• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOTIF PENDENGAR REMAJA PONOROGO TERHADAP PROGRAM DOMINO (Dominasi Musik Indonesia) di ROMANSA FM PONOROGO (Studi Deskriptif tentang Motif Pendengar di Radio Romansa 99,9 FM Ponorogo).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MOTIF PENDENGAR REMAJA PONOROGO TERHADAP PROGRAM DOMINO (Dominasi Musik Indonesia) di ROMANSA FM PONOROGO (Studi Deskriptif tentang Motif Pendengar di Radio Romansa 99,9 FM Ponorogo)."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi deskriptif tentang motif pendengar di Radio Romansa 99,9 FM Ponorogo)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN : “ Veteran “ Jawa Timur

Oleh :

SRI WAHYU RINARSIH

0543010320

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

(2)

DOMINO (Dominasi Musik Indonesia) di ROMANSA FM PONOROGO (Studi Deskriptif Tentang Motif Pendengar di Radio

Romansa 99,9 FM Ponorogo)

Disusun Oleh : SRI WAHYU RINARSIH

NPM 0543010320

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi Menyetujui,

Pembimbing Utama

Drs. Kusnarto, M.Si NIP. 030 176 735

Mengetahui DEKAN

(3)

Rahmat serta Karunia-Nyalah skripsi ini dapat berhasil diselesaikan. Dengan judul MOTIF PENDENGAR REMAJA PONOROGO TERHADAP PROGRAM DOMINO (Dominasi Musik Indonesia) di ROMANSA FM PONOROGO (Studi deskriptif tentang motif pendengar di Radio Romansa 99,9 FM Ponorogo). Skripsi ini merupakan salah satu ketentuan akademik di dalam program belajar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Penulis merasa skripsi ini dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembanagan ilmu komunikasi terutama mengenai motif mendengarkan program radio dan dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang berguna bagi penelitian selanjutnya.

Keberhasilan dalam penulisan skripsi tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah membantu penulis sehingga tersusunlah laporan ini. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, antara lain :

1. DRA. Ibu Hj. Suparwati,Msi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Juwito S.Sos,Msi selaku Ketua Program studi Ilmu Komunikasi UPN “Veteran” Jawa Timur.

(4)

iv

banyak membimbing dan mengarahkan penulis sehingga laporan ini dapat terselesaikan.

4. Kepada seluruh dosen Ilmu Komunikasi UPN “VETERAN” Jawa Timur, terima kasih sebanyak-banyaknya atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis.

5. Kedua orang tua penulis yang telah memberikan curahan kasih sayang, semangat, dorongan, nasehat kepada penulis.

6. Parasitisme Chimi boRRe, yuDha, akang Dedy, om jadiTh, Bagus, Erik, Rhandy Luph U Luph U PrEn...^^

7. Teman-teman kostQ...Chimi, Lilise, Kiki, Didin, Mbak Ita, Bonsai luv u gays kalian ada di saat susah maupun senang. Buruan lulus makan pizzaaaaaaaa^^

8. SobatQ mieke, uut jo, Mega, Leni, Dewie, Luluk,Okie Ikom 05 cayoo ^^ 9. Dedy kuu thanks for all LuPh U

Akhirnya penulis menyadari bahwa laporan Proposal Skripsi ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan semoga laporan ini dapat memberikan manfaat serta masukan kepada seluruh mahasiswa UPN umumnya dan mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi khususnya.

Surabaya, Maret 2010

(5)

HALAMAN PERSETUJUAN MENGIKUTI SEMINAR SKRIPSI ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 11

1.3. Tujuan Penelitian ... 11

1.4. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13

2.1. Landasan Teori ... 13

2.1.1.Komunikasi Sebagai Proses Sosial ... 13

2.1.2.Komunikasi Massa Pada Media Radio ... 14

2.1.3.Radio Siaran ... 19

2.1.4.Program Acara Domino di 99,9 Radio Romansa FM ... 22

2.1.5.Pendengar Sebagai Khalayak Media ... 23

2.1.6.Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa ... 25

2.1.7.Remaja ... 26

2.1.8.Motif ... 31

(6)

2.2 Model Uses And Gratification ... 35

2.3. Kerangka Berfikir ... 41

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

3.1.Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32

3.1.1. Motif ... 43

3.1.2. Konten Program Acara Domino ... 43

3.1.3. Pengukuran Variabel ... 44

3.2.Populasi, dan Sampel ... 47

3.3.Teknik Pengumpulan Data ... 48

3.4.Metode Analisis Data ... 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 50

4.1. Gambaran Umum Objek Penelitian . ... 50

4.1.1. Gambaran Umum Instansi ... 50

4.1.2. Data Radio 99,9 Romansa FM Ponorogo ... 51

4.2. Penyajian Data dan Analisis Data ... 52

4.2.1. Identitas Responden . ... 52

4.2.2. Responden Dalam Mendengarkan Domino Di Romansa FM Ponorogo ... 54

4.2.3. Motif Responden Terhadap Program Acara domino di 99,9 Radio Romansa FM Ponorogo ... 56

4.2.3.1. Motif Kognitif ... 57

4.2.3.2 Motif Identitas Personal ... 65

4.2.3.3. Motif Diversi ... 72

(7)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 81

5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Responden Jenis Kelamin... 53

Tabel 2. Responden Berdasarkan Berdasarkan Usia ... 53

Tabel 3. Responden Berdasarkan Pendidikan ... 53

Tabel 4. Frekuensi Responden Brapa Lama Mendengarkan Domino ... 54

Tabel 5. Frekuensi Responden Mendengarkan Domino Dalam Satu Minggu di 99,9 Radio RomansaFM Ponorogo ... 55

Tabel 6. Responden Bardasarkan Apa Yang Disukai Dari Program Domino di 99,9 Radio Romansa FM Ponorogo ... 56

Tabel 7. Ingin Mendapatkan Dan Mengetahui Informasi Tentang Jenis Gadgets Terbaru ... 57

Tabel 8. Ingin Mengetahui Informasi Tentang Fitur-Fitur Yang Ada di Stiap Gadgets ... 58

Tabel 9. Ingin Mengetahui Informasi Tentang Tempat Pembelian Gatgets Dengan Harga Yang Lebih Murah... 60

Tabel 10. Ingin Memperoleh Informasi Mengenai Dunia Elaktronik Atau Gadgets ... 61

Tabel 11. Ingin Memperoleh Informasi Tentang Tempat-Tempat Hang Out Yang Paling Digemari Khususnya Remaja Ponorogo... 62

Tabel 12. Tabel Kognitif Secara Umum ... 64

Tabel 13. Meningkatkan Rasa Percaya Diri Dalam Pergaulan ... 65

Tabel 14. Tidak Ketinggalan Pergaulan ... 66

Tabel 15. Meningkatkan Tentang Informasi Mengenai Gadgets ... 68

Tabel 16. Meningkatkan Pemahaman Diri Sendiri Tentang Informasi Mengenai Tempat-Tempat Hang Out ... 69

(9)

Tabel 17. Melakukan Intripeksi Diri... .. 70

Tabel 18. Motif Identitas Personal Secara Umum ... ...71

Tabel 19. Mengisi Waktu Luang Sambil Beraktivitas Atau Sebagai Teman Dalam Menjalankan Aktivitas ... 73

Tabel 20. Merasa Lebih Santai Dengan Mendengarkan Lagu-Lagu Yang Dapat Memperbaiki Mood ... 74

Tabel 21.Memenuhi Keinginan Untuk Mendengarkan Lagu-Lagu Favorit Melalui Program Domino... 75

Tabel 22. Menghilangkan Stress Karena Rutinitas Yang Padat ... 76

Tabel 23. Melepaskan Permasalahan Yang Sedang Dihadapi ... 77

Tabel 24. Tabel Motif Diversi Secara Umum ... 78

(10)

Halaman

Lampiran 1. Daftar Pernyataan (Angket) ... 85

Lampiran 2. Hasil Jawaban Responden Motif Kognitif ... 90

Lampiran 3. Hasil Jawaban Responden Motif Identitas Personal ... 91

Lampiran 4. Hasil Jawaban Responden Motif Diversi (Hiburan) ... 92

(11)

ABSTRAKSI

SRI WAHYU RINARSIH. MOTIF PENDENGAR REMAJA PONOROGO TERHADAP PROGRAM DOMINO (Dominasi Musik Indonesia) di ROMANSA FM PONOROGO (Studi Deskriptif tentang Motif Pendengar di Radio Romansa 99,9 FM Ponorogo)

Domino merupakan sebuah program siaran yang ada di romansa FM Ponorogo. Acara ini tergolong acara hiburan bagi pendengar dengan diberikan suatu variasi dimana pendengar dapat mengirimkan pesan atau memilih langsung lagu yang ingin diputarkan. Program Domino ini berisi tentang hiburan dan juga informasi, sehingga domino menjadi salah satu program yang paling digemari di Radio Romansa 99,9 FM.

