• Tidak ada hasil yang ditemukan

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

VALIDASI METODE KLT-DENSITOMETRI

UNTUK ANALISIS SILDENAFIL SITRAT

DALAM SUPLEMEN KESEHATAN STAMINA PRIA

RIRIZ YUDHA ZUHRIYAH

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

DEPARTEMEN KIMIA FARMASI

SURABAYA

2016

(2)

SKRIPSI

VALIDASI METODE KLT-DENSITOMETRI

UNTUK ANALISIS SILDENAFIL SITRAT

DALAM SUPLEMEN KESEHATAN STAMINA PRIA

RIRIZ YUDHA ZUHRIYAH

051211131021

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA

DEPARTEMEN KIMIA FARMASI

SURABAYA

2016

(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kemampuan, dan petunjuk sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa shalawat serta salam selalu penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing umat manusia keluar dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang.

Penulisan skripsi yang berjudul “VALIDASI METODE

KLT-DENSITOMETRI UNTUK ANALISIS SILDENAFIL SITRAT DALAM SUPLEMEN KESEHATAN STAMINA PRIA” ini ditujukan

untuk melengkapi tugas-tugas akademis yang merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga. Tidak dapat dipungkiri hambatan dan permasalahan sering terjadi seiring berjalannya waktu. Namun berkat adanya bantuan, dorongan serta doa yang diberikan secara tulus dan ikhlas oleh orang-orang terdekat, hingga akhirnya semua berjalan lancar.

Dalam kesempatan ini, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya yang juga sebagai dosen wali penulis, Dr. Umi Athiyah, M.S., Apt beserta jajarannya atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk mengikuti pendidikan program sarjana.

2. Prof. Dr. Sugijanto, MS., Apt. selaku pembimbing utama yang dengan penuh kesabaran dan ketulusan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, motivasi, arahan, dorongan, perhatian, serta selalu mendukung penulis selama masa penelitian dan penyusunan skripsi ini

(7)

3. Prof. Dr. Noor Erma N.S. MS., Apt. selaku pembimbing serta yang dengan sabar menyisihkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Suko Hardjono, MS. dan bapak Dr. Marcellino Rudyanto, M.Si., Ph.D, Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran yang bermanfaat untuk perbaikan penyusunan skripsi ini.

5. Dr. Marcellino Rudyanto, M.Sc., Apt. selaku ketua Departemen Kimia Farmasi atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk melaksanakan skripi di departemen ini.

6. Staf laboran kimia analisis dan Unit Layanan Penelitian (ULP) : Pak Kusairi, Pak Dasuki, Mas Iwan, Mas Adit, Mbak Elsi, Pak Gun atas bantuan dan kerjasamanya yang dengan sabar mendampingi selama penelitian di laboratorium Kimia Analisis dan ULP.

7. Seluruh dosen pengajar dan karyawan Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yang telah membantu kelancaran studi serta penulisan skripsi ini.

8. Keluarga tercinta, Ayah (Saiful Fuad), Mama (Nadhiroh Tuzzuhriyah), Mas Alief dan Adik Afid, atas kasih sayang tiada henti, selalu memberikan semangat, dukungan, motivasi untuk terus meraih gelar sarjana serta doa yang terus terpanjat untuk penulis

9. Teman seperjuangan penelitian : Keke, Indah, Yayat dan Hadi yang saling memberi masukan dan saran, serta berjuang bersama-sama dalam penelitian ini.

10. Sahabat tersayang, Aris Setiyo dan Lailatul Fithriyah yang senantiasa sabar mendengarkan semua keluhan, perhatian, selalu memberikan dukungan, motivasi dan doa selama penulisan skripsi.

(8)

11. Sahabat, teman, sekaligus saudara selama studi di Fakultas Farmasi, Keke, Liga, Caca, Peka, Fili, Fauziah, Prima, Latifah, Rio, Rossa, Meta, Safa, Komang, Beril, Felita, Dira, Moli, Indah atas kebahagiaan, keceriaan, tangis dan tawa selama proses penelitian dan kuliah selama 4 tahun ini.

12. Teman-teman baik selama penelitian di Laboratorium Kimia Analisis Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yang saling membantu sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik..

13. Keluarga besar Amoksilin 2012, terutama kelas C FFUA 2012, yang telah menjadi teman yang tangguh menjalani hari-hari di Fakultas Farmasi selama 4 tahun dan teman diskusi tentang banyak hal. 14. Bu Wati dan Pak Susilo dari Departemen Kimia Farmasi yang telah

membantu dalam memberikan arahan dokumentatif terkait naskah dan persyaratan sidang.

15. Serta seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebut satu per satu, yang pernah hadir dan memberikan banyak pelajaran.

Penulis menyadari keterbatasannya sebagai manusia yang jauh dari kesempurnaan, sehingga saran dan kritik terhadap skripsi ini sangat diharapkan untuk mengembangkan kajian penulisan berikutnya.

Surabaya, 13 September 2016

(9)

RINGKASAN

VALIDASI METODE KLT-DENSITOMETRI UNTUK ANALISIS SILDENAFIL SITRAT DALAM SUPLEMEN KESEHATAN STAMINA PRIA

Ririz Yudha Zuriyah

Menurut Peraturan Kepala BPOM RI No. 27 tahun 2013, suplemen kesehatan merupakan produk untuk melengkapi kebutuhan zat gizi, meningkatkan, atau memperbaiki fungsi kesehatan yang mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral atau bahan lain yang mempunya nilai gizi atau efek fisiologis. Disebutkan juga suplemen kesehatan tidak boleh mengandung bahan kimia obat yang tergolong keras serta bahan lain yang dapat membahayakan kesehatan konsumen.

Dalam menjamin keamanan suplemen kesehatan stamina pria yang beredar di masyarakat, khususnya terhadap sildenafil sitrat diperlukan metode analisis kuantitatif yang sederhana, relatif cepat dan valid yaitu KLT-Densitometri. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode analisis kuantitatif, dengan menggunakan metode KLT-Densitometri yang diharapkan mampu menganalisis senyawa sildenafil sitrat dalam suplemen kesehatan stamina pria.

Uji selektifitas dilakukan dengan menentukan nilai Rf dan Rs sildenafil sitrat dengan matriks suplemen kesehatan stamina pria menggunakan tiga macam fase gerak yakni metanol:etil asetat (1:2), etil asetat : n-propanol : larutan NH3 25% (45:5:1), dan metanol : kloroform : dietilamin (10:9:1). Fase gerak metanol:etil asetat (1:2) memiliki nilai Rf sildenafil sitrat dengan matriks suplemen kesehatan stamina pria secara berturut-turut sebesar 0,41 dan 0,6 dan nilai Rs 3,0, sehingga memenuhi persyaratan yaitu Rf 0,2-0,8 dan Rs ≥ 1,5 (Fried & Sherma, 1994; Yuwono dan Indrayanto, 2005). Diperoleh panjang gelombang maksimum sebesar 304 nm. Didapat nilai batas deteksi dan batas kuantitas berturut-turut 4,96 dan 15,03 ppm. Uji linearitas dilakukan pada konsentrasi 500 ppm sampai 1500 ppm. Persamaan regresi nilai area (y) dan konsentrasi (x) diperoleh y = 8,4820 x + 8384,4724 ; r 0,9989 dan Vxo = 2,02% yang menunjukkan adanya hubungan linear antara area dan konsentrasi yaitu nilai Vxo ≤ 5% sehingga memenuhi persyaratan (Yuwono dan Indrayanto, 2005).

Uji akurasi dan presisi dilakukan tiga kali replikasi pada tiga konsentrasi berbeda (80%, 100%, dan 120%). Diperoleh persen perolehan

(10)

kembali uji akurasi dengan rentang 98,46-101,09% dan rata-rata sebesar 99,87% yang memenuhi persyaratan menurut AOAC yaitu 97-103%. Uji presisi diperoleh nilai KV 0,97% yang memenuhi persyaratan ≤ 2% menurut Yuwono dan Indrayanto (2005). Disimpulkan metode yang digunakan untuk analisis kuantiatif sildenafil sitrat dalam sediaan suplemen kesehatan stamina pria telah memenuhi persyaratan.

