• Tidak ada hasil yang ditemukan

Minat Pemuda Tani Pada Usahatani Bawang Merah Ramah Lingkungan Di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Minat Pemuda Tani Pada Usahatani Bawang Merah Ramah Lingkungan Di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

MINAT PEMUDA TANI PADA USAHATANI BAWANG MERAH RAMAH LINGKUNGAN

DI KECAMATAN BAYONGBONG KABUPATEN GARUT

LAPORAN TUGAS AKHIR

YULI YULIANTI 020118057

PROGRAM STUDI

PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN JURUSAN PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR BOGOR

2022

(2)

MINAT PEMUDA TANI PADA USAHATANI BAWANG MERAH RAMAH LINGKUNGAN

DI KECAMATAN BAYONGBONG KABUPATEN GARUT

YULI YULIANTI 020118057

Laporan Tugas Akhir

Sebagai salah satu syarat memperoleh sebutan gelar profesional Sarjana Terapan Pertanian (S.Tr.P)

pada Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan

PROGRAM STUDI

PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN JURUSAN PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR BOGOR

2022

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI

Judul : Minat Pemuda Tani Pada Usahatani Bawang Merah Ramah Lingkungan di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut Nama : Yuli Yulianti

NIM : 02.01.18.057

Program Studi : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan Jurusan : Pertanian

Laporan ini telah diuji dan dipertahankan di depan Sidang Ujian Akhir Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan pada Selasa, 26 Juli 2022.

Disetujui oleh:

Penguji I:

Dr. Drs. Lukman Effendy, M.Si NIP. 19580801 198603 1 001

Penguji II:

Ait Maryani, SP., M.Pd.

NIP. 19591009 198202 2 001 Penguji III:

Achmad Musyadar, SE., MM NIP. 19570815 197912 1 001

(4)

HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Judul : Minat Pemuda Tani Pada Usahatani Bawang Merah Ramah Lingkungan di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut Nama : Yuli Yulianti

NIM : 02.01.18.057

Program Studi : Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan Jurusan : Pertanian

Disahkan oleh:

Pembimbing I:

Dr. Drs. Lukman Effendy, M.Si NIP. 19580801 198603 1 001

Pembimbing II:

Ait Maryani, SP., M.Pd.

NIP. 19591009 198202 2 001

Diketahui oleh:

Ketua Program Studi:

Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan

Ait Maryani, SP., M.Pd.

NIP. 19591009 198202 2 001 Ketua Jurusan

Dr. Wahyu Trisnasari, S.ST.,M.Si NIP. 19831017 200604 2 002

Direktur

Dr. Detia Tri Yunandar, SP., M. Si NIP. 19800605 200312 1 003

Tanggal Lulus : 26 Juli 2022

(5)

LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillahirahmanirrahim,

Alhamdulillahirobbil’alamiin, kupanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian Tugas akhir ini. Tidak lupa shalawat serta salam akan selalu tercurah limpahkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Saya persembahkan karya tulis ini, untuk orang – orang tersayang yang terus memberikan dukungan dan semangat, sehingga saya berada pada titik ini.

Terkhusus untuk kedua orang tua tercinta, Bapak Amat dan Ibu Atik yang telah melahirkan serta merawat saya dari kecil hingga sekarang, memberikan kasih sayang sepenuh hati, mendidik serta memberikan dukungan baik materi, moral,dan moril yang tak terhingga. Tidak lupa terimakasih untuk ke dua Kaka saya Ai Tita Rosmiatai dan Ai Tika Kartika atas segala dukungan, motivasi, semangat dan do’a yang selalu terucap menjadi penyemangat dan memacu saya untuk pantang mundur sebelum wisuda. untuk keluarga besar terimakasih uwa, bibi, amang yang telah memberikan semangat dalam menempuh perjalanan pendidikan ini.

Terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Dr. Drs. Lukman Effendy, M. Si dan Ibu Ait Maryani, SP., M.Pd. selaku dosen pembimbing yang dengan ikhlas membimbing dan memberikan arahannya serta motivasi dalam pelaksanaan penelitian Tugas Akhir ini. Tidak lupa ucapan terimakasih kepada seluruh civitas academica Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor yang telah memberikan fasilitas pembelajaran serta ilmu yang bermanfaat. Terimaksih juga saya ucapkan kepada keluarga besar BPP Kecamatan Bayongbong yang telah membantu dan mendukung penelitian Tugas akhir ini.

Selanjutnya tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada rekan seperjuangan Tugas Akhir Kecamatan Bayongbong, Vina Alvian S, Shopi Karunia P, Sri Rahyu, Sri Mani, Prayogi Pradana, Yusron Fauzi S. Terimakasih kepada teman baikku Yumna Azizah, yang dari awal masuk telah menemani suka maupun duka menempuh pendidikan di Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor. Teman- teman seperjuangan Colocasia esculenta, adik-adik tercinta, keluarga besar

(6)

konselor Pak Rudi, yang telah memberikan dukungan, kenangan dan berbagi kebahagian suka maupun duka. Semoga suatu saat nanti kita akan berkumpul dan dipertemukan kembali.

Serta terimakasih kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang berperan dan terlibat dalam perjalanan pendidikan ini sehingga menghantarkan saya menjadi seorang sarajana Pertanian Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor. Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi setiap langkah dan kehidupan kalian. Semoga ilmu dan gelar yang saya dapatkan, dapat membawa manfaat serta keberkahan. Aamiin ...

(7)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan tugas akhir berjudul Minat Pemuda Tani Pada Usahatani Bawang Merah Ramah Lingkungan di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut adalah karya saya sendiri yang dibuat dibawah arahan dan bimbingan Dosen Pembimbing. Judul ini belum pernah diajukan dalam bentuk penelitian apapun di perguruan tinggi manapun.

Bahan rujukan yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka dibagian akhir tulisan ini.

Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan plagiarisme tulisan ini, maka saya siap menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Sumedang pada tanggal 16 Juli 1999 sebagai anak ketiga dari pasangan bapak Amat dan ibu Atik. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) ditempuh di SDN Paseh 2 (dua) dan lulus pada tahun 2012. Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ditempuh di SMPN 1 Paseh dan lulus pada tahun 2015. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ditempuh di SMK PPN Sumedang dan lulus pada tahun 2018. Pada tahun 2018, penulis diterima sebagai mahasiswa program sarjana terapan (D-IV) di Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan Jurusan Pertanian di Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor.

Selama mengikuti program D-IV, penulis tergabung dalam unit kegiatan mahasiswa (UKM) Tenis Lapang, Badminton dan kesenian tradisional (Degung).

Selain itu penulis pernah terlibat dalam kepanitiaan OPTK (Olimpiade Perguruan Tinggi Kedinasan) – IX, Polbangtan Harfest (Harmoni Festival). Laporan Tugas Akhir ini adalah salah satu syarat dalam menyelesaikan Program Pendidikan Diploma IV di Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor untuk mendapat sebutan profesional sebagai Sarjana Terapan (S.Tr). Dengan selesainya Laporan Tugas Akhir ini disusun, menandakan Penulis berhasil menyelesaikan jenjang pendidikan di Politeknik Pembangunan Pertanian (POLBANGTAN) Bogor.

(9)

ABSTRAK

YULI YULIANTI. Minat Pemuda Tani Pada Usahatani Bawang Merah Ramah Lingkungan Di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut. Dibimbing oleh LUKMAN EFFENDY dan AIT MARYANI.

Pemuda memiliki peran penting dalam pembangunan pertanian. Menurunya minat pemuda tani pada sektor pertanian akan berdampak bagi keberlanjutan sektor pertanian di masa yang akan datang. Kecamatan Bayongbong merupakan sentral produksi komoditas unggulan bawang merah di Kabupaten Garut. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan minat pemuda tani, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat pemuda tani, dan menemukan strategi untuk meningkatkan minat pemuda tani pada usahatani bawang merah ramah lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2022 di Kecamatan Bayongbong. Responden penelitian ini berjumlah 45 orang pemuda tani, yang ditetapkan dengan teknik pengambilan sampel jenuh. Metode pendekatan yang digunakan yaitu kuantitatif yang di dukung oleh pendekatan kualitatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan (1) minat pemuda terhadap usahtani bawang merah ramah lingkungan berada pada kategori sedang, (2) faktor – faktor yang mempengaruhi minat pemuda yaitu umur, pengalaman usahatani, luas lahan dan sarana prasarana dengan model persamaan Ŷ = 1.616 + 0.067 X1.1

+0.132 X1.3 – 0.074 X1.4 + 0.280X2.3 + e. Strategi untuk meningkatkan minat pemuda dapat dilakukan dengan meningkatkan pengalaman usahatani melalui kegiatan penyuluhan, mengoptimalkan ketersediaan sarana dan prasarana yang ada serta melibatkan pemuda agar berperan aktif dalam kegiatan pertanian.

