• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S1) pada Program Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S1) pada Program Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

DETERMINAN KEUNTUNGAN UMKM DI KOTA JAMBI (STUDI KASUS UMKM BINAAN BANK INDONESIA)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S1) pada Program Studi Ilmu Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi

Oleh : LIDYA APRILIA

C1A018047

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI 2022

(2)

ii LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama Mahasiswa : Lidya Aprilia Nomor Induk Mahasiswa : C1A018047

Jurusan : Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Judul Skripsi : Determinan Keuntungan UMKM Di Kota Jambi (Studi Kasus Umkm Binaan Bank Indonesia) Dosen Pembimbing : Prof. Dr. H. M. Rachmad R., S.E., M.S

Dr. Muhammad Safri S.E., M.SI

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan berdasarkan hasil penelitian, pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri, bahwa data-data yang saya cantumkan pada skripsi ini adalah karya orisinil bukan hasil plagiarisme atau di upah pada pihak lain. Jika terdapat karya atau pemikiran orang lain, saya akan mencantumkan sumber yang jelas.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku di Program Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Falkutas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak manapun.

Jambi, Oktober 2022 Yang Membuat Pernyataan,

Lidya Aprilia Nim. C1A018047

(3)

iii TANDA PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

Dengan ini, Komisi Pembimbing Skripsi dan Ketua Prodi IESP menyatakan bahwa Skripsi yang disusun oleh:

Nama Mahasiswa : Lidya Aprilia Nomor Induk Mahasiswa : C1A018047

Jurusan : Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Judul Skripsi : Determinan Keuntungan UMKM Di Kota Jambi (Studi Kasus Umkm Binaan Bank Indonesia)

Telah memenuhi persyaratan dan layak di uji pada ujian skripsi dan komprehensif sesuai dengan prosedur yang Berlaku pada program Ilmi Ekonomi Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.

Jambi, Oktober 2022 Pembimbing Skripsi I Pembimbing Skripsi II

Prof. Dr. H. M. Rachmad R., S.E., M.S Dr. Muhammad Safri S.E., M.SI NIP. 196010111986101001 NIP. 195901111985031003

Mengetahui,

Ketua Program Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

(Dr. Etik Umiyati, SE, M.Si) NIP. 196807091993032002

(4)

iv TANDA PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Komprehensif dan Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi pada:

Hari : Senin

Tanggal : 02 Desember 2022 Jam : 10.00 – 12.00 Wib

Tempat : Ruang Ujian Fakultas Ekonomi dan Bisnis Bersama Lantai 1

PANITIA PENGUJI

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua Penguji Dr. Hj. Zulfanetti, S.E, M.SI Penguji Utama Dr. Hj. Etik Umiyati, S.E, M.SI

Sekretaris Rosmeli, S.E, M.E

Anggota I Prof. Dr. H. M. Rachmad R., S.E., M.S Anggota II Dr. Muhammad Safri S.E., M.SI

Disahkan oleh:

Ketua Jurusan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Dr. Drs. H. Zulgani. M.P NIP. 196205161987031018

Dr. H. Junaidi, S.E., M.Si NIP. 196706021992031003

(5)

v ABSTRAK

Penelitian ini berjudul determinan keuntungan UMKM di Kota Jambi (studi kasus UMKM binaan Bank Indonesia). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keuntungan UMKM binaan Bank Indonesia di Kota Jambi dan untuk menentukan strategi yang harus dilakukan untuk meningkatkan keuntungan UMKM binaan Bank Indonesia di Kota Jambi.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif kuantitatif dengan data sekunder. Metode analisis yang digunakan menggunakan analisis regresi linier berganda serta analisis SWOT EFAS dan IFAS.

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis regresi linier berganda menunjukan bahwa pinjaman, modal dan tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap keuntungan UMKM Binaan Bank Indonesia di Kota Jambi.

Serta hasil analisis SWOT menunjukan bahwa strategi peningkatan keuntungan UMKM Binaan Bank Indonesia di Kota Jambi adalah strategi agresif.

Kata Kunci : UMKM, Pinjaman, Modal, Tenaga Kerja dan Keuntungan.

(6)

vi ABSTRACT

This research is entitled Determinants of MSME Profits in Jambi City (case study of MSMEs assisted by Bank Indonesia). The purpose of this study is to analyze what factors influence the profits of MSMEs fostered by Bank Indonesia in Jambi City and to determine strategies that must be carried out to increase the profits of MSMEs fostered by Bank Indonesia in Jambi City.

The research method used is descriptive quantitative analysis method with secondary data. The analytical method used is multiple linear regression analysis and EFAS and IFAS SWOT analysis.

Results Based on research with multiple linear regression analysis shows that credit, capital and labor have a positive and significant impact on the profits of MSMEs fostered by Bank Indonesia in Jambi City. And the results of the SWOT analysis show that the strategy to increase Bank Indonesia's MSME profits in Jambi City is an aggressive strategy.

Keywords: MSMEs, Loans, Capital, Labor and Profit.

(7)

vii LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillahirohmanirohim

Penulis persambahkan karya kecil ini kepada :

Skripsi ini adalah sebagian dari ibadahku kepada Allah SWT, karena kepadanya kami menyembah dan kepadanya lah kami memohon pertolongan serta petunjuk

jalan yang baik. Kupersembahkan karya sederhana ini :

Bapak dan Ibu Tercinta

Segala perjuangan hingga titik ini Lidya persembahkan pada dua orang paling berharga (Mama Dan Papa) dalam hidup ini yang memberikan kasih sayang, segala dukungan serta doa dan materi yang tiada hentinya kepadaku yang tiada

mungkin dapat ku balas.

Saudara dan Pasangan Hidup Tercinta

Saudara kandungku yang tersayang (Andre Nugroho) dan Pasangan saya (Bripda Jordi Widianata S.E) yang memberikan dukungan, doa dan kasih sayang.

Sahabatku tersayang

Kesayanganku (Novitha Sarah, Elora Auldia, Putri Della, Dwita Putri Zalmi, Hargiwansyah, Nico Vernando, Dorman Saragih Sitanggang, Tessya

Rachmadhania)

(8)

viii KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Determinan Keuntungan UMKM Di Kota Jambi (Studi Kasus Umkm Binaan Bank Indonesia)” guna memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Skripsi ini tentunya tidak lepas dari bimbingan, masukan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu menyelesaikan skripsi ini, kepada yang terhormat:

1. Yang teristimewa yaitu kedua orang tua saya Papa Herizal dan Mama Reni Astuti yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan serta doa dan materi yang tiada hentinya dari mulai lahir hingga sekarang sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi.

2. Kepada Pasangan dan adikku tersayang Bripda Jordi Widianata S.E dan Andre Nugroho yang selalu memberikan semangat dan mendoakan selama masa penulisan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. H. Sutrisno, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Jambi.

4. Bapak Dr. Junaidi S.E., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi

5. Bapak Dr. Drs. Zulgani, M.P. selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Universitas Jambi

6. Ibu Dr. Hj. Etik Umiyati, S.E., M.Si. selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Jambi

7. Bapak Prof. Dr. H. M. Rachmad R., S.E., M.S selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran dalam penyusunan skripsi ini.

(9)

ix 8. Bapak Dr. Muhammad Safri S.E., M.SI. selaku Pembimbing II yang telah

memberikan masukan dan arahan guna penyempurnakan skripsi ini.

9. Ibu Dr. Hj. Zulfanetti, S.E, M.SI selaku Ketua Penguji yang telah memberikan masukan dan arahan

10. Ibu Dr. Hj. Etik Umiyati, S.E, M.SI selaku Penguji utama yang telah memberikan masukan dan arahan

11. Ibu Rosmeli, S.E, M.E selaku Sekretaris Penguji yang telah memberikan masukan dan arahan

12. Segenap Bapak/Ibu Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis baik secara tertulis maupun lisan selama perkuliahan.

13. Seluruh teman-teman seperjuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jambi yang telah menemaniku dihari-hari perkuliahan dan memberikan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu khususnya yang telah memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan. Semoga Allah senantiasa membalas setiap kebaikan kalian.

Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan.

Semoga skripsi ini dapat menjadi bahan referensi dan bermanfaat bagi semua pihak.

