• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek Perilaku Dan Politik Penganggaran Sektor Publik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Aspek Perilaku Dan Politik Penganggaran Sektor Publik"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ASPEK PERILAKU DAN POLITIK

PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Aspek Perilaku Dalam Penganggaran Sektor Publik

Aspek perilaku dalam anggaran dapat mempengaruhi kinerja anggaran. Beberapa aspek perilaku dalam penganggaran sektor publik antara lain: 1. Partisipasi anggaran

2. Keterlibatan manajemen senior 3. Senjangan anggaran

• Partisipasi Anggaran

Merupakan pelibatan staf dan manajer dalam proses penyusunan anggaran. Partisipasi dapat meningkatkan motivasi dan tanggungjawab staf dan

manajer terhadap pencapaian target anggaran. Anggaran non partisipatif berdampak negatif terhadap motivasi dan komitmen pelaksana anggaran untuk mencapai target anggaran.

(2)

• Keterlibatan Manajemen Senior

Dalam penganggaran sektor publik, keterlibatan manajemen senior

tercermin dalam peran aktif Tim Anggaran Pemerintah dalam memberikan arahan, evaluasi, dan koreksi terhadap usulan anggaran yang diajukan oleh unit kerja. Keterlibaran manajemen senior dalam proses penganggaran

penting untuk menghasilkan anggaran yang berkualitas. • Senjangan Anggaran

Senjangan anggaran (budgetary slack) merupakan selisih antara jumlah yang dianggarkan dengan kemampuan atau kebutuhan riil yang dimiliki pengguna anggaran. Senjangan anggaran bisa positi dan negatif.

Motivasi dilakukannya senjangan anggaran positif antara lain untuk mendapatkan penghargaan, bonus, insentif, dan kemudahan dalam mencapai target anggaran. Motivasi dilakukannya senjangan anggaran negatif antara lain agar dianggap pahlawan, suka tantangan, dan karena tekanan politik dari dewan.

Cara mengurangi senjangan anggaran antara lain dengan menerapkan anggaran partisipasi, meningkatkan peran aktif manajer senior,

pengawasan perencanaan anggaran, penetapan analisis standar belanja, studi potensi pendapatan, dan transparansi anggaran publik.

(3)

Senjangan Anggaran

Senjangan Anggaran

Pendapatan Senjangan Anggaran Belanja

Positif Negatif Positif Negatif

Anggaran lebih kecil daripada kemampuan riil Anggaran lebih besar daripada kemampuan riil Anggaran lebih besar daripada kemampuan riil Anggaran lebih kecil daripada kemampuan riil

(4)

Aspek Politik Dalam Penganggaran Sektor Publik

Penganggaran sektor publik merupakan suatu proses politik, dan

mereflesikan pilihan tentang apa yang akan dilakukan pemerintah dan apa yang tidak dilakukan. Anggaran harus mendapat persetujuan dewan

legislatif yang merupakan lembaga politik. Anggaran harus melalui proses politik di legislatif maupun eksekutif. Dengan demikian, anggaran sektor publik merupakan instrumen politik.

Terdapat beberapa area atau tahapan dalam siklus anggaran yang melibatkan terjadinya proses politik anggaran, antara lain pada saat: 1. Penentuan kebijakan anggaran (budget policy)

2. Penentuan prioritas program dan plafon anggaran 3. Penentuan alokasi anggaran

4. Pembahasan anggaran 5. Perubahan anggaran

(5)

• Penentuan Kebijakan Anggaran

Yang dituangkan dalam Kebijakan Umum Anggaran (KUA) merupakan proses politik, sebab kebijakan anggaran merupakan komitmen dan kesepakatan bersama antara eksekutif dengan legislatif. Kebijakan anggaran berisi target pencapaian kinerja yang terukur dari program-program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah yang disertai dengan proyeksi pendapatan, alokasi belanja, sumber dan pengunaan pembiayaan yang disertai dengan asumsi yang mendasarinya. Rancangan kebijakan anggaran diajukan oleh eksekutif dan dibahas bersama dengan legislatif.

