• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI POS KEADILAN PEDULI UMMAT (PKPU) SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN DI POS KEADILAN PEDULI UMMAT (PKPU) SURABAYA."

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan

Program Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Pembimbing: Dr. H. Ah. Ali Arifin, MM NIP. 196212141993031002

Oleh:

Siti Nuraini (B04212024)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH JURUSAN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

(2)
(3)
(4)
(5)

Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Surabaya.

Dalam penelitian ini, fokus permasalahannya adalah bagaimana program pelatihan

kewirausahaan di PKPU Surabaya?, serta apa hambatan dari program pelatihan

kewirausahaan di PKPU Surabaya?

Dalam penelitian ini menggunakan kualitatif. Penelitian ini menggunakan dua jenis

sumber data yaitu data primer (informan) dan data sekunder (dokumen). Penelitian ini

terbagi atas empat tahap, yaitu tahap pra lapangan, tahap pelaksanaan di lapangan,

tahap analisa data, dan tahap penulisan laporan (skripsi). Sedangkan teknik

pengumpulan data menggunakan dengan menggunakan wawancara, observasi, dan

dokumentasi. Untuk teknik validitas data menggunakan triangulasi.

Dari hasil penelitian, ditemukan adanya beberapa program yang terdapat pada

lembaga PKPU yang berkaitan dengan program pelatihan kewirausahaan, program ini

bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan perekonomian

masyarakat. Program pelatihan kewirausahaan tersebut yaitu: 1) program BLK (Balai

Latihan Kerja), 2) program KUMM (Kelompok Usaha Masyarakat Mandiri), 3)

program KUBE (Kelompok Usaha Bersama) / KSM (Kelompok Swadaya

Masyarakat), 4) program bank sampah, 5) program pemberdayaan peternak. Faktor

penghambat dari program pelatihan timbul dari masyarakat atau kelompok binaan

dan pendamping atau pelatih.

(6)

ii LEMBAR

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI

Nama : Siti Nuraini

NIM : B04212024

Jurusan : Dakwah

Pogram Sudi : Manajemen Dakwah

Fokus : Kewirausahaan

Judul : Program Pelatihan Kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli

Ummat (PKPU) Surabaya

Surabaya, 28 Agustus 2015

Telah disetujui oleh

Dosen Pembimbing

Drs. Ah. Ali Arifin, MM

(7)

iii

Surabaya, 02 Februari 2016

Mengesahkan

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Dekan,

Dr. Hj. Rr. Suhartini,M,Si NIP. 195801131982032001

Penguji I,

Dr. H. Ah. Ali Arifin, MM NIP. 196212141993031002

Penguji II,

Airlangga Bramayudha, MM NIP. 197912142011011005

Penguji III,

Deasy Tantriana, MM NIP. 198312282011012009

Penguji IV,

(8)

iv

Motto dan Persembahan MOTTO

Lakukanlah sesuatu yang bisa membuat orang-orang disekelilingmu tersenyum

dan bahagia. Itulah sebak-baiknya akhlak.1

Pada akhirnya.. semua akan menemukan yang namanya titik jenuh.. dan pada saat

itu.. kembali adalah yang terbaik.. kembali pada siapa..??? kepada DIA pastinya..2

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk kedua Orang Tuaku tercinta, juga adik-adikku

yang telah banyak berdoa untuk kesuksesanku, yang selalu membimbingku

dengan penuh kesabaran, keikhlasan, dan perjuangan dengan tetesan keringat dan

air mata telah menghantarkanku ke gerbang kesuksesan, serta menyayangiku

hingga aku mengerti akan makna kebahagiaan hidup yang sesungguhnya. 

Kupersembahkan skripsi ini untuk Almamater tercinta dan sahabat-sahabat

seperjuangan khususnya sahabat MD ‘2012dan KKN ’16 PAR 24 yang selalu

memotivasi dan menginspirasi satu sama lain. 

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN

1 Ust.Yusuf MansuR, 2013,Siapa Penerus Saya? Memoar Kehidupan UJE, PT.JePe Press Media

Utama, Surabaya.

2Maulana Al Ghifari, 2013, Semua Sayang UJE, Cemerlang Publishing, Sleman Yogyakarta, hlm:

(9)

v

ميحرلا نمحرلا ه مسب

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama : Siti Nuraini

NIM : B04212024

Prodi : Manajemen Dakwah

Fokus : Kewirausahaan

Alamat : Talok Kec. Kalitidu Kab. Bojonegoro

Judul Skripsi : “Program Pelatihan Kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli

Ummat (PKPU) Surabaya”.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi

ini belum pernah diajukan kepada lembaga manapun untuk mendapatkan gelar

akademik apapun dan skripsi tersebut benar-benar hasil karya mandiri penulis dan

bukan merupakan hasil plagiasi atas karya orang lain. Apabila dikemudian hari

terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini sebagai hasil plagiasi, saya akan bersedia

menanggung segala konsekuensi hukum yang terjadi.

Surabaya, 18 Januari 2016

Yang Menyatakan,

Siti Nuraini B04212024

(10)

vi

Siti Nuraini, B04212024 “Program Pelatihan Kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya”, Skripsi 2016 Program Studi Manajemen

Dakwah Jurusan Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam

Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Dalam penelitian ini, fokus permasalahannya adalah bagaimana program pelatihan

kewirausahaan di PKPU Surabaya?, serta apa hambatan dari program pelatihan

kewirausahaan di PKPU Surabaya?

Dalam penelitian ini menggunakan kualitatif. Penelitian ini menggunakan dua

jenis sumber data yaitu data primer (informan) dan data sekunder (dokumen).

Penelitian ini terbagi atas empat tahap, yaitu tahap pra lapangan, tahap

pelaksanaan di lapangan, tahap analisa data, dan tahap penulisan laporan (skripsi).

Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan dengan menggunakan

wawancara, observasi, dan dokumentasi. Untuk teknik validitas data

menggunakan triangulasi.

Dari hasil penelitian, ditemukan adanya beberapa program yang terdapat pada

lembaga PKPU yang berkaitan dengan program pelatihan kewirausahaan,

program ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan

perekonomian masyarakat. Program pelatihan kewirausahaan tersebut yaitu: 1)

program BLK (Balai Latihan Kerja), 2) program KUMM (Kelompok Usaha

Masyarakat Mandiri), 3) program KUBE (Kelompok Usaha Bersama) / KSM

(Kelompok Swadaya Masyarakat), 4) program bank sampah, 5) program

pemberdayaan peternak. Faktor penghambat dari program pelatihan timbul dari

masyarakat atau kelompok binaan dan pendamping atau pelatih.

Key word: program pelatihan, pelatihan kewirausahaan.

(11)

vii

rahmat dan hidayah-Nya, penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar.

Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, baginda

Nabiyullah Muhammad SAW yang senantiasa kita nanti-nantikan syafa’ad-Nya di

Yaumul Qiyamah kelak.

Seiring dengan terselesaikannya skripsi yang berjudul “ Program Pelatihan

Kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya, tentunya tidak

terlepas dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada

pihak yang secara langsung dan tidak langsung yang telah membantu meluangkan

waktu, tenaga dan pikiran kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Terimakasih kepada Yth Ibu Suhartini selaku Dekan Fakultas Dakwah dan

Komunikasi, Yth Aun Falestin Faletehan, selaku ketua jurusan Dakwah UIN

Sunan Ampel Surabaya, Yth Drs H. Ah Ali Arifin, MM. Selaku dosen

pembimbing skkripsi yang dengan ikhlas meluangkan waktu dan telah sabar

dalam membimbing serta memberikan masukan dan pengarahan kepada penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini, terimakasih juga kepada para dosen Fakultas

Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya yang telah memberikan

banyak ilmu dan motivasi yang sangat berguna dalam menuntut ilmu.

Terimakasih kepada bpk Haryono, SE. Selaku kepala Cabang PKPU

Surabaya, ibu Siti Lutfiyah, A.Md, selaku Kabid pendayagunaan, bpk Nur

Cahyono selaku Staff Pendayagunaan Ekonomi, serta bapak Puput Wahyudi

(12)

viii

penelitian serta telah banyak memberikan informasi dan kerjasamanya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Terimakasih kepada kedua orang tua tercinta beserta keluarga besar, yang

banyak memberi doa yang terbaik dan memotivasi selama proses menuntut ilmu.

