i
PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 006
RANDELANGI KABUPATEN MAMASA
SKRIPSI
Oleh MEDIANA OLA NIM 4513103010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BOSOWA 2017
i
PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SDN 006
RANDELANGI KABUPATEN MAMASA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh MEDIANA OLA NIM 4513103010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BOSOWA 2017
ii
iii
iv ABSTRAK
Mediana Ola. 2017. Pengaruh Metode Eksperimen terhadap Motivasi Belajar IPA pada Siswa Kelas V SDN 006 Randelangi Kabupaten Mamasa. Dibimbing oleh Dr. Asdar S.Pd., M.Pd. dan St. Muriati S.Pd., M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh penerapan metode eksperimen terhadap peningkatan motivasi belajar IPA pada siswa kelas V SDN 006 Randelangi Kabupaten Mamasa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre- eksperimen, tipe one group pretes and postes design. Teknik penarikan sampel yaitu dengan sampel jenuh dimana semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel. Jumlah siswa kelas 5 SDN 006 Randelangi yang dijadikan sampel yaitu 6 orang. Instrumen penelitian berupa angket motivasi, lembar observasi dan lembar tes hasil belajar.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis secara deskriptif pada setiap indikator motivasi belajar IPA dan tes hasil belajar. Sedangkan pengujian hipotesis dengan teknik uji F.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pernerapan metode eksperimen tidak berpengaruh terhadap motivasi belajar IPA pada siswa kelas V SDN 006 Randelangi Kabupaten Mamasa. Hal itu dibuktikan dari hasil uji F sebesar 0,027 sedangkan nilai F tabel dimana dk adalah 1,4 pada taraf signifikan 5% adalah sebesar 7,71 menunjukkan bahwa Fhitung < Ftabel .
Kata kunci: Metode Eksperimen, Motivasi Belajar IPA.
v
ABSTRACT
Mediana ola. 2017. The effect of experimenthal method on learning motivation of IPA at the class V of at SDN 006 Randelangi, Mamasa Regency. Supervised by Dr. Asdar S.Pd., M.Pd., and St. Muriati S.Pd., M.Pd.
The objectives of the research was to find out the effect of experiment method on increasing of learning motivation of IPA at the class of V of 006 SDN Randelangi, Mamasa Regency. This research used pre- experiment method, type of one group pre-test and postest design.
Sample of this research was purposive random sampling which all of population as a sample. The number of students was 6 students.
Instrument of this research was questionnaire, sheet of observation and test. The technigue of analysis data was descriptive analisis test on each indicator of motivation learning of IPA and test result of learning. And hypothesis using F-test.
The result showed that the application of eksperimental methods did not effect the learning motivation of ipa at the students at the class V SDN 006 randelangi Mamasa regency. This avidenced from the results of F test of 0,027 while the value of F table in dk is 1,4 at a significant level of 5% is 7,71 indicates that Fhitung < Ftabel .
Keys words: experiment, method, motivation, learning IPA
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena, telah manguatkan penulis dengan kasih karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Metode Eksperimen Terhadap Motivasi Belajar IPA Pada Siswa Kelas V SDN 006 Randelangi Kabupaten Mamasa”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan study S1 PGSD.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat pendampingan, dukungan, motivasi, bimbingan dan doa dari berbagai pihak, maka dari itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Muhammad Saleh Pallu, M.Eng. selaku Rektor Unversitas Bosowa Makassar.
2. Dr. Mas’ Ud. Muhammadiah, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendididikan Universitas Bososwa.
3. Drs. Lutfin, M.Hum., selaku Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
4. St. Muriati, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan selaku pembimbing II dalam penyusunan skripsi ini, yang telah mengarahkan dan mendidik penulis.
5. Asdar S.Pd., M.Pd., selaku pembimbing I, yang telah membimbing dan mengarahkan dan mendidik dalam penyusunan skripsi ini.
vii
6. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Universitas Bosowa yang telah memberikan dorongan, membimbing serta mendidik penulis selama mengikuti perkuliahan.
7. Amba selaku kepala Sekolah Dasar Negeri 006 Randelangi yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di sekolah.
8. Barends S.Pd. Wali kelas 5 SDN 006 Randelangi yang telah bersedia membimbing selama penelitian di sekolah.
9. Siswa-siswi kelas 5 SDN 006 Randelangi yang telah meluangkan waktunya untuk menjawab angket dan masukan informasi penelitian.
10. Ibu terkasih Biro dan Ayah Datulangi (alm), Kakak terkasih Lembang dan Anike, adek terkasih Mesa dan Sombo serta seluruh keluarga untuk doa dan dukungannya.
11. Martihini Ratte Tasik, Edriani, Marniati, Maria Sarty, Agnes serta semua teman-teman seperjuangan Teman-teman PMKO Universitas Bosowa dan teman pemuda GTM Jemaat Gatorani atas dukungan dan Doanya.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan, dukungan, doa, perhatian dan kerja sama sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Makassar 2017 Penulis
Mediana Ola
viii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...i
HALAMAN PENGESAHAN ... ..ii
PERNYATAAN ... .iii
ABTRAK ... .iv
ABSRACT ...v
KATA PENGANTAR ... .vi
DAFTAR ISI ... .viii
DAFTAR GAMBAR ... ..x
DAFTAR TABEL ... .xi
DAFTAR LAMPIRAN ... .xiii
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang ...1
B. Rumusan Masalah ...5
C. Tujuan Penelitian ...5
D. Manfaat Penelitian ...5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ...7
A. Metode Pembelajaran ...7
1. Pengertian Metode Pembelajaran ...7
2. Jenis-jenis Metode Pembelajaran...8
B. Metode Eksperimen ...9
1 Pengertian Metode Eksperimen ...9
2 Kelebihan metode Eksperimen ... 10
3 Kekurangan Metode Eksperimen ... 11
4 Prosedur-prosedur Pelaksanaan Metode Eksperimen ... 11
ix
C. Motivasi Belajar ... 12
1. Pengertian Motivasi ... 12
2. Pengertian Belajar ... 12
3. Pengertian Motivasi Belajar ... 13
4. Macam-macam Motivasi Belajar ... 13
5. Fungsi Motivasi Belajar ... 14
6. Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 15
7. Prinsip Motivasi Belajar ... 16
8. Indikator-indikator Motivasi Belajar ... 20
9. Motivasi belajar IPA ... 21
D. Materi IPA pokok Bahasan Pernapasan Manusia ... 21
E. Kerangka Pikir ... 26
F. Hipotesis Penelitian ... 28
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 29
B. Desain Penelitian ... 29
