• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Program BPJS Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Program BPJS Kesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Setiap warga negara tanpa terkecuali sebagaimana dijamin konvensi

internasional maupun hukum nasional, tegas dan lugas untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan. Berbagai wujud pelayanan kesehatan dengan kualitas

pelayanan yang baik Derajat kesehatan manusianya dipengaruhioleh banyak

interaksinya dengan lingkungan yang tidak menunjang kesehatan dan prilaku,

ketidaktahuan, serta pendidikan minimal yang sulit menerima ide ide pelayanan

kesehatan biomedical masa kini. Disini pelayanaan kesehatan tampaknya

memberi saham yang tidak penting kepada keadaan manusia sehat jasmani dan

rohani.

Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan jumlah

penduduk yang besar dan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi serta

distribusi yang tidak merata, merupakan tantangan berat bagi pembangunan

kesehatan di Indonesia. Kesehatan merupakan slah satu aspek penting

pembangunan negara. Kesehatan suatu negara menjadi tolak ukur kesejahteraan

negara tersebut. Itu sebabnya, derajat kesehatan masyarakat menjadi salah satu

faktor penentu dalam penentuan indeks pembangunan manusia.

Berdasarkan Undang – Undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 menyatakan

bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Namun dalam

penerapannya, pelayanan kesehatan masih tidak merata dan selalu berdampak

pada sebagian masyarakat terutama pada masyarakat miskin. Tingkat ekonomi

(2)

memperoleh upaya pelayanan kesehatan. Bagi sebagian masyarakat ekonomi

lemah, kesehatan adalah sesuatu yang mahal di negaranya sendiri. Pembiayaan

untuk pembangunan kesehataan, baik yang berasal dari pemerintah maupun dari

masyarakat, dirasakan masih terbatas jumlahnya. Meskipun sudah terdapat

berbagai peningkatan kerja sama lintas- sektoral, tetapi pelaksanaanya masih

belum berjalan dengan lancar. Di sini peran pemerintah dibutuhkan dalam

menjamin kesehatan masyarakatnya. Salah satunya dapat diwujudkan dengan

pemberian kesehatan yang layak namun tetap merakyat.

Saat ini untuk mendapatkan pelayanan yang baik diberbagai unit

pelayanan kesehatan masih diras cukup sulit. Jumlah penduduk yang banyak

mengakibatkan negara mengeluarkan dana yang besar, sedangkan sumber biaya

yang dimiliki negara, khusus untuk pelayanan publik, sangat terbatas. Jelas

diperlukan langkah-langkah strategis untuk mengatasi situasi ini.Peran pemerintah

Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang sehat dan produktif, ditunjukkan

dengan dibentuknya sebuah program pemerintah yaitu Badan Jaminan Sosial

(BPJS) yang memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam bidang kesehatan.

Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan merupakan badak

usaha milik Negara yang ditugaskan khusus oleh pemerintah untuk

menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi seluruh rakyat

Indonesia, terutama untuk pegawai Negara sipil, penerima pensiun PNS dan

TNI/POLRI, veteran, perintis kemerdekaan beserta keluarganya dan badan usaha

lainnya ataupun rakyat biasa.

Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) merupakan sebuah

(3)

masyarakatnya. Namun, dalam penerapannya masih banyak masyarakat yang

belum merasakan pelayanan kesehatan yang maksimal. Ketidaktahuan dan

ketidakperdulian masyarakat tentang pelayanan kesehatan itu sendiri dapat

menjadi salah satu faktor terhambatnya peningkatan implementasi kesehatan yang

dilakukan pemerintah.

Pelayanan Publik diartikan, pemberian layanan (melayani) keperluan

orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai

dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Dengan demikian,

pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan masyarakat oleh

penyelenggara Negara.

Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu

daerah yang masih kurang mendapat perhatian dari pemerintah terkait penerapan

kebijakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Puskesmas Pandanyang

tersedia di Kecamatan Pandan merupakan satu – satunya puskesmas yang

melayani pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Namun, pelayanan

yang diberikan puskesmas tersebut masih terbilang jauh dari apa yang diharapkan

masyarakat setempat. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya fasilitas kesehatan

yang diberikan oleh pemerintah pusat. Sikap acuh tak acuh masyarakat setempat

dan kurangnya pengetahuan tentang pentingnya kesehatan, kurangnya sosialisasi

tentang program BPJS serta masyarakat lebih memilih menggunakan obat-obatan

tradisional dibandingkan menggunakan pengobatan secara modern. Ini menjadi

kendala dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di daerah tersebut. Adanya

asumsi masyarakat bahwa biaya kesehatan itu mahal menjadi kendala dalam

(4)

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merasa tertarik untuk

meneliti mengenai “Implementasi Program BPJSKesehatan Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat Puskesmas Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli

Tengah”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam hal ini penulis membatasi

permasalahan yang diantarany adalah“Bagaimana Implementasi program BPJS pelayanan kesehatan dipuskesmas Pandan Kecamatan Pandan?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya sesuatu

hal yang diperoleh setelah penelitian selesai dengan demikian, pada dasarnya

tujuan penelitian memberikan informasi mengenai apa yang akan diperoleh

setelah selesai melakukan penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Mengetahui bagaimana implementasi program BPJS kesehatan dalam

pelayanan kesehatan masyarakat.

2. Mengetahui apa saja yang menjadi hambatan dalam implementasi program

BPJS kesehatan dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas Kecamatan Pandan,

(5)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah :

1. Secara subjektif, penelitian diharapkan bermanfaat untuk melatih,

meningkatkan, dan mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah, sistematis,

dan metodologi penulis dalam menyusun suatu wacana baru dalam

memperkaya khazana ilmu pengetahuan dan wawasan khusunya mengenai

program BPJS terjadap masyarakat miskin.

2. Secara Praktis, penelitian ini menjadi sumbangan pemikiran bagi instansi

terkait mengenai program BPJS terhadap masyarakat miskin . Penelitian ini

juga diharapkan dapat dijadikan refrensi untuk mengambil kabijakan yang

mengarahkan kepada kemajuan institusi.

3. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan

memperkaya ragam penelitian yang telah dibuat oleh para mahasiswa bagi

Departemen Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara serta dapat menjadi bahan refrensi bagi

terciptanya suatu karya ilmiah.

E. Kerangka Teori

Menurut Karlinger dikutip dalam Sofian (2012: 35) teori adalah

serangkaian konsep, konstruk, definisi, dan prposisi untuk menerangkan suatu

fenomenal sosail secara sistematis dengan cara mengkontruksi hubungan

antara konsep, proposisi, dengan mengunakan asumsi dan logika tertentu.

Menurut Nawawi (1992: 149) mengatakan bahwa dalam studi penelitian perlu

(6)

membahas masalah. Untuk itu perlu disusun suatu kerangka teori sebagai

pedoman yang menggambarkan darimana sudut masalah itu disorot.

Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, perlu dijelaskan terlebih

dahulu kerangka teori yang menjadi landasan penelitian yaitu :

A. Implementasi

a. Pengertian Implementasi

Implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to implement yang berarti

mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk

melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu

Sesuatu tersebut dilakukan untuk menimbulkan dampak atau akibat itu dapat

berupa undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan peradilan dan kebijakan

yang dibuat oleh lembaga-lembaga pemerintah dalam kehidupan

kenegaraan. Menurut Cleaves dalam Wahab (2008;187), yang secara tegas

menyebutkan bahwa: Implementasi itu mencakup “Proses bergerak menuju tujuan

kebijakan dengan cara langkah administratif dan politik”. Keberhasilan atau

kegagalan implementasi sebagai demikian dapat dievaluasi dari sudut

kemampuannya secara nyata dalam meneruskan atau mengoperasionalkan

program-program yang telah dirancang sebelumya.

Menurut Mazmanian dan Sebastiar dalam Wahab (2008: 68) Implementasi

adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk

undang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan

eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan.

Menurut Van Meter dan Van Horn dalam Wahab (2008: 65) Implementasi

(7)

individu-individu/pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada

tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan.