Berkaitan dengan motif yang mendorong seseorang atau orang banyak untuk berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan, karena kebutuhan dan kekurangan orang berbeda satu sama lainnya dari waktu ke waktu. Demikian pula motif seseorang terhadap pengaruh yang dihadapinya, motif sangat berguna bagi tindakan atau perbuatan seseorang, seperti motif kognitif, identitas personal, serta motif diversi (hiburan).

Sesuai pendekatan Uses And Gratification bahwa model ini tidak tertarik

pada apa yang dilakukan orang terhadap media pada diri orang, tetapi lebih tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media. Anggota khalayak dianggap secara aktif dalam menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Dari sini timbul Uses And Gratification, penggunaan dan pemenuhan kebutuhan.

Objek dalam penelitian ini adalah remaja yang berusia 12-20 tahun tepatnya remaja yang ada di Ponorogo. Dipilihnya remaja sebagai objek dari penelitian ini dikarenakan pendengar di acara domino ini lebih banyak didominasi oleh para remaja. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan

Total sampling yaitu keseluruhan populasi merangkap sebagai sampel penelitian.

Motif kognitif lebih cenderung mengarah kepada keinginan remaja untuk mencari informasi yang up to date. Motif identitas personal, remaja diharapkan dapat mengeksplorasi semua potensi, kemampuan, citra diri, kepercayaan diri dan nilai-nilai positif yang dimilikinya. Serta motif diversi yaitu kebutuhan mahasiswa akan acara yang sifatnya menghibur.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebagai berikut; untuk motif kognitif, remaja dapat memperoleh informasi dan pengetahuan setelah mendengarkan program domino; sedangkan motif identitas personal, remaja dapat memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan dan situasi. Untuk motif diversi, kebutuhan akan hiburan dapat terpenuhi setelah mendengarkan program domino yang ada di radio Romansa FM Ponorogo.

Dari data yang dianalisis menyimpulkan bahwa motif remaja Ponorogo dalam mendengarkan program domino adalah tinggi, namun dari ketiga motif tersebut yaitu motif kognitif, motif identitas personal, dan motif diversi, motif diversi yang paling tinggi. Dapat diketahui remaja Ponorogo selalu antuasias dan menunggu dikarenakan kebutuhan mereka akan informasi, berinteraksi dengan orang lain, dan hiburan dapat terpenuhi setelah mendengarkan program domino di 99,9 radio Romansa FM Ponorogo.

(12)

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Begitu cepatnya perkembangan teknologi komunikasi menyebabkan masyarakat memiliki kemudahan mengakses informasi yang di inginkan tanpa batasan ruang dan waktu. Orang Indonesia dapat dengan mudah mengetahui kejadian atau peristiwa di negara lain. Salah satu wujud dari perkembangan teknologi komunikasi adalah keberadaan media massa. Media massa telah menjadi sumber informasi bukan saja bagi individu atau memperoleh gambaran dan citra realitas sosial tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif.

Media massa merupakan suatu bentuk jasa dibidang komunikasi. Kehadiran media terutama media massa sebagai hasil kemajuan ilmu dan teknologi, telah memberikan pengaruh alam proses opersaional komunukasi. Media masaa juga telah meningkatkan intensitas, kecepatan dan jangkauan komunukasi dengan pengaruh sosial yang cukup besar.

Perkembangan pelayanan atau jasa dari media massa dapat digambarkan misalnya pada lingkup media massa, dengan adanya sistem cetak jarak jauh yang dapat memberikan service yang lebih baik kepada para pembacanya, mereka dapat membaca berita di surat kabar lebih pagi lagi dibandingkan dengan sistem percetakan yang terpusat karena akan membutuhkan waktu lagi untuk mengirimkan surat kabar dari pusat ke daerah. Selain pada media cetak

(13)

perkembangan sistem pelayanan yang sangat pesat juga terjadi pada media elektronik dan salah satunya adalah media radio.

Radio adalah salah satu bentuk media elektronik yang mempunyai sifat-sifat khas yang dapat dijadikan sebagai kekuatan yang dimilikinya dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada masyarakat. Radio pada hakekatnya adalah merupakan alat komunikasi massa dalam arti saluran pernyataan manusia yang umum atau terbuka dalam menyalurkan lambang-lambang yang berbunyi berupa program-program yang teratur, yang isinya aktual dan meliputi segala segi perwujudan kehidupan masyarakat. Radio merupakan media auditif (hanya bisa didengar), tetapi murah, merakyat dan bisa dibawa atau didengarkan di mnana-mana. Radio juga berfungsi sebagai media ekspresi, komunikasi, informasi, pendidikan dan hiburan, radio memiliki kekuatan terbesar sebagai media imajinasi, sebab sebagai media yang buta, radio menstimulasi begitu banyak suara dan berupaya memvisualisasikan suara penyiar ataupun informasi faktual melalui telinga pendengarnya (Masduki, 2001 :9)

Begitu kuatnya pengaruh yang dibawa oleh media radio siaran. Sehingga media ini mendapatkan pengakuan sebagai “ kekuatan kelima “ atau the fifth

estate karena mempunyai keistimewaan tersendiri dibandingkan dengan media

(14)

Kelebihan-kelebihan tersebutlah yang membedakan bentuk layanan atau jasa yang diberikan stasiun penyiaran radio kepada pendengarnya. Berbeda dengan televisi, radio berkembang menjadi suatu media yang memusatkan perhatian pada kelompok pendengar tertentu. Kelompok-kelompok inilah yang di sebut sebagai target pendengar. Maka bentuk pelayanan dari media radio disesuaikan dengan terget pendengar yang dituju. Selain itu format program yang disiarkan juga diatur kedalam suatu susunan yang menarik untuk mempertahankan segmen pendengar yang telah ditetapkan oleh stasiun penyiaran radio.

Pendengar (audience) adalah sasaran komunikasi massa melalui radio siaran. Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila pendengarnya terpikat perhatiannya. Keefektifan media penyiaran radio tergantung kepada seberapa pendengar yang menikmati dan mendengarkan program-program radio.

Pendengar merupakan orang-orang yang loyal dan sangat bersahabat, dibanyak kasus, para pendengar ini memiliki rasa kekeluargaan yang sangat kuat terhadap stasiun radio yang mereka dengarkan. Pendengar yang benar-benar loyal terhadap sebuah stasiun penyiaran radio akan cenderung melakukan pilihan sesuai dengan kebutuhan, keinginan, serta selera mereka masing-masing.

(15)

Romansa FM merupakan suatu perusahaan jasa dibidang komunikasi khususnya sebagai stasiun penyiaran radio. Romansa radio adalah radio swasta di Ponorogo yang mulai mengudara pada 13 Februari 2003 pada channel 99,9 FM. Romansa radio memiliki motto “ pround and young channel “ .Radio Romansa menentukan segmentasi khalayak pendengarnya yaitu teens & young audult yang berusia 12-20 tahun. Untuk memenuhi kebutuhan para pendengar pada usia ini maka radio Romansa FM memprogram acara siarannya mulai dari isi informasi sampai lagu-lagu yang diputar lebih disesuaikan dengan selera khalayak yang dituju.

Romansa FM juga memiliki waktu siaran hingga 20 jam, dimulai pukul 05.00 pagi dan berakhir pukul 01.00 dini hari. Program yang diputar di Romansa FM cukup beragam, salah satunya adalah program yang menjadi idola para remaja di Ponorogo yaitu Domino (Dominasi Musik Indonesia) yang diputar setiap hari senin s.d sabtu pukul 14.00 – 16.00.

Pada penelitian kali ini, peneliti tertarik untuk mengetahui motif pendengar khususnya dalam mendengarkan acara Domino. Mengingat peneliti pernah melaksanakan magang di Radio Romansa FM sebagai penyiar sehingga secara tidak langsung peneliti sedikit banyak mengetahui tentang dunia radio.

(16)

yang sama seperti program Domino yang ada di radio Romansa. Hal ini di sebabkan oleh jumlah pendengar atau khalayak yang mendengarkan. Di radio romansa pendengar mencapai 25 – 35 orang (29,26%), di radio goong FM sebesar 25 – 30 (28,56%), di radio Avida sebesar 25 – 30 (28,56%), dan radio Matrix sebesar 25 – 30 (28,56%) pendengar (sumber dari radio Romansa, Goong, Avida dan Matrix Ponorogo)

Banyak sekali program siaran di Radio Romansa FM di antaranya acara Ku – pi(kukuruyuk pagi), Galery pagi, Domino, Cucian kering, Rock United, E – jazz, Star track, Planet lucu, PD, Trackin, Nite Rhythm, D’amor, Jomlo room, Ladies nite, Sunrice, Rumah indie, Distro, Top level, Sunday english, Freak 47, dan Sexologi.

Tetapi disini peneliti fokus dan tertarik pada program acara Domino karena program ini adalah sebuah program unggulan dari Romansa FM.

