• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

HIV dan AIDS merupakan masalah kesehatan global. Di seluruh dunia, terdapat lebih dari 20 juta orang yang meninggal sementara 40 juta telah terinfeksi HIV (UNAIDS, 2010). Fakta yang dihimpun dari berbagai laporan menunjukkan bahwa HIV dan AIDS memberi dampak yang signifikan pada kemiskinan masyarakat dunia.

HIV dan AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain. Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dahulu dinyatakan sebagai HIV positif.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2012, jumlah penderita baru HIV di dunia mencapai total 2,3 juta penderita yang terdiri dari penderita dewasa sebesar 2 juta penderita dan penderita anak-anak (<15 tahun) sebesar 260.000 ribu penderita. Jumlah kematian akibat AIDS di tahun 2012 sebanyak 1,6 juta, yang terdiri dari kasus pada orang dewasa sebesar 1,4 juta kasus dan pada anak-anak (<15 tahun) sebesar 210.000 ribu jiwa. Jumlah orang yang hidup dengan HIV positif didunia sampai tahun 2012 sebanyak 35,3 juta penderita, dengan jumlah penderita dewasa sebanyak 32,1 juta penderita, pada wanita sebesar 17,7 juta penderita, dan pada anak-anak sebesar 3,3 juta penderita (WHO, 2013b).

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP & PL) Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, melaporkan di

(2)

Indonesia jumlah kasus HIV dan AIDS pada triwulan I Tahun 2013 dilaporkan kasus HIV baru yang terdeteksi pada priode Januari-Maret 2013 mencapai 5.369. Kasus baru terdeteksi pada kelompok umur 25-49 tahun (74,2%), 20-24 tahun (14,0%), dan ≥50 tahun (4,8%). Perbandingan antara laki-laki dan perempuan adalah 1:1. Faktor risiko atau cara penularan HIV melalui hubungan seksual tidak aman (tidak memakai kondom) pada heteroseksual (50,5%), penggunaan jarum suntik berganti-ganti pada penyalahguna narkoba (8,4%), dan LSL/Lelaki Seks Lelaki (7,6%). Pada priode bulan Januari-Maret 2013 jumlah kasus AIDS yang baru terdeteksi sebanyak 460. Terdeteksi pada kelompok umur 30-39 tahun (39,1%), 20-29 tahun (26,1%) dan 40-49 tahun (16,5%). Perbandingan antara laki-laki dan perempuan adalah 2:1 ( AIDS Watch Indonesia, 2013).

Berdasarkan data terbaru Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi NTT, Jumlah Kumulatif Kasus HIV dan AIDS Di Provinsi NTT Sejak Tahun 1997 sampai dengan Juni 2013 menunjukkan kasus HIV di NTT mencapai 1.053 dan kasus AIDS mencapai 1.392 kasus sehingga total kasus mencapai 2.455 kasus. Sampai pada bulan Juni 2013 kasus AIDS yang terjadi di NTT sebanyak 89 kasus dan HIV sebanyak 98 kasus. Untuk Kota Kupang sampai bulan Juni 2013 sendiri kasus HIV sebanyak 32 kasus dan AIDS sebanyak 28 kasus. Jumlah kumulatif Kasus HIV dan AIDS di NTT berdasarkan golongan umur pada tahun 1997-2013 menunjukkan bahwa remaja dengan umur antara 16-20 sebanyak 114 kasus, dan 21-25 sebanyak 299 kasus. Berdasarkan data tersebut golongan umur muda pun rentan terhadap HIV maupun IMS. Perilaku seks bebas dikalangan remaja yang terus meningkat menjadi salah satu faktor penyebab tingginya angka tersebut.

