BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakasanakan di kelas VIII- 5 SMPN 1
Bandung yang beralamat di Jalan Ksatrian No 12 Bandung. Adapun yang
menjadi subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII- 5 dengan jumlah 35 siswa
yang terdiri dari 17 orang siswa laki-laki dan 18 orang siswa perempuan. Dalam
penelitian ini dibantu guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, yaitu Bu YH
yang selanjutnya menjadi kolabolator. Berdasarkan observasi pra penelitian yang
dilakukan di kelas VIII-5, maka dipilihlah kelas ini menjadi kelas penelitian.
Alasan dipilihnya kelas VIII-5 karena kegiatan pembelajaran dikelas ini
cenderung pasif dan situasi kelasnya membosankan, kalaupun terdapat siswa yang
aktif itu hanya beberapa siswa saja. Berdasarkan hal tersebut siswa belum
dominan aktif pada saat pembelajaran sehingga karakter rasa ingin tahu siswa
belum terlihat secara maksimal. Adapun yang menjadi fokus penelitian ini adalah
proses pembelajaran IPS dengan penerapan pendekatan konstruktivisme, dengan
diadakannya penelitian ini diharapkan pada proses belajar mengajar selanjutnya
dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran IPS, selain itu
siswa dapat merasa senang demgan kegiatan pembelajaran serta materi-materi
yang diajarkan.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) atau classroom Action Research. Menurut para pakar bahwa
penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan
yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan
atau meningkatkan kualitas pembelajaran (Kasbolah, 1999, hlm. 15)
Menurut Ebbut (dalam Hopkins, 2011, hlm. 88) penelitian tindakan kelas
adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan
oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran ,
dalam hal ini guru merencanakan segala sesuatuanya dengan matang dengan
tujuan menyelesaikan permasalahan yang terjadi di kelas pada saat kegiatan
belajar mengajar sehingga mampu menyelesaikan permasalahan yang terjadi
tentunya dengan berbagai metode pengajara dan pendekatan yang beragam.
Adapun tujuan akhir dari pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah
meningkatkan praktek pembelajaran di sekolah, relevansi pendidikan, mutu hasil
pendidikan dan efisiensi pengolahan pendidikan. Mengacu pada tujuan tersebut,
dlaksanakan penelitian tindakan kelas ini sangat bermanfaat bagi peningkatan
mutu pembelajaran di kelas.
Metode penelitian tindakan kelas dilakukan untuk memperbaiki proses belajar
mengajar di kelas VIII-5 SMP Negeri 1 Bandung dengan materi-materi tentang
perekonomian dan kondisi sosial yang beragam yang ada di Indonesia, khusunyan
di lingkungan sekitarnya.
C. Desain Penelitian
Menurut Arikunto dkk. (2011, hlm. 3) penelitian tindakan kelas
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas.
Desain penelitian tindakan kelas yang yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model siklus Ebbut karena sesuai dengan tema dan tujuan penelitian ini.
Ebbut (dalam Sanjaya, 2011, hlm. 50) beranggapan bahwa suatu penelitian
tindakan harus dimulai dari adanya gagasan awal, kemudian peneliti berupaya
untuk menemukan pemecahan dari masalah yang ditemukan untuk
menyelesaikannya. Menurut Ebbut (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 68) model
ini menunjukan bentuk alur kegiatan penelitian yang dimulai dengan pemikiran
awal yang dilanjutkan dengan reconnaissance . Menurutnya, reconnaissance
mencakup kegiatan-kegiatan diskusi, negosiasi, menyelidiki kesempatan,
mengakses segala kemungkinan, dan kendala atau dengan singkat mencakup
keseluruhan analisis.Dalam pelaksanaanya tindakan tidak cukup hanya dilakukan
satu kali, maka dari itu peneliti menerapkan model ebbut agar nantinya mampu
meningkatkan karakter rasa ingin tahu siswa di dalam pembelajaran IPS. Adapun
1. Identifikasi masalah
Ide pemikiran dalam diri peneliti yaitu meningkatkan karakter rasa
ingin tahu siswa dalam pembelajaran IPS dan hal ini menjadi suatu
tindakan pemecahan masalah yang ada di dalam kelas VIII-5 SMP
Negeri 1 Bandung. Permasalahan yang ada di lapangan menunjukan
bahwa siswa hanya belajar satu arah, sehingga kurang dalam
mengkontruksi pengetahuan awal yang dimiliki siswa sehingga siswa
terbiasa diam dan kurang dalam mengemukakan pendapat. Dengan
penerapan pendekatan konstruktivisme siswa dapat dibimbing guru
untuk mengkonstruk pertanyaan dari pengetahuan awal yang siswa
miliki sehingga diharapkan mampu meningkatkan karakter rasa ingin
tahu siswa.