(17)

Sistem pembagian lagu di Romansa FM ini yaitu menyediakan lagu-lagu yang digemari oleh masyarakat sekitar. Kebanyakan masyarakat Ponorogo menyukai lagu-lagu dalam negri maupun lagu-lagu manca negara. Pembagian lagu dalam negri maupun manca negara sama besar yaitu 50 % indonesian hits (lagu yang diputarkan di domino adalah lagu-lagu pop)dan 50 % lagu-lagu intenasional hits (lagu inggris dari berbagai aliran musik seperti jazz, rock,pop, metal dll). Dalam penyajian lagu di program Domino, lagu-lagu yang diputarkan merupakan lagu-lagu baru yang sekarang menjadi kegemaran khususnya remaja Ponorogo yang mendengarkan program Domino. Sehingga banyak dari pendengar domino yang menyukainya. Dalam acara domino juga menyajikan informasi seputar tempat-tempat hangout yang enak dan juga informasi tentang kemajuan gadget (alat-alat elektronik seperti laptop,hp, ipod dll), sehingga pendengar Radio Romansa tidak hanya menikmati lagu-lagu yang diputar, namun juga bisa menambah wawasan.

(18)

tempat hang out yang ada di Ponorogo. Dalam memberikan informasi, program Domino (Dominasi Musik Indonesia) memberikan informasi yang lebih detail dibandingkan dengan program acar ayang ada di radio lain seperti radio Goong FM, Avida Fm, dan Radio Matrix FM yang memiliki segmen yang sama dengan program acara domino. Selain informasinya yang detail, cara penyampaian informasi yang disampaikan oleh penyiar sangat berpengaruh pada program acara. Acara domino di kemas seapik dan sejelas mungkin sehingga pendengar tertarik untuk mendengarkan program domino.

Seperti informasi akan gadgets, program domino memberikan informasi yang selengkap-lengkapnya tentang perkembangan gadgets, seperti fitur-fitur apa saja yang ada di setiap gadgets, jenis-jenis terbaru, sampai tempat-tempat yang murah untuk membeli gadgets. Selain informasi gadgets ada juga informasi tentang tempat hang out yang ada di Ponorogo. Sesuai dengan karakteristik masyrakat Ponorogo yang suka akan hal-hal yang simpel tapi murah, maka banyak tempat tongrongan yang menjamur di Ponorogo. Salah satu tempat favorit masyrakat Ponorogo buat bersantai adalah di jalan Pramuka, di sana banyak tempat- tempat yang nyaman, sejuk dan tentunya murah buat hang out.

(19)

mendapatkan informasi tentang fitur-fitur apa saja yang ada di setiap gedget,di mana saja mereka bisa membeli gedget dengan harga lebih murah dll. Dengan waktu siaran 6 kali setiap minggu, sehingga program ini selalu dinantikan oleh para pendengarnya.

Namun individu memiliki motif atau tujuan tersendiri yang mendasar ketika memilih atau memutuskan untuk mendengarkan acara Domino (Dominasi Musik Indonesia) di radio Romansa FM Ponorogo. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti motif individu dalam mendengarkan Domino di radio Romansa FM Ponorogo. Sesuai pada penelitian ini yang menggunakan uses and gratification, di mana intinya khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif – motif tertentu (Subiakto,2000 : 3)

Sebagai asumsi dasar teori uses and gratification ini, dirumuskan oleh Katz, Blumler, dan Geruvitch tahun 1974 (dalam Rakhmat,2004 :205) adalah

pertama, Khalayak dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan

(20)

kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. Kelima, penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.

Khalayak terutama remaja Ponorogo lebih tertarik mendengarkan program acara yang ada di Radio Romansa dibandingkan dengan program acara yang ada di Radio lain di Ponorogo, karena mereka sebagai individu menginginkan sebuah media massa yang menyajikan informasi, identitas pribadi, integrasi dan interaksi sosial, dan hiburan. Karena khalayaklah yang menentukan media, bukan media yang menentukan khalayak. (teori Uses and Gratification). Dan radio Romansa sudah menyajikan hal itu semua di semua program yang di siarkan.

Pengertian motif secara harafiah, motif terdiri dari kata move yang berarti bergerak dan active yang berarti aktif, jadi yang dimaksud dengan motif adalah suatu pengertian yang melingkupi seluruh bergerak.

Dalam hal ini motif dapat dioperasionalisasikan sebagai penggerak alasan-alasan atau dorongan dari dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu, motif timbul karena adanya kebutuhan dengan kata lain motif merupakan ciri dari kebutuhan.

(21)

Motif adalah suatu pengertian yang meliputi semua penggerak alasan-alasan atau dorongan-dorongan dari dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu (Gerungan, 2002 :142)

Peneliti meneliti tentang motif remaja Ponorogo yang mendengarkan acara Domino karena adanya beberapa tujuan atau motif yang mendasari seorang individu dalam suatu hal, dalam hal ini mendengarkan domino di radio Romansa FM Ponorogo. Ini adalah beberapa motif yang mendasari seorang individu dalam mendengarkan acara Domino (Dominasi Musik Indonesia)

Motif kognitif, adalah motif yang mendasari pendengar yang membutuhkan informasi mengenai peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat dan dunia. Mendapatkan pengetahuan tentang peristiwa yang terjadi dalam lingkungan sekitar mereka. Pendengar ingin memuaskan rasa ingin tahu dan mengetahui minat umum. Keinginan untuk belajar atau bisa juga untuk pendidikan diri sendiri. Dan juga bisa untuk memperoleh rasa aman melalui penambahan pengetahuan melalui program Domino

Motif diversi adalah motif yang mendasari pendengar untuk melepaskan diri dari permasalahan, bersantai memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis, penyaluran emosi, mengisi waktu.

(22)

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui motif pendengar domino di radio Romansa FM Ponorogo.

1.2Rumusan Masalah

Didorong oleh pentingnya informasi bagi khalayak dengan segala bentuk informasi yang benar-benar memuaskan masyarakat. Serta didorong oleh perkembangan informasi khususnya radio siaran. Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalahnya bagaimana motif pendengar aktif remaja Ponorogo mendengarkan acara Domino di Radio Romansa 99,9 FM Ponorogo.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui motif pendengar radio terhadap program domino di radio 99,9 Radio Romansa FM Ponorogo.

1.4Manfaat Penelitian 1. Teoritis

(23)

2. Praktis

(24)

KAJIAN PUSTAKA 2.1Landasan Teori

2.1.1 Komunikasi Sebagai Proses Sosial

Komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses sosial, yaitu sesuatu yang berlansung atau berjalan antar manusia. Sebagai proses sosial maka dalam komunikasi, selain terjadi hubungan antar manusia juga terjadi interaksi atau saling mempengaruhi. Justru itu semua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi, mau tidak mau pasti mengalami perubahan. Itulah sebabnya perubahan merupakan hasil proses komunikasi yang tidak mungkin dielakkan. Sesuai dengan pengertian komunikasi, maka komunikasi sebagai proses harus didukung oleh unsur-unsur pokok, yang satu sama lainnya tidak bisa terlepaskan. Pada mulanya proses komunikasi itu dirumuskan secara sederhana denagn model S-M-R (Source, Message, Receiver). Artinya komunikasi terdiri dari tiga unsur, yaitu “sumber-pesan-sasaran”. (Aristoteles 384)

Dalam perkembangan selanjutnya, Kincaid & Scharm (98,1997) memperkenalkan suatu model lain, yaitu peserta-pesan-saluran. Komunikator dan komunikan yang dikenal selama ini, digabung menjadi peserta, dengan maksud bahwa dalm suatu proses komunikasi, kedua unsur tersebut bergantian posisi. Dari uraian di atas jelas bahwa komunikasi adalah proses sosial yang sangat asasi sifatnya, sebab hal itu merupakan dasar bagi semua hubungan sosial dan perubahan sosial.

(25)

2.1.2 Komunikasi Massa Pada Media Radio

Komunikasi massa merupakan proses komunikasi melalui media massa modern, dengan kata lain komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses di mana komunikator secara profesional menggunakan media massa dalam menyebarkan pesannya untuk mempengaruhi khalayak banyak. Komunikasi menyebarkan informasi, gagasan dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah banyak dengan menggunakan media (Effendi,2003 : 79-80)

Media massa merupakan “kependekan” dari media komunikasi massa yang lahir untuk menjembatani komunikasi antar massa. Massa adalah masyarakat luas yang heterogen tetapi masih bergantung satu sama lain. Ketergantungan antar manusia menjadi penyebab lahirnya media yang mampu menyalurkan hasrat, gagasan dan kepentingan masing-masing agar diketahui dan dipahami oleh orang lain. Penyaluran hasrat atau gagasan dan kepantingan tersebut dinamai “pesan” (messsage). Dengan demikian pada hakekatnya media massa adalah media saling-silang pesan antar massa (Pareno,2005 : 7)

Menurut Onong Uchjana Effendi media massa adalah media komunikasi yang mampu menimbulkan keserampakan, dalam arti khalayak dan jumlah relatif yang sangat banyak secara bersama-sama, pada saat memperhatikan pesan yang dikomunikasikan melelui media tersebut.

(26)

1. Media massa memberikan informasi dan membantu kita mengetahui secara jelas ikwal tentang dunia dan sekelilingnya kemudian menyimpanyya dalam ingatan kita.

