• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN APLIKASI SMARTPHONE SYSTEL (SISTEMA DE ECUACIONES LINEALES) UNTUK MEMBANTU SISWA MENGATASI KESALAHAN DALAM KETERAMPILAN PENYELESAIAN SPLDV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN APLIKASI SMARTPHONE SYSTEL (SISTEMA DE ECUACIONES LINEALES) UNTUK MEMBANTU SISWA MENGATASI KESALAHAN DALAM KETERAMPILAN PENYELESAIAN SPLDV"

Copied!
182
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN APLIKASI SMARTPHONE SYSTEL (SISTEMA DE

ECUACIONES LINEALES) UNTUK MEMBANTU SISWA

MENGATASI KESALAHAN DALAM KETERAMPILAN

PENYELESAIAN SPLDV

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh : Robertus Arbianto

141414071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

i

PENGGUNAAN APLIKASI SMARTPHONE SYSTEL (SISTEMA DE

ECUACIONES LINEALES) UNTUK MEMBANTU SISWA

MENGATASI KESALAHAN DALAM KETERAMPILAN

PENYELESAIAN SPLDV

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun oleh : Robertus Arbianto

141414071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO & HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Identifikasi Masalah ... 7 C. Pembatasan Masalah ... 8 D. Rumusan Masalah ... 8 E. Tujuan Penelitian ... 9 F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Deskripsi Teori ... 11

1. E-learning dalam kegiatan pembelajaran ... 11

2. Smartphone dalam lingkup siswa ... 18

3. Aplikasi Smartphone Systel (Sistema de Ecuaciones Lineales) ... 20

4. Pembelajaran Matematika ... 26

5. Diagnosis dan Remediasi Pembelajaran Matematika ... 29

6. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 ... 30

(13)

xii

B. Deskripsi Materi ... 32

C. Penelitian yang Relevan ... 38

D. Kerangka Berpikir ... 38

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Jenis Penelitian ... 40

B. Subjek Penelitian ... 40

C. Waktu Penelitian ... 40

D. Teknik Pengumpulan Data ... 41

E. Instrumen Penelitian ... 42

F. Teknik Analisis Data ... 44

G. Prosedur Penelitian ... 45

H. Perencanaan Langkah-langkah Aktivitas Pembelajaran ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Hasil Penelitian ... 51

1. Pengembangan Aktivitas Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Aplikasi Smartphone Systel Sebagai Media Melajar ... 51

2. Kegiatan Pembelajaran dengan Menggunakan Aplikasi Smartphone Systel ... 57

3. Hasil Kegiatan Pembelajaran ... 67

B. Pembahasan ... 104

C. Keterbatasan Penelitian ... 115

D. Refleksi ... 116

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 122

A. Kesimpulan ... 122

B. Saran ... 123

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pengembangan Langkah-langkah Aktivitas Pembelajaran ... 51

Tabel 2.1. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan Pertama ... 58

Tabel 2.2. Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan Kedua ... 60

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ikon Aplikasi Systel ... 21

Gambar 2. Sentuh Ikon ... 22

Gambar 3. Tampilan Awal ... 22

Gambar 4. Sentuh Next ... 23

Gambar 5. Tempat Input Nilai ... 23

Gambar 6. Input Nilai ... 24

Gambar 7. Pilih Reduction ... 24

Gambar 8. Eliminasi Variabel ... 25

Gambar 9. Substitusi Nilai Variabel ... 25

Gambar 10. Hasil Program Aplikasi ... 25

Gambar 11. Melihat Grafik SPLDV ... 26

Gambar 12. Tampilan Grafik SPLDV ... 26

Gambar 13. Grafik Persamaan 6𝑥 + 2𝑦 = 12 ... 33

Gambar 14. Grafik Persamaan 2𝑥 − 3𝑦 = 6 ... 34

Gambar 15. Titik Potong Kedua Persamaan (𝟐𝟒 𝟏𝟏, − 𝟔 𝟏𝟏 ) ... 34

Gambar 16. Kerangka Berpikir ... 39

Gambar 17. Soal Tes Awal ... 65

Gambar 18. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 66

Gambar 19. Soal Tes Akhir ... 66

Gambar 20. Hasil Tes Awal S1 ... 73

Gambar 21.1. Hasil Tes Awal S2 ... 75

Gambar 21.2. Hasil Tes Awal S2 ... 75

Gambar 22. Hasil Tes Awal S3 ... 77

Gambar 23. Hasil Tes Awal S4 ... 79

Gambar 24.1. Hasil Tes Awal S5 ... 81

Gambar 24.2. Hasil Tes Awal S5 ... 82

Gambar 25.1. Hasil LKS S2 ... 86

Gambar 25.2. Hasil LKS S2 ... 87

(16)

xv

Gambar 27.1. Hasil LKS S4 ... 90

Gambar 27.2. Hasil LKS S4 ... 91

Gambar 28.1. Hasil LKS S5 ... 92

Gambar 28.2. Hasil LKS S5 ... 93

Gambar 29.1. Hasil Tes Akhir S2 ... 96

Gambar 29.2. Hasil Tes Akhir S2 ... 97

Gambar 30. Hasil Tes Akhir S3 ... 98

Gambar 31. Hasil Tes Akhir S4 ... 100

Gambar 32.1. Hasil Tes Akhir S5 ... 102

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)... L-1 SOAL TES AWAL ... L-11 LEMBAR KERJA SISWA (LKS) ... L-12 SOAL TES AKHIR ... L-13 CATATAN KEJADIAN ... L-14 HASIL PEKERJAAN SISWA PERTEMUAN PERTAMA ... L-16 HASIL PEKERJAAN SISWA PERTEMUAN KEDUA ... L-23 HASIL PEKERJAAN SISWA PERTEMUAN KETIGA ... L-30 FOTO AKTIVITAS SISWA PERTEMUAN PERTAMA ... L-37 FOTO AKTIVITAS SISWA PERTEMUAN KEDUA ... L-38 FOTO AKTIVITAS SISWA PERTEMUAN KETIGA ... L-39

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar pada hakikatnya merupakan proses interaksi pada suatu situasi yang di dalamnya terdapat siswa yang berusaha mencari pengetahuan. Belajar dapat dipandang sebagai proses kegiatan yang memiliki tujuan yang ingin dicapai dan guru sebagai fasilisator yang menciptakan berbagai pengalaman untuk siswa. Menurut Sudjana (1989:28), belajar juga merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan oleh siswa dan orang yang memiliki keahlian mendidik atau guru. Sesuatu yang dipelajari dalam suatu pembelajaran berupa pengetahuan, nilai-nilai kesusilaan, seni, norma agama, sikap dan keterampilan. Untuk mencapai keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran terdapat beberapa komponen yang harus dikembangkan guru, yaitu: tujuan, materi, strategi, dan evaluasi pembelajaran, yang mana saling terkait satu dengan yang lain.

Pada kehidupan sekarang ini terasa bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sangat dibutuhkan. Penggunaan TIK diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dalam pendidikan. Melalui TIK akses ilmu pengetahuan dapat berlangsung dengan cepat dan efisien, sehingga dalam proses membantu guru saat membelajarkan siswa TIK dapat

(19)

2

memberikan jangkauan yang luas terkait pengetahuan dari suatu materi yang dibelajarkan. Jadi, guru tidak perlu merasa cemas ketika menjelaskan suatu materi akibat keterbatasan yang dimiliki oleh guru, ataupun dengan memanfaatkan TIK guru dapat mengatasi kesalahan-kesalahan siswa dalam memahami suatu materi.

Teknologi informasi berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan komunikasi dan teknologi yang menunjang terhadap praktik kegiatan pembelajaran. Berbagai macam bentuk pemanfaatan TIK yang perlu dikembangkan dan dilaksanakan dalam dunia pendidikan dewasa ini seperti pembelajaran melalui media televisi/video, pembelajaran berbasis komputer, pembelajaran berbasis web (e-learning), pembelajaran berbantukan komputer, pembelajaran berbasis media presentasi/elektronik. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang paling utama dalam proses pendidikan, sehingga pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses pembelajaran dirancang dan dijalankan secara profesional.

Ketika dalam suatu pendidikan telah diterapkan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) seperti sekarang ini, maka berarti pendidikan telah memasuki revolusi tingkat akhir. Pemanfaatan TIK yang paling mencuat sekarang ini adalah penggunaan komputer dan internet untuk kepentingan peningkatan kegiatan pembelajaran. Serta adapun penggunaan media yang sudah banyak dikenal dan ramai diperbincangkan

(20)

3

saat ini adalah gawai atau gadget dalam bentuk smartphone, dan itu merupakan salah satu dari perkembangan TIK.

