• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KIMIA ANORGANIK II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH KIMIA ANORGANIK II"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

KIMIA ANORGANIK II

Alkali Tanah B (Sr, Ba, dan Ra)

Disusun oleh:

1. Alfian Maulana (4311413014) 2. Ila Triwinarsih (4311413035) 3. Eva Qomariyah M (4311413038) 4. Cici Eliestia Rahayu (4311413039)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2015

(2)

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya kepada kita sehingga kami dapat menyelesaikan makalah KIMIA ANORGANIK II yang berjudul “Alkli Tanah B (Sr, Ba dan Ra)” sebagai tugas dari mata kuliah Kimia Anorganik II. Tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nuni Widiarti, S.Pd, M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah Kimia Anorganik II yang telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Baik dari pengetahuan, tata cara penulisan, pengalaman, pengetahuan dan maupun isinya, mengingat keterbatasan penulis yang selalu masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah penulis nantikan untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis dan para pembaca.

Semarang, Maret 2015

Penyusun

(3)
(4)

3.1 Simpulan ... 12 3.2 Saran... 13 DAFTAR PUSTAKA... 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Unsur‐unsur golongan IIA disebut juga alkali tanah sebab unsur‐unsur tersebut bersifat basa dan banyak ditemukan dalam mineral tanah. Logam alkali tanah umumnya reaktif, tetapi kurang reaktif jika dibandingkan dengan logam alkali.

(5)

kelimpahan Ra di alam hanya sekitar 1010 karena bersifat radioaktif. Di alam Berilium terdapat dalam mineral beril (Be3Al2(SiO3)6) dan krisoberil ; magnesium sebagai magnesit (MgCO3) , dolomit (CaCo3.MgCO3), keiserit (MgSO4. 2H2O), epsomit (MgSO4.7H2O), silikat, dan air laut ; kalsium sebagai dolomit batu kapur gips (CaSO4.2H2O), aragonit, marbel, dan silikat ; strontium sebagai strontianit (SrCO3), selestit (SrSO4); barium sebagai barit (BaSO4) dan witerit (BaCO3) ; radium sebagai pekblende dan karnotit. Konfigurasi Elektron :

Berelium (Be) = 1s2 2s2

c. Apa saja sifat kimia dan sifat fisika dari unsur stronsium? d. Bagaimana karakteristik dari stronsium?

e. Apa senyawa yang terbentuk dari stronsium? f. Apa kegunaan stronsium?

g. Bagaimana pembuatan stronsium?

h. Bagaimana reaksi-reaksi unsur stronsium? i. Apa manfaat dan bahaya dari unsur stronsium? Barium

a. Bagaimana informasi umum unsur barium? b. Bagaimana sejarah tentang unsur barium?

c. Apa saja sifat fisika dan sifat kimia dari unsur barium? d. Bagaiman karakteristik unsur barium?

e. Apa kegunaan unsur barium? f. Bagaimana isotop barium? g. Bagaimana pembuatan barium?

h. Apa manfaat dan bahaya unsur barium? Radium

a. Bagaimana informasi umum unsur radium? b. Bagaimana sejarah penemuan radium?

c. Apa saja sifat kimia dan sifat fisika dari unsur radium? d. Bagaimana keberadaan unsur radium di alam?

(6)

h. Bagaimana pembuatan radium? i. Apa bahaya dari unsur radium?

j. Bagaimana sumber pencemaran dan dampak logam radium? k. Bagaimana penanganan masalah logam radium?

1.3 Tujuan Stronsium

a. Mengetahui informasi umum stronsium. b. Mengetahui sejarah penemuan stronsium.

c. Menjelaskan saja sifat kimia dan sifat fisika dari unsur stronsium. d. Mengetahui karakteristik dari stronsium.

e. Menjelaskan senyawa yang terbentuk dari stronsium. f. Menjelaskan kegunaan stronsium.

g. Mengetahui pembuatan stronsium.

h. Mengetahui reaksi-reaksi unsur stronsium.

i. Menjelaskan manfaat dan bahaya dari unsur stronsium. Barium

a. Mengetahui informasi umum unsur barium. b. Mengetahui sejarah tentang unsur barium.

c. Menjelaskan saja sifat fisika dan sifat kimia dari unsur barium. d. Mengetahui karakteristik unsur barium.

e. Menjelaskan kegunaan unsur barium. f. Mengetahui isotop barium.

g. Mengetahui pembuatan barium.

h. Menjelaskan manfaat dan bahaya unsur barium. Radium

a. Mengetahui informasi umum unsur radium. b. Mengetahui sejarah penemuan radium.

c. Menjelaskan saja sifat kimia dan sifat fisika dari unsur radium. d. Mengetahui keberadaan unsur radium di alam.

e. Mengetahui karakteristik unsur radium.

f. Menjelaskan senyawa yang terbentuk dari radium. g. Menjelaskan kegunaan unsur radium.

h. Mengetahui pembuatan radium.

i. Menjelaskan bahaya dari unsur radium.

j. Mengetahui sumber pencemaran dan dampak logam radium. k. Mengetahui penanganan masalah logam radium.

1.4 Manfaat

a. Mahasiswa dapat mengetahui informasi umum stronsium,barium, dan radium

b. Mahasiswa dapat mengetahui sejarah penemuan stronsium,barium, dan radium.

