D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan karunia-NYA buku Profil Kesehatan Kota Palangka Raya Tahun 2019 dapat diselesaikan.
Buku Profil kesehatan Kota Palangka Raya tahun 2019 merupakan gambaran pembangunan kesehatan di wilayah Kota Palangka Raya berdasarkan indikator-indikator,
Sustainable Development Goals (SDGs), Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Rencana
Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya serta kegiatan-kegiatan pembangunan kesehatan yang diperlukan oleh masyarakat Kota Palangka Raya.
Harapan kami, semoga buku ini dapat bermanfaat bagi instansi dan masyarakat yang membutuhkan informasi serta dapat dipergunakan sebagai bahan perencanaan berdasarkan fakta dan data (evidence based) guna peningkatan derajat kesehatan di Kota Palangka Raya.
Kami menyadari bahwa profil ini banyak kekurangan, baik dalam kelengkapan, ketepatan waktu serta kemampuan analisa data. Guna kesempurnaan penyusunan dan peningkatan mutu profil kesehatan di masa akan datang, kritik dan saran pembaca sangat diharapkan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada instansi terkait dan semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan profil ini.
Palangka Raya, 27 November 2020, KEPALA DINAS KESEHATAN
KOTA PALANGKA RAYA,
drg. ANDJAR HARI PURNOMO, M.Mkes. Pembina Tk.I
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman ii
DAFTAR ISI
Hal Kata Pengantar i Daftar Isi ii Daftar Tabel viDaftar Gambar vii
BAB I. GAMBARAN UMUM 1-10
A. Luas Wilayah 1
B. Jumlah Kelurahan 2
C. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur 2
D. Jumlah Rumah Tangga 4
E. Kepadatan Penduduk/Km2 4
F. Rasio Beban Tanggungan 6
G. Rasio Jenis Kelamin 7
H. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf
8
I. Persentase Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Berusia 15
Tahun Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Di Tamatkan
9
BAB II. SARANA KESEHATAN 11-27
A. Sarana Kesehatan 11
a. Sarana Kesehatan Pemerintah 11
b. Sarana Kesehatan Swasta 13
c. Rumah Sakit Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat
Darurat Level 1
14
B. Akses Dan Mutu Pelayanan Kesehatan 15
1. Cakupan Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di
Sarana Pelayanan Kesehatan
15
2. Jumlah Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana
Pelayanan Kesehatan
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman iii
C. Angka Kematian Pasien Di Rumah Sakit 17
1. Angka Kematian Umum Penderita Yang Di Rawat di
RS/ Gross Death Rate (GDR)
17
2. Angka Kematian Penderita Yang Dirawat <48 Jam/
Net Death Rate (NDR)
18
3. Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit 19
a. Bed Occupancy Rate (BOR) 19
b. Average Length Of Stay (ALOS) 20
c. Bed Turn Over (BTO) 21
d. Turn Over Interval (TOI) 22
4. Puskesmas dengan Ketersedian Obat Vaksin 23
D. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat 25
1. Cakupan Posyandu Menurut Strata 25
2. Rasio Posyandu Per 100 Balita 26
3. Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular) 27
BAB III. TENAGA KESEHATAN 29-38
A. Jumlah dan Rasio Tenaga Medis (Dokter Umum, Dokter
Spesialis dan Dokter Gigi) di Sarana Kesehatan
29
1 Dokter Umum 29
2 Dokter Spesialis 30
3 Dokter Gigi 31
B. Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan (Bidan dan
Perawat) di Sarana Kesehatan
32
C. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat,
Kesehatan Lingkungan dan Gizi di Sarana Kesehatan
33
1 Tenaga Kesehatan Masyarakat 33
2 Tenaga Kesehatan Lingkungan 34
3 Tenaga Gizi 35
D. Jumlah dan Rasio Teknik Biomedika, Keterapian Fisik
dan Keteknisian Medik di Sarana Kesehatan
36
E. Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian (Tenaga Teknik
Kefarmasian dan Apoteker) di Sarana Kesehatan
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman iv
BAB IV. PEMBIAYAAN KESEHATAN 39-49
A. Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 39
B. Desa Yang Memanfaatkan Dana Desa Untuk Kesehatan 40
C. Persentase Anggaran Kesehatan Dalam APBD
Kabupaten/Kota
42
D. Anggaran Kesehatan Perkapita 49
BAB V. KESEHATAN KELUARGA 50-81
A. Kesehatan Ibu 51
1. Angka Kematian Ibu (AKI) 51
2. Pelayanan Kesehatan Pada Ibu Hamil 53
3. Pertolongan Persalinan & Nifas 55
4. Imunisasi dan Pemberian Tablet Tambah Darah Pada
Ibu Hamil
57
a. Imunisasi Td Ibu Hamil 57
b. Pemberian Tablet Tambah Darah 58
5. Pelayanan KB 60
B. Kesehatan Anak 62
1. Kasus Kematian Anak 62
a. Angka Kematian Bayi 63
b. Angka Kematian Balita 64
2. Komplikasi Pada Neonatal 65
3. BBLR 65
4. KN1 dan KN Lengkap 67
5. ASI Eksklusif 68
6. Pelayanan Kesehatan Bayi, Anak Balita dan Prasekolah 69
7. Imunisasi 71
8. Pemberian Vitamin A Pada Bayi dan Balita 73
9. Cakupan Layanan Kesehatan Balita 74
10. Gizi Balita 74
11. Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah 75
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman v
1. Pelayanan Kesehatan Usia Produktif 77
2. Pelayanan Kesehatan Usila (>60 Tahun) 79
BAB VI. PENGENDALIAN PENYAKIT 80-109
A. Pengendalian Penyakit Menular Langsung 80
1. TB Paru 80
2. Pneumonia 88
3. HIV/AIDS 90
4. Diare 94
5. Kusta 95
B. Pengendalian Penyakit Yang Dapat Di Cegah Dengan
Imunisasi (PD3I)
96
1. Acute Flaccid Paralysis (AFP) 97
2. Campak 99
C. Pengendalian Penyakit Tular Vektor Dan Zoonotik 100
1. Demam Berdarah Dengue (DBD) 100
2. Malaria 102
D. Pengendalian Penyakit Tidak Menular 103
1. Hipertensi 103 2. Diabetes Melitus 106 3. Kanker 107 BAB 4. VII Kesehatan Jiwa KEADAAN LINGKUNGAN 109 11011 110-115
A. Sarana Air Minum Dengan Resiko Rendah - Sedang 110
B. Sarana Air Minum Memenuhi Syarat 110
C. Penduduk dengan Akses Terhadap Sanitasi Yang
Layak (Jamban Sehat)
112 D. E. F. Desa STBM Tempat-Tempat Umum Tempat Pengelola Makanan
113 114
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman vi
DAFTAR TABEL
1. Tabel I.1 Jumlah dan Rata-Rata Rumah Tangga Kota Palangka
Raya Tahun 2019
4
2.. Tabel I.2 Jumlah Penduduk dan Angka Beban Ketergantungan
Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Produktif dan Tidak Produktif Kota Palangka Raya Tahun 2019
7
3. Tabel I.3 Persentase Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
yang Ditamatkan Menurut Jenis Kelamin Berusia 15 Tahun Keatas Kota Palangka Raya Tahun 2019
9
4. Tabel II.1 Puskesmas Menurut Karakteristik Wilayah Kota Palangka
Raya Tahun 2019
11
5. Tabel II.2 Puskesmas dan Jaringannya di Kota Palangka Raya
Tahun 2019
12
6. Tabel VI.1 Indikator DBD Kota Palangka Raya Tahun 2011-2019 101
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman vii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar I.1 Peta Wilayah Kota Palangka Raya 1
Gambar I.2 Jumlah Kelurahan di Kota Palangka Raya 2
Gambar I.3 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur Dan Jenis
Kelamin Kota Palangka Raya Tahun 2019
3
Gambar I.4 Jumlah Penduduk Kota Palangka Raya Tahun
2005-2019
5
Gambar I.5 Peta Kepadatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun
2019
6
Gambar I.6 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Yang
Melek Huruf Menurut Jenis Kelamin Kota Palangka Raya Tahun 2009-2019
8
Gambar II.1 Rasio Puskesmas (Per 100.000 Penduduk) Kota
Palangka Raya Tahun 2019
13
Gambar II.2 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta di Kota
