• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENELITIAN KUALITATIF DALAM PSIKOLOGI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENELITIAN KUALITATIF DALAM PSIKOLOGI (1)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh : Dra. Nandiyah Abdullah. M.Si.

PENDAHULUAN

Manusia sebagai makhluk rasional sebenarnya sudah dibekali dengan hasrat ingin tahu. Keingintahuan manusia dapat dilihat sejak masih kanak-kanak dan terus berkembang secara dinamis mengikuti fase-fase perkembangan kejiwaan orang tersebut. Hasrat ingin tahu manusia akan terpuaskan bila ia sudah memperoleh pengetahuan mengenai suatu masalah, dan akan disusul oleh kecenderungan ingin lebih tahu lagi begitu seterusnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa manusia tidak akan pernah mencapai kepuasan mutlak untuk menerima realita. Guna mendukung dan menyalurkan keingintahuannya maka manusia cenderung mengadakan penelitian.

Menyusun rencana penelitian kelihatannya mudah padahal sebenarnya merupakan hal yang sulit. Untuk itu rencana penelitian yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya:

1. Pemilihan permasalahan atau topik (obyek) penelitaian. Topik penelitian yang baik harus:

a. Mempunyai arti penting bagi keperluan ilmu pengetahuan maupun bagi keperluan kehidupan sehari-hari.

b. Kesimpulan yang dihasilkan harus mempunyai jangkauan yang luas dan dalam kurun waktu yang cukup panjang.

c. Mempunyai daya tarik baik perhatian umum maupun penelitian sendiri.

d. Secara operasional topik tersebut mungkin diteliti dari sudut prosedural/perijinan dari sudut metodologi dan data mengenai topik penelitian bisa diperoleh.

2. Rencana penelitian tersusun secara sistematik, konsisten dan operasional

Sistematik dalam arti unsur-unsur yang ada dalam rencana penelitian tersebut disusun dalam urutan logik. Konsisten artinya terdapat kesesuaian diantara unsur-unsur tersebut. Misal antara judul dengan tujuan; antara tujuan dengan metodologi. Operasional dalam arti menjelaskan bagaimana penelitian itu dilakukan (apa yang akan diukur dan apa alatnya, bagaimana sampel ditetapkan , dan sebagainya).

3. Unsur-unsur Rencana Penelitian

Banyak macam format rencana penelitian yang telah disusun para pakar penelitian. Dalam makalah ini unsur-unsur berikut merupakan unsur yang penting dalam rencana penelitian, yaitu: a. Judul penelitian.

Judul merupakan cerminan dari keseluruhan rencana penelitian, karenanya merupakan unsur yang paling penting dan merupakan wajah pengenal rencana penelitian tersebut. b. Latar belakang penelitian.

(2)

c. Tinjauan kepustakaan.

Dalam tinjauan kepustakaan dikemukakan teori yang relevan dengan topik penelitaian. d. Problematik Penelitian.

Atau pertanyaan-pertanyaan penelitian mengenai aspek-aspek atau hal-hal apa yang akan diteliti.

e. Tujuan dan manfaat penelitian.

Ditulis apa saja tujuan penelititan untuk menjawab problematika penelitian. Sedang manfaat penelitian adalah menjelaskan manfaat hasil penelitian untuk apa dan untuk siapa.

f. Metodologi Penelitian.

Dalam hal ini dijelaskan populasi dan sampel (jika penelitian sampling) beserta teknik pengambilan sampelnya. Jika bukan penelitian sampling dijelaskan siapa informan-informan yang menjadi subyek penelitian. Selanjutnya metode pengumpulan data perlu juga diuraikan demikian pula metode analisa data yang akan dipergunakan.

g. Daftar kepustakaan.

Daftar kepustakaan merupakan salah satu petunjuk peneliti menyiapkan diri dengan landasan teori yang berkaitan dengan topik. Semakin mutakhir kepustakaan yang dibaca cenderung semakin lebih baik. Usahakan menggunakan jurnal-jurnal penelitian bisa melandasi penelitian yang akan dilakukan. Di satu segi untuk menghindari duplikasi di sisi lain untuk mendapatkan cakrawala yang lebih baik.