(7)

d. Mahasiswa dapa mengetahui manfaat dan bahaya dari unsur stronsium,barium, dan radium.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 STRONSIUM (Sr)

A. INFORMASI UMUM

(8)

Atom Nomor : 38

Massa Atom : 87,62 amu

Titik leleh : 769,0 ° C (1042,15 K, 1416,2 ° F) Titik didih : 1384,0 ° C (1657,15 K, 2523,2 ° F) Jumlah Proton / Elektron : 38

Jumlah Neutron : 50 Klasifikasi : Alkali Tanah Struktur Kristal : Kubus

Massa jenis @ 293 K : 2.54 g/cm3 Warna : kuning

Struktur atom :

Bohr Model of Strontium] Jumlah Tingkat Energi : 5 Energi Tingkat Pertama : 2 Kedua Energi Level : 8 Ketiga Energi Level : 18 Keempat Energi Level : 8 Kelima Energi Level : 2 Fakta :

Tahun penemuan : 1790 Penemu : A. Crawford

Nama Asal : Setelah Strotian (kota Skotlandia) Diperoleh Dari : celestite, strontianite

B. SEJARAH

(9)

selestit dan strontianit. 90Sr mempunyai lama waktu paruh sebesar 28,9 tahun. Stronsium pertama kali ditemukan di kota Strontian di Skotland.

Stronsium (diucapkan str n m / ɒ ʃә STRON-sh mә ) adalah unsur kimia dengan lambang Sr dan ini berwarna kuning saat terkena udara. Hal ini terjadi secara alami dalam mineral Celestine dan Strontianite. Stronsium ditemukan tahun 1790 oleh Adair Crawford, seorang kimiawan Irlandia, saat mempelajari witherite mineral (BaCO) Ketika witherite dicampurkan dengan asam klorida (HCl), dia tidak mendapatkan hasil yang diharapkan. Dia menganggap bahwa sampel

witherite sudah tercemar dengan mineral yang tidak diketahui, mineral itu ia beri nama strontianite (SrCO). Stronsium pertama kali diisolasi tahun 1808 oleh Sir Humphry Davy, seorang ahli kimia Inggris, melalui elektrolisis dari campuran strontium klorida (SrCl) dan oksida merkuri (HgO). Strontium diperoleh dari dua bijih yang paling umum, celestite (SrSO) dan strontianite (SrCO) dengan memperlakukan mereka dengan asam klorida, membentuk strontium klorida. C. SIFAT-SIFAT

Strontium lebih lunak dibanding kalsium dan terdekomposisi dalam air secara cepat. Ia tidak menyerap nitrogen dibawah suhu 380 0C. Elemen ini harus direndam dalam minyak tanah (kerosene) untuk menghindari oksidasi. Logam strontium yang baru terbelah memiliki warna keperak-perakan, tapi dapat dengan cepat menjadi kuning jika teroksidasi. Logam ini jika terbelah secara halus dapat terbakar di udara secara spontan.

Garam-garam strontium memberikan warna yang indah pada lidah api dan digunakan di pertunjukan kembang api dan produksi flares. Strontium alami merupakan campuran dari 4 isotop yang stabil. Stronsium-90, sebuah radioaktif isotop dari strontium, merupakan produk umum dari ledakan nuklir. Stronsium-90 memiliki waktu paruh sekitar 28,8 tahun dan meluruh menjadi Yttrium-90 melalui peluruhan beta. Stronsium-90 ini terutama mematikan karena memiliki waktu paruh relatif lama, sangat radioaktif dan dapat diserap oleh tubuh, dimana terakumulasi dalam sistem rangka.

D. KARAKTERISTIK

(10)

abu‐abu/perak, lebih halus daripada kalsium dan lebih reaktif terhadap air, yang mana jika bereaksi dengan air akan menghasilkan strontium hidroksida dan gas hidrogen. Pembakaran strontium di udara akan menghasilkan strontium oksida dan strontium nitrida, tapi karena strontium tidak akan bereaksi dengan nitrogen di bawah suhu 380 0C, maka pada suhu kamar, yang dihasilkan hanyalah oksida (secara spontan). Strontium harus disimpan di dalam kerosin untuk mencegah terjadinya oksidasi; logam strontium yang terkena udara akan bereaksi dengan cepat membentuk oksida dengan warna kuning. Serbuk logam strontium akan terbakar secara spontan pada suhu kamar. Garam strontium yang mudah menguap akan memberikan warna api merah tua, dan garam ini dapat digunakan dalam pembuatan petasan. Di alam, strontium merupakan hasil campuran empat isotopnya yang stabil.

E. SENYAWA STRONSIUM

Berikut adalah senyawa‐ senyawa strontium yang diketahui : a. Strontium titanat

b. Strontium karbonat c. Strontium nitrat d. Strontium sulfat e. Strontium aluminat f. Strontium klorida g. Strontium oksida h. Strontium ranelat F. KEGUNAAN

Sebagian besar stronsium saat ini digunakan dalam pembuatan tabung gambar televisi berwarna. Strontium juga digunakan dalam memproduksi magnet ferrite

(11)

pantul yang tinggi dan dispersi optik yang lebih besar daripada berlian. Senyawa ini dapat dipotong menjadi batu permata, khususnya sebagai tiruan berlian. Namun, karena sangat lembut dan mudah tergores sehingga jarang digunakan. Dua senyawa strontium, strontium karbonat (SrCO3) dan strontium nitrat (Sr(NO3)2), terbakar dengan nyala merah terang dan digunakan dalam kembang api dan suara sinyal.