(11)

ABSTRACT

VALIDATION OF THIN LAYER CHROMATOGRAPHY-DENSITOMETRY FOR ANALYSIS OF SILDENAFIL CITRATE IN

MEN’S HEALTH SUPPLEMENTS STAMINA

Ririz Yudha Zuhriyah

Sildenafil citrate is a chemical drug which is forbidden by National Agency of Food and Drug Control (BPOM) to be added into men’s health supplements stamina. Recently, some men’s health supplements stamina had been found containing sildenafil citrate by BPOM. The aim of this study is to validate a TLC-Densitometry method used in the quantitative analysis of sildenafil citrate. Validation of the method that were determined i.e., selectiviy, detection limit, quantitation limit, linearity, accuracy and precision. A good solvent for extracting sildenafil citrate from matrix sample is methanol. Sildenafil citrate was separated from matrix’s component on silica gel F 254 using MeOH-EA (1:2) v/v as eluent. Retardation factor (Rf) of sildenafil citrate was 0.41, resolution factor between sildenafil citrate and the nearest matrix compound was 3.0. Sildenafil citrate spectrum showed maximum wavelength at 304 nm. The respond was to be linear at the range of sildenafil citrate concentration 500-1500 ppm. Linearity test results given linear correlation 0.9989 and Vxo 2.02% . The result showed that the detection limit of sildenafil citrate was 4.96 and quantitation limit was 15.03 ppm. Recovery of sildenafil citrate were found 98.46-101.09% with average of 99.83% and the precision result was 0.99%. Therefore, this method can be used for quantitative analysis of sildenafil citrate as the parameters of validation has meet the requirement. Keywords : Sildenafil Citrate, TLC-Densitometry, validation method

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

RINGKASAN ... viii

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Sildenafil Sitrat ... 6

2.2 Suplemen Kesehatan ... 7

2.3 Tinjauan tentang Kromatografi ... 7

2.3.1 Tinjauan tentang Kromatografi Lapis Tipis (KLT)... 8

2.3.2 Prinsip Pemisahan pada KLT ... 8

2.4 Tinjauan tentang Densitometri... 9

(13)

2.5.1 Spesifitas (Selektifitas) ... 11

2.5.2 Linearitas ... 12

2.5.3 Akurasi ... 12

2.5.4 Presisi ... 14

2.5.5 Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi ... 15

2.5.6 Rentang ... 16

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 19

3.1 Kerangka Konseptual... 17

3.2 Bagan Kerngka Konseptual ... 19

3.3 Hipotesis ... 20

BAB IV METODE PENELITIAN ... 21

4.1 Alat dan Bahan ... 21

4.1.1 Alat-alat ... 21

4.1.2 Bahan-bahan ... 21

4.2 Kerangka Operasional ... 21

4.3 Prosedur Penelitian ... 22

4.3.1 Pembuatan Larutan Baku Induk Sildenafil Sitrat ... 22

4.3.2 Pembuatan Larutan Matriks Suplemen Kesehatan Stamina Pria ... 22

4.3.3 Uji Selektifitas (Spesifitas) ... 22

4.3.4 Pemilihan Fase Gerak ... 23

4.3.5 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ... 23

4.3.6 Linearitas ... 24

4.3.7 Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi ... 25

4.3.8 Akurasi dan Presisi ... 27

4.3.8.1 Preparasi Matriks Suplemen Kesehatan Stamina Pria dengan Penambahan Sildenafil Sitrat ... 27

(14)

BAB V HASIL PENELITIAN ... 29

5.1 Selektifitas ... 29

5.2 Penentuan Panjang Gelombang ... 31

5.3 Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi ... 31

5.4 Linearitas ... 32

5.5 Akurasi dan Presisi ... 33

BAB VI PEMBAHASAN ... 35

BAB VII KESIMPULAN ... 40

7.1 Kesimpulan ... 40

7.2 Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Struktur sildenafil sitrat (USP 35, 2012) ... 6 3.1 Skema konseptual ... 19 4.1 Skema operasional ... 21 5.1 Noda hasil uji selektifitas sildenafil sitrat dalam matriks suplemen

kesehatan stamina pria yang dieluasi dengan berbagai fase gerak .... 30 5.2 Kromatogram uji selektifitas dengan fase gerak metanol : etil asetat

(1:2) ... 30 5.3 Spektrum standar sildenafil sitrat ... 31 5.4 Garis persamaan regresi sildenafil sitrat ... 33

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Data elemen-elemen yang dibutuhkan untuk validasi ... 11 II.2 Persyaratan persen recovery ... 13 II.3 Persyaratan nilai presisi ... 15 V.1 Hasil uji selektifitas (harga Rf dan Rs) sildenafil sitrat dalam matriks

suplemen kesehatan stamina pria ... 29 V.2 Data konsentrasi dan area sildenafil sitrat untuk penentuan LOD dan

LOQ ... 31 V.3 Simpangan baku blanko ... 32 V.4 Data linearitas sildenafil sitrat ... 32

(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menurut Menurut Peraturan Kepala BPOM RI No. 27 tahun 2013, suplemen kesehatan merupakan produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi, memelihara, meningkatkan atau memperbaiki fungsi kesehatan yang mengandung satu atau lebih bahan berupa vitamin, mineral atau bahan lain (berasal dari tumbuhan atau bukan tumbuhan) yang mempunyai nilai gizi atau efek fisiologis. Dijelaskan juga bahwa suplemen kesehatan tidak boleh mengandung bahan kimia obat yang tergolong obat keras serta bahan lain yang dapat membahayakan kesehatan konsumen (BPOM, 2013).

Berdasarkan hasil pengawasan Badan POM di seluruh Indonesia dari bulan November 2014 sampai dengan Agustus 2015 ditemukan sebanyak 50 (lima puluh) produk obat tradisional dan suplemen kesehatan stamina pria mengandung bahan kimia obat. Berdasarkan informasi melalui Post –Marketing Alert System (PMAS), sebanyak 18 obat tradisional dan suplemen kesehatan mengandung bahan kimia obat juga ditemukan di ASEAN, Australia, dan Amerika Serikat. Berkenaan dengan hasil temuan tersebut, Balai Besar POM telah memberikan peringatan kepada produsen dan sarana distribusi, serta menarik dan memusnahkan obat tradisional yang dicampur dengan bahan kimia obat (BPOM, 2015). Pada temuan tersebut bahan obat yang teridentifikasi dalam produk obat tradisional dan suplemen kesehatan stamina pria didominasi oleh sildenafil dan turunannya (BPOM, 2015).

Sildenafil sitrat merupakan golongan obat keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter. Tujuan penambahan sildenafil sitrat

(18)

dalam obat tradisional atau suplemen kesehatan stamina pria adalah untuk meningkatkan kualitas ereksi konsumen (BPOM, 2015). Mengonsumsi obat tradisional atau suplemen kesehatan stamina pria yang mengandung bahan kimia obat keras dapat membahayakan kesehatan serta menimbulkan efek samping, diantaranya sakit kepala, pusing, gangguan penglihatan, dispepsia, nyeri perut, rhinitis (radang hidung), nyeri dada, palpitasi (denyut jantung cepat), ereksi yang susah berhenti dan kematian (Sweetman, 2009).

Viagra merupakan salah satu produk paten dari sildenafil sitrat yang pada penggunaannya telah disetujui oleh FDA (Food Drugs Administration) pada tahun 1998. Sildenafil merupakan salah satu senyawa yang digunakan dalam terapi disfungsi ereksi yang lebih dikenal dengan istilah antiimpotensi golongan inhibitor fosfodiesterase. Selain digunakan dalam terapi disfungsi ereksi, sildenafil juga digunakan dalam pulmonary arterial hypertension (PAH) (Dipiro et al., 2008).

Sildenafil sitrat bekerja dengan menghambat konversi trifosfat guanilat menjadi cGMP. Ketika terjadi rangsangan seksual, oksida nitrat dilepaskan oleh neuron atau sel endotel di jaringan penis sehingga meningkatkan aktivitas enzim guanilat siklase, suatu enzim yang bertanggung jawab mengkonversi trifosfat guanilat menjadi cGMP. cGMP merupakan neurotransmiter vasodilator pada jaringan (Dipiro et al., 2008).

Suplemen kesehatan stamina pria merupakan salah satu contoh suplemen makanan yang dapat kita jumpai di toko obat atau supermarket. Semakin banyaknya penjualan suplemen kesehatan stamina pria ini dapat menyebabkan adanya pemalsuan dan penyalahgunaan. Terdapat banyak ragam komponen yang terkandung di dalam suplemen kesehatan stamina pria, sehingga dalam pengawasan peredaran sildenafil sitrat ini dibutuhkan metode yang dapat memisahkan sildenafil sitrat dari komponen-komponen

(19)

tersebut serta dapat mengidentifikasi adanya sildenafil sitrat dalam suplemen.

Metode yang banyak digunakan dalam teknik pemisahan di bidang farmasi adalah teknik kromatografi. Kromatografi merupakan teknik pemisahan yang menggunakan fase diam (stationary phase) dan fase gerak (mobil phase). Teknik kromatografi ini dapat digunakan untuk memisahkan dan mengkuantifikasi berbagai komponen organik maupun komponen anorganik (Gandjar dan Rohman, 2012).

Metode analisis yang telah dilakukan untuk mendeteksi adanya sildenafil sitrat dalam suplemen makanan diantaranya yaitu : HPLC (Podder et al., 2014) merupakan metode yang dapat memisahkan bahan obat dari analitnya dengan baik dan waktu yang dibutuhkan juga cepat namun biaya yang dibutuhkan relatif mahal. Spektofotometri UV-Vis (Pandey & Parikh, 2015) merupakan metode yang simple, sederhana, efektif serta dapat digunakan di beberapa laboratorium tetapi metode ini kurang efektif apabila dilakukan untuk tujuan pemisahan. LC-MS (Reepmeyer & Woodruff, 2007) biaya yang dibutuhkan relatif mahal tetapi teknik pemisahannya baik serta relatif cepat, KLT (Saeed et al., 2015) dan KLT-Densitometri (Septiani dan Damayanti, 2015) merupakan metode dengan teknik pemisahan yang cukup sederhana serta biaya yang dibutuhkan relatif murah. Berdasarkan dari penelitian sebelumnya, metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah KLT-Densitometri. Teknik kromatografi dengan KLT-Densitometri merupakan teknik pemisahan yang umum digunakan, proses pelaksanaannya lebih mudah dan biaya yang dibutuhkan relatif lebih murah daripada metode analisis lainnya.

