) Meningkatkan kesejahteraan aparat.

3.4 Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tebing Tinggi No. 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tatakerja Dinas-Dinas Daerah Kota Tebing Tinggi, struktur organisasi di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Daerah Kota Tebing Tinggi mengalami perubahan dari kantor menjadi dinas sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2007. Menurut Peraturan Walikota Tebing Tinggi No. 32/PW/2009 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Daerah Kota Tebing Tinggi, Dinas

(6)

Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Padangsidimpuan berada di bawah dan bertanggung kepad Walikota melalui Sekretaris Daerah.

Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Daerah Kota Tebing Tinggi dipimpin oleh seorang kepala dinas , kepala dinas membawahi 4 (empat) orang pejabat struktural, unit pelaksana teknis dinas dan kelompok jabatan fungsional yaitu :

1. Sekretariat, yang membawahi 3 (tiga) sub. bagian yaitu :

a) Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian,

b) Sub. Bagian Perencanaan dan Pelaporan,

c) Sub. Bagian Keuangan.

2. Bidang Perencanaan dan Perkembangan Penduduk, yang membawahi 2 (dua) seksi,

yaitu :

a) Seksi Perencanaan Kependudukan,

b) Seksi Perkembangan Kependudukan.

3. Bidang Pencatatan Sipil, yang membawahi 2 (dua) seksi, yaitu :

a) Seksi Pencatatan Sipil,

b) Seksi Dokumentasi.

4.Bidang Pendaftaran Penduduk, yang membawahi 2 (dua) seksi yaitu :

a) Seksi Pencatatan dan Pendaftaran Penduduk.

b) Seksi Dokumentasi Kependudukan.

5. Bidang Informasi Administrasi kependudukan, yang membawahi 2 (dua) seksi, yaitu

a) Seksi Jaringan dan Komunikasi Data,

b) Seksi Perekam dan Perlindungan Data.

(7)

GAMBAR 3.1

Bagan Struktur Organisasi Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Daerah Kota Tebing Tinggi

Kepala Dinas

Kelompok

Jabatan Sekretaris

Fungsional

Kasubbag. Umum Kasubbag. Kasubbag. dan Kepegawaian Perencanaan Keuangan

dan Pelaporan

Kabid. Kabid. Informasi

Perencanaan Kabid. ADM.

Perkembangan Kabid. Pendaftaran Kependudukan KependukanaKepe

n Pencatatan Sipil Kependudukan Dudukan

Kasi. Kasi. Kasi. Pencatatan Kasi. Jaringan

Perencanaan Pencatatan dan Pendaftaran Komunikasi Data Kependudukan Sipil

Kependuduka n

Kasi.

Perkembangan Kasi. Kasi. Dokumentasi

Kasi. Perekam dan Kependudukan Dokumentasi Kependudukan Perlindungan Data

Sipil

Unit Pelaksana Teknis Dinas

Sumber : Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Daerah Kota Tebing Tinggi Juni 2015

(8)

3.5 Tugas Dan Fungsi Pokok

3.5.1 Tugas Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Daerah Kota Tebing Tinggi

Berdasarkan Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 32/PW/2009 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Daerah Kota Tebing Tinggi, dinas mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kependudukan dan pencatatan sipil berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. (Pasal 4 ayat (1) )

Untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Dinas mempunyai rincian tugas sebagai berikut : (Pasal 4 ayat (2) )

a. Menyusun kebijakan bidang kependudukan dan pencatatan sipil mengacu pada kebijakan provinsi dan/atau nasional;

b. Menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang kependudukan dan pencatatan sipil;

c. Melaksanakan kebijakan pusat dan provinsi serta melaksanakan strategi penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang kependudukan dan pencatatan sipil;

d. Melaksanakan pembinaan (pengawasan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan) penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang kependudukan dan pencatatan sipil;

e. Merencanakan formasi, karir, dan diklat SDM aparatur pelaksana urusan pemerintahan bidang kependudukan dan pencatatan sipil; f. Melaksanakan kebijakan, pedoman, norma, standar, prosedur, dan

(9)

pemberhentian pejabat fungsional bidang kependudukan dan pencatatan sipil Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian pejabat struktural yang menangani bidang kependudukan dan pencatatan sipil;

g. Melaksanakan pembinaan, penyelenggaraan, pengawasan, pengendalian serta evaluasi pengembangan SDM aparatur pelaksanaan urusan pemerintahan kependudukan dan pencatatan sipil;

h. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga/instansi lain di bidang kependudukan dan pencatatan sipil skala daerah;

i. Menyusun perencanaan bidang kependudukan dan pencatatan sipil;

j. Melaksanakan penilaian angka kredit jabatan fungsional bidang kependudukan dan pencatatan sipil;

k. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas kepada Walikota;

l. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Walikota/Sekretaris Daerah sesuai tugas dan fungsinya.

(10)

3.5.2 Fungsi Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Daerah Kota Tebing Tinggi

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Dinas menyelenggarakan fungsi : (Pasal 5)

a. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang kependudukan dan pencatatan sipil;

b. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kependudukan dan pencatatan sipil; dan

2. Perumusan kebijakan teknis di bidang kependudukan dan pencatatan

sipil;

3. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota/Sekretaris

(11)

3.6. Jumlah Dan Posisi Pegawai

Jumlah pegawai per 15 Juni 2015 untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi pokok di Kantor Dinas Kependuduka n Dan Catatan Sipil Daerah Kota Tebing Tinggi adalah sebanyak 39 orang dengan posisi, yaitu :

Tabel 3.1

Jumlah Dan Posisi Pegawai Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Daerah Kota Tebing Tinggi

No. Nama/NIP Gol. Jabatan

1. Muhammad Dimiyathi, S.sos M.TP IV/a Kepala Dinas

NIP. 19681015 199009 1 001

2. Drs. Khairil Anwar, M.Si IV/b Sekretaris

NIP. 19650523 199303 1 006

3. Muhammad Dahler. SH IV/a Kabid.Perencanaan

NIP. 19630522 199303 1 005 Perkembangan Penduduk

4. Jhonny Parlindungan SH IV/a Kabid. Pencatatan Sipil

NIP. 19630727 199311 1 001

5. Drs. Dahlan Nggit Bangun IV/a Kabid.Informasi Adm.

NIP. 19670525 199503 1 002 Kependudukan

6. H. M. Fauzi Lubis IV/a Kabid. Pendaftaran

NIP. 19600120 198001 1 001 Penduduk

7. Madedin Makdin Hutahean III/d Kasi Jaringan Komunikasi

NIP. 19600517 198501 1 002

8. Erwani, S.Sos III/d Kasi Perencanaan

NIP. 19580309 198010 2 001 Kependudukan

9. Adenan III/d KasubbagUmum

NIP. 19581027 198101 1 004 Kepegawaian

10. Ratna Harahap, S.pd III/d Kasi Dokumentasi

NIP. 19620801 198403 2 002 Pencatatan Sipil

11. Syafrida Lubis III/d Kasi Perekam

NIP. 19580827 198101 2 002 perlindungan Data

12. Masdalina Nasution III/d KasubbagProgram

NIP. 19630602 198303 2 002 Perundang undangan

13. Darsih III/c Kasi Perkembangan

NIP. 19631127 198602 2 002 Penduduk

(12)

14. Erman Bhakti Sembiring III/c Kasubbag. Keuangan NIP. 19571213 198602 2 001

15. Masita Suryani Lubis, SH III/c Kasi. Pencatatan Sipil

NIP. 19630423 198712 2 001

16. Khoirul Siregar, SH III/c Kasi. Dokumentasi

NIP. 19620611 199003 1 001 Penduduk

17. Lince Siringo Ringo III/a Staf / Pengurus Barang

NIP. 19700102 199403 2 007

18.

Muhammad Denni Saragih, SE

III/a Staf

NIP. 19800415 200904 1 004

19. M. Arif Rahmat Nasution, ST III/a Staf

NIP. 19831104 200312 1 005

20. Silvana Barus, SH III/a Staf

NIP. 19810527 201001 1 030

21. Fadlunsyah Badrun, SH III/a Staf

NIP. 19820205 201001 2 028

22. Indah Widiyani III/a Staf

NIP. 19840614 201001 2 031

23. Rya Julita M. Sipayung, S.Sos III/a Staf

NIP. 19650705 201001 2 045

24. Sri Mahyuni Siregar III/a Staf

NIP. 19810303 200312 2 008

25.

Hetty Rahmayaty Munthe, A.Md

II/c Staf

NIP. 19741119 200904 1 002

26. Ari Syahputra, A. Md II/c Staf

NIP. 19870503 200904 1 002

27. Fien Evie Situmorang, A.Md II/c Staf

NIP. 19790410 201001 1 006

28. Devisanta W. Munthe, A. Md II/c Staf

NIP. 19880718 201001 2 008

29. Walken Silalahi A. Md II/c Staf

NIP. 19830202 201101 1 009

30. Dina Agustina Silaen, A.Md II/c Staf

NIP. 19830828 201101 1 006

31.

