• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata Pengantar PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Kata Pengantar PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

i Kata Pengantar | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

––

(2)

ii Kata Pengantar | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Kata Pengantar

Puji dan syukur kita ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa karena dengan rahmah dan rahim-Nya Reviu Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Negeri Curup 2020 – 2024 dapat disusun dan diselesaikan. Adapun yang menjadi dasar penyusunan Reviu Renstra Pengadilan Negeri Curup 2020 – 2024 ini mengacu pada Surat Sekretaris Mahkamah Agung R.I Nomor 3112 /SEK/OT 01.1/12/2021 tanggal 13 Desember 2021 tentang Penyampaian Dokumen SAKIP.

Reviu Renstra Pengadilan Negeri Curup 2020-2024 ini berisi visi, misi, tujuan dan sasaran strategis, arah kebijakan, strategi, kerangka regulasi dan kelembagaan, serta target kinerja dan kerangka pendanaan. Perkembangan lingkungan dan isu-isu strategis juga menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan Reviu Renstra ini, sehingga dokumen ini dapat dilaksanakan untuk mencapai kondisi yang diharapkan pada lima tahun yang akan datang. Oleh karena itu, kualitas pelaksanaan tugas dan fungsi Pengadilan Negeri Curup harus ditingkatkan, nilai- nilai organisasi harus dijunjung tinggi oleh segenap komponen yang ada di dalamnya seperti integritas, independensi, dan profesionalisme harus ditegakkan dan diperkuat.

Penyusunan Reviu Renstra Pengadilan Negeri Curup 2020 – 2024 ini juga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan akuntabilitas kinerja Pengadilan Negeri Curup melalui perencanaan yang efektif dan terarah, pelaksanaan kegiatan yang berorientasi pada hasil (result oriented).

Namun, kami menyadari apabila masih ada kekurangan maka tidak menutup kemungkinan adanya perbaikan-perbaikan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan isu-isu strategi yang berkembang di Pengadilan Negeri Curup. Semoga Reviu Renstra ini benar-benar bermanfaat untuk mendukung visi Pengadilan Negeri Curup yaitu “Terwujudnya Pengadilan Negeri Curup yang Agung”.

Ketua Pengadilan Negeri Curup

Dr. RIMDAN, S.H., M.H.

NIP. 19730201 199303 1 003

(3)

iii Daftar Isi | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Daftar Isi

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iii

BAB I ... 5

PENDAHULUAN... 5

1.1 Kondisi Umum ... 5

1.1.1 Proses Peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel. ... 6

1.1.2 Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara. ... 9

1.1.3 Akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan. ... 11

1.1.4 Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan ... 12

1.2 Potensi Dan Permasalahan ... 13

BAB II ... 20

VISI, MISI DAN TUJUAN ... 20

2.1 Visi ... 20

2.2 Tujuan dan Sasaran Strategis ... 22

BAB III ... 24

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI ... 24

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Mahkamah Agung ... 24

3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Pengadilan Negeri Curup ... 25

3.3 Kerangka Regulasi ... 36

3.4 Kerangka Kelembagaan ... 38

BAB IV ... 46

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN ... 46

4.1 Target Kinerja ... 46

4.2 Kerangka Pendanaan ... 49

BAB V ... 55

PENUTUP ... 55

LAMPIRAN ... 56

(4)

iv Daftar Isi | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

“Pengadilan Negeri Curup memiliki potensi yang dapat digunakan dalam rangka mendorong peningkatan pelayanan publik kepada pengguna layanan pengadilan dan memiliki kendala/tantangan yang harus diwaspadai/ditindaklanjuti agar tidak

menghambat/mengganggu pelayanan publik kepada pengguna

layanan pengadilan”

(5)

5 BAB I | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Kondisi Umum

Indonesia sebagai sebuah negara kesatuan sebagaimana dimaksud pada pasal 1 Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia pasal 1 :

1. Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan, yang berbentuk Republik.

2. Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.

3. Negara Indonesia adalah negara hukum yang berbentuk Republik didasarkan bukan pada kekuasaan tapi didasarkan pada hukum.

Sesuai dengan pasal 24 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Ayat (2) Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung Republik Indonesia dan Badan Peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer, lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.

Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman, pada pasal 1 angka 1 dijelaskan bahwa Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan negara yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keasilan berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, demi terselenggaranya Negara Hukum Republik Indonesia. Dengan demikian kedudukan Mahkamah Agung menjadi salah satu pilar utama dalam menjamin terlaksananya kepastian hukum negara ini.

Pasal 18 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009, menyatakan bahwa Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung Republik Indonesia dan Badan Peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, lingkungan Peradilan Agama, lingkungan Peradilan Militer, lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.

Arah kebijakan dan strategi Pengadilan Negeri Curup dalam Rencana Strategis tahun 2020- 2024 terdiri dari 4 (empat) indikator utama, yaitu proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel, efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara, akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan, dan kepatuhan terhadap putusan Pengadilan. Untuk menunjang pencapaian keempat indikator tersebut Pengadilan Negeri Curup juga telah menyusun sasaran strategis dan program kegiatan yang pada hakekatnya merupakan pilar-pilar reformasi birokrasi yang meliputi perubahan pola pikir dan budaya kerja, penataan tata laksana, penyempurnaan proses bisnis,

(6)

6 PENDAHULUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

peningkatan disiplin dan manajemen sumber daya manusia, pengembangan informasi dan teknologi serta good governance.

Pengadilan Negeri Curup dalam melaksanakan tugasnya menyelesaikan perkara harus memutus dengan tidak memihak, berdasarkan fakta-fakta dan sesuai dengan hukum, tanpa pembatasan; pengaruh yang tidak tepat; bujukan; tekanan; ancaman atau intervensi baik langsung maupun tidak langsung dari pihak mana pun atau untuk alasan apapun. Peradilan memiliki yurisdiksi terhadap isu hukum apapun dan harus memiliki kewenangan eksklusif untuk memutuskan apakah isu yang diajukan kepadanya sesuai dengan kompetensinya sebagaimana didefinisikan oleh hukum. Tidak boleh ada campur tangan yang tidak pantas atau tidak beralasan dalam proses peradilan.

Sebagai lembaga peradilan di bawah Mahkamah Agung Republik Indonesia, Pengadilan Negeri Curup berusaha keras untuk meningkatkan produktifitas kinerjanya dengan hasil dapat memenuhi rasa keadilan masyarakat sehingga pelayanan yang prima sebagai sasaran strategisnya harus ditingkatkan untuk mencapai visi agar terwujudnya “ Pengadilan Negeri Curup yang Agung “.

Dalam rangka mewujudkan Pengadilan Negeri Curup yang unggul (excellent) tentu diperlukan tata kelola menejemen yang menyangkut organisasi perundang-undangan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, pengawasan dan seterusnya sehingga asas peradilan yang cepat sederhana dengan biaya ringan dapat tercapai.

1.1.1 Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel.