• Penentuan Prioritas Program dan Plafon Anggaran

Terjadinya penentuan prioritas program karena program yang dianggap prioritas atau penting oleh legislatif belum tentu sama dengan yang

diajukan oleh eksekutif. Oleh karena itu mengenai prioritas program dan plafon anggaran perlu negosiasi dan kesepemahaman tentang apa yang menjadi prioritas anggaran. Selain penentuan program prioritas, penentuan plafon anggaran juga merupakan suatu permasalahan. Plafon anggaran

merupakan batas maksimal anggaran yang boleh dibelanjakan untuk

pelaksanaan program, kegiatan, atau fungsi. Penentuan plafon anggaran tidak hanya bersifat politis tetapi juga terdapat pertimbangan teknis.

(6)

• Penentuan Alokasi Anggaran

Plafon anggaran masih bersifat global. Rincian anggaran terdapat dalam penentuan alokasi anggaran untuk masing-masing urusan, fungsi, unit kerja, program, dan kegiatan. Penentuan alokasi anggaran lebih banyak terjadi di wilayah eksekutif. Politik anggaran dalam penentuan alokasi anggaran terjadi antara pengguna anggaran dengan tim anggaran aksekutif.

• Pembahasan Anggaran

Politik anggaran juga terjadi pada tahap pembahasan anggaran antara eksekutif dengan legislatif. Pembahasan anggaran di tingkat legislatif

dilakukan dalam dua tahap, yaitu pada tingkat komisi atau badan anggaran legislatif dan pada sidang papipurna dewan. Pembahasan anggaran di

tingkat komisi atau badan anggaran legislatif sudah sangat rinci hingga ke obyek belanja per kegiatan yang dituangkan dalam rencana kerja dan

(7)

• Perubahan Anggaran

Revisi anggaran dilakukan dalam pertengahan tahun anggaran berjalan dan dilakukan jika terdapat hal-hal berikut:

1. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kebijakan umum anggaran

2. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran (virement) antarunit organisasi, antarkegiatan, dan antarjenis belanja 3. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya

harus digunakan untuk tahun berjalan 4. Keadaan darurat, seperti bencana alam

5. Keadaan luar biasa, yaitu keadaan yang menyebabkan estimasi penerimaan dan/atau pengeluaran dalam anggaran mengalami kenaikan atau penurunan lebih besar dari 50%.

(8)

• Pertanggungjawaban Anggaran

Pada tahap pertanggungjawaban anggaran, legislatif akan meminta pertanggungjawaban eksekutif dan menilai kinerja anggaran. Legislatif dapat menggunakan perannya sebagai pemegang hak anggaran (budget), hak legislasi, dan hak pengawasan untuk menekan eksekutif dalam

pertanggungjawaban anggaran dengan memberikan penilaian negatif atau menolak pertaggungjawaban eksekutif tersebut. Oleh karena itu dukungan politik, koalisi, dan komunikasi politik antara eksekutif dengan legislatif

sangat penting dalam setiap penganggaran.

RINGKASAN

Anggaran berfungsi sebagai alat alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Anggaran juga sebagai alat perencanaan, pengendalian, koordinasi, motivasi, penilaian kinerja, dan alat politik. Jenis anggaran yang bisa

diterapkan yaitu line item budget, zero based budget, program budget, dan perfomance budget. Proses penganggaran terdiri atas persiapan anggaran, ratifikasi, implementasi, pelaporan, dan pertanggungjawaban. Dalam

penganggaran sektor publik terdapat aspek perilaku dan politik yang perlu diperhatikan.

(9)

BAB 4 PENGEMBANGAN TEORI AKUNTANSI

SEKTOR PUBLIK

PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI

Komite ASOBAT mendefinisikan akuntansi sebagai:

Accounting as the process of identifying, measuring, and communicating economic information to permit informed judgments and decisio by users of the information.

