• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 2 Layanan Informasi Mandiri WBP (Self Service)

(3)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 1

KATA PENGANTAR

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung tahun 2015 merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung kepada publik atas pelaksanaan tugas dan fungsi Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung pada Tahun Anggaran 2015. Selain itu, LAKIP ini juga akan menjadi bahan evaluasi yang digunakan dalam proses perencanaan program dan kegiatan di tahun-tahun berikutnya. Penyusunan LAKIP Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Instruksi Presiden Nomor 5 tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, serta Rencana Strategis Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia 2015-2019 dan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Tahun 2015-2019.

LAKIP ini memuat capaian-capaian dari target kinerja Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung tahun 2015. Analisis atas capaian kinerja yang dituangkan dalam LAKIP ini merupakan analisis terhadap capaian indikator kinerja Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung. Dengan menggunakan metode analisis ini, diharapkan substansi dari LAKIP Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung ini dapat menghasilkan sejumlah identifikasi terhadap capaian kinerja, sehingga bermanfaat bagi perbaikan kinerja di masa yang akan datang.

Dalam perjalanannya, pencapaian sasaran dan tujuan organisasi mengalami permasalahan dan hambatan baik dari aspek organisasi, tata laksana, SDM, maupun sarana dan prasarana. Dengan segala keterbatasan dan permasalahan yang ada sangat disadari bahwa hal ini akan menjadi faktor yang menjadikan tidak optimalnya kinerja Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung. Namun demikian hal tersebut bukan menjadi pengikat bagi kami untuk terus berkarya mewujudkan visi dan misi organisasi baik dalam penegakan hukum maupun pelayanan hak asasi manusia.

(4)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 2

Akhirnya, dengan semangat transparansi dan komitmen untuk memberikan kontribusi terbaik, Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung akan terus berupaya membangun kultur organisasi yang lebih transparan dan akuntabel, agar kepercayaan publik terhadap institusi Pemasyarakatan semakin meningkat. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan berbagai agenda Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung sehingga dapat terlaksana sesuai yang diharapkan.

Semoga dokumen ini memberikan manfaat bagi peningkatan kinerja Pemasyarakatan serta Kementerian Hukum dan HAM.

Rangkasbitung, Desember 2015 Kepala Rumah Tahanan Negara

Klas IIB Rangkasbitung

KADEK ANTON BUDIHARTA

(5)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………… i

DAFTAR ISI ……….. iii

DAFTAR TABEL ……….. iv

BAB I PENDAHULUAN ……….………..……….. 1

A. LATAR BELAKANG ………………. 1

B. TUGAS FUNGSI DAN WEWENANG ……….... 3

C. STRUKTUR ORGANISASI ………. 3

D. DASAR HUKUM PENYUSUNAN LAKIP ……… 4

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA……….………... 7

A. RENCANA STRATEGIS ….………..……… 7

B. PERJANJIAN KINERJA ……….……………….………. 9

C. ALOKASI ANGGARAN ………..……….. 13

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ………….………..……… 15

A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI ……….……… 15

B. REALISASI ANGGARAN ..……….………. 29

BAB IV PENUTUP ……….……….. 31

A. KESIMPULAN ……….. 31

B. SARAN ……….. 33

(6)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 4

DAFTAR TABEL

Tabel 1 …. ………………... 10 Tabel 2 …. ………………... 13 Tabel 3 …. ………………... 16 Tabel 4 …. ………………... 17 Tabel 5 …. ………………... 17 Tabel 6 …. ………………... 18 Tabel 7 …. ………………... 18 Tabel 8 …. ………………... 19 Tabel 9 …. ………………... 19 Tabel 10 …. ………………... 20 Tabel 11 …. ………………... 20 Tabel 12 …. ………………... 22 Tabel 13 …. ………………... 22 Tabel 14 …. ………………... 23 Tabel 15 …. ………………... 25 Tabel 16 …. ………………... 26 Tabel 17 …. ………………... 26 Tabel 18 …. ………………... 26 Tabel 19 …. ………………... 27 Tabel 20 …. ………………... 27 Tabel 21 …. ………………... 29 Tabel 22 …. ………………... 31 Tabel 23 …. ………………... 32 Tabel 24 …. ………………... 32 iv

(7)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung merupakan unit pelaksana teknis pemasyarakatan yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Kementerian Hukum dan HAM RI di bidang penempatan, perawatan, dan pelayanan tahanan. Bangunan Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung (pada awalnya bernama “Roemah Pendjara Rangkasbitung”) dibangun pada tahun 1918 oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Lokasi Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung berada di pusat Kota Rangkasbitung tepatnya di sebelah alun-alun Kota Rangkasbitung dan berdekatan dengan pusat pemerintahan Kabupaten Lebak.

Sesuai dengan keberadaannya sejak awal dibangun sampai saat ini, Rutan Rangkasbitung telah melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan. Untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi di Rutan Rangkasbitung serta memberikan gambaran tentang berbagai hal yang telah dilaksanakan serta hambatan-hambatan dalam pelaksanaan tugas, secara berkala dilakukan evaluasi yang salah satunya melalui Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan instrumen yang digunakan oleh instansi pemerintah dalam memenuhi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi. Sistem AKIP ini terdiri dari komponen-komponen yang merupakan satu kesatuan, yaitu perencanaan strategis, perencanaan kinerja, pengukuran dan evaluasi kinerja, dan pelaporan kinerja. Sebagai implementasi SAKIP inilah maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) disusun menjadi tindak lanjut dari proses pengukuran kinerja.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dibuat sebagai implementasi Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang

(8)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 2

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dalam rangka pertanggung jawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi lembaga berdasarkan perencanaan stratejik yang telah ditetapkan. Dalam LAKIP disajikan capaian pelaksanaan program dan kegiatan pada Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung beserta analisisnya, dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran untuk tahun 2015. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung ini difokuskan pada pencapaian kinerja selama tahun 2015.

