• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Penderita Stroke Iskemik Dengan Infark Yang Rawat Inap Di Rsup Haji Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Karakteristik Penderita Stroke Iskemik Dengan Infark Yang Rawat Inap Di Rsup Haji Adam Malik Medan"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK PENDERITA STROKE ISKEMIK DENGAN INFARK YANG RAWAT INAP DI RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2012

SKRIPSI

Oleh :

NIM. 111021131 IZA FAUZIAH

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)
(3)

ABSTRAK

Stroke merupakan gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan cacat fisik terbesar dari seluruh penyakit degeneratif. Stroke dibagi menjadi dua berdasarkan patologisnya yaitu stroke iskemik dan haemoragik.

Untuk mengetahui karakteristik penderita stroke iskemik dengan infark yang rawat inap, dilakukan penelitian di RSUP Haji Adam Malik Medan dengan desain

case series. Populasi dan sampel penelitian berjumlah 117 penderita pada tahun 2012 yang tercatat di rekam medis rumah sakit. Data Univariat dianalisis secara deskriptif sedangkan data bivariat dianalisis dengan menggunakan uji Chi-square, Mann-Whitney dan Kruskal Wallis.

Proporsi berdasarkan sosiodemografi tertinggi pada kelompok umur 45-65 tahun 65,8%, laki-laki 57,3%,Islam 60,7%, status kawin 97,4%, Tamat SMA/ sederajat 44,4%, Ibu Rumah Tangga 38,5%, dan luar Kota Medan 66,7%. Proporsi berdasarkan status rawatan dengan keluhan tertinggi lemah lengan dan tungkai kiri 38,5%, faktor resiko hipertensi 38,5%, berlokasi infak basal ganglia 39,3%,letak kelumpuhan hemiparesis sinistra 48,7%, tidak biaya sendiri 94,9%, Askes 52,9%, lama rawatan rata-rata 6,57 atau 7 hari, Pulang berobat jalan (PBJ) 55,6%. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata dengan sumber biaya (p=0,241). Ada perbedaan letak kelumpuhan hemiparesis sinistra secara bermakna lebih tinggi berdasarkan lokasinya, Ada perbedaan lama rawatan rata-rata penderita yang keadaan sewaktu pulang PBJ secara bermakna lebih lama daripada yang PAPS dan meninggal (p=0,000).

Riwayat hipertensi untuk melakukan kontrol rutin serta menerapkan pola hidup sehat. Tindakan medis da perawatan dilakukan secara intensif bagi penderita untuk mengurangi angka Kematian. Bagi pihak rekam medik RSUP. Haji Adam Malik Medan untuk melengkapi pencatatan data penderita seperti suku.

Kata Kunci : Karakteristik Penderita, Stroke Iskemik dengan Infark, RSUP Haji Adam Malik

(4)

ABSTRACT

Stroke is a circulatory disorders in the brain that cause physical disability greatest of all degenerative diseases. Stroke is divided into two by pathological is ischemic stroke and haemoragic.

To know the characteristics of stroke ischemic patients with infark conducted a Research with case series design in RSUP. Haji Adam Malik Medan. Population and sampel was 117 people in 2012 were recorded in hospital medical records. Univariate data were analyzed descriptively while bivariate data were analyzed using Chi-square test, Mann-whitney and Kruskal wallis.

Based on the sociodemographic in highest proportion is pre elderly age group 45-65 years 65,8%, males 57,3%,Moeslem 60,7%, married 97,4%, Senior high school 44,4%, Housewife 38,5%, dan outside the city of Medan 66,7%. Proportion based on the highest treatment status, weak arm and left leg 38,5%, hypertension 38,5%, basal ganglia 39,3%, hemiparesis sinistra 48,7%, not source 94,9%, Askes 52,9%, the average length ofstay 6,57 or 7 days, outpatient expense control 55,6%. There was no significant difference between the average treatmenttime with source charge (p=0,241). There was a significant difference between infark location with location of the paralysis (p=0,000), and the average treatmenttime with condition while returning (p=0,000).

Patient who have a history of hypertension to perform the routine control and Health lifestyle. Medical treatment and maintainability for patient was done intensively to reduce mortality rate. For the medical recirds department of RSUP. Haji Adam Malik Medan to complete patient data recording such as ethnic..

(5)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Iza Fauziah

Tempat/ Tanggal Lahir : Medan, 08 Agustus 1989

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum Menikah

Jumlah Anggota Keluarga : 7 Bersaudara

Alamat Rumah : Jln. Karya Jaya No.270 Medan

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1995-2001 : SD Negeri 060929 Medan

2. Tahun 2001-2004 : SLTP swasta ”YPK” Medan

3.Tahun 2004-2007 : SMA Negeri 13 Medan

4.Tahun 2007-2010 : AKPER Deli Husada Deli tua

5. Tahun 2011- 2014 : Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan

kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

“Karakteristik Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Yang Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2012” yang merupakan salah satu prasyarat untuk dapat meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada:

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S. selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes selaku Ketua Departemen Epidemiologi FKM USU

dan Dosen Pembimbing Akademik.

3. Bapak Drs. Jemadi, M.Kes. selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan

waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan, saran, dan petunjuk

kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Ibu drh. Hiswani, M.Kes. selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah

meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan, saran, dan

petunjuk kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Bapak dr. Sori Muda Sarumpaet, MPH. selaku Dosen Penguji I yang telah

(7)

6. Bapak dr. Taufik Ashar, MKM selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan

saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Direktur Utama RSUP Haji Adam Malik Medan, Kepala Instalasi Rekam

Medik RSUP Haji Adam Malik Medan, Kepala Bagian Penelitian dan

Pengembangan RSUP Haji Adam Malik Medan, Kepala Bagian Pendidikan dan

Pelatihan RSUP Haji Adam Malik Medan, serta seluruh staf yang telah banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

8. Orangtuaku tercinta Ayahanda dan Ibunda ku yang tersayang yang menjadi

inspirasi sekaligus motivasi untuk penulis. Juga kepada abangku iyonk, engah

dan alank serta kakak ku Ida dan adik-adik tercinta: Ana, Apit. Tidak lupa

kepada keluarga besar penulis atas doa, kasih sayang, perhatian, dan semangat

yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Ibu Ratna yang telah membantu penulis dalam proses administrasi pengerjaan

skrispsi ini.

10. Teman seperjuangan kak Titin, kak Juli, kak Uci, Kak Itink, Putri, Ayu, Ida,

Kak epi, Kak ayu, Kiki atas doa, semangat, dan perhatian yang diberikan

kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Teman-teman peminatan epidemiologi: Khususnya Uya, Siska, Tri, Kak

Nikmah, Kak Nerry, Winda, Bg Ali, dan lainnya yang telah memberikan

motivasi dan berbagi ilmu kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

12. Serta semua pihak yang telah berjasa, yang tidak bisa disebutkan satu persatu

(8)

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian skripsi

ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Medan, Januari 2014

(9)

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1 2.2.1 Defenisi Stroke Iskemik... 10

2.2.2 Klasifikasi Stroke Iskemik... 11

2.3 Epidemiologi Stroke 2.3.1 Distribusi Frekuensi Stroke Menurut Orang... 13

2.3.3 Distribusi Frekuensi Stroke Menurut Tempat ... ... 13

2.3.3 Distribusi Frekuensi Stroke Menurut Waktu ... ... 14

2.3.4 Determinan Stroke... 14

2.4 Patofisiologi ... ... 18

2.5 Gejala Stroke ... ... 19

2.5.1 Gangguan Pada Pembuluh Darah Karotis ... ... 20

2.5.2 Gangguan Pada Pembuluh Darah Vertebrobasilaris .. ... 21

2.6 Diagnosis Stroke Iskemik 2.6.1 Anamnesis ... ... 22

2.6.2 Pemeriksaan Fisik ... 22

2.6.3 Pemeriksaan Penunjang ... 23

2.7 Lokasi Infark ... ... 24

2.8 Letak Kelumpuhan ... ... 25

2.9 Pencegahan 2.9.1 Pencegahan Primer ... ... 26

(10)

2.9.3 Pencegahan Tersier ... ... 27

2.10 Kerangka Konsep ... ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... ... 29

3.1... Jenis Penelitian ... ... 29

3.2... Lokasi dan Waktu Penelitian ... ... 29

3.2.1 ... Lokasi Penelitian ... ... 29

3.2.2 ... Waktu Penelitian ... ... 29

3.4... Pengumpulan Data ... ... 30 4.1 Profil Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan 4.1.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 35

4.1.2 Visi dan Misi RSUP. Haji Adam Malik Medan... 35

4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi RSUP Haji Adam Malik Medan. 36

4.1.4 Pelayanan Medis... 37

4.1.5 Pelayanan Penunjang Medis... 37

4.1.6 Penunjang Umum... 37

4.1.7 Ketenagaan... 38

4.2 Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Berdasarkan Sosiodemografi. ... 40

4.3 Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Berdasarkan status Rawatan ... 42