Toni Syahputra Saragih, A. Md

II/c Staf

NIP. 19870629 201101 1 005

32.

Graha Rahayu Nasution A. Md

II/c Staf

NIP. 19870821 201101 2 007

33. Agus Raja Gukguk II/c Staf

(13)

34.

Fahrizal Hasibuan

II/b Staf / Penyimpan Barang

NIP. 19660214 200701 1 002

35.

Muhammad Arif Lubis

II/b Staf

NIP. 19701203 200701 1 007

36.

Siti Dian Astuti

II/b Staf / Bendahara

NIP. 19750616 200701 2 007

37.

Sri Rahmawati

II/b Staf

NIP. 19820331 200701 2 001

38.

Latifah Nur

II/b Staf

NIP. 19811215 200801 2 002

39.

Syahril

II/d Staf

NIP. 19600708 200604 1 008

Sumber : Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Daerah Kota Tebing Tinggi Juni Tahun 2015

(14)

3.7 Syarat – syarat Pengurusan Akta Catatan Sipil

3.7.1 Akta Kelahiran

Syarat-syarat pengurusan Akta Lahir

1. Pencatatan kelahiran penduduk WNI sebagaimana dimaksud dilakukan

dengan memenuhi syarat sebagai berikut :

• Melampirkan surat Kelahiran/ Surat Keteranga Lahir dari

dokter/Bidan /Penolong Kelahiran;

• Mencantumkan nama dan Identitas Saksi Kelahiran;

• Kartu Keluarga Orang Tua

• KTP orang tua;

• Kutipan Akta Nikah/ Akta Perkawinan Orang tua;

• Mengisi formulir yang telah disediakan,dengan menggunakan

Formulir Model F2.01 dan khusus bagi kelahiran yang berada diluar domisili, dengan menggunakan Formulir Model F2.02

2. Dalam hal pelaporan kelahiran tidak disertai kutipan akata pernikahan /

perkawinan orang tua, pencatatan kelahiran tetap dilaksanakan.

3.7.2 Akta Perkawinan

Syarat-syarat pengurusan Akta

1. Pencatatan perkawinan bagi penduduk yang bukan beragama islam

sebagaimana dimaksud pada butir (1) dilakukan setelah memenuhi syarat

sebagai berikut:

• Surat keteranagan telah terjadinya perkawinan dar pemuka

(15)

• KTP Suami dan Istri;

• Pas photo gandengan suami dan istri 4 x 6 cm sebanyak 5 lemabar;

• Kutipan Akta Kelahiran Suami dan Istri;

• Melampirkan KK Orang tua Suami dan Istri atau KK Suami/Istri

bagi pelaporan perkawinan yang terlambat ;

• Melampirkan ijin Pimpinan/Komandan bagi anggota POLRI/TNI;

• Paspor bagi Suami dan Istri asing;

2. Pencatatan perkawinan sebagaiman yang dimaksudkan pada butir (2),

dilakukan dengan tata cara;

• Pasangan suami dan istri mengisi formukir pencatatan perkawinan

pada Dinas Kependudukan dan Catattan sipil dengan menggunakan Formuli Model F-2.09 serta melampirkan syarat-syarat sebagaimana yang dimaksud;

• Pejabat pencatatan sipil pada Dinas Kependudukan dan Catattan

sipil mencatat pada register Akta Perkawinan dan menerbitkan Akta perkawinan.

• kutipan Akta Perkawinan sebagaimana dimaksud pada huruf b

diberikan kepada masingmasing suami dan isteri.

3. Pencatatan Perkawinan antar WNA dapat dilakukan oleh Dinas

Kependuduk an dan Catatan Sipil atas permintaan WNA yang

bersangkutan sesuai dengan ketentuan perundang-udangan yang berlaku.

4. Perkawinan bagi WNA yang dilakukan sebagaimana tersebut pada butir

(3), harus berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai

perkawinan yang berlaku di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(16)

3.7.3 Akta Perceraian

Perceraian yang telah mendapatkan penetapan pengadilan dicatat oleh

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dimana tempat peristiwa perceraian paling lama 60 (enam puluh) hari kerja setelah mendapatkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap berdasarkan laporan yang bersangkutan

atau kuasanya.

1. Berdasarkan perceraian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 Pejabat

Pencatat Sipil mencatat pada Register Akta Perceraian, memberikan catatan pinggir pada Register Akta Perkawinan, mencabut Kutipan Akta Perkawinan dan menerbitkan Kutipan Akta Perceraian.

2. Dalam hal tempat peristiwa perceraian berbeda dengan tempat pencatatan

peristiwa perkawinan, unit kerja yang mencatat peristiwa perceraian dan

menerbitkan kutipan akta perceraian memberitahukan terjadinya peristiwa perceraian kepada unit kerja yang mencatat peristiwa perkawinan.

3. Syarat-syarat Pengurusan Akta Perceraian.

Pencatatan peristiwa perceraian sebagaimana dimaksud dengan tata cara :

• Mengisi formulir pelaporan perceraian, dengan menggunakan Formulir

model F-2.11;

• Petugas mencatatkan pada Register Akta Perceraian, memberikan catatan

pinggir pada Register Akta Perkawinan dan mencabut Kutipan Akta Perkawinan dan menerbitkan Kutipan Akta Perceraian, serta

(17)

• Panitera Pengadilan berkewajiban untuk mengirimkan salinan putusan

pengadilan mengenai perceraian kepada Dinas Kependudukan Catatan Sipil.

• Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mencatat dan merekam dalam

database kependudukan.

4. Data hasil pencatatan KUAKec atas persitiwa perceraian yang telah

mendapatkan penetapan Pengadilan Agama disampaikan kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil untuk direkam dalam database

kependudukan.

5. Data hasil pencatatan KUAKec sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

tidak dimaksudkan untuk penerbitan kutipan akta perceraian.

3.7.4 Kutipan Akta Pengangkatan Anak

1. Pengangkatan anak yang telah mendapatkan penetapan Pengadilan dicatat

oleh Dinas Kependudukan dan Catatan sipil berdasarkan laporan penduduk paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diterimanya salinan

penetapan Pengadilan.

2. Pengangkatan anak sebagaimana dimaksud dicatat oleh Pejabat Pencatat

Sipil pada Register Akta Kelahiran dan Kutipan Akta Kelahiran dalam bentuk catatan pinggir.

3. Pencatatan pengangkatan anak sebagaimana dimaksud butir (2)

menggunakan formulir pencatatan pelaporan pengangkatan anak dengan

menggunakan Formulir model F-2.12.

(18)

3.7.5 Penerbitan Akta Pengakuan Anak

1. Pengakuan anak luar kawin dicatat oleh Pejabat Pencatatan Sipil pada

Register Akta Pengakuan Anak dan diterbitkan Kutipan Akta Pengakuan Anak paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal surat pengakuan anak disetujui oleh ibu kandung dari anak yang

bersangkutan.

2. Pencatatan pengakuan anak sebagaimana dimaksud menggunakan:

• formulir pelaporan pengakuan anak, dengan menggunakan

Formulir model F2.13;

• register akta pengakuan anak; dan

• . kutipan akta pengakuan anak.

3.7.6 Pencatatan Pengesahan Anak

1. Pengakuan anak sebagaimana dimaksud 4 dapat disahkan pada saat

pencatatan perkawinan orang tuanya.

2. Pengesahan anak sebagaimana dimaksud dicatat oleh Pejabat Pencatat

Sipil dalam Register Akta Perkawinan orang tuanya dan pada Register

Akta Kelahiran dalam bentuk Catatan Pinggir paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak ayah dan ibu dari anak yang bersangkutan melakukan

perkawinan.

3. Pengesahan anak sebagaimana dimaksud pada butir (1) dapat pula

dilakukan tanpa melalui pengakuan anak.

4. Pengesahan anak sebagaimana dimaksud pada butir (3) dilakukan

(19)

5. Pencatatan pengesahan anak sebagaimana dimaksud pada butir (4)

menggunakan formulir pencatatan pelaporan pengesahan anak dengan

menggunakan Formulir model F-2.14.

3.5.7 Penerbitan Akta Kematian

1. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil melakukan pencatatan setiap

kematian dengan jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari kerja

sejak tanggal kematian.

2. Pencatatan kematian yang melebihi jangka waktu sebagaimana

dimaksud pada butir (1) dilaksanakan setelah mendapat izin Kepala

Kependudukan dan Catatan Sipil.

3. Pencatatan kematian sebagaimana dimaksud pada butir (2) menggunakan:

• formulir pelaporan kematian, dengan menggunakan Formulir model

F-2.15;

• surat keterangan kematian, dengan menggunakan Formulir model

F-2.16;

• kutipan akta kematian.