Tidak lupa juga kepada sahabat-sahabat yang telah membantu dan mendorong

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu, kritikan dan saran dari berbagai pihak yang

bersifat membangun sangat penulis harapkan, penulis juga berharap adanya

penelitian lebih lanjut untuk menyempurnakan khazanah keilmuan ini untuk

kepentingan bersama. Penulis sangat berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan

berguna untuk semua pihak. Amin...

Surabaya, 18 Januari 2016

Penulis

DAFTAR ISI

(13)

ix A.Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

2. Sistem pelatihan kewirausahaan ... 18

3. Model sistem pelatihan kewirausahaan ... 20

4. Metode pelatihan ………. 21

5. Kewirausahaan ……….... 27

6. Pelatihan dalam perspektif islam ……….... 29

BAB III: METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 31

B. Obyek Penelitian ... 31

C. Jenis dan Sumber Data ... 32

D. Tahap-Tahap Penelitian ... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 37

F. Teknik Validasi Data ... 40

G. Teknik Analisis Data ... 41

(14)

x

1. Sejarah Berdirinya PKPU Surabaya ... 44

2. Visi dan Misi PKPU Surabaya ... 47

3. Tujuan didirikannya PKPU Surabaya ... 48

4. Struktur Kepengurusan PKPU Surabaya ... 49

5. Job Description PKPU Surabaya ... 52

6. Budaya dan Prinsip PKPU Surabaya ... 58

a. Jujur ... 58

b. Tanggung Jawab ... 59

c. Cepat ... 59

d. Peduli ... 60

B. Penyajian Data ... 60

C. Pembahasan Hasil Penelitian (Analisis Data) ... 77

1. Profil Program Pelatihan Kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya ... 77

2. Faktor penghambatProgram Pelatihan Kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya ... 81

BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan ... 84

B. Saran dan Rekomendasi ... 85

C. Keterbatasan Penelitian ... 86

Daftar Pustaka ... 87

Lampiran-Lampiran ... 90

(15)

xi

(16)

xii

(17)

1

A. Latar Belakang Masalah

Pelatihan adalah serangkaian aktifitas yang dirancang untuk

meningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan

sikap seseorang, sedangkan pengembangan (development) diartikan

sebagai penyiapan individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda

atau yang lebih tinggi. (Simamora, 2001 : 345). Pelatihan adalah sebagai

sarana dalam mengubah persepsi, sikap dan menambah keterampilan,

peningkatan kemampuan untuk kepentingan penilaian dan mengetahui

kinerja. Hal ini sangat diperlukan untuk mengetahui pentingnya pelatihan.

(Robbins, 2001:187).1

Kewirausahaan memiliki peran penting dalam kehidupan dan

pembangunan suatu bangsa. Kewirausahaan harus hadir dalam semua

aspek kehidupan. Keberadaan kewirausahaan yang rendah atau lemah,

menjadikan gerak dinamika masyarakat dalam mengubah diri untuk

mencapai kemajuan sangat lambat. Negara-negara sedang berkembang

termasuk Negara Indonesia masih lemah dalam hal mengembangkan

kewirausahaan. Apalagi, kewirausahaan yang lemah ini, tidak diarahkan

pada suatu produktif, sehingga bisa menciptakan kemajuan ekonomi.

1Susi Hendriani dan Soni A. Nulhaqim, 2008, pengaruh pelatihan dan pembinaan dalam

(18)

2

Sebagai dampak kelemahan di bidang kewirausahan adalah fenomena

pengganguran terdidik terbesar belajar wirausaha dalam kondisi kehidupan

yang serba ketat menuntut untuk mampu menguasai beberapa

keterampilan yang aplikatif. Keterampilan inilah yang selanjutnya

dijadikan sebagai bekal menghadapi hidup sehingga mampu menghadapi

kehidupan di masyarakat. Hal ini sangat penting sebab kemampuan itulah

yang dapat menjadikan peserta didik survive dalam hidupnya. Untuk

menambah dan meningkatkan kualitas diri, salah satu langkah konkret

yang dilakukan adalah mengikuti proses pendidikan dan pembelajaran,

baik secara formal maupun non formal. Proses ini dilakukan dengan

menambah pengetahuan dan keterampilan yang aplikatif terhadap

kebutuhan hidup.2

Pada masa sekarang seorang wirausaha dapat dikatakan sebagai

pahlawan ekonomi. Wirausaha mampu mengikis kemiskinan dan

pengangguran yang menjadi masalah krusial di negara kita. Dengan

kemampuannya melihat dunia bisnis, seorang wirausaha mampu

mengubah sumber daya yang tidak dilirik dan diperhitungkan orang

lainmenjadi sesuatu yang bernilai ekonomis bagi dirinya, keluarga dan

masyarakat sekitar. Wirausaha memiliki semangat pantang menyerah.

Kegagalan merupakan sukses yang tertunda bagi seorang wirausaha

sukses. Bagi seseorang yang memiliki spirit kewirausahaan tinggi, 1001

jenis peluang berwirausaha terbuka bagi dirinya. Nilai ibadah bagi seorang

2Rindang Wiranti, . pengembangan ketrampilan kewirausahaan melalui prosmart (program sekolah ustahik e trepre eur terpadu)di PKPU Se ara g”, skripsi, Jurusan Politik dan

(19)

wirausaha adalah keinginannya untuk menciptakan lapangan pekerjaan

untuk orang lain (job creator), dibandingkan hanya pegawai disuatu

perusahaan atau instansi pemerintah (job seeker). Dalam dunia

kewirausahaan, ada juga seseorang yang bekerja sebagai karyawan, namun

tidak puas dengan gaji yang diterima setiap bulannya, berusaha untuk

mendapatkan penghasilan tambahan dengan jalan membuka usaha.

Orang-orang yang memilih wirausaha sebagai pilihan hidup turut membantu

pemerintah membangun perekonomian nasional.3

Berbagai upaya dan program telah dilakukan oleh pemerintah,

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan lembaga sosial lainnya tetapi

tampaknya program tersebut belum cukup berhasil, hal ini dapat dilihat

dari masih banyaknya penduduk miskin dikota dan di daerah. Oleh karena

itu masalah kemiskinan merupakan peluang bagi wirausaha sosial untuk

diselesaikan dengan menciptakan ide-ide kreatif sebagai solusi

penyelesaian masalah kemiskinan. Salah satunya adalah melalui program

pengembangan ekonomi, pengembangan komunitas, dan pelatihan

kewirausahaan.4

Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik,

dan banyak pula orang menganggur, maka semakin disarankan pentingnya

dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh

wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan

3Ari Fadiati dan Dedi Purwana, 2011, menjadi wirausaha sukses, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,

hal, 1-2.

(20)

4

pemerintah sangat terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap

semua aspek pembangunan karena sangat banyak membutuhkan anggaran

belanja, personalia, dan pengawasan. Oleh karena itu, wirausaha

merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu

wirausaha itu sendiri. Saat ini indonesia sedang menghadapi kenyataan

bahwa jumlah wirausahawan masih sedikit dan mutunya belum bisa

dikatakan hebat. Rakyat Indonesia yang sebagian besar beragama Islam,

tidak banyak mengetahui akan ajaran islam tentang pekerjaan di bidang

bisnis. Pernah Rasulullah SAW. Ditanya oleh para sahabat, pekerjaan

apakah yang paling baik ya Rasulullah? Rasulullah SAW menjawab:

seseorang bekerja dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang

bersih. (HR. Al-Bazzar). Jual beli yang bersih berarti sebagian dari

kegiatan profes bisnis. Selain itu para ulama telah sepakat mengenai

kebaikan pekerjaan dagang (jual beli), sebagai perkara yang telah

dipraktikkan sejak zaman Nabi hingga masa kini.5

Dalam hadits lain Rasulullah bersabda, pedagang yang jujur lagi

terpercaya adalah bersama-sama para Nabi, orang shadiqiin, dan para

syuhada. (HR. Tirmidzi dan Hakim). Memang demikian, berdagang atau

berbisnis harus dilandasi oleh kejujuran. Apabila orang berbisnis tidak

jujur, maka tunggulah kehancurannya. Apabila ia jujur, maka ia akan

(21)

mendapat keuntungan dari segala penjuru yang tidak ia duga darimana

datangnya, demikian menurut ajaran agama.6

Sesungguhnya islam sendiri sangat menganjurkan umatnya untuk

berwirausaha, seperti jual beli. Sebagaimana firman Allah dalam QS.