4.4 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Stroke Iskemik dengan Infark .. 44

4.5 Letak KelumpuhanBerdasarkan Lokasi Infark ... 45

4.6 Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Sumber Biaya ... 46

(11)

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Penderita Stroke Iskemik dengan Infark yang Rawat Inap

Berdasarkan Sosiodemografi ... 49

5.1.1 Umur ... 49

5.2 Karakteristik Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Berdasarkan Status Rawatan... 57

5.3.4Lama rawatan rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 69

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 71

6.2 Saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA Lampiran 1 Master Data Lampiran 2 Ouput Master Data

Lampiran 3 Surat Penelitian FKM USU

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi Ketenagaan Pegawai Negeri Sipil di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012. ... .... 38

Tabel 4.2 Distribusi Ketenagaan Non Pegawai Negeri Sipil di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012 ... .... 38

Tabel 4.3 Distribusi Dokter Spesialis Kemenkes dan Kemendiknas di RSUP H Haji Adam Malik Tahun 2012 ... .... 39

Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Agama, Status perkawinan, Pendidikan, Pekerjaan dan Daerah asal yang Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2012 ... ... 40

Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Karakteristik Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Berdasarkan Status Rawatan yang Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2012 ... .... 42

Tabel 4.6 Lama Rawatan Rata-rata (hari) Penderita Stroke Iskemik dengan Infark yang Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2012 ... .... 44

Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Letak Kelumpuhan Berdasarkan Lokasi Infark Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Rawat Inap di RSUP Haji Adam MalikTahun 2012 ... .... 45

Tabel 4.8 Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan Sumber Biaya Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Rawat Inap di RSUP Haji. Adam Malik Tahun 2012 ... .... 46

Tabel 4.9 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Sumber Biaya Penderita Stroke Iskemik dengan Infark yang Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Tahun 2012 ... .... 47

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi dasar otak ... 9

Gambar 2.2 Perbedaan Stroke Haemoragik dan Iskemik... 11

Gambar 2.3 Stroke Iskemik Pada Otak... 12

Gambar 2.4 Patofisiologi Stroke Iskemik... 19

Gambar 5.1 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Berdasarkan Umur di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 49

Gambar 5.2 Diagram Pie Distribusi Proporsi penderita Stroke Iskemik dengan Infark Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUP. Haji Adam Malik MedanTahun 2012 ... 50

Gambar 5.3 Diagram Pie Distribusi Proporsi penderita stroke iskemik dengan infark Berdasarkan Agama di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun2012... 52

Gambar 5.4 Diagram Pie Distribusi Proporsi penderita stroke iskemik dengan infark Berdasarkan Status Perkawinan di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 53

Gambar 5.5 Diagram Pie Distribusi Proporsi penderita stroke iskemik dengan infark Berdasarkan Pendidikan Terakhir di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun2012... 54

Gambar 5.6 Diagram Pie Distribusi Proporsi penderita stroke iskemik dengan infark Berdasarkan Pekerjaan di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 55

(14)

Gambar 5.8 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Iskemik dengan Infark berdasarkan Keluhan Utama di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 57

Gambar 5.9 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Iskemik dengan Infark berdasarkan faktor risiko di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 58

Gambar 5.10 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Iskemik dengan Infark berdasarkan Lokasi Infark di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun 2012...

59

Gambar 5.11 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Berdasarkan letak kelumpuhan di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 61

Gambar 5.12 Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Stroke Iskemik dengan Infark berdasarkan sumber biaya di RSUP. Haji Adam Malik tahun 2012... 62

Gambar 5.13 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Iskemik dengan Infark berdasarkan sumber biaya yang telah digolongkan lebih spesifik di RSUP. Haji Adam Malik tahun 2012... 63

Gambar 5.14 Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Stroke Iskemik dengan Infark berdasarkan keadaan sewaktu pulang di RSUP. Haji Adam Malik Medan tahun 2012... 64

Gambar 5.15 Diagram Bar Proporsi Letak Kelumpuhan Berdasarkan Lokasi Infark Penderita Stroke Iskemik dengan Infark di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 66

Gambar 5.16 Diagram Bar Proporsi Letak Kelumpuhan Berdasarkan Lokasi Infark Penderita Stroke Iskemik dengan Infark di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 66

(15)

Gambar 5.18 Diagram Bar Keadaan Sewaktu Pulang Berdasarkan sumber Biaya di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun 2012 ... 68

Gambar 5.19 Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan sumber Biaya di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 69

Gambar 5.20 Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di RSUP. Haji Adam Malik Medan Tahun

(16)

ABSTRAK

Stroke merupakan gangguan peredaran darah di otak yang menyebabkan cacat fisik terbesar dari seluruh penyakit degeneratif. Stroke dibagi menjadi dua berdasarkan patologisnya yaitu stroke iskemik dan haemoragik.

Untuk mengetahui karakteristik penderita stroke iskemik dengan infark yang rawat inap, dilakukan penelitian di RSUP Haji Adam Malik Medan dengan desain

case series. Populasi dan sampel penelitian berjumlah 117 penderita pada tahun 2012 yang tercatat di rekam medis rumah sakit. Data Univariat dianalisis secara deskriptif sedangkan data bivariat dianalisis dengan menggunakan uji Chi-square, Mann-Whitney dan Kruskal Wallis.

Proporsi berdasarkan sosiodemografi tertinggi pada kelompok umur 45-65 tahun 65,8%, laki-laki 57,3%,Islam 60,7%, status kawin 97,4%, Tamat SMA/ sederajat 44,4%, Ibu Rumah Tangga 38,5%, dan luar Kota Medan 66,7%. Proporsi berdasarkan status rawatan dengan keluhan tertinggi lemah lengan dan tungkai kiri 38,5%, faktor resiko hipertensi 38,5%, berlokasi infak basal ganglia 39,3%,letak kelumpuhan hemiparesis sinistra 48,7%, tidak biaya sendiri 94,9%, Askes 52,9%, lama rawatan rata-rata 6,57 atau 7 hari, Pulang berobat jalan (PBJ) 55,6%. Tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata dengan sumber biaya (p=0,241). Ada perbedaan letak kelumpuhan hemiparesis sinistra secara bermakna lebih tinggi berdasarkan lokasinya, Ada perbedaan lama rawatan rata-rata penderita yang keadaan sewaktu pulang PBJ secara bermakna lebih lama daripada yang PAPS dan meninggal (p=0,000).

Riwayat hipertensi untuk melakukan kontrol rutin serta menerapkan pola hidup sehat. Tindakan medis da perawatan dilakukan secara intensif bagi penderita untuk mengurangi angka Kematian. Bagi pihak rekam medik RSUP. Haji Adam Malik Medan untuk melengkapi pencatatan data penderita seperti suku.

Kata Kunci : Karakteristik Penderita, Stroke Iskemik dengan Infark, RSUP Haji Adam Malik

(17)

ABSTRACT

Stroke is a circulatory disorders in the brain that cause physical disability greatest of all degenerative diseases. Stroke is divided into two by pathological is ischemic stroke and haemoragic.

To know the characteristics of stroke ischemic patients with infark conducted a Research with case series design in RSUP. Haji Adam Malik Medan. Population and sampel was 117 people in 2012 were recorded in hospital medical records. Univariate data were analyzed descriptively while bivariate data were analyzed using Chi-square test, Mann-whitney and Kruskal wallis.

Based on the sociodemographic in highest proportion is pre elderly age group 45-65 years 65,8%, males 57,3%,Moeslem 60,7%, married 97,4%, Senior high school 44,4%, Housewife 38,5%, dan outside the city of Medan 66,7%. Proportion based on the highest treatment status, weak arm and left leg 38,5%, hypertension 38,5%, basal ganglia 39,3%, hemiparesis sinistra 48,7%, not source 94,9%, Askes 52,9%, the average length ofstay 6,57 or 7 days, outpatient expense control 55,6%. There was no significant difference between the average treatmenttime with source charge (p=0,241). There was a significant difference between infark location with location of the paralysis (p=0,000), and the average treatmenttime with condition while returning (p=0,000).

Patient who have a history of hypertension to perform the routine control and Health lifestyle. Medical treatment and maintainability for patient was done intensively to reduce mortality rate. For the medical recirds department of RSUP. Haji Adam Malik Medan to complete patient data recording such as ethnic..