Pada metode KLT-Densitometri fase diam yang digunakan dalam penentuan sildenafil sitrat adalah silika gel F254. Sedangkan fase gerak yang

(20)

umum digunakan untuk memisahkan sildenafil sitrat dalam komponen-komponennya adalah metanol : etilasetat (1:2 v/v) (Saeed et al., 2015), etil asetat : n-propanol : NH3 25% (45:5:1 v/v) (Septiani dan Damayanti, 2015), metanol : kloroform : dietilamin (2:15:3 v/v) (Mahmoudian, 2005) serta metanol : kloroform : dietilamin (10:90:1 v/v) (Arintowibowo, 2009). Berdasarkan hasil eluasi beberapa fase gerak tersebut atau campuran fase gerak yang lain, diharapkan dapat dipilih fase gerak yang sesuai yang dapat memisahkan sildenafil sitrat dari senyawa lainnya yang terdapat dalam komponen suplemen kesehatan stamina pria. Komponen yang terdapat dalam suplemen kesehatan stamina pria dikhawatirkan dapat mempengaruhi proses pemisahan sildenafil sitrat dari komponen yang ada, karena itu perlu dilakukan optimasi pada proses pemisahan sildenafil sitrat dari komponen yang terdapat dalam suplemen tersebut.

Suatu metode analisis baru dapat dipakai secara rutin, bila telah dilakukan validasi metode, meskipun metode yang akan digunakan sudah dipublikasikan pada jurnal maupun buku resmi begitu juga apabila metode baku digunakan di laboratorium yang berbeda, atau dikerjakan dengan alat yang berbeda. Tanpa melakukan validasi terlebih dahulu pada kondisi percobaan, maka ada kemungkinan data analisis yang diperoleh menyimpang dari keadaan yang sebenarnya (Gandjar dan Rohman, 2012). Menurut USP 38, parameter analitik yang diperlukan untuk validasi, maka validasi sildenafil sitrat dengan metode KLT-Densitometri sesuai dengan kategoteri I yang merupakan metode analitik untuk kuantitasi komponen maupun bahan baku obat atau bahan aktif. Berdasarkan permasalahan yang ada maka penelitian ini akan dilakukan validasi metode KLT-Densitometri untuk analisis sildenafil sitrat dan diaplikasikan pada suplemen kesehatan stamina pria.

(21)

1.2 Rumusan Masalah

1. Eluen apakah yang dapat memisahkan sildenafil sitrat dalam matriks suplemen kesehatan stamina pria secara optimal ?

2. Apakah metode KLT-Densitometri yang digunakan untuk analisis sildenafil sitrat dalam suplemen kesehatan stamina pria memenuhi persyaratan validasi yang meliputi selektifitas (spesifitas), linearitas, batas deteksi, batas kuantitasi, akurasi, presisi, dan rentang ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mendapatkan eluen yang mampu memisahkan sildenafil sitrat dari matriks suplemen kesehatan stamina pria secara optimal.

2. Mendapatkan hasil validasi metode KLT-Densitometri yang mampu menganalisis sildenafil sitrat dalam suplemen kesehatan stamina pria yang meliputi selektifitas (spesifitas), linearitas, batas deteksi, batas kuantitasi, akurasi, presisi, dan rentang.

1.4 Manfaat

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan diperoleh metode analisis sildenafil sitrat dalam suplemen kesehatan stamina pria menggunakan KLT-Densitometri sehingga dapat digunakan sebagai metode pilihan untuk analisis sildenafil sitrat dalam sediaan farmasi.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sildenafil Sitrat

Sildenafil sitrat merupakan golongan obat keras yang hanya dapat digunakan berdasarkan resep dokter. Sildenafil sitrat merupakan komponen utama bahan aktif yang terkandung dalam sediaan farmasi yang dikenal dengan nama Viagra. Sildenafil sitrat adalah serbuk putih atau hampir putih dengan kelarutan 3,5 mg/ml dalam air (Pfizer, 2010), etanol (<1 mg/ml pada suhu 25oC), metanol (~14 mg/ml) dan memiliki nama IUPAC 1-[4-etoksi-

3-(6,7-dihidro-1-metil-okso-3-propil-1H-pirazolo[4,3-d]pirimidin-5-il)fenilsulfoni]-4-metilpiperazin sitrat dengan berat molekul 666,7 g/mol

(C22H30N6O4S • C6H8O7) (Sweetman, 2009).

Sildenafil sitrat pada pemakaian oral lebih cepat diabsorbsi dengan bioavaibilitas sekitar 40%. Puncak konsentrasi plasma dicapai sekitar 30 sampai 120 menit dan kecepatan absorbsi berkurang ketika sildenafil sitrat diberikan pada saat makan. Sildenafil sitrat merupakan senyawa penghambat selektif terhadap enzim fosfodiesterase tipe 5 (PDE5) yang spesifik terhadap siklik guanosin mono fosfat (cGMP). Selama proses perangsangan seksual dibebaskan neurotransmitter nitrogen oksida dalam sel endotel korvus kavernosum sebagai respon terhadap rangsangan seksual,

(23)

guanosin trifosfat (GPT) menjadi siklik guanosin mono fosfat (cGMP). Siklik GMP menyebabkan relaksasi otot polos korpus kavernosum sehingga menyebabkan ereksi penis. Adanya fosfodiesterase tipe 5 (PDE5) akan memecah cGMP menjadi senyawa tidak aktif GMP, akibatnya siklik GMP menjadi berkurang dan ereksi akan hilang. Sildenafil sitrat bekerja dengan menghambat PDE 5 sehingga siklik GMP tidak diubah menjadi GMP yang menyebabkan siklik GMP tetap tinggal dan ereksi dapat dipertahankan. Efek samping yang timbul pada penggunaan obat ini diantaranya sakit kepala, dispepsia, gangguan penglihatan, infark miokard, nyeri dada, nyeri perut, radang hidung (rhinitis), palpitasi (denyut jantung cepat), ereksi yang sulit berhenti dan kematian (Sweetman, 2009).

2.2 Suplemen Kesehatan

Dietary supplements merupakan produk kesehatan yang mengandung vitamin, mineral, enzim, asam amino serta bahan lain yang berasal dari tumbuhan yang dikemas dalam bentuk kapsul, tablet, kapsul lunak (U.S food and Drug Administration, 2006).

Menurut Peraturan Kepala BPOM RI No. 27 Tahun 2013, suplemen kesehatan adalah produk yang dimaksudkan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi makanan yang mengandung satu atau lebih bahan yang berupa vitamin, mineral, asam amino atau bahan lain (berasal dari tumbuhan atau bukan tumbuhan) yang mempunyai efek fisiologis.

2.3. Tinjauan tentang Kromatografi

Kromatografi merupakan teknik pemisahan yang paling umum dan paling sering digunakan dalam bidang kimia analisis dan dapat dimanfaatkan untuk melakukan analisis, baik analisis kualitatif, analisis

(24)

kuantitatif maupun preparative dalam bidang farmasi, industri, dan sebagainya.

Kromatografi dibedakan menjadi tiga berdasarkan alat yang digunakan, yaitu (a) kromatografi planar (kromatografi lapis tipis atau kromatografi kertas); (b) kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT); (c) kromatografi gas (Gandjar dan Rohman, 2012).

2.3.1 Tinjauan tetang Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu jenis kromatografi planar, selain kromatografi kertas dan kromatografi elektroforesis. Pada kromatografi lapis tipis fase diam yang digunakan berupa lempeng kaca, plat aluminium atau plat kaca, sedangkan fase gerak yang dikenal sebagai pelarut pengembang akan bergerak sepanjang fase diam.

Kromatografi lapis tipis lebih mudah dan lebih murah dalam pelaksanaannya daripada kromatografi kolom. Dalam kromatografi ini alat yang digunakan cukup sederhana dan hampir semua laboratorium dapat melaksanakannya setiap saat secara cepat (Gandjar dan Rohman, 2012).

2.3.2 Prinsip Pemisahan pada KLT

Pemisahan pada kromatografi lapis tipis ini pada umumnya dihentikan sebelum semua fase gerak melewati seluruh permukaan fase diam. Solut pada kedua kromatografi ini dikarakterisasi dengan jarak migrasi solut terhadap jarak ujung fase geraknya. Faktor retardasi solut (Rf) didefinisikan sebagai :

(25)

Nilai Rf dihitung menggunakan persamaan :

Nilai maksimum Rf adalah 1 dan akan dicapai ketika solut mempunyai perbandingan distribusi (D) dan factor retensi (k’) sama dengan 0 yang berarti solut mampu berpindah atau bergerak dengan kecepatan yang sama dengan fase gerak. Nilai minimum Rf adalah 0 dapat teramati apabila solut tertahan pada posisi titik awal di permukaan fase diam (Gandjar dan Rohman, 2012).

2.4. Tinjauan tentang Densitometri

Analisis kuantitatif dari suatu senyawa yang telah dipisahkan dengan KLT biasanya dilakukan dengan densitometer. Densitometer dapat bekerja secara serapan atau fluorosensi. Kebanyakan densitometer mempunyai sumber cahaya, monokromator untuk memilih panjang gelombang yang cocok, sistem untuk memfokuskan sinar pada lempeng, pengganda foton, dan recorder (Gandjar dan Rohman, 2012).

Dasar teori terapan densitometri dalam analisis kuantitatif lempeng lapisan tipis adalah persamaan Kulbeka dan Munk. Bentuk persamaannya dapat dinyatakan sebagai berikut :

Keterangan :

R = cahaya terpantul pada permukaan lempeng e = koefisien serapan

C = kadar

(26)

Persamaan ini meramalkan ketidaklurusan yang sering teramati pada pengukuran pantul. Selanjutnya persamaan ini dapat diluruskan dengan pendekatan area versus kadar atau log area versus log kadar (Munson, 1991).

