BAB I
PENDAHULUAN
B. LATAR BELAKANG
Jepang telah menyebarkan pengaruh budayanya ke seluruh dunia terutama melalui produk-produk budaya populer. Anime (Kartun atau Animasi Jepang) dan Manga (Komik Jepang) merupakan contoh dari produk budaya populer yang dipakai Jepang untuk menyebarkan budayanya. Ksatrya (www.kompasiana.com 2011: 1) berpendapat bahwa, “Di Indonesia, penyebaran anime dan manga dapat dilihat terutama pada tahun 1990-an dengan terbit dan tayangnya salah satu ikon budaya populer anime dan manga Jepang, Doraemon”. Selain Doraemon, hal ini semakin terlihat dengan terbit dan tayangnya juga anime dan manga seperti Sailor Moon, Dragon Ball, Pokemon, Digimon, dan sebagainya yang memiliki banyak penggemar setia di Indonesia.
Musik-musik aliran Jepang juga mulai menampakkan kepopulerannya yang tidak lepas dari peranannya sebagai soundtrack film-film kartun anime yang sering diputar di layar kaca pertelevisian Indonesia. Yuri (2010: 2) mengatakan, “Dengan dimulainya demam manga dan anime serta musik Jepang di awal-awal 90′an maka terbentuklah komunitas pecinta budaya Jepang di Indonesia...”. Masyarakat Indonesia pun akhirnya mulai mendengarkan lagu-lagu dari Jepang dan mulai menyebarkan lagu-lagu tersebut secara perlahan-lahan.
Beberapa tahun belakangan memang industri musik Indonesia tengah dibanjiri musik yang mengusung aliran Korean Pop atau biasa disingkat K-Pop.
K-Pop di Indonesia yang di adaptasi dari negara Korea dengan Boyband dan Girlbandnya yang mirip bahkan mendekati artis K-Pop itu sendiri. Sampai-sampai di salah satu stasiun televisi membuat acara musik dan sejenisnya yang khusus berisi K-Pop. Tentunya itu sangat dapat membantu penyebaran K-Pop di Indonesia. Sementara itu Musik Jepang tergerus, fans Musik Jepang di Indonesia kehilangan musik yang mereka cintai. Fans Musik Jepang di Indonesia hanya bisa mendengarkan musik kegemarannya dari musisi Jepang dan mencari soundtrack anime sebagai pelepas jenuh, hanya bisa menunggu lahirnya idola baru mereka hingga seorang produser asal Jepang, Yasushi Akimoto (www.jkt48.com 2012: 1) mengatakan bahwa, “...yakin bisa mempopulerkan idol grup Musik Jepang di Indonesia dengan terbentuknya JKT48.”
Jepang terus berusaha mengembangkan negaranya dan salah satu caranya yaitu mempromosikan kebudayaan dan pendidikan di Indonesia. Japan Matsuri atau Festival Jepang yang diselenggarakan di Jakarta adalah salah satu langkah yang diambil untuk mempromosikan kebudayaan dan pendidikan mereka. Menurut Ketua Japan Matsuri, Richard Susilo (www.sindonews.com 2014) mengatakan “...promosi kebudayaan dipilih karena segmen itu menjadi dasar dari segalanya”. Dalam kesempatan yang sama, Richad Susilo juga menerangkan:
“...animo masyarakat Indonesia terhadap sesuatu yang berbau dengan Jepang sangatlah tinggi. Namun, minat warga Indonesia untuk belajar di Jepang sangatlah minim, salah satu penghambatnya adalah kurangnya informasi mengenai Jepang”.
Belum ada sarana belajar maupun gallery yang khusus untuk budaya Jepang populer di Indonesia, padahal hal tersebut sudah menyebar dengan banyaknya jumlah penggemar dan sangat menarik untuk dipelajari. Ada banyak Festival Budaya Jepang yang sering diadakan di Jakarta selain Japan Matsuri yang diadakan setiap tahun, yaitu Japanese Culture Week, Little Tokyo, OTAKU, Hellofest, Bunkasai, Kaizen, Keiran, dan lain sebagainya. Festival-festival tersebut dapat terselenggara berkat adanya komunitas-komunitas Jejepangan di Jakarta. Salah satu komunitas yang rutin mengadakan festival adalah AKIPA yang didirikan oleh mahasiswa jurusan Sastra Jepang Universitas Indonesia.
