• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Musik Dalam Konteks Upacara Thai Ponggel Pada Masyarakat Hindu Tamil di Kuil Shri Mariamman Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Musik Dalam Konteks Upacara Thai Ponggel Pada Masyarakat Hindu Tamil di Kuil Shri Mariamman Kota Medan"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan agama, contohnya pada masyarakat Tamil sebagai salah satu etnis di negara Indonesia yang menganut agama Hindu. Agama Hindu merupakan salah satu agama yang diakui di Indonesia. Negara menjamin setiap warga untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaan itu1.Perkembangan agama Hindu dari India ke Indonesia disebarkan oleh para Brahmana/Resi atau sarjana-sarjana agama Hindu (Ardhana, 2002: 23). Adapun yang berwenang untuk mengatur materi ajaran dan tata cara peribadahan bagi agama Hindu adalah Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI).

Penyebaran agama Hindu pada masyarakat Tamil ke Indonesia melewati pantai timur Sumatera dan pantai barat Sumatera Utara sebelum Masehi. Kedatangan masyarakat Tamil dari India ke Barus pada masa arus angin bulan Nopember dan Desember. Hal ini ditandai dengan ditemukannya prasasti Lobu Tua berbahasa Tamil yang dibuat pada tahun Saka (=1088 M) pada masa pemerintahan Raja Cola yang diperintah oleh Kulotunggadewa-I. Prasasati Lobu Tua berisi mengenai aktivitas perdagangan kumpulan konglemerat Tamil yang dikenal dengan nama “MUPAKAT DEWAN 1500”. Anggotanya terdiri dari berbagai sekte

Brahmana, Wisnu, Mulabhadra dan lain-lain (Ibid, 2002: 24).

(2)

Dari berbagai riwayat masyarakat Tamil setelah zaman kemerdekaan diperoleh, pada tanggal 3 Januari 1946 Departemen Agama Republik Indonesia berdiri yang berfungsi sebagai salah satu bentuk jaminan pelaksanaan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Adanya pemantapan struktur organisasi Departemen Agama, maka dapat dirasakan telah dapat memberikan pelayanan kepada semua umat beragama termasuk umat Hindu di Indonesia. Dalam ajaran agama umat Hindu terdapat 19 para dewa dan 3 dewa khusus agama Hindu yang disebut dengan Trimurti yakni Brahma, Wisnu, Syiwa untuk dipuja dan disembah.

Oleh karena ajaran agama menganjurkan untuk beribadah di kuil, maka masyarakat Hindu membangun kuil sebagai tempat beribadah atau sembahyang untuk memuja Sang Hyang Widhi (Tuhan Yang Maha Esa). Kuil Shri Mariamman merupakan salah satu tempat beribadah atau sembahyang tertua di kota Medan pada masyarakat Hindu. Pengertian dari kuil Shri Mariamman berasal dari 2 kata yaitu Shri berarti “ibu atau seorang perempuan” dan Mariamman adalah “nama dari ibu Dewa Wisnu.” Kuil Shri Mariamman berdiri pada tahun 1884 dengan jumlah

jemaat sekitar 1000 jemaat. Kuil ini berwarna hijau toska dan bercampur dengan warna lainnya sedangkan pada bagian dalam kuil terdapat ukiran batu berbentuk patung para dewa sehingga jemaat dapat mengenal para dewa yang disembah. Banyak peraturan yang wajib dilaksanakan para jemaat dan umat yang ingin beribadah ketika sebelum memasuki kuil Shri Mariamman.

(3)

(Tuhan Yang Maha Esa), (2) Percaya adanya atman (Roh), (3) Percaya adanya hukum karma, (4) Percaya terhadap adanya samsara (adanya kehidupan kembali atau reinkarnasi), (5) Percaya terhadap adanya kebahagiaan rohani yaitu menyatunya atma dengan samsara. Dalam masyarakat Hindu Tamil, ibu merupakan seorang yang sangat dihormati2 . Hal ini menunjukkan masyarakat Hindu Tamil meyakini dari terbentuknya bumi dan pengertian bumi itu sendiri. Sebagai kelompok orang yang membatasi identitas budayanya, masyarakat Tamil memiliki cara hidup yang berbeda dengan masyarakat lainnya. Masyarakat Tamil masih sangat menghormati adat-istiadat. Meskipun tidak selalu terlihat mengenakan identitas budayanya. Ini disebabkan agar mereka dapat dengan mudah melebur dengan masyarakat setempat.