Berdasarkan data-data diatas, kaum muda dengan golongan umur 15-24 tahun merupakan golongan umur yang menunjukan jumlah kasus yang tinggi. Seiring dengan kesepakatan global dalam upaya pengendalian HIV dan AIDS dalam MDGs (Millenium Development Goals) yakni mengendalikan penyebaran HIV dan AIDS dan mulai menurunnya kasus baru pada tahun 2015. Terdapat 4 (empat) indikator yang menunjukan menurunnya jumlah kasus baru pada tahun 2015, 3 (tiga) diantaranya berfokus pada golongan umur 15-24 tahun. Indikator

(3)

tersebut yaitu prevalensi HIV <0,5% pada mereka yang berumur 15-24 tahun, penggunaan kondom pada hubungan seksual berisiko pada mereka yang berumur 15-24 tahun sebesar 50%, proporsi pada mereka yang berumur 15-24 tahun mempunyai pengetahuan yang benar dan komprehensif tentang HIV dan AIDS yaitu sebesar 95%, dan proporsi orang dengan HIV lanjut yang akses terhadap pengobatan Anti Retroviral Virus (ARV) yaitu 80%. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2011 menyatakan, secara nasional baru 11,4% penduduk umur 15-24 tahun yang memiliki pengetahuan yang benar dan komprehensif tentang HIV dan AIDS (Pusat Promosi Kesehatan, 2012). Jumlah ini masih sangat jauh dari target MDGs yang telah ditetapkan, oleh karena itu beberapa kementrian seperti Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Kementerian Sosial Republik Indonesia, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, bersama-sama melaksanakan sebuah program bernama “Aku Bangga Aku Tahu” dalam pelaksanaan kampanye HIV dan AIDS pada kaum muda usia 15-24 tahun.

Mendukung kampanye edukasi HIV dan AIDS promosi kesehatan kepada kaum muda umur 15-24 tahun, kaum muda yang tergabung dalam sebuah komunitas motor pun termasuk dalam sasaran dari program ini. Remaja yang tergabung dalam suatu komunitas motor terkadang terpengaruh untuk mencoba hal-hal yang baru termasuk dalam hubungannya dengan perilaku seks bebas. Tujuan dari kampanye “Aku Bangga Aku Tahu” adalah meratakan pengetahuan yang benar dan komprehensif tentang HIV dan AIDS diantara kaum muda usia 15-24 tahun. Bentuk promosi kesehatan yang dapat dilakukan untuk mendukung promosi kesehatan pada kaum muda tidak hanya terbatas pada promosi melalui media televisi, radio, pembagian brosur ataupun aksi sosial namun juga dapat dilakukan melalui layanan pesan singkat atau SMS. Promosi kesehatan melalui pesan singkat untuk remaja sudah pernah dilakukan di Amerika dan Australia. Penggunaan handphone yang semakin tinggi dikalangan remaja baik untuk

(4)

bersosialisasi, hiburan, maupun untuk membaca berita, membuat handphone pun dapat dijadikan alat promosi kesehatan bagi remaja.

Jumlah penduduk Nusa Tenggara Timur Tahun 2012 berdasarkan Data Agregat Kependudukan Per Kecamatan keadaan Desember 2012 tercatat sebanyak 5.343.902 jiwa dengan jumlah penduduk terbesar berada di Kota Kupang sebanyak 474.324 jiwa (8,88%). Dari jumlah penduduk kota kupang tersebut 10,23% (48.523 jiwa) berumur 15-19 tahun dan sebesar 10,33% (48.997 jiwa) berumur 20-24 (Biro Pemerintahan Setda Provinsi NTT, 2013). Data KPA Provinsi NTT smpai tahun 2013 menunjukan kasus HIV untuk golongan umur 16-24 tahun di kota Kupang telah mencapai 413 kasus, untuk itu promosi kesehatan seksual dan kampanye edukasi mengenai HIV dan AIDS dalam upaya menurunkan jumlah kasus HIV di tahun-tahun berikutnya dan mendukung kampanye “Aku Bangga Aku Tahu (ABAT)” di kota Kupang, upaya promosi melalui media layanan pesan singkat atau SMS patut untuk dilakukan.