2. Memeriksa di lapangan (Reconnaissance)
Reconnaissance merupakan pemahaman mengenai situasi yang
terjadi di kelas,hal ini diperlukan sehingga informasi di dalam
melaksanakan penelitian, setelah memeriksa kondisi di lapangan
(kelas) peneliti dapat menentukan cara yang tepat dalam mengubah
maupun memperbaiki permasalahan yang terdapat di dalam kelas
tersebut. Dalam penelitian ini reconnaissance telah dilakukan oleh pra
observasi di kelas VIII-5 SMP Negeri 1 Bandung. Tahap ini digunakan
untuk menetukan cara yang tepat untuk mengatasi permasalahan yang
terdapat di dalam pembelajaran IPS. Permasalahan yang menjadi fokus
utama di dalam penelitian ini adalah untuk mengingkatkan karakter
rasa ingin tahu siswa dalam pembelajaran IPS. Penerapan pendektatan
konstruktivisme dipilih untuk mengatasi permasalahan ini.
3. Perencanaan
Rencana merupakan hal terpenting sebelum melakukan tindakan
penelitian ini yang diharapkan dapat memecahkan permasalahan di
kelas. Pada penelitian ini rencana tindakan bersifat fleksibel, hal ini
dimaksudkan agar penelitian bersifat mudah dan menyesuaikan
dengan apa yang telah direncanakan dari jauh-jauh hari untuk
menemukan masalah yaitu kurangnya karakter rasa ingin tahu siswa
dalam proses pembelajaran. Tahapan perencanaan yang akan
dilakukan oleh peneliti meliputi kegiatan sebagai berikut:
a. Menentukan kelas yang akan dijadikan kelas penelitian yaitu
kelas VIII-5.
b. Melakukan pengamatan pra penelitian terhadap kelas yang
akan dijadikan sebagai tempat penelitian.
c. Meminta kesediaan mitra yaitu guru mata pelajaran IPS atau
rekan untuk mengamati proses belajar mengajar yang akan
dilakukan di kelas penelitian.
d. Menyusun waktu dengan kolabirator untuk menentukan waktu
penelitian dilaksanakan.
e. Menentukan media pembelajaran yang akan digunakan pada
saat penelitian
f. Mempersiapkan silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan pada tahap
penelitian.
g. Menyususn alat observasi yang akan digunakan pada saat
penelitian. Mempersiapkan hal-hal yang mendukung
penggunaan media pembelajaran.
h. Merencanakan melakukan diskusi dengan observer berdasarkan
hasil pengamatan yang berkaitan dengan rasa ingin tahu siswa
dalam hal ini menerapkan pendekatan konstruktivisme.
i. Membuat rencana untuk melakuakn perbaikan-perbaikan
terhadap kekurangan yang ditemukan seteleh berdiskusi dengan
observer dan kolaborator.
j. Merencanakan untuk mengolah data yang diperoleh setelah
penelitian selesai.
4. Tindakan (Act)
Setelah tahap perencanaan, tahapan yang harus diperhatikan adalah
seksama. Tindakan dalam penelitian ini merupakan kegiatan praktis dan
terencana. Hal ini dapat terjadi jika tindakan tersebut dibantu dan
mengacu kepada rencana yang rasional dan terukur. Tindakan yang
dilakukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah
disusun antara peneliti dengan mitra pada tahap perencanaan
b. Menerapkan tugas kepada siswa untuk mengkonstruksi
pengetahuan awal berkaitan dengan materi pelajaran, guna
menumbuhkan rasa ingin tahu siswa.
c. Meminta siswa untuk melakukan diskusi tentang suatu
permasalahan atau fenomena dan mengeksplorasi hasil temuan.
d. Menerapkan tugas kepada siswa untuk memikirkan solusi dari
permasalahan atau fenomena sosial berkaitan dengan materi
pelajaran.