Jambi, Oktober 2022

Penulis,

Lidya Aprilia Nim. C1A018047

(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ... iii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

LEMBAR PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 8

2.1.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... 8

2.1.2 Klasifikasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah ... 10

2.1.3 Keuntungan UMKM ... 12

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan UMKM .. 14

2.1.5 Bank Indonesia ... 18

2.1.6 Peran Bank Indonesia Dalam Pengembangan UMKM ... 20

2.1.7 Proses Penyaluran Pinjaman UMKM ... 22

2.1.8 Strategi Peningkatan Keuntungan UMKM ... 25

2.2. Penelitian Terdahulu ... 27

2.3. Kerangka Pemikiran ... 32

2.4. Hipotesis Penelitian ... 34

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang digunakan ... 35

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 35

3.3 Populasi dan Sampel ... 35

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 36

3.5 Model Analisis Data ... 36

3.5.1 Model Analisis Pertama ... 36

3.5.2 Model Analisis Kedua ... 39

3.6 Operasional Variabel Penelitian ... 44

(11)

xi BAB IV KONDISI UMUM DAERAH DAN OBJEK PENELITIAN

4.1 Kondisi Ekonomi Kota Jambi ... 46

4.1.1 Pertumbuhan Ekonomi ... 46

4.1.2 Inflasi ... 47

4.1.3 Pengangguran ... 47

4.1.4 Kemiskinan ... 48

4.1.5 Suku Bunga ... 49

4.2 Kondisi UMKM Kota Jambi ... 50

4.2.1 Perkembangan UMKM ... 50

4.2.2 Tenaga Kerja UMKM ... 51

4.2.3 Aset UMKM ... 52

4.2.4 Omset UMKM ... 53

4.2.5 UMKM Binaan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Jambi 54

4.3 Karakteristik UMKM Binaan Bank Indonesia Perwakilan Jambi . 56

4.3.1 Karakteristik Modal Usaha ... 56

4.3.2 Karakteristik Pinjaman Usaha ... 56

4.3.3 Karakteristik Tenaga Kerja ... 57

4.3.4 Karakteristik Aset Usaha ... 58

4.3.5 Karakteristik Omset Usaha ... 59

4.3.6 Karakteristik Keuntungan Usaha ... 59

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keuntungan UMKM Binaan Bank Indonesia Kota Jambi ... 61

5.1.1 Uji Asumsi Klasik ... 61

5.1.1.1 Uji Normalitas ... 61

5.1.1.2 Uji Multikolinearitas ... 62

5.1.1.4 Uji Heterokedasitas ... 62

5.1.1.5 Uji Autokorelasi ... 63

5.1.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 63

5.1.2.1 Koefisien Regresi Linier Berganda ... 63

5.1.2.2 Uji Determinasi ... 64

5.1.2.3 Pengaruh secara simultan pengaruh pinjaman, modal, dan tenaga kerja terhadap keuntungan UMKM binaan Bank Indonesia ... 65

5.1.2.4 Pengaruh secara parsial pinjaman, modal, dan tenaga kerja terhadap keuntungan UMKM binaan Bank Indonesia ... 65

5.2 Analisis SWOT ... 66

5.2.1 Permasalahan UMKM Kota Jambi ... 66

5.3 Implikasi Kebijakan Hasil Penelitian ... 72

5.3.1 Peningkatan Modal Melalui Strategi Agresif ... 72

(12)

xii 5.3.2 Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Melalui Strategi

Agresif ... 73

5.3.3 Peningkatan Pinjaman Melalui Strategi Agresif ... 75

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan.. ... 77

6.2 Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 78

LAMPIRAN ... 84

(13)

xiii DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Halaman

1.1 Perkembangan UMKM di Kota Jambi Tahun 2017-2021 (Unit) ... 2

1.2 Perkembangan Tenaga Kerja, Asset dan Omset di Kota Jambi ... 2

1.3 Perkembangan UMKM Binaan Bank Indonesia Cabang Jambi ... 4

1.4 Sektor UMKM Binaan Bank Indonesia di Kota Jambi Tahun 2021 ... 4

3.1 Faktor-faktor Strategi Internal (IFAS) ... 42

3.2 Faktor-faktor Strategi Eksternal (EFAS) ... 43

4.1 Pertumbuhan Ekonomi di Kota Jambi Tahun 2017 – 2021 ... 46

4.2 Inflasi di Kota Jambi Tahun 2017 – 2021 ... 47

4.3 Pengangguran di Kota Jambi Tahun 2017 – 2021 ... 47

4.4 Kemiskinan di Kota Jambi Tahun 2017 – 2021 ... 48

4.5 Inflasi di Kota Jambi Tahun 2017 – 2021 ... 49

4.6 Perkembangan UMKM di Kota Jambi Tahun 2017 – 2021 ... 50

4.7 Perkembangan Tenaga Kerja UMKM di Kota Jambi ... 51

4.8 Perkembangan Aset UMKM di Kota Jambi Tahun 2017 – 2021 ... 53

4.9 Perkembangan Omset UMKM di Kota Jambi Tahun 2017–2021 ... 54

4.10 Persentase UMKM Binaan Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Jambi Tahun 2017-2021 (Unit) ... 55

4.11 Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Modal ... 56

4.12 Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Pinjaman ... 57

4.13 Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Tenaga Kerja ... 58

4.14 Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Aset Usaha ... 58

4.15 Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Omset Usaha ... 59

4.16 Frekuensi Karakteristik Responden Menurut Keuntungan Usaha ... 59

5.1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 61

5.2 Uji Multikolinieritas ... 62

5.3 Model Summaryb ... 63

5.4 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 63

5.5 Uji Determinasi ... 64

5.6 ANOVAa ... 65

(14)

xiv

5.7 Coefficientsa ... 65

5.8 Matriks Analisis SWOT ... 67

5.9 Analisis Faktor Strategi Internal (IFAS) ... 68

5.10 Analisis Faktor Strategi Eksternal (EFAS) ... 68

5.11 Matriks Strategi Analisis SWOT ... 69

(15)

xv DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ... 33

3.1 Analisis SWOT ... 41

5.1 Scatter Plot ... 62

5.2 Diagram Analisis SWOT ... 71

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Peran masyarakat dalam pembangunan nasional, utamanya dalam pembangunan ekonomi adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

UMKM memiliki peran yang penting dan strategis dalam perekonomian nasional.

Kondisi tersebut sangat memungkinkan karena eksistensi UMKM cukup dominan dalam perekonomian Indonesia, dengan alasan jumlah industri yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi; potensi yang besar dalam penyerapan tenaga kerja, dan kontribusi UMKM dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) sangat dominan (Sofyan 2017). Alasan lainnya adalah usaha mikro dan kecil memiliki keunggulan dalam bidang yang memanfaatkan sumber daya alam dan padat karya, utamanya pada sektor pertanian tanaman pangan perkebunan, peternakan, perikanan, perdagangan, dan rumah makan/restoran (Aliansyah 2018).

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah selalu menarik untuk dikaji, bukan hanya dari aspek ketahanan, aspek pinjaman, perolehan pinjaman atau dari aspek manajerial usaha. Pada era globalisasi khususnya dengan adanya integrasi ekonomi di Asia Tenggara, yaitu penyatuan ekonomi (Economic Union) yang menjadikan Asia Tenggara menjadi suatu komunitas perekonomian dengan basis produksi tunggal membuat UMKM harus mampu mempertahankan eksistensinya ditengah gempuran ekonomi global (Andriasanti 2016). Dalam hal ini, UMKM dituntut untuk mampu bersaing dan menciptakan produk yang dapat diterima, tidak hanya oleh konsumen dalam negeri tetapi juga konsumen di global.

UMKM memiliki tujuan untuk meningkatkan pembangunan ekonomi, karena berperan penting bagi perumbuhan ekonomi suatu daerah, terutama di Provinsi Jambi khususnya Kota Jambi, dengan banyaknya jumlah UMKM maka akan semakin banyak tercipta lapangan kerja. UMKM dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan khususnya didaerah dan rumah tangga berpendapatan rendah serta dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Berikut adalah perkembangan UMKM di Kota Jambi Tahun 2017 – 2021 yaitu:

(17)

2 Tabel 1.1 Perkembangan UMKM di Kota Jambi Tahun 2017-2021 (Unit)

Tahun UMKM Perkembangan

2017 12.686 -

2018 21.613 70.37

2019 10.763 -50.20

2020 15.411 43.18

2021 47.813 126.28

Rata-Rata 68.40

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2022

Berdasarkan tabel 1.1 menunjukan bahwa perkembangan UMKM di Kota Jambi dalam lima tahun terakhir 2017-2021 berfluktuasi yaitu rata-rata sebesar 68.40 persen, perkembangan pada tahun 2019 UMKM terjadi penurunan sebesar 50.20 persen hal ini dikarenakan perekonomian yang tidak stabil akibat isu pandemi yang melanda dunia khususnya di Indonesia, pada tahun 2021 UMKM kembali meningkat yaitu mencapai 126.28 persen, hal ini dikarenakan semakin besarnya pertumbuhan dari sektor usaha mikro yang mencapai 44.307 unit, sehingga membuktikan bahwa UMKM merupakan salah satu usaha yang mampu hidup saat terjadinya krisis.

