• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SINAR GAMM~ TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TEH (Camellia sinensis L.) Wenten Astika*. D. Muchtar*. Sutrisno*. dan M.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH SINAR GAMM~ TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TEH (Camellia sinensis L.) Wenten Astika*. D. Muchtar*. Sutrisno*. dan M."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH

SINAR

GAMM~ TERHADAP

PERTUMBUHAN

STEK

TEH (Camellia sinensis L.)

Wenten Astika*. D. Muchtar*.

Sutrisno*.

dan M. Ismachin**

ABSTRAK - ABSTRACT

PENGARUH SINAR GAMMA TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TEH (CameUia

sinensis L). Penditian ini dilakukan di Kebun Percobaan Pasir Sarongge sejak tahun 1981 dengan tujuan untuk mendapatkan cara meradiasi stek teh yang terbaik sebagai langkah awal dalam pemuliaan dengan mutasi buatan. Dosis sinar gamma yang digunakan berkisar antara 5 sampai 50 Gy. Bahan penditian yang digunakan adalah stek dari \don PS 1. Dari basil yang diperoleh temyata : (i) secara morfologis pertumbuhan stek yang diradiasi tidak berbeda dengan kontrol, (ii) tetapi stek yang diradiasi lebih banyak yang mati. Tampaknya hal ini disebabkan oleh keadaan yang tidak seimbang antara pertumbuhan tunas dan akar, (iii) oleh karena itu untuk menghindarkan terjadinya kerusakan bagian bawah stek (tempat tumbuh akar) pada waktu meradiasi, cara meradiasinya perlu diperbaiki.

EFFECT OF GAMMA IRRADIATION ON THE GROwrn OF TEA SCIONS (Camellia

sinensis L.). This investigation was carried out at Pasir Sarongge Field Station since 1981 to find out the best method for irradiating tea scions as the firs t step of a mutation breeding programme. The gamma doses were chosen ranging from 5 to 50 Gy. The material was scions of PS I clone. It was found that: (i) morPhologically there was no difference between control and the irradiated scions, (ii) but the morthality of irradiated scions were higher than control. This might be due to unbalance growth potential between bud and root, (iii) therefore to avoid the basalt scion (root growing point) damage during the irradiation, method of irradiation should be refined.

PENDAHULUAN

Tariaman teh merupakan tanaman yang sifatnya hampir tidak dapat menyerbuk sendiri (self incompatible sempuma) sehingga untuk menghasilkan biji yang dapat tumbuh secara normal diperlukan penyerbukan silang. Apabila dalam suatu areal pertanaman bibitnya dari biji maka antara perdu yang satu dengan yang lainnya akan terlihat adanya perbedaan-perbedaan seperti kecepatan pertumbuhan, habitus, kualitas, produksi per perdu maupun ketahanannya terhadap serangan hama dan penyakit (1).

Untuk mengatasi hal terse but para ahli telah berusaha untuk memperoleh bahan tanaman yang lebih baik dari biji. Usaha tersebut telah dimulai .sejak tahun 1910 dan sampai saat ini telah dihasilkan .±. 350 ldon teh yang berasal dari Jawa,

Sumatera, dan Sri Lanka (2).

*

Balai Penditian Teh dan Kina, Gambung

(2)

Dalam rangka penanaman baru dan rehabilitasi kebun-kebun teh yang telah tua serta produksinya sangat rendah, para pekebun telah menggunakan klon-klon unggul Yllftg dianjurkan. M~ki~UfI d~mikiat\ ~~bagiM1beAar pekebun hanya mena-nam klon TRI 2025, TRI 2024, PS 1 dan Cin 143 (3). Hal ini disebabkan oleh beberapa sifat yang kurang disenangi oleh para pekebun seperti : (a) beberapa klon agak peka terhadap penyakit cacar daun, (b) kurang tahan terhadap kekeringan terutama untuk dataran rendah.

Ditinjau dari sistem pertanian maju, penggunaan bahan tanaman yang hanya terdiri dari dua atau tiga klon dalam areal yang sangat luas dapat menimbulkan kerugian di masa mendatang yang diakibatkan oleh timbulnya serangan penyakit, hama maupun perubahan lingkungan yang tidak dapat dikendalikan.

