• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN LAMA AMENORE LAKTASI. Sri Sundari, Atika Wulandari Akademi Kebidanan Ummi Khasanah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN LAMA AMENORE LAKTASI. Sri Sundari, Atika Wulandari Akademi Kebidanan Ummi Khasanah"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN LAMA AMENORE LAKTASI Sri Sundari, Atika Wulandari

Akademi Kebidanan Ummi Khasanah email : zidniicun@gmail.com

Abstrak: Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Lama Amenore Laktasi. WHO-UNICEF pada tahun 2002 dalam global strategy for infant and young childfeeding menerapkan cara pemberian makan pada bayi yang baik dan benar yaitu menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan dan mulai umur 6 bulan, bayi mendapat makanan pendamping ASI (MP-ASI). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Yogyakarta dalam kurun waktu 2014 dari rekapitulasi hasil di bulan Februari dan Agustus didapat 7.772 bayi usia 0-6 bulan dan yang mendapatkan ASI eksklusif sejumlah 5.561 atau (71,55%). Pemberian ASI secara eksklusif dapat memperpanjang lama amenore laktasi, karena kadar prolaktin tetap tinggi akibat dari isapan bayi yang berlangsung terus menerus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan lama amenore laktasi di Desa Trimurti, Srandakan, Bantul, Yogyakarta Tahun 2016. Metode penelitian ini adalah deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah semua ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan di Desa Trimurti, Srandakan, Bantul, Yogyakarta Tahun 2016 sebanyak 127 ibu. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 96 ibu dengan teknik pengambilan sampel menggunakan proporsional random sampling. Hasil penelitian dengan menggunakan uji korelasi chi square didapatkan nilai (p) 0,00 lebih kecil dari 0, 05 dan nilai correlation coefficient 0,430. Disimpulkanada hubungan pemberian ASI eksklusif dengan lama amenore laktasi di Desa Trimurti, Srandakan, Bantul, Yogyakarta Tahun 2016

Kata kunci: ASI Eksluisf, Lama Amenore Laktasi

Abstact: Exclusive Breastfeeding relationship with long Amenore lactation. WHO-UNICEF in 2002 in the global strategy for infant and young childfeeding applied the best way of giving to infants and nursing infants exclusively from birth until the age of 6 months and continuing to breastfeed children up to 24 months of age and starting at 6 months of age, babies receiving complementary feeding (MP-ASI ). Based on data from the Directorate of Health in the District of Bantul Yogyakarta with in the period of 2014 from the recapitulation ofthe monthly of february and 7,727 babies aged 6-6 months and those receiving exclusive ASI seks amounted to 5,561 or (71,55%). Exclusive breastfeeding may prolong the duration of lactation amenorrhea, as prolactin levels remain high due to continuous sucking of infants. This study aims to determine the relationship between exclusive breastfeeding with long lactation amenorrhea in Trimurti Village, Srandakan, Bantul, Yogyakarta Year 2016. The method of this research is analytical descriptive, with cross sectional approach. The population is all mothers with infants aged 6-12 months in Trimurti village, Srandakan, Bantul, Yogyakarta 2016 as many as 127 mothers. The sample in this study amounted to 96 mothers with sampling technique using proportional random sampling. The result of research by using chi square correlation test in get value (p) 0,00 less than 0,05 and correlation coefficient 0,430. It was concluded that the relationship of exclusive breastfeeding with long lactation amenorrhea in Trimurti Village, Srandakan, Bantul, Yogyakarta Year 2016.

(2)

PENDAHULUAN

Air susu ibu (ASI) eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja selama 6 bulan, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh dan air putih, serta tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan nasi tim (Kristiyansari, 2009).

WHO-UNICEF pada tahun 2002 dalam global strategy for infant and young childfeeding menerapkan cara pemberian makan pada bayi yang baik dan benar yaitu menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan dan mulai umur 6 bulan, bayi mendapat makanan pendamping ASI (MP-ASI) (Kementrian Kesehatan RI, 2010).

