• Tidak ada hasil yang ditemukan

Totalitas dalam Belajar, Antar Melinda Andriyanti Lulus Terbaik FST

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Totalitas dalam Belajar, Antar Melinda Andriyanti Lulus Terbaik FST"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Totalitas dalam Belajar,

Antar Melinda Andriyanti

Lulus Terbaik FST

UNAIR NEWS – Melinda Andriyanti, S.Kom lulus dengan indeks

prestasi kumulatif (IPK) 3,93 dari program studi S-1 Sistem Informasi Fakulats Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga. Hasil tersebut juga mengantarkannya sebagai wisudawan terbaik untuk wisuda periode September 2016.

Melinda yang saat ini berusia 22 tahun itu, memang memiliki kemampuan akademik yang cemerlang sedari SMA. Ketertarikannya dengan bidang pemrograman mendorongnya untuk masuk Prodi Sistem Informasi dan belajar lebih dalam tentang bagaimana menghasilkan perangkat lunak.

“Adaptasi dan analisis penilaian proses penentuan prioritas kebutuhan perangkat lunak secara online untuk teknik MoSCoW, 100$, dan Ranking” adalah judul skripsi yang diambilnya dan berkaitan dengan topik rekayasa perangkat lunak.

Melinda yang selalu total dalam mengerjakan segala hal apalagi persoalan belajar, memang mengantarkannya untuk mendapat hasil terbaik untuk skripsinya. Meskipun diakui semasa kuliah cukup menyenangkan dan sesuai dengan passionnya, Melinda tetap tidak pernah meremehkan dalam hal kecil apapun. Dia tetap tidak pernah bermalas-malasan dan meniatkan segalanya untuk menuntut ilmu secara totalitas.

Berbekal keluarga yang juga bergelut di bidang TI (Teknologi informasi), yakni kakaknya, Melinda semakin semangat dalam mendalami bidang ini dan berniat melanjutkan studinya ke jenjang yang labih tinggi lagi.

“Saya tetap bersyukur karena dukungan orang tua dan teman-teman, dimasa sulit yang pernah saya lewati dalam studi maupun

(2)

di luar studi,” jelasnya kepada Warta UNAIR. (*) Penulis: Oky Putri Rahayu

Editor: Nuri Hermawan

Iwenda

Bella,

Wisudawan

Terbaik S2 FST, Kiatnya

Bekerja Keras

UNAIR NEWS – Bekerja Keras. Itulah tips dari wisudawan terbaik

S-2 Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga yang bernama Iwenda Bella Subagio, peserta wisuda periode Juli 2016. Tesisnya berjudul “Variasi Ukuran Megasekleres Oxea Xestospongia Testudinaria Lamark, 1815 pada Kedalaman dan Perairan Berbeda” ikut mengantarkannya menjadi wisudawan terbaik dengan IPK 3,78.

Penelitian tesis Iwenda dilakukan di perairan Situbondo. Dengan alat scuba, ia menyelam dengan mengambil sampel di tiga kedalaman. Pada setiap kedalaman, Iwenda mengambil beberapa sampel individu X testudinaria, yang nantinya akan diambil bagian spikula di laboratorium spesimen.

Namun penelitian Iwenda tak semulus yang ia perkirakan. Banyak kendala harus ia lalui, terutama saat melakukan pengambilan sampel.

“Karena jadwal pengambilan sampel tidak serta merta ke lapangan, jadi saya selalu mengoptimalkan jadwal yang telah ada, apalagi jika cuaca pada akhir-akhir bulan sangat tidak bersahabat, seperti angin kencang dan visibilitas air yang sangat rendah. Hal itu yang pengakibatkan penelitian saya

(3)

ditunda hingga 1-2 minggu,” kata mahasiswa kelahiran Ponorogo, 20 Juni 1990 itu.

Iwenda pernah mendapatkan beasiswa PPA periode 2010-2011, dan ia tergolong aktif dalam keikutsertaan organisasi di kampus. Tidak ada kata menyerah dalam prinsip Iwenda. Buktinya, meskipun sibuk menjalani kegiatan magang di Laboratorium Ekologi, Jurusan Biologi, ITS, sebagai surveyor ataupun analisator yang umumnya dipakai dalam keperluan AMDAL, ia tetap bisa mengukir prestasi pada studi Masternya.

