PENGARUH PRICE ADJUSTMENT STRATEGIES TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKANMEETING PACKAGE
THE JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTELAND SPA
(Survei terhadap Tamu Bisnis yang menggunakan Meeting Package Fullboard di TheJayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Sidang Skripsi Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata
Oleh :
David Oliver Pintu Batu 0806504
MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH PRICE ADJUSTMENT STRATEGIES TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE THE JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE
HOTEL AND SPA
(pada Tamu Bisnis yang menggunakan Meeting Package Fullboard di The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa)
Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Gita Siswhara, SE.,PAR.,MM NIP. 19730510 200812 1 002
Ariyo Bramantori, SH.,MM NIDN. 04-2302-6306
Mengetahui
Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata
H.P.Diyah Setyorini, MM NIP.197610312008122001
Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis
ABSTRAK
David Oliver PintuBatu, “PengaruhPrice Adjustment Strategies Terhadap Keputusan
Menggunakan Meeting Package The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and
Spa (Survei Terhadap Tamu Bisnis yang Menggunakan Meeting Package Fullboard
di The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa), Skripsi, 2012, dibawah bimbingan Gitasiswhara, SE.,Par.,MM dan Ariyo Bramantori, SH.,MM
Peningkatan dalam sektor kepariwisataan, tidak terlepas dari kinerja bisnis dan industri pariwisata diantaranya meliputi bidang usaha akomodasi, penyedia makanan dan minuman, penerbangan, dan bidang usaha terkait lainnya. Perhotelan merupakan suatu industri yang paling erat hubungannya dengan bidang pariwisata. Perkembangan industri perhotelan yang pesat ini mengakibatkan timbulnya persaingan yang ketat dalam menarik tamu untuk menginap maupun memanfaatkan fasilitas yang tersedia di hotel. Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat merupakan salah satu tujuan wisata yang paling diminati oleh para wisatawan. Bandung memiliki banyak hotel yang terdiri dari kategori hotel bintang melati hingga hotel bintang lima. Namun banyaknya hotel yang berdiri di Bandung membuat persaingan antar bisnis hotel semakin ketat. Kunci sukses dalam pengelolaan hotel tidak hanya dari segi pelayanan namun dari harga juga menjadi daya tarik tersendiri. The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa selalu memberikan variasi melalui pendekatan harga, Price Adjustment Strategies merupakan strategi yang berfokus pada perspektif pelanggan yang menetapkan harga konsisten dengan persepsi pelanggan terhadap nilai tersebut guna mempengaruhi keputusan penggunaan Meeting Package. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah tanggapan tamu bisnis mengenai Price Adjustment Strategies yang ditawarkan oleh The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa, dan gambaran tingkat keputusan menggunakan Meeting PackageThe Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa, serta pengaruh Price Adjustment Strategies Terhadap keputusan menggunakan Meeting Package di The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel
and Spa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan
verifikatif, populasi dalam penelitian ini adalah tamu bisnis yang menggunakan
Meeting Package. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 72 tamu bisnis yang terdiri
dari Corporate dan Government dengan menggunakan teknik sampel Jenuh. Pengolahan data menggunakan Analisis Regresi Berganda. Hasil penelitian menunjukkan sub variable Price Adjustment Strategies di The Jayakarta Bandung
Boutique Suite Hotel and Spa yang memiliki nilai tinggi dan respon yang baik adalah Segmented Pricing. sedangkan Keputusan Menggunakan Meeting Package yang
memiliki penilaian paling tinggi adalah pembayaran.
Package dan Hotel
ABSTRACT
David Oliver Pintu Batu, The Impact of Price Adjustment Strategy to The Decision of Taking Meeting Package in The Jayakarta Bandung, Boutique, Suite Hotel & Spa (a survey to business guests taking Fullboard Meeting Package in The Jayakarta Bandung, Boutique, Suite Hotel & Spa) , Thesis, 2012, directed by GitaSiswhara, SE.,Par.,MM and Ariyo Bramantori, SH.,MM.
The growth in tourism sector is inseparable from business and tourism industry which covers accommodation industry, catering service, aviation, as well as any other related industry. Hospitality industry is the most immediate industry to tourism segment. The rapid growth of hospitality industry is resulting in the intense competition in enticing the guest to stay or using hotel facility. As the capital of West Java, Bandung is one of the most favorite tourism objects. Bandung has many hotels, from the un-starred hotel to the five star levels. The numerous hotel makes the competition in the hospitality industry is getting intense. The key of success in managing hospitality industry is not only form the quality of service but also from its pricing, which is being a distinctive attraction. The Jayakarta Bandung Boutique Suite
Hotel and Spa always gives variation through pricing approach. Price Adjustment Strategy is a strategy which focuses in customer’s perspective in determining consistent price with customer’s perception to its value which influences the decision of taking meeting package. The object of the research is the response of business guest on price adjustment strategies offered by The Jayakarta Bandung Boutique Suite
Hotel and Spa, and description of the level of decision of taking the meeting package
of The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa, as well as the influence of Price Adjustment Strategies to the decision of yaking Meeting Package in The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa. Methods employed in this research were descriptive and verificative. This research took the business guest which used meeting package as its population. The sample in this research was 72 business guests which consisted of corporate and government segment by applying saturated sampling technique. Double Regression Analysis was used as data processing technique. The result of the research showed a high value of sub variable Price Adjustment Strategy in The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa with a good Segmented Pricing. Whereas the decision of taking the meeting package mainly determined by payment.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 19
1.3 Tujuan Penelitian ... 20
1.4 Kegunaan Penelitian... 21
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ……… 22
2.1.1 Price Adjustment Strategies ... 22
2.1.1.1 Price Adjustment Strategies pada usaha Akomodasi ... 22
2.1.1.2 Definisi Harga ... 38
2.1.1.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi Harga ... 40
2.1.1.4 Pengertian Strategi Penetapan Harga ... 42
2.1.1.5 Faktor – faktor yang mempengaruhi Penetapan Harga ... 45
2.1.1.6 Tujuan Strategi Penetapan Harga ... 47
2.1.1.7 Dimensi Strategi Penetapan Harga ... 52
2.1.1.8 Price Adjustment Strategies ……….. 59
2.1.2 Keputusan Menggunakan Meeting Package ... 63
2.1.2.1 Konsep Keputusan menggunakan Meeting Package ... 63
2.1.2.2 Proses Keputusan Pembelian Tamu Bisnis ... 66
2.1.2.4 Peran Tamu Bisnis dalam menggunakan ... 71
2.1.2.5 Tipe Perilaku Tamu Bisnis ... 72
2.1.2.7 Keputusan Tamu Bisnis menggunakan Meeting Package 74
2.1.3Pengaruh Price Adjustment Strategies Terhadap Keputusan menggunakan Meeting Package ... 77
2.1.4 Orisinalitas Penelitian ... 79
2.1.5 Kerangka Pemikiran ... 87
2.3 Hipotesis ... 88
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 91
3.2 Metode Penelitian... 91
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang digunakan ... 92
3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 93
3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 98
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 99