Paul Grady (1965) mendefinisikan akuntansi sebagai:

Accounting is the body of knowledge concerned with systematic originating, authenticating, recording, classifying, processing,

summarizing, analyzing, interpreting and supplying of dependable and significant information covering transactions and events which are, in part at least, of a financial character, required for the

management and operation of an entity and for reports that have t to be submitted thereon to meet fiduciary and other

(10)

APB Statement No. 4 mendefinisikan akuntansi sebagai:

Accounting is a service activity. Its function is to provide quantitative information, primarily financial in nature, about

economic entities that is intedend to be useful in making economic decisions.

Mardiasno (2009) menyatakan bahwa suatu teori perlu didukung oleh berbagai riset yang di dalamnya terdapat hipotesis-hipotesis yang diuji kebenarannya. Suatu teori memiliki validitas keilmuan jika memenuhi tiga karakteristik dasar, yaitu:

1. Teori tersebut memiliki kemampuan untuk menjelaskan fenomena yang terjadi (the ability to explain),

2. Teori tersebut memiliki kemampuan untuk memprediksi terjadinya suatu fenomena (the ability ti predict),

3. Teori tersebut memiliki kemampuan untuk mengendalikan fenomena (the ability to control given phenomenon).

Tujuan pengembangan teori akuntansi adalah untuk memahami praktik akuntansi yang saat ini dilakukan, mempelajari kelemahan dan kekurangan dari praktik akuntansi yang ada, serta untuk memperbaiki praktik akuntansi di masa datang.

(11)

PELAPORAN KEUANGAN ORGANISASI SEKTOR PUBLIK

Aspek-aspek pelaporan keuangan untuk pihak eksternal meliputi: 1. Tujuan penyajian laporan keuangan

2. Bentuk laporan keuangan

3. Informasi atau elemen laporan keuangan

4. Regulasi, standar, dan pedoman penyajian pelaporan keuangan 5. Badan penyusun standar atau regulasi akuntansi

Secara garis besar tujuan penyajian laporan keuangan sektor publik adalah: 1. Memberikan informasi kepada para pengguna laporan keuangan yang

digunakan untuk pertimbangan pembuatan keputusan ekonomi, sosial, dan politik;

2. Menunjukkan transparansi dan akuntabilitas publik;

3. Memberikan informasi untuk evaluasi kinerja manajerial dan organisasi.

(12)

Tujuan Pelaporan Keuangan Menurut Standar Akuntansi Pemerintah (PP No. 71 tahun 2010)

Pelaporan keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna dalam akuntabilitas dan membuat

keputusan baik keputusan ekonomi, sosial, maupun politik dengan: a. Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan

sumber daya keuangan;

b. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran;

c. Menyediakan informasi mngenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah dicapai;

d. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya; e. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas

pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman;

(13)

f. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuanga entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode berjalan.

Tujuan Pelaporan Keuangan Menurut IFAC

Tujuan pelaporan keuangan pemerintah menurut IFAC PSC adalah untuk menunjukkan akuntabilitas pemerintah atau unit kerja pemerintah

terhadap pengelolaan keuangan dan sumber daya yang dipercayakan

Kepadanya, serta memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan meliputi:

1. Mengidentifikasikan apakah sumber daya diperoleh dan digunakan sesuai dengan ketentuan anggaran.

2. Mengindikasikan apakah sumber daya diperoleh dan dimanfaatkan sesuai dengan peraturan hukum dan peraturan kontrak, termasuk

batasan finansial yang ditetapkan dengan persetujuan dewan legislatif. 3. Memberikan informasi mengenai sumber daya, alokasi, dan

penggunaan sumber daya finansial.

4. Memberikan informasi mengenai bagaimanakah pemerintah atau unit organisasi membiayai aktivitas dan memenuhi kebutuhan kasnya.

(14)

5. Memberikan informasi yang bermanfaat untuk mengeveluasi kemampuan pemerintah atau unit organisasi untuk membiayai aktivitasnya dan memenuhi kewajiban serta komitmennya.

6. Memberikan informasi mengenai kondisi finansial pemerintah atau unit organisasi serta perubahan-perubahan yang terjadi.