5. Pengamatan (Observe)
Observasi di dalam PTK mempunyai fungsi mendokumentasi
implikasi tindakan yang diberikan pada siswa yang disini berperan
sebagai subjek. Jadi, observe mempunyai manfaat yang beranekaragam
di dalam penelitian, seperti memiliki orientasi prospektif, memiliki
dasar-dasar reflektif waktu sekarang dan masa yang akan datang.
Dalam tahap ini pelaksanaan observasi atau pengamatan dilakukan
bersamaan dengan dilaksanakannya tindakan. Pada kegiatan observasi ini
peneliti melakukan:
a. Pengamatan terhadap kelas VIII-5 yang sedang diteliti.
b. Pengamatan tentang perilaku siswa yang berkaitan dengan rasa
ingin tahunya.
c. Pengamtan kesesuaian materi yang akan disajikan pada saat
KBM dengan tujuan yang ingin dicapai peneliti.
d. Pengamatan tentang pendapat dan pertanyaan-pertanyaan yang
e. Pengamatan terhadap kemampuan siswa dalam menjawab,
bertanggung jawab, menghargai pendapat, dan bekerjasama
dengan siswa lainnya.
Pada tahap ini peneliti melakukan peninjauan terhadap siswa
dan guru di kelas dan mencatat kekurangan setiap tindakan
yang dilakukan sebelumnya untuk direvisi menjadi
perencanaan baru dan tindakan selanjutnya.
6. Refleksi (Reflect)
Pada tahap ini peneliti bersama mitra secara bersama-sama
mengkaji proses, masalah peersoalan, dan kendala yang ada dalam
tindakan yang telah dilakukan, sekaligus mempertimbangkan berbagai
persfektif yang mungkin terjadi dalam situasi kelas.
Kegiatan pada penelitian ini dilakukan bentuk diskusi maupun
individu yang memiliki aspek evaluatif-refleksi yang memberikan dasar
bagi perbaikan dalam bentuk perubahan tau revisi untuk rencana tindakan
selanjutnya. Pada tahap ini peneliti dan kolaborator atau mitra melakukan
evaluasi terhadap seluruh proses penelitian. Pada kegiatan ini peneliti
melakukan:
a. Kegiatan diskusi balikan dengan mitra peneliti dan siswa
setelah tindakan dilakukan.
b. Merefleksikan hasil diskusi balikan untuk silkus dan tindakan
selanjutnya.
SIKLUS 1 SIKLUS 2 SIKLUS 3
Gambar 3.1 Desain Penelitian Model Ebbut Rencana yang diubah Survei (Penemuan fakta dan analisis)
Implementasi Survei (menjelaskan kegagalan
terhadap implementasi dan efek
Implementasi terhadap implementasi dan efek
D. Verifikasi Konsep
Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap istilah-istilah yang digunakan
dalam judul penelitian ini, maka peneliti mendeskripsikan tafsiran yang jelas
terhadap istilah-istilah yang digunakan tersebut. Secara operasional istilah-istilah
tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. Pembelajaran IPS
Komalasari (2011, hlm.11) Pembelajaran IPS dapat di definisikan sebagai
suatu sistem atau rencana proses membelajarkan subjek didik/ pembelajar
IPS yang di rencanakan atau di desain, di laksanakan, dan di evalusai
secara sistematis agar subjek didik/ pembelajar dapat mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran IPS.
2. Karakter
Helen G Douglas (dalam Samani dan Hariyanto, 2012, hlm. 41)
mengemukakan bahwa “ character isn’t inherited. One builds its daily by the way thinks and act, thougt, action, but action” artinya karakter tidak
diwariskan, tetapi sesuatu yang dibangun secara berkesinambungan hari
demi hari melalui pikiran, perbuatan, pikiran demi pikiran, tindakan demi
tindakan.