Dalam rangka melaksanakan tugas dan wewenangnya, Pengadilan Negeri Curup menerapkan proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel. Selama periode 2017- 2021, capaian yang diraih oleh Pengadilan Negeri Curup dalam penerapan proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel seperti yang tercantum dalam tabel berikut ini:

Tabel 1 Capaian Kinerja Pengadilan Negeri Curup Tahun 2021

No. Indikator Kinerja Realisasi

2017 2018 2019 2020 2021

1 Persentase sisa perkara perdata

yang diselesaikan 100% 100% 100% 100% 100%

2 Persentase sisa perkara pidana yang

diselesaikan 100% 100% 100% 100% 100%

3 Persentase perkara perdata yang

diselesaikan tepat waktu 87.5% 88.91% 96.34% 116.27% 105,26%

4 Persentase perkara pidana yang

diselesaikan tepat waktu 95.35% 116.27% 105,26%

(7)

7 PENDAHULUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

No. Indikator Kinerja Realisasi

2017 2018 2019 2020 2021

5 Persentase perkara yang tidak

mengajukan upaya hukum banding 97.74% 91.71% 96% 118.95% 101,94%

6 Persentase perkara yang tidak

mengajukan upaya hukum kasasi 96,92% 118.95% 106,25%

7 Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Peninjauan Kembali

100% 126% 111,11%

8 Persentase perkara pidana yang

diselesaikan dengan Diversi 33% 33% 33% 0% 0%

9 Index Kepuasan Pencari Keadilan 84.05 86.978 100 125% 113,45%

Terkait dengan penyelesaian sisa perkara tahun sebelumnya bisa terselesaikan diawal tahun berjalan, Pengadilan Negeri Curup melakukan strategi berkoordinasi dengan Kejaksaan Negeri Curup. Saat pelimpahan berkas diakhir tahun pihak kejaksaan dalam hal ini menghadirkan saksi dan terdakwa tepat waktu sesuai dengan rencana sidang yang sudah ddisepakati para pihak.

Selanjutnya, Pengadilan Negeri Curup juga menyadari bahwa dalam upaya mencapai visi, misi, tujuan, sasaran strategis terdapat aspirasi masyarakat yang semakin dinamis. Aspirasi masyarakat yang merupakan harapan pengguna Pengadilan kepada Pengadilan Negeri Curup juga dijadikan sebagai masukan dalam penyusunan rancangan rencana strategis ini. Aspirasi masyarakat tersebut didapatkan dalam serangkaian survey kepuasan masyarakat atas pelayanan yang diberikan oleh Pengadilan Negeri Curup dalam 4 (empat) triwulan dalam 1 tahun terakhir. Salah satu masukan terpenting adalah dimensi-dimensi pelayanan yang harus ditingkatkan oleh Pengadilan Negeri Curup pada masa yang akan datang.

Adapun hasil survei kepuasan masyarakat atas pelayanan Pengadilan Negeri Curup adalah sebagaimana dalam grafik/tabel berikut:

(8)

8 PENDAHULUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Tabel 2 Hasil Survei IKM Pengadilan Negeri Curup Tahun 2021

No Periode Hasil Survey Kepuasan Masyarakat

1 Januari 2021 s.d Maret 2021 (Triwulan I) 82,36

2 April 2021 s.d Juni 2021 (Triwulan II) 94,57

3 Juli 2021 s.d September 2021 (Triwulan III) 93,57 4 Oktober 2021 s.d Desember 2021 (Triwulan IV) 92,25

Berdasarkan hasil survey kepuasan masyarakat yang sudah dilakukan oleh Pengadilan Negeri Curup, adapun dimensi-dimensi pelayanan yang perlu untuk ditingkatkan antara lain waktu pelayanan, implementasi maklumat pelayanan, prosedur pelayanan, kompetensi petugas, kualitas pelayanan terkait budaya kerja 3S (Senyum, Salam, Sapa), serta keramahan dalam memberikan pelayanan.

Sementara itu untuk menjawab tantangan atas kemudahan proses berurusan di Pengadilan, Mahkamah Agung melalui Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum sudah menerapkan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).

Hal ini didasarkan pada Keputusan Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung R.I Nomor 3239/DJU/SK/HM02.3/11/2019 tanggal 12 November 2019 tentang Perubahan atas Keputusan Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung R.I Nomor 77/DJU/SK/HM02.3/2/2018 tentang Pedoman Standar Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) pada Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri, dimana dengan segala keterbatasan yang ada Pengadilan Negeri Curup telah mengupayakan semaksimal mungkin sarana dan prasarana terkait dengan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) tersebut. Kondisi meja Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pengadilan Negeri Curup seperti terlihat pada gambar di bawah ini:

(9)

9 PENDAHULUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Gambar 1 Meja Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pengadilan Negeri Curup

1.1.2 Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara.

Dari periode 2021-2022, capaian yang diperoleh dalam upaya peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara pada Pengadilan Negeri Curup mencakup ketepatan waktu pengiriman isi putusan pidana dan perdata kepada para pihak, pengiriman berkas perkara yang diajukan banding, kasasi dan Peninjauan Kembali secara lengkap dan tepat waktu, putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah putus sudah mencapai 100%. Sementara keberhasilan untuk perkara yang diselesaikan melalui mediasi masih tergolong fluktuatif.

Tingkat keberhasilan mediasi belum efektif yaitu berkisar 16%. Hal ini disebabkan oleh karena mediasi di lingkungan Pengadilan Negeri Curup belum menjadi pilihan utama bagi pencari keadilan dalam penyelesaian sengketa/perkara.

Beberapa faktor penghambat kegagalan mediasi di Pengadilan Negeri Curup antara lain:

 Dari semua hakim yang ada di Pengadilan Negeri Curup, belum semua mendapatkan pelatihan mediasi, sehingga sebagian hakim yang belum mendapatkan pelatihan mediasi belum begitu memahami cara – cara/langkah – langkah/strategi dalam melakukan mediasi.

 Kurangnya pengetahuan para pihak yang berperkara tentang keuntungan penyelesaian perkara melalui mediasi;

 Efektivitas pengelolaan dan penyelesaian perkara secara lebih detil dapat dilihat dari tabel berikut ini:

(10)

10 PENDAHULUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Tabel 3 Efektivitas Pengelolaan dan Penyelesaian Perkara Tahun 2021

No Indikator Kinerja Realisasi

2017 2018 2019 2020 2021

1. Persentase salinan putusan perkara perdata yang dikirim kepada para Pihak tepat waktu

100% 100% 100% 100% 100%

2. Persentase salinan putusan perkara perdata yang dikirim kepada para Pihak tepat waktu

100% 100% 100% 100% 100%

3. Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi

11,11% 16,66% 50% 250% 16,6%

4. Persentase berkas perkara yang diajukan banding, kasasi dan peninjauan kembali secara lengkap dan tepat waktu

100% 100% 100% 100% 100%

5. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1 hari setelah putus

100% 100% 100% 100% 100%

Selanjutnya dalam upaya menjawab aspirasi masyarakat terkait kebutuhan atas pelayanan peradilan yang sederhana, cepat, biaya ringan, mengikuti tuntutan dan perkembangan zaman serta pelayanan administrasi peradilan yang cepat dan efisien, Mahkamah Agung dalam hal ini sudah merespon aspirasi masyarakat tersebut secara serius dengan mengeluarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2018 tentang Administrasi Perkara di Pengadilan secara Elektronik, yang lebih akrab dengan istilah e- court. E-Court merupakan terobosan yang diluncurkan oleh Mahkamah Agung dibidang administrasi pelayanan peradilan berbasis elektronik dengan memanfaatkan teknologi informasi (TI) yang meliputi layanan bagi pengguna terdaftar untuk pendaftaran perkara, mendapatkan taksiran panjar biaya perkara, pembayaran dan pemanggilan yang dilakukan dengan saluran elektronik dan secara daring. Adapun layanan-layanan yang pada pada aplikasi e-court ialah e-filing (pendaftaran perkara online di pengadilan), e-payment (pembayaran panjar biaya perkara online), e-summons (pemanggilan pihak secara daring) dan e-litigasi (persidangan secara online).