Strontium karbonat juga digunakan untuk membuat jenis tertentu dari kaca dan merupakan bahan dasar untuk membuat senyawa stronsium lainnya. Stronsium klorida kadang-kadang digunakan dalam pasta gigi untuk gigi sensitive. Stronsium ranelate digunakan dalam pengobatan osteoporosis. Ini adalah obat resep di Uni Eropa, tapi tidak di Amerika Serikat. Beberapa contoh senyawa stronsium:

a. Strontium titanat memiliki indeks bias dan penyebaran optikal yang jauh lebih baik dari pada berlian, membuatnya memiliki banyak kegunaan dalam berbagai jenis alat‐alat optik.

b. Strontium karbonat, strontium nitrat, dan strontium sulfat biasanya digunakan dalam pembuatan kembang api untuk menghasilkan warna merah

c. Strontium klorida biasanya digunakan dalam pasta gigi untuk gigi sensitive.

d. Strontium oksida terkadang digunakan untuk menambah kualitas lapisan keramik.

e. Strontium ranelat digunakan dalam penyembuhan osteoporosis. f. SrSO4 digunakan sebagai bahan cat.

g. Stronsium sebagai senyawa karbonat biasa digunakan dalam pembuatan kaca televisi berwarna dan komputer.

G. PEMBUATAN

Stronsium ditemukan tahun 1790 oleh Adair Crawford, seorang kimiawan Irlandia, saat mempelajari witherite mineral (BaCO3). Ketika witherite

(12)

kimia Inggris, melalui elektrolisis dari campuran strontium klorida (SrCl2) dan oksida merkuri (HgO).

Strontium diperoleh dari dua bijih yang paling umum, celestite (SrSO4) dan strontianite (SrCO3),dengan memperlakukan mereka dengan asam klorida, membentuk strontium klorida. Telah dilakukan pembuatan dan karakterisasi magnet Strontium Ferrite (SrO5.6Fe3O4) dengan bahan dasar pasir besi sebagai upaya pemanfaatan deposit pasir besi Indonesia yang melimpah.

Pembuatan Strontium Ferrite dilakukan dengan metode metalurgi serbuk. Hematit (αFe2O3) hasil pengolahan pasir besi dan Strontium Carbonat (SrCO3) dicampur dengan cara digiling basah selama 6 jam. Hasil penggilingan dikeringkan dalam oven dan disaring dengan saringan 400 mesh. Kalsinasi dilakukan pada temperatur 1200 0C selama 3 jam. Hasil kalsinasi digiling ulang dan ditambahkan CaO dan SiO2 sebagai bahan aditif, kemudian digiling basah 16 jam. Setelah ditambah perekat berupa polyvinyl Alcohol (PVA) serbuk magnet dicetak dibawah tekanan sebesar 3 ton. Hasil cetakan berupa silinder disinter pada temperatur 1250 0C selama 1 jam. Struktur kristal serbuk magnet hasil sintesis dikarakterisasi dengan metode XRD, sedangkan sifat-sifat kemagnetannya diukur dengan menggunakan alat Permagraph tipe MPS. Hasil karakterisasi dengan XRD menunjukkan bahwa Strontium Ferrite hasil sintesis pasir besi memiliki struktur kristal yang bersesuaian dengan serbuk produk komersial (PT. NX. Indonesia).

Sementara itu dari hasil pengukuran dengan permagraph diperoleh bahwa magnet Sr Ferit hasil sintesis memiliki induksi remanen (Br) sebesar 1,195 kG, koersivitas (Hc) sebesar 1,4205 kOe, nilai energi produk maksimum (BH)maks sebesar 0,265 MGOe dan nilai kerapatan sebesar 4,555 g/cm3. Belum sesuainya sifat magnetik hasil sintesis ini dibanding produk komersial diperkirakan karena perbedaan berbagai proses pasca kalsinasi.

H. REAKSI STRONSIUM

Beberapa reaksi penting dari senyawaan stronsium ialah: a. Reaksi stronsium dengan udara

2Sr(s) + O (g) → 2SrO(s) 3Sr(s) + N (g) → Sr N (s) b. Reaksi stronsium dengan air

(13)

Sr(s) + Cl (g) → SrCl (s) Sr(s) + Br (g) → SrBr (s) Sr(s) + I (g) → SrI (s)

I. Manfaat dan Bahaya Stronsium

Manfaat dari unsur stronsium dalam kehidupan sehari-hari antara lain:

1. Strontium aluminat digunakan sebagai fosfor terang dengan pendarfosfor yang berterusan.

2. Strontium klorida ada kalanya digunakan dalam ubat gigi untuk gigi sensitif.

3. Strontium oksida kadang kala digunakan bagi memperbaik mutu sesetengah sepuh tembikar.

4. Strontium ranelat digunakan dalam rawatan osteoporosis di sesetengah negara seperti UK.

Bahaya dari unsur stronsium yaitu Stonsium radioaktif dapat menyebabkan gangguan berbagai tulang dan penyakit, termasuk kanker tulang.

2.2 BARIUM (Ba)

Barium bersifat lunak dan termasuk unsur golongan alkali tanah. Barium murni tidak pernah ditemukan di alam karena dapat bereaksi dengan udara. Oksidanya dikenal sebagai baryta, tetapi dapat bereaksi dengan air dan karbon dioksida dan tidak ditemukan sebagai mineral. Mineralnya yang paling banyak ditemukan di alam adalah barium sulfat (BaSO4) yang sangat susah untuk dilarutkan, dan barium karbonat (BaCO3).