LAKIP Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai :

1. Keberhasilan maupun kegagalan pencapaian kegiatan dan sasaran selama bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun berjalan.

2. Kendala-kendala yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan dan usaha-usaha yang dilakukan untuk kelancaran pelaksanaan tugas Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung.

Sedangkan tujuan penyusunan LAKIP adalah :

1. Sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Organisasi di lingkungan Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung; 2. Untuk mengetahui tingkat capaian kinerja Rumah Tahanan Negara Klas IIB

Rangkasbitung selama periode Januari sampai dengan Desember tahun berjalan;

3. Untuk bahan masukan bagi Jajaran Pimpinan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan dan Kementerian Hukum dan HAM dalam menentukan kebijakan strategis pada masa mendatang.

LAKIP Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung merupakan perwujudan kewajiban organisasi untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. Penyusunan LAKIP ini juga merupakan salah satu perwujudan tekad untuk senantiasa bersungguh-sungguh mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan negara dan pembangunan yang didasarkan pada prinsip-prinsip ”good governance

(9)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 3

B. Tugas, Fungsi, dan Wewenang.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor : M.04-PR.07.03 tahun 1985 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Tahanan Negara dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara, Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung mempunyai tugas melaksanakan perawatan terhadap para tersangka atau terdakwa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung menyelenggarakan fungsi:

1. Melakukan pelayanan dan perawatan terhadap para tersangka/terdakwa; 2. Melakukan pemeliharaan keamanan dan ketertiban Rutan;

3. Melakukan urusan tata usaha Rutan;

C. Struktur Organisasi

Susunan Organisasi Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung terdiri atas :

1. Kepala Rutan;

2. Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan; 3. Kepala Sub Seksi Pelayanan Tahanan; 4. Kepala Sub Seksi Pengelolaan.

5. Petugas Tata Usaha

Struktur organisasi Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung dapat digambarkan pada diagram di bawah ini :

KEPALA RUTAN

KEPALA SUB SEKSI PENGELOLAAN KEPALA SUB SEKSI PELAYANAN TAHANAN KEPALA KESATUAN PENGAMANAN RUTAN PETUGAS TATA USAHA

(10)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 4

Pada tingkatan di bawah Kepala Rutan terdapat tiga eselon 5 yang masing-masing mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut :

a. Kesatuan Pengamanan Rutan Tugas :

Memelihara keamanan dan ketertiban Rutan. b. Sub Seksi Pelayanan Tahanan

Tugas :

Melakukan pengadministrasian dan perawatan, mempersiapkan pemberian bantuan hukum dan penyuluhan bagi tahanan.

c. Sub Seksi Pengelolaan Tugas :

Melakukan pengurusan keuangan, perlengkapan, rumah tangga, dan kepegawaian di Lingkungan Rutan.

d. Petugas Tata Usaha Tugas :

Melakukan urusan surat menyurat dan kearsipan.

D. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.

3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

4. Undang – Undang RI nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.

6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

7. Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

(11)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 5

8. Peraturan Pemerintah RI Nomor 99 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1999 Tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

9. Peraturan Pemerintah RI Nomor 57 Tahun 1999 Tentang Kerjasama Penyelenggaraan Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan Pemasyarakatan.

10. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

11. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.

12. Peraturan Menteri Hukum dan HAM No : M.HH.-05.OT.01.01 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan HAM.

13. Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 28 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM 14. Keputusan Menteri Kehakiman Nomor M.04 -PR.07.03 Tahun 1983 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Rumah Tahanan Negara dan Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara;

15. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No: PER/9/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah

16. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 13 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

17. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 18. Peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 7 Tahun 2015 Tentang

Rencana Strategis Kementerian Hukum dan HAM Tahun 2015-2019.

19. Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor : PAS-19.PR.01.01 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Tahun 2015-2019.

20. Keputusan Kepala LAN No: 239/IX/2003 tentang Pedoman Penyusunan LAKIP.

(12)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 6

21. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No: KEP/135/M.PAN/9/2004 tentang Pedoman Umum Evaluasi LAKIP.

(13)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 7

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Rencana Strategis

Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor : PAS-19.PR.01.01 Tahun 2015 tanggal 11 Juni 2015 tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pemasyarakatan tahun 2015-2019, ditetapkan bahwa visi, misi dan tujuan dari Direktorat Jenderal Pemasyarakatan adalah merupakan visi, misi, dan tujuan yang harus dipedomani oleh Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan. Visi, misi, dan tujuannya adalah sebagai berikut :

1. Visi dan Misi

Isu-isu strategis pemasyarakatan sebagai gambaran keadaan yang terus menerus dihadapi dalam upaya untuk mewujudkan sistem hukum nasional yang mencakup pembangunan substansi hukum, penyempurnaan struktur hukum dan pelibatan seluruh komponen masyarakat yang mempunyai kesadaran hukum tinggi untuk mendukung pembentukan sistem hukum nasional yang dicita-citakan sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025. Berdasarkan hasil analisis lingkungan strategis maka dirumuskan visi dan misi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan yaitu :

Visi : Menjadi Penyelenggara Pemasyarakatan yang profesional dalam penegakan hukum dan perlindungan HAM.

Misi : Menegakkan hukum dan hak asasi manusia terhadap

tahanan, narapidana, anak, dan klien pemasyarakatan.

 Mengembangkan pengelolaan pemasyarakatan dan menerapkan standar pemasyarakatan berbasis IT.

 Meningkatkan pastisipasi masyarakat (pelibatan, dukungan dan pengawasan) dalam penyelenggaraan pemasyarakatan.

 Mengembangkan profesionalisme dan budaya kerja petugas pemasyarakatan yang bersih dan bermartabat.

