• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Usaha Pemanfaatan Tepung Ikan Pora-Pora (Mystacoleucus padangensis)Dalam Ransum Terhadap Itik Porsea Umur 0-12 Minggu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Usaha Pemanfaatan Tepung Ikan Pora-Pora (Mystacoleucus padangensis)Dalam Ransum Terhadap Itik Porsea Umur 0-12 Minggu"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Antono, A. 2006. Keputusan Menteri Pertanian Tentang Pembibitan dan Penbudidayan.http://ditjennak.go.id/regulasi%5Cpermentan57_2006.pdf

Aziz, 2009. Ternak dan Upaya Pengamanannya. Lokakarya Obat Hewan dan Munas 111 ASOHL, Jakarta.

Budiono, 1990. Ekonomi Mikro. Seri sipnosis Pengantar Ilmu Ekonomi No.1. Edisi kedua. Cetakan ke II. BPFE, Yogyakarta.

Boniran, S. 1999. Quality Control untuk Bahan Baku dan Produk Akhir Pakan Ternak. Kumpulan Makalah Feed Quality Management Workshop, American Soybean Asosiation dan Balai Penelitian Ternak.

BPS Kabupaten Toba Samosir. 2013. Toba Samosir dalam Angka 2013.

http://issuu.com/bpstobasa/docs/121_1102001_2013_1206000-dda_toba_s.

Departemen Pertanian, 1987. Kumpulan Penelitian Hasil Perikanan Direktorat Jendral Perikanan, Jakarta: Balai Pengembangan Perikanan Laut, Departemen Perikanan.

Gunawan, 1993. Produktivitas dan Nilai Ekonomis. Kanisius, Yogyakarta.

Hartadi, H., S. Reksohardiprojo dan A, D Tillman. 1997. Komposisi Bahan Pakan Untuk Indonesia. Gadja Mada University Press, Yogyakarta.

Hermanto, F. 1996. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya, Jakarta.

Hutagalung, R. I. 1990. Defenisi dan Standar Bahan Baku Pakan. Penebar Swadaya, Jakarta

Ichwan, W., 2003. Membuat Ransum Ayam Ras Pedaging. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Kadariah, 1987. Pengantar Evaluasi Proyek. Lembaga Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.

Kadarsan, H. 1995. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan Agribisnis Cetakan Kedua. PT. Gramedia, Jakarta

(2)

Kartamihardja, E.S., 2009. Mengenal Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Bleeker) dan Siklus Hidupnya di Danau Toba. Pusat Riset Perikanan Tangkap. Jakarta.

Kasmir dan Jakfar, 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Ketaren, P.P. 2001. Pakan alternatif itik. Trobos no.20/Th. II/Mei 2001.

Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Ternak. 2000. FP USU. Medan.

____________________________________. 2008. FP USU. Medan.

Laboratorium Loka Penelitian Kambing Potong. 2013. Sei Putih.

Murtidjo, B. A., 1994. Mengelola Ayam Buras. Kanisius, Yogyakarta.

NRC. 1994. Nutrient Requirments of Domestic Animal, Tenth Revised edition. National Academy Press. Washington DC.

Oluyemi, J.A. and B.L. Fetuga. 1978. The Protein and Energy requirements of ducklings in the tropic. Br. Poultry Science, 19:261-266.

Parakkasi, A. 1990. Ilmu Gizi dan Makanan Ternak Monogastrik. Angkasa, Bandung.

Pisulewski, P. M. 2005. Nutritional potential for improvingmeat quality in poultry. Anim.l Sci. Pap. Rep. 23:303-315.

Purnomo K. dan Kartamihardja. 2009. Keberhasilan Introduksi Ikan Blih (Mystacoleucus padangensis) ke Habitat yang Baru di Danau Toba, Sumatera Utara. Jakarta: Pusat riset Perikanan Tangkap.

Prawirokusumo, S. 1990. Ilmu Gizi Komporatif. BPFE, Yogyakarta.

Raharjo, 1994. Kemampuan produksi dan reproduksi di Balitnak Ciawi, Bogor. Pros. Sem. Hasil Penelitian Pascapanen Pertanian II. Badan Litbang Pertanian. Jakarta. Pp. 163-168.

Rasidi. 1997. 302 Formulasi Pakan Lokal Alternatif untuk Unggas. Penebar Swadaya, Jakarta.

Rasyaf, M., 1988. Pengelolaan Peternakan Unggas Pedaging. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

(3)

Saleh, M. 1990. Pengaruh Pengepresan, Mutu Bahan Mentah dan Penyimpanan terhadap Mutu Tepung Ikan. Jurnal Penelitian Pasca Panen Perikanan No. 65. Balai Penelitian Perikanan Laut. Departemen Pertanian, Jakarta.

Sarwono, B., 1996. Beternak Ayam Buras. Penebar Swadaya, Jakarta.

Siregar, 1994. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Sawadaya, Jakarta. Soekartawi, A. 1994. Analisis Cobb-Douglass. UI-Press, Jakarta.

Srigandono, B., 1997. Produksi Unggas Air. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Srigandono, B., 1998. Beternak Itik Pedaging. Tribus Agriwidya, Yogyakarta.

Suharno dan Amri, 1995. Beternak Itik Petelur di Kandang Baterai. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sudarmono, A.S. dan Y.B. Sugeng. 003. Beternak Domba.penebar Swadaya, Jakarta.

Sunarya. 1996. Proses Kemunduran Mutu Hasil Perikanan dan Persyaratan Mutu Bahan Baku. Pusat Pelatihan Ekspor Indonesia DEPERINDAG, Jakarta.

Tangendjaja, B., R. Matondang, dan J. Diment. 1986. Perbandingan itik dan ayam petelur pada penggunaan dedak dalam ransum selama phase pertumbuhan. Ilmu dan Peternakan 2(4):137-139.

Tarigan, M. 2007. Identifikasi dan Karakterisasi Morfometrik Ukuran Tubuh Itik (Anas Sp) di Porsea. Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Wahju, J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Universitas Gadjah Mada Press, Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

The results indicate that lumbosacral spinal Fos-labeling was highly increased in vaginocervical stimulated rats relative to control, and labeled neurons were present more

Timbangan : dibutuhkan alat ukur timbangan digital untuk menentukan berat resin, serbuk karbon dan katalis sesuai dengan komposisi berat yang diinginkan. Timbangan digital ini

Pajak Penghasilan Pasal 21 mengatur pembayaran pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima oleh wajib pajak orang pribadi dalam

b.Guru memberi tugas rumah kepada siswa untuk mempelajari materi berikutnya dan mengerjakan kegiatan 3.4.1 tentang Evaluasi dampak dari suatu kasus pembangunan di suatu daerah.(Jika

Dari data hasil perhitungan selisih volume tampungan air waduk, dan jika dibandingkan dengan lamanya waktu antar pengukuran batimetri dilakukan, maka bisa

tetapi dia sendiri adalah kebebasannya akan memaksa peserta didik hanya.. 4) Adanya pengakuan dan penerimaan bahwa manusia itu pada dasarnya baik. Jean Jacques Rosseau (filosof

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “ Dakwah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pengembangan industri Lurik di Kabupaten Klaten adalah (1) Meningkatkan peran Pemerintah Kabupaten Klaten dalam promosi produk