”Meskipun sampai saat ini belum ada prestasi secara formal, tetapi saya selalu bersyukur. Semoga nantinya ilmu yang saya peroleh dapat bermanfaat bagi banyak orang,” pungkasnya. (*). Penulis: Disih Sugianti

Editor: Binti Quryatul Masruroh

Ingin Bermanfaat Bagi Orang

lain, Kautsar Ul-Haq Lulus

Terbaik FST

UNAIR NEWS – “Maka berlomba-lombalah kamu dalam berbuat kebaikan. (QS. Al Baqarah 148)” Begitulah sisipan motivasi yang mendorong Kautsar Ul Haq, wisudawan terbaik S-2 Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga pada periode September 2017.

Setelah berhasil menyelesaikan studi melalui program percepatan atau fast track, alumnus S-2 Kimia itu berhasil meraih IPK 3.91 dengan bonus tercatat sebagai wisudawan

(4)

terbaik. Lima tahun waktu yang dibutuhkan Kautsar untuk mendapatkan gelar sarjana sekaligus master. Tuntutan selesai studi dalam lima tahun itu mendorongnya untuk cepat dalam menyelesaikan riset yang ia geluti.

“Tidak ada masalah yang berarti dalam perkuliahan yang saya jalani. Alhamdulillah dalam mengerjakan riset saya selalu diberikan berbagai kemudahan. Contohnya riset yang dibiayai, termasuk proyek, dan dosen pembimbing yang telaten serta aktif membantu menemukan solusi atas masalah yang saya hadapi saat melakukan penelitian,” ungkapnya.

Sebelumnya, Kautsar adalah salah satu mahasiswa penyumbang medali emas dalam ON-MIPA 2013 tingkat nasional bidang kimia. Pada semester II tingkat S-1, ia juga pernah meraih peringkat I ON-MIPA 2013 tingkat Kopertis VII Jawa Timur. Saat ini, wisudawan yang dulu aktif di Himpunan Mahasiswa Kimia (HIMAKI) dan tentor mahasiswa Kimia dalam ON-MIPA itu, menjadi analis

Fourier Transform Infrared (FTIR) di Laboratorium Terpadu.

Ia bercerita, tidak ada trik khusus untuk meraih beragam prestasi yang membanggakan itu. Tetapi ia termotivasi untuk bisa menjadi individu yang dapat menjadi panutan dan bermanfaat bagi orang lain. “Tidak ada trik atau rahasia dan saya juga tidak pernah terbayang menjadi wisudawan terbaik atau berprestasi. Hanya saja, saya menyukai bidang yang saya pelajari, sehingga terasa seperti bermain. Hal terpenting lainnya adalah doa, kerja keras, manajemen waktu dan pantang putus asa,” imbuhnya. (*)

Penulis: Disih Sugiarti

(5)

Dwi Rezky Lulus Terbaik

Psikologi, Deynara Septin DP

Terbaik S1 FKH

UNAIR NEWS – Fenomena kecanduan game online sudah memikat

perhatian Dwi Rezky Anandari, sejak memulai kuliah (S-1) di Universitas Negeri Makassar. Ketertarikannya itu lalu dituangkan dalam penelitian skripsi dengan tempat penelitian di Kota Makassar. Setelah menjalani studi S-2 di Universitas Airlangga, ia kembali mengangkat tema tersebut sebagai bahan tesisnya. Tesis itulah kemudian ikut mengantar Kiky, sapaan akrabnya, menjadi wisudawan terbaik S-2 Fakultas Psikologi UNAIR dengan IPK 3,88.

D w i R e z k y A n a n d a r i , wisudawan terbaik S - 2 F a k u l t a s Psikologi UNAIR (Foto: Istimewa)

Ketertarikan Kiky dengan tema game online karena perkembangan

game itu cukup pesat. Namun faktanya, kegemaran terhadap game online tidak dibarengi dengan perhatian khusus oleh lingkungan

sekitar dan pemerintah daerah. Perhatian khusus ini penting agar pengguna terhindar dari dampak negatif game online, salah

(6)

satunya kecanduan.