 Melakukan pengkajian dan pengembangan penyelenggaraan pemasyarakatan.

(14)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 8 Nilai-Nilai Dasar a. Profesional; b. Akuntabel; c. Sinergi; d. Transparan; e. Inovatif; 2. Tujuan.

Tujuan merupakan penjabaran dari visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis. Tujuan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan untuk mendukung upaya pencapaian visi dan misi Direktorat Jenderal Pemasyarakatan adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelaksanaan sistem pemasyarakatan.

b. Terbangunnya kelembagaan yang akuntabel, transparan dan berbasis kinerja.

c. Terwujudnya sinergi dengan institusi terkait dan masyarakat dalam penyelenggaraan pemasyarakatan.

d. Terwujudnya reintegrasi sosial WBP secara sehat dalam hidup, kehidupan, dan penghidupan.

e. Terpenuhinya kebutuhan dasar WBP.

f. Terlindunginya dan terpeliharanya benda sitaan dan barang rampasan negara.

g. Terwujudnya keamanan dan ketertiban UPT Pemasyarakatan.

h. Meningkatnya profesionalisme dan budaya kerja petugas pemasyarakatan yang bersih dan bermartabat.

i. Terwujudnya penyelenggaraan pemasyarakatan berbasis teknologi informasi (menuju e-government).

3. Sasaran

Sasaran merupakan penjabaran dari tujuan yang menggambarkan sesuatu yang akan dicapai melalui serangkaian kebijakan, program dan kegiatan prioritas agar penggunaan sumber daya dapat efisien dan efektif. Sasaran

(15)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 9

yang ditetapkan berdasarkan visi, misi, tujuan dan nilai organisasi adalah sebagai berikut :

a. Perspektif Stakeholder

 Meningkatnya kesadaran hukum WBP dan tahanan

 Meningkatnya kualitas pelayanan pemasyarakatan

 Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang pemasyarakatan

 Meningkatnya produktifitas WBP menuju manusia mandiri yang berdaya guna

b. Perspektif Proses Internal

 Meningkatkan standarisasi pelayanan pemasyarakatan.

 Meningkatkan koordiasi dan kerjasama

 Meningkatkan kualitas pengawasan internal pemasyarakatan

 Meningkatkan partisipasi public dalam mendorong reintegrasi sosial c. Perspektif Pengembangan Organisasi

 Mengembangkan kompetensi, integritas, profesionalisme dan etos kerja petugas pemasyarakatan

 Mengembangkan iklim dan budaya kerja yang kondusif

 Optimalisasi proses pemasyarakatan berbasis teknologi informasi d. Perspektif Anggaran

 Peningkatan akuntabilitas

B. Perjanjian Kinerja

Perjanjian Kinerja pada UPT Pemasyarakatan merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai antara pimpinan UPT Pemasyarakatan yang menerima amanah/tanggungjawab/kinerja dengan Direktur Jenderal Pemasyarakatan sebagai pihak yang memberikan amanah/tanggungjawab/kinerja. Dengan demikian, Perjanjian Kinerja ini merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah kepada atasan langsungnya.

Perjanjian Kinerja ini akan menggambarkan capaian kinerja yang akan diwujudkan oleh UPT Pemasyarakatan dalam kurun waktu satu tahun dengan mempertimbangkan sumber daya yang dikelolanya. Berikut akan diuraikan target kinerja tahun 2015 sesuai dengan indikator setiap sasaran serta kegiatan

(16)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 10

yang dilakukan dalam upaya mencapai target kinerja yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2015.

Tabel 1.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

Meningkatnya kualitas pelayanan pemasyarakatan

1. Persentase pelayanan tahanan sesuai standar

70 %

2. Persentase pelayanan perawatan kesehatan sesuai standar

70 %

3. Persentase pelayanan keamanan dan ketertiban sesuai standar

70 %

4. Persentase layanan informasi dan komunikasi pemasyarakatan yang diberikan sesuai standar

70 %

Penjelasan indikator : 1. Indikator 1.

Salah satu ukuran keberhasilan pelaksanaan tugas di Rutan adalah capaian dari pelaksanaan pelayanan sesuai standar. Pelayanan yang diberikan kepada tahanan adalah pelayanan penyuluhan hukum dan pelayanan bantuan hukum.

Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat capaian dari sub indikator yaitu :

- Persentase tahanan yang mendapatkan penyuluhan hukum

Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat jumlah tahanan yang mendapatkan penyuluhan hukum dibandingkan dengan jumlah seluruh tahanan pada Rutan Rangkasbitung.

- Persentase tahanan yang mendapatkan bantuan hukum.

Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat jumlah tahanan yang mendapatkan bantuan hukum dibandingkan dengan jumlah tahanan yang mengajukan permohonan untuk mendapatkan bantuan hukum.

(17)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 11

2. Indikator 2

Setiap tahanan, narapidana, dan anak didik pemasyarakatan yang berada di rutan Rangkasbitung berhak untuk mendapatkan perawatan kesehatan. Bentuk perawatan kesehatan yang diberikan berupa penanganan pelayanan medis terhadap tahanan dan narapidana yang sakit, pemberian makanan sesuai standar gizi yang telah ditetapkan, dan pemberian perlengkapan berupa perlengkapan tidur, perlengkapan makan, dan Perlengkapan MCK.

Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat capaian dari sub indikator yaitu :

- Persentase tahanan dan narapidana yang sakit dan mendapatkan penanganan medis.

Untuk mengukur keberhasilan capaian ini adalah dengan melihat jumlah penanganan medis kepada tahanan/narapidana dibandingkan dengan jumlah tahanan/narapidana yang sakit.

