• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Transparansi Publik,dan Aktivitas Pengendalian terhadap Akuntabilitas Keuangan SKPD pada Pemerintah Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,Transparansi Publik,dan Aktivitas Pengendalian terhadap Akuntabilitas Keuangan SKPD pada Pemerintah Kota Medan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Di negara maju, akuntansi pemerintahan dianggap sebagai bagian integral

dan aspek keberhasilan reformasi sektor publik.Selain menjadi alat untuk

modernisasi manajemen keuangan pemerintah., akuntansi dianggap sebagai

senjata terhadap penipuan dan limbah di pemerintah

(Torres,2004:32).Dalamkontekssektorpublik,

akuntansiharusdianggapsebagaiinformasimanajemenkeuangandan sistem

pelaporanuntukpenggunaanpemerintahdanmanajemen,

parlemendanmasyarakatsebagaipemangkukepentinganutama (Barton,2007:50)

Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 menyatakan bahwa

“Pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk menetapkan sistem dan

prosedurpengelolaan keuangan daerah dalam bentuk peraturan daerah”.

Pembaharuansistem keuangan daerah tersebut dimaksudkan agar pengelolaan

uang rakyat(public money) dilakukan secara transparan dengan mendasarkan

konsep value formoney sehingga tercipta akuntabilitas publik (public

accountability).

Tuntutandilaksanakannyaakuntansidalampengelolaankeuangandaerahsang

atberalasankarenaakuntansidapatmenjadisalahsatualatkontrol yang

(2)

yaitumeningkatkankesejahteraanrakyatmelaluipemberdayaanmasyarakat.Akuntans

i keuangan daerah merupakansuatu proses pengidentifikasian, pengukuran,

pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas Pemerintah

Daerah (kabupaten, kota, atau provinsi) yang dijadikan sebagai informasi dalam

rangka pengambilan keputusan ekonomi yang diperlukan oleh pihak –

pihakeksternal entitas Pemerintahan Daerah.

Pihak – pihakeksternal entitas Pemerintah Daerah yang memerlukan

informasi yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan daerah tersebut antara lain

adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD),Badan Pengawas Keuangan

(BPK), investor-kreditur-donatur, analisis ekonomi – pemerhatiPemerintah

Daerah – rakyat, PEMDA lain, dan Pemerintah Pusat yang seluruhnya berada

dalam lingkungan akuntansi keuangan daerah.

Akuntabilitas mensyaratkan bahwa pengambilan keputusan

berperilakusesuai dengan mandat atau amanah yang diterimanya. Untuk itu, baik

dalamproses perumusan kebijakan, cara – carauntuk mencapai keberhasilan

ataskebijakan yang telah dirumuskan berikut hasil kebijakan tersebut harus

dapatdiakses dan dikomunikasikan secara vertikal maupun horizontal

kepadamasyarakat.

Dalam konteks otonomi daerah, value for money merupakan

jembatanuntuk menghantarkan pemerintah daerah mencapai good governance.

Value formoney harus dioperasikan dalam pengelolaan keuangan daerah dan

(3)

money)yang mendasarkan konsep value for money, maka diperlukan sistem

pengelolaankeuangan daerah dan anggaran daerah yang baik. Hal tersebut dapat

dicapaiapabila pemerintah daerah memiliki sistem akuntansi keuangan daerah

yang baik.Pengelolaan keuangan daerah juga harus dipercayakan kepada staf

yangmemiliki integritas dan kejujuran yang tinggi, sehingga kesempatan untuk

korupsidapat diminimalkan. Sedangkan transparansi adalah keterbukaan

pemerintahdaerah dalam membuat kebijakan – kebijakankeuangan daerah

sehingga dapatdiketahui dan diawasi oleh DPRD dan masyarakat. Transparansi

pengelolaankeuangan daerah pada akhirnya akan menciptakan horizontal

accountabilityantara pemerintah daerah dengan masyarakatnya sehingga tercipta

pemerintahandaerah yang bersih, efektif, efisien, akuntabel, dan responsif

terhadap aspirasi dankepentingan masyarakat.

Selain itu juga diperlukan aktivitas pengendalian, sebagai

contohpengendalian terhadap pendapatan dan belanja daerah. Hal tersebut harus

seringdievaluasi, misalnya dengan cara membandingkan antara yang

dianggarkandengan yang dicapai. Untuk itu perlu dilakukan analisis varians

(selisih) terhadappendapatan dan belanja daerah agar dapat sesegera mungkin

dicari penyebabtimbulnya varians untuk kemudian dilakukan tindakan antisipasi

ke depan.

