ANALISIS TAPAK
ANALISIS TAPAK
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 4
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 4
PERANCANGAN PUSAT PAGELARAN SENI TARI DAN SENI MUSIK
PERANCANGAN PUSAT PAGELARAN SENI TARI DAN SENI MUSIK
KLASTER 7:
KLASTER 7:
KOMANG DODY KASTAMA YASA (08-06)
KOMANG DODY KASTAMA YASA (08-06)
I MADE DONY SWIYOGA PUTRA (08-58)
I MADE DONY SWIYOGA PUTRA (08-58)
ANAK AGUNG NGURAH ARITAMA (08-72)
ANAK AGUNG NGURAH ARITAMA (08-72)
A.A. NGURAH BAGAS ADITYA (08-103)
A.A. NGURAH BAGAS ADITYA (08-103)
Lokasi tapak berada di jalan By Pass Ida Bagus Lokasi tapak berada di jalan By Pass Ida Bagus Mantra yang melalui daerah ketewel, Kabupaten Mantra yang melalui daerah ketewel, Kabupaten gianyar. Daerah ini berada pada lokasi di pinggir gianyar. Daerah ini berada pada lokasi di pinggir pantai saba gianyar dan bay pass yang pantai saba gianyar dan bay pass yang menghubungkan antar kabupaten. Lahan ini belum menghubungkan antar kabupaten. Lahan ini belum dimanfaatkan sepenuhnya, namun lahan ini dimanfaatkan sepenuhnya, namun lahan ini merupakan lahan pertanian. Sehingga sangat merupakan lahan pertanian. Sehingga sangat potensial untuk dikembangkan pembangunan potensial untuk dikembangkan pembangunan gedung pagelaran seni musik dan gerak (tari). Lokasi gedung pagelaran seni musik dan gerak (tari). Lokasi ini terletak pada jalur lintas kabupaten dengan ini terletak pada jalur lintas kabupaten dengan aktivitas yang cukup tinggi dan mudah dicapai aktivitas yang cukup tinggi dan mudah dicapai dengan akses berupa jalan yang cukup lebar. Lokasi dengan akses berupa jalan yang cukup lebar. Lokasi ini juga didukung oleh keadaan lingkungan yang ini juga didukung oleh keadaan lingkungan yang menarik jika dieksplorasi dengan baik.
menarik jika dieksplorasi dengan baik.
Batas-Batas Site : Batas-Batas Site :
Sebelah Selatan: Laut (selat Badung)Sebelah Selatan: Laut (selat Badung)
Sebelah Utara: Jalan By-pass Ida Bagus MantraSebelah Utara: Jalan By-pass Ida Bagus Mantra
Sebelah Barat: Desa Ketewel GianyarSebelah Barat: Desa Ketewel Gianyar
Sebelah Timur:Sebelah Timur:
1.
1. Memperlihatkan lokasi site dalam hubungannya denganMemperlihatkan lokasi site dalam hubungannya dengan kota sebagai suatu k
kota sebagai suatu k eseluruhan.eseluruhan. 2.
2. Memperlihatkan lokasi dari lingkungan site di dalam kotaMemperlihatkan lokasi dari lingkungan site di dalam kota serta lokasi tapak di dalam lingkungan.
serta lokasi tapak di dalam lingkungan. 3.
3. Memperlihatkan jarak-jarak dan waktu tempuh terhadapMemperlihatkan jarak-jarak dan waktu tempuh terhadap fungsi-fungsi yang berkaitan dengan wilayah sekitar. fungsi-fungsi yang berkaitan dengan wilayah sekitar.
Faktor Pengaruh: Faktor Pengaruh: 1.
1. Keadaan sekitar siteKeadaan sekitar site 2.
2. Keadaan tanahKeadaan tanah
Dari analisis dapat disimpulkan: Dari analisis dapat disimpulkan:
Site berlokasi di jalan By Pass Ida BagusSite berlokasi di jalan By Pass Ida Bagus
Mantra yang melalui daerah Ketewel, Mantra yang melalui daerah Ketewel, Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali.
Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali.
Site berada di pinggir pantai saba yang Site berada di pinggir pantai saba yang masihmasih
merupakan lahan pertanian. merupakan lahan pertanian.
Site berjarak ± 5 km dari Pusat KotaSite berjarak ± 5 km dari Pusat Kota
Denpasar dan dapat ditempuh dalam waktu Denpasar dan dapat ditempuh dalam waktu 10 menit. 10 menit.
DATA LAPANGAN :
DATA LAPANGAN :
KESIMPULAN :
KESIMPULAN :
TUJUAN DAN FAKTOR PENGARUH :
TUJUAN DAN FAKTOR PENGARUH :
PANTAI SABA GIANYAR PANTAI SABA GIANYAR
JALAN BY PASS IDA BGS MANTRA
LOKASI SITE
DASAR PERTIMBANGAN MEMILIH SITE DI LOKASI INI :
DAERAH INI DI PILIH KARENA AKSES
SANGAT MUDAH.
AREA INI YANG TERBEBAS DARI
KEMACETAN, KARENA AKSES JALANNYA SUDAH DI BAGI MENJADI DUA ARAH.
TERLETAK PADA KONTUR TERTINGGI
PADA ARE INI, SEHINGGA TERBEBAS DARI BANJIR
MATAHARI
Matahari menyinari tapak ini rata-rata dari pukul 06.00-19.00 wita ANGIN
Pada daerah ini terdapat dua arah angin yang mempengaruhi faktor iklim dalam tapak - Angin barat laut yang bersifat basah (oktober-april)
- Angin yang berasal dari tenggara yang bersifat kering (april-oktober)
Kabupaten Gianyar termasuk daerah beriklim tropis yang dipengaruhii angin musim sehingga memiliki musim kemarau dengan angin timur (juni-desember) dan musim hujan dengan angin barat (september-maret) dan diselingi oleh musim pancaroba.