Syarat-syarat Penerbitan Akta Kematian

1. Pencatan kematian sebagaimana dimaksud dilakukan oleh Pejabat Pencatat

Sipil dalam Register Akta Kematian dan sebagai catatan pinggir dalam

Register Akta Kelahiran yang bersangkutan serta diterbitkan Kutipan Akta

Kematian.

(20)

2. Dalam hal tempat peristiwa kematian berbeda dengan domisili, unit kerja yang menerbitkan register dan kutipan akta kematian sebagaimana

dimaksud pada butir (1), memberitahukan kepada unit kerja yang mengelola pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil di wilayah tempat domisili.

3. Pencatatan kematian sebagaimana pada butir (2) menggunakan formulir

pelaporan kematian diluar domisili, dengan menggunakan Formulir model

F-2.17.

4. Kematian Warga Negara Indonesia di luar negeri dicatat oleh Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil di kabupaten berdasarkan laporan

keluarga paling lama 60 (enam puluh) hari kerja, sejak keluarga yang bersangkutan kembali ke Indonesia.

5. Pencatatan kematian sebagaimana dimaksud pada butir (4) menggunakan

formulir pelaporan kematian WNI di luar negeri, dengan menggunakan Formulir model F-2.18.

6. Pencatatan kematian sebagaimana dimaksud pada butir (5) direkam dalam

(21)

3.5.8 Pencatatan Perubahan Nama

1. Dinas Kependuduka n dan Catatan Sipil mencatat perubahan nama

kecil yang telah mendapatkan penetapan pengadilan paling lama 30

(tiga puluh) hari kerja sejak diterimanya salinan penetapan pengadilan.

2. Dinas Kependuduka n dan Catatan Sipil mencatat perubahan nama

keluarga yang telah mendapatkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak diterimanya

Salinan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

3. Perubahan nama sebagaimana dimaksud pada butir (1) dicatat oleh

Pejabat Pencatat Sipil pada akta catatan sipil dalam bentuk catatan pinggiran.

4. Pencatatan perubahan nama sebagaimana dimaksud pada butir (3)

menggunakan formulir pelaporan perubahan nama kecil/nama

keluarga, dengan menggunakan Formulir model F-2.21

(22)

BAB IV

PENYAJIAN DATA

Dalam bab ini penulis menyajikan data-data yang diperoleh selama penelitian di

Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tebing Tinggi. Bab imi akan

memafarkan hasil-hasil penelitian berupa data sekunder yang telah diperoleh dari lapangan. Adapun data yang disajikan adalah data tentang sistem kearsipan yang penelitannya di fokuskan pada Sistem Penataan (Filling) dan Penemuan Kembali Arsip pada Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tebing Tinggi.

Pada bab III telah ditentukan informan-informan yang dianggap mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian dan yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti serta yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan kunci (Key Informan) adalah Bapak Muhammad Dimiyathi, S.sos M.TP adalah Kepala bidang Catatan sipil merupakan yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian.

Untuk informan utama merupakan orang-orang yang terlibat langsung dalam interaksi sosial yang diteliti yaitu kepala bagian yang ada di Dinas Kependudukan dan catatan sipil yaitu: Bapak Jhonny Parlindungan SH selaku Kepala Bidang pelayanan

bidang Catatan Sipil, Indah Widiyani selaku staff atau pegawai, ibu Masita Suryani Lubis,

SH selaku kasi pencatatan sipil, Silvana Barus, SH selaku staff/pegawai, ibu Ratna

Harahap, S.pd, selaku Kasi Dokumentasi dan Pencatatan Sipil. Data yang diperoleh

dilapangan akan dianalisis untuk memberikangambaran dan penjelasan berdasarkan hasil

wawancara dengan informan serta mendiskripsikan dengan hasil observasi yang

dianggap mendukung dalam penelitian ini. Untuk lebih memperjelas lagi tentang data

(23)

4.1 PENYAJIAN DATA 4.1.1 Proses Penciptaan Arsip

Proses penciptaan arsip dalam suatu organisasi adalah hal yang sangat penting untuk diketahui alurnya, hal ini karena proses penciptaan adalah bagian awal dari seluruh kegiatan Kearsipan dalam suaru Organisasi. Jika arsip yang ada dalam suatu organisasi tidak jelas alurnya penciptaanya, maka sangat sulit untuk melaksanakan kearsipan dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur yang ada. Untuk mengawali uraian tentang Sistem Kearsipan pada Bidang Catatan Sipil, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tebing Tinggi, terlebih dahulu penulis

menguraikan Tentang Proses Penciptaan Arsip pada Kantor ini.

Untuk mengetahui bagaimana proses penciptaan arsip pada Bidang Catatan Sipil, di Dinas Kependudukan dan Catattan Sipil Kota Tebing Tinggi, terlebih dahulu dilakukan penelusuran pada Bidang Catatan sipil dengan melakukan Wawancara pada Kabid Catatan Sipil yakni bapak Muhammad

Dimiyathi, S.sos M.TP Senin, 20 Februari 2016 sekitar 09.30 Wib, Dimana Beliau

mengatakanbahwa:

“Seperti yang kita ketahuai sebenarnya tugas dari Dinas kependudukan dan Catatan sipil adalah memberikan pelayanan dibidang kependudukan dan catatan sipil kepada masyarakat seperti penerbitan kartu tanda penduduk (KTP), Surat Keterangan pindah (SKP), Akta Kelahiran, Akta Perkawinan,Akta pengakuan anak ,dll. Oleh karena itu pada saat masyarakat ingin mengurus dokumen- dokumen maka masyarakat langsung mendatangi langsung bagian dokumen yang akan di urus atau misalkan mendatangi bagian pelayanan Catatan Sipil untuk mengurus Akta dan mengurus bagian kependudukan seperti pembuatan kartu keluarga lasngsung kebagian pelayanan kependudukan dan setiap Arsip tersebut disimpan pada bagian masing-masing pelayanan.

Tahap – tahap atau alur proses penciptaan dokumen/arsip pada Bidang Catatan Sipil,Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang dilakukan dalam

menerbitkan dokumen yaitu:

1. Masyarakat melengkapi persyaratan permohonan dokumen yang

mau di urus dan langsung menyerahkan pada petugas;

2. Petugas menerima dan memeriksa berkas persyaratan permohonan

sesuai jenis akta yang dimohonkan;

(24)

3. Petugas membuat paraf/cehck list/catatan pinggir ( jika berkas

yang dimohonkan memenuhi syarat) untuk diproses lebih lanjut

oleh Operator Komputer;

4. Tapi sebelum diserahkan ke Operator terlebih dahulu staff

pelayanan mencatat surat permohon yang masuk pada buku

agenda, setelah itu diserahkan pada Operator;

5. Pengetikan dan pencetakan kutipan akta oleh Operator;

6. Petugas memeriksa hasil pengetikan dan pencetakan kutipan akta;

7. Memotocopy hasil pengetikan/pencetakan kutipan akta ( sebagai

lembar paraf sekaligus salah satu pertinggal/arsip );

8. Lembar foto copy diparaf oleh Kepala Seksi Pelayanan Pencatatan

Sipil dan Kepala Bidang Catatan Sipil untuk diajukan

penandatanganannya oleh Kepala Dinas;

9. Setelah di tanda tangani oleh Kepala Dinas maka

okumen-dokumen tersebut diberiakan kepada bidang pelayanan dan

terciptalah Arsip baru ( fotocopyan dari dokumen/akta tersebut) .

Selanjutnya, ibu Indah Widiyani, merupakan staf pada bagian pelayanan dan

Catatan Sipil, pada Senin, 20 Februari 2017 sekitar pukul 14.00 Wib, dimana beliau mengatakan bahwa:

Proses dimulainya penciptaan Arsip adalah pada saat masyarakat

(25)

Lembar foto copy diparaf oleh Kepala Seksi Pelayanan Pencatatan Sipil dan Kepala Bidang Catatan Sipil untuk diajukan penandatanganannya oleh Kepala Dinas, Setelah di tanda tangani oleh Kepala Dinas maka dokumen tersebut diberiakan kepada bidang pelayanan catatan sipil fotocopyan dari dokumen/akta tersebut dijadikan Arsip sebagai pertinggal yang telah melakukan pengurusan Akta.

Dari hasil wawancara penulis memperoleh gambaran bahwa proses

penciptaan arsip yakni pembuatan Akta-Akta dan dokumen Kependudukan pada Dinas kependudukan dan Catatan sipil ini menggunakan asas Kombinasi antara

asas Desentralisasi dan Sentralisasi yang artinya proses penciptaan

dokumen-dokumen kependudukan yang ada di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

dilakukan bersama-sama dilakukan penyimpanan dokumen-dokumen yang

dikelurkan pada bidang-bidang masing-masing. Dan proses penciptaan Arsip atau dokumen yang dihasilkan terlebih dahulu diperiksa sebelum di berikan Kepada Kepala Dinas untuk ditanda tangani sehingga kemungkianan Kesalahan Arsip

yang dihasilakan Efektif dan Efisien.

