• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS ARUS KAS SEBAGAI ALAT PENGAMBIL (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS ARUS KAS SEBAGAI ALAT PENGAMBIL (1)"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Program Studi Akuntansi

AULIA HIDAYATI 43206110015

(2)

NIM : 43206110015

Program Studi : Akuntansi

Judul Skripsi : ANALISIS ARUS KAS SEBAGAI ALAT

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN

PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA

PT OUTSOURCING INDONESIA)

Tanggal Ujian Skripsi : 28 Februari 2009

Disahkan Oleh:

Pembimbing Skripsi

(Syahril Djaddang, SE, Ak, MSi)

Tanggal:

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Jurusan Akuntansi

(Dra. Yuli Harwani, MM) (Nurul Hidayah, SE, Ak, MSi)

(3)

NIM : 43206110015

Program Studi : Akuntansi

Judul Skripsi : ANALISIS ARUS KAS SEBAGAI ALAT

PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN

PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA

PT OUTSOURCING INDONESIA)

Tanggal Ujian Skripsi : 28 Februari 2009

Ketua

(Syahril Djaddang, SE, Ak, MSi) Tanggal:

Anggota

(H. Sabarudin Muslim,SE, MSi) Tanggal:

(4)

dapat memberikan informasi tambahan yang berguna untuk pengambilan keputusan manajemen.

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai analisis laporan arus kas, penerapannya serta mamfaatnya dalam pengambilan keputusan manajemen. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan dengan sejelas-jelasnya. Metode pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.

Analisis laporan arus kas dilakukan dengan menerapkan teknik analisis horizontal, analisis commonsize dan analisis rasio. Analisis ini diarahkan untuk memberikan informasi mengenai perkiraan kondisi arus kas dimasa yang akan datang, kualitas laba dan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan operasinya dimasa yang akan datang.

Kata kunci : Laporan keuangan, laporan arus kas, analisis horizontal, analisis

(5)

SAMPUL HALAMAN DALAM ... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORI A. Penyajian Laporan Arus Kas ... 6

B. Analisis Laporan Arus Kas ... 19

(6)

C. Definisi Operasional Variabel ……… 39

D. Metode Pengumpulan Data ……… 39

E. Metode Analisis Data ………. 41

BAB IV PEMBAHASAN

A. Analisis Arus Kas PT Outsourcing Indonesia ……… 42

B. Analisis Kekuatan dan Kelemahan PT. Outsourcing Indonesia

untuk Pengambilan Keputusan Manajemen ………... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……… 63

B. Saran ……….. 64

(7)

Tabel 2.1 Format Penyajian Arus Kas Dengan Metode

Tidak Langsung ... 17

Tabel 2.2 Format Penyajian Arus Kas Dengan Metode Langsung ... 18

Tabel 4.1 Ringkasan Laporan Arus Kas ... 44

Tabel 4.2 Analisis Free Cash Flow ……….. 53

Tabel 4.3 Quality of Sales Ratio ….………. 55

Tabel 4.4 Quality of Income Ratio ………. 58

Tabel 4.5 Analisis Rasio Arus Kas ……… 59

Tabel 4.6 Analisis Kekuatan dan Kelemahan untuk Pengambilan Keputusan ... 60

(8)

Lampiran 2. Laporan Laba Rugi

Lampiran 3. Laporan Arus Kas (Indirect Method)

Lampiran 4. Analisa Horisontal Laporan Arus Kas (Direct Method)

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu bagian dari pelaporan keuangan perusahaan adalah laporan arus

kas. Laporan arus kas mencerminkan gambaran yang menyeluruh mengenai

penerimaan dan pengeluaran kas, baik dari aktivitas operasi, investasi maupun

pendanaan. Arus kas merupakan bagian penting dalam perusahaan yang ingin

beroperasi secara terus menerus, karena tanpa adanya arus kas kelangsungan

hidup perusahaan akan tersendat-sendat. Dengan demikian salah satu informasi

yang bermanfaat bagi manajemen dalam mengambil keputusan adalah informasi

dari laporan arus kas.

Laporan arus kas bukan berarti menggantikan posisi neraca maupun

laporan laba rugi, karena ketiga laporan tersebut memberikan mamfaat yang

berbeda. Neraca mencerminkan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan dan

bagaimana asset tersebut dibiayai, sedangkan laporan laba rugi menyajikan

informasi mengenai kinerja perusahaan yang tercermin dalam ukuran laba yang

diperoleh perusahaan dalam suatu periode. Laporan-laporan tersebut saling

melengkapi sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik.

Semaki banyak informasi dari pelaporan keuangan yang relevan untuk

(10)

Pernyataan Standar Akuntansi Indonesia (PSAK) yang dikeluarkan Ikatan

Akuntansi Indonesia (IAI) telah mensyaratkan penyajian laporan arus kas sebagai

salah satu laporan keuangan yang wajib disajikan terutama untuk pelaporan

keuangan pada pemakai eksternal. Setiap perusahaan harus meyajikan laporan

arus kas tersebut sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral) dari laporan

keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan. Laporan arus kas

memberikan informasi bagi para pemakai laporan keuangan untuk menilai

kebutuhan perusahaan dalam menggunakan arus kas tersebut (IAI, 2004).

Persyaratan penyajian laporan arus kas tersebut dimaksudkan agar laporan

keuangan perusahaan dapat lebih memenuhi tujuannya yaitu memberikan

informasi yang baik dan berguna bagi pemakainya untuk pengambilan keputusan.

Agar mendapat informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan

pemakai laporan keuangan seperti investor, kreditor pihak manajemen

perusahaan, atau pemakai lainnya maka dilakukan analisis terhadap laporan

keuangan peruasahaan. Analisis laporan keuangan melibatkan penilaiaan atas

kondisi keuangan perusahaan di masa lalu, saaat ini dan masa yang akan depan

untuk dapat diidentifikasi kondisi kesehatan keuangan perusahaan yang mungkin

dapat menimbulkan masalah dimasa yang akan datang. Hasil analisis laporan

keuangan inilah kemudian yang akan menjadi dasar oleh mereka dalam

pengambilan keputusan. Oleh karena itu agar pemakai laporan keuangan dapat

mengambil keputusan yang tepat maka informasi yang terkandung dalam laporan

(11)

Karena pentingnya analisis laporan arus kas ini dalam pengambilan

keputusan, maka penulis dalam penyusunan skripsi mencoba untuk membahas

tentang “Analisis Arus Kas Sebagai Alat Pengambilan Keputusan Bagi

Manajemen Perusahaan (Studi Kasus pada PT. Outsourcing Indonesia)”

B. Perumusan Masalah

Ketidakpuasan terhadap akuntansi akrual telah menyebabkan laporan arus

kas mendapat perhatian besar. Berbagai penelitian dan pendapat telah menegaskan

pentingnya analisis laporan arus kas dan analisis arus kas dianggab akan

melengkapi analisis laporan keuangan secara keseluruhan sehingga akan

meningkatkan kemampuan untuk mengevaluasi prestasi perusahaan, kemampuan

perusahaan menghasilkan kas serta menunjukan kekuatan dan kelemahan

perusahaan yang kemudian dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan.

Ditambah dengan adanya PSAK No 2 yang mengharuskan penyajian laporan arus

kas sebagai bagian integral dari laporan keuangan perusahaan , maka peran

analisis arus kas akan semakin besar dan akan selalu menjadi bagian dari analisis

keuangan perusahaan.

Mengingat pentingnya peran dan mamfaat analisis arus kas perusahaan

seperti yang disebutkan di atas, maka ada beberapa pokok permasalahan dalam

skripsi ini, sebagai berikut: “Apakah informasi arus kas aktivitas operasi dapat

dijadikan sebagai alat pengambilan keputusan manajemen pada PT. Outsourcing

(12)

C. Pembatasan Masalah

Masalah yang dibahas pada penelitian ini dibatasi pada arus kas aktivitas

operasi tahun 2005 – 2007, karena lebih dari 80 % keputusan manajemen

didasarkan pada arus kas PT. Outsourcing Indonesia yang berasal dari aktivitas

operasi. Oleh karena itu pengambilan keputusan manajemen lebih difokuskan

pada arus kas aktivitas operasi.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang lebih

jelas tentang analisis arus kas sebagai alat pengambil keputusan manajemen.

Melalui skripsi ini penulis berharap hasilnya dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak

yang berkepentingan.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Manajemen Perusahaan

Manajemen dapat memperoleh informasi yang lebih baik untuk menilai

potensi perusahaan sehingga dapat dipakai sebagai dasar dalam pengambilan

keputusan.

(13)

Analis dapat memperoleh informasi yang lebih baik untuk melakukan analisis

dan meramalkan kelangsungan usaha (going concern) suatu perusahaan.

3. Penulis

Penulisan skripsi ini merupakan media bagi penulis untuk melakukan analisis

dan dapat menjadi acuan tambahan untuk penelitian selanjutnya terutama

(14)

BAB II

LANDASAN TEORI

A.

