KOMUNIKASI PEMASARAN ISLAM DALAM PEREKRUTAN
ANGGOTA BARU DI PERUSAHAAN
MULTI LEVEL
MARKETING
K-LINK SURABAYA
SKRIPSI
Oleh :
IKRIMATUL WAHYU
NIM: C04212017
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Komunikasi Pemasaran Islam Dalam Perekrutan Anggota Baru Di Perusahaan Multi Level Marketing K-Link Surabaya” ini merupakan hasil penelitian kualitatif yang bertujuan menjawab pertanyaan tentang bagaimana mekanisme pemasaran Islam di perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya dan bagaimana analisis komunikasi pemasaran dalam perekrutan anggota baru di perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya dalam perspektif etika bisnis Islam.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus pada objek. Studi kasus merupakan suatu penelitian kualitatif yang berusaha menemukan makna, menyelidiki proses, dan memperoleh pengertian dan pemahaman yang mendalam dari individu, kelompok, atau situasi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dengan informan dalam penelitian ini yaitu manager, pegawai dan beberapa member
multi level marketing K-Link Surabaya.
Hasil penelitian yang diperoleh Komunikasi pemasaran Islam di perusahan multi level marketing K-Link surabaya dengan bekerja sama dengan K-System sudah terkonsep dengan baik. Dalam komunikasi pemasarannya mereka menerapkan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh nabi SAW dahulu yakni mengutamakan kejujuran, tanggung jawab, kecerdasan dan komunikatif. Dan Dalam praktik perekrutan anggota baru, para pelaku multi level marketing
K-Link Surabaya sangat memperhatikan etika sebagai modal utama dalam menjalankan bisnisnya. Beberapa etika dalam komunikasi pemasaran yang dilakukan adalah Memiliki kepribadian spiritual, berperilaku baik dan simpatik, berperilaku adil dalam bisnis, bersikap melayani dan rendah hati, Menepati janji dan tidak curang.
Sejalan dengan kesimpulan di atas, para pelaku bisnis multi level marketing K-Link harus bisa mempertahankan citra perusahaan yang merupakan perusahaan multi level marketing
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ...……… i
PERNYATAAN KEASLIAN ………... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ………. iii
PENGESAHAN ……….……… iv
ABSTRAK ………..………... v
KATA PENGANTAR …………..……… vi
DAFTAR ISI ………..………..………. viii
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TRANSLITERASI ………..……….... xii
BAB I : PENDAHULUAN ………... 1
A. Latar Belakang Masalah ..………... 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah... 7
C. Rumusan Masalah ………….………. 8
D. Kajian Pustaka ………... 9
E. Tujuan Penelitian ……….….……….. 13
F. Kegunaan Hasil Penelitian …….……… 13
G. Definisi Operasional …...………... 14
H. Metode Penelitian ………….……… 15
BAB II KOMUNIKASI PEMASARAN ISLAM……… 24
A. Pengertian Komunikasi Pemasaran Islam…...……… 24
B. Bentuk-Bentuk Komunikasi Pemasaran……… 25
C. Etika Bisnis Dalam Komunikasi Pemasaran Islam... 29
D. Multi Level Marketing Syariah……... 37
BAB III : PELAKSANAAN KOMUNIKASI PEMASARAN ISLAM DAN PEREKRUTAN ANGGOTA BARU DI PERUSAHAAN MLM K-LINK……..………... 45
A. Gambaran Umum MLM K-Link... B. Komunikasi Pemasaran Islam MLM K-Link Surabaya……… C. Bentuk-Bentuk Komunikasi Pemasaran MLM K-Link Surabaya... 45 50 53 D. Komunikasi Pemasaran Dalam Perekrutan Anggota Baru Di Perusahaan MLM K-Link Surabaya...………. 54
BAB IV ANALISIS KOMUNIKASI PEMASARAN ISLAM DALAM PEREKRUTAN ANGGOTA BARU DI PERUSAHAAN MLM K-LINK SURABAYA………...…… 62
A. Analisis Komunikasi Pemasaran Islam Di Perusahaan MLM K-Link Surabaya...………... 62
B. Analisis Komunikasi Pemasaran Dalam Perekrutan Anggota Baru Di Perusahaan MLM K-Link Dalam Perspektif Etika Bisnis Islam ………...…….. 67
BAB V : PENUTUP ……… 73
A. Kesimpulan……….. …………... 73
B. Saran………... 74
DAFTAR PUSTAKA ………...
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Daftar Gambar
Gambar Halaman
DAFTAR TRANSLITERASI
Di dalam naskah skripsi ini banyak dijumpai nama dan istilah teknis
(technical term) yang berasal dari bahasa Arab ditulis dengan huruf Latin.
Pedoman transliterasi yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah sebagai
15. ض dhot
Sumber: Kate L.Turabian. A Manual of Writers of Term Papers, Disertations
(Chicago and London: The University of Chicago Press, 1987).
B. Vokal
1. Vokal Tunggal (monoftong)
Tandadan
Huruf Arab
Nama Indonesia
ــــــــ fath}ah A
ــــــــ Kasrah I
ــــــــ d}ammah U
Catatan:Khusus untuk hamzah, penggunaan apostrofhanya berlaku jika
hamzah berh}arakat sukun atau didahului oleh huruf yang berh}arakat
2. Vokal Rangkap (diftong)
Tanda dan
Huruf Arab
Nama Indonesia Ket.
يــــ fathah dan ya’ Ay a dany
وـــــ fathah dan wawu Aw a dan w
Contoh : bayna ( نيب )
:mawd}u>‘ ( ومعوض )
3. Vokal Panjang (mad)
Tanda dan
Huruf Arab
Nama Indonesia Keterangan
اــــ fath}ah dan alif a> a dan garis di atas
يـــ Kasrah dan ya’ i> i dan garis di atas
وــــ d}ammah dan
wawu
u> u dan garis di atas
Contoh :al-jama>‘ah ( ةعامجلا )
: yadu>ru ( رودي )
C. Ta’ Marbut}ah
Transliterasi untuk ta>’ marbu>t}ah ada dua :
1. Jikahidup (menjadi mud}a>f) transliterasinya adalah t.
2. Jikamati atau sukun, transliterasinya adalah h.
Contoh :shari>‘at al-Isla>m (اساا ةعيرشم)
:shari>‘ah isla>mi>yah ( ةيماسإ ةعيرش)
D. Penulisan Huruf Kapital
Penulisan huruf besar dan kecil pada kata, phrase (ungkapan) atau kalimat yang
ditulis dengan transliterasi Arab-Indonesia mengikuti ketentuan penulisan yang
berlaku dalam tulisan. Huruf awal (initial latter) untuk nama diri, tempat, judul buku,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Landasan filosofi yang harus dibangun pada pribadi muslim dalam
kaitannya dengan paradigma Islam adalah adanya konsepsi hubungan
manusia dengan Tuhannya dan manusia dengan manusia (h}ablum minan nas},
h}ablum minallah). Dengan berpegang pada landasan tersebut maka setiap
muslim yang berbisnis atau beraktivitas apapun akan merasa ada kehadiran
Allah SWT disetiap aspek hidupnya.
Agama Islam sangat menganjurkan setiap umat untuk bekerja, yakni
salah satunya dengan berbisnis. Secara bahasa, bisnis mempunyai beberapa
arti yakni usaha dagang, usaha komersial dalam dunia perdagangan.1 Bisnis
merupakan suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk
menghasilkan (laba) atau menjual barang dan jasa guna mendapatkan
keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.2 Sedangkan Bisnis
Islami ialah serangkaian aktivitas bisnis yang dalam berbagai bentuknya tidak
dibatasi oleh jumlah kepemilikan (barang/jasa) termasuk profitnya namun
dibatasi dalam cara memperolehnya dan pendayagunaan hartanya karena
aturan halal dan haram, sebagaimana Firman Allah SWT:
1
Budiono, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya:Karya Agung,2005), 103. 2
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui.(Q.S Al-Baqarah :188)3
Perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya pada umumnya
memiliki tujuan utama untuk mencari keuntungan sebesar-besarnya.