3.2.4.1 Populasi ... 99
3.2.4.2 Sampel ... 100
3.2.4.3 Teknik Sampling ... 102
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data... 103
3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 105
3.2.6.1 Pengujian Validitas ……… 106
3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas... 112
3.2.7 Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 115
3.2.7.1 Rancangan Analisis Data ... 117
3.2.7.2 Pengujian Hipotesis ... 126
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan Tamu The Jayakarta Bandung ... 129
4.1.1.1 Identitas Perusahaan ... 129
4.1.1.2 Sejarah Perusahaan ... 130
4.1.1.3 Produk dan Jasa yang ditawarkan ... 134
4.1.2 Profil Tamu Bisnis Pengambil Keputusan Meeting Package ... 137
4.1.2.1 Karakteristik Tipe/Jenis Tamu Bisnis ... 137
4.1.2.2 Jenis Tamu Bisnis Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ... 138
4.1.2.3 Jenis Tamu Bisnis Pengambil Keputusan menggunakan Meeting Package Berdasarkan Usia dan Pendidikan terakhir ... 140
4.1.2.4 Jenis Tamu Bisnis dilihat dari Jenis ./Rata –rata Frekuensi . 142
4.1.2.5 Jenis Tamu Bisnis dilihat dari Rata-rata Frekuensi menggunakan Meeting Package dan Pengeluarannya ... 144
4.1.2.6 Jenis Tamu Bisnis berdasarkan sumber peroleh Informasi 146
4.2 Pelaksanaan Price Adjustment Strategies The Jayakarta Bandung ... 148
4.2.1 Price Adjustment Strategies Berdasarkan Segmented Pricing ... 148
4.2.2 Price Adjustment Strategies Berdasarkan Psychological Pricing .. 149
4.2.3 Price Adjustment Strategies Berdasarkan Discount and Allowance 151
4.2.4 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Price Adjustment Strategies The Jayakarta Bandung Boutique Suite and Spa ... 152
4.3 Keputusan Menggunakan Meeting Package The Jayakarta Bandung ... 155
4.3.1 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Pilihan Produk Jasa ... 155
4.3.2 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Pemilihan Pemasok ... 157
4.3.3 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Jumlah Pembelian ... 158
4.3.5 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Persyaratan
Pelayanan ... 160
4.3.6 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Pembayaran ... 161
4.3.7 Rekapitulasi Tanggapan Tamu Bisnis mengenai Keputusan Menggunakan Meeting Package di The Jayakarta Bandung ... 162
4.4 Pengaruh Price Adjustment Strategies Terhadap Keputusan Menggunakan Meeting Package The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa ... 164
4.4.1 Hasil Pengujian Asumsi Regresi ... 164
4.4.1.1 Hasil Uji Asumsi Normalitas ... 164
4.4.1.2 Hasil Uji Asumsi Heterokedasititas ... 167
4.4.1.3 Hasil Uji Multikorelasi ... 168
4.4.1.4 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 169
4.4.1.5 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikasi Secara Simultan ... 170
4.4.1.6 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikasi Secara Parsial ... 171
4.4.1.7 Model Persamaan Regresi Berganda Pengaruh Price Adjustment Strategies terhadap Keputusan Menggunakan Meeting ... 173
4.5 Implikasi Hasil Penelitian ... 174
4.5.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik ... 174
4.5.2 Temuan Penelitian Bersifat Empirik ... 175
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 177
5.2 Rekomendasi ... 178
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Tabel Hal
1.1 Perkembangan Wisatawa Mancanegara di Indonesia 2007 – 2011 2
1.2 Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di 10 propinsi 2008-2011 3
1.3 Jumlah Hotel berbintang di Kota Bandung Tahun 2009 – 2011 5
1.4 Daftar Nama Hotel bintang 4 di kota Bandung Tahun 2011 5
1.5 Market Share Hotel Bintang 4 di Kota Bandung Tahun 2011 6
1.6 Data Tingkat Occupancy The Jayakarta Bandung Tahun 2009-2011 7
1.7 Daftar nama hotel bintang 4 Menawarkan kegiatan MICE 2011 8
1.8 Segment Pasar The Jayakarta Bandung Tahun 2009-2011 10
1.9 Data jumlah Perusahaan Goverment dan Corporate yang melakukan
Meeting Fullboard di The Jayakarta Bandung 2009-2011 11
1.10 Volume Penjualan The Jayakarta Bandung Tahun 2009-2011 12
1.11 Strategi pemasaran yang di lakukan The Jayakarta Bandung 14
1.12 Harga Meeting Package The Jayakarta Bandung beserta pesaing 2011 15
1.13 Price Adjustment Strategies yang di lakukan The Jayakarta Bandung 17
1.14 Harga Publish The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel 18
2.1 Tingkah Laku Keputusan Menggunakan Meeting Package 73
2.2 Penelitian Terdahulu berkaitan dengan Masalah Penelitian 79
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian 94
3.2 Jenis dan Sumber Data 98
3.3 Populasi Penelitian 100
3.5 Interprestasi Besarnya Koefisien Korelasi 108
3.6 Hasil Pengujian Validitas Variabel (X) dan Variabel (Y) 109
3.8 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel (X) dan Variabel (Y) 115
3.9 Skor Alternatif Jawaban 117
4.1 Harga Kamar The Jayakarta Bandung 136
4.2 Jenis Tamu Pengambil Keputusan Menggunakan Meeting 137
4.3 Jenis Tamu Bisnis Pengambil Keputusan Berdasarkan Jenis Kelamin dan
Usia 139
4.4 Jenis Tamu Bisnis Pengambil Keputusan Berdasarkan Usia dan Pendidikan Terakhir
140
4.5 Jenis Tamu Bisnis Pengambil Keputusan Berdasarkan Jenis dan
Rata-rata Frekuensi 143
4.6 Jenis Tamu Bisnis Pengambil Keputusan Berdasarkan Rata-rata
frekuensi dan Pengeluaran 145
4.7 Jenis Tamu Bisnis Pengambil Keputusan berdasarkan Informasi 147
4.8 Segmented Pricing dalam Pelaksanaan The Jayakarta Bandung 149
4.9 Psychological Pricing dalam Pelaksanaan The Jayakarta Bandung 150
4.10 Discount and Allowance dalam Pelaksanaan The Jayakarta Bandung 151
4.11 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Price Adjustment 153
4.12 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Pilihan Produk 155
4.13 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Pilihan
Pemasok 157
4.14 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Jumlah
Pembelian 158
4.15 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Persyaratan
dan Waktu Pembelian 159
4.16 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Persyartan
4.17 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Pembayaran 161
4.18 Rekapitulasi Tanggapan Tamu Bisnis Mengenai Keputusan
Menggunakan Meeting Package 162
4.19 Matrik Korelasi Antar Variabel Bebas 169
4.20 Price Adjustment Strategies Terhadap Keputusan Menggunakan Meeting
Package 170
4.21 Hasil Output Anova 171
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Gambar Hal
2.1 Four Service Characteristic 26
2.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian 66
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Pembelian 68
2.4 Karakteristik yang mempengaruhi Perilaku Tamu Bisnis 73
2.5 Model Perilaku Pembelian Tamu Bisnis 75
2.6 Kerangka Pemikiran 87
2.7 Paradigma Penelitian 89
3.1 Regresi Berganda 123
4.1 Jenis Tamu Bisnis Pengambil Keputusan Meeting Package 138
4.2 Jenis Tamu Bisnis Pengambil Keputusan Menggunakan
Meeting Package Berdasarkan Jenis Kelamin Usia 140
4.3 Jenis Tamu Bisnis Keputusan Menggunakan Meeting
Package Berdasarkan Usia dan Pendidikan Terakhir 142
4.4 Jenis Tamu Bisnis Pengambil Keputusan Menggunakan
Meeting Package Berdasarkan Jenis dan Rata-rata
Frekuensi 144
4.5 Jenis Tamu Bisnis Pengambil Keputusan berdasarkan
Frekuensi dan Pengeluaran
146
4.6 Jenis Tamu Bisnis Pengambil Keputusan Berdasarkan
Infomasi 148
4.7 Variabel Price Adjustment Strategies Pada Garis Kontinum 154
4.8 Variabel Keputusan Menggunakan Meeting Package pada
Garis Kontinum 163
4.10 Histogram Dependent Variabel 166
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian
Pada saat ini industi pariwisata berkembang sangat pesat dan menjadi
salah satu industri yang terbesar dalam pergerakan ekonomi saat ini dan dimasa
yang akan datang serta memberikan dampak yang sangat besar bagi
perkembangan yang tidak hanya dalam sektor ekonomi , budaya dan sosial tetapi
juga dalam berbagai aspek. Hal ini dikarenakan pengunjung yang datang pada
setiap tahunnya ke berbagai objek wisata, hotel dan industri pariwisata lainnya.