(18)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan Pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan

dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang

optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai

oleh penduduk yang hidup dalam lingkungan dan prilaku yang sehat, memiliki

kemampuan untuk menjangkau kesehatan yang optimal diseluruh wilayah Indonesia.1

Pada saat ini, bangsa Indonesia dalam proses perubahan dari suatu negara

agraris yang sedang berkembang menuju masyarakat industri. Perubahan pola

struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak memberikan peran penting

terhadap perubahan pola fertilitas, gaya hidup, sosial ekonomi yang pada gilirannya

dapat memacu semakin meningkatnya penyakit tidak menular.2

Peningkatan pelayanan di bidang kesehatan akan menyebabkan usia harapan

hidup semakin meningkat dan sebagai konsekuensinya maka masalah kesehatan

berupa penyakit stroke, kardiovaskuler dan penyakit degeneratif lainnya juga akan

semakin meningkat dimana akhirnya akan menyebabkan beban ekonomi yang

semakin besar. Pada tahun 2000 usia harapan hidup di Indonesia mencapai 67 tahun

dan jumlah populasi kelompok usia di atas 60 tahun diperkirakan sebanyak 17 juta

jiwa. Menurut perkiraan pada tahun 2020 diproyeksikan usia harapan hidup di

Indonesia akan mencapai 71 tahun dan jumlah populasi kelompok usia di atas 60

tahun diperkirakan sebanyak 28 juta jiwa dimana angka ini merupakan peringkat

(19)

Stroke atau serangan otak (brain attack) di negara-negara industri merupakan

penyebab kematian ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan kanker. Disamping itu

stroke merupakan penyebab cacat fisik terbesar dari seluruh penyakit degeneratif,

dengan akibat penurunan produktivitas kerja/sumber daya manusia yang pada

akhirnya dapat menjadi beban sosial baik bagi keluarganya maupun masyarakat dan

negara pada umumnya.4

Data dari World Health Organization (WHO) tahun (2008) jumlah kematian

didunia sebanyak 57 juta jiwa dan 6,17 juta jiwa meninggal dunia akibat stroke

dengan Proportional Mortality Rate (PMR) 10,8%.7 Jumlah penderita stroke akan

semakin meningkat tiap tahun dan diprediksi dua kali lipat pada tahun 2020.5 Pada

tahun (2001), jumlah penderita stroke diseluruh dunia sebanyak 20,5 juta jiwa dan 5,5

juta jiwa diantaranya telah meninggal dunia dengan Case Fatality Rate (CFR) 26,8%.

Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi menyumbangkan 17,5 juta kasus stroke

di dunia.6

Berdasarkan data dari National Heart, Lung, and Blood Institute (2012) pada

tahun 2008 penyakit stroke menjadi penyebab kematian terbesar ke empat di Amerika

Serikat dengan jumlah 134.148 orang dengan angka proporsi sebesar 5,4% dari

seluruh jumlah kematian (2,5 juta jiwa orang).7 Prevalensi stroke di Eropa telah

diperkirakan mencapai 9,6 juta jiwa, di Amerika terdapat 4,8 juta jiwa dan di Afrika

terdapat 1,6 juta jiwa.8,9 Menurut data dari British Heart Foundation (2010)diperoleh

angka kematian (mortality rate) pada penderita stroke iskemik sebesar 5 per 100.000

(20)

Prevalensi Stroke di Indonesia mencapai angka 8,3 per 1000 penduduk Pada

kelompok umur 55-64 tahun, stroke menjadi penyebab kematian tertinggi baik di

perkotaan maupun pedesaan di Indonesia. Hal ini terkait erat dengan gaya hidup, pola

makan, dan kebiasaan berolahraga. Daerah yang memiliki prevalensi stroke tertinggi

adalah Nanggroe Aceh Darussalam (13,6 per 1000 penduduk) dan yang terendah

adalah Papua (3,8 per 1000 penduduk).11,12

Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, di Indonesia kejadian stroke

iskemik lebih sering ditemukan dibandingkan stroke hemoragik. Dari studi rumah

sakit yang dilakukan di Medan pada tahun 2001 terdapat 1263 kasus stroke yang

dirawat, terdiri dari 821 stroke iskemik dan 442 stroke hemoragik, di mana meninggal

201 orang (15,91%) terdiri dari 98 (11,93%) stroke iskemik dan 103 (23,30%) stroke

hemoragik.12

Berdasarkan penelitian Marlina (2010) pasien yang dirawat inap di Bagian

Neurologi FK USU/RSUP. H. Adam Malik Medan dari Januari 2010 sampai

Desember 2010, didapati data jumlah pasien stroke sebanyak 365 orang (58%) dari

628 orang pasien yang dirawat inap di bagian Neurologi. Proporsi untuk stroke

iskemik sebanyak 251 orang (69%) dan stroke hemoragik sebanyak 114 orang

(31%).13

Pada tahun 2002 di RSUD. Dr. Pirngadi Medan, penderita stroke iskemik

yang dirawat inap sebanyak 65 penderita dengan CFR 18,4%. Pada tahun 2003

jumlah penderita stroke yang dirawat inap sebanyak 447 penderita dengan CFR

(21)

Hasil Survei pendahuluan di RSUP Haji Adam Malik Medan, diketahui

jumlah penderita stroke iskemik infark rawat inap tahun 2012 adalah sebanyak 117

orang

Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk

mengetahui karakteristik penderita stroke iskemik dengan infark yang rawat inap di

RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012.

1.2 Rumusan Masalah

Belum diketahui karakteristik penderita stroke iskemik dengan infark yang

rawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui karakteristrik penderita stroke iskemik dengan infark yang rawat

inap di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke iskemik dengan infark yang

rawat inap berdasarkan sosiodemografi meliputi umur, agama, jenis kelamin,

status perkawinan, suku, pendidikan terakhir, pekerjaan dan daerah asal.

b. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke iskemik dengan infark yang

rawat inap berdasarkan status rawatan meliputi keluhan utama, lokasi infark,

letak kelumpuhan,sumber biaya, keadaan sewaktu pulang.

c. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita stroke iskemik dengan infark

(22)

d. Mengetahui distribusi proporsi letak kelumpuhan penderita stroke iskemik

dengan infark berdasarkan lokasi infark.

e. Mengetahui distribusi proporsi keadaan sewaktu pulang penderita stroke

iskemik dengan infark berdasarkan sumber biaya.

f. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita stroke iskemik dengan infark

berdasarkan sumber biaya.

g. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita stroke iskemik dengan infark

berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi pihak rumah sakit dalam membuat

perencanaan pelaksanaan tindakan pencegahan dan penanggulangan yang

lebih baik lagi bagi penderita stroke iskemik yang infark yang dirawat inap

RSUP Haji Adam Malik Medan.

b. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

dan untuk menambah wawasan dan penerapan ilmu yang telah didapat selama

mengikuti perkuliahan di FKM USU Medan.

c. Sebagai bahan informasi dan masukan bagi peneliti selanjutnya dan referensi

(23)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stroke

2.1.1 Definisi Stroke

Menurut WHO (2006), Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan

serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat,

berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan kematian, tanpa ditemukannya

penyebab selain dari pada gangguan vaskular. Stroke atau gangguan aliran darah di

otak disebut juga sebagai serangan otak (brain attack), merupakan penyebab cacat

(disabilitas, invaliditas) berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses

berpikir daya ingat, dan bentuk cacat lainnya sebagai akibat gangguan fungsi otak.15

Secara Umum, stroke digunakan sebagai sinonim Cerebro Vaskular Disease

(CVD) dan Kurikulum Inti Pendidikan Dokter di Indonesia (KIPDI) mengistilahkan

stroke sebagai penyakit akibat gangguan peredaran darah otak (GPDO). Stroke adalah

suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh

darah otak yang terjadi secara mendadak dan dapat menimbulkan cacat atau

kematian.2

2.1.2 Anatomi Dasar Otak 16,17

Otak merupakan organ yang paling unik di dalam tubuh. Segala hal seperti

angan-angan, keinginan dan nafsu, perencanaan dan ingatan adalah aktivitas akhir

dari otak. Otak berisi 98% jaringan syaraf tubuh dan sekitar 10 miliar neuron. Berat

otak berkisar 1,4 kg dan mempunyai volume sekitar 1200 cc. Otak lebih kompleks

(24)

15% dari curah jantung, membutuhkan 20% pemakaian oksigen tubuh dan sekitar

400 kkal energi setiap hari.

Struktur otak secara umum terbagi menjadi 4 bagian. yaitu:

a. Serebrum

Serebrum merupakan bagian otak yang paling besar, serebrum memiliki dua hemifer

yang dihubungkan oleh korpus kallosum. Setiap hemifer terbagi atas empat lobus

yaitu:

a.1 Lobus frontal, berfungsi sebagai aktivitas motorik, intelektual, emosi dan

fisik.

a.2 Lobus parietal, berfungsi proses input sensori, sensasi posisi, sensasi raba,

tekanan dan perubahan suhu ringan.

a.3 Lobus temporal, berfungsi sebagai input perasa pendengaran, pengecap,

fungsi penciuman dan memori.

a.4 Lobus oksipital, berfungsi sebagai penerima informasi dan menafsirkan warna

dan refleksi visual

b. Diecephalon

Terletak di atas batang otak dan terdiri atas:

b.1 Thalamus, berfungsi untuk menghubungkan dan integrasi dari medulla

spinalis ke korteks serebri dan bagian lain dari otak

b.2 Hypothalamus, berfungsi dalam mempertahankan haemostatis seperti

pengaturan suhu tubuh, rasa haus, lapar dan kontrol terhadap sekresi

hormon.

