• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Forum Pantas Melalui Media Sosial Grup Facebook T1 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Forum Pantas Melalui Media Sosial Grup Facebook T1 BAB II"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Hakikat Komunikasi

Suprapto (2006:2) menjelaskan bahwa pengertian secara etimologis komunikasi berarti: (1) istilah yang berasal dari bahasa latin communicatio, yang bersumber dari kata communis artinya sama yaitu sama makna. Sedangkan communication berarti memberi tahu atau bertukar pikiran tentang pengetahuan, informasi atau pengalaman seseorang (throught

communication people share knowledge, information or experience. (2)

komunikasi merupakan proses penyampaian pernyataan oleh seseorang kepada orang lain, artinya bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang. (3) komunikasi memiliki tujuan untuk memberi tahu, menyampaikan pikiran dan perasaan, mengubah pendapat maupun sikap, sedangkan menurut Wibowo (2011:17) komunikasi merupakan aktivitas menyampaikan apa yang ada dipikiran, konsep dan keinginan untuk di sampaikan pada orang lain atau sebagai seni mempengaruhi orang lain untuk memperoleh apa yang kita inginkan.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian informasi yang melibatkan sejumlah orang dengan tujuan untuk mempengaruhi orang lain agar memperoleh apa yang di inginkan.

Berpijak dari kesimpulan tentang hakikat komunikasi, dapat diperoleh gambaran bahwa komunikasi mempunyai beberapa karakteristik berikut:

(2)

10

2. Komunikasi ialah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. artinya, kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai denga tujuan atau keinginan dari pelakunya.

3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku yang terlibat kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang disampaikan.

4. Komunikasi bersifat simbolis. Artinya, tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang lambang. Lambang yang paling umum digunakan dalam komunikasi antar manusia adalah bahasa verbal dalam bentuk kata kata, kalimat, angka-angka atau tanda-tanda lainnya.

5. Komunikasi bersifat transaksional. Yaitu memberi dan menerima. Dua tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau porsional. 6. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu. Maksudnya bahwa para

peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama.

Menurut Efendi (2006:10) mengkategorikan komunikasi dalam tiga kategori yaitu: (1) komunikasi antar pribadi, (2) komunikasi kelompok, (3) komunikasi massa. Dari ketiga kategori komunikasi tersebut komunikasi kelompok atau komunikasi organisasi akan dibahas dalam penelitian ini. 2.2. Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi terdiri dari dua suku kata yaitu strategi dan komunikasi. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata strategi dan komunikasi dapat diartikan secara harfiah sebagai berikut:

1. Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Sesuatu yang patut dikerjakan demi kelancaran komunikasi. 2. Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua

orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.

(3)

11

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya (Effendy, 2003:300).

Menurut Handoko (1986:272) mendefinisikan kata komunikasi sebagai suatu proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari sekedar kata- kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya. Perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa seseorang mengirimkan berita dan menerimanya sangat tergantung pada keterampilan-keterampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar, berbicara dan lain- lain) untuk membuat sukses pertukaran informasi.

Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi

(communication management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk

mencapai tujuan tersebut, strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) dapat berbeda sewaktu- waktu bergantung dari situasi dan kondisi (Effendy, 2003:301). Agar tujuan komunikasi organisasi dapat dicapai dengan baik maka dibutuhkan beberapa tahapan dalam strategi komunikasi sebagai berikut :

1. Penyusunan Pesan Komunikasi

Wilbur Schramm (dalam Arifin, 1994:68) menetapkan syarat-syarat keberhasilan pesan informasi :

(4)

12

b. Pesan haruslah menggunakan tanda-tanda yang didasarkan pada pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran, sehingga kedua pengertian itu bertemu.

c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi daripada sasaran dan menyarankan cara-cara untuk mencapai kebutuhan itu.

d. Pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh kebutuhan yang layak bagi situasi kelompok di mana kesadaran pada saat digerakkan untuk memberikan jawaban yang dikehendaki.