Untuk hal-hal yang bersifat system pengetahuan mengenai agama yang mereka miliki relative rendah. Hanya sedikit orang, seperti tokoh tertua adat dan pendeta saja yang mengerti. Kebanyakan mereka hanya menjalankannya karena telah menjadi tradisi leluhurnya. Namun untuk hal-hal religious mereka sangat percaya dan taat menjalaninya. Seperti yang dipaparkan dalam gambaran umum masyarakat Tamil di Sumatera Utara khususnya masyarakat Tamil.

Upacara ritual pada masyarakat Hindu Tamil terdiri dari Niscchayam, Parisam, Thirumanam, Walai Kappu, Patinaru, Deepawali, Thai Ponggel,

(4)

Arambam, Tirukartigai dan Maha Siwa Ratri. Pada pembagian upacara diatas yang

terdapat dalam pembahasan adalah Upacara Thai Ponggel3.

Upacara Thai Ponggel adalah upacara perayaan menuai4 pada masyarakat Hindu Tamil melalui pesta panen yang bertujuan untuk bersyukur kepada Tuhan karena telah diberikan hasil panen yang melimpah. Thai Ponggel berasal dari bahasa Tamil yang artinya dibagi menjadi dua, antara lain: Thai yang artinya nama bulan dalam satu tahun almanak Tamil dan Madem yang artinya berlimpah. Upacara Thai Ponggel dilaksanakan setahun sekali pada masyarakat Hindu Tamil di kota Medan terutama di Kuil Shri Mariamman. Proses pelaksanaan upacara ini berlangsung selama 7 jam dan dilakukan pada hari yang sama. Penetapan pelaksanaan upacara Thai Ponggel dilakukan sesuai dengan kalender India yang disebut dengan Almanak Tamil5 yaitu tepat pada tanggal 1 pada bulan Thai Madem6. Upacara Thai Ponggel dapat dilaksanakan pada 2 tempat yaitu di rumah dan di kuil. Upacara ini dirayakan diseluruh dunia khususnya yang berkependudukan masyarakat Hindu Tamil. Peranan penting upacara Thai Ponggel adalah sebagai salah satu media penghormatan bagi masyarakat Hindu Tamil kepada Tuhan yaitu dewa matahari. Hal ini menunjukkan penghormatan adalah sesuatu yang mutlak dan merupakan tujuan dari setiap ritual pada masyarakat Hindu Tamil di kota Medan. Ritual pada saat upacara Thai Ponggel dilakukan dengan hati,

3 Sumber Pengurus Kuil Shri Mariamman di Papan Pengumuman 4 Hasil panen yang berupa padi, susu, gandum dan lain sebagainya

5Almanak Tamil berisikan mengenai tanggal penting masyarakat Hindu Tamil seperti diantaranya

tanggal penetapan awal tahun pada masyarakat Hindu Tamil, tanggal penetapan upacara Thai Ponggel dan sebagainya.

6Thai Madem terdiri dari 2 suku kata antaralain Thai berarti bulan dan Madem berarti nama bulan

(5)

pikiran dan kemauan dimana segenap diri ditujukan kepada Tuhan. Dalam ritual pada rangkaian tata cara peribadatan upacara ini terdapat musik pengiring dan hiburan sebagai ungkapan syukur terhadap karunia Tuhan.

Pelaksana ritual pada upacara Thai Ponggel ini adalah dari ketua kuil dan pendeta kuil. Ketua kuil merupakan pihak yang merangkai seluruh isi acara dari awal hingga akhir acara dan mengatur seluruh pendeta sebagai petugas melayani jemaat pada saat ritual dilaksanakan. Pada masyarakat Hindu Tamil meyakini bahwa upacara Thai Ponggel mendatangkan kemakmuran bagi setiap umat.misalnya, banyak pernikahan pada bulan Thai. Selain ketua kuil dan pendeta kuil, jemaat memiliki peran penting dalam pelaksana ritual pada upacara ini. Peran jemaat dalam pelaksana ritual pada upacara ini adalah pihak yang memasak hasil panen yang berada dalam wajan dan pihak yang menyanyikan juga memainkan musik pengiring.

Dalam rangkaian ritual pada upacara Thai Ponggel terdapat 3 tempat pelaksanaan di antaranya dihalaman kuil, didalam kuil Shri Mariamman dan di kuil Kaliamman. Tata peribadatan dari setiap tempat pelaksanaan adalah berbeda,

misalnya di halaman kuil dilaksanakan proses memasak hasil panen dan proses mengucap syukur kepada dewa matahari, pelaksanaan didalam kuil Shri Mariamman dilaksanakan proses beribadah agar hasil panen di hari kemudian lebih

(6)

digunakan pendeta bagian atas disebut jepa dan bagian bawah disebut weti sedangkan pakaian yang digunakan oleh kaum perempuan disebut sari.