(14)

A. INFORMASI UMUM : Nama : Barium

Simbol : Ba Atom Nomor : 56

Massa Atom : 137,327 amu

Titik leleh : 725,0 ° C (998,15 K, 1337,0 ° F) Titik didih : 1140,0 ° C (1413,15 K, 2084,0 ° F) Jumlah Proton / Elektron : 56

Jumlah Neutron : 81 Klasifikasi : Alkali Tanah Struktur Kristal : Kubus

Massa jenis@ 293 K : 3,51 g/cm3 Warna : Silver

Struktur atom :

[Bohr Model of barium] Jumlah Tingkat Energi : 6 Energi Tingkat Pertama : 2 Kedua Energi Level : 8 Ketiga Energi Level : 18 Keempat Energi Level : 18 Kelima Energi Level : 8 Keenam Energi Level : 2 Fakta :

Tahun Penemuan : 1808 Penemu : Sir Humphrey Davy

Nama Asal : Dari kata Yunani barys (berat) Diperoleh Dari : barytine, whiterite.

B. SEJARAH

(15)

kemudian diganti menjadi barita oleh Antoine Lavoisier dari kata barium untuk menjelaskan sifat logamnya.

C. SIFAT-SIFAT

Barium merupakan unsur metalik, lunak. Barium murni bewarna perak keputih-putihan seperti timbal. Ia masuk golongan grup alkali dan mirip kalsium secara kimia. Logam ini mudah teroksidasidan harus disimpan dalam bensin atau bahan cair lainnya yang tidak mengandung oksigen. Barium terdekomposisi oleh air atau alkohol. Barium meliliki massa jenis 3.51 g/cm³(pada suhu kamar), massa jenis cair pada titik lebur 3.338 g/cm³. Titik lebur 1000 K (727 °C, 1341 °F) dan titik didih 2170 K (1897 °C, 3447 °F). Memiliki kalor peleburan 7.12 kJ/mol, kalor penguapan 140.3 kJ/mol dan kapasitas kalor (25 °C) 28.07 J/(mol·K). Energi ionisasi pertama: 502.9 kJ/mol, kedua: 965.2 kJ/mol ketiga: 3600 kJ/mol. Jarijari atom 215 pm, jarijari atom (terhitung) 253 pm dan jarijari kovalen 198 pm. D. KARAKTERISTIK

Logam barium mirip dengan kalsium dan strontium secara kimiawi, tapi lebih reaktif. Logam ini sangat mudah teroksidasi jika terpapar udara dan sangat reaktif dengan air atau alkohol, menghasilkan gas hidrogen. Pembakaran barium di udara tidak hanya menghasilkan barium oksida (BaO), tapi juga peroksida. Peroksida merupakan senyawa yang paling sederhana dari unsur ini bahkan memiliki berat jenis yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari barium sulfat yang memiliki tingkat densitas yang tinggi (4.5 g/cm3).

E. KEGUNAAN

Barium digunakan sebagai "pengambil melintas" dalam tabung vakum untuk menghapus jejakjejak terakhir gas. Barium merupakan elemen penting dalam yttrium barium tembaga oksida (YBCO) yaitu superkonduktor. Paduan barium dengan nikel digunakan dalam kawat busi.Logam ini digunakan sebaga dalam tabung vakum.

(16)

kaca. Barite sering digunakan sebagai agen pemberat dalam fluida pengebor sumur minyak dan digunakan dalam pembuatan karet. Barium karbonat digunakan dalam racun tikus. Sedangkan nitrat dan klorat memberikan warna pada pertunjukan kembang api. Semua senyawa barium yang larut dalam air atau asam sangat berbahaya. Barium yang muncul secara alami merupakan campuran tujuh isotop. Dua puluh dua isotop radioaktif barium lainnya telah ditemukan. Barium memiliki beberapa fungsi dalam bidang industri yaitu sebagai berikut :

a. Senyawa barium, khususnya barit (BaSO4), memiliki peran yang sangat penting dalam industri minyak bumi. Barit digunakan dalam pengeboran sumur minyak.

b. Barium karbonat dapat digunakan untuk racun tikus dan juga dapat digunakan dalam pembuatan batu bata. Berbeda dengan sulfat, karbonat akan melarut di dalam perut, sehingga menjadi racun bagi tubuh.

c. Barium oksida digunakan untuk melapisi elektroda pada lampu fluoresensi, yang dapat melepaskan elektron.

d. Barium karbonat digunakan dalam pembuatan kaca. Karena beratnya, barium dapat meningkatkan indeks bias dan kilau kaca.

e. Barit digunakan secara ekstensif dalam pembuatan karet. f. Barium Hidroksida (Ba(OH2)) untuk menguji adanya gas CO2

g. Barium Sulfat (BaSO4) untuk bahan cat warna putih, bahan pengisi karet sehingga lebih kuat dan bahan pengisi kertas agar tinta tidak merembes. h. BaSO4 digunakan sebagai pewarna pada plastik karena memiliki kerapatan

yang tinggi dan warna terang.

i. Ba(NO3) 2 digunakan untuk memberikan warna hijau pada kembang api. j. BaCl2 sebagai bahan penyamak kulit

k. Telah ditemukan fungsi barium yang baru, yaitu sebagai bahan esensial pada pembuatan superkonduktor YBCO.