Tesisnya itu berjudul “Hubungan Antara Self Esteem dan Kesepian Terhadap Kecanduan Game Online pada Remaja Laki-laki di Kecamatan Rappocini, Kelurahan Gunung, Sari Kota Makassar”. “Pengalaman saya selama meneliti, cukup menarik. Khususnya dalam membagi waktu antara pekerjaan di Surabaya dan penelitian di Makassar. Bisa dikatakan salah satu tantangan dalam penelitian ini ialah mengatur waktu. Tetapi banyak sahabat dan teman di Makassar yang membantu saya dalam pengambilan data di Makassar,” kata Kiky pada UNAIR News, Senin, (19/09).

Gadis penyuka komik dan film ini sangat berharap penelitian yang ia lakukan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Sebab penelitiannya ini mengkaji faktor-faktor yang dapat menyebabkan kecanduan game online. Sehingga orang-orang dapat melakukan pencegahan, khususnya orang tua.

Sebelum menutup perbincangan, Kiky memberikan pesan dan motivasi pada mahasiswa UNAIR. “Mencintai dan belajar mencintai terlebih dahulu apa yang dikerjakan. Apa yang dicintai dan kerjakan sekarang akan menentukan masa depan kita kelak,” tutupnya.

Deynara Selalu Berusaha dan Berdoa

(7)

Putri wisudawan t e r b a i k S 1 F a k u l t a s Kedokteran Hewan U n i v e r s i t a s Airlangga. (Foto: Istimewa)

Sementara itu Deynara Septin Dwi Putri, yang meneliti pencemaran timbal dalam air terhadap kesehatan ternak dan manusia, juga meraih predikat sebagai wisudawan terbaik S1 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Ia meraih IPK 3,69. Judul skripsinya itu adalah “Efek Hepatoprotektif Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographis Paniculata Ness.) terhadap Gambaran Histopatologi Hepar Mencit (Mus Musculus L.) yang dipapar Timbal Asetat Per Oral”.

“Saya tertarik mengangkat tema itu karena banyaknya pencemaran logam berat timbal di air, serta rumput pakan ternak yang dapat membahayakan kesehatan ternak dan manusia, khususnya organ hepar,” kata perempuan kelahiran Surabaya 27 September 1994 ini.

Dikatakan, hepar berfungsi sebagai alat detoksifikasi zat racun, termasuk timbal. Daun sambiloto diketahui memiliki banyak khasiat untuk mengatasi racun. Namun, hal itu masih belum diketahui efektivitas ekstrak sambiloto untuk memproteksi hepar dari kerusakan akibat timbal.

Terkait capaian prestasi sebagai lulusan terbaik, penggiat Kelompok Minat Veteriner Pet and Wild Animal yang pernah menjadi asisten dosen patologi veteriner ini, mengaku tak memiliki kiat khusus. “Jika kita rajin tekun, ikhlas, dan selalu bersungguh-sungguh terhadap sesuatu maka kita akan mendapatkan hasil yang maksimal,” tutur mahasiswi 22 tahun tersebut.

(8)

doa dari orangtua karena tidak dipungkiri rida dari kedua orangtua yang membawa kita dalam kesuksesan dan kebahagiaan,” katanya di akhir wawancara. (*)

Penulis: Lovita Marta Fabella, dan M Ahalla Tsauro Editor: Bambang Bes

Aktivis PPNI Toto Sujarwo

Wisudawan Terbaik Fakultas

Keperawatan UNAIR

UNAIR NEWS – Sibuk bekerja dan aktif berorganisasi tidak

menghalangi seseorang untuk berprestasi. Ini sudah dibuktikan oleh Toto Sujarwo, S.Kep. Sehari-hari sebagai Penanggungjawab Instalasi Diagnostik Intervensi Kardiovaskuler dan supervisor ruang katerisasi jantung di RS Primasatya Husada Citra (PHC) Surabaya, dan aktif berorganisasi, tak menghalanginya untuk menjadi wisudawan terbaik S-1 Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, Maret 2017 lalu.

Peraih IPK 3,72 ini aktif berorganisasi. Selain Ketua Komisariat PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) RS PHC; pengurus DPD PPNI Surabaya, Ketua Divisi Humas Ikatan Perawat Cathlab Indonesia (IPCI) Jawa Timur, dan Divisi Humas IPCI Pusat. Sudah sesibuk itu pun, KRP-nya (Kartu Rencana Prestasi) masih sebesar 723.