7. Memberikan informasi agregat yang bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja pemerintah atau unit organisasi dalam hal biaya layanan,

efisiensi, serta prestasinya.

Manfaat Laporan Keuangan Sektor Publik

Manfaat penyajian laporan keuangan adalah:

1. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi kondisi keuangan terkait dengan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan aktivitasnya serta kebutuhan sumber keuangan jangka pendek dari suatu unit organisasi pemerintahan;

2. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi kondisi ekonomi suatu unit organisasi pemerintahan dan perubahan-perubahan yang telah dan akan terjadi;

3. Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja,

kesesuaiannya dengan peraturan perundang-undangan, kontrak yang telah disepakati, dan ketentuan lain yang disyaratkan;

(15)

4. Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran serta untuk memprediksi dampak perolehan dan alokasi sumber daya untuk mencapai tujuan;

5. Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional, meliputi:

a. untuk menentukan biaya program, aktivitas, fungsi, proyek, dan proses sehingga memudahkan analisis dan melakukan perbandingan dengan kriteria yang telah ditetapkan, membandingkan dengan kinerja periode-periode sebelumnya dan dengan kinerja organisasi atau unit organisasi lain;

b. untuk mengevaluasi tingkat ekonomi, efisiensi, dan efektivitas

operasi suatu unit organisasi, program, aktivitas, dan fungsi tertentu di pemerintahan;

c. untuk mengevaluasi hasil (outcome) suatu program, aktivitas, dan fungsi serta efektivitas terhadap pencapaian tujuan dan target;

d. untuk mengevaluasi tingkat pemerataan dan keadilan (equity & equality) atas penggunaan dana operasi pemerintahan yang

(16)

Pengguna Laporan Keuangan Sektor Publik dan Kebutuhannya

Pengguna laporan keuangan sektor publik antara lain: 1. Masyarakat pembayar pajak (tax payer)

2. Pemberi dana bantuan (donor) 3. Investor dan krditor

4. Masyarakat pengguna jasa pelayanan publik yang disediakan pemerintah

5. Pegawai pemerintah

6. Penyedia barang dan jasa (pelaku bisnis) 7. Dewan legislatif

8. Masyarakat pemilih (voter)

9. Badan pengawas dan advokasi

10. Lembaga perating (rating agencies), analis ekonomi dan keuangan, akademisi, pers

11. Lembaga-lembaga pemerintahan pusat dan daerah 12. Lembaga-lembaga internasional

(17)

GASB mengidentifikasi pengguna laporan keuangan pemerintah dalam tiga bagian utama, yaitu:

1. Rakyat (masyarakat)

2. Wakil rakyat (dewan legislative dan badan pengawas) 3. Investor dan kreditor

Dalam PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, pengguna utama laporan keuangan pemerintah diidentifikasikan sebagai berikut:

a. Masyarakat;

b. Wakil rakyat, lembaga pengawas dan lembaga pemeriksa;

c. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman; dan

(18)

Kebutuhan informasi pengguna laporan keuangan pemerintah antara lain: a. Masyarakat pengguna layanan publik membutuhkan informasi atas

kewajaran biaya, harga yang ditetapkan, dan kualitas pelayanan yan diberikan.

b. Masyarakat pembayar pajak dan pemberi bantuan ingin mengetahui keberadaaan dan penggunaan dana yang telah mereka berikan.

c. Peserta pemilu berkepentingan untuk menilai apakah presiden, kepala daerah, DPR, DPRD, dan DPD yang mereka pilih memiliki kinerja

keuangan yang baik dan bersih dari korupsi.

d. Kreditor dan investor membutuhkan informasi keuangan untuk menghitung tingkat risiko investasi dan risiko kredit.

e. Dewan legislatif, kelompok politik, lembaga advokasi publik, dan pers memerlukan informasi keuangan untuk melakuka fungsi pengawasan (checks and balances).

f. Badan pemeriksa dan pengawas membutuhkan informasi keuangan untuk memeriksa apakah laporan keuangan disusun sesuai dengan standar akuntansi dan terbebas dari salah saji yang material.

g. Peneliti dan akademisi membutuhkan laporan keuangan pemerintah untuk bahan riset dan pengembangan teori.