2.5. Tinjauan tentang Validasi

Validasi prosedur analisis merupakan proses yang ditetapkan peneliti di laboratorium bahwa karakteristik pelaksanaan metode memenuhi persyaratan untuk analisis yang dimaksudkan (USP 38, 2015). Tujuan validasi metode untuk menunjukkan bahwa metode tersebut sesuai untuk tujuan penggunaannya (ICH, 2005).

Menurut USP 38 Tahun 2015, parameter analitik yang diperlukan untuk validasi dapat bervariasi bergantung pada tipe prosedur analitik. Metode yang digunakan untuk pemeriksaan produk farmasetika dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

(1) Kategori I : metode analitik untuk kuantitasi komponen maupun substansi bahan baku obat atau bahan aktif (termasuk pengawet). (2) Kategori II : metode analitik untuk menentukan campuran dalam

substansi bahan baku atau komponen sisa pada produk akhir farmasetika, termasuk perhitungan kembali secara kuantitatif dan batas tes.

(3) Kategori III : metode analitik ini untuk menentukan performa karakteristik (contoh : disolusi, pelepasan obat)

(27)

Tabel II.1. Data elemen-elemen yang dibutuhkan untuk validasi

Karakteristik

kinerja analisis Kategori I

Kategori II

Kategori III Kategori IV Kuantitatif Uji batas

Akurasi Ya Ya * * Tidak

Presisi Ya Ya Tidak Ya Tidak

Spesifitas Ya Ya Ya * Ya

Batas deteksi Tidak Tidak Ya * Tidak

Batas kuantitasi Tidak Ya Tidak * Tidak

Linearitas Ya Ya Tidak * Tidak

Range Ya Ya * * Tidak

*mungkin dibutuhkan, tergantung pada uji spesifikasinya

Sumber : USP 38, 2015 2.5.1. Spesifitas (Selektifitas)

Spesifitas merupakan kemampuan untuk mengukur analit dengan adanya komponen-komponen dalam matriks sampel seperti pengotor, produk degradasi, komponen matriks dan lainnya (ICH, 2005).

Pemeriksaan spesifitas harus dilakukan selama validasi untuk uji identifikasi, ketidakmurnian dan penentapan kadar. Prosedur yang digunakan untuk menunjukkan spesifitas tergantung dari tujuan yang diinginkan dari metode analisis (ICH, 2005).

Dalam teknik kromatografi, selektifitas dapat dibuktikan dengan adanya pemisahan yang baik antara analit dan komponen lainnya (seperti matriks, pengotor, degradasi produk dan metabolit). Persyaratan nilai spesifitas adalah nilai resolusi (R atau Rs) analit terhadap komponen-komponen lainnya harus lebih dari 1,5 – 2,0 (Yuwono dan Indrayanto, 2005).

(28)

2.5.2. Linearitas

Linearitas adalah kemampuan metode analisis untuk memperoleh hasil percobaan yang berbanding lurus pada konsentrasi analit di dalam sampel (ICH, 2005). Linearitas dinyatakan kurva regresi (kalibrasi) linear yang diperoleh dari respon yang diukur oleh instrument (luas area atau tinggi puncak), sebagai sebuah fungsi peningkatan konsentrasi analit (Yuwono dan Indrayanto, 2005).

Persamaan regresi : y = bx + a, dimana a = intersep; b = slope; x = konsentrasi analit; y = area

Evaluasi dari suatu kurva kalibrasi linear menggunakan beberapa parameter, misalnya nilai koefisien variasi fungsi (Vxo). Hanya menggunakan koefisien korelasi (r) tidak diperbolehkan untuk menentukan linearitas, kecuali jika nilai r > 0,999. Jika harga r < 0,999, maka parameter Vxo juga harus diperhitungkan. ICH merekomendasikan minimal lima konsentrasi analit digunakan untuk menentukan linearitas (Yuwono and Indrayanto, 2005; ICH, 2005).

2.5.3. Akurasi

Akurasi pada metode analisis menunjukkan kedekatan hasil uji yang diperoleh menggunakan metode analisis tersebut terhadap nilai yang benar. Nilai yang benar ini dapat berupa nilai benar hasil kesepakatan atau nilai referensi yang dapat diterima (ICH, 2005). Akurasi dapat dihitung sebagai %recovery (perolehan kembali) yang ditentukan dengan cara menghitung perolehan kembali jumlah analit yang ditambahkan (dengan jumlah yang diketahui) ke dalam sampel, atau sebagai perbedaan antara rata-rata hasil

(29)

Tabel II.2. Persyaratan persen recovery

analisis dengan harga sebenarnya, bersama dengan interval kepercayaan (USP 38, 2015).

Akurasi ditentukan menggunakan minimal sembilan kali pengukuran mencakup minimal tiga macam konsentrasi analit yang berada dalam rentang analisisnya (misalnya menggunakan tiga macam konsentrasi dengan tiga kali replikasi untuk setiap konsentrasi) (ICH, 2005). Konsentrasi larutan baku bertingkat yang ditambahkan direkomendasikan sejumlah 80-120% atau 75-125% konsentrasi analit target (Yuwono and Indrayanto, 2005).

Berikut ini tabel persyaratan nilai persen rekoveri untuk berbagai konsentrasi analit dalam sampel menurut AOAC, 2012 :

Konsentrasi

Analit (%) Rasio Analit Unit Rata-rata Rekoveri (%)

100 1 100% 98-102 ≥ 10 10-1 10% 98-102 ≥ 1 10-2 1% 97-103 ≥ 0,1 10-3 0,1% 95-105 0,01 10-4 100 ppm 90-107 0,001 10-5 10 ppm 80-110 0,0001 10-6 1 ppm 80-110 0,00001 10-7 100 ppb 80-110 0,000001 10-8 10 ppb 60-115 0,0000001 10-9 1 ppb 40-120

(30)

2.5.4. Presisi

Presisi suatu metode analisis menggambarkan kedekatan hasil (derajat penyebaran) diantara suatu seri pengukuran yang diperoleh dari pengambilan sampel (sampling) berulang dari sampel yang sama dan homogen pada kondisi percobaan tertentu (ICH, 2005).

Presisi dapat dibagi pada 3 tingkatan yang berbeda,yaitu :

(1) Keterulangan (repeatability), yaitu menggambarkan presisi pada kondisi operasional yang sama dalam interval waktu yang singkat. Keterulangan diuji menggunakan :

a. Minimal sembilan kali pengukuran yang mencakup konsentrasi analit dalam rentang metode analisis (misalnya tiga konsentrasi dengan replikasi tiga kali tiap konsentrasi).

b. Minimal enam kali pengukuran pada 100% konsentrasi analit. (2) Presisi antara (intermediate precision), yaitu menggambarkan

variasi-variasi antar laboratorium, meliputi perbedaan hari pelaksanaan analisis, perbedaan analis, perbedaan peralatan, dan lain-lain.

(3) Reprodusibilitas (reproducibility), yaitu menggambarkan presisi antar laboratorium (uji kolaborasi, biasanya diaplikasikan untuk standarisasi metode analisis).

Kriteria penerimaan nilai standar deviasi (RSD) untuk presisi uji dari produk jadi dan keseragaman isinya adalah ≤ 2% (keterulangan; n ≥ 6) atau ≤ 3% (presisi menengah; n ≤ 6), untuk analisis bahan alam nilai RSD tidak boleh ≥ 15% (Yuwono and Indrayanto, 2005).

Berikut ini tabel persyaratan nilai presisi untuk berbagai konsentrasi analit dalam sampel menurut AOAC, 2012 :

(31)

Tabel II.3. Persyaratan nilai presisi

Konsentrasi

Analit (%) Rasio Analit Unit Presisi (RSD, %)

100 1 100% 1,3 ≥ 10 10-1 10% 2,7 ≥ 1 10-2 1% 2,8 ≥ 0,1 10-3 0,1% 3,7 0,01 10-4 100 ppm 5,3 0,001 10-5 10 ppm 7,3 0,0001 10-6 1 ppm 11 0,00001 10-7 100 ppb 15 0,000001 10-8 10 ppb 21 0,0000001 10-9 1 ppb 30

2.5.5. Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Batas deteksi (Detection of Limit, disingkat LOD) merupakan jumlah terkecil dari analit pada sampel yang dapat dideteksi tapi meskipun tidak selalu dapat dikuantifikasi (ICH, 2005). LOD ditentukan dengan analisis sampel yang diketahui konsentrasi analitnya, dan dengan menetapkan konsentrasi minimal yang mana analit dapat dideteksi secara reliable (USP 38, 2015).

Batas kuantitasi (Quantitation of Limit, disingkat LOQ) merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang memenuhi persyaratan, menggunakan metode yang digunakan. Batas kuantitasi adalah parameter untuk uji kuantitatif senyawa dengan konsentrasi rendah dan dapat digunakan untuk penentuan ketidakmurnian pada produk degradasi (ICH, 2005)

.

(32)

2.5.6. Rentang

Rentang (kisaran) pada metode analisis adalah rentang antara konsentrasi terendah dan tertinggi analit pada sampel yag mana suatu metode analisis menunjukkan akurasi, presisi, dan linearitas yang mencukupi. Penetapan range tergantung dari tujuan metode analisis. Penetapan kadar bahan obat atau obat, range minimum yang digunakan normalnya antara 80-120% dari konsentrasi uji (ICH, 2005).