Al-Baqarah : 275 yang berbunyi:

....أ ب ٍرل ّرح عي ل ّّ ّلح ...

Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba7

Dalam ayat tersebut Allah memberikan solusi kepada ummat

manusia untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupannya sendiri. Manusia

yang dibekali dengan akal fikirannya seharusnya mampu menemukan

bagaimana ia harus memenuhi kebutuhan hidupnya yang terus

berkembang,tidakan dan proses apa saja yang mesti ia lakukan. Jika

pendidikan kewirausahaan ini diajarkan kepada anak sejak dini dan

disertai dengan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari maka didalam

diri anak tersebut akan terbentuk suatu nilai atau karakter kerja keras. Hal

ini sangat penting karena dalam islam seorang muslim sangat dituntut

untuk bekerja keras dengan berbagai alasan, seorang muslim harus mampu

memenuhi kebutuhannya sendiri, memiliki kekuatan, dan menjaga diri dari

meminta-minta.8 Perintah bekerja keras dijelaskan dalam QS.At-Taubah:

105:

6Buchari Alma, 2014, Kewirausahaan, Alfabeta, Bandung, hal.1-3. 7Al-Qur’an dan terje ahannya, “irrah Marya , Pustaka AlFatih.

8Arvica Agustina “yahputri, 5. efektivitas pembinaan kemandirian santri melalui program

(22)

6

Dan katakanlah:”bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya

serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan

dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang

nyata, lalu diberikan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”.9

Dalam ayat tersebut Allah memerintahkan kepada manusia untuk

bekerja keras mencari rejeki yang halal dan tidak bermalas-malasan serta

tidak pasrah dengan keadaan. Maka seharusnya sebagai ummat islam

mempunyai motivasi yang tinggi untu bekerja keras agar tidak bergantung

kepada siapapun.10

Demikian halnya Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) sebagai salah

satu Lembaga Kemanusiaan Nasional yang semakin kokoh dalam

menangani isu-isu kemanusiaan global maka tuntutan standarisasi kerja

serta pengembangan program telah memberikan motivasi PKPU untuk

mengedepankan peningkatan mutu program dan layanan dengan

menghasilkan kontribusi yang solutif bagi masyarakat. Salah satu

Lintang Songo Piyungan Bantul , “kripsi, Jurusan Pendidikan Aga a Isla Fakultas Tar iah dan

Keguruan, Universitas Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, hal. 5.

9Al-Qur’an dan terje ahannya, Sirrah Maryam, Pustaka AlFatih.

10Arvica Agustina “yahputri, 5. efektivitas pembinaan kemandirian santri melalui program

kewirausahaan dan implikasinya terhadap karakter kerja keras di pondok pesntren aswaja

(23)

programnya yaitu pelatihan yang diberikan kepada masyarakat serta

bertujuan untuk menciptakan pengusaha-pengusaha baru. Program ini

memberikan pelatihan dan keterampilan kepada masyarakat. Hal ini,

dilaksanakan untuk mengurangi pengangguran terdidik atau pengangguran

intelek yang terjadi di Negara Indonesia. Dari masalah-masalah diatas

maka peneliti bermaksud untuk meneliti bagaimana “Program Pelatihan

Kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, agar mendapatkan batasan yang jelas

maka dapat disimpulkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa saja program pelatihan kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli

Ummat (PKPU) Surabaya?

2. Apa penghambat pelaksanaan program pelatihan kewirausahaan di Pos

Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui program pelatihan kewirausahaan di Pos Keadilan

Peduli Ummat (PKPU) Surabaya

2. Untuk mengetahui penghambat program pelatihan kewirausahaan di

(24)

8

D. Manfaat Penelitian

Jika tujuan penelitian dapat tercapai, maka hasil penelitianakan

memiliki manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Adapun manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi

pengembangan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan

dengan topik pelatihan kewirausahaan.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan

untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak-pihak

tertentu, guna menjadikan skripsi ini bahan acuan untuk

penelitian lanjutan terhadap objek sejenis atau aspek

lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

Adapun manfaat praktis dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Memberikan informasi kepada para pengelola lembaga.

b. Menambah wawasan bagi para praktisi manajemen pada

(25)

c. Sebagai bahan masukan kepada pimpinan Pos Keadilan

Peduli Ummat (PKPU) Surabaya, tentang pentingnya

pelatihan kewirausahaan.

d. Sebagai bahan masukan kepada semua Perguruan Tinggi,

baik negeri maupun swasta di Indonesia.

E. Definisi Konsep

Agar tidak terjadi kesalahan persepsi dan terhindar dari kekaburan

dalam memahami judul penelitian ini, yaitu: “analisis program pelatihan

kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya”. Maka

peneliti akan mendeskripsikan beberapa istilah yang terdapat dalam judul

penelitian ini:

1. Pelatihan adalah serangkaian aktifitas yang dirancang untuk me-

ningkatkan keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan

sikap seseorang, sedangkan pengembangan (development) diartikan

sebagai penyiapan individu untuk memikul tanggung jawab yang

berbeda atau yang lebih tinggi. (Simamora, 2001 : 345). Pelatihan

adalah sebagai sarana dalam mengubah persepsi, sikap dan menambah

keterampilan, peningkatan kemampuan untuk kepentingan penilaian

dan mengetahui kinerja. Hal ini sangat diperlukan untuk mengetahui

pentingnya pelatihan.

2. Kewirausahaan menurut Nana Herdiana Abdurrahman mengutip dari

RW.Griffin dalam buku Manajemen Bisnis Syari’ah dan

(26)

10

“orang-orang yang menanggung resiko kepemilikan bisnis dengan

pertumbuhan dan ekspansi sebagai tujuan utama”.11

F. Sistematika Pembahasan

Untuk memudahkan pembahasan masalah-maasalah dalam skripsi

dan memahami permasalahannya secara sistematis, maka pembahasannya

disusun dalam bab yang mana setiap bab terdiri dari beberapa sub bab,

sehingga tergambar keterikatan pembahasan yang sistematis12. Sistematika

pembahasan disusun sebagai berikut:

Bab pertama, peneliti membahas mengenai pendahuluan yang

ebrisi latar belakang masalah berupa segala permasalahan awal yang

ditemui oleh peneliti. Peneliti juga menjelaskan mengenai tujuan dan

manfaat dari penelitian serta definisi konsep penelitian yang menjelaskan

secara singkat pengertian dan maksud dari judul penelitian.

Pada bab kedua, peneliti juga menunjukkan penelitian terdahulu

yang relevan terkait dengan judul. Selanjutnya, pembahasan terarah pada

kajian secara teoritik. Peneliti mengemukakan beberapa teori yang

berkaitan erat dengan topik. Topik tersebut adalah mengenai pelatihan,

metode pelatihan yang meliputi On the Job Training, rotasi pekerjaan,

magang, ceramah kelas dan presentasi video, pelatihan vestibule,

permainan peran dan model perilaku, Case Study, simulasi, belajar mandiri

11 Nana Herdiana Abdurrahman, 2013,Ma aje e bis is syari’ah da a aje e

kewirausahaan, CV Pustaka Setia, Bandung,Hlm; 143

12 Buku Pedoman Penulisan Skripsi, Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah, IAIN Sunan

(27)

dan proses belajar terprogram, praktik laboratorium, pelatihan tindakan

(Action Learning), Role Playing, In Basket technique, manajemen games,

behavior modeling, outdoor oriented program, serta kewirausahaan.