Tindakan-tundakan yang dimaksud mencakup usah usaha untuk mengubah

keputusan keputusan menjadi tindakan tindak operasional pelaksanaan kebijakan

atau keputusan tersebut oleh instansi pelaksana, ada 6 variabel, menurut van

metter dan van horn ( 1975), yang mempengaruhi kinerja pelaksanaan publik

yaitu :

a. Standar dan sasaran masyarakat kebijakan yaitu setiap kebijakan publik harus

mempunyai standar suatu sasaran kebijakan jelas dan terukur. Dengan

ketentuan tersebut tujuannya dapat terwujudkan. Dalam standar sasaranya

kebijakan tidak jelas, sehingga tidak bias terjadi multi-interpretasi dan mudah

menimbulkan kesalah-pahaman dan konflik diantara para agen implementasi.

b. Sumberdaya yaitu dalam suatu implementasi kebijakan perlu dukungan

sumberdaya, bak sumber daya manusia ( human resources) maupun sumber

daya materi ( matrial, resources) dan sumber daya metoda ( method

resources).

c. Hubungan antara organisasi yaitu dalam banyak program implementasi

kebijakan, sebagai realitas dari program kebijakan perlu hubungan yang baik

antar instansi yang terkait, yaitu dukungan komunikasi dan kerjasama antar

instansi bagi keberhasilan suatu program tersebut. Komunikasi dan koordinasi

merupakn salah satu urat nadi dari sebuah organisasi agar

program-programnya tersebut dapat direalisasikan dengan tujuan secara sasaranya.

d. Karekteristik agen pelaksana yaitu dalam suatu implementasi kebijakan agar

(8)

karakteristik agen pelaksana yang mencakup stuktur birokrasi, norma norma,

dan pola pola hubungan yang terjadi dalam birokrasi,semua itu akan

mempengaruhi suatu program kebijakan yang tekah ditentukan.

e. Disposisi implementor yaitu dalam implementasi kebijakn sikap atau disposisi

implementor ini dibedakan menjadi tiga hal, yaiturespons implementor

terhadap kebijakan, kondisi, yakni pemahaman terhadap kebijakan yang telah

ditetapkan dan intens disposisi implementor , yakni preferensi nilai yang

dimiliki tersebut.

f. Kondisi lingkungan sosial, politik dan ekonomi dalam variable ini mencakup

sumberdaya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung keberhasilan

implementasi kebijakan, sejauh mana kelompok-kelompok kepentingan

memberikan dukungan bagi implementasi kebijakan; karekteristik para

partisipan, yakni mendukung dan menolak; bagi sifat opini publik yang ada

dilingkungan dan apakah elite politik mendukung implementasi kebijakan.

Berdasarkan berbagai pengertian yang disampaikan di atas dapat

disimpulkan bahwa implementasi adalah suatau proses yang berjalan dari sebuah

kebijakan ataupun ketetatapan, dan dapat menjadi suatu ketentuan dalam

melakukan evaluasi agar memperoleh hasil yang semakin baik.

b. Pengertian Implementasi Kebijakan Publik

Menurut Pressman dan Wildavsky (1973) mengatakan bahwa proses untuk

pelaksanaan kebijakan perlu mendapatkan perhatian yang seksama maka dari itu

adalah keliru kalau ada yang beranggapan bahwa proses pelaksanaan kebijakan

dengan sendirinya akan berlangsung tanpa hambatan Sedangkan menurut Udoji

(9)

bahkan jauh lebih penting dari pembuatan kebijakan. Kebijakan-kebijakan hanya

akan berupa impian atau rencana yang bagus, yang tersimpan rapi dalam arsip

kalau tidak diimplementasikan. Menurut Jones( 1996) implementasi kebijakan

merupakan aspek yang penting dari seluruh proses kebijakan.

Wahab dalam Setyadi (2005) mengutip pendapat para pakar yang

menyatakan bahwa proses implementasi kebijakan tidak hanya menyangkut

perilaku badan administrative yang bertanggung jawab untuk melaksanakan

program dan menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, tetapi juga

menyangkut jaringan kekuatan kekuatan politik, ekonomi ,dan sosial yang

langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi perilaku semua pihak yang

terlibat, dan pada akhirnya berpengaruh terhadap dampak negative maupun

positif, dengan demikian dalam mencapai keberhasilan implementasi, diperlukan

kesamaan pandangan tujuan yang hendak dicapai dan komitmen semua pihak

untuk untuk memberikan dukungan. Keberhasilan implementasi suatu kebijakan,

dapat diukur dengan melihat kesesuaian antara pelaksanaan atau penerapan

kebijakan dengan desain, tujuan dan sasaran kebijakan itu sendiri serta

memberikan dampak atau hasil yang positif bagi pemecahan permasalahan yang

dihadapi.