”Resep saya bisa membagi waktu, kapan bekerja dan kapan harus kuliah. Karena keduanya ada target. Tapi alhamdulillah kantor mensuport penuh. Kalau toh harus kuliah dulu maka pekerjaan saya selesaikan setelah itu. Di awal kuliah saja agak repot membagi waktu, tetapi semester II dan III sudah bisa mengikuti

(9)

pola antara bekerja dan belajar. Jadi tidak keteteran,” katanya.

Perkuliahannya justru membantu kariernya. Misalnya dari teori manajemen keperawatan, manajemen konflik, dsb dari kampus, ketika ada persoalan bisa segera diaplikasikan di tempat kerja. Karena itu, ia menulis skripsi tentang “Hubungan

Pengetahuan dan Sikap Perawat dengan Komitmen Berorganisasi di Rumah Sakit Primasatya Husada Citra (PHC) Surabaya”, dibawah

bimbingan Dr. Hanik Endang Nihayati, S.Kep. Ns., M.Kep, wisudawati terbaik S-3 FK UNAIR, Agustus 2016. Artinya, wisudawan terbaik itu menularkan kepada bimbingannya menjadi wisudawan terbaik pula.

Ia memilih judul itu karena perawat harus punya komitmen terhadap organisasinya. Dengan komitmen, ia akan berusaha meningkatkan kualitas layanan keperawatan kepada pasien. Harus

caring dalam memberikan kualitas layanannya, jadi kustomer

puas atau kepuasannya meningkat. ”Kalau orang sudah loyal dan komit, ia akan selalu berupaya meningkatkan kinerjanya lebih baik,” kata Toto.

Pria 38 tahun yang masuk FKp UNAIR dari alih jenis ini, berpesan untuk adik kelasnya yang belum bekerja, terutama yang D3 murni, hendaknya rajin belajar, memahami mata kuliah untuk meraih nilai memuaskan. Sebab nilai IPK sangat menentukan dalam mencari pekerjaan. Melamar RS PHC misalnya, minimal harus IPK 3,00 dari kampus terakreditasi minimal B.

Kedepan, Toto ingin mengaplikasikan ilmu yang banyak diperoleh dari UNAIR ini untuk meningkatkan kinerja dan pengabdiannya di RS PHC yang memberinya beasiswa. Jika ada kesempatan ia ingin melanjutkan jenjang S-2 dan seterusnya. Tetapi setidaknya, predikat Wisudawan Terbaik ini akan menjadi kado Ultah-nya, 20 Maret esok. Selamat. (*)

(10)

Berkat Tenis Antar Ayu Rizki

Jadi Wisudawan Berprestasi

Keperawatan UNAIR

UNAIR NEWS – Menjadi seorang mahasiswa sekaligus atlet,

tentunya menumbuhkan kebanggaan tersendiri, baik bagi diri sendiri dan keluarga. Itulah yang dirasakan oleh Ayu Rizki Budiani, ketika dinobatkan sebagai wisudawan berprestasi dari Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.

Selama menjalani kuliah, ia bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa Tenis Lapangan pada tahun 2015. Disitu, Ayu menorehkan berbagai prestasi yang membawa nama UKM Tenis Lapangan menjadi disegani. Ia berhasil menyabet banyak medali dari sejumlah kejuaraan seperti juara III beregu, juara III ganda campuran, dan juara III ganda putri pada Turnamen Tenis di Universitas Jember dalam rangka Kejuaraan Nasional Tenis Antar Mahasiswa.

“Saya senang sekali bisa memberikan prestasi untuk UNAIR,” jelas Ayu. Ia menekuni olahraga tenis lapangan ini sejak berusia enam tahun. Mahasiswa asal Kab. Pati (Jateng) ini merasa enggan melirik cabang olahraga lain. Saat bermain tenis lapangan, ia menemukan keseruan yang mampu meninggalkan kesan indah tersendiri baginya.

“Hampir semua pertandingan menarik bagi saya. Waktu saya bertanding di Berau dan Balikpapan, saya sempat tertinggal jauh dari lawan. Karena banyak yang mendukung, akhirnya saya dapat menyusul poin lawan, tapi akhirnya menang dan mendapatkan juara I di Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Berau, dan Juara 1 Kejurda Tenis Junior di Balikpapan,” kata

(11)

mahasiswi peraih IPK 3,12 ini.