C. Populasi dan Sampel ... 30
D. Variabel Penelitian ... 30
E. Devenisi Operasional Variabel ... 31
F. Teknik Pengumpulan Data ... 32
G. Instrumen Penelitian ... 33
H. Teknik Analisis Data ... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38
A. Hasil Penelitian ... 38
B. Pembahasan ... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 56
A. Kesimpulan ... 56
B. Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 58
LAMPIRAN ... 60
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 130
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Gambar Alat Pernapasan Manusia ... 21 Gambar 2.2 Gambar Paru-paru Manusia ... 22 Gambar 3.1 Bagan Kerangka Pikir ... 32
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 29
Tabel 3.2 Kisi-kisi lembar Angket Motivasi Belajar IPA ... 34
Tabel 3.3 Kriteria Penskoran Motivasi Belajar IPA ... 36
Tabel 3.4 Kategori Motivasi Belajar IPA ... 37
Tabel 4.1 Skor Perolehan Pre-test Angket Motivasi Belajar IPA SDN 006 Randelangi ... 40
Tabel 4.2 Nilai Pre-test Motivai Belajar IPA siswa SDN 006 Randelangi ... 41
Tabel 4.3 Distribusi Pre-test Motivasi Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 006 Randelangi ... 41
Tabel 4.4 Persentase Pre-test Motivasi Belajar IPA Siswa kelas V SDN 006 Randelangi Berdasarkan Indikator ... 42
Tabel 4.5 Skor Perolehan Pos-test Angket Motivasi Belajar IPA SDN 006 Randelangi ... 42
Tabel 4.6 Nilai Pos-test Motivasi Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 006 Randelangi ... 43
Tabel 4.7 Distribusi Pos-test Motivasi Belajar IPA siswa Kelas V SDN 006 Randelangi ... 43
Tabel 4.8 Persentase Pos-test Motivasi Belajar IPA siswa Kelas V SDN 006 Randelangi Berdasarkan Indikator ... 44
Tabel 4.9 Skor perolehan Pre-test Hasil Belajar IPA SDN 006 Randelangi ... 44
Tabel 4.10 Nilai Pre-Test Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 006 Randelangi ... 45
Tabel 4.11 Skor Peroleha Pos-test Hasil Belajar IPA SDN 006 Randelangi ... 45
Tabel 4.12 Nilai Pos-test Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 006 Randelangi ... 46
xii
Tabel 4.13 Perhitungan pre-test Hasil Belajar IPA dan Motivasi
Belajar IPA ... 46 Tabel 4.14 Perhitungan pos-tes hasil Belajar IPA dan Motivasi
Belajar IPA ... 49
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Perangkat Pembelajaran ... 60
Lampiran 2 Instrumen Penelitian ... 72
Lampiran 3 Data Penelitian Hasil Penelitian ... 80
Lampiran 4 Surat-surat ... 127
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal penting dalam kelangsungan hidup suatu negara. Pendidikan akan mencerminkan kualitas sumber daya manusia didalamnya. Manusia yang berkualitas terlihat dari segi pendidikannya. Hal ini tercantum dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No. 20 tahun 2003 dikatakan bahwa “Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab” (Komarudin 2013:14).
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional ini,dalam proses belajar mengajar, guru memegang peranan yang sangat penting, tetapi tidak bisa dipisahkan peranan siswa dalam pencapaian tujuan pendidikan, khususnya dalam hal penerimaan materi pelajaran. Agar pembelajaran lebih efektif guru dituntut untuk menguasai manajemen kelas atau sering juga disebut pengelolaan kelas. Di dalam kelas guru tidak hanya bertugas menyampaikan materi saja, tetapi harus mampu mewujudkan suasana belajar yang menyenangkan. Oleh karena itu, beban yang diemban sekolah, dalam hal ini guru sangat berat. Karena guru yang menentukan
2
jalannya proses pembelajaran. Guru juga yang menentukan berhasil tidaknya siswa dilihat dari hasil belajar.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah kualitas pembelajaran yang masih sangat rendah. Fakta dari lapangan dalam proses pembelajaran siswa kurang diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir sehingga siswa kurang aktif dalam belajar. Hal ini terjadi karena cara pembelajaran berpikir tidak digunakan secara baik dalam proses pembelajaran yang berlangsung dikelas hanya diarahkan untuk kemampuan siswa untuk menghafal informasi, siswa dipaksa hanya untuk mengingat informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh untuk menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini terjadi pada pembelajaran IPA, yang selama ini proses pembelajaran IPA di SD masih banyak dilaksanakan secara klasikal dalam hal ini sering menggunakan metode ceramah. Guru belum melaksanakan pembelajaran aktif dan kreatif melibatkan siswa di kelas.
Dalam proses pembelajaran IPA masih sering ditemukan pembelajaran yang berpusat pada guru sehingga keterlibatan siswa selama proses pembelajaran masih kurang hal ini menyebabkan kurang aktifnya siswa dalam mengikuti pelajaran.
Rendahnya motivasi siswa untuk belajar merupakan salah satu fakor dari penyebab kurang berhasilnya proses belajar pada siswa. Hal ini akhirnya berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Motivasi belajar
3
merupakan komponen yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Rendahnya motivasi disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain karena kurangnya pemahaman siswa terhadap suatu konsep, kurangnya sikap aktif siswa terhadap mata pelajaran yang dipelajari, kurang interpretasi terhadap tugas-tugas dari setiap mata pelajaran yang sedang dipelajari.
Berbagai penelitian yang dilakukan dalam bidang pembelajaran IPA saat ini menekankan pada anak dari pada gurunya, kita dapat melihat bahwa pembelajaran IPA di kelas dipandang sebagai suatu proses aktif dan sangat dipengaruhi oleh apa yang sebenarnya ingin dipelajari anak.
Tapi kenyataan masih banyak guru yang menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran hal ini mengakibatkan siswa kebanyakan hanya bisa menghafal konsep saja tanpa betul-betul memahami arti dari pelajaran yang diterima. Belajar menurut pandangan konstruktivisme bukanlah sekadar menghafal akan tetapi, proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman. Pengetahuan bukanlah hasil (pemberian) dari orang lain seperti guru, akan tetapi hasil dari mengkontruksi yang dilakukan setiap individu. Menurut Usman (2016:5) model belajar yang cocok untuk anak Indonesia adalah model belajar melalui pengalaman langsung (learning by doing). Model belajar ini memperkuat daya ingat anak dan biayanya sangat murah sebab menggunakan media yang ada dilingkungan anak sendiri. Menurut Piaget (Jeanne 2008:43) Perkembangan intelektual peserta didik berlangsung
4
dalam 4 tahap yaitu: Tingkat sensoris: 0,0-2,0 tahun, Tingkat pra- operasional: 2,0-7.0 tahun, Tingkat operasional kongkret: 7,0-11,0 tahun dan Tingkat operasional formal: 11,0-14,0 tahun.