UMKM berkontribusi signifikan untuk menuju tahap pembangunan ekonomi, yang berperan dalam pembangunan ekonomi yang paling nampak adalah dalam hal penyerapan tenaga kerja. UMKM mampu menyerap tenaga kerja karena karakteristik pekerjaan di sektor UMKM yang tidak membutuhkan syarat yang banyak seperti perusahaan besar. UMKM yang memiliki keunggulan kompetitif akan mampu menembus pasar global, (Kuncoro, 2014). Berikut adalah penyerapan tenaga kerja, asset, dan omset yang diperoleh UMKM di Kota Jambi yaitu:

Tabel 1.2 Perkembangan Tenaga Kerja, Asset dan Omset di Kota Jambi Tahun 2017-2021

Tahun Tenaga Kerja

Asset Omset Perkembangan

Tenaga Kerja

Asset Omset

2017 20.590 186.770.000 240.411.600 - - -

2018 21.613 205.840.000 356.870.000 4.97 10.21 48.44 2019 18.485 215.260.000 233.134.200 -14.47 4.58 -34.67 2020 8.594 563.640.000 150.634.000 -53.51 161.84 -35.39 2021 143.439 1.195.325.000 433.134.200 1.569.06 112.07 187.54

Rata-Rata 376.51 72.18 41.48

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2022

(18)

3 Berdasarkan tabel 1.2 bahwa penyerapan tenaga kerja sektor UMKM cukup mendominasi yaitu rata-rata mencapai 376.51 persen, penurunan tertinggi pada tahun 2020 yaitu mencapai 53.51 persen, sedangkan terjadi peningkatan kembali pada tahun 2021 yaitu sebesar 1.569,06 persen, pada tahun 2020 saat terjadinya pandemi perusahaan banyak melakukan pengurangan tenaga kerja dengan cara di PHK, dan pada tahun 2021 pasca terjadi pandemi perusahaan mulai aktif dengan menyerap tenaga kerja sehingga terjadi penyerapan tenaga kerja yang cukup meningkat signifikan. Sedangkan asset yang dimiliki oleh UMKM di Kota Jambi rata-rata sebesar 72.18 persen, peningkatan terendah pada tahun 2019 yaitu sebesar 4.58 persen, dan peningkatan tertinggi pada tahun 2020 yaitu sebesar 161.84 persen, sedangkan omset yang diterima oleh UMKM yaitu rata-rata sebesar 41.48 persen, terjadi penurunan tertinggi pada tahun 2020 yaitu mencapai 35.39 persen, dan peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2021 sebesar 187.54 persen. Pada tahun 2020 asset yang dimiliki meningkat tetapi omset yang didapat menurun hal ini dikarenakan para pelaku UMKM tidak menyadari akan terjadinya krisis ekonomi akibat Covid 19 sehingga membuat pelaku usaha merugi akan tetapi pada tahun 2021 pelaku UMKM meningkatkan kembali asset yang dimilikinya, sehingga omset yang didapat pada tahun 2021 meningkat kembali, saat terjadi krisis semua sektor mengalami penurunan yang terjadi pada industri besar, industri sedang dan industri kecil.

Bank Indonesia selaku regulator dalam hal pertumbuhan ekonomi mikro secara rutin melakukan pembinaan kepada pelaku usaha dengan kategori UMKM.

Regulator Bank Indonesia dalam membantu pelaku usaha yang sedang tidak menerima kredit dari bank namun memerlukan kredit untuk pengembangan usaha.

Dalam rangka mendorong intermediasi perbankan kepada sektor riil dan UMKM, salah satu upaya yang dilakukan Bank Indonesia adalah dengan menyediakan informasi data profil UMKM yang tidak sedang mendapatkan pinjaman perbankan, namun membutuhkan kredit/pinjaman dalam rangka pengembangan usahanya.

Berikut adalah UMKM yang dibina oleh Bank Indonesia di Kota Jambi berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu:

(19)

4 Tabel 1.3 Perkembangan UMKM Binaan Bank Indonesia Cabang Jambi

Tahun 2017-2021 (Unit)

Tahun UMKM Binaan Bank Indonesia Perkembangan

2017 45 -

2018 60 33.33

2019 89 48.33

2020 100 12.36

2021 123 23.00

Rata-Rata 29.26

Sumber: Bank Indonesia, 2022

Berdasarkan tabel 1.3 menunjukan bahwa perkembangan UMKM Binaan Bank Indonesia di Kota Jambi tahun terus mengalami peningkatan tahun 2017 – 2021 yaitu rata-rata, mencapai 29.26 persen, pada tahun pelaku usaha yang dibina oleh Bank Indonesia sebanyak 45 unit usaha pada tahun 2021 meningkat menjadi 123 unit usaha atau 23.00 persen. Berikut adalah 123 pelaku usaha berdasarkan sektor yang dibina oleh Bank Indonesia yaitu:

Tabel 1.4 Sektor UMKM Binaan Bank Indonesia di Kota Jambi Tahun 2021

Sektor UMKM Persentase

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 12 9.76

Industri Pengolahan 38 30.89

Pengadaan Air, Pengelolaan Pembuangan dan Pemberisahan Limbah dan Sampah

3

2.44

Kontruksi 1 0.81

Perdagangan Besar dan Enceran Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor

41

33.33 Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum 9 7.32

Jasa Profesional, Ilmiah dan Teknis 2 1.63

Jasa Persewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi, Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya

2

1.63

Jasa Pendidikan 1 0.81

Keseniaan, Hiburan dan Rekreasi 1 0.81

Kegiatan Jasa Lainnya 8 6.50

Jasa Perorangan Melayani RT Menghasilkan Barang dan Jasa oleh RT digunakan Sendiri untuk Memenuhi Kebutuhan

5

4.07

Jumlah 123 100.00

Sumber: Bank Indonesia, 2022

Berdasarkan tabel 1.4 diketahui bahwa sektor UMKM yang dibina oleh Bank Indonesia sebanyak 123 unit usaha dari 12 sektor tersebut yang paling dominan

(20)

5 adalah sektor Perdagangan Besar dan Enceran Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor sebanyak 41 unit usaha atau 33.33 persen, kedua sektor industri pengolahan sebanyak 38 unit usaha atau 30.89 persen, akan tetapi pada penelitian ini sektor diambil adalah sektor industri pengolahan dikarenakan pada sektor tersebut memiliki jumlah tenaga kerja, modal dan asset yang dimiliki berbeda-beda dibanding pada sektor perdagangan besar dan enceran.

UMKM binaan Bank Indonesia cabang Jambi sebanyak 38 unit usaha pengolahan, setiap usaha tersebut menjadi objek yang terpilih untuk mendapatkan pinjaman modal usaha dalam bentuk kredit usaha rakyat. UMKM tersebut rutin diberikan pelatihan dan bantuan – bantuan program seperti pengajuan bantuan pinjaman, bantuan sertifikasi halal produk makanan serta bantuan mengikuti pameran produk UMKM. Pinjaman yang diberikan oleh Bank Indonesia dalam bentuk pinjaman yang diukur dari nilai aset yang menjadi jaminan kredit untuk kebutuhan pinjaman kredit yang diterima oleh pelaku usaha

Faktor pertama yang dapat mempengaruhi pendapatan UMKM adalah pinjaman dalam memperoleh kredit dari lembaga keuangan. Sehingga pemerintah meluncurkan kredit untuk UMKM serta Koperasi dengan fasilitas penjaminan menggunakan nama Kredit Usaha Rakyat (KUR) (Peraturan Menteri Keuangan, 2008). Masyarakat dapat memperoleh tambahan modal melalui pinjaman yang digunakan untuk membantu meningkatkan jalannya usaha lewat pinjaman. Sebab penambahan modal merupakan sarana pendukung dalam kelangsungan suatu usaha. Oleh sebab itu, pemerintah pun ikut serta membantu dengan pemberian kredit (Monulandi, 2014).