Selanjutnya Wilbur Schramm (dalam Arifin, 1994:69) mengemukakan tentang tanda-tanda komunikasi (sign of communication) sebagai berikut :

a. Availability, berarti isi pesan itu mudah diperoleh sebab dalam persoalan

yang sama orang selalu memilih yang paling mudah, yaitu yang tidak terlalu banyak meminta energi atau tenaga.

b. Contrast, berarti pesan itu, dalam hal menggunakan tanda-tanda dan

medium memiliki perbedaan yang tajam dengan keadaan sekitarnya. 2. Penetapan Teknik Komunikasi

Komunikasi pada teknik penyampaian atau mempengaruhi itu dapat dilihat dari dua aspek yaitu : menurut cara pelaksanaan dan menurut bentuk isinya. Hal tersebut dapat diuraikan lebih lanjut, bahwa yang pertama, semata-mata melihat komunikasi itu dari segi pelaksanaannya dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya. Sedang yang kedua, yaitu melihat komunikasi itu dari segi bentuk pernyataan atau bentuk pesan dan maksud yang dikandung. Oleh karena itu yang pertama menurut cara pelaksanaanya, dapat diwujudkan dalam dua bentuk, yaitu :

a. Redundancy (Repetition)

(5)

13

dengan pesan yang tidak diulang-ulang, sehingga ia akan lebih banyak mengikat perhatian.

b.Canalizing

Canalizing adalah memahami dan meneliti pengaruh kelompok terhadap individu atau khalayak. Untuk berhasilnya komunikasi ini, maka haruslah dimulai dari memenuhi nilai-nilai dan standard kelompok dan masyarakat dan secara berangsur-angsur merubahnya ke arah yang dikehendaki. Akan tetapi bila hal ini kemudian ternyata tidak mungkin, maka kelompok tersebut secara perlahan-lahan dipecahkan, sehingga anggota-anggota kelompok itu sudah tidak memiliki lagi hubungan yang ketat. Dengan demikian pengaruh kelompok akan menipis dan akhirnya akan hilang sama sekali. Dalam keadaan demikian itulah pesan-pesan akan mudah diterima oleh komunikan.redundancy (repetition) dan Canalizing. Sedang yang kedua menurut bentuk isinya dikenal teknik-teknik informatif, persuasif, edukatif, dan koersif (Arifin, 1994:73) :

a. Informatif

Teknik Informatif adalah suatu bentuk isi pesan, yang bertujuan mempengaruhi khalayak dengan jalan memberikan penerangan. Penerangan berarti menyampaikan sesuatu apa adanya, apa sesungguhnya, di atas fakta-fakta dan data-data yang benar serta pendapat-pendapat yang benar pula. Dalam pembagian informasi komunikasi, Jawoto (dalam Arifin, 1994:74) membagi teknik informatif menjadi dua yaitu :

1) Memberikan informasi tentang fakta semata-mata, juga fakta bersifat kontroversial.

2) Memberikan informasi dan menuntun umum ke arah pendapat.

(6)

14 b.Persuasif

Persuasif berarti, mempengaruhi dengan jalan membujuk. Dalam hal ini khalayak digugah baik pikirannya, maupun dan terutama perasaannya. Situasi mudah terkena sugesti ditentukan oleh kecakapan untuk mengsugestikan atau menyarankan sesuatu kepada komunikan (suggestivitas), dan mereka itu sendiri diliputi oleh keadaan mudah untuk menerima pengaruh (suggestibilitas). Jadi di pihak menugesti khalayak, dan menciptakan situasi bagaimana khalayak itu supaya mudah terkena sugesti, adalah proses kental sebagai hasil penerimaan yang tidak kritis dan di realisasikan dalam perbuatan kepercayaan atau cita-cita yang dipengaruhi orang lain.