Komunitas motor yang menjadi wadah berkumpul anak muda kota kupang dapat dijadikan sasaran bagi program ABAT. Anggota komunitas motor yang rata-rata berusia 15-24 tahun dapat diintervensi dan diedukasi mengenai pencegahan penularan HIV,AIDS, dan IMS sehingga nantinya memiliki pengetahuan yang komprehensif mengenai HIV, AIDS, dan IMS. Meskipun smapai saat belum terdapat data yang menunjukan jumlah pasti komunitas motor di kota Kupang, namun tidak berarti keberadaan komunitas ini tidak ada. Komunitas motor sering dijumpai berkumpul di pinggir jalan, kampus, sekolah, maupun temat-tempat umum di kota Kupang menunjukan keberadaan komunitas ini yang begitu jelas. Intervensi dan promosi kesehatan pada kalangan gay, waria, maupun pekerja seks di kota Kupang sudah sering dilakukan, oleh karena itu komunitas motor semacam ini perlu untuk diikutkan dalam program pencegahan penularan HIV dan AIDS di kota Kupang karena juga termasuk dalam populasi yang berisiko.

Penggunaan media telekomunikasi dalam mendukung pelayanan kesehatan dan penelitian kesehatan semakin meningkat seiring dengan perhatian dalam memberikan kesempatan untuk secara cepat menghubungkan antar manusia,

(5)

sehinggga mengurangi adanya penundaan dalam pengambilan keputusan dan secara positif mempengaruhi jutaan penduduk yang tidak terlayani akses pelayanan kesehatan. The International Telecommunication Union (ITU) memperkirakan sekitar 5,9 miliar nomor telepon yang telah terdaftar pada tahun 2011, dengan penetrasi global 87% di mana 79% berada di negara berkembang. Dari data ini maka penggunaan media telekomunikasi dalam mendukung intervensi kesehatan di negara berkembang dapat dilakukan.

Berdasarkan data Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo), pada tahun 2012 pengguna handphone di Indonesia mencapai 231 Juta pengguna. Angka ini mendekati jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 258 juta penduduk pada Desember 2010. Berdasarkan angka ini artinya sebagian besar penduduk Indonesia telah menggunakan handphone. Fungsi dari handphone sekarang ini bukan hanya sebagai alat telekomunikasi untuk melakukan telepon atau melalui pesan singkat atau SMS (Short Message Service), namun, telah berkembang untuk melakukan banyak fungsi lainnya seperti untuk mengirim email ataupun ber-internet. Selain itu keberadaan Handphone juga menunjukkan identitas pemiliknya.

Short Message Service (SMS) merupakan sebuah layanan yang banyak diaplikasikan pada sistem komunikasi tanpa kabel (wireless), memungkinkan dilakukannya pengiriman pesan dalam bentuk alphanumeric antara terminal pelanggan atau antar teminal pelanggan dengan sistem eksternal, seperti e-mail, paging, voice mail, dan lain-lain. Aplikasi SMS merupakan aplikasi yang paling banyak peminat dan penggunanya. Hal ini dapat dibuktikan dengan munculnya berbagai jenis aplikasi yang memanfaatkan fasilitas SMS. Perilaku para pengguna handphone biasanya apabila ada SMS yang masuk, pasti akan langsung membaca SMS tersebut meskipun akhirnya SMS tersebut akan dihapus, namun yang penting SMS tersebut telah dibaca oleh pengguna.

Penggunaan media telepon selular terutama melalui SMS sebagai media promosi, pemantauan, pengingat maupun media sistem pelaporan dalam pelayanan kesehatan sudah banyak digunakan di luar negeri. Salah satunya penelitian di Amerika tentang pandangan remaja mengenai penggunaan SMS

(6)

untuk promosi kesehatan reproduksi yang dilakukan pada remaja berumur 15-20 tahun menghasilkan kesimpulan remaja masih menemui beberapa hambatan dalam memperoleh informasi yang berguna dan mendapatkan layanan kesehatan yang sesuai di umur mereka. Penggunaan pesan teks merupakan cara yang inovatif untuk melibatkan remaja dalam pembelajaran dan praktik mengenai upaya pencegahan kesehatan. Pesan teks memungkinkan pengiriman pesan kesehatan yang efisien dan menawarkan cara yang bijaksana bagi remaja untuk mempelajari informasi kesehatan yang penting, terutama untuk topik-topik sensitif seperti kesehatan seksual (Perry et al., 2012). Penelitian serupa juga dilakukan di Australia untuk promosi kesehatan seksual melalui pesan singkat, dengan subjek penelitian adalah mereka yang berumur antara 16-29 tahun (Gold et al., 2010).

