BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Dalam karya ilmiah terapan ini penulis akan mendeskripsikan tentang objek penelitian sesuai dengan judul karya ilmiah terapan ini yaitu “Penerapan pelaksanaan tugas jaga navigasi di anjungan kapal saat berada di alur pelayaran sempit”. Sehingga dengan adanya deskripsi gambaran umum objek penelitian ini pembaca dapat memahami dan mampu merasakan tentang hal yang terjadi pada saat penulis melakukan penelitian di atas kapal KM. TANTO ABADI.
Kapal KM.TANTO ABADI merupakan kapal yang di miliki oleh sebuah perusahaan PT. TANTO INTIM LINE yang berkantor pusat tepatnya di Jl.
Indrapura No.29-33, Kemayoran, Krembangan, Kota Surabaya, Jawa Timur 60176 Telepon: (031) 3533392.
1. Tempat Penelitian
Tempat Penelitian dilakukan di KM. TANTO ABADI, yang jenis kapalnya adalah Kapal Container dengan Rute Pelayaran area Indonesia.
KM. TANTO ABADI memiliki data data kapal sebagai berikut :
Ship’sname : KM. TANTO ABADI
Owner : PT. TANTO INTIM LINE
Call sign : P M I U
IMO number : 9070278
Class : BKI
Registered : JAKARTA
Years of built : 1994
Type of vessel : CONTAINER CARRIER
Ship builder : JIANG ZHOU SHIPYARD JIANGXI, CHINA
Gross tonnage : 3577 TONS Netto tonnage : 1548 TONS Length over all : 93,45 METERS Length between perp. : 84,90 METERS Breadth moulded : 17,61 METERS
Depth : 7,60 METERS
Air draft : 31,80 METERS
Summer draft : 5,80 METERS Summer DWT : 6334,80 METERS
Light ship : 2011,50 METERS
Light draft : 2,17 METERS
Capacity : I/H = 106 TEUS, O/D = 156 TEUS, TOTAL=262 TEUS (FULL)
Crane (S.W.L) : 1 x 35 TONS, 27 METERS OUT REACH Number of hold : 2 HOLDS ( 4 HATCHS )
Main Engine : YICHANG MAN B&W 5L3SMC, 2800 KW (3800 HP) – 200 RPM
Service speed : 13,5 KNOTS
Auxiliary Engine : 3 x DENMARK DEMP 200 KW + 1 x DEMP 64 KW
Tank Capacity : WBT=1500 m3, FWT=200 m3, FOT=300 m3, DOT=80 m3
2. Awak Kapal
Di atas Kapal KM. TANTO ABADI memiliki 19 awak kapal termasuk juga Nahkoda. Awak kapal terdiri dari 4 orang deck officer termasuk Nakhoda, 4 orang enginer termasuk KKM, 1 orang Electrician, 1 orang Bosun, 3 orang Juru Mudi, 3 Oiler, 1DeckCadet, dan 1 EngineCadet
B. HASIL PENELITIAN
Dibawah ini merupakan hasil observasi dan pembahasan wawancara yang dilakukan di kapal KM. TANTO ABADI selama taruna Praktek Berlayar adalah sebagai berikut :
1. Penerapan pelaksanaan tugas jaga navigasi saat berada di alur pelayaran sempit.
Pelaksanaan tugas jaga navigasi di alur pelayaran sempit sering sekali dilakukan oleh kapal atau navigator. Salah satu contoh studi kasus memasuki atau berlayar di alur pelayaran sempit yang taruna alami dan lakukan adalah ketika mengikuti pelayaran KM.TANTO ABADI yang berlayar dari Surabaya menuju Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin. Dimana kapal harus memasuki sungai Barito sepanjang 11,5 km.
Ketika memasuki alur pelayaran sempit ada beberapa prosedur yang diterapkan di KM. TANTO ABADI adalah sebagai berikut :
a. Persiapan dalam berolah gerak kapal saat memasuki alur Pelayaran Banjarmasin
1) Persiapan sebelum berolah gerak.
a) Kapal datang dari laut
b) 1 jam sebelumnya KKM harus diberitahu ( one hour notice) c) Peta penjelas/ peta pelabuhan di siapkan
d) Sarat kapal dan kedalaman perairan di siapkan e) Alat pengukur kedalaman dioprasikan
f) Alat- alat navigasi disiapkan g) Mesin jangkar disiapkan h) Tangga pandu disiapkan
i) Bila kapal berlabuh, bola- bola disiapkan
2) Olah gerak kapal saat memasuki alur Pelayaran Banjarmasin
a) Kapal datang dengan mengurangi kecepatannya “slow aheand”
menuju dermaga
b) Kapal merubah haluan kekanan atau kekiri mendekati dermaga c) Kapal di dorong dengan kapal tunda sampai sandar di dermaga b. Persiapan sebelum dan sesudah penyandaran kapal
1) Fender atau dampra merupakan fasilitas penting yang berfungsi melindungi lambung kapal pada saat tambat dipelabuhan untuk itu, Gunakan fender atau dapra sesuai dengan bagian kapal yang akan kita sandari dan pastikan jumlah fender cukup.