Pada keseharian kita tahu bahwa saat ini orang tidak lepas dari penggunaan smartphone, termasuk para pelajar. Meskipun banyak orang telah menggunakan smartphone akan tetapi sepertinya dampak positif smartphone terhadap dunia pendidikan belum terlalu mencuat. Segala bentuk pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan merupakan suatu usaha untuk memaksimalkan TIK dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Maka penggunaan smartphone tersebut dapat memberikan dukungan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Namun, yang terjadi saat ini ternyata teknologi smartphone belum sepenuhnya memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam pendidikan khususnya pada meningkatkan prestasi belajar siswa.

Masalah kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran merupakan permasalahan pendidikan yang menjadi prioritas untuk segera dicari pemecahannya. Dari berbagai kondisi dan potensi yang ada, upaya yang dapat dilakukan berkenaan dengan peningkatan kualitas di sekolah adalah mengembangkan sistem pembelajaran yang berorientasi pada siswa (student center) dan memfasilitasi kebutuhan siswa akan kebutuhan belajar yang menantang, aktif, kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan dengan mengembangkan dan menerapkan pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.

(21)

4

Terkait dengan hal ini peneliti menghubungkan pada pendidikan, khususnya pada pendidikan matematika, maka dalam pembelajaran matematika diterapkanlah TIK dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap matematika. Penerapan TIK yang dimaksud adalah penggunaan aplikasi dari smartphone dalam belajar matematika. Smartphone merupakan alat yang canggih dan praktis, maka ada potensi bahwa smartphone dapat membantu siswa memahami belajar. Oleh karena itu, peneliti menjadikan smartphone sebagai media untuk belajar matematika.

Suatu permasalah siswa dalam penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV), dimana siswa kesulitan menentukan operasi yang akan digunakan saat mengeliminasi variabel dari suatu SPLDV, dan menentukan nilai variabel lain dengan cara mengganti salah satu variabel terlebih dahulu dengan nilai variabel yang sudah ditemukan, serta minimnya kontribusi teknologi smartphone untuk membantu siswa dalam ranah pembelajaran merupakan beberapa hal yang mendasari dilakukannya penelitian. Jadi, teknologi smartphone akan terlibat dalam mengatasi permasalahan siswa, dan kegiatan pembelajaran.

Belajar matematika dengan memanfaatkan smartphone sebagai media belajar, menjadi hal yang perlu diteliti. Karena nampaknya smartphone merupakan alat dari TIK yang canggih, namun lebih banyak dianggap sebagai salah satu penyebab menurunnya prestasi belajar siswa. Dengan meneliti hal tersebut, akan ditemukan manfaat dari smartphone dalam

(22)

5

belajar siswa ataupun dunia pendidikan. Beberapa kalangan seperti dosen, guru, dan para ahli, mungkin juga sudah pernah berusaha mencari keuntungan dari penerapan pemanfaatan smartphone dalam belajar siswa.

Berbagai jenis aplikasi tersedia dalam smartphone dengan kategori pendidikan. Kemudian terkait dalam hal ini dimana penelitian berfokus pada mata pelajaran matematika dengan materi Sistem SPLDV, maka aplikasi smartphone yang digunakan untuk diterapkan dalam penelitian adalah yang berkaitan dengan SPLDV. Aplikasi smartphone yang digunakan tersebut adalah aplikasi Systel (Sistema de Ecuaciones Lineales). Aplikasi smartphone Systel memiliki kegunaan mempermudah siswa dalam mempelajari materi SPLDV. Secara garis besar, aplikasi tersebut menyediakan fitur pertanyaan (question) dan fitur memasukkan sistem persamaan (enter the system of equations). Pada fitur memasukkan sistem persamaan terdapat tempat untuk memasukkan nilai-nilai koefisien dan konstanta dari suatu SPLDV yang ingin dikerjakan atau dicari solusinya, baik dengan metode substitusi, metode eliminasi, metode grafik, atau metode reduksi (campuran antara metode substitusi dan eliminasi). Hasil yang diperoleh dari proses pengerjaan program adalah berupa prosedur pengerjaan ataupun penjelasan proses penyelesaian SPLDV yang dikerjakan. Selain itu, pada fitur tersebut juga dilengkapi dengan mode grafik sehingga SPLDV dapat dilihat dalam gambar grafik. Terkait hal itu, dalam penelitian ini lebih memilih metode reduksi untuk dibahas, karena metode reduksi yang lebih sering digunakan dalam penyelesaian SPLDV.

(23)

6

Penggunaan aplikasi smartphone Systel dalam proses belajar SPLDV dilakukan oleh siswa, dengan peneliti sebagai pembimbing. Penggunaan aplikasi ini berfokus pada fitur memasukkan sistem persamaan (enter the system of equations). Namun dalam penggunaannya, siswa tidak semata-mata diberikan soal SPLDV lalu kemudian mengerjakan untuk mencari solusinya dengan langsung memasukkan SPLDV ke dalam aplikasi, melainkan harus mengerjakan soal SPLDV secara runtut pada lembaran, kemudian setelah selesai mengerjakan soal tersebut barulah siswa menggunakan aplikasi smartphone Systel. Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa menggunakan aplikasi smartphone Systel itu untuk mengoreksi pekerjaannya sendiri. Dalam hal ini, peneliti membimbing mereka ketika menggunakan aplikasi tersebut, mengingat bahwa aplikasi tersebut berbahasa Inggris, sehingga peneliti membantu menerjemahkan apa yang tertera pada halaman-halaman dalam aplikasi.

Pengoreksian hasil pekerjaan siswa oleh dirinya sendiri dilakukan agar siswa dapat menyadari kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan pada penyelesaian soal SPLDV. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya pengoreksian dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi smartphone Systel. Peran peneliti yang juga sebagai pembimbing dalam hal ini adalah mengarahkan mereka dalam pengoreksian, seperti memberitahu sesuatu yang harus dilakukan setelah menemukan kesalahan, membantu siswa dalam menyocokan jawaban mereka dengan jawaban yang tertera pada hasil proses program aplikasi, dan menuntun siswa dalam membaca halaman

(24)

7

dalam aplikasi. Jadi, penggunaan aplikasi Systel diharapkan dapat membantu siswa mengatasi kesalahan dalam keterampilan penyelesaian SPLDV.

Selain itu dari melakukan penelitian ini, peneliti dapat mengetahui pengaruh suatu teknologi smartphone terhadap pembelajaran dan juga peneliti dapat mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan pemanfaatan dan penerapan teknologi smartphone dalam meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pada prestasi pelajar siswa. Kemudian diperoleh pula suatu gagasan bahwa smartphone tidak selamanya menyebabkan menurunnya prestasi belajar siswa. Itulah beberapa hal yang mendasari dilakukannya penelitian ini.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, peneliti mengidentifikasikan masalah yang akan dijadikan bahan penelitian, yaitu : 1. Kesulitan siswa dalam penyelesain Sistem Persamaan Linear Dua

Variabel (SPLDV), dimana siswa kesulitan menentukan operasi yang akan digunakan saat mengeliminasi variabel dari suatu SPLDV, dan menentukan nilai variabel lain dengan cara mengganti salah satu variabel terlebih dahulu dengan nilai variabel yang sudah ditemukan. 2. Minimnya kontribusi teknologi smartphone dalam mendukung aktivitas

(25)

8

C. Pembatasan Masalah

Dari uraian latar belakang, peneliti membatasi penelitian ini pada kesulitan siswa dalam penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) di SMP Kanisius Pakem. Alasan peneliti memilih SMP Kanisius Pakem adalah karena siswa di sana merupakan murid peneliti ketika melaksanakan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di SMP Kanisius Pakem, sehingga peneliti sudah mengetahui permasalahan yang ada pada beberapa siswa tentang kesulitan dalam penyelesaian SPLDV sejak melaksanakan PPL.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengembangkan aktivitas pembelajaran dengan menggunakan aplikasi smartphone Systel (Sistema de Ecuaciones Lineales) untuk membantu siswa mengatasi kesalahan dalam keterampilan penyelesaian SPLDV ?

2. Bagaimana dampak pembelajaran dengan menggunakan aplikasi smartphone Systel (Sistema de Ecuaciones Lineales) untuk membantu siswa mengatasi kesalahan dalam keterampilan penyelesaian SPLDV ?

