BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia memiliki beranekaragam jenis tumbuh-tumbuhan, mulai dari tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Tumbuhan memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia sebagai sumber bahan makanan, sandang, bahan bakar juga bahan-bahan industri. Bahan kimia yang terdapat dalam tumbuhan juga dapat dimanfaatkan untuk obat-obatan, insektisida dan kosmetika. Bahan-bahan kimia tersebut bagi tumbuhan berfungsi sebagai media interaksi antara sesama tumbuhan dan makhluk hidup lain di sekitarnya serta untuk mempertahankan diri dari berbagai pengaruh luar. Pengaruh lingkungan biotik dan biotik mendorong tumbuhan untuk memproduksi senyawa alelokimia (alelopati) untuk mempertahankan kehidupannya. Senyawa alelokimia
tersebut merupakan senyawa metabolit sekunder yang banyak terdapat pada minyak atsiri (Ketaren, 1985).
Minyak atsiri merupakan ekstrak alami dari tumbuh-tumbuhan tertentu yang berasal dari daun, bunga, kayu, biji-bijian dan putik bunga. Pengobatan berbagai jenis penyakit dengan menggunakan minyak atsiri disebabkan dalam minyak atsiri terkandung campuran bahan-bahan hayati yang terbentuk dari unsur karbon, oksigen dan hidrogen. Sebahagian besar minyak atsiri tersusun dari senyawa-senyawa kimia golongan terpenoid yaitu monoterpenoid dan sesquiterpenoid yang memiliki titik didih berkisar antara 150o C sampai 300o
Tumbuhan yang mengandung minyak atsiri umumnya memiliki aroma khas. Jeruk Kesturi (Citrus microcarpa B.) memiliki manfaat yang berkhasiat bagi kesehatan, seperti dapat mengurangi gejala panas dalam, batuk, sakit tenggorokan, juga dapat melawan penuaan dini (antiaging). Karena buah jeruk Kesturi memiliki kandungan vitamin C, juga antioksidan tinggi.Bhat et al, 2011 melaporkan bahwa juice jeruk Kesturi yang diolah melalui proses sonifikasi bersifat sebagai antioksidan.
C pada tekanan 760 mmHg (Ketaren, 1985).
Lie et al, 2010 melaporkan minyak atsiri biji tumbuhan ini mempunyai aktivitas antifungi terhadap Penicillium italicum. Kulit jeruk Kesturi yang diekstraksi dengan pelarut diklorometana dan n-heksana mengandung senyawa-senyawa aromatik dan fenolik (Cheong et al, 2012). Namun penelitian terhadap daun jeruk Kesturi belum dilaporkan, mengingat daunnya lebih melimpah keberadaannya dibandingkan dengan buahnya.
Berdasarkan uraian diatas, maka pada penelitian ini dilakukan isolasi dan
analisis penentuan komponen kimia dengan Gas Chromatography-Mass Spectra (GC-MS) dari minyak atsiri daun Kesturi. Minyak atsiri yang diperoleh diuji aktivitas
antimikroba terhadap Candida albicans, Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
1.2.Perumusan Masalah
a. Jenis senyawa kimia apakah yang diperoleh dalam minyak atsiri daun Kesturi
(Citrus microcarpa B.) tersebut jika dilakukan pemeriksaan dengan analisis secara GC-MS
b. Apakah minyak atsiri daun Kesturi bersifat sebagai antimikroba terhadap Candida
albicans, Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
1.3.Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahuai komponen kimia minyak astrisi daun Kesturi dengan analisis
GC-MS
b. Untuk mengetahui aktivitas antimikroba minyak atsiri daun Kesturi
1.4.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai kandungan komponen kimia minyak atsiri daun Kesturi dan aktivitasnya sebagai sumber zat aktif antimikroba dari daun Kesturi. Hasil ini dapat bermanfaat untuk
perkembangan ilmu pengetahuan dan pengembangan obat tradisional.