(11)

11 PENDAHULUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Selanjutnya untuk mengatur persidangan secara elektronik, Mahkamah Agung mengeluarkan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2019 tentang Administrasi Perkara dan Persidangan di Pengadilan secara Elektronik. Dampak dari keluarnya peraturan

terbaru tersebut, Mahkamah Agung melakukan terobosan baru dalam aplikasi e-Court dengan menambahkan menu e-Litigation (persidangan secara elektronik).

Dengan adanya payung hukum ini, diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi siapapun untuk mengajukan tuntutan hak, baik gugatan maupun permohonan tanpa harus datang ke pengadilan.

Pengadilan Negeri Curup, setelah keluarnya Peraturan Mahkamah Agung ini juga sudah merespon dengan cepat terkait pelayanan pengadilan secara elektronik tersebut dengan menerbitkan Keputusan Wakil Ketua Pengadilan Negeri Curup Nomor W8.U2/150/KPN/SK/1/2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan Administrasi Perkara Secara Elektronik pada Pengadilan Negeri Curup Tahun 2021 dan Keputusan Wakil Ketua Pengadilan Negeri Curup Nomor W8.U2/1437/WKPN/SK/8/2021 tentang Penunjukan Tim Pengelola e-Court. Semua perkara perdata yang masuk di Pengadilan Negeri Curup pada Tahun 2021 sudah dilaksanakan sepenuhnya melalui e-Court.

1.1.3 Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan.

Capaian atas pelayanan bantuan hukum bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan selama periode 2020-2021 rata-rata mencapai 100%. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat merespon baik adanya pelayanan bantuan hukum bagi masyarakat tidak mampu di pengadilan. Berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung Perma Nomor 1 Tahun 2014 tentang pedoman pemberian layanan hukum bagi masyarakat tidak mampu di

(12)

12 PENDAHULUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

pengadilan, Pengadilan Negeri Curup telah melaksanakan Posbakum yang meliputi kegiatan Pembebasan biaya perkara kepada masyarakat miskin. Hal ini dimaksudkan guna membantu masyarakatkan miskin dan terpinggirkan dalam memperoleh kemudahan akses pengadilan.

Mahkamah Agung dalam hal ini telah menetapkan alokasi anggaran Tahun 2021 untuk kegiatan pelaksanaan posbakum ke dalam DIPA 03 Pengadilan Negeri Curup sebesar Rp.19.200.000,. Dalam pelaksanaannya, Pengadilan Negeri Curup bekerja sama dengan lembaga bantuan hukum yaitu Lembaga Bantuan Hukum Bhakti Alumni Unib.

Posbakum menjadi media konsultasi hukum bagi para pihak tidak mampu dalam berperkara di Pengadilan. Pada tahun 2021, tercatat ada 48 kegiatan konsultasi hukum, untuk kedepannya diharapkan adanya upaya untuk lebih mendorong masyarakat tidak mampu untuk memanfaatkan jasa konsultasi hukum secara cuma-cuma di Pengadilan Negeri Curup melalui Pos Bantuan Hukum.

1.1.4 Kepatuhan terhadap Putusan Pengadilan

Kepatuhan terhadap putusan pengadilan dalam hal ini adalah putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (eksekusi) atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap (BHT). Eksekusi adalah melaksanakan “secara paksa” putusan pengadilan terhadap pihak yang kalah dalam perkara, sebagai upaya untuk merealisasikan kewajiban dari pihak yang kalah dalam perkara guna memenuhi prestasi sebagaimana ditentukan dalam putusan Hakim, melalui perantaraan Panitera/Jurusita/Jurusita Pengganti pada pengadilan tingkat pertama. Dalam administrasi permohonan dan penyelesaian pelaksanaan eksekusi Pengadilan Negeri Curup berpedoman kepada Surat Keputusan Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Nomor 40/DJU/SK/HM.02.3/1/2019 tentang Pedoman Eksekusi pada Pengadilan Negeri.

Selama periode 2018 – 2021 terdapat peningkatan atas capaian kepatuhan terhadap putusan pengadilan sebagaimana dalam tabel berikut:

Tabel 4 Persentase Putusan Perkara Perdata yang di tindaklanjuti

No Indikator Kinerja Realisasi

2018 2019 2020 2021

1. Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti

60% 0% 25% 13%

Selanjutnya berdasarkan Surat Direktur Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung R.I. Nomor 136/DJU/OT01.3/1/2016 tanggal 18 Januari 2016 tentang Akreditasi

(13)

13 PENDAHULUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Pengadilan di Lingkungan Badan Peradilan Umum, Pengadilan Negeri Curup juga telah mengikuti program akreditasi yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI (Ditjen Badilum) tersebut.

Tahun 2021 Pengadilan Negeri Curup kembali menerima akreditasi dengan predikat “A”

Exellent. Hal ini semakin menegaskan bahwa Pengadilan Negeri Curup selain dituntut untuk mampu menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat terhadap pelayanan di pengadilan, juga dituntut untuk mampu mewujudkan performa/kinerja Pengadilan Negeri Curup yang unggul.

1.2 Potensi dan permasalahan

Dalam rangka melaksanakan fungsi penyelesaian perkara, mulai dari menerima, memeriksa dan memutus perkara, serta memberikan pelayanan kepada masyarakat, Pengadilan Negeri Curup memiliki potensi yang dapat menjadi unsur pendorong peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Selain itu terdapat persalahan yang juga harus diwaspadai agar tidak menganggu proses pelayanan publik di Pengadilan Negeri Curup. Beberapa potensi dan permasalahan yang dihadapi Pengadilan Negeri Curup dapat berasal dari lingkungan internal maupun eksternal. Untuk mempermudah identifikasi masalah, dilakukan pemetaan sebagai berikut:

Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel

Tabel 5 Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel

PERMASALAHAN TANTANGAN POTENSI

a. Masih terdapatnya tunggakan perkara tahun sebelumnya sehingga kurang menunjang efektifitas dalam meningkatkan produktifitas penyelesaian perkara.

a. Mekanisme prosedur penerimaan perkara belum efektif mencapai sasaran mengurangi tumpukan perkara untuk tahun berikutnya.

a. Pimpinan Pengadilan Negeri Curup akan mengadakan sosialisasi lintas sektoral dengan satuan kerja terkait agar bisa meminimalisir limpahan perkara di akhir tahun sehingga tidak terjadi tumpukan sisa perkara di tahun berikutnya..

(14)

14 PENDAHULUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara

Tabel 6 Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara

PERMASALAHAN TANTANGAN POTENSI

a. Tingkat keberhasilan mediasi : ±16%

sehingga belum secara efektif meningkatkan produktifitas

penyelesaian perkara.

b. Kelambatan penyelesaian perkara perdata

berimplikasi dengan semakin besar biaya disertai dengan prosedur panjang menimbulkan kerugian dan

ketidakpastian hukum bagi para pihak.

c. Belum semua hakim memperoleh pelatihan mediasi sehingga pemahaman mereka tentang mediasi belum seragam.

a. Mekanisme prosedur mediasi belum efektif mencapai sasaran penyelesaian perkara.

b. Mediasi belum dilaksanakan secara maksimal di pengadilan Negeri Curup.

c. Jumlah hakim terbatas sehingga mereka lebih fokus menyelesaikan perkara secara ligitasi.

d. Tuntutan masyarakat sangat besar untuk meningkatkan akses peradilan dengan penyederhanaan proses persidangan.

a. Hakim telah mendapatkan pelatihan mediasi meskipun masih sebagian.

b. Adanya Perma Nomor Nomor 1 Tahun 2016 tentang prosedur mediasi di Pengadilan

c. Adanya Perma Nomor 4 Tahun 2019 tentang Perubahan Perma Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata cara penyelesaian gugatan sederhana.