Ayu sempat vakum dari tenis akibat padatnya jadwal kuliah saat menempuh studi D-3 Politeknik Kementerian Kesehatan di Kalimantan Timur. Ia akhirnya aktif lagi saat masuk UNAIR melalui jalur alih jenis dan bergabung dengan UKM. Dari UKM inilah ia aktif kembali dan mengukir prestasi.

“Ketika saya masuk UNAIR, ternyata ada UKM Tenis Lapangan. Dari situ saya ingin kembali mengikuti olahraga itu. Jadi saya harus pintar-pintar bagi waktu belajar. Alhamdulillah saya diberikan kesempatan untuk menjadi wisudawan berprestasi pada wisuda ini,” Ayu bersyukur. (*)

Penulis: Disih Sugianti

Editor: Defrina Sukna Satiti

Teliti ‘Kampung Inggris’,

Lisda Bunga Asih Lulus

Terbaik S-1 FISIP UNAIR

UNAIR NEWS – Guyub rukun kehidupan masyarakat pedesaan di

Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, menarik perhatian Lisda Bunga Asih. Dari sinilah mahasiswa S-1 Sosiologi FISIP Universitas Airlangga ini menyusun skripsinya.

Skripsi itu bertajuk “Perubahan Sosial Akibat Interaksi Antara Masyarakat Lokal dan Pendatang (Studi pada Perkembangan Kampung Inggris Desa Tulungrejo dan Desa Pelem Kecamatan Pare)”. Dari skripsi itu mendukung Lisda menyabet gelar wisudawan terbaik FISIP UNAIR pada wisuda September 2017 ini. Fokus penelitian alumni SMAN 2 Pare ini melihat perubahan

(12)

sosial pada kehidupan masyarakat lokal setelah banyaknya pendatang yang masuk di dua desa yang dikenal sebagai ”Kampung Inggris”.

”Dalam skripsi ini saya mengaitkan dampak globalisasi yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat desa hingga memunculkan perubahan gaya hidup, perubahan hubungan sosial dalam masyarakat dan perubahan kontrol sosial di lingkungan “kampung Inggris,” kata peraih IPK 3.87 ini.

Suka dukanya dalam penelitian di “Kampung Inggris”, Lisda mengaku senang karena setiap penelitian bisa bertemu orang tua.

“Maklum, rumah saya dekat dengan Kampung Inggris. Saya dapat melakukan penelitian partisipatif dengan terlibat dalam kehidupan masyarakat di dua desa dengan mengikuti kursus selama dua minggu di Desa Pelem,” tutur Lisda

Dalam penelitian itu, mantan ketua umum UKM Penalaran 2016 ini memberikan rekomendasi yang dapat dilakukan untuk peningkatan hubungan antar-masyarakat demi mencegah lunturnya ciri khas masyarakat sekitar.

“Karena jika sebuah masyarakat yang telah memiliki tradisi guyub rukun sejak lama, lantas banyak hadir pendatang baru ke daerah itu, pasti akan terjadi akulturasi budaya dan kekentalan kekerabatan antar masyarakat semakin hilang,” paparnya.

Setelah lulus, gadis yang punya prinsip “hidup harus ikhlas” ini ingin berkarir di bidang kemanusiaan. Selain itu, ia bersama teman-temannya sedang merintis KPS (Komunitas Peneliti Sosial) yang akan menjadi wadah calon peneliti dan peneliti untuk berkarya dan berbagai ilmu demi menciptakan solusi bagi permasalahan masyarakat berbasis penelitian sosial.

”Selanjutnya, saya juga mempersiapkan diri melanjutkan jenjang pascasarjana di luar negeri. Semoga Allah memudahkan. Yang

(13)

jelas, hidup itu harus punya target dan bisa memanajemen dengan baik. Itu yang penting,” tegasnya. (*)

Penulis: Ainul Fitriah

Editor : Nuri Hermawan, Bes

Teliti Rumput Laut, Azmil

Mufarricha Lulus Terbaik FPK

UNAIR

UNAIR NEWS – Duduk di bagian depan saat kuliah, mencatat

hal-hal penting yang disampaikan dosen, mengerjakan tugas individu dan kelompok secara bersungguh-sungguh, serta membuat target hidup. Itulah kiat-kiat Azmil Mufarricha Fajarani yang akhirnya meraih predikat sebagai wisudawan terbaik jenjang S-1 dalam wisuda Maret 2017 dari Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga.