- Persentase tahanan dan narapidana yang mendapatkan perawatan makanan sesuai standar

Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat jumlah tahanan/narapidana yang mendapatkan perawatan makanan sesuai standar dibandingkan dengan jumlah seluruh tahanan/narapidana pada Rutan Rangkasbitung.

- Persentase tahanan/narapidana yang mendapatkan perlengkapan tidur, makan, dan MCK.

Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat jumlah tahanan/narapidana yang mendapatkan perlengkapan tidur, makan, dan MCK dibandingkan dengan jumlah tahanan/narapidana pada Rutan Rangkasbitung.

3. Indikator 3.

Salah satu ukuran dari keberhasilan indikator persentase pelayanan keamanan dan ketertiban sesuai standar adalah dengan melihat jumlah gangguan keamanan dan ketertiban yang terjadi dalam kurun waktu satu tahun baik gangguan keamanan dan ketertiban yang dilakukan oleh penghuni maupun pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh petugas.

(18)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 12

Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat capaian dari sub indikator yaitu :

- Persentase kasus gangguan keamanan dan ketertiban yang telah ditindaklanjuti.

Untuk mengukur keberhasilan capaian ini adalah dengan melihat jumlah kasus gangguan keamanan dan ketertiban yang telah ditindaklanjuti dibandingkan dengan jumlah kasus gangguan keamanan dan ketertiban pada tahun 2015.

- Persentase Pelanggaran Kode Etik yang telah ditindaklanjuti.

Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat jumlah pelanggaran kode etik petugas yang telah ditindaklanjuti dibandingkan dengan jumlah pelanggaran kode etik yang terjadi pada tahun 2015.

4. Indikator 4.

Pada saat ini, penyajian dan pengolahan data dan informasi mengenai WBP harus selalu tersedia setiap saat, baik untuk kepentingan organisasi, laporan kepada pimpinan maupun untuk konsumsi masyarakat. Pelaksanaan tugas dan fungsi Pemasyarakatan tidak akan berjalan apabila tidak didukung oleh data dan informasi. Informasi ini selanjutnya digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka penyusunan arah kebijakan pemasyarakatan dan pembuatan laporan.

Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat capaian dari sub indikator yaitu :

- Persentase jumlah data yang uptodate yang tersedia setiap saat dalam Sistem Database Pemasyarakatan.

Untuk mengukur keberhasilan capaian ini adalah dengan melihat jumlah data system database pemasyarakatan yang up to date

- Persentase media layanan informasi yang digunakan.

Untuk mengukur keberhasilan capaian indikator ini adalah dengan melihat jumlah media layanan informasi yang digunakan dibandingkan dengan jumlah media layanan informasi yang wajib disediakan.

(19)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 13

C. Alokasi Anggaran

Pelaksanaan program dan kegiatan pada Rutan Rangkasbitung sesuai dengan DIPA Rutan Rangkasbitung T.A. 2015 memperoleh dukungan anggaran sebesar 6.124.224.000,- Dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 2. Program/ Kegiatan Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Jumlah

Program Pembinaan dan Penyelenggaraan Pemasyarakatan Penyelenggaraan

Pemasyarakatan di wilayah

(20)
(21)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 15

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi

Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/ program/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. Istilah kinerja sering digunakan untuk menyebut prestasi atau tingkat keberhasilan individu maupun kelompok individu. Kinerja bisa diketahui hanya jika individu atau kelompok invidu tersebut mempunyai kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Kriteria keberhasilan ini berupa tujuan-tujuan atau target-target tertentu yang hendak dicapai. Tanpa ada tujuan-tujuan atau target, kinerja seseorang atau organisasi tidak mungkin dapat diketahui karena tidak ada tolak ukurnya.

Sedangkan pengukuran kinerja (performance measurement) adalah suatu metode atau alat yang digunakan untuk mencatat dan menilai pencapaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan, sasaran, dan strategi sehingga dapat diketahui kemajuan organisasi serta meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Untuk itu diperlukan indikator kinerja yang jelas, dapat dihitung, diukur, dan dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai tingkat kinerja yang baik.

Pengukuran capaian kinerja Rutan Rangkasbitung tahun 2015, dilakukan dengan cara membandingkan antara target (rencana) dan realisasi indikator kinerja pada masing-masing sasaran kegiatan. Pencatatan dan pengukuran kinerja dilakukan pada aspek kinerja keuangan dan non keuangan sebagai indikator untuk mengukur keberhasilan suatu organisasi yang terintegrasi dalam sistem manajemen organisasi.

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja pada tahun 2015, maka diperoleh data capaian kinerja Rutan Rangkasbitung dengan perincian sebagai berikut :

(22)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 16

Tabel 3.

Capaian Kinerja Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung Tahun 2015

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi

Meningkatnya kualitas pelayanan pemasyarakatan

1. Persentase pelayanan tahanan sesuai standar

70% 100%

2. Persentase pelayanan perawatan kesehatan sesuai standar

70% 100%

3. Persentase pelayanan

keamanan dan ketertiban sesuai standar

70% 100%

4. Persentase layanan informasi dan komunikasi

pemasyarakatan yang diberikan sesuai standar

70% 85%

Berikut akan disampaikan penjelasan capaian dari masing-masing indikator kinerja.

Indikator 1 :

Persentase Pelayanan Tahanan Sesuai Standar.

IKU ini memiliki target sebesar 70%. Untuk mengetahui capaian hasil realisasi dari indikator tersebut adalah dengan cara menghitung :

- Persentase tahanan yang mendap atkan penyuluhan hukum - Persentase tahanan yang mendapatkan bantuan hukum.

Berdasarkan data yang ada, kondisi tahanan dan narapidana selama lima tahun terakhir di Rutan Rangkasbitung dapat digambarkan sebagai berikut :

(23)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 17 Tabel 4. URAIAN TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 2015 (15 Des) Penghuni : Tahanan Dewasa dan Pemuda 95 102 84 48 71 64 Tahanan Anak 4 2 - - 1 2 Narapidana Dewasa 97 50 93 98 87 96 Anak Didik - - - - Jumlah 209 185 154 177 156 162 Tabel 5.