Selanjutnya, Van Mater dan Van Horn (1975) mengatakan bahwa

implementasi kebijakan adalah tindakan tindakan yang dilaksanakan oleh

individu- individu, dan kelompok-kelompok pemerintah dan swasta, yang

diarahkan pada pencapaian tujuan dan sasaran, yang menjadi prioritas dalam

keputusan kebijakan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa implementasi

(10)

perumusan kebijakan dan dampak aktualnya. Menurut James E. Anderson

(1979:3) mendefinisikan kebijakan publik sebagai kebijakan yang ditetapkan oleh

badan – badan dan aparat pemerintah. Walaupun disadari bahwa kebijakan publik

dapat dipengaruhi oleh para aktor dan faktor dari luar pemerintah. Dalam

pandangan David Easton ketika pemerintah membuat kebijakan publik, ketika itu

pula pemerintah mengalokasikan nilai – nilai kepada masyarakat, karena setiap

kebijakan mengandung seperangkat nilai di dalamnya. Menurut Harrold Laswell

dan Abraham Kaplan dalam Dye (1981) berpendapat bahwa kebijakan publik

hendaknya berisi tujuan, nilai – nilai, dan praktika – pratika sosial yang ada dalam

masyarakat.

Lingkup kebijakan publik sangat luas karena mencakup berbagai sektor

atau bidang pembangunan, seperti kebijakan publik di bidang pendidikan,

pertanian, kesehatan, trasnportasi, pertahanan, dan sebagainya. Kebijakan publik

tidak boleh bertentangan dengan nilai – nilai dan praktik – praktik sosial yang ada

dalam masyarakat. Ketika kebijakan publik berisi nilai – nilai yang bertentangan

dengan nilai – nilai yang hidup di masyarakat, maka kebijakan publik publik

tersebeut akan mendapat resistensi ketika diimplementasikan. Sebaliknya, suatu

kebijakan publik harus mampu mengakomodasikan nilai – nilai dan praktika –

praktika yang hidup dan berkembang dalam masyarakat.

Berdasarkan dari defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa implementasi

kebijakan publik merupakan suatu tindakan tindakan yang harus dilaksanakan

bersama antara pemerintah dan masyarakat agar mencapai suatu tujuan yang

(11)

agar berjalan dengan baik dalam menerapkan atau menjalankan kebijakan

kebijakan yang sudah dibuat.

B. Pelayanan publik

a. Pengertian Pelayanan Publik

Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh

penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima

pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan perundang-undangan. Menurut Roth

bahwa “any service’ yang diungkapkan olehnya berkaitan dengan barang dan jasa

dalam pelayanan. Pelayanan publik yang dimaksud adalah segala bentuk

pelayanan yang dilakukan oleh suatu organisasi atau individu dalam bentuk

barang maupun jasa kepada masyarakat baik secara individu maupun kelompok

atau organisasi. Menurut Ratminto (2005: 5) pelayanan publik adalah segala

bentuk pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang

pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh instansi

pemerintah di pusat, didaerah dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau

Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan

masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan

perundang-undangan. Menurut kurniawan (dalam Sinambela, 2006: 5) pelayanan publik

adalah pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang

mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata

cara yang ditetapkan. Menurut Sadu Wasistiono (2002) pelayanan publik atau

pelayanan umum adalah pemberian jasa baik oleh pemerintah, pihak swasta atas

(12)

b. Bentuk –Bentuk Pelayanan Publik

Pelayanan yang diberikan oleh penyelenggara pelayanan publik kepada

masyarakat yang dilayani terdiri dari 3 macam (dalam Moenir, 2010:190), yaitu:

A. Layanan dengan lisan

Layanan dengan lisan dialkukan oleh petugas petugas dibidang hubungan

masyarakat (HUMAS), bidang layanan informasi dan bidang bidang lain yang

tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang

memerlukan. Agar layanan lisan berhasil, ada syarat syarat yang harus

dipenuhi oleh pelaku layanan, yaitu :

a. Memahami benar masalah-masalah yang termasuk dalam bidang tugasnya.

b. Mampu memberikan penjelasan apa yang perlu dengan lancar, singkat

tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang ingin

memperoleh kejelasan mengenai sesuatu.

c. Bertingkah laku sopan dan ramah tamah.

d. Meski dalam keadaan sepi tidak mengobrol dengan teman, karena

menimbulkan kesan tidak disiplin dalam melalaikan tugas.

e. Tidak melayani orang- orang yang ingin sekedar ngobrol dengan cara

sopan.