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2010 sebanyak 1,5 juta balita 0-6 bulan meninggal akibat pemberian makanan tambahan sebelum waktunya, dan dalam pemberian ASI diseluruh dunia sebesar 15% bayi diberi ASI. Namun tidak sedikit juga susu formula diberikan pada bayi yang ditemukan oleh Yayasan Lembaga Konsumen (YLKI) dan Badan Kerja Peningkatan Asi (BKPP-ASI). Data survei Demografi dan kesehatan Indonesia (Depkes RI, 2008) menunjukkan pada bayi yang berusia <6 bulan yang menggunakan susu formula, yaitu sebanyak 76,6% pada bayi yang tidak disusui. Susu formula diberikan karena alasan terdapat keadaan yang tidak memungkinkan untuk menyusui, produksi ASI tidak ada atau kurang, atau ibu tidak mempunyai kesempatan dikarenakan pekerjaannya mengharuskan meninggalkan rumah untuk jangka waktu yang lama (Hasan dkk, 2005).

Amenore laktasi bisa digunakan sebagai kontrasepsi karena mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa makanan tambahan apapun (Prawiroharjo, 2006). Maksudnya dapat diandalkan sebagai kontrasepsi sepanjang ibu tidak mengalami ovulasi, tetapi kapan ovulasi datang belum dapat ditentukan secara pasti (WHO) keefektifan kontrasepsi ini 98 % bagi ibu yang menyusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama pasca persalinan dan belum menstruasi setelah melahirkan.

Untuk menggunakan amenore laktasi sebagai kontrasepsi, pengeluaran ASI yang dipengaruhi hormon oksitosin haruslah lancar, 75 % lancarnya pengeluaran ASI dipengaruhi oleh psikis ibu itu sendiri. Ringkasan 13 penelitian dari 8 negara telah memunculkan kesimpulan yang dikenal sebagai “Pernyataan Konsensus Bellagio”, bahwa pemberian ASI mencegah kehamilan >98% selama 6 bulan pertama setelah melahirkan bila ibu menyusui atau

(3)

memberi ASI dan belum pernah mengalami perdarahan pervaginam setelah hari ke-56 pascapartum (Varney, 2006).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Yogyakarta dalam kurun waktu 2014 dari rekapitulasi hasil di bulan Februari dan Agustus didapat 7.772 bayi usia 0-6 bulan dan yang mendapatkan ASI eksklusif sejumlah 5.561 atau (71,55 %).

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Puskesmas Srandakan pada Desa Trimurti, Srandakan, Bantul, Yogyakarta didapatkan 10 ibu yang menyusui secara eksklusif, 5 diantaranya lama amenore laktasi >6 bulan dengan frekuensi menyusui >8x sehari, dan 5 orang lainya lama amenore laktasi <6 bulan dengan frekuensi menyusui <8x sehari dan lama menyusui 10 menit. Tujuan penelitian ini adalah untuk melakukan penelitian dengan judul penelitian Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan Lama Amenore Laktasi di desa Trimurti, Srandakan, Bantul Yogyakarta Tahun 2016.

METODE

Metode penelitian ini adalah deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah semua ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan di Desa Trimurti, Srandakan, Bantul, Yogyakarta Tahun 2016 sebanyak 127 ibu. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 96 ibu dengan teknik pengambilan sampel menggunakan proporsional random sampling. Penelitian dilakukan pada Desember 2015-Mei 2016 di semua posyandu yang berada di Desa Trimurti, Srandakan, Bantul, Yogyakarta. Teknik pengambilan data menggunakan ceklist. Analisis data dengan uji statistik Chi Square.

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

Penelitian yang dilakukan pada Desember 2015-Mei 2016 di semua posyandu yang berada di Desa Trimurti, Srandakan, Bantul, Yogyakarta, didapatkan sampel sebanyak 96 orang. Untuk mendapatkan data dilakukan dengan menggunakan ceklist. Dari data yang diperoleh dapat disajikan sebagai berikut.

