• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Karakteristik Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

KARAKTERISTIK PENDERITA SIROSIS HATI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN

TAHUN 2012

SKRIPSI

Oleh :

NIM. 111021136 NERRY ARMIS SIBUEA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KARAKTERISTIK PENDERITA SIROSIS HATI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK

MEDAN TAHUN 2012

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh:

NIM. 111021136 NERRY ARMIS SIBUEA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN

SKRIPSI

KARAKTERISTIK PENDERITA SIROSIS HATI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK

MEDAN TAHUN 2012

Oleh :

NIM. 111021136 NERRY ARMIS SIBUEA

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui untuk disidangkan dihadapan Komisi Penguji

Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Tim Pembimbing :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

drh. Hiswani, M.Kes

(4)

ABSTRAK

Sirosis hati merupakan suatu masalah kesehatan yang masih sulit diatasi diseluruh negara termasuk di Indonesia. Di dunia (2008) sirosis hati merupakan penyebab kematian kedelapan belas dunia dengan kematian 664.775 kasus. Di Thailand (2006) prevalensi sirosis hati 2,6%. Di Indonesia (2004) ASDR mencapai 13,9 per 100.000 penduduk. CFR sirosis hati di RS. Martha Friska Medan tahun 2006-2010 yaitu 16,7%.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penderita sirosis hati rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2012 bersifat deskriptif dengan desain case series. Populasi dan sampel berjumlah 102 orang. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square, Anova, Mann Whitney, Kruskal Wallis.

Penderita sirosis hati dengan proporsi tertinggi pada kelompok umur 42-48 tahun (22,5%), jenis kelamin laki-laki (67,6%), suku Batak (56,9%), agama Islam (57,8%), pendidikan SLTA (40,2%), pekerjaan wiraswasta (29,4%), tempat tinggal luar Kota Medan (68,6%), keluhan utama sewaktu datang perut membesar (56,9%), riwayat penyakit terdahulu hepatitis B (57,8%), status komplikasi ada (85,3%), jenis komplikasi varises esophagus dan perdarahan (42,5%), sumber biaya Jamkesmas (42,2%), lama rawatan rata-rata 8,62 hari, dan keadaan sewaktu pulang yaitu pulang berobat jalan (61,8%).

Tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan status komplikasi (p=0,247), tidak ada perbedaan yang bermakna antara riwayat penyakit terdahulu berdasarkan umur (p=0,785), tidak ada perbedaan yang bermakna ntara riwayat penyakit terdahulu berdasarkan jenis kelamin (p=0,524), analisis statistik riwayat penyakit terdahulu berdasarkan jenis komplikasi tidak dapat diuji, tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan jenis komplikasi (p=0,086), tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya (p=0,075). analisis statistik jenis komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang tidak dapat diuji, ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang (p=0,000).

Disarankan kepada pihak Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan agar meningkatkan pelayanan bagi penderita sirosis hati, memberikan pemahaman kepada keluarga penderita tentang faktor resiko terjadinya sirosis hati, cara pencegahan sirosis hati dan pentingnya imunisasi hepatitis B.

(5)

ABSTRACT

Cirrhosis of the liver is acknowledged a health problem yet difficulty to overcome throughout the world even in Indonesia. On the world (2008) the cirrhosis of the liver has been known causes of death in eight rank of the world with the death rate 664,775 casses. In Thailand (2006), prevalence of cirrhosis of the liver noted 2,6%. In Indonesia (2004), ASDR cirrhosis of the liver reached 13,9 per 100,000 population. CFR cirrhosis of the liver in RS Martha Friska Medan (2006-2010) is 16,7%.

The objective of this study is to determine the characteristics of patient with cirrhosis of the liver hospitalized at Rumah Sakit Umum Pusata Haji Adam Malik Medan for 2012. This study adopted a descriptive research with case series design. The population and involved sample totally 102 patients. The data was analyzed using Chi-square test, Anova, Mann-Whitney, and Kruskal Wallis test..

The patients with cirrhosis of liver in highest rate noted on aged 42-48 years old (22.5%), male (67.6%), Batak ethnic (56.9), Moslem (57.8%), education SLTA (40.2%), Private in profession (29.4%), living on suburb (68.6%), primary complaints while visiting got belly enlarged (56.9%),illness history previously with hepatitis B (57.8%), complicated status existing (84.3%), type in varicose complicated esophagus and hemorrhage (42.5%), source of financing with Jamkesmas insurance (42.2%), the length average treatment (8.62) days and condition of patient-out treatment (61.8%).

There is no significance differences between the age based on complicated status (p=0.247), there is no significance diffreance between illness history previously based on the age (p=0.785), there is no significance diffreance between illness history previously based on sex (p=0.524), statistic analysis in illness history previously based on type of complicated can not be examined, there is no significance difference between the length average treatment based on complicated type (p=0.086), there is no significance difference between the length average of treatment based on source of financing (p=0.075), statistic analysis in type of complicated based on condition when patient-out home can not be examined, there is a significance difference between the length of average treatment based on the condition patient going out.

It is suggestible to the staff of the hospital still encourage to improve services with conseling regards the risk cirrhosis of liver and provide them hepatitis B immune.

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Nerry Armis Sibuea

Tempat/ Tanggal Lahir : Laguboti/ 07 Nopember 1987 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Kawin

Anak ke : 3 (Ketiga)

Alamat Rumah : Sosor Pulo Dusun. IV Desa.Sibuea Kec.Laguboti Kab.Toba Samosir

Riwayat Pendidikan

Tahun 1993 – 1999 : SD Negeri 173551 Laguboti Tahun 1999 – 2002 : SLTP Negeri 1 Laguboti Tahun 2002 – 2005 : SLTA Negeri 1 Balige

Tahun 2005 – 2008 : Akper Santa Elisabeth Medan

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul: “Karakteristik Penderita Sirosis Hati Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Kota Medan Tahun 2012” yang merupakan salah satu prasyarat untuk dapat meraih gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini banyak mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada: 1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, M.S. selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu drh. Rasmaliah, M.Kes selaku Ketua Departemen Epidemiologi FKM USU dan Dosen Pembimbing Akademik.

3. Ibu drh, Hiswani, M.Kes. selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan, saran, dan petunjuk kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

4. Bapak drs. Jemadi, M.Kes. selaku Dosen Pembimbing II yang juga telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam memberikan bimbingan, saran, dan petunjuk kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

(8)

6. Bapak dr. Taufik Ashar, MKM selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Direktur Umum Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Haji Adam Malik Medan, Kepala Instalasi Rekam Medik RSUP H. Adam Malik Medan, Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan RSUP H. Adam Malik Medan, serta seluruh staf yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

8. Orangtuaku tercinta Ayahanda M. Sibuea, Spd dan Ibunda K. Hutahaean yang menjadi inspirasi sekaligus motivasi untuk penulis. Juga kepada kakak, abang, adik-adik tercinta: Sri Ramona, Iyan Saputra, Fernando, Rio Van Ashido dan Raphita. Tidak lupa kepada keluarga besar penulis atas doa, kasih sayang, perhatian, dan semangat yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Sahabat terbaikku : Beta Maria Sihombing, Yunita Simanjorang, Hotmaida Sinaga, Mella Ritonga, Jatiluya Panggabean, Eriprada Turnip, Rosida Nadeak, Lestari Marbun, Reh Malem, dan semua sahabat di Batam atas doa, semangat, dan perhatian yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini. 10. Sahabat seperjuangan di Group 149 BIMA (Feren, Duma, Siska, dll) atas

semangat dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman peminatan epidemiologi, Epidemiologers 2011 : Khairun Nikah, Agustina Sianipar, Iza Fauziah, Surya Honesty, Winda Zulfi, Tri Hartini, Ali Wahyudi dan lainnya yang telah memberikan motivasi dan berbagi ilmu kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(9)

13. Serta semua pihak yang telah berjasa, yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Medan, Februari 2014

(10)

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

(11)

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.6 Definisi Operasional... 22