(15)

15 PENDAHULUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Peningkatan Akses Peradilan bagi Masyarakat Miskin dan Terpinggirkan

Tabel 7 Peningkatan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan

PERMASALAHAN TANTANGAN POTENSI

a. Adanya sikap masyarakat yang malu/tidak yakin bila mendapat perlakuan khusus sebagai orang miskin dan mereka biasanya tinggal di pinggir kabupaten/kota.

b. Pembebasan biaya perkara/prodeo kepada masyarakat miskin tidak bisa direalisasikan pada Pengadilan Negeri Curup dikarenakan anggarannya tergolong kecil dan tidak ada masyarakat yang mengajukan penyelesaian

perkara dengan pembebasan biaya perkara/prodeo

c. Pelaksanaan sidang keliling/zitting plaats masih belum mampu memenuhi permintan masyarakat karena kondisi bagungan gedung zittingplaats yang rusak berat dan keterbatasan anggaran.

a. Penetapan target perkara belum memanfatkan data potensi perkara miskin dilihat dari jumlah penduduk miskin tiap kabupaten/kota.

b. Alokasi anggaran tidak mampu menutup seluruh komponen biaya penyelesaian perkara yang akan dibiayai.

c. Pelaksanaan sidang keliling terkendala dengan tempat sidang bila tidak ada alokasi anggaran untuk kebutuhan operasional sidang.

a. Perma no. 1 tahun 2014 tentang Pedoman pemberian layanan hukum bagi masyarakat tidak mampu di pengadilan.

b. Mengupayakan anggaran yang lebih proposional untuk penyelesaian perkara melalui pembebasan biaya perkara

ke Dirjen Badilum.

c. Melaporkan kondisi riil tempat sidang keliling secara online melalui aplikasi pelaporan secara elektronik melalui website dan mengupayakan anggaran untuk kebutuhan operasional sidang.

Meningkatnya Kepatuhan terhadap Putusan Pengadilan

Tabel 8 Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan

PERMASALAHAN TANTANGAN POTENSI

a. Biaya eksekusi putusan pengadilan tidak bisa direalisasikan pada Pengadilan Negeri Curup dikarenakan anggarannya tergolong kecil.

a. Alokasi anggaran tidak mampu menutup seluruh komponen biaya eksekusi putusan pengadilan yang akan dibiayai.

a. Mengupayakan anggaran yang lebih proposional untuk biaya eksekusi putusan pengadilan ke Dirjen Badilum.

(16)

19 PENDAHULUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

“ DALAM VISI TERWUJUDNYA PENGADILAN NEGERI CURUP YANG AGUNG MEMPUNYAI ARTI BAHWA PENGADILAN NEGERI CURUP HARUS MENJAGA

KEMANDIRIAN DALAM MEMERIKSA, MEMUTUS, DAN MENYELESAIKAN PERKARA, MEMBERIKAN PELAYANAN YANG BERKEADILAN KEPADA PENCARI KEADILAN, MENINGKATKAN KUALITAS KEPEMIMPINAN, DAN

HARUS MENINGKATKAN KREDIBILITAS DAN TRANPARANSI ”

(17)

20 BAB II | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

BAB II

VISI, MISI DAN TUJUAN

2.1 Visi

Rancangan Rencana Strategis Pengadilan Negeri Curup 2020 – 2024 pada hakekatnya merupakan pernyataan komitmen bersama mengenai upaya terencana dan sistematis untuk meningkatkan kinerja serta cara pencapaiannya melalui penataan, perbaikan, penertiban, penyempurnaan dan pembaharuan terhadap sistem, kebijakan terkait penyelesaian perkara agar tercapai proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel, peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara, peningkatan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan serta peningkatan kepatuhan terhadap putusan pengadilan. Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas, serta memperhatikan aspirasi masyarakat maka visi dan misi Pengadilan Negeri Curup adalah sebagai berikut:

2.1.1 Visi dan Misi

Visi Pengadilan Negeri Curup akan menjadi pandangan dan arah ke depan sebagai dasar acuan dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam mencapai sasaran atau target yang ditetapkan dalam 5 tahun ke depan dan telah ditetapkan dalam Cetak Biru Mahkamah Agung 2010-2035.

Visi Pengadilan Negeri Curup dirumuskan sebagai berikut:

“Terwujudnya Pengadilan Negeri Curup Yang Agung”

Visi dimaksud bermakna sebagai berikut:

Menjalankan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan melalui kekuasaan kehakiman yang merdeka dan penyelenggaraan peradilan yang jujur dan adil. Fokus pelaksanaan tugas pokok dan fungsi peradilan adalah pelaksanaan fungsi kekuasaan kehakiman yang efektif, yaitu menyelesaikan suatu perkara guna menegakkan hukum dan keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945, dengan didasari keagungan, keluhuran dan kemuliaan institusi.

(18)

21 VISI, MISI DAN TUJUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Untuk mencapai visi tersebut, ditetapkan Misi Pengadilan Negeri Curup, yaitu:

1. Menjaga kemandirian Pengadilan Negeri Curup;

2. Memberikan pelayanan yang berkeadilan kepada pencari keadilan;

3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan Pengadilan Negeri Curup;

4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi Pengadilan Negeri Curup.

Penjelasan keempat misi ini, dalam rangka memastikan

“Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang Agung”

adalah sebagai berikut:

1. Menjaga Kemandirian Pengadilan Negeri Curup

Pengadilan Negeri Curup adalah lembaga yang mandiri dan harus bebas dari intervensi oleh pihak lain di luar kekuasaan kehakiman. Kemandirian ini juga dimaksudkan para Hakim Pengadilan Negeri Curup dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam memutus perkara harus berdasarkan pada fakta dan dasar hukum yang diketahuinya, serta bebas dari pengaruh, tekanan atau ancaman, baik langsung atau tidak langsung, dari manapun dan dengan alasan apapun juga.

2. Memberikan Pelayanan yang Berkeadilan kepada Pencari Keadilan

Tugas badan peradilan adalah menyelenggarakan peradilan guna menegakkan Hukum dan keadilan. Menyadari hal ini, orientasi pemberian pelayanan yang dilakukan Pengadilan Negeri Curup adalah dengan mempertimbangkan kepentingan pencari keadilan dalam memperoleh keadilan. Oleh karena itu adalah keharusan bagi Pengadilan Negeri Curup untuk meningkatkan pelayanan publik dan memberikan jaminan proses peradilan yang adil.

3. Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan Pengadilan Negeri Curup

Kepemimpinan yang kuat merupakan faktor penting bagi optimalisasi efektivitas organisasi. Kepemimpinan berkaitan dengan hal-hal untuk mengatasi perubahan.

Pemimpin menetapkan arah dengan mengembangkan suatu visi terhadap masa depan dan mengkomunikasikannya kepada setiap orang dan mengilhami orang-

(19)

22 VISI, MISI DAN TUJUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

orang tersebut dalam menghadapi segala rintangan. Pemimpin harus mempunyai kemampuan memberi inspirasi bersama, yaitu memberikan gambaran ke masa depan dan membantu orang lain. Pempimpin juga harus mempunyai kemampuan membuat model pemecahan, yaitu memberi keteladanan. Kempimpinan di Pengadilan Negeri Curup harus dapat mempengaruhi bawahan agar terbentuk kerjasama dalam kelompok untuk mencapai tujuan organisasi.