Grafik Perkembangan Tingkat Hunian Rutan Rangkasbitung

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa tingkat hunian di Rutan Rangkasbitung selalu melebihi dari kapasitas Rutan. Kapasitas Rutan saat ini adalah 100 orang.

Pada tahun 2015 telah dilaksanakan penyuluhan hukum dan bantuan hukum kepada tahanan dengan rincian sebagai berikut :

209 185 154 177 156 162 0 50 100 150 200 250 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah Napi/Tah

Jumlah Napi/Tah

(24)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 18

Tabel 6.

Jumlah Tahanan Jumlah Tahanan yang mendapatkan

Penyuluhan Hukum

66 66

Berdasarkan data tersebut diatas maka capaian sub indikator ini adalah 100 % atau 66 Orang dari 66 tahanan.

Tabel 7.

Jumlah tahanan yang

mengajukan permohonan

bantuan hukum

Jumlah tahanan yang

mendapatkan bantuan hukum

3 3

Berdasarkan data tersebut diatas maka capaian sub indikator ini adalah 100% atau 3 orang dari 3 tahanan yang mengajukan permohonan bantuan hukum.

Berdasarkan capaian dari sub indikator di atas, untuk menghitung capaian dari indikator “Persentase pelayanan tahanan sesuai standar, dapat dihitung secara komulatif atas capaian dari sub indikator. Dengan demikian capaian dari indikator ini adalah jumlah capaian dari sub indikator dibagi dua, yaitu :

100 % + 100% --- 2

= 100%

Target dari indikator ini pada tahun 2015 adalah sebesar 70%. Sehingga capaian dari inidkator ini melebihi dari target yang telah ditetapkan.

Faktor yang mendukungpencapaian indikator ini adalah :

- Pola komunikasi dan kordinasi yang baik antara Rutan Rangkasbitung, Kanwil Kementerian Hukum dan HAM Banten khususnya Divisi Pelayanan Hukum, serta Organisasi Bantuan Hukum (OBH).

(25)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 19

- Pemahaman yang baik dari petugas dan tahanan tentang bantuan hukum.

Indikator 2 :

Persentase Pelayanan Perawatan Kesehatan Sesuai Standar.

IKU ini memiliki target sebesar 70%. Untuk mengetahui capaian hasil realisasi dari indikator tersebut adalah dengan cara menghitung :

- Persentase tahanan dan narapidana yang sakit dan mendapatkan penanganan medis.

Tabel 8.

Data Kesehatan Narapidana Dan Tahanan Tahun 2015

HIV/ AIDS TBC Hepa titis Penyakit Pernafasan Penyakit Percernaan Peny. Ginjal & Saluran Kemih Peny. Susunan Syaraf Peny. Jantung & Pembuluh Darah Pykt Kulit Penyakit Mata Gangguan Jiwa/ Depresi Peny. Lain Jml - - - - 328 - - - 203 82 - 1.145 1.758 Tabel 9. Jumlah Tahanan dan Narapidana Jumlah Yang Sakit Tahun 2015 Jumlah Yang Ditangani Jenis Penanganan Jumlah 162 1.758 1.758 Rawat jalan 1.751 Rawat Inap di Poliklinik Rutan -

Rawat Inap di Luar Rutan

7

Jumlah 1.758

Berdasarkan data tersebut diatas maka capaian sub indikator ini adalah 100% atau 1.758 orang dari 1.758 tahanan dan narapidana yang sakit pada tahun 2015.

(26)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 20

- Persentase tahanan dan narapidana yang mendapatkan perawatan makanan sesuai standar

Tabel 10.

Jumlah narapidana dan tahanan pada tahun 2015 berdasarkan hari tinggal adalah 63.758 orang. Jumlah narapidana dan tahanan yang mendapatkan perawatan makanan adalah 63.758 orang. Jadi capaiannya adalah 100%.

- Persentase tahanan/narapidana yang mendapatkan perlengkapan tidur, makan, dan MCK.

Tabel 11.

Jumlah Napi/ Tahanan

Jenis Perawatan Jumlah Napi/

Tahanan yang mendapatkan

162 Perlengkapan tidur 162

Perlengkapan makan 162

Perlengkapan MCK 162

Berdasarkan data tersebut diatas maka capaian sub indikator ini adalah 100% atau 162 orang dari 162 tahanan/narapidana pada tahun 2015.

Berdasarkan capaian dari sub indikator di atas, untuk menghitung capaian dari indikator “Persentase pelayanan perawatan kesehatan sesuai standar, dapat dihitung secara komulatif atas capaian dari sub indikator. Dengan demikian capaian dari indikator ini adalah jumlah capaian dari sub indikator dibagi tiga, yaitu :

63758 63758 0 20000 40000 60000 80000 Perawatan Makanan Tahun 2015

Jumlah Napi/Tah yang mendapat perawatan makanan Tahun 2015 Jumlah Napi/Tah Tahun 2015

(27)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 21

100% + 100% + 100% --- 3

= 100%

Target dari indikator ini pada tahun 2015 adalah sebesar 70%. Sehingga capaian dari inidkator ini melebihi dari target yang telah ditetapkan.

Namun demikian secara kualitas pencapaian indikator ini terdapat beberapa catatan, yaitu:

- Tidak adanya anggaran pengadaan matras, sehingga pemenuhan kebutuhan matras menggunakan matras pengadaan tahun-tahun sebelumnya yang kondisinya tentunya banyak sudah tidak layak.

- Pengadaan perlengkapan MCK volumenya terbatas, sehingga hanya diberikan sekali dalam satu tahun.