U!aha untuk memperoleh bahan tanaman secara konvensional telah mempero-leh banyak basil yang memuaskan. Meskipun demikian perkembangan ke arah itu dirasakan sangat lambat sebagai akibat dari kompleksitas dari gen-gen yang terlibat di dalamnya dan juga tanaman teh memerlukan waktu yang cukup lama (±5 tahun) dalam menjalani satu siklus pertumbuhannya (4).

Untuk memperoleh varitas barley yang berumur genjah telah dilakukan radiasi dengan sinar gamma pada varietas Jyati (5). Dari hasil pengujian pada tanaman M3, dengan dosis 20 krad telah diperoleh mutan yang berbunga lebih awal (38 hari) dan waktu masaknya lebih awal (22 hari) dibandingkan dengan varietas Jyati yang asli. Sedang pene1itian yang dilakukan oleh OPEKE (6) dengan menggunakan Co - 60 telah diperoleh tanaman coklat yang tahan terhadap penyakit Rhytopthora pot rat

(busuk hitam) yang menyerang buah. Secara morfologis, mutan-mutan tersebut mempunyai sifat-sifat yang hampir sarna dengan tanaman F 3 Amazone, yang peka terhadap penyakit busuk hitam pada buah.

Atas dasar beberapa hasil penelitian yang telah dicapai untuk memperoleh bahan tanaman yang lebih baik maka pendekatan dengan jalan mutasi pada tanaman teh diharapkan akan diperoleh hasil yang memuaskan dalam waktu yang relatif lebih singkat.

BAHAN DAN METODE

Dalam penelitian ini digunakan stek daun dari klon PS I. Radiasi dilakukan dengan sinar gamma (Co - 60) bekerja sarna dengan Badan Tenaga Atom Nasional Pasar Jumat Jakarta pada tanggal II Mei 1981.

Penelitian terdiri dari delapan perlakuan (Kontrol, 5 Gy, 10 Gy, 15 Gy, 20 Gy, 30 Gy, 40 Gy, dan 50 Gy) yang menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan dua ulangan. Tiap ulangan terdiri dari 40 stek. Penanaman di pesemaian dilakukan di Kebun Percobaan Pasir Sarongge Balai Penelitian Teh dan Kina pada tanggal 11 Mei 1981 yang mempunyai ketinggian

±

1.200 m di atas permukaan laut dengan jenis tanah Andosol.

Pengamatan dilakukan terhadap : (1) persentase bibit yang hidup, (2) pertum-buhan tunas, dan (3) pertumpertum-buhan akar diamati pada akhir penelitian.

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengamatan di pesemaian mulai dilakukan setelah bibit berumur dua bulan.

Pengamatan Bibit yang Hidup. Hasil pengamatan rata-rata persentase bibit yang

hidup pada umur dua bulan, tujuh bulan, dan sembilan bulan dapat dilihat pad a Tabel 1.

Tabell. Hasil rata-rata persentase bibit yang hidup pada berbagai umur setdah tanam.

No. Perlakuan lumlah bibit yang hidup (%)

(Gy) luli 1981 Desember 1981Februari 1981 1. Kontrol 40,0050,00 91,25 2. 5 54,2531,2591,25 3. 10 17,5011,25 93,75 4. 15 23,750 99,75 5. 20 07,50 95,00 6. 30 00 95,00 7. 40 00 90,00 8. 50 00 96,25

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa pada awal pengamatan hampir semua perlaku' an menunjukkan persentase bibit yang hidup rata-rata 90%. Akan tetapi pada pengamatan berikutnya mulai tampak bahwa makin tinggi dosis yang digunakan maka persentase bibit yang hidup menjadi semakin rendah.

Menurut AHMED dan GOUD (7), dosis radiasi sangat mempengaruhi perkem-bangan jaringan tanaman. Makin tinggi dosis yang digunakan maka daya kecambah dari biji akan semakin rendah dan persentase tanaman yang tumbuh juga sangat rendah.