(26)

9

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan melakukan penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Mengembangkan aktivitas pembelajaran dengan menggunakan aplikasi smartphone Systel (Sistema de Ecuaciones Lineales) untuk membantu siswa mengatasi kesalahan dalam keterampilan penyelesaian SPLDV. 2. Mengetahui dampak pembelajaran dengan menggunakan aplikasi

smartphone Systel (Sistema de Ecuaciones Lineales) untuk membantu siswa mengatasi kesalahan dalam keterampilan penyelesaian SPLDV.

F. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini : 1. Bagi guru

Dapat menjadi bahan referensi guru dalam mengatasi kesulitan siswa dalam penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV), serta bahan referensi dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan aplikasi smartphone Systel.

2. Bagi siswa

Sumber bagi siswa untuk memperoleh solusi dalam mengatasi kesulitan dalam mempelajari materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

(27)

10

3. Bagi sekolah

Sebagai masukan dan sumbangan gagasan untuk meningkatkan kualitas pendidikan khususnya dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan aplikasi smartphone.

4. Bagi peneliti

Memberikan pengalaman dan wawasan mengenai pembelajaran yang menerapkan teknologi smartphone sebagai media belajar dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan

5. Bagi pembaca

Sebagai informasi dan sumber belajar bahwa mengatasi kesulitan siswa dalam mempelajari materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi smartphone Systel.

(28)

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

Teori-teori terkait pembelajaran, penggunaan smartphone, dan aplikasi smartphone yang akan digunakan dalam penelitian ini diantaranya yaitu : (1) E-learning dalam kegiatan pembelajaran; (2) Smartphone dalam lingkup siswa; (3) Aplikasi Smartphone Systel (Sistema de Ecuaciones Lineales); (4) Pembelajaran Matematika; (5) Diagnosis dan Remediasi Pembelajaran Matematika; (6) Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013. Uraian penjelasan dari teori-teori yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. E-learning dalam kegiatan pembelajaran a. Definisi E-learning

Kata e-learning terdiri dari dua kata yaitu e’ yang merupakan singkatan dari ‘electronica’ dan ‘learning’ yang memiliki arti ‘pembelajaran’. Jadi e-learning memiliki maksud pembelajaran yang menggunakan jasa bantuan perankat elektronika. Jadi dalam melaksanakan e-learning menggunakan alat-alat elektronik, dan yang paling banyak digunakan dalam hal ini yaitu komputer.

Istilah e-learning mengandung pengertian yang luas, sehingga banyak pakar telah menjelaskan tetang definisi e-learning itu dari

(29)

12

berbagai sudut pandang, yang mungkin dalam penyampaian definisi e-learning berbeda-beda, namun memiliki maksud yang sama., seperti misalnya yang dikemukakan oleh Rusman (2009: 21) bahwa: ‘’Sistem e-learning merupakan bentuk penerapan teknologi informasi yang ditujukan untuk mempermudah proses pembelajaran yang dikemas dalam bentuk digital konten dan pelaksanaannya membutuhkan sarana komputer yang terkoneksi dengan internet”.

Definisi lainnya oleh Dong (dalam Kamarga, 2001:53) mendefinisikan ‘’Electronic learning adalah kegiatan belajar asinkronis melalui perangkat elektronik komputer yang tersambung ke internet dimana peserta belajar berupaya memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya”. Selain itu, definisi menurut Rosenberg (dalam Surya, 2002:18), e-learning merupakan salah satu pemanfaatan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jankauan luas yang berlandaskan tiga kriteria yaitu:

1) e-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbarui, menyimpan, mendistribusi, dan membagi materi ajar atau informasi.

2) Pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar.

3) Memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelaran dibalik paradigma pembelajaran tradisional.

(30)

13

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sistem atau konsep pendidikan dimana dalam proses belajar mengajar memanfaatkan teknologi informasi disebut sebagai suatu e-learning. Disimpulkan pula bahwa e-learning adalah suatu proses pembelajaran yang berbasis elektronik, artinya dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan alat elektronik sebagai media belajar, misalnya komputer. Jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan dalam bentuk berbasis web, sehingga kemudian dikembangkan ke jaringan komputer yang lebih luas yaitu internet. b. Pemanfaatan E-learning dalam Pembelajaran

Perkembangan teknologi komputer saat ini telah membentuk suatu jaringan (network) yang dapat memberi kemungkinan bagi peserta didik untuk berinteraksi dengan sumber belajar secara luas. Jaringan komputer berupa internet dan web telah membuka akses bagi setiap orang untuk memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan terkini dalam bidang akademik mereka masing-masing. Diskusi dan interaksi keilmuan dapat terselenggara melalui tersedianya fasilitas internet dan web dengan sistem e-learning sehingga memungkinkan peserta didik untuk mengakses informasi secara fleksibel tanpa terbatas waktu dan tempat.

Banyak alasan lainnya mengapa e-learning diterapkan untuk pembelajaran, hal ini dikemukakan oleh Clark (dalam Dantika,

(31)

14

2009:51) bahwa e-learning memiliki beberapa elemen tentang apa, bagaimana, dan mengapa sebagai berikut.

1) Apa E-learning memasukkan baik konten, yaitu informasi, dan metode instruksional, yaitu teknik, yang membantu orang mempelajari konten belajar.

2) Bagaiman E-learning didistribusikan melalui komputer dalam bentuk kalimat dan gambar. Pendistribusiannya dapat dalam bentuk asynchronous yang didesain untuk belajar secara individu dan dalam synchronous yang didesain dengan bimbingan dari instruktur secara langsung.

3) Mengapa E-learning ditujukan untuk membantu pelajaran mencapai tujuan belajarnya atau melakukan pekerjaannya. Berdasarkan pernyataan di atas e-learning dapat disimpulkan memiliki peranan dalam proses pembelajaran. Jika dibandingkan, e-learning memiliki manfaat yang lebih dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, hal tersebut sejalan dengan yang dikemukakan Pusat Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pendidikan Universitas Jember (P3AILP3 UNEJ), bahwa terdapat beberapa keunggulan e-learing dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional di antarannya adalah:

1) Flesibilitas dari sisi waktu dan tempat. Dengan e-learning mahasiswa dapat belajar lebih flesibel sesuai dengan waktu yang

(32)

15

dimiliki. Demikian juga dia dapat mengakses kuliah dari tempat yang lebih fleksibel, tidak seperti kuliah konvensional yang harus dilakukan pada ruangan dan jam tertentu. Termasuk mahasiswa dapat meluangkan waktu lebih fleksibel sesuai kondisi masing-masing.

2) Fleksibel dari fasilitas dan lingkungan belajar. Mahasiswa dapat mengakses e-learning dengan fasilitas yang bervariasi. Misalnya bagi yang mampu dapat belajar (mengakses e-learning) dari ruang ber-AC dengan komputer canggih dan tampilan layar LCD yang lebar.

3) Suasana tidak menegangkan. Dengan e-learning suasana belajar tidak menegangkan seperti tatap muka langsung. Mahasiswa lebih berani melakukan latihan online karena tidak takut malu atau dibentak kalau melakukan kesalahan.

4) Mudah meremajakan materi. Berbeda dengan meremajakan materi kuliah yang tersusun dalam bentuk buku cetak, materi, materi online dapat diremajakan setiap saat.

Berdasarkan yang diutarakan, perubahan dari konvensional ke e-learning maka hal itu telah mengubah peran guru dan siswa dalam pembelajaran. Peran guru telah berubah dari sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, ahli materi, dan sumber segala jawaban, menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih, kolaborator, navigator pengetahuan, dan mitra belajar; dari

(33)

16

mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran, menjadi lebih banyak, memberikan lebih banyak alternatif dan tanggung jawab kepada setiap siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu, peran siswa dalam pembelajaran telah mengalami perubahan, yaitu dari penerima informasi yang pasif menjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran, dari mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan berbagai pengetahuan, dari pembelajaran sebagai aktivitas individual (soliter) menjadi pembelajaran berkolaboratif dengan siswa lain. Keuntungan lainnya dalam menggunakan e-learning menurut Wahono (2003:2) di antaranya sebagai berikut.

1) Fleksibel karena siswa dapat belajar kapan saja, di mana saja, dan dengan tipe pembelajaran yang berbeda-beda.

2) Menghemat waktu proses belajar mengajar. 3) Mengurangi biaya perjalanan.

4) Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku-buku).

5) Menjangkau wilayah geografi yang lebih luas.

6) Melatih pembelajar lebih mandiri dalam mendapat ilmu pengetahuan.

Pernyataan di atas menunjukkan manfaat dari e-learning yang cukup banyak. Selain itu keuntungan e-learning dari perspektif peserta didik, antara lain:

(34)

17

1) Meningkatkan komunikasi dengan pendidik dan peserta didik. 2) Lebih banyak materi pembelajaran yang tersedia yang dapat

diakses tanpa memerhatikan ruang dan waktu.