b. Edukatif

Teknik edukatif, sebagai salah satu usaha mempengaruhi khalayak dari suatu pernyataan umum yang dilontarkan, dapat diwujudkan dalam bentuk pesan yang akan berisi : pendapat-pendapat, fakta-fakta, dan pengalaman-pengalaman. Mendidik berarti memberikan sesuatu ide kepada khalayak apa sesungguhnya, di atas fakta-fakta, pendapat dan pengalaman yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi kebenaran, dengan disengaja, teratur dan berencana, dengan tujuan mengubah tingkah laku manusia ke arah yang diinginkan.

c. Koersif

Koersif berarti mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa. Teknik koersif ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk peraturan-peraturan, perintah-perintah dan intimidasi-intimidasi. Untuk pelaksanaanya yang lebih lancar biasanya dibelakangnya berdiri suatu kekuatan yang cukup tangguh.

2.3. Komunikasi Antar Budaya

2.3.1. Pengertian Komunikasi Antarbudaya

(7)

15

etnik, ras dan kelas sosial. Budaya bertanggung jawab atas seluruh perbendaharaan perilaku komunikatif dan makna yang dimiliki setiap orang. Konsekuensinya perbendaharaan-perbendaharaan yang dimiliki dua orang yang berbeda budaya akan berbeda pula, yang dapat menimbulkan segala macam kesulitan.

Pengaruh budaya atas individu dan masalah-masalah dari balik pesan terlukis pada gambar berikut :

Gambar 2.1

Komunikasi Antarbudaya (Liliweri, 2009:14)

Tiga budaya diwakili dalam model pada gambar 2.1 oleh tiga bentuk geometrik yang berbeda. Budaya A dan Budaya B relatif serupa dan masing-masing diwakili oleh suatu segi empat. Budaya C sangat berbeda dengan budaya A dan budaya B, perbedaan yang lebih besar ini tampak pada melingkar budaya C dan jarak fisiknya dari budaya A dan budaya B.

2.3.2. Prinsip – Prinsip Komunikasi Antarbudaya

Menurut DeVito (1996:488), komunikasi antarbudaya memiliki lima prinsip sebagai berikut :

1. Relativitas Bahasa

Gagasan umum bahwa bahasa memengaruhi pemikiran dan perilaku paling banyak disuarakan oleh para antropologis linguistik.

2. Bahasa sebagai Cermin Budaya

Semakin besar perbedaan budaya, semakin besar perbedaan komunikasi baik dalam bahasa maupun dalam isyarat-isyarat nonverbal. Makin besar

Budaya A Budaya B

(8)

16

perbedaan antara budaya (dan, karenanya, makin besar perbedaan komunikasi), makin sulit komunikasi dilakukan.

3. Mengurangi Ketidakpastian

Semakin besar perbedaan antarbudaya, semakin besar ketidakpastian dan ambiguitas dalam komunikasi.

4. Kesadaran Diri dan Perbedaan Antarbudaya

Semakin besar perbedaan antarbudaya, makin besar kesadaran diri

(mindfulness) para partisipan selama komunikasi.

5. Memaksimalkan Hasil Interaksi

Untuk memaksimalkan interaksi dalam komunikasi antarbudaya terdapat tiga implikasi penting yaitu : pemberian hal positif, terus melibatkan diri dalam komunikasi dan membuat makna prediksi yang akan menghasilkan bentuk positif dari komunikasi.

2.3.3. Efektivitas Komunikasi Antarbudaya

Gudykunst (dalam Liliweri 2009:227), jika dua orang atau lebih berkomunikasi antarbudaya secara efektif maka mereka akan berurusan dengan satu atau lebih pesan yang ditukar (dikirim dan diterima) mereka harus bisa memberikan makna yang sama atas pesan. Dengan demikian komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang dihasilkan oleh kemampuan para partisipan komunikasi karena keberhasilan menekan sekecil mungkin kesalahpahaman.