F. ISOTOP BARIUM

Kelimpahan barium di alam merupakan campuran dari tujuh isotopnya yang stabil. Ada dua puluh isotop barium yang diketahui, tapi kebanyakan bersifat sangat radioaktif dan memiliki waktu paruh yang sangat pendek. Contoh isotop barium antara lain adalah 133Ba yang memiliki waktu paruh 10,51 tahun dan 137Ba yang memiliki waktu paruh 2,55 menit.

(17)

Barium cepat beroksidasi di udara, sehingga sulit untuk mendapatkan logam bebas dan tidak pernah ditemukan bebas di alam. Logam ini terutama ditemukan dalam dan diambil dari barit. Karena begitu barit larut, tidak dapat digunakan langsung untuk penyusunan senyawa barium lain atau logam barium. Sebaliknya, bijih dipanaskan dengan karbon untuk mengurangi produksi barium sulfida: BaSO4 + 2 C → BaS + 2 CO2

Barium sulfida kemudian dihidrolisis atau diolah dengan asam membentuk senyawa barium lain, seperti klorida, nitrat dan karbonat. Barium secara komersial dihasilkan melalui elektrolisis barium klorida cair (BaCl2):

( katoda ) 2 Ba + + 2 e → Ba ( anoda ) 2 Cl → Cl2 + 2 e

Logam barium juga diperoleh pengurangan barium oksida dengan halus dibagi aluminium pada suhu antara 1100 dan 1200 ° C:

4 PAB + 2 Al → BaO · Al2O3 + 3 Ba

Barium uap didinginkan dan terkondensasi untuk memberikan metal yang solid, yang dapat dicampakkan ke dalam batang atau diekstrusi ke dalam kabel. Menjadi padat mudah terbakar, itu dibungkus dalam argon dalam wadah baja atau kantong plastik. Pada suhu tinggi, barium menggabungkan dengan nitrogen dan hidrogen untuk menghasilkan nitrida Ba3N2 dan hidrida Bah 2, masingmasing. Ketika dipanaskan dengan nitrogen dan karbon, membentuk sianida:

Ba + N2 + 2 C → Ba (CN) 2

Barium bereaksi hebat dengan air menurut reaksi berikut: Ba + 2 H2O → Ba (OH) 2 + H2 ↑

H. Manfaat dan Bahaya Barium

(18)

campuran tujuh isotop. Dua puluh dua isotop radioaktif barium lainnya telah ditemukan. Barium hidroksida sangat toksik, akan mematikan jika tertelan. Selain itu, ia juga bersifat korosif, sama seperti basa lainnya. Dapat menyebabkan korosi hebat terhadap logam, dan mengikis kulit.

2.3 RADIUM (Ra)

Radium berwarna hampir putih bersih, namun akan teroksidasi jika terekspos kepada udara dan berubah menjadi hitam. Radium mempunyai tingkat radioaktivitas yang tinggi. Radium termasuk jenis radioaktif alam yang mempunyai isotop Ra‐226, Ra‐224 dan Ra‐228. Radium adalah radionuklida yang terbentuk dari peluruhan uranium dan thorium. Sebagian besar Ra‐226 berasal dari peluruhan uranium alam (U‐238), sedangkan Ra‐228 dan Ra‐224 berasal dari peluruhan Th‐232. Radium‐ 226 merupakan isotop yang biasa dimanfaatkan untuk memancarkan radiasi alfa dan gama dengan waktu paro 1600 tahun, sedangkan Ra‐228 merupakan pemancar beta dengan waktu paro 5,75 tahun dan Ra‐224 mempunyai waktu paro 3,66 hari.

(19)

ini kemudian dimasukkan ke dalam Long Term Storage Shield (LTSS) yang terbuat dari Pb untuk meminimalkan paparan radiasi yang cukup tinggi.

A. INFORMASI UMUM : Nama : Radium

Simbol : Ra Atom Nomor : 88

Massa Atom : (226,0) amu

Titik leleh : 700,0 ° C (973,15 K, 1292,0 ° F) Titik didih : 1737,0 ° C (2010,15 K, 3158,6 ° F) Jumlah Proton / Elektron : 88

Jumlah Neutron : 138 Klasifikasi : Alkali Tanah Struktur Kristal : Kubus

Massa jenis @ 293 K : 5.0 g/cm3 Warna : ke perak perakan

Struktur atom :

[Bohr Model of Radium] Jumlah Tingkat Energi : 7 Energi Tingkat Pertama : 2 Kedua Energi Level : 8 Ketiga Energi Level : 18 Keempat Energi Level : 32 Kelima Energi Level : 18 Keenam Energi Level : 8 Ketujuh Energi Level : 2 Fakta :

Tahun Penemuan : 1898

Penemu : Pierre dan Marie Curie

(20)