(25)

c. Batang otak

Berfungsi dalam pengaturan refleks untuk fungsi vital tubuh yang terdiri atas:

c.1 Otak tengah, berfungsi sebagai penghubung stimulus pergerakan otak dari

dan ke otak.

c.2 Pons, berfungsi sebgai pusat refleks pernafasan dan mempengaruhi tingkat

karbondioksida (CO2).

c.3 Medula oblongata¸ berfungsi dalam pusat refleks pernafasan, bersin,

menelan, batuk, muntah, dan sekresi saliva.

d. Serebellum

Serebellum besarnya kira-kira seperempat dari serebrum. Berfungsi sebagai

koordinasi aktivitas muskular, kontrol tonus otot, mempertahankan postus tubuh dan

keseimbangan.

.

Gambar 2.1 Anatomi dasar otak

Jaringan otak dan medula spinalis dilindungi oleh tulang tengkorak dan

(26)

d.1 Piameter : Lapisan vaskular, tempat pembuluh-pembuluh darah berjalan

menuju struktur dalam sistem saraf pusat untuk memberi nutrisi pada jaringan

otak.

d.2 Araknoid : Suatu membran fibrosa yang tipis, halus dan avaskular.

Daerah antara piameter dan araknoid disebut subaraknoid.

d.3 Durameter : Jaringan liat, tidak elastis, dan mirip kulit sapi yang terdiri

dari dua lapisan bagian luar (dura endosteal) dan bagian dalam (dura

meningeal)

2.1.3 Klasifikasi Stroke 2,15

Secara umum stroke diklasifikasikan menjadi dua tipe yaitu:

a. Stroke non haemoragik/iskemik (cerebral infection)

a.1 Berdasarkan manifestasi klinis :

i. Serangan iskemik sepintas (Transient Ischemic Attack-TIA)

ii. Defisit neurologik iskemik sepintas (Reversible Ischemic Neurological

Deficit-RIND)

iii. Stroke progresif (Progessive stroke/stroke in evolution)

iv. Stroke komplit (Completed stroke/Permanent stroke)

a.2 Berdasarkan kausal

i. Stroke trombotik

ii. Stroke emboli/non emboli

b. Stroke haemoragik, berdasarkan bagian perdarahan:

b.1 Perdarahan intraserebral (PIS)

(27)

b.3 Perdarahan subdural (PSD)

Gambar 2.2 Perbedaan Stroke Haemoragik dan Iskemik

2.2 Stroke Iskemik18,19 2.2.1 Defenisi Stroke Iskemik

Stroke non Haemoragik atau stroke Iskemik adalah didefenisikan sebagai

kematian jaringan otak karena pasokan darah yang tidak adekuat. Sedangkan secara

klinis stroke non haemoragik didefenisikan sebagai defisit neurologis fokal yang

(28)

Gambar 2.3. Stroke Iskemik Pada Otak 2.2.2 Klasifikasi Stroke Iskemik19

1. Berdasarkan Manifestasi Klinis

a. Serangan Iskemia Sepintas (Transient Ischemic Attack/TIA).

Ini adalah stroke yang paling ringan disebabkan oleh dinding pembuluh darah

yang berubah karena terjadi endapan/ plaque dan bila istirahat maka aliran

melambat dan terhalang. Dimana gejala-gejalanya seperti hemiparesis

monoparesis, dan disfasia, menghilang dalam 24 jam.

b. RIND (Reversible Ischemic Neurological Deficit) / Defisit Neurologik

Iskemik Sepintas

Pada bentuk ini, defisit neurologis yang berkaitan dengan iskemika serebri

(29)

Dalam hal ini, gejala neurologis juga akan menghilang tetapi dalam waktu

lebih lama dari 24 jam dan sembuh dalam waktu 21 hari.

c. Stroke Progresif (Progressive Stroke/Stroke In Evaluation)

Suatu stroke yang semakin bertambah gawat keadaannya yang

memperlihatkan kelumpuhan yang sedang berkembang menjadi

hemiparalisis total.

d. Stroke komplit (Completed Stroke/Permanent Stroke)

Kelainan neurologik sudah menetap, dan tidak berkembang lagi. Defisit

neurologis itu dapat merupakan hemiplegi,monoplegi atau afasia

penyumbatan yang terjadi secara tiba-tiba yang disebabkan oleh embolus

ataupun trombus.

2. Berdasarkan proses patologik (kausal)

a. Stroke Trombotik

Stroke trombotik terjadi karena adanya penggumpalan pada pembuluh darah

di otak. Trombotik dapat terjadi pada pembuluh darah yang besar dan pembuluh

darah yang kecil. Pada pembuluh darah besar trombotik terjadi akibat aterosklerosis

yang diikuti oleh terbentuknya gumpalan darah yang cepat. Selain itu, trombotik

juga diakibatkan oleh tingginya kadar kolesterol jahat atau Low Density Lipoprotein

(LDL). Sedangkan pada pembuluh darah kecil, trombotik terjadi karena aliran darah

ke pembuluh darah arteri kecil terhalang. Ini terkait dengan hipertensi dan merupakan

(30)

b. Stroke Emboli/Non Trombotik

Stroke emboli terjadi karena adanya gumpalan dari jantung atau lapisan lemak

yang lepas. Sehingga, terjadi penyumbatan pembuluh darah yang mengakibatkan

darah tidak bisa mengaliri oksigen dan nutrisi ke otak.

2.3 Epidemiologi Stroke

2.3.1 Distribusi Frekuensi Stroke Menurut Orang

Berdasarkan data penderita stroke yang dirawat oleh Pusat Pengembangan dan

Penanggulangan Stroke Nasional (P3SN) RSUP Bukit tinggi pada tahun 2002,

terdapat 501 pasien, yang terdiri dari usia 20-30 tahun sebesar 3,59%, usia 30-50

tahun sebesar 20,76%, usia 51-70 tahun sebesar 52,69% dan usia 71-90 tahun sebesar

22,95%.20

Hasil penelitian Syarif. R di Rumah Sakit PTP Nusantara II Medan tahun

1999-2003 menunjukkan bahwa dari 220 sampel yang diteliti, berdasarkan suku

penderita stroke yang dirawat inap sebagian besar bersuku Jawa sebanyak 120 orang

(54,5%) dan yang terendah suku Minang sebanyak 3 orang (1,4%), berdasarkan status

perkawinan penderita stroke yang dirawat inap sebagian besar berstatus kawin

sebanyak 217 orang (98,6%) dan yang berstatus tidak kawin sebanyak 3 orang

(1,4%).21

2.3.2 Distribusi Frekuensi Stroke Menurut Tempat

Menurut American Heart Association, diperkirakan terjadi 3 juta penderita

stroke pertahun, dan 500.000 penderita stroke yang baru terjadi pertahun. Angka

(31)

Di Indonesia diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 orang terkena serangan

stroke, yang mengalami cacat ringan atau berat dengan proporsi 75% (375.000 orang)

dan 125.000 orang meninggal dunia dengan CFR 25%.22

2.3.3 Distribusi Frekuensi Stroke Menurut Waktu

Menurut WHO (2005), stroke menjadi penyebab kematian dari 5,7 juta jiwa

di seluruh dunia, dan diperkirakan meningkat menjadi 6,5 juta penderita pada tahun

2015 dan 7,8 juta penderita pada tahun 2030.23

Di Indonesia, terdapat kecendrungan meningkat, berdasarkan laporan dari

rumah sakit di 27 provinsi dimana ditemukan pada tahun 1984 sebesar 720/100.000,

tahun 1985 sebesar 890/100.000, dan di tahun 1989 sebesar 950/100.000 penduduk.2

2.3.4 Determinan Stroke

Faktor risiko stroke terdiri dari dua kategori, yaitu: a. Faktor Yang Tidak Dapat Dikontrol

a.1 Umur

Setiap manusia akan bertambah umurnya, dengan demikian kemungkinan

terjadinya stroke semakin besar. Meningkatnya usia harapan hidup yang didorong

oleh keberhasilan pembangunan nasional dan berkembangnya modernisasi serta

globalisasi di Indonesia akan cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit

vaskular (penyakit jantung koroner, stroke dan penyakit arteri perifer) kemungkinan

disebabkan penurunan fungsi organ tubuh yang salah satunya elastisitas pembuluh

darah sehingga mudah terjadi aterosklerosis. Dari data profil 28 rumah sakit di

(32)

diatas 65 tahun sebesar 33,5% dan umur terendah terdapat pada kelompok umur

dibawah 45 tahun sebesar 11.8%.24

a.2 Jenis Kelamin

Stroke lebih banyak dijumpai pada laki-laki dibandingkan wanita. Namun,

kematian akibat stroke lebih banyak dijumpai pada wanita dibanding laki-laki karena

umumnya wanita terserang stroke pada usia yang lebih tua. Hal ini disebabkan karena

pemakaian hormon estrogen pada wanita sebelum pascamenopause dapat melindungi

dirinya dari risiko terjadinya stroke tipe iskemik sebesar 44%.25Menurut laporan

American Heart Association Statistics Subcommitte (2007) menyebutkan bahwa pada

tahun 2004, sekitar 61% kematian akibat stroke di Amerika menyerang wanita.