(4)

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden No Karakteristik Responden Jumlah Persentase 1. Umur ibu <20 tahun 1 1% 20-35 tahun 77 80,2% >35 tahun 18 18,8% 2. Pendidikan ibu SD 1 1% SMP 8 8,4% SMA 74 77,1% Perguruan Tinggi 13 13,5% 3. Paritas Satu 48 50% Dua 38 39,6% Tiga 9 9,4% Empat 1 1% 4. Menyusui ASI eksklusif 66 68,8%

Non ASI eksklusif 30 31,2%

5. Lama amenore laktasi ASI eksklusif

Cepat (<6 bulan) 31 47%

Lama (>6 bulan ) 35 53%

6. Lama amenore laktasi tidak ASI eksklusif

Cepat (<6 bulan) 29 96,7% Lama (>6 bulan ) 1 3,3% 7. Frekuensi menyusui <8 kali 28 29,2% >8 kali 68 70,8% 8. Durasi menyusui <10 menit 26 27,1% >10 menit 70 72,9% Jumlah 96 100%

Berdasarkan tabel 1 karakteristik responden penelitian ini paling banyak berumur antara 20-35 tahun yaitu sebanyak 77 orang (80,2%), sebagian besar berpendidikan SMA yaitu sejumlah 74 orang (77,1%), memiliki satu orang putra yaitu berjumlah 48 orang (50%), menyusui secara Eksklusif yaitu berjumlah 66 orang (68,8%). Sebagian besar lama amenore laktasi pada ibu yang menyusui secara eksklusif dalam kategori lama (>6 bulan) yaitu berjumlah 35 orang (53%) sedangkan lama amenore laktasi pada ibu yang menyusui tidak eksklusif dalam kategori cepat (<6 bulan) yaitu berjumlah 29 orang (96,7%). Karakteristik responden dalam penelitian ini paling banyak frekuensi menyusuinya adalah >8 kali dalam sehari yaitu sejumlah 68 orang (70,8% dan durasi menyusuinya adalah >10 menit dalam sehari yaitu sejumlah 70 orang (72,9%).

(5)

Tabel 2. Hasil Uji Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Lama Amenore Laktasi

Kategori Cepat Lama ∑ % P value

% %

ASI eksklusif 31 32,3 35 36,5 66 68,8 21,734 0,00 Non ASI

eksklusif 29 30,2 1 1 30 31,2

Jumlah 60 62,5 36 36,5 96 100 21,734 0,00

Tabel 2. menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji statistik chi square dapat diketahui bahwa nilai hitung adalah 21,734 dan p value 0,00. Nilai hitung > tabel (21,734>3,841) dan nilai p<0,005(0,00<0,005).

PEMBAHASAN

1. Pemberian ASI Eksklusif

Pemberian ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim dengan jangka waktu pemberian selama 6 bulan (Roesli, 2005).

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang memberian ASI eksklusif sebanyak 66 orang (68,8%) dan ibu yang memberikan ASI non Eksklusif sebanyak 30 orang (31,2%). Hasil tersebut dapat disimpulkan bahawa mayoritas ibu di Desa Trimurti memberikan ASI secara eksklusif, yaitu sebanyak 66 orang (68,8%).

ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein laktose dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai makanan utama bayi (Kodrat, 2010).

Pemberian ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan seperti susu formula, jeruk, madu, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim dengan jangka waktu pemberian selama6 bulan (Roesli, 2005).

Menurut Arifin (2006) faktor lain yang mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI secara eksklusif adalah kemudahan-kemudahan yang didapat dari kemajuan teknologi

(6)

makanan bayi, ibu yang keluar rumah baik karena bekerja maupun karena tugas-tugas sosial, adanya anggapan bahwa memberikan susu botol kepada anak sebagai suatu simbol bagi kehidupan tingkat sosial yang lebih tinggi, pengaruh melahirkan di rumah sakit atau klinik bersalin yang petugas kesehatannya tidak memberikan informasi untuk menyusui bayi mereka.