Penyajian Laporan Arus Kas

Laporan arus kas mengikhtisarkan perubahan kas dan setara kas

perusahaan selama periode akuntansi tertentu, dan mengklasifikannya menjadi

aktifitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas menurut Keiso dan

Weagant (2005:731) “the statement of cash flow is generally prepaid using cash

an cash equivalent as it’s basic” yang apabila diartikan adalah laporan yang

disusun menggunakan kas dan setara kas sebagai dasar penyusunannya. Menurut

Putra (2009) laporan arus kas berfungsi untuk mengetahui realisasi kas masuk dan

keluar perusahaan sehingga dapat diprediksi potensi realisasi kas dimasa yang

akan datang termasuk untuk mengetahui potensi kemapuan perusahaan untuk

membagikan keuntungan perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk kas

(pembagian deviden).

Menurut Henderson dan Pierson (2004, 303) yang dikutip dari FSAB

”cash is most useful concept of funds because decision of investor, creditors and other focus assessment of the future cash flow”. Sedangkan menurut Schroeder

dan Clark (2005: 207) menyatakan bahwa tujuan “laporan arus kas adalah

untuk memberikan informasi yang relevan mengenai kas masuk dan kas keluar dari suatu perusahaan dalam suatu periode akuntansi”. Informasi tersebut

memungkinkan pengguna laporan keuangan menganalisa kemampuan

(15)

perusahaan dalam menggunakan arus kas. Adapun yang dimaksud dengan “arus

kas” dalam laporan ini adalah:

a. Kas, terdiri dari kas ditangan dan rekening giro

b. Setara kas terdiri dari investasi jangka pendek yang sifatnya sangat likuid,

berjangka pendek yang dapat diubah menjadi kas dengan cepat tanpa ada

resiko perubahan nilai yang signifikan seperti sertifikat deposito dengan jatuh

tempo tiga bulan. Investasi yang dimasukan sebagai setara kas adalah investasi

yang jatuh tempo dalam atau kurang dari tiga bulan sejak tanggal

perolehannya.

Komponen setara kas dimasukkan ke dalam definisi “arus kas” disebabkan

oleh adanya aktifitas pengelolaan dana oleh pihak manajemen perusahaan untuk

memanfaatkan dana menganggur (idle fund) perusahaan, dengan menanamkannya

dalam investasi jangka pendek. Aktifitas manajemen ini bukan termasuk kegiatan

operasi, investasi atau pendanaan oleh karena itu transaksi-transaksi tersebut pun

tidak perlu dilaporkan secara mendetail dalam laporan arus kas, namun

dimasukkan sebagai komponen arus kas.

Tidak semua investasi yang memenuhi syarat sebagai setara kas

diharuskan untuk diperlakukan sebagai setara kas. Perusahaan dapat menetapkan

kebijakan yang menentukan investasi mana saja yang termasuk dalam setara kas

yang akan disajikan dalam laporan arus kas perusahaan, misalnya perusahaan

yang kegiatan operasinya berkaitan dengan investasi dalam investasi jangka

(16)

Untuk menyusun laporan arus kas dibutuhkan data dari neraca komparatif,

ditambah dengan data laba operasi dari laporan rugi laba serta penjelasan lain

yang berkaitan dengan transaksi perusahaan dan perubahan saldo tiap perkiraan.

Laporan arus kas mengikhtisarkan arus kas serta menjelaskan perubahan

saldo kas dan setara kas selama periode berjalan. Penyusunannya dapat dilakukan

dengan melihat perubahan perkiraan non kas dan non setara kas dalam neraca

awal periode dibandingkan dengan neraca akhir periode untuk melihat transaksi

operasi, investasi, dan pendanaan apa saja yang terjadi selama periode tersebut

dan bagaimana pengaruhnya pada arus kas. Untuk itu dalam menyusun laporan

arus kas, dilakukan analisis semua perubahan yang terjadi dalam semua perkiraan

neraca kecuali kas dan setara kas selama periode tersebut, dengan memperhatikan

data dari neraca, laporan rugi laba dan informasi tambahan lainnya.

Klasifikasi Arus Kas

Arus kas dan setara kas dalam laporan arus kas dikelompokkan menurut

tiga aktifitas penting dalam perusahaan yaitu aktifitas operasi, aktifitas

investasi, dan aktifitas pendanaan. Pengelompokkan seperti ini memungkinkan

pengguna laporan keuangan untuk menilai pengaruh aktifitas tersebut terhadap

posisi keuangan perusahaan dan terhadap jumlah kas dan setara kas serta dapat

mengidentifikasi hubungan-hubungan yang ada dalam tiap kategori.

a. Aktifitas Operasi

Yang dimaksud dengan aktifitas operasi adalah segala aktifitas yang

(17)

aktifitas lainnya yang bukan merupakan aktifitas pendanaan atau aktifitas

investasi. “Arus kas aktivitas operasi tercermin dalam laporan laba/rugi

perusahaan. (Putra, 2009). Kegiatan ini biasanya mencakup kegiatan produksi,

pengiriman barang, pemberian servis. Arus kas dari aktivitas operasi

mencerminkan kondisi apakah kegiatan operasi perusahaan dapat menghasilkan

arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi

perusahaan, membayar deviden, dan melakukan investasi baru tanpa

mengandalkan sumber pendanaan diluar perusahaan (IAI,2004) Menurut

Schroeder dan Clark (2005) arus kas masuk dari kegiatan operasi terdiri dari:

1) Arus kas masuk dari penjualan barang dan jasa.

2) Arus kas masuk dari pengembalian pinjaman

3) Semua arus kas masuk yang bukan merupakan hasil dari tansaksi yang berasal

dari kegiatan investasi dan pembiayaan.

Sedangkan arus kas keluar dari kegiatan operasi terdiri dari:

1) Arus kas keluar untuk pembelian persediaan bahan baku produksi.

2) Arus kas keluar untuk pembayaran gaji pegawai.

3) Arus kas keluar untuk pembayaran pajak

4) Semua arus kas yang tidak tergolong dalam kegiatan investasi dan

pembiayaan seperti pembayaran tuntutan di pengadilan, pengembalian kepada

langganan dan sumbangan.

(18)

operasi. Sedangkan untuk jenis perusahaan lain, arus kas dari bunga dan deviden

tersebut dapat diklasifikasin sebagai aktifitas operasi karena mempengaruhi laba

dan rugi bersih, akan tetapi dapat juga diklasifikasikan sebagai arus kas

pendanaan atau arus kas investasi. Hal ini dikarenakan bungan dan deviden dapat

dianggap sebagai biaya perolehan sumber daya keuangan atau sebagai hasil

investasi. Namun demikian masing-masing harus diungkapkan tersendiri dan

harus diklasifikasikan secara konsisten antara periode sebagai aktifitas operasi,

investasi atau pendanaan. Sedangkan untuk pembayaran deviden, menurut PSAK

No. 2, dapat diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan karena merupakan biaya

perolehan sumber daya keuangan tapi juga dapat diklasfikasikan sebagai aktifitas

operasi dengan tujuan agar pemakai laporan keuangan dapat menilai kemampuan

perusahaan membayar deviden dari arus kas operasi.

Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan juga dimasukkan

sebagai arus kas dari aktifitas operasi kecuali jika arus kas untuk pajak tersebut

dapat diidentifikasi terhadap transaksi individual yang menimbulkan arus kas

tersebut, sehingga dapat diklasifikasikan secara jelas termasuk aktifitas investasi

atau pendanaan.

Jumlah arus kas yang berasal dari aktifitas operasi merupakan indicator

untuk menentukan apakah operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang

cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi yang cukup

untuk melunasi pinajaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan,

(19)

pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur tertentu arus kas histories bersama

dengan informasi lain, berguna untuk memprediksi arus kas operasi masa depan.

Pelaporan arus kas dari aktivitas operasi dapat menggunakan salah satu

dari dua metode yang diperkenankan, yakni metode langsung dan metode tidak

langsung (IAI, 2004).

1. Metode Tidak Langsung (Indirect Method)

Metode ini sering juga disebut metode rekonsiliasi, karena untuk menghitung

arus kas bersih yang dihasilkan dari aktivitas operasi, diawali dengan laba

bersih dan rugi bersih akrual dalam laporan rugi laba dan kemudian dilakukan

penyesuaian (adjustment). Penyesuaian tersebut dilakukan dengan mengoreksi

komponen rugi laba yang bukan merupakan transaksi kas, seperti penyusutan

dan amortisasi, mengeliminasi komponen non operasi yang berkaitan dengan

arus kas investasi dan arus kas pendanaan, misalnya keuntungan dan kerugian

dari penjualan aktiva tetap.