3) Berbagai informasi dan materi terorganisasi dalam satu wadah materi pembelajaran online.

Uraian di atas mengenai kebermanfaatan e-learning tidak hanya bagi peserta didik, namun juga bagi pendidik, berikut adalah manfaat e-learning dari perspektif pendidik di antaramya adalah: 1) Meningkatkan pengemasan materi pembelajaran dari yang saat

ini dibangun

2) Menerapkan strategi konsep pembelajaran baru dan inovatif 3) Efisiensi

4) Pemanfaatan aktivitas akses pembelajar

5) Menggunakan sumber daya yang terdapat pada internet 6) Dapat menerapkan materi pembelajaran dengan multimedia 7) Interaksi pembelajaran lebih luas dan multisumber belajar

Disimpulkan teknologi komunikasi berbentuk e-learning telah terbukti banyak menunjang proses pembelajaran anak secara lebih efektif dan produktif, namun di sisi lain masih banyak kelemahan dan berkurang. Dari sisi kegairahan kadang-kadang anak-anak lebih bergairah dengan internetnya itu sendiri dibandingkan dengan materi yang dipelajari dalam e-learning. Dapat juga terjadi proses

(35)

18

pembelajaran yang terlalu bersifat individual sehingga mengurangi pembelajaran yang bersifat sosial.

Dari aspek informasi yang diperoleh, tidak terjamin adanya ketepatan informasi dari internet sehingga sangat berbahaya kalau anak kurang memiliki sikap kritis terhadap informasi yang diperoleh sehingga malah adanya ketersimpangan informasi negatif bagi siswa. Dalam hubungan ini guru perlu memiliki kemampuan dalam mengelola kegiatan pembelajaran secara proporsional sebagai adanya kontrol dalam setiap program e-learning tersebut. Sama halnya dengan e-learning berbasis web, dalam pembelajaran berbasis web memiliki fitur kontrol terhadap siswa dan salah satu perbedaannya sekaligus kemungkinan kelebihan dari program yang dikembangkan adalah dari segi penyajian materi yang lebih menarik. 2. Smartphone dalam lingkup siswa

Smartphone memiliki arti ‘telepon pintar’, smartphone merupakan suatu alat komunikasi yang praktis dan canggih. Dikatakan praktis karena smartphone suatu alat komunikasi yang memiliki bentuk dan ukuran yang memungkinkan untuk dibawa kemana-mana oleh orang. Kemudian dikatakan canggih dikarenakan smartphone dapat mengakses banyak hal dengan aplikasi-aplikasi yang terdapat di dalamnya.

Salah satu hasil perkembangan dari Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah smartphone. Perkembangan TIK yang pesat

(36)

19

tersebut mengikuti kebutuhan dari manusia dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaannya. smartphone sendiri merupakan hasil dari perkembangan TIK yang pesat itu. Tekologi smartphone telah banyak berperan bagi orang-orang dari berbagai kalangan, termasuk juga para siswa. Terkait dengan penggunaan smartphone ada beberapa hal yang terjadi dalam lingkungan siswa, di antaranya sebagai berikut.

1) Siswa dapat berkomunikasi antar teman atau guru pada jarak yang jauh tidak membutuhkan waktu yang tidak lama. Pada smartphone terdapat aplikasi untuk mengirim pesan ataupun sosial media, misalnya: WhatsApp, LINE, BBM, Facebook, Instagram dan lain sebagainya, yang dapat digunakan oleh siswa untuk berkomunikasi kepada temannya ataupun gurunya. Dalam komunikasi dengan aplikasi smartphone tersebut siswa dapat bertanya, berdiskusi, menerima informasi penting terkait belajar, dari teman ataupun gurunya.

2) Siswa dapat memperoleh informasi dari guru dengan cepat. Dengan smartphone guru dalam memberikan informasi kepada siswa, baik itu informasi yang terkait dengan belajar atau informasi penting lainnya dapat dengan memanfaatkan aplikasi pengiriman pesan ataupun sosial media.

3) Siswa dapat menambah wawasan ataupun meningkatkan wawasan. Terkait dengan wawasan yang diperoleh atas penggunaan smartphone dapat dipungkiri lagi. Sebab dengan smartphone siswa

(37)

20

dapat melakukan browsing. Kegiatan browsing ini merupakan kegiatan yang sederhana dan biasa dilakukan pada smartphone. Dengan melakukan browsing siswa dapat mencari wawasan yang diinginkan, sehingga terkadang siswa tidak harus membaca buku dalam memperoleh wawasan yang ingin dicari.

4) Siswa dapat memperoleh hiburan. Dalam smartphone ada banyak fitur aplikasi yang dapat dijadikan sebagai hiburan bagi siswa. Berbagai jenis hiburan yang diperoleh siswa misalnya: menonton video, melihat foto-foto atau gambar-gambar, foto narsis (selfie), video live, live streaming, permainan (games), dan lain sebagainya. 5) Siswa menjadikan kepunyaan akan smartphone sebagai tren gaya

hidup. Siswa mempuyai smartphone bukan hanya digunakan untuk membantu dan mempermudah aktivitas mereka tetapi juga sebagai tren gaya hidup. Meskipun sebenarnya kepunyaan akan smartphone sebagai tren gaya hidup itu dipandang bernilai negatif. Jadi, jika seorang siswa tidak memiliki smartphone seperti teman-teman yang lain, maka siswa tersebut dianggap tidak dapat mengikuti pergaulan (tidak gaul).

3. Aplikasi Smartphone Systel (Sistema de Ecuaciones Lineales)

Sistem (Systems of Linear Equations) adalah program paling lengkap untuk membantu memecahkan sistem persamaan linear dengan cara substitusi, eliminasi dan metode reduksi. Resolusi ini akan dilakukan dengan menunjukkan setiap langkah yang diperlukan untuk

(38)

21

Gambar 1. Ikon Aplikasi Systel

mencapai solusi, berinteraksi dengan pengguna. Ini juga menyediakan grafik fungsi yang terkait dengan persamaan yang diperkenalkan untuk lebih memahami pengguna, serta interpretasi geometris dari mereka. Ini dapat dimungkinkan untuk bergerak secara horisontal dan vertikal, serta kemungkinan zoom, sesuai dengan keinginan pengguna. Selain itu, dapat dimungkinkan pula pengguna melakukan penilaian diri yang terdiri dari 10 pertanyaan, dari 30 pertanyaan secara acak dalam urutan kesulitan yang berbeda-beda. Jadi, aplikasi ini berisi tentang pemecahan masalah, yang dipengaruhi oleh perkembangan jaman, di mana yang pemecahan masalah dilakukan dengan cara contoh dan 5 lainnya disarankan kepada pengguna. Lalu aplikasi ini menyediakan bahasa Spanyol dan Inggris.

(39)

22

Gambar 2. Sentuh Ikon Gambar 3. Tampilan Awal

Cara penggunaan aplikasi smatphone Systel adalah sebagai berikut. Misalkan SPLDV yang akan dicari solusinya adalah :

{6𝑥 + 2𝑦 = 20 5𝑥 − 3𝑦 = 12

1) Buka aplikasi, dengan sentuh ikon/logo aplikasi. Kemudian pertama-tama akan muncul ikon aplikasi pada layar smatphone.

(40)

23

Gambar 4. Sentuh Next Gambar 5. Tempat Input Nilai

2) Sentuh tanda panah biru di sudut kanan bawah layar smartphone, sehingga ditemukan tempat untuk memasukan nilai-nilai koefisien dan konstanta, dari SPLDV yang ingin dicari solusinya.

(41)

24

Gambar 6. Input Nilai Gambar 7. Pilih Reduction

3) Masukkan nilai-nilai koefisien dan konstanta dari contoh SPLDV yang akan dicari solusinya. Setelah itu, pilih reduction sebagai metode yang digunakan.

4) Selama proses berjalannya program, pada beberapa saat kemudian akan muncul yang pertama perintah untuk memilih variabel mana yang akan dihilangkan, variabel 𝑥 atau y, ini merupakan langkah eliminasi. Sebagai contoh, misalkan pilih variabel 𝑥 untuk dihilangkan. Kemudian yang kedua muncul perintah untuk memilih persamaan mana yang akan disubstitusikan nilai y dari hasil eliminasi 𝑥. Sebagai contoh, misalkan pilih persamaan 5𝑥 − 3𝑦 = 12 untuk disubstitusikan nilai 𝑦 yang sudah ditemukan.