2. Media massa membantu kita menyusun agenda (jadwal) kehidupan setiap hari.

3. Media massa berfungsi untuk berhubungan dengan berbagai kelompok masyarakat lain diluar masyarakat lain.

4. Media massa membantu menyosialisasikan pribadi masyarakat.

5. Media massa digunakan untuk membujuk khalayak yang mencari keuntungan dari pesan-pesan yang diterimanya.

6. Media massa sebagai media hiburan, sebagian besar media melakukan fungsi sebagai media yang memberikan hiburan bagi khalayak.

Media komunikasi massa bersifat tidak langsung dan oleh karenanya perencanaan, pengolahan dan penyampaian pesan baik untuk bersifat informasi, edukasi, persuasi dan hiburan kepada khalayak dibuat sedemikian rupa sehingga mencapai sasaran yang dikehendaki. Komunikasi massa bersifat satu arah (one

way traffic). Begitu pesan disebarkan oleh komunikator, tidak diketahui apakah

(27)

Proses komunikasi massa yang paling efektif ialah komunikasi antar komunikator ddengan komunikan (massa) melalui sebuah sarana yaitu radio, komunikasi massa media radio, komunikasi massa media radio juga bersifat periodik. Dalam komunikasi media radio, lembaga penyelengara komunikasi bukan secara perorangan, melainkan melibatkan banyak orang dengan organisasi yang kompleks serta pembiayaan yang besar. Karena media radio bersifat “ transitory” (meneruskan), maka pesan-pesan yang disampaikan melalui komunikasi massa media tersebut, hany adpat didengar secara sekilas (http:\\id.wikipedia.org/wiki/Radio#Gelombang_radio).

Menurut Effendi (2003: 81-83), dalam komunikasi massa juga terdapat karakteristik komunikasi massa yaitu :

1. Komunikasi massa bersifat umum, dimana pesan komunikasi yang disampaikan melalui media massa adalah terbuka untuk semua orang.

2. Komunikasi bersifat heterogen, dimana komunikannya adalah sejumlah orang yang disatukan oleh suatu minat yang sama dan terbuka bagi pengaktifan tujuan yang sama meskipun orang-orang yang terkait tadi tidak saling mengenal, berinteraksi secara terbatas dan tidak terorganisasikan.

3. Media massa menimbulkan keserempakan, kontak dengan sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator dan penduduk tersebut satu sama lainnya dalam keadaan terpisah.

(28)

Menurut Steven H. Chaffe dalam Rakhmat (1993: 220-222) efek kehadiran media massa khususnya radio dapat diterangkan sebagai berikut :

1. Efek ekonomis, bahwa kehadiran media massa menggerakkan berbagai bidang usaha produksi, distribusi, dan konsumsi jasa media massa.

2. Efek sosial, berkenaan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial. Kehadiran radio meningkatkan status sosial pemiliknya.

3. Penjadwalan kembali kegiatan sehari-hari. Setelah adanya radio, banyak sekali orang mendengarkan radio sampai malam dan secara tidak langsung telah mengubah kebiasaan mereka. Radio telah mengubah kebiasaan individu. 4. Efek pada penyaluran atau penghilangan perasaan tertentu. Sering terjadi

bahwa media massa (radio) digunakan untuk memuaskan kebutuhan, untuk menghilangkan perasaan tidak enak, kesepian, marah dan sebagainya. Media dipergunakan tanpa memperhatikan isi pesan yang disampaikannya.

5. Efek tumbuhnya perasaan tertentu terhadap media massa (radio). Tumbuhnya perassan senang pengalaman individu bersama tersebut. Boleh jadi faktor isi pesan mula-mula amat berpengaruh, tetapi kemudian jenis media itu diperhatikan apapun yang disiarkannya.

(29)

Menurut Effendi (2003 : 176-177), radio memiliki sifat sebagai berikut : 1. Langsung

Radio bersifat langsung, sehingga suatu pesan yang akan disampaikan kepada pendengarnya tidak mengalami proses berbelit-belit seperti halnya dengan menggunakan bahan tercetak. Suatu berita dapat disampaiakan kepada publik dengan cepat, bahkan saat peristiwa tersebut sedang berlangsung.

2. Tidak mengenal jarak

Radi tidak mengenal jarak damn rintangan. Peristiwa di suatu kota di negara yang satu dapat didenagr dengan baik di negara lain, tanpaa mengenal rintangan berupa laut, gunung atau jurang. Kehadiran radio dapat menembus ruang dan jarak geografis pendengarnya.

3. Memiliki daya tarik yang kuat

Radio mempunyai daya tarik yang kuat yang disebabkan unsur-unsur, kata – kata, musik dan sound efect.

(30)

2.1.3 Radio Siaran

Dalam hal ini yang dimaksud adalah pengudaraan program siaran radio, maka haruslah diingat bahwa radio siaran mendapat julukan “ kekuasaan kelima “. Ada tiga faktor yang menyebabkan radio mempunyai julukan “ kekuasaan kelima “ (Effendi,2003 : 137) yaitu :

a. Radio siaran bersifat langsung

Makna langsung sebagai sifat radio siaran adalah bahwa suatu pesan yang akan disiarkan dapat dilakukan tanpa proses yang rumit, langsung tertuju ke unit-unit radio penerima

b. Radio siaran menembus jarak rintangan

Faktor-faktor yang menyebabkan radio dianggap memiliki kekuasaan adalah tidak dijumpainya jarak dan rintangan. Bagi radio tidak ada jarak dan waktu. Begitu suatu pesan disampaikan oleh seorang penyiar, pada saat itu juga dapat diterima oleh khalayak. Bagi radio, tidak ada pola jarak ruang. Bagaimana jauhnya, khalayak sasaran yang dituju, radio dapat mencapai di gunung, lembah-lembah, padang pasir ataupun samudra tidak menjadi rintangan suatu pesan yang disiarkan dari suatu negara dapat sampai seketika di tempat lain dan benua lain. c. Radio siaran mengandung daya tarik

Radio memiliki daya tarik yang disebabkan oleh tiga unsur, yaitu : 1. Kata-kata lisan (spoken words)

(31)

suara dan gaya bahasa penyiarnya denagn penyesuaian segmentasi pendengar.

2. Musik (music)

Untuk sebagian besar radio siaran, bahakn dapat dikatakan, musik adalah tulang punggung radio. Karena musik merupakan suatu unsur hiburan yang dapat membuat atau merubah keadaan ahati seseorang. Bahkan pada siaran radio yang bersegmentasi berita juga dihiasi denagn musik sebagai selingan agar menarik dan terkesan santai.

3. Efek suara (Sound Effect)

Efek suara dalam radio dapat digunakan untuk menyampaikan tindakan atau gerakan dalam suatu keadaan, misalnya suara kaki yang sedang melangkah atau sedang berlari, menunjukkan waktu misalnya dengan latar belakang suatu pedesaan denagn suara jangrik dimalam hari atau juga lokasi atau setting, misalnya suara telepon di kantor dan lain sebagainya.

Jika kesemua unsur itu tadi dukemas secara menarik dan disajikan dengan tepat, maka program radio siaran itu akan menjadi lebih menarik dan terkesan fleksibel tidak monoton. Dan cara mengemas ketiga unsur di atas adalah tergantung bagaimana kemampuan penyiar sebagai komunikator.

(32)

komponen itu adalah studio, pemancar, dan pesawat penerima. Sebagai salah satu media massa, maka disini radio mempunyai tiga fungsi, yaitu :

1. Sebagai sarana hiburan

Setiap radio siaran mempunyai program siaran hiburan yang disiarkan oleh setiap stasiun radio sebagai salah satu program acaranya. Karena acara hiburan inilah yang sering kali disenangi dan dicari oleh khalayak pendengarnya. 2. Sebagai sarana penerangan

Acara-acara siaran informasi yang baik adalah yang mempunyai informasi, penting bagi pelayanan masyarakat, mempunyais uara informasi yang penting bagi para petani yang mendengarkan acara tersebut

3. Sebagai sarana pendidikan

Sebagai saran pendidikan radio siaran mempunyai acara yang memuat tentang peristiwa penting yang terjadi diberbagai belahan bumi, sehingga para pendengarnya dapat mengetahui dan mungkin saja menambah pengetahuan dan wawasannya. (PRSSNI,2000: 7).

Penyampaian pesan melalui radio siaran dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan, walaupun ada lambang-lambang yang verbal, yang dipergunakan jumlahnya sangat minim , misalnya tanda waktu pada saat akan memulai acara warta berita dalam bentuk telegrafi atau bunyi salah satu alat musik.

(33)

Radio memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan yaitu sifat yang “sekilas dengar”, yaitu pesan yang sampai pada khalayak hanya sekali dengar saja, yang berarti arus baliknya tidak dapat langsung dan komunikan mungkin tidak memperoleh penjelasan lebih jauh, karena tidak mungkin meminta kepada penyiar untuk mengulangi kembali.