2. Metode Langsung (Direct Method)

Dalam metode ini pelaporan arus kas dilakukan dengan cara mengelompokan

kelompok-kelompok penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan

operasi secara lengkap dan baru dilanjutkan dengan kegiatan investasi dan

pembiayaan. Arus kas operasi bersih didapat dengan menyajikan

masing-masing komponen penerimaan kas dari aktifitas operasi (misal: pembayaran

dari konsumen) serta kompoenen-komponen pengeluaran kas untuk aktifitas

(20)

efektif menyajikan laporan rugi laba dalam dasar kas bukan dengan dasar

akrual.

Penyajian dengan metode langsung diawali dengan menyajikan penerimaan

kas dari aktifitas operasi, (misalnya kas yang diterima dari konsumen, bunga

dan deviden), lalu dikurangi dengan pengeluaran kas untuk aktifitas operasi

seperti pembayaran pada pemasok, biaya operasi, pajak dan pembayaran kas

lainnya, untuk mendapatkan arus kas operasi bersih.

Nilai kas yang diterima dari konsumen diperoleh dari nilai penjualan bersih,

lalu disesuaikan dengan perubahan saldo piutang dagang awal periode dan

saldo piutang dagang akhir periode, jika perusahaan melakukan penjualan

secara kredit. Penyesuaian ini dilakukan karena penjualan kredit tidak akan

menimbulkan penerimaan kas bagi perusahaan jika belum ditagihkan pada

konsumen dan belum dibayar oleh konsumen. Arus kas dari penjualan berasal

dari penjualan kas periode ini ditambah kas dari penagihan piutang periode

sebelumnya. Jika terjadi kenaikan saldo piutang dagang berarti penjualan

kredit pada periode berjalan lebih besar dari penagihan piutang pada periode

tersebut, sehingga kenaikan saldo piutang dagang tersebut harus dikurangkan

dari saldo penjualan untuk mendapatkan penerimaan kas dari konsumen.

Sedangkan jika terjadi penurunan saldo piutang dagang berarti penjualan

kredit periode berjalan lebih kecil dari arus kas masuk (pembayaran oleh

konsumen) pada periode tersebut, sehingga besarnya penurunan tersebut harus

ditambahkan pada saldo penjualan untuk mendapatkan jumlah kas aktual yang

(21)

Pengeluaran kas untuk kegiatan operasi (seperti kas yang dibayarkan pada

pemasok) dihitung dengan menyesuaikan harga pokok penjualan dengan

perubahan saldo persediaan, perubahan saldo hutang dagang dan perubahan

saldo hutang lancar. Adapun kas yang dibayarkan untuk biaya operasi didapat

dengan menyesuaikan biaya operasi dengan biaya penyusutan, amortisasi, dan

deplesi, perubahan perkiraan biaya dibayar dimuka dan perubahan perkiraan

hutang biaya. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang

penerimaan dan pengeluaran kas lain yang dimasukan dalam penghitungan

arus kas operasi bersih dengan metode langsung.

Baik metode langsung maupun tak langsung akan memberikan hasil akhir

jumlah arus kas dari kegiatan operasi yang sama. Keuntungan dari penggunaan

metode tidak langsung adalah dapat melihat kualitas laba (quality of earning)

dengan memfokuskan pada perbedaan antara laba bersih dengan arus kas dari

aktifitas operasi, selain itu biaya yang dibutuhkan untk menghasilkan laporan

dengan metode ini akan lebih murah, karena informasi tetap dengan dasar akrual

(laba bersih akrual).

Akan tetapi dengan metode langsung pendekatan langsung akan lebih

mudah dipahami dan akan menghasilkan gambaran yang lebih jelas dari mana

arus kas operasi berasal dan bagaimana penggunaannya. Hal ini akan lebih

bermanfaat untuk menganalisa trend dan mengestimasi arus kas dari operasi yang

akan datang (future cash flow), karena arus kas masuk dan keluar dapat

(22)

dengan metode langsung di atas menyebabkan PSAK No. 2 menganjurkan

perusahaan menggunakan metode langsung dalam penyusunan laporan arus kas.

b. Aktifitas Investasi

Arus kas dari aktivitas investasi memperlihatkan penerimaan dan

pengeluaran kas berkaitan dengan sumber daya yang dipakai untuk menghasilkan

pendapatan dan arus kas masa depan. Menurut Putra (2009) kegiatan yang

digolongkan kedalam kelompok ini adalah semua kegiatan kas yang terkait

dengan aktivitas pembelian/penjualan aktiva perusahaan, penerimaan

/pengeluaran kas terkait dengan piutang perusahaan dengan entitas lain.

Sedangkan menurut Keiso dan Weigant (2003:731)” including acquiring and

disposing of investment are reductive long live asset and lending money and collecting the loans” atau laporan yang berisi bagaimana perusahaan dalam

berinvestasi yaitu salah satunya adalah meminjamkan uang dan pelunasan dari

pinjaman itu.

Menurut Schroeder dan Clark (2005) arus kas masuk yang berasal dari

aktivitas investasi antara lain:

1) Arus kas masuk dari penjualan asset.

2) Arus kas masuk dari penjualan hutang kepada pihak lain.

3) Arus kas masuk dari penagihan pinjaman kepada pihak lain.

4) Arus kas masuk dari penagihan kepada pihak lain berupa debt invesment.

Adapun contoh arus kas keluar dari kegiatan investasi antara lain:

(23)

2) Arus kas keluar untuk pembelian hutang dari pihak lain.

3) Arus kas keluar untuk pembelian equity dari pihak lain.

4) Arus kas keluar untuk memberikan pinjaman kepada pihak lain.

Dalam penyusunan laporan arus kas, arus kas dari aktivitas investasi

diperoleh dengan melakukan analisa perubahan perkiraan aktiva yang

menyangkut aktivitas ini selama periode tersebut, misalnya analisa perkiraan

aktiva tetap, perkiraan investasi jangka panjang, wesel bayar dan sebagainya

Kelompok utama penerimaan kas dan pengeluaran kas kotor dari aktivitas

ini harus disajikan terpisah, misalnya pengelaran kas dari akuisisi peralatan/aktiva

tetap dan penerimaan kas dari penjualan aktiva yang lama harus dilaporkan

sendiri-sendiri.tidak boleh di net-kan. Pemisahan ini diperlukan karena data yang

tidak lengkap akan menimbulkan masalah bagi pihak luar yang tidak memiliki

akses untuk mendapatkan informasi yang lebih terperinci.

Aktifitas investasi yang tidak melibatkan kas harus diungkapkan dan

dilaporkan secara terpisah, misalnya perolehan aktiva tetap dengan mengeluarkan

saham baru, harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.

c. Aktifitas Pendanaan

Aktifitas pendanaan mengakibatkan perubahan jumlah serta komposisi

modal dan pinjaman jangka panjang perusahaan. Menurut Putra ( 2009) Arus kas

aktivitas pendanaan berasal dari transaksi utang (kewajiban) perusahaan, baik

(24)

perolehan pinjaman dari kreditor dan penyelesaian kewajiban tersebut, serta

transaksi perolehan sumber daya lain dari kreditor jangka panjang termasuk

transaksi pengembaliannya. Arus kas dari aktifitas ini harus diungkapkan secara

terpisah karena berguna untuk memperkirakan klaim terhadap arus kas di masa

akan datang oleh para pemasok modal (IAI, 2004)

Menurut Schroeder dan Clark (2005) arus kas masuk dari aktivitas pendanaan

antara lain adalah:

1) Arus kas masuk dari penjualan saham perusahaan.

2) Arus kas masuk dari penerbitan surat hutang.

Sedangkan contoh arus kas keluar dari aktifitas ini antara lain:

1) Arus kas keluar untuk pembayaran deviden kepada pemegang saham.

(25)

Tabel 2.1.

Format penyajian arus kas dengan metode tidak langsung.

PT. ABC

LAPORAN ARUS KAS (METODE TIDAK LANGSUNG) Tahun yang berakhir 31 Desember 20-2

dalam rupiah

Arus kas dari aktifitas operasi

Laba bersih sebelum pajak dan pos luar biasa 3.350

Penyesuaian untuk

Penyusutan 450

Kerugian selisih kurs 40

Penghasilan investasi (500)

Beban bunga 400

Laba operasi sebelum perubahan modal kerja 3.740

Kenaikan piutang dagang dan piutang lain (500)

Penurunan persediaan 1.050

Penurunan hutang dagang (1.740)

Kas yang dihasilkan dari operasi 2.550

Pembayaran bunga (270)

Pembayaran pajak penghasilan (900)

Arus kas sebelum pos luar biasa 1.380

Hasildari penyelesaian asuransi gempa 180

Arus kas bersih dari aktifitas operasi 1560

Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Perolehan anak perusahaan X dengan kas (ccatatan A) (550) Pembelian tanah, bangunan dan peralatan (catatan B) (350)

Hasil dari penjualan peralatan 20

Penerimaan bunga 200

Penerimaan deviden 200

Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi (480) Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Hasil dari penerbitan modal saham 250

Hasil dari pinjaman jangka panjang 250

Pembayaran hutang sewa guna usaha keuangan (90)

Pembayaran deviden* (1200)

Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan (790)

Kas bersih dan setara kas 290

Kas dan setara kas pada awal periode (catatan C) 120

Kas dan setara kas pada akhir periode 410

(26)

Tabel 2.2.