3. Rasa Ingin Tahu
Menurut Kemendikbud (dalam Sahlan dan Teguh, 2012, hlm. 39) rasa
ingin tahu adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk
mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya,
dilihat dan didengar.
4. Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme menurut Nurhadi (2003, hlm. 33) merupakan
pendekatan yang mana siswa harus mampu menemukan dan
E. Instrumen Penelitian
Satori dan Komariah (2012, hlm. 56) menyatakan “bahwa teknik yang
digunakan dalam pengumpulan data penelitian dapat berupa kegiatan obseravasi,
partisipasi, studi dokumentasi dan wawancara”.
Dalam penelitian ini, pengumpulan data mengenai pelaksanaan dan hasil
dengan menggunakan instrumen penelitian. Instrumen penelitian adalah alat bantu
atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap dan tersistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2012, hlm. 29)
Mengacu dari pendapat diatas, berikut ini beberapa instrumen-instrumen
penelitian yang dilakukan dalam peneletian ini sebagai berikut:
a. Pedoman Observasi
Observasi menurut Sanjaya (2009, hlm. 86) adalah teknik
mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadia yang
sedang berlangsung dan mencatatnta dengan alat observasi tentang
hal-hal yang akan diamati. Pedoman observasi untuk mengukur rasa ingin
tahu siswa terdiri dari beberapa indikator, penilaiannya lebih kepada
kegiatan siswa bertanya, berkomentar dan mencari informasi-informasi
baru. Indikator tersebut dapat dilihat dibawah ini:
Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen penelitian terhadap siswa
No Aspek yang diamati Kriteria Penilaian
Rasa Ingin tahu pada
2 Menjawab pertanyaan
yang muncul pada proses
pembelajaran
3 Keterampilan merespon
4 Memperhatikan
5 Memiliki inisiatif dan
antusias
6 Memiliki sikap kreatif
7 Kontribusi siswa dalam
diskusi atau kegiatan
pembelajaran
8 Pengayaan/ menambah
pengetahuan di luar
proses pembelajaran
(enrichment)
Pedoman observasi, format/ lembar observasi dalam penelitian ini
terdiri dari beberapa kegiatan siswa yang menunjukan rasa ingin tahu
pada pembelajaran IPS antara lain: perhatian, antusias, keatifan,
keberanian, kratif dalam pembelajaran IPS.
b. Pedoman Wawancara
Wawancara menurut Julainsyah Noor (2011, hlm. 138) wawancara
adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
berhadapan langsung dengan cara cara diwawancarai tetapi juga dapat
diberikan draft pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain.
Pedoman wawancara berisikan daftar pertanyaan yang diajukan kepada
siswa dan guru. Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui
respon dan pendapat siswa mengenai proses pelaksaan pembelajaran
IPS dengan penerapan pendekatan konstruktivisme
c. Catatan Lapangan(Field Note)
Catatan lapangan merupakan format atau lembar yang berisikan
tanggal, jam, tempat pembicaraan, dan tanggal pencatatan. Selain itu
juga garis tepi untuk komentar peneliti dan orang lain selama proses
pembelajaran IPS. Dalam membuat catatan lapangan yang berisi
tentang segala peristiwa yang dilihat dan didengar selama penelitian
berlangsung peneliti dibantu oleh rekan sejawat yang juga sebagai
Bogdan dan Biklen (dalam J. Moleong, 1998, hlm. 209) yang
mengemukakan bahwa catatan lapangan (field note) adalah catatan
tertulis tentang apa yang didengar, dilihat dan dialami, dan dipikirkan
dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam
penelitian kualitatif.
d. Dokumentasi
Menurut Guba dan Lincoln (Moleong, 2010,hlm. 217) dokumen
merupakan sumber yang stabil, hasil penengkajian dokumen akan
membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan
terhadap sesuatu yang diselidiki. Dalam penelitian ini menggunakan
dokumentasi berupa foto proses pembelajaran sebagai data penunjang.