(33)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL 3.1. Kerangka Konseptual

Hasil pengawasan BPOM di seluruh Indonesia telah ditemukan produk suplemen kesehatan stamina pria yang mengandung bahan kimia obat, salah satunya adalah sildenafil sitrat yang berfungsi sebagai obat disfungsi ereksi. Pada penggunaannya yang tidak terkendali/terukur dapat menyebabkan efek samping seperti sakit kepala, pusing, dispepsia, mual, nyeri perut, gangguan penglihatan, ereksi yang sulit berhenti, kematian, dan lain-lain (Sweetman, 2009). Berdasarkan Peraturan Kepala BPOM RI No. 27 tahun 2013 bahwasanya suplemen kesehatan tidak boleh mengandung bahan kimia obat yang tergolong obat keras serta bahan lain yang dapat membahayakan kesehatan konsumen, sehingga perlu dilakukan pengawasan yang ketat.

Suplemen kesehatan stamina pria mengandung beberapa matriks serta sildenafil sitrat yang dalam proses analisisnya perlu dilakukan pemisahan dengan metode kromatografi, yang dalam penelitian ini digunakan metode KLT-Densitometri. Fase diam yang digunakan adalah plat KLT silica gel F254 yang bersifat polar, sedangkan fase geraknya menggunakan eluen non polar yang diharapkan mampu memisahkan sildenafil sitrat dari matriks. Dalam hal ini perlu dilakukan optimasi terhadap eluen yang akan digunakan.

Analisis kualitatif pada metode ini adalah dengan menghitung nilai Rf jarak noda yang tampak pada plat KLT, sedangkan untuk analisis kuantitatif menggunakan densitometer membandingkan area noda sildenafil sitrat dalam suplemen kesehatan stamina pria dengan baku, kemudian menentukan panjang gelombang maksimum baku sildenafil sitrat.

(34)

Validasi metode menurut United State Pharmacopeia (USP 38), dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis memenuhi persyaratan untuk analisis yang dimaksudkan. Parameter validasi yang diuji antara lain : selektifitas, linearitas, batas deteksi, batas kuantitasi, akurasi, presisi, dan rentang.

(35)

Gambar 3.1. Skema Konseptual 3.2. Bagan Kerangka Konseptual

Matriks suplemen kesehatan stamina pria yang mengandung sildenafil sitrat (BPOM, 2015)

Penyalahgunaan sildenafil sitrat dalam suplemen kesehatan Penetapan kadar sildenafil

sitrat belum/tidak tercantum dalam Farmakope Indonesia edisi 5

Analisis dengan metode pemisahan Sildenafil sitrat larut dalam metanol sehingga dapat di ekstraksi dengan metanol KLT-Densitometri HPLC dan LC-MS teknik pemisahannya baik dengan waktu yang relatf cepat, namun biaya yang dibutuhkan relatif banyak.

- Pemisahannya cukup sederhana

- Biaya yang dibutuhkan relatif lebih murah

- Cepat dan mudah digunakan (Gandjar dan Rohman, 2012)

Digunakan plat KLT silika gel F254 yang bersifat

polar dengan eluen yang bersifat non polar diharapkan mampu memisahkan sildenafil sitrat dari matriksnya dengan dilakukan optimasi terlebih dahulu terhadap eluen yang akan digunakan.

Memenuhi persyaratan untuk analisis yang dimaksudkan (USP 38, 2015) Validasi metode Selektifitas LOD - LOQ Linearitas Akurasi Presisi

Efek samping : sakit

kepala, pusing,

dyspepsia, mual, nyeri

perut gangguan

penglihatan, ereksi

yang sulit berhenti dll

(Martindale 36, 2009)

Efek samping : sakit

kepala, pusing,

dyspepsia, mual, nyeri

perut gangguan

penglihatan, ereksi

yang sulit berhenti dll

(Martindale 36, 2009)

Efek samping : sakit

kepala, pusing,

dyspepsia, mual, nyeri

perut gangguan

penglihatan, ereksi

yang sulit berhenti dll

(Martindale 36, 2009)

Efek samping : sakit kepala, pusing, dyspepsia, mual, nyeri perut gangguan penglihatan, ereksi yang sulit berhenti dll (Sweetman, 2009)

(36)

3.3. Hipotesis

Validasi metode KLT-Densitometri untuk analisis sildenafil sitrat dalam suplemen kesehatan stamina pria memenuhi persyaratan.

(37)

Gambar 4.1. Skema Operasional BAB IV

METODE PENELITIAN 4.1. Alat dan Bahan

4.1.1 Alat-alat

Alat-alat yang digunakan antara lain adalah CAMAG TLC Scanner 4, lampu ultraviolet, neraca analitik (d=0,0001g), bejana kromatografi, mortir, stamper, ultrasonik agitator, pipet kapiler, pipet volume, dan alat-alat gelas yang umumnya digunakan di laboratorium.

4.1.2 Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah plat KLT silica gel F254 (Merck), sildenafil sitrat (p.g), etil asetat (p.a), n-propanol (p.a), larutan NH3 25% (p.a), dietilamine (p.a), metanol (p.a), kloroform (p.a), aquadest, dan matriks suplemen kesehatan stamina pria dalam kapsul.

4.2. Kerangka Operasional

Suplemen Kesehatan Stamina Pria + Sildenafil Sitrat Uji Spesifitas (Selektifitas)

Pemilihan fase gerak yang optimal

Pemilihan panjang gelombang terpilih dengan densitometri Uji Linieritas, penentuan batas deteksi, batas kuantitasi, akurasi dan presisi

(38)

4.3. Prosedur Penelitian

4.3.1 Pembuatan Larutan Baku Induk Sildenafil Sitrat

Ditimbang 125,0 mg baku standar sildenafil sitrat, kemudian dilarutkan dengan metanol hingga larut kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 25,0 ml secara kuantitatif dan ditambah metanol sampai garis tanda. Diperoleh larutan baku induk 5000 ppm.

4.3.2 Pembuatan Larutan Matriks Suplemen Kesehatan Stamina Pria

Kapsul suplemen kesehatan stamina pria ditimbang terlebih dahulu untuk mengetahui keragaman bobotnya menurut Farmakope Indonesia edisi V dengan cara, menimbang saksama 10 kapsul satu per satu, kemudian mengeluarkan isi dari tiap kapsul. Dihitung bobot netto dari isi tiap kapsul, yaitu dengan mengurangkan bobot kapsul dengan bobot cangkang kapsul kosong. Hasil perhitungan didapat bobot isi kapsul (matriks) dengan rata-rata 0,8036 gram.

Larutan matriks dibuat dengan menimbang 0,8036 gram matriks suplemen kesehatan stamina pria yang sudah ditimbang sesuai keragaman bobot kapsul. Dimasukkan ke dalam erlemeyer, ditambah metanol ± 10 ml dikocok sampai homogen lalu digetarkan dalam pengocok ultrasonik selama 5 menit. Selanjutnya didekantasi larutannya dimasukkan secara kuantitatif ke dalam labu ukur 25 ml, diulangi 2x penyaringan dengan prosedur yang sama menggunakan 2 x 10 ml metanol, lalu ditambahkan metanol sampai garis tanda.

4.3.3 Uji Selektifitas

Larutan baku kerja 1000 ppm, larutan hasil ekstraksi matriks suplemen kesehatan stamina pria dengan penambahan sildenafil sitrat dan

(39)

tanpa penambahan sildenafil sitrat, masing-masing ditotolkan pada 3 plat KLT silica gel F254 sebanyak 2 µl kemudian plat KLT dimasukkan dalam bejana kromatografi yang sudah dijenuhkan dengan eluen terlebih dahulu. Apabila kenaikan eluen telah mencapai batas atas plat KLT yang sudah ditentukan, plat KLT diangkat dan dikeringkan pada suhu kamar, selanjutnya noda diamati di bawah sinar ultraviolet.

Uji selektifitas digunakan fase gerak sebagai berikut : (1) Metanol : etil asetat = 1 : 2 (Saeed et al., 2015)

(2) Etil asetat : n-propanol : larutan NH3 25% = 45 : 5 : 1 (Septiani & Damayanti, 2015)

(3) Metanol : kloroform : dietilamine = 10 : 90 : 1 (Arintowibowo, 2009) Dari hasil eluasi menggunakan berbagai macam fase gerak, noda yang teramati di bawah sinar ultraviolet dapat digunakan untuk mendapatkan nilai Rf. Fase gerak yang baik untuk mengeluasi solut memiliki nilai Rf = 0,2 – 0,8 (Fried & Sherma, 1994).

4.3.4 Pemilihan Fase Gerak

Digunakan 3 macam fase gerak dan dipilih yang mampu memisahkan sildenafil sitrat dari matriks suplemen kesehatan stamina pria yang memiliki nilai Rf paling baik dan nilai Rs >1,5 – 2,0 sehingga dapat digunakan untuk analisis selanjutnya (Yuwono and Indrayanto, 2005).

4.3.5 Penentuan Panjang Gelombang Terpilih

Larutan baku kerja sildenafil sitrat 1000 ppm ditotolkan sebanyak 2 µl pada plat KLT silica gel F254, kemudian dieluasi dengan fase gerak terpilih sampai garis tanda. Noda yang diperoleh diamati dengan densitometer pada

(40)

panjang gelombang 200-400 nm. Panjang gelombang terpilih dapat dilihat dari profil spektrum yang memberikan absorban paling tinggi.