(42)

25

Gambar 9. Substitusi Nilai Variabel

Gambar 10. Hasil Program Aplikasi Gambar 8. Eliminasi Variabel

5) Hasil program aplikasi yang diperoleh berupa langkah-langkah pengerjaan, perhitungan, dan hasil akhir SPLDV.

(43)

26

Gambar 11. Melihat Grafik SPLDV Gambar 12. Tampilan Grafik SPLDV

6) Untuk melihat grafik yang dihasilkan SPLDV dapat dilakukan dengan sentuh ikon pensil yang berada di bagian kanan SPLDV pada layar smartphone. Dari grafik yang dihasilkan dapat dilakukan zoom, sesuai dengan yang diinginkan.

4. Pembelajaran Matematika

Matematika dapat dikatakan sebagai induk dari cabang ilmu pengetahuan. Kemudian matematika juga merupakan bahasa universal. Dalam matematika ditekankan suatu pemikiran yang logis atau penalaran. Matematika dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Konsep-konsep dalam matematika adalah sesuatu yang terkait dengan kehidupan. Herman Hudojo (2005: 103) mengemukakan bahwa

(44)

27

matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan dengan bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak, kemudian dari hal-hal tersebut terdapat hubungan satu dengan yang lain.

Menurut Adams dan Hamm (Ariyadi, 2012: 5-6), matematika diartikan menjadi empat macam pandangan, yaitu:

a. Matematika sebagai suatu cara untuk berpikir. Lebih jelasnya, matematika berfungsi dalam mengorganisasi gagasan, menganalisa informasi, dan menarik kesimpulan melalui aktivitas berpikir secara logis dan sistematis.

b. Matematika sebagai suatu pemahaman tentang pola dan hubungan (pattern and relationship). Dalam hal ini matematika dapat dipelajari dengan menghubungkan suatu konsep matematika dengan pengetahuan yang sudah dimiliki. Kemudian, orang mampu menyadari bahwa terdapat persamaan dan perbedaan antara konsep yang baru dipelajari dengan konsep yang sudah lama mereka pelajari.

c. Matematika sebagai suatu alat (mathematics as a tool). Dalam hal ini konsep matematika digunakan untuk beberapa keperluan manusia. Hal ini dikarenakan banyak konsep matematika yang bisa ditemukan dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

d. Matematika sebagai bahasa atau alat untuk berkomunikasi. Matematika memiliki bahasa yang universal yang dapat dimaknai menggunakan banyak bahasa di dunia. Sebagai contoh bahasa

(45)

28

matematika 25% × 2000 = 500. Dapat dimaknai dalam Bahasa Indonesia sebagai “perkalian dua puluh lima per seratus dengan dua ribu menghasilkan lima ratus”. Akan tetapi, orang dengan pengetahuan bahasan yang berbeda masih bisa mengerti bahasa matematika 25% × 2000 = 500. Hanya saja, mereka dengan pengetahuan masing-masing.

Adapun mata pelajaran matematika menurut Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi Pendidikan bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keaadaan atau masalah.

5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

(46)

29

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah kegiatan belajar yang isinya tentang membahas sesuatu yang logis, abstrak, dan sistematis atau membahas matematika. Artinya dalam pembelajaran matematika terdapat suatu fasilitas bagi siswa untuk belajar matematika. Guru matematika dalam pembelajaran matematika memfasilitasi siswa untuk dapat memperoleh perubahan sikap, pola pikir, pengetahuan maupun keterampilan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan dari mata pelajaran matematika.

5. Diagnosis dan Remediasi Pembelajaran Matematika

Diagnosis dan remediasi pembelajaran matematika adalah suatu upaya untuk menemukan kesulitan siswa dalam belajar matematika dengan cara yang sistematis dengan melihat tanda-tanda yang terlihat dari siswa misalnya nilai prestasi hasil belajar yang rendah, tidak semangat dalam mengikuti pelajaran, kurang motivasi dalam mengerjakan tugas dan sebagainya. Pada praktiknya ditekankan pada menemukan kesulitan siswa dan berusaha untuk menemukan faktor-faktor penyebabnya baik itu yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri atau yang berasal dari luar diri siswa. Jika hal tersebut telah ditemukan maka direncanakanlah alternatif cara memberi bantuan yang

(47)

30

paling tepat. Terdapat prosedur dan teknik diagnosis kesulitan belajar di antaranya sebagai berikut.

a. Identifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar. b. Melokalisasi letaknya kesulitan.

c. Lokalisasi jenis faktor dan sifat yang menyebabkan mereka mengalami berbagai kesulitan.

d. Perkiraan kemungkinan bantuan.

e. Penetapan kemungkinan cara mengatasi kesulitan.

Adapun prosedur pengajaran remedial di antaranya sebagai beriku. a. Menelaah kembali siswa yang akan diberi bantuan

b. Alternatif tindakan

c. Evaluasi pengajaran remedial

6. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013

Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah pembelajaran yang didalamnya terdapat kegiatan mengamati, merumuskan pertanyaan, mencoba/mengumpulkan data (informasi), mengasosiasi/menganalisis data (informasi), mengkomunikasikan hasil. Deskripsi langkah-langkah pendekatan saintifik pada pembelajaran kurikulum 2013 adalah sebagai berikut.

a. Mengamati : membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat) untuk mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui.

(48)

31

Mengamati dengan indra (membaca, mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan atau tanpa alat.

b. Menanya : mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati. Membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya-jawab, berdiskusi tentang informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui, atau sebagai klarifikasi.

c. Mencoba/mengumpulkan data : melakukan eksperimen, membaca sumber lain dan buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan narasumber. Mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan data dari narasumber melalui angket, wawancara, dan modifikasi/menambahi/mengembangkan.

d. Mengasosiasi/menganalisis data : mengolah informasi yang sudah dikumpulakan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk membuat kategori, mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang terkait dalam rangka menemukan suatu pola, dan menyimpulkan.

(49)

32

e. Mengkomunikasikan hasil : menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Menyajikan laporan dalam bentuk bagan, diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan menyajikan laporan meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan.

B. Deskripsi Materi

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) didefinisikan sebagai gabungan dua persamaan linear dua variabel yang saling berkaitan, dimana kedua persamaan linear tersebut mempunyai variabel yang sama.

Bentuk Umum : {𝑎1𝑥 + 𝑏1𝑦 = 𝑐1 𝑎2𝑥 + 𝑏2𝑦 = 𝑐2 Contohnya : {6𝑥 + 2𝑦 = 12 2𝑥 − 3𝑦 = 6

Metode-metode yang dapat digunakan untuk menenukan himpunan penyelesaian SPLDV yaitu:

1. Metode grafik

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menentukan himpunan penyelesaian SPLDV dengan metode grafik, yaitu:

a. Gambar masing-masing persamaan linear dalam bidang koordinat. b. Diperoleh titik potong dari kedua persamaan linear tersebut.

(50)

33

Gambar 13. Grafik Persamaan 𝟔𝒙 + 𝟐𝒚 = 𝟏𝟐

c. Titik potong dari kedua persamaan tersebut merupakan himpunan penyelesaian. Contoh : {6𝑥 + 2𝑦 = 12 2𝑥 − 3𝑦 = 6 Jawab : • Untuk persamaan 6𝑥 + 2𝑦 = 12 Jika 𝑥 = 0, maka 𝑦 = 6 Jika 𝑦 = 0, maka 𝑥 = 2

(51)

34

Gambar 14. Grafik Persamaan 𝟐𝒙 − 𝟑𝒚 = 𝟔

Gambar 15. Titik Potong Kedua Persamaan (𝟐𝟒

𝟏𝟏, − 𝟔 𝟏𝟏 ) • Untuk persamaan 2𝑥 − 3𝑦 = 6 Jika 𝑥 = 0, maka 𝑦 = −2 Jika 𝑦 = 0, maka 𝑥 = 3

(52)

35

2. Metode Substitusi

Metode ini dalam menyelesaikan SPLDV yaitu dengan cara mengganti variabel yang satu dengan variabel yang lain sesuai dengan persamaan yang diberikan. Contoh : {6𝑥 + 2𝑦 = 12 2𝑥 − 3𝑦 = 6 • Persamaan 2𝑥 − 3𝑦 = 6 → 𝑥 = 3𝑦+6 2 • Substitusikan 𝑥 =3𝑦+6 2 ke persamaan 6𝑥 + 2𝑦 = 12 sehingga, 6 (3𝑦+6 2 ) + 2𝑦 = 12 3(3𝑦 + 6) + 2𝑦 = 12 9𝑦 + 18 + 2𝑦 = 12 11𝑦 + 18 − 18 = 12 − 18 11𝑦 = −6 𝑦 = − 6 11 • Substitusikan 𝑦 = − 6

