Gambaran Pengetahuan Siswi Kelas VII Tentang Dismenore di SMP Nusantara Bandung
Liliek Fauziah1
1Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung
Jl. Kopo No. 161 Bandung 40234
Abstrak
Masa remaja disebut dengan masa pubertas ditandai dengan pertumbuhan badan cepat, menstruasi pertama (menarche), perubahan psikis dan timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder. Usia gadis remaja pada waktu pertama kalinya mendapat haid (menarche) yaitu antara 10-16 tahun. Menstruasi adalah pengeluaran darah secara periodik, cairan jaringan dan debris sel – sel endometrium dari uterus dalam jumlah bervariasi. Dismenore adalah kekakuan atau kejang dibagian bawah perut yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa wanita untuk beristirahat atau berakibat pada menurunnya kinerja dan berkurangnya aktivitas sehari-hari. Prevalensi dismenorea 59,7% dari mereka yang mengeluh nyeri, 12% berat, 37% sedang, dan 49% ringan. Studi ini juga melaporkan bahwa dismenorea menyebabkan 14% remaja sering tidak masuk sekolah. di Indonesia angkanya diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang mengalami nyeri selama haid. Angka kejadian dismenore di Bandung mencapai angka 52%, siswi SMP kelas VII yaitu dari 58 orang yang mengalami dismenore 28 orang, Pengetahuan tentang dismenore sangat penting pada masa puber dan adolescence agar mereka memahami reproduksi mereka sendiri. Apabila mereka tidak diberikan informasi yang jelas / pengetahuan yang cukup mengenai menstruasi akan menyebabkan timbulnya ketakutan, kecemasan, konflik – konflik batin dan gangguan – gangguan berupa pusing – pusing, mual, amenorrhoe, dysmenorrhoe, haid tidak teratur dan perdarahan terus – menerus. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran pengetahuan siswi kelas VII SMP tentang dismenore di SMP Nusantara Bandung. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan instrumen kuesioner. Populasi penelitian adalah siswi kelas VII SMP Nusantara Bandung yang sudah menstruasi berjumlah 32 orang, dengan teknik sampel yaitu total smpling. Analisis data menggunakan rumus proporsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di SMP Nusantara Bandung, pengetahuan siswi kelas VI SD tentang dismenore hampir setengahnya dalam kategori baik (43,75%), sebagian besar dalam kategori cukup (53,13%) dan sebagian kecil dalam kategori kurang (3,13%). Agar pengetahuan siswi kelas VII SMP khususnya tentang menstruasi tetap baik disarankan untuk diadakan bimbingan dan konseling baik dari petugas kesehatan maupun Pembina UKS di sekolah. Diharapkan keluarga juga turut membantu dalam pemberian informasi mengenai menstruasi dan sex education kepada puteri – puterinya.
Pendahuluan
Remaja (adolescence) adalah mereka yang berusia 10-19 tahun WHO (World Health Organization). Masa remaja atau masa adolescence adalah suatu fase tumbuh kembang dinamis dalam kehidupan seseorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa kanak-kanak kemasa dewasa yang ditandaai dengan percepatan perkembangan fisik, psikologis, emosional, dan sosial, (Proverawati & Misaroh, 2009), masa remaja tidak hanya tumbuh menjadi lebih tinggi atau lebih besar, tetapi juga terjadi pada perubahan-perubahan didalam tubuh
yang memungkinkan untuk
berproduksi. Masa inilah disebut dengan masa pubertas ditandai dengan pertumbuhan badan cepat, menstruasi pertama (menarche), perubahan psikis dan timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder seperti tumbuh rambut pada daerah kemaluan, dan pembesaran payudara (Atikah & Siti, 2009). Usia gadis remaja pada waktu pertama kalinya mendapat haid (menarche) bervariasi lebar, yaitu antara 10-16 tahun, tetapi rata-ratanya 12,5 tahun (Wiknjosastro, 2009).