KARAKTERISTIK PENELITIAN KUALITATIF

Suatu penelitian yang dikategorikan sebagai penelitian kualitatif belum tentu memiliki semua ciri penelitian kualitatif seperti yang akan disebutkan. Beberapa penelitian kualitatif mungkin tidak memiliki satu atau lebih dari banyak ciri penelitian kualitatif. Adapun ciri-ciri /karakteristik yang perlu diperhatikan dalam penelitian kualitatif, antara lain:

1. Penelitian kualitatif meneliti setting alamiah sebagai sumber data

Penelitian kualitatif melakukakan penelitian pada setting tertentu karena mereka berorientasi pada konteks. Mereka berasumsi bahwa perilaku manusia secara signifikan dipengaruhi oleh setting dimana perilaku itu terjadi dan mereka merasa bahwa perilaku dapat dimengerti secara baik apabila di observasi dalam setting dimana peristiwanya terjadi.

Setting harus difahami dalam konteks sejarah institusi dimana partisipan merupakan bagiannya. Ketika data diperoleh, peneliti perlu mengetahui dimana data itu diperoleh bagaimana memperolehnya dan di bawah peristiwa apa data itu terjadi. Dan pada peristiwa sejarah yang bagaimana dan gerakan seperti apa mereka menjadi bagian. Memisah sikap, kata atau tindakan partisipan dari konteksnya sama saja menghilangkan signifikansi data tersebut bagi penelitian kualitatif.

(3)

mereka melakukan wawancara dengan anggota keluarga.

2. Peneliti sebagai instrumen penelitian

Peneliti adalah instrumen utama penelitian, sehingga ia dapat melakukan penyesuaian sejalan dengan kenyataan-kenyataan yang terjadi di lapangan. Karena peneliti sebagai instrumen penelitian maka dapat berhubungan dengan subyek penelitian dan mampu memahami keterkaitannya dengan kenyataan di lapangan. Peneliti juga dapat mengantisipasi dan mengganti strategi bila kehadirannya mengganggu fenomena yang sedang terjadi.

3. Penelitian kualitatif adalah diskriptif

Dalam penelitian kualitatif data yang dikumpulkan berbentuk kata atau gambar. Data tersebut meliputi transkip interviu, catatan lapangan, fotografi, videotapes, dokumen personal, memo dan catatan resmi yang lain. Dalam usaha memahami makna, peneliti kualitatif tidak mengurangi narasi yang terekam dalam setiap halamannya. Peneliti mencoba menganalisa data yang diperoleh secara sama atau sesuai bentuk aslinya saat data itu dicatat atau direkam.

Menurut Patton (1987) ada tiga metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu a. in depth interview, b. observasi langsung, dan c. dokumen tertulis, yang meliputi isian angket, catatan harian, penelitian dan rekaman penelitian/program. Dalam mengumpulkan data diskriptif, peneliti kualitatif mendekati obyek penelitiannya dengan cara detil. Tidak langsung menerima apa yang dihadapi di lapangan sebagai sesuatu yang benar, melupakan hal-hal yang detil

serta lupa pada asumsi yang mendasari dilakukannya penelitian.

4. Peneliti kualitatif lebih memperhatikan proses daripada hasil penelitian

Bagaimana orang bersepakat tentang suatu pengertian? Bagaimana istilah-istilah atau label tertentu dapat digunakan? Bagaimana suatu fikiran atau gagasan dapat diterima sebagai bagian dari apa yang dikenal sebagai fikiran pada umumnya (commonsense)? Penelitian kualitatif menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan memfokuskan pada prosesnya. Hal ini disebabkan oleh hubungan bagian-bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih jelas apabila diamati dalam proses. Misalnya dampak psikologis pada korban gempa dengan melihat langsung aktivitas masyarakat dalam kegiatan sehari-hari, dengan mengobservasi bagaimana perilaku yang terjadi. Inilah yang dimaksud dengan memperhatikan proses.

5. Peneliti kualitatif cenderung menganalisa datanya secara induktif

Peneliti kualitatif mencari data untuk melakukan abstraksi berdasar fakta atau keterangan yang telah dikumpulkan. Pada saat peneliti kualitatif berencana mengembangkan teori tentang apa yang sedang diteliti, maka penyusunan teorinya berawal saat sedang mengumpulkan data, dan setelah menghabiskan seluruh waktu dengan subyek yang diteliti.

(4)

kualitatif terdapat “batas” yang ditentukan oleh fokus penelitian.