B. SEJARAH

Radium ditemukan pada tahun 1898 oleh Marie Sklodowska Curie, seorang ahli kimia Polandia, dan Pierre Curie, seorang ahli kimia Perancis dalam pitchblende atau raninit di Bohemia Utara. Unsur ini diisolasi oleh Marie Curie dan Debierne di tahun 1911, dengan cara elektrolisis solusi radium klorida murni, menggunakan katoda air raksa. Cara lainnya adalah dengan distilasi radium klorida murni di atmosfir hidrogen. Pada mulanya, radium diambil dari bijih pitchblende yang ditemukan di Joachimsthal, Bohemia. Pasir carnotite di Colorado juga menghasilkan radium, tetapi bijih yang kaya akan unsur ini ditemukan di Congo (dulunya Republik Zaire) dan Danau Besar (Great Lake) di Kanada. Radium terkandung di dalam mineral uranium dan bisa diambil dari sampah hasil pemrosesan uranium. Deposit uranium yang besar terletak di Ontario, Kanada, negara bagian New Meksiko dan Utah di AS, dan di Australia. C. SIFAT-SIFAT

Radium adalah logam, alami radioaktif keperakanputih ketika baru dipotong. Ini blackens pemaparan pada udara. Radium metalik sangat reaktif secara kimia, membentuk senyawa yang sangat mirip dengan senyawa barium, membuat pemisahan dari dua elemen yang sulit. Radium dan garamnya yang larut dalam air. Semua isotop radium bersifat radioaktif. Ketika membusuk, mereka akan memancarkan radiasi dan membentuk elemen radioaktif baru, sampai mereka mencapai keadaan stabil. Semua isotop radium sangat radioaktif , dengan yang paling stabil isotop dari radium226 , yang memiliki paruh dari 1601 tahun dan meluruh ke radon gas. Karena ketidakstabilan tersebut, radium adalah luminescent , itu mengeluarkan warna biru samar.

(21)

paling dan paling senyawa memimpin, dan garam ion. ion Radium tidak berwarna, membuat garam radium putih ketika baru disiapkan, memutar kuning dan akhirnya gelap dengan usia karena diri dekomposisi dari radiasi alpha. Senyawa api radium berwarna merahungu dan dapat memberikan karakteristik spektrum.

Seperti logam alkali tanah , radium bereaksi hebat dengan air dan minyak untuk membentuk hidroksida radium dan sedikit lebih tidak stabil daripada barium, yang mengarah ke lebih rendah kelarutan senyawa radium dibandingkan dengan barium yang sesuai. Karena pendek geologis paruh dan radioaktivitas intens, senyawa radium cukup langka, terjadi hampir secara eksklusif dalam bijih uranium. Radium klorida , bromida radium , hidroksida dan nitrat radium radium yang larut dalam air, dengan kelarutan sedikit lebih rendah daripada analog barium untuk bromida dan klorida dan lebih tinggi untuk nitrat. Radium hidroksida adalah lebih larut dari hidroksida logam alkali tanah lainnya, aktinium dan torium dan lebih mendasar dari hidroksida barium. Hal ini dapat dipisahkan dari elemenelemen tersebut dengan presipitasi mereka dengan amonia, mengasilkan senyawa larut radium, radium sulfat, kromat radium, iodat radium, radium karbonat radium dan tetrafluoroberyllate.

Radium diproduksi secara komersil sebagai bromida dan klorida. Sangat jarang unsur ini tersendiri tersedia dalam jumlah banyak. Logam murni unsur ini berwarna putih menyala ketika baru saja dipersiapkan, tetapi menjadi hitam jika diekspos ke udara. Kemungkinan besar karena formasi nitrida. Elemen ini terdekomposisi di dalam air dan lebih reaktif ketimbang barium. Radium memberikan warna merah menyala pada lidah api. Unsur ini memancarkan sinar alpha, beta, dan gamma dan jika dicampur dengan berilium akan memproduksi netron. Satu gram 226Ra mengalami disintegrasi 3.7 x 1010 per detik. Unit disintegrasi unsur curie didefinisikan dari 1 gram 226Ra tersebut. Ada 25 isotop radium yang diketahui. Isotop 226Ra adalah isotop yang banyak ditemukan dan memiliki paruh waktu1600 tahun.

(22)

dinyatakan 88Ra226 atau biasanya ditulis 226Ra. Radionuklida tersebut merupakan anak luruh thorium230 (230Th) dari deret uranium238 (238U). Radium merupakan luminescent (memberikan warna biru samar), bereaksi hebat dengan air dan minyak untuk membentuk radium hidroksida dan sedikit lebih tidak stabil daripada barium. Fase normal radium adalah padat. Dalam bentuk senyawa kimia, radium dapat membentuk garam asam kuat, seperti RaCl2, BaBr2, dan Ra(NO3)2 . Garam sulfat, karbonat, dan fosfat radium adalah lebih sedikit dapat larut dibanding dengan nitrat dan khlor. Orde daya larut relatif bervariasi dengan anion. Untuk sulfat, daya larutnya menurun dalam orde Ca2+< Sr2+< Pb2+< Ra2+.

D. KEBERADAAN DI ALAM

Radium dapat ditemukan di berbagai lingkungan sekitar, seperti batubatuan, tanah, air (air tanah, air laut, air mineral, dan air dari sumber air panas), tanaman (tanaman darat dan tanaman air), hewan (hewan darat dan hewan air), udara, dan manusia.