4.3.6 Linearitas

Uji linearitas dilakukan dengan membuat 5 macam larutan baku kerja sildenafil sitrat berikut :

a. Larutan baku kerja 500 ppm

Dipipet 1,0 ml larutan baku induk sildenafil sitrat 5000 ppm, dimasukkan dalam labu ukur 10 ml kemudian ditambah metanol sampai garis tanda.

b. Larutan baku kerja 800 ppm

Dipipet 4,0 ml larutan baku induk sildenafil sitrat 5000 ppm, dimasukkan dalam labu ukur 25 ml kemudian ditambah metanol sampai garis tanda.

c. Larutan baku kerja 1000 ppm

Dipipet 1,0 ml larutan baku induk sildenafil sitrat 5000 ppm, dimasukkan dalam labu ukur 5 ml kemudian ditambah metanol sampai garis tanda.

d. Larutan baku kerja 1200 ppm

Dipipet 6,0 ml larutan baku induk sildenafil sitrat 5000 ppm, dimasukkan dalam labu ukur 25 ml kemudian ditambah metanol sampai garis tanda.

e. Larutan baku kerja 1500 ppm

Dipipet 3,0 ml larutan baku induk sildenafil sitrat 5000 ppm, dimasukkan dalam labu ukur 10 ml kemudian ditambah metanol sampai garis tanda.

(41)

Masing – masing larutan baku kerja yang sudah dibuat, ditotolkan 2µl pada plat KLT silica gel F254, kemudian dimasukkan dalam bejana kromatografi yang telah dijenuhkan terlebih dahulu dengan fase gerak terpilih lalu dieluasi sampai batas tanda akhir. Noda yang dihasilkan diukur area nya pada panjang gelombang maksimum terpilih dengan densitometer. Berdasarkan data area yang diperoleh dibuat persamaan regresi dengan rumus y = bx + a. Berdasarkan persamaan tersebut dapat dicari koefisien korelasi (r) dan harga Vxo. Koefisien korelasi dapat digunakan jika nilai r > 0,999, kecuali nilai r < 0,999 maka harus memperhitungkan nilai Vxo nya (Yuwono dan Indrayanto, 2005).

4.3.7 Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Dilakukan pengamatan terhadap absorban blanko metanol dan pengamatan absorban baku kerja pada berbagai kadar dari baku kerja kadar terkecil hingga baku kerja kadar terbesar yang masih dapat memberikan absorban. Larutan baku kerja untuk penentuan batas deteksi dan batas kuantitasi dibuat dengan cara sebagai berikut :

a. Larutan baku kerja 25 ppm

Dipipet 0,5 ml larutan baku kerja 500 ppm, dimasukkan dalam labu ukur 10,0ml dan ditambah metanol sampai garis tanda.

b. Larutan baku kerja 40 ppm

Dipipet 2,0 ml larutan baku kerja 500 ppm, dimasukkan dalam labu ukur 25,0 ml dan ditambah metanol sampai garis tanda.

c. Larutan baku kerja 50 ppm

Dipipet 1,0 ml larutan baku kerja 500 ppm, dimasukkan dalam labu ukur 10,0 ml dan ditambah metanol sampai garis tanda.

(42)

Dipipet 4,0 ml larutan baku kerja 500 ppm, dimasukkan dalam labu ukur 25,0 ml dan ditambah metanol sampai garis tanda.

e. Larutan baku kerja 100 ppm

Dipipet 1,0 ml larutan baku kerja 500 ppm, dimasukkan dalam labu ukur 5,0 ml dan ditambah metanol sampai garis tanda

f. Larutan baku kerja 150 ppm

Dipipet 3,0 ml larutan baku kerja 500 ppm, dimasukkan dalam labu ukur 10,0 ml dan ditambah metanol sampai garis tanda.

Masing – masing larutan baku kerja yang sudah dibuat dan blanko metanol ditotolkan pada plat KLT silika gel F254 masing-masing 2 µl, kemudian dimasukkan ke dalam bejana pengembang yang sudah dijenuhkan terlebih dahulu dengan fase gerak terpilih dan di eluasi sampai garis tanda. Noda yang dihasilkan diukur dengan panjang gelombang maksimum terpilih menggunakan densitometer dan dilakukan pula pengukuran noise dari blanko sepanjang lebar alas kromatogram yang telah dihasilkan. Batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ) dapat ditentukan berdasarkan rumus :

Keterangan :

SD = standar deviasi S = slope persamaan regresi

(43)

4.3.8 Akurasi dan Presisi

4.3.8.1 Preparasi Matriks Suplemen Kesehatan Stamina Pria dengan Penambahan Sildenafil Sitrat

Ditimbang sejumlah tertentu sildenafil sitrat dalam matriks suplemen kesehatan stamina pria yang setara dengan 80%, 100%, dan 120%. Untuk komposisi 100% dibuat dengan cara ditimbang 50,0 mg sildenafil sitrat dan ditambahkan ke dalam matriks suplemen kesehatan stamina pria yang setara berat 1 kapsul (0,8036 g). Selanjutnya dilakukan proses ektraksi yaitu dengan ditambah metanol ±15 ml dikocok sampai homogen, lalu digetarkan dalam pengocok ultrasonik selama 5 menit. Selanjutnya didekantasi larutannya dimasukkan secara kuatitatif ke dalam labu ukur 50,0 ml, diulangi 2x penyaringan dengan prosedur yang sama menggunakan 2 x 15 ml metanol, lalu ditambahkan metanol sampai garis tanda. Proses ini dilakukan dengan cara yang sama untuk komposisi 80% dan 120% (replikasi 3kali tiap masing-masing komposisi).

Larutan standar yang digunakan dalam penotolan ini, menggunakan larutan standar yang hampir sama dengan komposisi penambahan sildenafil sitrat dalam matriks suplemen kesehatan stamina pria.

4.3.8.2 Penentuan Akurasi dan Presisi

Penentuan akurasi dilakukan dengan menghitung persen perolehan kembali dari sildenafil sitrat yang telah dibuat dengan 3 konsentrasi berbeda sebesar 80%, 100% dan 120%. Pada penentuan akurasi dan presisi sildenafil sitrat, sembilan larutan yang telah dibuat sebelumnya masing-masing ditotolkan sebanyak 2 µl pada plat KLT dan larutan standar pada tiap komposisinya, kemudian dilakukan eluasi.

(44)

Noda yang dihasilkan diukur area nya dengan densitometer. Dihitung harga persen perolehan kembali serta harga KV untuk parameter akurasi dan presisi.

Keterangan :

A = Hasil penetapan kadar analit dalam sampel simulasi

B = Harga sebenarnya yang sudah diketahui (hasil penimbangn analit dalam sampel simulasi)

̅ Keterangan :

SD = Standar Deviasi ̅ = rata-rata

(45)

Tabel V.1. Hasil uji selektifitas (harga Rf dan Rs) sildenafil sitrat

dalam matriks suplemen kesehatan stamina pria

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Selektifitas

Hasil uji selektifitas yang dilakukan dengan beberapa macam fase gerak, didapat harga Rf dan Rs sebagai berikut :

Gambar Eluen Baku Rf Rs

SS SS dalam MSKSP MSKSP A Metanol : etil asetat

(1:2) 0,43 0,41 0,6 3,0 B Etil asetat : n-propanol : NH3 25% (45 : 5 : 1) 0,15 0,15 0,52 7,1 C Metanol : kloroform : dietilamine (10 : 9 : 1) 0,54 0,58 0,54 1,5 Keterangan : SS = Sildenafil sitrat

(46)

(A) (B) (C)

Gambar 5.1. Noda hasil uji selektifitas sildenafil sitrat

dalam suplemen kesehatan stamina pria yang dieluasi dengan berbagai fase gerak

Berdasarkan data yang diperoleh, terlihat bahwa fase gerak metanol : etil asetat (1 : 2) memberikan hasil pemisahan yang lebih baik daripada 2 fase gerak lainnya dengan harga Rf sebesar 0,41 dan Rs 3,0. Harga Rf dan Rs tersebut memenuhi rentang yang dipersyaratkan yaitu Rf 0,2 – 0,8 (Fried & Sherma, 1994) dan Rs > 1,5 (Yuwono and Indrayanto, 2005).

Hasil scanning noda sildenafil sitrat dapat dilihat pada gambar berikut ini :

SS

(47)

Gambar 5.3. Spektrum standar sildenafil sitrat

Tabel V.2. Data konsentrasi dan area sildenafil sitrat untuk

penentuan LOD dan LOQ

5.2 Penentuan Panjang Gelombang

Hasil pengamatan sildenafil sitrat pada rentang panjang gelombang (λ) 200-400 nm disajikan pada gambar 5.3 sebagai berikut :

5.3 Penentuan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi

Larutan baku sildenafil sitrat 25 ppm – 150 ppm ditotolkan sebanyak 2µL pada plat KLT silika gel F254, kemudian dieluasi dengan fase gerak terpilih. Ditentukan nilai slope dari persamaan regresi antara konsentrasi sildenafil sitrat dengan area hasil pengukuran densitometer.

Konsentrasi (ppm) Area 25 928,77 40 1412,82 50 1955,8 80 3090,9 100 3514,88 150 5240,95

(48)

Tabel V.3. Simpangan baku blanko

Tabel V.4. Data linearitas sildenafil sitrat

Nilai slope yang diperoleh dari persamaan regresi y = 34,375 x + 141,111 yaitu sebesar 34,375.

Blanko ditotolkan sebanyak 2 µL pada plat KLT silika gel F254 yang sama, kemudian dieluasi pada fase gerak terpilih. Ditentukan simpangan baku (SD) area hasil Densitometer seperti tabel V.3.

Area 229,71 SD = 51,6633 219,6 246,19 156,35 254,84 205,69 184,65 140,08 92,90 224,27

Berdasarkan data slope (b) persamaan regresi dan simpangan baku (SD) blanko ditentukan nilai batas deteksi dan batas kuantitasinya dan didapatkan secara berturut-turut sebesar 4,96 ppm dan 15,03 ppm.