Palangka Raya Tahun 2019
14
Gambar II.3 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Kota Palangka Raya
Tahun 2010-2019
16
Gambar II.4 Cakupan Kunjungan Gangguan Jiwa Kota Palangka
Raya Tahun 2016-2019
17
Gambar II.5 Gross Death (FDR) Di Rumah Sakit Kota Palangka Raya
Tahun 2019
18
Gambar II.6 Net Death Rate (NDR) Di Rumah Sakit Kota Palangka
Raya Tahun 2019
19
Gambar II.7 Bed Occupancy Rate (BOR) Di Rumah Sakit Kota
Palangka Raya Tahun 2019
20
Gambar II.8 Average Length Of Stay (ALOS) Di Rumah Sakit Kota
Palangka Raya Tahun 2019
21
Gambar II.9 Bed Turn Over (BTO) Di Rumah Sakit Kota Palangka
Raya Tahun 2019
22
Gambar II.10 Turn Over Interval (TOI) Di Rumah Sakit Kota Palangka
Raya Tahun 2019
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman viii
Gambar II.11 Persentase Persediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas
Kota Palangka Raya Tahun 2015-2019
24
Gambar II.12 10 Besar Pemakaian Obat di Puskesmas Kota Palangka
Raya Tahun 2019
25
Gambar II.13 Posyandu Balita di Kota Palangka Raya Tahun 2019 26
Gambar II.14 Rasio Posyandu Per 100 Balita di Kota Palangka Raya
Tahun 2015-2019
27
Gambar II.15 Jumlah Posbindu Menurut Puskesmas di Kota Palangka
Raya Tahun 2019
28
Gambar III.1 Jumlah Dokter Umum di Sarana Kesehatan (Puskesmas
dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2019
29
Gambar III.2 Jumlah Dokter Spesialis di Sarana Kesehatan
(Puskesmas dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2019
30
Gambar III.3 Jumlah Dokter Gigi di Sarana Kesehatan (Puskesmas
dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2018
31
Gambar III.4 Jumlah Perawat dan Bidan di Sarana Kesehatan
(Puskesmas dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2019
32
Gambar III.5 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat di Sarana
Kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2019
34
Gambar III.6 Jumlah Tenaga Kesehatan Lingkungan di Sarana
Kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2019
35
Gambar III.7 Jumlah Tenaga Gizi di Sarana Kesehatan (Puskesmas
dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2019
36
Gambar III.8 Jumlah Teknik Biomedika, Keterapian Fisik dan
Keteknisian Medik di Sarana Kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2013-2019
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman ix
Gambar III.9 Jumlah Tenaga Kefarmasian di Sarana Kesehatan
(Puskesmas dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2019
38
Gambar IV.1 Cakupan Jaminan Kesehatan Nasional Menurut Jenis
Jaminan di Puskesmas Kota Palangka Raya Tahun 2014-2019
40
Gambar IV.2 Persentase Dana Kelurahan Yang Dimanfaatkan Untuk
Kesehatan Tahun 2019
41
Gambar IV.3 Distribusi Sumber Pembiayaan Kesehatan Kota
Palangka Raya Tahun 2019
43
Gambar IV.4 Proporsi APBD Kesehatan Terhadap Total APBD Kota
Palangka Raya Tahun 2007-2019
44
Gambar IV.5 Komposisi Belanja Langsung (BL) Pada APBD
Kesehatan Kota Palangka Raya Tahun 2012-2019
45
Gambar IV.6 Biaya Operasional Puskesmas (BOP) di Kota Palangka
Raya Tahun 2007-2019
46
Gambar IV.7 Persentase Biaya Operasional Puskesmas (BOP) dari
DAK Non Fisik Terhadap Total APBD Kesehatan Kota Palangka Raya Tahun 2008-2019
46
Gambar IV.8 Biaya Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas di
Kota Palangka Raya Tahun 2010-2019
47
Gambar IV.9 Alokasi Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Puskesmas Kota Palangka Raya Tahun 2014-2019
48
Gambar IV.10 Anggaran Kesehatan Per Kapita Kota Palangka Raya Tahun 2014-2019
49
Gambar V.1 AKI di Kota Palangka Raya Tahun 2012-2019 51
Gambar V.2 Peta Sebaran Kasus Kematian Kota Palangka Raya per
Kecamatan
52
Gambar V.3 Cakupan K1 Kota Palangka Raya Tahun 2014-2019 53
Gambar V.4 Cakupan K4 Kota Palangka Raya Tahun 2011-2019 53
Gambar V.5 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 di Puskesmas Kota
Palangka Raya Tahun 2019
54
Gambar V.6 Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dan Persalinan di
Fasyankes di Kota Palangka Raya Tahun 2013-2019
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman x
Gambar V.7 Cakupan Imunisasi Td pada Ibu Hamil dan Wanita
Subur (WUS) di Kota Palangka Raya Tahun 2019
57
Gambar V.8 Cakupan [emberian Tablet Tambah Darah (TTD) Kota
Palangka Raya Tahun 2016-2019
60
Gambar V.9 Cakupan Pelayanan KB Aktif dan KB Pasca Persalinan
Menurut Jenis Kontrasepsi Kota Palangka Raya Tahun 2019
61
Gambar V.10 Jumlah Kasus Kematian (Bayi&Balita) di Kota Palangka
Raya Tahun 2011-2019
62
Gambar V.11 AKB di Kota Palangka Raya Tahun 2012-2019 63
Gambar V.12 AKABA di Kota Palangka Raya Tahun 2012-2019 64
Gambar V.13 Penanganan Komplikasi Pada Neonatal di Kota
Palangka Raya Tahun 2015-2019
65
Gambar V.14 Kasus BBLR di Kota Palangka Raya Tahun 2010-2019 66
Gambar V.15 Peta Kasus BBLR di Kota Palangka Raya Tahun 2019 67
Gambar V.16 Cakupan Kunjungan Neonatus Lengkap (KN3) dan Penanganan Neonatus Risti di Kota Palangka Raya Tahun 2013-2019
68
Gambar V.17 Cakupan ASI Eksklusif Kota Palangka Raya Tahun 2011-2019
69
Gambar V.18 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Bayi Kota Palangka Raya Tahun 2015-2019
70
Gambar V.19 Cakupan UCI Desa Kota Palangka Raya Tahun
2010-2019
71
Gambar V.20 Cakupan Imunisasi Campak/ MR2 Pada Baduta Di Kota
Palangka Raya Tahun 2015-2019
72
Gambar V.21 Angka Drop Out Imunisasi DPT/HB(1)-Campak Di Kota
Palangka Raya Tahun 2014-2019
73
Gambar V.22 Cakupan Pemberian Vitamin A Kota Palangka Raya
Tahun 2014-2019
73
Gambar V.23 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Balita Kota
Palangka Raya Tahun 2016-2019
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman xi
Gambar V.24 Status Gizi Balita Berdasarkan BB/U,TB/U,BB/TB di Kota
Palangka Raya Tahun 2019
75
Gambar V.25 Cakupan Penjaringan Kesehatan Anak Sekolah Kota
Palangka Raya Tahun 2019
77
Gambar V.26 Usia Produktif Mendapatkan Layanan Skrining Sesuatu
Standar Di Kota Palangka Raya Tahun 2019
78
Gambar V.27 Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Lansia di Kota
Palangka Raya Tahun 2015-2019
81
Gambar VI.1 Case Notification Rate ( CNR) TB Paru di Kota
Palangka Raya
83
Gambar VI.2
Gambar VI.3
Angka Pertemuan Kasus (Case Detection Rate) TB Paru di Kota Palangka Raya
Peta Sebaran Kasus TB Paru di Puskesmas Wilayah Kota Palangka Raya
84
85
Gambar VI.4 Persentase Orang Terduga TBC Mendapatkan
Pelayanan Kesehatan Sesuai Standart di Kota Palangka Raya
86
Gambar VI.5 Angka Keberhasilan Pengobatan (Succes Rate/SR) TB
di Kota Palangka Raya
87
Gambar VI.6 Cure Rate, Complete Rate, dan Succes Rate (SR) TB di
Kota Palangka Raya
80
Gambar VI.7 Proporsi Penemuan Penderita Pneumonia Balita di Kota
Palangka Raya
89
Gambar VI.8 Persentase Penemuan Penderita Pneumonia Balita di
Kota Palangka Raya
89
Gambar VI.9 Proporsi Penderita HIV/AIDS Menurut Jenis Kelamin di
Kota Palangka Raya
93
Gambar VI.10 Jumlah Penderita Diare Yang Berobat dan Ditangani di Puskesmas Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2015 -2019
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman xii
Gambar VI.11 Pasien Diare Pada Balita dan Semua Golongan Umur Yang Ditemukan Dan Ditangani di Kota Palangka Raya Tahun 2019
95
Gambar VI.12 Penderita Kusta Selesai Berobat di Kota Palangka Raya Tahun 2019
96
Gambar VI.13 Kasus Penyakit Yang Dapat DICegah Dengan
Immunisasi (PD3I) di Kota Palangka Raya Tahun 2019
97
Gambar VI.14 Penemuan Kasus AFP (Per 100.000 Penduduk Usia < 15 Tahun) di Kota Palangka Raya Tahun 2004-2019
98
Gambar VI.15 AFP Rate Non-Polio (Per 100.000 Penduduk < 15 Tahun) di Kota Palangka Raya Tahun 2010- 2019
99
Gambar VI.16 Cakupan Immunisasi Campak Pada Baduta Kota Palangka Raya Tahun 2019
100
Gambar VI.17 Peta Kelurahan Endemis DBD Kota Palangka Raya Tahun 2019
102
Gambar VI.18 Penderita Hipertensi Yang Berobat Ke Puskesmas di Kota Palangka Raya Tahun 2010-2019
104
Gambar VI.19 Proporsi Penderita Hipertensi Menurut Sex Gender di Kota Palangka Raya Tahun 2019
105
Gambar VI.20 Penderita Hipertensi Yang Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Sesuai Stadart di Puskesmas Kota Palangka Raya Tahun 2019
105
Gambar VI.21 Penderita Diabetes Militus di Kota Palangka Raya Tahun 2006-2019
106
Gambar VI.22 Persentase Penderita DM Yang Mendapatkan
Pelayanan Kesehatan Sesuai Standart di Puskesmas Kota Palangka Raya Tahun 2019
107
Gambar VI.23 Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara di Kota Palangka Raya Tahun 2016-2019
108
Gambar VII.1 Hasil Inspeksi Kesehatan Lingkungan pada Sarana Air
Minum di Kota Palangka Raya
110
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman xiii
Gambar VII.3 Persentase Penduduk dengan Akses Terhadap Santasi
yang Layak (Jamban Sehat) Kota Palangka Raya
112
Gambar VII.4 Kelurahan yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat di Kota Palangka Raya
113
Gambar VII.5 Status Hygiene Sanitasi Tempat-Tempat Umum di Kota
Palangka Raya
114
Gambar VII.6 Status Hygiene Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan
(TPM) di Kota Palangka Raya
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 1
BAB I
GAMBARAN UMUM
A. Luas Wilayah
Palangka Raya merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Tengah. Secara geografis terletak 113030’ – 114007’ Bujur Timur dan 1035’ – 2024’ Lintang Selatan. Luas wilayah
Kota Palangka Raya adalah 2.853,5 km2. Kecamatan Rakumpit merupakan kecamatan
dengan luas wilayah terbesar yaitu 1.101,95 km2 dan luas wilayah terkecil yaitu
Kecamatan Pahandut sebesar 119,41 km2. Batas-batas wilayah adalah :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gunung Mas
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Katingan
Gambar I.1
Peta Wilayah Kota Palangka Raya
Kondisi daerah berupa dataran rendah berpasir, sebagian besar terdiri dari sungai, danau serta rawa. Beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata 2.300 mm3 /tahun,
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 2
B. Jumlah Kelurahan
Secara administratif wilayah Palangka Raya terbagi menjadi 5 (lima) kecamatan, dan 30 kelurahan yaitu : Kecamatan Pahandut yang terdiri dari Kelurahan Langkai, Kelurahan Pahandut, Kelurahan Pahandut Seberang, Kelurahan Panarung, Kelurahan Tanjung Pinang, dan Kelurahan Tumbang Rungan. Kecamatan Bukit Batu terdiri dari Kelurahan Banturung, Kelurahan Habaring Hurung, Kelurahan Kanarakan, Kelurahan Marang, Kelurahan Sei Gohong, Kelurahan Tangkiling dan Kelurahan Tumbang Tahai. Kecamatan Jekan Raya terdiri dari Kelurahan Bukit Tunggal, Kelurahan Menteng, Kelurahan Palangka dan Kelurahan Petuk Ketimpun. Kecamatan Sabangau terdiri dari Kelurahan Bereng Bengkel, Kelurahan Danau Tundai, Kelurahan Kalampangan, Kelurahan Kameloh Baru, Kelurahan Kereng Bangkirai dan Kelurahan Sabaru. Kecamatan Rakumpit terdiri dari Kelurahan Bukit Sua, Kelurahan Gaung Baru, Kelurahan Mungku Baru, Kelurahan Pager, Kelurahan Panjehang, Kelurahan Petuk Berunai dan Kelurahan Petuk Bukit.
Gambar I.2
Jumlah Kelurahan di Kota Palangka Raya
Sumber: BPS Kota Palangka Raya 2019
C. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Komposisi penduduk menurut golongan umur dan jenis kelamin, menunjukan penduduk jenis kelamin laki-laki maupun perempuan terbanyak pada golongan umur 15 - 19 tahun dan 20 – 24 tahun. Penduduk usia muda (0 – 14 tahun) sebesar : 69.995
Pahandut Jekan Raya Sebangau Bukit Batu Rakumpit
6 6
4
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 3
jiwa (24,68%), usia produktif (15 – 64 tahun) sebesar 205.578 jiwa (72,49%), usia 65 - 74 tahun sebesar 6.074 jiwa (2,14%) dan usia > 75 tahun sebesar 1.965 jiwa (0,69%). Gambaran komposisi penduduk seperti gambar I.3.
Komposisi penduduk menurut piramida penduduk merupakan gambaran struktur penduduk usia muda, dewasa dan tua. Dasar piramida menunjukan jumlah penduduk, sedangkan badan piramida menunjukan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan berdasarkan golongan umur. Struktur ini dapat menjadi dasar untuk kebijakan kependudukan, social, budaya dan ekonomi.
Piramida penduduk Kota Palangka Raya menunjukan struktur penduduk muda. Dasar piramida yang melebar menunjukan bahwa masih tingginya jumlah kelahiran. Hal ini menjadi tantangan bagi pemerintah Kota Palangka Raya dalam menyediakan layanan kesehatan, pendidikan dan lapangan kerja yang semakin besar. Sedangkan puncak piramida menunjukan umur harapan hidup penduduk semakin tinggi dan harapan untuk hidup sampai usia lebih 75 tahun semakin besar.
Gambar I.3
Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kota Palangka Raya Tahun 2019
Sumber: BPS Kota Palangka Raya 2019
13.055 11.457 11.242 13.155 15.856 12.586 12.658 11.994 11.618 10.116 8.085 5.948 3.510 2.070 1.074 877 12.585 10.807 10.849 14.249 15.615 12.039 11.878 11.536 11.187 8.975 6.838 4.925 2.810 1.815 1115 1.088 15.0 10.0 5.0 0.0 5.0 10.0 15.0 0 - 4 5 - 9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29 30 - 34 35 - 39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 - 59 60 - 64 65-69 70-74 75+ %
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 4
D. Jumlah Rumah Tangga
Jumlah keluarga dilihat dari tingkat kesejahteraannya cenderung ada yang bertambah dan ada yang berkurang. Jumlah rumah yang bertambah akan menyebabkan permintaan perumahan juga semakin meningkat. Kebutuhan akan perumahan menjadi semakin bertambah seiring dengan pertumbuhan penduduk yang juga semakin meningkat. Berikut jumlah dan rata – rata rumah tangga Kota Palangka Raya tahun 2019, sebagai berikut:
Tabel I.1
Jumlah dan Rata-Rata Rumah Tangga Kota Palangka Raya Tahun 2019
No Kecamatan Jumlah Rumah Tangga Rata - Rata Rumah Tangga 1 Pahandut 25.492 3,91 2 Jekan Raya 39.947 3,70 3 Sebangau 4.562 4,04 4 Bukit Batu 3.810 3,76 5 Rakumpit 915 3,87 Jumlah 74.726 3,80
Berdasarkan tabel I.1 dapat dilihat bahwa jumlah rumah tangga di Kota Palangka Raya Tahun 2019 mengalami pertambahan sebesar 2,6% jika dibandingkan dengan tahun 2018 (72.814 Rumah Tangga). Jumlah rumah tangga yang paling banyak terdapat di Kecamatan Jekan Raya yaitu 39.947 dan yang paling sedikit berjumlah 915 terdapat di Kecamatan Rakumpit.
E. Kepadatan Penduduk/Km2
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Palangka Raya, jumlah penduduk tahun 2019 sebesar 283.612 jiwa, terdiri dari 145.301 laki-laki dan 138.311 perempuan. Dibandingkan dengan tahun 2018, terjadi pertambahan jumlah penduduk sebesar 7.601 jiwa atau meningkat dengan rerata pertumbuhan penduduk per tahun sebesar 2,75%. Gambar II.4 berikut menunjukan jumlah penduduk selama 14 tahun dari tahun 2005 – 2019.
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 5
Gambar I.4
Jumlah Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2005-2019
Sumber : BPS Kota Palangka Raya Tahun 2019
Menurut BPS Kota Palangka Raya pada tahun 2019, dengan jumlah penduduk sebesar 283.612 jiwa maka rata-rata kepadatan penduduk adalah 99,39 jiwa/km2.
Kepadatan tertinggi adalah di Kecamatan Pahandut yaitu 834,10 jiwa/ km2, dan
terendah Kecamatan Rakumpit dengan rata-rata 3,22 jiwa/ km2.
Persebaranpenduduk masih tidak merata, antara daerah perkotaan dengan daerah
luar kota dan jalur sungai. Wilayah perkotaan seperti Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya dengan luas geografi hanya 17,76% berpenduduk sebesar 87,19%, sedangkan daerah jalur sungai dan pedesaan yaitu Kecamatan Bukit Batu, Sebangau dan Rakumpit dengan luas geografi 82,24%, berpenduduk hanya 12,81%.
183,251 182,802 184,279 191,014 200,998 220,962 224,663 229,599 244,496 248,244 252,105 259,865 267,757 276,011 283,612 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Tah u n
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 6
Gambar I.5
Peta Kepadatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2019
F. Rasio Beban Tanggungan
Komposisi penduduk menurut golongan umur digunakan untuk mengetahui produktivitas penduduk yaitu rasio beban ketergantungan atau Dependency Ratio. Rasio beban ketergantungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk tidak produktif (umur < 15 tahun dan > 65 tahun) dengan penduduk umur produktif (umur 15 – 64 tahun). Rasio beban ketergantungan ini menunjukan dinamika beban tanggungan umur tidak produktif terhadap umur produktif. Semakin tinggi rasio beban tanggungan berarti semakin tinggi pula jumlah penduduk tidak produktif yang ditanggung penduduk produktif.
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 7
Tabel I.2
Jumlah Penduduk dan Angka Beban Ketergantungan
Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Produktif dan Tidak Produktif Kota Palangka Raya Tahun 2019
No Umur Jenis Kelamin %
Laki-laki Perempuan Jumlah
1. 0 – 14 tahun 35.754 34.241 69.995 24,68
2. 15 – 64 tahun 105.526 100.052 205.578 72,49
3. ≥ 65 tahun 4.021 4.018 8.039 2,83
Jumlah 145.301 138.311 283.612 100,00
Angka Beban Tanggungan (%) 37,69 38,24 37,96
Sumber : BPS Kota Palangka Raya, Tahun 2019
Komposisi penduduk Kota Palangka Raya menurut kelompok umur menunjukan bahwa penduduk usia muda (0-14 tahun) sebesar 24,68%, usia produktif (15 – 65 tahun) sebesar 72,49% dan usia tua (≥ 65 tahun) sebesar 2,83%. Angka beban tanggungan sebesar 37,96%, hal ini menunjukan bahwa 100 penduduk Palangka Raya usia produktif akan menanggung 38 penduduk yang belum/sudah tidak produktif lagi. Jika dibandingkan antar jenis kelamin maka angka beban tanggungan perempuan sedikit lebih besar jika dibandingkan dengan angka beban tanggungan laki-laki, yaitu 38,24% perempuan dan 37,69% laki - laki.
G. Rasio Jenis Kelamin
Data sex ratio berguna untuk pengembangan perencanaan pembangunan yang berwawasan gender, terutama yang berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki – laki dan perempuan secara adil. Rasio jenis kelamin merupakan perbandingan jumlah penduduk laki-laki per 100 penduduk perempuan. Pada tahun 2019, rasio jenis kelamin penduduk Kota Palangka Raya sebesar 105,05 yang berarti jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibanding jumlah penduduk perempuan atau setiap 100 penduduk perempuan terdapat 105 penduduk laki-laki.
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 8
H. Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf
Kemampuan membaca dan menulis merupakan keterampilan minimum yang dibutuhkan oleh penduduk untuk mencapai kesejahteraannya. Kemampuan baca tulis ini tercermin dari Angka Melek huruf, yaitu persentase penduduk umur 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis. Pada wanita diharapkan angka melek huruf mempengaruhi dalam pemilihan alternatif kesehatan sehingga Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi dapat menurun.
Gambar I.6
Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas Yang Melek Huruf Menurut Jenis Kelamin Kota Palangka Raya Tahun 2009-2019
Sumber : BPS Kota Palangka Raya, Tahun 2019
Di Kota Palangka Raya Angka Melek Huruf tahun 2019 sebesar 99,89%, angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan Angka Melek Huruf Nasional tahun 2019 yaitu 95,90%. Jika dirinci menurut jenis kelamin terlihat ada perbedaan yang tidak begitu besar dimana kemampuan baca tulis antara laki – laki sedikit lebih besar yaitu 109.506 orang dibandingkan perempuan yang berjumlah 103.686 orang.
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 L 88.5 97.7 89.69 94.91 94.91 93.43 93.5 94.2 51 99.87 99.96 P 87.3 97.4 89.16 89.18 89.03 90.79 90.72 93.6 49.09 99.58 99.81
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 9
I. Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Berusia 15 Tahun Ke Atas Menurut Tingkat
Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan
Pendidikan berkontribusi terhadap perubahan perilaku masyarakat. Pendidikan menjadi pelopor utama dalam rangka penyiapan sumber daya manusia dan merupakan salah satu aspek pembangunan yang merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan memudahkan dalam menyerap informasi termasuk informasi kesehatan dan lebih pandai dalam menyelesaikan masalah. Tingkat pendidikan merupakan indikator pokok kualitas penduduk formal, semakin tinggi ijazah/STTB yang dimiliki oleh rata-rata penduduk mencerminkan semakin tingginya taraf intelektualitas suatu daerah.
Tabel I.3
Persentase Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Yang Ditamatkan Menurut Jenis Kelamin Berusia 15 Tahun Keatas
Kota Palangka Raya Tahun 2019
No Tingkat Pendidikan Jenis kelamin Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1. Tidak memiliki ijazah SD 4.128 7.500 11.628
2. SD/MI 12.990 15.220 28.210
3. SMP/MTs 25.590 19.650 45.240
4. SMA/MA 41.770 31.180 72.950
5. Sekolah Menengah Kejuruan 3.910 4.160 8.070
6. Diploma I / Diploma II 510 1.560 2.070
7. Akademi / Diploma III 2.150 3.430 5.580
8. S1 / Diploma IV / S2 / S3 (Master/Doktor) 18.490 21.370 39.860
Jumlah 109.538 104.070 213.608
Sumber : BPS Kota Palangka Raya 2019
Berdasarkan data BPS Kota Palangka Raya, tingkat pendidikan yang ditamatkan tertinggi masih SMA / MA sebesar 34,15%, sedangkan pendidikan tinggi seperti diploma I / diploma II sebesar 0,97%, akademi / diploma III sebesar 2,61% dan S1 / diploma IV / S2 / S3 (Master / Doktor) sebesar 18,66%. Masyarakat yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi, pada umumnya mempunyai pengetahuan dan wawasan yang lebih luas
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 10
sehingga lebih mudah menyerap dan menerima informasi, serta dapat ikut berperan serta aktif dalam mengatasi masalah kesehatan dirinya dan keluarganya.
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 11
BAB II
SARANA KESEHATAN
A. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di Kota Palangka Raya diantaranya adalah sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan sarana pelayanan kesehatan swasta yang dimanfaatkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
1. Sarana Kesehatan Pemerintah
Sarana kesehatan yang dimiliki Pemerintah Kota Palangka Raya adalah puskesmas beserta jaringannya seperti puskesmas pembantu, poskesdes dan polindes yang bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam mengakses pelayanan kesehatan hingga ke daerah terpencil. Hal ini tertuang dalam Keputusan Walikota Palangka Raya Nomor 468.1 Tahun 2017 Tentang Penetapan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kawasan Terpencil dan Sangat Terpencil di Wilayah Kota Palangka Raya dan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya Nomor: 440/550/A-1/Sekr/XI/2019 Tentang Penetapan Wilayah Kerja Puskesmas dan Puskesmas pembantu Kota Palangka Raya.
Tabel II.1
Puskesmas Menurut Karakteristik Wilayah Kota Palangka Raya Tahun 2019
Kecamatan Puskesmas
Tipe Puskesmas Karakteristik Wilayah
Rawat Inap Non Rawat
Inap PONED
Sangat
Terpencil Terpencil Perkotaan
Pahandut 1 Pahandut - √ √ - - √
2 Panarung - √ - - - √
3 Marina Permai - √ - - - √
Jekan Raya 1 Bukit Hindu - √ - - - √
2 Menteng - √ - - - √ 3 Kayon - √ - - - √ 4 Jekan Raya - √ - - - √ Sebangau 1 Kereng Bangkirai - √ √ - - √ 2 Kalampangan - √ - - - √
Bukit Batu 1 Tangkiling √ - √ - - √
Rakumpit 1 Rakumpit - √ - √ - -
JUMLAH 1 10 3 1 - 10
Tabel II.1. menunjukan bahwa puskesmas non rawat inap sebagian besar terletak di dalam kota. Sedangkan puskesmas rawat inap dibangun di wilayah
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 12 perifer yang cukup jauh dari pusat kota. Puskesmas rawat inap terletak di jalur
lintas kabupaten yang masih bisa diakses melalui angkutan darat. Selain pelayanan rawat inap, puskesmas tersebut juga wajib memberikan Pelayanan Obstetri Neonatus Emergensi Dasar (PONED). Semua kelurahan di Kota Palangka Raya telah mempunyai sarana pelayanan kesehatan, baik puskesmas pembantu, polindes atau poskedes.
Tabel II.2
Puskesmas dan Jaringannya di Kota Palangka Raya Tahun 2019
No Puskesmas Jejaring Puskesmas
Pustu Poskesdes Polindes
1 Pahandut 4 - -2 Panarung 6 - -3 Marina Permai 1 1 -4 Bukit Hindu 5 - -5 Menteng 6 - -6 Kayon 2 - -7 Jekan Raya 4 1 -8 Kalampangan 2 - 3 9 Kereng Bangkirai - - - 10 Tangkiling 9 3 11 Rakumpit 6 3 1 Jumlah 45 5 7
Sumber : Sub Bagian Keuangan dan Aset Tahun 2019
Pada tahun 2018 terdapat perubahan kebijakan terkait status Puskesmas Kalampangan di Kecamatan Sebangau dan Puskesmas Marina Permai di Kecamatan Pahandut. Hal tersebut didasarkan pada Keputusan Walikota Palangka Raya Nomor 234 Tahun 2017 Tentang Penetapan Kode Puskesmas dan Puskesmas pembantu Kota Palangka Raya.
Rasio sarana pelayanan kesehatan (puskesmas) terhadap jumlah penduduk di Kota Palangka Raya pada tahun 2019 mencapai 3,88 atau 1 sarana pelayanan kesehatan melayani 25.783 jiwa. Rasio puskesmas per 100.000 penduduk pada tahun 2019 mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2018 (3,99 per 100.000 penduduk). Hal ini disebabkan oleh semakin meningkatnya jumlah penduduk tahun 2019 namun jumlah sarana pelayanan kesehatan (Puskesmas) tetap 11 buah.
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 13
10 7 – 10 3 – 6 < 3
Rakumpit 28,21 Bukit Batu 6,98 Pahandut 3,01 Jekan Raya
2,71 Sebangau 10,84
Sumber Data : Dinkes Kota Palangka Raya, 2019
Konsep pelayanan kesehatan berdasarkan wilayah telah terpenuhi, semua kecamatan terdapat puskesmas dan puskesmas pembantu. Wilayah administratif Kota Palangka Raya sangat luas, memerlukan cukup banyak sarana kesehatan, terutama di Kecamatan Bukit Batu dan Rakumpit. Namun gambar diatas menunjukan bahwa dengan jumlah penduduk yang terkonsentrasi di perkotaan, maka sarana kesehatan di wilayah perdesaan/terpencil telah mencukupi, sedangkan daerah perkotaan seperti Kecamatan Pahandut dan Jekan Raya masih memerlukan sarana kesehatan (puskesmas).
Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit mengelompokkan rumah sakit berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan menjadi rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum milik pemerintah yang ada di Kota Palangka Raya pada tahun 2019 yaitu Pemerintah Kota ada 1 unit (RS Kota Palangka Raya), Pemerintah Provinsi ada 1 unit (RSUD Doris Sylvanus) dan TNI/POLRI ada 2 unit (RS TNI AD dan RS Bhayangkara).
2. Sarana Kesehatan Swasta
Berdasarkan pembinaan dan pengawasan terhadap sarana pelayanan kesehatan swasta, jumlah secara kumulatif sampai tahun 2019 mencapai 174 buah mencakup rumah sakit swasta, klinik pratama dan utama, apotek, toko obat/alkes, dan laboratorium. Pengawasan terhadap sarana kesehatan swasta dilakukan secara sinergi dengan proses penerbitan ijin sarana kesehatan swasta. Jumlah izinkegiatan
Gambar II.1
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 14
dan usaha sarana kesehatan swasta yang diproses pada tahun 2019 di Kota Palangka Raya seperti tampak pada gambar dibawah ini.
Gambar II.2
Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta di Kota Palangka Raya Tahun 2019
Sumber : Bidang SDK Tahun 2019
Tahun 2019 jumlah apotik yang semakin menjamur di Kota Palangka Raya melebihi dari jumlah sarana kesehatan swasta lainnya. Peran Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya harus semakin ditingkatkan, baik sebagai pengawas maupun sebagai regulator di bidang pelayanan kesehatan, sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah. Peraturan tersebut adalah tindak lanjut dari amanat PP Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pembagian Kewenangan Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Jumlah rumah sakit swasta di Kota Palangka Raya pada tahun 2019 sesuai izin operasional yang ada di Dinas Kesehatan adalah 1 rumah sakit khusus yaitu RSIA Yasmin dan 4 rumah sakit milik swasta yaitu RS Muhammadiyah, RS Betang Pambelum, RS Permata Hati dan RS Siloam Hospital.
3. Rumah Sakit Dengan Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat Level 1
Instalasi gawat darurat merupakan salah satu unit di rumah sakit yang harus dapat memberikan pelayanan darurat standar tinggi kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan mengalami kecelakaan. Peranan IGD sangat penting
0 20 40 60 80 100 120 RS Swasta Klinik Pratama Klinik Utama Apotek Lab Tk. Obat Tk. Alkes 5 16 3 102 6 36 6
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 15
didalam pelayanan kesehatan karena instalasi ini memberikan pelayanan khusus kepada penderita gawat darurat selama 24 jam setiap harinya. Regulasi pemerintah yang mengatur tentang persyaratan teknis di IGD terdapat dalam KEPMENKES RI NOMOR 856/Menkes/SK/IX/2009 yang mengatur tentang Standar Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit. Rumah Sakit umum dan khusus di Kota Palangka Raya yang berjumlah 9 unit memiliki kemampuan pelayanan Gawat Darurat (Gadar) Level I sebesar 100%. Standar pelayanan yang harus diberikan rumah sakit pada level I, sebagai berikut:
a. Diagnosis dan penanganan permasalahan pada: A: jalan nafas (airway problem),
B: ventilasi pernafasan (breathing problem) C: sirkulasi pembuluh darah (circulation problem) b. Melakukan stabilisasi dan evakuasi
B. Akses Dan Mutu Pelayanan Kesehatan
1. Cakupan Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat Inap di Sarana Pelayanan Kesehatan Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan diwujudkan dalam suatu wadah pelayanan kesehatan yang disebut sarana kesehatan. Pemanfaatan pelayanan kesehatan merupakan pendayafungsian layanan kesehatan oleh masyarakat. Menurut Levey dan Loomba (1973), pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang dilaksanakan secara sendiri atau bersama – sama, dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Angka kunjungan rawat jalan di puskesmas selama tahun 2019 mencapai 247.619 dan di rumah sakit mencapai 158.111 kunjungan. Sedangkan kunjungan rawat inap di Puskesmas tahun 2019 mencapai 477 dan di rumah sakit mencapai 32.249 kunjungan. Angka ini belum menggambarkan angka kunjungan sebenarnya karena yang terdata hanyalah penderita yang berkunjung ke sarana kesehatan puskesmas dan puskesmas pembantu, sedangkan penderita yang berkunjung ke praktek dokter, Balai Pengobatan dan Klinik bersalin belum terdata. Gambar dibawah menunjukan cakupan pelayanan kesehatan di Kota Palangka Raya selama tahun 2010 – 2019.
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 16
Gambar II.3
Cakupan Kunjungan Rawat Jalan Kota Palangka Raya Tahun 2010-2019
Sumber : Bidang Yankes
Tahun 2019 cakupan kunjungan rawat jalan di Puskesmas dan rumah sakit mencapai 47,69% mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2018 sebesar 37,87%. Sedangkan cakupan kunjungan rawat inap pada tahun 2019 sebesar 3,85% mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun 2018 sebesar 3,71%.
Cakupan kunjungan rawat jalan dan inap dihitung dengan ratio rate 3-4 kali/tahun atau setiap pasien diperkirakan berkunjung 3-4 kali/tahun. Target cakupan pelayanan kesehatan dalam Renstra Kota Palangka Raya sebesar 40%. Pencapaian cakupan kunjungan tersebut juga mengindikasikan masih adanya kantong-kantong daerah rawan yang memerlukan intervensi pelayanan kesehatan, baik melalui puskesmas keliling maupun kegiatan sosial lainnya.
2. Jumlah Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan Kesehatan
Kesehatan jiwa atau mental didefinisikan sebagai keadaan baik di mana setiap individu menyadari potensi dirinya sendiri, dapat mengatasi tekanan hidup yang normal, dapat bekerja secara produktif dan bermanfaat, serta dapat memberikan kontribusi untuk dirinya atau masyarakatnya
.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) menyatakan bahwa prevalensi gangguan jiwa adalah 7 orang per 1.000 populasi.2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 KOTA 38.44 41.02 29.04 58% 41.80 35.70 40.30 43.20 37.87 47.69 RENSTRA 40% 40% 40% 40% 40% 40% 40% 40% 40% 40% 0% 20% 40% 60% 80% 0% 20% 40% 60% 80%
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 17
Gambar II.4
Cakupan Kunjungan Gangguan Jiwa Kota Palangka Raya Tahun 2016-2019
Sumber : Bidang Yankes
Pada tahun 2019 jumlah kunjungan gangguan jiwa di Puskesmas dan rumah sakit sebanyak 3.174 mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun 2018 mencapai 1.369 kunjungan. Hal ini terjadi karena pada tahun 2019 pasien kunjungan jiwa banyak dari luar Kota Palangka Raya. Namun jika dilihat dari sisi lainnya, hal ini juga disebabkan oleh kerja sama lintas sektor yang baik sehingga masyarakat sudah mulai terbuka menginfokan terkait adanya kasus ODGJ di wilayahnya. Distribusi paling banyak di rumah sakit bila dibandingkan dengan kunjungan pada Puskesmas. Sedangkan bila dilihat dari jenis kelaminnya persentase kunjungan gangguan jiwa terbanyak adalah laki – laki 41,62% dan perempuan 58,38%, ini berarti pemanfaatan sarana kesehatan untuk kesehatan jiwa sudah lebih banyak oleh perempuan dibandingkan laki – laki.
C. Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit
1. Angka Kematian Umum Penderita Yang Dirawat di RS / Gross Death Rate (GDR)
Gross Death Rate (GDR) adalah angka kematian umum untuk setiap 1000
penderita keluar yang digunakan untuk mengetahui mutu pelayanan/perawatan rumah sakit. Semakin rendah GDR berarti mutu pelayanan rumah sakit semakin baik. Nilai GDR seyogyanya tidak lebih dari 45 per 1000 pasien keluar. GDR rata – rata di Kota Palangka Raya pada tahun 2019 adalah 28,32 per 1000 pasien keluar. Angka GDR tersebut kurang dari angka yang dapat ditolerir, ini menunjukkan bahwa
0.06 0.07 0.17 0.37 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 2016 2017 2018 2019 %
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 18
sistem pelayanan di rumah sakit sudah semakin membaik namun mutu dan akses pelayanannya harus semakin diperbaiki.
Gambar II.5
Gross Death Rate (GDR) Di Rumah Sakit Kota Palangka Raya Tahun 2019
Sumber : Bidang Yankes
Dari 9 rumah sakit yang ada di Kota Palangka Raya, rumah sakit yang memiliki angka GDR paling tinggi adalah Rumah Sakit Doris Sylvanus sebesar 52,83 lebih besar dibandingkan tahun 2018 sebesar 44,49. Sedangkan rumah sakit dengan angka GDR yang paling rendah yaitu 0 per 1000 pasien keluar seperti Rumah Sakit TNI-AD, Rumah Sakit Kota Palangka Raya dan RS Ibu dan Anak Yasmin.
2. Angka Kematian Penderita Yang Dirawat < 48 Jam / Net Death Rate (NDR)
Net Death Rate (NDR) adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk
tiap – tiap 1000 penderita keluar. NDR digunakan untuk mengetahui mutu pelayanan atau perawatan rumah sakit. Semakin rendah NDR suatu rumah sakit berarti bahwa mutu pelayanan rumah sakit tersebut semakin baik. Nilai NDR yang masih dapat ditolerir adalah kurang dari 25 per 1000 pasien keluar.
52.83 10.56 0.00 0.00 11.29 0.00 20.24 8.72 24.39
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 19
Gambar II.6
Net Death Rate (NDR) Di Rumah Sakit Kota Palangka Raya Tahun 2019
Sumber : Bidang Yankes
Rata - rata NDR di Kota Palangka Raya tahun 2019 adalah 14,73 per 1000 pasien keluar. Data ini menunjukkan adanya sedikit peningkatan kualitas pelayanan di rumah sakit yang ada di Kota Palangka Raya. Data NDR yang menunjukkan rumah sakit yang paling tinggi NDR nya adalah Rumah Sakit Doris Sylvanus sebesar 28,98 sedangkan NDR yang paling rendah sebesar 0 (nol) adalah RS TNI-AD, RS Kota Palangka Raya, RSIA Yasmin dan RS Siloam Hospital.
3. Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit
Indikator adalah suatu perangkat yang dapat digunakan dalam pemantauan suatu proses tertentu. Indikator pelayanan rumah sakit yang dapat dipakai untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu dan efisiensi pelayanan rumah sakit, antara lain:
a. Bed Occupancy Rate (BOR)
Bed Occupancy Rate (BOR) adalah persentase pemakaian tempat tidur ada
satuan waktu tertentu yang digunakan untuk mengetahui tingkat
28.98 0.62 0.00 0.00 7.60 0.00 6.26 5.23 0.00
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 20
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Angka BOR yang rendah menunjukkan kurangnya pemanfaatan fasilitas perawatan rumah sakit oleh masyarakat. Angka BOR yang tinggi (lebih dari 85%) menunjukkan tingkat pemanfaatan tempat tidur yang tinggi sehingga perlu pengembangan rumah sakit atau penambahan tempat tidur. Nilai parameter yang ideal antara 60-85%.
Gambar II.7
Bed Occupancy Rate (BOR) Di Rumah Sakit Kota Palangka Raya Tahun 2019
Sumber : Bidang Yankes
BOR untuk seluruh rumah sakit yang ada di Kota Palangka Raya pada tahun 2019 sebesar 49,56% yang berarti masih berada di bawah nilai ideal dengan tingkat pemanfaatan tempat tidur yang rendah. Dari 9 rumah sakit yang mempunyai tingkat pemanfaatan BOR yang dianggap cukup ideal yaitu RS Doris Sylvanus sebesar 72,38%. Sedangkan rumah sakit dengan tingkat pemanfaatannya masih kurang atau paling rendah adalah RS Muhammadiyah sebesar 5,75%.
b. Average Length Of Stay (ALOS)
Average Length Of Stay (ALOS) adalah rata-rata lama rawat seorang
pasien. ALOS selain digunakan untuk mengukur efisiensi pelayanan rumah sakit juga dapat menggambarkan mutu pelayanan rumah sakit, apabila
72.38 27.66 14.66 19.42 5.75 29.13 55.71 38.45 34.14 85 85 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00
%
BOR TargetD i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 21
diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan lebih lanjut. Nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari.
Gambar II.8
Average Length Of Stay (ALOS) Di Rumah Sakit Kota Palangka Raya Tahun 2019
Sumber : Bidang Yankes
Rata – rata lama rawat seorang pasien di rumah sakit yang ada di wilayah Kota Palangka Raya tahun 2019 sebesar 3,63 hari. Jumlah ALOS ini lebih rendah dari nilai ALOS idealnya. Dari 9 (sembilan) rumah sakit yang ada di Kota Palangka Raya menunjukkan bahwa semua rumah sakit masih memiliki ALOS yang lebih rendah dari idealnya.
c. Bed Turn Over (BTO)
Bed Turn Over (BTO) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu
periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
4.09 2.65 2.96 2.81 3.10 3.57 2.77 2.52 3.56 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50 RS DORIS SYLVANUS RS BHAYANGKARA RS TNI-AD RS KOTA PALANGKA RAYA RS MUHAMMADIYAH RS IBU DAN ANAK YASMIN RS BETANG PAMBELUM RS PERMATA HATI RS SILOAM HOSPITAL
hari
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 22
Gambar II.9
Bed Turn Over (BTO) Di Rumah Sakit Kota Palangka Raya Tahun 2019
Sumber : Bidang Yankes
BTO untuk seluruh rumah sakit yang ada di Kota Palangka Raya pada tahun 2019 sebesar 48,86 kali yang berarti berada di atas nilai ideal dengan frekuensi pemakaian tempat tidur yang tinggi. Dari 9 rumah sakit yang mempunyai frekuensi pemakaian tempat tidur yang dianggap cukup ideal yaitu RS Muhammadiyah sebanyak 67,65 kali, RS Doris Sylvanus dan RS Betang Pambelum sebanyak 53,91 kali. Sedangkan rumah sakit dengan tingkat frekuensi pemakaian tempat tidur paling rendah adalah RS Kota Palangka Raya sebesar 7,19 kali.
d. Turn Over Interval (TOI)
Turn Over Interval (TOI) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur tidak
ditempati dari telah diisi ke saat terisi berikutnya. Semakin besar TOI maka efisiensi penggunaan tempat tidur semakin jelek. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.
60.63 27.29 17.95 7.19 67.65 29.40 53.91 40.02 37.68 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00
ka
li
BTOD i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 23
Gambar II.10
Turn Over Interval (TOI) Di Rumah Sakit Kota Palangka Raya Tahun 2019
Sumber : Bidang Yankes
Rata – rata lama tempat tidur yang tidak ditempati pada rumah sakit yang ada di wilayah Kota Palangka Raya tahun 2019 sebesar 3,77 hari. Jumlah TOI ini sesuai dengan nilai TOI idealnya. Dari 9 (sembilan) rumah sakit yang ada di Kota Palangka Raya, ada 2 (dua) rumah sakit yang nilai TOI nya berada di nilai ideal yaitu RS Doris Sylvanus sebesar 1,66 hari dan RS Betang Pambelum sebesar 3 hari.
4. Puskesmas dengan Ketersediaan Obat Vaksin
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, obat adalah bahan atau paduan bahan-bahan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi termasuk produk biologi. Obat merupakan salah satu komponen yang tak tergantikan dalam pelayanan kesehatan. Sesuai dengan yang tertuang dalam Kebijakan Obat Nasional dalam rangka upaya pelayanan kesehatan, ketersediaan
1.66 9.68 17.35 40.90 5.08 8.80 3.00 5.61 6.38 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00
h
ar
i
TOID i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 24
obat dalam jenis yang lengkap, jumlah yang cukup, terjamin khasiatnya, aman, efektif dan bermutu, dengan harga terjangkau serta mudah diakses adalah sasaran yang harus dicapai. Pemerintah memiliki kewajiban untuk turut serta menjamin ketersediaan obat yang ada di wilayah kerjanya masing-masing, salah satunya adalah ketersediaan obat yang ada di pelayanan kesehatan tingkat dasar milik pemerintah yaitu Puskesmas.
Gambar II.11
Persentase Ketersediaan Obat dan Vaksin di Puskesmas Kota Palangka Raya Tahun 2015 - 2019
Sumber : Bidang SDK & LKIP Dinas Kesehatan
Indikator persentase ketersediaan obat dan vaksin tahun 2019 memiliki target 75% sesuai Renstra, dari grafik diatas menunjukkan bahwa persentase ketersediaan obat dan vaksin sebesar 94,29% lebih rendah dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 98,28% yang berarti juga sudah berada diatas target renstra tahun 2018 yaitu 85%. 55 59.22 98.1 98.28 94.29 0 20 40 60 80 100 120 2015 2016 2017 2018 2019 %
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 25
Gambar II.12
10 Besar Pemakaian Obat di Puskesmas Kota Palangka Raya Tahun 2019
Sumber : Bidang SDK
Tingkat kecukupan obat menurut jenis obat pada tahun 201
9
di Kota PalangkaRaya cukup tinggi, hampir setengah dari item obat mempunyai tingkat kecukupan > 18 bulan. Hal ini disebabkan anggaran pengadaan obat mengalami peningkatan jika
dibandingkan tahun 201
8
, dan tetap menggunakan sistem E-Catalog yangmembutuhkan waktu cukup lama. Selain itu juga ada beberapa obat yang pengadaannya diserahkan kepada puskesmas karena bersumber dana kapitasi JKN yang langsung masuk ke rekening puskesmas. Kepala Puskesmas telah melakukan pengadaan obat bersumber dana JKN, dimana ditetapkannya kepala puskesmas sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Perlu bimbingan serta pendampingan dari Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya guna mendapatkan obat sesuai keperluan, juga aman sesuai ketentuan yang berlaku.
D. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
UKBM merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan dan pembangunan kesehatan pada umumnya. Masyarakat memiliki kesempatan untuk berperan serta dalam penyelenggaraan upaya kesehatan beserta sumber dayanya. 1. Cakupan Posyandu Menurut Strata
UKBM yang paling memasyarakat adalah posyandu, yang menyelenggarakan 5 program prioritas yaitu KB, KIA, Gizi, Imunisasi, dan penanggulangan diare. Peran tokoh masyarakat untuk meningkatkan kinerja Posyandu sangat berpengaruh
0 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000
Paracetamol tablet 500g Tablet Tambah Darah Kombinasi Amoksisilin Tablet 500mg Vitamin B Kompleks Tab Multivitamin dewasa tab/livro B plex Klorfeniramin maleat (CTM) tablet…
Mefenamic Acid 500mg Multivitamin ibu hamil/vitalex Deksametason tablet 0,5mg Antasida DOEN Tab Kunyah
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 26
seperti peninjauan terhadap pelaksanaan Posyandu serta melakukan komunikasi terhadap kader Posyandu.
Gambar II.13
Posyandu Balita di Kota Palangka Raya Tahun 2019
Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat
Jumlah posyandu di Kota Palangka Raya pada tahun 2019 sebanyak 139 buah, ada trend menurun jika dibandingkan tahun 2018 sebanyak 141 buah dan tahun 2017 sebanyak 143 buah. Rincian Posyandu berdasarkan stratanya pada tahun 2019 adalah sebagai berikut; posyandu pratama 29 buah (20,86%), posyandu madya 65 buah (46,76%), posyandu purnama 44 buah (31,65%) dan posyandu mandiri 1 buah (0,72%). Pada tahun 2019 diadakan penilaian kembali strata posyandu sehingga terjadi peningkatan jumlah Posyandu yang berstrata purnama. Sedangkan Posyandu yang masuk kategori aktif sebanyak 45 buah. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah Posyandu aktif pada tahun 2019 bila dibandingkan dengan jumlah Posyandu aktif pada tahun 2018 (8%).. Upaya pengembangan Posyandu dimasa mendatang dengan revitalisasi Posyandu dan diharapkan jumlah Posyandu aktif terus meningkat.
2. Rasio Posyandu per 100 balita
Rasio posyandu terhadap jumlah balita diperlukan dalam upaya peningkatan
fasilitasi pelayanan pemenuhan kebutuhan tumbuh kembang anak sejak dalam
29 65 44 1 0 10 20 30 40 50 60 70
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 27
kandungan, dan agar status gizi maupun derajat kesehatan ibu dan anak dapat
dipertahankan dan atauditingkatkan.
Gambar II.14
Rasio Posyandu Per 100 Balita di Kota Palangka Raya Tahun 2015 – 2019
Sumber : Bidang Kesehatan Masyarakat
Jumlah Posyandu idealnya menurut Kementerian Kesehatan RI yaitu dengan rasio 1:100 yang artinya 1 posyandu untuk 100 balita. Rasio Posyandu terhadap jumlah balita di Kota Palangka Raya Tahun 2019 adalah 1:184 yang berarti setiap 1 posyandu melayani 184 balita. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan posyandu termasuk belum memadai dalam melayani balita yang ada sehingga perlu adanya peningkatan jumlah posyandu di Kota Palangka Raya.
3. Posbindu PTM (Penyakit Tidak Menular)
Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) merupakan salah satu wujud peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut dini terhadap faktor risiko PTM secara terpadu dan terintegrasi dengan kegiatan rutin di masyarakat. Kegiatan ini dikembangkan sebagai bentuk kewaspadaan dini terhadap penyakit tidak menular mengingat hampir semua faktor risiko penyakit tidak menular tidak memberikan gejala pada yang mengalaminya. Faktor resiko penyakit
0.57 0.58 0.57 0.65 0.54 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 2015 2016 2017 2018 2019 per 100 balita
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 28
tidak menular meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, obesitas, stress, hipertensi, hiperglikemi, hiperkolesterol, serta menindaklanjuti secara dini faktor resiko yang ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasiitas pelayanan kesehatan dasar. Setiap Puskesmas diharapkan memiliki program pelayanan PTM. Tahun 2019 jumlah posbindu sebanyak 46 buah yang berarti ada peningkatan jumlah dibandingkan dengan tahun 2018 yang berjumlah 39 buah.
Gambar II.15
Jumlah Posbindu Menurut Puskesmas di Kota Palangka Raya Tahun 2019
Sumber : Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Phdut Pnrun g Marin a Mnte ng B Hindu Kayon Jekan R Keren g Klpng an Tngkil ing Rkmp t Posbindu 4 15 2 6 3 5 4 1 1 2 3
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 29
BAB III
TENAGA KESEHATAN
Tenaga kesehatan atau sumber daya manusia kesehatan adalah tenaga kesehatan profesi dan non-profesi serta tenaga pendukung/penunjang kesehatan, yang terlibat dan bekerja serta mengabdikan dirinya dalam upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat.
A. Jumlah dan Rasio Tenaga Medis (Dokter Umum, Dokter Spesialis dan Dokter Gigi) di Sarana Kesehatan
1. Dokter Umum
Dokter umum memiliki kemampuan dalam menguasai dan melakukan pelayanan kedokteran sesuai metode klinik yang baku seperti melakukan anamnesa dengan baik, pemeriksaan fisik, membuat diagnosa memberikan terapi yang sesuai, dan melakukan tindakan emergency. Jumlah dokter umum pada sarana kesehatan di Kota Palangka Raya pada tahun 2019 sebanyak 142 orang mengalami kenaikan jika dibandingkan pada tahun 2018 sebanyak 134 orang.
Gambar III.1
Jumlah Dokter Umum di Sarana Kesehatan
(Puskesmas dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2013 - 2019
Sumber: Bidang SDK
Berdasarkan dari gambar diatas, menunjukkan bahwa pada tahun 2019 jumlah dokter umum terus semakin meningkat seiring dengan menjamurnya rumah sakit milik swasta yang telah beroperasi misalnya saja pada tahun 2019 telah berdiri Rumah Sakit Siloam Hospital. Jika dilihat menurut jenis kelamin, persentase dokter
27 32 20 26 35 48 48 52 58 66 63 78 86 94 0 20 40 60 80 100 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 laki-laki Perempuan
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 30
umum berjenis kelamin perempuan lebih banyak (66,20%) dibandingkan dengan dokter umum berjenis kelamin laki – laki (33,80%).
Rasio dokter umum yang ada di Kota Palangka Raya pada tahun 2019 adalah 50,07 per 100.000 penduduk yang berarti ada 50 orang dokter umum yang melayani setiap 100.000 penduduk, lebih tinggi dibandingkan tahun 2018 dengan rasio dokter umum 48,55 per 100.000 penduduk. Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011 – 2025, terget rasio dokter umum adalah 45 per 100.000 penduduk. Hal ini berarti rasio dokter umum di Kota Palangka Raya tahun 2019 sudah berada diatas target yang ditetapkan.
2. Dokter Spesialis
Dokter spesialis merupakan dokter yang mengkhususkan diri dalam suatu bidang kedokteran. Jumlah dokter spesialis pada sarana kesehatan di Kota Palangka Raya pada tahun 2019 sebanyak 202 orang mengalami kenaikan jika dibandingkan pada tahun 2018 sebanyak 154 orang. Pada tahun 2014 dan 2015, di sarana kesehatan yaitu Puskesmas Pahandut terdapat 1 orang dokter spesialis obstetri dan ginekologi. Namun, pada tahun 2016 – 2018 di Puskesmas tidak ada dokter spesialis. Jika dilihat menurut jenis kelamin, persentase dokter spesialis berjenis kelamin laki – laki lebih banyak (55,94%) dibandingkan dengan dokter spesialis berjenis kelamin perempuan (44,06%).
Gambar III.2
Jumlah Dokter Spesialis di Sarana Kesehatan
(Puskesmas dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2013 - 2019
Sumber: Bidang SDK 25 24 43 26 59 82 113 16 21 41 23 60 72 89 0 20 40 60 80 100 120 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 laki-laki Perempuan
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 31
Rasio dokter spesialis yang ada di Kota Palangka Raya tahun 2019 adalah 71,22 per 100.000 penduduk yang berarti ada 72 orang dokter spesialis yang melayani setiap 100.000 penduduk, lebih tinggi dibandingkan tahun 2018 adalah 55,79 per 100.000 penduduk. Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011 – 2025, terget rasio dokter spesialis adalah 11 per 100.000 penduduk. Hal ini berarti rasio dokter spesialis di Kota Palangka Raya tahun 2019 sudah berada diatas target yang ditetapkan. Namun, pada kenyataannya Kota Palangka Raya masih memerlukan jenis dokter spesialis yang beragam, bukan hanya diperhatikan secara kuantitas saja melainkan dari segi kualitas.
3. Dokter Gigi
Dokter gigi bertanggung jawab dalam menyediakan layanan-layanan yang bersifat pemeliharaan, pencegahan dan pembersihan gigi dan gusi. Jumlah dokter gigi pada sarana kesehatan di Kota Palangka Raya pada tahun 2019 sebanyak 34 orang mengalami peningkatan jika dibandingkan pada tahun 2018 sebanyak 28 orang. Jika dilihat menurut jenis kelamin, persentase dokter gigi berjenis kelamin perempuan lebih banyak (88,23%) dibandingkan dengan dokter gigi berjenis kelamin laki – laki (11,77%).
Gambar III.3
Jumlah Dokter Gigi di Sarana Kesehatan
(Puskesmas dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2013 - 2019
Sumber: Bidang SDK 2 2 3 4 3 2 4 11 20 24 29 26 26 30 0 5 10 15 20 25 30 35 40 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 laki-laki Perempuan
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 32
Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011 – 2025, terget rasio dokter gigi adalah 13 per 100.000 penduduk. Rasio dokter gigi yang ada di Kota Palangka Raya tahun 2019 adalah 11,99 per 100.000 penduduk yang berarti ada 12 orang dokter gigi yang melayani setiap 100.000 penduduk, lebih tinggi dibandingkan tahun 2018 dengan rasio dokter gigi 10,14 per 100.000 penduduk. Hal ini berarti rasio dokter gigi di Kota Palangka Raya tahun 2019 masih berada dibawah target yang ditetapkan.
B. Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan (Bidan dan Perawat) di Sarana Kesehatan Jumlah perawat pada sarana kesehatan di Kota Palangka Raya pada tahun 2019 sebanyak 942 orang mengalami kenaikan jika dibandingkan pada tahun 2018 sebanyak 846. Menurut jenis kelamin, perawat dengan jenis kelamin perempuan (73,78%) lebih banyak jika dibandingkan perawat dengan jenis kelamin laki – laki (26,22%). Sedangkan jumlah bidan yang ada di Kota Palangka Raya Tahun 2019 sebanyak 270 orang mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2018 sebanyak 351 orang.
Gambar III.4
Jumlah Perawat dan Bidan di Sarana Kesehatan (Puskesmas dan Rumah Sakit) Kota Palangka Raya Tahun 2013 - 2019
Sumber: Bidang SDK 215 230 256 267 293 351 270 542 696 678 668 758 846 942 0 200 400 600 800 1000 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 Perawat Bidan
D i n a s K e s e h a t a n K o t a P a l a n g k a R a y a Halaman 33
Rasio perawat yang ada di Kota Palangka Raya tahun 2019 adalah 332,14 per 100.000 penduduk yang berarti ada 332 orang perawat yang melayani setiap 100.000 penduduk, sedangkan rasio bidan pada tahun 2019 adalah 95,20 per 100.000 penduduk yang berarti ada 95 orang bidan yang melayani setiap 100.000 penduduk. Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2013 tentang Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011 – 2025, terget rasio perawat adalah 180 per 100.000 penduduk dan target rasio bidan adalah 120 per 100.000 penduduk. Hal ini berarti rasio perawat di Kota Palangka Raya tahun 2018 sudah berada diatas target yang ditetapkan namun rasio bidan di Kota Palangka Raya pada tahun 2018 berada dibawah target yang telah ditentukan. Meskipun, dari segi kuantitas kebutuhan perawat sudah tercukupi dan dari segi distribusi perawat dan bidan masih perlu diperhatikan kembali karena lebih terkonsentrasi di wilayah perkotaan.
C. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan dan Gizi di Sarana Kesehatan
1. Tenaga Kesehatan Masyarakat
Tenaga kesehatan masyarakat harus mampu menjadi motor penggerak dan
agent of change pembangunan kesehatan masyarakat yang dilakukan saat ini.
Kewajiban utama tenaga kesehatan masyarakat bersama dengan tenaga kesehatan lainnya adalah untuk mengupayakan masyarakat agar hidup sehat dan sejahtera baik dari segi fisik, mental, sosial dan ekonomi.
Jumlah tenaga kesehatan masyarakat di Kota Palangka Raya pada tahun 2019 adalah 43 orang mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2018 berjumlah 49 orang. Jika dilihat dari jenis kelamin, jumlah tenaga kesehatan masyarakat yang berjenis kelamin perempuan (90,70%) lebih banyak dibandingkan laki – laki (9,30%).