Untuk bab ketiga, peneliti menerangkan metode yang digunakan

dalam penelitian yaitu kualitatif. Serta menerangkan jenis penelitian yang

diambil di lembaga sosial. Tidak hanya pada metode, pada bab ini juga

diterangkan analisis data yang menggunakan analisis domain, analisis

taksonomi, analisis komponensial, dan analisis tema budaya.

Di bab empat, ini merupakan inti dari pembahasan, yang berisi

pembahasan dari hasil penelitian antara lain, profil program pelatihan

kewirausahaan, tujuan dibentuknya program pelatihan kewirausahaan,

proses dan cara kerja program pelatihan kewirausahaan, sasaran atau objek

program pelatihan kewirausahaan, hambatan lembaga dalam menjalankan

program pelatihan, cara yang digunakan lembaga dalam mengatasi dan

menyelesaikan permasalahan yang ada, serta dampak yang timbul dengan

adanya program pelatihan terhadap lembaga, masyarakat, dan lingkungan.

Data hasil penelitian tersebut dianalisis secara terperinci.

Sedangkan bab terakhir atau bab lima merupakan bab penutup

yang berisi kesimpulan dari pembahasan. Saran dan rekomendasi yang

ditujukan kepada lembaga terkait dan peneliti yang akan melakukan

(28)

13

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A.Penelitian Terdahulu yang Relevan

Penelitian terdahulu yang relevan dalam skripsi ini adalah penelitian

yang berjudul “Pengembangan Ketrampilan Kewirausahaan Melalui

PROSMART (Program Sekolah Mustahik Entrepreneur Terpadu) di PKPU

Semarang” yang dilakukan oleh Rindang Wiranti, penelitian ini dilakukan

di PKPU cabang Semarang, pada tahun 2013, untuk memenuhi tugas akhir

skripsi, Jurusan Politik dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial

Univeritas Negeri Semarang. Penelitian ini memfokuskan kepada

pengembangan ketrampilan kewirausahaan melalui PROSMART (Program

Sekolah Mustakhik Entrepreneur Terpadu), terdapat juga hambatan ketika

melakukan pengembangan ketrampilan kewirausahaan ini, baik dari

pelatihan maupun dari minat anggota kelompok. Hasil penelitian

menunjukan bahwa PROSMART merupakan program untuk masyarakat

yang belum memiliki pekerjaan sehingga memiliki kemampuan yang dapat

digunakan untuk mencari pekerjaan atau memulai usaha, selama

menjalankan pelatihan peserta diberikan materientrepreneur sehingga

diharapkan para peserta akan termotivasi untuk berwirausaha.13

13Rindang Wiranti, . pengembangan ketrampilan kewirausahaan melalui prosmart

progra sekolah ustahik e trepre eur terpadu)di PKPU Se ara g”, skripsi, Jurusan Politik dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Univeritas Negeri Semarang

(29)

Persamaan penelitian yang dilakukan saat ini dengan penelitian

terdahulu adalah topik yang digunakan peneliti sama, yaitu mengenai

pengembangan ketrampilan kewirausahaan dimana didalamnya terdapat

pelatihan. Peneliti sama-sama menganalisis terhadap program pelatihan

terhadap sebuah lembaga sebagai subyek dan masyarakat sebagai obyek.

Dan penelitian ini sama-sama dilakukan pada lembaga PKPU tetapi berbeda

cabang.

Perbedaannya adalah pada penelitian terdahulu peneliti tidak hanya

melatih namun mencoba mengembangkan ketrampilan masyarakat, tetapi

dalam pengembangan ketrampilan kewirausahaan ini, lembaga terhambat

oleh faktor pendanaan dan peserta. Namun, pada penelitian saat ini lembaga

memfokuskan untuk program pelatihan kewirausahaan yang bertujuan

untuk meningkatkan perekonomian serta menggali skill masyarakat.

Penelitian terdahulu yang relevan kedua adalah penelitian yang

berjudul “sistem pelatihan kewirausahaan di pondok pesantren darunnajah

cipinang bogor dalam menumbuhkan entrepreneur santri” yang diteliti oleh

Deden Suprihatin, penelitian ini dilakukan di pondok pesantren Darunnajah

Cipinang Bogor pada tahun 2008, untuk memenuhi syarat tugas akhir

skripsi program studi manajemen dakwah fakultas dakwah dan komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini

memfokuskan pada pelatihan kewirausahaan di pondok pesantren

nurunnajah. Di dalam penelitian ini pondok pesantren nurunnajah cipinang

(30)

15

menerapkan fungsi-fungsi pendidikan agar dapat menghasilkan lulusan

yang berkompeten dalam dunia kerja dan dunia dakwah serta dapat

membentuk sikap atau jiwa kewirausahaan. Dalam hal ini pondok pesantren

nurunnajah melaksanakan sistem pelatihan kewirausahaan yang diharapkan

sikap dan motivasi kewirausahaan santri menjadi tumbuh dan terbentuk

melalui pelatihan yang dilaksanakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pelaksanaan sistem pelatihan kewirausahaan berjalan cukup baik dan

berjalan sesuai dengan harapan para santri.14

Penelitian ini mempunyai persamaan yaitu untuk mengetahui sistem

pelatihan kewirausahaan, faktor pendukung serta penghambat dari pelatihan

kewirausahaan, penelitian ini juga menggunakan penelitian kualitatif dalam

penggalian data. Perbedaan dari penelitian ini yaitu peneliti memfokuskan

untuk meneliti para santri di pondok pesantren nurunnajah cipinang bogor

yang mengikuti pelatihan kewirausahaan.

Untuk penelitian terdahulu yang relevan ke tiga yaitu penelitian

yang berjudul “efektivitas pembinaan kemandirian santri melalui program

kewirausahaan dan implikasinya terhadap karakter kerja keras di pondok

pesantren aswaja lintang songo piyungan bantul”, yang dilakukan oleh

Arvica Agustina Syahputri, penelitian ini dilakukan di pondok pesantren

aswaja lintang songo piyungan bantul, pada tahun 2005 guna memenuhi

14 Deden Suprihatin, 2008, sistem pelatihan kewirausahaan di pondok pesantren darunnajah

(31)

salah satu syarat tugas akhir skripsi jurusan pendidikan agama islam

fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan universitas islam negeri sunan kalijaga

Jogyakarta. Peneliti ini memfokuskan pada proses pembinaan kemandirian

santri melalui program kewirausahaan, dalam penelitian ini pondok

pesantren aswaja lintang songo piyungan bantul tidak hanya membekali

para santri dengan kematangan ilmu agama dan ilmu umum saja, melainkan

dibekali juga dengan skill kewirausahaan sebagai upaya membina

kemandirian para santri.15

Dalam penelitian ini terdapat beberapa kesamaan yaitu peneliti

sama-sama meneliti pembinaan atau pelatihan kewirausahaan, meneliti

faktor yang menjadi penghambat serta pendukung dalam proses pembinaan

kewirausahaan, serta sama-sama menggunakan penelitian kualitatif.

Perbedaan dari penelitian ini yaitu penelitian dilakukan di pondok pesantren

aswaja lintang songo piyungan bantul.

15Arvica Agustina “yahputri, 5. efektivitas pembinaan kemandirian santri melalui program

(32)

17

B.Kerangka Teori

Dalam penelitian ini, kerangka teori yang digunakan adalah sebagai

berikut:

1. Pelatihan

Menurut Mangkunegara dalam bukunya Manajemen Sumber

Daya Manusia Perusahaan yang menggutip dari Andrew E. Sikula

mengemukakan bahwa, “pelatihan (Training) adalah suatu proses

pendidikan jangka pendek yang mempergunakan prosedur sistematis

dan terorganisir di mana pegawai non manajerial mempelajari

pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam tujuan terbatas.”16

Istilah pelatihan ditunjukkan kepada pegawai pelaksana dalam

rangka meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan teknis, sedangkan

pengembangan diperuntukkan bagi pegawai tingkat manajerial dalam

rangka meningkatkan kemampuan konseptual, kemampuan dalam

pengambilan keputusan, dan memperluas human relation.