Format penyajian arus kas dengan metode langsung.

PT. ABC

LAPORAN ARUS KAS (METODE LANGSUNG) Tahun yang berakhir 31 Desember 20-2

dalam rupiah

Arus kas dari aktifitas operasi

Penerimaan kas dari pelanggan 30.150

Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (27.600)

Kas yang dihasilkan operasi 2.550

Pembayaran bunga (270)

Pembayaran pajak penghasilan (900)

Arus kas sebelum pos luar biasa 1.380

Hasil dari asuransi karena gempa bumi 180

Arus kas bersih dari aktivitas operasi 1560

Arus kas dari aktivitas investasi

Perolehan anak perusahaan X dengan kas (Catatan A) (550) Pembelian tanah, bagunan dan peralatan (Catatan B) (350)

Hasil dari penjualan peralatan 20

Penerimaan bunga 200

Penerimaan deviden 200

Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi (480) Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Hasil dari penerbitan modal saham 250

Hasil dari pinjaman jangka panjang 250

Pembayaran hutang sewa guna usaha keuangan (90)

Pembayaran deviden* (1200)

Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan (790)

Kenaikan bersih kas dan setara kas 290

Kas dan setara kas pada awal periode (catatan C) 120

Kas dan setara kas pada akhir periode 410

(27)

B. Analisis Laporan Arus Kas

Menurut Van Greuning (2005:28) analisis keuangan adalah sebagai

berikut:

Analisis keuangan adalah disiplin dimana alat bantu analisis diterapkan terhadap laporan keuangan dan data keuangan lainnya dengan tujuan untuk menginterprestasikan tren dan hubungan dalam suatu cara yang konsisten dan tegas.

Laporan keuangan merupakan sumber informasi mengenai perusahaan

yang tersedia untuk umum. Agar mendapatkan informasi yang sesuai dengan yang

dibutuhkan maka pengguna laporan keuangan melakukan analisis atas laporan

keuangan untuk mengubah angka-angka laporan keuangan tersebut ke dalam

format yang dibutuhkan, untuk mempermudah pengambilan keputusan.

Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara dan

teknik tergantung dari tujuan analisis tersebut. Tujuan analisis sangat tergantung

pada pengguna laporan keuangan, misalnya kreditor melakukan analisis untuk

mengetahui kemampuan peminjam membayar bunga dan pokok pinjaman,

investor berusaha untuk memperkirakan arus pendapatan perusahaan di masa yang

akan datang untuk menetapkan harga beli atau harga jual sekuritas yang

dimilikinya, manajemen perusahaan melakukan analisis untuk selain menjawab

hal yang sama dengan yang ingin diketahui oleh inventor dan kreditor juga untuk

mengetahui prestasi, kekuatan, kelemahan perusahaan serta untuk pengambilan

keputusan mengenai perubahan apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan

(28)

1. Laporan keuangan komparatif (trend analysis atau horizontal analysis).

Analisis komparatif dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan dari

tahun ke tahun, untuk mengetahui trend dan perubahan masing-masing

komponen laporan keuangan dari periode ke periode baik arah maupun

seberapa besar perubahan tersebut.

2. Laporan keuangan common-size

Analisis ini dilakukan dengan membandingkan tiap komponen laporan

keuangan dengan nilai total untuk mengetahui proporsi suatu komponen

laporan keuangan terhadap nilai total dalam laporan keuangan.

3. Analisis rasio

Menurut Van Greuning (2005:29), “analisis rasio digunakan oleh analis dan

manajer untuk mengukur kinerja dan status perusahan”. Analisis ini

dilakukan dengan menghitung angka rasio yang menunjukkan hubungan

matematis antara lain komponen laporan keuangan dengan komponen lainnya.

Analisis rasio ini merupakan alat yang berguna untuk memberi indikasi akan

adanya masalah yang membutuhkan perhatian yang lebih dalam dan memberi

gambaran akan kondisi yang mungkin terjadi di masa depan.

Analisis ini akan lebih berguna lagi jika rasio tersebut dapat dibandingkan

dengan rasio perusahaan pada periode sebelumnya, dengan rasio standar yang

telah ditetapkan, atau dengan rasio perusahaan lain dalam industri yang sama.

Untuk memperoleh gambaran yang lengkap mengenai perusahaan,

perangkat analisis di atas dilakukan terhadap laporan keuangan secara

(29)

kas merupakan bagian dari analisis laporan keuangan. Analisis ini mulai mendapat

perhatian penting karena laporan arus kas dianggap mengandung manipulasi yang

lebih sedikit dan lebih mudah diinterpretasikan, disamping itu banyak kegagalan

bisnis dan kesulitan keuangan perusahaan tidak dapat diidentifikasi sebelumnya

dengan hanya melakukan analisis laporan akuntansi neraca dan laporan rugi laba.

Hasil analisis arus kas akan lebih baik jika digabungkan dengan hasil

analisis laporan keuangan lainnya (misalnya analisis neraca dan laporan rugi laba)

dalam penentuan kondisi perusahaan, akan tetapi pembahasan berikut ini hanya

akan memfokuskan pada masalah analisis arus kas.

Untuk melakukan analisis ini selain dibutuhkan data laporan arus kas juga

dibutuhkan data dari seluruh laporan keuangan, serta data tambahan lainnya.

Analisis laporan arus kas dilakukan dengan menggunakan teknik analisis yang

telah diutarakan di atas. Agar lebih bermamfaat hasil dari ketiga teknik tersebut

harus diinterpretasi dengan menggunakan data tambahan mengenai perusahaan,

perkembangan usaha dan sebagainya.

Analisis arus kas dapat memberikan informasi mengenai:

1) Perkiraan akan kondisi arus kas di masa yang akan datang.

2) Kualitas laba dan kemampuan mempertahankan operasi di masa yang akan

datang.

3) Kondisi keuangan secara keseluruhan.

Menurut Dayanti (2000:18) analisis arus kas memberikan gambaran yang

(30)

1. Analisis arus kas menghindari keraguan pada alokasi pendapatan dalam

pengunaan pendapatan periodic

2. Analisi arus kas mencakup factor penting dalam membuat keputusan dan

penilaian sehubungan dengan time value of money

3. Data dalam arus kas dapat menghindari pengukuran pada periodic income

yang membingungkan dimana memiliki arti yang beragam tergantung

konteks pengukuran dan pengunaannya.

4. Analisis arus kas menekankan gambaran yang paling vital dan fundamentalis

dari kegiatan bisnis yaitu kemampuan perusahaan membayar seluruh

hutang-hutangnya beserta bunga.

5. Data dalam arus kas dapat menghasilkan bebagai keputusan sebagai

pengendali dari aktivitas.

6. Analisis arus kas merupakan suatu system laporan keuangan yang objektif,

sederhana dan dapat dipahami.

1. Analisis Trend dan Common-Size Laporan Arus Kas

Menurut Bergevin (2002:83) “common-size financial statements report

financial statement disclosures as a percentage of another account or as proportion of the previous balance”. Analisis trend laporan arus dilakukan

dengan cara menyusun laporan arus kas dari periode ke periode untuk melihat

perubahan yang terjadi pada masing-masing komponen laporan arus kas. Dari

analisis ini dapat diketahui trend perubahan tiap komponen, seberapa besar

(31)

bagaimana kecenderungan arus kas operasi dari tahun ke tahun, apakah meningkat

atau menurun dan seberapa besar perubahan tersebut jika dibandingkan dengan

perubahan arus kas dari aktivitas pendanaan dan investasi. Hasil analisis ini lebih

lanjut diinterpretasikan dengan menggunakan data lain seperti kondisi ekonomi

yang mempengaruhi perusahaan dan sebagainya. Metode yang lebih baik

digunakan dalam hal ini adalah dengan mengunakan angka index. Untuk

menentukan angka index perlu ditetapkan tahun dasar, yang memiliki index =

100. sedangkan rumus penghitungan angka index adalah sebagai berikut :

Saldo tahun berjalan

Index = x 100

Saldo tahun dasar

Contoh penghitungan index tersebut adalah sebagai berikut:

Tahun dasar adalah tahun 20XA dengan laba bersih = 12.000 maka angka index

20XA adalah 100. Jika tahun 20XB laba bersih sebesar 18.000 maka angka index

20XB adalah sebesar

18.000

x 100 = 150

12.000

Dalam melihat perubahan dari periode ke periode, index tahun sebelumnya

harus diperhitungkan, misalnya perubahan laba bersih periode 20XB dibanding

(32)

2. Analisis Arus Kas Operasi

Analisis terhadap arus kas operasi dapat dilakukan dengan menggunakan

hasil analisa trend dan common size dengan memfokuskan pada arus kas operasi

Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui perkembangan arus kas operasi dari

periode ke periode. Secara umum peningkatan arus kas operasi dapat dianggap

sebagai perkembangan yang baik karena berarti kegiatan operasi perusahaan

makin mampu menghasilkan kas dan dapat diperkirakan di tahun berikutnya arus

kas operasi akan mengalami perkembangan yang serupa. Namun demikian selain

melihat trendnya perlu pula menganalisis sumber/penyebab kenaikan/penurunan

arus kas operasi tersebut.