6. Pemaknaan merupakan perhatian utama dari penelitian kualitatif

Peneliti kualitatif tertarik untuk memahami sesuatu yang berada di luar kehidupan peneliti. Peneliti kualitatif orientasinya pada perspektif subyek yang diteliti. Memfokuskan pertanyaan seperti: asumsi apa yang digunakan seseorang dalam kehidupannya? Apa yang dipercayai seseorang sebagai suatu kebenaran atau sesuatu yang sudah pasti? Peneliti kualitatif membutuhkan kepastian bahwa ia memperoleh perspektif secara akurat. Oleh karena itu peneliti menunjukkan videotapes kepada subyek yang diteliti untuk mengecek bahwa interpretasi yang ia buat sudah sesuai dengan yang dipikirkan dan dirasakan oleh subyek. Peneliti lain mungkin menunjukkan draf atau artikel atau transkrip interviu untuk mencocokkannya dengan subyek penelitian. Kesemuanya itu dimaksudkan agar makna yang disimpulkan peneliti tidak meleset dari sumbernya.

7. Pentingnya kontak personal langsung dengan subyek

Kontak secara personal adalah penting untuk menjaga setting alamiah dan kelancaran memperoleh data yang diperlukan. Kontak personal yang baik akan menghapus kecurigaan partisipan para peneliti, sehingga tidak ragu-ragu melakukan aktivitas, berbicara dan mengekspresikan secara verbal maupun non verbal data yang berarti bagi peneliti. Hasil penelitian juga bergantung pada kualitas hubungan antara peneliti sebagai pencari data dan subyek yang menjadi sumber data.

8. Berorientasi pada kasus yang unik

Penelitian kualitatif meneliti proses bukan meneliti permukaan yang nampak. Berdasar permukaan yang kompak tersebut peneliti memulai penelitiannya. Misalnya dalam komunitas remaja di wilayah korban gempa, ada seorang remaja yang tidak “normatif” untuk ukuran komunitas tersebut. Atau pada satu kecamatan ada kelurahan tertentu yang remajanya banyak mengalami “stres”. Hal semacam itu dalam arti “unik” yang menarik peneliti kualitatif untuk meneliti kasus tersebut.

9. Penelitian kualitatif biasanya merupakan penelitian lapangan (fieldwork).

Penelitian kualitatif menuntut peneliti untuk secara fisik mendatangi orang, masyarakat, setting, tempat institusi(field) agar dapat mengobservasi fenomena yang diteliti dalam setting alamiahnya. Namun tidak semua penelitian kualitatif memiliki semua ciri-ciri tersebut.

LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN DALAM PENDEKATAN KUALITATIF

Asmadi Alsa (2003) mengajukan serta menjabarkan 6 langkah dalam melaksanakan penelitian kualitatif sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi Problem Penelitian

(5)

akan diteliti, dan peneliti membutuhkan belajar lebih banyak tentang fenomena tersebut dari subyek. Sebaliknya pemahaman berarti bahwa peneliti butuh untuk belajar tentang makna kompleksitas fenomena yang ada. Fenomena sentral berhubungan dengan gagasan kunci satu penelitian kualitatif , secara khusus dinyatakan sebagai suatu proses atau konsep.

2. Mereviu Kepustakaan

Dalam penelitian kualitatif , reviu kepustakaan memainkan peran kurang penting dalam mempersiapkan penelitian. Meskipun peneliti dapat mereviu kepustakaan untuk keperluan justifikasi tentang pentingnya suatu masalah untuk diteliti, tapi kepustakaan tidak menjadi arah bagi munculnya pernyataan penelitian. Pertanyaan penelitian justru muncul dalam dan selama proses penelitian berlangsung berdasar informasi yang diperoleh dari subyek. Menggunakan kepustakaan untuk memberi arah bagi penelitian justru tidak konsisiten dengan pendekatan kualitatif yang bermaksud belajar dari subyek. Misalnya seorang peneliti ingin meneliti faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi belajar para siswa pasca gempa, maka ia akan melakukan beberapa studi awal untuk menunjukkan tentang pentingnya masalah tersebut untuk diteliti, tapi ia tidak menggunakan kepustakaan sebagai dasar menyusun pertanyaan penelitian. Malahan peneliti mengajukan pertanyaan yang bersifat umum kepada siswa “apa yang mengganggu anda dalam belajar?” Pertanyaan tersebut dimaksudkan untuk mempelajari bagaimana subyek memberikan pandangannya terhadap masalah ini.