C. BATASAN MASALAH
Perancangan J-Pop Center merupakan desain tata ruang dalam sebuah bangunan yang fungsi utamanya adalah sebagai tempat kegiatan terpusat dari suatu komunitas dan tempat untuk mengapresiasi karya budaya Jepang populer dengan luasan + 1000m2 – 1200m2 yang menyediakan fasilitas menunjang lobby, gallery and gift shop, multifunction hall, ruang pendidikan (studio musik, studio gambar, dan studio fashion), Cafetaria yang menyediakan kuliner Khas Jepang yang bersifat public space dengan konsep Harajuku.
D. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana merancang J-Pop Center yang sesuai dengan kaidah desain mengenai organisasi ruang, sirkulasi dan sistem interior ?
2. Bagaimana merancang interior J-Pop center dengan konsep Fashion Harajuku?
E. TUJUAN PERANCANGAN
1. Merancang J-Pop Center yang sesuai dengan kaidah desain mengenai organisasi ruang, sirkulasi dan sistem interior.
2. Merancang interior J-Pop center dengan konsep Fashion Harajuku.
F. MANFAAT PERANCANGAN
1. Bagi Desainer
Untuk melatih dan mengasah kreativitas desainer dalam merencanakan dan merancang interior sebuah public space yang berfungsi menjadi gedung kegiatan terpusat dari suatu komunitas dan tempat untuk berinteraksi dalam mengapresiasikan karya Budaya Jepang populer. Desainer dapat memperoleh pengalaman dan pengetahuan yang baru yang mungkin sebelumnya belum di dapat.
2. Bagi masyarakat sekitar dan pengunjung
Perencanaan dan perancangan interior akan bermanfaat bagi pengunjung dan masyarakat khususnya penikmat budaya Jepang populer karena J-pop center menjadi sarana untuk menyalurkan kegiatan kreativitas yang berhubungan dengan budaya Jepang populer. Perancangan yang baik juga akan memberikan kepuasan atas pelayanan bagi pengunjung.
Perencanaan dan perancangan interior J-pop center diharapkan bisa memberikan lapangan kerja yang berguna bagi karyawan. Selain itu juga bermanfaat bagi owner dalam mengembangkan budaya Jepang populer yang berkualitas di masyarakat dan mengembangkan bisnis plan dengan kemasan interior yang menarik.
4. Bagi Dunia Akademik
Perencanaan dan perancangan interior J-Pop center diharapkan bisa memberikan informasi mengenai pengetahuan budaya populer dari negara Jepang seperti anime dan manga yang sedang populer dan bagaimana cara menggambarnya, cara bermain musik dan bagaimana mengaplikasikan di kehidupan sehari-hari.
G. METODE DESAIN
Skema Pola Pikir
Skema pola pikir J-Pop center berawal dari latar belakang sejarah masuknya budaya Jepang populer ke Indonesia, berkembangnya festival
J-Pop Center
Latar Belakang
- Masuk dan berkembangnya budaya Jepang populer di Indonesia
- Penggemar J-Pop di Indonesia
- Fungsi J-Pop Center
- Mengapa Kota Jakarta membutuhkan „J-Pop Center
Rumusan Masalah
- Bagaimana merancang J-Pop Center yang sesuai dengan kaidah desain mengenai organisasi
ruang, sirkulasi dan sistem interior ?
- Bagaimana merancang interior J-Pop center dengan konsep Fashion Harajuku ?
Studi Lapangan - Kota Jakarta - Restaurant Jepang - Studio Musik - Teater - Hall / Auditorium - Komunitas Jejepangan - Festival Jepang Studi Literatur - Pengertian Judul - J-Pop Culture - Akustik ruang - Lobby - Gallery
- Konsep ide gagasan
Konsep Desain - Harajuku Norma Desain Sasaran Desain Karakter Desain Furniture Interior System Elemen Pembentuk Ruang
Desain Interior „J-Pop Center‟ ‟
kebudayaan Jepang populer di Kota Jakarta, banyaknya penggemar J-Pop dan munculnya komunitas-komunitas penggemar J-Pop di Kota Jakarta. Hal tersebut menunjukkan bahwa perlu adanya J-Pop center di Kota Jakarta. Latar belakang yang ada kemudian dirumuskan menjadi dua rumusan masalah yaitu (1) bagaimana merancang J-Pop Center yang sesuai dengan kaidah desain mengenai organisasi ruang, sirkulasi, dan sistem interior? (2) bagaimana merancang interior J-Pop Center dengan konsep Fashion Harajuku?