Berdasarkan tahapan tersebut diatas maka anak usia sekolah dasar tergolong operasional konkret. Tahap operasional konkret memerlukan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan dengan mempertimbangkan bahwa siswa nantinya dapat melihat, berbuat dan melibatkan dirinya dalam proses kegiatan belajar sehingga siswa akan mengalami secara langsung hal-hal yang dipelajari. Oleh karena itu dilihat dari karakteristik peserta didik diatas, metode eksperimen dianggap cocok diterapkan dalam mata pelajaran IPA. Oleh karena itu sebaiknya sebelum melaksanakan pembelajaran IPA, agar siswa dapat lebih termotivasi dalam belajar, seorang guru perlu menguasai metode, strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
Metode pada dasarnya adalah cara untuk merealisasikan strategi pembelajaran. Pada umumnya kegiatan belajar mengajar di Indonesia selama ini masi dilaksanakan secara klasikal yang umumnya masih berpusat pada guru yakni menggunakan metode ceramah. Metode eksperimen dalam pembelajaran dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran, dimana siswa terlibat secara langsung dalam proses penemuan pemahaman materi yang diajarkan guru. Oleh karena itu, penerapan metode eksperimen diharapkan dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar.
5 Dengan memperhatikan latar belakang yang sudah dipaparkan peneliti menggunakan metode eksperimen sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, dengan merumuskan dalam judul penelitian pengaruh metode eksperimen terhadap motivasi belajar IPA pada siswa kelas V SDN 006 Randelangi tahun ajaran 2016/2017.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh metode eksperimen terhadap peningkatan motivasi belajar IPA pada siswa kelas V SDN 006 Randelangi Kabupaten Mamasa?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh penerapan metode eksperimen terhadap peningkatan motivasi belajar IPA pada siswa kelas V SDN 006 Randelangi Kabupaten Mamasa.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun secara praktis kepada berbagai pihak, sebagai berikut:
1. Manfaat teoretis, diharapkan penelitian ini menjadi sumbangan gagasan dan tawaran solusi terhadap pelaksanaan metode pembelajaran di sekolah.
6
2. Manfaat praktis
Penelitian ini memberi manfaat praktis:
a. Bagi guru; Sebagai bahan rujukan dan pedoman dalam pelaksanaan metode eksperimen
b. Bagi siswa; diharapkan dapat membangkitkan motivasi belajar, mengembangkan cara berpikir ilmiah dan sifat demokratis dalam belajar.
c. Bagi peneliti; diharapkan mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA.
d. Bagi sekolah; diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam rangka perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran, khususnya IPA.
7 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Pembelajaran
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Keberhasilan proses belajar mengajar tergantung pada banyak faktor, salah satunya adalah metode pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik (guru). Guru yang mengajar dengan metode yang tepat dapat membuat siswa senang, tekun, antusias, dan mudah memahami materi yang disampaikan sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. David (Abdul 2013:193) menyatakan bahwa method is a way in achieving something (cara untuk mencapai sesuatu). Artinya metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui penggunaan metode pembelajaran.
8 2. Jenis-jenis Metode Pembelajaran
Berikut ini dijelaskan secara singkat beberapa jenis metode pembelajaran menurut Abdul (2013:194-21) adalah :
a. Metode Ceramah
Ceramah sebagai metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan dalam mengembangkan proses pembelajaran melalui cara penuturan.
b. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan penyajian pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.
c. Metode Diskusi
Diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan.
d. Metode Simulasi
Sebagai metode pembelajaran simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
e. Metode Tanya Jawab
Tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic karena pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa.
9 f. Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi kelompok mengandung pengertian bahwa dalam suatu siswa dalam satu kelas dipandang sebagai suatu kesatuan (kelompok).
g. Metode Problem Solving
Pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang berbasis pada masalah yakni pembelajaran yang berorientasi “learned centered”
dan berpusat pada pemecahan masalah oleh siswa melalui kerja kelompok.
h. Metode Karya Wisata
Karya wisata dalam kunjungan keluar kelas dalam rangka belajar.
i. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah percobaan untuk memebuktikan suatu atau hipotesis tertentu.
B. Metode Eksperimen
1. Pengertian Metode Eksperimen
Eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan suatu pernyataan atau hipotesis tertentu. Eksperimen dapat dilakukan dalam suatu laboratorium atau diluar laboratorium. Pekerjaan eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat, karena itu dapat dimasukkan kedalam metode pembelajaran (Sagala 2009:220).
Salah satu metode pembelajaran yang erat kaitannya dengan mata pelajaran IPA adalah metode ekperimen. Metode eksperimen adalah
10 metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok untuk dilatih untuk melakukan suatu proses atau percobaan (Jumanta 2016:100). Sedangkan Heri (2012) mengatakan bahwa metode eksperimen adalah metode atau cara dimana guru dan murid bersama- sama mengerjakan suatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu aksi.
Dalam metode ini siswa mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil dan menarik suatu kesimpulan dari proses yang di alaminya. Dalam metode eksperimen atau metode percobaan siswa secara individual atau kelompok diberi tugas untuk melakukan percobaan sederhana. Percobaan yang mereka lakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, temuan-temuan sampai kesimpulan dibuat dalam satu laporan (Nana dan Erliana 2012:173).
2. Kelebihan Metode Eksperimen
Jumanta (2016:100) menyatakan bahwa metode eksperimen memiliki kelebihan yaitu:
a. Dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri.
b. Siswa dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi tentang ilmu dan teknologi.
c. Akan terbina manusia yang membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
11 3. Kekurangan Metode Eksperimen
Selain kelebihan metode eksperimen juga mempunyai kekurangan.
Adapun kekurangan metode eksperimen menurut Jumanta (2016):
a. Tidak cukup alat-alat mengakibatkan tidak setiap siswa dapat melaksanakan eksperimen
b. Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan c. Memerlukan jangkah waktu yang lama
d. Metode ini hanya sesuai dan terbatas untuk menyajikan bidang- bidang ilmu alam, sains dan teknologi.
4. Prosedur-prosedur Pelaksanaan Metode Eksperimen
Agar tujuan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen dapat tercapai perlu diperhatikan prosedur-prosedur berikut:
a. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
b. Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang:
1. Alat-alat serta bahan yang akan digunakan dalam percobaan.
2. Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui variabel- variabel yang harus dikontrol dengan ketat
3. Urutan yang akan dilakukan selama eksperimen berlangsung 4. Seluruh proses atau hal-hal penting saja yang akan dicatat
5. Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian, perhitungan, grafik dan sebagainya.