2. Lama Amenore Laktasi

Berdasarkan hasil penelitian ibu yang menyusui secara Eksklusif berjumlah 66 orang (68,8%). Sebagian besar lama amenore laktasi pada ibu yang menyusui secara eksklusif dalam kategori lama (>6 bulan) yaitu berjumlah 35 orang (53%) sedangkan lama amenore laktasi pada ibu yang menyusui tidak eksklusif dalam kategori cepat (<6 bulan) yaitu berjumlah 29 orang (96,7%).

Menurut Prasetyono (2009) menyusui secara murni (eksklusif) dapat menjarangkan kehamilan, ditemukan rata-rata jarak kehamilan ibu yang menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak menyusui 11 bulan. Hormon yang mempertahankan laktasi bekerja menekan hormon untuk ovulasi, sehingga dapat menunda kembalinya kesuburan.

Beberapa negara berkembang seperti Indonesia, efek kontrasepsi dari laktasi adalah salah satu cara pengaturan kesuburan wanita. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian air susu ibu dapat mempengaruhi lamanya amenore dan frekuensi ovulasi. Pemberian ASI yang tidak eksklusif ditandai dengan peningkatan terjadinya ovulasi sebelum timbulnya menstruasi dan berkurangnya lama amenore (Nindy, 2005).

Penelitian juga dilakukan pada wanita Australia yang menyusui dalam jangka waktu yang lama, aktivitas ovarium ditentukan dengan mengukur pregesteron dalam saliva dan eksresi esterogen dan pregnandiol (Nindy, 2005).

Penelitian di Chili memperlihatkan peran anovulasi dan defek fase luteal terhadap infertilitas akibat laktasi. Disimpulkan bahwa meskipun terjadi anovulasi, kondisi endokrin yang abnormal pada fase luteal pertama memberikan perlindungan efektif pada wanita selama amenore laktasi dalam jangka waktu 6 bulan postpartum (Diaz dkk, 1992 dalam Nindy 2005).

(7)

2005). Faktor lain yang dapat mempengaruhi kembalinya siklus menstruasi adalah penggunaan kontrasepsi hormonal, stres (kondisi mental emosional), perilaku merokok dan pekerjaan (Liu dkk , 2003).

3. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Lama Amenore Laktasi

Berdasarkan hasil uji chi square antara pemberian ASI dengan lama amenore laktasi di Desa Trimurti, Srandakan, Bantul, Yogyakarta diketahui p value 0,00 <0,05 yang artinya terdapat hubungan. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima yaitu ada hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan lama amenore laktasi.

Hartanto (2010) menyatakan kesuburan tidak akan terjadi apabila laktasi yang ketat dipertahankan, jika bayi yang menghisap ASI sebanyak 6 x atau lebih dalam 24 jam, lama menyusui lebih dari 60 menit dalam 24 jam dan menyusui pada malam hari, merupakan faktor penting dalam menunda ovulasi.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Sebagian besar ibu menyusui secara eksklusif sebanyak 66 orang (68,8%).

2. Sebagian besar ibu yang menyusui secara eksklusif lama amenore laktasi dengan kategori lama (>6 bulan) sebesar 35 orang (53%).

3. Sebagian besar ibu menyusui dengan frekuensi >8 kali sehari yaitu sebanyak 68 orang (70,8%).

4. Sebagian besar ibu menyusui dengan durasi >10 menit tiap kali menyusui yaitu sebanyak 70 orang (72,9 %).

5. Ada hubungan pemberian ASI eksklusif dengan lama amenore laktasi ditunjukkan dengan nilai uji chi square didapatkan taraf signifikan 0,00 lebih kecil dari 0,05 dan nilai correlation coefficient sebesar 0,430 dengan tingkat hubungan sedang.

Berdasarkan dari hasil kesimpulan penelitian di atas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi puskesmas

Diharapkan puskesmas memberikan penyuluhan tentang manfaat pemberian ASI eksklusif guna memperlambat amenore laktasi.

2. Ibu-ibu DesaTrimurti

(8)

manfaat dari pemberian ASI eksklusif guna memperlambat amenore laktasi. 3. Penelitian selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk lebih spesifik dalam menentukan variabel bebasnya seperti frekuensi menyusui dan durasi menyusui.