Dalam penelitian kualitatif kepustakaan dimaksudkan sebagai dasar untuk melakukan justifikasi atas problem penelitian dan tidak mengarahkan pertanyaan penelitian. Ini berarti bahwa kepentingan kepustakaan adalah ke dua sedangkan yang utama adalah pandangan dan pengalaman subyek.

3. Menetapkan tujuan penelitian

Dalam penelitian kualitatif tujuannya lebih banyak open ended tidak spesifik dan terbatas. Peneliti mengajukan pertanyaan umum kepada subyek sehingga mereka dapat belajar secara komprehensif tentang masalah yang diteliti. Arah umum ini dinyatakan dalam statemen tujuan dimana peneliti mengidentifikasi satu fenomena tunggal yang menjadi interesnya. Dalam penelitian kualitatif peneliti memulai dengan pertanyaan yang luas, untuk memperoleh pandangan subyek tentang masalah tersebut. Maksudnya memberi kesempatan kepada subyek untuk berbicara secara terbuka mengenai pengalaman mereka.

4. Mengumpulkan data

(6)

menjadi database teks. Dengan masing-masing data, peneliti kualitatif menghimpun sebanyak mungkin informasi dan mengumpulkan laporan-laporan detil untuk menyusun laporan-laporan final penelitian. Sampel penelitian kualitatif jumlahnya lebih kecil, observasinya selektif dari semua observasi yang mungkin. Peneliti kualitatif mengambil sampel, waktu, situasi, tipe-tipe peristiwa, lokasi, tipe-tipe orang atau konteks yang menarik Moleong (dalam Alsa).

5. Menganalisa dan menginterpretasi data

Dalam penelitian kualitatif, karena datanya terdiri dari teks atau gambar, maka ada perbedaan pendekatan dalam analisis. Peneliti menganalisa kata-kata dan gambar untuk menguraikan fenomena sentral penelitian. Deskripsi ini secara khusus meliputi informasi konstekstual mengenai orang atau idea yang sedang diteliti seperti waktu, individu yang terlibat dan peristiwa-peristiwa dimana orang mengalami fenomena tersebut. Keseluruhan laporan kualitatif umumnya merupakan deskripsi yang panjang. Peneliti melanjutkan menganalisa kata–kata atau gambar untuk mengembangkan tema atau kategori penelitian menurut subyek. Dengan menggunakan dua pendekatan ini, peneliti kualitatif menggeneralisasikan gambaran komplek tentang fenomena sentralnya. Dari gambaran ini peneliti membuat interpretasi tentang makna data melalui refleksi. Refleksi berarti bahwa peneliti merefleksikan bias, nilai, dan asumsi personal mereka kedalam laporan penelitiannya.

6. Melaporkan dan mengevaluasi penelitian

Dalam penelitian kualitatif, peneliti melaporkan temuan penelitiannya dengan menggunakan format laporan yang variasinya luas, tidak seperti format laporan penelitian kuantitatif yang berisi bagian-bagian yang pasti. Meskipun secara keseluruhan penelitian kualitatif mengikuti langkah-langkah standar suatu proses penelitian, sekuensi bagian-bagiannya cenderung bervariasi antara satu laporan kualitatif dengan laporan kualitatif yang lain. Untuk itu laporan penelitian kualitatif tetap harus realistis dan persuasif agar dapat meyakinkan pembaca bahwa penelitian tersebut merupakan suatu laporan yang akurat dan kredibel.

Laporan penelitian kualitatif secara khusus juga berisi pengumpulan data ekstensif untuk menyampaikan kerumitan fenomena dan proses. Peneliti juga menceritakan pengalaman-pengalaman masa lalu dan latar belakang budaya mereka yang tentunya akan mempengaruhi interpretasi dan kesimpulan yang akan ditulis dalam laporan penelitiannya

MENEMUKAN MASALAH PENELITIAN

(7)

1. Keingintahuan akan suatu yang belum diketahui; 2. Benar tidaknya suatu kesimpulan teoritik; 3. Baik tidaknya suatu keadaan;

4. Apa yang menyebabkan suatu yang ada terjadi; 5. Bagaimana kecenderungan gejala tertentu akan

terjadi di suatu masa yang akan datang;

6. Bagaimana mengatasi suatu keadaan yang dianggap tidak baik.

Jadi penelitian bermula dari suatu masalah-masalah yang ingin dijawab dipecahkan, diatasi atau dicari jalan keluarnya secara ilmiah. Masalah penelitian bisa muncul dari berbagai sumber diantaranya dari:

1. Kehidupan sehari-hari yang kita amati, kita rasakan dan kita renungkan;

2. Pembicaraan masyarakat luas yang hangat; 3. Hasil penelitian orang lain atau diri sendiri; 4. Textbook yang memuat berbagai teori, konsep,

atau prinsip.