11 ke salah satu persamaan lain, misalnya

2𝑥 − 3𝑦 = 6 sehingga, 2𝑥 − 3 (− 6 11) = 6 2𝑥 +18 11− 18 11= 6 − 18 11 2𝑥 = 48 11 𝑥 =48 22

(53)

36

𝑥 =24

11

• Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah (24 11, −

6 11 )

3. Metode Eliminasi

Eliminasi artinya membuang atau menghilangkan. SPLDV memiliki dua variabel, dengan membuang/menghilangkan atau mengeliminasi satu variabel. Contoh : {6𝑥 + 2𝑦 = 122𝑥 − 3𝑦 = 6 • Eliminasi variabel 𝑥 6𝑥 + 2𝑦 = 12 2𝑥 − 3𝑦 = 6 | × 1 × 3| 6𝑥 + 2𝑦 = 12 6𝑥 − 9𝑦 = 18 11𝑦 = −6− 𝑦 = − 6 11 • Eliminasi variabel 𝑦 6𝑥 + 2𝑦 = 12 2𝑥 − 3𝑦 = 6 | × 3 × 2| 18𝑥 + 6𝑦 = 36 4𝑥 − 6𝑦 = 12 22𝑥 = 48 + 𝑥 =48 22 𝑥 =24 11

• Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah (24

11, − 6 11 )

(54)

37

4. Metode Reduksi

Metode penyelesaian SPLDV ini merupakan gabungan antara dua metode yaitu metode eliminasi dan metode substitusi.

Contoh : {6𝑥 + 2𝑦 = 12 2𝑥 − 3𝑦 = 6 • Eliminasi variabel 𝑥 6𝑥 + 2𝑦 = 12 2𝑥 − 3𝑦 = 6 | × 1 × 3| 6𝑥 + 2𝑦 = 12 6𝑥 − 9𝑦 = 18 11𝑦 = −6− 𝑦 = − 6 11 • Substitusikan 𝑦 = − 6

11 ke salah satu persamaan lain misalnya,

2𝑥 − 3𝑦 = 6 sehingga, 2𝑥 − 3 (− 6 11) = 6 2𝑥 +18 11− 18 11= 6 − 18 11 2𝑥 = 48 11 𝑥 =48 22 𝑥 =24 11

• Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah (24

11, − 6 11 )

(55)

38

C. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang dapat mendukung penelitian tentang penggunaan aplikasi smartphone dalam pembelajaran matematika di antaranya sebagai berikut.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Eko Muji Nugroho (2013) dengan judul “Aplikasi Pembelajaran Matematika Kelas 2 SMP/MTS Berbasis Android”. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa aplikasi pembelajaran matematika berbasis android dapat membantu siswa mengerjakan latihan soal.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Hendri, Bambang Hudiono, dan Dede Suratman (2015) dengan judul “Pemanfaatan Mathematics Mobile Learning Application Smartphone Os. Android untuk Meningkatkan Efektivitas Belajar SPLDV di SMP”. Setelah dilakukan penelitian ini di SMP Negeri 10 Pontianak menunjukan bahwa pembelajaran dengan aplikasi MML (Mathematics Mobile Learning) menunjukkan tanda-tanda yang positif walaupun terdapat sisi ketidak-efekifan dalam pemanfaatan aplikasi MML dalam pembelajaran matematika materi SPLDV.

D. Kerangka Berpikir

Alur yang dilalui dalam membantu siswa mengatasi kesulitan belajar terhadap materi SPLDV diawali dengan mengetahui bahwa siswa memiliki masalah terhadap materi SPLDV. Kemudian pemberian tindakan yang

(56)

39

Gambar 16. Kerangka Berpikir

dilakukan berupa mengajak siswa berlatih menyelesaikan soal-soal SPLDV dan meminta mereka untuk mencoba mengoreksi hasil pekerjaan mereka dengan aplikasi smartphone Systel. Siswa mengoreksi hasil pekerjaan sendri diharapkan dapat menemukan setiap kesalahan yang dilakukan dan diharapkan pula siswa mengetahui apa yang seharusnya dilakukan agar tidak melakukan sekalahan lagi. Jadi, pemahaman siswa akan bertambah dalam menyelesaikan soal-soal SPLDV setelah pemberian tindakan tersebut dilakukan, sehingga kesulitan siswa terhadap materi SPLDV dapat teratasi. Kerangka berpikir untuk pengunaan aplikasi smartphone Systel (Sistema de Ecuaciones Lineales) untuk membantu siswa mengatasi kesalahan dalam keterampilan penyelesaian SPLDV adalah sebagai berikut.

(57)

40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif (descriptive qualitative research). Penelitian tersebut berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, jadi penelitian ini akan menyajikan data, menganalisis dan menginterpretasi. Alasan digunakannya metode penelitian kuatitatif deskriptif ini adalah dikarenakan peneliti ingin memperlihatkan dan menjelaskan suatu subjek yang diteliti, kemudian dari subjek tersebut akan menunjukan suatu perilaku, sifat-sifat, dan tanggapan terhadap tindakan yang diberikan. Semua hal yang ditunjukkan oleh subjek saat diberikan tindakan merupakan data yang akan diinterpretasikan.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah lima orang siswa kelas VIII SMP Kanisius Pakem.

C. Waktu Penelitian

(58)

41

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data-data diperoleh dari subjek yang diberi tindakan. Teknik pengumpulan data yang digunakan di antaranya sebagai berikut.

1. Pemberian teks soal

Teks soal yang diberikan kepada subjek dalam penelitian ini adalah berupa soal matematika. Soal matematika tersebut sesuai dengan topik yang dibahas yaitu Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). Soal matematika yang diberikan kepada subjek terdapat tiga jenis yaitu soal tes awal, lembar kerja siswa (LKS), dan soal tes akhir. Ketiga jenis soal tersebut mempunyai tingkat kesulitan yang sama atau setara. Tingkat kesulitan soal disesuaikan dengan kemampuan subjek yang tak lain adalah siswa. Pemberian teks soal dilakukan setiap kali pemberian tindakan, sehingga pemberian teks soal merupakan inti dari pemberian tindakan kepada subjek. Hasil pekerjaan subjek dari teks soal yang diberikan merupakan data yang paling penting dalam pelelitian ini. Dengan mengamati hasil pekerjaan subjek, maka akan diperoleh informasi-informasi tentang subjek, baik itu kinerja subjek ataupun pemahaman subjek terhadap topik yang dibahas.

2. Observasi partisipan dan/atau studi lapangan

Studi lapangan dalam penelitian ini juga untuk menemukan data yang bersifat mendukung. Dalam studi lapangan berarti peneliti menjadi sebagai pengamat. Sesuatu yang diamati adalah subjek atau partisipan

(59)

42

yang dikenakan tindakan. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap perilaku subjek dengan cara yang tidak merugikan maupun mengganggu partisipan. Studi lapangan memerlukan perencanaan yang baik. Studi lapangan dapat dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu (Jackson 1987):

a. Perencanaan. Pada tahap ini peneliti memutuskan apa yang akan dilakukan, alasan melakukan hal tersebut, kebutuhan sumber daya, dan peneliti apa saja yang telah dilakukan dalam satu payung topik yang sama.

b. Pengumpulan data. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan informasi, membuat catatan dan mengamati.

c. Analisis. Pada tahap ini peneliti menganalisis data yang telah dikumpulkan dan kemudian menuliskan laporan peneliti.

E. Instrumen Penelitian 1. Soal Tes Awal

Tentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV berikut dan tuliskan jawaban beserta langkah-langkahnya (caranya)!

1. {4𝑥 + 3𝑦 = 15 3𝑥 + 2𝑦 = 11 2. {3𝑥 + 5𝑦 = 13 2𝑥 + 7𝑦 = 16 3. {2𝑥 + 8𝑦 = 12 4𝑥 − 2𝑦 = 6

(60)

43

4. {4𝑥 + 3𝑦 = 7 6𝑥 + 5𝑦 = 11 5. {4𝑥 − 2𝑦 = 12 3𝑥 − 5𝑦 = 2

2. Lembar Kerja Siswa (LKS)

a. Tentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV berikut dan tuliskan jawaban beserta langkah-langkahnya (caranya)!