Konsep desain ditentukan dengan cara melakukan kajian literatur dan kajian lapangan. Kajian literatur terdiri dari kajian teori yang mengkaji tentang pengertian judul, J-Pop culture, akustik ruang, lobby, gallery, dan konsep ide gagasan. Kajian lapangan terdiri dari beberapa tinjauan, antara lain tinjauan umum yang berisi tentang pembahasan lokasi proyek yang akan direncanakan yaitu DKI Jakarta dan tiinjauan khusus yang merupakan peninjauan langsung ke objek yang berkaitan dengan J-Pop center seperti teater, hall/ auditorium, studio musik dan restauran Jepang. Tinjauan umum studi lapangan dan wawancara mengenai perkembangan Komunitas Jejepangan dan Festival Jepang dari tahun 2014-2015 untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
Konsep desain untuk J-Pop center ini adalah Fashion Harajuku. Sasaran desain dengan konsep Harajuku pada elemen pembentuk ruang, interior sistem, furnitur dan karakter desain. Konsep desain Harajuku untuk J-Pop Center juga memperhatikan norma desain, yaitu dengan mempertimbangkan fungsi, bentuk/ kesan/ penampilan, bahan yang dipakai dan konstruksi yang baik dan benar
hingga menjadi sebuah desain interior J-Pop center dengan konsep Harajuku sesuai dengan yang diharapkan.
H. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I. Pendahuluan
Latar belakang menjelaskan sejarah masuknya budaya Jepang populer ke Indonesia, berkembangnya festival kebudayaan Jepang populer di Kota Jakarta, banyaknya penggemar Pop dan munculnya komunitas-komunitas penggemar J-Pop di Kota Jakarta. Batasan masalah berisi tentang batasan tentang perencanaaan dan perancangan desain. Rumusan masalah, berisi tentang pertanyaan-pertanyaan dasar yang hendak dicari jawabannya melalui penelitian, survei, dan sebagainya. Tujuan desain tentang operasional dari rumusan masalah. Manfaat desain, manfaat bagi pihak – pihak yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan desain proyek desain. Metode desain berisi metode yang dipakai untuk merumuskan dan menyelesaikan permasalahan yang ada dalam proses perencanaan dan perancangan.
BAB II. Kajian Literatur
Kajian literatur terdiri dari Kajian Teori yang mengkaji tentang pengertian judul, J-Pop Culture, akustik ruang, lobby, gallery dan konsep ide gagasan.
BAB III. Kajian Lapangan
Kajian lapangan terdiri dari beberapa tinjauan. Tinjauan umum berisi tentang pembahasan lokasi proyek yang akan direncanakan yaitu DKI Jakarta.
Tinjauan khusus merupakan peninjauan langsung ke objek yang berkaitan dengan J-Pop Center seperti teater, hall/ auditorium, studio musik dan restauran Jepang. Tinjauan umum studi lapangan dan wawancara mengenai perkembangan Komunitas Jejepangan dan Festival Jepang dari tahun 2014-2015 untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
BAB IV. Analisa Desain
Bab ini terdiri dari dua poin yaitu programming dan konsep desain. Programming membahas tentang definisi proyek, asumsi lokal, status kelembagaan, struktur organisasi, program kegiatan, alur kegiatan, program ruang, besaran ruang, pembentuk ruang, pengisi ruang, sistem interior, sistem keamanan, sistem organisasi ruang, sistem sirkulasi, pola hubungan antar ruang, zoning dan grouping.
Konsep desain berisi tentang ide gagasan, tema, suasana ruang, pola penataan ruang, pembentuk ruang, pengisi ruang, sistem interior, dan sistem keamanan.
BAB V. KESIMPULAN
Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran dari tugas akhir. DAFTAR PUSTAKA