Pemerintah daerah selaku pengelola dana publik harus

mampumenyediakan informasi keuangan yang diperlukan secara akurat, relevan,

(4)

memilikisistem akuntansi dan sitem pengendalian yang handal. Jika sistem

akuntansi dansistem pengendalian yang dimiliki masih lemah, maka kualitas

informasi yangdihasilkan dari sistem tersebut juga kurang handal. Oleh karena itu,

dalam rangkamemantapkan otonomi daerah dan desentralisasi, pemerintah daerah

seharusnyasudah mulai memikirkan investasi untuk pembangunan sistem

akuntansipemerintah daerah dan meningkatkan aktivitas pengendalian yang lebih

baik.

Sistem akuntansi keuangan daerah memiliki peran yang sangat vital

dalammemberikan informasi dan disclosure atas aktivitas dan kinerja

finansialpemerintah daerah untuk memfasilitasi tercapainya transparansi dan

akuntabilitaspublik. Tuntutan dilaksanakannya akuntabilitas keuangan

mengharuskanpemerintah daerah utuk memperbaiki sistem pencatatan dan

pelaporan.

Pemerintah daerah dituntut untuk tidak sekedar melakukan vertical

reporting,yaitu pelaporan kepada pemerintah atasan(termasuk pemerintah pusat),

akantetapi juga melakukan horizontal reporting, yaitu pelaporan kinerja

pemerintahdaerah kepada DPRD dan Masyarakat luas sebagai bentuk

horizontalaccountability. Salah satu tujuan reformasi pengelolaan keuangan

daerahmengubah pola pertanggung jawaban vertikal menjadi pola pertanggung

jawabanhorizontal dalam hal ini pertanggungjawaban kepada para

(5)

Sementara selama ini transparansi atau keterbukaan menjadi sesuatu

yangmahal, apalagi yang menyangkut informasi atau data tentang keuangan. Hal

inisangat dirasakan oleh beberapa kalangan yang membutuhkan informasi

tersebutdiantaranya para mahasiswa yang melakukan penelitian yang memerlukan

data – datatentang keuangan. Bagi para birokrat data keuangan dipandang

sebagairahasia negara yang tidak semua orang boleh mengetahuinya, padahal

keuangandaerah pada dasarnya adalah dana publik yang setiap anggota

masyarakat berhak mengetahuinya, bahkan jika perlu dilaporkan secara berkala

kepada pemilik danatersebut yakni masyarakat. Transparansi berarti keterbukaan

(opennes) pemerintahdaerah dalam memberikan informasi yang terkait dengan

aktivitas pengelolaansumber daya daerah kepada pihak-pihak yang membutuhkan

informasi.

Pemerintah berkewajiban untuk memberikan informasi keuangan dan

informasilainnya yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomi,

sosial, danpolitik oleh pihak – pihakyang berkepentingan. Untuk melakuakan

pengambilankeputusan ekonomi, sosial, dan politik diperlukan informasi

akuntansi yang salahsatunya berupa laporan keuangan. Berdasarkan latar belakang

dan masalah diatas maka peneliti berniat untukmeneliti tentang seberapa besar

“Pengaruh Penerapan Sistem AkuntansiKeuangan Daerah, Transparansi Publik

dan Aktivitas Pengendalian terhadapAkuntabilitas Keuangan Pada SKPD

Pemerintahan Kota Medan (Studi Kasus Pada Kecamatan se-Kota Medan)”.

(6)

Rumusan masalah merupakan pernyataan singkat suatu masalah yang

akanditeliti. Agar memudahkan peneliti dalam menentukan konsep teoritis

yangditelaah dan memilih metode penguji data yang tepat, masalah penelitian

sebaiknyadinyatakan dalam bentuk pertanyaan yang mengekspresikan secara

jelashubungan antara dua variabel atau lebih (Sangadji dan Sopiah, 2010:45).

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada maka rumusan

masalahdalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

berpengaruhterhadap Akuntabilitas Keuangan SKPD?

2. Apakah Transparansi Publik berpengaruh terhadap AkuntabilitasKeuangan

SKPD?

3. Apakah Aktivitas Pengendalian berpengaruh terhadap

AkuntabilitasKeuangan SKPD?