4. Meningkatkan Kredibilitas dan Tranparansi Pengadilan Negeri Curup

Kredibilitas adalah keadaan/kondisi yang dapat dipercaya dan bisa dipertanggungjawabkan sebagaimana mestinya. Sementara transparansi adalah sesuatu hal yang tidak maksud tersembunyi di dalamnya, disertai dengan ketersediaan informasi yang lengkap yang diperlukan untuk kolaborasi, kerjasama dan pengambilan keputusan kolektif. Kredibilitas akan mendekatkan dengan integritas dan akuntabilitas. Pengadilan Negeri Curup dari waktu ke waktu selalu berupaya untuk meningkatkan kredibilitas dan transparansi organisasi dalam mendapatkan kepercayaan publik.

2.2 Tujuan dan Sasaran Strategis

Dalam rangka mencapai visi dan misi Pengadilan Negeri Curup seperti yang telah dikemukakan di atas, maka visi dan misi tersebut harus dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis organisasi.

Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Pengadilan Negeri Curup berusaha mengidentifikasi apa yang akan dilaksanakan oleh organisasi dalam memenuhi visi dan misinya dalam memformulasikan tujuan strategis ini dengan mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Lebih dari itu, perumusan tujuan strategis ini juga akan memungkinkan Pengadilan Negeri Curup untuk mengukur sejauh mana visi dan misi telah dicapai. Rumusan tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Mewujudkan proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel;

2. Mewujudkan peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara;

3. Mewujudkan peningkatan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan;

4. Mewujudkan peningkatan kepatuhan terhadap putusan pengadilan.

(20)

23 VISI, MISI DAN TUJUAN | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Dalam rangka mendukung pencapaian 4 (empat) tujuan sebagaimana disebutkan di atas, Pengadilan Negeri Curup menetapkan 11 (sebelas) sasaran strategis yang ingin dicapai Pengadilan Negeri Curup Tahun 2020 - 2024 sebagai berikut :

1. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan mewujudkan proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel adalah:

a) Meningkatnya penyelesaian sisa perkara perdata dan pidana tahun sebelumnya;

b) Meningkatnya penyelesaian perkara perdata dan pidana secara tepat waktu;

c) Menurunnya perkara yang tidak mengajukan upaya hukum;

d) Meningkatnya penyelesaian perkara pidana anak dengan diversi;

e) Meningkatnya index kepuasan pencari keadilan terhadap layanan Pengadilan;

2. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan mewujudkan peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara adalah:

a) Mengirimkan salinan putusan perkara perdata dan pidana secara tepat waktu kepada para pihak;

b) Meningkatnya penyelesaian perkara melalui mediasi;

c) Mengirimkan berkas perkara yang diajukan Banding, Kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu;

d) Meningkatnya akses atas putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus.

3. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan mewujudkan peningkatan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan adalah:

a) Meningkatnya akses layanan bantuan hukum (Posbakum) bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan.

4. Sasaran strategis yang ingin dicapai dalam tujuan mewujudkan peningkatan kepatuhan terhadap putusan pengadilan adalah:

a) Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi).

(21)

24 BAB III | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

BAB III

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Mahkamah Agung

Dalam arah kebijakan dan strategi, Mahkamah Agung RI dan Badan Peradilan di bawahnya, telah menetapkan visi, yaitu :

Visi besar Mahkamah Agung tersebut, membutuhkan langkah – langkah konkret sebagai panduan umum yang berfungsi menterjemahkan pesan-pesan yang terkandung dalam visi yang membentuk kinerja terarah, terukur, dan dituangkan dalam rumusan misi Mahkamah Agung. Arah kebijakan Buku Cetak Biru untuk masa 2010 – 2035 telah menetapkan misi Mahkamah Agung sebagai berikut :

1. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan;

2. Mewujudkan pelayanan prima bagi masyarakat pencari keadilan;

3. Meningkatkan akses masyarakat terhadap keadilan;

Pendekatan kerangka berpikir manajemen pengadilan yang unggul, menempatkan terdapat 7 (tujuh) area ”Peradilan Agung”, yaitu :

1. Kepemimpinan dan manajemen pengadilan.

2. Kebijakan-kebijakan pengadilan.

3. Sumber daya manusia, sarana prasarana dan keuangan.

4. Penyelenggaraan persidangan,

5. Kebutuhan dan kepuasan pengguna pengadilan.

6. Pelayanan pengadilan yang terjangkau.

7. Kepercayaan dan keyakinan masyarakat pada pengadilan.

Dalam Cetak Biru Mahkamah Agung 2010-2035 sebagai arah kebijakan dan strategi jangka panjang Mahkamah Agung, telah menetapkan arahan kebijakan dalam beberapa strategi perubahan pada : (1) Fungsi Peradilan (2) Manajemen Perkara, (3) Manajemen Sumber Daya Manusia, (4) Manajemen Sumber Daya Keuangan, (5) Manajemen Sarana dan Prasarana, (6) Manajemen Informasi Teknologi, (7) Transparansi Peradilan dan (8) Fungsi Pengawasan dalam rangka upaya yang diharapkan dapat menjadi arah operasional pencapaian visi dan misi Mahkamah Agung.

“Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang Agung”

(22)

25 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB 3.2 Arah Kebijakan dan Strategi Pengadilan Negeri Curup

Dalam rangka mewujudkan visi dan misi, tujuan dan sasaran yang ditetapkan, Pengadilan Negeri Curup memiliki arah kebijakan sebagai berikut:

Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel.

Untuk mewujudkan proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel, ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut: (a) Penerapan pembagian susunan majelis hakim; (b) Pembatasan sisa perkara tahun sebelumnya; (c) Transparansi Kinerja melalui manajemen perkara berbasis Teknologi Informasi. Dengan uraian per arah kebijakan sebagai berikut:

a. Penerapan pembagian susunan Majelis Hakim

Penerapan pembagian susunan majelis hakim Pengadilan Negeri Curup berdasarkan SK Ketua

Pengadilan Negeri Curup Nomor

W8.U2/1627/WKPN/SK/1/2021 tentang Susunan Majelis Hakim, Hakim Anak, Hakim Tipiring/Tilang, majelis Hakim Lingkungan Hidup, Majelis Hakim Pemilu dan Hakim Perdata Permohonan. Penunjukan hakim ini juga tidak terlepas dari latar belakang diklat/sertifikasi yang sudah mereka dapatkan sehingga pembagian susunan majelis hakim ini diharapkan mampu (1) menjaga konsistensi putusan, (2) meningkatkan profesionalisme Hakim-Hakim yang ditunjuk (3) mempercepat proses penanganan perkara di Pengadilan Negeri Curup.

b. Pembatasan Sisa Perkara Tahun Sebelumnya

Proses penyelesaian sisa perkara tahun sebelumnya memilik pengaruh terhadap

(23)

26 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

produktivitas proses penyelesaian perkara Pengadilan Negeri Curup pada tahun berikutnya. Oleh karena itu, Pengadilan Negeri Curup berupaya untuk meminimalkan jumlah sisa perkara pada tahun sebelumnya dengan menerapkan mekanisme prosedur penerimaan perkara yang mampu mengurangi tumpukan perkara untuk tahun berikutnya dengan cara Ketua Pengadilan Negeri Curup mengadakan koordinasi dengan satuan kerja terkait, dalam hal ini Kejaksaan Negeri Curup untuk perkara yang masih bisa diperpanjang penahanannya agar diperpanjang hingga dapat dilimpahkan hingga awal tahun..

c. Transparansi Kinerja melalui Manajemen Perkara Berbasis Teknologi Informasi.