BAB 4 HASIL

4.2.1 Karakteristik Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Sosiodemografi ... 31

4.2.2 Karakteristik Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Keluhan Utama... 33

4.2.3 Karakteristik Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu ... 34

4.2.4 Karakteristik Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Status Komplikasi ... 35

4.2.5 Karakteristik Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Jenis Komplikasi ... 35

4.2.6 Karakteristik Penderita Sirosis Hati Sumber Biaya ... 36

4.2.7 Karakteristik Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Lama Rawatan Rata-rata ... 37

4.2.8 Karakteristik Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 37

4.3 Analisa Statistik ... 38

4.3.1 Umur Berdasarkan Status Komplikasi ... 38

4.3.2 Riwayat Penyakit Terdahulu Berdasarkan Umur ... 39

4.3.3 Riwayat Penyakit Terdahulu Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40

4.3.4 Riwayat Penyakit Terdahulu Berdasarkan Jenis Komplikasi . 41 4.3.5 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Komplikasi ... 42

(12)

4.3.7 Jenis Komplikasi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 44

4.3.8 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 45

BAB 5 PEMBAHASAN 5.1 Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Sosiodemografi ... 47

5.9.4 Riwayat Penyakit Terdahulu Berdasarkan Jenis Komplikasi . 67 5.9.5 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Komplikasi ... 69

5.9.6 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Sumber Biaya ... 70

5.9.7 Jenis Komplikasi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 71

5.9.8 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang ... 73

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 75

6.2 Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Penelitian Lampiran 3 Master Data

(13)

DAFTAR TABEL

4.1 Tabel Distribusi Ketenagaan Pegawai Negeri Sipil di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 29 4.2 Tabel Distribusi Ketenagaan Non Pegawai Negeri Sipil di Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012 ... 29 4.3 Tabel Distribusi Dokter Spesialis Kemenkes dan Kemendiknas di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012 ... 29 4.4 Tabel Distribusi Proporsi Karakteristik Penderita Sirosis Hati Berdasarkan

Sosiodemografi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Tahun 2012 ... 31 4.5 Tabel Distribusi Proporsi Karakteristik Penderita Sirosis Hati Berdasarkan

Keluhan utama Sewaktu Datang di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012 ... 33 4.6 Tabel Distribusi Proporsi Karakteristik Penderita Sirosis Hati Berdasarkan

Riwayat Penyakit Terdahulu di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

Malik Medan Tahun 2012 ... 34 4.7 Tabel Distribusi Proporsi Karakteristik Penderita Sirosis Hati Berdasarkan

Status Komplikasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012 ... 35 4.8 Tabel Distribusi Proporsi Karakteristik Penderita Sirosis Hati

Berdasarkan Jenis Komplikasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji

Adam Malik Medan Tahun 2012 ... 35 4.9 Tabel Distribusi Proporsi Karakteristik Penderita Sirosis Hati

Berdasarkan Sumber Biaya di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

Malik Medan Tahun 2012 ... 36 4.10 Tabel Lama Rawatan Rata-rata Penderita Sirosis Hati di Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012 ... 37 4.11 Tabel Distribusi Proporsi Karakteristik Penderita Sirosis Hati Berdasarkan

(14)

4.12 Tabel Distribusi Proporsi Umur Penderita Sirosis Hati Berdasarkan Status Komplikasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik

Medan Tahun 2012 ... 38 4.13 Tabel Distribusi Proporsi Riwayat Penyakit Terdahulu Penderita Sirosis

Hati Berdasarkan Umur di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

Malik Medan Tahun 2012 ... 39 4.14 Tabel Distribusi Proporsi Riwayat Penyakit Terdahulu Penderita Sirosis

Hati Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012 ... 40 4.15 Tabel Distribusi Proporsi Riwayat Penyakit Terdahulu Penderita Sirosis

Hati Berdasarkan Jenis Komplikasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji

Adam Malik Medan Tahun 2012 ... 41 4.16 Tabel Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Penderita

Sirosis Hati Berdasarkan Jenis Komplikasi di Rumah Sakit Umum

Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 42 4.17 Tabel Distribusi Proporsi Jenis Komplikasi Sirosis Hati Berdasarkan

Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam

Malik Medan Tahun 2012 ... 44 4.14 Tabel Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Penderita Sirosis Hati

Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Umum

(15)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Hati dengan Sirosis ... 8 5.2 Gambar Diagram Bar Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati

Rawat Inap Berdasarkan Umur di Rumah Sakit Umum Pusata Haji Adam Malik Medan Tahun 2012 ... 47 5.3 Gambar Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati

Rawat Inap Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Umum Pusat

Haji Adam Malik Medan Tahun 2012 ... 48 5.4 Gambar Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati

Rawat Inap Berdasarkan Suku di Rumah Sakit Umum Pusat Haji

Adam Malik Medan Tahun 2012 ... 50 5.5 Gambar Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati

Rawat Inap Berdasarkan Agama di Rumah Sakit Umum Pusat Haji

Adam Malik Medan Tahun 2012 ... 51 5.6 Gambar Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati

Rawat Inap Berdasarkan Pendidikan di Rumah Sakit Umum Pusat

Haji Adam Malik Medan Tahun 2012 ... 52 5.7 Gambar Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati

Rawat Inap Berdasarkan Pekerjaan di Rumah Sakit Umum

Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 54 5.8 Gambar Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati

Rawat Inap Berdasarkan Tempat Tinggal di Rumah Sakit Umum

Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 55 5.9 Gambar Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati

Rawat Inap Berdasarkan Keluhan Utama Sewaktu Datang di Rumah

Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012 ... 56 5.10 Gambar Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati

Rawat Inap Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu di Rumah Sakit

(16)

5.11 Gambar Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Status Komplikasi di Rumah Sakit Umum

Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 59 5.12 Gambar Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati

Rawat Inap Berdasarkan Jenis Komplikasi di Rumah Sakit Umum

Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 60 5.13 Gambar Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati

Rawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di Rumah Sakit Umum

Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 61 5.14 Gambar Diagram Pie Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati

Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit

Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012 ... 63 5.15 Gambar Diagram Bar Distribusi Proporsi Umur Penderita Sirosis Hati

Rawat Inap Berdasarkan Status Komplikasi di Rumah Sakit Umum

Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 64 5.16 Gambar Diagram Bar Distribusi Proporsi Riwayat Penyakit

Terdahulu Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Umur

di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 65 5.17 Gambar Diagram Bar Distribusi Proporsi Riwayat Penyakit

Terdahulu Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 66 5.18 Gambar Diagram Bar Distribusi Proporsi Riwayat Penyakit

Terdahulu Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Jenis Komplikasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 67 5.19 Gambar Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Penderita Sirosis Hati

Rawat Inap Berdasarkan Jenis Komplikasi di Rumah Sakit Umum

Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 69 5.20 Gambar Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Penderita Sirosis Hati

Rawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di Rumah Sakit Umum

Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012... 70 5.21 Gambar Diagram Bar Jenis Komplikasi Penderita Sirosis Hati

Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit

(17)

5.22 Gambar Diagram Bar Lama Rawatan Rata-rata Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit

(18)

ABSTRAK

Sirosis hati merupakan suatu masalah kesehatan yang masih sulit diatasi diseluruh negara termasuk di Indonesia. Di dunia (2008) sirosis hati merupakan penyebab kematian kedelapan belas dunia dengan kematian 664.775 kasus. Di Thailand (2006) prevalensi sirosis hati 2,6%. Di Indonesia (2004) ASDR mencapai 13,9 per 100.000 penduduk. CFR sirosis hati di RS. Martha Friska Medan tahun 2006-2010 yaitu 16,7%.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik penderita sirosis hati rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2012 bersifat deskriptif dengan desain case series. Populasi dan sampel berjumlah 102 orang. Data dianalisis dengan menggunakan uji Chi Square, Anova, Mann Whitney, Kruskal Wallis.

Penderita sirosis hati dengan proporsi tertinggi pada kelompok umur 42-48 tahun (22,5%), jenis kelamin laki-laki (67,6%), suku Batak (56,9%), agama Islam (57,8%), pendidikan SLTA (40,2%), pekerjaan wiraswasta (29,4%), tempat tinggal luar Kota Medan (68,6%), keluhan utama sewaktu datang perut membesar (56,9%), riwayat penyakit terdahulu hepatitis B (57,8%), status komplikasi ada (85,3%), jenis komplikasi varises esophagus dan perdarahan (42,5%), sumber biaya Jamkesmas (42,2%), lama rawatan rata-rata 8,62 hari, dan keadaan sewaktu pulang yaitu pulang berobat jalan (61,8%).

Tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur berdasarkan status komplikasi (p=0,247), tidak ada perbedaan yang bermakna antara riwayat penyakit terdahulu berdasarkan umur (p=0,785), tidak ada perbedaan yang bermakna ntara riwayat penyakit terdahulu berdasarkan jenis kelamin (p=0,524), analisis statistik riwayat penyakit terdahulu berdasarkan jenis komplikasi tidak dapat diuji, tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan jenis komplikasi (p=0,086), tidak ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya (p=0,075). analisis statistik jenis komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang tidak dapat diuji, ada perbedaan yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang (p=0,000).

Disarankan kepada pihak Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan agar meningkatkan pelayanan bagi penderita sirosis hati, memberikan pemahaman kepada keluarga penderita tentang faktor resiko terjadinya sirosis hati, cara pencegahan sirosis hati dan pentingnya imunisasi hepatitis B.

(19)

ABSTRACT

Cirrhosis of the liver is acknowledged a health problem yet difficulty to overcome throughout the world even in Indonesia. On the world (2008) the cirrhosis of the liver has been known causes of death in eight rank of the world with the death rate 664,775 casses. In Thailand (2006), prevalence of cirrhosis of the liver noted 2,6%. In Indonesia (2004), ASDR cirrhosis of the liver reached 13,9 per 100,000 population. CFR cirrhosis of the liver in RS Martha Friska Medan (2006-2010) is 16,7%.

The objective of this study is to determine the characteristics of patient with cirrhosis of the liver hospitalized at Rumah Sakit Umum Pusata Haji Adam Malik Medan for 2012. This study adopted a descriptive research with case series design. The population and involved sample totally 102 patients. The data was analyzed using Chi-square test, Anova, Mann-Whitney, and Kruskal Wallis test..

The patients with cirrhosis of liver in highest rate noted on aged 42-48 years old (22.5%), male (67.6%), Batak ethnic (56.9), Moslem (57.8%), education SLTA (40.2%), Private in profession (29.4%), living on suburb (68.6%), primary complaints while visiting got belly enlarged (56.9%),illness history previously with hepatitis B (57.8%), complicated status existing (84.3%), type in varicose complicated esophagus and hemorrhage (42.5%), source of financing with Jamkesmas insurance (42.2%), the length average treatment (8.62) days and condition of patient-out treatment (61.8%).

There is no significance differences between the age based on complicated status (p=0.247), there is no significance diffreance between illness history previously based on the age (p=0.785), there is no significance diffreance between illness history previously based on sex (p=0.524), statistic analysis in illness history previously based on type of complicated can not be examined, there is no significance difference between the length average treatment based on complicated type (p=0.086), there is no significance difference between the length average of treatment based on source of financing (p=0.075), statistic analysis in type of complicated based on condition when patient-out home can not be examined, there is a significance difference between the length of average treatment based on the condition patient going out.

It is suggestible to the staff of the hospital still encourage to improve services with conseling regards the risk cirrhosis of liver and provide them hepatitis B immune.

(20)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perubahan struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri banyak memberi andil terhadap perubahan fertilitas, gaya hidup, dan sosial ekonomi yang memacu semakin meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas penyakit tidak menular. Hal ini merupakan tantangan dalam pembangunan kesehatan di Indonesia yang harus disikapi dan ditindaklanjuti.1

Penyakit tidak menular yang masih menjadi permasalahan di Indonesia salah satunya adalah penyakit hati. Bila ditinjau dari pola penyakit hati yang dirawat, penyakit umum yang terjadi adalah hepatitis virus akut, sirosis hati, hepato cellular carcinoma (HCC) dan abses hati. Sirosis hati merupakan penyakit hati kronis dimana telah terjadi pengerasan hati.2

Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2008, penyakit sirosis hati merupakan penyebab kematian kedelapan belas dunia, dengan jumlah kematian 664.775 kasus.3 Pada tahun 2009 di Amerika Serikat sirosis hati menempati urutan 2 dari 4 penyebab kematian terutama karena penyakit hati dengan

Proportionate Mortality Rate (PMR) 1,3% dan Cause Death Spesific Death Rate

(CSDR) 10.0 per 100.000 penduduk.4 Pada tahun 2006, prevalensi sirosis hati di Inggris sebesar 2 % dan di Thailand sebesar 2,5%.5

(21)

populasi di Amerika Serikat menggunakan alkohol, sekitar 75.000 orang meninggal setiap tahunnya karena kecanduan alkohol dengan Proportionate Mortality Rate

(PMR) hampir 20% akibat sirosis hati .6

Sirosis hati dengan komplikasinya merupakan masalah kesehatan yang masih sulit diatasi di Indonesia dan mengancam jiwa manusia. Hal itu ditandai dengan semakin meningkatnya angka kesakitan dan kematian akibat sirosis hati di Indonesia. Menurut data WHO, pada tahun 2004 di Indonesia Age Standarized Death Rates

(ASDR) sirosis hati mencapai 13,9 per 100.000 penduduk.7 Di Indonesia pada tahun 2004 terdapat 9.441 penderita sirosis hati dengan proporsi 0,4% dan Proportionate Mortality Rate (PMR) 1,2%. Diperkirakan prevalensi sirosis hati di Indonesia adalah 3,5% seluruh proporsi pasien penyakit dalam atau rata-rata proporsi 47,4% dari seluruh penyakit hati yang dirawat.8

Penelitian Karina (2007) di RSUP Dr. Kariadi Semarang jumlah penderita sirosis hati selama periode 1 Januari 2002 hingga 31 Desember 2006 didapatkan sebanyak 637 penderita sirosis hati yang dirawat dibagian Penyakit Dalam dengan jumlah kematian sebanyak 62 orang dengan CFR 9,7%.9 Pande (2004) di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta, jumlah pasien sirosis hati berkisar 4,1% dari pasien yang dirawat dibagian Penyakit Dalam kurun waktu 1 tahun.10

(22)

disebabkan oleh virus hepatitis C, 10-20% penyebabnya tidak diketahui, sedangkan alkohol sebagai penyebab sirosis hati di Indonesia belum ada datanya.12 Menurut data Profil Kesehatan Indonesia 2008 jumlah kasus hepatitis B mencapai 7.234 sedangkan hepatitis C mencapai 1.727.13 Data Riskesdas 2007 melaporkan prevalensi Hepatitis B di Indonesia sebesar 0,2%.14

Penelitian Aprinando di RSUD dr. Soedarso Pontianak pada periode Januari 2008-Desember 2010 terdapat 219 pasien. Dari 184 sampel yang dilakukan penelitian CFR 18,48% dengan etiologi hepatitis B sebanyak 80 kasus (43,48%), hepatitis C sebanyak 5 kasus dan 1 status koinfeksi hepatitis B dan C.15 Di RSUP Padang selama tahun 1968-1972 ditemukan 39,3% penderita sirosis hati dari seluruh penderita penyakit hati.16

Penelitian Arda di RS Martha Friska Medan pada tahun 2006-2010 terdapat 120 orang penderita sirosis hati dengan jumlah kematian 32 orang dengan CFR 26,6%.17 Penelitian Stiphany di RSUD Dr. Pringadi Medan terdapat 103 orang penderita sirosis hati dengan CFR 16,7%.18

Hasil survei pendahuluan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan penyakit sirosis hati rawat inap tahun 2012 sebanyak 102 orang.

(23)

1.2 Perumusan Masalah

Belum diketahui karakteristik penderita sirosis hati rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2012

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui karakteristik penderita sirosis hati rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2012.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi proporsi penderita sirosis hati berdasarkan sosiodemografi, yaitu umur, jenis kelamin, suku, agama, pendidikan, pekerjaan dan tempat tinggal

b. Mengetahui distribusi proporsi penderita sirosis hati berdasarkan keluhan utama sewaktu datang

c. Mengetahui distribusi proporsi penderita sirosis hati berdasarkan riwayat penyakit terdahulu

d. Mengetahui distribusi proporsi penderita sirosis hati berdasarkan status komplikasi

e. Mengetahui distribusi proporsi penderita sirosisi hati berdasarkan jenis komplikasi

f. Mengetahui distribusi proporsi penderita sirosis hati berdasarkan sumber biaya

(24)

h. Mengetahui distribusi proporsi penderita sirosis hati berdasarkan keadaan sewaktu pulang

i. Mengetahui distribusi proporsi umur penderita sirosis hati berdasarkan status komplikasi

j. Mengetahui distribusi proporsi riwayat penyakit terdahulu berdasarkan umur

k. Mengetahui distribusi proporsi riwayat penyakit terdahulu berdasarkan jenis kelamin

l. Mengetahui distribusi proporsi riwayat penyakit terdahulu berdasarkan jenis komplikasi

m. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita sirosis hati berdasarkan jenis komplikasi

n. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita sirosis hati berdasarkan sumber biaya

o. Mengetahui distribusi proporsi jenis komplikasi berdasarkan keadaan sewaktu pulang

(25)

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Sebagai bahan masukan dan sumber informasi bagi pihak Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi penderita sirosis hati.