Musik pengiring pada upacara Thai Ponggel merupakan alat musik tradisional khas Hindu Tamil yaitu seperti tabla, tamborin, sange, dan manjira yang dibawakan secara langsung tanpa dalam bentuk rekaman audio. Musik pengiring diikuti dengan nyanyian 7Bhajan. Musik dalam upacara ini memliki peran dan juga fungsi yaitu sebagai pengatur ritem untuk nyanyian Bhajan dan sebagai salah satu rangkaian penting dalam proses berjalannya upacara. Pemain musik dapat dilakukan secara bergantian. Lirik dalam nyanyian adalah sebuah cerita yang juga adalah pujian kepada Dewa yang diambil dari Kitab Suci Veda.

Yang menarik didalam upacara Thai Ponggel pada masyarakat Hindu Tamil ini adalah upacara ini dilakukan setahun sekali yang beralokasikan di kota Medan dan musik pengiringnya masih tradisional yaitu seperti masih dipengaruhi tradisi Hindu kuno dan masih berdasarkan sejarah filsafah Veda sehingga dapat menjadi ciri khas dalam konteks ini.

Adapun aspek utama yang akan penulis diskusikan didalam penulisan ini adalah bagaimana upacara Thai Ponggel dan musik dalam penyajiannya pada masyarakat Hindu Tamil Kota Medan. Maka penulis tertarik untuk membahas lebih dalam lagi tentang upacara panen masyarakat Hindu Tamil yang berada di kuil Shri Mariamman kota Medan dan penulis akan menjabarkan lebih lengkap lagi ke dalam tulisan dengan judul :

7 Bhajan yang berarti memuja, menyembah, bersujud, dihadapan Tuhan yaitu dengan

(7)

“Studi Deskriptif Musik Dalam Konteks Upacara Thai Ponggel Pada

Masyarakat Hindu Tamil Di Kuil Shri Mariamman Kota Medan”.

1.2 Pokok Masalah dan Batasan Masalah

Setelah penulis melihat langsung upacara Thai Ponggel ternyata penulis melihat banyak sekali yang dapat dijadikan sebagai bahan penelitian seperti rangkaian prosesi upacara, kostum yang dikenakan pada saat upacara berlangsung, durasi upacara, instrument dan musik pengiring. Oleh karena itu, untuk menghindari kajian yang lebih luas maka penulis membatasi wilayah pembahasan dalam tulisan ini dengan memfokuskan kebeberapa aspek saja walaupun secara umum tidak dapat dipisahkan. Berdasarkan uraian latarbelakang seperti di atas,untuk memfokuskan kajian dan penelitian penulis dalam tulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana deskripsi upacara Thai Ponggel pada masyarakat Hindu Tamil di kuil Shri Mariamman kota Medan?

2. Bagaimana penyajian musik dalam upacara Thai Ponggel pada masyarakat Hindu Tamil di kuil Shri Mariamman kota Medan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

(8)

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui proses upacara Thai Ponggel pada masyarakat Hindu Tamil yang berlangsung di kuil Shri Mariamman.

2. Untuk mengetahui bagaimana penyajian musik dalam upacara Thai Ponggel di kuil Shri Mariamman.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sarana untuk memperluas pengetahuan tentang proses berlangsungnya upacara Thai Ponggel pada masyarakat Hindu Tamil di kuil Shri Mariamman.

2. Bermanfaat bagi penulis sebagai modal awal untuk mengasah dan membekali kemampuan selaku mahasiswi Etnomusikologi, Universitas Sumatera Utara. 3. Sebagai bahan refrensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang relavan di

kemudian hari.

4. Syarat untuk mencapai gelar Sarjana di Departemen Etnomusikologi Fakultas Ilmu Budaya USU Medan.

1.4 Konsep Dan Teori

(9)

1.4.1 Konsep

Menurut R. Merton dalam buku Koentjaraningrat, konsep merupakan defenisi dari apa yang perlu diamati,; konsep menentukan antara variable-variabel mana kita ingin menentukan adanya hubungan empiris. Konsep juga merupakan unsur pokok dari suatu penelitian (Koentjaraningrat,1987:36). Berdasarkan pengertian di atas, penulis menggambarkan hubungan beberapa konsep berkaitan dengan tulisan ini melalui definisinya.

Kata deskriptif merupakan kata sifat dari deskripsi. Pengertian studi deskriptif dapat diartikan sebagai menguraikan gambaran situasi atau kejadian-kejadian yang terdapat didalam studi objek ilmiah. Menurut Echols Shadily (1990:179) deskripsi mempunyai pengertian gambaran atau lukisan. Dalam hal ini penulis mencoba menguraikan / menggambarkan tentang upacara Thai Ponggel agar dapat dijadikan informasi bagi para pembaca yang membutuhkan.

