• Tidak ada hasil yang ditemukan

elearning patient safety

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "elearning patient safety"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PATIENT SAFETY Oleh : dr.Arlina Dew i, M .Kes TIK :

1. M emahami lat ar belakang pent ingnya Keselamat an Pasien di RS (Pat ient Safet y/ PS) 2. M enget ahui 10 fakt a dunia dari WHO t ent ang Keselamat an Pasien

3. M emahami kebijakan Depkes t ent ang program Keselamat an Pasien di Indonesia 4. M enget ahui t axonomy di Keselamat an Pasien RS

Mengapa Keselamatan Pasien?

Di era globalisasi ini perkembangan ilmu dan teknologi sangatlah pesat termasuk ilmu dan teknologi kedokteran. Peralatan kedokteran baru banyak diketemukan demikian juga dengan obat baru. Keadaan tersebut berdampak terhadap pelayanan kesehatan, dimana dimasa lalu pelayanan kesehatan sangatlah sederhana, sering kurang efektif namun lebih aman. Pada saat ini pelayanan kesehatan sangatlah kompleks, lebih efektif namun apabila pemberi pelayanan kurang hati-hati dapat berpotensi terjadinya Kejadian tidak diharapkan atau adverse event.

Dengan munculnya laporan yang dikeluarkan oleh Institute of Medicine pada tahun 2000, yang berjudul “ To Err is Human” Building a Safer Health System dimana , laporan ini mengangkat focus perhatian, tentang banyaknya

adverse events/KTD di RS-RS di AS: diantaranya di Colorado & Utah : 2,9 % pasien RS, yang meninggal 6,6 %, Di New York : 3,7 %, yang meninggal 13,6 %, bila pasien yang masuk di RS di AS pada tahun yang sama sebanyak 33,6 juta maka berdasarkan Extrapolasi : Pasien mati karena Medical Error di AS mencapai : 44.000 – 98.000/tahun. Suatu angka yg sangat fantastic., dan dunia dikagetkan dengan kenyataan bahwa demikian banyaknya kasus-kasus Kejadian Tidak Diharapkan yang terjadi di Rumah Sakit. Sesudah laporan tersebut, keselamatan pasien menjadi issue global sampai saat ini, bahkan pada tahun 2004 WHO mencanangkan “Global Alliance For Patient Safety”

10 FACTs on Pat ient Safet y (WHO)

Fact 1

Patient safety is a serious global public health issue. In recent years, countries have increasingly recognized the importance of improving patient safety. In 2002, WHO Member States agreed on a World Health Assembly resolution on patient safety.

Fact 2

Estimates show that in developed countries as many as one in 10 patients is harmed while receiving hospital care. The harm can be caused by a range of errors or adverse events.

Fact 3

In developing countries, the probability of patients being harmed in hospitals is higher than in industrialized nations. The risk of health care-associated infection in some developing countries is as much as 20 times higher than in developed countries.

(2)

Fact 4

At any given time, 1.4 million people worldwide suffer from infections acquired in hospitals. Hand hygiene is the most essential measure for reducing health care-associated infection and the development of antimicrobial resistance.

Fact 5

At least 50% of medical equipment in developing countries is unusable or only partly usable. Often the equipment is not used due to lack of skills or commodities. As a result,

diagnostic procedures or treatments cannot be performed. This leads to substandard or

hazardous diagnosis or treatment that can pose a threat to the safety of patients and may result in serious injury or death.

Fact 6

In some countries, the proportion of injections given with syringes or needles reused without sterilization is as high as 70%. This exposes millions of people to infections. Each year, unsafe injections cause 1.3 million deaths, primarily due to transmission of blood-borne pathogens such as hepatitis B virus, hepatitis C virus and HIV.

Fact 7

Surgery is one of the most complex health interventions to deliver. More than 100 million people require surgical treatment every year for different medical reasons. Problems associated with surgical safety in developed countries account for half of the avoidable adverse events that result in death or disability.

Fact 8

The economic benefits of improving patient safety are compelling. Studies show that additional hospitalization, litigation costs, infections acquired in hospitals, lost income, disability and medical expenses have cost some countries between US$ 6 billion and US$ 29 billion a year

Fact 9

Industries with a perceived higher risk such as aviation and nuclear plants have a much better safety record than health care. There is a one in 1 000 000 chance of a traveller being harmed while in an aircraft. In comparison, there is a one in 300 chance of a patient being harmed during health care.

Fact 10

Patients' experience and their health are at the heart of the patient safety movement. The World Alliance for Patient Safety is working with 40 champions – who have in the past suffered due to lack of patient safety measures – to help make health care safer worldwide.

Di Indonesia, sejak awal tahun 1900, Insitusi RS selalu meningkatakan mutu pada 3 (tiga )elemen yaitu struktur, proses dan outcome dengan bermacam-macam konsep dasar,

(3)

program regulasi yang berwenang, misalnya penerapan Standar Pelayanan RS, penerapan Quality Assurance, Total Quality Management< Perizinan, Akreditasi, Audit Medis, Indikator Klinis, ISO. Program-program tersebut diakui telah dapat meningkatakan mutu pelayanan RS baik pada struktur, proses maupun ouput dan outcome. Namun diakui masih terjadi KTD (Kejadian Tidak Diharapkan) yang berakhir dengan tuntutan hukum.Oleh karena itu perlu program untuk memperbaiki proses pelayanan, sehinggga KTD dapat dicegah melalui renacana pelayanan yang komprehensif. Dengan meningkatnya program PS di RS diharapakan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan RS dapat menungkat.