1.4.2 Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan

Masyarakat (SKM) dan menambah pengetahuan peneliti mengenai sirosis hati. 1.4.3 Sebagai referensi bagi peneliti lain yang membutuhkan data ini untuk

(26)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sirosis Hati

Istilah sirosis pertama kali diberikan oleh Laennec pada tahun 1819, yang berasal dari kata kirhoss yang berarti kuning orange (orange yellow), karena terjadi perubahan warna pada nodul-nodul hati yang terbentuk.19Sirosis hati merupakan proses terminal dari suatu penyakit kronis hati yang ditandai dengan fibrosis difus dan pembentukan regenerasi nodul serta perubahan arsitektur vaskularisasi pada parenkim hati.20

Sirosis hati merupakan stadium akhir dari penyakit hati kronis dengan terjadinya pengerasan hati menyebabkan penurunan fungsi hati dan bentuk hati yang normal akan berubah. Pada sirosis ini biasanya hati membesar, teraba kenyal, dan terasa nyeri bila ditekan. Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang mengenai seluruh organ hati. Keadaan tersebut terjadi karena infeksi akut dengan virus hepatitis dimana terjadi peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel.21

(27)

Gambar 2.1 Hati dengan sirosis

(28)

2.2 Anatomi dan Fungsi Hati 2.2.1 Anatomi Hati

Hati adalah organ intestinal terbesar dalam tubuh kita warna merah tua dan beratnya 1,2-1,8 kg atau lebih. Pada orang dewasa diperkirakan 1/50 dari berat badannya sedangkan pada bayi diperkirakan 1/8 berat bayi. Hati terletak di bagian atas dalam rongga abdomen sebelah kanan diafragma. Hati berwarna merah tua karena kaya akan persediaan darah dan oksigen.24

Pada hati terdapat dua lobus yaitu lobus kiri dan lobus kanan. Pada orang dewasa lobus kanan 6 kali lebih besar daripada lobus kiri. Lobus kanan dan lobus kiri dipisahkan oleh ligamentum falciforme. Pada bagian inferior terdapat fisura untuk ligamentum teres dan pada bagian posterior terdapat fisura untuk ligamentum venosum. Hati dikelilingi oleh kapsula fibrosa yang dinamakan kapsul glisson dan dibungkus peritorium pada sebagian besar keseluruhan permukaanya.25

Hati disuplai oleh dua pembuluh darah yaitu: vena porta hepatica membawa darah dari lambung dan usus yang kaya akan nutrient seperti asam amino, monosakarida, vitamin yang larut dalam air, mineral dan arteri hepatica, cabang dari arteri kuliaka yang kaya akan oksigen.26,27

2.2.2 Fungsi Hati 28,29

Hati memiliki fungsi yang utama yaitu:

(29)

terjadi di hati. Metabolisme protein, perubahan asam amino yang satu menjadi yang lain, pembentukan albumin globulin yang terjadi di hati.

b. Fungsi ekskretori. Produksi empedu dilakukan oleh sel hati (bilirubin, kolesterol empedu). Ke dalam empedu juga dieksresikan zat yang berasal dari luar tubuh.

c. Fungsi pertahanan tubuh. Detoksikasi racun siap untuk dikeluarkan dan tubuh melakukan fagositosis terhadap benda asing dan langsung membentuk antibodi. Bila hati rusak maka berbagai racun akan meracuni tubuh. Bermacam-macam cara untuk mendetoksikasikan racun misalnya pembentukan urea dari amoniak atau zat beracun dioksidasi/direduksi/dihidrolisis dengan zat-zat lain untuk mengurangi toksin dari racun tersebut.

d. Pengaturan dalam peredaran darah. Hati berperan membentuk darah dan heparin, juga berfungsi mengalirkan darah ke jantung. Dalam hati, sel darah merah akan rusak karena terdapat sel-sel retikulo endotilium (RES). Perusakan ini juga terjadi dalam limpa dan sum-sum tulang.

e. Hati membentuk asam empedu. Dari kolesterol terbentuk pigmen-pigmen empedu, terutama dari hasil perusakan hemoglobin.

f. Penyimpanan glikogen, lemak, besi, tembaga, dan banyak vitamin. g. Pengaktifan vitamin D yang dilaksanakan oleh hati dan ginjal.

2.3 Patogenesis Sirosis Hati

(30)

lobulus hati dan ini memacu timbulnya jaringan parut disertai terbentuknya septa fibrosa difus dan nodul sel hati. Jaringan parut ini dapat menghubungkan daerah porta yang satu dengan yang lainnya. Beberapa sel tumbuh kembali dan membentuk nodul dengan berbagai ukuran dan distorsi percabangan pembuluh hepatic dan gangguan aliran darah porta dan menimbulkan hipertensi portal. Tahap berikutnya terjadi peradangan dan nekrosis pada sel duktules, sinusoid, retikulo endotel, terjadi fibrogenesis, dan septa aktif. Jaringan kolagen berubah dari reversible menjadi ireversibel bila telah terbentuk septa permanen yang aselular pada daerah porta dan parenkim hati.30

2.4 Gejala dan Tanda Klinis 2.4.1 Gejala

Stadium awal sirosis hati sering tanpa gejala sehingga kadang ditemukan pada waktu pasien melakukan pemeriksaan rutin atau karena kelainan penyakit lain. Gejala awal sirosis meliputi: perasaan mudah lelah dan cemas, selera makan berkurang, perasaan perut kembung, mual, berat–badan menurun dan nyeri lambung.31,32

2.4.2 Tanda Klinis

Tanda-tanda klinis yang dapat dijumpai yaitu:

a. Adanya ikterus yaitu kulit dan mata berwarna kuning.

(31)

c. Timbulnya asites dan edema pada penderita sirosis hati. Perut membuncit akibat penimbunan cairan secara abnormal di rongga perut.

d. Hipertensi portal yaitu peningkatan tekanan darah vena portal yang menetap sebagai akibat resistensi terhadap aliran darah melalui hati.

e. Eritema palmaris yaitu telapak tangan berwarna merah

f. Atrofi testis yaitu buah zakar mengecil yang dapat menyebabkan impoten dan infertil.

g. Ginekomastia yaitu proliferasi benigna jaringan grandula mammae pada laki-laki

h. Gangguan pembekuan darah (perdarahan gusi, mimisan dan gangguan sirkulasi haid)

i. Splenomegali yaitu limpa membesar akibat kongesti pulpa merah lien.16

2.5 Klasifikasi Sirosi Hati 32

2.5.1 Klasifikasi secara makroskopik Sirosis Hati secara makroskopik dibagi atas:

a. Sirosis mikronodular ditandai dengan terbentuknya septa tebal, teratur, mengandung nodul halus, kecil, dan merata di seluruh lobus besar nodulnya < 3mm, regular dan monolobuler.

(32)

2.5.2 Klasifikasi secara klinis Sirosis hati secara klinis dibagi atas:

a. Sirosis hati kompensata yang berarti belum adanya gejala klinis yang nyata. Sirosis hati ini sering ditemukan terjadi pada pemeriksaan test rutin atau ketika terjadi pemeriksaan karena masalah lain atau ketika pembedahan.

b. Sirosis hati dekompensata yang ditandai dengan gejala-gejala dan tanda klinis terutama pasien mengeluh karena adanya acites.