1. {2𝑥 + 3𝑦 = 14 3𝑥 + 4𝑦 = 19 2. {3𝑥 + 5𝑦 = 21 2𝑥 + 3𝑦 = 13 3. {6𝑥 + 2𝑦 = 20 5𝑥 − 3𝑦 = 12 4. {5𝑥 − 2𝑦 = 7 4𝑥 − 𝑦 = 8 5. {4𝑥 − 3𝑦 = 13 5𝑥 + 2𝑦 = 22

b. Koreksilah semua jawabanmu dari nomor 1-5 dengan menggunakan aplikasi smartphone Systel (Sistema de Ecuaciones Lineales)! Apakah sudah benar atau masih salah? Dimana letak kesalahannya? Coba tuliskan kembali seperti apa yang benar?

(61)

44

3. Soal Tes Akhir

Tentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV berikut dan tuliskan jawaban beserta langkah-langkahnya (caranya)!

1. {3𝑥 + 4𝑦 = 10 8𝑥 + 2𝑦 = 18 2. {5𝑥 + 3𝑦 = 22 3𝑥 + 2𝑦 = 14 3. {8𝑥 + 2𝑦 = 14 4𝑥 − 3𝑦 = 11 4. {3𝑥 − 4𝑦 = 2 5𝑥 + 2𝑦 = 12 5. {7𝑥 − 4𝑦 = 13 3𝑥 − 2𝑦 = 5

F. Teknik Analisis Data

Sebelum menganalisis suatu data yang telah diperoleh dari subjek diperlukan suatu manajemen data. Manajemen data kualitatif yang digunakan dalam hal ini adalah berupa daftar kejadian (Series of Events). Daftar kejadian adalah rangkaian peristiwa yang disusun secara kronologis. Dalam daftar kejadian dibuat rangkaian peristiwa sebagai langkah untuk menganalisi data. Seperti yang dijelaskan pada poin sebelumnya bahwa data utama adalah berupa hasil pekerjaan subjek dari teks soal yang diberikan, sehingga daftar kejadian yang dibuat adalah berdasarkan dari segala yang terjadi pada hasil pekerjaan subjek, selebihnya segala informasi dari percakapan dan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dimanfaatkan untuk mendukung pendeskripsian setiap kejadian. Jadi, kemudian setiap

(62)

45

kejadian dapat dideskripsikan dalam bentuk narasi atau diringkas ke dalam bentuk tabel.

Peneliti dalam menganalisis data, menggunakan teknik analisis naratif. Diketahui bahwa narasi adalah tulisan yang berisi rangkaian peristiwa dari waktu ke waktu yang dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir. Materi dalam narasi tersebut berupa peristiwa-peristiwa yang terjadi baik dalam proses kegiatan pemberian tindakan maupun hasil pekerjaan subjek. Analisis naratif menganalisis informasi dari subjek. Peneliti akan menganalisis bagaimana informasi tersebut dibuat, bagaimana gaya bahasa dan latar belakang budaya informasi tersebut dan bagaimana informasi tersebut dapat meyakinkan pembaca (Riesman 1993).

G. Prosedur Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian, peneliti akan menyesuaikan apa saja yang ingin diperoleh terkait dengan data yang ingin diinginkan, sehingga tidak terpaku pada prosedur-prosedur yang tertera pada referensi manapun. Pada penelitian ini, peneliti akan mencari data terkait dengan kesulitan siswa dalam mempelajari materi Persamaan Linear Dua Variabel, kemudian bagaimana mengatasinya. Pada Bab 1, telah diungkapkan bahwa dalam mengatasi kesulitan belajar tersebut, akan diterapkan penggunaan media elektronik seperti smartphone dengan aplikasi yang digunakan yaitu aplilasi Systel (Sistema de Ecuaciones Lineales). Berikut ini adalah hal-hal yang akan dilakukan sebagai prosedur penelitian.

(63)

46

1. Meminta persetujuan dari pihak sekolah tempat dimana subjek berada Meminta persetujuan dari pihak sekolah terutama kepada kepala sekolah dan wali kelas merupakan langkah awal dalam melakukan penelitian ini. Dari adanya persetujuan dari pihak sekolah maka peneliti dapat masuk dalam lingkungan belajar tempat subjek berada, sehingga dapat menemukan subjek yang dibutuhkan untuk penelitian.

2. Meminta keterangan dan informasi dari guru yang bersangkutan terkait subjek. Dalam hal ini peneliti mencari subjek yang dibutuhkan, dengan berdasarkan keterangan dan informasi dari guru yang bersangkutan yaitu wali kelas. Peneliti memerlukan sebanyak lima orang siswa untuk dijadikan subjek penelitian, sehingga untuk mempermudah memperoleh lima subjek tersebut peneliti meminta keterangan dan informasi dari guru yang bersangkutan.

3. Pemberian tindakan

Peneliti dalam pemberian tindakan kepada subjek, melakukan hal-hal diantaranya sebagai berikut.

a. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara yang tidak terstruktur kepada subjek, dimana dalam wawancara ini lebih bebas dan fleksibel, sehingga terkesan seperti percakapan biasa. Partisipan ataupun subjek diberi kebebasan seluas-luasnya untuk mengungkapkan apapun yang berkaitan dengan topik wawancara yaitu SPLDV.

(64)

47

b. Pengerjaan soal tes awal SPLDV

Pengerjaan soal tes awal oleh subjek yang tak lain merupakan siswa ini adalah untuk melihat sejauh mana kemampuan subjek dalam mengerjakan soal SPLDV. Hasil pekerjaan subjek terhadap soal tes awal tersebut akan dijadikan sebagai pembanding terhadap pemberian tindakan berikutnya, apakah ada perkembangan kemampuan dalam mengerjakan soal SPLDV atau tidak.

c. Pengerjaan soal SPLDV dan Pengoreksian

Dalam hal ini subjek yang tak lain adalah siswa mengerjakan soal lembar kerja siswa (LKS). LKS diberikan kepada subjek, kemudian subjek mengerjakannya. Setelah itu pada akhirnya subjek sendiri yang mengoreksi jawabannya sendiri dengan menggunakan aplikasi smartphone Systel (Sistema de Ecuaciones Lineales).

d. Pengerjaan soal tes akhir SPLDV

Pemberian soal tes akhir dilakukan untuk melihat perkembangan yang terjadi pada diri subjek mengenai kemampuan dalam menyelesaikan soal matematika SPLDV. Cara melihat adanya perkembangan yang terjadi dalam diri subjek yaitu dengan membandingkan hasil pengerjaan soal tes akhir dengan hasil pengerjaan soal tes awal.

(65)

48

H. Perencanaan Langkah-langkah Aktivitas Pembelajaran

Penelitian yang akan dilakukan adalah berupa kegiatan pembelajaran matematika dengan menggunakan aplikasi smartphone Systel sebagai media belajar. Materi yang dibahas dalam pembelajaran adalah materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). Tujuan yang ditetapkan dari pembelajaran yang akan dilakukan, yaitu setelah pelaksanaan pembelajaran siswa dapat menyatakan persamaan linear dua variabel dan siswa dapat menentukan penyelesaian persamaan linaer dua variabel. Kemudian model pembelajaran berbasis kooperatif, dan metode pembelajaran dengan penggunaan aplikasi berbasis smartphone, diskusi, dan demonstrasi, diterapkan dalam pembelajaran yang akan dilakukan. Langkah-langkah aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Pertemuan pertama

Pada pertemuan pertama, akan dilaksanakan tes awal kepada subjek. Hal-hal akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama, yaitu:

a. Peneliti memberikan pengantar terlebih dahulu di awal kegiatan pembelajaran, seperti menyiapkan subjek, mengondusifkan kelas, lalu memberitahukan tentang hal yang akan dilakukan pada pertemuan ini.

(66)

49

b. Peneliti memberikan ulasan terkait materi SPLDV terlebih dahulu sebelum tes awal dilaksanakan, mengingat bahwa materi tersebut merupakan materi yang sudah lewat.

c. Tes awal dilaksanakan setelah peneliti memberikan perintah dan aturan-aturan tertentu terkait pengerjaan tes awal.

d. Peneliti meluangkan waktu untuk rileks bersama dengan subjek sebagai penutup di akhir kegiatan, sambil memberikan motivasi dan nasihat kepada subjek, serta sharing singkat.