Pada penelitian ini terlihat bahwa pada dosis 15 Gy semua tanaman menjadi mati sebagai akibat rusaknya jaringan tanaman dan gugurnya daun indung yang merupakan makanan cadangan.

Pengamatan 1Inggi Tanamlln. Pengamatan tinggi tanaman mulai dilakukan pada

bulan pesember 1981. Hasil rata-rata pengamatan tinggi tanaman dapat dilihat pada Tabel 2.

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa pada perlakuan dengan dosis rendah ternyata menunjukkan pertumbuhan tinggi tunas yang tidak berbeda dibandingkan dengan kontrol.

Ditinjau dari sifat morfologinya, seperti bentuk daun, gelombang daun, warna daun serta keadaan bulu pada permukaan bawah daun muda, temyata bahwa tanaman·tanaman teh yang diradiasi masih menyerupai tanaman aslinya. Untuk

(4)

mengetahui lebih lanjut tentang perubahan-perubahan yang mungkin terjadi perlu dilakukan pengamatan sitologi mengenai tebal lapisan kutikula, jumlah stomata per satuan luas, dan lain sebagainya.

Tabcl 2. Rata-rata tinggi tanaman

No. Perlakuan (Gy) Tinggi tanaman (em)

1.

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kontrol 5 10 IS 20

30

40

50 Desember 1981 13,67 11,94 16,00

o

o

o

o

o

Februari 1982 18,60 18,40 19,40

o

o

o

o

o

Pengarruztan Peralroran. Hasil pengamatan pertumbuhan akar dapat dilihat pada Gambar I dan 2.

Dari Gambar 1 dapat dilihat bahwa akar tumbuh seeara normal yang diikuti oleh pertumbuhan tunas. Hal ini terlihat pada tanaman kontrol, tanaman yang diradiasi pada dosis 5 Gy dan lOGy. Di sam ping itu, daun indung yang merupakan sumber makanan eadangan masih tetap melekat pada batang muda.

~a

f

.1

"t1 ~

a. Tunas yang tumbuh nonna!.

b. Daun indung yang masih mclckat pada batang muda. c. Batang muda.

d. Akar berkcmbang normal.

(5)

a

a. Tunas tumbuh nonnal. b. Callw.

c. Batang muda.

Gambar 2a. Pertumbuhan tunas yang tidak diimbangi pertumbuhan altar •

• b

rC

a. Tunas tidak tumbuh. b. Callus.

c. Batang muda.

Gamher 2b. Batang bagian atas dan bawah terdapat callw.

Pertumbuhan akar pada stek yang diradiasi di atas lOGy dapat dilihat pada Gambar 2a dan 2b. Dari gambar tersebut terlihat dua hal yang menarik, yaitu :

1. Tunas berkembang secara normal akan tetapi tidak terbentuk akar. Daun indung sudah mulai gugur sehingga tidak dapat berfungsi sebagai sumber makanan cadangan.

2. Tunas tidak berkembang (stagnasi), sedang bagian ujung atas dan bawah gugur sehingga tidak dapat berfungsi sebagai sumber makanan cadangan.

Menurut VISSER (9), untuk memperoleh bahan tanaman teh yang diperbanyak secara vegetatif dalam jumlah yang banyak maka stek harus diambil dari tunas

ujung yang sudah dewasa yang terdiri atas satu daun. Daun ini berfungsi sebagai sumber makanan cadangan untuk pembentukan akar dan tunas. Dalam penyeleng-garaan pesemaian hendaknya diusahakan agar pertumbuhan akar lebih cepat dari-pada pertumbuhan tunas sehingga dapat menyerap unsur hara dalam tanah. Sedang menurut GREEN (8), pertumbuhan ke atas dan ke bawah (tunas dan akar) harus dalam keadaan seimbang sehingga tanaman dapat tumbuh secara normal.

Dalam penelitian ini tampak denganjelas bahwa sebagai akibat radiasi,jaringan bagian bawah stek tidak mengalarni diferensiasi untuk membentuk akar (tetap berbentuk callus). Hal ini mungkin disebabkan oleh kerusakan jaringan karena pengaruh radiasi.