Menstruasi adalah
pengeluaran darah secara periodik, cairan jaringan dan debris sel – sel endometrium dari uterus dalam jumlah bervariasi. Jumlah rata – rata hilangnya darah selama menstruasi adalah 30 ml. Biasanya menstruasi terjadi dengan selang waktu 22 – 35 hari (dihitung dari hari pertama
keluarnya darah menstruasi hingga hari pertama berikutnya) dan pengeluaran darah menstruasi berlangsung 1 – 8 hari (Llewellyn – Jones, 2001).
Berdasarkan hasil penelitian terhadap siswi kelas VI SDN Cikuda Kabupaten Sumedang pada bulan Juni 2004 didapatkan bahwa hampir
50% mempersepsikan bahwa
peristiwa menstruasi sebagai hal yang membuat malu dan takut. Persepsi yang negatif ini muncul karena mereka kurang mendapatkan informasi (pengetahuan) yang memadai tentang apa yang mereka alami dan mereka belum siap untuk menghadapinya (Rochmayanti, 2004). Oleh karena itu haid biasanya menjadi pusat perhatian gadis pubertas dan adolescence. Apabila peristiwa perdarahan / menstruasi itu tidak disertai dengan pemberian informasi dan pengetahuan yang
benar akan mengakibatkan
munculnya gejala – gejala patologis salah satunya adalah mengalami dismenore. (Kartini , 2005).
Dismenore adalah kekakuan atau kejang dibagian bawah perut yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi, yang memaksa wanita untuk beristirahat atau berakibat pada menurunnya kinerja dan berkurangnya aktivitas sehari-hari (Dianawati, 2003 ; Prroverawati & Misaroh, 2009).
Angka kejadian dismenore didunia sangat besar lebih dari 50%
perempuan disetiap negara
mengalami dismenorea. Angka kejadian dismenore di Amerika
Serikat diperkirakan 45%-90%. Hasil studi epidemiologi populasi remaja (berusia 12-17 tahun) di amerika serikat, prevalensi dismenorea 59,7% dari mereka yang mengeluh nyeri, 12% berat, 37% sedang, dan 49% ringan. Studi ini juga melaporkan bahwa dismenorea menyebabkan 14% remaja sering tidak masuk sekolah (Anurogo, 2008), dalam studi longitudinal dari swedia melaporkan dismenorea pada 90% wanita yang berusia kurang dari 19 tahun dan 67% wanita yang berusia 24 tahun (French, 2005 dikutip dari Anurogo, 2008).
Angka kejadian dismenorea
primer di Indonesia angkanya
diperkirakan 55% perempuan usia produktif yang mengalami nyeri selama haid. Angka kejadian dismenore di Bandung mencapai angka 52%, hal ini menyebabkan pelajar tidak dapat melakukan aktivitas harian dengan baik selama mengalami nyeri haid disebabkan dismenore (info sehat, 2013). Nyeri haid yang dialami oleh para pelajar dapat mengganggu prestasi dalam proses belajarnya.
Berdasarkan hasil Studi
Pendahuluan SMP Nusantara
Bandung adalah sekolah swasta sekolah yang berada di Kota Bandung. Jumlah seluruh siswa/siswi kelas VII SMP yang berada di SMP Nusantara Bandung yaitu 112 orang yang terdiri dari kelas VII A - VII D. sedangkan siswi wanita SMP kelas VII yaitu 58 orang dan yang sudah mendapatkan menstruasi yaitu 48 orangdan yang mengalami dismenore
28 orang, dengan menggunakan
wawancara yang merasakan
dismenore , dan seluruh siswi yang
mengalami dismenore tidak
mengetahui bagaimana cara
menangani dismenore, siswi kelas VII yang mengalami Dismenore mengatakan ketika setelah/sebelum menstruasi merasakan nyeri di bagian perut bawah pada hari pertama, kedua dan hari terakhir dan masih bisa beraktivitas tetapi hanya saja kegiatan belajar sedikit terganggu dikarenakan nyeri menstruasi (Dismenore) ini. Dari 28 siswi seluruh siswi merasakan nyeri pada saat menstruasi ada 2 siswi yang pada saat mentruasi pertama merasakan sakit bagian pinggang dan sampai tidak bisa mengikuti pelajaran sekolah dikarenakan nyeri pada bagian pinggang hanya bisa berbaring dirumah untuk beristirahat. Berdasarkan dari data-data tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengetahuan siswi kelas VII tentang dismenore di SMP Nusantara Bandung.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : “ Bagaimana gambaran pengetahuan siswi kelas VII tentang dismenore di SMP Nusantara Bandung.