Sementara itu, berdasarkan hasil pengamatan (observasi) yang dilakukan

penulis mengenai proses penciptaan arsip yang dilakukan di Dinas Kependudukan

dan Catatan Sipil

4.1.2 Penyimpanan Arsip

Keberhasilan suatu organisasi dalam penyelenggaraan kegiatan oganisasi

sangat bergantung pada sistem penyimpanan arsipnya. Hal ini karena apabila

sistem yang digunakan dalam menyimpan arsip sudah sesuai dengan kebutuhan organisasi maka tujuan yang ingin dicapai dalam penerapan sistem kearsipan

yakni mengatur dan menyusun arsip dengan baik dan benar akan tercapai

sehingga dapat membentuk suatu susunan arsip yang sesuai dengan tipe dn

kegunaannya bagi kepentingan di dalam pemberkasan, dimana didalamnya

mempersiapkan kelengkapan atau sarana penempatan berkas sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai penemuan kembali arsip secara cepat,tepat,lengkap.

(26)

Untuk mengetahui bagaimana prosespenyimpanan Arsip ataudokumen-dokumen yang digunakan pada bidang Catatan Sipil ,di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tebing Tinggi maka penulis terlebih dahulu melakukan Wawancara mengenai Dokumen-Dokumen apa saja yang di jadikan Arsip . Bapak Jhonny Parlindungan SH sebagai Kepala bidang Pelayanan Catatan Sipil ,mengatakan pada tanggal 21 februari 2017 kira- kira pukul 9.15 Wib bahwa

Dokumen-dokumen yang dihasil pada bidang Catatan Seperti Kutipan

AktaLahir, Kutipan Akta Kawin, Kutipan Akta Kematian, Kutipan Akta

Perceraian, Kutipan Akta Pengesahan Anak, Kutipan Akta Pengangkatan Anak,

semua akta yang telah terbit (fotocopy)beserta syarat-syaratpermohonan

dijadikan sebagai Arsip sebagai bukti telah melakukan Pengurusan Akta sistem penataan arsip yang ada di bidang ni juga dipegaruhi oleh budaya kerja dan komitemen pegawai dalam penataan arsip yang diciptakan”.

Kemudian penulis melakukan wawancara dengan ibu Indah Widiyani sebagai

Staff pelayanan pada Bidang Catatan Sipil , Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, kota Tebing Tinggi mengenai proses awal dari penyimpanan dokumen-dokumen yang

dijadikan Arsip pada hari senin Tanggal 20 Februari kira-kira pukul 14.15 Wib, beliau menjelaskan bahwa:

“Proses penyimpanan arsip pada bidang Catatan Sipil di awali dengan Operator meng input (entri) data Kependudukan kedalam sistem dimana data-data tersebut di simpan dalam Database Kependudukan yang disebut dengan SIAK, setelah operator memasukkan data – data kependudukan maka keluarlah Hasil nya (OUTPUT) ,hasilnya tersebut difotocopy dan dilakukan pemeriksaan oleh operator apakah data yang sudah dihasilkan sudah benar dan diparaf oleh Kepada Sub Bidang Catatatn Sipil, setelah itu baru diserahakan untuk ditanda tangani oleh Kepala Dinas. Setelah itu dikembalikan lagi kepada Bagian Pelayanan untuk dilakukan pencatatan berkas-berkas yang akan dijadikan arsip. Jadi Seluruh berkas-berkas peryaratan ( untuk setiap satu jenis berkas

permohonan disatukan/dibundel ) beserta Lembar foto copy Kutipan Akta

Catatan Sipil/dokumen yang telah diparaf oleh Kepala Seksi Pelayanan Pencatatan Sipil dan/atau Kepala Bidang Catatan Sipil serta ditandatangani Asli bukan scan atau tanda-tangan stempel) oleh Kepala Dinas dan Setiap berkas permohonan/satu bundel beserta Lembar foto copy Kutipan Akta Catatan Sipil dimasukkan kedalam setiap Lembaran Buku Register Pencatatan Sipil ( sesuai Jenis Akta) berdasarkan nomor urut penerbitan akta atau tanggal/bulan/tahun

penerbitan-pen cetakan Akta; Setiap Buku Register Akta berisikan 50 berkas

(27)

Gambar 1: Buku Register Akta Kelahiran

Selanjutnya penulis wewancarai ibu Ratna Harahap, S.pd mengenai proses penyimpanan

yang dilakukan pada bidang Catatan Sipil pada hari rabu tanggal 22 kira-kira pukul 09.00 Wib mengatakan Bahwa:

“Setelah ditanda tangani oleh kepala dinas ,maka berkas-berkas mulai dari surat permohonan dan syarat-syaratnya dan Hasil Kutipan Akta catatan sipil disatukan dan dicatat pada buku register berdasarkan nomor urut terbitnya Akta atau Berdasarkan Tanggal/bulan/tahun. Dan setelah itu disimpan dilemari penyimpanan pada Bidang Catatan Sipil”

Gambar 2: Buku Register Akta Perceraian dan Akta Kematian

(28)

Dari hasil wawancara diatas dapat dapat menyimpulkan bahwa,meskipun

dalam proses penyimpanan menggunakan sistem Desentralisasi dalam

penyimpanan dimana setiap bagian/ bidang mengurus sendiri Arsip-Arsip yang

dihasilkannya tanpa ada pengawasan dari bagian/ bidang lain dan masing –masing

bidang bertanggung jawab atas Arsipnya masing-masing.

4.1.3 Penemuan Kembali

Pada umumnya kegiatan Penemuan arsip dalam setiap organisasi merupakan suatu hal yang domain dalam penyelenggaraan kegiatan administrasi

perkantoran karena Arsip adalah bagian sentral dari pelaksanaan kegiatan

perkantoran baik pada organisasi pemerintah maupun organisasi swasta. Untuk

itu, diketahui bahwa pada dasarnya penemuan kembali arsip menyangkut dua segi

yaitu penemuan kembali informasi dan penemuan kembali fisik arsip.

Dalam penemuan kembali arsip harus berpedoman pada sistem penataan berkas yang digunakan pada organisasi masing-masing, sehingga hasilnya suatu

penataan berkas sangat berkaitan dengan penemuan arsipnya. Hal ini apabila

penemuan kembali Asip sulit dan memakan waktu yang cukup lama, maka bagian/unit lain dalam organisasi dapat menilai bahwa sistem penataan berkas

tidak baik sehingga dapat membantu kelancaran proses administrasi, sebaliknya

apabila penemuan kembali arsip mudah dan tidak memakan waktu yang lama, maka sistem penataan berkas dapat didapatlah dikatakan baik proses administrasi

dapat berjalan dengan lancar.

Proses penemuan kembali Arsip pada Bidang Catatan sipil, Dinas

(29)

Setelah itu barulah diadakan proses pencarian dengan berpatokan pada tanggal

terbitnya AKTA yang di cari.Dengan memasukkan kode seperti NIK, Nama,

ataupun tanggal Terbitnya AKTA menggunakan computer dengan program

Database, atau lasngsung mencari data tersebut pada buku Register di

lemari penyimpanan dengan menggunakan klasifikasi kode maupun tanggal.

Hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan Ibu Masita Suryani Lubis,

SH, pada hari kamis, 23 Februari 2017 sekitar pukul 10.00 Wib menjelaskan

bahwa:

“Proses pencarian terhadap arsip yang dibutuhkan terlebih dahulu dipastikan apakah benar pencari arsip pernah mengrus Akta pada bidang catatabn Sipil dengan melihat buku agenda atau buku Register Akta Kelahiran,Akta Perkawinan dan Akta lainya.Namun jika sipencari Akta mengingat Kapan terbit akan tersebut maka akan langsung dilakukan pencarian berdasarkan tanggal kode Kendali uku register”.

Lebih lanjut dijelaskan oleh ibu Silvana Barus, SH yang juga adalahpegawai pada

bidang Catatan Sipil pada hari yang sama dengan ibu Masita Suryani Lubis, SH yakni :

“Media yang digunakan dalam penemuan kembali arsip berbeda-beda, tergantung sudah berapa lama surat tersebut dimasukkan, jika masih sekitaran minggu, bulan masih dilakukan secara manual, tetapi jika lebih dari itu barulah menggunakan sistem Komputer Tinggal memasukkan data diri misalnya NIK,Nama , tanggal apa yang pencari butuhkan barulah muncul Data-data pada Databese dan biasa juga dengan memberitahu pada petugas tanggal Terbitnya Akta lalu Dicari Dibuku Register pada Lemari Penyimpanan”.