Kata kunci: bawang merah, minat, pemuda tani, ramah lingkungan

(10)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan karuniannya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul “ Minat Pemuda Tani pada Usahatani Bawang Merah Ramah Lingkungan di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Penyusunan laporan ini tentunya tidak terlepas dari dukungan dan bimbingan berbagai pihak. Maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih banyak kepada yang terhormat Dr. Drs. Lukman Effendy, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Ait Maryani, SP., M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan berbagai arahan dan bimbingan dalam penyusunan laporan ini.

Tidak lupa penulis juga menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat Dr.

Detia Tri Yunandar, SP., M.Si selaku Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor yang telah memfasilitasi dalam kegiatan penelitian tugas akhir ini.

Penulis menyadari atas keterbatasan pada laporan ini masih jauh dari kata sempurna serta masih banyak kekurangan di dalamnya. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, besar harapan penulis semoga laporan ini bisa bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Bogor, Agustus 2022

Penulis

(11)

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Rumusan Masalah ... 2

Tujuan ... 3

Manfaat ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Minat ... 4

Pemuda Tani ... 5

Pertanian Ramah Lingkungan ... 6

Bawang Merah ... 6

Penyuluhan Pertanian ... 10

Karakteristik Individu ... 12

Faktor eksternal ... 13

Kerangka Berpikir ... 16

METODE PELAKSANAAN Pendekatan Pengkajian ... 17

Waktu dan Tempat ... 17

Populasi dan Sampel ... 17

Jenis Data dan Pengumpulan Data ... 18

Kisi-Kisi Instrumen Pengkajian ... 19

Pengujian Instrumen ... 21

Analisis Data ... 22

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 23

Keadaan Umum Wilayah Penelitian ... 23

Keadaan Umum Wilayah Desa Pengkajian ... 26

Deskipsi Variabel Karakteristik Individu ... 28

Deskripsi Variabel Faktor Eksternal ... 33

Deskripsi Variabel Minat Pemuda Tani... 36

Analisis Regresi Linier Berganda ... 37

Pembahasan ... 41

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Pemuda Tani ... 41

Rancangan dan Pelaksanaan Penyuluhan ... 49

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan ... 55

Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57

LAMPIRAN ... 62

(12)

iii

DAFTAR TABEL

1 Populasi pemuda tani di Desa Ciburuy, Cinisti, dan Panembong ... 18

2 Kisi-kisi instrumen ... 20

3 Data jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan Kecamatan Bayongbong . 24 4 Data produksi bawang merah Kecamatan Bayongbong ... 25

5 Data lembaga penunjang di Kecamatan Bayongbong ... 25

6 Analisis regresi linier berganda ... 38

7 Determinasi (R square) ... 40

8 Coefficients regresi pengaruh karakteristik individu terhadap minat ... 41

9 Uji F (uji simultan) ... 46

10 Pelaksanaan kegiatan penyuluhan ... 50

(13)

iv

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka berpikir minat pemuda tani pada usaha tanai bawang merah ramah

lingkungan ... 16

2 Peta wilayah kecamatan Bayongbong ... 23

3 Umur responden (tahun) ... 29

4 Tingkat pendidikan responden (tahun)... 30

5 Pengalaman usahatani resonden (tahun) ... 31

6 Luas lahan usahatani ... 32

7 Variabel faktor eksternal ... 33

8 Variabel minat pemuda tani ... 36

9 Strategi meningkatkan minat pemuda tani ... 47

(14)

v

DAFTAR LAMPIRAN

1 Instrumen (Kuesioner) ... 63

2 Data responden ... 70

3 Tabulasi data faktor internal dan eksternal ... 71

4 Uji Validitas Reliabilitas ... 73

5 Uji asumsi klasik ... 74

6 Hasil analisis data regresi SPSS 26 ... 77

7 LPM Penyuluhan Pertanian... 78

8 Sinopsis Penyuluhan Pertanian ... 84

9 Media Penyuluhan ... 86

10 Daftar hadir kegiatan penyuluhan ... 90

11 Jurnal kegiatan Tugas Akhir ... 91

12 Dokumentasi ... 94

(15)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pemuda memiliki peran penting dalam pembangunan pertanian. Akan tetapi tenaga kerja pertanian pada saat ini mengalami perubahan struktur demografi yang mana jumlah petani dengan usia rata-rata di atas 45 tahun meningkat, sementara petani usia muda semakin berkurang. Minat pemuda untuk menjadi petani atau berwirausaha di bidang pertanian cenderung menurun. Menurunya minat pemuda tani pada sektor pertanian ini akan berdampak bagi keberlanjutan pertanian dimasa yang akan datang. Berdasarkan sensus pertanian 2013 yang dilakukan setiap 10 tahun sekali menunjukan bahwa sebanyak 61,8 persen petani berumur lebih dari 45 tahun dan hanya 12,2 persen petani yang berumur di bawah 35 tahun. Banyak alasan yang menjadi penyebab menurunya minat pemuda terhadap pertanian, salah satunya yaitu karena citra pertanian yang kurang bergengsi dan tidak menjanjikan (Susilowati 2016). Sedangkan menurut Rosliana E et.al (2020) menyatakan bahwa dampak rendahnya minat pemuda dalam kegiatan pertanian adalah; (a) hilangnya regenerasi pengelola pertanian dimasa depan, (b) keterbatasan sumberdaya berkualitas dan tenaga ahli di bidang pertanian, (c) ketergantungan petani pada pihak asing; dan (d) muncul dampak lanjutan yaitu krisis pangan.

Penduduk yang bekerja pada sektor pertanian sangat terbatas baik pelaku utama maupun pelaku usaha, terlebih untuk sektor hortikultura. Berdasarkan programa Kecamatan Bayongbong (2021), sebanyak 32,4 persen orang yang menekuni profesi sebagai petani, sedangkan sisanya sebanyak 67,7 persen bekerja di luar sektor pertanian. Kondisi ini dapat berdampak pada keberlanjutan usahatani di wilayah Kecamatan Bayongbong, hal tersebut karena bergantung dari minat para pemudanya untuk melanjutkan profesi orang tua mereka, untuk memanfaatkan sumberdaya alam yang mendukung serta potensi sumberdaya manusia melalui pemuda yang masih produktif. Effendy L et.al (2020) menyimpulkan bahwa kurangnya partisipasi pemuda dalam kegiatan pertanian disebabkan oleh kurangnya pengetahuan teknis dan pengalaman bidang pertanian.

(16)

2

Kecamatan Bayongbong juga merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Garut yang menjadi sentral komoditas unggulan hortikultura bawang merah, dilihat dari hasil produksi pada tahun 2020 mencapai 5.882 ton dengan luas panen 569 Ha. Akan tetapi penggunaan input kimia (pupuk dan pestisida) khususnya pestisida sesuai anjuran baru terlaksana sekitar 39 persen, dimana sebagaian besar petani di Kecamatan Bayongbong masih menggunakan pestisida kimia secara berlebih dalam pengendalian hama dan penyakit pada budidaya bawang merah (Programa Kecamatan Bayongbong 2021). Penggunaan input kimia secara berlebih dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan terjadinya akumulasi residu bahan kimia berbahaya di dalam tanah dan berpotensi mencemari lingkungan. Selain itu akibat dari penggunaan bahan kimia ini adalah menurunnya kualitas fisika dan kimia tanah yang berdampak pada berkurangnya keragaman hayati dan musuh alami serta dapat menyebabkan munculnya organisme penggangu tanaman yang resisten.