2.1.4 Program Acara “Domino” di 99,9 FM Radio Romansa

Program siaran Domino merupakan program siaran yang menggabungkan dua bahan siaran. Dalam program siaran Domino ini berisi penyampaian pesan atau salam dari pendengar yang di on air kan langsung dan juga pemutaran musik yang dipilih langsung oleh pendengar, sedangkan apabila dilihat dari penggolongan jenis-jenis siaran program acara Domino ini tergolong dalam acara hiburan bagi pendengar dengan diberikan suatu variasi dimana pendengar dapat mengirimkan pesan dan salam dan juga pendengar dapat memilih sendiri musik atau lagu yang ingin diputarkan, dan merupakan keuunggulan tersendiri dari program siaran ini. Lebih spesifik lagi program siaran Domino dalam program siaran hiburan termasuk dalam siaran hiburan ringan yang diantaranya berupa : a. Informasi hiburan ( Tempat hang out, gadgets dll)

b. Obrolan (dialog ringan) c. Request lagu

(34)

sifatnya yang lain, yaitu “sekilas dengar” arus balik tidak mungkin pada saat ini. Pendengar yang tidak mengerti tidak mungkin meminta kepada penyiar untuk mengulagi lagi, tetapi dengan program siaran Domino kelemahan itu dapat sedikit dikurangi dengan bantuan pesawat telepon. Dengan demikian program siaran Domino ini dapat lebih mendekatkan Radio siaran atau stasiun radio dengan pendengarnya(sumber, Radio Romansa 99,9 FM) .

2.1.5 Pendengar Sebagai Khalayak Media

Istilah “khalayak media” berlaku universal dan secara sederhana dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, pemirsa sebagai media atau komponen isinya. Khalayak media yang selanjutnya lebih ditekankan sebagai massa ini memiliki jumlah yang besar, heterogen, menyebar dan anonim serta memiliki kelemahan dalam ikatan organisasi sosial sehingga tidak konsisten dan komposisinya dapat berubah dengan cepat (McQuail , 1996 : 20).

Pendengar radio adalah massa dan memiliki perbedaan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, serta kerangka acuan dan lapangan pengalaman. Mereka adalah sasaran komunikasi massa melalui media radio siaran. Komunikasi dapat dikatakan efektif, jika pendengar terpikat perhatiannya, tertarik terus meniatnya, mengerti, tergerak hatinya dan melakukan aktifitas apa yang diinginkan pembicara (Effendi,2003 : 64)

(35)

a. Heterogen

Heterogen artinya pendengar adalah massa, yaitu sejumlah orang yang sangat banyak dengan sifat yang heterogen dan terpancar diberbagai tempat yang berlainan. Disamping itu, perbedaan pendengar juga meliputi perbedaan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, frame of reference dan field of experience. b. Pribadi

Karena pendengar berada dalam keadaan heterogen, maka isi pesan akan dapat diterima dan dimengerti bila sifatnya pribadi sesuai dengan situasi dimana pendengar itu berada.

c. Aktif

Pendengar radio akan bersifat apabila menemui sesuatu yang menarik dan diminati dari program acara yang ada di stasiun radio, mereka akan ikut aktif berpikir dan melakukan interpretasi.

d. Selektif

Pendengar dapat dengan leluasa memilih program radio siaran yang diminati. Begitu banyak stasiun radio dengan jenis acara siarannya, yang masing-masing berlomba – lomba untuk memikat perhatian pendengarnya. Isi siaran yang tidak memenuhi selera pendengarnya sudah tentu akan tidak didengarkannya.

(36)

2.1.6 Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa

Kebutuhan terhadap media massa dipenuhi melalui surat kabar, majalah, radio, televisi dan film. Baik dalam isi maupun melalui daya terpaannya secara konteks sosial tempat di mana terpaan berlangsung.

Secara langsung Katz dan Gurevitch berkeyakinan terhadap tipologi kebutuhan manusia yang berkaitan dengan media yang diklasifikasikan dalam lima kelompok, yaitu :

1. Kebutuhan Kognitif (cognitive Needs)

Yaitu kebutuhan – kebutuhan yang berkaitan dengan usaha-usah untuk memperkuat informasi, pengetahuan, serta pengertian tentang lingkungan kita. Kebutuhan ini didasarkan pada keinginan untuk mengerti dan menguasai lingkungan. Kebutuhan kognitif juga dapat dipenuhi oleh adanya dorongan-dorongan seperti keingintahuan (curiosity) dan penjelajahan (exsploratory) pada diri kita.

2. Kebutuhan Afektif (Afective Needs)

Yaitu kebutuhan-kebutuhan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk memperkuat pengalaman-pengalaman yang bersifat keindahan, kesenenagn dan emosional. Mencari kesenengan dan hiburan merupakan motivasi yang pada umumnya dapat dipenuhi oleh media.

3. Kebutuhan Integratif Personal (Personal Integrative Needs)

(37)

dapat diperoleh dari adanya keinginan setiap individu untuk meningkatkan harga diri.

4. Kebutuhan Integartif Sosial (Sosial Integartif Needs)

Yaitu kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk memperkuat kontak dengan keluarga, teman-teman dan dengan lingkungan sekelilingnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut didasarkan oleh adanya keinginan setiap individu untuk berafiliasi.

5. Kebutuhan Akan Pelarian (Escapist Needs)

Yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan hasrat untuk melarikan diri dari kenyataan, melepaskan ketegangan dan kebutuhan akan hiburan.

2.1.7 Remaja

Di dalam kamus Bahasa Indonesia, remaja didefinisikan sebagai suatu fase kehidupan mulai dewasa, sudah sampai umur untuk kawin. Zakiyah Darajat (1974) mengkategorikan bahwa remaja sebagai anak yang ada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa. Pada masa peralihan ini biasanya terjadi percepatan pertumbuhan dalam segi fisik maupun psikis. Baik ditinjau dalam bentuk badan, sikap, cara berfikir, dan bertindak, mereka bukan lagi anak-anak. Mereka juga belum dikatakan manusia dewasa yang memiliki kematangan pikiran. Zakiyah Darajat membatasi usia remaja mulai pada usia 13 tahun sampai 24 tahun (Hikmat , 2007 : 38)

(38)

dalam jenjang kehidupan, masa remaja (adolsen) merupakan suatu massa di mana gelombang kehidupan sudah mencapai puncaknya. Pada periode ini merupakan periode transisi atau peralihan dari kehidupan media masa kanak-kanak (childhood) kemasa dewasa (adulthood) (Sulaeman : 1). Remaja adalah transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial (Dariyo,2004 :13)

Masa remaja menurut Stanlyhall, seorang bapak pelopor psikologi perkembangan remaja (dalam Santrock, 1999), dianggap sebagai masa topan badai dan stress (strom and stress), karena mereka telah memiliki keinginan bebas untuk menentukan nasib diri sendiri (Dariyo,2004 : 13).

Masa adolescence merupakan suatu masa, di mana individu berjuang untuk tumbuh dan menjadi “sesuatu”, menggali serta memahami makna dari segala sesuatu yang ada. Mereka juga bekerja keras untuk merealisasikan dirinya, menemukan dirinya, siapakah mereka itu sebenarnya dan akan menjadi apakah mereka kelak dikemudian hari (Sulaeman , 1995: 2). Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang sangat penting, diawali dengan matangnaya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. Selain itu remaja merupakan perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua ke arah kemandirian (independence), minat-minat seksual, perenungan diri dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral (Yuasuf,2001 : 184).

(39)

seksualitas, nilai keluarga, nilai pekerjaan, nilai relasi, dari lingkungan, interaksi sosial, kawan, mentor, buku, majalah, internet dan dari berbagai sumber lainnya.

Beberapa tokoh psikologi remaja memberikan definisi tentang remaja antara lain :

a. G Stanley Hall mengartikan remaja sebagai masa yang berada dalam dua situasi, antara kegoncangan, penderitaan asmara dan pemberontakan dengan otoritas orang dewasa. Selain itu pengalaman sosial selama remaja dapat mengarahkannya untuk menginternalisasi sifat-sifat yang diwariskan oleh generasi sebelumnya.

b. Roger Barker memberikan penekanan orientasi remaja kepada masalah sosio-psikologis. Hal ini dikarenakan bahwa remaja merupakan periode pertumbuhan fisik yang sangat cepat dan peningkatan dalm koordinasi, maka remaja merupakan masa transisi antara masa anak dan masa dewasa. Oleh karena itu pertumbuhan fisik berkaitan erat dengan perolehan sifat-sifat yang diterima anak, maka pertumbuhan fisik seseorang menentukan pengalaman sosialnya.

(40)

Masa remaja adalah masa dimana seseorang membentuk atau memulai membangun siapa dirinya atau jati dirinya. Dari beberapa kepustakaan, didapatkan beberapa istilah mengenal remaja diantaranya adalah (Gunasa dan Gunasa, 2007 : 5-7) :

1. puberteis atau pubertas pada masa antara 12-16 tahun. Pada masa pubertas

terjadi perubahan-perubahan psikis, seperti halnya pelepasan diri dari ikatan emosional dengan orang tua dan pembentukan rencana hidup dan sistem nilai sendiri.

2. adolescentia adalah massa sesudah pubertas, yakni masa antara 17 sampai 22

tahun. Pada masa ini lebih diutamakan perubahan dalam hubungan dengan lingkungan hidup yang lebih luas, yakni masyarakat diamna ia hidup.