2.5.3 Klasifikasi menurut Gall

Menurut Gall, seorang ahli penyakit hati membagi sirosis hati atas:

a. Sirosis postnekrotik (sirosis toksik, sub acut yellow). Atropi sirosis yang terbentuk karena banyaknya nekrosis jaringan. Hati mengecil dengan banyak nodul dan jaringan fibrosa.

b. Nutritional cirrhosis, sirosis alkoholik, Laennec cirrhosis atau fatty cirrhosis. Sirosis ini terjadi akibat kekurangan gizi (malnutrisi). Pada tahap awal sirosis ini hati membesar dan mengeras. Namun pada tahap akhir hati mengecil dan nodular.

c. Sirosis post hepatic, sirosis yang terbentuk sebagai akibat menderita hepatitis.

2.6 Komplikasi

2.6.1 Varises Esophagus dan Perdarahan

(33)

atau hematemesis, biasanya mendadak tanpa didahului rasa nyeri di epigastrium. Varises esophagus merupakan komplikasi sirosis hati yang biasanya ditemukan pada kira-kira 50% pasien saat diagnosis sirosis dibuat. Varises ini memiliki kemungkinana pecah dalam 1 tahun pertama sebesar 5-15% dengan angka kematian dalam 6 minggu sebesar 15-20% untuk setiap episodenya.8

2.6.2 Koma Hepatikum

Timbulnya koma hepatikum akibat dari faal hati yang sudah sangat rusak, sehingga hati tidak dapat melakukan fungsinya sama sekali. Koma hepatikum memiliki gejala yaitu hilangnya kesadaran penderita. Koma hepatikum dibagi menjadi dua. Pertama koma hepatikum primer yaitu disebabkan oleh nekrosis hati yang meluas dan fungsi vital terganggu seluruhnya maka metabolisme tidak dapat berjalan dengan sempurna. Kedua koma hepatikum sekunder yaitu koma hepatikum yang timbul bukan karena kerusakan hati secara langsung melainkan karena perdarahan akibat terapi terhadap asites karena obat-obatan dan pengaruh substansia nitrogen. 25

2.6.3 Ensefalopati Hepatikum

(34)

2.6.4 Peritonitis Bakterial Spontan

Peritonitis Bakterial Spontan adalah infeksi cairan acites oleh salah satu jenis bakteri tanpa ada bukti infeksi sekunder intra abdominal. Biasanya pasien ini tanpa gejala namun dapat timbul gejala demam dan nyeri abdomen. Peritonitis Bakterial Spontan disebabkan oleh adanya translokasi bakteri menembus dinding usus dan juga oleh karena penyebaran bakteri secara hematogen. Bakteri penyebabnya antara lain: escherechia coli, stereptococcus pneumoniae, spesies klebsiella dan organism enterik gram negatif lainnya. Diagnosa Peritonitis Bakterial Spontan berdasarkan pemeriksaan pada cairan asites dimana ditemukan sel polimorfonuklear lebih dari 250 sel/mm³ dengan kultur cairan positif. 12

2.7 Epidemiologi Sirosis Hati 2.7.1 Distribusi dan Frekuensi a. Menurut Orang

a.1 Umur dan Jenis Kelamin

Age Standarized Death Rates (ASDR) sirosis hati laki-laki di Amerika Serikat pada tahun 2005 sebesar 13,5 per 100.000 penduduk dan wanita sebesar 6,1 per 100.000 penduduk.31

(35)

Penelitian Karina pada tahun 2002-2006 terdapat 637 pasien sirosis hati dimana kejadiannya lebih banyak diderita oleh laki-laki daripada perempuan dengan perbandingan 2:1. Usia penderita diatas 50 tahun dengan rata-rata usia 56 tahun.9 a.2 Agama

Salah satu penyebab sirosis hati adalah kebiasaan minum alkohol yang berlebihan. Untuk mencegah sirosis maka dianjurkan tidak meminum alkohol. Ada beberapa agama yang melarang umatnya untuk mengkonsumsi alkohol seperti Budha, Hindu dan Kristen Advent. Hal ini bisa untuk mengurangi resiko terkena sirosis hati.33

b. Menurut Tempat

Sirosis hati dapat dijumpai diseluruh dunia termasuk di Indonesia, akan tetapi kejadiannya berbeda-beda tiap negara.

Pada periode 1999-2004 insidensi sirosis hati di Norwegia sebesar 13,4 per 100.000 penduduk.34 Dalam kurun waktu 5 tahun ( 2002-2006) dari data yang dikumpulkan di RSU dr. Pringadi Medan terdapat 669 penderita sirsosis hati.

c. Menurut Waktu

(36)

2.7.2 Determinan

Ada beberapa penyebab dari sirosis hati yaitu: a. Virus Hepatitis

Virus Hepatitis B dan C merupakan penyebab utama timbulnya penyakit parah dan kematian. Beban dunia kibat penyakit hepatitis B dan C akut cukup tinggi (sekitar 2,7%) dari kematian, diperkirakan akan menjadi penyebab kematian tertinggi selama dua dekade berikutnya . Diperkirakan 57% kasus sirosis hati diakibatkan oleh infeksi virus hepatitis B atau C. 12

Penyebab utama sirosis hati di Amerika adalah hepatitis C (26%), penyakit hati alkoholik (21%), hepatitis C plus penyakit hati alkoholik (15%), kriptogenik (18%) sedangkan di Indonesia terutama akibat infeksi virus hepatitis B dan C.31 Hasil penelitian Indonesia menyebabkan bahwa virus hepatitis menyebabkan B menyebabkan sirosis sebesar 40-50% dan virus hepatitis C sebesar 30-40%, sedangkan 10-20% penyebabnya tidak diketahui, alkohol sebagai penyebab sirosis di Indonesia mungkin frekuensinya kecil karena sama sekali belum ada datanya.34

b. Kekurangan Nutrisi

Di negara-negara Asia , faktor kekurangan gangguan nutrisi memegang peranan untuk timbulnya sirosis hati. Malnutrisi terjadi karena berbagai sebab, antara lain gangguan metabolisme, masukan makanan yang kurang, malabsorbsi, maldigesti dan akibat terapi medik. 16,25

c. Zat Hepatotoksik

(37)

mengakibatkan nekrosis atau degenerasi lemak. Kerusakan kronis pada hati akan berupa sirosis hati. Pemberian bermacam-macam hepatotoksik secara berulang-ulang dan terus-menerus, mula-mula terjadi kerusakan setempat kemudian terjadi kerusakan hati yang merata dan akhirnya terjadi sirosis hati. Zat hepatotoksik yang dimaksud adalah alkohol, parasetamol, OAT (seperti rifampisin, isoniazid, pirazinamid, ethambutol), ranitidine, lansoprazol, tramadol, obat kortikosteroid (metil prednisolon, dexametason, prednisone, aminophilin) 20

d. Hemokromatosis

Ada 2 kemungkinan timbulnya hemokromatosis. Pertama yaitu sejak dilahirkan si penderita mengalami kenaikan absorbs dari Fe. Kedua yaitu kemungkinan didapat setelah lahir, misalnya dijumpai pada penderita penyakit hati karena alkohol.22

2.8 Pencegahan

2.8.1 Pencegahan Primer

Pencegahan primer adalah pencegahan yang dilakukan sebelum penyakit terjadi. Upaya ini umumnya bertujuan mencegah terjadinya penyakit dan sasarannya. Hal ini merupakan upaya agar masyarakat yang berada dalam keadaan sakit tidak jatuh dalam keadaan sakit, melalui usaha mengontrol dan mengatasi faktor resiko dengan sasaran utamanya adalah orang sehat melalui promosi kesehatan, perlindungan umum dan khusus. 36

(38)

obat yang memiliki efek toksik pada hati. Vaksinasi terhadap virus hepatitis B merupakan pencegahan yang efektif untuk mencegah hepatitis B yang dilakukan untuk menghindari resiko penularan vertikal dari ibu kepada bayi. Vaksinasi hepatitis B diberikan pada bayi baru lahir umur 0-7 hari (HB0). Vaksinasi ini dilakukan terutama kepada kelompok resiko tinggi seperti pada bayi dari ibu pengidap virus hepatitis B, petugas pelayanan kesehatan (dokter, dokter gigi, perawat, bidan, petugas laboratorium), anggota keluarga pengidap hepatitis, kaum homo seks, para tuna susila, dan pelanggan mereka, pecandu obat bius suntik, mereka yang sering mendapat perawatan tusuk jarum yang suntiknya tidak steril, mereka yang sering mendapatkan transfuse darah. Cara pencegahan sirosis hati dapat dilakukan dengan cara tidak gonta-ganti pasangan sexual, menghindari kontak darah dengan penderita hepatitis B, hindari penggunaan narkoba suntikan, hindari pengguanaan jarum suntik secara bergantian, transfusi darah secara steril dan aman.37

2.8.2 Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder adalah langkah yang dilakukan untuk mendeteksi secara dini suatu penyakit yang diusahakan dilakukan pada masa awal sakit yang berupa penyaringan atau dengan pemberian terapi, bukan obat dan terapi obat.