Kenaikan/penurunan arus kas operasi dapat dianalisis lebih jauh dengan

melihat perubahan dalam asset operasi lancer dan kewajiban operasi sehingga

mengetahui alasan kenaikan/penurunan arus kas operasi. Kenaikan dalam asset

operasi berarti penggunaan kas dan ditunjukkan dengan nilai perubahan kas yang

negative dan sebaliknya, sedangkan kenaikan dalam kewajiban operasi lancer

berarti arus kas masuk dan ditunjukkan dengan kenaikan nilai arus kas yang

positif.

Adapun yang dimaksud sebagai asset operasi lancar dan kewajiban operasi

lancar disini adalah perkiraan asset dan kewajiban yang benar-benar berhubungan

dengan operasi misalnya piutang dagang, persediaan, biaya dibayar dimuka,

hutang dagang, dan hutang biaya lainnya.

Analisis arus kas operasi dapat pula dilakukan dengan menghitung free

(33)

dihasilkan dari aktivitas operasi dikurangi dengan pengeluaran modal yang diperlukan untuk mempertahakan tingkat operasi sekarang”. Pertumbuhan

internal dan fleksibilitas keuangan perusahaan sangat tergantung pada jumlah free

cash flow yang dimilik perusahaan. Penghitungan free cash flow adalah sebagai

berikut:

Free cash flow = arus kas koperasi – pengeluaran pemeliharaan modal – deviden.

Konsep free cash flow ini sebenarnya agak sulit digunakan oleh pihak

ekstern perusahaan, karena biasanya perusahaan tidak mengungkapkan secara

terpisah bagian pengeluaran modal yang dimaksudkan untuk mempertahankan

kapsitas produk (pemeliharaan modal) dengan pengeluaran untuk ekspansi tetapi

keduanya digabungkan menjadi satu.

3. Analisis Rasio Kualitas Laba

Pengguna laporan keuangan perlu menilai kualitas laba sebuah

perusahaan, makin tinggi kualitas laba makin berguna informasi yang diperoleh

dalam pengambilan keputusan. Kualitas laba ditentukan dengan memperhatikan

berbagai karakteristik positif dan negatif yang mempengaruhi kekuatan

pendapatan perusahaan yang ditunjukkan dalam angka laba bersih.

Salah satu ciri yang menentukan kualitas laba adalah hubungan antara laba

akuntansi dengan arus kas. Makin tinggi korelasi antara laba akuntansi dengan

(34)

Analisis kualitas laba akan membantu penggunaan untuk menilai seberapa

besar sesungguhnya kemampuan perusahaan menghasilkan tingkat laba tertentu.

Analisis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kualitas laba antara lain:

a. Quality of Sales Ratio

Quality of Sales dihitung dengan membagi kas dari penjualan dengan nilai

penjualan bersih pada periode bersangkutan sebagai berikut:

Kas dari penjualan

Quality of Sales =

Penjualan

Makin tinggi rasio kualitas penjualan makin baik kualitas laba karena berarti

pengakuan pendapatan penjualan mendekati realisasi kasnya. Penyajian

laporan arus kas dengan metode langsung akan mempermudah aplikasi rasio

ini. Metode ini dapat menunjukkan efek arus kas terhadap pendapatan dan

biaya operasi sehingga memungkinkan evaluasi arus kas yang berhubungan

dengan komponen tertentu dalam laporan laba rugi seperti penjualan kotor,

harga pokok penjualan, biaya operasi dan sebagainya.

Jika penyajian laporan arus kas menggunakan metode tidak langsung pihak

luar akan menemui kesulitan dalam mendapatkan data yang dibutuhkan.

b. Quality of Income

Rasio ini dihitung dengan membagi arus kas operasi dengan laba operasi

sebagai berikut:

Cash flow from operation

Quality of Income =

(35)

Analisis Quality of Income menunjukkan varian antara arus kas dengan laba

bersih. Makin tinggi rasio makin tinggi kualitas laba karena makin besar

bagian laba operasi yang direalisasikan dalam bentuk kas. Namun rasio di atas

mungkin akan member deviasi yang abnormal disebabkan perbedaan yang

substansial antara laba dengan arus kas akibat adanya transaksi non kas seperti

penyusutan biaya yang ditangguhkan, dan sebagainya. Sebagai alternatif maka

dapat digunakan rasio antara arus kas operasi dengan laba sebelum pajak,

bunga, dan penyusutan yaitu sebagai berikut:

Arus kas operasi

Quality of Income =

Laba bersih sebelum pajak, bunga, dan penyusutan

Dengan rumus di atas deviasi abnormal akan berkurang karena telah

menghilangkan komponen non kas utama dalam laporan laba rugi yaitu

penyusutan dan pajak yang ditangguhkan.

C. Pengambilan Keputusan Manajemen. 1. Fungsi Manajemen Umum

Manajemen secara umum adalah suatu proses perencanaan,

pengkoordinasian, kepemimpinan dan pengendalian usaha anggota organisasi

dan pengguna sumber-sumber daya perusahaan lainnya untuk mencapai tujuan

perusahaan yang telah mereka transfer melaului manajer. Tugas utama

seorang corporate manager adalah mengembangkan suatu strategi yang

(36)

melengkapai kekuatan perusahaan yang sudah memiliki dasar produksi dan

pemasaran yang ekonomis. Pihak manajemen dalam pengambilan keputusan

selalu berdasarkan pada informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

Keputusan-keputusan keuangan suatu perusahaan saling berhubungan satu

sama lain. Keputusan tidak dibuat hanya sekali untuk selamanya. Jika

perusahaan investasi dalam produk baru yang berhasil akan menghasilkan

tambahan dana, perusahaan harus memutuskan berapa banyak dari dana yang

dihasilkan ini untuk dibayarkana kepada investor dan berapa banyak yang

harus di tanam kembali pada produk lain.

Untuk dapat memformulasikan strategi keuangan jitu dan berhasil,

seorang manajer keuangan harus memahami hubungan-hubungan penting

antara:

1. Hubungan antara prinsip-prinsip ekonomi dan arus kas

2. Hubungan antara hasil dari arus kas dan penggunaan internal

3. Hubungan antara profitabilitas, arus kas dan penillaian pasar terhadap

saham perusahaan.

4. Hubungan antara external capital markets dan kemapuan perusahaan

memasuki pasar-pasar tersebut

5. Hubungan antara peluang-peluang investasi yang mungkin dengan

competitive position perusahaan dimasa yang akan datang.

Keputusan-keputusan yang ditetapkan manajemen keuangan adalah:

1. Keputusan investasi

(37)

3. Keputusan deviden

2. Fungsi Manajemen Keuangan

Seorang manajer keuangan dalam menjalankan fungsinya menetapkan

beberapa keutusan yaitu:

1. Keputusan Investasi, meliputi alokasi asset, baik asset keuangan maupun

asset berwujud serta sejumlah maksimal dari setiap asset

Dalam keputusan investasi ada beberapa criteria yang digunakan oleh

seorang manajer keuangan untuk menilai apakah proyek yang diajukan

profitable atau tidak yaitu: c. Payback Period

Yang dimaksud dengan payback period adalah jangka waktu untuk

proyek dapat mengembalikan biaya pokok investasi. Pengambilan

keputusan adalah menetapkan investasi yang memiliki payback period

terpendek.

d. Accounting Rate of Return

Acounting rate of return mengukur tingkat pengembalian atau

keuantungan untuk setiap rupiah yang diinvestasikan. Pengambilan

keputusan adalah menetapkan proyek yang memiliki average rate of

return terbesar.

e. Internal rate of return

(38)

f. Net present value

Metode ini menghitung hasil investasi dimasa yang akan datang pada

saat ini, apakah yang akan diterima dari investasi ini.

2. Keputusan pendanaan, meliputi struktur permodalan, ketersediaan dana,

meminimumkan biaya pendanaaan (cost of funds), penyusunana jadwal

pendanaan serta penetapan besarnya deviden yang dibayarkan.

Dalam keputusan pendanaan manajer keuangan mengambil keputusan ini

dengan beberapa pertanyaan penting yang harus dijawab yaitu:

• Berapa besar bagian yang harus disimpan dan berapa besar

bagian yang harus dibagikan dalam bentuk deviden

• Apakah sebaiknya dana diperoleh melalui pinjaman atau

dengan mengeluarkan saham

• Jika dengan pinjaman, apakah dengan pinjaman jangka pendek

atau pinjaman jangka panjang

3. Keputusan deviden, meliputi penetapan pembagian deviden dan

penyusunan rencana pendanaan. Salah satu masalah dalam penetapan

keputusan deviden ini adalah tidak ada seorang pun yang dapat

memastikan apakah keputusan deviden bagi perusahaan itu penting,

maksudnya bahwa keputusan tersebut dapat mempengaruhi harga saham.