Indikator 3 :

Persentase Pelayanan Keamanan dan Ketertiban Sesuai Standar.

IKU ini memiliki target sebesar 70%. Untuk mengetahui capaian hasil realisasi dari indikator tersebut adalah dengan cara menghitung :

- Persentase kasus gangguan keamanan dan ketertiban yang telah ditindaklanjuti

- Persentase Pelanggaran Kode Etik yang telah ditindaklanjuti.

Pada tahun 2015 telah dilaksanakan tindak lanjut gangguan keamanan dan ketertiban baik yang dilakukan oleh penghuni maupun petugas sebagai berikut :

(28)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 22

Tabel 12.

Data Pelanggaran Tata Tertib Tahun 2015

Jenis Gangguan Kamtib Jumlah Kasus Jumlah yang Terlibat Perkelahian - - Pemberontakan - - Penganiayaan / Kekerasan - - Kerusuhan - - Penyelundupan Narkoba - - Pelarian 1 1 Penyalahgunaan Handphone 6 6 Lain-lain - - Jumlah 7 7

Dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah pelanggaran tata tertib Rutan yang dilakukan oleh WBP pada tahun 2015 adalah sebanyak 7 (tujuh) kasus. Dari pelanggaran sebanyak 7 kasus, telah ditindaklanjuti sebanyak 7 kasus. Tindaklanjut yang telah dilaksanakan adalah :

Tabel 13.

JENIS PELANGGARAN

TATA TERTIB

WAKTU

KEJADIAN TINDAK LANJUT

Penyalahgunaan Handphone 10 Agustus 2015 - Diperiksa - Kurungan (Sel) - Register F Penyalahgunaan Handphone (2 kasus) 26 Agustus 2015 - Diperiksa - Kurungan (Sel) - Register F Pelarian 12 Nopember 2015 - Diperiksa - Kurungan (Sel) - Register F Penyalahgunaan Handphone (2 kasus) 21 Nopember 2015 - Diperiksa - Kurungan (Sel) - Register F Penyalahgunaan Handphone 4 Desember 2015 - Diperiksa - Kurungan (Sel) - Register F

(29)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 23 % 100 7 7  % 100 

Sehingga untuk mengukur capaian dari Sub Indikator Kinerja ini adalah sebagai berikut:

RKU =

Jumlah pelanggaran tata tertib oleh WBP yang telah ditindaklanjuti Jumlah pelanggaran tata tertib oleh WBP

=

=

Tabel 14.

Data Pelanggaran Kode Etik Tahun 2015

Jenis Pelanggaran Waktu Kejadian Jumlah Petugas yang terlibat Tindak Lanjut Membantu penyalahgunaan Handphone WBP

1 April 2015 6 Orang - Dilakukan

pemeriksaan (BAP) - Teguran lisan - Surat pernyataan - Menjadi catatan dalam

evaluasi kinerja yang bersangkutan

Perkelahian antara petugas

27 Juli 2015 2 Orang - Dilakukan

pemeriksaan (BAP) - Teguran lisan

- Menjadi catatan dalam evaluasi kinerja yang bersangkutan Pemukulan terhadap WBP 21 September 2015 1 Orang - Dilakukan pemeriksaan (BAP) - Teguran lisan

- Menjadi catatan dalam evaluasi kinerja yang bersangkutan

Dari data diatas dapat dilihat bahwa jumlah pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Petugas pada tahun 2015 adalah sebanyak 3 (tiga)

% 100

(30)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 24 % 100 3 3  % 100 

kasus. Dari pelanggaran sebanyak 3 kasus, telah ditindaklanjuti sebanyak 3 kasus.

Sehingga untuk mengukur capaian dari Sub Indikator Kinerja ini adalah sebagai berikut:

RKU =

Jumlah pelanggaran kode etik oleh Petugas yang telah ditindaklanjuti Jumlah pelanggaran kode etik oleh Petugas

=

=

Berdasarkan capaian dari sub indikator di atas, untuk menghitung capaian dari indikator “Persentase pelayanan tahanan sesuai standar, dapat dihitung secara komulatif atas capaian dari sub indikator. Dengan demikian capaian dari indikator ini adalah jumlah capaian dari sub indikator dibagi dua, yaitu :

100% + 100% --- 2

= 100%

Target dari indikator ini pada tahun 2015 adalah sebesar 70%. Sehingga capaian dari inidkator ini melebihi dari target yang telah ditetapkan.

Faktor yang mendukung pencapaian indikator ini adalah :

- Berjalannya tugas dan fungsi dari Tim Satgas Kamtib dan Tim Pengawasan internal dalam menegakkan peraturan dan kode etik bagi petugas.

- Adanya komutmen dan konsistensi dalam penegakan disiplin baik bagi warga binaan pemasyarakatan maupun petugas.

% 100

(31)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 25

Indikator 4 :

Persentase Layanan Informasi dan Komunikasi Pemasyarakatan Yang Diberikan Sesuai Standar.

IKU ini memiliki target sebesar 70%. Untuk mengetahui capaian hasil realisasi dari indikator tersebut adalah dengan cara menghitung :

- Persentase jumlah data yang uptodate yang tersedia setiap saat dalam Sistem Database Pemasyarakatan.

Untuk mengukur pencapaian indikator ini, maka dapat dilihat dari capaian dari masing-masing sub indikator yaitu :

1. Kelengkapan data registrasi yang up to date pada tahun 2015 Tabel 15.

Jenis Data Kriteria/ Kontent Status

( %) Capaian (%) Manajeman Registrasi 1. Kuantitas Data 100% 98% 2. Foto 100% 3. Sidik Jari 100%

4. Penerimaan dan Penolakan

Tahanan/ Narapidana 100%

5. Perpanjangan Tahanan 100% 6. Pengalihan Jenis Tahanan 100% 7. Mutasi Golongan / Berkas 100%

8. Mutasi UPT 100% 9. Remisi / Grasi 75% 10. Surat Sidang 100% 11. Pembayaran Denda / Subsider 100% 12. Meninggal Dunia 100%

2. Kelengkapan data integrasi dan pembinaan yang up to date pada tahun 2015

(32)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 26

Tabel 16.