Salah satu inovasi teknologi yang dapat diterapkan untuk menekan pengunaan input kimia (pupuk dan pestisida) dalam melakukan usahatani bawang merah yaitu teknologi ramah lingkungan. Teknologi ramah lingkungan adalah teknologi yang memperhatikan kelestarian lingkungan, sehingga memiliki prospek keberlanjutan. Menurut Mardiyanto et.al (2017) menyimpulkan bahwa usahatani teknologi budidaya bawang merah ramah lingkungan lebih menguntungkan, sehingga lebih layak untuk dilakukan jika dibandingkan dengan cara petani. Sehingga hal tersebut dapat menjadi salah satu potensi yang menarik untuk dijadikan upaya dalam meningkatkan minat pemuda tani pada usaha pertanian khususnya bawang merah.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam pelaksanaan kajian tugas akhir ini penulis mengajukan judul penelitian “Minat Pemuda Tani pada Usahatani Bawang Merah Ramah Lingkungan di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut;

1. Sejauhmana minat pemuda tani pada usahatani bawang merah ramah lingkungan di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut?

(17)

3

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi minat pemuda tani pada usahatani bawang merah ramah lingkungan di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut?

3. Bagaimana strategi untuk meningkatkan minat pemuda tani pada usahatani bawang merah ramah lingkungan di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut?

Tujuan

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan minat pemuda tani pada usahatani bawang merah ramah lingkungan di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut.

2. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat pemuda tani pada usahatani bawang merah ramah lingkungan di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut.

4. Menemukan strategi untuk meningkatkan minat pemuda tani pada usahatani bawang merah ramah lingkungan di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut.

Manfaat

Adapun manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah:

1. Bagi penulis, mampu mendeskripsikan, menganalisis faktor-faktor dan menemukan strategi untuk meningkatkan minat pemuda tani pada usahatani bawang merah ramah lingkungan, dan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan D4 di Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor.

2. Bagi pemuda tani, meningkatkan pengetahuan dan wawasan terhadap kegiatan usaha pertanian, serta diharapkan mampu mengimplemetasikan atau menerapkan teknologi dan inovasi dalam kegiatan usahataninya.

3. Bagi pemerintah atau instansi terkait, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan atau menentukan strategi untuk meningkatkan minat pemuda dalam pembangunan pertanian.

(18)

4

TINJAUAN PUSTAKA

Minat

Minat adalah dorongan seseorang untuk merespon suatu stimulus baik berupa objek benda maupun informasi (Effendy, Maryani, Azie 2020). Sedangkan menurut Slameto (2015) mengatakan bahwa Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Minat adalah pendorong yang menyebabkan seseorang memberi perhatian terhadap orang, sesuatu, aktivitas-aktivitas tertentu. Minat merupakan rasa ketertarik pada bidang-bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang tersebut.

Nurjanah (2021) Minat bersifat pribadi (individual) berkaitan erat dengan motivasi seseorang, sesuatu yang dipelajari, serta dapat berubah-ubah tergantung pada kebutuhan, pengalaman dan mode yang sedang trend. Faktor yang mempengaruhi munculnya minat seseorang tergantung pada kebutuhan fisik, sosial, emosi, dan pengalaman. Hasil penelitian Effendy L dan Yunika C (2020) menyimpulkan bahwa strategi untuk meningkatkan minat petani dipengaruhi oleh faktor eksternal meliputi: dukungan pemerintah, ketersediaan sarana dan prasarana serta kemudahan akses informasi

Adapun indikator minat menurut Wasti (2013) adalah sebagai berikut:

1. Perasaan senang

Seorang yang memiliki perasaan senang atau suka terhadap suatu aktivitas maka seseorang tersebut mempelajari ilmu yang disenanginya secara terus menerus.

2. Ketertarikan

Berhubungan dengan daya yang dapat mendorong agar seseorang merasa tertarik pada orang, kegiatan, benda atau bisa berupa pengalaman afektif yang dirangsang oleh objek itu sendiri.

3. Perhatian

Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas jiwa terhadap suatu kegiatan dengan mengesampingkan kegiatan yang lain daripada kegiatan belajar.

(19)

5 4. Keterlibatan

Ketertarikan seseorang terhadap suatu kegiatan yang mengakibatkan seseorang senang untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan sehingga membuat seseorang tersebut terlibat dalam suatu kegiatan.

Pemuda Tani

Pemuda menurut Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 pasal 1 ayat 1,

“pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 15 sampai 30 tahun”. Definisi yang berbeda dinyatakan oleh White (2011), bahwa pemuda adalah penduduk dengan usia mulai dari 18 sampai 40 tahun. Berdasarkan penelitian Untari at.al (2007) karakteristik individu pemuda tidak berpengaruh terhadap keterlibatan pemuda di pertanian karena hal yang paling berpengaruh adalah akses terhadap informasi.

Semakin tinggi akses pemuda terhadap informasi pertanian, maka semakin besar pengaruhnya terhadap perilaku yang ditunjukkan pemuda dalam pelaksanaan pertanian di pedesaan.

Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang. Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya (Rusadi 2015).

Mayoritas pemuda tani merupakan penduduk pedesaan. Pemuda tani memiliki peran penting dalam menggantikan generasi pertanian sebelumnya.

Sesuai dengan usianya yang masih relatif muda, pemuda tani memiliki sifat dinamis, terbuka dan berani, akan tetapi pemuda pedesaan memiliki memiliki pengetahuan dan keterampilan yang terbatas.

Pertanian Berkelanjutan

Suatu kegiatan pertanian dikatakan berkelanjutan apabila kegiatan tersebut secara ekonomis, ekologis dan dan sosial bersifat berkelanjutan. Menurut Rivai dan Anugrah (2011) berkelanjutan secara ekonomis mengandung arti, bahwa kegiatan pertanian harus mampu menunjagn pertumbuhan secara ekonomi, adanya

(20)

6

penggunaan sumber daya serta investasi secara efektif dan efisisen. Berkelanjutan dari segi ekologi memberikan arti bahwa suatu kegiatan pertanian sudah seharusnya mampu mempertahankan intergitas sebuah ekosistem ekosistem, memelihara daya dukung lingkungan dan konservasi sumber daya alam berikut dengan keanekaragaman hayatinya. Berkelanjutan secara sosial berarti sudah seharusnya bentuk kegiatan pertanian mampu menciptakan menciptakan pemerataan pembangunan, mobilitas sosial, kohesi serta pengembangan kelembagaan. Menururt Budiasa (2011) pertanian berkelanjutan mempunyai beberapa prinsip diataranya:

1. Menggunakan sistem input luar yang efektif, produktif, murah dan membuang metode produksi yang menggunakan sistem input dari industri, 2. Memahami dan menghargai kearifan lokal serta lebih banyak melibatkan

peran petani dalam pengelolaan sumberdaya alam dan pertanian dan 3. Melaksanakan konservasi sumberdaya alam yang digunakan dalam sistem

produksi.

Pertanian Ramah Lingkungan

Pertanian ramah lingkungan adalah pertanian yang lebih memperhatikan kelestarian lingkungan dari pada keuntungan ekonomi jangka pendek, sehingga memiliki prospek keberlanjutan, baik dalam bidang biofisik lingkungan maupun sosial ekonomi (Mardiyanto dan Pangestuti 2018).

Pertanian ramah lingkungan yaitu kegitan pertanian yang menekan masukan bahan bahan kimia dan lebih mengarah kepada penggunaan komponen organik dan spesifik lokasi, khususnya pestisida dan pupuk (Irawan 2013)

Bawang Merah

Bawang merah merupakan tanaman jenis umbi atau allium. Berdasarkan hubungan kekerabatanya dengan jenis umbi-umbian lain, bawang merah memiliki klasifikasi sebagai berikut (Fajjriyah 2017):

Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Monokotiledon Ordo : Asparagales

Famili : Amaryllidaceae (Liliaceae)

(21)

7 Subdivisi : Allioidaea

Genus : Allium

Spesies : Allium cepa L Syarat tumbuh

1. Iklim dan ketinggian

Meskipun tempat tumbuh yang optimal adalah 0-450 m dpl, tanaman bawang merah juga banyak diusahakan pada tempat dengan ketinggian 1.000 mdpl. Tanaman ini kurang tahan terhadap curah hujan tinggi dan cuaca berkabut, tetapi perlu sinar matahari maksimal (70%) penyinaran, suhu udara 25-32˚C, dan kelembaban (50-70%). Tanaman bawang merah cocok ditanam di tanah Aluvial berstruktur remah, tekstur sedang sampai liat, drainase/aerasi baik, mengandung bahan organik yang cukup, dan tanah tidak masam (pH tanah : 5,6-6,5) (Puslitbanghorti 2011).