Menurut Schramm (dalam Liliweri, 2001:171), untuk mendapatkan hasil yang positif dalam komunikasi antarbudaya perlu diperhatikan syarat-syarat sebagai berikut :

1. Menghormati anggota budaya lain sebagai manusia

2. Menghormati budaya lain sebagaimana apa adanya dan bukan sebagaimana yang di kehendaki.

3. Menghormati hak anggota budaya yang lain untuk bertindak berbeda dari cara bertindak.

(9)

17

Maka agar maksud komunikasi dipahami dan diterima serta dilaksanakan bersama, harus dimungkinkan adanya peran serta untuk mempertukarkan dan merundingkan makna diantara semua pihak dan unsur dalam komunikasi yang pada akhirnya akan menghasilkan keselarasan dan keserasian.

2.3.4. Hambatan – Hambatan Komunikasi Antarbudaya

Menurut Barna dan Rubenm (dalam DeVito, 1996:490), terdapat lima hambatan dalam komunikasi antarbudaya yaitu:

1. Pengabaian perbedaan antara individu dan kelompok yang secara kultural berbeda;

2. Pengabaian perbedaan antara kelompok kultural yang berbeda; 3. Pengabaian perbedaan dalam makna;

4. Pelanggaran adat kebiasaan kultural; dan 5. Penilaian perbedaan secara negatif.

Untuk mengatasi hambatan-hambatan dari komunikasi antarbudaya diperlukan penyamaan dari tujuan-tujuan komunikasi dan mengurangi etnosentrisme (persepsi terhadap hal-hal yang paling benar dan tepat).

2.4. New Media

2.4.1. Internet sebagai New Media

(10)

18 2.4.2. Kelebihan dan Manfaat New Media

New media (media baru atau media online) memiliki kelebihan kecepatan

melakukan sebuah interaksi, lebih efisien, lebih murah, lebih cepat untuk mendapatkan sebuah informasi baru dan ter-update informasinya. Kelemahannya adalah pada jaringan koneksi internet, jika pengguna tidak mendapatkan akses internet yang memadai maka tidak dapat memperoleh informasi sesuai kebutuhan. New media juga memiliki manfaat dalam hal akses, yaitu dapat diakses dimanapun dan kapanpun, serta termasuk ke dalam komunikasi massa karena pesan yang disampaikan dapat di lihat oleh khalayak luas (Bagdakian, 2004:14).

2.5. Internet sebagai Media Komunikasi

Internet merupakan salah satu komunikasi melalui media massa. Karena pesan yang di sampaikan melalui internet juga bersifat umum komunikannya juga heterogen, komunikatornya juga melembaga, internet juga menimbulkan keserempakan, namun melalui internet, komunikasi tidak selalu berlangsung satu arah, tapi biasa juga dan seringkali berlangsung memutar atau sirkuler. Artinya tidak dapat dipastikan mana komunikan dan mana komunikatornya. Karena jika yang satu mengirimkan pesan maka pesan itu akan langsung dibalas juga oleh pihak yang satunya. Internet tak ubahya sebuah master key. Pertama, untuk membuka semua pintu informasi dan data di seluruh dunia. Kedua untuk membuka the managed news, berita maupun data yang direkayasa untuk tujuan-tujuan subyektif tertentu. Ketiga, untuk meluaskan bandingan (Reddick dan King, 1996:15).

2.6. Computer Medicated Communication

Thurlow et. al (2007:15) mendefinisikan Computer Medicated

Communication (CMC) adalah: Computer Mediated Communication is a

process of human communication via computer, involving people, situated

in particular context, engaged in process to shaped media for variety of

purpose. Yaitu: suatu proses komunikasi yang dilakukan melalui komputer,

(11)

19

Dapat dikatakan bahwa CMC adalah suatu proses komunikasi atau pertukaran informasi yang dilakukan melalui medium, dalam hal ini komputer adalah mediumnya. Dalam prakteknya, CMC biasanya dihubungkan secara lebih spesifik dengan komunikasi manusia pada, melalui atau menggunakan internet dan website (Thurlow, 2007:16). Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian merupakan salah satu bentuk dari internet (New Media). Oleh karena itu, penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan bentuk dari Computer Mediated Communication.