Selain program pinjaman faktor kedua yang umum dihadapi oleh pengusaha UMKM adalah dengan menggunakan modal sendiri untuk usaha awalnya, Penggunaan modal sendiri bagi pelaku UMKM mempunyai peran cukup penting untuk pembuatan produksi. Hal ini karena modal diperlukan ketika pengusaha hendak mendirikan usaha baru atau untuk meluaskan usaha yang ada. Tanpa adanya modal yang mencukupi maka akan mempunyai pengaruh untuk kelancaran usaha, sehingga dapat berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh (Utari dan Dewi, 2014). Sementara itu usaha besar memiliki modal yang besar akan lebih

(21)

6 berkembang dari pada usaha kecil. Modal merupakan kunci awal dari setiap usaha dimana modal yang besar akan berpengaruh terhadap perkembangan usaha.

Tersedianya modal dalam jumlah yang besar dan berkesinambungan akan melancarkan hasil yang pada akhirnya akan menaikkan jumlah produksi yang dihasilkan sehingga pendapatan yang di perolehpun akan meningkat (Lestari, 2019).

Faktor ketiga yang dapat mempengaruhi pendapatan UMKM yaitu kurangnya jumlah tenaga kerja dengan kualitas yang baik (manajemen dan teknik produksi).

Jumlah tenaga kerja dengan kualitas yang baik akan meningkatkan produktivitas sehingga akan memberikan keuntungan bagi perusahaan karena produksi akan meningkat seiring dengan meningkatnya produktivitas pekerja dan pendapatan yang di hasilkanpun juga akan ikut meningkat (Lestari, 2019:10).

Sebagai salah satu upaya pelaksanaan mandat kebijakan makroprudensial khususnya dalam mendorong fungsi intermediasi serta peningkatan akses keuangan, BI juga memiliki peran dalam pengembangan UMKM. Salah satu hal yang menjadi perhatian utama BI terkait UMKM adalah akses keuangan. UMKM memiliki peran penting bagi perekonomian Kota Jambi karena memberikan sumbangan signifikan khususnya dalam pembentukan produk domestik regional bruto dan penyerapan tenaga kerja. UMKM juga dipercaya memiliki ketahanan ekonomi yang tinggi sehingga dapat menjadi penopang bagi stabilitas sistem keuangan dan perekonomian. Namun demikian, di Kota Jambi pengembangan UMKM masih menghadapi berbagai kendala, salah satunya dari sisi akses keuangan.

Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan UMKM untuk menghasilkan laporan keuangan yang menjadi alat utama lembaga keuangan menilai kelayakan kredit. Sebagai respon atas kondisi tersebut, Bank Indonesia sebagai bank sentral perwakilan di Provinsi Jambi berupaya untuk memberikan kontribusi yang terbaik melalui kebijakan pengembangan UMKM dalam meningkatkan akses keuangan. Selain itu, pengembangan UMKM BI bertujuan pula untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan manajerial SDM serta inovasi dari UMKM.

(22)

7 Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis bermaksud melanjutkan penelitian yang telah dilakukan dengan judul “Determinan Keuntungan UMKM di Kota Jambi (Studi Kasus UMKM Binaan Bank Indonesia)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari subtansi uraian latar belakang di atas, maka yang jadi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keuntungan UMKM binaan Bank Indonesia di Kota Jambi?

2. Strategi apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan keuntungan UMKM binaan Bank Indonesia di Kota Jambi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keuntungan

UMKM binaan Bank Indonesia di Kota Jambi.

2. Untuk menentukan strategi yang harus dilakukan untuk meningkatkan keuntungan UMKM binaan Bank Indonesia di Kota Jambi.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Akademisi

Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah untuk menambah khasanah bagi konsep peningkatan keuntungan khususnya dalam sektor UMKM di Indonesia.

2. Praktis

Secara praktis manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan kontribusi Bank Indonesia Perwakilan Jambi dan usaha kecil dan menengah di Kota Jambi yang terkait dalam upaya meningkatkan keuntungan.

(23)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori

2.1.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Beberapa kementerian di Indonesia, menerapkan definisi yang berbeda untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Perbedaan tersebut dapat dilihat dari kriteria yang ditetapkan oleh masing-masing instansi. Sebagai contoh: (1) usaha kecil menurut Departemen Perindustrian adalah perusahaan yang mempekerjakan 5-10 karyawan, (2) usaha kecil menurut Departemen Perdagangan adalah perusahan yang memiliki modal minimal Rp.500.000, (3) usaha kecil menurut Departemen Pertanian adalah perusahaan yang memiliki lahan minimal 2 Hektar. Masing-masing departemen mendifinisikan sesuai dengan lingkup departemen terkait.

Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2008, usaha mikro kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar. Sementara itu, usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan.

Dilihat dari kepemilikan asekt, pemerintah memberikan batasan tentang usaha kecil yaitu: (1) memiliki kekayaan bersih (aset) bersih lebih dari Rp 50 juta sampai dengan paling banyak Rp 500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, (2), hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 juta sampai dengan Rp 2,5 milyar, (3) milik warganegara Indonesia, dan (4) berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan. Sementara Usaha Menengah adalah: Kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut: (1) a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah), (2) sampai dengan

(24)

9 paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak, (3) termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

Pengertian mengenai UMKM tidak selalu sama, tergantung konsep yang digunakan. Dalam konsep tersebut mencakup sedikitnya dua aspek yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokan perusahaan tersebut. Usaha kecil dioperasikan dan dimiliki secara independent, tidak dominan dalam daerahnya dan tidak menggunakan praktek-praktek inovatif. Tapi usaha yang bersifat kewirausahaan adalah usaha yang pada awalnya bertujuan untuk tumbuh dan menguntungkan serta dapat dikarakteristikkan dengan praktek-praktek inovasi strategis.

Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2008 tentang UMKM yang dimaksud dengan usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil yang dimaksud dalam undang-undang ini.

Pengertian Usaha Kecil dan Menengah menurut UU No. 9/1999 setidaknya ada lima intansi yang mendiskripsikan Usaha Kecil dan Menengah sesuai dengan kriteria masing-masing:

1. Badan pusat statistik, menjelaskan bahwa perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 1-4 orang digolongkan sebagai industri kerajinan dan rumah tangga, perusahaan dengan 5-19 orang digolongkan sebagai industri kecil.

2. Bank Indonesia mendefenisikan UMKM berdasarkan asetnya. Dimana UMKM diartikan sebagai usaha yang asetnya (tidak termasuk tanah dan bangunan), yang bernilai kurang dari 600 juta rupiah.

Menurut UU No. 9 tahun 1995 ciri-ciri UMKM adalah sebagai berikut:

(25)

10 1. Memiliki kekayaan paling bersih sebanyak Rp 200.000.000,- (dua ratus

juta rupiah).

2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah).

3. Milik warga Negara Indonesia.

4. Berdiri sendiri.

5. Berbentuk usaha orang perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum.

Kelebihan dan kekurangan UMKM adalah sebagai berikut : 1. Kelebihan

a. Organisasi internal sederhana.

b. Mampu meningkatan ekonomi kemasyarakatan / padat.

c. Relative aman bagi perbankan dalam pemberian kredit.

d. Mampu memperpendek rantai distribusi.

e. Bergerak di bidang yang cepat menghasilkan.

f. Fleksibilitas dalam pengembangan usaha.

2. Kekurangan

a. Lemah dalam berwirausaha dan terjal.

b. Keterbatasan persediaan keuangan.

c. Ketidak mampuan pemenuhan aspek pasar.

d. Keterbatasan pengetahuan produksi dan teknologi.

e. Ketidak mampuan informasi.

f. Tidak didukung kebijakn dan regulasi memadai.

g. Tidak terorganisir dalam jaringan dan kerja sama h. Sering tidak memenuhi standar yang ada.