5. dari seminar dan lain-lain.

Persoalannya masalah yang bagaimanakah yang layak untuk diangkat menjadi obyek penelitian? Secara ringkas masalah yang layak untuk diangkat menjadi topik penelitian seyogyanya memenuhi patokan sebagai berikut:

1. Masalah itu jika diteliti mempunyai arti penting bagi perkembangan ilmu maupun bagi kepentingan kehidupan sehari-hari.

2. Kesimpulan hasil penelitian perlu daya waktu cukup lama. Artinya tidak hanya berlaku pada saat penelitian dilakukan tetapi juga sesudahnya. 3. Masalah tersebut memiliki daya tarik kuat baik

bagi peneliti maupun masyarakat.

4. Secara operasional masalah tersebut bisa dan mungkin diteliti (baik dari sudut prosedur metodologi maupun ketersediaan data di lapangan).

Sebagai contoh dalam makalah ini penulis tertarik dengan “Dampak Psikologis Gempa” yang baru saja terjadi pada beberapa waktu yang lalu. Hal ini karena memenuhi kriteria apa yang telah diuraikan di atas utamanya mengenai sampai sejauh mana dampak psikologisnya pada masyarakat.

MENETAPKAN TOPIK PENELITIAN.

Jika masalah sudah didapat dan menarik, tidak dengan begitu saja langsung bisa diangkat menjadi topik penelitian. Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan topik.

1. Menetapkan alternatif masalah

Setiap peneliti tentu memiliki sejumlah masalah yang ingin diteliti. Dari masalah tersebut kemudian diseleksi masalah mana yang memungkinkan untuk diteliti tentu dengan berbagai pertimbangan.

2. Mengadakan telaah kepustakaan dan studi pendahuluan

Ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dengan mengadakan telaah kepustakaan sebelum penelitian disusun, diantaranya :

(8)

b. Mengetahui apakah masalah tersebut pernah diteliti orang lain atau belum

3. Memilih salah satu masalah terbaik

Dengan berbekal pemahaman teoritis dan empiris peneliti perlu mengadakan seleksi masalah. Masalah mana yang nampak penting untuk diteliti dan belum pernah diteliti orang lain. Jadi setelah diseleksi peneliti tinggal memilih satu topik yang bisa ditetapkan.

4. Memahami keterkaitannya masalah

Berpijak dari teori sistem sebenarnya tidak ada sesuatu yang berdiri sendiri lepas dari yang lain. Misalnya: meneliti dampak gempa. Banyak hal yang terkait bukan hanya dampak psikologis melainkan, biologis, dsb. Dampak tersebut terjadi pada orang tua maupun kanak-kanak, remaja dsbnya.

5. Menilai luas sempitnya masalah

Topik yang terlampau luas akan menyulitkan peneliti. Sebaliknya topik yang terlampau sempit kurang bermakna apa-apa. Oleh karena itu masalah yang diteliti harus dipersempit sedemikian rupa tanpa menghilangkan arti pentingnya perkembangan ilmu maupun bagi kehidupan praktis sehari-hari.

6. Merumuskan Judul Penelitian

Judul penelitian bisa sama dengan topik , bisa pula lebih lengkap lagi. Adapun judul yang lengkap harus memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:

a. Masalah, obyek atau topik penelitian. b. Subyek penelitian,

c. Lokasi penelitian,

d. Sifat penelitian, e. Waktu penelitian.