“Saya senang karena setidaknya ada sedikit hal yang bisa membuat orang tua saya merasa bangga,” kata Azmil, peraih indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,81 ini.

Azmil mengakui, proses pengerjaan penelitiannya tak selalu berjalan mulus. Bersama ketiga temannya, saat pulang dari Banyuwangi usai mengerjakan praktikum penelitian, dia sampai pernah tidur di lantai ruang tunggu terminal, hanya untuk mencari bahan baku rumput laut Halymenia durvillei.

Perempuan kelahiran Bojonegoro ini menulis skripsi berjudul

“Pengaruh Lama Ekstraksi dengan Air Panas Bertekanan terhadap Rendemen dan Kualitas Lambda Karagenan dari Rumput Laut Halymenia durville”. Karagenan merupakan hasil ekstraksi dari

(14)

rumput laut yang bisa dimanfaatkan sebagai campuran kosmetik. Menurut lulusan FPK berusia 23 tahun ini, Halymenia durville adalah salah satu rumput laut yang berpotensi sebagai karaginan, namun belum dimanfaatkan secara optimal. Selain itu, Halymenia durvillei ini cocok dibudidayakan oleh petani rumput laut di Indonesia karena tahan terhadap hama penyakit yang banyak menyerang tanaman rumput laut.

Kendatipun demikian, Azmil tetap optimis bahwa perekonomian dari sektor maritim kita bisa dikembangkan lebih maju lagi. Hal itu mengingat sumber daya alam di Indonesia ini sangat mendukung.

“Saya merasa optimis, mengingat dari segi sumber daya alam kita ini sangat mendukung. Namun dilihat dari segi industri, memang masih butuh waktu yang lama untuk sampai pada produksi secara massal di negara kita ini,” tutup Azmil. (*)

Penulis: Helmy Rafsanjani Editor: Defrina SS.

Ajeng

Tita

Nawangsari,

Wisudawan Terbaik S-2 FEB

dengan Meraih IPK Sempurna

UNAIR NEWS – Kesehariannya sebagai seorang ibu sekaligus peran

sebagai isteri, tak menyurutkan semangatnya dalam menempuh perkuliahan. Itulah Ajeng Tita Nawangsari. Wisudawan yang menempuh program studi S-2 Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga ini berhasil lulus dengan IPK sempurna: 4,00. Tentu saja, ia dinobatkan sebagai

(15)

wisudawan terbaik FEB dalam wisuda, September 2017 lalu.

Perempuan asli Banyumas ini menuturkan, memang tidak mudah baginya menjalani masa kuliah di tanah rantau. Terlebih ia harus mengatur waktu menjadi ibu, istri, dan mahasiswa.

“Ketika dulu mengambil kuliah pagi, pagi hari harus mengurus anak dan mengantarnya ke penitipan anak di RSUD Dr. Soetomo. Selepas kuliah pun saya tidak langsung pulang ke rumah. Waktu tersisa saya gunakan untuk mengerjakan tugas dan belajar sungguh-sungguh,” tutur Ajeng.

Itulah kiat Ajeng hingga lulus sempurna. Baginya, kuliah bukan hanya usaha untuk meraih selembar ijazah dan transkrip, tetapi proses mengubah pola pikir, sikap, dan tujuan hidup ke arah yang lebih baik. Secara tidak langsung, perkuliahan juga menjadi perjalanan menjadi seorang yang berilmu dan berintegritas.

“Tidak masalah bagi saya jika harus mendapat nilai C atau D. Hal terpenting hasil kerja keras sendiri. Ketimbang mendapat nilai A, namun mencontek,” katanya.

Berbagai suka duka ia alami selama menempuh perkuliahan, termasuk saat mengerjakan tesis. Ia memilih topik sejarah Akuntansi dengan judul “Peran Akuntansi dalam Kehidupan Masyarakat Kerajaan Kediri Abad 12-13 M.”