2. Kondisi tanah

Tanaman bawang merah baik tumbuh di atas tanah yang subur dengan jenis tanah lempung berpasir yang memeiliki tekstur gembur, pH kisaran 5,8 – 7,0.

Teknik budidaya bawang merah ramah lingkungan

Adapun teknik budidaya bawang merah ramah lingkungan menurut Pangestuti et.al (2015) adalah sebagai berikut:

1. Pemilihan Benih

Dalam penggunaan benih sebaiknya gunakan umbi yang bersertifikat agar terjamin kualitas. Memastikan benih umbi sudah melewati masa dormansi yaitu 2 – 3 bulan setelah tanggal panen. Pemilihan varietas hendaknya disesuaikan dengan kondisi geografis lahan dan memiliki kepastian pasar, artinya bahwa varietas yang digunakan pada waktu panen pada saat harga baik dan disesuai pangsa pasar atau disukai oeh konsumen.

2. Pengolahan Tanah

a. Dilakukan penggemburan tanah secara merata agar lebih mudah untuk dibuatkan bedengan. Bedengan yang dibuat dengan lebar 180 – 200 cm dan panjang sesuai dengan kondisi lahan. Jarak antar bedengan 40- 50 cm, dengan kedalaman parit 30 – 40 cm.

(22)

8

b. Gunakan pupuk organik plus yaitu pupuk organik yang telah mengandung Trichoderma dan PGPR. Pupuk organik tersebut adalah pupuk kandang matang dan telah dicampur denga agensia hayati yaitu Trichoderma dan PGPR dengan dosis masing-masing adalah 1 liter untuk setiap 1 ton pupuk kandang. Pemberian pupuk organik plus tersebut diberikan 1 minggu sebelum tanam benih dengan tujuan untuk memberikan kesempatan agensia hayati yang ada di dalamnya untuk aktif terlebih dahulu sehingga dapat bekerja sebagai agensia hayati dapat lebih efektif.

c. Apabila kondisi tanah terlalu asam atau pH rendah (dapat diukur dengan pH meter), dapat ditambahkan dolomit/kapur dengan dosis 1 – 2 ton/Ha. /Pemberian dolomit sebaiknya 1 minggu sebelum pemberian pupuk organik plus, karena dikhawatirkan dolomit akan mengganggu pertumbuhan dari agensia hayati Trichoderma dan PGPR.

3. Pemupukan dasar

a. Pupuk kandang sapi (15-20 t/ha) atau kotoran ayam (5-6 ton/ha) atau kompos (2,5-5 ton/ha). Pupuk kandang atau kompos disebar serta diaduk rata dengan tanah satu sampai tiga hari sebelum tanam (Puslitbanghorti, 2011).

4. Pupuk susulan:

Pemupukan susulan I dilakukan pada umur 5-7 hari setelah tanam dan susulan II pada waktu umur 21-25 hari setelah tanam. Sebagai pelengkap dapat ditambahkan pupuk daun sesuai dengan kebutuhan dengan memperhatikan pertumbuhan tanaman (sesai dosis anjuran). Dapat ditambahkan PGPR 5 ml/liter air pada umur kurang dari 30 hari dan 10 ml/liter air apada umur tanaman lebih dari 30 hari dengan cara dikocorkan di daerah sekitar perakaran. Perlakuan ini dapat dilakukan satu minggu sekali.

5. Penyiraman

a. Meskipun kurang tahan curah hujan tinggi, tanaman bawang merah perlu air cukup selama pertumbuhan.

(23)

9

b. Pada musim kemarau pertanaman di lahan bekas sawah perlu disiram satu kali sehari pada pagi atau sore hari, sejak tanam sampai menjelang panen.

c. Sebaliknya pada musim hujan, penyiraman ditujukan untuk membilas daun tanaman dari percikan tanah yang menempel pada daun.

d. Untuk mempercepat penuaan umbi bawang setelah tanaman berumur >

55 hari dapat dilakukan penyiraman pada siang hari.

7. Pengendalian OPT

a. Pengendalian penyakit, penyemprotan dengan Trichoderma mulai 4 hari setelah tanam dengan dosis 1 – 2 ml/liter air dan diulang seminggu sekali.

b. Pengendalian hama, penyemprotan rutin dengan Beauveria/Metarizium mulai 7 hari setelah tanam dengan dosis 1 – 2 ml/liter dan diulang seminggu sekali.

c. Mass traping (lampu perangkap)

d. Perangkap Feromon exi merupakan senyawa kimia yang tidak beracun, menyerupai senyawa kimia yang dimiliki serangga Spodoptera exigua betina yang dapat menarik serangga Spodoptera exigua jantan sehingga akan masuk ke dalam perangkap.

8. Panen

a. Panen ditandai dengan (90%) daun menguning dan tanaman rebah serta leher umbi telah kosong umbi tersembul keluar dan kulit umbi sudah terbentuk (berwarna merah). Panen diusahakan dilakukan pada saat udara cerah. Cara panen dengan mencabut keseluruhan tanaman dan umbi secara hati-hati.

b. Umur panen umbi bawang merah untuk konsumsi sekitar 55 – 70 hari (dataran rendah) dan 70 – 90 hari (dataran tinggi).

c. Untuk umbi yang akan diperuntukan sebagai benih biasanya umur panen diperpanjang sekitar 2 minggu dari umur panen umbi konsumsi.

(24)

10

Penyuluhan Pertanian

Penyuluhan pertanian adalah suatu proses pembelajaran bagi pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup (UU No 16 Tahun 2006).

Penyuluh

Fungsi penyuluh meliputi: (a) memfasilitasi proses pembelajaran pelaku utama dan pelaku usaha, (b) mengupayakan kemudahan akses pelaku utama dan pelaku usaha ke sumber informasi, teknologi, dan sumber daya lainnya agar mereka dapat mengembangkan usahanya, (c) meningkatkan kemampuan kepemimpinan, manajerial, dan kewirausahaan pelaku utama dan pelaku usaha, (d) membantu pelaku utama dan pelaku usaha dalam menumbuh kembangkan organisasinya menjadi organisasi ekonomi yang berdaya saing tinggi, produktif, menerapkan tata kelola berusaha yang baik dan berkelanjutan, (e) membantu menganalisis dan memecahkan masalah serta merespons peluang dan tantangan yang dihadapi pelaku utama dan pelaku usaha dalam mengelola usaha, (f) menumbuhkan kesadaran pelaku utama dan pelaku usaha terhadap kelestarian fungsi lingkungan, dan (g) melembagakan nilai-nilai budaya pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan yang maju dan modern bagi pelaku utama secara berkelanjutan (UU No 16 Tahun 2006).

Materi

Materi penyuluhan pertanian adalah suatu pesan baik itu informasi pengetahuan mapaun teknologi yang ingin disampaikan oleh seorang penyuluh kepada sasaranya dalam melakukan kegiatan penyuluhan pertanian. Menurut Permentan No.3 Tahun 2018 Materi Penyuluhan Pertanian adalah bahan Penyuluhan Pertanian yang akan disampaikan oleh para penyuluh kepada Pelaku Utama dan Pelaku Usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi, hukum, dan kelestarian lingkungan.

(25)

11

Mardikanto (1993), menyebutkan bahwa sumber materi penyuluhan pertanian dapat dikelompokkan menjadi:

1. Sumber resmi dari instansi pemerintah, seperti : Kementerian /dinas-dinas terkait, lembaga penelitian dan pengembangan, pusat-pusat pengkajian, pusat-pusat informasi, pengujian lokal yang dilaksanakan oleh penyuluh.

2. Sumber resmi dari lembaga-lembaga swasta/lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dibidang penelitian, pengkajian dan penyebaran informasi.