Pencarian profit dilakukan dengan cara memproduksi dan menjual prodaknya
kepada konsumen. Promosi dilakukan oleh bagian penjualan yang berada
didalam divisi pemasaran. Proses pemasaran ditunjukkan kepada konsumen
untuk mengajak konsumen membeli produk yang ditawarkan perusahaan.
Bagian penting dari sebuah bisnis ialah pemasaran. Pemasaran dapat
didefinisikan sebagai strategi bisnis yang mengarahkan proses penciptaan,
penawaran dan perubahan values dari inisiator kepada stakeholder-nya. Menurut prinsip syariah, kegiatan pemasaran harus dilandasi semangat
beribadah kepada Tuhan Sang Maha Pencipta, berusaha semaksimal mungkin
untuk kesejahteraan bersama, bukan untuk kepentingan golongan apalagi
kepentingan sendiri.4
Hal penting lain yang perlu diperhatikan dalam bisnis adalah komunikasi.
Tanpa komunikasi yang baik dalam pemasaran, konsumen maupun
3Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Tajwid dan Terjemahannya Dilengkapi Dengan Asbabun Nuzul dan Hadits Sahih (Bandung: PT. Sygma Examedia Arkanleema, 2010), 29.
4
3
masyarakat secara keseluruhan tidak akan pernah mengetahui keberadaan
produk di pasar. Dalam marketing, barang yang berkualitas sedang jika
dipasarkan dengan komunikasi yang hati-hati dan jurus yang jitu, biasanya
akan lebih laku dibandingkan dengan barang yang berkualitas super tetapi
tanpa sentuhan marketing. Agar suatu bisnis dapat mencapai tujuannya maka
manajemen perusahaan harus menjaga efektifitas interaksi yang berlangsung
antara perusahaan, konsumen serta stakeholder-nya dengan cara-cara berdasarkan nilai dan norma etika bisnis.
Etika sangat diperlukan dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan,
lebih khusus lagi etika dalam komunikasi pemasaran kepada masyarakat dari
sudut pandang Islam. Kegiatan komunikasi pemasaran seharusnya
dikembalikan pada karakteristik yang sebenarnya. Yakni beretika dan
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Inilah yang dinamakan marketing
syariah, konsep terbaik untuk sekarang dan masa depan. Prinsip marketing
yang beretika harus diterapkan. Jika nilai-nilai etika sudah diabaikan, sangat
dikhawatirkan dapat berpengaruh dengan kultur masyarakat.
Sebagai pelaku bisnis, terutama sebagai muslim seharusnya memandang
urgensi tentang masalah-masalah etika dunia bisnis. Dengan kata lain,
profesionalitas dalam bisnis dituntut juga adanya kompetensi yang memadai
dalam memecahkan tantangan etika bisnis yang sekarang ditengarai mulai
4
sebuah perusahaan hanya akan berhasil dalam waktu panjang apabila
berpegang pada standar-standar etis yang berlaku”.5
Islam dalam pedomannya yakni Al-Qur’an dan As-Sunnah telah
memberikan tuntunan-tuntunan etika dalam menjalankan bisnis, termasuk
didalamnya etika dalam mempromosikan suatu produk kepada konsumen dan
mengajak konsumen untuk ikut serta dalam keanggotaannya. Nabi
Muhammad SAW adalah suri teladan dalam segala hal, termasuk dalam
berdagang. Beliau menjalankan bisnisnya dengan sangat fair dan profesional, tidak pernah ada pelanggan yang mengeluh atau komplain. Beliau selalu
memegang janji,berperilaku baik dan simpatik, berperilaku adil dalam bisnis,
bersikap melayani dan rendah hati, Menepati janji dan tidak curang.
Etika bisnis yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW memberikan inspirasi
baru dan mengunggah para tokoh dan pelaku bisnis Islam untuk
mengembangkan bisnis tersebut sesuai dengan syariat yang diajarkan oleh
Rasul. Sehingga muncullah berbagai model bisnis yang Islami seperi multi level marketing syariah.
Multi level marketing adalah sebuah metode pemasaran barang dan atau jasa dari sistem penjualan langsung melalui program pemasaran berbentuk
lebih dari satu tingkat, dimana mitra usaha mendapatkan komisi penjualan
dan bonus penjualan dari hasil penjualan barang dan atau jasa yang
dilakukannya sendiri dan anggota jaringan didalam kelompoknya.6
5
Djafar, Etika Bisnis Islam Tataran Teoritis dan Praksis(Malang: UIN-Malang Press,2008), 31. 6
5
Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI menjelaskan bahwa penjualan
langsung berjenjang adalah cara penjualan barang atau jasa melalui jaringan
pemasaran yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha kepada
sejumlah perorangan atau badan usaha lainnya secara
berturut-turut.7Ketentuan mengenai penyelenggaraan penjualan langsung di Indonesia
diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia
(Permendag) No. 32/M-DAG/PER/8/2008, yang mengatur secara jelas
mengenai tata cara beroprasi usaha penjualan berjenjang di Indonesia
mencangkup ketentuan, rambu-rambu dan sanksi-sanksi bagi yang melanggar
dan ditambah dengan fatwa DSN-MUI Nomor 75/DSN-MUI/VII/2009
tentang Penjualan Langsung Syari’ah (PLBS).
Saat ini multi level marketing citranya sangat buruk, masyarakat menganggap bahwa multi level marketing itu money game dan hanya menguntungkan dan memperkaya orang yang diatasnya (upline). Anggapan seperti itu sudah melekat erat dimasyarakat sehingga sulit terlepas dari
pandangan tersebut, multi level marketing meskipun multi level marketing
tersebut adalahyang berlabel syariah.
Passive Income demikian jargon yang biasa dikumandangkan demi menarik sebanyak mungkin keanggotaan bisnis tanpa investasi modal yang
besar tapi bisa menghasilkan akumulasi kapital karena jaringan pemasaran
tersebut. Sehingga para pelaku multi level marketing bisa sedemikian agresif untuk bisa meyakinkan dan melakukan persuasi terhadap calon kliennya.
7
6
Justru agresifitas inilah yang menjadi bumerang bagi bisnis ini sendiri.
Kerapkali trik atau siasat yang dipakai oleh pelaku bisnis multi level marketingmenimbulkan rasa jengahdari orang yang sedang atau akan
diprospek. Si sponsor bersikeras dan “keukeuh” agar orang yang
diprospeknya itu turut berhimpun dan menjadi downline-nya di jaringan pemasaran tersebut.8
K-Link merupakan salah satu perusahaan penjualan langsung terkemuka
di Indonesia. Pusat stockistnya dapat ditemukan hampir disetiap kota besar
dan kota–kota diseluruh negeri ini. K-Link memiliki Surat Izin Usaha
Penjualan Langsung (SIUPL) dan telah menjadi anggota dari Asosiasi
Penjualan Langsung Indonesia (APLI) serta memiliki sertifikat dari MUI.9
Dalam aplikasinya, seorang yang akan menjadi member pada K-Link
sebagai perusahaan pemasaran dengan sistem jaringan multi level marketing, haruslah melalui ketentuan-ketentuan tertentu yang telah ditetapkan oleh
pimpinan K-Link. Ia harus menyetorkan uang dengan jumlah tertentu sebagai
setoran pertama pertanda ia sudah menjadi member .10 Uang pendaftaran
tersebut sebenarnya adalah sebagai pengganti formulir, petunjuk pelaksanaan,
kaset, folder, brosur, pembuat member card dan kadang-kadang produk
perdana yang dimiliki anggota baru sebagai sample. Kemudian dalam tahap
berikutnya ia yang semula masih menjadi downline bisa menjadi upline
tatkala sudah mengajak orang lain untuk menjadi member di K-Link.