Sedangkan menurut Rivai dan Simamora sebagaimana dalam

bukunya Meldona yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia

Perspektif Integratif menyatakan bahwa:

pelatihan (training) adalah proses sistematis pengubahan tingkah laku para karyawan dalam suatu arah untuk meningkatkan upaya pencapaian tujuan-tujuan organisasi. Pelatihan berkaitan dengan keahlian dan kemampuan pegawai

16 Anwar Prabu Mangkunegara, 2013, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, PT.Remaja

(33)

untuk melaksanakan pekerjaan saat ini, memiliki orientasi saat ini, dan membantu pegawai untuk mencapai keahlian dan kemampuan tertentu agar berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya.17

Dalam melaksanakan pelatihan, metode yang dipilih harus

disesuaikan dengan jenis pelatihan yang akan dilaksanakan dan yang

dapat dikembangkan oleh suatu perusahaan.

2. Sistem pelatihan kewirausahaan

Dalam meningkatkan dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan

kepada masyarakat dilakukan upaya pembinaan, pelatihan dan

pendidikan. Ketiga upaya ini saling memliki keterkaitan, namun

pelatihan pada hakikatnya mengandung unsur-unsur pembinaan dan

pendidikan. Secara operasional sistem pelatihan kewirausahaan

meliputi beberapa hal antara lain sebagai berikut:

a. Pelatihan kewirausahaan adalah suatu proses yang merupakan

suatu fungsi manajemen yang perlu dilakukan secara

terus-menerus dalam rangka pembinaan pelatihan dalam suatu

organisasi atau lembaga secara spesifik.

b. Pelatihan kewirausahaan dilakukan secara sengaja. Unsur

kesengajaan sangat penting dalam proses pelatihan ditandai

dengan adanya suatu rencana yang lengkap serta menyeluruh

yang disusun secara tepat dan rinci.

17 Meldona, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia Perspektif Integritas, UIN Malang Press,

(34)

19

c. Pelatihan kewirausahaan diberikan dalam bentuk pemberian

bantuan. dalam hal ini dapat berupa pengarahan, bimbingan,

fasilitas, penyampaian informasi, dan yang paling penting

adalah pelatihan ketrampilan.

d. Sasaran pelatihan kewirausahaan

e. Pelatihan kewirausahaan dilakukan oleh tenaga profesional

f. Pelatihan kewirausahaan meningkatkan dan menumbuhan serta

membimbing sasaran pelatihan.

Program pelatihan kewirausahaan adalah suatu proses yang

meliputi serangkaian tindak upaya yang dilakukan dengan sengaja

dalam bentuk pemberian bantuan kepada masyarakat yang dilakukan

oleh tenaga ahli yang bertujuan untuk meningkatkan masyarakat

dalam bidang kewirausahaan.18

3. Model sistem pelatihan kewirausahaan

Menurut Michael Amstrong menyebutkan agar berhasil, kita perlu

mengkombinasikan beberapa sistem pendekatan terhadap pelatihan

kewirausahaan. Adapun sistem yang harus dilakukan dalam program

pelatihan kewirausahaan yang dikategorikan kepada

input-process-output-feed back adalah sebagai berikut:

(35)

a. Input, yang termasuk dalam bidang masukan : menetapkan dan

menganalisis kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan pada saat

program pelatihan kewirausahaan. Menetapkan tujuan pelatihan

dalam bentuk peningkatan dan perilaku yang membawa kearah

prestasi yang lebih baik, mempersiapkan rencana-rencana

pelatihan yang sesuai dengan tujuan yang akan menggambarkan

biaya-biaya dan keuntungan-keuntungan dari program latihan

yang diususlkan.

b. Process, meliputi pelaksanaan dari rencana-rencana pelatihan

kewirausahaan.

c. Output, yaitu memantau, mengevaluasi dan menganalisis hasil

dari pelatihan kewirausahaan.

d. Feed back, memberikan umpan balik dari hasil evaluasi latihan

sehingga latihan dapat terus ditingkatkan.19

4. Metode Pelatihan

Beberapa metode yang dapat digunakan untuk pelatihan,20 antara

lain adalah:

a) On the job training

On the job training (OJT) atau disebut juga dengan pelatihan

dengan instruksi pekerjaan yaitu dengan cara pekerja atau calon

19Michael Amstrong, 1997, manajemen sumber daya manusia, jakarta, gramedia, hlm; 210 20 Meldona dan Siswanto, 2012, Perencanaan Tenaga Kerja Tinjauan Integratif, UIN Maliki Press,

(36)

21

pekerja ditempatkan dalam kondisi pekerjaan rill, di bawah

bimbingan/arahan pegawai yang berpengalaman atau supervisor.

b) Rotasi pekerjaan

Untuk pelatihan silang (cross-train) bagi karyawan agar

mendapatkan variasi kerja, para pengajar memindahkan para peserta

pelatihan dari tempat kerja satu ke tempat kerja lainnya. Setiap

perpindahan umumnya didahului pemberian instruksi kerja.

c) Magang

Magang melibatkan pembelajaran dari pekerja yang lebih

pengalaman, dan dapat ditambah pada teknik off the job training.

Banyak pekerja ketrampilan tangan, seperti tukang pipa dan kayu,

dilatih melalui program magang resmi. Asistensi dan kerja sambilan

disamakan dengan magang karena menggunakan partisipasi tingkat

tinggi dari peserta dan memiliki tingkat transfer pengetahuan dan

ketrampilan yang tinggi tentang pekerjaan.

d) Ceramah kelas dan presentasi video

Ceramah dan teknik lain dalam off the job training dengan

mengandalkan komunikasi daripada memberi model. Ceramah

adalah pendekatan terkenal karena menawarkan sisi ekonomis dan

material organisasi, tetapi partisipasi, umpan balik, transfer dan

repitisi sangat rendah. Umpan balik dan partisipasi dapat meningkat

dengan adanya diskusi selama ceramah.

(37)

Agar pembelajaran tidak mengganggu operasional rutin,

beberapa perusahaan menggunakan pelatihan vestibule. Wilayah

atau vestibule terpisah dibuat dengan peralatan yang sama dengan

yang digunakan dalam pekerjaan. Cara ini memungkinkan adanya

transfer, repetisi, dan partisipasi serta material perusahaan bermakna

dan umpan balik.

f) Permainan peran dan model perilaku

Permainan peran adalah alat yang mendorong peserta untuk

membayangkan identitas lain. Misalnya, pekerja pria dapat

membayangkan peran supervisor wanita dan sebaliknya. Kemudian

keduanya ditempatkan dalam situasi kerja tertentu dan diminta

memberikan respon sebagaimana harapan mereka terhadap lainnya.

Pengalaman ini menciptakan empati dan toleransi lebih besar

terhadap perbedaan individula dan karenanya cara ini cocok untuk

menciptakan lingkungan kerja kondusif bagi keanekaragaman

tenaga kerja.

g) Case study

Metode kasus adalah metode pelatihan ynag menggunakan

deskripsi tertulis dari suatu permasalahan rill yang dihadap oleh

perusahaan atau perusahaan lain. Manajemen diminta mempelajari

kasus untuk mengidentifikasi, menganalisis masalah, mengajukan

solusi, memilih solusi terbaik, dan mengimplementasikan solusi

(38)

23

Seorang instruktur yang baik adalah melibatkan setiap orang untuk

mengambil bagian dalam pengambilan keputusan.

h) Simulasi

Permainan simulasi dapat dibagi menjadi dua macam.

Pertama, simulasi yang melibatkan simulator yang bersifat mekanik

(mekanik) yang mengandalkan aspek-aspek utama dalam suatu

situasi kerja. Misalkan, simulasi mengemudi yang digunakan dalam

kursus mengemudi. Metode pelatihan ini hampir sama dengan

vestibule training, hanya saja simulator tersebut hanya sering

menyediakan umpan balik yanng bersifat instan dalam suatu kinerja.