Kemudian penjelasan diatas ditambahin oleh Ibu , Indah Widiyani selaku staf

Pelayanan yakni :

“Waktu yang diperlukan dalam proses pencarian arsip tidak pernah lebih dari sehari karena sistem penyimpananya telah sistematis secara manual maupun elektronik dengan menggunakan SIAK jadi gampang menemukannya kembali”. Gambar 3: komputer penyimpanan secara elektronik database ( SIAK )

(30)

Penjelasan diatas didukung oleh hasil observasi penulis yang disajikan

dengan gambar sebagai berikut :

Gambar 4 : Gambar Alur Penemuan Kembali Arsip

Masyarakat Dilakukan Pencarian

Ekspedisi dilakukan pencarian dimulai dengan

perjalanan arsip berdasarkan kode memperhatikan

yang ingin buku Register tanggal terlebih

ditemukan (jika dalam Lemari dahulu dalam

berada pada Penyimpanan lemari

Dengan berdasarkan pada hasil wawancara, serta pengamatan (observasi) langsung yang dilakukan oleh penulis dilokasi, maka penulis dapat menarik

kesimpulan bahwa proses penemuan kembali arsip pada Bidang Catatan Sipil ,

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tebing Tinggi dapat dikatakan baik,

hal ini dapat dilihat dari kecepatan dan ketepatan dalam menemukan kembali

arsip. Jika melihat proses demi proses yang dilakukan dalam upaya penemuan

(31)

4.1.4 Pemeliharaan Arsip

Usaha pemeliharaan arsip adalah hal yang terpenting dalam

organisasi agar Keautentikannya tetap terjaga dan saat di butuhkan lagi

Arsip tersebut dalam Kebutuhan Organisasi dapat diperoleh

Informasinya. Untuk itu Usaha Pemeliharaan Arsip adalah berupa

melindungi, mengatasi, mencegah dan mengambil langkah-langkah, tindakan-tindakan yang bertujuan untuk menyelamatkan arsip-arsip

berikut informasinya (isinya) serta menjamin kelangsungan hidup arsip dari pemusnahan yang tidak diinginkan.

Dinas kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tebing Tinggi

mempunyai tugas Dalam penerbitan Akta- Akta Catatan sipil dan

Data-data Kependudukan yang harus di jaga dan dipelihara supaya

Data-data Kependudukan tersebut tidak hilang dan supaya tugas dan

Fungsinya tetap berjalan dengan baik.

Untuk mengetahui bagaimana proses pemeliharaan Arsip Pada

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tebing Tinggi maka

penulis melakukan wawancara dengan bapak Muhammad Dimiyathi,

S.sos M.TP pada senin tanggal 20 Februari 2017 mengatakan Bahwa;

“Seluruh Buku Register Akta, pertinggal dokumen serta berkas permohonan disimpan dalam Lemari Arsip yang senantiasa dipelihara/ditata ulang secara rutin dan Lemari Arsip tempat penyimpanan seluruh Buku Register Akta, pertinggal dokumen serta berkas permohonan, pada hakekatnya membutuhkan ruangan/ gedung arsip khusus dan tempat yang sangat luas, aman dari ancaman

(32)

kehilangan sertas bebas dari ancaman bahaya alam ( hujan, kebakaran dll) agar arsip aktif dapat dijamin tersimpan dengan baik untuk jangka waktu yang sangat lama, namun pada kenyataannya tempat penyimpanan dokumen/arsip catatan sipil harus menyesuaikan dengan situasi dan kondisi tata ruang Gedung Kantor.

Selanjutnya penulis melakukan wawancara bapak Jhonny

Parlindungan SHmengenaibagaimana pemeliharaan Arsip yang

dilakukan pada 21 Februari 2017 mengatakanbahwa :

”Seluruh Arsip-Arsip seperti buku Register Akta Kelahiran,Akta Perkawinan, Akta Perceraian dan Akta Catatan Sipil lainya dilakukan pemeliharaan dengan menata Ulang dan merapikan kembali Arsip-Arsip tersebut dan aakan tetapi karena terbatasan ruangan penyimpanan sehingga kurang maksimalnya Pemeliharaan Arsip-arsip terbut apalagi bukan jumlah yang sedikit Akta –Akta yang telah dihasil oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ini, akan tetapi tetapi dilakukan Pemeliharaan agar Arsip tersebut tidak rusak karena menyangkut Hasil Rekaman Kegiatan Dinas ini.

Selanjutnya ditambahkan lagi oleh bapak Fahrizal Hasibuan sebagai Operator pada tanggal 27 februari 2017 mengatakan bahwa :

“ selain Arsip –Arsip di simpan Secara Manual Arsip juga di simpan Secara Elektronik dalam Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dalam bentuk database, kami juga Melakukan mencopy data-data ke hard dist tertentu apabila Terjadi Kerusakan yang Tidak di inginkan Pada Perangkat Komputer .

Dengan berdasarkan pada hasil wawancara, serta pengamatan (observasi)

langsung yang dilakukan oleh penulis dilokasi, maka penulis dapat menarik

kesimpulan bahwa proses pemeliharaan arsip pada Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil pada Bidang Catatan Sipil dapat dikatakan baik, hal ini dapat dilihat

dengan pemeliharan Arsip yang telah dilakukan .Dari seluruh hasil

wawancara yang telah dipaparkan diatas memperkuatpendapat penulis

(33)

4.1.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Kearsipan. a. Sumber Daya Manusia

Secara umum, masalah sumber daya manusia adalah masalah

pokok yangterjadi dalam kegiatan kearsipan karena merupakan faktor

yang menentukan dalam perencanaan tujuan. Berhasil tidaknya

pencapaian tujuan organisasi sangattergantung pada petugas yang

menangani arsip sesuai dengan tugas yangdiebankan kepadanya. Hal

ini menyebabkan sumber daya manusia sering disebutfaktor sentral

dalam kegiatan kearsipan. Tanpa personil atau sumber daya manusia, tidak ada organisasi, dan tanpa organisasi, tidak akan ada pula

administrasi, begitu pula dalam pelaksanaan sistem penataan (filling) dan penemuan kembali arsip dalam suatu organisasi, dibutuhkan sumber daya manusia yang ahli dan memiliki pengetahuan khusus mengenai kearsipan.

Hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan Bapak Jhonny Parlindungan SH Kepala Bidang Catatan Sipil pada

mengungkapkan bahwa:

“itulah yang menjadi masalahnya tidak adanya tenaga yang ahli tentang Kearsipan yang terkadang menyulitkan dalam bagaimana penerapan sistem Kearsipan sebenarnya,dan pelatihan tentang Penerapan sistem Kearsipan tidak pernah didapat oleh staf/pegawai, seharusnya harus ada tenaga yang ahli yang menangani Arsip-Arsip yang ada di Kantor ini supaya Pengelolaannya dapat lebih Baik.

Pendapat dari tersebut diatas didukung Kepala Sub Bidang Catatan Sipil

oleh stafnya yakni Indah Widiyani staf bagian Pelayanan Bidang Catatan

Sipil

yakni beliau mengungkapkan bahwa :

“Tidak ada tenaga ahli yang menangani Arsip yang ada di kantor ini, kami hanya belajar sendiri tentang penataan Kearsipan, memperhatikan dan membaca buku ,pelaksanaan Penataan Kearsipan juga sangat mudah dipahami walapun Kami juga tidak pernah mendapat pendidikan Khusus atau sosialisasi tentang bagaimana Penerapan Sistem Kearsipan Sebenarnya.

(34)

Selanjutnya ditambahi oleh Bu Ratna Harahap, S.pd , kasi Dokumentasi

dan pencatatan sipildan Masita Suryani Lubis kasi. Pencatatan sipil

mengatakan bahwa:

“ Mengenai pelatihan Kearsipan kami tidak pernah menerima tapi kami mau belajar dan mencari tau tentang bagaimana sistem kearsipan yang benar dan bertanya dengan yang lebih paham dan pelaksanaannya juga sangat mudah dilaksanakan sehingga tidak terlalu sulti untuk kami untuk belajar dan menerapkannya.

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

Sumberdayamanusia pada Dinas Kependuduka n dan Catatan Sipil bahwa

yang mempunyai

Keahlian Khusus tentang Kearsiapan tidak ada, bahkan pelatihan

tentangPengelolaan dan Penataan Kearsipan tidak ada di terima oleh

pengawaimelainkan para Pengawai / staf Belajar sendiri – sendiri atau

bertanya sesamapengawai , Padahal Sumber Daya Manusia sangat

berpengaruh terhadapkelancaran suatu organisasi dalam menjalankan

tugas dan fungsinyauntuk dapat memperoleh data yang akurat, selain

memperhatikan hasilwawancara dengan para informan, penulis juga

melakukan pengamatan langsung(observasi) di lokasi dan juga

melakukan pengamatan yang mendalam pada carakerja pegawai atau staf

yang bekerja di bidang Catatan sipil memang benar tidakada pengawai

yang menangani langsung tentang Kearsipan , setiap bidang yang menangani Arsip masing-masing bidang .