Pariwisata adalah suatu sektor yang sangat tanggap terhadap berbagai
perubahan dan perkembangan sejalan dengan motivasi dan kebutuhan wisatawan
yang selalu ingin menikmati sesuai yang baru. Selain itu, sektor pariwisata
merupakan usaha yang pada umumnya sangat memberikan kontribusi besar bagi
perekonomian suatu negara tak terkecuali bagi Indonesia. Indonesia memiliki
potensi pariwisata yang cukup tinggi, oleh karena itu potensi pariwisata harus
dikembangkan sebagai program utama dalam meningkatkan pendapatan negara.
Potensi pariwisata adalah aset penting dalam meningkatkan daya saing
Indonesia di tingkat nasional maupun internasional. Selain itu bidang ini sangat
penting untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Hal tersebut di karenakan
wisata terkait langsung dengan perekonomian masyarakat.
Melihat adanya potensi pariwisata tersebut, dapat dilihat bahwa
Pariwisata Indonesia tumbuh sangat baik selama 2011. Dari target wisatawan
orang tahun lalu. Perolehan jumlah wisatawan itu tumbuh 8,5 persen dibanding
2010. Bahkan, kinerja pariwisata Indonesia mengalahkan dunia yang hanya
tumbuh 4,5 persen. Sedangkan perolehan devisa pariwisata selama 2011 tercatat
mencapai US$8,5 miliar, atau tumbuh 11,8 persen dibanding tahun sebelumnya
US$7,6 miliar (Kementrian kebudayaan dan pariwisata 2011). Hal tersebut pun
dapat terlihat dari Tabel 1.1 yang menunjukkan tingkat kunjungan wisatawan
mancanegara masuk ke Indonesia :
TABEL 1.1
PERKEMBANGAN WISATAWAN MANCANEGARA DI INDONESIA TAHUN 2007-2011
Sumber :Dinas Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata 2012
Peningkatan dalam sektor kepariwisataan, tidak terlepas dari kinerja bisnis
dan industri pariwisata diantaranya meliputi bidang usaha akomodasi, penyedia
makanan dan minuman, penerbangan, dan bidang usaha terkait lainnya. Industri
pariwisata tidak berdiri sendiri, tapi merupakan suatu industri dari serangkaian
perusahaan yang menghasilkan produk yang berbeda satu dengan yang lain,
berbeda dalam besar perusahaannya, lokasinya, organisasinya, dan fungsi serta
metode yang digunakan dalam pemasarannya.
Produk industri pariwisata juga terdiri dari bermacam-macam unsur-unsur
operator, perusahaan transportasi, restoran dan bar, objek dan atraksi wisata,
souvenir shop, shopping centre, dan perusahaan-perusahaan lain yang berkaitan
dengan kepariwisataan seperti kantor pos, bank/money changer, studio foto dan
usaha akomodasi.
Akomodasi adalah unsur pokok produk industri pariwisata. Oleh karena
itu Akomodasi tidak dapat dipisahkan dari industri pariwisata, karena keduanya
saling membutuhkan, yaitu tanpa kegiatan kepariwisataan maka usaha
kepariwisataan dipengaruhi oleh tersedianya usaha akomodasi yang memadai,
atau sebaliknya kepariwisataan tanpa sarana akomodasi merupakan suatu hal yang
tidak mungkin. Karenanya akomodasi merupakan sarana pokok kepariwisataan
(Main Tourism Suprastructure), salah satunya adalah perhotelan.
Perhotelan merupakan suatu industri yang paling erat hubungannya
dengan bidang pariwisata. Perkembangan industri perhotelan yang pesat ini
mengakibatkan timbulnya persaingan yang ketat dalam menarik tamu untuk
menginap maupun memanfaatkan fasilitas yag tersedia di hotel.
Hotel juga merupakan salah satu bidang industri yang mendukung dalam
kegiatan pariwisata. Industri perhotelan di Indonesia mengalami pertumbuhan
yang cukup pesat. Berikut Tabel 1.2 tingkat penghunian kamar pada hotel bintang
di beberapa provinsi di Indonesia periode 2008-2011 :
TABEL 1.2
TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR PADA HOTEL BERBINTANG DI 10 PROVINSI DIINDONESIA PERIODE 2008-2011
Provinsi 2008 (%) 2009 (%) 2010(%) 2011(%)
Sumatera Utara 39,80 36,66 42,71 42,85
Sumatera Barat 45,50 45,58 47,92 48,54
DKI 50,19 53,11 54,23 52,75
Lanjutan Tabel 1.2
Jawa Tengah 38,61 39,62 40,52 43,62
DI Jogjakarta 52,93 49,13 50,61 50,74
Jawa Timur 45,82 47,39 44,75 49,70
Bali 60,14 60,57 64,54 63,27
Sulawesi Utara 54,20 55,50 56,33 48,22
Sulawesi Selatan 39,92 40,31 42,90 45,15
Sulawesi Tengah 37,42 36,32 49,57 65,16
Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia, 2012
Berdasarkan data Tabel 1.2 di ketahui bahwa tingkat penghunian kamar
pada hotel berbintang di sepuluh provinsi di Indonesia rata-rata mengalami
peningkatan dari tahun 2008 sampai tahun 2011. Kesepuluh provinsi ini
merupakan beberapa unggulan di Indonesia yang paling banyak dikunjungi oleh
para wisatawan sebagai daerah tujuan wisata favourite. Dari data di atas dapat
diketahui bahwa tingkat hunian kamar di Jawa Barat mengalami peningkatan
tingkat hunian kamar yang paling tinggi dibandingkan dengan provinsi lainnya di
Indonesia. Hal ini dkarenakan perkembangan pariwisata di Jawa Barat sudah
berkembang dan banyak pilihan.
Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat merupakan salah satu tujuan
wisata yang paling diminati oleh para wisatawan. Bandung memiliki keindahan
alam dan kesejukan udaranya. Bandung mempunyai beberapa daerah tujuan
wisata atau destinasi unggulan yang bertaraf internasional. Bandung merupakan
kota yang memiliki sumber daya dan potensi pariwisata yang cukup baik. Dimulai
dari tempat tujuan pariwisata hingga sarana dan prasarana yang tersedia. Bandung
memiliki banyak hotel yang merupakan kategori hotel bintang lima hingga hotel
melati.