8
7
Selanjutnya sampai tingakatan tertentu seorang upline bisa memperoleh jutaan uang ketika ia sudah mempunyai banyak downline, karena dari sekian
downline apabila berhasil menjual produk tertentu maka ia akan memperoleh intensif /rabat tertentu tergantung produk apa dan jumlah yang dijual.11
Masyarakat sering menganggap secara sederhana bahwa upline menerima uang dari keringat downline, akan tetapi sebenarnya filosofi multi level marketing adalah pengawasan yang benar-benar atas kinerja dan struktur
multi level marketing dalam pemasaran sebuah produk. Artinya bahwa seorang upline dalam hal ini umpamanya sudah pada tingakat Diamond harus menjaga keseimbangan dalam usaha pemasaran. Mana yang pincang maka
akan digenjot agar mendapat hasil yang maksimal. Jadi seluruh struktur harus
bergerak sinergis, bukan berarti seorang Diamond diam akan tetapi harus inovatif dalam pemasarannya.
Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan pada
paragraf-paragraf sebelumnya, penelitian ini diarahkan untuk meneliti komunikasi
pemasaran Islam dalam perekrutan anggota baru di perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya.
11
8
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Masalah komunikasi pemasaran Islam dalam perekrutan anggota baru di
perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya ini sangat luas dan banyak pro dan kontra, sehingga perlu di identifikasi sebagai berikut:
1. Bagaimana etika bisnis Islam dalam pemasaran produk di perusahaan
K-Link Surabaya?
2. Bagaimana mekanisme pemasaranIslam di perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya?
3. Bagaimana pemahaman komunitas K-Link Surabaya tentang etika bisnis
Islam dalam perekrutan anggota baru?
4. Bagaimana komunikasi pemasaran pada perekrutan anggota baru di
perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya dalam perspektif etika bisnis Islam?
Dari identifikasi masalah dapat ditentukan fokus masalah penelitian
sebagai berikut :
1. Mekanisme pemasaran Islam di perusahaan multi level Marketing K-Link Surabaya
2. Komunikasi pemasaran pada perekrutan anggota baru di perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya dalam perspektif etika bisnis Islam
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian
9
1. Bagaimana mekanisme pemasaran Islam di perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya?
2. Bagaimana komunikasi pemasaran padaperekrutan anggota baru di
perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya dalam perspektif etika bisnis Islam?
D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka selain bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan
dan acuan, serta untuk menghindari anggapan kesamaan dengan penelitan ini,
juga bertujuan untuk memberikan gambaran dan penjelas kerangka berfikir
dalam pembahasan. Maka dalam landasan teori ini peneliti mencantumkan
hasil-hasil penelitihan terdahulu.
Skripsi karya Helin Rizka Amanati, yang membahas tentang Analisis
Pelaksanaan Fatwa DSN–MUI tentang Sistem Penjualan Langsung
Berjenjang Syariah di AHAD Net Internasional. Dalam karya skripsi ini
penulis menjelaskan titik permasalahan mengenai bagaimana pemenuhan
syarat dan rukun jual beli pada sistem Penjualan Langsung Berjenjang
Syariah Di AHAD Net Internasional Semarang dan bagaimana penerapan
kriteria fatwa DSN MUI pada sistem penjualan langsung berjenjang syariah
di Ahad Net Internasional Semarang, dalam karya ilmiah tersebut dijelaskan
bahwa praktek jual beli di multi level marketing pada Ahad Net dalam pemenuhan rukun dan syarat jual beli tidak melanggar syariat Islam. Adanya
pihak penjual, pembeli, dan obyeknya telah memenuhi persyaratan
10
Internasional Semarang tidak bertentangan dengan kriteria yang telah
ditentukan dalam fatwa MUI No.75/DSN-MUI/VII/2009.12
Persamaan dengan penelitian ini adalah objeknya sama-sama multi level marketing syariah dan menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan diskriptif. Adapun perbedaan adalah penelitian tersebut baik dari
segi aspek tema maupun lokasi objek penelitian. Skripsi diatas tema yang
diangkat bersifat umum dengan membahas tentang pemenuhan syarat dan
rukun jual beli.
Wasilatur Rahma yang membahas tentang Internalisasi Etika Bisnis Islam
dalam Komunikasi Pemasaran (Studi pada PT. TELKOM Kendatel Malang).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman komunitas PT.
TELKOM Kendatel Malang terhadap Etika Bisnis Islam dalam komunikasi
pemasaran serta mengetahui implementasi Etika Bisnis Islam dalam
komunikasi pemasaran PT. TELKOM Kendatel Malang. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan diskriptif.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan bahwa PT. TELKOM Kendatel
Malang, dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya sangat mengedepankan dan
menerapkan etika bisnis. Hal itu dibuktikan dalam komunitas perilaku di
lingkungan PT.TELKOM Kendatel Malang dalam komunikasi pemasaran.13
12 Herlin Rizka Amanati, Analisis Pelaksanaan Fatwa-MUI Tentang Sistem Penjualan Langsung Berjenjang Syariah Di AHAD Net Internasional Semarang, (Skripsi-- IAIN Walisongo, Semarang, 2006)
11
Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama didalamnya
mencangkup etika dalam berbisnis, serta menggunakan jenis penelitian
kualitatif dengan pendekatan diskriptif. Adapun perbedaan tersebut dengan
penelitian ini terletak pada variabel yang dibahas serta objek penelitian yang
berbeda dimana dalam penelitian tersebut objek penelitiannya merupakan
objek tanpa berlabel Islam, sedangkan dalam penelitian ini objek
penelitiannya bergerak dalam bidang bisnis yang syariah.
Sunarno yang membahas tentang tinjauan hukum Islam terhadap sistem
penetapan harga pada multi level marketing syariah di AHAD Net Internasional. Dari judul skripsi tersebut penulis menjelaskan pandangan
hukum Islam tentang sistem penetapan harga pada multi level marketing
syari'ah PT. AHAD-Net Internasional. Secara umum, harga produk yang
diberlakukan oleh PT. AHAD-Net Internasional sesuai dengan keinginan
mitra niaga dan tidak mahal, dengan kata lain harga tersebut adalah adil
dengan tidak memberatkan konsumen dan pengambilan keuntungan yang
wajar. Namun jenis produk ditergen dinilai tidak adil karena harga produk
tersebut dinilai mahal menurut mitra niaga. Secara keseluruhan, sistem
penetapan harga pada PT. AHAD-Net Internasional sudah tidak ditemukan
kebijakan yang bertentangan dengan hukum Islam.14
Persamaan dengan penelitan ini adalah objeknya sama-sama multi level marketing syariah dan menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan
12
pendekatan diskriptif. Adapun perbedaannya adalah dari segi aspek tema
penelitiannya adalah tentang sistem penetapan harga sedangkan skripsi yang
saya tulis ini adalah tentang komunikasi pemasasarnnya.
Kamaruddin dengan judul Sistem Gold Quest Dalam perspektif Etika Bisnis Islam. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan
pendekatan library research, hasil yang didapat adalah dalam sistem Gold Quest kurang sesuai dengan etika bisnis Islam karena sistem Gold Quest
sama dengan multi level marketing dimana syarat-syarat untuk mencapai level sangat berat dan disini kedzaliman terjadi karena level yang diatas yang
diuntungkan. Perbedaan dengan penelitian ini adalah penulis sekarang fokus
pada mekanisme pemasaran Islam pada perekrutan anggota baru di perusahan
multi level marketing yang syariah. Dan persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama menggunakan penelitian kualitatif.
Puspita Rachmawati yang membahas tentang multi level marketing pada Perusahaaan TIANSHI Solo ditinjau dari Hukum Islam. Karena disinyalir
dalam praktek bisnis ini nampakmenyalahi ketentuan dalam hukum Islam.