2) Peralatan navigasi dan komunikasi
Peralatan navigasi dan komunikasi usahakan selalu stand by sebelum melakukan penyandarkan kapal agar dapat mengetahui bahaya di sekeliling kapal baik bahaya navigasi maupun ketinggian ombak.
3) Safety Equipment
Pastikan setiap crew menggunakan safety Equipment sesuai standard keselamatan kerja (safety helmet, safety shoes, werpak, gloves dll ) agar dapat mengurangi segala resiko kecelakaan kerja
4) Tali menali dan jangkar
Setiap crew wajib memeriksa keadaan tali maupun rantai jangkar atau jangkar yang akan digunakan, untuk melakukan penyandaran kapal agar saat digunakan tidak mengakibatkan kecelakaan, pastikan segala peralatan tidak mengalami kerusakan
5) Ship condition
Sebelum melakukan penyandaran kapal pastikan keadaan kapal telah ditulis ( draft kapal, jumlah air tawar, jumlah bahan bakar, trim kapal, dll )
2. Kualitas perwira jaga navigasi
Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan, saya menemukan bahwa pada saat itu kondisi Pandu kurang fit karena dia mengemukakan sendiri bahwa telah membawa kapal keluar alur dan langsung membawa kapal kami masuk alur. Sehingga istirahat dirasa kurang oleh beliau.Namun demi menjaga kondisi tubuh yang lelah, pandu melakukan
pemantauan duduk di kursi Nakhoda.Sedangkan mualim 2 lebih fokus jaga dalam keadaan berdiri selama tugas jaga berlangsung.
Kondisi Fitness of Duty dapat berpengaruh pada kualitas perwira jaga yang bertugas. Pandu atas nama Bapak Budi di Banjarmasin menuturkan bahwa : “ Kita harus memperhatikan istirahat yang cukup demi menjaga kualitas dan juga keselamatan pelayaran. Dimanasesuai aturan STCW 2010 jam kerja dari ABK kita diperbolehkan bekerja sampai dengan 92 jam dalam waktu seminggu (ini berarti sehari bisa kerja maksimal sampai dengan 14 jam) selebihnya ABK harus istirahat, demi keselamatan kapal. ”
Sedangkan berdasarkan penuturan yang dinyatakan oleh Tato christianto selaku Mualim 2 di kapal bahwa : “ Sebagai seorang Perwira yang berdinas di anjungan, kita harus selalu memperhatikan jam jaga kita dan tidak terus memaksakan diri dalam bekerja kecuali dalam keadaan yang emergency. Sehingga dengan istirahat yang cukup, kita bisa fokus dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab kita di anjungan. ”
Kesimpulan dari hasil observasi dan wawancara di kapal KM.
TANTO ABADI adalah istirahat yang cukup sesuai standart STCW dan para perwira jaga harus mengerti aturan keselamatan yang terdapat di aturan SOLAS.
Berikut ini saya sertakan foto penelitian diatas kapal :
Gambar 4.1 Peta alur pelayaran masuk sungai Barito
Sumber: KM. TANTO ABADI
Gambar 4.2 Peta mendekati Pelabuhan
Sumber: KM. TANTO ABADI
Gambar 4.3 Keadaan Sekitar Sungai Barito
Sumber :http://www.google.co.id/
Gambar 4.4 Anjungan tempat mengemudikan kapal
Gambar 4.5 Pengamatan keliling
Sumber : KM.Tanto Abadi
BAB V PENUTUP
Sebagai akhir dari penulisan karya ilmiah terapan ini, penulis mengambil beberapa simpulan dan saran yang semoga dapat bermanfaat untuk pengetahuan dan masukan tentang penerapan pelaksanaan tugas jaga navigasi di anjungan kapal saat berada di alur pelayaran sempit di KM.TANTO ABADI.
A. Kesimpulan
1. Penerapan pelaksanaan tugas jaga navigasi pada saat memasuki alur pelayaran sempit Banjarmasin ialah dengan mempersiapkan alat navigasi, alat komunikasi, safety equipment dan pastikan keadaan kapal telah ditulis ( draft kapal, jumlah air tawar, jumlah bahan bakar, trim kapal, dll )
2. Menjaga kualitas perwira jaga saat bertugas di alur pelayaran sempit ialah waktu istirahat yang cukup sesuai standart STCW dan para perwira jaga harus mengerti aturan keselamatan yang terdapat di aturan SOLAS
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di pembahasan serta kesimpulan yang telah dilakukan, berikut ini adalah beberapa saran yang diharapkan menjadi pembahasan dan bahan pertimbangan pada saat kita melakukan tugas jaga navigasi di alur pelayaran sempit yaitu :
1. Sebagai seorang perwira harus cakap dalam berkomunikasi dan memakai alat navigasi untuk melakukan pengamatan dan berolah gerak dengan aman.
2. Pemberian jam istirahat kepada para ABK harus sesuai dengan standart STCW guna menghindari bahaya navigasi yang bisa terjadi akibat kelelahan dan kinerja yang tidak maksimal.