DAFTAR RUJUKAN

Arifin S. 2006. Pemberian ASI dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Sumatra Utara: Universitas Sumatra Utara

Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2008. http://www.depkes.go.id. Diakses pada

tanggal 31 Desember 2015 pukul 19.30.

Depkes RI. 2010. Pekan ASI Sedunia. http://gizi.net/download/pekanasi-2010.pdf. Diakses pada tanggal 15 November 2015 pukul 17.30 WIB.

Depkes RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2013. http://www.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 19 November 17 Desember 2015 pukul 20.05 WIB.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. 2014. Profil Kesehatan Kabupaten Bantul Bantul: Depkes Bantul.

Gebbie A. 2006. Metode Barier. Dalam: Glasier, A. (eds). Keluarga Berencana & Kesehatan Reproduksi. Edisi 4. Jakarta: EGC.

Hasan, Rusepno. 2005. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FKUI

Heffer, LJ., Schust, D.J. 2008. Fertilisasi dan Terjadinya Kehamilan. Dalam: Heffner, L.J., Schust, D.J (eds) At a Glance Sistem Reproduksi. Edisi 2. Jakarta: Erlangga

Hendarto A, Pringgodini K. 2008. Bedah ASI. Jakarta: Balai Penerbit FKUI Hartanto. 2010. Keluarga Berencana dan kontrasepsi. Sinar Harapan, Jakarta.

Kodrat L. 2010. Dasyatnya ASI & Laktasi Untuk Kecerdasan Buah Hati Anda. Yogyakarta: Medika Baca.

Kristiyanasari W. 2009. Asi, Menyusui dan SADARI. Yogyakarta: Nuha Medika

Liwellyn jone, D. 2005. Setiap Wanita: Panduan Terlengkap tentang Kesehatan, Kebidanan &kandungan. Jakarta: Delapratasa Publishing

(9)

Nichol. 2005. Panduan Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika

Nindy S. 2005. Dampak Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Penurunan Kesuburan Seorang Wanita. http://kalbe.co.id/. Di akses tanggal 26 November 2015 pukul 15.00 WIB. Notoatmodjo A. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta:EGC

Prasetyono D. 2009. Buku Pintar Asi Eksklusif. Yogyakarta: Diva Press

Prawiroharjo. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP Roesli U. 2005. Panduan Praktis Menyusui. Jakarta: Puspa Swara

Varney H. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1. Jakarta: EGC

Gambar

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Tabel 2. Hasil Uji Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Lama Amenore Laktasi

Referensi

Dokumen terkait

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sastra anak merupakan salah satu karya sastra yang lebih dikhususkan untuk anak-anak dengan bahasa dan

Tujuan dilaksanakannya praktik kerja lapangan adalah untuk mendapatkan gambaran nyata tentang dunia kerja agar mahasiswa dapat meningkatkan keterampilan dan ilmu pengetahuan

Dengan kata lain Capital Adequancy Rasio (CAR) adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau

Marta : Ya..sudah pasti susah ya, karena otomatis khususnya buat saya yang bahasa inggrisnya ndak bagus gitu otomatis pada saat orang komplain kan tidak bisa kita ajak mencari

untuk data dari application layer  menjamin data yang berasal dari application layer suatu sistem dapat dibaca oleh application layer di sistem yang lain.

Bahwa pada tanggal 12 Januari 2010, Saksi mendapat perintah dari Pasi Intel Yonif 754/ENK (Lettu Inf.Fery) untuk membantu melakukan pencarian terhadap Terdakwa

Selain orangtua memonitor durasi penggunaan laptop, Jacobs juga menyarankan agar anak-anak diajarkan untuk melakukan peregangan dan latihan otot untuk mencegah gangguan postur

Pertanyaan mendasarnya adalah, akankah atau tidak akankan kelompok gender dan pemuda yang selama ini tidak masuk dalam nomenklatur kepemimpinan tradisional di Minangkabau, juga