3. Pubescence adalah masa tercapainya kematangan seksual ditinjau terutama

dari aspek biologisnya.

Sarlito Wirawan Sarwono memiliki acuan usia remaja antara 11-24 tahun dengan pertimbangan sebagai berikut (Hikmat, 2007 : 39)

1. Usia 11 tahun adalah usia di mana pada umumnya tanda-tanda seksual sekunder mulai nampak (kriteria fisik).

2. Di banyak masyarakat Indonesia, usia 13 tahun sudah dianggap akil baligh, baik menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak (kriteria sosial)

(41)

4. Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimum untuk memberikan kesempatan mereka mengembangkan dirinya setelah sebelumnya masih tergantung pada orang tua.

Menurut mass (1968) (dalam Sarwono, 2004 : 23), masa remaja umur 12-15 tahun adalah masa bangkitnya akal (ratio), nalar (reason), dan kesadaran diri (self consciousness). Dalam masa ini terdapat energi dan kekuatan fisik yang luar biasaserta tumbuh keinginan tahu dan keinginan coba-coba. Pada umur 16-20 tahun, dinamakan masa kesempurnaan remaja (adolescence proper) dan meruapkan puncak perkembangan emosi. Dalam tahap ini terjadi perubahan dari kecenderungan mementingkan diri sendiri kepada kecenderungan memperhatikan kepentingan orang lain dan kecenderungan memperhatikan harga diri. Gejala lain yang juga timbul dalam tahap ini adalah bangkitnya dorongan seks.

Menurut Sadarjoen (2005 : 74-75) karakteristik spesifik lain yang menandai remaja antara lain :

1. Kehidupan emosi ditandai gejolak yang intensitasnya tinggi, labil, disertai tingkat kepekaan emosional yang tinggi pula.

2. Sulit diajak mendiskusikan keinginan yang muncul sesaat, sehingga mereka cenderung memaksakan kehendak serta terkesan ingin menang sendiri.

(42)

4. Posisi yang rancu dalam lingkunagn keluarga, mendorong remaja ke dalam proses pencarian identitas diri.

2.1.8 Pengertian Motif

Secara harafiah, motif terdiri dari kata move yang berarti pergerak dan

active yang berarti aktif, jadi yang dimaksud dengan motif adalah suatu

pengertian yang meliputi seluruh penggerak.

Dalam hal ini motif dapat dapat dioperasionalisasikan sebagai alasan-alasan atau dorongan-dorongan dari dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu, motif timbul karena adanya kebutuhan dengan kata lain motif merupakan ciri dari kebutuhan.

Untuk memahami seseorang tidaklah cukup dengan mengamati tindak perbuatnnya saja. Tetapi juga perlu melihat atau memperhatikan hal-hal yang melatarbelakanginya. Apa saja yang mendorongnya melakukan tindak perbuatan tersebut dan apa motifnya.

Motif adalah suatu pengertian yang meliputi semua penggerak alasan-alasan atau dorongan-dorongan dari dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu (Gerungan, 2002 : 142). Istilah berbuat sesuatu tersebut disebabkan adanya tujuan yang hendak dicapai. Pencapaian tujuan itu merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan.

(43)

1. Motif sebagai pendorong manusia untuk bertindak atau berbuat. Motif itu berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan energi terbentang pada seseorang untuk melakukan sesuatu.

2. Motif itu menentukan arah perbuatan, yakni kearah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita.

3. Motif menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan yang serasi guna mencapai tujuan denagn mengesampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan.

Selanjutnya Purwanto, (2006 : 60) mendefinisikan motif sebagai segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak atau melakukan sesuatu dan pengertian motif itu sendiri tidak dapat dipisahkan dan kebutuhan (need) seseorang atau organisme yang berbuat atau melakukan sesuatu. Sedikit banyaknya ada kebutuhan di dalam dirinya atau ada sesuatu yang hendak dicapai.

Pada dasarnya setiap individu memiliki kebutuhan dasar. Malow mengungkapakan lima kebutuhan dasar (basic needs) secara hirarki dan menempatkan kebutuhan akan aktualisasi diri tingkatan tertinggi. Individu berharap dengan menggunakan media dapat memenuhi sebagian dari kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar terdiri atas :

1. Physicological Needs (kebutuhan fisiologis)

2. Safety Needs (kebutuhan dan keamanan)

3. Love Needs (kebutuhan akan cinta)

4. Esteem Needs (kebutuhan akan penghargaan)

(44)

Kebutuhan-kebutuhan ini yang menyebabkan timbulnya motif yang mendorong aktivitas individu menggunakan media tertentu. Artinya, individu mencari pemuasan sejumlah kebutuhan dari penggunaan media karena didorong oleh sejumlah motif yang mempengaruhinya.

Motif pada umumnya bersumber pada kebutuhan. Kebutuhan manusia terdiri dari atas kebutuhan biologis dan kebutuhan psikologis. Individu merespon kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi tersebut dengan bertingkah laku, bertindak untuk memenuhi kebutuhan tersebut melalui penggunaan media massa.

Manusia berbuat sesuatu karena adanya dorongan atau motif tertentu. Motif atau dorongan itu timbul karena dilandasi oleh adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Dalam pemenuhan kebutuhan melalui media massa oleh individu tersebut, Katz, dan Guruvitch menjabarkan kenutuhan-kebutuhan individu tersebut menjadi

1. Kebutuhan kognitif (Cognitive Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman atas lingkungan.

2. Kebutuhan Afektif (Afective Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.

3. Kebutuhan Integratif Personal (Personal Integrative Needs)

(45)

4. Kebutuhan Integratif Sosial (Sosial aiantegratif Needs)

Kebutuhan yang berkaitan denagn peneguhan kontak dengan anggota keluarga, teman dan dunia.

5. Kebutuhan Akan Pelarian (Escapist Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan dan hasrat akan keanekaragaman.

Motif dapat timbul karena adanya kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi oleh seseorang dan dalam pengklasifikasikannya ada beberapa kategori. Tetapi dalam penelitian ini digunakan motif menurut Blumer dalam Rakhmat (1993:66) motif meliputi :

1. Motif Kognitif

a. Mencari informasi mengenai peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat.

b. Mendapatkan pengetahuan tentang peristiwa yang terjadi dalam lingkungan tersebut.

c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum. d. Belajar, pendidikan diri sendiri

e. Memperoleh rasa aman melalui penambahan pengetahuan.

2. Motif Identitas Personal

a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi. b. Menemukan model perilaku

(46)

3. Motif Diversi

a. Melapaskan diri dari permasalahan. b. Bersantai

c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis d. Penyaluran emosi

e. Mengisi waktu.

2.2Model Uses And Gratification

Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Elihu Katz pada tahun 1959, kemudian dilanjutkan oleh Jay G. Blumler dan Michael Gurevitch. Teori ini dibentuk berdasarkan konsepsi psikologis, yang melihat manusia sebagai bentuk makhluk yang aktif mengorganisasikan dan mengolah stimuli yang diterimanya (Homo Sapiens).

Menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumler dan Michael Guruvitch, Uses and Gratification meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain) dan menimbulkan pemanuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barang kali termasuk juga yang tidak kita inginkan (Rakhmat,2004 : 204)

(47)

a. Khalayak dianggap aktif, artinya sebagian penting dari penggunaan media massa yang diasumsikan mempunyai tujuan.

b. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak.

c. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan yang luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media sangat tergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan.

d. Banyaknya tujuan pemilikan media massa disimpulkan dari data yang diberiakan anggota khalayak artinya orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.

e. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.

Menurut McQuail, (2000 : 72) bahwa ada empat tipologi fungsi media massa bagi individu yaitu sebagai berikut :

1. Motif informasi (surviliance)

(48)

2. Motif hiburan (diversion)

motif ini berkaitan dengan dorongan individu untuk melepaskan diri dari permasalahan atau ketegangan, dorongan bersantai, memperoleh kenikmatan jiwa dan penyaluran emosi.

3. Motif identitas personal

Motif ini berkaitan dengan dorongan individu untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi. Khalayak sendiri mentukan model perilaku, mengidentifikasi diri dengan nilai-nilai, meningkatkan harga diri dan meningkatkan pemahaman diri.

4. Motif integrasi dan interaksi sosial (personal relationship)

Motif ini berkenaan dengan dorongan individu untuk berhubungan dengan orang lain atau suatu nilai tertentu, di dalam mempertahankan norma-norma sosial. Motif ini didasarkan oleh adanya keinginan setiap individu untuk berafiliasi.

Model Uses and Gratification memandang individu sebagai makhluk suprarasional dan sangat selektif. Ini memang mengundang kritik. Tetapi yang jelas, dalam model ini perhatian bergeser dari proses pengiriman pesan ke proses peneriamaan pesan. Dibandingkan dengan model jarum hipodremis, model Uses

and Gratification mempunyai kelabihan dan kekurangannya. Sven Windhal (

(49)

   Pendekatan Efek  Pendekatan User  and Gratification 

Gambar 1. Perbedaan Pendekatan Efek dengan pendekatan uses and Gratification (Sven Windhal dalam Rakhmat , 2004 : 206)

Yang menjadi masalah dalam teori ini bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media dapat memenuuhi kebutuhan khalayak. Khalayak sesuai dengan teori ini dianggap mempunyai kebutuhan misalnya kebutuhan kognitif, afektif, integratif sosial, integratif personal maupun kebutuhan untuk melapaskan ketegangan atau melarikan diri dari kenyataan. Jadi nilainya ada pada khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus.