Berdasarkan uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa sumber

dayamanusia pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tebing

Tinggi masih kurang baik secarakuantitas maupun kualitas. Seharusnya

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tebing Tinggimemiliki

tenaga Ahli menangani tentang penginventarisan dokumen- documen yang telah diterbitkan karena hal tersebut sangat mampu mempengaruhi

(35)

b. Sarana Prasarana

Sarana dan prasarana dalam sistem kearsipan merupakanfaktor

pendukung dalam pelaksanaan sisten kearsipan yang baik. Tanpa

ditunjangdengan peralatan yang memadai, maka akan sangat sulit bagi

organisasi untukmelakukan pengelolaan terhadap arsip-arsipnya

dengan baik sesuai denganprosedur dan mekanisme pengelolaan arsip

yang baku.

Hasil wawancara penulis dengan Kabag Catatan Sipil Bapak

Muhammad Dimiyathi, S.sos M.TP

“Pengadaan sarana prasarana belum terpenuhi, sarana dan prasarana untuk mendukung pelaksanaan sistem kearsipan.kurangnya lemari-lemari penyimpanan tidak sebanding dengan Arsip yang dihasilkan oleh Dinas ini, sehingga penataan Arsip tidak maksimal.

Kemudian penulis juga mewawancarai Ibu Indah Widiyani mengenai

keadaan sarana prasarana pada Dinas Kependudukan mengatakan

bahwa :

“Peralatan penyimpanan arsip yang tersedia itu berupa filling cabinet, map gantung, map biasa, kotak arsip, dan lemari besi kecil. Sebenarnya sarana dan prasana di kantor ini masi kurang karena tidak sebanding dengan arsip-arsip yang dihasilkan dinas Kependudukaan.

Gambar 5: Lemari penyimpanan

(36)

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa

pemenuhan akan sarana dan prasana pada Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil Kota Tebing Tinggi sudah ada tapi masih kurang. Berdasarkan hasil observasi penulis bahwa masih ditemui kertas-kertas

atau dokumen-dokumen yang masih bertumpuk dan belum tersusun

dilemari penyimpanan karena kurangnya tempat penyimpan yang

dapat menghambat terciptanya penataan arsip yang baik.

Gambar 6 : arsip yang sudah disusun menutut tanggal tapi karena

kurangnya Lemari penyimpanan sehingga belum biasa ditata dengan

rapi

C. Pembiayaaan

Penyediaan dana (biaya) untuk mendukung pelaksanaan sistem

kearsipan memang juga menjadi faktor yang sangat menentukan pada

(37)

dilakukan oleh penulis, diketahui bahwa pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil ,dana untuk mendukung sistem kearsipan telah

tersedia akan tetapi masih kurang dalam pemenuhan Sarana Dan

Prasarana. Hal ini dapat dilihat dengan keberadaan peralatan untuk

menyimpan arsip yang belum memadai, sehingga sangat

mempengaruhi kelancaran kegiatan kearsipan. Hasil wawancara

penulis dengan bapak Jhonny Parlindungan SH mengenai

pembiayaan kegiatan Sistem Kearsipan menyatakan bahwa :

“Urusan mengenai pendanaan/pembiayaan khususnya untuk mendukung sistem kearsipan diserahkan sepenuhnya pada koordinasi antara Kasubbag dengan bendahara. Karena dalam membuat penganggaran kegiatan ataupun sarana prasarana hanya dibicarakan oleh masing-masing kepala Sub Bagian dengan Bendahara lalu diajukan kepada Kepala bagian.

Selanjutnya ditambahi oleh pernyataan oleh Bapak Muhammad Dimiyathi, S.sos M.TP menyatakan

“mengenai pembiayaan dan pendanaan untuk pemenuhan sarana dan Prasana berasal dari APBD akan tetapi karena daya nya kurang sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan akan tetapi pelaksanakan Kearsipan sudah relative murah karena dengan

didukung oleh SIAK penyimpanan Data-data Secara elektronik”.

Dengan wawancara dan pengamatan yang dilaksanakan Penulis

dapatmenyimpulkan bahwa pembiayaan dan pendanaan yang

dilaksanakan dalam

pengembangan na perbaikan Pelaksanaan Sistem Kearsipan di Dinas ini

dikelolalangsung oleh Bendahara dengan berkordinasi dengan Kasub

bidang masing masing dan dana bersumber dari APBD, Anggraran tidak

mencukupi sehinggadapat menghambat pelaksanaan Sistem Penataan

Arsip.

(38)

BAB V

ANALISIS DATA

5.2 ANALISIS DATA

5.2.1 Analisis Pelaksanaan Sistem Penataan arsip

Menurut IG. Wursanto (1991:30) sistem kearsipan yang

dijalankan olehsuatu organisasi dapat berjalan dengan baik apabila

mempunyai ciri-ciri sebagai

berikut yakni : mudah dilakukan, mudah dimengerti, murah/ekonomis,

tidakmemakan tempat, mudah dicapai, cocok bagi organisasi, dan

fleksibel, dapatmencegah kerusakan dan kehilangan arsip dan

mempermudah pengawasan.Dalam hal ini juga sebagai proses akhir dari

hasil penelitian, penulis memberikananalisis terhadap pelaksanaan sistem

kearsipan pada Bagian umum SekretariatDaerah Kota Medan

berdasarkan pendapat dari ahli diatas. Berikut dipaparkanhasil analisis

dari penulis lebih lanjut.

a. Mudah dilaksanakan

Sistem kearsipan harus mudah dilaksanakan, sehingga tidak

menimbulkankesulitan, baik dalam penyimpanannya maupun dalam

penemuan kembali.Berdasarkan hasil penelitian proses yang telah

dijelaskan diatas, penulis dapatmemberikan analisis terhadap sistem

Penataan Arsip pada Dinas Kependudukandan Catatan Sipil Kota Tebing

Tinggi ini melalui proses penciptaan Arsip hingga proses penemuan

kembali arsip. Analisis ini juga diawali oleh pendapat , Indah Widiyani

Staf bagian Pelayan Bidang Catatan Sipil yakni beliau mengungkapkan

bahwa:

(39)

memperhatikan dan membaca buku ,pelaksanaan Penataan Kearsipan juga sangat mudah dipahami walapun Kami juga tidak pernah mendapat pendidikan Khusus atau sosialisasi tentang bagaimana

Penerapan Sistem Kearsipan Sebenarnya,

Kemudian, pelaksanaan sistem kearsipan ini dapat dikatakan mudah

Dilaksanakan juga ditelusuri lebih dalam jika dilihat dari bagian

prosespenyimpanan dan penemuan kembali arsip yang tidak mengalami

kesulitan dalampelaksanaannya dan seperti yang telah dijelaskan pada

pembahasan sebelumnyabahwa kedua proses tersebut dapat dikatan baik

pelaksanaannya.

Untuk itu dapatdisimpulkan bahwa Sistem Penataan Arsip Dinas

Kependudukan dan CatatanSipil mudah dilaksanakan.

b. Mudah dimengerti

Sistem kearsipan harus mudah dimengerti oleh para pegawai

kearsipan sehingga tidak menimbulkan banyak kesalahan dalam

pelaksanaanya. Dengan kata lain, sistem kearsipan harus sederhana.

Untuk sistem kearsipan harus disesuaikan dengan jenis dan luas

lingkup kegiatan organisasi.

Dalam hal ini dapat dilihat melalui gambar-gambar proses yang

telah disajikan oleh penulis pada pembahasan sebelumnya.

Kemampuan penulis dalam menyederhanakan proses sistem kearsipan

tersebut dapat mewakili pendapat bahwa sistem kearsipan pada

organisasi ini mudah dimengerti.

Ratna Harahap, S.pd, selaku Kasi Dokumentasi dan Pencatatan Sipil dan ibu Masita Suryani Lubis, SH selaku kasi pencatatan sipil,

(40)

mengatakan bahwa :

“ Mengenai pelatihan Kearsipan kami tidak pernah menerima tapi kami mau belajar dan mencari tau tentang bagaimana sistem kearsipan yang benar dan bertanya dengan yang lebih paham dan pelaksanaannya juga sangat mudah dilaksanakan sehingga tidak terlalu suli untuk kami untuk belajar dan menerapkannya.

\

c. Murah/Ekonomis

Sistem kearsipan yang diselenggarakan harus murah/ekonomis

dalam arti tidak berlebihan, baik dalam pengeluaran dana/biaya

maupun dalam pemakaian tenaga, peralatan atau perlengkapan arsip. Dalam hal ini penulis menganalisis data yang berhubungan dengan

pembiayaan seperti yang telah dijelaskan pada pemaparan sebelumnya.