12
c. Selama eksperimen berlangsung guru sebaiknya mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.
d. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan ke kelas, dengan mengevaluasi dengan tes atau sekedar tanya jawab.
C. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan (Khodijah 2014:150). Menurut MC. Donald motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ”feeling” dan ditandai dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Sardiman 2011:73).
2. Pengertian Belajar
Makna belajar menurut para ahli adalah sebagai berikut:
a. Morgan, belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkahlaku yang terjadi sebagai hasil dari latihan atau pengalaman (Thobroni 2016).
b. Witherington, adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada suatu reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepandaian atau suatu pengertian (Thobroni 2016:18).
13 c. Surya, belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Rusman 2012:7)
Dari pendapat para pakar diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah adanya perubahan tingkahlaku seseorang setelah melalui suatu proses.
3. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi mempunyai peran sangat penting dalam kegiatan belajar karena siswa mau belajar tentunya karena adanya motivasi. Hamzah B.
Uno (2014:23) mengatakan motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya denganbeberapa indikator atau unsur yang mendukung. Khodijah (2014:151) mengatakan bahwa motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar.
4. Macam-macam Motivasi Belajar
Dalam penelitian ini hanya membahas motivasi dari dua sudut pandang, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang disebut motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
a. Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsi tidaknya perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
Perlu diketahui bahwa siswa yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki
14 tujuan untuk menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang studi tertentu. Satu-satunya jalan menuju tujuan yang ingin dicapai adalah belajar, tanpa belajar tidak mungkin mendapat pengetahuan tidak mungkin menjadi ahli. Dorongan itu bersumber pada sebuah kebutuhan, kebutuhan yang mengharuskan menjadi orang yang terdidik dan berpengetahuan. Jadi memang motivasi itu bersumber dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara esensial, bukan sekadar simbol dan seremonial.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Perlu ditegaskan, bukan berarti bahwa motivasi ekstrinsik ini tidak baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar mengajar tetap penting. Sebab kemungkinan besar keadaan siswa itu bersifat dinamis, berubah-ubah dan juga mungkin komponen lain dalam proses belajar-mengajar ada yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi ekstrinsik.
5. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa motivasi merupakan dorongan yang ada dalam diri siswa untuk dapat melakukan aktivitas belajar guna mencapai kompetensi atau hasil belajar yang
15 optimal. Berdasarkan pengertian ini dapat dikatakan bahwa motivasi belajar memiliki peranan yang sangat penting dalam proses belajar siswa.
Motivasi diibaratkan kekuatan mental yang mendorong, menggerakkan dan mengarahkan aktivitas belajar siswa. Sardiman (2011:85) memaparkan tiga fungsi motivasi yaitu:
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi
b. Menentukan arah perubahan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menetukan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
6. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Dilihat dari sifatnya motivasi dapat dibedakan antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Dalam proses pembelajaran, motivasi intrinsik sulit untuk diciptakan karena motivasi itu datangnya dari dalam diri siswa. Kita tidak akan tahu seberapa besar motivasi intrinsik yang menyertai perbuatan siswa. yang mungkin dapat adalah dengan mengembangkan motivasi ekstrinsik untuk memberi dorongan agar siswa lebih giat belajar. Namun demikian menurut Umar Hamalik (Wina 2010:256-257) munculnya motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik dapat dipengaruhi oleh faktor :
16 a. Tingkat kesadaran siswa akan kebutuhan yang mendorong tingkah laku/ perbuatannya dan kesadaran atas tujuan belajar yang hendak dicapainya.
b. Sikap guru terhadap kelas, artinya guru yang selalu merangsang siswa berbuat kearah tujuan yang jelas dan bermakna, akan menumbuhkan sifat intrinsik, tapi bila guru lebih menitik beratkan pada rangsangan-rangsangan sepihak maka sifat ekstrinsik akan lebih dominan.
c. Pengaruh kelompok siswa. Bila pengaruh kelompok selalu kuat maka motivasinya cenderung kearah ekstrinsik.
d. Suasana kelas juga berpengaruh terhadap munculnya sifat tertentu pada motivasi belajar siswa. Suasana kebebasan yang bertanggung jawab akan lebih merangsang munculnya motivasi intrinsik dibanding dengan suasana penuh tekanan dan paksaan.
7. Prinsip Motivasi Belajar
Adapun prinsip motivasi menurut Kenneth H. Hoover (Wina Sanjaya 2010:258-259) adalah sebagai berikut:
a. Pujian lebih efektif daripada hukuman. Hukuman bersifat menghentikan suatu perbuatan, sedangkan pujian bersifat menghargai hasil kerja yang telah dilakukan. Oleh karena itu, memberikan pujian akan lebih efektif dalam membangkitkan motivasi belajar.
17 b. Para siswa memiliki kebutuhan psikologis yang bersifat dasar yang perlu mendapat kepuasan. Siswa berbeda dalam upaya memenuhi kebutuhan tersebut. Bagi siswa yang dapat memenuhi kebutuhannya secara efektif melalui kegiatan-kegiatan belajar lebih sedikit memerlukan bantuan dibandingkan dengan siswa yang tidak memerlukan kebutuhannya itu.
c. Dorongan yang muncul dari dalam (intrinsik), lebih efektif dibandingkan dorongan dari luar (ekstrinsik), dalam menggerakkan motivasi belajar siswa.
d. Tindakan-tindakan atau respon siswa yang sesuai dengan tujuan, perlu diberikan penguatan untuk memantapkan hasil belajar.
Penguatan itu sangat penting artinya untuk membangkitkan motivasi belajar siswa melalui penguatan siswa akan merespons ulang setiap kali muncul stimulus.
e. Motivasi mudah menular kepada orang lain. Guru mengajar penuh antusias dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga dapat mendorong kepada temannya yang lain untuk meningkatkan motivasi belajarnya.
f. Pemahaman siswa yang jelas terhadap tujuan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu, siswa perlu mengetahui arah dan tujuan pembelajaran.
g. Minat siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri, akan lebih besar dibandingkan dengan tugas yang
18 dibebankan oleh orang lain. Guru perlu mempertimbangkan tugas yang sesuai dengan minat siswa sehingga siswa tidak merasa terpaksa melaksanakannya.
h. Berbagai macam penghargaan seperti ganjaran yang diberikan dari luar kadang-kadang diperlukan untuk merangsang minat belajar siswa. Guru perlu memberikan penghargaan yang wajar sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar siswa.