Penelitian Zia E dkk tahun 2009 di Swedia dengan desain case control, pada umur

<75 tahun kemungkinan perempuan meninggal dunia akibat stroke 1,7 kali

dibandingkan laki-laki (OR 1,77; 95% CI, 1,3 – 2,3)26

a.3 Ras/ Suku Bangsa

Ras kulit hitam lebih berisiko terkena stroke dibandingkan dengan ras kulit

putih. Hal ini berkaitan dengan pola makan yang tidak sehat, seperti konsumsi garam

yang tinggi pada ras kulit hitam. Insidensi stroke di daerah Tenggara Timur lebih

tinggi dibandingkan Tenggara Barat Amerika. Hal ini disebabkan tingginya kadar

garam pada masyarakat di daerah Tenggara Timur Amerika.25 Menurut penelitian

Grude HF dkk tahun 2000-2001 di Amerika Serikat dengan desain case control,

kemungkinan orang berkulit hitam meninggal dunia akibat stroke 1,5 kali

(33)

a.4 Riwayat Stroke/ TIA sebelumnya

Serangan ini harus dianggap sebagai suatu ancaman stroke dan menunjukkan

adanya risiko bagi permasalahan peredaran darah dimasa mendatang. Seseorang yang

pernah mengalami serangan iskemik sepintas tanpa memperoleh pengobatan

mempunyai kemungkinan kurang lebih sebesar 7% untuk mengalami gangguan

peredaran darah yang serius setiap tahunnya. Dalam waktu 5 tahun kemungkinan

akan terserang stroke kembali sebanyak 35-42%.Para medis sepakat bahwa serangan

TIA merupakan suatu ancaman serius yang mengacu terjadinya serangan stroke.4

b. Faktor yang Dapat Dikontrol

b.1 Hipertensi

Faktor ini merupakan faktor resiko utama terjadinya stroke iskemik dan

perdarahan. Sering disebut sebagai silent killer karena hipertensi meningkatkan risiko

terjadinya stroke sebanyak empat sampai enam kali. Makin tinggi tekanan darah

kemungkinan stroke makin besar karena terjadinya kerusakan pada dinding pembuluh

darah sehingga memudahkan terjadinya penyumbatan/ perdarahan otak.4

b.2 Penyakit Jantung

Penyakit jantung yang berisiko besar menyebabkan penderita stroke meninggal

antara lain aritmia jantung seperti fibrasi atrium, infark miokard, gagal jantung

Terbentuknya embolus akibat fibrasi atrium, infark miokard, gagal jantung yang

terlepas akan mengalir ke otak dan ke bagian tubuh yang lain, dan embolus ini akan

menyumbat arteri dan menyebabkan infark otak (kematian jaringan otak).28

Berdasarkan penelitian Mandip S. dkk tahun 2007 di Amerika dengan desain kohort,

(34)

meninggal dunia dibandingkan dengan bukan penderita fibrasi atrium (RR 1,76; 95 %

CI ;1,05-2,94).29

b.3 Merokok

Merokok meningkatkan risiko terjadinya stroke hampir 2 kali lipat. Adapun

perokok pasif berisiko terkena 1,2 kali lebih besar. Nikotin dan karbondioksida yang

ada pada rokok menyebabkan kelainan pada dinding pembuluh darah, disamping itu

juga mempengaruhi komposisi darah sehingga mempermudah terjadinya proses

gumpalan darah (stroke iskemik).4

b.4 Diabetes Mellitus

Diabetes melitus menimbulkan perubahan pada sistem vaskular (pembuluh darah

dan jantung). Diabetes melitus mempercepat terjadinya arteriosklerosis yang lebih

berat, lebih tersebar sehingga risiko penderita stroke meninggal lebihbesar.28

Berdasarkan penelitian Marini C dkk tahun 2005 di Amerika dengan desain case

control, kemungkinan orang yang menderita diabetes melitus meninggal dunia akibat

stroke 1,4 kali dibandingkan bukan penderita diabetes melitus (OR 1,48; 95% CI,

1,29 – 1,72).30

b.5 Alkohol

Konsumsi alkohol berlebihan dapat mengganggu metabolisme tubuh,

sehingga terjadi dislipidemia, diabetes mellitus, mempengaruhi berat badan dan

tekanan darah, dapat merusak sel-sel saraf tepi, saraf otak dan lain-lain. Peminum

alkohol berat dapat meningkatkan resiko terkena stroke 1-3 kali lebih besar.31

(35)

Kondisi ini dapat merusak dinding pembuluh darah dan juga menyebabkan

jantung koroner. Kolesterol yang tinggi akan membentuk plak di dalam pembuluh

darah dan dapat menyumbat pembuluh darah baik di jantung maupun di otak. Kadar

kolesterol total >220 mg/dl meningkatkan resiko stroke 1,31-2,9 kali.4,26

2.4 Patofisiologi22

Setiap kondisi yang menyebabkan perubahan perfusi darah pada otak akan

menyebabkan keadaan hipoksi. Hipoksia yang berlangsung lama dapat menyebabkan

iskemik otak, Iskemik yang terjadi dalam waktu kurang dari 10-15 menit dapat

menyebabkan defisit sementara dan bukan defisit permanen. Sedangkan iskemik yang

terjadi dalam kurun waktu yang lama dapat menyebabkan sel mati permanen dan

mengakibatkan infark pada otak.

Setiap defisit fokal permanen akan bergantung pada daerah otak mana yang

(36)

tengah dan arteri karotis interna. Defisit fokal permanen dapat tidak diketahui jika

klien pertama kali mengalami iskemik total yang dapat teratasi.

Jika aliran darah ke tiap bagian otak terhambat karena trombus atau emboli,

maka mulai terjadi kekurangan oksigen dalam satu menit dapat menunjukkan gejala

yang dapat pulih seperti kehilangan kesadaran. Sedangkan kekurangan oksigen dalam

waktu yang lama menyebabkan nekrosis mikroskopik neuron-neuron. Area yang

mengalami nekrosis disebut infark

Gangguan peredaran darah otak akan menimbulkan gangguan pada

metabolisme sel-sel neuron, dimana sel-sel neuron tidak mampu menyimpan glikogen

sehingga kebutuhan metabolisme tergantung dari glukosa dan oksigen yang terdapat

pada arteri-arteri yang menuju otak.

2.5 Gejala Stroke Iskemik15

Gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah di otak

bergantung pada berat ringannya gangguan pembuluh darah dan lokalisasinya.

Gejala-Gejala dapat muncul untuk sementara, lalu menghilang atau lalu memberat atau

menetap. Gejala ini muncul akibat daerah otak tertentu yang tidak berfungsi

disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke tempat tersebut. Gejala yang muncul

bervariasi, bergantung bagian otak yang terganggu.

2.5.1 Gangguan Pada Pembuluh Darah Karotis

a. Pada cabangnya yang menuju otak bagian tengah (arteri serebri media)

(37)

a.1 Gangguan rasa di daerah muka/ wajah pada satu sisi atau disertai gangguan

rasa di lengan dan tungkai atas.

a.2 Dapat terjadi gangguan gerak/ kelumpuhan dari tingkat ringan sampai

kelumpuhan total pada lengan dan tungkai pada satu sisi (Hemiparesis/

Hemiplegi).

a.3 Gangguan untuk berbicara baik berupa sulit untuk mengeluarkan kata-kata

atau sulit mengerti pembicaraan orang lain (afasia).

a.4 Gangguan penglihatan dapat berupa kebutaan satu sisi, atau separuh lapangan

pandangan (hemianopsia).

a.5 Mata selalu melirik kearah satu sisi (deviation conjugae).

a.6 Kesadaran menurun

a.7 Tidak mengenal orang-orang yang sebelumnya dikenalnya (prosopagnosia)

a.8 Mulut perot

a.9 Tidak mampu menghasilkan kata-kata atau bunyi secara baik dan benar,

karena otot-otot yang membuat suara dan membentuknya kedalam kata-kata

mengalami kerusakan (pelo/ disartria).

a.10 Merasa anggota badan pada satu sisi tidak ada

a.11 Sudah tidak tampak tanda-tanda kelainan namun tidak sadar kalau dirinya

mengalami kelainan (misalnya, jalan sudah menabrak-nabrak tapi

mengatakan tidak apa-apa).

a.12 Kehilangan kemampuan musik yang dahulu dipunyainya (amusia)

b. Pada cabangnya yang menuju otak bagian depan (arteri serebri anterior)

(38)

b.1 Kelumpuhan salah satu tungkai dan gangguan saraf perasa

b.2 Ngompol

b.3 Tidak sadar

b.4 Gangguan mengungkapkan maksud

b.5 Menirukan omongan orang lain (ekholali)

c. Pada cabangnya yang menuju otak bagian belakang (arteri serebri posterior)

Akan memberikan gejala-gejala sebagai berikut:

c.1 Kebutaan seluruh lapangan pandangan satu sisi atau separuh lapang pandang

pada kedua mata, bila bilateral disebut cortical blindness

c.2 Rasa nyeri spontan atau hilangnya rasa nyeri dan rasa getar pada separuh

satu sisi tubuh

c.3 Kesulitan memahami barang yang di lihat, namun dapat mengerti jika

meraba atau mendengar suaranya

c.4 Kehilangan kemampuan mengenal warna.