(39)

a. Hubungan antara kebijaksanaan deviden perusahaan dengan nilai atau

harga pasar dari saham perusahaan. Dapatkah kebijaksanaan deviden

mempengaruhi nilai dari saham perusahaan tersebut

b. Adaynaya suatu pertimangan praktis yang harus di evaliasi dalam

menetapkan kebijakasanaan deviden perusahaan

c. Jenis-jenis deviden yang ditetapkan.

4. Pengambilan Keputusan dalam Manajemen

Pengambilan keputusan adalah tindakan manajemen dalam pemilihan

alternative untuk mencapai sasaran. Menurut Ikasari (2009) keputusan dibagi

dalam tiga tipe

a. Keputusan terprogram/keputusan terstruktur yaitu keputusan yg

berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan

dilakukan terutama pada manjemen tingkat bawah. Contoh keputusan

pemesanan barang, keputusan penagihan piutang dan lain-lain.

b. Keputusan setengah terprogram / setengah terstruktur yaitu keputusan yg

sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian

tidak terstruktur. Keputusan ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan

perhitungan serta analisis yg terperinci. Contoh keputusan membeli sistem

komputer yg lebih canggih, keputusan alokasi dana promosi.

c. Keputusan tidak terprogram/tidak terstruktur yaitu keputusan yg tidak terjadi

(40)

mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari

lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yg sangat penting

didalam pengambilan keputusan tidak terstruktur. Contohnya keputusan untuk

bergabung dengan perusahaan lain.

Proses pengambilan keputusan menurut G. R. Terry yang dikutip oleh

Agus (2009) adalah:

1. Problem yang dihadapi

2. Menganalisa problem tersebut

3. Menetapkan sejumlah alternatif

4. Mengevaluasi alternatif

5. Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan

Sedangkan menurut Peter Drucher yang juga dikutip oleh Agus (2009)

yaitu:

1. Menetapkan masalah

2. Menganalisa masalah

3. Mengembangkan alternatif

4. Mengambil keputusan yang tepat

(41)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Gambaran Umum PT Outsourcing Indonesia 1. Sejarah Singkat

PT. Outsourcing Indonesia sebelumnya bernama PT Fani Masyara Prima

yang berdiri sejak tahun 1993. Untuk lebih memfokuskan usaha dan lebih

menunjukan identitas bidang usaha maka sejak September 2003 PT Fani Masyara

Prima berganti nama menjadi PT. Outsourcing Indonesia yang bergerak dibidang

jasa Outsourcing. Industri yang ditangani oleh perusahaan ini adalah perbankan,

asuransi, leasing, telekomunikasi, perminyakan dan pertambangan.

PT. Outsourcing Indonesia berkedudukan dan berkantor pusat di Graha Enka Deli

Lantai 3, Jalan Warung Buncit Raya No. 12 Jakarta Selatan 12780 dan beberapa

cabang di beberapa kota seperti Bandung, Medan, Palembang, Surabaya dan

Makasar. Jumlah karyawan internal sampai dengan pertengahan tahun 2008

sekitar 50 Orang dan karyawan external 4000 orang.

2. Struktur Organisasi

Setiap perusahaan yang didirikan memiliki struktur organisasi yang

merupakan salah satu factor yang menentukan sukses tidaknya suatu manejemen

dalam perusahaan yang bersangkutan dalam mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Adapun tujuan dibentuknya struktur organisasi ini adalah agar setiap

(42)

Dari struktur organisasi ini nantinya perusahaan dapat mengetahui

kedudukan dan tanggung jawab masing-masing divisi yang ada dalam perusahaan

tersebut. Struktur organisasi memegang perananyang cukup penting dalam sebuah

perusahaan karena dari struktur organisasi tersebut dapat diketahui apakah

perusahaan itu sudah terorganisasi dengan baik atau tidak.

Adapun struktur organisasi PT Outsourcing Indonesia adalah seperti

gambar diagram di bawah ini.

Gambar 1

Struktur Organisasi PT Outsourcing Indonesia COMISSIONER

FINANCE & ACCOUNTING

BUSINESS PROCESS OUTSOURCING (BPO)

PERSONNEL EMPLOYMENT OUTSOURCING (PEO) PRESIDENT

DIRECTOR

(43)

3. Unit Bisnis Kegiatan usaha

Adapun unit bisnis yang dijalankan oleh PT. Outsourcing Indonesia adalah

sebagai berikut:

a. Personel Employment Outsourcing (PEO)

Sekarang ini dengan semakin banyak persaingan di dunia kerja untuk

menjadi karyawan bukanlah hal yang mudah, begitu juga sebaliknya banyak

perusahaan yang kesulitan untuk mencari karyawan-karyawan potensial dan

professional. Untuk itu dengan adanya perusahaan outsourcing kesulitan tersebut

dapat diatasi. Perusahaan outsourcing jadi jembatan antara pencari kerja dengan

pemberi kerja.

Untuk mengatasi masalah tersebut maka PT. Outsourcing Indonesia

membuka unit bisnis PEO. Padat karya dengan PEO akan membantu perusahaan

dalam menghemat uang dang menghemat waktu. Perusahaan tidak perlu lagi

mengeluarkan uang untuk biaya tes penerimaan karyawan baru serta sangat

menghemat waktu. Karyawan PEO akan memberikan kontribusi pada perusahaan

untuk meningkatkan produktifitas perusahaan.

PT. Outsourcing Indonesia menyediakan keuntungan jangka panjang

dalam bisnis padat karya ini. Karena perusahaan ini menyediakan kemampuan dan

fleksibelitas untuk beradaptasi dalam pasar dan menjadikan organisasi lebih

terbuka untik menarik dan mendapatkan karyawan-karyawan ya ng berkualitas.

Dengan padat karya PEO akan meminimalisasikan resiko dalam sebuah

(44)

1) Personel selesction

2) Personel dan payroll administration 3) Personel Development

4) Personel risk management

Maka dengan menggunakan padat karya PEO akan mengeliminasika

kebutuhan perusahaan untuk mengatur hal-hal tersebut. Dengan padat karya akan

membuat biaya lebih efektif dari pada memperkerjakan karyawan permanen.

PT. Outsourcing g Indonesia memberikan pelayanan pada area:

1) Front Liner Staff : Call Center, Customer Relationship, Collection, Customer Care, Marketing Communication.

2) General Support Staff : Administration Support, Data Entry, MIS, HRD, QA, Logistic.

3) Engineering Staff : Technician, Mechanic dan Maintenance

b. Business Process Outsourcing (BPO)

Business Process Outsourcing adalah mendelegasikan kegiatan back office

sebuah perusahaan dalam proses bisnis kepada PT Outsourcing Indonesia. BPO

ini dikategorikan sebagai berikut:

1) Comprehensive.

Pada kategori comprehensive, seluruh proses bisnis pada pelangan

didelegasikan pada PT Outsourcing Indonesia. Sebagai contoh PT Bakrie Telkom

mendelegasikan seluruh bisnis dari distribusi point. Meliputi karyawan, proses

(45)

2) Transactional

Dalam kategori transactional, pelanggan hanya akan menyerahkan

sebagian dari proses bisnis kepada PT Outsourcing Indonesia. Seperti Account

Payable, Account Receivable, Order Processing. Sebagai contoh Direct Sales dari

PT Direct Vision yang diserahkan kepada PT Outsourcing Indonesia.

3) Niche Support

Pada kategori niche Support, PT Outsourcing Indonesia akan mendukung

proses bisnis yang lebih khusus dari pelanggannya. Seperti human resource, call

center, sales agent, distribution point, recruitment dan training.

Melalui bisnis proses outsourcing, PT Ooutsourcing Indonesia

mengkombinasikan karyawan yang tepat, proses yang tepat, dan teknologi yang

tepat, untuk membantu satu perusahaan mencapai tingkat efisiensi. Pada langkah

selanjutnya PT Outsourcing Indonesia menyediakan presedur dalam proses bisnis

dengan izin dari klien untuk menjalankan proses bisnis dari belakang layar atau

menemui pelanggan dari klien PT Outsourcing Indonesia secara langsung..

4. Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan

a. Visi Perusahaan

PT Outsourcing Indonesia memiliki visi yaitu “Delivering millions of

Indonesian talents for productivity”, yang artinya mengantarkan berjuta-juta orang

(46)

b. Misi Perusahaan

Semua aktifitas di perusahaan biasanya diarahkan untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan tersebut tercermin dari visi perusahaan.

Untuk mewujudkan visi yang sudah ditentukan setiap perusahaan memiliki misi

dalam implementasi terhadap visi yang sudah ditetapkan. Dari visi tersebut

manajemen menetapkan tiga misi yaitu:

1) Memberikan pelayanan prima kepada setiap konsumen dari PT Outsourcing

Indonesia “Deliverng excellent standard service operation”.