i. Penerapan strategi pembelajaran daptat meningkatkan motivasi belajar siswa. Guru perlu memahami dan mampu menerapkan berbagai strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
j. Minat khusus yang dimiliki siswa akan bermanfaat dalam meningkatkan motivasi belajar siswa manakala dihubungkan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.
k. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk merangsang minat siswa yang tergolong lamban, ternyata tidak bermanfaat untuk siswa yang tergolong cepat dalam belajar. Dalam mengembangkan berbagai teknik untuk merangsang minat belajar siswa, guru perlu memperhatikan kondisi siswa.
l. Tidak semua kecemasan berdampak negatif terhadap motivasi belajar siswa. kecemasan dan prustasi yang berkadar lemah justru dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. keadaan emosi yang lemah dapat membuat siswa lebih energi dalam menyelesaikan
19 tugas. Guru hendaknya memerhatikan keadaan semacam ini supaya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.
m. Keadaan psikologis yang serius seperti kecemasan dan emosi yang berat dapat mengakibatkan siswa kesulitan dalam belajar.
n. Tugas-tugas yang terlalu sulit untuk dikerjakan dapat mengakibatkan munculnya efek-efek negatif, seperti munculnya perbuatan- perbuatan menyimpang (mencontek atau mencontoh). Oleh sebab itu, guru perlu mempertimbangkan setiap tugas yang diberikan kepada siswa.
o. Setiap siswa memiliki kadar emosi yang berbeda. Ada siswa yang bertambah giat belajar setelah mengalami kegagalan, sebaliknya ada siswa yang semakin tenggelam disebabkan kegagalan. Oleh karena itu dalam upaya mengembangkan motivasi siswa guru perlu membina stabilitas emosi setiap siswa.
p. Pengaruh kelompok sebaya umumnya lebih efektif dibandingkan pengaruh orang dewasa dalam membangkitkan motivasi belajar bagi para remaja. Oleh sebab itu, dalam membimbing belajar, guru perlu mengarahkan pada nilai-nilai kelompok.
q. Motivasi berhubungan dengan kreativitas. Oleh karena itu, setiap kelompok belajar yang dimiliki siswa dapat diarahkan untuk membangkitkan kreativitas siswa.
20
8. Indikator-indikator Motivasi Belajar Siswa
Indikator motivasi belajar siswa adalah ciri-ciri yang menunjukkan bahwa siswa memiliki motivasi belajar yang kuat. Menurut Sardiman (2011:83) ciri-ciri siswa memiliki motivasi belajar yang kuat yaitu:
a. tekun menghadapi tugas;
b. ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa);
c. menunjukkan minat terhadap masalah yang sedang dihadapi;
d. lebih senang bekerja mandi;
e. cepat bosan pada tugas-tugas rutin;
f. dapat mempertahankan pendapatnya;
g. tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu;
h. senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Indikator motivasi belajar menurut Uno (2014:23) tentang indikator- indikator motivasi belajar adalah sebagai berikut:
a. adanya hasrat dan keinginan berhasil;
b. adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar;
c. adanya harapan dan cita-cita masa depan;
d. adanya penghargaan dalam belajar;
e. adanya kegiatan yang menarik dalam belajar;
f. adanya lingkuangan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik.
Dari uraian teori yang telah dikemukakan maka indikator motivasi belajar dalam penelitian ini adalah:
21 a. minat terhadap IPA,
b. tekun menghadapi tugas,
c. cepat bosan menghadapi tugas-tugas rutin, d. adanya harapan dan cita-cita,
e. keinginan berhasil dalam belajar, f. lingkungan belajar yang kondusif,
g. adanya kegiatan menarik dalam belajar, h. lebih senang bekerja mandiri.
9. Motivasi Belajar IPA
Dari uraian teori yang sudah dipaparkan maka motivasi belajar IPA adalah dorongan dari dalam maupun dari luar siswa untuk mempelajari mata pelajaran IPA yang meliputi aktivitas belajarnya yang dapat dilihat dari proses ketika kegiatan pembelajaran berlangsung dimana siswa memperhatikan materi pelajaran, kerja sama dalam kelompok, berdiskusi dengan sungguh-sungguh, antusias dalam mengikuti pelajaran, tanggung jawab atas tugas yang diberikan, menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti.
Siswa yang termotivasi dalam pembelajaran IPA akan memiliki keinginan untuk mempelajari IPA dengan sungguh-sungguh seperti rajin belajar, rasa senang mengikuti pelajaran, dan dapat menyelesaikan soal- soal latihan dalam praktikum karena adanya daya tarik yang diperoleh dengan pembelajaran IPA.
22
D. Materi IPA Pokok Bahasan Pernapasan Manusia
Manusia bernapas dengan cara menghirup udara dan menghembuskannya kembali. Kegiatan pernapasan tersebut berlangsung terus-terus secara otomatis. Dengan bernapas, kita dapat membantu keluar masuknya gas dari dan keluar tubuh. Gas yang terdapat di udara bermacam-macam, antara lain N₂ (nitrogen), O₂ (Oksigen) CO₂ (Karbondioksida), dan H₂ (Uap air).
1. Organ-organ Pernapasan
Organ-organ pernapasan manusia membentuk suatu saluran.
Saluran disebut dengan saluran pernapasan. Saluran pernapasan berawal dari hidung hingga ke paru-paru didalam rongga dada.
Gambar 2.1 Alat Pernapasan Manusia Sumber Maryanto dan Purwanto (2009:3)
Organ-organ pernapasan pada manusia terdiri atas rongga hidung, tenggorok, dan paru-paru.
1. Rongga Hidung
Rongga hidung berfungsi sabagai jalan untuk keluar masuk udara.
Udara juga dapat keluar melalui mulut. Namun bernapas melalui hidung Paru-paru kiri
Batang tenggorok (trakea)
tenggorok
Paru-paru kanan Rongga hidung
23 lebih baik dari pada melalui mulut. Karena didalam hidung terdapat lendir- lendir dan rambut halus. Rambut-rambut halus berfungsi untuk menyaring udara yang mengandung debu, kotoran, dan kuman penyakit. Selaput lendir berfungsi untuk mengatur suhu udara yang akan masuk ke paru- paru dan mengatur kelembapan udara agar sesuai dengan kelembapan tubuh.
2. Tenggorok
Udara yang masuk ke hidung diteruskan ke batang tenggorok (trakea). Batang tenggorok tersusun atas tulang-tulang rawan yang kemudian bercabang dua. Cabang batang tenggorok dinamakan bronkus.
Cabang batang tenggorok yang satu menuju paru-paru kanan dan yang lain menuju paru-paru kiri.
3. Paru-paru
Paru-paru terletak didalam rongga dada di atas diafragma.