2.1.2 Klasifikasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Suatu komite untuk pengembangan ekonomi mengajukan konsep tentang usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan lebih menekankan pada kualitas atau mutu dari pada kriteria kuantatif untuk membedakan perusahaan usaha kecil, menengah dan besar. Ada empat aspek yang digunakan dalam konsep usaha kecil dan menengah tersebut, yaitu pertama, kepemilikan; kedua, operasinya terbatas

(26)

11 pada lingkungan atau kumpulan pemodalan; ketiga, wilaya operasinya terbatas pada lingkungan sekitar, meskipun pemasaran dapat melampaui wilayah lokalnya;

keempat ukuran dari perusahaan lainnya dalam bidang yang sama. Ukuran yang dimaksud bisa jumlah pekerjaaan atau karyawan atau satuan lainnya yang signifikan (Partomo dan Soejodono, 2014).

Menurut Partamo dan Soedojono (2014), UMKM dapat diklasifikasikan menjadi 4 bagian yaitu :

1. Livelihood Activities, merupakan UMKM yang digunakan sebagai kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal sebagai sektor informal. Contohnya adalah pedagang kaki lima.

2. Micro Enterprise, merupakan UMKM yang memiliki sifat pengrajin tetapi belum mempunayai sifat kewirausahaan.

3. Small Dynamic Enterprise, merupakan UMKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan mampu menerima pekerjaan sub kontrak dan ekspor.

4. Fast Moving Enterprise, merupakan UMKM yang telah memiliki jiwa kewirausahaan dan akan melakukan transformasi menjadi usaha besar.

Menurut Soetrisno (2014), Ada beberapa faktor penghambat berkembangnya UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) antara lain kurangnya modal dan kemampuan manajerial yang rendah. Meskipun permintaan atas usaha mereka meningkat karena terkendala dana maka sering kali tidak bisa untuk memenuhi permintaan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan untuk mendapatkan informasi tentang tata cara mendapatkan dana dan keterbasan kemampuan dalam membuat usulan untuk mendapatkan dana. Kebanyakan usaha skala kecil dalam menjalankan usaha tanpa adanya perencanaan, pengendalian maupun juga evalusi kegiatan usaha. Karakteristik usaha kecil di Indonesia dapat dipisah menjadi dua bagian. Menurut Tambunan (2011), beberapa karakteristik yang paling melekat pada sebagian besar UMKM antara lain: (1) rendahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) yang bekerja pada sektor UMKM, (2) Rendahnya produktifitas tenaga kerja yang berimbas pada rendahnya gaji dan upah, (3) Kualitas barang yang dihasilkan relatif rendah, (4) mempekerjakan tenaga kerja

(27)

12 wanita lebih besar daripada pria, (5) lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses untuk menguatkan struktur modal tersebut, (6) kurangnya inovasi dan adopsi teknologi-teknologi baru, serta (7) kurangnya akses pemasaran ke pasar yang potensial.

Selain karakteristik tersebut diatas, menurut Sucherly (2014) beberapa karakteristik usaha ini antara lain: (1) skala usaha kecil baik dilihat dari modal, tenaga kerja, dan pasar, umumnya terdapat di perdesaan, kota kecil atau pinggiran kota besar dengan status kepemilikan pribadi, (2) status usaha milik pribadi dan keluarga, (3) sumber TK berasal dari lingkungan social budaya (etnis atau geografis), (4) pola kerja sering paro waktu atau berupa usaha sampingan, (4) pengelolaan usaha yg sederhana dan terbatas dalam mengadopsi teknologi, (5) sangat tergantung pada sumber modal sendiri, (6) sering tidak memiliki izin usaha dan persyaratan usaha tidak dipenuhi, (7) strategi perusahaan sering tergantung pada lingkungan, (8) manajemen usaha tidak dikelola dengan baik (keuangan, organisasi dll), dan (9) Kebanyakan usaha kecil merupakan usaha untuk mempertahankan hidup. Karekteristik yang terakhir juga cukup menonjol.

2.1.3 Keuntungan UMKM

Keuntungan adalah arus masuk aktiva atau pasiva bersi kedalam usaha sebagai hasil penjualan barang atau jasa (Ariyani, 2018). Sedangkan menurut Mubyarto menyatakan bahwa keuntungan adalah uang yang diterima dan diberikan kepada subjek ekonomi berdasarkan prestasi-prestasi yang diserahkan sebagai balas jasa dari penyerahan prestasi tersebut untuk mempertahankan hidupnya (Arifin, 2015).

Keuntungan merupakan unsur yang sangat penting dalam sebuah usaha perdagangan, karena dalam melakukan suatu usaha tentu ingin mengetahui nilai atau jumlah pendapatan yang diperoleh selama melakukan usaha tersebut. Dalam arti ekonomi keuntungan atau pendapatan merupakan balas jasa atas penggunaan faktor- faktor produksi yang dimiliki oleh sektor rumah tangga dan sektor perusahaan yang dapat berupa gaji atau upah, sewa, bunga serta keutungan (Ariyani, 2018).

(28)

13 Dapat disimpulkan bahwa keuntungan adalah hasil yang diperoleh atau pendapatan yang timbul dari penjualan barang dagangan, produk atau jasa dalam periode tertentu dalam rangka kegiatan utama atau yang menjadi tujuan utama perusahaan yang berhubungan langsung dengan usaha pokok perusahaan yang bersangkutan.

Secara umum, keuntungan pada UMKM ada dua jenis yaitu keuntungan yang berasal dari kegiatan usaha utama, dan keuntungan yang berasal dari luar kegiatan usaha. Keuntungan yang berasal dari kegiatan usaha utama dibedakan menjadi dua jenis, yaitu (Ariyani, 2018):

1) Hasil penjualan barang dagangan adalah keuntungan yang diperoleh dari penjualan barang kepada pihak lain selama periode akuntansi tertentu yang dinilai dari jumlah yang dibebankan kepada pembeli atau pelanggan.

2) Keuntungan jasa pada umumnya adalah pendapatan yang berasal dari kegiatan utamanya diberi nama sesuai dengan spesifikasi jasa yang dihasilkan kepada pemakai jasa tersebut.

Di dalam menentukan jumlah suatu keuntungan dari suatu komoditi terdapat beberapa cara penghitungan keuntungan. Berbagai cara penghitugan pendapatan (revenue) tersebut seperti yang dikemukakan oleh Boediono (2015) mengemukakan bahwa Pendapatan merupakan penerimaan pedagang dari hasil penjualan outputnya. Terdapat beberapa konsep mengenai keuntungan sebagai berikut :

1. Total Revenue (TR) adalah pendapatan total dari hasil penjualan outputnya. Total revenue (TR) merupakan hasil dari jumlah kuantitas dikalikan dengan harga jual output produk.

TR = P X Q Ket :

Q = kuantitas P = Harga barang

2. Average Revenue (AR) adalah penerimaan per unit dari penjualan output yang terjual.

AR = TR/Q

(29)

14 Ket :

TR = total revenue Q = kuantitas

3. Marginal Revenue (MR) adalah kenaikan atau penurunan penerimaan sebagai akibat dari penambahan atau pengurangan satu unit output.

MR=ϪTR/ϪQ Ket:

ϪTR = Tambahan Pendapatan Total ϪQ = Tambahan Input

4. Dalam usaha tani menurut Soekartawi (2012) terdapat cara pengukuran pendapatan, sebelumnya pendapatan sendiri merupakan selisih antara penerimaan dan seluruh biaya atau dengan kata lain pendapatan meliputi pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor sendiri adalah nilai produksi secara keseluruhan sbelum dikurangi oleh biaya produksi. Pendapatan sendiri dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y = TR - TC TR = P X Q TC= FC + VC Dimana :

Y : pendapatan

TR : total revenue ( penerimaan keseluruhan) TC : total cost (total biaya)

FC : Fixed Cost (biaya tetap) VC : Variabel Cost (biaya variabel) Q :Quantity (jumlah produksi) P : Price (harga)

2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keuntungan UMKM

Menurut Nababan (2017) keuntungan masyarakat adalah hasil penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya pada sektor produksi dan sektor ini membeli faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga yang berlaku di pasar faktor produksi.