(39)

berat, Penderita sirosis hati juga melakukan disiplin ketat dalam kegiatan sehari-hari. Olahraga yang disarankan hanya sebatas jalan-kaki. 37

2.8.3 Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier biasanya dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi yang lebih berat, kecacatan dan kematian. Pencegahan dalam tingkatan ini biasanya dapat berupa rehabilitasi fisik, mental dan sosial. Jika kerusakan hati sangat parah dan mengancam nyawa maka satu-satunya cara untuk memperoleh kesembuhan total adalah dengan transplantasi hati. 37

2.9 Model Kerangka Konsep

Karakteristik Penderita Sirosis Hati 1. Sosiodemografi

a. Umur

b. Jenis kelamin c. Suku bangsa d. Agama e. Pendidikan f. Pekerjaan

g. Tempat tinggal/asal daerah 2. Keluhan utama sewaktu datang 3. Riwayat penyakit terdahulu 4. Status komplikasi

5. Jenis komplikasi 6. Sumber biaya

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif dengan desain case saries.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan dengan pertimbangan bahwa Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit Pusat Rujukan wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi Sumatera Utara, Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Barat, dan Riau. Berbagai lapisan masyarakat datang berobat, sehingga tersedia data penderita sirosis rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2012.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2013-Februari 2014.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

(41)

3.3.2 Sampel

Sampel penelitian ini adalah data seluruh penderita penyakit sirosis hati yang rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Tahun 2012. Besar sampel adalah sama dengan populasi (Total Sampling).

3.4 Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari kartu status penderita sirosis hati rawat inap di bagian Rekam Medik Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan 2012. Semua kartu status dikumpulkan kemudian dilakukan pencatatan sesuai dengan variabel yang akan diteliti.

3.5 Teknik Analisa Data

Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisa secara statistik. Pengolahan data menggunakan bantuan komputer dan dianalisa dengan menggunakan uji chi-square,

uji Anovat, Mann Whitney dan Kruskal Wallis . Data disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi frekuensi, diagram pie dan bar.

3.6 Definisi Operasional

Penderita sirosis hati adalah orang atau pasien yang dinyatakan menderita sirosis hati berdasarkan diagnosa dokter yang tertulis pada kartu status.

Sosiodemografi yang terdiri dari:

(42)

1. 28-34 tahun

3.6.2 Jenis kelamin adalah ciri khas organ reproduksi yang dimiliki oleh penderita sesuai dengan yang tertulis pada kartu status dan dikategorikan :

1. Laki-laki 2. Perempuan

3.6.3 Suku adalah ras atau ethnik penderita sirosis hati sesuai dengan yang tertulis pada kartu status dan dikategorikan :

1. Batak 2. Jawa 3. Minang 4. Melayu 5. Lainnya

3.6.4 Agama adalah kepercayaan yang dianut oleh penderita sirosis hati sesuai dengan yang tertulis pada kartu status dan dikategorikan :

1. Islam

2. Kristen Protestan 3. Kristen Katolik 4. Buddha

5. Hindu

3.6.5 Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang ditamatkan oleh penderita sirosis hati sesuai dengan yang tertulis pada kartu status dan dikategorikan :

1. Tidak tamat SD (tidak sekolah) 2. SD/Sederajat

(43)

4. SLTA/Sederajat 5. D3

6. Sarjana

3.6.6 Pekerjaan adalah kegitan rutin penderita sirosis hati sesuai dengan yang tertulis pada kartu status dan dikategorikan :

1. PNS/TNI/POLRI/Pensiunan 2. Pegawai Swasta

3. Petani 4. Wiraswasta

5. Ibu Rumah Tangga (IRT) 6. Lainnya

3.6.8 Tempat tinggal adalah tempat penderita sirosis hati tinggal dan menetap sesuai dengan yang tertulis pada kartu status dan dikategorikan :

1. Kota Medan 2. Luar Kota Medan

3.6.9 Keluhan utama adalah keluhan yang dirasakan oleh penderita sirosis hati sesuai dengan yang tertulis pada kartu status dan dikategorikan :

1. Perut membesar, mual, lemas 2. Ikterus (mata dan kulit kuning) 3. Nyeri perut kanan atas

4. BAB hitam dan berdarah 5. Penurunan kesadaran 6. Sesak nafas dan demam

3.6.11 Riwayat penyakit terdahulu adalah penyakit yang pernah diderita oleh penderita yang beresiko menimbulkan sirosis hati dan dikategorikan :

1. Hepatitis B 2. Hepatitis C

3. Penyakit hati lainnya

(44)

1. Ada 2. Tidak ada

3.6.13 Jenis komplikasi adalah penyakit lain yang timbul akibat dari penyakit sirosis hati yang tercatat pada kartu status dan dikategorikan:

1. Varises Esophagus dan Perdarahan 2. Hepatoma

3. Ensefalopati Hepatikum 4. Peritonitis Bakterial Spontan

3.6.14 Sumber biaya adalah pihak yang akan menanggung biaya perawatan penderita selama menjalani rawat inap yang tercatat pada kartu status dan dikategorikan:

1. Umum/ biaya sendiri 2. Askes

3. Jamkesmas 4. Medan Sehat 5. Pemprovsu

Untuk analisis statistik dikategorikan menjadi: 1. Umum/ biaya sendiri

2. Bukan biaya sendiri

3.6.15 Lama rawatan rata-rata adalah rata-rata lamanya penderita sirosis hati menjalani rawat inap yang dihitung sejak tanggal masuk sampai tanggal keluar sesuai dengan yang tercatat pada kartu status.

3.6.16 Keadaan sewaktu pulang adalah kondisi penderita sewaktu keluar dari rumah sakit sesuai yang tercatat pada kartu status dan dikategorikan:

(45)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Profil Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan 4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik adalah Rumah Sakit Umum milik Pemerintahan Pusat yang secara teknis berada di bawah Direktoral Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, berlokasi di Jalan Bunga Lau No.17 Medan Tuntungan, merupakan pusat rujukan kesehatan regional untuk wilayah Sumatera Bagian Utara dan Bagian Tengah yang meliputi Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Propinsi Sumatera Utara, Propinsi Riau, dan Propinsi Sumatera Barat. 4.1.2. Visi dan Misi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

Visi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan adalah “Menjadi Pusat Rujukan Pelayanan Kesehatan Pendidikan dan Penelitian yang Mandiri dan Unggul di Sumatera tahun 2015”

Visi tersebut diwujudkan melalui misi Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan yaitu:

1. Melaksanakan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu, dan terjangkau. 2. Melaksanakan pendidikan, pelatihan serta penelitian kesehatan yang

professional.

(46)

4.1.3. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Umum Pusat Haji. Adam Malik Tahun 2012

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 244/MENKES/PER/III/2008 tanggal 11 Maret 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan mempunyai tugas menyelenggarakan upaya penyembuhan dan pemulihan secara paripurna, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan secara serasi, terpadu dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan kesehatan lainnya serta melaksanakan upaya rujukan.

Dalam melaksanakan tugas Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan menyelenggarakan fungsi:

1. Pelayanan medis

2. Pelayanan dan asuhan keperawatan 3. Penunjang medis dan non medis 4. Pengelolaan sumber daya manusia

5. Pendidikan penelitian secara terpadu dalam bidang profesi kodokteran dan pendidikan kedokteran berkelanjutan

6. Pendidikan dan pelatihan di bidang kesehatan lainnya 7. Penelitian dan pengembangan

8. Pelayanan rujukan

(47)

4.1.4. Pelayanan Medis

Rumah sakit ini telah dilengkapi berbagi prasarana yang terdiri dari dari instalasi rawat jalan, rawat gawat darurat, rawat inap terpadu A/B, Perawatan Intensif, Spesialis, dan penunjang pelayanan medis lainnya.