Departemen Kesehatan R.I telah mencanangkan Gerakan Keselamatan Pasien RS ditahun 2005, Dan Perhimpunan Rumah sakit Indonesia atau Persi menjadi pemrakarsa utama dengan membentuk Komite Keselamatan Pasien RS.

Keselamatan pasien (patient safety) rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.

Dengan meningkatnya keselamatan pasien rumah sakit diharapkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan rumah sakit dapat meningkat. Selain itu keselamatan pasien juga dapat mengurangi KTD/Adverse Events, yang selain berdampak terhadap peningkatan biaya pelayanan juga dapat membawa rumah sakit ke arena konflik antara dokter/petugas kesehatan dan pasien, menimbulkan sengketa medis, tuntutan dan proses hukum, tuduhan malpraktek, dll yang akhirnya dapat menimbulkan opini negatif terhadap pelayanan rumah sakit.

KTD dapat dan mungkin terjadi karena begitu banyak prosedur diagnostik dan terapi yang dilakukan di RS. Begitu banyak SDM yang terlibat. Begitu banyak komunikasi yang harus dilakukan. Begitu banyak pemeriksaan medis seperti pem. Lab, pem. Imaging, pemberian obat yang harus diberikan. Setiap proses tersebut dapat terjadi error. Belum lagi ditambah tuntutan tekanan waktu (time pressure) dalam menangani kasus emergency., beabn pekerjaan yang tinggi dan lingkungan kerja yang penuh dengan stress dan mendebarkan, setta waktu bekerja dokter yang tidak menentu, menciptakan situasi dan kondisi yang berisiko

.

Taxonomy Keselamatan Pasien

1. Kejadian Tidak Diharapakn (KTD)/Adverse Event :

Suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (ommission), dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Cedera dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena tidak dapat dicegah.

2. KTD yang tidak dapat dicegah (Unpreventable adverse event) :

Suatu KTD akibat komplikasi yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan yang muktahir

3. Kejadian Nyaris Cedera (KNC)/Near miss:

Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil, yang dapat mencederai pasien, tetapi cedera serius tidak terjadi, karena :

a. “keberuntungan” : misal pasien mendapat obat yang kontra indikasi dengan kondisi pasien, tetapi tidak timbul reaksi obat,

b. “pencegahan” : misal sustu obat dengan overdosis lethal diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan antidotenya sehingga tidak menimbulkan cedera serius 4. Kesalahan Medis (Medical errors) :

(4)

Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien. Kesalahan termasuk gagal melaksanakan sepenuhnya suatu rencana atau menggunakan rencana yang salah untk mencapai tujuannya. Dapat akibat melakasanak suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.

5. Insiden Keselamatan Pasien (IKP) / Patient Safety Incident:

Suatu kejadian yang tidak disengaja dan tidak diharapkan, yang dapat mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.

6. Kejadian sentinel / Sentinel Event :

Suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius, biasanya diapaki untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.

Referensi :

1. 10 FACTs on Patient Safety. Diambil dari :

http://www.who.int/features/factfiles/patient_safety/patient_safety_facts/en/index1.html

2. Departemen Kesehatan R.I (2006) .Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety)

3. Jurnal Integratif Manajemen Risiko & Profesionalisme.Edisi 1 no.1, Maret 2007. 4. Jurnal Integratif Manajemen Risiko & Profesionalisme.Edisi 3 no.1, Maret 2008.

5. KKP-RS (2008) Buku Workdhop Keselamatan Pasien dan Manajemen Risisko Klinis di Rumah Sakit

Referensi

Dokumen terkait

Proses pengenalan dan pendektesian pupil mata melalui beberapa tahapan yaitu dengan mengubah kanal warna (RGB) menjadi kanal keabuan (grayscale), meningkatkan kontras

Dalam hal penjualan kembali Unit Penyertaan REKSA DANA BNP PARIBAS INFRASTRUKTUR PLUS dilakukan oleh Pemegang Unit Penyertaan melalui media elektronik, maka Formulir

3.Cara KOLOH, dengan memakai tempat lain besi aji yang telah diputihkan dimasukkan dalam larutan warangan jeruk nipis encer yang diberi cemengan.. Setelah beberapa menit besi

Hasil persen hidup, jumlah tunas dan panjang akar yang tidak terpengaruh nyata terhadap perlakuan ZPT yang diaplikasikan pada penelitian ini menunjukkan bahwa

Bila Pihak menyampaikan kepada Sekretariat informasi yang tidak tersedia pada saat keputusan untuk mencantumkan suatu bahan kimia dalam Lampiran III dan informasi tersebut

Siswa yang tidak suka bermain, akan lulus dengan nilai baikd. Ana lulus dengan

Bagian atas miring keluar jika dilihat dari depan kendaraan, sehingga garis vertikal dengan garis tengah roda membentuk sudut  (sudut camber +

Proyeksi, Dasar-dasar Menggambar Perspektif, Menggambar Ikatan batu Bata, Menggambar Pondasi, Menggambar Sambungan Kayu, Menggambar Sambungan Pipa, Menggambar