(30)

15 Menurut Sumitro dalam Nababan (2017) dalam ekonomi modern terdapat dua cabang utama teori, yaitu teori harga dan teori keuntungan. Teori keuntungan termasuk dalam ekonomi makro, yaitu teori yang mempelajari hal-hal besar seperti:

1. Perilaku jutaan rupiah pengeluaran konsumen 2. Investasi dunia usaha

3. Pembelian yang dilakukan pemerintah

Menurut pelopor ilmu ekonomi klasik, adam smith dan david ricardo, distribusi pendapatan digolongkan dalam tiga kelas sosial yang utama : pekerja, pemilik modal dan tuan tanah. Ketiganya menentukan 3 faktor produksi, yaitu tenaga kerja, modal dan tanah. Pengahasilan yang diterima setiap faktor dianggap sebagai pendapatan masing-masing keluarga terlatih terhadap keuntungan. teori mereka meramalkan bahwa begitu masyarakat makin maju, para tuan tanah akan relatif lebih baik keadaannya dan kapitalis (pemilik modal) menjadi relatif lebih buruk keadaannya. Adapun faktor-faktor yang mempngaruhi keuntungan yaitu:

1. Modal

Menurut Winarno dan Ismaya (2013) modal adalah uang atau harta benda (barang, pabrik, kantor, dan sebagainya) yang dipakai untuk menjalankan suatu usaha untuk mencari keuntungan, menambah kekayaan, dan sebagainya.

Menurut Rosyidi (2009) Modal merupakan faktor produksi yang meliputi semua jenis barang yang dibuat untuk menunjang kegiatan produksi barang-barang lain serta jasa-jasa. Pengertian modal semacam ini sebenarnya hanyalah merupakan salah satu saja dari pengertian seluruhnya, sebagaimana yang sering dipergunakan oleh ahli ekonomi. Sebab, modal juga mencakup arti uang yang tersedia didalam perusahaan untuk membeli mesin-mesin serta faktor produksi lainnya.

Selanjutnya menurut Kasmir (2012) modal adalah sesuatu yang diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan mulai dari berdiri sampai beroperasi. Modal terdiri dari uang dan tenaga kerja (keahlian).

Menurut Kasmir (2012) pada dasarnya, kebutuhan modal untuk melakukan usaha terdiri dari dua jeni yaitu:

(31)

16 1) Modal Investasi

Modal investasi digunakan untuk jangka panjang dan dapat digunakan berulang-ulang. Biasanya umurnya lebih dari satu tahun.

Penggunaan modal investasi jangka panjang adalah untuk membeli aktiva tetap, seperti tanah, bangunan/gedung, mesin-mesin, peralatan, kendaraan, serta inventaris lainnya. Modal investasi merupakan porsi terbesar dalam komponen pinjaman dalam suatu usaha dan biasanya dikeluarkan pada awal perusahaan didirikan atau untuk perluasan pabrik. Modal investasi bisanya diperlukan dari modal pinjaman berjangka waktu panjang (lebih dari satu tahun).

Pinjaman ini biasanya diperoleh dari dunia perbankan.

2) Modal Kerja

Modal kerja yaitu modal yang digunakan untuk membiayai operasional perusahaan pada saat perusahaan sedang beroperasi.

Jenis modalnya bersifat jangka pendek, biasanya hanya digunakan untuk sekali atau beberapa kali proses produksi. Modal kerja digunakan untuk keperluan untuk membeli bahan baku, membayar gaji karyawan dan biaya pemeliharaan serta biaya-biaya lainnya.

2. Tenaga Kerja

Menurut Sumarsono (2014) tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia untuk sanggup bekerja. Pengertian tenaga keja ini meliputi mereka yang bekerja untuk diri sendiri ataupun anggota keluarga yang tidak menerima bayaran berupah upah atau mereka yang sesungguhnya bersedia dan mampu bekerja, dalam arti mereka menggangur dengan terpaksa karena tidak ada kesempatan kerja.

Menurut Mulyadi (2015) tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.

(32)

17 Menurut Sumarsono (2013) pada umumnya jenis dan tingkat pendidikan dianggap dapat mewakili kualitas tenaga kerja. Pendidikan adalah suatu proses yang bertujuan untuk menambah keterampilan, pengetahuan dan meningkatkan kemandirian maupun pembentukan kepribadian seseorang individu. Hal-hal yang melekat pada diri orang tersebut merupakan modal dasar yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan. Makin tinggi nilai aset makin tinggi pula kemampuan mereka untuk bekerja. Produktivitas mereka ditunjang oleh pendidikan, dengan demikian pendidikan dapat dipakai sebagai indikator mutu tenaga kerja.

Jenjang pendidikan di Indonesia oleh Biro Pusat Statistik adalah:

1) Tidak sekolah

2) Tidak tamat sekolah dasar 3) Sekolah dasar

4) Sekolah menengah pertama umum 5) Sekolah menengah pertama kejuruan 6) Sekolah menengah atas umum 7) Sekolah menengah atas kejuruan 8) Program diploma (DI, DII dan DIII) 9) Universitas

Perjenjangan pendidikan tersebut dapat menunjukkan kualitas vertikal. Untuk mengetahui relevansi pendidikan terhadap pasar kerja data yang lebih lengkap tentang jenis pendidikan harus ada. Kecocokan antara keterampilan yang dimiliki dengan tuntutan pekerjaan merupakan salah satu permasalahan pokok dalam penanganan angkatan kerja.

3. Pinjaman

Pijaman adalah dana yang dikeluarkan oleh suatu bank, yang diberikan kepada nasabah. Karena modal merupakan hak pemilik atas kekayaan suatu perusahaan. Dan dalam perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas modal terdiri dari saham biasa dan keuntungan ditahan (Kasmir, 2012).

(33)

18 Pijaman adalah perbuatan membiayai sesuatu dalam bentuk modal untuk melakukan suatu usaha. Suatu pinjaman lewat penyertaan modal adalah sebagai pengganti pinjaman lewat pinjaman yang biasanya berbasis bunga. Dari penjelasan diatas, penulis, menyimpulkan arti dari pinjaman modal usaha dalam perbankan adalah pinjaman yang ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu meningkatkan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi melalui system pinjaman yang pada akhirnya pihak bank akan mendapatkan keuntungan/rugi dari hasil kerja sama dengan para pengusaha. Pinjaman modal usaha dapat dilakukan melalui berbagai cara. Tetapi secara umum dapat disimpulkan kedalam dua bentuk yaitu:

1) Pijaman biaya produktif, pinjaman ini merupakan pinjaman yang ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk meningkatkan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.

2) Pinjaman biaya konsumtif, pinjaman yang merupakan pinjaman yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.

2.1.5 Bank Indonesia

Bank Indonesia adalah bank sentral independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya sejak saat undang-undang baru, yaitu Undang-Undang No 23/1999 tentang Bank Indonesia, mulai berlaku pada tanggal 17 Mei 1999 dan diamandemen oleh hukum Republik Indonesia. 6/2009. Undang-undang ini memberikan status dan posisi sebagai lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan kekuasaannya, bebas dari campur tangan pemerintah dan/atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang- undang ini.

Bank Indonesia mempunyai otonomi penuh dalam merumuskan dan melaksanakan setiap tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tersebut. Pihak luar tidak dibenarkan mencampuri pelaksanaan tugas Bank Indonesia, dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau

(34)

19 mengabaikan intervensi dalam bentuk apapun dari pihak manapun juga. Status dan kedudukan yang khusus tersebut diperlukan agar Bank Indonesia dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai otoritas moneter secara lebih efektif dan efisien.

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia yang merupakan lembaga negara yang independen, bebas dari campur tangan Pemerintah maupun dari pihak-pihak lainnya. Bank Indonesia berkedudukannya di Ibukota negara RI dan dapat mempunyai kantor-kantor di dalam dan di luar wilayah negara. Modal Bank Indonesia ditetapkan minimal Rp.2 trilyun ditambah dengan 10% dari seluruh kewajiban moneter, yang dananya berasal dari cadangan umum atau sumber lainnya. Bank Indonesia juga merupakan lembaga yang berbadan hukum yang memiliki kewenangan untuk melakukan perbuatan hukum. Bank Indonesia dipimpin oleh Dewan Gubernur dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya (Warjiyo, 2014).

Bank Indonesia juga mempunyai posisi strategis dalam pembangunan, baik dalam melayani pemerintah maupun dunia keuangan dan perbankan, yang ada di Indonesia dan di seluruh dunia. Peranan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral atau sering juga disebut bank to bankdalam pembangunan penting dan sangat dibutuhkan keberadaannya. Hal ini disebabkan bahwa pembangunan di sektor apa pun selalu membutuhkan dana dan dana ini diperoleh dari sektor lembaga keuangan termasuk bank (Kasmir, 2012).