3. Pengalaman petani, baik pengalaman usaha taninya sendiri atau hasil dari petak pengalaman yang dilakukan secara khusus dengan atau tanpa bimbingan penyuluhnya.

4. Sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya: informasi pasar dari para pedagang, perguruan tinggi dan lain-lain.

Media

Menurut Mardikanto (1993), media penyuluhan merupakan sesuatu yang dapat dilihat, didengar, dirasakan oleh panca indera manusia, dan berfungsi sebagai alat untuk menjelaskan uraian yang disampaikan secara lisan oleh seorang penyuluh, guna membantu mempermudah proses belajar, agar informasi atau materi penyuluhan yang disampaikan lebih mudah difahami dan diterima.

Jenis-jenis media penyuluhan menurut Widodo dan Nuraeni (2016):

1. Media tercetak: poster, leaflet, folder, peta singkap, kartu kilat, brosur, majalah.

2. Media Aoudio: MP3, Kaset CD, MP4 Aoudio, radio.

3. Media Aoudio – visual: slide film, video, power point, televisi.

4. Media berupa objek fisik atau benda nyata: benda sesungguhnya, model, berbentuk tiga dimensi dan alat peraga.

Metode

Menurut Kusnadi (2011) mendefinisikan metode penyuluhan sebagai cara penyampaian materi penyuluhan oleh penyuluh kepada petani beserta anggota keluarganya baik secara langsung maupun tidak langsung agar mereka tahu, mau dan mampu menggunakan inovasi baru.

Adapun tujuan dari pemilihan metode penyuluhan antara lain sebagai berikut: 1) penyuluh pertanian mampu menetapkan suatu metode atau kombinasi

(26)

12

beberapa metode yang tepat, 2) kegiatan penyuluhan pertanian yang dilaksanakan berdampak pada perubahan perilaku petani dan anggota keluarganya.

Karakteristik Individu Umur

Umur merupakan usia responden pada saat dilakukan penelitian dinyatakan dalam tahun. Umur berkaitan dengan pengalaman dan kematangan dalam melakukan usahatani. Umur seorang petani pada umumnya akan mempengaruhi kondisi fisik dan pola fikir terhadap hal-hal baru dalam melakukan usahatani.

Adanya kecenderungan bahwa petani muda lebih cepat mengadopsi suatu inovasi karena petani muda mempunyai semangat untuk mengetahui dan mencari tahu apa yang belum diketahuinya.

Dari sisi sumberdaya manusia pertanian, umur petani merupakan salah satu faktor yang akan mempengaruhi keberlanjutan usahatani. Setiawan (2012) menjelaskan umur terkait erat dengan kemampuan psikologis, biologis, potensi dan tingkat kepekaan dalam menjalankan usahatani.

Petani dengan umur produktif memiliki kemampuan fisik dan pola pikir yang sangat baik untuk dapat menyerap informasi inovasi baru dan mengaplikasikannya (Waris, Badriyah, dan Wahyuning 2015).

Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran atau pelatihan yang dilalui seseorang dalam upaya mengubah atau meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Proses peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap ini dapat diraih melalui kegiatan belajar baik itu di tingkat pendidikan formal maupun pendidikan non-formal.

Menurut Yulianti (2015) mengemukakan bahwa pendidikan seseorang pada umumnya akan mempengaruhi cara berpikirnya. Dengan pendidikan maka seseorang akan memiliki pengetahuan yang luas, mudah mengembangkan ide-ide, mudah mengadopsi teknologi dan makin dinamis sikapnya terhadap hal-hal baru terutama dalam menghadapi perubahan yang lebih modern. Tingkat pendidikan adalah jumlah taun seseorang dalam mengikuti pendidikan formal yang ditempuh melalui pembelajaran di sekolah.

(27)

13 Pengalaman Bertani

Pengalaman petani dalam menjalankan usahatani berbeda-beda, pengalaman bertani atau lama usahatani adalah jangka waktu petani dalam menjalankan kegiatan usahataninya. Semakin banyak pengalaman yang didapatkan oleh petani akan membuat petani terlatih dan terampil dalam melakukan kegiatan usahataninya (Amron 2009). Petani yang sudah lama bertani akan lebih mudah menerapkan inovasi dari pada petani pemula atau petani baru.

Luas lahan

Luas lahan adalah luasan yang digunakan petani untuk melakukan kegiatan usahatani. Luas lahan di ktegorikan ke dalam tiga kelompok diataranya: lahan sempit adalah luas lahan yang dikelola (< 1000 m2), lahan sedang adalah luas lahan yang dikelola untuk usahatani antar (1000m2 – 2000m2), sedangkan lahan yang dikategorikan luas adalah luas lahan (>2000m2) (Mayansari dan Mmujiburrahmad 2014). Sedangkan menurut Sajogyo (1977) mengelompokkan petani ke dalam tiga kategori, yaitu: petani skala kecil dengan luas lahan (<0,5 ha) skala menengah dengan luas lahan antara (0,5-1,0 ha) dan skala luas dengan luas lahan >1,0 ha.

Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu yang dapat mempengaruhi minat pemuda pada sektor pertanian, diataranya meliputi kegiatan penyuluhan pertanian, sumber informasi, sarana dan prasaran dan dukungan pemerintah.

Kegiatan penyuluhan

Menurut Mardikanto (2009) penyuluhan pertanian adalah suatu proses perubahan sosial, ekonomi dan politik untuk memberdayakan dan memperkuat kemampuan masyarakat melalui proses belajar bersama yang partisipatif, agar terjadi perubahan perilaku pada diri semua stakeholders (individu, kelompok, kelembagaan) yang terlibat dalam proses pembangunan, demi terwujudnya kehidupan yang berdaya, mandiri dan partisipatip yang semakin sejahtera dan berkelanjutan.

Menurut Mardikanto (1993) mengungkapakan bahwa penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan luar sekolah bagi orang dewasa guna menumbuh

(28)

14

kembangkan kemampuan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani sehingga secara mandiri mereka dapat mengelola unit usahataninya menjadi lebih baik dan menguntungkan sehingga dapat memperbaiki pola hidup yang lebih layak dan sejahtera bagi keluarganya. Kegiatan penyuluhan pertanian sebagai proses belajar bagi petani melalui pendekatan kelompok dan diarahkan untuk terwujudnya kemampuan kerja sama yang lebih efektif sehingga mampu menerapkan inovasi, mengatasi berbagai resiko kegagalan usaha, menerapkan skala usaha yang ekonomis untuk memperoleh pendapatan yang layak dan sadar akan peranan serta tanggungjawabnya sebagai pelaku pembangunan, khususnya pembangunan pertanian.

Minat petani tentang hal-hal baru sangat tergantung pada cara komunikasi yang dibangun oleh penyuluh pertanian. Kehadiran dan kemampuan penyuluh berkomunikasi dalam membangun kesadaran petani menjadi faktor yang ikut mendorong perubahan perilaku petani Fardanan (2016).

Intensitas penyuluhan sangat penting dalam proses adopsi teknologi.

Semakin tinggi mengikuti frekuensi penyuluhan, maka keberhasilan penyuluhan pertanian yang disampaikan semakin tinggi pula. Frekuensi petani dalam mengikuti penyuluhan yang meningkat disebabkan karena penyampaian yang menarik dan tidak membosankan serta yang disampaikan benar-benar bermanfaat bagi petani untuk usaha taninya Sumbayak (2006).

Sumber informasi

Sumber informasi merupakan media pelayanan publik bagi petani, yang tersedia dalam bentuk melalui media cetak atau elektronik. Ketersediaan sarana informasi ini dapat memepercepat proses transfer inovasi teknologi baru yang telah di temukan oleh lembaga-lembaga pengkajian seperti Badan Litbang Pertanian. Menurut Slamet (2003), mengungkapkan bahwa pelayanan jasa informasi bagi petani merupakan salah satu prinsip dalam paradigma baru penyuluhan pertanian. Maka darai itu, untuk meningkatkan pengetahuan petani penyuluhan pertanian harus mampu menyediakan dan memberikan segala informasi yang dibutuhkan petani. Informasi usahatani dibutuhkan petani agar mereka mampu mengelola usahataninya dengan baik dan benar. Informasi

(29)

15

tersebut berupa hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan sarana produksi, teknik budidaya hingga pemasaran hasil.