Diafragma adalah sekat antara rongga dada dan rongga perut. Manusia mempunyai sepasang paru-paru yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri.
Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir dan paru-paru kiri mempunyai dua gelambir. Paru-paru dibungkus oleh selaput tipis yaitu pleura. Didalam paru-paru cabang batang tenggorok (bronkus) membentuk percabangan, yaitu bronkiolus, bronkiolus berhubungan langsung gelembung- gelembung yang terdapadat di paru-paru (alveolus).
24
Gambar 2.2 Paru-paru dan bagian-bagiannya Sumber Maryanto dan Purwanto (2009:4)
Di dalam alveolus terjadi pertukaran antara oksigen (O₂) dengan karbon dioksida (CO₂). Oksigen dibawah darah dan diedarkan ke seluruh jaringan tubuh untuk diproses membantu pembakaran sari-sari makanan (oksidasi). Proses pembakaran ini akan menghasilkan energi yang kita butuhkan untuk melakukan kegiatan. Sisa proses oksidasi berupa karbondioksida dan uap air. Sisa proses oksidasi itu dibawa darah masuk ke alveolus kemudian dilepaskan keluar melalui hidung. Tugas utama paru-paru adalah mengambil oksigen dari udara, selain itu, juga membuang sisa pembakaran yang berupa gas karbon dioksida dan uap air. Paru-paru bekerja mngembang dan mengempis.
2. Proses Pernapasan
Ketika kita menghirup oksigen, oksigen itu masuk melalui hidung dan turun ke paru-paru kanan dan paru-paru kiri melalui kedua cabang tenggorokan yang disebut bronkus. Bronkus yang terletak di dalam paru- paru ini bercabang-cabang lagi menjadi bagian lebih kecil yang disebut bronkiolus. Di ujung bronkiolus ini terdapat gelembung-gelembung udara
Alveolus
bronkus
diafragma Pleura
bronkiolu s
25 yang disebut alveolus. Di dalam alveolus inilah terjadi pertukaran oksigen dengan karbon dioksida dan uap air.
Udara dapat masuk kedalam paru-paru karena adanya aktivitas otot-otot tulang rusuk dan diafragma. Diafragma adalah sekat yang memisahkan rongga perut dan rongga dada. Proses pernapasan diawali dengan kontraksi dan otot-otot di antara tulang rusuk, sehingga menyebabkan rongga dada terangkat. Pada saat diafragma juga berkontraksi dan menjadai datar. Dua aktivitas tersebut membuat volume rongga dada membesar, sehingga udara dari luar dapat masuk kedalam paru-paru.
Saat menghembuskan napas, otot-otot antar tulang rusuk menjadi relaksasi (mengendur) sehingga menyebabkan volume rongga dada mengecil. Diafragma juga ikut mengendur, dan kembali ke bentuk semula (agak melengkung). Dua aktivitas tersebut menyebabkan rongga dada mengecil sehingga udara dapat mengecil sehingga udara dapat keluar dari paru-paru.
3. Gangguan Organ Pernapasan
Penyakit pada alat pernapasan timbul karena kualitas udara yang kotor selain itu kebiasaan merokok juga meningkatkan resiko terjadinya penyakit pada organ pernapasan. Udara kotor mengandung kuman- kuman penyakit disebabkan polusi udara.
Gangguan yang dapat terjadi pada organ pernapasan kita antara lain:
26 a. Polip, yaitu pembengkakan kelenjar limfa
b. Bronkitis, yaitu radang pada cabang batang tenggorok;
c. Asma, yaitu penyakit sesak napas karena penyumbatan saluran pernapasan;
d. Influensa, yaitu penyakit yang disebabkan virus influensa;
e. TBC, yaitu penyakit paru-paru yang disebabkan bakteri mycotobacterium tuberculossis.
4. Cara Menjaga Organ Pernapasan
Agar organ pernapasan kita dapat berfungsi dengan baik, kita perlu menjaga kesehatan organ pernapasan kita. Hal itu dapat dengan cara berikut:
a. Bernapas di udara yang bersih b. Olahraga teratur di udara terbuka c. Hindari merokok dan minuman keras d. Menghirup udara (bernapas) dalam-dalam
E. Kerangka pikir
Pada dasarnya proses belajar mengajar adalah proses komunikasi.
Komunikasi yang dimaksud dalam hal ini adalah yang dikaitkan dengan suatu usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam proses ini terjadi interaksi antara siswa dengan guru dalam proses informasi.
Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Kebanyakan guru masih menggunakan metode ceramah, metode yang tidak sesuai dengan
27 pelajaran dan kebutuhan peserta didik, peserta terbiasa dimanja dengan menerima pengetahuan dari guru, siswa hanya pasif mendengarkan penjelasan, sehingga mereka terkesan lebih bosan dalam menerima materi pelajaran serta mereka akan menjadi tidak bersemangat yang akhirnya berakibat pada rendahnya motivasi siswa untuk belajar. Salah satu metode pembelajaran yang penting dan eratkaitannya dengan pembelajaran IPA adalah metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan metode mengajar yang mengaktifkan siswa dengan meminta siswa mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dari hasil percobaan itu. Dengan demikian dengan penerapan metode ekperimen, motivasi belajar siswa akan lebih baik.
Gambar 3.1 Bagan Kerangka Pikir Motivasi Belajar IPA pada Siswa Kelas V 006 Randelangi Kabupaten Mamasa Menggunakan Metode Eksperimen
Motivasi Belajar IPA di SDN 006 Randelangi
Aspek Guru
Masih menggunakan metode ceramah
Analisis Data Aspek Siswa
siswa pasif dalam pembelajaran siswa bosan mengikuti pelajaran
Metode Eksperimen
Temuan
28
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian landasan teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh penggunaan metode eksperimen terhadap motivasi belajar IPA di SDN 006 Randelangi Kabupaten Mamasa.
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
H1= diterima jika F hitung ≥ F tabel
H1= ditolak jika F hitung < F tabel .
29 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yaitu jenis penelitian pre-eksperimen tipe one group pretest-postest design. Desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh karena masih terdapat variabel luar yang berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu semata-mata dipengaruhi oleh variabel indenpenden.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimen yaitu One Group pretest-postest design. Dalam penelitian ini hasil perlakuan (treatment) akan dibandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (treatment). Adapun desain penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Sebelum Perlakuan Sesudah
O₁ X O₂
(Sugiyono, 2010:111) Keterangan:
O₁= Nilai pre-test (sebelum diberi perlakuan) O₂= Nilai post-test (setelah diberi perlakuan) X = Metode eksperimen
30
Kegiatan dalam penelitian ini meliputi tiga langka,yaitu:
1. Memberikan pre-test untuk mengukur variabel terikat (motivasi belajar) sebelum diberi perlakuan.
2. Memberikan perlakuan kepada kelas subjek penelitian dengan menggunakan metode eksperimen.
3. Memberikan post-test untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan dilakukan.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono 2012:119-120). Yang menjadi populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 006 Randelangi Kabupaten Mamasa tahun ajaran 2017/2018 dimana siswa kelas V berjumlah 6 orang.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, N kurang dari 30 orang.