Masuknya radium dari dalam tanah ke air, dapat secara alami, yaitu berasal dari atmosfer akibat dari kegiatan manusia yang memanfaatkan sumbersumber alam dari dalam tanah, misalnya kegiatan penambangan, terutama tambang fosfat termasuk limbah pabrik pembuatan pupuk fosfat, PLTU batubara (coal fly ash), bahanbahan bangunan (gipsum, semen, dan pasir). Akibat lepasan 226Ra ke lingkungan karena kegiatan manusia, menurut Dickson diperkirakan bahwa sekitar 2,4 х 1014 Bq/tahun masuk ke dalam lapisan atmosfer. Kadar 226Ra dalam lapisan troposfer berkurang dengan ketinggian dan kadarnya sangat rendah di lapisan atmosfer atas. Distribusi vertikal dalam lapisan untuk lapisan stratosfer rendah sama dengan kadar 238U, 210Pb, dan Pb (stabil), yang semua bersumber pada permukaan bumi.

(23)

Bq/kg. Pernah dilaporkan di Rusia (1983), hasil penggalian batubara 2,8 х 103 ton dapat menghasilkan lepasan 226Ra total tahunan ke lingkungan (sungai) mendekati 6 х 1012 Bq. Sehingga kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan oleh 226Ra baik yang berasal dari kegiatan manusia maupun secara alami perlu dikendalikan secara sungguhsungguh. Jejak radionuklida 226Ra dari bermacammacam sumber pencemar melalui berbagai media dan masuk ke dalam tubuh manusia.

E. KARAKTERISTIK

Radium merupakan logam alkali tanah terberat dengan intensitas radioaktivitas besar, dan mirip dengan barium secara kimiawi. Sejumlah kecil logam ini terdapat pada bijih‐bijih uranium, dan berbagai jenis mineral uranium lainnya. Radium menghasilkan tiga jenis radiasi yaitu, partikel alfa, partikel beta, dan sinar gamma. Logam radium murni berwarna putih bersih, tapi berubah menjadi hitam jika terpapar udara (kemungkinan dikarenakan adanya pembentukan nitrida). Radium bereaksi hebat dengan air dan minyak membentuk radium hidroksida, dan sedikit lebih mudah menguap dibandingkan dengan barium. Fase radium adalah padat pada suhu normal.

F. SENYAWA

Karena waktu paruhnya yang pendek dan intensitas radioaktifitasnya yang besar, senyawa radium cukup jarang ditemukan. Kebanyakan terdapat di dalam bijih uranium. Adapun senyawa‐senyawa radium antara lain:

a. Radium fluorida (RaF2) b. Radium klorida (RaCl2) c. Radium bromide (RaBr2) d. Radium iodide (RaI2) e. Radium oksida (RaO) f. Radium nitride (Ra3N2) G. KEGUNAAN

(24)

untuk terapi kanker leher rahim. Untuk keperluan medis, radium yang digunakan mempunyai aktivitas maksimum 4 GBq (100 mg) dengan aktivitas rata‐rata sumber sekitar 200 MBq (5,6 mg) untuk yang berbentuk jarum dan sekitar 260 MBq (7mg) untuk yang berbentuk kapsul. Sedangkan untuk pemakaian non medis, radium digunakan dalam aktivitas yang lebih tinggi, misalnya sumber nuetron Ra‐Be mempunyai aktivitas sekitar 20 GBq (5000 mg) dan pemakaian lainnya sekitar 40 GBq (1000 mg). Selain dalam bidang kedokteran, Radium ‐226 juga dimanfaatkan sebagai penangkal petir.

Di negara maju sudah sejak sekitar tahun 1960 an pemakaian Ra‐226 baik dalam bidang kedokteran maupun dalam penangkal petir sudah dihentikan, namun demikian di beberapa negara lain sumber Ra‐226 hingga saat ini masih ada dengan pemakaian yang sudah mulai berkurang. Radium juga merupakan sumber radiasi awal untuk pengobatan kanker. biji kecil ditanamkan di tumor untuk membunuh sel kanker. Sumber radiasi aman, lebih efektif, seperti kobalt60 sebagian besar telah menggantikannya. Campuran garam radium dan fosfor yang tepat secara luas digunakan untuk memutar jam dan meteran sebelum risiko eksposur radium yang dipahami.

Pada percobaan Rutherford, radium yang digunakan sebagai sumber alpha untuk menyelidiki struktur atom dari emas. Radium (biasanya dalam bentuk klorida radium ) digunakan dalam obat untuk menghasilkan gas radon yang pada gilirannya digunakan sebagai kanker pengobatan, misalnya beberapa sumber-sumber radon digunakan di Kanada pada tahun 1920 dan 1930an. Radium saat ini sedang diselidiki untuk digunakan dalam pengobatan sebagai pengobatan kanker tulang metastasis.

H. PEMBUATAN

(25)

peluruhan radioaktif. Berbagai isotop radium berasal dari peluruhan radioaktif uranium atau thorium. Radium-226 ditemukan dalam seri uranium238 busuk, dan radium228 dan 224 ditemukan dalam seri peluruhan thorium232.

Peluruhan isotop radium untuk membentuk isotop radon yang berbeda. Misalnya, radium-226 meluruh untuk Radon-222, dan radium-228 berjalan melalui beberapa peluruhan radium-224 sebelum membentuk Radon-220.

I. BAHAYA RADIUM

Radium, jika tertelan, terhirup ataupun terekspos pada tubuh menjadi sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kanker.