Dengan penelitian tesis itu membuatnya banyak berkunjung ke museum, narasumber para arkeolog, sehingga harus bepergian meninggalkan anaknya. Sementara proyeksi ke depan, perempuan 30 tahun ini akan mengamalkan ilmunya di bidang pendidikan dan melanjutkan kuliah S-3. (*)

Penulis: Siti Nur Umami Editor: Defrina Sukma, bes

(16)

Terkabul, Tekad Lailatul

Rohmah

Banggakan

‘Ortu’

dengan Lulus Terbaik FKH

UNAIR

UNAIR NEWS – Berangkat dari skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit Semangka (Citrullus Lanatus) Terhadap Motilitas dan Viabilitas Spermatozoa Tikus (Rattus Norvegicus) dengan Paparan Suhu Panas”, Lailatul Rohmah meraih predikat

wisudawan terbaik Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) dalam wisuda Universitas Airlangga, September 2017. Ia meraih IPK 3,62.

Dalam penelitian itu, Lailatul sapaan akrabnya, membahas kandungan dalam kulit semangka sebagai antioksidan yang dapat meningkatkan kualitas sperma yang terkena stress panas dan diuji dengan melihat presentase kemungkinan untuk hidup.

”Manfaat penelitian ini, semoga bisa memberikan informasi mengenai kandungan kulit semangka yang biasanya tidak bermanfaat dan dibuang alias jadi limbah, tapi bisa bermanfaat untuk menangkal radikal bebas karena mengandung banyak antioksidan di dalamnya,” kata gadis kelahiran Kota Soto Lamongan tahun 1995 ini.

Ditanyai mengenai suka dukanya selama penulisan skripsi, gadis lulusan SMAN 9 Surabaya ini mengaku harus melakukan penelitian cukup lama. Hal ini karena memang objek yang diambil hewan yang memiliki siklus spermatogenesis lama. “Harus lebih dari satu bulan saya menunggu siklus itu. Belum nanti di laboratoriumnya,” katanya.

(17)

perjuangannya untuk bisa membanggakan semua orang. Gadis yang pernah magang di PT Super Unggas Jaya Pasuruan ini ingin studi profesinya tahun ini berjalan lancar dan tepat waktu, agar cepat bisa menyalurkan ilmunya.

”Keinginanku biar dikasih kelancaran lagi buat kuliah pendidikan profesi dokter hewan. Diberi ilmu lebih banyak, pengalaman lebih banyak, semoga bisa mempertahankan nilai yang kemarin, kalau bisa semakin naik,” ujar Lailatul.

Lailatul membagikan semangat untuk mahasiswa yang sedang berjuang menggapai asa, bahwa waktu kuliah itu sangat singkat, maka tidak boleh disia-siakan, harus dimanfaatkan sebaik mungkin. “Coba kegiatan apa saja yang disuka. Tanamkan di hati kalau kalian harus jadi yang terbaik, usahakan semaksimal mungkin agar bisa membanggakan orang tua,” pungkasnya.(*)

Penulis: Ainul Fitria

Referensi

Dokumen terkait

Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan tidak dilakukan

Slow deep breathing exercise juga memberikan efek rileksasi bagi tubuh sehingga mengaktivasi kerja sistem saraf otonom untuk mengeluarkan neurotransmitter berupa endorphin

Perlindungan hukum terhadap keselamatan, kesehatan dan hak-hak pekerja anak di sentra industri pembuatan sepatu Cibaduyut Bandung tidak sesuai dengan

PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI-F OGNOSI-FARMASI ARMASI BAHAN BAHAN ALAM ALAM SEMESTER III T. SEMESTER III TAHUN AKADEMIK AHUN AKADEMIK

36 PT MEDIA TELEVISI TOWER METRO TV DUSUN GUNUNG ASEM Tower TV Sewa Tower 37 PT TELKOMSEL/ARI WIDIANTO TOWER TELKOMSEL DUSUN KARANGTENGAH Simpati Sewa Tower Keterangan : Data

Syarat perlu agar suatu persamaan teridentifikasi adalah banyaknya variabel yang diketahui dan yang dikeluarkan dari persamaan lebih besar atau sama dengan banyaknya

Penelitian tersebut menggunakan metode algoritme genetika untuk menghasilkan kombinasi kromosom terbaik sehingga akan diperoleh susunan bahan makanan untuk ibu hamil

Pada saat pembelajaran berlangsung, suasana kelas sangat ribut dan kursi meja terlihat berantakan. Ketika guru memberikan pembelajaran pun anak didiknya banyak yang