PEMBUATAN LATAR BELAKANG PENELITIAN

Latar belakang penelitian menyajikan gambaran yang dapat menjelaskan mengapa suatu penelitian menarik untuk diteliti. Biasanya diuraikan dalam bentuk deduksi, dimulai dari hal-hal yang umum dan diakhiri dengan pembatasan masalah. Ada dua model yang dapat digunakan dalam membuat latar belakang penelitian yaitu:

1. Menguraikan adanya kesenjangan antara kondisi obyektif dengan kondisi normatif / asumsi-asumsi tertentu.

2. Menggambarkan perkembangan teori-teori suatu kondisi obyektif tanpa membandingkan dengan kondisi normatif.

Jadi latar belakang penelitian memberikan alasan yang mendasari mengapa topik penelitian dipilih untuk diteliti. Apa arti pentingnya bagi perkembangan ilmu dan manfaatnya bagi kehidupan praktis sehari-hari.

TINJAUAN PUSTAKA

(9)

tidak mengarahkan pertanyaan penelitian. Ini berarti bahwa kepentingan kepustakaan adalah ke dua sedangkan yang utama adalah pandangan dan pengalaman subyek.

Menurut Neuman ( dalam Bambang, 2003) teori merupakan suatu sistem gagasan dan abstraksi yang memadatkan dan mengorganisasi berbagai pengetahuan manusia tentang dunia sosial sehingga mempermudah pemahaman manusia tentang dunia sosial. Dari sini dapat dipahami bahwa kerangka teori pada prinsipnya bukan sekedar keampuhan definisi dari berbagai macam buku, namun lebih pada upaya penggalian teori yang dapat digunakan peneliti untuk menjelaskan hakekat dari gejala yang ditelitinya. Dengan kata lain bahwa arah kajian difokuskan pada konsep utama yang digunakan.

METODOLOGI PENELITIAN

Eileen Kane (1985), menyatakan bahwa penggunaan istilah “teknik penelitian” sesungguhnya dianggap lebih sesuai, daripada penggunaan “metodologi / metode penelitian”, karena uraian yang dimaksud bukan tentang metode semata. Hal ini mencakup pembahasan tentang sumber dan jenis data, manusia sebagai instrumen dan pengamatan berperan serta, pengamatan wawancara, catatan lapangan, penggunaan dokumen dan cara lain.

Menurut Lofland dan Lofland (1984), sumber data dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen. Berkaitan dengan itu pada bagian jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik.

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai merupakan sumber utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis dan melalui perekaman video/ audiotapes, pengambilan foto, atau film. Pencatatan sumber data utama melalui wawancara atau pengamatan berperan serta merupakan hasil usaha gabungan dari kegiatan melihat, mendengar dan bertanya. Manakah di antara ketiga kegiatan yang dominan, jelas akan bervariasi dari waktu ke waktu lain dan dari dari satu situasi ke situasi yang lain.

Sumber tertulis, di luar kata dan tindakan merupakan sumber ke dua, jelas hal itu tidak bisa diabaikan. Di lihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi (Moleong, 1988).

Sekarang ini foto sudah lebih banyak dipakai sebagai alat untuk keperluan penelitian kualitatif karena dapat dipakai dalam berbagai keperluan. Foto menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi subjektif dan hasilnya sering dianalisis secara induktif. Ada dua kategori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri (Bogdan dan Biklen,1982).

(10)

Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan serta, namun peranan penelitian yang menentukan keseluruhan skenarionya.

1. Pengamatan berperan serta

Pengamatan berperan serta menceritakan kepada peneliti apa yang dilakukan oleh orang-orang dalam situasi peneliti memperoleh kesempatan mengadakan pengamatan. Sering terjadi peneliti lebih menghendaki suatu informasi lebih dari sekadar mengamatinya. Untuk mengetahui suatu peristiwa apakah sering terjadi dan apa yang dikatakan orang tentang hal itu.

Sebagai pengamat peneliti berperan serta dalam kehidupan sehari-hari subyek pada setiap situasi yang diinginkan untuk dapat dipahami.

2. Manusia sebagai instrumen penelitian

Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpul data, analis, penafsir data dan menjadi pelapor hasil penelitian. Pengertian instrumen karena menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian.

Pengamatan merupakan salah satu tehnik penelitian yang penting digunakan karena berbagai alasan. Teknik penting lainnya adalah wawancara untuk itu perlu mempertimbangkan strategi dan taktik berwawancara.

Jadi, salah satu kunci pokok pelaksanaan penelitian kualitatif terletak pada bagaimana mencatat data dalam catatan lapangan. Oleh karena itu perlu menguasai bagaimana membuat catatan lapangan sehingga menghasilkan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan.