Dimana dalam pengadaan sarana prasarana pendukung Sistem

Penataan Arsip Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tebing Tinggi menggunakan dana sudah relative murah karena juga

didukung dengan penyimpanan secara elektronik dengan program

SIAK.

d. Tidak Memakan Tempat

Yang dimaksud tempat adalah tempat menyimpan arsip-arsip

yang harus disimpan oleh badan pemerintah. Tempat penyimpan dapat

berupa ruangan, bangunan atau gedung (gudang arsip=archives

storage). Rak arsip, almari dan sebagainya. Terlepas dari jenis dan

bentuk tempat yang dipergunakan pada dasarnya sistem kearsipan

(41)

Dalam hal ini penulis menganalisis data yang berhubungan

dengan Keadaan perkantoran dan lemari serta ruangan yang digunakan

untuk menyimpan arsip. Sebagaimana yang telah dijelaskan pada

pemaparan sebelumnya bahwa lemari-lemari disusun sesuai dengan

kebutuhan ruangan ,dikatakan baik karena tertata rapi dan tidak

menimbulkan kesesakan pada ruang kerja pegawai.

e. Mudah Dicapai

Sistem kearsipan yang dilaksanakan harus memungkinkan

arsip-arsip yang disimpan mudah, cepat ditemukan, diambil dan

dikembalikan apabila sewaktu-waktu diperlukan lagi. Dalam hal ini

penulis menganalisis juga melalui penata letakan lemari penyimpanan

dan pembuatan kebijakan untuk melakukan pembagian penyimpanan

arsip didalam kantor.

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa letak lemari

penyimpanan disesuaikan dengan keadaan tempat kerja dimana khusus

tempat kerja bidang arsip dikelilingi oleh lemari penyimpanan. Hal itu

dapat memudahkan pegawai (arsiparis) untuk melakukan penyimpanan

maupun penemuan kembali arsip hingga penyimpanan kembali arsip

setelah dilakukan peminjaman karena posisi lemari dekat dengan

posisi kerja pegawai sehingga mudah menjangkaunya.

(42)

Kemudian jika dilihat dari cara yang dilakukan pegawai dalam

mengelompokkan penyimpanan arsip juga dapat dijadikan fakta

pendukung dalam salah satu poin ciri sistem kearsipan yang baik ini.

Berdasarkan analisis diatas, penulis menyimpulkan bahwa

Penataan Sistem Kearsipan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kota Tebing Tinggi di bidang Catatan sipil mudah dicapai/mudah

dijangkau karena proses penyimpanan maupun penemuan kembali

arsip dapat dilakukan dengan cepat dan baik.

f. Cocok bagi organisasi

Sistem kearsipan yang dilaksanakan hendaknya cocok atau

sesuai dengan jenis dan luas lingkup kegiatan organisasi. Suatu sistem

kearsipan bagi suatu organisasi belum tentu baik/cocok apabila dilaksanakan oleh organisasi lain. Dalam hal ini dapat dilihat dari

proses Penciptaan Arsip , dimana dalam tahap awal penataan sistem kearsipan ini juga telah diterapkan sistem pengkodean dan pemberian

tanggal secara teliti oleh pegawai dengan tujuan agar selalu ada bukti

dari alur sebuah surat permohonan yang diurus oleh siapapun dalam Bidang Catatan Sipil Sehingga pada saat dibutuhkan kembali maka

dapat ditemukan alur kebereadaanya.

Berdasarkan analisis diatas dapatlah disimpulkan bahwa Sistem

Penataan Arsip pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota

(43)

dimana organisasi ini merupakan organisasi yang mengurusi

administrasi Kependudukan jadi membutuhkan sistem kearsipan yang

simpel sehingga membuat semuanya efisien.

g. Fleksibel atau luwes

Fleksibel atau luwes berarti system filling yang dipergunakan

dapat diterapkan disetiap satuan organisasi dan dapat mengikuti

perkembangan organisasi. Perlu diingat bahwa organisasi bersifat

dinamis dan berkembang. Jangan sampai sistem filling yang

dilaksanakan setiap saat berubah yang disebabkan oleh perkembangan

organisasi. Oleh karena itu sistem harus ditetapkan bersama dengan

perencanaan tujuan organisasi.

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa Penataan Sistem Kearsipan pada Dinas Kependudukan terkhusus pada bidang

Catatan Sipil Kota Tebing Tinggi adalah dengan menggunakan

panduan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 1979. Sebegitu lamanya penggunaan panduan tersebut yang sampai

sekarang belum diadakan revisi untuk itu. Pegawai arsip mengakui

bahwa memang dalam tulisan semuanya itu telah diterapkan dengan baik, Namun dalam teknis pelaksanaannya mulai dari pengurusan surat

hingga penemuan kembali arsip tidak ada diatur didalamnya. Oleh

karena itu meskipun zaman berganti, peraturan lama tersebut masih

(44)

digunakan sebagai panduan tetapi dalam teknisnya pegawai melakukan banyak penambahan kerja yang tidak tertulis dalam ketentuan tersebut.

h. Dapat mencegah kerusakan dan kehilangan arsip

Salah satu tujuan kearsipan antara lain adalah menyimpan

dengan baik, memelihara dan mencegah dari berbagai macam bentuk

kerusakan. Oleh karena itu sistem kearsipan yang dilaksanakan harus

dapat mencegah campur tangan orang-orang yang tidak

bertanggungjawab, yang tidak berwenang bertugas dalam bidang

kearsipan. Arsip-arsip harus terpelihara dari berbagai macam bentuk

kerusakan yang disebabkan oleh binatang, serangga, rayap dan

kelembaban udara.

Hal ini didukung dengan adanya Pemeliharaan arsip yang

dilaksankan oleh Pengawai atau staf agar tidak terjadi kerusakan pada Arsip-Arsip pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tebing

Tinggi.

Berdasarkan analisis diatas, penulis dapat menyimpulkan

bahwa Penataan Sistem Kearsipan pada Dinas Kpendudukan dan

Catatn Sipil Kota Tebing Tinggi, dapat mencegah kerusakan dan

hilangnya arsip karena penyimpanan arsip menggunakan Lemari

(45)

i. Mempermudah Pengawasan

Untuk mempermudah pengawasan, sistem kearsipan yang dilaksanakan

harusnya dibantu dengan mempergunakan berbagai macam

perlengkapan/peralatan, misalnya : kartu indeks, lembar pengantar,

lembar petunjuk silang, kartu pinjam arsip atau out slip dan

sebagainya.

Untuk memudahkan pengawasan akan Arsip- Arsip yang telah diterbit maka pengawai dapat melihat Buku register yang telah

diterbitkan seperti Buku Register Akta Kelahiran,Buku Register

Kematian, Buku Register Perceraian , Buku Register Perkawinan. Sehingga dapat dengan mudah pengawai atau straf melakukan

pengawasan terhadap Akta-Akta Yang telah diterbitkanya. Dapat

disimpulkan bahwa sistem Penataan Arsip Pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dapat dengan mempernudah dilakukan pengawasan

karena dokumen-dokumen yang dimaksud diatas telah disimpan

dengan rapi sehingga jika diperlukan mudah untuk mencarinya.

Berdasarkan pemaparan hasil wawancara, observasi bahkan analisis yang penulis lakukan, maka Sistem Penataan Arsip Pada Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tebing Tinggi dapat dikatakan

baik karena secara keseluruhan mulai dari proses pengurusan surat hingga penemuan kembali arsip dikatakan telah baik dan telah

memenuhi 9 ciri sistem kearsipan yang baik.

(46)

5.2.2 Kriteria-Kriteria dalam meningkatkan Efektifitas kerja dalam penataan Arsip

1. Ketepatan waktu

Proses Penciptaan Arsip efektifitas pegawai dalam penataan Arsip dari proses penciptaan arsip yang dilakukan oleh pegawai yang tidak melebihi dari waktu yang ditentukan 14 hari, namun dalam proses penciptaan Arsip juga dapat selesai lebih cepat jika tidak ada kendala misalkan masyarakat langsung memenuhi persyaratan yang diajukan dan Kepala dinas ada ditempat,

a. penyimpanan Arsip

efektifitas pegawai pegawai dalam pengunaan dan

penataan arsip yang ada di dinas kependudukan dan catatan sipil sudah berjalan dengan efektif dalam

melakukan tugasnya , hal dapat dilihat dari bagaimana pegawai menyimpan Arsip dengan menggunakan

pokok permasalahan yaitu menyimpan Akta sesuai

dengan jenis Akta dan kemudian disimpan sesuai

dengan tanggal terbitnya Akta sehingga dalam

penemuan kembali lebih memudahkan pengawai dalam

mencari Arsip.

(47)

Efektifitas pegawai dalam penataan dan penggunaan arsip juga sudah dijalankan secara efektif hal ini

terlihat dari proses penemuan kembali arsip sudah

efektif yang tidak membutuhkan waktu yang lama

dalam penemuan kembali Arsip karena arsip yang

dikelola dan ditata sesuai dengan sistem penataan arsip yang baik dan benar dan sistem penyimpanan juga

dilakukan secara elektronik sehingga memudahkan

dalam penemuan kembali arsip yang dibutuhkan .