5.4 Linearitas

Dilakukan uji linearitas sildenafil sitrat dengan konsentrasi tertentu dan dengan volume totolan 2 µL. Data linearitas yang diperoleh dapat dilihat pada tabel V.4 dan gambar 5.3 di bawah ini :

Konsentrasi (ppm) Area 500 12478,43 800 15293,28 1000 16893,62 1200 18720,46 1500 20946,71

(49)

Gambar 5.4. Garis persamaan regresi sildenafil sitrat

Hasil uji linearitas sildenafil sitrat tersebut, didapatkan persamaan regresi y = 8,4820 x + 8384,4724 dengan nilai koefisien korelasi (r) 0,9989 dan Vxo 2,02%. Disimpulkan bahwa hasil tersebut memenuhi persyaratan linearitas yaitu Vxo tidak lebih dari 5% (Yuwono dan Indrayanto, 2005).

5.5 Akurasi dan Presisi

Dilakukan uji akurasi dan presisi sildenafil sitrat pada matriks suplemen kesehatan stamina pria dengan cara adisi, hasilnya dapat dilihat pada tabel V.5 di bawah ini :

0 5000 10000 15000 20000 25000 0 500 1000 1500 2000 A re a konsentrasi (ppm) Linearitas Sildenafil Sitrat

y = 8,4820 x + 8384,4724 r = 0,9989

(50)

Tabel V.5. Data akurasi dan presisi sildenafil sitrat sildenafil

sitrat Replikasi

Kadar Kadar % recovery rata rata

Sesungguhnya diperoleh % recovery

(ppm) (ppm) 80 % 1 800 787,68 98,46 99,40 2 804 796,25 99,04 3 798 803,39 100,68 1 1000 998,52 98,83 100% 2 1000 1010,94 101,09 99,47 3 1006 1003,06 99,71 1 1200 1200,42 101,02 120% 2 1200 1203,23 100,32 100,19 3 1206 1201,65 99,64 Rata – rata 99,87 SD 0,97 KV 0,97 %

Hasil akurasi dan presisi dengan tiga konsentrasi dengan tiga kali replikasi, diperoleh persen perolehan kembali sildenafil sitrat dengan rentang 98,46 – 101,09 % dan rata-rata 99,87% serta KV sebesar 0,97%. Persen perolehan kembali dan KV yang diperoleh memenuhi persyaratan menurut AOAC, yaitu 97-103% untuk persen perolehan kembali dan <

2,8% untuk harga KV (AOAC, 2002). Sedangkan, menurut Yuwono dan Indrayanto, 2005 untuk uji presisi harga KV ≤ 2%.

(51)

BAB VI PEMBAHASAN

Pada penelitian ini dilakukan validasi metode untuk analisis sildenafil sitrat sebagai bahan kimia obat dalam suplemen kesehatan stamina pria menggunakan metode KLT-Densitometri. Validasi metode analisis ini dilakukan untuk membuktikan bahwa metode yang dilakukan bersifat akurat, spesifik, reprodusibel pada rentang kadar analit yang dianalisis. Tujuan dari validasi metode adalah untuk mendapatkan metode analisis yang valid yang nantinya dapat diaplikasikan untuk kontrol kualitas. Berdasarkan USP 38 Tahun 2015, analisis sildenafil sitrat dalam suplemen kesehatan stamina pria dimasukkan dalam kategori I, sehingga parameter validasi yang diukur meliputi selektifitas (spesifitas), linearitas, akurasi, presisi dan rentang. Pada penelitian ini juga diukur batas deteksi dan batas kuantitasi untuk memberikan informasi tambahan tentang kadar terkecil yang masih dapat dideteksi dan dikuantitasi dengan metode KLT-Densitometri ini.

Tahap pertama yang dilakukan adalah uji selektifitas. Uji selektifitas bertujuan untuk memisahkan analit dari komponen lainnya seperti matriks (Yuwono dan Indrayanto, 2005). Fase diam yang digunakan adalah silika gel F254 yang terlebih dahulu diaktifasi dalam oven pada suhu 105oC. Aktifasi plat KLT silica gel F254 bertujuan untuk menghindari adanya air yang terjebak dalam plat sehingga dapat berfungsi dengan baik, yaitu mampu memisahkan sildenafil sitrat dari matriks suplemen kesehatan stamina pria, memberikan noda yang kompak tanpa tailing. Matriks suplemen kesehatan stamina pria yang digunakan pada penelitian ini merupakan matriks yang terdapat dalam sediaan kapsul suplemen kesehatan stamina pria yang beredar dimasyarakat dan telah teregistrasi oleh BPOM.

(52)

Fase gerak yang dipilih didasarkan pada kriteria Rf 0,2-0,8 (Fried & Sherma, 1994) serta harga Rs > 1,5-2,0 (Yuwono dan Indrayanto, 2005). Berbagai macam komposisi fase gerak yang digunakan dalam penelitian ini antara lain metanol : etil asetat (1 : 2), etil asetat : n-propanol : larutan NH3 25% (45 : 5 : 1), dan metanol : kloroform : dietilamine (10 : 90 : 1). Diantara ketiga fase tersebut yang mampu memisahkan sildenafil sitrat dari matriks suplemen kesehatan stamina pria secara optimal adalah metanol : etil asetat (1 : 2). Noda sildenafil sitrat dan matriks suplemen kesehatan stamina pria yang sudah terpisah memiliki nilai Rf beruturut-turut 0,41 dan 0,60 dengan Rs 3,0. Berdasarkan hasil yang diperoleh, nilai Rf dan Rs telah memenuhi persyaratan sehingga fase gerak metanol : etil asetat (1 : 2) dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Hasil pengamatan penentuan fase gerak dapat dilihat pada gambar 5.1.

Komposisi fase gerak metanol : etil asetat (1 : 2) yang bersifat relatif semi polar dan fase diam silika gel F254 bersifat relatif polar, menyebabkan komponen yang bersifat polar lebih tertahan pada fase diam dan didapatkan harga Rf yang lebih kecil daripada komponen yang bersifat non polar (Skoog, 1985). Sildenafil sitrat memiliki kepolaran yang lebih tinggi dibanding matriks suplemen kesehatan stamina pria, maka diperoleh harga Rf sildenafil sitrat lebih kecil dari harga Rf matriks suplemen kesehatan stamina pria.

Tahapan selanjutnya dilakukan penentuan panjang gelombang maksimum sildenafil sitrat. Sebelumnya dilakukan baseline terlebih dahulu pada daerah yang tidak ada nodanya. Panjang gelombang maksimum sildenafil sitrat ditentukan dengan mencari absorban paling besar pada rentang 200-400 nm. Didapatkan absorban terbesar yakni 304 nm, sehingga ditetapkan sebagai panjang gelombang maksimum sildenafil sitrat. Panjang

(53)

gelombang maksimum yang didapatkan dapat digunakan pada penentuan analisis berikutnya. Hasil pengamatan penentuan panjang gelombang maksimum terpilih sildenafil sitrat dapat dilihat pada gambar 5.2.

Penentuan batas deteksi merupakan penentuan jumlah analit terkecil dalam suatu sampel yang masih dapat dideteksi dengan alat, tapi tidak selalu dapat dikuantifikasi, sedangkan batas kuantitasi merupakan parameter uji kuantitatif senyawa dengan konsentrasi rendah (ICH, 2005). Uji batas deteksi dan batas kuantisasi sildenafil sitrat dilakukan penotolan pada rentang konsentrasi 25-150 ppm sebanyak 2 µL dan blanko. Berikutnya noda pada plat KLT diukur dengan densitometer untuk diamati area noda yang tampak. Hasil perhitungan menunjukkan batas deteksi sebesar 4,96 ppm dan batas kuantisasi sebesar 15,03 ppm.

Uji linearitas menunjukkan kemampuan metode analisis untuk memperoleh hasil percobaan yang berbanding lurus pada konsentrasi analit di dalam sampel (ICH, 2005). Penentuan linearitas dilakukan dengan menotolkan enam macam konsentrasi larutan baku kerja sildenafil sitrat dengan konsentrasi 500 ppm, 800 ppm, 1000 ppm, 1200 ppm, dan 1500 ppm sebanyak 2 µL. Hasil yang diperoleh dibuat persamaan regresi antara area masing-masing baku kerja (y) dengan konsentrasi baku kerja (x). Hasil perhitungan didapatkan persamaan regresi y = 8,4820 x + 8384,4724 dengan nilai koefisien korelasi (r) 0,9989. Dalam uji linearitas selain menggunakan parameter koefisien korelasi juga harus didukung oleh paramater lain, salah satunya yaitu nilai koefisien dari fungsi (Vxo). Nilai koefisien korelasi dapat digunakan jika > 0,9990, kecuali nilai koefisien korelasi < 0,9990 maka perlu memperhitungkan nilai Vxo nya. Nilai Vxo didapat dari pembagian antara nilai standar deviasi dengan nilai rata-rata. Hasil perhitugan didapat nilai Vxo sebesar 2,02 %, yang memenuhi

(54)

persyaratan yaitu tidak lebih dari 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil tersebut memenuhi persyaratan (Yuwono dan Indrayanto, 2005).