Upacara adat merupakan keperluan simbolis manusia yang mengharapkan keselamatan. Upacara adat itu sendiri merupakan rangkaian tindakan yang ditata oleh adat yang berlaku yang berhubungan dengan berbagai peristiwa (Subagyo, 1981;116). Sedangkan (Koentjaraningrat,1977;241) berpendapat bahwa upacara timbul karena adanya dorongan perasaan manusia untuk melakukan berbagai perbuatan yang bertujuan mencari hubungan dengan dunia gaib. Semua unsur yang ada didalamnya baik itu saat upacara, benda-benda yang digunakan, juga orang-orang yang terlibat didalamnya dianggap keramat.

(10)

pokoknya melibatkan pihak pemberi dan pihak penerima. Maka Viktor Turner (1968) menegaskan bahwa tanpa mempelajari simbol yang dipakai dalam suatu upacara maka kita akan merasa sulit untuk memahami upacara tersebut dan masyarakat-masyarakatnya.

Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling “bergaul” atau saling “berinteraksi” menurut sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinue dan

yang terikat oleh satu rasa identitas bersama (Koentjaraningrat 1980;157-161). Masyarakat Hindu Tamil yang penulis maksudkan adalah sebagai asosiasi manusia yang ingin mencapai tujuan-tujuan tertentu yang terbatas sifatnya. Selain itu, masyarakat Hindu Tamil yang dimaksud sangat erat kaitannya dengan nilai-nilai, norma-norma, tradisi, kepentingan-kepentingan dan sebagainya. Oleh karena itu, pengertian masyarakat tidak mungkin dipisahkan dari kebudayaan dan kepribadian yang terdapat didalam kutipan Soerjono Soekanto (1983’106-107).

Keragaman musik memiliki fungsi dan peranan tertentu dalam kehidupan masyarakat. Menurut Alan P.Merriam musik mempunyai sepuluh fungsi penting, yang beberapa diantaranya fungsi yang dimaksudkan oleh penulis sesuai dengan musik pengiring yang dibawakan pada saat upacara yaitu fungsi estetis dan fungsi komunikasi.

(11)

musik vokal yang pada upacara Thai Ponggel terdapat beberapa jenis kidung. Namun dalam kepentingan transkripsi dan analisis, penulis memakai Bhajan. Adapun alasan penulis menggunakan Bhajan sebagai bahan transkripsi adalah pada upacara berlangsung terdapat pemujaan dan merupakan nyanyian suci kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Bhajan dinyanyikan oleh semua jemaat yang sedang mengikuti upacara Thai Ponggel di kuil Shri Mariamman kota Medan.

1.4.2 Teori

Teori merupakan hal pokok dan alat yang terpenting dari suatu pengetahuan. Tanpa teori hanya ada pengetahuan tantang rangkaian fakta saja, tetapi tidak aka nada ilmu pengetahuan (Koentjaraningrat, 1973;10). Maka dari itu penulis menggunakan pedoman dari beberapa teori yang berhubungan dengan pokok permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini.

(12)

bunyi-bunyian seperti lonceng suci. Aspek keempat adalah aspek yang mengenai para pelaku upacara keagamaan yaitu para pendeta, ketua kuil dan sebagainya.

Untuk mengetahui struktur musik dalam penyajian upacara Thai Ponggel seperti ritme tamborin, tabla,sange dan manjira yang digunakan dalam mengiringi upacara tersebut sehingga penulis mendengarkan berulangkali terhadap rekaman musik guna proses transkripsi adalah penulis berpedoman menggunakan teori Bruno Nettl (1964; 98) yang memberikan dua pendekatan 1. Kita dapat menguraikan dan menganalisis apa yang kita dengar, 2. Kita dapat menulis apa yang kita dengar tersebut keatas kertas dan kita dapat mendeskripsikan apa yang kita lihat tersebut.

1.5 Metode Penelitian

Menurut Koentjaraningrat (2009;35), metode ilmiah dari suatu pengetahuan merupakan segala cara yang digunakan dalam ilmu tersebut, untuk mencapai suatu kesatuan. Sedangkan penelitian diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan kebenaran (Mardalis 2006;24).

(13)

holistic (utuh). Metode penelitian kualikatif dapat dibagi dalam empat tahap yaitu: tahap sebelum ke lapangan, pekerjaan lapangan,, analisis data dan penulisan laporan.