Seperti halnya dalam hal pembagianpoint keuntungan yang terkesan
eksploitasi, melalui pemanfaatan posisi yangdilakukan oleh upline terhadap
downline. Dan kebanyakan masyarakat yanglangsung terjun menekuni bisnis
13
fleksibilitas dalam waktu, biaya, tenaga kerja, dan lain-lain, meskipun tetap
mempunyai kesulitan dalam mencari downline dan memasarkan barang yang diperdagangkan.15
Persamaan dari penelitian ini sama-sama objeknya adalah multi level marketing dan menggunakan jenis penelitian kualitatif yang diskriptif. Ada perbedaan yang mendasar dari karya skripsi ini, dari segi aspek tema. Peneliti
meneliti tentang pembagian point keuntungan pada perusahaan multi level marketing THIANSHI di Solo.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui mekanisme pemasaran Islam di perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya.
2. Untuk menganalisis komunikasi pemasaran pada perekrutan anggota baru
di perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya dalam perspektif etika bisnis Islam.
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Kegunaan dari hasil penelitian ini diantaranya:
1. Manfaat praktis
14
a. Mengetahui implementasi konsep agama (Islam) ketika diterapkan pada
organisasi/perusahaan.
b. Bagi perusahaan K-Link dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam rangka menjadi perusahaaan syariah nomor satu.
2. Manfaat teoritis
a. Bagi Penulis dapat dijadikan sebagai salah satu sarana penulis dalam
mempraktekkan ilmu-ilmu pengetahuan (teori) yang telah penulis
dapatkan selama di institusi tempat penulis belajar.
b. Bagi Pembaca dapat digunakan sebagai referensi serta informasi
mengenai multi level marketing yang bersistem syariah.
G. Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk menghindari kesalahan
pemahaman dan perbedaan penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah
dalam judul skripsi. Sesuai dengan judul penelitian yaitu “Komunikasi
Pemasaran Islam Dalam Perekrutan Anggota Baru Di Perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya”, maka definisi operasional yang perlu dijelaskan, yaitu :
1. Komunikasi pemasaran Islam dalam perekrutan anggota baru yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah usaha untuk menyampaikan pesan
yang sesuai dengan ketentuan etika bisnis dalam Islam kepada publik
15
mengajak serta orang-orang untuk ikut bergabung dalam bisnis multi level marketing K-Link.
2. Perusahaan multi level marketing K-Link adalah perusahaan multi level marketing syariah yang mensuplai produk-produk kesehatan dan bekerja sama dengan K-System (perusahaan yang mengorganisir kurikulum
pelatihan bisnis secara lengkap dan berkala serta menyediakan peralatan
pendukung bagi usahawan.
H. Metode Penelitihan
Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan
data dan analisis data yang diperlukan sebagai rencana pemecahan masalah
terhadap permasalahan yang diselidiki.16 Jenis penelitian yang digunakan
adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Disebut kualitatif karena
datanya bersifat verbal dan disebut deskriptif karena mendeskripsikan
keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta dan data yang
tampak atau sebagaimana adanya. Dalam rangka menjawab pertanyaan yang
telah dirumuskan diatas maka penulis perlu membuat tahapan-tahapan dalam
metode penelitian ini guna menghasilkan kesimpulan dan analisis yang tepat
bertanggung jawab. Tahapan–tahapan dalam metode penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Data yang dikumpulkan
16
Data adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan
menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan
data yang dipakai untuk suatu keperluan.Berdasarkan definisi tersebut,
data yang dipergunakan dalam penelitian ini diantaranya:
a. Data tentang sejarah dan struktur organisasi K-Link Surabaya.
b. Data tentang mekanisme komunikasi pemasaran di perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya.
Subjek dalam penelitian ini adalah bapak Satrijo selaku manager
stokist K-Link Surabaya dan beberapa anggota member K-Link Surabaya
terkait komunikasi pemasaran Islam pada perekrutan anggota baru di
perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh yakni di stockis K-Link yang berlokasi di Jl. Bengawan no.32
Surabaya.Secara umum dalam sebuah penelitian biasanya sumber data
dibedakan antara data primer dan data sekunder.
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat
pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi
yang dicari. Adapun sumber data primer meliputi:
1) Diperoleh melalui wawancara kepada manager dan pegawai
17
2) Diperoleh melalui wawancara kepada beberapa anggota member
K-Link.
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak
lain, tidak langsung diperoleh oleh penulis dari subyek
penelitiannya. Data sekunder itu merupakan sumber yang mampu
memberikan informasi tambahan yang dapat memperkuat data
pokok. Sumber sekunderdalam penelitian ini diperoleh dari berbagai
sumber yang berhubungan dengan penelitian berupa Starter Kit
K-Link Internasiaonal, buku kerja Fondation Pack, buku tentang multi level marketing syariah, majalah K-Link dan website resmi K-Link. 3. Teknik Penentuan Subyek
Teknik penentuan subyek akan dilakukan dengan metode
purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.17 Pertimbangan pada
penelitian ini disesuaikan dengan fokus penelitian. Pertimbangan
tersebut adalah Subjek adalah pegawai yang bekerja di stockis
K-Link Surabaya dan para member K-K-Link yang sudah bergabung lebih
dari 3 bulan.
Pengumpulan data merupakan bagian dari proses pengujian data
yang berkaitan dengan sumber dan cara untuk memperoleh data
penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
18
a. Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik fenomena yang diselidiki.18 Penulis melakukan
observasi partisifatif (Observasi berperan serta) yaitu penulis
terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati
atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.19Dan
peninjauan awal terhadap para pegawai stockis dan para member
yang sudah bergabung lebih dari 3 bulan dengan K-Link
Surabaya terkait dengankomunikasi pemasaran Islam dalam
perekrutan anggota baru di perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya.
b. Interview
Interview yakni percakapan dengan maksud tertentu, percakapan dilakukan oleh dua pihak orang, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 20 Penulis melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait seperti
manager stockist K-Link Surabaya, pegawai stockis K-Link
Surabaya dan beberapa member K-Link dengan maksud untuk
melengkapi data yang diperoleh melalui observasi. Data ini berupa komunikasi pemasaran Islam dalam perekrutan anggota
baru di perusahaan K-Link Surabaya.
18
Sutrisno Hadi, Metodelogi Research II (Yogyakarta: Andi Offset, 1980), 136. 19Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif...,145
19
c. Dokumenter (dokumentasi)
Dokumenter adalah salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan dalam metodelogi penelitian ilmu sosial. Pada intinya metode dokumenter adalah metode yang yang digunakan untuk menelusuri data dilapangan penelitian. Dengan demikian pada penelitian ini, dokumentasi sangat berperan penting.Sebagian data yang tersedia adalah berbentuk surat-surat, catatan, buku, agenda dan sebagainya. Sifat utama data ini tidak terbatas dari ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi. Kumpulan data dalam bentuk tulisan ini disebut dokumen dalam arti luas. Adapun barang-barang yang termasuk dokumen diantaranya adalah foto, surat-surat, catatan, transkip, buku, agenda dan sebagainya.21
Penulis mengumpulkan data dari catatan kegiatan ketika ada
seminar-seminar dan pelatihan setiap selasa malam di setiap
stockis yang diadakan oleh K-Link Surabaya terkait dengan
mekanisme pemasarannya dalam perekrutan anggota baru. Selain
itu, dokumen tentang multi level marketing K-Link yakni tentang sejarah, visi dan misi perusahaan K-Link.
4. Teknik Pengolahan Data
Dalam teknik pengolahan data ini dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut:
a. Editing, yaitu pemeriksaan kembali dari semua data yang diperoleh dari segi kelengkapan, kejelasan makna, kesesuaian dan
keselarasan antara data yang ada relevansinya dengan
penelitian.22
21Burhan Bungin, Penelitian Kuantitatif(Jakarta: Kencana, 2008), 115.