F. Teknik Pegumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk
mengumpulkan data kemudian mengolahnya agar tercapainya tujuan penelitian.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan untuk mengolah data yang digunakan
adalah wawancara, observasi, studi dokumentasi dan catatan lapangan.
a. Teknik wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2000, hlm. 150). Wawancara
di dalam penelitian ini dilakukan kepada siswa beserta guru mata
pelajaran IPS di sekolah yang dijadikan penelitian. Wawancara ini
bersifat tidak terstruktur, hal ini dilakukan agar peneliti mendapatkan
informasi secara mendalam.
b. Observasi
Metode survei (observasi) adalah penyelidikan yang diadakan untuk
memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari
keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial,
ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah
observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi terbuka dengan
tujuan agar pengamat mampu menggambarkan secara utuh atau
mencatat poin-poin inti proses pengajaran tersebut, kemudian mampu
merekontruksi proses implementasi tindakan perbaikan yang
dimaksud dalam diskusi balikan.
c. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang
diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah
penelitian, seperti peta, data statistik, jumlah dan nama pegawai, data
siswa, data penduduk; grafik, gambar, surat-surat, foto, akte, dsb
(Danial, 2009, hlm. 79).
Adapun menurut Sukmadinata (2009, hlm. 221) studi dokumentasi
merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar
maupun elektronik. Dokumen yang dikumpulkan disesuaikan dengan
tujuan dan fokus masalah dari penelitian tindakan kelas tersebut.
d. Catatan Lapangan (Field Note)
Catatan lapangan digunakan untuk mendapatkan data yang utuh,
lengkap dan tidak terdistorsi keterbatasan ingatan peneliti. Menurut
Satori dan Aan K (2012, hlm. 176) catatn lapangan merupakan bentuk
lengkap dari rekaman data lapangan yang diperoleh dari buku catatan
lapangan, rekaman dari tape recorder, hasil jepretan foto atau rekaman
video.
Catatan lapangan pada penelitian ini berisi hal-hal yang terjadi selama
proses pembelajaran di kelas. Hal-hal yang dicatat antara lain iklim
belajar, interaksi siswa (dengan guru atau teman), dan pengelolaan
kelas.
G. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Teknik Analisis Data
Menganalisis adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data
hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian
(Sanjaya, 2009, hlm. 117).
Menurut Patton (dalam Basrowi,2008, hlm. 91) analisis data ialah proses
mengatur urutan data, mengorganisasikannya pada suatu pola, kategori dan satuan
uraian dasar. Teknik analisis data dilakukan setelah data diperoleh dari hasil
observasi, wawncara, studi dokumentasi, studi litereture dan studi lapangan.
Setelah data hasil penelitian terkumpul, peneliti melakukan pengolahan data.
a. Analisis data kualitatif
Analisis data diwakili oleh momen refleksi putaran penelitian tindakan
kelas.Dengan melakukan refleksi peneliti akan menemukan wawasan
autentik yang akan membantu dalam menfasirkan data penelitian
(Kunandar, 2009, hlm. 101). Pada dasarnya analisis data kualitatif
dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data
Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2008, hlm. 246) mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas. Aktivitas dalam analisis data,
yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
1) Data Reduction (reduksi data)
Reduksi data adalah proses analisis yang dilakukan untuk menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan hasil penelitian dengan menfokuskan pada hal-hal
yang dianggap penting oleh peneliti, dengan kata lain reduksi data bertujuan untuk
memperoleh pemahaman-pemahaman terhadap data yang telah terkumpul dari
hasil catatan lapangan dengan cara merangkum mengklasifikasikan sesuai
masalah dan aspek-aspek permasalahan yang diteliti.
2) Data Display (penyajian data)
Penyajian data (data display) adalah sekumpulan informasi tersusun yang
akan memberikan gambaran penelitian secara menyeluruh dengan kata lain
menyajikan data secara terperinci dan menyeluruh dengan mencari pola
hubungannya.