Berdasarkan pemikiran di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai “Aplikasi dan Kegunaan SMS (Short Message Services) Gateway dalam Promosi Pencegahan Penularan IMS (Infeksi Menular Seksual), HIV, dan AIDS di Kupang”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Aplikasi dan Kegunaan SMS (Short Message Services) Gateway dalam Promosi Pencegahan Penularan IMS (Infeksi Menular Seksual), HIV, Dan AIDS di Kupang?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengekplorasi Aplikasi dan Kegunaan SMS (Short Message Services) Gateway dalam Promosi Pencegahan Penularan IMS (Infeksi Menular Seksual), HIV, Dan AIDS di Kupang.

2. Tujuan Khusus

(7)

a. Mengembangkan media promosi kesehatan seksual pada anggota komunitas motor melalui SMS Gateway.

b. Mengeksplorasi kegunaan aplikasi SMS Gateway sebagai media promosi bagi komunitas motor di kota Kupang.

c. Mengetahui seberapa besar peningkatan pengetahuan yang komprehensif mengenai HIV, AIDS, dan IMS anggota komunitas motor melalui promosi kesehatan berbasis SMS Gateway.

d. Mengeksplorasi sikap diskriminatif terhadap ODHA anggota komunitas motor setelah mendapatkan intervensi SMS Gateway.

e. Mengeksplorasi frekuensi hubungan seks dan penggunaan kondom setelah mendapatkan intervensi SMS Gateway.

f. Mendeskripsikan respon anggota komunitas motor dalam menanggapi pesan promosi kesehatan yang diberikan.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Kesehatan

Membantu meningkatkan promosi dan pemantauan kesehatan yang efektif dan efisien, serta sebagai sistem pengingat bagi para anggota dalam komunitas motor.

2. Bagi Masyarakat

Memberikan tambahan pengetahuan kepada kaum muda mengenai kesehatan reproduksi dan bahaya penyakit menular seksual.

3. Bagi Mahasiswa

Menambah pengetahuan mengenai pengembangan sistem promosi dan pemantauan kesehatan berbasis mobile phone.

E. Keaslian Penelitian

1. Zulfian (2009), Strategi Pengembangan Pengingat Berbasis SMS untuk Mencegah Drop Out Pengobatan Tuberkulosis di Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Banda Aceh Dinas Kesehatan Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam. Metode penelitian adalah action research, dengan subjek

(8)

penelitian terdiri dari kepala UPTD BP4, kepala bagian tata usaha, kepala seksi pengobatan, kepala seksi perawatan, petugas pendaftaran, operator komputer, petugas laboratorium, petugas apotik, dokter poliklinik, dan perawat di poliklinik. Tujuan umum dari penelitian ini adalah merancang sistem baru dalam pelayanan dan pengawasan keteraturan berobat dalam bentuk sebuah prototype berbasis SMS. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan diantaranya dalam hal metode penelitian di mana peneliti ini menggunakan metode action research sedangkan peneliti menggunakan metode kualitatif, layanan SMS yang dikirimkan sebagai pengingat pasien tuberkulosis sedangkan dalam penelitian ini layanan SMS sebagai promosi kesehatan.

2. Kufriyadi (2010), Pengaruh Pendidikan Gizi Ibu Hamil dan Pesan Gizi Melalui SMS Terhadap Pengetahuan, Perilaku, Kepatuhan Minum Tablet Besi dan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil di Kota Palangka Raya. Metode penelitian adalah kuasi ekperimen, dengan subjek penelitian terdiri dari semua ibu hamil yang mendapat suplementasi tablet besi di wilayah kota Palangka Raya. Persamaan dengan penelitian ini adalah dengan memberikan pengetahuan kesehatan melalui media SMS. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah dalam hal metode penelitian di mana peneliti ini menggunakan metode kuasi eksperimen sedangkan peneliti menggunakan metode kualitatif dan subjek penelitian yang berbeda.