Jenis Data Kriteria/ Kontent Status

( %) Capaian (%) Integrasi dan Pembinaan 1. Administasi PB Online 70% 20% 2. Sidang TPP 70%

3. Admisi dan Orientasi -

4. Pembinaan Kepribadian -

5. Pembinaan Kemandirian -

6. Sistem Perwalian -

7. Tamping/ Pemuka / Pekerja -

3. Kelengkapan data keamanan yang up to date pada tahun 2015 Tabel 17.

Jenis Data Kriteria/ Kontent Status

( %) Capaian (%) Manajeman Keamanan 1. Administrasi Keamanan (Sarpras) - 38% 2. Manajeman Blok dan Kamar 50%

3. Manajeman Penghuni Baru 100% 4. Manajeman Blok

Penampungan -

5. Surat Mutasi Kamar 55%

6. Pelanggaran / Register F - 7. Pengasingan / Register H -

8. Portir (P2U) 100%

4. Kelengkapan data layanan kunjungan yang up to date pada tahun 2015 Tabel 18.

Jenis Data Kriteria/ Kontent Status

( %) Capaian (%) Layanan Kunjungan 1. Pendaftaran Kunjungan 100% 2. Manajeman Pemanggilan Antrian 90%

(33)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 27 3. Manajeman Ruang Kunjungan 90% 94% 4. Pemanggilan WBP 90% 5. Manajeman Ruang Kunjungan 100%

5. Kelengkapan data SMS Gateway yang up to date pada tahun 2015 Tabel 19.

Jenis Data Kriteria/ Kontent Status

( %) Capaian (%) Smslap / SMS Gateway

1. Laporan Harian Penghuni 100%

100% 2. Laporan Bulanan Khusus 100%

3. Laporan Bulanan Klasifikasi

Anak 100%

4. Lapbul Perawatan 100%

5. Lapbul SDM 100%

6. Lapbul Anggaran dan

Realisasi 100%

7. Laporan Keamanan dan

Ketertiban 100%

8. Laporan Insidentil 100%

Sesuai dengan capaian kinerja di atas maka diperoleh capaian sub indikator pada tahun 2015 dengan menjumlahkan masing-masing capaian yaitu sebesar 70%

- Persentase media layanan informasi yang digunakan. Tabel 20.

Media Informasi Sudah

Digunakan Belum Digunakan Capaian Website/Blog V 100 % Touchscreen (Self V

(34)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 28 Service) Banner/Leflet V Papan Informasi V Ruang Layanan Informasi V Media Sosial (Twiter, Facebook, dll) V

Berdasarkan data tersebut diatas maka capaian sub indikator ini adalah 100 % atau 6 media informasi dari 6 media informasi yang wajib digunakan sesuai standar.

Berdasarkan capaian dari sub indikator di atas, untuk menghitung capaian dari indikator “Persentase layanan informasi dan komunikasi pemasyarakatan yang diberikan sesuai standar, dapat dihitung secara komulatif atas capaian dari sub indikator. Dengan demikian capaian dari indikator ini adalah jumlah capaian dari sub indikator dibagi dua, yaitu :

70% + 100% --- 2

= 85%

Target dari indikator ini pada tahun 2015 adalah sebesar 70%. Sehingga capaian dari inidkator ini melebihi dari target yang telah ditetapkan.

Namun demikian terdapat beberapa catatan dalam pencapaian indikator ini, yaitu:

- Minimnya sarana dan prasarana yang ada.

- Minimnya anggaran yang ada yang mendukung pelaksanaan layanan informasi.

- Minimnya petugas yang memiliki kapasitas dalam memberikan layanan informasi.

(35)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 29

B. REALISASI ANGGARAN

Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung memiliki pagu anggaran pada tahun 2015 sebesar Rp.6.124.224.000,-. Realisasi anggaran tahun 2015 adalah sebesar Rp.5.853.196.083 atau sebesar 95,57%, dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 21.

.KODE URAIAN PAGU REALISASI SISA

% REALI-SASI 013.05.08 Program Pembinaan dan Penyelenggaraan Pemasyarakatan 6.124.224.000 5.853.196.083 271.027.917 95,57% 5252 Penyelenggaraan Pemasyarakatan di Wilayah 6.124.224.000 5.853.196.083 271.027.917 95,57% 5252.002 Dokumen perencanaan penganggaran dan pelaporan 80.810.000 65.161.000 15.649.000 80,63% 5252.004 Layanan pembinaan 125.200.000 103.390.000 21.810.000 82,58% 5252.005 Layanan perawatan 1.055.400.000 918.250.653 137.149.347 87% 5252.010 Layanan informasi dan komunikasi 11.500.000 7.740.000 3.760.000 67,30% 5252.012 Layanan keamanan dan ketertiban 27.200.000 26.000.000 1.200.000 95,59% 5252.994 Layanan perkantoran 3.595.614.000 3.553.039.930 42.574.070 98,82% 5252.997

Peralatan dan fasilitas

perkantoran 228.500.000 215.615.500 12.884.500 94,36%

5252.998 Gedung/bangunan 1.000.000.000 963.999.000 36.001.000 96,40%

Dari table di atas dapat dilihat bahwa terdapat output yang terdapat sisa anggaran lebih (SAL) yang cukup besar, yaitu pada output 005 khususnya pada sub komponen pengadaan bahan makanan narapidana/tahanan. Belanja modal juga menyumbang SAL yang cukup banyak karena adanya sisa anggaran hasil optimalisasi lelang.