Berdasarkan data dinas kebudayaan dan pariwisata Bandung, sebagian
serta bintang 3. Data mengenai jumlah hotel berbintang di Bandung yakni sebagai
berikut :
TABEL 1.3
JUMLAH HOTEL BERBINTANG DI KOTA BANDUNG TAHUN 2009-2011
Tahun Hotel Berbintang Total
Bintang 1 Bintang 2 Bintang 3 Bintang 4 Bintang 5
2009 10 15 26 15 6 72
2010 7 16 28 19 6 76
2011 9 18 29 22 6 84
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Bandung 2012
Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa secara keseluruhan jumlah
hotel berbintang di kota Bandung semakin meningkat setiap tahunnya. Pada
tahun 2009 hotel berbintang di Bandung sebanyak 72 hotel, dan pada tahun 2011
bertambah sebanyak 12 hotel menjadi 84 hotel. Hal ini dikarenakan banyaknya
pembangunan hotel bintang di Bandung, salah satunya hotel bintang 4. Berikut
adalah Tabel 1.4 yang menunjukkan daftar nama hotel bintang 4 di kota Bandung
TABEL 1. 4
DAFTAR NAMA HOTEL BINTANG 4 DI KOTA BANDUNG 2011
No Nama Hotel Alamat Jumlah Kamar
1 The Ardjuna Boutique Jl. Ciumbeluit No. 152 74 kamar
2 Aston Braga Jl. Braga No. 99 – 101 161 kamar
3 Arion Swissbell-hotel Jl. Otista No. 16 102 kamar
4 Aston Primera Jl. Dr Junjunan No. 96 204 kamar
5 Amarosa Jl. Aceh 71 90 kamar
6 Galeri Ciumbeluit Jl. Ciumbeluit No 42 A 144 kamar 7 Grand Setiabudhi Jl. Dr. Setiabudhi No 130-134 109 kamar
8 Golden Flower Jl. Asia Afrika 193 kamar
9 Holiday Inn Jl. Ir. H. Juanda No 31 211 kamar
10 Horison Jl. Pelajar Pejuang 45 No 121 253 kamar 11 The Jayakarta Jl. Ir. H. Juanda No. 381 A 211 kamar
12 Novotel Jl. Cihampelas No. 23 - 25 157 kamar
13 Panghegar Jl. Merdeka No. 2 400 kamar
14 The Luxton Jl. Ir. H. Juanda No. 8 -20 94 kamar 15 Permata Bidakara Jl. Lemahneundeut No. 7 150 kamar
16 Savoy Homann Jl. Asia Afrika No. 112 186 kamar
Lanjutan Tabel 1.4 19 Grand Pasundan Jl. Peta No. 147 157 kamar 20 Grand Seriti Jl. Hegarmanah No.11-15 99 kamar
21 Sensa Jl. Cihampelas No. 125 – 129 120 kamar
22 Banana Inn Jl. Setiabudhi No.191 Bandung 92 kamar Sumber : Disbudpar Kota Bandung, September 2012
Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dikatakan bahwa adanya persaingan antar
hotel bintang 4. Salah satunya dapat terlihat dari semakin banyaknya hotel
bintang 4 yang baru di industri perhotelan. Masing-masing hotel berupaya
mempertahankan eksitensinya melalui berbagai keunggulan yang di miliki agar
dapat terus bertahan di tengah persaingan. Persaingan antar hotel bintang 4
tersebut memberikan tantangan sendiri sehingga perlu adanya perbedaan untuk
mendapatkan keunggulan strategi bersaing. hal tersebut dapat terlihat dari Tabel
1.5 yang menunjukkan market share di beberapa hotel bintang 4 di Bandung :
TABEL 1.5
MARKET SHARE BEBERAPA HOTEL BINTANG 4 DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011
Nama Hotel 2011 (%)
The Jayakarta Bandung 64,85%
The Luxton 72,31%
Aston Tropicana 79,29%
Aston Primera 60,80%
Banana Inn 75,11%
Aston Braga 71,07%
Golden Flower 76,34%
Grand Pasundan 64,96%
Sumber : Sales and Marketing Department, The Jayakarta Bandung 2012
Berdasarkan Tabel 1.5 menunjukkan bahwa market share tertinggi adalah
Aston Tropicana sebesar 79,29%, di peringkat tertinggi kedua adalah Golden
Flower sebesar 76,34% . Sedangkan The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel
and Spa berada di peringkat ke tujuh yaitu sebesar 64,85%. Hal ini dikarenakan
Peran hotel dewasa ini bukan saja sebagai penginapan sementara tetapi
juga sebagai tempat penyelenggara konvensi maupun tempat pembicaraan bisnis
atau yang lebih dikenal dengan sebutan MICE. Kepanjangan MICE sebagai
Meeting, Incentive, Conference & Exhibition yang dikenal secara dunia dan
menjadi istilah umum dalam dunia pariwisata.
Perkembangan industri MICE atau wisata konvensi sebagai industri baru
yang bisa menguntungkan bagi banyak pihak, karena industri MICE ini
merupakan industri yang kompleks dan melibatkan banyak pihak. Alasan inilah
yang menjadikan tingkat pertumbuhan para pengusaha penyelenggara MICE
bermunculan, sehingga tidak dipungkiri industri MICE sebagai industri masa kini
yang banyak diminati oleh para pelaku bisnis pariwisata, karena kegiatan MICE
dapat meningkatkan occupancy hotel disaat low season. Berikut ini data
mengenai occupancy The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa pada
tahun 2009-20 11
TABEL 1.6
DATA TINGKAT OCCUPANCY THE JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTEL AND SPA
TAHUN 2009-2011
Tahun 2009 2010 2011
Occupancy (%) 55,97% 61,96% 64,85%
Sumber : Sales and Marketing Department, The Jayakarta Bandung 2012
Berdasarkan Tabel 1.6 dapat dilihat bahwa tingkat occupancy The
Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa mengalami kenaikan setiap
tahunnya, yang mana pada tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 5,99% dari
tahun 2008 dan untuk tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 2,89% dari tahun
diinginkan oleh pihak manajemen hotel yaitu sebesar 70%. Hal tersebut
dikarenakan kurangnya strategi promosi yang dilakukan oleh The Jayakarta
Bandung Boutique Suite Hotel and Spa dimata konsumen.
Kegiatan bisnis dan wisata dalam konteks MICE merupakan kegiatan yang
di lakukan secara bersama, karena keduanya menggunakan banyak infrastruktur
dan fasilitas yang sama. Kedua sektor tersebut secara bersamaan menggunakan
jasa akomodasi, menggunakan alat transportasi, jalur komunikasi, destinasi
wisata, hiburan, informasi, kesehatan, keamanan serta lingkup yang baik dan
aman. Berikut ini adalah Tabel 1.7 yang menunjukkan hotel bintang empat yang
menawarkan kegiatan MICE di kota Bandung :
TABEL 1.7
DAFTAR NAMA HOTEL BINTANG 4 YANG MENAWARKAN KEGIATAN MICE TAHUN 2011
Hotel Jumlah ruang dan kapasitas flipchart, marker, note pad, ballpoint, mineral water, candies, OHP, standard screen
Carcadine 12 room – 800 Meeting room, standard meeting equiment, internet akses, LCD project
Savoy Homman 14 room – 1000 Ruang meeting di lengkapi OHP, screen, white board marker, flipchart, mic, sound system, podium, stationery, ice water, candies
Grand Aquila 18 room – 1500 Standard Meeting Equipment, Stationary, internet akses, flipchart, mic, sound system, LCD project, whiteboard
Aston Primera Pasteur 20 room – 1500 Meeting room is supported by high tech audio visual equipment, Projector, ,flipchart, mic, sound system, podium, stationery, ice wates,
Golden Flower 22room– 1500 Meeting room, standard meeting equiment, internet akses, LCD project
Grand Pasundan 11 room – 2000 Ruang meeting dilengkapi dengan screen, whiteboard, marker, flipchart, mic, sound system, podium, stationery, ice wates, candies
Grand Royal Panghegar
Lanjutan Tabel 1.7
Horison 26 room – 2500 Meeting room di lengkapi sound system, microphone standard, stage standard, OHP, screen whiteboard, marker, block note block note, ballpoint/pencils,WI-FI internet access, dry garden, green plant & flower, reception tabel, telephone ext, ice water, candies
Sumber :Dimodifikasi dari berbagai sumber 2012
Berdasarkan Tabel 1.7 menunjukkan bahwa semakin banyak hotel-hotel
yang menawarkan meeting package. Hal ini dikarenakan kegiatan meeting
package dapat meningkatkan okupansi hotel. Dari data tersebut, hotel Horison
merupakan hotel dengan jumlah ruang meeting dan kapasitas besar yaitu
sebanyak 26 ruang meeting dengan kapasitas 2500 orang. Sedangkan The
Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa berada di urutan empat
terbawah dengan jumlah ruang meeting 17 ruang dan kapasitas 700 orang.
The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa sebagai hotel
meeting memiliki keunggulan. Walaupun masih kalah dengan hotel pesaing
lainnya, keunggulan The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa adalah
banyaknya ruang meeting dengan kapasitas berbeda. Parkir The Jayakarta
Bandung Boutique Suite Hotel and Spa cukup luas yang dapat menampung 150
kendaraan.
Pendapatan The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa yang
paling besar adalah pada hasil penjualan meeting package. Oleh karena itu,
perhatian manajemen lebih banyak di tumpahkan pada penjualan meeting
package dengan meningkatkan keputusan pengguna sesuai dengan segmen
pasarnya yaitu tamu bisnis. Meeting package inilah yang menjadi fokus utama
The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa ditambah fenomena yang
Pasar bisnis merupakan pasar yang sangat prospektif dan dapat
memberikan dampak langsung terhadap pendapatan hotel dan juga tingkat
okupansi hotel. Hal ini dikarenakan kedatangan tamu bisnis cenderung
berkelompok. The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa harus tetap
fokus terhadap banyaknya tamu bisnis yang membeli meeting package,
khususnya berasal dari corporate dan government. Berikut adalah data mengenai
jumlah segment pasar di The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa
tahun 2009-2011 :
TABEL 1.8
SEGMENT PASAR DI THE JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTEL AND SPA TAHUN 2009-2011
2009 2010 2011
Corporate 158 217 172
Goverment 97 88 90
Individual/Walk in 9.774 10.251 9.887
Travel Agent, 52 43 47
Other (JHR,Wedding) 361 352 378
Sumber : Sales and Marketing Department, The Jayakarta Bandung 2012
Berdasarkan Tabel 1.8 dapat diketahui bahwa segmen pasar tertinggi di The
Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa Adalah Corporate dan
Government yang melakukan kegiatan meeting. Pada tahun 2011 tamu
Corporate mengalami penurunan sebesar 21% dari tahun 2010. Sedangkan tamu
Goverment mengalami penurunan dari tahun 2010 sebesar 3% ke tahun 2011.
Berikut adalah data jumlah perusahaan yang melakukan fullboard meeting
di The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa dengan berbagai kegiatan
TABEL 1.9
DATA JUMLAH PERUSAHAAN GOVERMENT DAN CORPORATE YANG MELAKUKAN MEETING FULLBOARD DI THE JAYAKARTA
BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTEL AND SPA TAHUN 2009-2011
Pertamina 1397 Padmajaya 639 Padmajaya 550
Gapura Angkasa 1106 Gapura Angkasa 578 Nestle Indonesia 407
PSOD 705 Taspen Jakarta 540 Pertamina Jakarta 342
BNI 497 Pertamina
Jakarta
523 Trans TV 291
ITB 394 SCTV 449 SCTV 278
BP Indonesia 389 Bank Indonesia Bandung
169 Kemkominfo 251 Kementrian
Perindustrian
206
Puslitbang Air 150 Ditjen Postel 207 Kementrian PU Bandung
197
Depnaker 114 Kementrian
Kelautan
204 Puslitbang Air Bandung 179
Pemda Jabar 91 Bapedda 194 Kemkominfo 143
Departemen Keuangan
85 Kemendiknas 179 KLH 118
JUMLAH 7729 7444 5464
Sumber : The Jayakarta Bandung, Boutique Suite Hotel and Spa Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 1.9 dapat di lihat bahwa setiap tahunnya tamu
binis/perusahaan yang menggunakan meeting fullboard di The Jayakarta
bahwa jumlah room night tahun 2009 mencapai 7729 dan menurun pada tahun
2011 menjadi 5464. Hal ini disebabkan banyaknya hotel pesaing yang
menawarkan paket-paket yang menarik, semakin bertumbuhnya hotel-hotel yang
khusus untuk meeting, banyaknya hotel-hotel yang melakukan promosi secara
besar-besaran dengan harga yang murah, kurangnya staff dalam melakukan
promosi dan pelayanan serta pemasaran yang baik. Penurunan tersebut juga dapat
di lihat pada Tabel 1.10 yang menunjukkan volume Penjualan The Jayakarta
Bandung Boutique Suite Hotel and Spa tahun 2011.
TABEL 1.10
VOLUME PENJUALAN THE JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTEL AND SPA TAHUN 2009-2011
Department 2009 2010 2011
Room 11.380.237.721 24.476.770.000 22.967.500.000
Food 6.061.484.115 13.057.893.242 12.445.613.402
Beverage 384.855.283 1.231.923.343. 1.071.154.075
Meeting Package 19.826.577.119 40.766.586.585 36.765.257.466
Other FB 145.920.637 385.825.048 364.952.722
Telephone 9.318.162 14.437.775 19.125.000
Laundry 205.819.488 341.424.295 322.282.400
Other Income 236.159.164 1.315.711.204 1.154.845.818
Sumber : Sales and Marketing The Jayakarta Bandung 2011
Berdasarkan Tabel 1.10 dapat dilihat bahwa tahun 2009 ke 2010 volume
penjualan khususnya meeting package di The Jayakarta Bandung Boutique Suite
Hotel and Spa mengalami kenaikan. Hal ini dikarenakan terjadi karena pihak The
Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa terus meningkatkan kinerja
penjualan agar bisa bertahan di dunia perhotelan. Tetapi pada tahun 2011, volume
penjualan meeting package The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and
Spa mengalami penurunan yang sangat signifikan. Hal dikarenakan banyaknya
Selain itu kinerja marketing juga di tuntut dalam memasarkan produk meeting
package yang dimiliki, sehingga rata-rata tingkat hunian kamar tertinggi dapat di
dominasikan oleh tamu-tamu bisnis terutama jika perusahaan-perusahaan tersebut
mengadakan meeting, event, pameran gathering atau dengan tujuan bisnis
lainnya.
Turunnya meeting package di The Jayakarta Bandung Boutique Suite
Hotel and Spa disebabkan oleh tingginya pesaing hotel-hotel di Bandung yang
menawarkan meeting package yang relatif sama, sehingga tamu bisnis
membutuhkan sesuatu yang berbeda. Kegiatan meeting di The Jayakarta Bandung
Boutique Suite Hotel and Spa dapat memberikan kontribusi yang besar bagi
pendapatan. Aktivitas meeting di harapkan meningkatkan dan mendorong
pendapatan baik meningkatkan penjualan kamar melalui fulboard meeting
package, maupun meningkatkan penjualan outlet lainnya. Hal tersebut dapat
dipengaruhi oleh cara The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa
menetapkan strategi yang ditawarkan.
The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa terus melakukan
berbagai macam strategi untuk mengusahakan agar meeting room yang dimiliki
dapat digunakan secara maksimal pada high season maupun low season . Berikut
adalah strategi pemasaran yang dilakukan The Jayakarta Bandung Boutique Suite
Hotel and Spa untuk menarik para tamu hotel khususnya tamu yang
TABEL 1.11
STRATEGI PEMASARAN YANG DILAKUKAN OLEH THE JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTEL AND SPA DALAM
MENARIK TAMU BISNIS
Product Memberikan produk baru bernama residential meeting package yaitu sebuah paket meeting yang mempunyai fasilitas kamar boutique/juniour suite, break fast, lunch, dinner and 2 times coffee break
Price Menetapakan strategi penetapan harga yaitu strategi penetapan harga tersegmentasi, diskon dan strategi penetepan harga psikologis
Place Memiliki parkir luas, ruang meeting yang banyak sesuai kapasitas yang diinginkan
Promotion Sales call dan sales blitz
Process Menyediakan pembayaran melalui credit card, menyediakan peta Bandung, memberikan welcome drink kepada tamu yang datang
People Memberikan senyum, salam dan sapa kepada para tamu yang berkunjung ke hotel serta memberikan kemudahan kepada para tamu yang berkunjung dengan cara membeda-bedakan pakaian yang digunakan oleh karyawan hotel.
Pshyical Evidence
Menawarkan berbagai tipe kamar yang menyajikan konsep yang berbeda dengan para pesaing diantaranya kamar deluxe, junior suite sampai boutique (mountain view dan city view) dan memiliki bangunan yang minimalis, mediteranian serta classic.
Sumber : The Jayakarta Bandung, Boutique Suite Hotel and Spa Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 1.11 dapat di ketahui bahwa marketing mix strategy
yang dilakukan The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa, dimana
marketing mix inilah alat bagi pemasar dalam memasarkan produk yang dimiliki
hotel. Tidak hanya produk yang dijual, namun faktor pendukung khususnya
pricing menjadi faktor utama dalam menjalankan strategi untuk menghadapi
persaingan harga yang sangat kompetitif dalam meraih pangsa pasar dari industri
hospitality khususnya perhotelan.
The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa melakukan pricing
strategy dengan penuh pertimbangan karena strategi tersebut akan mempengaruhi
pendapatan total dan biaya hotel, dengan tidak mengesampingkan harga para
pesaing. Berikut adalah Tabel 1.12 yang menunjukkan harga meeting packages
TABEL 1.12
HARGA MEETING PACKAGE THE JAYAKARTA BANDUNGBOUTIQUE SUITE HOTEL AND SPA BESERTA PESAING TAHUN 2012
Hotel Half day Meeting Full day meeting Fullboard
Golden Flower Rp.180.000 Rp. 220.000 Rp. 600.000
Savoy Homman Rp. 180.000 Rp. 220.000 Rp. 675.000 Grand
Preanger
Rp. 195.000 Rp. 225.000 Rp. 650.000
Grand Pasundan
Rp. 200.000 Rp. 225.000 Rp. 550.000
Santika Rp. 250.000 Rp. 300.000 Rp. 400.000
The Jayakarta Rp. 225.000
(1x Coffee Break, 1 Lunch/Dinner)
Rp. 275.000
(Coffee Break, 1 Lunch/Dinner)
Rp. 650.000
(2x Coffee Break, 1x Lunch, 1x Dinner, Room)
Sumber : The Jayakarta Bandung, Boutique Suite Hotel and Spa Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 1.12 di lihat bahwa dari persaingan harga meeting
package, harga yang ditawarkan The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and
Spa tidak berbeda jauh dari harga pesaing. Hal ini dikarenakan banyaknya tamu
yang menginap yang menginginkan harga yang murah dengan fasilitas yang baik.
Berdasarkan pernyataan tersebut tingkat persaingan yang tinggi menuntut
The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa harus selalu berupaya
semaksimal mungkin untuk menciptakan keputusan pengguna tamu bisnisnya
dan mempertahankan yang sudah ada dengan menetapkan harga yang tetap untuk
produknya. Adanya sensitifitas harga yang dirasakan tamu yang ingin
mendapatkan suatu produk yang bagus dengan harga yang terjangkau,
menimbulkan konsumen beralih kepada hotel yang menawarkan produk yang
sama dengan harga yang lebih murah. Oleh karenakan itu strategi harga yang
dilakukan oleh The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa belum
Strategi penyesuaian harga (price adjustment strategies) sangat signifikan
dalam pemberian value kepada konsumen dan mempengaruhi images produk,
serta keputusan konsumen untuk membeli. Harga juga berhubungan dengan
pendapatan dan turut mempengaruhi supply atau marketing channels. Akan tetapi,
yang paling penting adalah keputusan dalam harga harus konsisten dengan
strategi pemasaran secara keseluruhan.
Harga menduduki tempat yang paling penting karena akan menentukan
penerimaan perusahaan. Dalam menentukan harga harus menitikberatkan pada
kemampuan pembeli pada harga yang ditetapkan. Menurut Kotler dan Amstrong
(2012: 314) menyatakan bahwa
“Harga adalah jumlah uang yang dibebankan untuk produk atau layanan. Harga adalah satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, semua elemen lainnya mewakili biaya. Harga juga salah satu elemen pemasaran yang paling fleksibel”.
Berdasarkan fenomena tersebut, maka The Jayakarta Bandung Boutique
Suite Hotel and Spa melaksanakan strategi penyesuaian harga untuk
mempertahankan tingkat kunjungan wisatawan terutama tamu bisnis. J. Paul
Peter dan Jerry C. Olson (2010:450) menyatakan
Strategi penyesuaian harga harus memperhatikan tiga konsep umum yakni : (1) ketika harga ditetapkan untuk produk baru, (2) ketika sebuah perubahan jangka panjang sedang dipertimbangkan untuk produk yang sudah mapan dan (3) ketika harga jangka pendek perubahan sedang dipertimbangkan. Pemasar dapat mengubah harga untuk berbagai alasan, seperti peningkatan biaya, perubahan harga produk yang kompetitif, atau perubahan di saluran distribusi.
Metode Strategi penyesuaian harga (Price Adjustment Strategies) menurut
and Allowance Pricing), Harga Tersegmentasi (Segmented Pricing), Harga
Psikologis (Psychological Pricing), Harga Promosi (Promotional Pricing), Harga
Dinamis (Dynamic pricing), Harga Geografik (Geographical Pricing) dan Harga
Internasional (International Pricing). Namun dalam hal ini The Jayakarta
Bandung Boutique Suite Hotel and Spa melakukan Strategi Penyesuaian harga
berfokus pada Harga Tersegmentasi, Harga Psikologis, Diskon dan Penyisihan
Harga yang di dasarkan pada kebutuhan konsumen.
Strategi harga Tersegmentasi yang dilakukan oleh The Jayakarta Bandung
Boutique Suite Hotel and Spa dengan cara membedakan-bedakan harga antara
Perusahaan Corporate dengan Government. Berikut perbedaan harga antara
Corporate dan Government :
TABEL 1.13
SEGMENTED PRICING YANG DILAKUKAN THE JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTEL AND SPA TAHUN
TAHUN 2011
Fullboard Single Fullboard Twinshare Government (Kementerian) Rp. 700.000 Rp. 500.000
Corporate (Banking) Rp. 850.000 Rp. 600.000
Corporate (EO) Rp. 725.000 Rp. 525.000
Corporate (Universitas,
Maintance)
Rp. 750.000 Rp. 550.000
Sumber : Sales and Marketing The Jayakarta Bandung 2011
Pshycological Pricing yang dilakukan The Jayakarta Bandung Boutique
Suite Hotel and Spa dengan memberikan harga Publish , menggunakan harga
ganjil sebagai harga promo (biasanya harga ganjil ini dilakukan apabila hotel
mengalami low season) serta Membedakan harga meeting sesuai dengan kamar
Berikut adalah harga Publish yang ditawarkan The Jayakarta Bandung Boutique
Suite Hotel and Spa:
TABEL 1.14
HARGA PUBLISH THE JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTEL AND SPA
Room Type Publish Rate
Deluxe Room Rp. 1.450.000
Executive Room Rp. 1.550.000 Junior Suite (MV) Rp. 2.000.000 Junior Suite (CV) Rp. 2.100.000 Presidential Suite Rp. 9.000.000
Penthouse Rp. 13.500.000
Boutique Village City View
Rp. 1.850.000
Boutique Pool City View Rp. 1.950.000 Boutique Premier Rp. 2.350.000 Boutique Premier Deluxe Rp. 2.650.000
Extra Bed Rp. 302.500
Breakfast Rp. 163.350
Sumber : Sales and Marketing The Jayakarta Bandung 2013
Discount and allowance pricing yang dilakukan The Jayakarta Bandung
Boutique Suite Hotel and Spa dengan cara memberikan discount sebesar
10%-20% apabila melakukan pembelian dalam skala besar, contohnya apabila
perusahaan melakukan pembelian kamar lebih dari 100 kamar maka The Jayakarta
Bandung Boutique Suite Hotel and Spa akan memberikan discount 10%-20%.
Selain The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa memberikan
discount sebesar 40%-50% apabila menggunakan kartu kredit yang sesuai dengan
hotel (contohnya : HSBC, Mandiri, Standard Charteed, BCA dan Panin Bank)
Price Adjustment Strategies yang dijalankan The Jayakarta Bandung
Boutique Suite Hotel and Spa bertujuan untuk mendatangkan pemasukan bagi
hotel dan berguna untuk mempengaruhi keputusan penggunaan meeting
konsumen. Karena dengan melihat harga yang di tawarkan oleh pihak hotel
dapat memberikan pengaruh terhadap keputusan pengguna meeting package.
Price Adjustment strategies juga digunakan untuk menarik perhatian
konsumen karena banyak hotel-hotel yang kurang memperhatikan harga yang di
butuhkan oleh konsumen. Harga merupakan sebuah ekspresi nilai, pricing
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari strategic business triangle sebuah
produk. Oleh karena itu, banyak pemasar dari industri hotel menjadikan price
strategies sebagai kekuatan untuk mendapatkan keuntung selain promosi. Pada
logikanya pengunjung mencari harga yang murah dengan pelayanan yang
memuaskan dengan logika tersebut penjual strategi jual murah untuk menarik
pengunjung.
Berdasarkan latar belakang diatas untuk meningkatkan tamu bisnis The
Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa, maka perlu diadakan
penelitian dengan judul “Pengaruh Price Adjustment Strategies Terhadap Keputusan Menggunakan Meeting Package The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel And Spa”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah
dari penulisan sebagai berikut:
1. Bagaimana Price Adjustment Strategies yang terdiri dari
Segmented Pricing, Psychological Pricing, Discount and
Allowance Pricing di The Jayakarta Bandung Boutique Suite
2. Bagaimana keputusan tamu menggunakan Meeting Package The
Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa?
3. Bagaimana pengaruh Price Adjustment Strategies yang terdiri dari
Segmented Pricing, Psychological Pricing, Discount and
Allowance Pricing terhadap keputusan tamu menggunakan
meeting package The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and
Spa?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk memperoleh hasil temuan mengenai:
1. Price Adjustment Strategies The Jayakarta Bandung Boutique Suite
Hotel and Spa yang terdiri dari Segemented Pricing,
Psychological Pricing, Discount and Allowance Pricing pada The
Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa
2. Keputusan tamu menggunakan Meeting Package di The Jayakarta
Bandung Boutique Suite Hotel and Spa
3. Pengaruh Price Adjustment Strategies The Jayakarta Bandung
Boutique Suite Hotel and Spa yang terdiri dari Segmented Pricing,
Psychological Pricing, Discount and Allowance Pricing pada The
Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa terhadap
keputusan menggunakan Meeting Package di The Jayakarta
Bandung Boutique Suite Hotel and Spa.
Penulisan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kegunaan
teoritis maupun praktis:
1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kajian
keilmuan mengenai strategi Price Adjustment Strategies The
Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa yang terdiri dari
Segmented Pricing, Psychological Pricing, Discount and Allowance
Pricing pada The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa
yang berpengaruh terhadap keputusan penggunaan meeting package
pada tamu bisnis
2. Secara Praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
masukan bagi The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa
dalam mengembangkan Price Adjutsment Strategies yang sangat
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini menganalisis mengenai strategi pemasaran The Jayakarta
Bandung, Boutique Suite Hotel and Spa melalui program Price Adjustment
Strategies. Objek penelitian yang menjadi variabel bebas atau independent
variabel yaitu Price Adjustment Strategies (X) yang memiliki tiga sub variabel,
Segmented Pricing (X1), Pshycological Pricing (X2), dan Discount and Allowance
Pricing (X3). Masalah penelitian yang merupakan penelitian variabel terikat atau
dependent variable adalah keputusan menggunakan meeting package (Y) yang
memiliki indikator berdasarkan pilihan produk dan jasa, pemilihan pemasok,
pemilihan jumlah pesanan, persyaratan dan waktu pembelian, persyaratan
pembayaran dan pembayaran.
Unit analisis dari penelitian ini adalah tamu bisnis yang menggunakan
Meeting Package di The Jayakarta Bandung, Boutique Suite Hotel and Spa.
Berdasarkan objek penelitian diatas, maka akan dianalisis mengenai pengaruh
Price Adjustment Strategies terhadap keputusan menggunakan Meeting Package
The Jayakarta Bandung, Boutique Suite Hotel and Spa.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan memecahkan suatu masalah.
Menurut Sugiyono (2010:2) yang dimaksud dengan “metode penelitian adalah
Berdasarkan tujuan penelitian dan variabel-variabel yang di teliti, maka jenis
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.
Menurut Sugiyono (2010:35) “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain”.
Melalui jenis penelitian deskriptif maka dapat di peroleh deskripsi mengenai Price
Adjustment Strategies (Segmented Pricing, Pshycological Pricing, Discount and
Allowance Pricing) dan keputusan menggunakan meeting package/keputusan
pembelian.
Sedangkan jenis penelitian verifikatif menguji kebenaran suatu hipotesis
yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan. Penelitian ini akan diuji
mengenai kebenaran hipotesis melalui pengumpulan data dilapangan, dalam hal
ini dilakukan melalui survey terhadap tamu bisnis yang menggunakan meeting
package di The Jayakarta Bandung, Boutique Suite Hotel and Spauntuk
mengetahui pengaruh Price Adjustment Strategies (Segmented Pricing,
Pshycological Pricing, Discount and Allowance Pricing) terhadap keputusan
pembelian
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan
Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode untuk mempermudah
penulis dalam membuat suatu kesimpulan. Berdasarkan jenis penelitian deskriptif
dan verifikatif tersebut yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan,
maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey
Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data yang diambil dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.
Penelitian dengan menggunakan metode ini yaitu informasi dari sebagian
populas dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empiris dengan tujuan
untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sejak di
teliti.
Menurut Husein Umar (2008:45) apabila penelitian yang dilakukan dalam
kurun waktu kurang dari satu tahun, maka pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan cross sectional, yaitu metode penelitian dengan cara mempelajari
objek dalam satu kurun waktu tertentu atau tidak berkesinambungan dalam jangka
waktu panjang.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Penelitian ini meliputi dua varibel inti, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini meliputi Price Adjustment
Strategies (X) yang terdiri dari Segmented Pricing (X1), Pshycological Pricing
(X2), Discount and Allowance Pricing (X3). Variabel lainnya yang diteliti adalah
keputusan menggunakan meeting package (Y) dengan indikator terdiri atas
pilihan produk dan jasa, pemilihan pemasok, pemilihan jumlah pesanan,
persyaratan dan waktu pembelian, persyaratan pembayaran dan pembayaran
Pengaruh variabel-variabel tersebut dapat dianalisis melalui pengukuran
variabel-variabel penelitian yang dijelaskan dalam tabel operasionalisasi variabel.
variabel merupakan kegiatan mengurai variabel menjadi sejumlah variabel
operasional atau variabel empiris (indikator, item) yang menunjuk langsung pada
hal-hal yang diamati atau diukur”
Secara lebih rinci operasionalisasi masing-masing variabel ditunjukkan
dalam Tabel 3.1 sebagai berikut:
TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN
Variabel Sub Variabel Konsep Variabel dan Sub Variabel
Price Adjustnment Strategies adalah sejumlah uang yang ditagihkan untuk suatu poduk atau jasa,
jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk memiliki manfaat atau menggunakan produk atau jasa (Kotler and Amstrong 2012:336)
LanjutanTabel 3.1
Perilaku pembelian bisnis dari organisasi yang membeli barang atau layanan yang digunakan dalam produksi produk atau jasa layanan lain atau untuk tujuan dijual kembali ke pihak lain untuk mendapatkan laba (Kotler & Armstrong, 2012,201)
LanjutanTabel 3.1
Sumber : Pengolahan dari berbagai literatur 2012
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Menurut Uber Silalahi (2009:280) “Data merupakan hasil pengamatan dan
pengukuran empiris yang mengungkapkan fakta tentang karakteristik dari suatu
gejala tertentu”. Data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu data
sekunder dan data primer. Menurut Uber Silalahi (2009:289-291) memberikan
pengertian sebagai berikut,
Data primer adalah suatu objek atau dokumen original-material mentah dari perilaku yang disebut ‘first-hand-information’. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan.
Berdasarkan jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini,
maka peneliti menuliskannya dalam Tabel 3.2 berikut ini
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
No Data Jenis Data Sumber Data
LanjutanTabel 3.2
Mancanegara di Indonesia Tahun 2007-2011
Kebudayaan
2 Tingkat Penghunian Kamar pada Hotel Berbintang di 10 Provinsi di Indonesia 2008-2011
Sekunder Badan Pusat Statistik Indonesia
3 Jumlah Hotel berbintang di Kota Bandung 2009-2011
Sekunder Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung 4 Daftar Nama Hotel bintang 4 di kota
Bandung 2011
Sekunder Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung 5 Market Share Hotel bintang 4 di kota
Bandung 2011
Sekunder Sales and Marketing DepartmentThe Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa
6 Jumlah segment pasar corporate dan goverment di The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa 2009-2011
Sekunder Sales and Marketing Department The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa
7 Data Jumlah Perusahaan Govement dan Corporate yang melakukan meeting Fullboard di The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa 2009-2011
Sekunder Sales and Marketing Department The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hoteland Spa
8 Strategi Pemasaran Yang di lakukan oleh The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa 2009-2011
Sekunder Sales and Marketing Department The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa
9 Profil Perusahaan, visi dan misi Sekunder HRD Department The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa
10 Karakeristik responden Primer Tamu bisnis
11 Tanggapan tamu terhadap strategi penetapan harga yang dilaksanakan oleh The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hoteland Spa
Primer Tamu bisnis yang menggunakan meeting package
12 Tanggapan tamu mengenai meeting package The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa
Primer Tamu bisnis
Sumber : Hasil Pengolahan Data dan Referensi 2012
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.2.4.1 Populasi
ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”.Jadi populasi bukan hanya orang saja, tetapi juga benda-benda
alam. Populasi juga bukan hanya jumlah yang ada pada objek atau subjek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau
objek yang diteliti itu.
Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh tamu perusahaan yang menggunakan meeting package di The
Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa tahun 2011. Berikut ini adalah
jumlah populasi tamu bisnis yang menggunakan meeting package full board di
The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa tahun 2011:
TABEL 3.3
POPULASI PENELITIAN
2009 2010 2011
Corporate 158 217 172
Goverment 97 88 90
Jumlah 255 305 262
Sumber : Sales and Marketing Department The Jayakarta Bandung 2012
Berdasarkan Tabel 3.3 dapat diketahui jumlah perusahaan yang melakukan
kegiatan bisnis secara aktig di The Jayakarta Bandung Boutique Suite and Spa
sebanyak 262 perusahaan pada tahun 2011 yang terdiri dari Cooporate dan
Goverment. Populasi yang akan dijadikan responden adalah orang yang berperan
penting dalam pengambil keputusan untuk melakukan kegiatan bisnis yaitu
sebanyak 262 perusahaan.
3.2.4.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2011:62) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
Dalam sebuah penelitian tidak mungkin semua populasi diteliti, hal ini
disebabkan beberapa faktor diantaranya keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya
yang tersedia. Sehingga penelitian ini diperkenankan untuk mengambil sebagian
saja dari objek populasi yang dtentukan dengan cara bagian yang di ambil tersebut
representatif (mewakili).
Husein Umar (2008:59) mengemukakan bahwa untuk menghitung
besarnya ukuran sampel, maka dapat dilakukan dengan menggunakan teknik
Slovin dengan rumus
2
1 n
e
Keterangan :
n: ukuran sampel N: ukuran populasi e: taraf kesalahan (0,12)
Berdasarkan rumus di atas, maka ukuran sampel pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
2
1 , 0 262 1
262 n
x
n = 72,37 dibulatkan menjadi 72
Berdasarkan hasil dari perhitungan di atas maka jumlah sampel minimal
berjumlah 72 tamu bisnis yang menggunakan meeting package fullboard di The
Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa.
Dalam menentukan ukuran sampel (n) dari kedua subpopulasi yang telah
Dimana:
= ukuran sampel pada setiap subpopulasi N = ukuran populasi
= ukuran populasi pada setiap subpopulasi n = ukuran sampel
Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung ukuran sampel pada setiap
subpopulasi yaitu sebagai berikut:
Jadi jumlah sampel yang diteliti untuk setiap subpopulasi adalah sebanyak
47 responden untuk karakeristik tamu corporate dan 25 responden untuk
karakteristik tamu goverment.
3.2.4.3 Teknik Sampling
Menurut Sugioyono (2010:116), Teknik sampling adalah “merupakan
teknik pengambilan sampel”. Secara skematis teknik sampling dibagi menjadi 2
yaitu Probability sampling dan nonprobability sampling (2008:117). Probability
sampling adalah teknik sampling (teknik pengambilan sampel) yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi yang dipilih menjadi
anggota sampel, sedangkan Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan
sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur
atau anggota populasi menjadi sampel.