Secara keseluruhan dapat kita lihat mulai dari proses penciptaan arsip sampai pada penemuan kembali arsip sudah berjalan

secara efektif dilihat dari ketepatan waktu dalam proses penciptaan

arsip hingga penemuan kembali arsip yang tidak membutuhkan waktu

yang lama dalam meberikan pelayan dengan masyarakat.

2. Bawahan harus diberitahukan maksud dan pentingnya tugas-tugas

yang didelegasikan kepada karyawan.

Efektifitas penataan dan penggunaan arsip yang dilakukan di dinas

kependudukan dan catatan sipil kabupaten dairi juga dapat dilihat dari

komiten pegawai dalam meberikan pelayanan dan melaksanakan tugas

yang diembannya sebagai pegawai dalam memberikan pelayanan dan

melaksanakan tugasnya ini juga terlihat dari mereka memberikan

pelayan yang prima kepada Masyarakat dan melakukan penataan

(48)

terhadap arsip yang diciptakan sehingga tercapainya tujuan dari

organisasi.

3. Produktivitas

Produktivitas pengawai bidang catatan sipil juga dapat dilihat dari

kuantitas kualitas pelayanan yang dilakukan oleh pengawai mulai dari

proses penciptaan Arsip hingga penyimpanan yang dilakukan yang

sudah dilakukan dengan baik

4. Lingkungan:

Lingkungan sangat mempunyai peran penting dalam meningkatkan

efektifitas kerja hal ini terlihat dari tata ruang yang sudah ditata

sedemikian baik, Namun kurang nyaman dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat dan melakukan tugasnya.

5. Perlengkapan dan fasilitas

adalah suatu sarana dan peralatan yang disediakan dalam meningkatkan efektivitas bekerja. Fasilitaas yang kurang lengkap akan

mempengaruhi kelancaran pegawai dalam bekerja. Hal ini juga terlihat

dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan penulis dengan

pegawai bidang catatan sipil ,yang mengatakan bahwa memang

fasilitas sudah ada tapi masih kurang dalam meningkatkan efektifitas

dalam bekerja sehingga dapat mempengaruhi pencapaian tujuan atau

(49)

BAB VI PENUTUP

6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan Bab sebelumnya, maka kesimpulan

yang dapat diambil adalah

1. Adapun sistem kearsipan yang diterapkan pada bidang Catatan

Sipil Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Tebing Tinggi sudah berjalan dengan baik, Hal ini dapat dilihat dari:

a. Proses penciptaan Arsip

Proses dimulai penciptaan arsip adalah pada Saat Masyarakat mengurus Dokumen kependudukan atau Akta Pencatatan sipil,

masyarakat terlebih dahulu melengkapi berkas-berkas atau

persyaratan dalam pengurusan dokumen Akta Pencatatan sipil, setelah itu masyarakat mendatangi petugas di bagian pelayanan

dan menyerahkan persyaratan Akta Yang akan diurus, setelah

itu bagian pelayanan mencatat surat permohonan yang masuk pada Buku Agenda, setelah berkas surat permohonan

memenuhi syarat maka akan segera diproses dan diberikan

pada operator untuk dikerjakan, setelah Hasil Pengetikan dan

pencetakan Akta selesai maka Petugas memeriksa hasil pengetikan dan pencetakan kutipan Akta, Memotocopy hasil

(50)

pengetikan/pencetakan kutipan akta (sebagai lembar paraf sekaligus salah satu pertinggal/arsip ), Lembar foto copy

diparaf oleh Kepala Seksi Pelayanan Pencatatan Sipil dan Kepala Bidang Catatan Sipil untuk diajukan penandatanganannya oleh Kepala Dinas, Setelah di tanda tangani oleh Kepala Dinas maka dokumen tersebut diberiakan

kepada bidang pelayanan catatan sipil fotocopyan dari dokumen/akta tersebut dijadikan Arsip sebagai pertinggal yang

telah melakukan pengurusan Akta.

b. Penyimpanan Arsip

Penyimpanan Arsip pada Bidang Catatan Sipil Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Tebing Tinggi

dilakukan secara Elektronik disimpan di computer dengan mengunakan Database dari Program Sistem Informasi

Administrasi Kependudukan (SIAK). Proses penyimpanan

dimulai Operator meng Input ( entri) data Kependudukan

kedalam sistem dan data tersebut disimpan dan keluar hasinya

(output) di print. DanPenyimpanan secara Manual : Seluruh

berkas-berkas peryaratan (untuk setiap satu jenis berkas

permohonan disatukan/dibundel) beserta Lembar foto copy

Kutipan Akta Catatan Sipil/dokumen yang telah diparaf oleh

Kepala Seksi Pelayanan Pencatatan Sipil dan/atau Kepala

(51)

tanda-tangan stempel) oleh Kepala Dinas dan Setiap berkas

permohonan/satu bundel beserta Lembar foto copy Kutipan

Akta Catatan Sipil dimasukkan kedalam setiap Lembaran Buku

Register Pencatatan Sipil ( sesuai Jenis Akta) berdasarkan nomor urut penerbitan akta atau tanggal/bulan/tahun

penerbitan-pen cetakan Akta;

c. Penemuan Kembali Arsip

Penemuan Kembali Arsip yang dibutuhkan sangatlah cepat dimana waktu yang dibutuhkan sangatlah cepat karena di Komputer jadi tinggal memasukkan Nama, NIK, tanggal terbitnya Akta maka dapat Langsung ditemukan.

d. Pemeliharaan Arsip

Pemeliharaan Arsip juga dilakukan pemeliharaan untuk

menjaga agar Arsip Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tebing Tinggi tidak rusak.

2. Faktor-Faktor Yang mempengaruh sistem kearsipan

a. Sumber daya manusia

Sumber Daya Manusia dalam melaksanakan sistem Kearsipan

Yang ada di Bidang Catatan Sipil Atau pun Bidang yang Lain di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tebing Tinggi

belum mempunyai pemahaman Khusus tentang bagaimana Sistem Kearsipan yang Baik dan Benar, mereka hanya belajar sendiri.

(52)

b. Sarana Dan Prasarana

Sarana dan Prasarana yang ada di dinas Kependudukan Masih

Kurang melihat Arsip yang terus menerus Bertambah didinas ini.

c. Pembiayaan

Pembiayaan dalam penganggaran untuk sarana dan Prasaran berassal dari APBD.

3. Secara Keseluruhan Sistem penataan Arsip yang dilakukan

pada Bidang Pencatatan Sipil sudah memenuhi ciri Sistem Kearsipan yaitu mudah

dilakukan,mudahdimengerti,murah/ekonomis,tidakmemakan

tempat,mudah dicapai cocok bagi organisasi dan fleksibel,

(53)

6.2 Saran

1. Perlu dibentuk suatu bagian Kearsipan mengingat, tidak adanya

suatu unit kearsipan Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil Kota Tebing Tinggi agar Arsip yang ada lebih tertata dengan

rapi.

2. Sebaiknya dilakukan pendidikan dan pelatihan bagi pengawai

supaya pengawai mempunyai skill khusus tentang sistem

Penataan Arsip yang baik dan benar sehingga tujuan dari organisasi tercapai.

3. Perlu perhatian khusus tentang penambahan sarana dan

prasarana mengingat sarana dan prasarana masih kurang hal ini

sangat berpengaruh dalam penataan arsip yang ada di Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Tebing Tinggi.

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan hasil belajar terjadi karena adanya penerapan model PBL melalui 5 fase yang diterapkan selama proses pembelajaran serta fase yang menjadi fokus dalam meningkatkan

Aplikasi pembelajaran bahasa isyarat ini mengguna metode BISINDO dengan standar yang sudah ada sesuai dengan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) oleh GERKATIN DKI Jakarta

Tabel 4.16 Tanggapan responden mengenai Suhu udara di dalam ruangan Warung Nasi Ampera Cabang Padasuka memadai.... 57 Tabel 4.17 Tanggapan responden mengenai Kualitas udara di

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PRODUKSI PADI DI KECAMATAN LUBUK PAKAM TAHUN 2016..

Dari tabel diatas untuk mencapai persepsi teacherprenuership dengan indikator: (a) Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang

Penelitian ini berjudul Pengaruh Restaurant atmosphere dan Keragaman Produk Terhadap Loyalitas Pelanggan Warung Nasi Ampera Cabang Padasuka Ciacaheum dan bertujuan untuk

Aplikasi pembersih file sampah ini mampu memeriksa setiap file yang terdapat pada tiap folder/subfolder dari suatu drive dan dapat membedakan dengan tepat file-file mana saja

Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah menyusun Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi, untuk dijadikan salah