20
b. Organizing, yaitu pengaturan dan penyusunan data sedemikian rupa yang diperoleh dalam kerangka yang sudah direncanakan
sebelumnya.
c. Penganalisaan, yaitu bahan-bahan hasil pengorganisasian data
dengan menggunakan metode deskripsi yaitu dengan cara
memaparkan hasil penelitian.
5. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah sebagai bagian dari proses pengujian data
yang hasilnya digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik
kesimpulan penelitian.23 Analisis data adalah proses mencari dan
menyusun sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara.
Analisa data dapat dilakukan setelah memperoleh data-data, baik
dengan observasi, wawancara, serta dokumentasi. Kemudian
data-data tersebut diolah dan dianalisis untuk mencapai tujuan akhir
penelitian.
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis deskriptif kualitatif yaitu cara analisis yang cendrung
menggunakan kata- kata untuk menjelaskan fenomena atau data
yang diperoleh.24 Data kualitatif digunakan untuk menganalisa data
yang tidak berbentuk angka dan digunakan untuk analisa data
deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode induktif. Metode
23Indriantoro, Metodelogi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 2002), 11.
21
induktif adalah bermula dari fakta-fakta khusus, peristiwa konkrit
yang kemudian ditarik generalisasi-generalisasi yang bersifat
umum.25
Pada saat wawancara penulis sudah melakukan analisis terhadap
jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai
setelah dianalisa terasa belum memuasakan, maka penulis akan
melanjutkan pertanyaan lagi sampai tahap tertentu hingga diperoleh
data yang dianggap kredibel yang disebut data collection . Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing or verification.26
Data-data yang sudah dikumpulkan yakni data collection akan direduksi yaitu dilakukan dengan cara mengurangi data yang tidak sesuai dengan fokus penelitian. Setelah data direduksi, data didisplay
yaitu dibedakan berdasarkan jenis klasifikasi yang telah ditentukan.
Data yang direduksi dan didisplay, maka tahap selanjutnya adalah
verification data yang ada dengan kebenarannya setelah itu penarikan kesimpulan.
25Sutrisno Hadi, Metodelogi Research, jilid 1 (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), 42.
22
I. Sistematika Pembahasan
Rangkaian penulisan penelitian ini disusun dengan menggunakan uraian
yang sistematis, yang diharapkan dapat mempermudah proses pengkajian dan
pemahaman terhadap persoalan yang akan diteliti. Adapun sistematika
penelitian secara terperinci dapat diuraikan sebagai berikut:
Bab pertama, mengemukakan pendahuluan yang mendeskripsikan latar
belakang masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian
pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional,
metodelogi penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, berisikan tentang kerangka teoretis atau kerangka konseptual,
tentang teori-teori yang berkaitan dengan objek penelitian dan yang ada
kaitannya dengan judul skripsi yakni komunikasi pemasaran Islam dan multi level marketing syariah.
Bab ketiga, berisikan tentang hasil dari lapangan yakni sejarah
perusahaan, lokasi perusahaan, visi misi perusahaan, mekanisme pemasaran
Islam di perusahaan multi level marketing K-Link surabaya dan mekanisme perekrutan anggota baru di perusahaan K-Link Surabaya.
Bab keempat, merupakan analisis yang berisikan mekanisme pemasaran
Islam di perusahaan multi level marketing K-Link Surabaya dan hasil analisis komunikasi pemasaran pada perekrutan anggota baru di perusahaan K-Link
23
Bab kelima, merupakan pembahasan terakhir yaitu berupa kesimpulan
yang didapat dari hasil penelitian, beserta saran yang hendak disampaikan
BAB II
KOMUNIKASI PEMASARAN ISLAM
A. Pengertian Komunikasi Pemasaran Islam
Dalam menguraikan komunikasi pemasaran dapat diambil dua unsur,
yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi menurut carl I. Holvand
dalam bukunya Nugroho J Setiadi yaitu proses dimana seorang individu
(komunikator) mengoperkan perangsang (biasanya lambang-lambang
bahasa) untuk mengubah tingkah laku individu yang lain (komunikan).1
Menurut Philip Kotler, pemasaran adalah sebuah proses sosial dan
manajerial, yang dengannya individu-individu dan kelompok-kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan, dengan
menciptakan dan saling mempertukarkan produk-produk dan nilai satu sama
lain.2
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi pemasaran
merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama
konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar.
Sedangkan menurut Fandy Tjiptono dalam bukunya yang berjudul Strategi Pemasaran, komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.3
Pakar marketing Indonesia Hermawan Kartajaya bersama dengan
Syakir Sula dalam bukunya Marketing Syariah mengatakan bahwa
25
pemasaran Islam merupakan suatu proses bisnis yang keseluruhan
prosesnya menerapkan nilai-nilai Islam, kejujuran dan keadilan. Pemasaran
Islam adalah sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses
penciptaan,penawaran dan perubahan value dari suatu inisiator kepada
stakeholdersnya yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai akad dan prinsip-prinsip bisnis dalam Islam.
Dari definisi diatas, tampak bahwa komunikasi pemasaran Islam adalah
interaksi antara pihak konsumen dan pemberi jasa, aktivitas penyebaran
informasi, mempengaruhi konsumen agar bisa menerima dan loyal terhadap
produk yang ditawarkan dengan menerapkan nilai-nilai Islam, kejujuran dan
keadilan.
B. Bentuk-Bentuk Komunikasi Pemasaran
Shimp memaparkan bentuk-bentuk utama dari komunikasi pemasaran
antara lain:4
1. Penjualan Perorangan (Personal selling)
Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk
kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan
terhadap produk sehingga kemudian akan mencoba dan membelinya.
Fungsi dari aktivitas personal selling antara lain:5
4
Shimp, Periklanan dan PromosiAspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid 1(Jakarta: Erlangga, 2003), 5.
26
a) Prospecting, yaitu mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan mereka
b) Targeting, yaitu mengalokasikan kelangkaan waktu penjual demi pembeli
c) Communicating, yaitu memberi informasi mengenai produk perusahaan kepada pelanggan.
d) Selling, yaitu mendekati, mempresentasikan dan mendemonstrasikan, mengatasi penolakan, serta menjual produk
kepada pelanggan.
e) Servicing, yakni memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan.
f) Information gathering, melakukan riset dan intelijen pasar. g) Allocating, yaitu menentukan pelanggan yang akan dituju.6 2. Iklan (Advertising)
Iklan adalah bentuk komunikasi pemasaran yang dibayar, iklan bukan
hanya menampilkan pesan mengenai kehebatan produk yang ditawarkan,
tapi sekaligus menyampaikan pesan agar konsumen sadar mengenai
perusahaan yang memproduksi produk yang ditawarkan itu, sehingga kita
sering mendengar atau melihat iklan yang selain menawarkan produknya
tapi juga menyampaikan siapa produsennya.7
Fungsi utama dari iklan adalah menginformasikan khalayak mengenai
seluk beluk produk (informative), meempengaruhi khalayak untuk
6Ibid.