4. Apakah Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah,

TransparansiPublik dan Aktivitas Pengendalian berpengaruh

terhadapAkuntabilitas Keuangan SKPD?

1.3.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Penerapan SistemAkuntansi

Keuangan Daerah terhadap Akuntabilitas KeuanganSKPD.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Transparansi Publikterhadap

(7)

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Aktivitas

Pengendalianterhadap Akuntabilitas Keuangan SKPD?

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Sistem AkuntansiKeuangan

Daerah dan Aktivitas Pengendalian terhadapAkuntabilitas Keuangan

secara bersama-sama (simultan).

1.4.Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi pemegang kebijakan, dalam hal ini pemerintah daerah, hasilpenelitian

ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai faktoryang

mempengaruhi Akuntabilitas Keuangan SKPD sehingga

dapatdimanfaatkan dalam upaya peningkatan Akuntabilitas Publik;

2. Bagi Pemerintahan, sebagai masukan dalam mendukung

pelaksanaanotonomi daerah khususnya SKPD di Pemerintahan Kota

Medandalam rangka mewujudkan good governance;

3. Bagi akademisi, diharapkan dapat memberikan kontribusi

pengembanganliteratur akuntansi sektor publik di Indonesia terutama

dalam SistemAkuntansi Keuangan Daerah,Transparansi Publik dan

AktivitasPengendalian. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat

menambahreferensi dan mendorong dilakukannya penelitian-penelitian

akuntansisektor publik. Hasil penelitian ini juga diharapkan akan dapat

memberikansumbangan bagi penelitian berikutnya.

1.5.Sistematika Penulisan

(8)

Bab ini terdiri dari latar belakang dari penelitian, rumusan masalah, tujuan

dari penelitian serta manfaat dari penelitian.

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini terdiri dari landasan teori yang berisikan tentang konsep akuntansi

keuangan daerah, tentang transparansi, aktivitas pengendalian dan

akuntabilitas keuangan. Kemudian adanya review penelitian terdahulu,

kerangka konseptual, hipotesis dan pengembangan hipotesis yang terdiri

dari sistem akuntansi keuangan daerah dan akuntabilitas keuangan serta

transparansi publik terhadap akuntabilitas keuangan daerah. Dan juga

adanya aktivitas pengendalian intern terhadap akuntabilitas keuangan

daerah.

3. BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas tentang jenis penelitian, lokasi penelitian dan waktu

penelitian, populasi dan sampel dari penelitian, sumber data dan metode

pengumpulan data, variabel penelitian dan defenisi operasional variabel

yang terdiri dari penetapan sistem akuntansi keuangan daerah, variabel

independen, transparansi publik dan aktivitas pengendalian. Selain itu, bab

ini juga membahas tentang metode analisis data yang terdiri dari uji

validitas data, uji asumsi klasi dan uji hipotesis.

4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan tentang hasil dari pengujian validitas dan reabilitas,

Referensi

Dokumen terkait

Intan Dental merupakan klinik dokter gigi yang melayani pasien dalam pencegahan dan perawatan kelainan pada gigi dan mulut dengan dan tanpa pembedahan serta juga merupakan

Pembelajaran matematika belum berhasil meningkatkan kemampuan siswa terhadap berpikir kreatif. Banyaknya temuan penelitian yang mengangkat permasalahan berpikir

Pelaksanaan pengecualian dari pemungutan PPh 22 atas Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan/ atau PPN serta impor sementara dilakukan oleh Ditjen Bea dan

Perlakuan pupuk organik, taraf KCl dan kombinasi keduanya berpengaruh tidak nyata terhadap produksi timun, Hal ini berarti kompos TKKS mampu menggantikan pupuk kandang

Masker, gown, dan kacamata digunakan jika terdapat besar kemungkinan adanya percikan dan kontak dengan cairan, (d) pengendalian penularan dengan cara: mencuci tangan tujuannya

SSagai altematifformulasi dari Model Basis Ekspor adalah Ivtiodel Basis Ekonomi, dimana pertumbuhan ekonomi daerah akan sangat ditentukan oleh kemampuan daerah yang

Fase intraoperatif adalah fase saat pasien berada di meja operasi dan berakhir sampai pasien berada di ruang pemulihan, tindakan keperawatan yang dilakukan meliputi penerimaan

1. Proses; Proses sosialisasi Perencanaan Partisipatif Penatagunaan Lahan Desa yang dilakukan di lima desa prioritas secara umum berjalan dengan baik. Penggunaan media