DATA LAPANGAN :
Arah dan kecepatan angin akan sangat mempengaruhi site dan proyek di dalamnya dimana pada ketinggian tertentu diperlukan pertimbangan dan perhitungan terhadap angin yang lebih besar. Permasalahan yang timbul akibat angin juga harus disiasati. Sedangkan curah hujan akan menentukan ada atau tidaknya permasalahan drainase serta bentuk bangunan serta bukaan begitu juga dengan pergerakan dan penyinaran matahari.
Arah angin nantinya dapat disiasati dengan perletakan vegetasi di tempat-tempat datangnya angin sehingga nantinya tidak menimbulkan permasalahan pada proyek. Sedangkan curah hujan dan penyinaran matahari disiasati dengan bentuk dan bukaan bangunan yang sesuai. Bahan bangunan diupayakan tidak menggunakan logam mneghindari efek korosi dari angin laut.
ANALISIS DATA :
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI:
SUHU
Suhu rata-rata berkisar antara 25,1° c-29,0° c dengan suhu maksimum jatuh pada bulan nopember, sedangkan suhu minimum pada bulan juli. Suhu rata-rata pada site adalah 34°c, suhu maksimum pada site adalah 36°c, dan suhu minimum pada site adalah 34°c
KELEMBAPAN
Kelembapan berkisar antara 80% - 86%, kelembaban tertinggi 86% terjadi pada bulan april sedangkan terendah terjadi pada bulan januari yaitu 80%.
TEMPERATUR
Temperatur rata berkisar antara 24,7° C-28,7° C, dengan rata 26,6° C. Temperatur rata-rata terendah terjadi pada bulan Nopember (24,7° C) dan tertinggi pada bulan Pebruari 28,7° C yaitu terjadi penurunan temperatur sebesar 3,7° C yaitu dari 32,4° C pada tahun sebelumnya menjadi 28,7° C.
Karena site terletak bersebelahan dengan pantai maka
kecenderungan angin yang mendominasi bersal dari bagian selatan dan tenggara site.
Sudut Matahari tanggal .- . – . Sudut Mataharitanggal 23 Sept. – 22 Des. . - . Sudut Mataharitanggal 23 Sept. dan 21Mar.
Utara Selatan
Transisi/kemiringan tanah pada site sangat beragam karna di sebabkan dari
lahan tersebut merupakan lahan pertanian.
Perbedaan transis beragam di setiap lokasi . Namun kontur yang terdapat di
dalam site tidak terlalu curam.
Tujuan kajian topografi adalah :
Mengetahui topografi site Mengetahui kontur tanah pada site
Menemukan masalah dalam site yang barkaitan dengan topografi
berkenaan dengan pembangunan proyek dan pemecahannya.
Faktor pengaruh
Kontur tanah
Drainase
Bentang alam site1. Karena lokasi ini memiliki transis yang beragam dan tidak teratur, maka
perlu adanya proses cat and fill untuk menyesuaikan dengan kebutuhan
dalam pembangunan sesuai dengan disain.
2. Kontur tanah yang tidak beraturan ini dapat memberikan suatu nilai lebih
pada site nantinya. Karena dengan kontur tanah yang tidak beraturan yang
banyak terdapat ceruk-ceruk ini dapat dimanfaatkan sebagai taman
hiburan air dan sebagainya yang nantinya di terapkan di dalam desain
masing-masing.
1. Transis lokasi sangat beragam/tidak beraturan.
Ini dapat diatasi dengan cut and fill bila di perlukan sesuai dengan disain nantinya.2. Pola aliran drainase dalam site diatur nantinya untuk di kelola selanjutnya,
karena lokasi berada di daerah terendah dari lokasi di sekitarnya. Untuk air
hujan akan di alirkan ke sungai unda di sebelah barat site.
DATA LAPANGAN :
ANALISIS DATA
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI:
TUJUAN DAN FAKTOR PENGARUH:
Site merupakan bekas daerah pertanian yang kering dan kurang produktif mengakibatkan
site memiliki kontur yang beragam.
Rekomendasi untuk menatasi darinase yang tidak teratur, akan direncanakan untuk drainase air hujan akan dilaihkan kearah sungai.
Keterangan: Kontur tanah Yang tidak teratur
Dari kontur yang tidak beraturan tersebut, drainase yang terjadi pun juga tidak karuan
LAHAN pertanian yang merupakan lahan yang tidak produktif.
Lapisan tanah yang terdapat di dalam site merupakan jenis tanah yang kering.
Jenis tanah merupakan tanah kering dengan tekstur agak kasar, ini merupakan
lahan pertanian.
air tanah ±2meter mengikuti pasang surutnya air laut, karena lokasi persis di
tepi pantai.
Tujuan kajian batas-batas site adalah:
Mengetahui jenis tanah yang terdapat pada site.
Mengetahui kandungan air pada site
Mengetahui jenis tanaman yang dapat tumbuh
Mengetahui sistem struktur dan konstruksi yang cocok dengan
1. Lahan kering ini hanya dapat di tumbuhi oleh beberapa jenis tanamna
yang membutuhkan kadar humus yang tinggi seperti kelapa, jagung dan
lainnya.
2. Drainage yang tidak pernah tergenang sehingga site tidak memerlukan
sistem drainage permanen.
3. Pemanfaatan air sungai secara optimal.
Dengan kondisi tanah yang labil, maka untuk pondasi bangunan/gedung
teater yang dipakai adalah pondasi tiang pancang dan pondasi menerus pada
bagian dindingnya, pondasi telapak atau pondai tiang pancang untuk lantai
dua atau lebih
Tumbuhan yang dapat di tanam kelapa, jagung, dan lainya. Alternative lain
dengan melakukan rekondisi tanah agar dapat ditumbuhi oleh tanaman jenis
lain yang membutuhkan humus tinggi.