2.7. Situs Jejaring Sosial F acebook

2.7.1. Situs Jejaring Sosial

Firmansyah (2010:10) mengemukakan bahwa situs jejaring sosial merupakan sebuah situs berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat list pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut. Tampilan dasar situs jejaring sosial ini menampilkan halaman profil pengguna, yang di dalamnya terdiri dari identitas diri dan foto pengguna.

Jejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukkan jalan dimana mereka berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal sehari-hari sampai dengan keluarga (Nawawi, 2008:139).

(12)

20 2.7.2 F acebook

1. Pengertian F acebook

Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial dan situs web yang

diluncurkan pada 4 Februari 2004. Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang mahasiswa Harvard kelahiran 14 Mei 1984. Pada awal masa kuliahnya, situs jejaring sosial ini keanggotaannya masih dibatasi untuk mahasiswa dari Harvard College. Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Universitas Boston, MIT, Tufts), Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League. Sampai akhirnya, pada September 2006, Facebook mulai membuka pendaftaran bagi siapa saja yang memiliki alamat email. Fitur yang ditawarkan Facebook sebagai situs jejaring sosial membuat banyak orang menggunakannya (Anwari, 2010:84).

2. Fungsi F acebook sebagai Media Komunikasi

Menurut Mangkulo (2010:49), sebelum menggunakan Facebook sebagai media yang akan digunakan menjadi sarana penunjang proses komunikasi, terlebih dahulu dibuat sebuah desain fungsi yang dapat diaplikasikan pada sistem komunikasi online yaitu sebagai berikut:

a. Fungsi untuk Penyampaian Materi Komunikasi

Banyak cara yang ditawarkan Facebook untuk menyampaikan materi yang berhubungan dengan suatu pokok bahasan dari sebuah komunikasi, beberapa cara tersebut adalah dengan share

link/photo/video, membuat status yang relevan dengan pokok bahasan

materi, dan membuat resume pokok bahasan materi dengan fitur note atau docs pada group.

b. Fungsi untuk Jadwal Kegiatan

(13)

21

tersebut dengan cara menggunakan aplikasi acara yang bergambar kalender yang ada pada akun Facebook.

c. Fungsi untuk Melakukan Diskusi

Facebook dapat dilakukan sebagai sarana untuk melakukan diskusi

baik antara pengurus dengan anggota, maupun anggota dengan anggota. Dalam diskusi tersebut dapat dibahas berbagai topik yang berhubungan dengan materi kegiatan yang dibahas di dalam forum. Dengan adanya Facebook, diskusi materi kegiatan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Menurut Patria dan Yulianto (2010), interaksi (diskusi) pada Facebook dapat dilakukan dengan cara-cara berikut:

1. Asynchronous (pengurus dan anggota tidak berada dalam waktu

yang bersamaan)

a)Melalui fitur message b) Melalui fitur comment

2. Synchronous (pengurus dan anggota berada dalam waktu yang

bersamaan).

Interaksi ini dilakukan melalui fitur chatting yang ada pada

Facebook. Dengan begitu, baik pengurus maupun anggota dapat

dengan mudah berdiskusi maupun bertukar informasi. 2.8. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Pertiwi (2013), melakukan penelitian dengan judul: Peran Facebook dalam Komunikasi Interpersonal Studi Deskriptif Kualitatif tentang Peran

Facebook sebagai Media dalam Komunikasi Interpersonal antara Guru dan

(14)

22

memberlakukan peraturan di dunia maya. Terlebih lagi tidak ada peraturan tertulis yang mengatur guru dalam berjejaring.

Ismail (2014), melakukan penelitian dengan judul: Peran Grup

“Perpustakaan Pustakawan dan Pemustaka” pada Media Sosial Facebook

sebagai Sarana Komunikasi Para Pecinta Perpustakaan. Perpustakaan dan pustakawan berperan sebagai salah satu penyampai dan penyebar informasi yang di butuhkan oleh masyarakat, sesaui dengan perkembangan jaman ini mau tidak mau perpustakaan dan pustakwan harus mau bertranformasi untuk menjadi penyampai informasi atau sebagai sumber informasi yang up date baik dari segi penampilan maupun dari segi sistem informasinya. Dengan adanya grup yang membahas tentang dunia perpustakaan para pustakawan maupun masyarakat yang peduli akan perpustakaan dapat saling bertukar informasi yang tujuannya yaitu demi kemajuan dunia pendidikan, demi kemajuan anak bangsa, demi kemajuan Negara.