Kedua, simulasi komputer. Untuk tujuan pelatihan, metode ini

berupa games atau permainan. Para pemain membuat suatu

keputusan, dan komputer menentukan hasil yang terjadi sesuai

dengan kondisi yang telah diprogramkan dalam komputer. Teknik

ini umumnya digunakan untuk melatih para manajer, yang mungkin

tidak boleh menggunakan metode trial and error untuk mempelajari

pembuatan keputusan.

i) Belajar mandiri dan proses belajar terprogram

Materi instruksional yang direncanakan secara tepat dapat

digunakan untuk melatih para karyawan. Materi-materi ini sangat

(39)

(berjauhan jaraknya) atau ketika proses belajar hanya memerlukan

proses interaksi secara singkat. Teknik belajar mandiri berkisar pada

cara manual, sampai kaset rekaman atau video. Beberapa prinsip

belajar tercakup dalam tipe pelatihan ini.

j) Praktik laboratorium

Pelatihan ini dirancang untuk meningkatkan ketrampilan

interpersonal. Juga dapat digunakan untuk membangun perilaku

yang diinginkan untuk tanggung jawab pekerjaan di masa depan.

Peserta mencoba untuk meningkatkan ketrampilan hubungan

manusia dengan lebih memahami diri sendiri dan orang lain. Proses

ini tergantung pada partisipasi, umpan balik dan repetisi. Bentuk

populer dari pelatihan ini adalah paletihan kepekaan yang mencoba

meningkatkan kepekaan seseorang terhadap perasaan orang lain.

k) Pelatihan tindakan (action learning)

Pelatihan ini terjadi dalam kelompok kecil yang berusaha

mencari solusi masalah nyata yang dihadapi oleh perusahaan,

dibantu oleh fasilitator (dari luar atau dalam perusahaan). Fokus

kelompok dalam mengatasi masalah sebagai cara untuk belajar

ketika para anggota mengeksploitasi solusi, menggaris bawahi

pernyataan fasilitator sebagai pedoman dalam kelompok,

pemecahan masalah, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan

masalah.

(40)

25

Metode pelatihan yang memadukan metode kasus dan

program pengembangan sikap. Masing-masing peserta dihadapkan

pada suatu situasi, diminta memainkan suatu peran, dan bereksi di

dalam taktik yang dijalankan oleh peserta lain. Kesuksesan metode

ini tergantung pada kemampuan memainkan peran sebaik mungkin.

m)In basket technique

Melalui metode in basket technique para peserta diberi

materi yang berisi berbagai informasi, seperti email kusus dari

manajer dan daftar telepon. Hal-hal penting dan mendesak, seperti

posisi persediaan yang menipis, komplain dari pelanggan,

permintaan laporan dari atasan, digabung dengan keiatan bisnis

rutin. Peserta pelatihan kemudian mengambil keputusan dan tidakan.

Selanjutnya, keputusan dan tindakan tersebut di analisis sesuai

dengan derajat pentingnya tindakan, pengalokasian waktu, kualitas

keputusan, dan proiritas pengambilan keputusan.

n) Manajement games

Manajemen games menekankan pada pengembangan

kemampuan problem solving. Keuntungan dari simulasi ini adalah

timbulnya integrasi atas berbagai interaksi keputusan, kemampuan

bereksperimen melalui keputusan yang diambil, umpan balik dari

keputusan, dan persyaratan-persyaratan bahwa keputusan dibuat

dengan data-data yang tidak cukup.

(41)

Behavior modeling sebagai salah satu proses yang bersifat

psikologis mendasar dimana pola-pola baru dari suatu perilaku dapat

diperoleh, sedangkan pola-pola yang sudah ada dapat diubah. Sifat

mendasar dari modeling adalah bahwa suatu proses belajar itu

terjadi, bukan melalui pengalaman aktual, melainkan melalui

observasi atau berimajinasi dari pengalaman orang lain. Modeling

adalah suatu vicarious process atau proses yang seolah-olah

mengalami sendiri, yang merupakan keiatan berbagai pengalaman

dengan orang lain melalui proses imajinasi atau partisipasi simpatik.

p) Outdoor oriented program

Program ini biasanya dilakukan di suatu wilayah yang

terpencil dengan melakukan kombinasi antara kemampuan diluar

kantor dengan kemampuan diruang kelas. Program ini dikenal

dengan istilah outing, seperti arum jeram, mendaki gunung,

kompetisi tim, panjat tebing dan lain-lain.

5. Kewirausahaan

Kewirausahaan menurut Nana Herdiana Abdurrahman mengutip

dari RW.Griffin dalam buku Manajemen Bisnis Syari’ah dan

(42)

27

“orang-orang yang menanggung resiko kepemilikan bisnis dengan

pertumbuhan dan ekspansi sebagai tujuan utama”.21

Suparyanto mengutip dari Peter F. Drucker dalam buku

kewirausahaan, mengungkapkan bahwa kewirausahaan adalah: “orang

yang selalu mencari perubahan, menanggapinya, dan

memanfaatkannya sebagai peluang”. Sedangkan William D. Brygrave

menyampaikan bahwa kewirausahaan adalah: “seseorang yang mencari

peluang dan menciptakan organisasi untuk mengejarnya”.

Berdasarkan pengertian yang diungkapkan oleh kedua tokoh

tersebut kita dapat memahami bahwa wirausahawan merupakan orang

yang dinamis, selalu mencari peluang dan memanfaatkannya untuk

menghasilkannya sesuatu yang memiliki nilai tambah.22

Ari Fadiati dan Dedi Purwana mengutip Anugerah pekerti dalam

buku menjadi wirausaha sukses berpendapat bahwa: “wirausaha adalah

mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan

melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha adalah mereka

yang bisa menciptakan kerja bagi orang lain dengan berswadaya.”23

Kewirausahaan menurut islam ialah

21 Nana Herdiana Abdurrahman, 2013, Ma aje e bis is syari’ah da a aje e

kewirausahaan, CV Pustaka Setia, Bandung, Hlm, 143

22Suparyanto, 2013, Kewirausahaan, Alfabeta, Bandung, hal. 4-5

23Ari Fadiati dan Dedi Purwana, 2011, Menjadi Wirausaha Sukses, PT. Remaja Rosdakarya,

(43)

“kewirausahaan dan segala aktivitasnya baik kecil maupun besar

merupakan usaha yang dipandang sebagai ibadah dan diberi pahala jika

dilakukan menurut syarat-syarat yang telah ditetapkan baik dari segi

memenuhi tuntutan aqidah, akhlaq maupun syari’at.”

Berikut adalah beberapa dasar pertimbangan yang menjadikan

aktivitas ekonomi yang dilakukan dipandang sebagai ibadah seperti

aqidah harus benar, niat harus lurus, cara melakukan kerja yang sesuai

dengan ajaran islam, hasilnya betul dan membawa faedah kpada

masyarakat luas, serta tidak meninggalkan ibadah wajib yang khusus.24

6. Pelatihan dalam Perspektif Islam

Pelatihan adalah proses melatih karyawan baru atau karyawan

yang akan memperoleh penempatan baru dengan ketrampilan dasar

yang diperlukannya untuk melaksanakan pekerjaan. Tujuan dari

pelatihan adalah agar peserta latih dapat mencapai suatu standar, baik

dalam ketrampilan, dalam pengetahuan maupun dalam tingkah laku.

Pendapat lain memformulasikan tujuan ini sebagai mewujudkan

perilaku yang diinginkan dan menciptakan kondisi yang

memungkinkan perilaku tersebut dicapai. Focus dari pelatihan adalah

pada pekerjaan sekarang. Untuk yang sifatnya jangka panjang dan

(44)

29

bertujuan untuk mengembangkan kemampuan karyawan untuk

tugas-tugas mendatang disebut pengembangan (development).25

Meldona dalam bukunya Manajemen sumber daya manusia

perspektif integratif yang mengutip dari Sinn (2006:116)

menegemukakan bahwa islam memandang ilmu sebagai dasar

penentuan martabat dan derajat seseorang dalam kehidupan. Allah swt

memerintahkan kepada Rasul-Nya untuk senantiasa meminta tambahan

ilmu. Dengan bertambahnya ilmu, akan meningkatkan pengetahuan

seorang muslim terhadap berbagai dimensi kehidupan, baik urusan

dunia atau agama. Sehingga, ia akan mendekatkan diri dan lebih

mengenal Allah swt serta meningkatkan kemampuan dan

kompetensinya dalam menjalankan tugas pekerjaan yang dibebankan

kepadanya.