J. SUMBER PENCEMARAN DAN DAMPAK LOGAM RADIUM

Radium merupakan salah satu logam yang memiliki sifat radioaktif sehingga sangat berpotensi menjadi polutan radiaktif. Polutan raioaktif atau Limbah radioaktif adalah jenis limbah yang mengandung atau terkontaminasi radionuklida pada konsentrasi atau aktivitas yang melebihi batas yang diijinkan (Clearance level) yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Definisi tersebut digunakan didalam peraturan perundangundangan. Pengertian limbah radioaktif yang lain mendefinisikan sebagai zat radioaktif yang sudah tidak dapat digunakan lagi, dan atau bahan serta peralatan yang terkena zat radioaktif atau menjadi radioaktif dan sudah tidak dapat difungsikan/dimanfaatkan. Bahan atau peralatan tersebut terkena atau menjadi radioaktif kemungkinan karena pengoperasian instalasi nuklir atau instalasi yang memanfaatkan radiasi pengion. Distribusi radium ke lingkungan diperkirakan akan memberi kontribusi cemaran zat radioaktif di lingkungan.

(26)

macam unsur radioaktif. Dari sekian banyak polutan radioaktif yang ke luar dari batubara yang paling dominan adalah unsur radioaktif radium 226Ra.

Polutan radioaktif 226Ra termasuk ke dalam golongan logam berat yang apabila masuk ke dalam tubuh manusia akan mengikuti lever route yang berdampak buruk terhadap kesehatan manusia. Perlu kiranya diketahui bahwa dari segi paparan radiasi, radiasi Alpha yang ke luar dari 226Ra merupakan bahaya radiasi interna terhadap tubuh manusia. Bahaya radiasi interna artinya unsur radioaktif tersebut tidak berbahaya kalau hanya berada di luar tubuh manusia karena daya tembusnya (jangkauannya) yang sangat pendek, akan tetapi menjadi berbahaya bila masuk ke dalam tubuh manusia. Apabila dilihat dari segi daya racunnya atau radiotoksisitasnya, maka polutan radioaktif 226Ra termasuk kelompok radiotoksisitas sangat tinggi.

K. PENANGANAN MASALAH LOGAM RADIUM (Ra)

Penanganan yang dilakukan terhadap masalah yang ditimbulkan dari logam radium adalah dapat diterapkannya peraturan pemerintah yang melarang penggunaan. Radium dalam industri untuk masalah logam radium buatan. Namun karena pada dasarnya logam radium terjadi secara alami di alam dan lebih sering ditemukan dalam bentuk radionukletidanya maka dengan membatasi pembuatan dan penggunaan radium buatan sudah lebih membantu mengurangi masalah yang ditimbulkan dari logam Ra ini

BAB III PENUTUP .

3.1 Simpulan

Nitrogen

(27)

proses/sistem yang terganggu oleh oksigen, misalnya dalam industri elektronika. Adapun senyawa-senyawa nitrogen diantaranyayaitu nitrida, Hidrazin, Hidroksilamin, azida serta asam okso dan oksida nitrogen.

Fosfor

Fosfor adalah unsur kimia yang memiliki lambang P dengan nomor atom 15. Fosfor berupa nonlogam, bervalensi banyak, termasuk golongan nitrogen. Sifat fisikanya adalah Secara umum fosfor membentuk padatan putih yang lengket yang memiliki bau yang tak enak tetapi ketika murni menjadi tak berwarna dan transparan. Dan sifat kimianya yaitu fosfor ada yang bersifat reaktif/tidak reaktif, mudah terbakar, dan beracun.

Fosfor diperoleh melalui reaksi batuan fosfat dengan batu bara dan pasir dalam pembakaran listrik. Kegunaan fosfor yang terpenting adalah dalam pembuatan pupuk, bahan korek api, kembang api, pestisida, odol, dan deterjen. Kerugian dari fosfor adalah merusak jaringan tubuh seperti luka bakar ketika mengenai organ-organ tubuh pada suhu yang tinggi.

3.2 Saran

a. Hati- hati dalam membakar Fosfor dengan suhu yang tinggi karena

dapat menghasilkan asap yang bersifat korosif dan akhirnya dapat merusak jaringan tubuh.

b. Disarankan memanfaatkan fosfor sebaik mungkin dan tidak menyalah

gunakannya.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan antara pemakian kondom dengan kejadian KA pada PSK (p=0,005), dimana PSK yang berhubungan seks dengan mitra seks yang tidak

1) Masalah hukum atau aspek legal. Hal ini dikarenakan sulit untuk mengetahui pasti secara hukum transaksi online tersebut sudah sesuai dengan kaidah-kaidah hukum

Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk mengetahui seberapa besar tingkat kemandirian keuangan daerah dengan ukuran derajat desentralisasi

PEKERJAAN : PROVINCIAL MANAGEMENT ADVISORY CONSULTANT (PMAC) TO THE PROVINCIAL PROJECT MANAGEMENT UNIT (PPMU) PROVINCE OF : GORONTALO, MALUKU, NORTH MALUKU AND WEST

Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel pada penelitian ini adalah angket kreativitas siswa yang dikembangkan Juliantine (2010, hlm. 153) dengan skala

yang utuhtentang peristiwa komunikasi baik lisan maupun tulisan. Maksud dari pendpat tersebut, wacana adalah rekaman kebahasaan yang berwujud sesuatu

Secara sederhana prosesnya, minyak mentah dipanaskan dalam boiler padasuhu tinggi (± 600 °C), kemudian minyak dialirkan ke menara distilasi, dalam menara distilasi uap minyak

Form data perhitungan nilai topsis dapat digunakan oleh pemakai untuk mengelola dan menginput nilai calon peminjam dengan memiliki beberapa interfal penilaian