DATA LAPANGAN :
ANALISIS DATA :
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI :
TUJUAN DAN FAKTOR PENGARUH:
REKOMENDASI untuk sumber air dari sungai yang dimanfaatkan untuk kebutuhan gedung dengan terlebih dahulu di filtrasi dengan teknologi yang ada sumur bor.
Area di depan site ini ditumbuhi semak-semak dan
alang
–
alang/ rerumputan yang merupakan tumbuhan
eksisting dan tidak terdapat tumbuhan peneduh. Site
tampak cukup gersang.
Tujuan kajian vegetasi ini adalah:
Mengetahui vegetasi apa saja yang ada pada site
Mengetahui vegetasi yang sebaiknya tetap
dipertahankan pada site
Mengetahui vegetasi yang cocok ditanam pada site
Mengetahui areal subur u ntuk penempatan vegetasi
Faktor Pengaruh:
Jenis dan struktur tanah
Dengan keadaan site yang gersang, maka perlu di lakukan
penanaman pohon agar memberikan suasana yang sejuk di
dalam site.
DATA LAPANGAN :
ANALISIS DATA :
TUJUAN DAN FAKTOR PENGARUH :
Semak-semak dan alang
–
alang/ rerumputan dapat
dihilangkan
agar
tidak
menghalangi bangunan.
Tumbuhan yang terdapat pada site
Semak-semak serta rerumputan (vegetasi eksisting)
KESIMPULAN :
Pada site tidak terdapat vegetasi, dimana site yang kering
menimbulkan efek yang panas. Maka dari itulah perlu adanya
penanaman pohon di sekitar site agar suasana yang di timbulkan di
dalam desain menjadi sejuk. Yang terpenting penanaman pohon
tidak berada di dalam BUA
Sapi ternak, jenis fauna yang mendominasi di lingkungan site
TUJUAN :
Mengetahui jenis-jenis fauna yang terdapat pada
lingkungan site
DATA LAPANGAN :
Beberapa jenis fauna yang terdapat di lingkungan site
ini, yaitu sapi ternak dan anjing liar.
ANALISIS DATA :
Pada site ini tidak terdapat jenis fauna yang dilindungi.
Site yang didominasi rerumputan, sering dijadikan areal
untuk aktifitas menggembala sapi yang dirasa cukup
mengganggu keberadaan bangunan jika aktifitas tersebut
terus berlanjut. Keberadaan anjing liar pun turut
diwaspadai.
REKOMENDASI :
Untuk mengamankan lingkungan site dari keberadaan
aktifitas sapi ternak serta anjing liar, dibuatkan pagar
pembatas, sehingga hewan-hewan tersebut tidak masuk
secara bebas ke dalam lingkungan site.
TUJUAN:
UNTUK MENGETAHUI PENGARUH BENTUK DAN UKURAN SITE TERHADAP POLA MASSA PADA SITE
UNTUK MENGETAHUI
ANALISIS:
- SITE BERBENTUK SEGI EMPAT TIDAK beraturan DENGAN LUASAN SEKITAR 6.4 HEKTAR. BERADA PADA SISI BARAT JALAN YANG DIRENCANAKAN.
- UKURAN TERPANJANG TERDAPAT PADA SEBELAH BARAT SITE.
REKOMENDASI:
- MENGGUNAKAN POLA MASSA MONOLIT YANG DISESUAIKAN DENGAN KONDISI DAN BENTUK SITE.
-POLA SIRKULASI DIARAHKAN PADA SATU TITIK YANG TERLETAK PADA SISI TENGAH SITE YANG MENGHADAP JALAN SEBAGAI MAIN ENTRANCE.
-PENGUNAAN SATU BUAH ENTRANCE UNTUK KEMUDAHAN DALAM PENGAMANAN DAN EFISIENSI BIAYA.
LUASAN SITE DENGAN PANJANG 400 x LEBAR 168= 67200
PELETAKAN POLA MASSA MONOLIT DILETAKKAN PADA BAGIAN TENNGAH SITE KAREN NANTINYA DIRENCANAKAN SEBAGAI BANGUNAN TUNGGAL YANG MERANGKUM SEBGAIAN BESAR AKTIFITAS DI DALAM SATU BANGUNAN. SITE ENTRANCE DILETAKKAN PADA SISI TENGAH
DENGAN PERTIMBANGAN ASPEK EFISIENSI TERHADAP PENGAMANAN SITE.
POLA MASSA MONOLIT YANG DILETAKKAN PADA SISI TENGAH SITE MEMBERIKAN KELELUASAN PANDANGAN KE SISI TAPAK, MEMUDAHKAN DALAM PENGATURAN SIRKULASI DI DALAM TAPAK
DATA :
Site terletak di jalan By Pass Ida Bgs Mantra pantai Saba,
Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.
TUJUAN :
Untuk mengetahui bagaimana keadaan tapak dan
menunjukkan keberadaan tapak terhadap suatu wilayah
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan
sekitar tapak terhadap tapak, seperti : 1. Aksebilitas dalam pencapaian menuju tapak 2. Batas-batas wilayah disekitar tapak
3. Perkembangan fasilitas di sekitar tapak beberapa tahun kedepan
Lokasi site berada pada sisi selatan Jalan By pass Ida Bgs Mantra, pada pantai Saba Gianyar
STATUS KEPEMILIKAN DARI TANAH INI MERUPAKAN KEPEMILIKAN WARGA DESA SABA, KEC. SUKAWATI GIANYAR. KAWASAN INI MEMANG SUDAH DIBANGUNSEBAGAI KAWASAN WISATA. DAN SISI LAIN SEBGAI SARANA HIBURAN.
PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NO.5 THN 2005, TENTANG PERSYARATAN ARSITEKTUR BANGUNAN GEDUNG
Bab I Ketentuan Umum
Pasal 1 (8)
Arsitektur non tradisional Bali adalah arsitektur yang tidak menerapkan norma-norma arsitektur tradisional Bali secara utuh tetapi menampilkan gaya arsitektur tradisional Bali.
Pasal 1 (11)
Persyaratan arsitektur adalah persyaratan yang berkaitan dengan bentuk dan karakter penampilan bangunan gedung, tata ruang dalam, dan keseimbangan/keselarasannya dengan lingkungannya.
Pasal 1 (13)
Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan pekarangan sebagai tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatas dan/atau di bawah tanah dan/atau air.
Pasal 1 (14)
Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada diatas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, kegiatan budaya, kegiatan campuran, maupun kegiatan khusus.
Pasal 1 (17)
Bangunan gedung fungsi usaha adalah bangunan gedung yang digunakan sebagai tempat untuk kegiatan usaha.
Pasal 1 (21)
Pekarangan adalah bidang lahan dengan bentuk dan ukuran tertentu yang berisi atau akan diisi bangunan.
Pasal 1 (22)
Penyelenggaraan adalah kegiatan pembangunan yang meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian, dan pembongkaran.
Pasal 1 (23)
Pasal 1 (24)
Pemeliharaan adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung beserta prasarana dan sarananya agar tetap laik fungsi.
Pasal 1 (27)
Kawasan khusus adalah suatu satuan teritorial yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan persyaratan arsitektur khusus, karakteristik alam, dan budaya dengan tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, pelestarian, dan pengayaan kasanah Arsitektur Bali.
Pasal 3
Pengaturan persyaratan arsitektur bangunan gedung bertujuan untuk :
a. Mewujudkan bangunan gedung yang memiliki corak dan karakter arsitektur tradisional Bali secara umum maupun corak arsitektur khas setempat serta yang serasi dan terpadu dengan lingkungannya ;
b. Mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung agar menghasilkan bangunan gedung yang sesuai dengan prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali.
Bab II Fungsi dan Klasifikasi Bangunan Gedung Bagian Pertama : Fungsi Bangunan
Pasal 4
(2) Fungsi bangunan gedung digolongkan dalam fungsi keagamaan, fungsi hunian, f ungsi usaha, fungsi sosial dan budaya, fungsi khusus, serta fungsi campuran.
(3) Bangunan gedung yang berfungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibangun di tempat yang sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Rencana Tata Ruang yang berlaku.
Bagian Kedua : Klasifikasi Bangunan Gedung
Pasal 5
Klasifikasi bangunan gedung berdasarkan : a. Kompleksitas;
Bagian Ketiga : Larangan Perubahan Fungsi Bangunan Gedung
Pasal 6
Setiap orang dilarang mengubah fungsi bangunan gedung yang bertentangan dengan peruntukan lokasi yang diatur dalm Rencana Tata Ruang yang berlaku.
Bab III Arsitektur Bangunan Gedung
Bagian Pertama : Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung yang Akan Dibangun
Pasal 7
(1) Arsitektur bangunan gedung harus memenuhi persyaratn : a. Penampilan luar dan penampilan ruang dalam;
b. Keseimbangan, keselarasan, dan keterpaduan bangunan gedung dengan lingkungan ; dan c. Nilai-nilai luhur dan identitas budaya setempat.
(2) Persyaratn penampilan bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menerapkan norma-norma pembangunan tradisional Bali dan/atau memperhatikan bentuk dan karakteristik Arsitektur Tradisional Bali yang berlaku umum atau arsitektur dan lingkungan setempat yang khas di masing-masing Kabupaten/Kota.
(3) Persyaratan ruang dalam bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memperhatikan fungsi ruang dan karakter elemen-elemen yang melekat pada bangunan.
(4) Persyaratan keseimbangan dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan terpadu dengan lingkungannya. (5) Gubernur menetapkan lebih lanjut ketentuan penampilan bangunan gedung, tata ruang dalam,
keseimbangan dan keselarasan bangunan gedung dengan li ngkungannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) setelah mendapat rekomendasi dari DPRD. Bagian Ketiga : Persyaratan arsitektur bangunan gedung non-tradisional Bali
Pasal 13
(1) Arsitektur bangunan gedung non-tradisional Bali harus dapat menampilkan gaya arsitektur tradisional Bali dengan menerapkan prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali yang selaras, seimbang, dan terpadu dengan lingkungan setempat.
(2) Prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. (3) Pembangunan bangunan gedung dengan fungsi khusus yang karena kekhususannya tidak
mungkin menerapkan prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali, dan menampilkan gaya arsitektur lain dengan persetujuan Gubernur setelah mendapat rekomendasi DPRD.
Pasal 14
(1) Penempatan bangunan dengan massa majemuk, ditata sesuai struktur nilai, pembagian tapak atau mandalanya.
(2) Komposisi massa bangunan majemuk, ditata membentuk suatu halaman utama sebagai pusat orientasi massa bangunan.
Pasal 15
Desain pagar dan gerbang pekarangan di sepanjang jalan raya dan jalan lingkungan harus mentaati prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali.
Bab V Simbol Fungsi dan Simbol Keagamaan Bagian Pertama : Simbol Fungsi
Pasal 19
Simbol-simbol fungsi dari fungsi pokok suatu bangunan harus terekspresi dalam arsitektur bangunan gedung.
Bab VI Pengendalian Penerapan Persyaratan Arsitektur
Pasal 21
Gubernur mengkoordinasikan pengendalian penerapan persyaratan arsitektur bangunan gedung, penggunaan simbol fungsi, dan simbol keagamaan dengan pemerintah kabupaten / kota.