B. Layanan melalui tulisan

Layanan melalaui tulisan merupakan bentuk pelayanan yang paling menonjol

dalam pelaksanan tugas. Tidak hanya dari segi jumlah tetapi juga dari segi

perannya. Layanan tulisan ini terdiri atas dua golongan, pertama layanan

berupa petunjuk, informasi dan yang sejenis ditunjukan pada orang-orang

(13)

atau lembaga; kedua, layanan berupa reaksi tertulis atau permohonan, laporan,

keluhan, pemberian/ penyerahan, pemberitahuan dan lain sebagainya.

C. Layanan berbentuk perbuatan

Pada umumnya layanan dalam bentuk perbuatan 70- 80 % dilakukan oleh

petugas petugas tingkat menengah dan bawah. Karena itu faktor keahlian dan

keterampilam petugas tersebut sangat menentukan terhadap hasil perbuatan

atau pekerjaan. Titik berat dari pelayanan ini adalah perbuatan itu sendiri yang

ditunggu oleh yang berkepentingan. Jadi tujuan utama yang berkepentingan

adalah mendapatkan pelayanan dalam bentuk perbuatan atau hasil perbuatan,

bukan sekedar penjelasan atau kesanggupan secara lisan, disini faktor

kecepatan dalam pelayanan menjadi dambaan setiap orang, disertai dengan

kualitas hasil yang memadai.

c. Standar Pelayanan Publik

Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan

dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima layanan.

Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan

pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima layanan.

Berdasarkan keputusan menteri layanan. Berdasarkan keputusan menteri

pendayagunaan aparatur Negara No. 63 Tahun 2003 tentang pedoman umum

penyelenggara pelayanan publik, disebutkan bahwa standar pelayanan, sekurang-

kurangnya meliputi:

1. Prosedur pelayanan

Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan

(14)

2. Waktu penyelesaian

Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan

termasuk pengaduan.

3. Biaya pelayanan

Biaya/ tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses

pemberian layanan.

4. Produk pelayanan

Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan.

5. Sarana dan prasarana

Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh

penyelenggara pelayanan publik.

6. Kompetensi petugas layanan

Kompotensi petugas pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan

pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku yang dibutuhkan.

d. Unsur -Unsur Pelayanan Publik

Menurut Barata (2004:11) terdapat empat unsur penting dalam proses

pelayanan publik antara lain:

1. Penyediaan layanan, yaitu pihak yang dapat memberikan suatu layanan

tertentu kepada konsumen, baik berupa layanan dalam bentuk penyedian dan

penyerahan barang (goods) atau jasa jasa (services).

2. Penerima layanan, yaitu mereka yang disebut sebagai konsumen (customer)

(15)

3. Jenis layanan, yaitu layanan yang dapat diberikan oleh penyedia layanan

kepada pihak yang membutuhkan layanan.

4. Kepuasaan pelanggan, dalam memberikan layanan penyedia layanan harus

mengacu pada tujuan utama pelayanan, yaitu kepuasan pelanggan. Hal ini

sangat penting dilakukan karena tingkat kepuasan yang diperoleh para

pelanggan itu biasanya sangat berkaitan erat dengan standar kualitas barang

dan jasa yang mereka nikmati.

Menurut Moenir (2008: 186) pelayanan publik memiliki empat unsur, dimana

unsur- unsurpelayanan publik tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya

karena keempatnya akan membentuk proses kegiatan (activity) keempat unsur

tersebut yakni:

1. Tugas layanan

Dalam pelayanan umum pemerintah harus memberikan pelayanan sesuai

dengan tugas yang diterima untuk melayani semua kepentingan masyarakat.

2. Sistem atau prosedur layanan

Yaitu dalam pelayanan umum perlu adanya sistem informasi, prosedur dan

metode yang mendukung kelancaran dalam memberikan pelayanan.

3. Kegiatan pelayanan

Dalam pelayanan umum kegiatan yang ditunjukan kepada masyarakat harus

bisa sepenuhnya memenuhi kebutuhan tanpa adanya diskriminasi.

4. Pelaksana pelayanan

Pemerintah sebagai pelaksana pelayanan semaksimal mungkin mengatur dan

(16)

menghasilkan stuktur pelayanan yang mudah, cepat, tidak berbelit belit dan

mudah dipahami masyarakat.

e. Asas- Asas Pelayanan Publik

Asas Pelayan Publik menurut Dadang Juliantara (2005: 11)diantaranya

adalah sebagai berikut :

1. Transparan

Bersifat terbuka mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang

membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti

2. Akuntabilitas

Dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

3. Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan

dengan tetap berpegang pada prinsip efektivitas dan efesiensi

4. Partisipatif

Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik

dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan masyarakat.