(50)

yang sama, kebutuhan ini dapat dipuaskan oleh sumber-sumber lain selain media massa. Kita ingin mencari kesenangan, media massa dapat memberikan hiburan. Kita mengalami goncangan batin, media massa dapat memberikan kesemapatan untuk melarikan diri dari kenyataan. Kita kesepian dan media massa berfungsi sebagai sahabat. Tentu saja, hiburan, ketenangan dan persahabatan dapat juga diperoleh dari sumber-sumber lain seperti kawan, hobi atau tempat ibadat (Rakhmat,2004 : 207)

Kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dipuaskan melalui sumber lain maupun media massa. Melalui sumber lain kebutuhan dapat terpenuhi malalui keluarga, teman-teman, komunikasi interpersonal (antar pribadi) maupun mengisi waktu luang dengan berbagai cara misalnya melalui penyaluran, rekreasi dan sebagainya. Kebutuhan melalui media massa dipenuhi melalui membaca surat kabar, mendengarkan radio, serta menonton televisi dan film.

Model Uses and Gratification juga berangkat dari pemikiran bahwa faktor kolektif seperti nilai masyarakat, concern mereka, kelompok sosial dan sebagaimana merupakan kekuatan awal yang menentukan apa yang mereka lihat, dengar dan baca untuk memenuhi minat dan kebutuhan mereka.

Untuk memperoleh kejelasan mengenai model Uses and Gratification maka Katz, Gurevitch, dan Hass mengemukakan gambar model Uses and

(51)

Media Gratification

Gambar 2. Model Uses and Gratification dalam Effendy (2003 : 203)

Pada perilaku penggunaan media, teori Uses and Gratification menyatakan bahwa pemilihan dan penggunaan media massa ditentukan oleh khalayak berdasarkan kebutuhan yang ingin dipenuhi, sehingga berfokus pada apa yang dilakukan khalayak pada media yang diteliti do sini adalah motif mengkonsumsi media untuk mencari kepuasan.

Takeuchi menjelaskan paradigma Uses and Gratification sebagai jenis

khalayak mana dalam keadaan bagaimana dipuaskan oleh kebutuhan apa dari sarana komunikasi makna dan bagaimana (Effendi, 2003 : 204). Model Uses and

Gratification menurut Jallaludin Rakhmat meliputi variabel pengguna media.

(52)

Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media, jenis media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau media yang dikonsumsi ini peneliti berusaha menemukan apa sajakah motif pendengar khususnya remaja di Ponorogo Radio Romansa FM terhadap program acara “Domino”

2.3Kerangka Berpikir

Pada masa yang sedang berkembang saat ini, dalam pemenuhan kebutuhannya, manusia selalu mengikuti perkembangan teknologi dan informasi. Hal ini disebabkan karena semanjak munculnya globalisasi media massa, memaksa manusia untuk bersaing dalam menjalani kehidupan. Salah satu yang menunjang dalam penyebaran informasi dan teknologi adalah komunikasi. Komunikasi sendiri terbagi luas, namun yang kini dibahas adalah komunikasi massa, yakni proses komunikasi yang membutuhkan alat bantu media dalam menyebarkan informasi dari komunikator kepada komunikan. Sedangkan media yang menyediakan jasa dalam proses penyampaian pesan tersebut media massa. Media massa terdiri dari berbagai macam, dan salah satunya adalah radio.

(53)

Uses and Gratification yang menyatakan bahwa pada dasarnya individu memiliki

kebutuhan yang harus dipenuhi.

Dalam hal ini kebutuhan khalayak akan informasi dan hiburan dapat diperoleh oleh acara Domino (Dominasi Musik Indonesia) do Radio Romansa FM Ponorogo.

Gambar 3. Kerangka berpikir mengenai motif pendengar radio terhadap program

acara Domino di 99,9 Radio FM Ponorogo

MOTIF : 1.Motif Kognitif

2.Motif identitas personal 3.Motif Diversi

Analisis Deskriptif Kesimpulan KEBUTUHAN :

1.Kebutuhan kognitif 2.Kebutuhan Afektif

(54)

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini yang digunakan metode deskriptif yang tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan dan menguji hipotesis, tetapi akan menggambarkan secara sistematis tentang motif pendengar Domino di Radio Romansa FM Ponorogo. Veriabel-variabel yang ada dalam penelitian ini dioperasionalkan sebagai berikut :

3.1.1 Motif

Dalam hal ini motif dapat dioperasionalkan sebagai penggerak alasan-alasan atau dorongan-dorongan dari dalam diri manusia yang menyebutkan ia berbuat sesuatu, motif timbul karena adanya kebutuhan dengan kata lain motif merupakan ciri dari kebutuhan.

3.1.2 Konten Program Acara Domino

Dalam program acara Domino, terdapat beberapa sub program acara. Antara lain pendengar dapat meriquest lagu, informasi gadgets, dan obrolan ringan. Berikut adalah penjelasan dari program acara yang ada dalam program acara Domino :

1. Request lagu, ini adalah program yang memberikan kesempatan bagi Boys and Girl yang ingin me-request lagu apa saja bisa lagu dalam negeri ataupun

(55)

lagu manca negara sambil mengirimkan salam kepada keluarga,teman,pacar dll. Baik melalui sms (short Message Service) dan juga bisa dengan langsung menelpon ke radio.

2. informasi, ini adalah program yang memberikan semua informasi tentang

gadgets yaitu informasi terbaru tentang elektronik seperti HP, laptop, ipod dll.

3. Obrolan (dialog ringan), ini adalah program yang memberikan nuansa keakraban antara pendengar dan penyiar, dalam program ini pendengar dan penyiar bisa membahas apa saja misalnya tentang tempat hang out yang paling digemari remaja Ponorogo.

Pengukuran Variabel

Untuk memudahkan pengukuran, maka dalam penelitian ini digunakan kategori motif menurut Blumler dalam Rakhmat (1993 : 66), di mana motif tersebut meliputi :

1. Motif Kognitif

a. Ingin mengetahui jenis – jenis gadgets

b. Ingin mengetahui informasi mengenai fitur-fitur apa saja yang ada di setiap gedgets.

c. Ingin mengetahui informasi tentang tempat pembelian gadgets dengan harga yang lebih murah

(56)

e. Ingin mengetahui tentang seputar tempat-tempat hang out yang paling digemari khususnya remaja Ponorogo.

2. Motif Identitas Personal

a. Individu dapat meningkatkan rasa percaya diri dalam pergaulan.

b. Individu dengan mendengarkan program acara Domino jadi tidak ketinggalan pergaulan.

c. Dapat meningkatkan pemahaman diri sendiri tentang meningkatkan pemahaman diri sendiri tentang informasi mengenai gadgets.

d. Dapat meningkatkan pemahaman diri sendiri tentang meningkatkan pemahaman diri sendiri tentang informasi mengenai tempat – tempat hang out.

e. Individu dapat malakukan intropeksi (menilai diri sendiri) 3. Motif Diversi

a. individu dapat mengisi waktu luang sambil beraktivitas atau sebagai teman dalam menjalankan aktivitas.

b. Individu dapat merasa lebih santai dengan mendengarkan lagu-lagu yang dapat memperbaiki mood pendengar.

c. Individu dapat memenuhi keinginan untuk mendengarkan lagu-lagu favorit melalui program Domino.

(57)

Nilai dari seluruh jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaanyang diajukan dalam kuisioner, sehingga untuk mempermudah dapat diuraikan sebagai berikut :

STS (Sangat Tidak Setuju) diberi skor 1 TS (Tidak Setuju) diberi skor 2 S (Setuju) diberi skor 3 SS (Sangat Setuju) diberi skor 4 Dalam penelitian ini tidak digunakan alternatif jawaban ragu-ragu (undecided), alasannya menurut Hadi (1981 : 20) adalah sebagai berikut :

a. Kategori undecided memiliki arti ganda, bisa diartikan belum dapat memberikan jawaban netral dan ragu-ragu. Kategori jawaban yang memiliki arti ganda (multy interpretable) ini tidak diharapkan dalam instrumen.

b. Tersedianya jawaban ditengah menimbulkan kecenderungan menjawab ke tengah (central tendency effect), terutama bagi mereka yang ragu-ragu akan kecenderungan jawaban.

c. Disediakan jawaban di tengah akan menghilangkan banyaknya data penelitian sehingga dapat mengurangi pula banyaknya informasi yang dapat dijaring oleh responden.

(58)

Nilai Tertinggi – Nilai Terendah Range (R) :

Jenjang yang digunakan

Keterangan :

Range (R) : Batasan dari setiap tngkatan

Nilai Tertinggi : Perkalian antara nilai tertinggi dengan jumlah item pertanyaan Nilai Terendah : Perkalian antara nilai terendah dengan jumlah item pertanyaan Jenjang : Tiga jenjang, yaitu : tinggi, sedang dan rendah.