2) Bercita-cita menjadi panutan bisnis outsourcing di Indonesia “Become the

industry business model in Indonesia”.

3) Menjadi pelaku utama di dalam bisnis outsourcing secara internasional

“Become the global industry business player”.

c. Strategi Perusahaan

PT Outsourcing Indonesia mempunyai strategi-strategi bisnis tersendiri

dalam mencapai tujuan dan menjalankan usahanya di tengah persaingan dengan

perusahaan lain yang sejenis. Strategi tersebut adalah menjalankan 10.000

karyawan padat karya dalam dua tahun mendatang dengan cara memfokuskan

strategi perusahaan di dalam tiga area utama yang menjadi standar yang lebih

baik:

1) Standar servis operasi yang memuaskan mencakup:

a. IT support implementation

b. Business process management development

(47)

3) Manajemen investasi keuangan

B. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan tipe penelitian deskriptif, yaitu jenis

penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas

mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. Dengan alasan bahwa

penelitian ini hanya memberikan gambaran terhadap masalah yang akan dibahas.

Tujuan utama digunakan metode deskriptif ini adalah untuk membuat

deskripsi atau gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta

dan sifat-sifat dari objek penelitian.

C. Definisi Operasional Variabel

Definisi Operasional Variabel yang digunakan adalah:

1. Laporan Arus Kas yaitu laporan keuangan yang mengiktisarkan perubahan kas

dan setara kas pada perusahaan selama periode tertentu yang diklasifikasi

menjadi tiga aktivitas yakni aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas

pendanaan.

2. Pengambilan keputusan manajemen yaitu melakukan penilaian dan

menetapkan pilihan setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan.

D. Metode Pengumpulan Data

(48)

agar data yang diperoleh benar-benar objektif dan berhubungan dengan masalah

yang diteliti.

Metode pengumpulan data dapat dilakukan dengan dua cara:

1. Penelitian kepustakaan (library research)

Studi pustaka ini merupakan teknik penelitian yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan data yang didapat lam eraturan perundang-undangan,

buku-buku, dan tulisan ilmiah.

2. Penelitian lapangan (field research)

Studi lapangan merupakan penelitian yang dilakukan secara langsung pada

objek yang akan diteliti untuk memperoleh data yang diperlukan.

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Wawancara

Penulis mengumpulkan dengan cara melakukan tanya jawab secara sistematis

berdasarkan tujuan penelitian dengan pihak yang berwenang yang ada dalam

perusahaan. Adapun alasan menggunakan metode ini adalah untuk mengetahui

secara garis besar sejarah perusahaan, perkembangan perusahaan, dan

penjelasan lebih mendalam tentang analisis arus kas dengan jalan mengajukan

pertanyaan kepada pihak perusahaan.

2. Observasi

Penulis mengumpulkan data dengan cara mengamati langsung ke perusahaan.

(49)

antara informasi yang diberikan dan dokumen yang ada dengan kenyataan

sebenarnya yang terdapat pada objek penelitian.

3. Dokumentasi

Penulis melakukan pengumpulan data dengan cara mencatat atau menyalin

data-data dari perusahaan. Metode ini digunakan dengan alasan akan lebih

banyak data yang dapat dilihat dan diperoleh untuk menunjang dan

melengkapi data-data yang telah diperoleh sehingga akan mendapatkan

gambaran yang lebih nyata tentang kebijaksanaan yang dilakukan perusahaan.

E. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dari sumber data dianalisa dengan metode deskriptif

kualitatif yaitu menganalisis data yang telah terkumpul berdasarkan data dan teori

yang relevan, kemudian hasilnya dideskripsikan secara sistematis sehingga data

tersebut mempunyai makna untuk menjawab masalah dan tujuan penelitian.

Metode deskriptif kuantitatif yaitu memberikan predikat kepada variable yang

(50)

BAB IV PEMBAHASAN

A. Analisis Arus Kas PT Outsourcing Indonesia

1. Analisis Horizontal dan Commonsize Laporan Arus Kas

Analisis laporan arus kas secara horisontal dimaksudkan untuk menunjukkan

perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun sedangkan analisa

commonsize menunjukan perkembangan komposis/struktur keuangan perusahaan dari tahun ke tahun.

Analisis horizontal terhadap laporan arus kas PT Outsourcing Indonesia

dapat dilihat pada lampiran 3 Nilai perubahan (kenaikan/perurunan) tahun

2007-2006 (kolom 4 lampiran-3 diperoleh dengan mengurangi setiap nilai perkiraan

pada tahun 2007 dengan nilai perkiraan yang sama pada tahun 2006, sehingga

diperoleh nilai perubahan setiap perkiraan dari tahun 2007 dibanding tahun 2006.

Contohnya, penurunan laba bersih tahun 2007-2006 sebesar Rp.

3,547,638,766 diperoleh dari mengurangkan laba bersih 31 Desember 2007

dengan laba bersih 31 Desember 2006 sebagai berikut :

4,957,205,340 – 8,504,844,106 = -3,547,638,766

Hal yang sama juga dilakukan untuk mendapatkan nilai perubahan

(kenaikan/penuninan) 2006-2005 (kolom 5), yaitu dengan mengurangi setiap

nilai perkiraan yang ada dalam laporan arus kas tahun 2006 dengan nilai

(51)

Dalam lampiran tersebut dapat dilihat bahwa arus kas operasi

perusahaan mengalami peningkatan yang cukup besar pada tahun 2006 dibanding

tahun sebelumnya sebesar Rp. 2,362,030,069 , namun pada tahun berikutnya

2007 arus kas operasi menurun sebesar Rp, 2,091,819,964

Kenaikan arus kas operasi menunjukkan kemampuan kegiatan

operasi perusahaan untuk menghasilkan kas makin besar (meningkat) namun

menurunnya arus kas operasi pada di tahun berikutnya menunjukkan kemampuan

kegiatan operasi normal perusahaan dalam menghasilkan kas berkurang

dibanding sebelumnya, oleh karena itu perlu dianalisis penyebab dan

dampaknya di masa yang akan datang.

Jika ditinjau dari aktivitas perusahaan pada tahun tahun tersebut,

kenaikan arus kas operasi pada tahun 2006 disebabkan karena pada tahun

tersebut terjadi lonjakan laba yang cukup besar, akibat makin meningkatnya

aktivitas perusahaan. Pada tahun 2007 laba perusahaan menurun akibat

meningkatnya biaya operasi.

Meningkatnya arus kas operasi pada tahun 2006, memungkinkan PT

Outsourcing Indonesia untuk mulai melunasi hutang jangka panjangnya dan

melakukan kegiatan investasi. Pada tahun 2006 terjadi penurunan arus kas

dari aktivitas investasi dibanding tahun 2005 sebesar Rp. 329,521,168

disebabkan karena meningkatnya pengeluaran investasi pembelian aktiva

tetap yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan. Pada

(52)

tetap hanya sebesar Rp. 338,690,500, lebih kecil dari tahun 2006 sebesar Rp.

417,000,000.

PT Outsourcing Indonesia sejak tahun 2006 mulai membayar cicilan

hutang bank jangka panjangnya sehingga dibanding tahun 2005, arus kas dari

aktivitas pendanaan menurun sebesar Rp. 7,991,466,667. Sedangkan pada tahun

2007 selain pembayaran hutang bank sebesar Rp. 5,280,000,000, PT Outsourcing

Indonesia juga membayar deviden sebesar Rp. 840,000,000, sehingga arus kas

keluar dari kegiatan pendanaan PT Outsourcing Indonesia menjadi sebesar Rp.

4,179,199,999, masih lebih kecil sebesar Rp. 1,964,266,668 dibanding arus kas

keluar untuk aktivitas ini pada tahun 2006. Perbedaan ini disebabkan karena PT

Outsourcing Indonesia disamping melakukan pembayaran cicilan hutang bank

jangka panjang yang telah jatuh tempo pada tahun tersebut juga melakukan

pembayaran sukarela (voluntary payment) untuk mempercepat pelunasan

(53)

Tabel 4.1

PT Outsourcing Indonesia

Ringkasan Laporan Arus Kas

Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2007, 2006 dan 2005

Arus Kas Aktivitas Operasi Aktivitas Investasi Aktivitas Pendanaan

Sumber : PT Outsourcing Indonesia, Laporan Arus Kas, Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal

31 Desember 2007, 2006 dan 2005.

Analisis trend atas laporan arus kas dapat dilihat dalam Lampiran-4.