Pasal 22
Masyarakat dapat berperan serta dalam pengendalian penerapan persyaratan arsitektur bangunan gedung.
PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NO.4 THN 2005, TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Bab I Ketentuan Umum
Pasal 2
(1) Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup berasaskan pelestarian fungsi lingkungan hidup dengan menjunjung tinggi peran serta masyarakat dan nilai-nilai Tri Hita Karana.
(2) Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran, kerusakan, serta memulihkan kualitas lingkungan hidup. Bab IV Pengelolaan Limbah dan Pencegahan Perusakan Lingkungan Hidup
Pasal 9
Setiap Penanggungjawab Usaha harus :
a. Mencegah timbulnya pencemaran dan kerusakan lingkungan
b. Memberikan laporan mengenai jumlah dan kharakteristik limbah yang dihasilkan serta sistem pengelolaan limbah yang dimiliki ; dan
c. Memberikan kesempatan dan bantuan kepada instansi untuk mengadakan pemeriksaan atau penelitian di tempat kegiatan usahanya.
Pasal 10
(1) Setiap penanggungjawab Usaha yang kegiatannya mengandung potensi limbah wajib melengkapi izin kegiatannya dengan dokumen pengelolaan lingkungan.
(2) Setiap penanggungjawab Usaha wajib melakukan pengelolaan limbah hasil usaha dan atau kegiatannya sebelum dibuang ke media lingkungan hidup.
(3) Pembuangan limbah hasil usaha ke media lingkungan hidup wajib memenuhi syarat kualitas fisik, kimia, dan biologi sebagaimana diatur dalam Baku Mutu Lingkungan hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup.
(4) Baku Mutu Lingkungan Hidup dan Kriteria Baku Kerusakan Lingkungan Hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (3), diatur dengan peraturan Gubernur setelah mendapat rekomendasi DPRD.
Pasal 11
(3) Pembuangan limbah ke media lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (3)
(1) Gubernur menetapkan lokasi pembuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan peraturan Gubernur setelah mendapat rekomendasi DPRD.
(2) Penetapan lokasi pembuangan limbah sebagaiman dimaksud dalm ayat (1) memperhatikan Rencana Tata Ruang dan atau persetujuan masyarakat yang terkena dampak.
Pasal 12
(1) Setiap Penanggungjawab Usaha dilarang membuang limbah ke media lingkungan hidup tanpa izin dari Gubernur.
(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memuat persyaratan untuk melakukan upaya pengendalian, pencemaran, dan perusakan lingkungan hidup.
Pasal 13
Setiap Penanggungjawab Usaha yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan pengelolaan limbah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 14
(1) Setiap Penanggungjawab Usaha yang kegiatannya mengandung potensi limbah yang mencemari dan merusak lingkungan harus menyediakan dana lingkungan.
(2) Besaran dana lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan Gubernur setelah mendapat rekomendasi dari DPRD.
Bab V Penang gulangan Pencemaran dan Perusakan
Pasal 15
Setiap Penanggungjawab Usaha yang menimbulkan pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup sebagai akibat pembuangan limbah wajib :
b. Memiliki sistem tanggap darurat ;
c. Memberikan informasi tentang sistem tanggap darurat kepada pemberi izin dan masyarakat luas ; dan
d. Melakukan upaya penanggulangan. Bab VI Pemuli han Pencemaran dan Perusakan
Pasal 16
Setiap Penanggungjawab Usaha yang menimbulkan pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup sebagai akibat pembuangan limbah wajib melakukan rangkaian
untuk pemulihan daya dukung lingkungan hidup sesuai dengan tingkat ketercemaran dan kerusakan lingkungan hidup.
Pasal 17
Penanggungjawab Usaha wajib menanggung biaya penanggulangan dan atau pemulihan pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud dalam pasal 15, pasal 16, dan pasal 19 huruf a.
Pasal 19
b. Penanggungjawab Usaha sebagai kewajiban untuk pemeriksaan secara berkala sesuai dokumen lingkungan hidup.
Bab VIII Sanksi Administrasi
Pasal 20
(1) Penanggungjawab Usaha yang melakukan pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup dapat dikenakan sanksi administrasi.
(2) Pengenaan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Gubernur. PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NO. 3 TAHUN 2005 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI BALI
Bab III Kedudukan, Wilayah, dan Jangka Waktu Rencana Bagian Kedua : Wilayah
Pasal 9
Wilayah perencanaan tata ruang dalam RTRWP adalah daerah dalam pengertian Pemerintahan yang meliputi 9 daerah kabupaten atau kota, yaitu :
a. Kabupaten Badung b. Kabupaten Tabanan c. Kabupaten Jembrana d. Kabupaten Buleleng e. Kabupaten Gianyar f. Kabupaten Bangli g. Kabupaten Klungkung h. Kabupaten Karangasem, dan
i. Kota Denpasar.
Bab IV St rategi Pengembangan Tata Ruang
Pasal 11
(1) Strategi Pengembangan Tata Ruang dilandasi oleh falsafatTri Hita Karana.
(2) Strategi Pengembangan Tata Ruang sebagaimana dimaksud ayat (1) mencakup : a. Strategi pengelolaan kawasan lindung
b. Strategi pengembangan kawasan budidaya c. Strategi pengembangan sistem prasarana wilayah
d. Strategi pengembangan sistem pusat permukiman perkotaan dan perdesaan e. Strategi pengembangan wilayah prioritas.