Pelatihan (training) dalam segala bidang pekerjaan merupakan

bentuk ilmu untuik meningkatkan kinerja, di mana islam mendorong

umatnya untuk bersungguh-sungguh dan memuliakan pekerjaan.

Rasulullah Saw bersabda: “Tidak ada makanan yang lebih baik yang

dimakan oleh seseorang daripada apa yang ia makan dari pekerjaan

tangannya. Sesungguhnya Nabi Dawud a.s. memakan makanan dari

hasil kerja tangannya.”

Islam mendorong untuk melakukan pelatihan (training)

terhadap para karyawan dengan tujuan mengembangkan kompetensi

(45)

dan kemampuan teknis karyawan dalam menunaikan tanggung jawab

pekerjaannya. Rasulullah Saw memberikan pelatihan terhadap orang

yang diangkat untuk mengurusi persoalan kaum muslimin, dan

membekalinya dengan nasihat-nasihat dan beberapa petunjuk.26

26 Meldona, 2009, Manajemen Sumber Daya Mnusia Perspektif Integratif, UIN Malang Press,

(46)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan metode penelitian

kualitatif, ini sering disebut metode penelitian naturalistik karena

penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural

setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada

awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk meneliti

penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode

kualitatif, karena data terkumpul dan analisanya lebih bersifat

kualitatif.27 Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian

yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,

(sebagai lawannya adalah eksperimen), analisis data dilakukan

secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan

hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada

generalisasi.

2. Objek Penelitian

Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang

alamiah, atau natural setting, sehingga metode penelitian ini sering

disebut sebagai metode natulalistiik. Obyek yang alamiah adalah

obyek yang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti sehingga

(47)

kondisi pada saat peneliti memasuki obyek, setelah barada di obyek

dan setelah keluar dari obyek relatif tidak berubah. Dalam penelitian

ini yang akan diamati adalah orang yang memberi pelatihan

kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya.

Dengan menggunakan metode kualitatif, maka data yang

didapat akan lebih lengkap, lebih mendalam, dan bermakna

sehingga tujuan penelitian dapat dicapai.

3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data penelitian ini dibagi ke dalam bentuk kata-kata dan

tindakan serta sumber data yang tertulis.28 Berikut ini akan

dijelaskam jenis-jenis data yang berbentuk kata-kata dan tindakan

serta sumber data yang tertulis.

a. Informan

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau

diwawancarai merupakan sumber utama. Sumber data utama

dicatat melalui catatan tertulis atau melalui perekaman video,

pengambilan foto atau film.29Peneliti melakukan proses

wawancara (interview) dalam upaya menggali data atau

informasi yang berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian

ini, peneliti hanya menggunakan alat bantu(instrumen)

(48)

33

penelitian yang berupa buku tulis dan bolpoin untuk mencatat

informasi yang disampaikan oleh informan. Adapun informan

dalam penelitian ini adalah:

1) Mentor dalam program pelatihan kewirausahaan di

Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya

2) Penanggung jawab program pelatihan

kewirausahaan di Pos Keadilan Peduli Ummat

(PKPU) Surabaya

b. Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang.30Dalam konteks ini, upaya untuk

menggali data atau informasi yang berkaitan dengan

permasalahan penelitian, peneliti mencari sumber data tertulis

untuk memperkuat hasil penelitian.

1) Sejarah Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU)

Surabaya

2) Visi dan Misi Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU)

Surabaya

3) Profil Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU)

Surabaya

(49)

4) Program pelatihan kewirausahaan

5) Fasilitas pelatihan kewirausahaan

4. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian, ada tahap-tahap yang

dilalui peneliti mulai dari awal penelitian hingga analisis data.

Tahapan-tahapan ini dilakukan agar penelitian berjalan sesuai

dengan prosedur penelitian. Tahapan penelitian merupakan suatu

langkah-langkah dalam penelitian yang dilakukan peneliti yang

dimulai dengan mencari data dilapangan sampai dengan upaya

penelitian untuk menganalisa data yang diperoleh.31 Pada penelitian

ini, tahapan yang dilalui peneliti dibagi menjadi dua tahap, yaitu:

a. Tahap pra lapangan

Tahap pra lapangan ini merupakan tahap awal dalam

mengadakan penelitian, peneliti memulai dari membuat

proposal penelitian, memilih lapangan atau subyek penelitian.

Ada 4 tahap yang dilakukan peneliti, yakni antara lain:

1) Menyusun rancangan penelitian yaitu sebelum

melakukan penelitian, peneliti menyusun rancangan

penelitian. Rancangan ini terdiri dari mencari judul yang

sesuai dengan konsentrasi dan jurusan yang ditekuni

(50)

35

peneliti. Kemudian setelah judul disetujui oleh ketua

jurusan, peneliti membuat proposal penelitian untuk

diajukan kepada jurusan. Proposal ini merupakan

langkah awal apakah penelitian ini akan dilanjutkan atau

harus mencari judul penelitian yang lain.

2) Memilih lapangan penelitian yaitu sesuai dengan judul

skripsi, peneliti memilih lapangan penelitian di Pos

Keadilan Peduli Ummat (PKPU) Surabaya. Pemilihan

lapangan ini, didasarkan pada teori substantife serta

mendalami pada rumusan masalah penelitian.

3) Mengurus perizinan yaitu peneliti mengurus surat

perizinan penelitian ke fakultas, untuk di berikan kepada

pihak terkait. Karena pihak yang berwenang dalam

obyek penelitian, berhak menolak atau menerima

penelitian yang dilakukan. Mereka memiliki

kewenangan secara formal. Dengan diterimanya surat

izin tersebut, peneliti bisa dengan leluasa melakukan

penelitian.

4) Menyiapkan perlengkapan penelitian yaitu sebelum

terjun kelapangan, peneliti menyiapkan semua

perlengkapan yang akan digunakan untuk meneliti.

(51)

dengan bekal tersebut. Jadi saat penelitian tidak

terbengkalai, dan sesuai dengan rencana.

b. Tahap lapangan

Tahap lapangan ini, peneliti mencari informasi dan data-data

yang menjadi pendukung utama dalam penelitian ini. Pada tahap

ini, peneliti lebih focus pada pencarian data di lapangan dalam

menggali data. Ketika peneliti memasuki lapangan, peneliti

selalu menjaga keakraban kepada subjek penelitian. Keakraban

diperlukan, agar antara peneliti dan subjek penelitian melebur

menjadi satu dan tidak ada lagi dinding pemisah keduanya.

Dengan demikian, subjek dengan suka rela menjawab

pertanyaan yang diajukan peneliti dan memberikan informasi

yang terkait dengan penelitian.

Tidak hanya keakraban yang dibangun, tetapi peneliti juga

melihat keterbatasan waktu, tenaga dan biaya yang dimiliki.

Agar tidak sampai terpancing untuk kegiatan yang ada di

lapangan dan melewati keterbatasan yang dimiliki peneliti.

Catatan lapangan juga menjadi alat terpenting saat berada di

lapangan. Catatan lapangan ini didapatkan saat peneliti

mendapatkan berbagai data dan informasi saat di lapangan.

Catatan lapangan ini digunakan, ketika peneliti lupa atau

(52)

37

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan beberapa metode, diantaranya sebagai berikut:

a. Observasi

Data dalam penelitian kualitatif dapat dikumpulkan melalui

metode observasi. Menurut Nawawi dan Martini yang dikutip

oleh Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani dalam buku metodelogi

penelitian kualitatif, observasi adalah pengamatan dan

pencatatan secara sistematika terhadap unsur-unsur yang tampak

dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. 32

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi

partisipatif, yaitu peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari

orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber

data penelitian.33 Maka dari itu data yang akan digali adalah:

1) Profil PKPU Surabaya

PKPU (Pos Keadilan Peduli Ummat) Suarabaya terletak di

Jl. Ngagel Jaya Utara, disebuah Ruko yang memiliki 3 lantai

dengan ukuran 7x20 meter. Lantai bawah bagian depan

32 Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani,2012, Metodologi Penelitian Kualitatif Cat II, Pustaka Setia,

Bandung,hlm:134.