(19)

h. Manajer publik membutuhkan informasi keuangan sebagai komponen sistem pengendalian manajemen.

i. Pegawai membutuhkan informasi atas kinerja organisasi dikaitkan dengan kewajaran gaji dan kompensasi yang diterima.

Secara umum, kebutuhan para pengguna laporan keuangan sektor publik adalah untuk:

1. Menilai kinerja keuangan aktual dengan yang ditargetkan 2. Menilai kondisi keuangan dan hasil-hasil operasi pemerintah

3. Menilai kepatuhan pengelolaan fiskal terhadap peraturan perundangan terkait

4. Menilai efisiensi dan efektivitas

5. Menilai transparansi dan akuntabilitas

Bentuk Laporan Keuangan

PP No. 71 Tahun 2010 tentang SAP mengidentifikasikan komponen laporan keuangan pokok yang perlu disajikan pemerintah meliputi:

a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA);

b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL); c. Neraca;

(20)

d. Laporan Operasional (LO); e. Laporan Arus Kas (LAK);

f. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);

g. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Elemen Laporan Keuangan

Laporan keuangan menyediakan informasi mengenai entitas pelaporan dalam hal: - Aset; - Kewajiban; - Ekuitas; - Pendapatan-LRA; - Belanja; - Transfer; - Pembiayaan;

- Saldo Anggaran Lebih; - Pendapan-LO;

- Beban; dan - Arus kas.

(21)

Regulasi, Prinsip, dan Standar Akuntansi

Laporan keuangan harus disusun sesuai dengan prinsip akuntansi

berterima umum (PABU). Prinsip akuntansi berterima umum (generally accepted accounting principles/GAAP) merupakan rerangka konseptual yang menjadi pedoman dalam penyusunan dan penyajian laporan

Keuangan. PABU meliputi standar akuntansi, prinsip akuntansi, pedoman akuntansi dan praktik akuntasi yang sehat.

Prinsip akuntansi merupakan ideologi, gagasan, asumsi, konsep, postulat, kaidah, prosedur, metoda, dan teknik akuntansi yang tersedia baik secara teoritis maupun praktis yang berfungsi sebagai pengetahuan.

Standar akuntansi adalah konsep, prinsip, metoda, teknik akuntansi yang sengaja dipilih atas dasar rerangka konseptual oleh badan penyusun

estandar.

Prinsip akuntansi berterima umum (PABU) adalah suatu rerangka pedoman yang terdiri atas standar akuntansi dan sumber-sumber lain yang didukung berlakunya secara resmi (berkekuatan yuridis), teoretis, dan praktis.

Gambar

Gambar Senjangan Anggaran

Referensi

Dokumen terkait

Dengan persentase sumbangan variabel perilaku menggunakan internet dan kete- rampilan sosial yang tidak terlalu tinggi (13,23%), penelitian selanjutnya sangat

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan prestasi

Walaupun pihak ketiga memiliki stego image tetap tidak akan dapat membuka isi pesan teks tanpa menggunakan aplikasi steganografi yang dibuat dalam penelitian ini

Tanpa mengabaikan hukum nasionalnya, setiap Negara Pihak wajib berupaya untuk mengambil tindakan-tindakan untuk memungkinkannya mengajukan, tanpa mengabaikan

dibudidayakan 2000-3000 ekor ikan lele melalui sistem airasi. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1)Bagaimana membuat desain dan konstruksi kolam ikan air tawar

Dalam perhitungan Nilai Pasar Wajar Surat Berharga Negara yang menjadi Portofolio Efek Reksa Dana Terproteksi, Manajer Investasi dapat menggunakan metode harga

Sindrom Moyamoya adalah gangguan vaskuler yang jarang terjadi dan ditandai dengan penyempitan progresif dari pembuluh darah pada lingkaran arteri di dasar otak (circle