Pasal 16
Strategi Pengembangan Wilayah Prioritas diarahkan pada :
a. Pengembangan kawsan-kawasan untuk mengakomodasikan kepentingan sektor-sektor unggulan mulanya memerlukan pengembangan dan mendapat dukungan penataan ruang, dengan mempertiumbangkan keberadaan dan tingkat kepentingan sektor terhadap wilayah dalam hal potensi maupun permasalahan, serta ketersediaan dan kesiapan sarana dan prasarana untuk mendukung pengembanmgan wilayah.
b. Antisipasi kecenderungan kawasan-kawasan cepat berkembang yang memerlukan dukungan penataan ruang dengan mengalo0kasikan kegiatan serta fasilitas pendukung. c. Penanganan permasalahan tata ruang pada kawasan-kawasan yangh dianggap kritis dan
kurang berkembang untuk mengembalikan fungsinya serta memacu perkembangan wilayahnya.
d. Penanganan kantong-kantong kemiskinan yang masih tersebar di beberapa tempat di propinsi melalui peningkatan sarana dan prasarana serta kemampuan perekonomian rakyat.
Bab V Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bagian Pertama : Kawasan Lindung
Pasal 19
a. Cadangan lahan yang mencukupi sebagai kawasan efektif pariwisata.
Pasal 20
(1) Pengembangan kawasan budidaya non pertanian seperti budidaya pariwisata, industri, permukiman, pertambangan, dan pertahanan keamanan (Hankam) diarahkan pada :
a. Mengamankan sempadan perbatasan administrasi antara wilayah Kabupaten/Kota paling rendah 50 meter di kiri kanan garis perbatasan wilayah, serta berfungsi sebagai ruang terbuka hijau, kecuali pada kawasan perbatasan yang sudah padat bangun-bangunan;
a. Daratan sepanjang pesisir dengan lebar proporsional sesuai bentuk dan kondisi fisik pantai, dengan jarak paling rendah 100 meter dihitung dari pasang tertingi kearah darat ; atau
b. Daratan di luar kriteria pada huruf a, ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota dengan mempertimbangkan fungsi kawasan dan tingkat kerawanan pantai seperti tinggi gelombang, potensi tsunami, arus laut, kondisi geologis pantai, dll, dengan persetujuan Gubernur.
c. Variasi sempadan pantai di arahkan sebagai berikut :
1. Kawasan perkotaan dan kawasan efektif pariwisata dengan tinggi gelombang kurang dari 2 meter ; untuk pantai yang tidak rentan abrasi paling rendah 50 meter ; untuk pantai yang rentan abrasi paling rendah 75 meter.
2. kawasan perkotaan dan kawasan efektif pariwisata dengan tinggi gelombang lebih dari 2 meter ; untuk pantai yang tidak rentan abrasi paling rendah 75 meter ; untuk pantai yang rentan abrasi paling rendah 100 meter.
3. kawasan perdesaan dengan tinggi gelombang kurang dari 2 meter ; untuk pantai yang tidak rentan abrasi paling rendah 100 meter ; untuk pantai yang rentan abrasi paling rendah 125 meter.
4. kawasan perdesaan dengan tinggi gelombang lebih dari 2 meter ; untuk pantai yang tidak rentan abrasi paling rendah 125 meter ; untuk pantai yang rentan abrasi paling rendah 150 meter.
Pasal 20
(5) Kriteria penetapan kawasan pantai berhutan bakau adalah kawasan paling rendah 130 kali nilai rata-rata perbedaan air pasang tertinggi dan terendah ke arah barat yang merupakan habitat hutan bakau.
Bagian kedua : Kawasan Budidaya
Pasal 25
(3) Kriteria penetapan kawasan pariwisata mencakup : a. Keindahan alam dan/atau panorama; atau
b. Masyarakat dengan kebudayaan bernilai tinggi dan diminati oleh wisatawan; atau c. Bangunan peninggalan budaya dan/atau mempunyai nilai sejarah yang tinggi; d. Potensi sarana dan prasarana pendukung kawasan; dan
ANALISIS DATA :
LOKASI DAN TAPAK SESUAI FUNGSI
Site terletak di jalan By Pass Ida Bgs Mantra kabepaten Gianyar, Provinsi Bali.
Pada kawasan pertanian ini pada bagian sisi belum terdapat bangunan yang
berdiri, sehingga kawasan ini cocok untuk di kembangkan.
Diproyeksikan pula kawasan pertanian ini di kembangkan menjadi perumahan
agar menjadi kawasan yang lebih produktif.
PENGEMBANGAN
DIARAHKAN :
Pengembangang kawasan ini diarahkan sepanjang kawasan pinggir pantai saba
Guna menambah nilai kawasan pertanian ini menjadi tempat rekreasi bagi para
penduduk yaang terdapat di areal sekitarnya.
Jalan by pass Ida Bagus Mantra terdapat di sebelah utara site. Jalan tersebut adalah jalan arterii yang menghubungkan daerah antar kabupaten/kota. Untuk masuk/keluar tapak terdapat jalan yang belum tertata dengan baik menuju ke daerah pantai dari jalan by pass.
Tujuan kajian sirkulasi kendaraan site ini adalah
Mengetahui lalu lintas dan kepadatan kendaraan di atas site
maupun disekitar site
Mengetahui lokasi atau tepian yang spesifik pada site y ang
memberikan pencapaian ke dan jalan keluar d ari tapak.
Mengetahui rute-rute angkutan umum dan pribadi yang
berhubungan dengan site
Mengetahui arah dan lintasan kedatangan dan keberangkatan para
pemakai bangunan lain.
Mengetahui masalah lalu lintas disekitar site dan cara
mengatasinya. Faktor pengaruh
Jenis jalan disekitar site Kepadatan lalu lintas
Jalan sebagai akses yang tersedia disekitar site sudah cukup memadai dari segi ukuran dan kondisi sebagai akses menuju lokasi rencana bangunan pusat pagelaran seni musik dan gerak ( tari ). Hal-hal yang perlu dipikirkan adalah angin yang berhembus dari arah pantai jika musim gelombang pasang.