2.5.2 Gangguan Pada Pembuluh Darah Vertebrobasilaris

a. Gangguan gerak bola mata, hingga terjadi diplopia jalan menjadi

sempoyongan

b. Kehilangan keseimbangan

c. Kedua kaki lemah/ hipotoni, tidak dapat berdiri (paraparesis inferior)

d. Vertigo atau dizziness (gangguan keseimbangan

e. Nistagmus (penglihatan ganda)

f. Muntah

(39)

h. Tuli mendadak

2.6 Diagnosis Stroke Iskemik 17,32 2.6.1. Anamnesis

Anamnesis atau sering juga disebut dengan wawancara merupakan hal yang

utama dilakukan untuk dapat mengerti penyakit yang diderita oleh pasien.

Anamnesis secara umum yang dilakukan kepada pasien meliputi pengumpulan

informasi tentang status kesehatan pasien yang menyeluruh mengenai fisik,

psikologis, sosial-budaya, spiritual, kognitif, tingkat perkembangan, status ekonomi,

kemampuan fungsi, dan gaya hidup penderita. Melalui anamnesis yang dilakukan

dapat dilihat dan ditentukan proses alamiah terjadinya penyakit.

2.6.2 Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengevaluasi keadaan fisik penderita

secara umun dan juga menilai apakah ada indikasi penyakit lainnya selain kelainan

neurologis. Pemeriksaan fisik yang sering dilakukan pada pasien meliputi

pemeriksaan umum (suhu tubuh, gizi, tekanan darah, anemia, paru, jantung, denyut

nadi) dan pemeriksaan fungsi saraf/mayor (tingkat kesadaran, fungsi serebri, saraf

kranial, sistem motorik, respons refleks, sistem sensorik).

2.6.3 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan tujuan untuk mencari penyebab

dan mencegah rekurensi dan pada pasien yang berat untuk mengidentifikasi

(40)

yang biasa dilakukan antara lain darah lengkap dan LED, Ureum, glukosa, elektrolit,

lipid, rontgen dada dan EKG, dan CT Scan kepala.

Pemeriksaan darah rutin meliputi pemeriksaan jumlah sel eritrosit, leukosit,

dan trombosit. Melalui pemeriksaan darah rutin dapat diketahui beberapa penyakit

atau kelainan darah seperti leukositosis, tromsosistosis dan penyakit anemia.

Pemeriksaan gula darah juga sangat diperlukan untuk menilai ada atau tidaknya

penyakit DM yang menjadi faktor resiko stroke. Pemeriksaan ini juga diperlukan

untuk melihat penurunan kesadaran apakah diakibatkan karena stroke atau penyakit

lain seperti DM. Demikian juga pemeriksaan lipid bertujuan untuk melihat faktor

resiko penyakit stroke.

Pemeriksaan EKG merupakan pemeriksaan rutin , murah dan mudah

dilakukan terhadap penderita stroke. Pemerikasaan ini dilakukan bertujuan untuk

menilai adanya kelainan aritma jantung diidap sebelumnya, seperti miokardium

(kematian sel-sel otot jantung). Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

kedokteran menjadi dampak pisitif seperti penemuan alat CT Scan.

CT Scan (Computerized Tomograph Scanning) merupakan pengembangan dari alat

rontgen konvensional, secara sederhana pemeriksaan dilakukan dengan

menggunakan sinar-X yang berputar mengelilingi tubuh yang hendak diperiksa,

kemudian hasilnya akan nampak dilayar komputer yang telah tersedia. Tumor dan

perdarahan dalam otak dapat terlihat dengan gambar yang ditunjukkan seperti

(41)

2.7 Lokasi Infark 2.7.1 Bangsal Ganglia

Basal Ganglia merupakan bagian dari sistem ekstrapiramidal, yang

mempunyai fungsi dasar yang berhubungan dengan gerakan yang terasosiasi,

penyesuaian bentuk tubuh dan integrasi autonomik.33 Kerusakan pada bagian ini

dapat mengakibatkan hemiplegi spastik pada sisi kontralateral.34

2.7.2 Occipital

Kerusakan pada bagian ini dapat mengakibatkan pasien kehilangan lapangan

pandang misalnya kehilangan pandang sebelah kiri. Kerusakan pada bagian ini juga

dapat mengakibatkan berbagai macam gangguan dalam berkomunikasi.35

2.7.3 Parietal35

Kerusakan pada parietal kiri mempengaruhi kemampuan berhitung seseorang

yang bisa dilihat pada perhitungan sederhana. Gangguan pada fungsi ini disebut

acalculia. Selain itu juga mempengaruhi kemampuan seseorang dalam berkreasi yang

dapat diketahui dengan menyeruh pasien menggambar.

Parietal kanan menrupakan bagian yang berhubungan dengan persepsi.

Kerusakan pada bagian ini dapat mengakibatkan penderita kurang memperhatikan sisi

kiri, baik tangan maupun kaki, sehingga penderita tidak mampu mengidentifikasi

kerusakan pada sisi kiri. Kerusakan pada parietal juga dapat mengakibatkan

disorientasi terhadap sisi kiri,disorientasi spasial misalnya ketika menentukan arah

(42)

2.7.4 Lobus Frontalis

Lobus frontalis merupakan area kontrol motorik terhadap pergerakan yang di

sadari termasuk yang berkaitan dengan bicara. Selain control motorik lobus frontalis

juga berperan dalam kontrol ekspresi emosi dan perilaku, moral.

2.8 Letak Kelumpuhan

2.8.1 Kelumpuhan Sebelah Kiri (Hemiparesis Sinistra)

Kerusakan pada sebelah kanan otak (Hemispere kanan otak) yang

menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan tubuh bagian kiri.31 Pasien dengan

kelumpuhan sebelah kiri sering memperhatikan ketidakmampuan persepsi

visuomotor, kehilangan memori visual dan mengabaikan sisi sebelah kiri. Penderita

memberikan perhatian hanya kepada sesuatu yang berada dalam lapangan pandang

yang dilihatnya.15

2.8.2 Kelumpuhan Sebelah kanan (Hemiparesis Dextra)

Kerusakan pada sebelah kiri otak (Hemispere kiri otak) yang menyebabkan

kelemahan atau kelumpuhan pada tubuh bagian kanan.31 Penderita ini biasanya

mempunyai kekurangan dalam komunikasi verbal. Namun persepsinya dan memori

visuomotornya sangat baik, sehingga dalam melatih perilaku tertentu harus dengan

cermat diperhatikan tahap demi tahap secara visual. Dalam berkomunikasi kita harus

lebih banyak menggunakan bahasa tubuh.15 2.8.3 Kelumpuhan Kedua sisi (Paraparesis)

Merupakan kelumpuhan yang terjadi pada kedua sisi tubuh baik kiri maupun

(43)

mengalami hiperaduksi. Tidak menyebabkan gangguan yang berarti pada

keseimbangan jika sensasi normal.34

2.9 Pencegahan Faktor Risiko Stroke Iskemik19,28 2.9.1 Pencegahan Primer

Memasyarakatkan gaya hidup sehat bebas stroke, yaitu:

a. Menghindari rokok, stres mental, alkohol, kegemukan, konsumsi garam

berlebihan, obat-obatan golongan amfetamin, kokain, dan sejenisnya.

b. Mengurangi kolesterol, lemak dalam makanan

c. Mengendalikan hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung dan jantung

vaskuler aterosklerotik lainnya.

d. Menganjurkan konsumsi gizi seimbang dan olah raga teratur.

2.9.2 Pencegahan Sekunder

a. Modifikasi gaya hidup berisiko stroke dan faktor risiko lainnya, seperti: a.1 Hipertensi : diet, obat antihipertensi yang sesuai

a.2 Diabetes Mellitus : diet, obat hipoglikemik oral/ insulin

a.3 Penyakit jantung aritmik nonvalvular (antikoagulan oral)

a.4 Dislipidemia : diet rendah lemak dan obat antidislipidemia

a.5 Berhenti merokok

a.6 Hindari alkohol

b. Obat-obatan yang digunakan, seperti : Asetosal, Antikoagulan oral, Tiklopidin,

Clopidogrel, dan lain-lain.

(44)

2.9.3 Pencegahan Tersier

Tujuan pencegahan adalah untuk mereka yang telah menderita stroke agar

kelumpuhan yang dialami tidak bertambah berat dan mengurangi ketergantungan

pada orang lain dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.pencegahan tersier

dapat dilakukan dalam bentuk rehabilitasi. Rehabilitasi merupakan salah satu

tindakan pencegahan tersier yang bertujuan untuk menjaga atau meningkatkan

kemampuan fisik,ekonomi dan kemampuan untuk bekerja seoptimal mungkin.