Bank Indonesia memiliki otonomi penuh dalam kebijakan dan melakukan setiap tugas dan wewenang sebagaimana diatur dalam undang-undang. Pihak eksternal tidak dapat mengganggu kinerja tugas Bank Indonesia dan Bank Indonesia juga berkewajiban untuk menolak atau mengabaikan segala bentuk intervensi oleh suatu pihak (bi.go.id, 2022).

Status Bank Indonesia baik sebagai badan hukum publik maupun badan hukum perdata ditetapkan dengan undang-undang. Sebagai badan hukum publik Bank Indonesia berwenang menetapkan peraturan-peraturan hukum yang merupakan pelaksanaan dari undang-undang yang mengikat seluruh masyarakat luas sesuai dengan tugas dan wewenangnya. Sebagai badan hukum perdata, Bank

(35)

20 Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama sendiri di dalam maupun di luar pengadilan (bi.go.id, 2022).

2.1.6 Peran Bank Indonesia Dalam Pengembangan UMKM

Upaya untuk mendukung perkembangan UMKM di Indonesia telah dilakukan oleh BI melalui sisi permintaan dan sisi penawaran. Hal ini diakukan seiring perkembangan kondisi perekonomian Indonesia dan penerbitan UU No.23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia yang telah diubah dengan UU No.6 Tahun 2009 yang intinya kebijakan BI dalam mendorong pengembangang UMKM tidak lagi berbentuk kredit namun lebih banyak mengarah kepada kebijakan untuk menjembatani kesenjangan informasi antara UMKM dengan perbankan guna meningkatkan akses keuangan UMKM kepada perbankan (Tri Hendro dan Tjandra Rahardja, 2015).

Perkembangan UMKM yang dilakukanoleh Bank Indonesia terbagi menjadi dua sisi yaitu:

1. Sisi Permintaan Pengembangan UMKM

Sisi permintaan pengembangan UMKM adalah upaya upaya BI untuk meningkatkan kelayakan dan kapabilitas UMKM sehingga UMKM mampu memenuhi persyaratan dari perbankan (bankable). Beberapa kegiatan yang telah dilakukan BI dalam kebijakan ini yaitu seperti penelitian mencari pengembangan Komoditas, Produk dan Jenis Usaha Unggulan (KPJU) yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada pemangku kepentinganmengenai produk unggulan dan produk potensial suatu wilayah/provinsi (Kasmir, 2012).

BI juga melakukan pelatihan atau pemberian bantuan teknis yang bertujuan untuk meningkatkan kelayakan dan kapabilitas UMKM dan meningkatkan keahlian perbankan tentang UMKM. Upaya yang dilakukan adalah dengan mengembangkan sektor riil melalui pengembangan klaster nasional dan klaster daerah, pemberian bantuan teknis melalui sosialisasi, fasilitasi peningkatan budidaya, memperkuat kelompok-kelompok usaha yang sudah ada serta program kemitraan (Tri Hendro dan Tjandra Rahardja, 2015).

(36)

21 2. Sisi Penawaran Pengembangan UMKM

Sisi penawaran pengembangan UMKM adalah upaya–upaya BI dalam memperkuat infrastruktur keuangan guna meningkatkan akses pinjaman pelaku UMKM melalui dorongan dan pemberian insentif untuk perbankan agar menyalurkan kredit kepada UMKM. Beberapa kegiatan pengembangan UMKM dari sisi penawaran yaitu, pendirian perusahaan penjaminan kredit daerah dengan memfasilitasi percepatan pendirian perusahaan penjaminan kredit daerah dengan berpartisipasi dalam sosialisasi. Pendirian lembaga pemeringkat UMKM dengan merencanakan pendirian lembaga pemeringkat UMKM untuk mengahadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 sebagai proyek multi tahun sejak tahun 2010. Pendirian Biro Informasi Kredit (BIK) yang berfungsi sebagai pendukung pelaksanaan tugas BI di bidang pengaturan dan pengawasan bank melalui penyediaan informasi perkreditan yang disesuaikan dengan kebutuhan BI menjaga stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan (Tri Hendro dan Tjandra Rahardja, 2015).

Dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan ini, terutama pencapaian pemerataan hasil-hasil pembangunan dan perluasan kesempatan kerja, program pengembangan UMKM merupakan bagian integral dari program pembangunan nasional. Dalam konteks ini, Bank Indonesia dalam kapasitasnya sebagai pembantu pemerintah, meluncurkan berbagai kebijakan perkreditan yang diarahkan selain untuk mencapai kestabilan nilai rupiah, juga untuk mendukung program pengembangan UMKM, antara lain dengan mendorong kelancaran produksi, pembangunan dan perluasan kesempatan kerja guna meningkatkan kesejahteraan rakyat. Selain itu, karena berbagai keterbatasan kemampuan dan kekurangan pengalaman tenaga perbankan dalam memberikan pembinaan kepada UMKM, maka untuk memperlancar dan meningkatkan pemberian kredit kepada sektor usaha tersebut, Bank Indonesia, di samping memberikan bantuan keuangan, berupa Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) juga memberikan bantuan teknis kepada perbankan (Bank Indonesia, 2020).

(37)

22 2.1.7 Proses Penyaluran Pinjaman UMKM

Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum antara bank yang satu dengan yang lainnya tidak jauh berbeda. Yang menjadi perbedaan mungkin hanya terletak dari prosedur dan persyaratan yang diterapkannya dengan pertimbangan masing-masing. Prosedur pemberian kredit secara umum dapat dibedakan antara pinjaman perseorangan dengan pinjaman oleh satu badan hukum, kemudian dapat pula ditinjau dari segi tujuannya apakah untuk konsumtif atau produktif.

Secara umum akan dijelaskan prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut yaitu dengan pengajuan berkas-berkas. Dalam hal ini pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam satu proposal.

Kemudian dilampirkan dengan berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan. Pengajuan proposal kredit hendaknya yang berisi antara lain sebagai berikut:

1. Latar belakang perusahaan seperti riwayat hidup singkat perusahaan, jenis bidang jasa, identitas perusahaan, nama pengurus berikut pengetahuan dan pendidikannya, perkembangan perusahaan serta relasinya dengan pihak pihak pemerintah dan swasta.

2. Maksud dan tujuan. Apakah untuk memperbesar objek penjualan atau meningkatkan kapasitas produksi atau mendirikan pabrik baru seperti perluasan maupun tujuan lainnya.

3. Besarnya kredit dan jangka waktu. Dalam hal ini pemohon menentukan besarnya jumlah kredit yang ingin diperoleh dan jangka waktu kreditnya.

Penilaian kelayakan besarnya kredit dan jangka waktunya dapat dilihat dari cash flaw dan laporan keuangan yaitu neraca dan laporan keuntungan rugi tiga tahun terakhir. Jika dari hasil analisis tidak sesuai dengan permohonan, maka pihak bank tetap berpedoman dengan hasil analisis mereka dalam memutuskan jumlah kredit dan jangka waktu kredit yang layak diberikan kepada si pemohon tersebut.

4. Cara pemohon mengendalikan kredit dijelaskan secara rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah dari hasil penjualan atau cara lainnya.

(38)

23 5. Jaminan kredit. Dalam hal ini merupakan jaminan untuk menutupi segala risiko terhadap kemungkinan macetnya suatu kredit baik yang ada unsur kesengajaan atau tidak. Penilaian jaminan kredit haruslah teliti jangan sampai terjadi sengketa, palsu dan sebagainya. Besarnya jaminan di ikat dengan sesuatu tertentu, dan selanjutnya proposal tersebut dilampiri dengan berkas-berkas yang telah dipersyaratkan seperti (Kasmir, 2012):

1) Akte notaris Di pergunakan untuk perusahaan yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas) atau yayasan.

2) TDP (Tanda Daftar Perusahaan) Yaitu tanda daftar perusahaan yang dikeluarkan oleh departemen perindustrian dan perdagangan dan biasanya berlaku selama lima tahun, jika habis maka dapat diperpanjang kembali.

3) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) Yaitu dimana saat ini setiap pemberian kredit terus dipantau oleh Bank Indonesia adalah NPWP- nya.

4) Neraca dan laporan keuntungan rugi tiga tahun terakhir.