Tujuan
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran pengetahuan siswi kelas VII tentang dismenore di SMP Nusantara Bandung.
Metodologi Penelitian
Pada penelitian ini
menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan jenis cross sectional. Variabel dalam penelitian ini adalah pengetahuan siswi kelas VII tentang dismenore di SMP Nusantara Bandung. populasi adalah siswi kelas VII SMP yang sudah mengalami menstruasi dan berusia antara 11 – 12 tahun. Jumlah populasi dalam penelitian ini
sebanyak 32 orang siswi. Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling berjumlah 32 orang. Metode pengumpulan data dengan menggunkan kuesioner. Hasil uji validitas yaitu lebih dari r tabel sebanyak 25 pertanyaan yang valid, dan hasil reliabilitas 0,185. Lokasi penelitian di SMP Nusantara kota Bandung.
Hasil Penelitian
Berikut ini akan disajikan data hasil penelitian pengetahuan tentang siswi kelas VII tentang dismenore di SMP Nusantara Bandung yang dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 1
Pengetahuan Tentang Menstruasi Secara Keseluruhan
No Kategori f %
1 Baik 14 43.75
2 Cukup 17 53.13
3 Kurang 1 3.13
Jumlah 32 100
Dari tabel di atas terlihat
bahwa hampir setengahnya
pengetahuan responden tentang dismenorea tergolong dalam kategori Baik, dengan jumlah responden sebanyak 14 orang (43,75%), sebagian besar pengetahuan responden tentang dismenore tergolong dalam kategori Cukup, dengan jumlah responden sebanyak 17 orang (53,13%), dan sebagian kecil pengetahuan responden tentang dismenore tergolong dalam kategori
Kurang, dengan jumlah responden sebanyak 1 orang (3,13%).
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Rochmayanti di SDN Cikuda Kabupaten Sumedang pada Bulan Juni 2004 yang mengatakan bahwa hampir 50% mempersepsikan bahwa peristiwa menstruasi sebagai hal yang membuat malu dan takut dan itu dikarenakan pengetahuannya kurang. Sedangkan pada penelitian ini didapatkan hasil yang lebih baik.
Itu menandakan bahwa pengalaman, keyakinan, fasilitas dan sosio – budayanya sudah baik.
Hal ini bisa saja terjadi walaupun siswa tidak mendapatkan pembinaan langsung oleh petugas kesehatan dan pengetahuan tentang menstruasi yang didapat dari sekolah terbatas tetapi siswa masih bisa mendapatkannya dari sumber yang
lain. Menurut WHO dalam
Notoatmodjo (2003) mengatakan
bahwa pengetahuan umumnya
didapat dari pengalaman orang lain, buku, media masa, dan lain - lain.
Hal ini didukung oleh pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan dapat diperoleh melalui melalui proses belajar , sedangkan proses belajar bisa terjadi dimana saja atau kapan saja. Pengetahuan didapatkan berdasarkan pengalaman yang dimiliki, keyakinan, fasilitas dan sosio-budaya (Notoatmodjo, 2003).