Hal-hal yang dilakukan diantaranya:

a. Terapi Fisik/ Fisioterapi

Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya kekakuan (konfraktur) dan

mengoptimalkan pengobatan medis. Terapi awanya adalah pasien dilatih untuk

mengangkat kepala, duduk dan berdiri, kemudian latihan ditingkatkan dengan

memberikan rangsangan yang maksimal pada sisi yang lumpuh.

b. Terapi Bicara

Penderita dianjurkan memulihkan kemampuan bicaranya dengan cara

mengemukakan segala hal yang ia ingin katakan walaupun timbul berbagai

kesulitan dalam mengemukakan kepada orang lain.Dalam hal ini, peran keluarga

sangat besar untuk tetap aktif mengajak penderita berbicara layaknya seperti orang

sehat. Hal ini dilakukan untuk penderita stroke yang mengalami gangguan pada

(45)

c. Psikoterapi

Ada beberapa hal yang dirasakan oleh penderita yang selamat dari stroke beberapa

tahun kemudian, diantaranya perasaan capai berlebihan,jadi pemarah, depresi dan

stres. Hal ini dapat diatasi dengan menjalani kehidupan yang santai dan rileks dan

bagi keluarga dianjurkan untuk terapi mengikutkan penderita dalam diskusi dan

pengambilan Keputusan agar penderita merasa bahwa dia masih dihargai dalam

keluarga.

2.10 Kerangka Konsep

Karakteristik Penderita Stroke Iskemik dengan Infark yang Rawat Inap

1. Sosiodemografi a. Umur b. Agama c. Jenis kelamin d. Status perkawinan e. Suku

f. Pendidikan terakhir g. Pekerjaan

h. Daerah asal 2. Status rawatan

a. Keluhan utama b. Faktor risiko c. Letak kelumpuhan d. Lama rawatan rata-rata e. Lokasi infark

f. Sumber biaya

(46)

BAB 3

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan

menggunakan desain case series.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di RSUP Haji Adam Malik Medan. Pemilihan

lokasi didasari atas pertimbangan bahwa RSUP Haji Adam Malik Medan merupakan

rumah sakit tipe A dengan fasilitas yang lengkap untuk merawat penderita stroke

iskemik dengan infark dan tersedianya data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai dengan Januari 2014.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Semua data pasien yang dinyatakan

berdasarkan diagnosa dokter sesuai hasil pemeriksaan CT Scan menderita penyakit

stroke iskemik dengan infark pada kartu status yang rawat inap di RSUP Haji Adam

(47)

3.3.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah semua data penderita Stroke iskemik

dengan infark yang rawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012. Besar

sampel adalah sama dengan populasi (Total Sampling).

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan memakai data sekunder yang diperoleh

dari pencatatan kartu status (rekam medik) penderita stroke iskemik dengan infark

yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2012. Kartu status

penderita stroke iskemik yang terpilih sebagai sampel dikumpulkan kemudian

dilakukan pencatatan/ tabulasi terhadap variabel yang diteliti.

3.5 Teknik Analisa Data

Data yang dikumpulkan diolah dengan menggunakan komputer

program SPSS (Statistical Product and Service Solution). Data univariat dianalisis

secara deskriptif dan data bivariat dianalisis statistik dengan menggunakan uji

Chi-Square,uji Mann-Whitney dan uji Kruskal Wallis. Hasilnya disajikan dalam bentuk

narasi, tabel distribusi frekuensi, diagram batang, dan diagram pie.

3.6 Defenisi Operasional Variabel

3.6.1 Penderita Stroke iskemik : Data pasien yang dinyatakan berdasarkan diagnosa

dokter sesuai hasil pemeriksaan CT Scan menderita penyakit stroke iskemik

(48)

Medan yang berobat mulai dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun

2012.

3.6.2 Sosiodemogarafi yang terdapat didalam kartu status penderita meliputi:

a. Umur adalah lamanya hidup penderita stroke iskemik dengan infark yang

dihitung berdasarkan tahun sejak lahir sampai ulang tahun terakhir sesuai

dengan yang tercatat pada kartu status. dikategorikan atas:

1. <45 tahun 2. 45-64 tahun 3. >65tahun

b. Agama adalah kepercayaan atau keyakinan yang dianut oleh penderita

stroke iskemik dengan infark sesuai dengan yang terdapat pada kartu

status. dikategorikan atas:

1. Islam

2. Kristen Khatolik 3. Kristen Protestan 4. Hindu

5. Budha

c. Jenis kelamin adalah ciri khas reproduksi yang dimiliki oleh penderita

stroke iskemik dengan infark yang tercatat pada kartu status. dikategorikan

atas:

1. Laki-laki 2. Perempuan

d. Status perkawinan adalah keterangan yang menunjukkan riwayat

pernikahan penderita stroke iskemik dengan infark sesuai dengan yang

(49)

1. Kawin 2. Belum kawin

e. Suku adalah ras atau etnik yang melekat pada diri penderita stroke iskemik

dengan infark sesuai dengan yang tertulis pada kartu status, dikategorikan

atas:

e. Pendidikan terakhir adalah pendidikan formal tertinggi yang pernah

ditempuh dan berhasil diselesaikan penderita stroke iskemik dengan infark

yang terdapat pada kartu status. dikategorikan atas:

1. Tidak Tamat SD 2. Tamat SD/ sederajat 3. Tamat SMP/ sederajat 4. Tamat SMA/ sederajat

5. Tamat Akademi/ Perguruan Tinggi.

f. Pekerjaan adalah adalah kegiatan utama yang dilakukan penderita stroke

iskemik dengan infark sesuai yang tercatat pada kartu status.dikategorikan

atas:

1. Tidak bekerja 2. Ibu Rumah Tangga 3. Petani

4. Wiraswasta

5. PNS/TNI/POLRI/Pensiunan 6. Lain-lain

g. Daerah asal adalah tempat tinggal penderita stroke iskemik dengan infark

(50)

1. Kota Medan 2. Luar Kota Medan

3.6.3 Keluhan utama adalah jenis keluhan utama yang diderita oleh penderita

stroke iskemik dengan infark pertama kali ketika datang berobat dan

memeriksakan diri yang tercatat di dalam kartu status, dikategorikan atas:

1. Nyeri kepala mendadak 2. Kesadaran menurun 3. Ganguan gerak dan bicara 4. Lemah lengan dan tungkai kiri 5. Lemah lengan dan tungkai kanan

3.6.4 Faktor risiko adalah tanda atau kumpulan gejala pada penyakit yang

berhubungan dengan peningkatan insidens penyakit stroke iskemik dengan

infark yang terdapat pada kartu status.dikategorikan atas:

1. Hipertensi 2. Diabetes Melitus 3. Penyakit Jantung 4. Pernah Stroke

5. Konsumsi narkoba dan alkohol 6. Lebih dari satu faktor risiko 7. Kebiasaan merokok

8. Hiperkolesterolemi

3.6.5 Letak Kelumpuhan adalah lokasi dimana terjadi kelumpuhan di otak pada

penderita stroke iskemik dengan infark yang terdapat pada kartu status.

dikategorikan atas:

1. Hemiparesis sinistra 2. Hemiparesis dextra 3. Paraparesis

3.6.6 Lama rawatan rata-rata adalah lama rawatan rata-rata penderita stroke iskemik

dengan infark yang dihitung sejak tanggal mulai dirawat sampai keluar dari

(51)

3.6.7 Lokasi infark adalah lokasi penyumbatan pembuluh darah pada penderita

stroke iskemik dengan infark berdasarkan hasil pemeriksaan CT-scan,

dikategorikan atas:

1. Basal Ganglia 2. Occipital 3. Parietal 4. Temporal 5. Frontal

3.6.8 Sumber biaya adalah jenis administrasi pembiayaan penderita stroke iskemik

dengan infark yang tercatat di dalam kartu status, dikategorikan atas:

1. Umum

2. ASKES

3. Jamkesmas

4. JPKMS

5. JKA

6. SKTM

3.6.9 Keadaan sewaktu pulang adalah keadaan penderita stroke iskemik dengan

infark ketika keluar dari rumah sakit yang dinyatakan dengan:

1. Pulang Berobat Jalan (PBJ)

(52)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Profil Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan 4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik adalah Rumah Sakit Umum

milik Pemerintahan Pusat yang secara teknis berada di bawah Direktoral Jenderal

Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, berlokasi di Jalan Bunga Lau No.17

Medan Tuntungan, merupakan pusat rujukan kesehatan regional untuk wilayah

Sumatera Bagian Utara dan Bagian Tengah yang meliputi Propinsi Nanggroe Aceh

Darussalam, Propinsi Sumatera Utara, Propinsi Riau, dan Propinsi Sumatera Barat.