5) Bukti diri dari pimpinan perusahaan.

6) Fotokopi sertifikat jaminan.

Pada umumnya pengusaha-pengusaha kecil di Indonesia mempunyai profil yaitu (Sujono dan Heru, 2013):

1. Usaha-usaha lebih bersifat perusahaan keluarga, manajemen usaha di pegang oleh satu orang, biasanya kepala keluarga. Tetapi justru hal ini ada sedikit keuntungannya, karena pengusaha kecil sangat berhati hati dalam memelihara usahanya.

2. Bekerja berusaha secara internasional, menggunakan peralatan dan teknologi yang sederhana.

3. Manajemen dan administrasi keuangannya masih lemah, antara lain tidak adanya catatan kegiatan usahanya. Manajemen keuangan dan pribadi masih belum terpisah.

4. Bersifat konsumtif, sebagian besar keuntungan dikonsumsi.

(39)

24 5. Jaminan yang dimiliki umumnya tidak mencukupi, bahkan banyak yang

tidak mempunyai jaminan.

6. Tempat tinggal tempat usaha pada umumnya merupakan warisan yang bukti kepemilikannya belum diselesaikan (belum bersertifikat) bahkan ada yang tidak memiliki tempat usaha sendiri.

7. Kesulitan dalam memasarkan produk yang dihasilkan.

8. Kesulitan dalam mengidentifikasi masalah yang timbul dalam usahanya, sehingga pada umumnya mereka hanya menyimpulkan kekurangan modal.

Dalam gejolak ekonomi, perubahan lingkungan makro ekonomi, kebijakan pengusaha tergolong paling terbelakang dalam mengetahui karena mereka paling lambat atau bahkan sama sekali tidak mendapatkan informasi tersebut.

KUR (Kredit Usaha Rakyat) adalah skema kredit/pembiayaan modal kerja dan atau investasi yang khusus diperuntukkan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK) di bidang usaha produktif dan layak (feasible), namun mempunyai keterbatasan dalam pemenuhan persyaratan yang ditetapkan Perbankan (belum bankable). UMKMK dapat mendapatkan KUR dari Bank Indonesia dengan Bank Pelaksana dengan cara sebagai berikut:

1. UMKMK mengajukan surat permohonan KUR kepada Bank dengan melampiri dokumen seperti legalitas usaha, perizinan usaha, catatan keuangan dan sebagainya.

2. Bank mengevaluasi/analisa kelayakan usaha UMKMK berdasarkan permohonan UMKMK tersebut.

3. Apabila menurut Bank usaha UMKMK layak maka Bank menyetujui permohonan KUR. Keputusan pemberian KUR sepenuhnya merupakan kewenangan Bank.

4. Bank dan UMKMK menandatangani Perjanjian Kredit/Pembiayaan.

5. UMKMK wajib membayar/mengangsur kewajiban pengembalian KUR kepada Bank sampai lunas.

Persyaratan umum untuk dapat menerima KUR bagi UMKMK adalah:

(40)

25 1. Tidak sedang menerima kredit/pembiayaan dari perbankan dan/atau yang

tidak sedang menerima Kredit Program dari Pemerintah.

2. Diperbolehkan sedang menerima kredit konsumtif (Kredit Kepemilikan Rumah, Kredit Kendaraan Bermotor, Kartu Kredit dan kredit konsumtif lainnya).

3. Bagi UMKMK yang masih tercatat Sistem Informasi Debitur BI, tetapi yang sudah melunasi pinjaman, maka diperlukan Surat Keterangan Lunas dari Bank sebelumnya.

4. Untuk KUR Mikro, tidak diwajibkan untuk dilakukan pengecekan Sistem Informasi Debitur Bank Indonesia.

5. Putusan pemberian KUR sepenuhnya menjadi kewenangan Bank Pelaksana, sesuai dengan hasil analisa kelayakan usaha calon debitur.

Persyaratan umum bagi UMKMK untuk dapat menerima KUR. Dokumen legalitas dan perizinan yang minimal ada pada saat debitur mengajukan KUR kepada Bank antara lain:

1. Identitas diri nasabah, seperti KTP, SIM, Kartu Keluarga, dll.

2. Legalitas usaha, seperti akta pendirian, akta perubahan.

3. Perzinan usaha, seperti SIU, TDP, SK Domisili, dll.

4. Catatan pembukuan atau laporan keuangan.

5. Salinan bukti agunan.

2.1.8 Strategi Peningkatan Keuntungan UMKM

Strategi peningkatan keuntungan UMKM adalah bakal tindakan yang menuntut keputusan manajemen puncak dalam pengembangan keuntungan usaha untuk merealisasikannya. Disamping itu, strategi pengembangan juga mempengaruhi kehidupan organisasi dalam jangka panjang, paling tidak selama lima tahun. Oleh karena itu, sifat strategi pengembangan adalah berorientasi ke masa depan. Strategi pengembangan mempunyai fungsi perumusan dan dalam mempertimbangkan faktor-faktor internal maupun eksternal yang dihadapi perusahaan (David, 2004).

Menurut Barney dan Arikan yang menegaskan bahwa sumber daya adalah aset berwujud dan tidak berwujud yang dimiliki perusahaan yang berharga, langka,

(41)

26 mahal untuk ditiru, dan tidak dapat disubstitusi. Teori berbasis sumber daya menjelaskan bagaimana sumber daya terhubung dengan strategi yang dijalankan oleh perusahaan. Sumber daya digunakan dalam menerapkan berbagai alternatif strategi yang diputuskan oleh perusahaan yang dapat menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan (Barney, dan Arikan, 2001).

Teori keunggulan kompetitif memiliki hubungan yang erat dengan teori kreativitas dan kewirausahaan, menurut Barney dan Arikan alternatif strategis yang digunakan perusahaan untuk mengeksploitasi sumber daya yang di miliki perusahaan merupakan proses kreatif dan kewirausahaan. Keunggulan kompetitif merupakan strategi yang mengandung paling tidak satudari dari hal berikut:

efisiensi superior, kualitas unggul, inovasi superior, atau respons pelanggan yang superior, tingkat produktivitas dan kualitas produk (Barney, 1996).

Untuk mecapai keunggulan yang dibutuhkan organisasi perlu mengembangkan kompetensi dari sumber daya dan kemampuan yang dimiliki perusahaan. Keberhasilan pengusaha UMKM ditentukan juga oleh infrastruktur, aspek sosial, lingkungan politik, akses ke pasar dan modal serta teknologi (Chowdhury, 2013). Menurut Abosede dkk., yang menjelaskan adanya hubungan antara manajemen strategis dan pengembangan keuntungan UMKM di negara- negara maju dan negara-negara berkembang. Perusahaan dengan strategi yang jelas dan konsisten akan mengungguli mereka yang tidak memiliki strategi formal dan komprehensif. Pengelolaan mengenai informasi pasar, kepemilikan, pilihan strategi, keunggulan kompetitif, perencanaan, dan inovasi memiliki pengaruh penting pada pengembangan keuntungan UMKM (Hosseininia, dan Ramezani 2016).

Upaya pengembangan keuntungan UMKM seharusnya dilakukan melalui berbagai aspek manajemen, yaitu manajemen produksi, pemasaran, manajemen keuangan serta manajemen sumber daya manusia. Jenis upaya pengembangan dari aspek produksi ada beberapa cara, diantaranya adalah melalui peningkatan kualitas produk, melakukan proses inovasi dan memperkuat brand atau merek dagang perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Pada buku teks matematika SMP berjudul Contextual Teaching and Learning Matematika untuk Kelas VII SMP/MTs Edisi 4, diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan

Sanggahan ditujukan kepada Panitia Pelelangan Pengadaan Barang/ Jasa Dinas Bina Marga Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2011 sampai dengan 5 (lima) hari sejak

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi.

[r]

Hasil dari simulasi kemudian di analisis untuk mendapatkan nilai tingkat performansi dari protokol routing yang digunakan pada jaringan packet-switched tersebut berdasarkan

[r]

Apabila pada saat pembuktian kualifikasi ditemukan pemalsuan data maka perusahaan tersebut akan diberi sanksi sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan jika

Tapi bagi dunia Islam, di mana sejarah dan agama melingkupi kehidupan sehari-hari dalam sebuah cara yang tidak dapat diduga oleh sebagian besar warga AS, [kata