Istilah lain sampel jenuh adalah sampel sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono 2012:125-126).
31
D. Variabel Penelitian
Dua hal yang menjadi subjek penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Adapun variabel yang dimaksud adalah:
1. Sugiyono (2011:64) menyatakan bahwa variabel independen sering disebut variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.
2. Sugiyono (2011:64) menyatakan bahwa variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah motivasi belajar siswa.
E. Devenisi Operasional Variabel
Defenisi operasional variabel adalah penjabaran variabel kedalam bentuk yang lebih operasional. Defenisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Metode eksperimen adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dalam hal ini peserta didik dapat mempraktekkan langsung suatu materi pelajaran. Karena kegiatan ini dialami sendiri oleh peserta didik
32
maka suatu materi pelajaran akan tersimpan dengan baik dalam ingatan peserta didik.
2. Motivasi Belajar IPA
Motivasi belajar IPA adalah dorongan dari dalam maupun luar individu untuk mempelajari IPA, yang dapat dilihat dari proses ketika kegiatan pembelajaran berlangsung dimana siswa memperhatikan materi pembelajaran, kerjasama dalam kelompok, berdiskusi dengan sungguh- sunggguh, antusias dalam mengikuti pelajaran, tanggung jawab atas tugas yang diberikan, menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Data dalam penelitian ini dikumpulkan oleh peneliti melalui beberapa metode yaitu angket motivasi, observasi, tes hasil belajar dan dokumentasi.
1. Angket Motivasi
Angket motivasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis disertai dengan pilihan jawaban kepada responden atau siswa untuk menggambarkan aspek kepribadiannya. Angket motivasi ini disusun untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Setiap jawaban yang dipilih oleh responden akan diberi skor.
33
2. Observasi
Observasi dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan serta berupa catatan lapangan. Pengamatan tersebut bertujuan untuk mengetahui kegiatan guru dan siswa, apakah telah melaksanakan seluruh langkah-langkah dan kegiatan pembelajaran dengan motode eksperimen atau belum.
3. Tes Hasil Belajar
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan setelahdiberikan tindakan, peneliti memberikan pre-tes dan post-tes. Pre- tes diberikan sebelum diberikan tindakan, sedangkan post-tes diberikan setelah diterapkan tindakan. Tes diberikan dalam bentuk soal yang berhubungan dengan materi ajar. Pemberian tes ini diharapkan dapat memberikan data yang akurat tentang pencapaian hasil belajar siswa khususnya motivasi belajar siswa. Semakin baik hasil tes ini, semakin besar pula motivasi belajar yang tumbuh dalam diri siswa.
4. Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh selama observasi dan memberi gambaran secara konkret mengenai partisipasi siswa selama proses pembelajaran.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar angket motivasi, lembar observasi, dan lembar tes hasil belajar.
34
1. Lembar Angket Motivasi
Lembar angket motivasi digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa terhadap IPA dengan menggunakan cheklist. Lembar angket motivasi disusun berdasar indikator-indikator yang telah peneliti susun berdasarkan beberapa tinjauan pustaka. Kisi-kisi pedoman observasi motivasi belajar siswa disusun seperti pada tabel 3.2.
Tabel 3.2
Kisi-kisi Lembar angket Motivasi Belajar IPA
No Indikator Nomorsoal
1 Adanya minat terhadap IPA 1-3
2 Tekun menghadapi tugas 4-6
3 Cepat bosan menghadapi tugas-tugas rutin 7-8
4 Adanya harapan dan cita-cita 9-10
5 Keinginan berhasil dalam belajar 11-13
6 Adanya lingkungan belajar yang kondusif 14-15
7 Adanya kegiatan menarik dalam belajar 16-17
8 Lebih senang bekerja mandiri 18-20
Jumlah soal 20
2. lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai pedoman untuk mengamati kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan guru dan siswa apakah telah melaksanakan seluruh langkah-langkah dan kegiatan pembelajaran dengan metode eksperimen atau belum. Observasi disusun berdasarkan prosedur-prosedur pelaksanaan metode eksperimen. Bentuk instrumen pada lembar observasi ini berbentuk checklist “Ya” dan “Tidak”.
3. Tes Hasil Belajar
Tes digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran. Jenis tes
35
yang digunakan adalah tes objektif berupa tes pilihan ganda yang terdiri atas pre-test dan post-test.
4. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan untuk memberi gambaran secara konkrit mengenai aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran dan untuk memperkuat data yang diperoleh. Dokumen tersebut berupa daftar nama siswa, hasil tes motivasi belajar, foto-foto mengenai aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dan gambaran secara umum lokasi penelitian dalam hal ini SDN 006 Randelangi Kabupaten Mamasa.
H. Teknik Analisis Data
Data dalam penelitian ini ada dua yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Analisis data dalam penelitian ini yaitu analisis secara deskriptif kuantitatif, analisis secara deskriptif kualitatif dan uji “F”. Analisis deskriptif kuantitatif untuk tes hasil belajar dan angket motivasi belajar IPA setiap indikator, analisis deskriptif kualitatif untuk lembar observasi dan dokumentasi sedangkan uji “F”. Dengan rumus:
Fhitung = RJKReg bΙa RJKRes Keterangan:
RJKReg bΙa = Rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi RJKRes = Rata-rata Jumlah Kuadrat Residu
Penarikan kesimpulan berdasarkan perbandingan antara thitung dengan ttabel dengan ketentuan:
36
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
H1= diterima jika F hitung ≥ F tabel H1= ditolak jika F hitung < F tabel Dimana ∝= 5%
Teknik penskoran dalam penelitian ini adalah dengan membuat skala motivasi. Skala adalah suatu ciri pada besaran atau variabel yang memungkinkan untuk dinyatakan dengan bentuk bilangan (Budi 2012:15).
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert.Teknik membuat skala, menurut Nasir dan Good (Sukardi 2015:145) adalah cara mengubah fakta-fakta kualitatif yang melekat pada objek atau subjek penelitian (atribute) menjadi urutan kuantitatif. Berikut ini aturan skoring angket motivasi:
Tabel 3.3
Kriteria Penskoran Motivasi Belajar IPA
Pilihan Skor
Sangat setuju 4
Setuju 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
(Sumber Sukardi 2015:147) Rumus dalam analisis dengan menggunakan statistik deskriptif adalah:
Jihad dan Abdul (2012:130) Dengan menggunakan interpretasi skor ini data tentang motivasi belajar IPA dapat dikelompokkan dalam kriteria tertentu. Kategori motivasi belajar IPA dapat di lihat dalam tabel 3.4.