Dalam rangka pelaksanaan administras pengadilan yang tertib, modern dan akuntabel, Mahkamah Agung Republik Indonesia telah menetapkan bahwa seluruh Pengadilan harus berbasis teknologi yaitu dengan Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP). Penerapan administrasi pengadilan berbasis teknologi informasi juga berdasarkan Surat Edaran Direktur Jendeal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 3/DJU/HM02.3/6/2014 tentang Administrasi Pengadilan Berbasis Teknologi Informasi di Lingkungan Peradilan Umum.

Pengadilan Negeri Curup dalam meningkatkan administrasi, transparansi, dan akuntabilitas melalui manajemen perkara berbasis teknologi informasi ini telah menyediakan akses terhadap data yang akurat, lengkap dan mutakhir yang dikelola dalam suatu sistem standar yang terotomatisasi dan memungkinkan bagi Mahkamah Agung untuk mengawasi kinerja hakim dan staf pengadilan lainnya, memonitor kinerja dan riwayat perkara, mengurangi penundaan dan tunggakan perkara, memberikan informasi yang dibutuhkan oleh para pencari keadilan, publik dan media.

Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara

Untuk mewujudkan sasaran strategis peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara, ditetapkan arah kebijakan sebagai berikut: (a) Penerapan jangka waktu penanganan perkara secara efektif; (b) Proses berperkara yang sederhana dan murah. Dengan uraian per arah kebijakan sebagai berikut:

1) Penerapan Jangka Waktu Penanganan Perkara secara Efektif

Jangka waktu penanganan perkara pada Pengadilan Negeri Curup sesuai dengan Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung Nomor 2 tahun 2014 tentang Penyelesaian Perkara di Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding pada 4 (empat) Lingkungan Peradilan

(24)

27 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

menyatakan bahwa penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat Pertama paling lambat dalam waktu 5 (lima) bulan sedang penyelesaian perkara pada Pengadilan Tingkat Banding paling lambat dalam waktu 3 (tiga) bulan, ketentuan waktu termasuk penyelesaian minutasi. Dalam rangka terwujudnya percepatan penyelesaian perkara, Pengadilan Negeri Curup senantiasa melakukan evaluasi secara rutin melalui laporan perkara yang dikirim oleh kepaniteraan hukum kepada Pengadilan Tingkat Banding dan Mahkamah Agung.

Selain itu, penerapan jangka waktu penanganan perkara secara efektif juga diwujudkan dalam manajemen waktu persidangan. Dimana Hakim, Jaksa, Pengacara, Saksi dan pihak- pihak yang terkait dengan proses persidangan tersebut harus hadir tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Sehingga kebiasaan “jam karet” di Pengadilan dapat diatasi.

2) Proses Berperkara yang Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dalam pasal 2 ayat (4) dijelaskan bahwa peradilan dilakukan dengan sederhana, cepat dan biaya ringan. Sederhana mengandung arti pemeriksaan dan penyelesaian perkara dilakukan dengan cara yang efisien dan efektif. Asas cepat berkaitan dengan waktu penyelesaian yang tidak berlarut-larut. Sementara asas biaya ringan mengandung arti biaya perkara dapat dijangkau oleh masyarakat.

Lamanya proses berperkara di Pengadilan tentu saja menjadi beban bagi para pihak yang berperkara. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mediasi yang menggunakan metode win-win solution. Namun pada kenyataannya, metode ini tingkat keberhasilannya masih sangat kecil karena mediasi di lingkungan Pengadilan Negeri Curup belum menjadi pilihan utama bagi pencari keadilan dalam penyelesaian sengketa/perkara. Sehingga belum efektif meningkatkan produktivitas penyelesaian perkara.

Hal ini disebabkan mekanisme prosedur mediasi belum efektif mencapai sasaran karena mediasi belum dilaksanakan secara maksimal di pengadilan, belum semua hakim memperoleh pelatihan tentang mediasi sehingga pemahaman mereka tentang mediasi belum seragam, jumlah hakim terbatas, sehingga mereka lebih fokus pada penyelesaian perkara secara ligitasi. Diharapkan ke depan bisa dilakukan penajaman metode rekruitmen

(25)

28 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB calon peserta pelatihan mediasi, meningkatkan sosialisasi manfaat mediasi.

Selain itu, untuk perkara perdata dengan diterbitkannya Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana juga mendukung penanganan perkara yang sederhana, cepat dan biaya ringan. Dimana setiap perkara yang gugatan materiinya maksimal 500 juta diselesaikan dengan tata cara dan pembuktian sederhana, yakni bisa diputuskan hakim tunggal, para pihak tidak perlu dibantu advokat, dan perkaranya pun harus diselesaikan paling lama 25 hari sejak sidang pertama.

Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan

Untuk mewujudkan sasaran strategis peningkatan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan, Pengadilan Negeri Curup memiliki arah kebijakan sebagai berikut: (a) Pos Pelayanan Bantuan Hukum. Hal ini Sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan.

a. Pos Pelayanan Bantuan Hukum

Pelaksanaan Pos Layanan Bantuan Hukum ini disediakan untuk memberikan layanan hukum berupa informasi, konsultasi dan advis hukum, serta pembuatan dokumen hukum yang dibutuhkan masyarakat miskin dan tidak ada kemampuan membayar advokat.

Pemberian pelayanan bantuan hukum ini dimaksudkan untuk meringankan beban biaya yang harus ditanggung oleh masyarakat yang tidak mampu secara ekonomi di Pengadilan serta memberikan pelayanan prima kepada masyarakat pencari keadilan.

Meningkatkan Kepatuhan terhadap Putusan Pengadilan Dengan arah kebijakan sebagai berikut:

Kepatuhan terhadap putusan pengadilan dalam hal ini adalah putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (eksekusi). Eksekusi adalah melaksanakan “secara paksa” putusan pengadilan terhadap pihak yang kalah dalam perkara, sebagai upaya untuk merealisasikan kewajiban dari pihak yang kalah dalam perkara guna memenuhi prestasi sebagaimana ditentukan dalam putusan Hakim, melalui perantaraan Panitera/Jurusita/Jurusita Pengganti pada pengadilan tingkat pertama. Dalam administrasi permohonan dan penyelesaian pelaksanaan eksekusi Pengadilan Negeri Curup berpedoman kepada Surat Keputusan Direktur Jenderal Badan

(26)

29 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Peradilan Umum Mahkamah Agung R.I. Nomor 40/DJU/SK/HM.02.3/1/.2019 tentang Pedoman Eksekusi pada Pengadilan Negeri.

Selanjutnya sampai saat ini untuk biaya eksekusi atas putusan Pengadilan masih bersumber dari pihak yang berperkara/pemohon, dan masih belum bisa merealisasikan pelaksanaan eksekusi yang biayanya dari anggaran negara. Dimana untuk anggaran untuk biaya eksekusi putusan pengadilan tersebut masih tergolong kecil sehingga tidak mencukupi untuk penanganan biaya eksekusi bagi Pemohon yang ingin mengajukan pembebasan biaya eksekusi atas putusan pengadilan. Upaya yang dilakukan Pengadilan Negeri Curup terhadap persoalan di atas adalah dengan terus mengupayakan anggaran yang lebih proposional untuk biaya eksekusi putusan Pengadilan ke Dirjen Badilum MA-RI.