Sarana dan Prasarana

Menurut Van den Ban dan Hawkis (1999) mengungkapkan bahwa sarana usahatani meliputi tanah atau lahan, pupuk, benih bersertifikat, alat penyemprot, bahan bangunan, mesin pertanian, dan subsidi produksi. Pengetahuan petani mengenai sarana dan prasarana budidaya dipengaruhi oleh keadaan sarana dan prasarana dilapangan yang meliputi infrastruktur dan ketersediaan alat mesin pertanain (Nurhayati 2020).

Dukungan pemerintah

Menurut Panurat (2014) dukungan pemerintah berupa bantuan secara signifikan juga mempengaruhi minat petani, dengan memberikan kontirbusi yang positif terhadap minat petani sehingga dengan adanya bantuan minat petani semakin meningkat.

Berbagai dukungan dan kebijakan yang diberikan kepada generasi muda agar pemuda tani tertarik menggeluti pertanian akan efektif jika pertanian dapat menghasilkan cukup pendapatan guna membiayai hidup keluarga, tersedia sumber daya dasar seperti tanah, modal, pelatihan, alat bertani, dan pasar, serta hasil karya mereka dihargai oleh masyarakat dan pemerintah. Operasional dari kebijakan tersebut direfleksikan dalam bentuk:

1. Menyediakan akses bagi pemuda tani atas kepemilikan atau hak pemanfaatan lahan;

2. Menyediakan program pertanian secara terintegrasi dengan layanan pendukung lainnya, termasuk pendidikan, pelatihan dan penyuluhan, pelatihan kepemimpinan, kredit, teknologi, input pertanian, teknologi dan perlengkapan tepat guna, subsidi, asuransi, dan pasar;

3. Memberikan peluang bagi pemuda tani untuk saling belajar, berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan dan perumusan kebijakan;

4. Meningkatkan infrastruktur di daerah pedesaan, dan memberikan jaminan dan perlindungan sosial bagi petani muda;

(30)

16

5. Memberikan dukungan bagi keluarga tani melalui kebijaka dan program yang komprehensif serta terintegrasi dengan reformasi agraria, pembangunan pedesaan dan pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir ini merupakan suatu gambaran dari banyaknya peubah yang diduga dapat mempengaruhi minat pemuda tani, diperoleh berdasarkan hasil studi literatur beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan judul penelitian tugas akhir ini. Adapun kerangka berpikir ini terdiri dari 2 (dua) variabel bebas (X) dan 1 (satu) variabel terikat (Y). Minat pemuda tani (Y) sebagai variabel terikat meliputi kesenangan, ketertarikan dan keterlibatan sesuai dengan penelitian Wasti (2013). Variabel bebas terdiri dari faktor internal karakteristik individu (X1) meliputi umur, tingkat pendidikan, pengalaman usahatani, dan luas lahan merujuk pada penelitian Effendy L et.al (2020a). Faktor Eksternal (X2) meliputi kegiatan penyuluhan, sumber informasi, sarana dan prasarana serta dukugan pemerintah merujuk pada penelitian Khoir AM et.al (2020).

Gambar 1 Kerangka berpikir minat pemuda tani pada usahatani bawang merah ramah lingkungan Karakteristik Individu (X1)

X1.1 Umur

X1.2 Tingkat Pendidikan X1.1 Pengalaan Usahatani X1.1 Luas Lahan

Faktor Eksternal (X2) X2.1 Kegiatan Penyuluhan X2.2 Sumber Informasi X2.3 Sarana dan Prasarana X2.4 Dukungan Pemerintah

Minat Pemuda Tani (Y) Y1 Kesenangan

Y2 Ketertarikan Y3 Keterlibatan

Rendah Sedang Tinggi

Penyuluhan an

Pemuda tani berminat pada usahatani bawang merah dengan penerapkan teknologi ramah lingkungan

(31)

17

METODE PELAKSANAAN

Pendekatan Pengkajian

Pendekatan pengkajian yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah metode kuantitatif (Sosial) yang didukung oleh data kualitatif. Menurut Sugiyono (2019) metode kuantitatif adalah metode pengkajian yang digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen pengkajian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, bertujuan menggambarkan serta menguji hipotesis yang diterapkan. Metode kuantitatif dilakasanakan dengan cara melakukan pengukuran dengan menggunakan instrumen dalam pengumpulan datanya.

Waktu dan Tempat

Penelitian Tugas Akhir ini dilaksanakan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2022. Adapun tempat pelaksanaan di Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat.

Populasi dan Sampel Populasi

Sugiyono (2019) mendefinisikan populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini merupakan pemuda tani yang tersebar di Desa Ciburuy, Cinisti, dan Panembong. Populasi ditentukan berdasarkan kriteria pemuda/i tani dengan rentang usia 15- 40 tahun, pernah menanam bawang merah ataupun terlibat dalam kegiatan usahatani budidaya bawang merah. Berdasarkan kriteria dan data programa kecamatan Bayongbong, ditetapkan jumlah populasi pemuda tani yang terdapat di tiga desa tersebut sebanyak 45 orang.

(32)

18

Tabel 1 Populasi pemuda tani di Desa Ciburuy, Cinisti, dan Panembong

No Desa Jumlah pemuda tani

(orang)

1 Ciburuy 12

2 Cinisti 18

3 Panembong 15

Jumlah populasi 45

Sumber: Programa Kecamatan Bayongbong 2022

Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan metode sampel jenuh. Metode sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan menjadi sampel. Menurut Arikunto (2010), jika jumlah populasinya kurang dari 100 orang, maka jumlah sampel diambil secara keseluruhan. Akan tetapi jika populasinya lebih dari 100 orang, maka bisa diambil 10-15 persen atau 20-25 persen dari jumlah populasinya.

Berdasarkan data yang ada populasi kurang dari 100 responden, maka sampel yang akan diambil dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah keseluruhan jumlah populasi dari ketiga desa yaitu sebanyak 45 responden.

Jenis Data dan Pengumpulan Data Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data primer diperoleh melalui kegiatan wawancara langsung pada responden, tokoh masyarakat dan penyuluh binaan. Sedangkan untuk data sekunder diperoleh secara tidak langsung bersumber dari data-data yang sudah ada atau data pendukung seperti data instasi terkait atau lembaga yang berkaitan dengan penelitian ini, berupa monografi kecamatan Bayongbong, kondisi potensi wilayah, programa Kecamatan Bayongbong dan studi literatur lain.

Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian tugas akhir ini yaitu:

1. Observasi, yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung pada objek pengkajian.

(33)

19

2. Wawancara, yaitu metode pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan kepada responden dengan cara wawancara tersruktur.

3. Penyebaran dan pengisian kuesioner, yaitu metode pengumpulan data dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner berisi pertanyaan- pertanyaan tertulis berkaitan dengan kajian yang dilaksanakan.

Kisi-Kisi Instrumen Pengkajian Instrumen

Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner tertutup yang mana alternatif jawabanya telah disediakan, sehingga responden hanya tinggal memilih jawaban yang telah tersedia. Skala pengukuran menggunakan skala modifikasi likert yang diberi numerik antara 1 - 4 yang terbagi dalam 4 kategori, yaitu ; 1. Nilai 4 : Sangat berperan / sangat menerapkan / sangat menguntungkan / sangat sesuai / sangat mudah / sangat bisa dicoba / sangat bisa diamati / sangat tahu / sangat setuju / sangat menerima / sangat menerapkan.

2. Nilai 3 : Berperan / menerapkan / menguntungkan / sesuai / mudah / bisa dicoba / bisa diamati / tahu / setuju / menerima / menerapkan.