(53)

digunakan untuk Customer Service, ruang tunggu tamu, bagian

tengah digunakan untuk aktifitas kerja pegawai, bagian belakang

terdapat kamar mandi serta dapur. Lantai dua adalah ruang

kepala cabang sekaligus ruang untuk meeting. Di lantai dua

terdapat dua kamar mandi. Lantai 3 digunakan untuk

menyimpan barang.

b. Wawancara

Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara

menanyakan sesuatu kepada seseorang yang menjadi informan

atau responden. Caranya adalah dengan bercakap-cakap secara

tatap muka. Wawancara dapat dilakukan dengan menggunakan

pedoman wawancaraatau dengan tanya jawab secara

langsung.34Data yang akan digali mengenai:

1) Profil PKPU Surabaya

2) Program pelatihan kewirausahaan yang dilaksanakan

3) Sasaran atau obyek program pelatihan

kewirausahaan

4) Hambatan lembaga dalam menjalankan program

pelatihan

34 Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif Cat II, Pustaka Setia,

(54)

39

5) Cara yang digunakan lembaga dalam mengatasi dan

menyelesaikan permasalahan yang ada

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah rekaman peristiwa yang lebih dekat

dengan percakapan, menyangkut persoalan pribadi dan

memerlukan interpretasi yang berhubungan sangat dekat dengan

konteks rekaman peristiwa tersebut.35 Dokumen bisa berbentuk

arsip, jurnal, gambar-gambar.

1) Profil PKPU Surabaya

2) Sasaran atau obyek program pelatihan

kewirausahaan

Selain bersumber pada tiga hal diatas, peneliti juga

menggunakan cara Triangulasi, yatu dengan menggabungkan

berbagai teknik pengumpulan data da sumber data. Ini dilakukan

untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang apa yang telah

ditemukan.

Hal ini dilakukan setelah peneliti benar-benar

menemukan fokus permasalahan secara jelas. Dari fokus

permasalahan tersebut, kemudian dikembangkan dengan

35Burhan Bungin, 2006, metodologi penelitian kualitatif, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal.

(55)

menggunakan instrumen penelitian sederhana yang lain melalui

observasi, wawancara dan dokumentasi. Hal ini dimaksudkan

untuk mempermudah peneliti dalam menganalisa permasalahan.

6. Teknik Validitas Data

Pengujian keabsahan data penelitian akan dilakukan dengan

cara:

a. Triangulasi

Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan

sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat penggabungan

dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada.36 Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan

teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk

mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti

menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam,

dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara

serempak. Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data

dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.

36 Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung, hlm.

(56)

41

7. Teknik Analisis Data

Analisis data kualitatif ialah upaya yang dilakukan dengan

jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah

menjadi satu kesatuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan

pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Dalam penelitian ini data di analisa menggunakan model

Spradley. Analisis ini digunakan dalam penelitian etnografi.Tetapi,

model ini juga cocok diterapkan dalam penelitian ini.Penelitian ini

yang luas, kemudian memfokus, dan meluas lagi.

Terdapat tahapan analisis data yang dilakukan dalam

penelitian kualitatif, antara lain yaitu :

a) Analisis Domain : Peneliti memasuki obyek penelitian yang

berupa situasi sosial yang terdiri atas, place, actor, dan

activity, selanjutnya melaksanakan observasi partisipan,

mencatat hasil obsevasi, dan wawancara, melakukan

obsevasi deskriptif maka langkah selanjutnya adalah

melakukan analisis domain.

b) Analisis Taksonomi : yaitu setelah peneliti melakukan

analisis domain,sehingga ditemukan domain-domain atau

kategori dari situasi sosial tertentu,maka selanjutnya domain

yang dipilih oleh peneliti dan selanjutnya ditetapkan sebagai

(57)

data dilapangan. Jadi analisis taksonomi adalah analisi

terhadap keseluruhan data yang terkumpul berdasarkan

domain yang telah ditetapkan.

c) Analisis Komponensial: yaitu yang dicari untuk

diorganisasikan dalam domain bukanlah keserupaan dalam

domain, tetapi justru yang memiliki perbedaan atau yang

kontras. Data ini dicari melalui observasi, wawancara dan

dokumentasi yang terseleksi. Dengan tehnik pengumpulan

data yang bersifat triangulasi tersebut, sejumlah dimensi

yang spesifik dan berbeda pada setiap elemen akan dapat

ditemukan. Sebagai contoh, dalam analisis taksonomi telah

ditemukan berbagai jenjang jenis pendidikan.

d) Analisis Tema Budaya: yaitu upaya mencari “benang

merah”yang mengintegrasikan lintas domain yang ada.

Dengan ditemukan benang merah dari hasil analisis domain,

Taksonomi, dan komponensial tersebut maka selanjutnya

akan dapat tersusun suatu konstruksi bangunan situasi sosial

atau obyek penelitian yang sebelumnya masih gelap atau

remang-remang dan setelah dilakukan penelitian maka lebih

terang dan jelas.37

37Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Alfabeta, Bandung,

(58)

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Berdirinya PKPU Surabaya.

Pada pertengahan tahun 1997 negara-negara ASEAN terpuruk oleh

krisis ekonomi regional yang disebabkan oleh depresiasi mata uangnya

terhadap dollar Amerika. Indonesia merupakan yang terparah diantara

semua negara di Asia. Krisis tersebut sudah merambah ke berbagai bidang,

seperti politik, moral, pendidikan, budaya, dan religi. Pendekatan

multidisipliner untuk menangani krisis masih sangat kurang, mungkin di

akibatkan oleh egoisme sektoral yang kuat.

Di Indonesia berawal dari krisis Ambon pada tahun 1998 di Ambon.

Ada beberapa orang yang mempunyai keinginan untuk meringankan beban

para korban krisi Ambon tersebut. Akhirnya beberapa orang tersebut

berupaya mengajak sebagian orang untuk membantu krisis tersebut. Dari

situ kemudian terpikirkan ide untuk mencari bantuan dana serta mengajak

beberapa donatur untuk menyisihkan sebagian uangnya guna membantu

para korban yang dilanda krisis. Tidak disangka, ternyata banyak para

donatur yang menitipkan uangnya agar disampaikan kepada para korban

Gambar

Gambar 01 . pengolahan sampah gelas plastik menjadi kerajinan tudung saji .. 63
Gambar 04. pembentukan kelompok dan sosialisasi ........................................
gambar 01: pengolahan sampah gelas plastik menjadi kerajinan
Gambar 02: peta lokasi kelompok binaan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Propranolol HCl pada penggunaan per oral memiliki bioavailabilitas rendah karena efek lintas pertama sehingga dikembangkan menjadi bentuk transdermal. Penelitian ini

Saya memiliki persepsi yang berbeda dengan teman yang berasal dari tempat saya merantau... Saya senang ketika bertemu dengan

Namun pada era modern ini, sejalan dengan perkembangan pembangunan fisik kota dan pusat- pusat industri, serta berkembangnya transportasi, maka, kualitas udara pun

Halaman ini menampilkan informasi berupa tips yang berguna untuk pengendara yang sedang terkena musibah ban bocor. Terdapat juga tombol bagian kanan atas yang apabila

dengan aoroka borlaJtu poratu ron Ia in yon# dikocaX dongan nama H#gXc*ont op do B orgorli jko Rochttr?ordoring untuk flu- kum Acara Pordata daa fieglea en t op

Whether the overall mean scores from the first factor of the scale “Opinions about the Quality of the Vision and Mission of the Company” showed a significant difference according

PEMANFAAT (Jiwa/Ha)

Dalam hal ini akan dibuat suatu sistem klasifikasi citra candling telur ayam kampung dengan metode LVQ, tahap berikutnya diperlukan data pembelajaran, data