Jl. By Pass Ida Bagus Mantra merupakan jalan utama yang digunakan untuk menuju site karena merupakan jalan arteri antar kabupaten yang cukup lebar berukuran 10 m dengan kondisi baik, dan sudah di bagi menjadi dua arah. Tepat sebelah utara site merupakan jembatan sehinga perlu adanya akses dari timur laut site yang memang telah direncanakan untuk akses menuju balik arah.
DATA LAPANGAN :
TUJUAN DAN FAKTOR PENGARUH :
ANALISIS DATA :
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI:
Jalan By pass Ida Bgs Mantra merupakan akses utama lintas kabupaten yang menjadi akses dari kawasan ini.
Pantai saba yang terdapat di dekat site, yang juga dapat di gunakan sebagai vieu.
1. Jalan utama (bypass I B Mantra), berupa jalan aspal 2. Jalan menuju site (jalan yang nantinya direncanakan sebagai
penghubung dermaga, sekaligus akses menuju lokasi site). 3. Jaringan utilitas, berupa :
- listrik - air bersih - telepon
untuk kemudian disesuaikan dengan proyek Tujuan kajian infrastruktur ini adalah:
Mengetahui kondisi infrastruktur di lingkungan site.
Jalan utama terletak di utara site, yaitu bypass I B Mantra, berupa jalan 2 arah. Sedangkan jalan yang nantinya direncanakan sebagai penghubung dermaga yang sekaligus akses menuju site, terletak di sebelah timur site. Jaringan utilitas yang ada di sekitar site terbilang cukup memadai,, selanjutnya hanya tinggal menyesuaikannya dengan kebutuhan proyek dari segi kapasitas dan dimensi.
Jaringan dan utilitas disekitar site telah cukup memadai, tinggal membuat aliran atau menyambung jaringan menuju kedalam site. Dari segi kapasitas, jaringan utilitas yang ada dapat disesuaikan dengan kebutuhan di dalam proyek nantinya, diantaranya dengan penambahan daya listrik dan penyesuaian dimensi pipa saluran air atau pembuangan.
DATA LAPANGAN :
ANALISIS DATA :
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI:
Jaringan Listrik
PLN
Jalan By pass Ida Bgs Mantra merupakan akses utama lintas kabupaten yang menjadi akses dari kawasan ini.
DATA LAPANGAN :
Jalan by pass Ida Bagus Mantra terdapat di sebelah utara site. Jalan tersebut adalah jalan arteri yang menghubungkan daerah antar kabupaten/kota. Untuk masuk/keluar tapak terdapat jalan yang belum tertata dengan baik menuju ke daerah pantai dari jalan by pass.
Lalu lintas di jalan by pass Ida Bagus Mantra relatif cukup padat, karena jalan ini menghubungkan kawasan timur Bali dengan pusat kota Denpasar. Disamping itu, jalan ini merupakan jalan utama bagi truck pengangkut material dari galian C di kabupaten Klungkung dan Karangasem menuju kawasan Bali Selatan. Hal-hal tersebut di atas yang menyebabkan lalu lintas di jalan ini sedemikian padat.
Arah pergerakan lalu lintas pada jalan by pass Ida Bagus Matra merupakan jalur 2 arah.
Terdapat juga jalan menuju site dengan jalur 2 arah.
Kepadatan lalu lintas pada jalan utama relative tidak terlalu padat,namun pada jam
sibuk pagi dan sore hari kepadatan lalu lintas betambah. Hal tersebut disebabkan karena jalan tersebut merupakan akses urbanisasi dan sebaliknya.
Tingkat kebisingan paling besar bersumber dari arah utara site karena merupakan jalan
utama. Hal ini menyebabkan tingkat kebisingan dan polusi udara.
ANALISIS
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI:
REKOMENDASI :
Penempatan main entrance diletakkan pada arah utara site. Hal tersebut berkaitan
dengan letak jalan yang terletak disebelah utara site.
Zoning pada site dibagi menjadi area parkir, area built up, area hijau, serta area servis.
POLA SIRKULASI DIARAHKAN PADA SATU TITIK YANG TERLETAK PADA SISI TENGAH SITE YANG
Jalan bay pass ida bagus mantra merupakan sumber kebisingan
yang terdapat di sekitar site.
TUJUAN :
DATA LAPANGAN :
Lokasi site yang terletak di Desa Saba kabupaten gianyar, sunber kebisingan bersumber dari arah jalan bay pass ida bagus mantra yaitu arah kendaraan yang melewati jalan bay pas ida bagus mantra.
BISING SEMI BISING TENANG
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI:
U
untuk mengetahui intensitas kebisingan di dalam maupun di luar / sekitar tapak, sumber-sumber kebisingan, mengetahui jenis-jenis pencemaran yang ada di dalam serta di luar tapak, dan menentukan pengaruh pencemaran terhadap site/tapak.Gubug liar di sekitar site
DATA LAPANGAN :
Sejauh ini tidak ada ditemukan lingkungan perumahan di sekitar tapak, namun ada beberapa gubug-gubug yang merupakan milik dari petani yang di gunakan sebagai tempat istirahat.
Mayoritas penduduk desa setempat berprofesi sebagai petani ladang dan juga sebagai nelayan.
ANALISIS
Lingkungan yang masih berupa kawasan pertanian yang belum terdapat bangunan permanen dan belum berpenghuni menyebabkan keamanan yang kurang terjaga.
Lingkungan yang berkawasan di suburban menyebabkan masyarakat setempat masih memiliki rasa kepedulian yang tinggi dan ramah dalam bersosialisasi (tidak tertutup
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI:
REKOMENDASI :
Pengaruh lingkungan social di sekitar tapak terhadap bangunan teater yang direncanakan :
Rancangan bangunan yang dibuat terbuka terhadap masyarakat sekitar, hal ini diakibatkan karena masyarakatnya yang terbuka, namu keamanannya tetap menjadi prioritas
Pola massa bangunan yang berorientasi pada entrance bangunan yang didisain terbuka terhadap masyarakat.