(36)
(37)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 31

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai salah satu perwujudan akuntabilitas kinerja suatu instansi pemerintah dalam mempertanggungjawabkan kegiatan dan anggarannya, Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung telah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) tahun 2015. LAKIP tahun 2015 menyajikan informasi mengenai capaian kinerja seluruh rangkaian program dan kegiatan Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung, baik dari aspek finansial maupun non-finansial, selama tahun 2015 secara komprehensif sebagai wujud pertanggung jawaban publik (public accountability).

LAKIP ini disusun berdasarkan dokumen Perencanaan Kinerja dan dokumen Penetapan Kinerja Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung tahun 2015 yang mengacu sepenuhnya pada Rencana Strategis Kementerian Hukum dan HAM RI Tahun 2015-2019 dan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pemasyarakatan tahun 2015-2019.

Secara garis besar capaian kinerja Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung pada tahun 2015 adalah sebagai berikut :

Tabel 22.

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi

Meningkatnya kualitas pelayanan pemasyarakatan

1. Persentase pelayanan tahanan sesuai standar

70 % 100%

2. Persentase pelayanan perawatan kesehatan sesuai standar

70 % 100%

3. Persentase pelayanan

keamanan dan ketertiban sesuai standar

70 % 100%

4. Persentase layanan informasi dan komunikasi

(38)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 32

pemasyarakatan yang diberikan sesuai standar

Dari tabel diatas maka realisasi capaian IKU Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung adalah :

Tabel 23.

IKU

Target Realisasi Nilai

Kinerja

Meningkatnya kualitas pelayanan

pemasyarakatan 70% 96% 137%

Dari hasil capaian tersebut, maka realisasi kinerja Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung adalah sebesar 96%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kinerja Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung di tahun 2015 telah melebihi target. Nilai kinerja Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung berdasarkan hasil penghitungan di atas adalah sebesar

137% (Sangat Baik).

Tabel 24.

CAPAIAN KINERJA RUMAH TAHANAN NEGARA KLAS IIB RANGKASBITUNG TAHUN 2015

Secara umum, pencapaian kinerja Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung pada tahun 2015 sudah cukup maksimal. Hal ini tidak lepas dari peran serta seluruh elemen organisasi Rumah Tahanan Negara Klas IIB

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% 140%

TARGET KINERJA REALISASI KINERJA NILAI KINERJA 70%

96%

(39)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 33

Rangkasbitung yang terlibat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi, program strategis serta partisipasi publik melalui berbagai kemitraan dengan pihak ketiga.

Selama proses pencapaian hasil, berbagai kendala dan permasalahan seringkali timbul sebagai faktor penghambat. Secara umum permasalahan yang menjadi hambatan yang berpengaruh terhadap efisiensi dan efektifitas capaian Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung adalah sebagai berikut :

1. Minimnya kualitas dan kuantitas SDM Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung.

2. Minimnya dukungan anggaran dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pemasyarakatan.

3. Belum optimalnya pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instasi Pemerintah pada Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung.

4. Kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan tugas pemasyarakatan.

5. Belum berjalannya proses pemasyarakatan secara optimal.

6. Minimnya program dan kegiatan yang dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas SDM Pemasyarakatan.

B. Saran

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas maka guna meningkatkan kinerja Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung khususnya dalam pencapaian sasaran perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Menguatkan koordinasi antara Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung dengan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Banten, Ditjen Pemasyarakatan dan Sekretariat Jenderal serta pihak lain yang terkait dalam pelaksanaan tugas pemasyarakatan.

2. Meningkatkan kapasitas SDM Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung melalui kegiatan bimbingan teknis, pelatihan, diklat teknis pemasyarakatan dan kegiatan coaching serta mentoring dari pimpinan.

(40)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 34

3. Meningkatkan alokasi anggaran Rumah Tahanan Negara Klas IIB Rangkasbitung dalam rangka memenuhi kebutuhan standar kegiatan-kegiatan teknis pemasyarakatan

4. Memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan tugas pemasyarakatan.

5. Meningkatkan dan menguatkan sistem pengawasan baik terhadap warga binaan pemasyarakatan maupun terhadap petugas pemasyarakatan.

(41)

LAKIP Rutan Rangkasbitung Tahun 2015 35

Gambar

Tabel 2.  Program/  Kegiatan  Belanja  Pegawai  Belanja Barang  Belanja Modal  Jumlah
Grafik Perkembangan Tingkat Hunian Rutan Rangkasbitung

Referensi

Dokumen terkait

Asal mula burung, adaptasi struktural dan fungsional burung untuk terbang, karakteristik umum kelompok aves, mekanisme terbang burung, mekanisme migrasi dan navigasi

o Mendeskripsikan notasi unsur dan kaitannya dengan konfigurasi elektron serta jenis ikatan kimia yang dapat dihasilkannya o Memprediksi letak unsur dalam tabel periodik.. o

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan tentang peranan pendidikan dan lingkungan dalam pelaksanaan hukum waris adat Minangkabau pada masyarakat

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan 11..

Dengan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang aerasi dengan alat tray aerator dengan beberapa beda jarak antar tray, pada

Ini berdasarkan perhitungan lebar yang dibutuhkan untuk satu sepeda adalah 1,5 m dan lebar untuk dua orang pejalan kaki minimal 1,5 m dengan demikian jalur ini pada taman

Инспекцијски надзор врши се преко инспектора за заштиту животне средине (у даљем тексту: инспектор) у оквиру делокруга утврђеног

Jika dikaitkan dengan manajemen perencanaan Klinik Nahdatul Ulaam di Kota Palangka Raya, Adapun perencanaan klinik nahdatul ulama ini harus adanya objek yang