3. Nilai 2 : Kurang berperan / kurang menguntungkan / kurang sesuai / kurang mudah / kurang bisa dicoba / kurang bisa diamati / kurang tahu/ kurang setuju / kurang menerima / kurang menerapkan

4. Nilai 1 : Tidak berperan / tidak menguntungkan / tidak sesuai / tidak mudah / tidak bisa dicoba / tidak bisa diamati / tidak tahu / tidak setuju / tidak menerima / belum pernah mencoba / tidak menerapkan Instrumen penelitian berupa kuesioner yang disusun dari parameter setiap variabel sebagaimana dapat dilihat pada

(34)

20 Tabel 2 Kisi-kisi instrumen

No Variabel Indikator Parameter Skala

pengukuran

1. Karakteristik Individu (X1.1)

Umur - Jumlah tahun sejak

responden lahir sampai sekarang

1,2,3,4

Tingkat pendidikan

- Jumlah tahun mengikuti

pendidikan 1,2,3,4

Luas lahan - Luas area lahan dengan

satuan m2 1,2,3,4

Pengalaman berusahatani

- Jumlah tahun responden

melakukan usahatani 1,2,3,4

2. Faktor Eksternal (X1.2)

Kegiatan penyuluhan

- Intensitas penyuluhan - Metode penyuluhan - Materi penyuluhan - Media Penyuluhan

1,2,3,4

Sumber informasi - Fungsi sumber informasi - Media penyebaran informasi - Keefektifan sumber

informasi

1,2,3,4

Sarana dan Prasarana

- Ketersediaan saprodi - Tingkat keterjangkauan

harga saprodi - Kondisi sumber daya

1,2,3,4

Dukungan Pemerintah

- Kebijakan pemerintah - Bantuan modal usaha - Bantuan infrastuktur dan

sapras

1,2,3,4

3. Minat (Y)

Perasaan senang - Usahatani merupakan profesi

- Usahatani merupakan adat istiadat

- Inovasi dalam usahatani

1,2,3,4

Ketertarikan - Prospek ushatani bawang merah

- Ketertarikan pada usahatani - Berpartisipasi dalam

aktivitas kegiatan yang dilakukan

1,2,3,4

Keterlibatan - Partisipasi dalam kelompok - Ikut serta dalam kegiatan

budidaya

- Tergabung dalam organisasi

1,2,3,4

Sumber : data primer diolah penulis 2022

(35)

21

Pengujian Instrumen Validitas

Uji validitas ini dilakukan dengan cara memberikan instrumen pada pihak ketiga diluar responden yang telah kita tetapkan dan ahli di bidangnya. Menurut Sugiyono (2019) bahwa valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Nilai r tabel untuk 15 responden dengan taraf signifikan 5 persen yaitu (df= N-2) adalah 0. 514 Selanjutnya uji validitas akan diolah dengan bantuan software SPSS versi 26. Rumus perhitunganya sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√ ∑ √ ∑ Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi

x : Skor item masing-masing pertanyaan y : Skor total pertanyaan

N : Jumlah subyek/jumlah responden

Berdasarkan hasil uji validitas instrumen diketahui bahwa, dari 49 jumlah soal didapatkan 43 soal yang “valid” dan 6 soal “tidak valid”, untuk soal yang tidak valid dilakukan perbaikan. Adapun hasil uji validitas terlampir pada lampiran 4.

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas pada kajian ini dengan menggunakan metode Cronbach’s alpha perhitungannya dengan bantuan Software SPSS versi 26 dan software Microsoft Excel 2010. Instrumen dikatakan reliabel apabila nilai Cronbach’s alpha> 0,60 (Sugiyono, 2009).

Penentuan reliabilitas dilihat dari nilai Cronbach alpha. Hasil uji reliabilitas ini akan menujukan nilai reliabilitas internal seluruh instrument (ri) yaitu dengan tingkatan sangat kuat/sangat tinggi, kuat/tinggi, sedang/cukup, redah atau sangat lemah. Rumus Cronbach alpha adalah sebagai berikut:

r

i

=

(36)

22 Keterangan :

ri : Reliabilitas instrumen n : Jumlah butir pertanyaan

: Varians butir pertanyaan : Varians total butir pertanyaan

Pengujian instrumen dilakukan di desa Panembong, dengan jumlah responden sebayak 15 orang yang dipilih secar acak. Berdasarkan hasil pengujian didaptkan nilai reliabilitas 0.969 lebih besar dari 0.60 artinya bahwa instrumen dinyatakan reliabel dan layak digunakan dalam penelitian.

Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir ini yaitu dengan menggunakan analisis deskriptif dan regresi linier berganda.

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab tujuan pertama yaitu untuk mendeskripsikan minat pemuda tani pada usahatani bawang merah ramah lingkungan, penyajiannya berupa tabel dan presentase. Analisis data diolah dengan batuan aplikasi software microsoft excel 2010.

2. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel yang diteliti. Karakteristik Individu (X1), Faktor Eksternal (X2) terhadap Minat Pemuda Tani (Y).

Persamaan regresi yang dipakai adalah sebagai berikut (Sugiyono 2017):

Ŷ= a + b1 X1 + b2 X2 + e Keterangan :

Ŷ = Minat a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi dari variable X1 (Karakteristik Individu) X1 = Karakteristik Individu

b2 = Koefisien regresi dari variable X2 (Faktor Eksternal) X2 = Faktor Eksternal

e = Residual

(37)

23

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Keadaan Umum Wilayah Penelitian

Gambar 2 Peta wilayah kecamatan Bayongbong (Sumber : Programa Kecamatan Bayongbong)

Kecamatan Bayongbong merupakan salah satu kecamatan yang berada di wilayah administratif kabupaten Garut, terletak di sebelah selatan Ibu Kota Kabupaten Garut, dan wilayahnya terbagi ke dalam 18 desa/kelurahan. Luas wilayah Kecamatan Bayongbong berdasarakan programa tahun 2022 mencapai 5.061 ha yang terdiri dari lahan darat seluas 3.711 ha dan lahan sawah 1.350 ha.

Wilayah Kecamatan Bayongbong terletak pada ketinggian 650 sampai dengan 1500 meter diatas permukaan laut (mdpl) dengan kemiringan (54,55%) berbukit, (36,36%) landai dan (9,09%) curam. Tofografi Kecamatan Bayongbong merupakan wilayah berbukit-bukit dibawah kaki gunung Cikuray, adapun batas wilayah administratif sebagai berikut:

 Sebelah Barat : Kecamatan Cisurupan,Sukaresmi dan Pasirwangi

 Sebelah Utara : Kecamatan Samarang dan Tarogong Kidul

 Sebelah Timur : Kecamatan Cilawu

 Sebelah Selatan : Gunung Cikuray dan Kecamatan Cigedug

(38)

24 Keadaan Tanah

Jenis tanah di wilayah kecamatan Bayongbong terdiri atas tanah regosol, tanah alluvial dan sebagian kecil fonsilik dengan drainase (72%) drainase baik, (27,28%) drainase sedang. Sedangkan sifat tanah di wilayah Kecamatan Bayongbong bervariasi, yaitu pH 6 sampai 7,5 (netral), pH 5,5 sampai 6 (agak asam). Kondisi gambut cukup baik, artinya sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman, yaitu 0,5 sampai 1,5 m.

Kondisi Iklim dan Curah Hujan

Wilayah Kecamatan Bayongbong beriklim sejuk termasuk type A2 (Schmid/Ferguson), dengan musim kemarau jatuh pada bulan Agustus sampai dengan Oktober sedangkan musim penghujan jatuh pada bulan November sampai dengan Juli. Curah hujan rata-rata tiap pertahun 380 mm dengan rata-rata bulan basah 7-8 Bulan dan bulan kering 3-4 bulan.

Keadaan Demografis

Jumlah penduduk Kecamatan Bayongbong pada kondisi bulan Desember 2020 sebanyak 103.142 orang terdiri atas laki-laki sebanyak 53.000 dan wanita sebanyak 50.142 orang. Jumlah kepala keluarga sebanyak 30.081 KK. Salah satu yang mempengaruhi produktivitas penduduk adalah akibat dari bervariasinya tingkat pendidikan, dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 Data jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan Kecamatan Bayongbong No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

1 2 3 4

SD SLTP SLTA

Perguruan Tinggi

25.692 10.973 7.648

854

56,88 24,29 16,93 1,89

Jumlah 45.167 100,00

Sumber : Programa Kecamatan Bayongbong tahun 2022

Berdasarakan tabel 3 tingkat pendidikan terakhir sebagian besar penduduk Kecamatan Bayongbong menunjukan masih tingginya tamat pendidikan di sekolah dasar dengan presentase sebesar (56,88%) sebanyak 25.692 orang.