Pemandangan pantai terlihat dari sebelah selatan site, dan.
Pemandangan yang masih alami dan menambah nilai positif kawasan sekitar site yang
mempengaruhi orientasi ruang .
Sebelah selatan kawasan pertanian ini adalah Pantai. Pantai ini memberikan nilai positif di
kawasan ini. Selain itu kawasan pantai di daerah ini oleh Pemda Kabupaten Gianyar diproyeksikan sebagai pengembangan objek wisata, sehingga dapat menunjang pembangunan disekitar kawasan ini dan dapat mengubah kawasan pertanian yang terbengkalai menjadi kawasa yang tertata lebih baik.
ANALISIS
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI:
REKOMENDASI :
- Orientasi massa pada bangunan yang akan di rancang sebaiknya berorientasi ke arah jalan di depan site, bertujuan menerima tamu dan sebagai gambaran awal mengenai bangunan ini beserta ruang di dalamnya.
- Orientasi ruang pada site sebaiknya menghadap ke arah pemandangan yaitu ke arah selatan (pantai) dan barat site (sungai) sesui dengan kebutuhan ruang yang dituntut di dalamnya.
DATA LAPANGAN :
Site terletak di kawsan pertania jalan by pass Ida Bagus Mantra di bagian utara site dengan
jalan yang masih belum tertata menuju site.
Unsur alam yang menonjol berupa Pantai yang terletak di bagian selatan site. Pantai masih
TUJUAN :
Untuk mengetahui unsur-unsur buatan yang terdapat di
lingkungan site.
DATA LAPANGAN :
Di sekitar site terdapat di jalan ida bagus mantra jembatan tersebut yang menghubungkan antar kabupaten. Di samping terdapat jembatan yang ada di sekitar site, juga terdapat bagunan gudang cargo yang terdapat di depan site.
Jembatan jalan bay pass I B Mantra
Bangunan yang terdapat di depan site.
Unsur buatan berupa jembatan tukad Petanu di Jalan By Pass Prof Ida Bagus Mantra memberikan pengaruh pada site, mengenai traffic yang melintas pada bagian depan site, sehingga kita dapat menentukan perletakan entrance masuk maupun entrance keluar yang tepat pada site.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI :
Secara umum, unsur-unsur buatan pada site memberikan nilai negatif, sehingga diharapkan pada site benar benar dimanfaatkan view pantai Saba yang langsung berbatasan dengan site. Selain itu diperlukan pula pemberian view positif ke dalam tapak melalui penataan lanskap serta memperlihatkan bentuk bentuk estetika bangunan.
Jalan utama, Bypass Ida Bagus Mantra
Pola ruang pada site dipengaruhi oleh view yang ada di lingkungan sekitar site. Adapun view yang ada di sekitar lingkunbgan site, diantaranya :DATA :
Tujuan kajian pola ruang ini adalah: Mengetahui pola ruang di lingkungan site.
TUJUAN :
Tanaman jagung di samping site
Pantai saba
Tebing di samping site
Batas site :
Utara : Jalan Bypass I B Mantra Timur : Tanaman jagung Selatan : Pantai saba Barat : Tebing
Komposisi ruang dengan ruang dan komposisi ruang dengan bangunan.
ANALISA :
Site entrance diletakkan pada sisi
tengah dengan pertimbangan aspek
efisiensi terhadap pengamanan site
serta efektifitas sirkulasi.
Rekomendasi penempatan
entrance
Rekomendasi orientasi
massa
Jalan menuju
lokasi site
Orientasi massa bangunan mengarah ke
utara (menghadap ke jalan utama site).
Bangunan
terkesan
menyambut
pengunjung dari arah jalan utama.
Rekomendasi orientasi
ruang
Orientasi
ruang
pada
bangunan
mengarah sebaliknya dari orientasi
massa bangunan. Hal ini didasarkan
pada view yang terdapat pada site, yaitu
view pantai/laut. Pengunjung dapat
menikmati tampilan view yang disajikan
oleh site.
JALAN UTAMA (JL. BY
PASS IDA BAGUS
MANTRA) DENGAN
TEBING
PERTANIAN YANG
KURANG PRODUKTIF
YANG MENGARAH KE
PANTAI
TANAMA JAGUNG YANG
TERDAPAT DI SAMPING
Terdapat beberapa view yang dapat dilihat bila kita berada dalam site di sebelah utara site terdapat view bay pass ida bagus mantra, sedangkan view dari selatan site berupa pantai saba, sebelah timur tanaman jagung, dari sebelah barat site view berupa tebinng.
Tujuan kajian batas-batas site adalah:
Mengetahui view dari site yang meliputi
- Posisi pada site dimana pemadangan tidak terhalangi - Pemandangan tersebut positif atau negatif
- Sudut dalam dimana view tersebut dapat terlihat
- Kemungkinan kesinambungan pemandangan dalam jangka panjang
Faktor Pengaruh:
Bangunan di sekitar site View di sekitar site
4. View positif terdapat di sebelah utara dan selatan yaitu pada jalan ida bagus mantra dan pantai saba.
5. View negatif terdapat di sebelah timur dan barat
1. View yang terdapat di View positif terdapat di sebelah utara dan selatan yaitu pada jalan ida bagus mantra dan pantai saba.
2. View negatif terdapat di sebelah timur dan barat
Uang mantinya akan di desain tergantung dari desain masing-masing 3. Nantinya akan berpengaruh terhadap bukaan pada bangunan.
DATA LAPANGAN :
ANALISIS DATA :
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI :
TUJUAN DAN FAKTOR PENGARUH:
View tebing
View tanaman jagung