(27)

30 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

Tabel 9 Permasalahan, Tantangan, Potensi dan Strategi Arah Kebijakan

PERMASALAHAN TANTANGAN POTENSI STRATEGI

1. PROSES PERADILAN YANG PASTI, TRANSPARAN DAN AKUNTABEL Arah Kebijakan : Penerapan Pembagian Susunan Mejelis Hakim

a. Beragamnya jenis perkara di Pengadilan membutuhkan spesialisasi penganganan penyelesaian perkara oleh para Hakim yang memiliki latar belakang diklat/sertifikasi yang sudah mereka peroleh.

a. Masih terdapat para Hakim yang menangangi jenis perkara tertentu/khusus yang belum mengikuti diklat/belum memiliki sertifikasi yang dibutuhkan dalam penanganan perkara tertentu.

a. Hakim yang memiliki sertifikasi akan menjaga konsistensi putusan, meningkatkan profesionalisme Hakim dan mempercepat proses penanganan perkara.

a. Penempatan hakim dalam susunan majelis yang sesuai dengan bidang keahlian.

b. Pengajuan permohonan kepada Badan Diklat Litbang Kumdil untuk mengikutsertakan Hakim Pengadilan Negeri Curup mengikuti

diklat/sertifikasi Hakim.

Arah Kebijakan : Pembatasan Sisa Perkara Tahun Sebelumnya a. Masih terdapatnya sisa

perkara yang belum diputus, meskipun perkara tersebut masih memiliki tenggang waktu dalam penyelesaian perkara berdasarkan ketentuan SE MA No. 2 Tahun 2014.

a. Mekanisme prosedur peneriman perkara belum efektif dalam mencapai sasaran untuk mengurangi tumpukan perkara di tahun berikutnya.

a. Pimpinan Pengadilan Negeri Curup akan mengadakan sosialisasi lintas sektoral dengan satuan kerja terkait agar bisa meminimalisir limpahan perkara di akhir tahun sehingga tidak terjadi tumpukan sisa perkara di tahun berikutnya.

a. Mengadakan koordinasi dengan satuan kerja terkait, dalam hal ini Kejaksaan Negeri Curup untuk perkara yang masih bisa

diperpanjang penahanannya agar diperpanjang hingga dapat dilimpahkan hingga awal tahun.

(28)

31 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

PERMASALAHAN TANTANGAN POTENSI STRATEGI

Arah Kebijakan : Transparansi Kinerja Melalui Manajemen Perkara Berbasis Teknologi Informasi a. Tuntutan akan adanya suatu

sistem standar yang terotomatisasi dan memungkinkan Mahkamah Agung untuk mengawasi kinerja Hakim dan Staf Pengadilan Pengadilan Negeri Curup terhadap penganganan perkara di Pengadilan dan kebutuhan masyarakat akan informasi terhadap perkara sedang mereka hadapi di pengadilan, mulai dari waktu, biaya dan kepastian hukum yang harus cepat dan transaparan disampaikan oleh pihak Pengadilan.

a. Masih terdapatnya beberapa Hakim dan Panitera Pengganti yang tidak tepat waktu dalam pengisian di aplikasi SIPP hal ini dikarenakan adanya tugas – tugas tambahan yang juga membutuh ketepatan waktu dalam penyelesaiannya dan ada yang terpapar Covid-19 sehingga tidak bisa diselesaikan dalam tepat waktu.

a. SIPP atau CTS sudah diterapkan sejak Tahun 2014 sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Badilum MARI Nomor 3/DJU/HM02.3/6/2014 tentang Administrasi Pengadilan Berbasis Teknologi Informasi di Lingkungan Peradilan Umum.

a. Memperkuat kemampuan dan kesadaran Hakim dan Panitera Pengganti dalam penginputan data perkara ke aplikasi SIPP, mensosialisasikan setiap ada perubahan/perkembangan terhadap menu di aplikasi SIPP, serta mengingkatkan

kerjasama, koordinasi dengan pihak terkait yang berhubungan dengan penanganan perkara di Pengadilan dan terus

mengingatkan kesadaran akan selalu mematuhi protokol kesehatan serta menjaga kesehatan terutamaa dalam bertugas.

(29)

32 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

PERMASALAHAN TANTANGAN POTENSI STRATEGI

2. PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PENYELESAIAN PERKARA Arah Kebijakan : Penerapan jangka waktu penanganan perkara secara efektif Kebijakan : Penerapan Jangka Waktu Pengan Perkara

a. Tingkat keberhasilan mediasi :

±16% sehingga belum secara efektif meningkatkan produktifitas penyelesaian perkara.

b. Kelambatan penyelesaian perkara perdata berimplikasi dengan semakin besar biaya disertai dengan prosedur panjang menimbulkan kerugian dan ketidakpastian hukum bagi para pihak.

c. Belum semua hakim

memperoleh pelatihan mediasi sehingga pemahaman mereka tentang mediasi belum seragam.

a. Mekanisme prosedur mediasi belum efektif mencapai sasaran penyelesaian perkara.

b. Mediasi belum dilaksanakan secara maksimal di pengadilan Negeri Curup.

c. Jumlah hakim terbatas sehingga mereka lebih fokus menyelesaikan perkara secara ligitasi.

d. Tuntutan masyarakat sangat besar untuk meningkatkan akses peradilan dengan penyederhanaan proses persidangan.

a. Hakim telah mendapatkan pelatihan mediasi meskipun masih sebagian.

b. Adanya Perma Nomor 1 Tahun 2016 tentang prosedur mediasi di Pengadilan c. Adanya Perma Nomor 4 Tahun

2019 tentang Perubahan Perma Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata cara

penyelesaian gugatan sederhana.

a. Seorang hakim mediator harus punya tekad dan niat unutk mendamaikan para pihak b. Seorang hakim mediator sebagai fasilitator

antara para pihak untuk memberi

pemahaman tentang sengketa yang sedang dihadapi oleh para pihak

c. Seorang hakim mediator harus bersikap netral memahami kondisi, sifat dan karakter para pihak

d. Seorang hakim mediator harus membangun komunikasi diantara para pihak

(30)

33 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

PERMASALAHAN TANTANGAN POTENSI STRATEGI

Arah Kebijakan : Proses berperkara yang Sederhana, Cepat dan Biaya Ringan a. Masih minimnya

pengetahuan masyarakat tentang penyelesaian perkara melalui mediasi dan masih minimnya tingkat kerberhasilan mediasi di Pengadilan Negeri Curup

b. Belum semua Hakim Pengadilan Negeri Curup memperoleh pengetahuan tentang mediasi.

c. Kelambatan penyelesaian perkara perdata berimplikasi dengan semakin besar biaya serta disertai dengan prosedur panjang

menimbulkan kerugian dan ketidakpastian hukum bagi para pihak

a. P ro s edur Mediasi belum efektif mencapai sasaran dan belum menjadi pilihan utama dalam proses penyelesaian perkara perdata

b. Jumlah hakim yang terbatas sehingga mereka lebih fokus menyelesaikan perkara secara ligitasi

c. Tuntutan masyarakat sangat besar untuk meningkatkan akses peradilan dengan penyederhanaan proses persidangan

a. Perma Nomor 1 Tahun 2016 tentang prosedur mediasi di pengadilan

b. Mengajukan permohonan Pelatihan mediasi bagi para hakim Pengadilan Tingkat Pertama

c. Peraturan MA Nomor 4 Tahun 2019 tentang Perubahan Peraturan MA Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penyelesaian Gugatan Sederhana

a. Sosialisasi manfaat mediasi

b. Penyempurnaan SOP mediasi.

c. Meningkatkan kemampuan Hakim dalam memutuskan tentang kriteria gugatan sederhana terhadap setiap gugatan yang masuk ke Pengadilan Negeri Curup.