Penyajian data yang disusun secara singkat, jelas dan terperinci namun
menyeluruh akan memudahkan dalam memahami gambaran-gambaran terhadap
Penyajian data selanjutnya disajikan dalam bentuk uraian atau laporan sesuai
dengan data hasil penelitian yang diperoleh.
3)Conclusion Drawing Verification
Conclusion drawing verification merupakan upaya untuk mencari arti,
makna, penjelasan yang dilakukan terhadap data-data yang telah dianalisis dengan
mencari hal-hal penting. Kesimpulan ini disusun dalam bentuk pernyataan singkat
dan mudah dengan mengacu kepada tujuan penelitian.
b. Analisis data kauntitatif
Selain melakukan analisis data kualitatif, peneliti juga melakukan analisis
data kuantitatif untuk menganalisis data hasil penelitian ini.Pada proses
penelitian, menganalisis dan menginterpretasikan data merupakan proses
penting, karena data yang terkumpul tidak akan ada artinya jika tidak
mengolahnya. Komalasari (2011, hlm. 156) menuliskan untuk
menghitung perolehan skor dilakukan dengan rumus dibawah ini:
Perhitungan rata-rata (presentase) : Jumlah skor kelompok x 100%
Jumlah skor maksimal
Dari perhitungan rata-rata tersebut nilai keberhasilan terjadi ketika nilai
menunjukan rata-rata sebagai berikut:
Rata-rata presentase
Nilai Skor presentase
Kurang 0%-33,3 %
Cukup 33,4%-66,6%
Baik 66,7%-100%
Hasil rata yang menunjukan keberhasilan penelitian dilihat dari
tindakan kelas ini, peneliti menetukan batas penelitian harus mencapai
maksimal, yaitu ketika skor nilai rata-rata baik mecapai target 67 %.
c. Validasi Data
Validitas dalam PTK berbeda dengan Validitas pada penelitian formal
lainnya seperti penelitian kuantitatif. Pada PTK validitas itu adalah keajekan
proses penelitian seperti yang diisyaratkan dalam penelitian kualitatif (Sanjaya,
2009, hlm. 41).
Validasi adalah suatu kegiatan pengujian terhadap keobjektifan dan
keabsahan data. Beberapa validasi data yang dapat peneliti lakukan dalam
penelitian kelas menurut Hopkins yaitu member check, triangulasi, audit trail,
expert opinion (dalam Wiriaatmadja, 2012, hlm. 168).
Untuk menguji keterpercayaan atau derajat kebenaran penelitian,adapun
penjelasan tentang validasi data yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas
yaitu:
1. Member Check
Dilakukan untuk meninjau kembali keterangan-keterangan atau
informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancatra dari
narasumber tentang kebenaran data penelitian. Dalam kegiatan ini
peneliti menginformasikan penemuan yang diperoleh baik kepada
guru, maupun siswa pada setiap akhir kegiatan pembelajaran
2. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pengecekan keabsahan data dengan
memanfaatkan sesuatu diluar data sebagai pembanding (Meleong. 2008,
hlm. 330). Metode yang digunakan dalam triangulasi antara lain:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan wawancara
b. Membandingkan persepsi dan perilaku seseorang dengan orang lain
c. Membandingkan data dokumentasi dengan wawancara
d. Melakukan perbandingan dengan teman sejawat
e. Membandingkan hasil temuan dengan teori
Audit trail yakni memeriksa kesalahan-kesalahan dalam metode atau
prosedur yang digunakan peneliti dan di dalam mengambil
kesimpulan. Selain itu, peneliti juga memeriksa catatan-catatan yang
ditulis oleh peneliti atau mitra peneliti Audit trial dapat dilakukan oleh
teman sejawat peneliti yang memiliki pengetahuan dan keterampilan
melakukan penelitian tindakan kelas yang sama seperti peneliti itu
sendiri ( Kunandar, 2009, hlm. 108).
4. Expert Opinion
Expert opinion dilakukan dengan cara pengecekan data terakhir
terhadap kesahihan temuan peneliti kepada pakar profesional. Dalam
kegiatan ini, peneliti mengkonsultasikan temuan-temuan kepada
pembimbing hingga validasi data temuan yang dapat dipertanggung