5. Kesamaan Hak

Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, golongan

gender dan status ekonomi.

6. Keseimbangan hak dan kewajiban

Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban

(17)

C. Pelayanan Kesehatan

Kesehatan menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan yang

diselenggarakan oleh suatu Negara ataumerupakan tingkatefisiensi fungsional dari

makhluk hidup. Dalam Undang-Undang kesehatan Nomor 36 tahun 2009

ditetapkan bahwa kesehatan adalah hak fundamental setiap warga. Oleh karena itu

Negara bertanggung jawab dalam peraturan pengaturan hak hidup sehat bagi

penduduknya. Begitu pentingnya arti hidup sehat, telah menjadikan kesehatan

sebagai kebutuhan mutlak bagi masyarakat untuk dapat menjalankan hidupnya

dengan baik.

Menurut Levei dan Loamba dalam Azrul (1996) mengatakan pelayanan

kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama -

sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,

mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,

keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.

Menurut levey dan loomba (1973), adapun yang dimaksudkan dengan

pelayanan kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau

secara bersama sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan

kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan

perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.

Donabedian (1980) mengusulkan tiga katergori penggolongan layanan

kesehatan yaitu :

1. Standar Struktur

Yaitu standar yang menjelaskan peraturan sistem, kadang – kadang disebut

(18)

organisasi, misi organisasi, kewenangan, komite – komite, personel, peralatan

gedung, rekam medik, keungan, perbekalan, obat, dan fasilitas. Standar

struktur merupakan rules of the game.

2. Standar Proses

Yaitu sesuatu yang menyangkut semua aspek pelaksanaan kegiatan layanan

kesehatan, melakukan prosedur dan kebijaksanaan. Standar proses akan

menjelaskan apa yang harus dilakukan, bagaimana melakukannya, dan

bagaimana sistem bekerja. Dengan lain, standar proses adalah playing the

game.

3. Standar Keluaran

Yaitu hasil akhir atau akibat dari layanan kesehatan. Standar keluaran akan

menunjukkan apakah layanan kesehatan berhasil atau gagal. Keluaran

(outcome) adalah apa yang diharapkan akan terjadi sebagai hasil dari layanan

kesehatan yang diselenggarakan dan terhadap apa keberhasilan tersebut akan

diukur.

Semakin maju tingkat sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak

tuntutan akan pelayanan medis yang bermutu tinggi. Begitu juga, semakin rendah

keadaan sosial ekonomi suatu masyarakat, semakin banyak penyakit, kelemahan,

menimpa mereka yang tidak dapat menacapai pelayanan ataupun menerima

(19)

a. Jaminan Pelayanan Kesehataan

Jaminan kesehatan adalah jaminan berupa perlindungan kesehatan agar

peserta bisa memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan

dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang

yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah yang

diselenggrakan berdasarkan prinsip asuransi sosial dan ekuitas. Pemeliharaan

kesehatan adalah hak tenaga kerja. Jaminan pemelihara kesehatan adalah salah

satu program BPJS yang membantu tenaga kerja dan keluarganya mengatasi

masalah kesehatan. Reformasi jaminan sosial mencakup empat hal penting

(Situmorang, 2013:184-185) yaitu :

1. Mengatur suatu tata cara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh

beberapa badan penyelenggara jaminan sosial.

2. Tujuannya sangat mulia untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan

dasar hidup yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarga.

3. Penyelenggaranya adalah badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) yang

harus dibentuk dengan undang-undang. Keempat, untuk program jaminan

kesehatan ditujukan untuk mencapai universal health care.

D. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan adalah badan

hukum publik yang bertanggung jawab kepada presiden dan berfungsi

menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk indonesia

termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan indonesia.

Menurut Undang Undang No 40 Tahun 2004 tentang sistem jaminan

(20)

penyelengggara jaminan sosial maka BPJS merupakan sebuah lembaga hukum

nirlaba untuk perlindungan sosial dalam menjamin seluruh rakyat agar dapat

memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak sekaligus dibentuk untuk

menyelenggarakan program jaminan sosial di indonesia. BPJS sendiri terdiri dari

dua bentuk yaitu BPJS kesehatan dab BPJS ketenagakerjaan. Berdasarkan undang

undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang badan penyelenggara jaminan sosial.

a. Karekteristik BPJS Sebagai Badan Hukum publik.