Dilihat dari tingkat
perkembangan mental atau
intelektual anak usia sekolah, apabila kita memberikan suatu pengetahuan kepada anak, anak akan cepat mengadopsinya, sebab pada periode usia sekolah ini terjadi pertumbuhan intelektual yang cepat, minat dan pengalamannya bertambah sehingga ia lebih memahami orang lain, objek dan situasi sekitarnya, peningkatan pengetahuan dan penguasaan setiap kemampuan berkembang meningkat bersama pematangan fisik anak
(Hurlock, 2002). Maka akan sangat baik apabila anak diberikan pengetahuan terutama tentang dismenore.
Simpulan
Berdasarkan hasil analisa data, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pengetahuan tentang
dismenore secara keseluruhan sebagian besar dari responden memiliki pengetahuan yang cukup, hampir setengahnya dari responden memiliki pengetahuan yang baik, dan sebagian kecil dari responden memiliki pengetahuan yang kurang.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta.
Bobak, L. Jensen. 2005.
Keperawatan Maternitas.
Jakarta: EGC.
_____. Perry. 2001. Maternity and
Women’s Health Care. USA:
Mosby.
Cheri MD, Sheldon H. 2006.
Bimbingan Ginekologi :
Perawatan Modern Untuk Kesehatan Wanita. Bandung: Pionir Jaya.
Davis, M. 1995. Panduan Relaksasi dan Reduksi Stress. Jakarta: EGC.
Farrer, H. 1999. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Griffifth, H. 1994. Buku Pintar Kesehatan. Jakarta: Arcan. Hamdani, I. 2007. Balada Si Kopi.
Online at http//www.mail-archive.com/dokter@itb.ac.id dari www.yahoo.com.
Hurlock, Elizabeth B. 2002.
Psikologi Perkembangan : Suatu Pendkatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: PT Erlangga.
Jones, L.D. 1997. Setiap Wanita (
Buku Panduan Lengkap
Tentang Kesehatan,
kebidanan dan kandungan ). Jakarta: Pustaka Delaprasta. _____. 2001. Dasar – dasar Obstetri
dan Ginekologi. Jakarta:
Hipokrates.
Kaplan, M. Robert dan Saccuzo, Denis. 1993.Psychological
Testing Principles,
Applications, and Issues.
California: Pasivic Grove. Kaplan, Sadock. 1997. Sinopsis
Psikatri : Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Jakarta: Binarupa Aksara. Kartono, K. 2005. Psikologi Anak.
Bandung: CV Mandar Maju. Kliegman, B. 2000. Ilmu Kesehatan
Anak. Jakarta: EGC.
Kozier, B et al. 1991. Fundamental of Nursing : Concept,Process
and Practice. California:
Addison-Wesley.
London,Old, Ladewig.
2000.Maternal-Newborn and Child Nursing : Family Centered Care. New Jersey: Pearson Education.
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003.
Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Paath EF, Rumdasih dan Heryati. 2005. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC. Pilliteri, A. 1999. Maternal and
Child Health Nursing : Care of Child Bearing and Child
Family. Philadelphia:
Lippincot.
Price, S dan Wilson, L. 2005.
Patofisiologi : Konsep Klinis
Proses-Proses Penyakit.
Jakarta: EGC.
Rohmayanti. 2004. Persepsi Siswa
Kelas VI SD tentang
Perubahan yang Terjadi Selama Masa Pubertas di
SDN Cikuda Kab. Sumedang.
Bandung: Unpad.
Sugiyono, DR. 2004. Metode
Penelitian Administrasi.
Bandung: alfabeta.
Taylor, Lillis, Lemone. 1997.
Fundamental of Nursing : The Art on Science of Nursing Care. Philadelphia: Lippincot.
Tim Whisperes Ultra. 2007. Tampil Oke Tampil Pede: Kenali
Dirimu Lebih Dalam.
http://www.whispered.go.id. Dari www.google.com. Youngson, M. Robert. 2002.
Kesehatan Wanita A-Z. Jakarta: