PROPOSAL SKRIPSI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
MEMBACA PADA KELAS V SDN 02 BUNGU
Oleh
LUSI INDRIANA SELVIANI NIM 201833139
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2022
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING PROPOSAL SKRIPSI
Proposal skripsi dengan judul PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA PADA KELAS V SDN 02 BUNGU oleh LUSI INDRIANA SELVIANI NIM 201833139 program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar disetujui untuk diseminarkan.
Kudus, 07 April 2022 Pembimbing I
Much Arsyad Fardani, M.Pd NIDN. 0614069001
Pembimbing II
Lintang Kironoratri, M.Pd NIDN. 0614129101
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Siti Masfuah, M.Pd NIDN. 0615129001
iii
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI Proposal skripsi dengan judul PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAVI BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SISWA PADA KELAS V SDN 02 BUNGU oleh LUSI INDRIANA SELVIANI NIM 201833139 ini telah diseminarkan di depan Tim Penguji pada tanggal 22 April 2022 seabagai syarat untuk melakukan penelitian.
Kudus, 26 Juni 2022 Tim Penguji
Much Arsyad Fardani, M.Pd., Ketua NIDN. 0614069001
Lintang Kironoratri, M.Pd., Anggota NIDN. 0614129101
Fina Fakhriyah, M.Pd., Anggota NIDN. 0616098701
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Siti Masfuah, M.Pd NIDN. 0615129001
iv ABSTRAK
Selviani, Lusi Indriana. (2022). Penerapan Model Pembelajaran SAVI berbantuan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Siswa Pada Kelas V SDN 02 Bungu. Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus.
Dosen Pembimbing: (1) Much Arsyad Fardani, M.Pd. (2) Lintang Kironoratri, M.Pd.
Kata Kunci: Keterampilan Membaca, Model Pembelajaran SAVI, Media Audio Visual, Aktivitas Siswa, Keterampilan Mengajar Guru
Rendahnya keterampilan membaca siswa disebabkan oleh model atau pendekatan pembelajaran guru kurang tepat. Dalam pembelajaran disekolah guru masih menggunakan pembelajaran yang monoton dan konvesional menggunakan metode ceramah yang menyebabkan rendahnya keterampilan membaca siswa. Hal ini dibuktikan dengan kenyataan yang ditemui di SDN 02 Bungu Mayong Jepara.
Keterampilan membaca siswa masih rendah, dari 23 siswa yang tuntas hanya 6 siswa dan 17 siswa selebihnya masih tergolong rendah atau belum mencapai KKM. Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan keterampilan mengajar guru, aktivitas belajar, dan mendiskripsikan peningkatan keterampilan membaca siswa menggunakan model pembelajaran SAVI berbantuan media audio visual pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA dalam menentukan ide pokok pada isi bacaan serta materi organ gerak hewan dan manusia.
Model pembelajaran SAVI adalah model pembelajaran yang proses dalam pembelajarannya melibatkan alat indra yang dimiliki oleh siswa. Pembelajaran dengan bergerak, berbicara, mendengar, mengamati, dan kemampuan memahami materi. Media audio visual adalah media pembelajaran yang penggunaannya menggunakan teknologi dilakukan dengan cara memproyeksikan ke layar monitor melalui arus listrik berupa perpaduan antara suara dan video berisi tentang materi pembelajaran yang mampu memperoleh pengetahauan.
Penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan di SDN 02 Bungu belokasi di desa Bungu RT 01/RW 01, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara dengan subjek penelitian 23 siswa dan guru, yang berlansgung selama 2 siklus masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan mengajar guru, aktivitas belajar siswa, dan keterampilan membaca siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA dalam menentukan ide pokok pada isi bacaan serta materi organ gerak hewan dan manusia. Sedangkan variabel bebas yang digunakan dalam peneltian ini adalah model pembelajaran SAVI dan media audio visual. Teknik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dan kualitatif.
v ABSTRACT
Selviani, Lusi Indriana. (2022). Application of the SAVI Learning Model Assisted by Audio Visual Media to Improve Students' Reading Skills in Class V of SDN 02 Bungu. Elementary School Teacher Education, Faculty of Teacher Training and Education, Muria Kudus University.
Supervisor: (1) Much Arsyad Fardani, M.Pd. (2) Lintang Kironoratri, M.Pd.
Keywords: Reading Skills, SAVI Learning Model, Audio Visual Media, Student Activities, Teacher Teaching Skills
The low reading skill of students is caused by the teacher's learning model or approach that is not appropriate. In learning in schools, teachers still use monotonous learning and conventionally using the lecture method which causes students' reading skills to be low. This is evidenced by the facts found at SDN 02 Bungu Mayong Jepara. Students' reading skills are still low, from 23 students who have completed only 6 students and the remaining 17 students are still low or have not reached the KKM. The problem in this research is how to improve teachers' teaching skills, learning activities, and describe the improvement of students' reading skills using the SAVI learning model assisted by audio-visual media in Indonesian and science subjects in determining the main ideas in the content of reading and material for animal and human movement organs.
The SAVI learning model is a learning model whose learning process involves the senses owned by students. Learning by moving, speaking, listening, observing, and the ability to understand the material. Audio-visual media are learning media whose use using technology is carried out by projecting onto a monitor screen through an electric current in the form of a combination of sound and video containing learning material that is able to gain knowledge.
Classroom action research to be carried out at SDN 02 Bungu is located in Bungu village RT 01/RW 01, Mayong District, Jepara Regency with 23 students and teachers as research subjects, which lasts for 2 cycles, each cycle consisting of 2 meetings. The dependent variable in this study is the teacher's teaching skills, student learning activities, and students' reading skills in Indonesian and science subjects in determining the main ideas in the reading content and material for animal and human movement organs. While the independent variables used in this research are the SAVI learning model and audio-visual media. Data collection techniques include observation, interviews, tests, and documentation. The data analysis used is quantitative and qualitative data analysis
vi DAFTAR ISI
PROPOSAL SKRIPSI ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING PROPOSAL SKRIPSI ... ii
PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN PROPOSAL SKRIPSI ... iii
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB 1 ... 13
LATAR BELAKANG ... 13
1.1 Latar Belakang... 13
1.2 Rumusan Masalah ... 19
1.3 Tujuan Penelitian ... 19
1.4 Manfaat ... 20
1.4.1 Manfaat Teoritis ... 20
1.4.2 Manfaat Praktis ... 20
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 21
1.6 Definisi Operasional ... 21
1.6.1 Model Pembelajaran SAVI ... 21
1.6.2 Media Audio Visual ... 22
1.6.3 Keterampilan Membaca ... 22
BAB II ... 23
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN ... 23
2.1 Kajian Pustaka ... 23
2.1.1 Model Pembelajaran SAVI ... 23
2.1.2 Media Audio Visual ... 31
vii
2.1.3 Keterampilan Mengajar Guru ... 34
2.1.4 Keterampilan Membaca ... 37
2.1.5 Materi Bahasa Indonesia, dan IPA Pada Kelas V ... 41
2.1.6 Aktivitas Belajar ... 42
2.2 Penelitian Relevan ... 44
2.3 Kerangka Berpikir ... 48
2.4 Hipotesis Tindakan ... 51
BAB III... 52
METODE PENELITIAN ... 52
3.1 Setting dan Karakteristik Penelitian ... 52
3.1.1 Setting Penelitian ... 52
3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian... 52
3.2 Variabel Penelitian... 52
3.2.1 Variabel Bebas ... 53
3.2.2 Variabel Terikat ... 53
3.3 Prosedur Penelitian ... 53
3.3.1 Siklus I... 56
3.3.2 Siklus II ... 59
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 61
3.4.1 Teknik Observasi ... 61
3.4.2 Teknik Wawancara... 62
3.4.3 Teknik Tes ... 62
3.4.4 Teknik Dokumentasi ... 63
3.5 Instrumen Penelitian ... 63
3.5.1 Lembar Observasi ... 63
3.5.2 Pedoman Wawancara ... 64
viii
3.5.3 Tes Keterampilan membaca Siswa ... 64
3.6 Uji Validitas ... 65
3.6.1 Uji Validitas ... 65
3.7 Analisis Data ... 66
3.7.1 Analisis Data Kuantitatif ... 66
3.7.2 Analisis Data Kualitatif ... 68
3.8 Indikator Keberhasilan ... 69
BAB IV ... 71
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 71
4.1 Hasil Penelitian ... 71
4.1.1 Analisis Data Pra Siklus ... 71
4.2 Pelaksanaan Siklus I ... 73
4.2.1 Perencanaan Siklus I ... 73
4.2.2 Pelaksanaan Siklus I ... 74
4.2.3 Refleksi Siklus I ... 84
4.3 Pelaksanaan Siklus II ... 85
4.3.1 Perencanaan ... 85
4.3.2 Pelaksanaan ... 86
4.3.3 Refleksi Siklus II... 95
4.4 Hasil Analisis Data ... 97
4.4.1 Analasis Data Ketuntasan Pra Siklus ... 97
4.4.2 Analisis Data Siklus I ... 97
4.4.3 Analisis Data Ketuntasan Siklus II ... 98
4.5 Pembahasan Hasil Peneleitian ... 99
4.5.1 Keterampilan Mengajar Guru ... 100
4.5.2 Aktivitas Belajar Siswa ... 101
ix
4.5.3 Keterampilan Membaca Siswa ... 102
BAB V ... 104
PENUTUP ... 104
5.1 Kesimpulan... 104
5.2 Saran ... 105
DAFTAR PUSTAKA ... 106
LAMPIRAN ... 109
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Jadwal Pelaksanaan Penelitian... 110
Lampiran 2 Kisi-Kisi Soal PRA Siklus... 111
Lampiran 3 Lembar Kerja Peserta Didik PRA Siklus ... 113
Lampiran 4 Kunci Jawaban PRA Siklus ... 118
Lampiran 5 Rubrik Penilaian PRA Siklus ... 123
Lampiran 6 Daftar Nilai ... 125
Lampiran 7 Hasil Kerja Peserta Didik PRA Siklus ... 126
Lampiran 8 Pedoman Wawancara Guru ... 131
Lampiran 9 Lembar Hasil Wawancara Guru ... 132
Lampiran 10 Lembar Pedoman Wawancara Siswa ... 134
Lampiran 11 Lembar Hasil Wawancara Siswa ... 135
Lampiran 12 Lembar Kisi-Kisi Observasi Aktivitas Siswa ... 138
Lampiran 13 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 139
Lampiran 14 Lembar Kisi-kisi Observasi Keterampilan Membaca Siswa ... 141
Lampiran 15 Lembar Observasi Keterampilan Membaca Siswa ... 142
Lampiran 16 Indikator Keterampilan Membaca Siswa ... 144
Lampiran 17 Lembar Kisi-Kisi Observasi Sikap Siswa ... 146
Lampiran 18 Lembar Penilaian Sikap Siswa ... 147
Lampiran 19 Lembar Observasi Keterampilan Mengajar Guru ... 150
Lampiran 20 Lembar Silabus ... 152
Lampiran 21 RPP Siklus I Pertemuan I ... 155
Lampiran 20 RPP Siklus I Pertemuan II ... 157
Lampiran 21 RPP Siklus II Pertemuan I ... 159
Lampiran 22 RPP Siklus I I Pertemuan II ... 161
Lampiran 23 Kisi-Kisi Lembar Kerja Peserta Didik Siklus I ... 163
Lampiran 24 Lembar Kerja Pesrta Didik Siklus I ... 165
Lampiran 25 Kunci Jawaban Lembar Kerja Peserta Didik Siklus I ... 170
Lampiran 26 Kisi-Kisi Lembar Kerja Peserta Didik Siklus II ... 175
Lampiran 27 Lembar Kerja Peserta Didik Siklus II ... 177
x
Lampiran 28 Kunci Jawaban Lembar Kerja Peserta Didik Siklus II ... 182
Lampiran 29 Lembar Kisi-Kisi Akhir Siklus I ... 185
Lampiran 30 Lembar Akhir Siklus I ... 187
Lampiran 31 Lembar Kunci Jawaban Akhir Siklus I ... 191
Lampiran 32 Lembar Rubrik Penilaian Siklus I ... 195
Lampiran 33 Lembar Kisi-Kisi Soal Akhir Siklus II ... 197
Lampiran 34 Lembar Akhir Siklus II... 199
Lampiran 35 Lembar Kunci Jawaban Akhir Siklus II ... 203
Lampiran 37 Lembar Rubrik Penilaian Siklus II... 206
Lampiran 37 Lembar Validitas Isi Expert Judgment Siklus I ... 208
Lampiran 38 Lembar Validitas Isi Expert Judgment Siklus I ... 210
Lampiran 39 Lembar Validitas Isi Expert Judgment Siklus II ... 212
Lampiran 40 Lembar Validitas Isi Expert Judgment Siklus II ... 214
Lampiran 41 Lembar Validasi Media Audio Visual ... 216
Lampiran 42 Lembar Validasi Media Audio Visual ... 218
Lampiran 43 Media Pembelajaran ... 220
Lampiran 44 Gambar dokumentasi PRA Siklus ... 222
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 aktivitas sesuai dengan caragaya belajar siswa ... 28
Tabel 2. 2Tabel Penelitrian Relevan ... 47
Tabel 3. 1 Indikator dan pembagian materi siklus I...………57
Tabel 3. 2 Indikator dan pembagian materi siklus II ... 59
Tabel 3. 3 Kategori Penilaian Tingkat Kevalidan Instrumen ... 65
Tabel 3. 4 kategori keterampilan membaca ... 66
Tabel 3. 5 Presentase ketuntasan klasikal ... 67
Tabel 3. 6 Kategori aktivitas siswa ... 68
Tabel 4. 1 Tingkat Ketuntasan Belajar Pra Siklus ………72
Tabel 4. 2 Hasil Tes Akhir Siklus I ... 79
Tabel 4. 3 Presentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 81
Tabel 4. 4 Hasil Tes Akhir Siklus II ... 90
Tabel 4. 5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 92
Tabel 4. 6 Analisis Ketuntasan Hasil Pra Siklus ... 97
Tabel 4. 7 Analisis Ketuntasan Hasil Siklus I ... 98
Tabel 4. 8 Peningkatan Hasil Observasi Keterampilan Mengajar Guru ... 100
Tabel 4. 9 Peningkatan Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 101
Tabel 4. 10 Peningkatan Keterampilan Membaca Siswa ... 103
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Langkah Model SAVI ... 25
Gambar 2. 2 Media Audio Visual ... 33
Gambar 2. 3Kerangka berpikir ... 50
Gambar 3. 1 Model Stephen Kemmis dan Roby ………54
Gambar 4. 1 Kegiatan Awal Pembelajaran Siklus I ………75
Gambar 4. 2 Siswa Mengamati Tayangan Video ... 76
Gambar 4. 3 Siswa Berkelompok Mengerjakan LKPD Siklus I ... 76
Gambar 4. 4 Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus I... 78
Gambar 4. 5 Kegiatan Akhir Pembelajaran Persiapan Untuk Pulang ... 79
Gambar 4. 6 Siswa Berkelompok Mengerjakan LKPD ... 87
Gambar 4. 7 Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi ... 88
Gambar 4. 8 Kegiatan Akhir Siklus II Pertemuan Ke 1 ... 88
Gambar 4. 9 Kegiatan Awal Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2 ... 89
Gambar 4. 10 Siswa Mengerjakan Tes Akhir Siklus II ... 89
Gambar 4. 11 Kegiatan Akhir Pembelajaran Siklus II Pertemuan Ke 2 ... 90
Gambar 4. 12 Diagram Ketuntasan Nilai Keterampilan Membaca ... 97
Gambar 4. 13 Diagram Ketuntasan Nilai Keterampilan Membaca ... 98
Gambar 4. 14 Diagram Ketuntasan Nilai Keterampilan Membaca ... 99
Gambar 4. 15 Diagram Peningkatan Keterampilan Mengajar Guru Pada Siklus I dan Siklus II... 101
Gambar 4. 16 Diagram Penigkatan Aktivitas Belajar Siswa ... 102
13 BAB 1
LATAR BELAKANG
1.1 Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan materi pembelajaran yang wajib dipelajari di sekolah. Bahasa Indonesia sendiri merupakan alat komunikasi yang menjadi salah satu ciri khas bangsa Indonesia dan digunakan sebagai bahasa nasional. Belajar merupakan alat utama dalam mencapai tujuan pembelajaran sebagai unsur proses pendidikan di sekolah. Dalam pembelajaranbahasa Indonesia ini mencangkup empat aspek keterampilan, yaitu antaralain sebagai berikut:aspek keterampilan membaca, aspek keterampilan menyimak, aspek keterampilan menulis, dan aspek keterampilan berbicara. Keterampilan membaca merupakan salah satu jalan bagi siswa untuk mendapatkan informasi dalam proes pembelajaran melalui media teks. Aktivitas membaca siswa sebagai salah satu keterampilan berbahasa Indonesia yang bertujuan memahami ide, gagasan dan perasaan dari teks bacaan.Tarigan (1985: 32) berpendapat Membaca adalah tahap yang dilakukan dan dimanfaatkan oleh pembaca untuk menerima pesan yang akan disampaikan oleh penulis melalui kata-kata atau bahan tertulis atau memetik dan memahami arti yang terkandung dalam bahan tertulis. Ekwal (2020) juga berpendapat bahwa membaca pemahaman adalah kemampuan yang berarti untuk memahami ide pokok dari suatu bacaan, memahami detail yang penting dan menumbuhkan pikiran kreatif visual.Salah satu masalah yang tampak dalam proses pembelajaran di Indonesia merupakan kurangnya dari sistem pembelajaran. Dalam sistem pembelajaran, siswa kurang didorong untuk menumbuhkan kemampuan berfikir.
Proses pembelajaran hanya ditujukan pada kemampuan mengingat informasi, siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun informasi tanpa dituntut untuk memahami isi informasi pada sebuah teks bacaan.
14
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan dan dimanfaatkan oleh pembaca untuk menerima pesan yang akan disampaikan oleh penulis melalui bahasa yang tersusun. Melalui membaca, kita dapat menyampaikan pemikiran atau mencari informasi dari sebuah teks pemahaman.(Zuchdi dalam Dien, 2021), mendefinisikan membaca sebagai proses komunikasi yang berupa pemerolehan informasi dari penulis oleh pembaca. Pernyataan tersebut mengungkapkan bahwa membaca bertujuan untuk memperoleh informasi.Pada dasarnya, membaca pemahaman adalah kelanjutan dari membaca awal.Di sini, pembaca umumnya tidak dituntut untuk menghafalkan huruf secara benar dan merangkai setiap bunyi, struktur kata, dan kalimat. Namun, di sini ia perlu memahami inti dari bacaan yang ia teliti. Dengan cara ini, hasil sebenarnya dari membaca adalah untuk memahami isi bacaan yang dibacanya. Ada beberapa aspek yang harus dikuasai siswa dalam memahami isi bacaan atau pesan yang dituangkan penulis dalam bacaan. (Dien, 2021)menyatakan ada beberapa aspek dalam memahami isi bacaan adalah sebagai berikut:
1) Aspek memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal) Siwa dituntut untuk memahami pengertian sederhana yang terdapat dalam teks bacaan berupa lesikal (makna konotasi dan denotasi), gramatikal (perubahan bentuk kata), dan retorikal (kemampuan dalam membuat argument).
2) Aspek memahmi signifikan atau makna
Siswa dituntut memahami maksud dan tujuan pengarang relevansi atau keadaan kebudayaan, reaksi pembaca dalam teks bacaan yang telah dibaca.
3) Aspek mengevaluasi isi
Siswa dituntut untuk mencari atau mengumpulkan informasi dari teks bacaan yang telah dibaca kemudian digunakan untuk alternatife terbaik dalam membuat kesimpulan
4) Aspek kemampuan reaksi
Kemampuan siswa dalam melakukan tindakan atau reaksi dalam membaca teks.
15 5) Aspek membuat kesimpulan
Aspek penyesuaian tujuan, aspek mengevaluasi isi, aspek kemampuan reaksi, dan aspek membuat kesimpulan.
Dalam pembelajaran di sekolah, masalah kesulitan belajar yang dialami siswa, disebabkan oleh model atau pendekatan pembelajaran guru kurang tepat.
Sehingga keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran berkurang yang dapat mempengaruhi keterampilan membacanya.Selanjutnya, sehubungan dengan berhasil atau tidaknya siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa variabel. Variabel-variabel ini ada di dalam dan di luar diri sendiri. Untuk variabel dari dalam diri sendiri yaitu motivasi dan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran, sedangkan variabel dari luar diri sendiri yaitu keterampilan mengajar guru masih banyak yang menggunakan metode konvesional dengan teknik ceramah, dan sarana media pendukung yang tidak memadai.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru di SDN 02 Bungu pada hari Rabu, 19 Januari 2022 memperoleh beberapa informasi mengenai penyebab rendahnya keterampilan membaca siswa, antara lain sebagai berikut: (1) Pembelajaran dikelas masih menggunakan konvesional yang berpusat pada guru dan metode ceramah, (2) Kurangnya media yang digunakan untuk penunjang pembelajaran, (3)Masih kurangnya aktivitas siswa dalam belajar, siswa cenderung pasif atau diam, dan(4) Peneliti melihat bahwa beberapa siswa di kelas V ini kurang bersemangat dalam menerima pembelajaran bahasa Indonesia dan kurangnya pemahaman menentukan ide pokok dari sebuah teks bacaan. Dilihat dari data nilai ulangan keterampilan membaca siswa saat melakukan observasi pada kelas V dalam pembelajaran bahasa Indonesia, dan IPA yang diperoleh yaitu 69 dengan rata-rata KKM yang telah ditentukan yaitu 75, dari 23 siswa hanya 6 siswa yang tuntas dan 17 siswa selebihnya masih tergolong rendah atau belum mencapai KKM. Dalam proses pembelajaran masih sedikit siswa yang memiliki semangat untuk belajar dan kemampuan untuk mencari informasi dari sebuah teks bacaan yang ditunjukkan oleh keaktifan dalam menjawab pertanyaan,dilihat dari data nilai rata-rata ulangan keterampilan membaca siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan IPA yang diperoleh dari hasil observasi kelas V SDN 02
16
Bungu yaitu 69 dengan rata-rata KKM yang telah ditentukan yaitu 75, dari 23 siswa hanya 6 siswa yang tuntas, dan 17 siswa selebihnya masih tergolong rendah atau belum mencapai KKM. mengajukan pertanyaan kepada guru dan memaparkan informasi yang didapat dengan benar.
Berdasarkan masalah yang terjadi, maka perlu dicari solusi untuk permaslahan tersebut. Solusi tersebut diharapkan dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa. Salah satu solusi untuk masalah ini adalah dengan meningkatkan keterampilan mengajar guru. Keterampilan mengajar guru adalah seperangkat kemampuan atau kecakapan guru dalam melatih atau membimbing aktivitas dan pengalaman serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri pada lingkungan. Sitepu dkk, (2020) menyatakan bahwa keterampilan mengajar adalah suaatu kemampuan khusus yang dimiliki seorang guru agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efesien, dan profesional dengan melalui penguasaan dan pengemplimentasian keterampilan dasar yang baik seorang guru akan mampu menciptakan situasi, kondisi, dan lingkungan belajar yang akan mendukung proses belajar yang kondusif. Dalam keterampilan mengajar guru diperlukanya penggunaan model dan media pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran adalah cara yang dapat berfungsi sebagai instrumen untuk mencapai tujuan pembelajaran dan media pembelajaran berfungsi meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa sehingga siswa dapat berpikir dan menganalisis materi dengan baik.
Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah model pembelajaran yang dapat memahami kondisi siswa, dapat mengaktifkan semua siswa, dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengoptimalkan aktivitasnya dengan memanfaatkan semua indera yang dimiliki dan mempraktikkan materi yang sedang dipelajari secara langsung.Salah satu model pembelajaran yang dapat memaksimalkan aktivitas siswa dan memberikan pengalaman bermakna bagi siswa dalam proses pembelajaran adalah model dan media pembelajaran yang tepat.
Model pembelajaran SAVI merupakan model pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan alat indera yang dimiliki siswa
17
yang melibatkan beberapa unsur yaitu raga (somatis), suara (auditori), gambar (visual), pemahaman (intelektual) siswa agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Istilah SAVI sendiri bermakna gerakan tubuh, dimana belajar haruslah menggunakan indera melalui mengamati, menggambar, mendemonstrasikan, membaca, menggunakan media dan alat peraga.Intelectualy yang bermakna bahwa belajar haruslah dengan konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar,menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, menciptakan, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan. (Suyatno, 2009: 65) Pengertian tersebut menekankan bahwa model pembelajaran SAVI haruslah memanfaatkan semua alat indra yang dimiliki oleh siswa. Dalam model pemebelajaran SAVI Ada empat tahapan dalam belajar (Meier, 2000:106-108) yaitu tahap persiapan, tahap prnyampaian, tahap pelatihan, dan tahap penampilan.
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa, memberikan perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar.
2. Tahap penyampaian
Pada tahap ini guru membantu siswa menemukan materi belajar yang baru dengan cara yang menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan panca indra dan cocok untuk semua gaya belajar.
3. Tahap pelatihan
Pada tahap ini guru membantu siswa mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara
4. Tahap penampilan
Pada tahap ini guru membantu siswa menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat.
Selain model pembelajaran yang tepat pembelajaran merupakan satu hal yang kompleks sehingga diperlukan alat bantu berupa media yang relevan untuk menyampaikan berita atau informasi, yang dapat merangsang minat, pemikiran,
18
emosi, serta perhatian siswa terhadap materi pembelajaran salah satunya dengan menggunakan media Audio Visual.
Media Audio Visual merupakan salah satu media yang mampu merangsang motivasi serta minat seseorang dalam belajar. Ditinjau dari semua aspek, media semacam ini merupakan pilihan yang dapat digunakan guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis teknologi. Menurut (Sadiman, 1996:83) Media audio visual juga merupakan perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat anak mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Berdasarkan sudut pandang yang berbeda, pembelajaran berbasis media audiovisual dapat digunakan sebagai pilihan alternatif untuk mengoptimallisasikan pembelajaran, adapun kemudahan yang dapat diperoleh dengan menggunakan media pembelajaran berbasis audiovisual adalah (a) kemudahan dalam proses pengemasan, (b) menarik motivasi siswa, (c) kemudahan dalam editing (reshuffle), (d) kemudahan akses secara daring (online) maupun tatap muka secara langsung, Melalui pemanfaatan teknologi komputer, pembelajaran audiovisual diharapkan mampu menyajikan materi yang lebih bervariatif, termasuk visualisasi sebuah bahan ajar, sehingga mampu meningkatkan kemampuan siswa saat belajar.
Disamping itu pembelajaran audiovisual dapat dilakukan secara interaktif, melalui lalu lintas dua arah antara guru, siswa, dan media, yang terjadi selama proses pembelajaran.
Penelitian terdahulu yang serupa adalah penelitian Nur (2018) yang berjudul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Savi (Somatis Auditori Visual Intelektual) Terhadap Hasil Belajar Murid Dalam Keterampilan Membaca Bahasa Indonesia Kelas V SD Inpres Ana Gowa Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa Dapat meningkatkan hasil belajar dalam keterampilan membaca bahasa Indonesia kelas V SD Inpres Ana Gowa. Perbedaanya dengan penelitian saat ini denganpeneliti (Nur, 2018), yaitu meningkatkan hasil belajar menggunakan model pembelajaran SAVI, sedangkan pada penelitian saat ini menggunakan model pembelajaran SAVI berbantuan media pembelajaran. Terdapat juga penelitian yang serupa dengan penelitian menggunakan media audio visual yaitu penelitian
19
dari (Saputro,dkk 2021) yang berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Dengan Menggunakan Media Audio Visual Di Sekolah Dasar. Penelitian tersebut dilakukan pada kelas II SDN 04 Kemiri Kecamatan Kebak Kramat Kabupaten Karanganyar. Dapat dikatakan bahwa menggunakan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa.Perbedaan penelitian saat ini dengan penelitian (Saputro,dkk 2021) terletak pada subjek kelas yang diteliti dan penggunakan model pembelajaran yang digunakan. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Savi Berbantuan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Pada Kelas V SDN 02 Bungu”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaiamana keterampilan mengajar guru dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa dengan menggunakan model pembelajaran SAVI berbantuan media audio visual pada siswa kelas V SDN 02 Bungu?
2. Bagaimana aktivitas siswa terhadap keterampilan membaca menggunakan model pembelajaran SAVI berbantuan media audio visual pada siswa kelas V SDN 02 Bungu?
3. Bagaimana penerapan model pembelajaran SAVI berbantuan media audio visual terhadap peningkatan keterampilan membaca pada siswa kelas V SDN 02 Bungu?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan keterampilan mengajar guru dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa dengan menggunakan model pembelajaran SAVI berbantuan media audio visual pada siswa kelas V SDN 02 Bungu 2. Mendeskripsikan aktivitas siswa terhadap keterampilan membaca
menggunakan model pemebelajaran SAVI berbantuan media audio visual pada siswa kelas V SDN 02 Bungu
20
3. Mendeskripsikan seberapa besar peningkatan keterampilan membaca siswa dalam menggunakan model pembelajaran SAVI berbantuan media audio visual pada siswa kelas V SDN 02 Bungu
1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis dan praktis kepada pihak yang bersangkutan.
1.4.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoretis yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini diharapkan dapat penambah wawasan dalam melakukan penelitian untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa .
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi ilmiah dalam bidang pendidikan.
1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi Siswa
a. Dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa.
b. Dapat memberikan referensi model dan media pembelajaran yang variatif, kreatif, dan menyenangkan dalam model pembelajaran Somatis Auditory Visual Intelektual berbantuan media audio visual.
2. Bagi Guru
a. Dapat mengembangan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan pertimbangan dalam penerapan model dan media pembelajaran yang menarik, efektif, dan efisien
b. Sebagai motivasi guru untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa dengan menggunakan model berbantuan media yang tepat.
3. Bagi Sekolah
a. Sebagai bahan acuan bagi perbaikan kualitas pembelajaran di kelas, dan hasil penelitian dapat meningkatkan kualitas pendidikan sekolah yang semakin maju
21 4. Bagi Peneliti
Dalam penelitian ini, diharapkan peneliti sebagai calon guru sekolah dasar dapat memilih model pembelajaran yang tepat dan penggunaan media pembelajara yang membangun minat, motivasi,dan menyenangkan bagi siswa agar suasana pembelajaran aktif dan kreatif.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini berfokus pada keterampilan membaca siswa pada materi bahasa Indonesia 3.1 Menentukan pokok pikiran dalam teks lisan dan tulis. 4.1 Menyajikan hasil identifikasi pokok pikiran dalam teks tulis dan lisan secara lisan, tulis dan visual.
Selain materi bahasa Indonesia peneliti juga mengambil materi IPA 3.1 Menjelaskan alat gerak dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan alat gerak manusia, dan 4.1 membuat model sederhana alat gerak manusia dan hewan dengan menggunakan model pembelajaran SAVI berbantuan media audio visual pada siswa kelas V SDN 02 Bungu.
1.6 Definisi Operasional
Untuk menghindari penafsiran yang keliru dari pembaca dalam memahami maksud yang terkandung dalam skripsi yang berjudul “Penerapan Model PembelajaranSAVI Berbantuan Media Audio Visual Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pada Kelas V SDN 02 Bungu” maka peneliti akan memberikan batasan pengertian sebagai berikut :
1.6.1 Model Pembelajaran SAVI
Model SAVI yang dimaksud peneliti adalah kemampuan dalam memilih model pembelajaran yang sesuai untuk dapat mengoptimalkan aktivitas pembelajaran dengan menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan alat indera yang dimiliki siswa yang melibatkan beberapa unsur yaitu raga (somatic), suara (auditori), gambar (visual), pemahaman (intelektual) siswa agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
22 1.6.2 Media Audio Visual
Media Audio Visual yang dimaksud peneliti yaitu alat yang digunakan dalam pemebelajaran sebagai perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya dengan penayangan video animasi melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat anak mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
1.6.3 Keterampilan Membaca
Keterampilan membaca yang dimaksud peneliti adalah keterampilan membaca pemahaman dalam sebuah teks cerita untuk menentukan isi dalam sebuah teks cerita yang pada umumnya tidak dituntut untuk menghafalkan huruf secara benar dan merangkai setiap bunyi, struktur kata, dan kalimat. Namun, disini ia perlu memahami inti dari bacaan yang ia baca atau mencari informasi dari sebuah teks bacaan pada setiap paragraf.
23 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Model Pembelajaran SAVI
2.1.1.1 Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah satu cara kegiatan belajar mengajar secara bertahap yang ditempuh oleh guru dan siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik(Halik, 2012).Model pembelajaran merupakan prosedur atau pola sistematis yang digunakan sebagai pedoman untuk mencapai tujuan pembelajaran didalamnya terdapat strategi, teknik, metode, bahan, media dan alat penilaian pembelajaran (Afandi, 2013). Selanjutnya (Kaban, dkk. 2020).Juga berpendapat bahwa model pembelajaran merupakan suatu langkah-langkah atau pola yang digunakan dalam proses pembelajaran kemudian diterapkan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan membuat pembelajaran lebih efisen dan efektif.Dalam model pembelajaran terdapat suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai alat bantu dalam mengatur pembelajaran di kelas.Model pembelajaran merupakan suatu langkah-langkah atau pola yang digunakan dalam proses pembelajaran kemudian diterapkan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan membuat pembelajaran lebih efisen dan efektif. Dari beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai alat bantu dalam mengatur pembelajaran di kelas. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan (terdapat strategi, teknik, metode, bahan, media dan alat penilaian pembelajaran), termasuk dalam tujuan-tujuan pengajaran, tahapan dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan ruang belajar pelaksanaan dikelas.
24 2.1.1.2 Model Pembelajaran SAVI
Model pembelajaran SAVI merupakan cara belajar yang menggabungkan antara gerakan fisik, dengan aktivitas intelektual, dan penggunaan semua alat indra untuk memberikan pengaruh yang besar pada proses belajar (Kusdiyanti, 2018).
Model pembelajaran SAVI adalah model yang menyajikan sistem seacara lengkap untuk melibatkan kelima indera dan emosi dalam belajar, yang merupakan cara belajar secara alami. Somatis artinya belajar dengan bergerak dan berbuat, Auditori artinya belajar dengan berbicara dan mendengar, Visualartinya belajar dengan menggambar dan mengamati, dan Intelektual artinya belajar dengan memecahkan masalah dan menerangkan (Rusman, 2012:373). Selanjutnyamenurut (Aris, 2014:
177-178)terdapat 4 karakteristik model pembelajaran SAVI, yaitu: (a) Somatic (belajar dengan berbuat dan bergerak) bermakna gerakan tubuh (aktifitas fisik), yakni belajar dengan mengalami dan melakukan; (b) Auditory (belajar dengan berbicara dan mendengar) bermakna belajar haruslah melalui mendengar, menyimak, berbicara, presentasi, argumentai, mengemukakan pendapat, dan menanggapi; (c) Visualization (belajar dengan mengamati dan menggambarkan) bermakna belajar haruslah menggunakan indera mata melalui mengamati, menggambarkan, mendemonstrasikan, menggunakan media dan alat peraga; (d) Intellectualy (belajar dengan memecahkan masalah dan berfikir) bermakna belajar haruslah menggunakan kemampuan berpikir, konsentrasi pikiran dan berlatih menggunakannya melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan masalah, dan menerapkannya.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran SAVI adalah model pembelajaran yang proses dalam pembelajarannya melibatkan alat indra yang dimiliki oleh siswa. Pembelajaran dengan bergerak, berbicara, mendengar, mengamati, dan kemampuan memahami materi.
25 2.1.1.3 Langkah Model Pembelajaran SAVI
Gambar 2. 1 Langkah Model SAVI
Model pembelajaran SAVI menurut (Rusman, 2012:373-374) adalah sebagai berikut:
1. Persiapan
Tujuan tahap persiapan adalah menimbulkan minat para pembelajar, member i peserta didik perasaan positif mengenai pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan peserta didik dalam situasi optimal untuk belajar (Rusman, 2012:373-374).
2. Penyampian
Tujuan tahap ini adalah membantu pembelajar menemukan materi belajar yang baru dengan cara yang menarik, menyenangkan, relevan, melibatkan panca indra, dan cocok untuk semua gaya belajar (Rusman, 2012:373-374).
Persiapan
Penyampaian
Pelatihan
Penampilan
26 3. Tahap persiapan
Tujuan pada tahap ini adalah membantu pembelajar mengintregasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara (Rusman, 2012:373-374).
4. Penampilan Hasil
Tujuan pada tahap ini, membantu pembelajar menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan baru peserta didik dengan pekerjaan, sehingga hasil belajar akan melekat dan terus meningkat (Rusman, 2012:373-374).
Selanjutnya langkah-langkah model pembelajaran menurut (Hendry, 2009) antara lain sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Pada tahap persiapan guru dituntut untuk memiliki beberapa penguasaanatau keahlian dalam mengajar dengan menggunakan model pembelajaran SAVI, antara lain sebagai berikut: 1) merberikan sugestif positifdengan memberikan motivasi kepada siswa untuk semangat belajar dan menjadi yang lebih baik lagi, 2) memberikan pertanyaan yang bermanfaat bagi siswa dengan memicu siswa atau mendorong siswa untuk mengingat materi sebelumnya yang telah diajarkan oleh guru, 3)memberikan tujuan yang jelas dan signifikan dengan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari (Hendry, 2009).
2. Tahap penyampaian
Pada tahap penyampaian pembelajaran dengan menggunakan model SAVI yaitu dengan 1) pelibatan seluruh otak, dan seluruh tubuh siswa, 2) pemaparan materi dengan menggunakan sarana presentasi yang menarik siswa, 3) pada tahap penyampaian siswa dibantu guru dalam menemukan materi belajar dengan melibatkan panca indra (Hendry, 2009).
3. Tahap pelatihan
Pada tahap pelatihan siswa mempunyai usaha aktif atau umpan balik dalam pembelajaran dengan menyelesaikan soal latihan yang diberikan guru dengan cara kerja kelompok dan pemberian evaluasi soal secara individu (Hendry, 2009).
27 4. Tahap penampilan hasil
Pada tahap penampilan hasil guru membantu siswa dalam memperluas pengetahuan atau keterampilan baru pada pekerjaan merekan dengan cara mempresntasikan hasil kerja mereka didepan kelas sehingga hasil belajar akan melekat dan penampilan hasil akan meningkat (Hendry, 2009).
Selanjutnya langkah-langkah model pembelajaran SAVI menurut (Shoimin, 2014:178) adalah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan (Kegiatan pendahuluan)
Pada tahap ini guru membangkitkan minat siswa, memberikan perasaan positif mengenai pengalaman pengalaman belajar yang akan datang, dan menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk belajar Shoimin, 2014:178).
2. Tahap penyampaian (Kegiatan Inti)
Pada tahap ini hendaknya guru membantu siswa menemukan materi belajar yang baru dengan cara melinbatkan panca indra dan cocok untuk semua gaya belajar (Shoimin, 2014:178)..
3. Tahap pelatihan (Kegiatan Inti)
Pada tahap ini guru hendaknya membantu siswa mengintegrasikan dan menyerap pengetahuan dan keterampilan baru dengan berbagai cara (Shoimin, 2014:178)..
4. Tahap penampilan hasil (Tahap penutup)
Pada tahap ini hendaknya guru membantu siswa menerapkan dan memperluas pengetahuan atau keterampilan baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil belajar akan melekat dan penampilan hasil akan terus meningkat (Shoimin, 2014:178).
Pada penelitian ini peneliti akan menggunakan langkah model pembelajaran SAVI menurut (Shoimin, 2014:178). Yang terdiri dari 4 tahapan yaitu antara lain sebagaia berikut: (1) Tahap persiapan (Kegiatan pendahuluan), (2) Tahap penyampaian (Kegiatan inti), (3) Tahap pelatihan (Kegiatan inti), dan (4) Tahap penampilan hasil (Kegiatan penutup). Contoh membuat aktivitas sesuai dengan cara belajar/gaya belajar siswa dijelaskan dalam tabel di bawah ini (Shoimin, 2014:180)
28
Tabel 2. 1 aktivitas sesuai dengan caragaya belajar siswa
Gaya Belajar Aktivitas
Somatis Orang dapat bergerak ketika mereka:
1. Membuat model dalam suatu proses atau prosedur.
2. Memeragakan suatu proses, sistem, atau seperangkat konsep.
3. Mendapatkan pengalaman atau menceritakannya
(merefleksikannya).
4. Menjalankan pelatihan beljar aktif (stimulus, permainan belajar,dll).
5. Melakukan kajian lapangan, lalu tulis, gambar, dan bicarakan tentang apa yang dipelajari.
Auditori Berikut ini gagasan-gasan awal untuk meningkatkan sarana auditori dalam belajar:
1. Ajaklah pembelajar membaca keras dari buku panduan atau komputer.
2. Ceritakanlah kisah-kisah yang mengandung materi pembelajaran yang didalam buku pembelajaran yang dibaca mereka.
3. Mintalah pembelajar mempraktikan sesuatu keterampilan atau memperagakan suatu fungsi sambil mengucapkan secara singkat dan terperinci apa yang sedang mereka kerjakan.
4. Mintalah pembelajar berkelompok dan bicara nonstop saat sedang menyusun pemecahan masalah atau membuat rencana jangka panjang.
Visual Hal-hal yang dilakukan untuk
meningkatkan pembelajaran visual adalah sebagai berikut:
1. Bahasa yang penuh gambar (metafora, analogi).
2. Grafik presentasi yang hidup.
3. Benda 3 dimensi.
4. Bahasa tubuh yang dramatis 5. Cerita yang hidup
29
6. Kreasi pictogram (oleh pendengar).
7. Pengamatan lapangan 8. Dekorasi berwarna warni 9. Ikon alat bantu kerja
Intelektual Aspek intelektual dalam belajar akan terlatih jika pembelajaran diarahkan dalam aktivitas seperti berikut :
1. Memecahkan masalah 2. Menganalisis pengalaman
3. Mengerjakan perencanaan strategis 4. Memilih gagasan kreatif
5. Mencari dan menyaring informasi dari sebuah bacaan
6. Merumuskan pertanyaan
7. Menerapkan gagasan baru pada pekerjaan
8. Menciptakan makna pribadi
9. Meramalkan implikasi suatu gagasan
2.1.1.4 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran SAVI 2.1.1.4.1 Kelebihan dari model SAVI
Kelebihan model pembelajaran SAVI yaitu membangkitkan kecerdasan terpadu siswa secara penuh melalui penggabungan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual, didesain agar suasana belajar menjadi menyenangkan, menarik, sehingga siswa tidak mudah lupa, karena semua proses pembelajaran tersebut melekat pada diri sendiri, mampu membangkitkan kreativitas dan meningkatkan kemampuan psikomotor siswa, memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa, siswa akan termotivasi untuk belajar lebih baik, melatih siswa untuk terbiasa mengemukakan pendapat, bertanya, maupun menjawab pertanyaan, dan kelebihan yang sangat kuat adalah merupakan variasi yang cocok untuk semua gaya belajar (Alfiani, 2012). Kelebihan model pembelajaran SAVI (Meier, 2002:117) antara lain: 1) Membangkitkan kecerdasan terpadu siswa; 2) memunculkan suasana belajar yang lebih baik, menarik, dan efektif; 3) membangkitkan kreatifitas dan meningkatkan kemampuan psikomotor siswa; 4) memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa melalui pembelajaran secara visual, auditori, dan intelektual.
30
Selanjutnya kelebihan model pembelajaran SAVI menurut (Kusdiyanti, 2018) adalah sebagai berikut :
1. Belajar Somatis
Siswa dapat belajar dengan indra peraba, kinestis, praktis, melibatkan fisik dan menggunakan serta menggerakan tubuh sewaktu belajar.
2. Bealajar Auditory
Siswa dapat belajar dengan melibatka kemampuan pendegaran. Ketika telinga menangkap dan menyimpan informasi, beberapa area penting di otak menjadi aktif.
3. Belajar Visual
Siswa dapat belajar dengan melibatkan kemampuan penghlihatan, dengan alasan bahwa didalam otak terdapat lebih banyak perangkat memperoses informasi visual dari pada indra yang lain.
4. Belajar Intelektual
Siswa dapat belajar dengan melibatkan kemampuan berfikir, yaitu dengan memecahkan masalah dan merenung.
Dari beberapa penjelasan kelebihan model pembelajaran SAVI diatas dapat disimpulkan bahwa dengan model pembelajaran SAVI dapat membangkitkan kecerdasan siswa dengan menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas intelektual, didesain agar suasana belajar menjadi menyenangkan, menarik, mampu membangkitkan kreativitas dan meningkatkan kemampuan psikomotor siswa, memaksimalkan ketajaman konsentrasi siswa, siswa akan termotivasi untuk belajar lebih baik, melatih siswa untuk terbiasa mengemukakan pendapat, bertanya, maupun menjawab pertanyaan.
2.1.1.4.2 Kelemahan dari model SAVI
Kelemahan model pembelajaran SAVI yaitu model ini menuntut adanya guru yang sempurna sehingga dapat memadukan keempat komponen dalam SAVI secara utuh, dan membutuhkan kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran yang menyeluruh dan disesuaikan dengan kebutuhannya, sehingga memerlukan biaya pendidikan yang sangat besar(Ekawati, 2019). Kelemahan dari model
31
pembelejaran SAVI (Alfiani, 2012) adalah model ini menuntut adanya guru yang kreatif, inovatif, sehingga dapat memadukan keempat unsur secara utuh, dan membutuhkan waktu yang lama terutama bila siswa yang lemah. Selanjutnya kelemahan model pembelajaran SAVI (Kusdiyanti, 2018) antara lain sebagai berikut:
1. Guru harus mempersiapkan diri jauh hari sebelum melaksanakan pembelajaran.
2. Pembelajaran dengan menggunkan model SAVI memerlukan waktu yang panjang saat proses belajar mengajar berlangsung.
3. Pembelajaran SAVI membutuhkan guru yang berkemampuan sosial baik.
4. Penerapan pembelajaran SAVI 90% harus mengenal karakteristik siswa.
Dari beberapa penjelasan kelemahan model pembelajaran SAVI menurut apara ahli dapat disimpulkan bahwa dalam penggunaan model pembelajaran SAVI kelemahan yang dihadapi yaitu, memerlukan guru yang kreatis dan inovatif dalam memadukan keempat unsur model pembelajaran SAVI, waktu yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran panjang, dan membutuhkan kelengkapan sarana dan prasarana pembelajaran yang menyeluruh yang disesuaikan dengan kebutuhannya.
2.1.2 Media Audio Visual
Media pembelajaran merupakan alat yang digunakan untuk merangsang kegiatan pemebelajaran siswa di kelas. Pengertian media menurut (Arsyad, 2014), media pendidikan adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. (Sanjaya, 2011) mengemukakan media pembelajaran meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat lunak yang mengandung pesan. Selanjutnya (Prastowo, 2015:295) juga berpendapat bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu baik berupa alat, atau kegiatan yang direncanakan atau dikondisikan secara sengaja yang dapat menyalurkan pesan pembelajaran guna terjadinya proses pembelajaran pada siswa sekolah dasar untuk tercapainya tujuan secara efektif dan efesien. Jadi dapat disimpulkan bahwa media
32
adalah sebagai salah satu alat yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, kemauan siswa sehingga mendorong terciptanya proses belajar mengajar yang diharapkan antara guru dan siswa. Media yang inovatif adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, merangsang pikiran, perasaan, kemauan siswa sehingga mendorong terciptanya proses belajar pada diri siswa serta bersifat baru. Salah satu media inovatif yaitu media audio visual.
Penggunaan media Audio visual bukan sekedar upaya guru untuk meningkatkan keterampilan membaca siswa, Media audio visual itu sendiri adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan teknologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar (Arsyad, 2011: 32). Menurut (Sadiman 1996: 83)media audio visual juga merupakan perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat anak mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.Menurut (Saputro dkk, 2021)Media audiovisual merupakan media pembelajaran yang pemakaiannya dilakukan dengan cara diproyeksikan melalui arus listrik dalam bentuk suara, misalnya, radio, tape recorder dan media yang diproyeksikan ke layar monitor dalam bentuk gambar dan suara misalnya, televisi, video, film, DVD dan VCD. Terdapat alat yang membantu fungsi dalam menampilkan gambar, alat tersebut berupa proyektor LCD yang akan menampilkan gambar melalui layar. Alat yang membantu fungsi dengan mendengarkan suara agar cenderung terdengar jelas adalah pengeras suara (Speaker Dinamis).
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa media audio visual adalah media pembelajaran yang penggunakannya menggunakan teknologi dilakukan dengan cara memproyeksikan ke layar monitor melalui arus listrik berupa perpaduan antara suara dan video berisi tentang materi pembelajaran yang mampu memperoleh pengetahauan.
33
Gambar 2. 2 Media Audio Visual
2.1.2.1 Kelebihan dan Kelemahan Media Audio Visual 2.1.2.1.1 Kelebihan Media Audio Visual
Ada beberpa kelebihan dalam penggunaan media audio visual diantaranya menurut (Arsyad, 2011) seabagai berikut: (1) memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh peserta didik, (2) sangat bagus untuk menerangkan suatu proses, (3) mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, (4) lebih realistis, dapat diulang-ulang dan diberhentikan sesuai dengan kebutuhan, (5) memberikan kesan yang mendalam, yang dapat mempengaruhi sikap siswa.
(Setiawan, 2020) juga berpendapat bahwa kelebihan media audio visual, yaitu menarik, informasi yang diperoleh langsung dari narasumber, dapat disaksikan lebih dari sekali dan lebih hemat waktu, serta kendali volume suara dan kejernihan berada dalam arahan guru. Selanjutnya kelebihan media audio visual menurut (Ernandia dkk, 2019) antara lain; mengatasi keterbatasan jarak dan waktu mampu menggambarkan secara singkat peristiwa-peristiwa, film atau video dapat diputar berulang-ulang untuk menambah pemahaman, pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat, serta tidak hanya berlangsung satu kali melainkan berkali-kali sampai trercapai tujuan yang diinginkan.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kelebihan media pembelajaran audio visual yaitu antara lain; media yang dibuat menarik, hemat waktu, dapat disaksikan berkali-kali, dan lebih realistis.
34 2.1.2.1.2 Kelemahan Media Audio Visual
Ada beberapa kelamahan lemahan media audio visual yaitu sebagai berikut: informasi yang searah (hal ini bisa disiasati dengan pemberian umpan balik berupa Tanya jawab), kurangnya detail menampilkan bagian dari objek (hal ini dibisa disiasati dengan penjelasan), dan harga alat yang cenderung mahal dan begitu kompleks(Setiawan, 2020).(Fitria, 2018) juga mengemukakan ada beberapa kelemahan dalam menggunakan media audio visual, antara lain sebagai berikut; (1) sukar untuk direvisi, (2) relatif mahal, (3) memerlukan keahlian khusus, dan (4) peralatan harus lengkap. Selanjutnya kelemahan media audio visual menurut (Marhayanti, 2018) yaitu umumnya memerlukan biaya dan waktu yang banyak, pada saat video ditayangkan gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan, dan memerlukan keahlian untuk merancang video agar sesuai dengan kebutuhan.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tentang kelemahan media audio visual dapat disimpulkan bahwa kelemahan media audio visual pada umumnya yaitu; memerlukan waktu yang panjang dan keahlian yang khusus dalam merancang video, peralatan harus lengkap, dan relative mahal.
2.1.3 Keterampilan Mengajar Guru
Keterampilan mengajar adalah suaatu kemampuan khusus yang dimiliki seorang guru agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efesien, dan profesional dengan melalui penguasaan dan pengemplimentasian keterampilan dasar yang baik seorang guru akan mampu menciptakan situasi, kondisi, dan lingkungan belajar yang akan mendukung proses belajar yang kondusif (Sitepu dkk, 2020). Menurut (Hamalik, 2008:174) keterampilan mengajar guru adalah seperangkat kemampuan atau kecakapan guru dalam melatih atau membimbing aktivitas dan pengalaman seseorang serta membantunya berkembang dan menyesuaikan diri pada lingkungan. Selanjutnya keterampilan mengajar guru menurut merupakan fondasi atau dasar guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, mampu menumbuhkan motivasi siswa sehingga mereka mau melakukan serangkaian kegiatan dalam proses belajar mengajar.
35
Berdasarkan beberapa penjelasan keterampilan mengajar guru dapat disimpulkan bahwa keterampilan mengajar guru merupakan dasar dalam kegiatan belajar mengajar, dalam kegiatan pembelajaran dibutuhkan kemampuan khusus yang dimiliki seorang guru dalam menumbuhkan motivasi siswa dan melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efesien, dan professional. Dalam keterampilan mengajar guru ada beberapa keterampilan yang harus dikuasai oleh guru diantaranya, yaitu keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, Keterampilan membuka tutup pelajaran, keterampilan diskusi kelompok kecil, dan keterampilan mengelola kelas.
1. Keterampilan bertanya
Dalam meningkatkan partisipasi siswa dalam belajar, guru ditutntut untuk mengajukan sikap yang baik dalam mengajukan pertanyaan maupun ketika menerima jawaban siswa(Lestari, 2018). Keterampilan bertanya ada 2 jenis, yaitu keterampilan bertanya dasar, dan keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya dasar didalamnya memiliki beberapa komponen, yaitu: pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat, pemberian acuan atau patokan, pemusatan, dan pembeiaan waktu untuk berpikir serta pemberian tuntunan. Sedangkan komponen dalam bertanya lanjut, yaitu: pengubahan suasana tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan, pengaturan urutan pertanyaan, penggunaan pertanyaan pelacak, dan peningkatan terjadinya interaksi. Dalam prosses belajar mengajar proses bertanya hal-hal yang perlu dihindari guru seperti: menjawab pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, menulang pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, dan menentukan siswa yang harus menjawab sebelum bertanya, serta mengajukan pertanyaan ganda.
2. Keterampilan memberikan penguatan
Penguatan merupakan suatu tingkah laku guru terhadap respon tingkah laku siswa, yang bertujuan memberikan informasi atau umpan balik bagi si penerima atas perbuatannya sebagai suatu dorongan atau koreksi(Lestari, 2018).
Dalam pemberian penguatan terdapat komponen-komponen yang harus dimiliki seorang guru, antaralain yaitu: penguatan verbal, dan penguatan non verbal.
36
Penguatan verbal, diungkapkan dengan menggunakan kata-kata pujian, pehargaan, dan sebagainya. Sedangkan penguatan non verbal, penguatan dengan menggunakan mimic dan grerakan badan, penguatan dengan cara mendekaati, penguatan dengan cara sentuhan, serta penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan.
3. Keterampilan mengadakan variasi
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar mengajar yang ditunjukkan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam sistuasi belajar mengajar siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, serta penuh partisipasi(Lestari, 2018). Dalam proses belajar mengajar bervariasi bisa dilakukan dalam variasi cara mengajar guru dan penggunaan media belajar agar belajar tidak hanya dengan mendengarkan ceramah atau bersifat konvesional.
4. Keterampilan menjelaskan
Keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lain(Lestari, 2018). Dalam keterampilan menjelaskan ada 2 jenis komponen, yaitu komponen merencanakan dan komponen penyajian suatu penjelasan. Komponen merencanakan yaitu komponen yang mencakup penganalisan masalah secara keseluruhan, penentuan jenis hubungan yang ada diantara unsur-unsur yang dikaitkan dengan penggunaan rumus, hukum, atau generalisasi yang telah ditentukan, sedangkan komponen penyajian suatua penjelas adalah dengan memperhatikan kejelasan, penggunaan contoh dan ilustrasi, serta pemberian tekanan, dan pengguanaan balikan.
5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prokonduksi bagi siswa agar mental maupun perhatian berpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar(Lestari, 2018). Dalam kegitan tersebut terdapat komponen yang harus diperhatikan oleh guru yaitu; mernarik perhatian siswa, memberikan motivasi, member acuan melalui berbagi usaha, dan membuat kaitan atau
37
hubungan diantara materi-materi yang akan dipelajari. Sedangkan keterampilan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pembelajaran dengan komponen yang meliputi: meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan, serta mengevaluasi.
6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Guru dituntut untuk membimbing dalam proses diskusi kelompok(Lestari, 2018). Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui suatu proses yang memberi kesempatan untuk berpikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif.
7. Keterampilan mengelola kelas
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan melibatkan kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar(Lestari, 2018). Dalam keterampilan mengelola kelas perlu adanya komponen seperti berikut: kemampuan guru dalam mengambil inisiatf dan mengendalikan pelajaran, keterampilan yang berkaitan dengan respon guru terhadap gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal.
2.1.4 Keterampilan Membaca 2.1.4.1 Pengertian Membaca
Membaca merupakan suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam tulisan (Dalman, 2015:5). Menurut (Tarigan, 2008: 7) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata/ bahan tulis atau memetik serta memahami arti yang terkandung di dalam bahan yang tertulis. Selanjutnya (Harianto, 2020) berpendapat bahwa membaca adalah pengucapakan kata-kata dan perolehan kata dari bahan cetakan yang melibatkan analisis dan
38
pengorganisasian berbagai keterampilan yang kompleks, termasuk didalamnya pelajaran, pemikiraan, pertimbangan, perpaduan, dan pemecahan masalah yang berarti menimbulkan penjelasan informasi bagi pembaca.
Berdasarkan bebrerapa penjelasan tersebut dapat diperoleh bahwa keterampilan membaca adalah kemampuan seseorang dalam memahami isi teks bacaan dari bahan cetakan yang melibatkan analisis dan pengeorganisasian berbagai keterampilan yang kompleks yang dipengaruhi oleh proses berpikir.
2.1.4.2 Keterampilan Membaca
Keterampilan adalah suatu kecakapan seseorang dalam menyelesaikan tugas. (Mutaqqin, 2008) mengemukakan bahawa keterampilan dalam konteks pembelajaran adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat dan tepat dalam menghadapi permasalahan belajar. Marabimin (dalam Suwarjo, 2008: 94) menyatakan bahwa keterampilan membaca adalah keterampilan reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi, memperoleh ilmu dan pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru.Membaca juga dapat dianggap sebagai interaksi untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pertimbangan yang terkandung dalam kata-kata yang tertulis.
Tingkat keterkaitan antar implikasi yang ingin disampaikan oleh penulis dan pemahaman atau terjemahan pembaca juga menentukan ketepatan membaca dengan teliti. Sejalan dengan itu (Dalman, 2013:87) juga berpendapat bahwa membaca pemahaman adalah membaca secara kognitif (membaca untuk memahami). Membaca pemahaman menurut Dalman dikelompokan menjadi empat, yaitu pemahaman literal, interpretatife, kritis, dan kreatif.
1. Pemahaman literal
Pemahaman literal adalah memahami makna apa adanya, sesuai dengan makna simbol-simbol bahasa yang ada dalam bacaan (Dalman, 2013:87).
2. Pemahaman Interpretatif
Pemahaman interpretatif adalah mampu menangkap pesan secara tersirat dari suatau bacaan (Dalman, 2013:87).
39 3. Pemahaman Kritis
Pemahaman kritis adalah pemahaman yang lebih tinggi tingkatnya disbanding pemahaman interpretatife. Dalam pemahaman kritis pembaca mampu membuat kritik terhadap suatu bacaan (Dalman, 2013:87).
4. Pemahaman Kreatif
Dalam pemahaman kreatif pembaca dapat mencoba atau beereksperimen membuat sesuatu yang baru berdasarkan isi suatu bacaan (Dalman, 2013:87).
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca adalah usaha seseorang dalam menyelesaikan tugas untuk memperoleh informasi dari suatu bacaan, memperoleh kompetensi cekat, cepat dan tepat dalam menghadapi permasalahan belajar.
2.1.4.3 Tujuan Membaca
Pentingnya membaca tidak terletak pada penafsiran, tetapi pada pemikiran pembaca, tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna, arti (meaning) yang erat sekali hubungannya dengan maksud tujuan atau intensif kita dalam membaca.Resmini (2006: 94) menjelaskan bahwa pembelajaran membaca harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan tersebut yaitu:
a. menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan
b. membaca bersuara memberikan kesempatan kepada siswa menikmati bacaan.
c. menggunakan strategi tertentu untuk memahami bacaan.
d. menggali simpanan pengetahuan atau schemata siswa tentang suatu topik.
e. menghubungkan pengetahuan baru dengan siswa.
f. mencari informasi untuk pembuatan laporan yang akan disampaikan dengan lisan dan tertulis.
g. melakukan penguatan dan penolakan terhadap ramalan-ramalan yang dibuat oleh siswa sebelum melakukan perbuatan membaca.
h. memberikan kesempatan kepada siswa melakukan eksperimentasi untuk meneliti sesuatu yang dipaparkan dalam sebuah bacaan.
i. mempelajari struktur bacaan.
40
j. menjawab pertanyaan khususnya yang dikembangkan oleh guru atau sengaja diberikan oleh penulis bacaan.
Menurut (Rahim, 2007:11) ada beberapa tujuan dari membaca, antara lain sebagai berikut; 1) kesenangan; 2) menyempurnakan membaca nyaring; 3) menggunakan strategi tertentu; 4) memperbarui pengetahuannya tentang suatu topik; 5) mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya; 6) memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis; 7) mengkonfirmasi untuk menolak prediksi; 8) menjawab pertanyaan-pertanyaan spesifik. Selanjutnya (Tarigan, 2008: 9-10) juga mengemukakan pendapatnya bahwa tujuan membaca antara lain sebagai berikut: (1) menemukan ide pokok, kalimat, paragraf, wacana, (2) memilih butir-butir penting, (3) menentukan organisasi bacaan, (4) menarik kesimpulan, (5) menduga makna dan meramalkan dampak-dampak, (6) merangkum apa yang terjadi, (7) membedakan fakta dan opini, (8) memperoleh informasi.
Beradasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari membaca adalah untuk memperoleh keidahan yang terkandung didalam bacaan, untuk memperoleh informasi dari sebuah bacaan, dan minyimpulkan isi dari sebuah bacaan.
2.1.4.4 Indikator Keterampilan Membaca
Dalam keterampilan membaca terdapat Indikator keterampilan membaca menurut (Aisha, 2019) ada 5 indikator keterampilan membaca, antara lain yaitu:
1. Dapat menentukan ide pokok pada setiap paragraf 2. Membuat pertanyaan berdasarkan isi teks bacaan 3. Menjawab pertanyaan berdasarkan isi teks bacaan 4. Membuat kesimpulan berdasarkan isi teks
5. Menceritakan kembali apa yang telah dibacanya
Banyak faktor yang mempengaruhi keterampilan membaca. Salah satunya adalah faktor intelektual. Pengetahuan adalah kemampuan untuk berpikir yang terdiri dari pemahaman mendasar tentang keadaan tertentu dan merespon dengan