Berdasarkan rumus tersebut maka diperoleh lebar interval untuk mengetahui motif pemdengar acara Domino di 99,9 Radio Romansa FM.

Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah para remaja di Ponorogo dengan kategori usia 12 tahun hingga 20 tahun. Peneliti memilih usia 12 sampai 20 tahun sebagai usia pada penelitian ini karena pada usia ini rata-rata yang tergolong sebagai pendengar program acara Domino (Dominasi Musik Indonesia).

(59)

orang, maka penarikan sampel yang digunakan dan diberlakukan disini adalah

sample total, yaitu keseluruhan populasi merangkap sebagai sampel penellitian

(Surakhmat dalam Bungin, 2001 : 104)

3.3Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan sumber-sumber yaitu :

a. Data primer

Diperoleh melalui daftar pertanyaan dan pernyataan berstruktur kepada rersponden yang ada dalam kuisioner.

b. Data sekunder

Diperoleh melalui bahan-bahan pustaka yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Bahan – bahan pustaka yang digunakan bisa berupa buku-buku, internet, atau informasi lain.

3.4Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini data yang diperoleh dari hasil kuisioner dimasukkan ke dalam tabel frekuensi, yang selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Pengolahan data dari kuisioner terdiri dari : mengedit, mengkode, dan memasukkan data tersebut ke dalam tabel frekuensi berdasarkan kategori yang telah ditentukan secara kuantitatif dengan menggunakan rumus :

F

(60)

Keterangan :

P : Prosentase responden F : Frekuensi responden N : Jumlah responden

(61)

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Instansi

Radio Romansa FM pertama kali berdiri tanggal 13 Februari 2003, dimana radio ini merupakan salah satu stasiun radio yang menjadi favorit anak muda Ponorogo. Yang saat ini telah menempati kantor dan lokasi di Jln. Pacar No.12 Ponorogo.

Radio Romansa FM ini merupakan stasiun swasta, dibawah tanggung jawab Direktur utama yaitu M. Yosoep. Radio Romansa FM didirikan untuk menjawab kebutuhan siaran radio yang cerdas dan tanggap terhadap keinginan masyarakat Ponorogo. Dimana Radio Romansa FM ini menentukan segmentasi khalayak pendengarnya yaitu teens & young audult yang berusia 12- 29 tahun. Untuk memenuhi kebutuhan para pendengar pada usia ini maka Radio Romansa FM memprogram acara siarannya mulai dari isi informasi sampai lagu-lagu yang diputar lebih disesuaikan dengan selera khalayak yang dituju.

Dengan slogannya diudara “Pround and yaong channel” Romansa memiliki bidikan segmen yang berbeda dengan radio yang telah ada di Ponorogo. Romansa FM tidak hanya menyampaikan informasi kepada masyarakat secara akurat dan barimbang, akan tetapi juga membantu produsen dalam menginformasikan produknya kepada masyarakat khususnya kawula muda.

(62)

Target sasaran dari radio Romansa FM adalah masyarakat sebagai pendengar dan para produsen dalam memasarkan produknya melalui iklan dan event yang diadakan bekerja sama dengan radio Romansa FM. Namun dengan bidikan segmen yang berbeda dengan radio di Ponorogo, radio Romansa FM yakin akan dapat berkembang dan bertambah besar.

Dengan peralatan pendukung yang sangat memadai, materi siaran berkualitas, serta dukungan finansial yang mantap ditambah personil yang solid dan berkomitmen tinggi, Radio Romansa FM akan tumbuh menjadi radio yang sehat dan dapat memberikan warna berbeda bagi masyarakat.

4.1.2 Data Radio 99,9 Romansa FM Ponorogo

Nama Badan Hukum : PT Radio Manggala Nusa Nama Station Radio : Romansa FM

Alamat : Jln. Pacar No. 12 Ponorogo

Di dirikan : 13 Februari 2003

Frekwensi : 99,9 FM

Audience call : Boys and Girl

Audience : Middle Upper Class

Penanggung Jawab : M. Yosoep Estimasi Pendengar : 12 – 29 tahun

(63)

berbagai macam aliran seperti jazz,rock,pop, metal )

Durasi Siar : 20 jam

Coverage Area : Ponorogo, Madiun, Magetan, Wonogiri, Pacitan, Trenggalek.

Power : Pemancar Pyramide AEV Built Up ade

In Italy dan Antena Circular Politary 6 BAY

Telephone : 0352 – 489193

Website : www.romansafm.com

Email : Romansaradio@yahoo.com

4.2 Penyajian Data Dan Analisis Data 4.2.1 Identitas Responden

Dari kuisioner yang telah disebarkan atau dibagikan, data yang diperoleh dilapangan berupa jawaban yang telah dipilih sesuai dengan alternatif jawaban yang tersedia. Selanjutnya, tiap-tiap indikator dari variabel yang telah diteliti dikelompokkan berdasarkan jawaban dari responden. Hal ini untuk memudahkan dalam penyajian data. Pengumpulan data dari hasil kuisioner ini kemudian ditabulasikan dengan memperhatikan persentase jumlah responden yang diteliti.

(64)

Indonesia) di Romansa 99,9 FM Ponorogo dengan jumlah tiga puluh orang. Berikut datanya :

Tabel 1

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin (n = 30)

No Jenis Kelamin F %

1 Laki-Laki 12 40

2 Perempuan 18 60

Total 30 100

Sumber : kuisioner no. 2

Dari tabel 1 diatas menunjukkan bahwa jenis kelamin yang paling banyak ialah perempuan sebanyak 18 atau 60 % responden. Sedangkan untuk laki-laki sebanyak 12 atau 40 % dari responden.

Tabel 2

Sumber : kuisioner no. 4

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui usia responden paling banyak adalah 12-15 tahun, yaitu sebanyak 17 responden atau 56,7 % dibandingkan dengan responden yang berusia 16-20 tahun, yaitu sebanyak 13 responden atau 43,3 % dari responden.

Tabel 3

(65)

Berdasarkan tabel 3 diatas, menujukkan bahwa responden yang paling banyak mendenagrkan program acara Domino (Dominasi Musik Indonesia) adalah responden yang masih duduk di bangku SMP yaitu sebanyak 17 responden atau 56,7 % dibandingkan dengan responden yang duduk di bangku SMU, yaitu sebanyak 13 responden atau 43,3 % dari responden.

4.2.2 Responden Dalam Mendengarkan Domino di Romansa FM

Berikut ini adalah penyajian data responden dalam tabel berdasarkan sudah berapa lama responden mendengarkan program acara Domino, sebarapa sering responden mendengarkan program acara Domino dan apa yang disukai responden dalam program Domino.

Tabel 4

Responden Berdasarkan Berapa Lama Mendengarkan Domino (n = 30)

Sumber : kuisioner no.7

(66)

program acara domino salama kurang dari 30 menit sabanyak 9 responden atau 30 % .

Berdasarkan data di atas maka dapat diketahui bahwa para responden yang mendengarkan acara tersebut dari awal sampai akhir cukup banyak, ini membuktikan acara tersebut juga sangat dinanti-natikan dan ditunggu oleh responden.

Tabel 5

Responden Berdasarkan Seberapa Sering Mendengarkan Domino Dalam Seminggu (n = 30)

Sumber : kuisioner no.8

Gambar

Gambar 1. Perbedaan Pendekatan Efek dengan pendekatan uses and Gratification (Sven Windhal
Gambar 2. Model Uses and Gratification dalam Effendy (2003 : 203)
Gambar 3. Kerangka berpikir mengenai motif pendengar radio terhadap program
Tabel 3 Responden Berdasarkan Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dampak pemekaran wilayah menjadi kabupaten memberi dampak positif bagi pertumbuhan sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan sumber daya alam serta

Dibalik semua proses perubahan fisik yang terjadi sejak awal terbentuknya kampung hingga kini, masyarakat kampung Gedong tetap kukuh pada tradisi mereka dan kehidupan religi

Berdasarkan definisi membaca dan simbol matematika dapat disimpulkan bahwa membaca simbol matematika dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan seseorang yang

Diharapkan setelah proyek Kerja Praktek Sistem Informasi Penerbitan Ijin Kerja, maka proses pengolahan data ijin kerja yang meliputi penginputan data, pencarian informasi

memandang bahwa masih diperlukan adanya dukungan teori atas fenomena ex – dividen date pada kondisi pasar modal Indonesia ini, maka mendorong penulis untuk mencoba

melakukan tindakan yang tidak rasional dan keputusan ekonomis dipengaruhi oleh faktor emosi, perilaku psikologis spesifik individu, dan mood investor, Tindakan yang

“(1)Barang siapa sengaja menyerang kehormatan atau nama baik seseorang, dengan menuduhkan sesuatu hal, yang maksudnya terang supaya hal itu diketahui umum,

Skala usaha, umur perusahaan, pengetahuan akuntansi, dan pengalaman dalam informasi akuntansi secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap persepsi