2. Pertemuan kedua

Pada pertemuan kedua, siswa akan diberikan soal latihan berupa LKS dan nantinya siswa diminta mengoreksi hasil pekerjaannya sendiri dengan menggunakan aplikasi smartphone Systel. Hal-hal yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua, yaitu: a. Peneliti memberikan pengantar terlebih dahulu di awal kegiatan

seperti halnya pada pertemuan sebelumnya, serta mengandung unsur penghubungan terhadap kegiatan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya.

b. Peneliti mengajak siswa membahas materi terlebih dahulu sebelum meminta siswa mengerjakan latihan soal, seperti bertanya-jawab, menyinggung kesulitan-kesulitan yang dialami sewaktu mengerjakan tes awal, dan sebagainya.

c. Pengerjaan LKS oleh siswa dilaksanakan setelah peneliti memberi perintah dan aturan-aturan tertentu terkait pengerjaan LKS.

(67)

50

d. Peneliti meminta siswa untuk mengoreksi sendiri hasil pekerjaan mereka dengan menggunakan aplikasi smartphone Systel setelah siswa selesai mengerjakan LKS, namun sebelum itu peneliti memberitahukan cara penggunaan aplikasi tersebut.

e. Peneliti mengajak siswa untuk memperbaiki hasil pekerjaan mereka setelah menemukan kesalahan-kesalahan.

f. Peneliti meluangkan waktu untuk rileks bersama dengan subjek sebagai penutup di akhir kegiatan, sambil memberikan motivasi dan nasihat kepada subjek, serta sharing singkat.

3. Pertemuan ketiga

Pada pertemuan ketiga, tes akhir akan dilaksanakan. Hal-hal yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga, yaitu: a. Peneliti memberikan pengantar terlebih dahulu di awal kegiatan

pembelajaran seperti halnya pada pertemuan sebelumnya.

b. Tes akhir dilaksanakan setelah peneliti memberikan perintah dan aturan-aturan tertentu terkait pengerjaan tes awal.

c. Peneliti meluangkan waktu untuk rileks bersama dengan subjek sebagai penutup di akhir kegiatan, sambil memberikan motivasi dan nasihat kepada subjek, serta sharing singkat.

(68)

51

Tabel 1. Pengembangan Langkah-langkah Aktivitas Pembelajaran

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pengembangan Aktivitas Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Aplikasi Smartphone Systel Sebagai Media Melajar.

Suatu pengembangan aktivitas pembelajaran dapat dihasilkan berdasarkan penelitian. Garis besar ataupun kejadian penting dari aktivitas pembelajaran dengan menggunakan aplikasi berbasis Smartphone yang sudah dilakukan, melandasi dihasilkannya pengembangan aktivitas pembelajaran tersebut. Hasil pengembangan aktivitas pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut ini.

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan siswa

Kegiatan awal (Pembuka)

❖ Guru mengucapkan

salam pembuka.

❖ Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, serta meminta siswa untuk menyiapkan alat/bahan dan media smartphone, serta media pendukung belajar lain yang dimiliki.

❖ Guru memotivasi siswa agar siswa dapat semangat dan aktif

dalam kegiatan

pembelajaran dengan

❖ Siswa memberikan

salam kepada guru. ❖ Siwa mempersiapkan

diri untuk masuk dalam situasi belajar dan menyiapkan alat/bahan dan media smartphone, serta media pendukung belajar lain yang dimiliki.

❖ Siswa memperhatikan pengantar pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

❖ Siswa memperhatikan apersepsi mengenai materi SPLDV dan hubungan terhadap

(69)

52

menggunakan aplikasi

smartphone Systel.

❖ Guru menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran. ❖ Guru memberikan apersepsi mengenai materi SPLDV dan hubungan terhadap aplikasi smartphone Systel yang akan digunakan.

❖ Guru meminta siswa untuk mengerjakan tes awal SPLDV sesuai

dengan kemampuan

yang dimiliki secara individu.

❖ Guru mengajak siswa untuk masuk ke dalam pembelajaran yang menggunakan aplikasi

smartphone Systel.

❖ Guru memberikan aturan yang tegas mengenai penggunaan smartphone dalam pembelajaran yang dilaksanakan, untuk menghindari hal-hal yang tidak sesuai dengan pembelajaran.

aplikasi smartphone Systel yang disampaikan

oleh guru.

❖ Siswa mengerjakan tes awal SPLDV secara individu.

❖ Siswa mematuhi aturan mengenai penggunaan

smartphone dalam pembelajaran yang disampaikan guru.

Kegiatan inti Mengamati :

❖ Guru menjelaskan

materi SPLDV secara singkat yang akan dipelajari dengan

bantuan aplikasi

smartphone Systel.

❖ Guru mengajak siswa

untuk mengamati

penampilan dari suatu aplikasi smartphone Systel yang akan

digunakan dalam

pembelajaran, baik

dengan peragaan

langsung atau melalui

power point.

❖ Guru menjelaskan

tentang fungsi dari

Mengamati : ❖ Siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru tentang materi SPLDV. ❖ Siswa mengamati

penampilan dari suatu aplikasi smartphone Systel yang akan

digunakan dalam

pembelajaran, baik

dengan peragaan

langsung atau melalui

power point yang dilakukan oleh guru. ❖ Siswa memperhatikan

penjelasan yang

disampaikan guru tentang fungsi dari

(70)

53

aplikasi smartphone Systel.

❖ Guru mempresentasi tentang cara penggunaan aplikasi smartphone Systel, baik dengan power point ataupun

demontrasi langsung. ❖ Guru mempraktikan

contoh cara penggunaan aplikasi smartphone Systel pada suatu soal

matematika dengan demontrasi langsung. ❖ Guru meminta siswa

untuk bersama-sama ikut mempraktikan contoh cara penggunaan aplikasi smartphone Systel. Menanya : ❖ Guru menanyakan

kepada siswa terkait

kepahaman siswa terhadap cara penggunaan aplikasi (menanyakan sudah paham/belum). ❖ Guru menanyakan

kepada siswa terkait kendala yang dihadapi

dalam penggunaan

aplikasi smartphone Systel.

❖ Guru mencoba

menanyakan kepada siswa mengenai alasan digunakannya aplikasi

smartphone Systel dalam

pembelajaran SPLDV (memberitahu esensi penggunaan aplikasi).

Mencoba / Mengumpulkan Data :

❖ Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal LKS yang diberikan.

aplikasi smartphone Systel.

❖ Siswa memperhatikan

presentasi yang

dilakukan guru tentang

cara penggunaan

aplikasi smartphone Systel, baik dengan

power point ataupun

demontrasi langsung. ❖ Siswa ikut mempraktikan contoh cara penggunaan aplikasi smartphone Systel. Menanya : ❖ Siswa menanggapi pertanyaan yang

diberikan guru terkait

kepahaman dalam

penggunaan aplikasi. ❖ Siswa mengungkapkan

kepada guru apabila ada kendala yang dihadapi

dalam penggunaan aplikasi smartphone Systel. ❖ Siswa mengungkapkan alasan tentang digunakannya aplikasi

smartphone Systel dalam

pembelajaran SPLDV.

Mencoba / Mengumpulkan Data :

❖ Siswa mengerjakan soal LKS yang diberikan guru.

Gambar

Gambar 4. Sentuh Next Gambar 5. Tempat Input Nilai
Gambar 9. Substitusi Nilai Variabel
Gambar 13. Grafik Persamaan
Gambar 14. Grafik Persamaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

N Mean Std. Dan dilanjutkan siklus II menggunakan software geogebra dengan menambahkan fitur- fitur yang interaktif yang membantu dalam memecahkan masalah berdasarkan proses

(ii) Plant and equipment of Silver had a fair value which was $60,000 in excess of its carrying value at the date of acquisition.. These assets had four years remaining life on

Dalam pengertian yang lebih luas, penelitian NCS dikategorikan menjadi dua bagian : ( 1 ) Control of network : Studi dan penelitian tentang komunikasi dan jaringan untuk

Uji ini menunjukkan ada perbedaan rerata pengetahuan remaja terhadap aspek kesehatan, sosial, dan hukum aborsi yaitu : 10 remaja dengan hasil pengetahuan lebih rendah daripada

Kerusakan tanah untuk produksi biomassa dapat disebabkan oleh sifat alami tanah, atau akibat dari kegiatan manusia yang menyebabkan tanah terganggu atau rusak sehingga

yang diteliti oleh peneliti tersebut mulai 2004 sampai 2006 sedangkan pada peneliti saat ini mulai 2010 sampai 2012, subyek yang digunakan pada penelitian tersebut adalah

dan fisika. kemampuan memori, yaitu kemampuan mengingat. kemampuan clerical , yaitu kemampuan bekerja di bidang administrasi. kreativitas, yaitu kemampuan menghasilkan sesuatu

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Rubianti, et.al yang menyatakan bahwa sebagian besar responden kasus mempunyai rumah yang dekat (96%) dengan