(31)

34 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB

PERMASALAHAN TANTANGAN POTENSI STRATEGI

3. PENINGKATAN AKSES PERADILAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DAN TERPINGGIRKAN Arah Kebijakan : Pos Pelayanan Bantuan Hukum

a. Adanya sikap masyarakat yang malu/tidak yakin bila mendapat perlakuan khusus sebagai orang miskin dan mereka biasanya tinggal di pinggir kabupaten/kota.

b. Pembebasan biaya perkara/prodeo kepada masyarakat miskin tidak bisa direalisasikan pada Pengadilan Negeri Curup dikarenakan anggarannya tergolong kecil dan tidak ada masyarakat yang mengajukan penyelesaian perkara dengan pembebasan biaya perkara/prodeo c. Pelaksanaan sidang

keliling/zitting plaats masih belum mampu memenuhi permintan masyarakat karena kondisi bagungan gedung zittingplaats yang rusak berat dan keterbatasan anggaran.

a. Penetapan target perkara belum memanfatkan data potensi perkara miskin dilihat dari jumlah penduduk miskin tiap kabupaten/kota.

b. Alokasi anggaran tidak mampu menutup seluruh komponen biaya penyelesaian perkara yang akan dibiayai.

c. Pelaksanaan sidang keliling terkendala dengan tempat sidang bila tidak ada alokasi anggaran untuk kebutuhan operasional sidang.

a. Perma no. 1 tahun 2014 tentang Pedoman pemberian layanan hukum bagi masyarakat tidak mampu di pengadilan.

b. Mengupayakan anggaran yang lebih proposional untuk penyelesaian perkara melalui pembebasan biaya perkara ke Dirjen Badilum.

c. Melaporkan kondisi riil tempat sidang keliling secara online melalui aplikasi pelaporan secara elektronik melalui website dan mengupayakan anggaran untuk kebutuhan operasional sidang.

a. Sosialisasi tentang jenis layanan pada Posbakum kepada masyarakat yang tidak mampu secara ekonomi untuk berperkara di Pengadilan Negeri Curup b. Petugas PTSP selalu selalu

mensosialisasikan dan menaymapikan informasi tentang prodeo kepada pengguna layanan karena di pengadilan tersedia anggaran layanan tersebut untuk masyarakat kurang mampu

(32)

35 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB 4. MENINGKATKAN KEPATUHAN TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN

Arah kebijakan : Putusan Perkara Perdata yang ditindaklanjuti a. Biaya eksekusi putusan pengadilan

tidak bisa direalisasikan pada Pengadilan Negeri Curup dikarenakan anggarannya tergolong kecil.

a. Alokasi anggaran tidak mampu menutup seluruh komponen biaya eksekusi putusan pengadilan yang akan dibiayai.

a. Mengupayakan anggaran yang lebih proposional untuk biaya eksekusi putusan pengadilan ke Dirjen Badilum.

a. Memberikan rincian riil tentang biaya eksekusi perkara perdata kepada Dirjen Badilum untuk menjadi bahan pertimbangan untuk pengajuan anggaran tahun berikutnya.

(33)

36 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI | PENGADILAN NEGERI CURUP KELAS IB 3.3 Kerangka Regulasi

Kerangka regulasi disusun dalam rangka mendukung pelaksanaan Rancangan Renstra 2020 – 2024 melalui identifikasi dan pengkajian regulasi atau peraturan-peraturan yang dibutuhkan guna mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran yang diharapkan dalam Renstra tersebut. Pada saat ini, Pengadilan Negeri Curup telah memiliki serangkaian peraturan perundang-undangan yang dapat mendukung tugas dan wewenangnya.

Dasar hukum tertinggi atas pelaksanaan tugas dan wewenang Mahkamah Agung Republik Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945. Sementara pada level Undang-Undang, pelaksanaan tugas dan wewenang Mahkamah Agung republik Indonesia diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004 yang sudah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman. Selanjutnya Mahkamah Agung memiliki 4 (empat) lembaga peradilan yang berada di bawahnya. Salah satunya adalan peradilan umum. Adapun dasar hukum pelaksanaan tugas dan wewenang peradilan umum adalah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1984, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 yang diubah Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009. Adapun tugas pokok dan fungsi Pengadilan Negeri diatur dalam Undang-Undang Nomor 49 tahun 2009 dalam pasal 55 sampai dengan pasal 67.

Selain produk hukum dalam bentuk peraturan perundang-undangan di atas, terdapat produk produk peraturan dalam bentuk Keputusan dan Peraturan Ketua Mahkamah Agung republik Indonesia yang mengikat secara internal maupun eksternal. Di mana secara substansi keputusan dan peraturan tersebut banyak mengatur mengenai prosedur, tata cara, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis dan perdoman dalam rangka penyelesaian perkara pidana maupun perdata di pengadilan tingkat pertama.

Keseluruhan peraturan perundang-undangan, keputusan dan perturan Ketua Mahkamah Agung tersebut bertindak sebagai kerangka regulasi dalam mendukung pelaksanaan tugas dan wewenang Pengadilan Negeri Curup serta memberikan konstribusi positif terhadap implementasi Renstra 2015 -2019 sekaligus memberikan payung hukum terhadap berbagai perkara yang tengah ditangani oleh penegak hukum di Pengadilan Negeri Curup.

Referensi

Dokumen terkait

Sasaran Peningkatan Efektifitas Pengelolaan Penyelesaian Perkara dimaksudkan untuk menggambarkan efektifitas dan efisiensi upaya Pengadilan Negeri Pelalawan dalam

Indikator ini diukur dengan cara membandingkan antara jumlah perkara perdata yang diselesaikan tepat waktu pada bulan berjalan dengan perkara perdata yang diselesaikan pada

Kegiatan pertama dalam menerima perkara permohonan banding yang dilakukan oleh petugas meja I adalah meneliti kelengkapan berkas perkara banding yang dikirim oleh

Nomor Perkara Jenis Uang Titipan Banyaknya Pelaksanaannya/ Penggunaannya Saldo Keterangan N H 31 Juli 2017 Panitera Drs/'Asmar Josen... LAPORAN BIAYA PEMERIKSAAN BANDING

Bahwa untuk menunjang tertibnya administrasi Keuangan Perkara Perdata serta lancarnya proses penyelesaian perkara perdata baik ditingkat pertama, banding, kasasi,

Bersama ini kami kirimkan laporan Bulanan Keuangan Perkara Perdata pada Pengadilan Negeri Metro Kelas IB , untuk bulan Mei 2017.. Demikian

a). Putusan Pengadilan TK I yang dikuatkan Tingkat Banding sejumlah 246 Perkara. Putusan Pengadilan TK I yang dibatalkan Tingkat Banding sejumlah 37

 Surat Edaran Ketua MA RI Nomor 2 Tahun 2014 tentang Penyelesaian Perkara di Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding pada 4 (empat) lingkungan Peradilan.. 