(6)

KESIMPULAN

Dari hasil pene1itian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Stek yang diradiasi dengan dosis 5 - 15 Gy seciira morfologis temyata tidak

berbeda dibandingkan dengan tanaman kontrol. Untuk mengetahui tentang perubahan-perubahan yang mungkin terjadi perlu 'di1akukan pengamatan sitologi mengenai teballapisan kutikula, jumlah stomata per satuan luas, dan lain sebagainya.

2. Persentase stek yang turnbuh pada stek yang diradiasi dengan dosis .di atas 15 Gy temyata sangat rendah dibandingkan dengan kontrol. Hal ini disebabkan oleh keadaan yang tidak seirnbang antara pertumbuhan tunas dengan akar. 3. Untuk menghindarkan terjadinya kerusakan jaringan pada bagian bawah stek

yang merupakan tern pat turnbuh akar, perlu dicari suatu metode yang dapat melindungi bagian terse but dari pengaruh radiasi.

DAFTAR PUSTAKA

1. HARTEN, AM. van, "Camellia sinensis '; Outlines of Parennial Crop Breeding in the Tropics (FERWERDA, F.P., and WIT, F., Eds.), H. Veenman and Zonen N.V., Wageningen (1 %9).

2. ASTIKA, W., dan MUCHTAR, D., Anjuran bahan tanaman teh tahun 1976, Warta BPTK 2 3/4 (1976) 317.

3. ASTIKA, W., Penilaian serta pemantapan sumber tanaman teh a$al stek di Indonesia, Belum diterbitkan.

4. ASTIKA , W., "Heritabilitas beberapa karakter pada tanaman teh (Camellia

sinensis

L.r;

Seminar Mingguan Balai Penelitian Teh dan Kina, Gambung (1984).

5. KUMAR, R., CHAUCHAN, S.V.s., and SHARMA, R.P., Radiation induced early maturing mutants in barley, Acta Bot

6. OPEKE, L.K., "Mutation breeding against black pod (Phytopthora pod rot)

disease of cacao (Theogroma cacao)'; Induced Mutations Against Plant Diseases (proc. Symp. Vienna, 1977), IAEA, Vienna (1977) 241.

7. AHMED,

Ml.,

and GOUD, J.V., Mutagenesis in sunflower (Helianthus annum

L.).

Studies on M 1 generation, Genet, Agrar. 33 1 (1979) 25.

8. GREEN,MJ., Tea,J. Tea Boards of Kenya 11 2 (1970)25.

9. VISSER, T., Selection and vegetative propagation of tea, Tea Quart. 29 (1958)

Gambar

Gambar 1. Pcrtumbuhan .tck.ccara nonna!.
Gambar 2a. Pertumbuhan tunas yang tidak diimbangi pertumbuhan altar •

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengukuran kinerja dengan menggunakan BSC pada Industri Tahu Mitra Cemangi selain perspektif proses bisnis internal masih banyak indikator yang digunakan

Kesibukan para pemerintah negeri Islam terhadap masalah peribadi, perpecahan dalaman seperti perebutan kuasa di antara mereka, serta minat pihak berkuasa dalam

FAKULT KULTAS KEDOKT AS KEDOKTERAN ERAN UKRIDA UKRIDA (UNIVERSITAS KRISTE!. (UNIVERSITAS KRISTEN KRID N KRIDA W A WACANA)

Kajian Preferensi Ekologi Spesies pada Tipe Vegetasi Tingkat Aliansi Uji statistik Chi-Square dilakukan untuk mengkaji hubungan antara spesies- spesies dengan berbagai faktor

5 Tingkat Ketersediaan Pranata Perencanaan Program Pembangunan Bidang Sosial Budaya. 4 dok Program Perencanaan Sosial

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar PPKn melalui model Deep Dialogue Critical Thingking (DD/CT) Pada siswa Kelas Xl Tari 1

anak mengetahui bahwa tuhan itu mempunyai banyak sifat dan nama yang baik (2) Peran Guru dalam menanamkan nilai-nilai Agama pada siswa TPQ Ar-Rohmah Di Salak Kembang,

[r]