4.1.5. Pelayanan Penunjang Medis

Rumah sakit ini memiliki pelayanan penunjang medis seperti laboratorium klinik, laboratorium anotomi, laboratorium mikrobiologi, farmasi dan pusat radiologi. Pusat radiologi terdiri dari:

1. Radio diagnostik : Radiologi Konvensional, Intervensional Radiologi, USG ( Ultra Sonografi) 3D/4D, CT-Scan Spiral, Mamografi, dan

Panografi.

2. Radio Therapi : Brachyteraphy (Penyinaran Internal) dan Linac (Penyinaran Eksternal)

4.1.6. Penunjang Umum

(48)

4.1.7. Ketenagaan

a. Ketersediaan Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang ada dilingkungan RSUP H. Adam Malik Medan keadaan Desember 2012, sebanyak 1.849 orang terdiri dari tenaga PNS 1.499 orang (81,07%) dan tenaga honorer 350 orang (18,93%).

Tenaga Pegawai Negeri Sipil (PNS) terdiri dari:

Tabel 4.1. Distribusi Ketenagaan Pegawai Negeri Sipil di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012

No. Tenaga PNS Jumlah Total

Laki-laki Perempuan

1 Tenaga Medis 104 94 194

2 Tenaga Keperawatan 71 596 667

3 Non Keperawatan 80 261 341

4 Non Medis 141 152 293

Total 396 1103 1.499

Sumber: Profil RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012

Tenaga Non Pegawai Negeri Sipil terdiri dari:

Tabel 4.2. Distribusi Ketenagaan Non Pegawai Negeri Sipil di RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012

No. Tenaga PNS Jumlah Total

Laki-laki Perempuan

1 Tenaga Medis 0 1 1

2 Tenaga Keperawatan 8 78 86

3 Non Keperawatan 9 22 31

4 Non Medis 124 108 232

Total 141 209 350

Sumber: Profil RSUP H. Adam Malik Medan Tahun 2012

b. Dokter Spesialis

(49)

sedangkan Kementerian Pendidikan Nasional sebanyak 165 orang (56,7%), partikulir 1 orang (0.3%) untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.3. Distribusi Dokter Spesialis Kemenkes dan Kemendiknas di RSUP H. Adam Malik Tahun 2012

No. Dokter Spesialis

Spesialis Kemenkes Kemendiknas

1 Anestesi 7 10

18 Obstetri/Ginekologi 11 30

19 Patologi Anotomi 3 8

(50)

4.2 Analisa Deskriptif 4.2.1 Sosiodemografi

Distribusi proporsi karakteristik Penderita sirosis hati rawat inap berdasarkan sosiodemografi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Umur di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2012

No. Umur (Tahun) f %

1 28-34 tahun 5 4,9

2 35-41 tahun 16 15,7

3. 42-48 tahun 23 22,5

4. 49-55 tahun 22 21,6

5. 56-62 tahun 19 18,6

6. 63-69 tahun 11 10,8

7. 70-76 tahun 5 4,9

8. 77-83 tahun 1 1,0

Jumlah 102 100,0

(51)

Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Sosiodemografi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2012

(52)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita sirosis hati rawat inap berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki sebanyak 69 orang (67,6%) sedangkan proporsi terendah terdapat pada perempuan sebanyak 33 orang (32,4%). Proporsi tertinggi penderita sirosis hati rawat inap berdasarkan suku yaitu suku Batak sebanyak 58 orang (56,9%) sedangkan proporsi terendah yaitu suku lainnya (Nias,Gayo) sebanyak 3 orang (2,9%). Proporsi tertinggi penderita sirosis hati rawat inap berdasarkan agama yaitu agama Islam sebanyak 59 orang (57,8%) sedangkan proporsi terendah adalah agama Kristen Katolik sebanyak 3 orang (3,0%). Proporsi tertinggi penderita sirosis hati rawat inap berdasarkan tingkat pendidikan yaitu SLTA sebanyak 41 orang (40,2%) sedangkan proporsi terendah yaitu tidak tamat SD sebanyak 3 orang (2,9%). Proporsi tertinggi penderita sirosis hati rawat inap berdasarkan pekerjaan yaitu wiraswasta sebanyak 30 orang (29,4%) sedangkan proporsi terendah yaitu PNS/TNI/POLRI/Pensiunan sebanyak 11 orang (10,7%). Proporsi tertinggi penderita sirosis hati rawat inap berdasarkan tempat tinggal yaitu yang tinggal di luar Kota Medan sebanyak 70 orang (68,6%) sedangkan proporsi terendah yaitu yang tinggal di Kota Medan sebanyak 32 orang (31,4%).

4.2.2 Keluhan Utama Sewaktu Datang

(53)

Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Karakteristik Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Keluhan Utama Sewaktu Datang Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

No. Keluhan Utama Sewaktu Datang f %

Ikhterus (mata dan kulit kuning) Nyeri perut kanan atas

BAB hitam dan berdarah Penurunan kesadaran Mual dan muntah berdarah Sesak nafas dan demam

58

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita sirosis hati berdasarkan keluhan utama sewaktu datang yaitu perut membesar sebanyak 58 orang ( 56,9%) sedangkan proporsi terendah yaitu ikhterus serta BAB hitam dan berdarah sebanyak 4 orang (3,9%).

4.2.3 Riwayat Penyakit Terdahulu

Distribusi proporsi penderita sirosis hati rawat inap berdasarkan riwayat penyakit terdahulu di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Karakteristik Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Riwayat Penyakit Terdahulu Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

No. Riwayat Penyakit Terdahulu f %

(54)

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa proporsi penderita sirosis hati rawat inap berdasarkan riwayat penyakit terdahulu yang tertinggi adalah hepatitis B sebanyak 59 orang (57,8%) sedangkan proporsi terendah adalah hepatitis C dengan tidak ada riwayat penyakit sebelumnya sebanyak 2 orang (2,0%).

4.2.4 Status Komplikasi

Distribusi proporsi penderita sirosis hati rawat inap berdasarkan status komplikasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Status Komplikasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

No. Status Komplikasi f %

1. 2.

Ada Tidak Ada

87 15

85,3 14,7

Jumlah 102 100,0

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita sirosis hati rawat inap berdasarkan status komplikasi yaitu ada komplikasi sebanyak 87 orang (85,3%) sedangkan proporsi terendah yaitu tidak ada komplikasi sebanyak 15 orang (14,7%).

4.2.5 Jenis Komplikasi

(55)

Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Jenis Komplikasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

No. Jenis Komplikasi f %

Varises Esophagus dan Perdarahan Hepatoma

Ensefalopati Hepatikum

Peritonitis Bakterial Spontan (PBS) >1 Komplikasi

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita sirosis hati rawat inap berdasarkan jenis komplikasi yaitu varises esophagus dan perdarahan sebanyak 37 orang (42,5%) sedangkan proporsi terendah adalah peritonitis bakterial spontan sebanyak 2 orang (2,4%).

4.2.6 Sumber Biaya

Distribusi proporsi penderita sirosis hati rawat inap berdasarkan sumber biaya di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.7 Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Sumber Biaya di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

(56)

Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita sirosis hati rawat inap berdasarkan sumber biaya yaitu jamkesmas sebanyak 43 orang (42,2%) sedangkan proporsi terendah adalah JKA sebanyak 4 orang (3,9%).

4.2.7 Lama Rawatan Rata-rata

Distribusi proporsi penderita sirosis hati rawat inap berdasarkan lama rawatan rata-rata Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.8 Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Lama Rawatan Rata-rata di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

Lama Rawatan Rata-rata (hari) Mean

Standar Deviasi (SD) 95% CI

Minimum Maksimum

8.62 7.410 7.16-10.07

1 40

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita sirosis hati adalah 8,62 hari (9 hari) dengan Standar Deviasi (SD) 7,410 hari. Lama rawatan minimum adalah 1 hari dan lama rawatan maksimum adalah 40 hari.

4.2.8 Keadaan Sewaktu Pulang

(57)

Tabel 4.9 Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

No. Keadaan Sewaktu Pulang f %

1. 2. 3.