Tahap berikutnya dilakukan uji akurasi dan presisi. Uji akurasi bertujuan untuk menunjukkan kedekatan hasil uji yang diperoleh terhadap nilai yang sebenarnya (ICH, 2005). Nilai akurasi ditentukan dari persen perolehan kembali (% recovery) dengan cara menghitung perolehan kembali jumlah analit yang ditambahkan ke dalam matriks dengan harga sebenarnya (USP 38, 2015). Uji presisi merupakan kemampuan metode melakukan keterulangan dengan menentukan nilai standar deviasi (RSD) atau koefisien variasi (KV) (Yuwono dan Indrayanto, 2005). Uji akurasi dan presisi dilakukan dengan metode adisi, yakni menambahkan sildenafil sitrat ke dalam matriks suplemen kesehatan stamina pria. Hal ini dikarenakan matriks yang digunakan tidak mengandung sildenafil sitrat. Konsentrasi sildenafil sitrat yang ditambahkan ke dalam matriks sebesar 80%, 100%, dan 120%. Masing-masing konsentrasi dilakukan replikasi tiga kali. Hasil perhitungan, maka diperoleh persen perolehan kembali sildenafil sitrat dan harga KV secara berturut-turut yaitu 98,46-101,09% dan rata-rata (99,87 ± 0,97) % dan 0,97%. Persen perolehan kembali dan harga KV yang diperoleh memenuhi persyaratan yaitu 97-103% untuk analit dalam sampel dan KV < 2,8 % atau ≤ 2% (AOAC, 2012 ; Yuwono dan Indrayanto, 2005). Sehingga dapat disimpulkan bahwa uji akurasi dan presisi dapat diterima.

Berdasarkan hasil penelitian penentuan fase gerak yang mampu memisahkan sildenafil sitrat dari matriks suplemen kesehatan stamina pria dan validasi metode yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa fase gerak metanol : etil asetat (1 : 2) dan panjang gelombang 304 nm dapat digunakan untuk analisis kuantitatif sildenafil sitrat dalam sediaan suplemen kesehatan stamina pria karena telah memenuhi persyaratan validasi. Metode

(55)

analisis ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan untuk analisis maupun penetapan kadar sildenafil sitrat dalam suplemen kesehatan stamina pria.

(56)

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan

1. Eluen metanol : etil asetat (1:2) mampu memisahkan sildenafil sitrat dari matriks suplemen kesehatan stamina pria secara optimal dengan harga Rf secara berturut-turut 0,41 dan 0,60 serta Rs 3,0.

2. Metode KLT-Densitometri untuk analisis sildenafil sitrat dalam suplemen kesehatan stamina pria memenuhi persyaratan validasi metode berdasarkan parameter selektifitas, linearitas, batas deteksi dan batas kuantitasi, akurasi, presisi, dan rentang

7.2 Saran

Metode KLT-Densitometri untuk analisis sildenafil sitrat dalam suplemen kesehatan stamina dapat digunakan sebagai rujukan untuk penetapan kadar.

(57)

41

DAFTAR PUSTAKA

Arintowibowo, G.A., 2009. Analisis Sildenafil Sitrat sebagai Bahan Kimia

Obat dalam Sediaan Jamu Kuat Pria dengan Metode KLT-Densitometri. SKRIPSI. Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.

Surabaya.

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2013. Peraturan Kepala Badan

Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia No. 27 Tahun 2013 tentang Pengawasan Pemasukan Obat dan Makanan ke dalam Wilayah Indonesia. Badan Pengawas Obat dan Makanan RI.

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2006. PUBLIC WARNING Tanggal 16 September 2006 Tentang Bahaya Bahan Kimia Obat Yang Dibubuhkan Kedalam Obat Tradisional. Diakses pada tanggal 21 November 2015.

Badan Pengawas Obat dan Makanan RI. 2015. PUBLIC WARNING Tanggal 24 Agustus 2012 Tentang Hasil Pengawasan Obat Tradisional Dan Suplemen Kesehatan Stamina Pria Mengandung Bahan Kimia Obat. Diakses pada tanggal 21 November 2015.

Conference, International., 2005. ICH Harmonised Tripartite Guideline Validation of Analytical Procedures: Text and Methodology Q2 (R1). p. 1-13.

(58)

42

Dipiro, T.J., Talbert, L.R., Yee, C.G., MAtzke, R.G., Wells, G.B & Posey, M.L., 2008. Pharmacoterapy a Pathophysiologic Approach. Ed. 7. p. 1375.

Dipiro, T.J., Talbert, L.R., Yee, C.G., MAtzke, R.G., Wells, G.B & Posey, M.L., 2008. Pharmacoterapy a Pathophysiologic Approach. Ed. 7. p. 519.

Gandjar, I.G., Rohman, A., 2012, Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mahmoudian, M., 2005. Sildenafil Determination in Various Matrices: A Review. Iranian Journal of Pharmacology & Therapeutics, 4(2), p.72–75.

Munson, J.W., 1991. Analisis Farmasi Metode Modern. Surabaya: Airalangga University Press.

Pandey, A. & Parikh P., 2015. Detection of Sildenafil Citrate from Aphrodisiac Herbal Formulations, International Journal of

Pharmaceutical Science and Research, Vol. 6(9), p. 4080-4085.

Pfizer, 2010. Viagra Sildenafil FDA-labelling.

Podder, A.K., Chakrobarty, J.K. & Faroque, A.B.M., 2014. Qualitative and Quantitative Analysis of Sildenafil in Traditional Medicines and Dietary Supplements. Asian Journal Of Pharmaceutical and Clinical

(59)

43

Reepmayer, C.J & Woodruff, T.J., 2007. Use of Liquid chromatography-Mass Spectrometry and a Chemical Cleavage Reaction for the Structure elucidation of a New Sildenafil Analogue Detected as an Adulterant in an Herbal Dietary Supplement, Journal of

Pharmaceutical and Biomedical Analysis. p.887-893.

Saeed, A.M.S., Mohamed, A.M., Shantier, W.S., Gadkariem, A.E & Ismail, O.M.E., 2015. Determination of Undeclared Sildenafil Citrate and Tadalafil in Aphrodisiac Herbal Preparation by TLC and HPLC,

International Journal of Innovative Pharmaceutical Science and Research. Vol. 3 (6), p.688-696.

Septiani, R. & Damayanti, S., 2015. Simultaneous Identification of Caffeine, Acetaminohen, Sildenafi Citrate, Tadalafil and Vardenafil HCL in Aphrodisiac Traditional Herbal Medicines by Thin Layer Chromatography-Densitometry, Der Pharma Chemica. Vol 7 (5). p.335-341.

Skoog, D.A., ad Donald, W.M., 1985. Principles of Instrumental of

Analysis, Ed.3rd, Philadelphia : Saunders College, Stanford

University., p. 837-841.

Sweetman, S.C., 2009, Martindale 36th Ed. The Complete Drug Reference,

Pharmaceutical Press, London, p.2193.

U.S. Food and Drug Administration, 2006. Dietary Supplements: What you need to know. U.S. Food and Drug Administration, (May), p.2.

(60)

44

Diakses pada tanggal 21 November 2015 dari

www.fda.gov/downloads/Food/DietarySupplements/UCM240978.pdf

United States Pharmacopocial Conventin Inc., 2012. Sildenafil Citrate, Official Monographs. United States Pharmacopoeia 35 National

Formulary NF 30. p. 5994

United States Pharmacopocial Conventin Inc., 2015. General Information/ (1225) Validation of Compendial Procedures. United States

Pharmacopoeia 38th ed. Washington Association and Pharmaceutical

Press. p. 1-5.

Yuwono, M., Indrayanto, G., 2005. Validation of Chromatographic

(61)

45

SD = �−������� �− 2

33

LAMPIRAN LAMPIRAN 1

Contoh perhitungan batas deteksi dan batas kuantitasi Sildenafil sitrat (ppm) Luas area (y)

25 928,77 40 1412,2 50 1955,8 80 3090,9 100 3514,88 150 5240,95 y = 34,2633 x + 16,2338 r = 0,9989 Standar Deviasi (SD) = = 3 Area blanko 229,71 219,6 246,19 156,35 254,84 205,69 184,65 140,08 92,90 224,27 Rata-rata 195,43 SD 51,6633

Gambar

Gambar  Halaman
Tabel  Halaman
Tabel II.1. Data elemen-elemen yang dibutuhkan untuk validasi  Karakteristik
Tabel II.2. Persyaratan persen recovery
+7

Referensi

Dokumen terkait

Teacher explains about the generic structure and language feature of procedure text. Teacher plays a video which contains of a procedure to make/to do

 Siswa dapat Menjawab pertanyaan mengenai informasi tertentu dari wacana tulis  Siswa dapat Mencocokkan tulisan dengan gambar/bagan/denah dsb..  Siswa dapat Menjawab

Proper Achievement or Attitude that make teacher gave rewardd. When teacher gives reward to the students, the teacher

Pemasalahan yang dikaji adalah mengenai pengaturan hukum kegiatan Produksi Pangan Industri Rumah Tangga Pangan, pelaksanaan pengawasan Pemerintah Kota Semarang

It means that the hypothesis which stated that Scrabble Game Tehnique was Effective to Teach Vocabulary at eleventh grade students of SMA AL Irsyad Cilacap in academic

Seluruh unit UMKM yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam proses survey dan pengumpulan data sehingga proses penyusunan ini dapat terselesaikan dengan

short-term memory into permanent memory. In order to ensure long- term retention, words or lexical items need to be put into practice.. Teacher plays an important role

Artinya para Pengusaha bengkel sepeda motor di Semarang memiliki jiwa inovasi yang cukup dalam mengembangkan usaha bengkel sepeda motornya, cukup berani mengambil