BPJS merupakan badan hukum publik karena memiliki persyaratan

sebagaiberikut:

1. Dibentuk dengan Undang Undang (Pasal 5 UU BPJS)

2. Berfungsi untuk menyelenggarakan kepentingan umum, yaitu sistem

jaminan sosial nasional (SJSN) berdasarkan kemanusian, manfaat dan

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (pasal 2 UU BPJS)

3. Diberi delegasi kewenangan untuk membuat aturan yang mengikat umum

(pasal 48 ayat (3) UU BPJS).

4. Bertugas mengelolah dan publik, yaitu dana jaminan sosial untuk

kepentingan peserta (pasal 10 huruf d UU BPJS).

5. Berwenang melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan.

6. Peserta dan pemberi kerja dalam memenuhi kewajibannya sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan jaminan sosial nasional (pasal 11

huruf c UU BPJS).

7. Bertindak mewakili negara RI sebagai anggota organisasi atau lembaga

(21)

8. Berwenang mengginakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi

kerja yang tidak memenuhi kewajibannya (pasal 11 huruf f UU BPJS).

9. Pengangkatan anggota dewan pengawas dan anggota direksi oleh presiden,

setelah melalui proses seleksi publik (pasal 28 s/d pasal 30 UU BPJS).

b. Iuran (peraturan presiden No. 11 Tahun 2013)

a. Iuran peserta PBI

1. Iuran jaminan kesehatan bagi peserta PBI jaminan kesehatan serta

penduduk yang didaftarkan oleh pemerintah daerah sebesar 9,225,500

(Sembilan belas ribu dua ratus dua puluh lia rupiah) per orang

perbulan.

b. Iuran peserta bukan PBI

1. Iuran jaminan kesehatan bagi peserta pekerja penerima upah yang

terdiri atas pegawai negeri sipil, anggota TNI, anggota POLRI, pejabat

negara, dan pegawai pemerintah non pegawai negeri sebesar 5% (lima

persen) dari gaji atau upah per bulan.

2. Iuran sebagaimana dimaksud pada poin 1 (satu) dibayar dengan

ketentuan sebagai berikut:

a. 3%(tiga persen) dibayar oleh pemberi kerja dan

(22)

F. Defenisi Konsep

Menurut van meter dan van horn (1975) implementasi kebijakan adalah

tindakan tindakan yang dilakukan baik oleh individuindividu atau pejabat

-pejabat atau kelompok- kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada

tercapainya tujuan tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijaksanaan.

Tindakan-tindakan yang dimaksud mencakup usaha untuk mengubah keputusan

keputusan menjadi tindakan tindak operasional pelaksanaan kebijakan atau

keputusan tersebut oleh instansi pelaksana, ada 6 variabel, menurut van metter dan

van horn ( 1975), yang mempengaruhi kinerja pelaksanaan publik yaitu :

i. Standar dan sasaran masyarakat kebijakan yaitu setiap kebijakan publik

harus mempunyai standar suatu sasaran kebijakan jelas dan terukur.

Dengan ketentuan tersebut tujuannya dapat terwujudkan. Dalam

standarsasaranya kebijakan tidak jelas, sehingga tidak bisa terjadi

multi-interpretasi dan mudah menimbulkan kesalah-pahaman dan konflik

diantara para agen implementasi.

ii. Sumberdaya yaitu dalam suatu implementasi kebijakan perlu dukungan

sumberdaya, bak sumber daya manusia ( human resources) maupun

sumber daya materi ( matrial, resources) dan sumber daya metoda (

method resources).

iii. Hubungan antara organisasi yaitu dalam banyak program implementasi

kebijakan, sebagai realitas dari program kebijakan perlu hubungan yang

baik antar instansi yang terkait, yaitu dukungan komunikasi dan

kerjasama antar instansi bagi keberhasilan suatu program tersebut.

(23)

organisasi agar program-programnya tersebut dapat direalisasikan

dengan tujuan secara sasaranya.

iv. Karekteristik agen pelaksana yaitu dalam suatu implementasi kebijakan

agar mencapai keberhasilan maksimal harus diidentifikasikan dan

diketahui karakteristik agen pelaksana yang mencakup stuktur birokrasi,

norma norma, dan pola pola hubungan yang terjadi dalam

birokrasi,semua itu akan mempengaruhi suatu program kebijakan yang

tekah ditentukan.

v. Disposisi implementor yaitu dalam implementasi kebijakn sikap atau

disposisi implementor ini dibedakan menjadi tiga hal, yaitu (a) respons

implementor terhadap kebijakan, (b) kondisi, yakni pemahaman

terhadap kebijakan yang telah ditetapkan dan (c) intens disposisi

implementor , yakni preferensi nilai yang dimiliki tersebut.

vi. Kondisi lingkungan sosial, politik dan ekonomi dalam variable ini

mencakup sumberdaya ekonomi lingkungan yang dapat mendukung

keberhasilan implementasi kebijakan, sejauh mana kelompok-kelompok

kepentingan memberikan dukungan bagi implementasi kebijakan;

karekteristik para partisipan, yakni mendukung dan menolak; bagi sifat

opini publik yang ada dilingkungan dan apakah elite politik mendukung

implementasi kebijakan.

Pelayanan publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

kebutuhan dasarsesuaidengan hak hak dasar setiap warga negara dan penduduk

atas suatu barang, jasaataupelayanan administrasi yang disediakan oleh

(24)

Pelayanan kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan sendiri/ secara

bersama sama dalam suatu organisasi yakni puskesmas yang dijadikan sebagai

wadah dalam pemeliharan dan peningkatan kualitas kesehatan masyarakat,

mencegah, dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,

keluarga, kelompok, atau masyarakat yang ditunjukan untuk mencapai derajat

kesehatan perorangan/ masyarakat yang optimal/ setinggi tingginya. Dalam hal ini

pelayanan kesehatan yang ditawarkan di Indonesia seperti Badan Penyelenggara

Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan adalah badan hukum publik yang bertanggung

jawab kepada presiden dan berfungsi menyelenggarakan program jaminan

kesehatan bagi seluruh penduduk indonesia termasuk orang asing yang bekerja

paling singkat 6 (enam) bulan indonesia.

Haryono Wiratno (1998) dalam Aditya Anugrah Moha (2016;85),

mengatakan bahwa kualitas pelayanan (service quality) adalah pandangan

konsumen terhadap hasil perbandingan antara ekspektasi konsumen dengan

kenyataan pelayanan yang diperolehnya. Sedangkan kepuasan adalah persepsi

(25)

I. Sistematika Penulisan BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, definisi

konsep dan sistematika penulisan.

BAB II :METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi dan waktu penelitian,

informan penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisa data .

BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisi gambaran umum atau karakteristik penelitian di

Puskesmas Pandan Kecamatan Pandan

BAB IV : PENYAJIAN DATA

Bab ini menyajikan data yang diperoleh selama penelitian

dilapangan dan dokumentasi yang di analisis.

BAB V : ANALISIS DATA

Bab ini memuat analisa data yang diperoleh dari hasil penelitian

dan memberikan interpretasi atas permasalahan yang diteliti.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran dari penulis mengenai

Referensi

Dokumen terkait

Sementara itu keharusan untuk memiliki ijazah sarjana pendidikan tinggi hukum, mengikuti pendidikan khusus profesi advokat, lulus ujian profesi, dan kewajiban

Emotional intelligence is the ultimate skill, ability that can affect other abilities. Ability is one of them in the ability to motivate yourself. While the

1. Bahwa kinerja keuangan perusahaan CV Karunia Jaya pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2016 mengalami fluktuasi bila ditinjau dari rasio keuangan khususnya

- Shopping mall atau mall adalah sebuah plaza umum, jalan-jalan umum, atau sekumpulan sistem dengan belokan-belokan dan dirancang khusus untuk pejalan kaki dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan (1) kreativitas belajar alat ukur dan (2) hasil belajar alat ukur melalui metode belajar aktif Tipe Group to Group Exchange (GGE)

Alasan pemilihan struktur ini karena struktur pada bangunan ini tidak ditonjolkan dan konsep desain bangunan memiliki konfigurasi struktural yang umum sehingga

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) hubungan prestasi praktik kerja industri dengan minat berwirausaha; (2) hubungan hasil belajar praktik kelistrikan otomotif

Dinas pendapatan, pengelolaan, keuangan dan aset daerah (DPPKAD) merupakan salah satu satuan kerja perangkat daerah tingkat kabupaten dimana dalam aktifitas