Pulang Berobat Jalan (PBJ)

Pulang Atas Permintaan Sendiri (PAPS)

Berdasarkan tabel 4.9 dapat dilihat bahwa proporsi tertinggi penderita sirosis hati rawat inap yaitu pulang berobat jalan (PBJ) sebanyak 63 orang (61,8%) sedangkan proporsi terendah yaitu meninggal sebanyak 13 orang (12,7%). CFR penderita sirosis hati rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2012 adalah 12,7%.

4.3 Analisa Statistik

4.3.1 Umur Berdasarkan Status Komplikasi

Distribusi proporsi umur penderita sirosis hati rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2012 berdasarkan status komplikasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.10 Distribusi Proporsi Umur Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Status Komplikasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

No Status Komplikasi

(58)

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa proporsi penderita sirosis hati dengan komplikasi pada kelompok umur < 40 tahun adalah 14,0% sedangkan pada kelompok umur ≥ 40 tahun adalah 86, 0%. Proporsi penderita sirosis hati tanpa komplikasi pada umur < 40 tahun adalah 18,8% sedangkan pada kelompok umur ≥ 40 tahun adalah 81,2%.

4.3.2 Riwayat Penyakit Terdahulu Berdasarkan Umur

Distribusi proporsi riwayat penyakit terdahulu penderita sirosis hati rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2012 berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.11 Distribusi Proporsi Riwayat Penyakit Terdahulu Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Umur di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

No Riwayat Penyakit Terdahulu

Umur Penderita

Total < 40 ≥ 40

f % f % f %

1. Hepatitis B 8 13,8 50 86,2 58 100,0 2. Non Hepatitis B 7 15,9 37 84,1 44 100,0 X²=0,089 df=1 p=0,785

(59)

4.3.3 Riwayat Penyakit Terdahulu Berdasarkan Jenis Kelamin

Distribusi proporsi riwayat penyakit terdahulu penderita sirosis hati rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2012 berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.12 Distribusi Proporsi Riwayat Penyakit Terdahulu Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

No Riwayat Penyakit Terdahulu

Jenis Kelamin

Total Laki-laki Perempuan

f % f % f %

1. Hepatitis B 41 70,7 17 29,3 58 100,0 2. Non Hepatitis B 28 63,6 16 36,4 44 100,0 X²=0,569 df=1 p=0,524

(60)

4.3.4 Riwayat Penyakit Terdahulu Berdasarkan Jenis Komplikasi

Distribusi proporsi riwayat penyakit terdahulu penderita sirosis hati rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2012 berdasarkan jenis komplikasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.13 Distribusi Proporsi Riwayat Penyakit Terdahulu Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

(61)

yang mengalami komplikasi peritonitis bakterial spontan 2 orang (5,6%), yang mengalami lebih dari satu komplikasi 10 orang (27,8%).

Analisis satatistik uji dengan Chi Square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 4 cells (60%) yang memiliki expected count kurang dari 5 dan juga tidak dapat diuji dengan Exact Fisher karena bukan tabel 2x2 sehingga untuk analisis statistik ini tidak dapat dilakukan pengujian.

4.3.5 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Komplikasi

Distribusi proporsi lama rawatan rata-rata penderita sirosis hati rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2012 berdasarkan jenis komplikasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.14 Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Jenis Komplikasi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

No. Jenis Komplikasi Lama Rawatan Rata-rata (hari)

n Mean SD

1. V. Esophagus dan Perdarahan 37 10.73 8.445

2. Hepatoma 19 6.68 3.128

3. Ensefalopati Hepatikum 5 2.80 1.789

4. PBS 2 4.00 4.243

5. > 1 Komplikasi 24 9.38 8.474

p=0,086

(62)

Bakterial Spontan, lama rawatan rata-rata 4 hari dengan standar deviasi 4,243. Dari 24 penderita dengan lebih dari satu komplikasi lama rawatan rata-rata 9,38 hari (9 hari) dengan standar deviasi 8,474.

Berdasarkan uji normalitas, diketahui data berdistribusi normal sehingga analisis statistik menggunakan uji Anova diperoleh nilai p>0,05, hal ini berarti tidak ada perbedaan bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan jenis komplikasi.

4.3.6 Lama Rawatan Rata-rata berdasarkan Sumber Biaya

Distribusi proporsi lama rawatan rata-rata penderita sirosis hati rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2012 berdasarkan sumber biaya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.15 Distribusi Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Sumber Biaya di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

No Sumber Biaya Lama Rawatan Rata-rata (hari)

n Mean SD

1. Umum/Biaya Sendiri 10 8,80 13,726

2. Bukan Biaya Sendiri 92 8,60 6,506

p=0,075

Berdasarkan tabel 4.15 dapat dilihat bahwa dari 10 penderita dengan sumber biaya umum/sendiri, lama rawatan rata-rata 8,80 hari (9 hari) dengan standar deviasi 13,726. Dari 92 penderita dengan sumber biaya bukan biaya sendiri, lama rawatan rata-rata 8,60 (9 hari) dengan standar deviasi 6,506.

(63)

p>0,005 (p=0,075). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara lama rawatan rata-rata dengan sumber biaya.

4.3.7 Jenis Komplikasi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Distribusi proporsi jenis komplikasi penderita sirosis hati rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2012 berdasarkan keadaan sewaktu pulang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.16 Distribusi Proporsi Jenis Komplikasi Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012

(64)

13 orang (24,0%). Dari 20 penderita yang pulang atas permintaan sendiri dan mengalami komplikasi, yang mengalami komplikasi varises esophagus dan perdarahan sebanyak 6 orang (30,0%), yang mengalami komplikasi hepatoma sebanyak 7 orang (35,0%), yang mengalami komplikasi ensefalopati hepatikum sebanyak 3 orang (15,0%), tidak ada yang mengalami komplikasi peritonitis bakterial spontan dan yang mengalami lebih dari satu komplikasi sebanyak 4 orang (20%). Dari 13 orang penderita yang meninggal dan mengalami komplikasi varises esophagus dan perdarahan sebanyak 2 orang (15,4%), yang mengalami komplikasi hepatoma sebanyak 1 orang (7,7%), yang mengalami komplikasi ensefalopati hepatikum sebanyak 2 orang (15,4%), yang mengalami komplikasi peritonitis bakterial spontan sebanyak 1 orang (7,7%), yang mengalami lebih dari satu komplikasi sebanyak 7 orang (53,8).

Analisi statistik dengan uji Chi Square tidak memenuhi syarat untuk dilakukan karena terdapat 9 cells (60%) yang memiliki expected count kurang dari 5 dan juga tidak dapat diuji dengan Exact Fisher karena bukan tabel 2x2 sehingga untuk analisa statistik ini tidak dapat dilakukan pengujian.

4.3.8 Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang

Gambar

Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan
Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Karakteristik Penderita Sirosis Hati Rawat
Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Penderita Sirosis Hati Rawat Inap Berdasarkan
Tabel 4.6 Distribusi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kebanyakan pasien sirosis hati yang dirawat inap di RSUP Haji Adam Malik Medan pada tahun 2013 adalah berusia diatas umur 50 tahun,

Distribusi Proporsi jenis komplikasi penderita sirosis hati berdasarkan keadaan sewaktu pulang yang dirawat inap di RSUD Sidikalang tahun 2007-2011 dapat dilihat pada tabel

Gambar 5.10 Diagram Bar Perbedaan Proporsi Lama Rawatan Rata-rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Asma Bronkial Rawat Inap di RSUD Langsa Tahun

Proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan keadaan sewaktu pulang penderita dispepsia yang rawat inap di RSU Sundari Medan Tahun 2008 dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Lama Rawatan Rata-Rata Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Penyakit Kanker Colorectal yang Rawat Inap di RSUP. Berdasarkan hasil test of homogeneity of

Distribusi Proporsi Keadaan Sewaktu Pulang Penderita Stroke Haemoragik Berdasarkan Hasil CT-Scan di RSUP H Adam Malik Medan tahun 2012 ... Lama Rawatan Rata-rata

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan model terapi yang tersedia pada pasien pneumonia rawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik. Penelitian

Tabel 4.12 Distribusi Proporsi Penderita Stroke Hemoragik Pada Usia ≤ 40 Tahun Berdasarkan Keadaan Sewaktu Pulang yang Dirawat Inap Di RSUP Haji Adam Malik Medan