4.1.2. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Visi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan adalah “Menjadi Pusat Rujukan Pelayanan Kesehatan Pendidikan dan Penelitian yang Mandiri dan Unggul di Sumatera tahun 2015”

Visi tersebut diwujudkan melalui misi RSUP Haji Adam Malik Medan yaitu:

a. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu, dan terjangkau.

b. Melaksanakan pendidikan, pelatihan serta penelitian kesehatan yang

professional.

c. Melaksanakan kegiatan pelayanan dengan prinsip efektif, efisien, akuntabel dan

(53)

4.1.3. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 244/MENKES/PER/III/2008

tanggal 11 Maret 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Pusat

Haji Adam Malik Medan mempunyai tugas menyelenggarakan upaya penyembuhan

dan pemulihan secara paripurna, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan

pengembangan secara serasi, terpadu dan berkesinambungan dengan upaya

peningkatan kesehatan lainnya serta melaksanakan upaya rujukan.

Dalam melaksanakan tugas Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

Medan menyelenggarakan fungsi:

a. Pelayanan medis

b. Pelayanan dan asuhan keperawatan

c. Penunjang medis dan non medis

d. Pengelolaan sumber daya manusia

e. Pendidikan penelitian secara terpadu dalam bidang profesi kodokteran dan

pendidikan kedokteran berkelanjutan

f. Pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan lainnya

g. Penelitian dan pengembangan

h. Pelayanan rujukan

(54)

4.1.4. Pelayanan Medis

Rumah sakit ini telah dilengkapi berbagi prasarana yang terdiri dari dari

instalasi rawat jalan, rawat gawat darurat, rawat inap terpadu A/B, Perawatan

Intensif, Spesialis, dan penunjang pelayanan medis lainnya.

4.1.5. Pelayanan Penunjang Medis

Rumah sakit ini memiliki pelayanan penunjang medis seperti laboratorium

klinik, laboratorium anotomi, laboratorium mikrobiologi, farmasi dan pusat radiologi.

Pusat radiologi terdiri dari:

a. Radio diagnostik : Radiologi Konvensional, Intervensional Radiologi,

USG (Ultra Sonografi) 3D/4D, CT-Scan Spiral, Mamografi, dan Panografi.

b. Radio Therapi : Brachyteraphy (Penyinaran Internal) dan Linac (Penyinaran

Eksternal)

4.1.6. Penunjang Umum

Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan dibangun diatas tanah

seluas ± 10 Ha, terdapat bangunan bebarapa gedung yang menjadi sarana pelayanan kesehatan. Selain itu sarana dan prasarana di RSUP Haji Adam Malik Medan juga

dilengkapi dengan Penyediaan Air Bersih, listrik, taman, dan parkir, pengelolaan

limbah cair dan padat serta fasilitas umum lainnya. Rumah Sakit ini juga dilengkapi

dengan pelayanan telekomunikasi diantaranya PABX 420 Nomor Extention, Internet,

(55)

4.2. Karakteristik Penderita Stroke Iskemik dengan Infark yang Rawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi

Proporsi penderita stroke iskemik dengan infark berdasarkan sosiodemografi

yang rawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012 dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Agama, Status perkawinan, Pendidikan yang Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

Tamat Akademi/ Perguruan Tinggi

(56)

Tabel 4.4.1 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Berdasarkan Pekerjaan dan Daerah Asal yang Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

Pekerjaan

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa proporsi umur penderita stroke iskemik

dengan infark tertinggi adalah pada kelompok umur 45-65 tahun 65,8% dan

kelompok umur terendah pada umur < 45 tahun sebesar 7,7%. Proporsi jenis kelamin

tertinggi adalah laki-laki yaitu sebesar 57,3% sedangkan perempuan sebesar 42,7%.

proporsi agama penderita stroke iskemik dengan tertinggi adalah Islam 60,7% dan

agama terendah adalah Hindu sebesar 1,7%. Proporsi status perkawinan tertinggi

adalah Kawin yaitu sebesar 97,4% sedangkan Tidak kawin sebesar 2,6%. Proporsi

pendidikan tertinggi adalah Tamat SMA/ sederajat yaitu sebesar 44,4% sedangkan

pendidikan terendah Tidak Tamat SD sebesar 1,7%. Proporsi pekerjaan tertinggi

adalahIbu Rumah Tangga yaitu sebesar 38,5% sedangkan pekerjaan terendah Tidak

bekerja sebesar 2,6% Proporsi daerah asal lebih besar adalah Luar Kota Medan

(57)

4.3 Karakteristik Penderita Stroke Iskemik dengan Infark yang Rawat Inap Berdasarkan Status Rawatan

Proporsi penderita stroke iskemik dengan infark berdasarkan status rawatan

yang rawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012 dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Karakteristik Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Berdasarkan Status Rawatan yang Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

Status rawatan F (%)

Keluhan Utama

Nyeri kepala mendadak Kesadaran menurun Ganguan gerak dan bicara Lemah lengan dan tungkai kiri Lemah lengan dan tungkai kanan

16

(58)

Tabel 4.5.1 Distribusi Proporsi Karakteristik Penderita Stroke Iskemik dengan Infark Berdasarkan Status Rawatan yang Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

Sumber Biaya

Dari tabel 4.5 dapat dilihat bahwa proporsi penderita stroke iskemik dengan

infark berdasarkan keluhan utama tertinggi adalah lemah lengan dan tungkai kiri

38,5% dan terendah kesadaran menurun 6,8%. Proporsi proporsi penderita stroke

iskemik dengan infark berdasarkan faktor risiko tertinggi adalah hipertensi 38,5% dan

terendah kebiasaan merokok 3,4%. Proporsi penderita stroke iskemik dengan infark

berdasarkan lokasi Infark tertinggi adalah penderita stroke iskemik dengan infark di

basal ganglia 86,4% dan terendah penderita stroke iskemik dengan infark di temporal

3,4%. Letak kelumpuhan tertinggi adalah hemiparesis sinistra 48,7% dan terendah

paraparesis 13,7%. Proporsi penderita stroke iskemik dengan infark berdasarkan

sumber biaya tertinggi adalah Askes 53,0 % dan terendah JKA 3,4%. Proporsi

(59)

adalah pulang berobat jalan (PBJ) 55,6% dan terendah PAPS 19,7%. Case Fatality

Rate (CFR) penderita stroke iskemik dengan infark di RSUP Haji Adam Malik

Medan tahun 2012 adalah 24,7%.

4.4 Lama Rawatan Rata-rata (hari) Penderita Stroke Iskemik dengan Infark yang Rawat Inap

Lama rawatan rata-rata penderita stroke iskemik dengan infark berdasarkan

status rawatan yang rawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012 dapat

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.6 Lama Rawatan Rata-rata (hari) Penderita Stroke Iskemik dengan Infark yang Rawat Inap di RSUP Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

Lama Rawatan Rata-rata Penderita yang Menderita Penyakit Stroke iskemik dengan Infark

Lama Rawatan Rata-rata Simpangan Baku

95% Tingkat Kepercayaan Lama Rawatan Terendah Lama Rawatan Tertinggi

6,57 0,358 5,86-7,28

1 20

Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata Penderita yang

menderita penyakit Stroke iskemik dengan infark adalah 6,57 hari atau 7 hari.

Simpangan Baku0,358 hari dengan lama rawatan terendah 1 hari dan lama rawatan

Gambar

Gambar 2.1 Anatomi dasar otak
Gambar 2.2 Perbedaan Stroke Haemoragik dan Iskemik
Gambar 2.3. Stroke Iskemik Pada Otak
Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Iskemik dengan Infark
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil survey,jumlah pasien stroke iskemik yang dirawat inap di Bagian Neurologi FK-USU/RSUP Haji Adam Malik Medan per tanggal 1 Januari sampai 31

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola makan dan tingkat keparahan stroke pada pasien stroke iskemik yang dirawat inap di Departemen Neurologi RSUP H.. Adam

Dalam menyelesaikan penulisan karya tulis ilmiah yang berjudul “Perbandingan Waktu Onset Stroke Iskemik dengan Hemoragik di IGD dan Rawat Inap RSUP H.. Adam Malik Tahun 2014”

Kesimpulan : Tidak terdapat perbedaan yang bermakna untuk fungsi kognitif antara pasien stroke iskemik dan stroke hemoragik di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik

Adam Malik Medan untuk melengkapi pencatatan data penderita seperti suku dan lokasi perdarahan.. Kata kunci: Karakteristik Penderita, Stroke Haemoragik, RSUP H

inap di RSUP H Adam Malik Medan tahun 2012. Mengetahui distribusi proporsi penderita stroke haemoragik berdasarkan. sosiodemografi antara lain umur dan jenis kelamin, suku,

GAMBARAN OBESITAS PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK YANG DIRAWAT INAP DI SMF NEUROLOGI RSUP H... GAMBARAN OBESITAS PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK YANG DIRAWAT INAP DI SMF NEUROLOGI

Populasi penelitian adalah Semua data pasien yang dinyatakan berdasarkan diagnosa dokter sesuai hasil pemeriksaan CT Scan menderita penyakit stroke iskemik dengan