Nilai Siswa = ∑skor perolehan skor maksimal 100%
37 Tabel 3.4
Kategori Motivasi Belajar IPA
No Persentase Skor Yang Diperoleh Kategori
1 80% -100% Baik sekali
2 66% - 79% Baik
3 56% - 65% Cukup
4 40% - 55% Kurang
5 20% - 39% Kurang sekali
(Suharsimi 2010:245) Data tes hasil belajar akan dianalisis secara deskriptif dengan teknik presentase, yaitu dengan nilai rata-rata (mean). Rumus mean atau rerata nilai menurut Suharsimi Arikunto (2013: 299)
Keterangan
X = Rata-rata nilai
∑X = Jumlah skor (nilai siswa) N = Banyaknya siswa
X=
∑𝑋𝑁
38 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 006 Randelangi yang beralamat di Randelangi Desa Minanga, Kecamatan Nosu, Kabupaten Mamasa Provinsi Sulawesi Barat Pada awal tahun ajaran 2017/2018.
a. Kondisi Fisik
Bangunan SDN 006 Randelangi terdiri atas 2 gedung. Gedung pertama terdiri atas 4 ruangan, 1 ruang kantor yang difungsikan sebagai ruang guru, ruang kepala sekolah dan sebagai perpustakaan serta 3 ruang kelas sedang gedung dua terdiri atas 3 ruang kelas.
b. Kondisi Nonfisik 1) Guru
Di SDN 006 Randelangi awal tahun ajaran 2018/2019, terdapat 9 guru, dengan perincian sebagai: Kepala Sekolah 1 orang, guru kelas 6 orang dan guru agama 1 orang.
2) Siswa
Di SDN 006 Randelangi pada awal tahun ajaran 2018/2019 jumlah siswa 54 orang dengan perincian sebagai beikut: kelas 1 terdiri atas 15 siswa, kelas 2 terdiri atas 6 siswa, kelas 3 terdiri atas 8 siswa,
39
kelas 4 terdiri atas 9 siswa, kelas 5 terdiri atas 6 siswa, dan kelas 6 terdiri atas 10 siswa.
Jumlah siswa dikelas V yang menjadi sampel dalam penelitian ini yaitu 6 orang siswa yang terdiri atas 4 orang perempuan dan 2 orang laki- laki.
2. Data Hasil Penelitian a. Kegiatan Observasi
Kegiatan observasi yang dimaksud adalah observasi tentang lingkungan sekolah. Observasi dilaksanakan pada tanggal 17 juli 2017.
Observasi yang dimaksud yaitu pengamatan tentang lingkungan sekolah, serta konsultasi dengan wali kelas V tentang RPP yang akan digunakan didalam kelas V yaitu materi tentang pernapasan manusia.
b. Hasil Pengukuran Motivasi Belajar IPA
Hasil pengukuran motivasi belajar IPA yang dimaksud adalah nilai angket motivasi belajar IPA yang terdiri atas Pre-test (angket sebelum diterapkan metode eksperimen dalam pembelajaran) dan Pos-test (angket motivasi belajar IPA setelah diterapkan metode ekperimen dalam pembelajaran). Kegiatan pre-test tentang motivasi belajar IPA, dilaksanakan pada tanggal 18 Juli 2017. Adapun skor perolehan pre-test angket motivasi belajar IPA, dapat dilihat dalam Tabel 4.1.
40 TABEL 4.1
Skor Perolehan pre-test Angket Motivasi Belajar IPA SDN 006 Randelangi
Butir pernya
taan
Responden Skor
perolehan per indikator
Skor max
pers entas
e Okt
o Ju mi
Juli Mikha Nova Vira
1 3 3 3 3 3 3
48 72 66,6
6%
2 3 3 3 3 2 3
3 2 2 3 1 2 3
4 2 2 2 3 2 2
42 72 58,3
3%
5 2 3 2 3 2 3
6 2 4 2 3 3 2
7 3 3 1 3 4 3 33 48 68,7
8 2 2 4 2 1 3 5%
9 2 3 3 2 3 3 28 48 58,3
10 2 2 2 2 2 2 3%
11 3 3 3 3 3 4 54 72 75%
12 3 3 2 4 3 4
13 2 2 3 3 3 3
14 3 3 3 3 2 3 37 48 77,0
15 4 4 3 3 3 3 8%
16 2 2 3 2 2 2 26 48 54,1
17 2 2 2 2 2 3 6%
18 3 4 3 3 3 3 57 72 72,2
19 3 3 3 4 3 3 2%
20 3 4 3 3 3 3
Skor perole han
51 57 53 55 51 58 - - -
Skor max
80 80 80 80 80 80 - - -
Nilai=
skor perole han/sk or max
x 100 63,
75 71,
25
66,25 68,75 63,75 70,2 5
- - -
Berdasarkan perolehan skor pre-test angket motivasi belajar IPA maka dapat diketahui nilai motivasi belajar IPA sebelum diterapkan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA siswa kelas V SDN 006 Randelangi pada tabel 4.2.
41 Tabel 4.2
Nilai Pre-test Motivasi Belajar IPA SDN 006 Randelangi
No Nama Nilai
1 Oktovianus Baton 63,25
2 Jumiati Siska 71,25
3 Julia Sogen 66,25
4 Mikhael Manglo 68,75
5 Nova Liana Issan 63,75
6 Vira Margareta Muse 70,25
Berdasarkan nilai motivasi belajar IPA pada tabel 4.2 maka dapat diketahui distribusi nilai motivasi belajar IPA sebelum diterapkan metode eksperimen dalam pemebelajaran IPA pada tabel 4.3.
Tabel 4.3
Distribusi Pre-test Motivasi Belajar IPA Siswa Kelas V SDN 006 Randelangi
No Kategori Nilai Frekuensi
1 Baik sekali 80-100 0
2 Baik 66-79 4
3 Cukup 56-65 2
4 Kurang 40-55 0
5 Kurang sekali 20-39 0
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa 4 siswa yang mempunyai motivasi baik, 2 siswa yang mempunyai motivasi cukup.
Selain distribusi Pre-test motivasi belajar IPA pada Siswa Kelas V SDN 006 Randelangi, dapat pula dilihat persentase motivasi Belajar IPA berdasarkan Indikator, pada tabel 4.4.