7
27
membeli (persuading), dan menyegarkan informasi yang telah diterima khalayak (reminding), serta menciptakan suasana yang menyenangkan sewaktu khalayak menerima dan mencerna informasi (entertainment).8
3. Promosi Penjualan (Sales Promotion)
Promosi penjualan merupakan kegiatan-kegiatan promosi yang
bersifat khusus, biasanya berjangka pendek, yang dilakukan diberbagai
tempat atau titik-titik penjualan atau titik-titik pembelian.9
Promosi penjualan secara umum dapat dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu:10
a. Promosi penjualan yang beorientasi kepada konsumen
Ditunjukan kepada pengguna akhir suatu barang atau jasa yang
mencakup pemberian kupon, pemberian sampel produk, potongan
harga, undian berhadiah, kontes dan sebagainya. Instrumen promosi
semacam ini dapat menarik minat konsumen untuk membeli sehingga
meningkatkan penjualan perusahaan dalam jangka pendek.11
b. Promosi penjualan yang berorientasi pada pelanggan
Ditujukan pada pihak-pihak yang menjadi perantara pemasaran,
seperti pemberian bantuan dana promosi, pengaturan atau penyesuaian
harga produk, kompetisi penjualan, pameran dagang dan
sebagainya.Yang semuanya bertujuan untuk mendorong pedagang
8Shimp, Periklanan dan PromosiAspek Tambahan Komunikasi...,5. 9Frank Jefkins, Periklanan (Jakarta: Erlangga, 1997), 151.
28
untuk mempersiapkan stok dan mempromosikan produk
bersangkutan.12
4. Pemasaran Sponsorship (Sponsorship Marketing)
Pemasaran sponsorship adalah aplikasi dalam mempromosikan
perusahaan dan merek mereka dengan mengasosiasikan perusahaan atau
salah satu merek dengan kegiatan tertentu, misalnya kompetisi besar
seperti World Cup dalam olahraga sepakbola.13
5. Publisitas (Publicity)
Publisitas adalah kegiatan menempatakan berita mengenai seseorang,
organisasi, atau perusahaan di media massa. Dengan kata lain, publisitas
adalah upaya orang atau organisasi agar kegiatannya diberitakan media
massa.14
Keberhasilan kegiatan publisitas suatu organisasi akan bergantung dari
nilai berita dari informasi yang disampaikan yang dapat menarik redaktur
media massa (gatekeepers). Informasi yang disampaikan melalui siaran pers hendaknya dilengkapi dengan foto, video, dan kutipan pernyataan
pengurus organisasi atau pejabat perusahaan.15
12Ibid.
13Shimp, Periklanan dan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi..., 6. 14Morisson, Periklanan Komunikasi Pemasaran...,29.
29
6. Komunikasi di tempat pembelian (Point of Purchase Communication)
Komunikasi di tempat pembelian melibatkan peraga, poster, tanda dan
berbagai materi lain yang didesain untuk mempengaruhi keputusan untuk
membeli dalam tempat pembelian.16
C. Etika Bisnis Dalam Komunikasi Pemasaran Islam
Etika bisnis dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang tata cara ideal
pengaturan dan pengelolahan bisnis yang memperhatikan norma dan
moralitas yang berlaku secara universal dan secara ekonomi/sosial, dan
penerapan norma dan moralitas itu menunjang maksud dan tujuan kegiatan
bisnis.17
Etika dalam pemikiran Islam dimasukkan dalam filsafat praktis (al hikmah al-amaliyah) bersama politik dan ekonomi. Berbicara tentang bagaimana seharusnya etika berlawanan dengan moral. Moral sama dengan
nilai baik dan buruk dari setiap perbuatan manusia (praktiknya akhlak).18Dari
pengertian tersebut etika bisnis dapat diartikan sebagai pemikiran atau
refleksi tentang moralitas dalam ekonomi dan bisnis.
Kamaluddin dalam buku Rahasia Bisnis Rasulullah SAW mengemukakan
etika berasal dari kata “ethos” yang mempunyai arti adat istiadat atau
16Shimp, Periklanan dan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi..., 7.
17Amirullah dan Imam Hardjanto, Pengantar bisnis (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005), 37.
30
kebiasaan. Sedangkan etika bisnis Islam adalah aspek terjang dan sifat yang
dicontohkan nabi Muhammad SAW dalam berdagang.19
Ada delapan etika (akhlak) pemasar, yang akan menjadi
prinsip-prinsipbagi syariah marketer dalam menjalankan fungsi-fungsipemasaran,
yaitu:20
1. Memiliki kepribadian spiritual (takwa)
2. Berperilaku baik dan simpatik (shidq)
3. Berperilaku adil dalam bisnis (al-‘adl)
4. Bersikap melayani dan rendah hati (khidmah)
5. Menepati janji dan tidak curang
6. Jujur dan terpercaya (al-amanah)
7. Tidak suka berburuk sangka (su’uddan)
8. Tidak suka menjelek-jelekkan (gibah).21
Pemasaran Islam adalah sebuah disiplin bisnis strategi yang mengarahkan
proses penciptaan, penawaran, dan perubahan value dari suatu inisiator
kepada stakeholders-nya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip bisnis dalam Islam.22
Ada empat karakteristik yang terdapat pada pemasaran Islam:23 1. Ketuhanan (rabbaniyyah)
Salah satu ciri khas pemasaran syariah adalah sifatnya yang religius. Jiwa seorang syariah marketer meyakini bahwa
hukum-hukum syari’at yang bersifat ketuhanan merupakan hukum-hukum yang
paling adil, sehingga akan mematuhinya dalam setiap aktivitas pemasaran yang dilakukan. Dalam setiap langkah, aktivitas dan
19Laode Kamaluddin, Rahasia Bisnis Rasulullah (Jakarta: Wisata Ruhani, 2007), 65. 20
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing..., 67. 21Ibid.
31
kegiatan yang dilakukan harus selalu menginduk kepada syariat Islam.24
Seorang syariah marketer meskipun ia tidak mampu melihat Allah, ia akan selalu merasa bahwa Allah senantiasa mengawasinya. Sehingga ia akan mampu untuk menghindar dari segala macam perbuatan yang menyebabkan orang lain tertipu atas produk-produk yang dijualnya. Sebab seorang syariah marketer akan selalu merasa bahwa setiap perbuatan yang dilakukan akan dihisab.25
2. Etis (akhlaqiyyah)
Keistimewaan lain dari syariah marketer adalah mengedepankan masalah akhlak dalam seluruh aspek kegiatannya. Pemasaran syariah adalah konsep pemasaran yang sangat mengedepankan nilai-nilai moral dan etika tanpa peduli dari agama apapun, karena hal ini bersifat universal.26
3. Realistis (al-waqi’iyyah)
Pemasaran syariah bukanlah konsep yang eksklusif, fanatis, antimodernitas, dan kaku, melainkan konsep pemasaran yang fleksibel Syariah marketer bukanlah berarti para pemasar itu harus berpenampilan ala bangsaArab dan mengharamkan dasi. Namun syariah marketer haruslah tetapberpenampilan bersih, rapi, dan bersahaja apapun model atau gayaberpakaian yang dikenakan.27
4. Humanistis (insaniyyah)
Keistimewaan yang lain adalah sifatnya yang humanistis universal. Pengertian humanistis adalah bahwa syariah diciptakan untuk manusia agar derajatnya terangkat, sifat kemanusiaannya terjaga dan terpelihara, serta sifat-sifat kehewanannya dapat terkekang dengan panduan syariah. Syariah Islam adalah syariah humanistis, diciptakan untuk manusia sesuai dengan kapasitasnya tanpa memperdulikan ras, warna kulit, kebangsaan, dan status. Sehingga pemasaran syariah bersifat universal.28
Menurut Syakir Sula dan Kartajaya dalam Syariah Marketing ada empat
32
1. Siddiq (benar dan jujur)
Siddiq artinya benar dan jujur, jika seorang pemasar, sifat Siddiq
(benar dan jujur) haruslah menjiwai seluruh perilakunya dalam
melakukan pemasaran, dalam berhubungan dengan konsumen, ia
senantiasa mengedepankan kebenaran informasi yang diberikan dan jujur
dalam menjelaskan keunggulan produk-produk yang dimiliki.30Sekiranya
ada kekurangan dari produk tersebut, dia harus menyampaikan dengan
jujur kelemahannya. Sebagaimana dalam marketing syariah jujur adalah
Hendaklah kalian jujur dan (benar) kejujuran mengantarkan kepada kebaikan. Dan kebaikan akan mengantarkan kedalam surga. Seseorang yang selalu berusaha untuk jujur akan dicatat oleh Allah SWT sebagi orang yang jujur dan jauhilah oleh kamu sekalian dusta (kidzib). Karena dusta itu akan mengantarkan kedalam neraka. Seseorang yang selalu berdusta akan dicatat oleh Allah sebagai pendusta.(HR Al Bukhori)32
Sungguh hal yang luar biasa jika kita bisa menjalankan bisnis dengan
sifat Siddiq dan mempengaruhi lingkungan kita dengan sifat Siddiq, tidak ada kebohongan dalam promosi dan transaksi.