Untuk mengetahui lebih jelas penyebab kenaikan dan penurunan

tersebut akan lebih baik jika laporan arus kas disusun dengan metode langsung

seperti dapat dilihat dalam Lampiran-4. Kenaikan arus kas operasi pada tahun

2006 disebabkan karena peningkatan penerimaan kas dari pelanggan yang

cukup besar yaitu sebesar Rp. 7,422,735,543 , peningkatan penerimaan dari

pendapatan lain lain sebesar Rp. 44,370,880 sedangkan pengeluaran kas

(54)

Pada tahun 2007 penerimaan kas dari pelanggan meningkat

sebesar Rp. 2,515,601,993 dan penerimaan kas dari pendapatan lain lain

meningkat sebesar Rp. 24,687,743, akan tetapi disamping kenaikan penerimaan

kas diatas, pengeluaran kas untuk biaya operasi pun meningkat pesat, akibatnya

secara keseluruhan arus kas operasi 2007 lebih rendah sebesar Rp.

1,722,701,111 dibanding arus kas operasi pada. tahun 2006.

Dari tahun ke tahun nampak terjadi peningkatan penerimaan kas dari

penjualan (pelanggan) hal ini menunjukkan prospek usaha PT Outsourcing

Indonesia cukup baik di masa yang akan datang jika hal ini dapat

dipertahankan. Akan tetapi peningkatan biaya operasi tahun 2007 dibanding

tahun sebelumnya relatif lebih besar dibanding kenaikan penerimaan dari

aktivitas operasi tersebut. Peningkatan biaya ini jika berlangsung terus

menerus akan berdampak kurang baik bagi perusahaan karena akan

mengurangi margin laba perusahaan. Oleh karena itu hal ini perlu mendapat

perhatian yang serius dari pihak manajemen perusahaan. Pada tahun 2006

terjadi penurunan arus kas dari aktivitas investasi sebesar Rp. 173,896,921

dibanding tahun 2005. Artinya arus kas dari aktivitas investasi tahun 2006

lebih kecil dari arus kas investasi tahun 2005 hal ini disebabkan oleh

meningkatnya pengeluaran kas untuk pembelian aktiva tetap penambahan uang

muka dan uang jaminan pada tahun 2006 dibanding tahun sebelumnya.

Dari analisis arus kas aktivitas pendanaan PT Outsourcing

Indonesia, pada tahun 2006 terjadi kenaikan arus kas keluar sebesar Rp.

(55)

mulai membayar cicilan hutang bank jangka panjangnya sebesar Rp.

7,596,000,000,. Adapun pada tahun 2007 hutang bank yang dibayar tidak

sebesar tahun sebelumnya, lebih rendah sebesar Rp. 2,316,000,000, akan tetapi

pada tahun ini perusahaan membayar deviden kas pada pemegang saham

sebesar Rp. 840.000,000 serta membayar hutang sewa guna usaha sebesar Rp,

111,199,999. Secara keseluruhan arus kas keluar untuk aktivitas pendanaan pada

tahun 2007 tidak sebesar tahun 2006, menurun sebesar Rp. 3,116,675,201.

Dari analisa arus kas pendanaan ini terlihat bahwa PT Outsourcing Indonesia

tengah berusaha untuk mengurangi beban hutangnya dan lebih banyak

mengandalkan sumber pembiayaan internal untuk membayar pengeluaran

pengeluarannya. Menurunnya beban hutang perusahaan di masa yang akan

datang akan berdampak positif bagi prestasi perusahaan karena dengan

mengecilnya hutang maka beban bunga yang harus dibayar pun menurun sehingga

laba perusahaan akan lebih besar. Dengan makin besarnya laba perusahaan maka

kemampuan perusahaan untuk membayar deviden bagi pemegang saham akan

meningkat pula.

Pada tahun 2006 kenaikan kas dan ekuivalen kas hanya sebesar

Rp.110,977,716 tidak sebesar tahun 2005, kas dan ekuivalen kas meningkat

sebesar Rp. 6,069,935,482, sehingga terjadi perbedaan sebesar Rp.

5,958,957,766. Hal ini disebabkan karena PT Outsourcing Indonesia sejak tahun

2006 mulai melunasi cicilan hutang jangka panjangnya sehingga kas dan

(56)

Analisa commonsize laporan arus kas dapat dilihat dalam Lampiran-5.

Untuk mendapatkan nilai prosentase dalam analisa common-size laporan arus kas,

nilai masing masing item dalam laporan arus kas tahun yang bersangkutan, baik

arus kas masuk dan arus kas keluar, dibagi dengan nilai total arus kas masuk

tahun yang sama. Contoh: proporsi penerimaan kas dari pelanggan sebesar 98.07

% dalam Lampiran-5 analisa commonsize laporan arus kas PT Outsourcing

Indonesia pada tahun 2007 (kolom 4) diperoleh dengan membagi penerimaan

kas dari pelanggan tahun 2007 sebesar Rp. 40,800,837,839 dengan total arus kas

masuk tahun 2007 sebesar Rp. 41,605,894,313 sebagai berikut:

40,800,837,839

x 100 = 98.07 41,605,894,313

Demikian pula proporsi arus kas untuk pembayaran kepada pemasok

dan karyawan pada tahun 2007 sebsar 70.84% (kolom 4) diperoleh dengan

membagi nilai pembayaran kas pada pemasok dan karyawan sebesar Rp.

29,473,461,673 dengan nilai total arus kas masuk pada tahun tersebut sebesar

Rp. 41,605,894,313 sebagai berikut:

29,473,461,673

x 100 = 70.84 41,605,894,313

Dari analisa laporan arus kas common-size dapat terlihat bahwa pada

tahun 2005, 99.75% dari arus kas masuk disediakan dari aktivitas operasi,

97.88% arus kas masuk berasal dari pelanggan serta 1.58% dari penerimaan

bunga. Arus kas masuk yang diperoleh dari aktivitas investasi pada tahun

(57)

Adapun pada tahun 2007 arus kas masuk dari aktivitas operasi

sebesar 99.88% dari total arus kas masuk. 98,07 % berasal dari penjualan

kepada pelanggan, 0.39% dari pendapatan lain lain serta 1.42% dari

penerimaan bunga. Arus kas masuk yang diperoleh dari aktivitas investasi

pada tahun tersebut hanya sebesar 0.12%.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aktivitas operasi PT

Outsourcing Indonesia memberi kontribusi yang amat besar dalam

menghasilkan kas dan ekuivalen kas (lebili dari 95% total arus kas masuk

berasal dari aktivitas operasi) sedang aktivitas investasi hanya memberi

kontribusi dibawah 1 % dari total arus kas masuk dan sama sekali tidak ada

pemasukan dari aktivitas pendanaan. Hal ini berarti PT Outsourcing Indonesia

lebih banyak mengandalkan sumber internal untuk membiayai aktivitas

aktivitasnya. Dengan kondisi seperti diatas, maka PT Outsourcing Indonesia

harus berusaha mempertahankan dan meningkatkan aktivitas operasinya

karena merupakan sumber utama penerimaannya untuk membiayai semua

kebutuhannya.

Sedangkan jika menganalisis arus kas keluar PT Outsourcing Indonesia

pada tahun 2005, 77.50% dan arus kas yang dihasilkan PT Outsourcing

Indonesia digunakan untuk aktivitas operasi, hanya 0.66% digunakan untuk

aktivitas investasi yaitu untuk pembelian aktiva tetap dan penambahan uang

jaminan, serta sebesar 2.6% digunakan untuk aktivitas pendanaan yaitu

Gambar

Tabel 2.1. Format penyajian arus kas dengan metode tidak langsung.
Tabel 2.2. Format penyajian arus kas dengan metode langsung.
Gambar 1 Struktur Organisasi PT Outsourcing Indonesia
Tabel 4.1 PT Outsourcing Indonesia
+4

Referensi

Dokumen terkait

CV. Karya Pratama Indonesia. Laporan arus kas memberikan informasi yang bersifat keuangan dan kegiatan yang berguna bagi pengambil keputusan terutama yang berhubungan dengan

Pernyataan ini ditegaskan dalam Standar Akuntansi Keuangan, yaitu memberikan informasi historis mengenai perubahan kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang

Tujuan Laporan Arus Kas secara umum adalah untuk membantu para investor, kreditor, dan para pemakai eksternal lainnya agar dapat memahami dengan baik tentang aktivitas

Hasil dari arus kas masuk dan kas keluar bisa dijadikan informasi yang terdapat dalam laporan arus kas, yang juga dapat memberikan gambaran untuk memprediksi kemampuan

Kenaikan arus kas operasi menunjukkan kemampuan kegiatan operasi perusahaan untuk menghasilkan kas makin besar (meningkat) namun menurunnya arus kas operasi pada

01, No.01, Maret 2020, pp 366-374 371 likuiditas pasti digunakan alat laporan analisis rasio arus kas yang terdapat atas rasio arus kas operasi terhadap kewajiban lancar, rasio cakupan

Laporan dari arus kas investasi dan pendanaan tidak mempengaruhi investor dalam pengambilaan keputusan investasi, manajemen harus mengungkapkan informasi dari laporan komponen arus kas

Menurut Martani, Dkk 2012:145, tujuan laporan arus kas adalah untuk menyajikan informasi tentang perubahan arus kas dan setara kas entitas selama satu periode yang diklasifikasikan