3. Perry et al. (2012), Adolescents’ Perpectives On The Use Of A Text Messaging Services For Preventive Sexual Health Promotion. Metode penelitian adalah focus group dan merupakan penelitian kualitatif dengan membagi empat group subjek penelitian untuk dilakukan interfensi. Selanjutnya dilakukan focus group discussion. Subjek penelitian ini adalah remaja dengan umur antara 15-20 tahun sebanyak 26 orang. Penelitian dilakukan di Los Angeles, Amerika Serikat. Persamaan dengan penelitian ini dalam hal melihat perspektif remaja mengenai kesehatan seksual dengan SMS sebagai alat promosi. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah dalam hal metode penelitian di mana peneliti ini membagi subjek

(9)

penelitian dalam empat grup yang diintervensi dengan cara yang berbeda, sedangkan peneliti tidak membagi subjek penelitian dalam grup yang terpisah.

4. Gold et al. (2010)What’s In A Message? Delivering Sexual Health Promotion To Young People In Australia Via Text Messaging. Metode penelitian ini dengan focus group dalam 2 kelompok jenis kelamin, 21 pria dan 22 wanita. Hasil penelitian dianalisis dengan thematic analysis. Subjek penelitian adalah mereka yang berumur antara 16-29 tahun. Penelitian dilakukan di Australia. Persamaan dengan penelitian ini dalam memberikan pesan mengenai kesehatan seksual melalui media SMS. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah dalam hal metode penelitian di mana peneliti ini membagi subjek penelitian dalam dua grup intevensi yang berbeda, sedangkan peneliti tidak membagi subjek penelitian dalam grup yang terpisah.

5. Ngabo et al. (2012), Designing And Implementing An Innovative SMS-Based Alert System (Rapidsms-MCH) To Monitor Pregnancy And Reduce Maternal And Child Deaths In Rwanda. Metode penelitian ini dengan membangun sebuah sistem pelaporan berbasis SMS untuk mendukung pelayanan maternal dan anak dengan menggunakan aplikasi RapidSMS. RapidSMS merupakan aplikasi open-sourced. Sistem ini akan memberikan respon cepat penanganan pelayanan maternal yang terhubung antar pekerja kesehatan, database nasional, fasilitas kesehatan sampai pada layanan mobil ambulans. Penelitian ini merupakan pilot project yang dilakukan di Rwanda. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan adalah sistem yang digunakan adalah aplikasi SMS Gateway yang telah ada dan tidak membangun sebuah sistem baru, selain itu masalah yang diteliti pun berbeda.

Referensi

Dokumen terkait

Dan ibu anak itu adalah ibu yang punya otoritas atas hidup anak itu dan ibunya berkata kepada Elisa: Demi Tuhan yang hidup, kalau engkau tidak pergi bersama- sama dengan aku,

Penelitian ini ditujukan untuk pengembangan sistem informasi administrasi, diharapkan dapat menghasilkan sebuah produk berupa Sistem Informasi Administrasi Santri Pada

Hubungan Antara Kepatuhan Pasien dalam Mengkonsumsi Tablet Fe terhadap Kadar Hemoglobin (Hb) pada Ibu Hamil di Puskesmas Eks-Kotatif Purwokerto.. Di bawah

Pilih Shapetool yang terdapat di toolbox – Buatkan titik (node) pada sisi garis dengan melakukan klik kiri 1 (satu) kali – Pilih model tarikan di properties bar – tarik

RISK MANAGEMENT AND INTERNAL CONTROL SYSTEMS IN ADB BANK LIMITED – GHANA.. BY EDEM

Tabung hampa umumnya merupakan suatu komponen aktif yang bekerja pada aras tegangan tinggi (ratusan volt), namun pada aras tegangan tinggi penguat tabung

In my first Engineering Mechanics: Statics class in the Spring I semester, my students were well prepared and highly motivated, grasped fundamental concepts easily,

konstruksi Rehabilitasi / Perbaikan Dan Peningkatan Infrastruktur.. Irigasi Daerah Lintas Kabupaten/Kota D.I Pekan Dolok yang. menggunakan metode Bar Chart