(39)

25

Data produksi bawang merah Kecamatan Bayongbong Tabel 4 Data produksi bawang merah Kecamatan Bayongbong No Kecamatan Luas Tanam

(Ha)

Luas Panen (Ha)

Produktivitas (Ton/Ha)

Jumlah Produksi (Ton/GKP)

1 2020 590 569 10,34 5.882

Sumber: Programa Kecamatan Bayongbong tahun 2021 Kelembagaan penunjang

Kelembagaan yang dapat menjadi penunjang sektor dalam pelaksanaan usaha tani di Kecamatan Bayongbong baik penyedia sarana, penyedia jasa dan sebagainya dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5 Data lembaga penunjang di Kecamatan Bayongbong

No Jenis Kelembagaan Jumlah (Buah)

1 Koperasi Unit Desa (KUD) 1

2 Sub Terminal Agrobisnis (STA) 1

3 Balai Benih Ikan (BBI) 1

4 LKMA Gapoktan 9

5 UPT Diskanak 1

6 UPTD ( BBPTP ) 1

7 Kios Saprotan 14

8 Heuleran (RMU) 53

9 Bengkel 18

10 Pandai Besi 4

11 Pasar 4

Sumber :Programa Kecamatan Bayongbong tahun 2022

Disamping kelembagaan di atas, tercatat 14 kios saprotan, 82 RMU, 18 bengkel dan 4 pandai.

Kelembagaan Petani

Wilayah binaan BPP Kecamatan Bayongbong memiliki 18 posluhdes, 18 Gapoktan, serta 230 kelompok tani yang terdiri dari kelompok tani ternak, kelompok tani kehutanan, Kelompok Petani Kecil (KPK), Kelompok Wanita Tani (KWT), kelompok Tani Kebun dan Kelompok Usaha simpan pinjam yang tersebar di setiap desa di Kecamatan Bayongbong.

(40)

26 Keadaan Umum Wilayah Desa Pengkajian Desa Ciburuy

Desa Ciburuy merupakan salah satu desa yang berada di wilayah kecamtan Bayongbong. Luas wilayah binaan Desa Ciburuy seluas 306 ha, yang terdiri dari lahan sawah seluas 140 Ha, lahan darat 157 Ha, kolam 2 ha dan lainya 5 Ha.

Adapun batas - batas adaministratif Desa Ciburuy sebagai berikut:

 Sebelah Utara : Desa Bayongbong Kecamatan Bayongbong

 Sebelah Timur : Desa Bayongbong dan Desa Cinisti Kecamatan Bayongbong

 Sebelah Selatan : Desa Pamalayan Kecamatan Bayongbong

 Sebelah Barat : Desa Cintanagara Kecamatan Cigedug dan Desa Mulyasari Kecamatan Bayongbong

Wilayah Desa Binaan Ciburuy terletak pada ketinggian 1000 sampai 1200 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan kemiringan tanah (72%) sampai (9,69%). Jenis tanah termasuk tanah andosol, rata-rata pH tanah 5 sampai 6.

Wilayah Desa Binaan Ciburuy memiliki curah hujan rata-rata tiap pertahun 380 mm dengan rata-rata bulan basah 7-8 Bulan dan bulan kering 3-4 bulan termasuk type iklim sedang termasuk type D (Schmid/Ferguson).

Jumlah penduduk Desa Ciburuy sebanyak 5.933 jiwa yang tersebar di tiga dusun. Jumlah penduduk laki – laki yaitu 2.985 jiwa dan perempuan 3.008 jiwa.

Mata pencaharian penduduk di Desa Ciburuy sebagian besar sebagai petani sebanyak 3.937 jiwa.

Wilayah binaan desa Ciburuy memiliki 1 posluhdes, 1 gapoktan serta 9 kelompok tani yang meliputi 5 Kelompok tani, 2 kelompok wanita tani, dan 2 kelompok P3A. Dari 9 kelompok tani tersebut enam termasuk kelas kelompok lanjut, dan tiga kelompok termasuk kelas pemula. Komoditas yang di usahakan yaitu padi, palawija dan hortikultura. Luas tanam bawang merah mencapai 1,5 Ha, luas panen 1 Ha, produkktivitas 7,30 ton/Ha dan total produksi mencapai 51 ton pada tahaun 2021.

(41)

27 Desa Cinisti

Desa Cinisti merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Bayongbong, pamekaran dari desa bayongbong yakni pada tahun 1986 sampai sekarang, Luas wilayah binaa desa Cinisti mencapai 174,4 Ha yang terdiri dari lahan sawah seluas 23,4 Ha, lahan darat 97,18 Ha dan kolam 2 Ha. Desa Cinisti berbatasan langsung dengan :

 Sebelah Barat : Desa Bayongbong Kecamatan Bayongbong

 Sebelah Utara : Desa Bayongbong KecamatanBayongbong

 Sebelah Timur : Desa Ciela Kecamatan Bayongbong

 Sebelah Selatan : Gunung Cikuray / Desa Pamalayan Kecamatan Bayongbong

Wilayah Desa Binaan Ciburuy terletak pada ketinggian 700 sampai dengan 1200 meter di atas permukaan laut (mdpl) dengan topografi tanah datar (50%), landai (45%), dan pegunungan (5 %), dengan jenis tanah termasuk tanah andosol, rata-rata pH tanah 5 sampai 6. Wilayah Desa Binaan Cinisti memiliki curah hujan rata-rata tiap pertahun 380 mm dengan rata-rata bulan basah 7-8 Bulan dan bulan kering 3-4 bulan termasuk type iklim sedang termasuk type D (Schmid/Ferguson).

Jumlah penduduk Desa Cinisti sebanyak 5.344 jiwa yang tersebar di tiga dusun. Jumlah penduduk laki – laki yaitu 2.753 jiwa dan perempuan 2.591 jiwa.

Mata pencaharian penduduk desa Cinisti sebagian besar sebagai petani sebayak 2.803 jiwa.

Wilayah binaan desa Cinisti memiliki 1 posluhdes, 1 gapoktan serta 9 kelompok tani. Komoditas unggulan yang di usahakan yaitu bawang merah, cabai dan tembakau. Luas tanam bawang merah mencapai 52 Ha, luas panen 50 Ha, produkktivitas 10 ton/Ha dan total produksi mencapai 500 ton pada tahaun 2021.

Desa Panembong

Desa Panembong merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Bayongbong. Desa Panembong memiliki karakteristik alam yang memadai untuk melakukan usaha tani, hal ini dibuktikan dengan agroekosistemnya. Luas wilayah binaa desa Panembong mencapai 498,347 Ha yang terdiri dari lahan pemukiman seluas 100,005 Ha, lahan sawah seluas 87,52

Referensi

Dokumen terkait

Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat. Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan. Disaat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak air biji pepaya dosis rendah sampai dengan dosis tinggi pada mencit memiliki potensi yang sama dengan

Penelitian Sudarsana dan Raharjo (2013) yang menyimpulkan bahwa ukuran pemerintah daerah dengan proksi total aset, variabel tingkat ketergantungan daerah tidak berpengaruh

Cek akurasi geometri adalah melakukan perbandingan antara koordinat pada peta manuskrip dan koordinat hasil pengukuran GPS di lokasi yang sama, sedangkan verifikasi penutup

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ANALISIS KOMPARASI USAHATANI BAWANG MERAH DENGAN SISTEM TUNDA JUAL DAN NON TUNDA JUAL DI DESA SUKOREJO KECAMATAN REJOSO

Untuk mengetahui B berapa besar o minat permintaan o rumah di Desa Jati Kecamatan o Jaten Kabuputan Karanganyar o dengan melakukan penyebaran kuisioner kepada responden

Bismillahirrahmanirrahim, dengan mengucap Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan sebesar - besarnya atas kehadirat Allah SWT, karena berkat kuasa, rahmat dan

Tujuan pembelajaran matematika di sekolah adalah penekanan pada penataan nalar, dasar dan pembentukan sikap, serta keterampilan dalam penerapan matematika. iii Berhubungan