Menurut Didin Hafidhuddin dan Henri Tanjung, dalam dunia bisnis
sifat siddiq bisa juga ditampilkan dalam bentuk keunggulan dalam ketepatan, baik ketepatan waktu, janji, pelayanan, pelaporan,mengakui
kelemahan dan kekurangan yang kemudian diperbaiki secara
terus-menerus serta menjauhkan diri dari berbuat bohong dan menipu.33
Sesungguhnya konsep kesuksesan dalam Islam adalah kesetaraan
antara muslim satu dengan yang lain, yakni menjalankan bisnis secara
jujur sebagaimana menjalankan aktivitas sehari-harinya secara jujur
pula.34
32Diriwayatkan oleh Ahmad (I/384); al-Bukhâri (no. 6094) dan dalam kitab al-Adabul Mufrad (no. 386); Muslim (no. 2607 (105)); Abu Dawud (no. 4989); At-Tirmidzi (no. 1971); Ibnu Abi Syaibah dalam al-Mushannaf (VIII/424-425, no. 25991); Ibnu Hibban (no. 272-273-at-Ta’lîqâtul Hisân); Al-Baihaqi (X/196); Al-Baghawi (no. 3574); At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini hasan shahih.” 33Didin Hafidhuddin dan henri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2003),73.
34
2. Amanah (Terpecaya,tanggungjawab, kredibel)
Amanah artinya dapat dipercaya, bertanggung jawab dan kredibel. Amanah juga diartikan keinginan untuk memenuhi sesuatu sesuai
dengan ketentuan. Seorang pembisnis haruslah memiliki sifat amanah,
karena Allah menyebutkan sifat orang-orang mukmin yang beruntung
adalah yang dapat memelihara amanat yang diberikan kepadanya, Allah
SWT berfirman:35
Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. (QS Al-Mu’minun: 8)36
Sifat amanah akan membentuk kredibilitas yang tinggi dan sikap
penuh tanggung jawab pada setiap individu Muslim. Kumpulan
individu dengan kredibilitas yang tinggi akan melahirkan masyarakat
yang kuat, karena dilandasi oleh saling percaya antar anggotanya.
Sehingga sifat amanah memaininkan peranan yang fundamental
dalam ekonomi dan bisnis, karena tanpa kredibilitas dan tanggung
jawa, kehiduopan bisnis dan ekonomi akan hancur.37
3. Fathonah (cerdas)
Fathonah dapat diartikan sebagai intelektual, kecerdikan atau kebijaksanaan. Dalam bisnis, implikasi ekonomi sifat fathonah adalah bahwa segala aktivitas dalam manajemen suatu perusahaan harus dengan
35Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing...,165. 36Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya...,342.
35
kecerdasan, dengan mengoptimalkan semua potensi akal yang ada untuk
mencapai tujuan. Memiliki sifat jujur, benar dan bertanggung jawab saja
tidak cukup dalam mengelola bisnis secara profesional.38
Para pelaku bisnis syari’ah juga harus memiliki sifat fathonah, yaitu
cerdas, cerdik dan bijaksana agar usahanya bisa lebih efektif dan efisien
serta mampu menganalisis situasi persaingan (competitive setting) dan peubahan-perubahan (change) dimasa yang akan datang.39
Sifat Fathonah perpaduan antara’alim dan hafidz telah
mengantarkan Nabi Yusuf a.s dan tim ekonominya berhasil membangun
kembali negeri Mesir. Salah satu sifat Fathonah dalam Al-Qur’an adalah sebagai berikut:40
Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan". (QS Yusuf: 55)41
Kemudian beliau diberi jabatan sebagai menteri keuangan Mesir.
Dengan tim ekonominya, dia kemudian membangun kembali Mesir yang
sudah dijurang kehancuran karena krisis ekonomi, sehingga Mesir
kembali menjadi negara yang surplus dan makmur.42
Sifat fathanah akan menumbuhkan kreatifitas dan kemampuan untuk melakukan berbagai macam inovasi yang bermanfaat. Kreatif dan
38Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing...,169. 39Ibid...,170.
40Ibid.
41Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya..., 242.
36
inovatif hanya mungkin dimiliki ketika seorang selalu berusaha untuk
menambah berbagai ilmu pengetahuan dan informasi, baik yang
berhubungan dengan pekerjaan maupun perusahaan secara umum.43
4. Tabligh
Tabligh artinya komunikatif dan argumentatif, jika merupakan seorang pemimpin dia harus menjadi seorang yang mampu
mengkomunikasikan visi dan misi dengan benar kepada karyawan dan
stakeholder.44
Seorang pemasar harus memiliki gagasan-gagasan segar, juga harus
mampu mengkomunikasikan gagasan-gagasannya secara tepat dan
mudah difahami oleh siapapun yang mendengarnya. Dalam Al-Qur’an
disebut dengan bil Al-Hikmah. Allah berfirman:
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(QS An-Nahl: 125)45
Berbicara dengan orang lain haruslah dengan sesuatu yang mudah
difahami dan mudah diterima oleh akal, bukan berbicara dengan sesuatu
yang sulit dimengerti.
43Ibid...,172.
44Ibid...,174.
37
D. Multi Level Marketing (MLM)
1. Definisi dan Sejarah Multi Level Marketing
Di era global, dunia bisnis semakin maju dan banyak trobosan
yang dilakukan, utamanya dalam mengantisipasi kompetisi dan
dinamika aktivitas usaha para pembisnis. Arah bisnis yang pada
awalnya tertuju pada berbagai pola dan strategi raihan laba yang
sebesar-besarnya berganti menjadi maksimalisasi kepuasan pelanggan.
Salah satu bidang yang memainkan peran menonjol dalam peraturan dunia bisnis adalah bidang pemasaran. Pemasaran adalah merupakan bagianpenting dalam manajemen perusahaan dalam memperkenalkan produk guna merebut pangsa pasar. Media pemasaran suatu produkpun banyak ragam jenis dan metodenya, dari yang bersifat konvensional baku seperti promosi dan periklanan sampai dengan yang modern fenomenal seperti TV shopping dan multi level marketing. Namun dari beberapa model pemasaran diatas, yang banyak dan sering menjadi berita menarik dan perbincangan umum, baik positif maupun negatif adalah model pemasaran multi level marketing.46
Multi level marketing atau yang terkadang juga disebut dengan Networking Selling (jaringan penjualan) atau direct selling (penjualan langsung) adalah bentuk pemasaran suatu produk atau jasa dari suatu perusahaan yang dilakukan secara perorangan atau berkelompok yang membentuk jaringan secara berjenjang, lalu dari hasil penjualan pribadi dan jaringan tersebut, setiap bulannya perusahaan akan memperhitungkan bonus atau komisi sebagai hasil usahanya.47
Multi level marketing adalah merupakan sebuah sistem pemasaran modern melalui jaringan distribusi yang dibangun secara permanen dengan memposisikaan pelanggan perusahaan sekaligus sebagai tenaga pemasaran. Singkatnya, bahwa multi level marketing adalah suatu konsep penyaluran (distribusi) barang berupa produk dan jasa tertentu, yang memberi kesempatan kepada para konsumen untuk turut terlibat sebagai penjual dan memperoleh keuntungan didalam garis kemitraannya.48
38
Sistem multi level marketing sesungguhnya sudah ada semenjak tahun 1930 di Amerika Serikat, dengan perusahaan pertamanya yang
memasarkan produk – produk makanan tambahan (nutrilite) yang didistribusikan dengan penjualan langsung. Kemudian pada tahun
1959 muncul perusahaan multi level marketing lain, diantaranya Amway yang merupakan perusahaan multi level marketing terbesar didunia.49
Di Indonesia, bisnis multi level marketing mulai ada sejak tahun 1992 ketika bisnis multi level marketing Amway diperkenalkan. Namun sebenarnya, pada tahun 1986 sebuah perusahaan multi level marketing telah didirikan di Bandung dengan nama Nusantara Sun Chorelatama yang kemudian berubah nama menjadi CNI.50
2. Konsep Dasar dan Sistem Kerja Multi Level Marketing Secara Umum
Mekanisme oprasional pada multi level marketing yaitu, seorang distributor mengajak orang lain untuk ikut juga sebagai distributor. Kemudian, orang lain itu dapat pula mengajak orang lain untuk ikut bergabung. Begitu seterusnya, semua yang diajak dan ikut merupakan kelompok distributor yang bebas mengajak orang lain lagi sampai level tanpa batas.51
Biaya distribusi dari barang yang dijual atau dipasarkan tersebut
sangat minim atau bahkan sampai ketitik nol yang artinya bahwa
49Peter J Cloither, Meraup Uang dengan Multi Level Marketing..., 11. 50Ibid.