Damanik (2015), melakukan penelitian dengan judul: Peran

Facebook dan Twitter sebagai Media Mencari Jodoh pada Gay di Medan.

keberadaan gay tersebar diseluruh kawasan Kota Medan. Oleh karena itu untuk mempermudah interaksi dan mencari jodoh mereka menggunakan media perantara berupa media sosial online seperti Facebook dan Twitter dengan membuat akun asli atau palsu. Mereka sering mempromosikan diri dengan menuliskan peran, identitas diri, alamat, dan nomor kontak pada group-group Facebook dan Twitter. Jaringan media sosial online Facebook

dan Twitter ini dibuat karena sifat dari media sosial saling berkaitan dan

(15)

23

prinsipnya komunitas gay belum mendapatkan penerimaan masyarakat dan mendapat restu dari keluarga.

Dari ketiga penelitian di atas memiliki perbedaan dengan penelitian yang disusun penulis diantaranya: (1) Fokus penelitian ini terletak pada strategi komunikasi, (2) pada penelitian ini etnis yang tergabung dalam organisasi berjumlah 21 dan (3) penelitian ini menggambarkan upaya menyatukan pandangan dan kerukunan antar etnis dan komunitas di Kota Salatiga.

2.9. Kerangka Pikir Penelitian

Pengelolaan informasi kegiatan Forum PANTAS melibatkan tiga aktivitas yang saling berkaitan yaitu: (1) Materi kegiatan, (2) Jadwal kegiatan dan (3) diskusi kegiatan. Dalam proses perencanaan dan penyebaran informasi kegiatan oleh Forum PANTAS dibutuhkan media yang bertujuan memberikan kemudahan kepada para anggota dalam menyampaikan pesan dan informasi dalam organisasi dan dapat merangsang anggota untuk menyalurkan ide atau gagasan, sehingga dapat membangkitkan minat dan semangat para anggota forum PANTAS untuk meningkatkan eksistensi dan mencapai tujuan organisasi yang sebaik-baiknya.

(16)

24

Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut:

Gambar 2.2

Kerangka Pikir Penelitian

Media Sosial Facebook

Forum PANTAS 20 Etnis di

Kota Salatiga

Komunikasi Antar Budaya

Gambar

Kerangka Pikir PenelitianGambar 2.2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil wawancara dengan ibu Nasik wali kelas sekaligus guru mata pelajaranMatematika MI Baiturrohman Suwaluh Pakel Tulungagung pada tanggal 14 Mei 2016.. Belajar dan

• Rekaman Pembicaraan Telepon sebagai Alat Bukti Perjanjian Bank dengan Nasabah pada Bancassurance..

The aim of the research was to acknowledge the effect of formula milk promotion, breast milk counceling, culture value, and husband’s support on the exclusive breast milk feeding..

Berdasarkan fokus masalah pada BAB I serta hasil pembahasan pada BAB IV dan BAB V maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa penelitian mengenai “Identifikasi

Women often found long-term breastfeeding role models as well as information and moral support for breastfeeding continuance within a peer breastfeeding support organisation

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan peran ayah dalam pemberian ASI eksklusif. Responden dan keluarga diharapkan

88 Artinya peserta didik memiliki komponen kreativitas berupa kebaruan ini mampu menyelesaikan soal dengan metode baru. yang sebelumnya belum pernah ada atau digunakan

Data dilengkapi wawancara dengan Prayitno, Kepala Seksi Sengketa Konflik dan Perkara pada Kantor Pertanahan Kabupaten Semarang, 14 April 2014, transkrip wawancara ada pada