LAPORAN PENELITIAN

Menyusun laporan merupakan suatu seni dan karenanya peneliti dapat berkreasi dengan caranya sendiri. Peneliti punya keleluasaan untuk bekerja dengan caranya sendiri demikian juga dalam proses penyusunan laporan. Dimensi waktu perlu mendapatkan perhatian khusus. Penelitian yang dilakukan secara sistematis dengan waktu yang cukup tidak akan mendapatkan hasil maksimal jika laporannya disusun secara terburu-buru. Secara umum laporan penelitian disusun dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I. Pendahuluan

A. Latar belakang masalah B. Rumusan masalah

C. Tujuan dan kegunaan penelitian

D. Definisi operasional/ variabel penelitian E. Paradigma penelitian

Bab II. Studi kepustakaan

A. Uraian Teoritis untuk masing-masing variabel B. Analisis keterkaitan antar variabel.

Bab III. Metodologi

A. Diskripsi latar penelitian

B. Diskripsi peneliti sebagai alat dan metode C. Tahap-tahap penelitian

D. Proses pencatatan dan analisa data

Bab IV. Penyajian data A. Diskripsi penemuan

B. Dsiskripsi hasil analisis data C. Penafsiran dan penjelasan

(11)

KESIMPULAN

Sebagai kesimpulan dalam penulisan ini dapat dikatakan bahwa permasalahan utama yang dihadapi oleh para peneliti dalam melaksanakan penelitian umumnya dan khususnya bidang penelitian kualitatif dituntut untuk mengetahui, menguasai dan mampu melaksanakan proses penelitian kualitatif sesuai dengan disiplin ilmu yang telah ditentukan. Sehingga hasil penelitian yang dilakukan dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah. Tetapi dalam penerapannya peneliti harus melaksanakan proses penelitian dengan baik dan sesuai dengan kondisi dan situasi permasalahan yang dihadapi di lapangan.

Untuk itu penulis menyadari bahwa proses penelitian yang baik selalu berkembang lebih maju karena pengaruh perkembangan dan kemajuan ilmu dan teknologi utamanya melalui penemuan-penemuan para ahli dalam bidang masing-masing sesuai dengan tuntutan zaman, sehingga kita dituntut untuk belajar dan belajar lebih keras agar berhasil.

Akhirnya penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan waktu, tenaga dan kemampuan yang ada. Mudah-mudahan tulisan yang sederhana ini dapat menyumbangkan buah pikiran yang bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

Amirin, Tatang M., 1986, Menyusun Rencana Penelitian, Jakarta, Rajawali.

Alsa Asmadi, 2003, Pendekatan Kuantitatif Kualitatif, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Boner Martin W, 2000, Qualitative Researching, London, Sige Publication.

Denim Sudarwan, 2004, Metodologi Penelitian Untuk Ilmu-ILmu Perilaku, Jakarta, Bumi Aksara.

Moleong Lexy J., 1988, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya.

Muhajir Noeng, 2000, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta, Rake Sarasin.

Referensi

Dokumen terkait

 Rumusan Masalah Rumusan Masalah : pertanyaan : pertanyaan penel yg disusun berdsrkn. penel yg

Subyek penelitian adalah orang-orang yang menjadi informan yang akan menginformasikan kepada peneliti melalui wawancara. Subyek ini akan digali informasinya sesuai dengan

Rumusan masalah dalam penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu rumusan masalah yang dapat memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan atau memotret kondisi sosial yang akan

Peneliti yang menggunakan metode penelitian kualitatif memulai pengumpulan data dengan topik umum dan apa yang relevan dengan objek yang diteliti.. Dengan

Awalnya subyek sangat tertutup dan menjawab dengan singkat dari pertanyaan peneliti, sehingga peneliti tidak dapat mengetahui apa saja masalah yang sering dihadapi subyek dan

3. Peneliti memberikan tes karakteristik kemampuan berpikir lntuitif kepada siswa gaya tipe juding. Peneliti memberi kesempatan kepada subjek untuk menyelesaikan lembar

Karakteristik Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Luas dan rinci; Literatur yang berhubungan dengan masalah dan variabel yang diteliti; Prosedur yang spesifik dan rinci

Analisis dan penafsiran data dalam penelitian kualitatif memiliki ciri diantaranya : 1 natural setting latar alamiah, 2 pengungkapan makna dari sudut pandang subyek penelitian, 3