39
dalam bisnis multi level marketing ini tidak diperlukan biaya produksi.52
Multi level marketing juga menghilangkan biaya promosi dari barang yang hendak dijual, karena distribusi dan promosi ditangani
langsung oleh distributor yang bebas mengajak orang lain lagi sampai
level yang tanpa batas. Inilah salah satu perbedaan multi level marketing dengan pendistribusian secara konvensional yang bersifat
single level.53 Pada pendistribusian konvensional, seorang agen mengajak beberapa orang bergabung kedalam kelompoknya menjadi
penjual atau sales atau disebut juga dengan wiraniaga. Pada sistem
single level, para wiraniaga tersebut meskipun mengajak temannya, hanya sekedar memberi refrensi yang secara organisasi tidak dibawah
keordinasinya melainkan terlepas. Mereka berada sejajar sama-sama
sebagai distributor. Dalam multi level marketing terdapat unsur jasa, hal ini dapat dilihat dengan adanya seorang distributor yang
menjualkan barang yang bukan miliknya dan ia mendapatkan upah
dari presentasi harga barang. Selain itu jika dia dapat menjual barang
tersebut sesuai dengan target yang telah ditetapkan, maka ia
mendapatkan bonus yang ditetapkan perusahaan.54
Banyaknya perusahaan memasarkan produksinya menggunakan sistem multi level marketing karena sudah terbukti bahwa penerapan sistem multi level marketing dapat melonjakkan omset suatu perusahaan. Sebagaimana bisnis-bisnis yang telah
52Andreas Harefa, 10 Kiat Sukses Distributor MLM, Belajar dari Amway, CNI, dan Herbalife (Jakarta: PT Gramedia Utama, 1999), 12.
40
ada, multi level marketing tidak akan menghasilkan hasil yang maksimal jika tidak dikerjakan dengan profesional.Untuk itu, dalam menjalankan multi level marketing harus dengan profesionalitas dan ketekunan. Bagi orang yang bekecimpung dalam bisnis multi level marketing ini maka ada tugas pokok yang harus dilakukan, yaitu:55
a. Menjual
Dalam multi level marketing menjual bukan hanya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan langsung, akan tetapi menyebarkan informasi tentang produk. Dengan menjual produk, maka semakin banyak orang yang mengenal produk tersebut. Orang yang sudah mengenal produk tersebut, pada akhirnya akan diajak untuk bergabung menjalankan bisnis ini. Jadi, penjual dalam multi level marketing mempunyai fungsi ganda, yaitu selain mendapatkan keuntungan langsung juaga sebagai sarana persponsoran (mengajak orang untuk bergabung). Pada tahap penjualan ini, semua unsur dari jual beli sangat jelas, yaitu adanya produk, harga, kesepakatan, pembayaran dan penjual dan pembeli yang sah menurut hukum.56
Untuk pencapaian target penjualan, maka dalam bisnis multi level marketing ini ada strategi-strategi khusus dalam memasarkan produk yang dapat diklasifikasikan dalam tiga
tahapan, yaitu:57
41
3) Positioning, yaitu kegiatan untuk menempatkan produk pada pemikiran konsumen.58
b. Mengajak dan mengajarkan
Dalam multi level marketing penjualan 1000 unit lebih baik dilakukan oleh 100 orang dari pada 10 orang untuk itu, distributor mengajak orang sebanyak-banyaknya untuk menjual produk. Semakin banyak anggota maka akan semakin baik. Mengajak dalam multi level marketing biasa disebut dengan mensponsori. Setelah mengajak, maka kewajiban selanjutnya adalah mengajarkan bagaimana menjalankan bisnis multi level marketing mini, mulai dari pengenalan produk, tehnik mendemokan produk kepada calon pendistributor baru.59
c. Membangun organisasi
Tahapan ketiga adalah membangun organisasi yang sesuai dengan rencana bisnis multi level marketing yaitu dibangun secara mendalam dan melebar. Mendalam berarti membangun organisasi seperti akar tunggang yaitu semakin dalam akar organisasi maka akan semakin kuat berdirinya. Sedangkan melebar artinya supaya jangkauannya semakin jauh.
d. Membina dan memotivasi
Pembinaan dalam multi level marketing dapat diaplikasikan dalam tiga cara yaitu memberi perhatian, menjaga hubungan, memberikan aprisiasi (reward) semuanya ini bisa dilakukan dengan mengadakan pertemuan baik secara kecil-kecilan yang berupa rapat, diskusi yang bertujuan untuk memecahkan masalah dan membuat rencana baru.60
Setelah mengetahui tugas pokok dalam menjalankan bisnis multi level marketing ini, maka jika ingin bergabung dengan bisnis ini, ada
58Ibid.,10.
42
beberapa ciri yang patut diketahui oleh orang yang ingin masuk dalam
jaringan ini, antara lain:61
a. Adanya uang pendaftaran yang tidak mahal, uang pendaftaran hanya sebagai pengganti biaya formulir, kartu identitas, brosur dan sebagainya.
b. Adanya pelatihan yang teratur, baik dilakukan oleh kelompok maupun dibawah koordinasi perusahaan.
c. Perusahaan dan alamatnya jelas
d. “Business Plan” atau perencanaan bisnisnya yang mengatur cra
kerja, perhitungan komisi dan persyaratan kenaikan posisi jelas. Transparan dan dapat diketahui oleh semua distributor.
e. Adanya produk yang dijual dan merupakan produk yang berkualitas.
f. Harga produk wajar maksudnya sesuai dengan kwalitasnya.62
Multi level marketing yang baik biasanya bergabung dengan APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia). Karena setiap perusahaan
yang ingin masuk menjadi anggota APLI diteliti terlebih dahulu
apakah memenuhi persyaratan sebagai perusahaan yang bergerak
dalam penjualan langsung.
3. Multi Level Marketing Syariah
Secara realitas, kini perusahaan multi level marketing sudah banyak tumbuh didalam dan diluar negeri. Bahkan, di Indonesia sudah
ada yang secara terang-terangan menyatakan bahwa multi level marketing tersebut sesuai dengan syariat, seperti Ahad Net, MQ Net, PT K-link, dan lain-lain. Produk dan usaha multi level marketing yang menjalankan prinsip syariah, memperoleh sertifikasi halal dari Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Untuk multi
61Ibid.,57.