Penulis juga mengacu pada disiplin etnomusikologi seperti yang disarankan Nettl (1964:62) yaitu penelitian etnomusikologi dibagi dalam dua jenis pekerjaan yakni kerja lapangan (field work) dan kerja laboratorium (deks work).

1.5.1 Studi Pustaka

Koentjaraningrat (2009:35) menyatakan bahwa studi pustaka bersifat penting karena membantu penulis untuk menemukan gejala-gejala dalam objek penelitian. Melalui studi pustaka, penulis sebagai peneliti awam diperkaya dengan infomasi-informasi pendukung awal dalam berbagai sumber buku yang berhubungan penulisan skripsi ini. Studi kepustakaan juga penulis lakukan terhadap topik-topik lain yang berkaitan dengan penelitian ini, diantaranya pengetahuan tentang upacara Thai Ponggel pada masyarakat Hindu Tamil, musik pengiring dan sebagainya.

(14)

1.5.2 Penelitian Lapangan

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat deskriptif, yaitu memberikan gambaran tentang upacara Thai Ponggel pada masyarakat Hindu Tamil di Kota Medan. Sebagai acuan dalam mengumpulkan data di lapangan, penulis berpedoman kepada tulisan Harsja W.Bachtiar (1958:108), bahwa pengumpulan data dilakukan melalui kerja lapangan (field work) dengan menggunakan teknik:

(1) Observasi (Pengamatan)

Teknik pengumpulan data dengan metode observasi adalah suatu metode yang dipakai dengan pengamatan secara langsung melalui pengamatan penginderaan untuk mendapatkan informasi yang akurat. Menurut Bunguin (2007:115) metode observasi merupakan kerja pancaindera mata dengan dibantu dengan pancaindera lainnya. Dalam hal ini penulis berusaha melihat langsung. Dengan demikian dalam mendeskripsikan upacara Thai Ponggel penulis akan lebih cermat.

(2) Wawancara

(15)

kategori, yaitu wawancara terencana dan tak terencana. Wawancara terencana memiliki format yang telah disusun oleh penulis secara sistematis. Sedangkan wawancara tak terencana merupakan wawancara yang tidak memiliki format penyusunan yang dilakukan oleh penulis. Wawancara tak terencana ini disebabkan karena pengetahuan penulis maupun daya ingat penulis yang terganggu oleh situasi dan kondisi pada saat observasi berlangsung.

(3) Perekaman

Perekaman dilakukan setelah penulis melakukan observasi, wawancara, atau pada setiap kegiatan dilakukan ketika penulis melakukan penelitian. Dalam hal ini penulis melakukan perekaman audio dengan menggunakan kamera DSLR NIKKON dan dalam melakukan pengambilan gambar sebagai dokumentasi digunakan kamera dari handphone dan kamera DSLR NIKKON. Pengambilan gambar dan perekaman dilakukan setelah terlebih dahulu mendapat ijin dari pihak panitia dan panitia pelaksana.

1.5.3 Kerja Laboratorium

(16)

Setelah penulis melakukan kerja laboratorium, penulis membuatnya dalam proses sebuah tulisan ilmiah yang berbentuk skripsi sesuai dengan aturan penulisan sebuah karya ilmiah yang sesuai dengan disiplin ilmu Etnomusikologi. Apabila data yang diperlukan masih kurang lengkap, maka penulis akan melengkapinya dengan menjumpai informan kunci atau informan lain dan hal ini dilakukan berulang-ulang.

1.6 Lokasi Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

NO.94/KMK.01/1994 tanggal 29 maret 1994 tentang susunan organisasi Departemen Keuangan , maka tipe A terdiri dari Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur, membawahi satu

Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang sudah direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah; (3) Peraturan perundang-undangan.. yang terkait dengan

Berdasarkan gambar 4.15 setelah aplikasi dapat diinstal di laptop/ smartphone maka proses selanjutnya yaitu Login menggunakan alamat email dari gmail yang terdaftar pada

Dalam penelitian ini akan dijelaskan kalimat imperatif apa saja yang digunakan dalam upacara mangompoi jabu pada etnik Batak Toba beserta makna dan fungsinya..

[r]

Apakah undang-undang tentang hak cipta dapat bersinergi dengan struktur dan budaya hukum masyarakat Indonesia sehingga dapat mewujudkan sistem hukum yang mampu melahirkan

Pada kalimat (16) mengandung imperatif bermakna permohonan. Yaitu permohonan berupa doa dari pihak raja parhata atau pembicara, agar pihak hasuhuton mendapat pertolongan berupa

Penggunaan media visual berupa kerikil digunakan Nabi Muhammad S.A.W. dalam proses pembelajaran, hal ini sebagai mana hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi.