• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUHPRICE ADJUSTMENT STRATEGIES TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE THE JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTEL AND SPA : Survei Terhadap Tamu Bisnis yang Menggunakan Meeting Package Fullboard di The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel an

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUHPRICE ADJUSTMENT STRATEGIES TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE THE JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTEL AND SPA : Survei Terhadap Tamu Bisnis yang Menggunakan Meeting Package Fullboard di The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel an"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PRICE ADJUSTMENT STRATEGIES TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKANMEETING PACKAGE

THE JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTELAND SPA

(Survei terhadap Tamu Bisnis yang menggunakan Meeting Package Fullboard di TheJayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Sidang Skripsi Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

Oleh :

David Oliver Pintu Batu 0806504

MANAJEMEN PEMASARAN PARIWISATA

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PRICE ADJUSTMENT STRATEGIES TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MEETING PACKAGE THE JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE

HOTEL AND SPA

(pada Tamu Bisnis yang menggunakan Meeting Package Fullboard di The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa)

Skripsi ini disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Gita Siswhara, SE.,PAR.,MM NIP. 19730510 200812 1 002

Ariyo Bramantori, SH.,MM NIDN. 04-2302-6306

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen Pemasaran Pariwisata

H.P.Diyah Setyorini, MM NIP.197610312008122001

Tanggung Jawab Yuridis Ada Pada Penulis

(3)

ABSTRAK

David Oliver PintuBatu, “PengaruhPrice Adjustment Strategies Terhadap Keputusan

Menggunakan Meeting Package The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and

Spa (Survei Terhadap Tamu Bisnis yang Menggunakan Meeting Package Fullboard

di The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa), Skripsi, 2012, dibawah bimbingan Gitasiswhara, SE.,Par.,MM dan Ariyo Bramantori, SH.,MM

Peningkatan dalam sektor kepariwisataan, tidak terlepas dari kinerja bisnis dan industri pariwisata diantaranya meliputi bidang usaha akomodasi, penyedia makanan dan minuman, penerbangan, dan bidang usaha terkait lainnya. Perhotelan merupakan suatu industri yang paling erat hubungannya dengan bidang pariwisata. Perkembangan industri perhotelan yang pesat ini mengakibatkan timbulnya persaingan yang ketat dalam menarik tamu untuk menginap maupun memanfaatkan fasilitas yang tersedia di hotel. Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat merupakan salah satu tujuan wisata yang paling diminati oleh para wisatawan. Bandung memiliki banyak hotel yang terdiri dari kategori hotel bintang melati hingga hotel bintang lima. Namun banyaknya hotel yang berdiri di Bandung membuat persaingan antar bisnis hotel semakin ketat. Kunci sukses dalam pengelolaan hotel tidak hanya dari segi pelayanan namun dari harga juga menjadi daya tarik tersendiri. The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa selalu memberikan variasi melalui pendekatan harga, Price Adjustment Strategies merupakan strategi yang berfokus pada perspektif pelanggan yang menetapkan harga konsisten dengan persepsi pelanggan terhadap nilai tersebut guna mempengaruhi keputusan penggunaan Meeting Package. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah tanggapan tamu bisnis mengenai Price Adjustment Strategies yang ditawarkan oleh The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa, dan gambaran tingkat keputusan menggunakan Meeting PackageThe Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa, serta pengaruh Price Adjustment Strategies Terhadap keputusan menggunakan Meeting Package di The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel

and Spa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan

verifikatif, populasi dalam penelitian ini adalah tamu bisnis yang menggunakan

Meeting Package. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 72 tamu bisnis yang terdiri

dari Corporate dan Government dengan menggunakan teknik sampel Jenuh. Pengolahan data menggunakan Analisis Regresi Berganda. Hasil penelitian menunjukkan sub variable Price Adjustment Strategies di The Jayakarta Bandung

Boutique Suite Hotel and Spa yang memiliki nilai tinggi dan respon yang baik adalah Segmented Pricing. sedangkan Keputusan Menggunakan Meeting Package yang

memiliki penilaian paling tinggi adalah pembayaran.

(4)

Package dan Hotel

ABSTRACT

David Oliver Pintu Batu, The Impact of Price Adjustment Strategy to The Decision of Taking Meeting Package in The Jayakarta Bandung, Boutique, Suite Hotel & Spa (a survey to business guests taking Fullboard Meeting Package in The Jayakarta Bandung, Boutique, Suite Hotel & Spa) , Thesis, 2012, directed by GitaSiswhara, SE.,Par.,MM and Ariyo Bramantori, SH.,MM.

The growth in tourism sector is inseparable from business and tourism industry which covers accommodation industry, catering service, aviation, as well as any other related industry. Hospitality industry is the most immediate industry to tourism segment. The rapid growth of hospitality industry is resulting in the intense competition in enticing the guest to stay or using hotel facility. As the capital of West Java, Bandung is one of the most favorite tourism objects. Bandung has many hotels, from the un-starred hotel to the five star levels. The numerous hotel makes the competition in the hospitality industry is getting intense. The key of success in managing hospitality industry is not only form the quality of service but also from its pricing, which is being a distinctive attraction. The Jayakarta Bandung Boutique Suite

Hotel and Spa always gives variation through pricing approach. Price Adjustment Strategy is a strategy which focuses in customer’s perspective in determining consistent price with customer’s perception to its value which influences the decision of taking meeting package. The object of the research is the response of business guest on price adjustment strategies offered by The Jayakarta Bandung Boutique Suite

Hotel and Spa, and description of the level of decision of taking the meeting package

of The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa, as well as the influence of Price Adjustment Strategies to the decision of yaking Meeting Package in The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa. Methods employed in this research were descriptive and verificative. This research took the business guest which used meeting package as its population. The sample in this research was 72 business guests which consisted of corporate and government segment by applying saturated sampling technique. Double Regression Analysis was used as data processing technique. The result of the research showed a high value of sub variable Price Adjustment Strategy in The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa with a good Segmented Pricing. Whereas the decision of taking the meeting package mainly determined by payment.

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 19

1.3 Tujuan Penelitian ... 20

1.4 Kegunaan Penelitian... 21

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ……… 22

2.1.1 Price Adjustment Strategies ... 22

2.1.1.1 Price Adjustment Strategies pada usaha Akomodasi ... 22

2.1.1.2 Definisi Harga ... 38

2.1.1.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi Harga ... 40

2.1.1.4 Pengertian Strategi Penetapan Harga ... 42

2.1.1.5 Faktor – faktor yang mempengaruhi Penetapan Harga ... 45

2.1.1.6 Tujuan Strategi Penetapan Harga ... 47

2.1.1.7 Dimensi Strategi Penetapan Harga ... 52

2.1.1.8 Price Adjustment Strategies ……….. 59

2.1.2 Keputusan Menggunakan Meeting Package ... 63

2.1.2.1 Konsep Keputusan menggunakan Meeting Package ... 63

2.1.2.2 Proses Keputusan Pembelian Tamu Bisnis ... 66

(6)

2.1.2.4 Peran Tamu Bisnis dalam menggunakan ... 71

2.1.2.5 Tipe Perilaku Tamu Bisnis ... 72

2.1.2.7 Keputusan Tamu Bisnis menggunakan Meeting Package 74

2.1.3Pengaruh Price Adjustment Strategies Terhadap Keputusan menggunakan Meeting Package ... 77

2.1.4 Orisinalitas Penelitian ... 79

2.1.5 Kerangka Pemikiran ... 87

2.3 Hipotesis ... 88

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 91

3.2 Metode Penelitian... 91

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang digunakan ... 92

3.2.2 Operasionalisasi Variabel... 93

3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 98

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 99

3.2.4.1 Populasi ... 99

3.2.4.2 Sampel ... 100

3.2.4.3 Teknik Sampling ... 102

3.2.5 Teknik Pengumpulan Data... 103

3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 105

3.2.6.1 Pengujian Validitas ……… 106

3.2.6.2 Pengujian Reliabilitas... 112

3.2.7 Rancangan Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis... 115

3.2.7.1 Rancangan Analisis Data ... 117

3.2.7.2 Pengujian Hipotesis ... 126

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan Tamu The Jayakarta Bandung ... 129

(7)

4.1.1.1 Identitas Perusahaan ... 129

4.1.1.2 Sejarah Perusahaan ... 130

4.1.1.3 Produk dan Jasa yang ditawarkan ... 134

4.1.2 Profil Tamu Bisnis Pengambil Keputusan Meeting Package ... 137

4.1.2.1 Karakteristik Tipe/Jenis Tamu Bisnis ... 137

4.1.2.2 Jenis Tamu Bisnis Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ... 138

4.1.2.3 Jenis Tamu Bisnis Pengambil Keputusan menggunakan Meeting Package Berdasarkan Usia dan Pendidikan terakhir ... 140

4.1.2.4 Jenis Tamu Bisnis dilihat dari Jenis ./Rata –rata Frekuensi . 142

4.1.2.5 Jenis Tamu Bisnis dilihat dari Rata-rata Frekuensi menggunakan Meeting Package dan Pengeluarannya ... 144

4.1.2.6 Jenis Tamu Bisnis berdasarkan sumber peroleh Informasi 146

4.2 Pelaksanaan Price Adjustment Strategies The Jayakarta Bandung ... 148

4.2.1 Price Adjustment Strategies Berdasarkan Segmented Pricing ... 148

4.2.2 Price Adjustment Strategies Berdasarkan Psychological Pricing .. 149

4.2.3 Price Adjustment Strategies Berdasarkan Discount and Allowance 151

4.2.4 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Price Adjustment Strategies The Jayakarta Bandung Boutique Suite and Spa ... 152

4.3 Keputusan Menggunakan Meeting Package The Jayakarta Bandung ... 155

4.3.1 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Pilihan Produk Jasa ... 155

4.3.2 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Pemilihan Pemasok ... 157

4.3.3 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Jumlah Pembelian ... 158

(8)

4.3.5 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Persyaratan

Pelayanan ... 160

4.3.6 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Pembayaran ... 161

4.3.7 Rekapitulasi Tanggapan Tamu Bisnis mengenai Keputusan Menggunakan Meeting Package di The Jayakarta Bandung ... 162

4.4 Pengaruh Price Adjustment Strategies Terhadap Keputusan Menggunakan Meeting Package The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa ... 164

4.4.1 Hasil Pengujian Asumsi Regresi ... 164

4.4.1.1 Hasil Uji Asumsi Normalitas ... 164

4.4.1.2 Hasil Uji Asumsi Heterokedasititas ... 167

4.4.1.3 Hasil Uji Multikorelasi ... 168

4.4.1.4 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 169

4.4.1.5 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikasi Secara Simultan ... 170

4.4.1.6 Pengujian Hipotesis dan Uji Signifikasi Secara Parsial ... 171

4.4.1.7 Model Persamaan Regresi Berganda Pengaruh Price Adjustment Strategies terhadap Keputusan Menggunakan Meeting ... 173

4.5 Implikasi Hasil Penelitian ... 174

4.5.1 Temuan Penelitian Bersifat Teoritik ... 174

4.5.2 Temuan Penelitian Bersifat Empirik ... 175

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan ... 177

5.2 Rekomendasi ... 178

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Hal

1.1 Perkembangan Wisatawa Mancanegara di Indonesia 2007 – 2011 2

1.2 Tingkat Hunian Kamar Hotel Berbintang di 10 propinsi 2008-2011 3

1.3 Jumlah Hotel berbintang di Kota Bandung Tahun 2009 – 2011 5

1.4 Daftar Nama Hotel bintang 4 di kota Bandung Tahun 2011 5

1.5 Market Share Hotel Bintang 4 di Kota Bandung Tahun 2011 6

1.6 Data Tingkat Occupancy The Jayakarta Bandung Tahun 2009-2011 7

1.7 Daftar nama hotel bintang 4 Menawarkan kegiatan MICE 2011 8

1.8 Segment Pasar The Jayakarta Bandung Tahun 2009-2011 10

1.9 Data jumlah Perusahaan Goverment dan Corporate yang melakukan

Meeting Fullboard di The Jayakarta Bandung 2009-2011 11

1.10 Volume Penjualan The Jayakarta Bandung Tahun 2009-2011 12

1.11 Strategi pemasaran yang di lakukan The Jayakarta Bandung 14

1.12 Harga Meeting Package The Jayakarta Bandung beserta pesaing 2011 15

1.13 Price Adjustment Strategies yang di lakukan The Jayakarta Bandung 17

1.14 Harga Publish The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel 18

2.1 Tingkah Laku Keputusan Menggunakan Meeting Package 73

2.2 Penelitian Terdahulu berkaitan dengan Masalah Penelitian 79

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian 94

3.2 Jenis dan Sumber Data 98

3.3 Populasi Penelitian 100

(10)

3.5 Interprestasi Besarnya Koefisien Korelasi 108

3.6 Hasil Pengujian Validitas Variabel (X) dan Variabel (Y) 109

3.8 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel (X) dan Variabel (Y) 115

3.9 Skor Alternatif Jawaban 117

4.1 Harga Kamar The Jayakarta Bandung 136

4.2 Jenis Tamu Pengambil Keputusan Menggunakan Meeting 137

4.3 Jenis Tamu Bisnis Pengambil Keputusan Berdasarkan Jenis Kelamin dan

Usia 139

4.4 Jenis Tamu Bisnis Pengambil Keputusan Berdasarkan Usia dan Pendidikan Terakhir

140

4.5 Jenis Tamu Bisnis Pengambil Keputusan Berdasarkan Jenis dan

Rata-rata Frekuensi 143

4.6 Jenis Tamu Bisnis Pengambil Keputusan Berdasarkan Rata-rata

frekuensi dan Pengeluaran 145

4.7 Jenis Tamu Bisnis Pengambil Keputusan berdasarkan Informasi 147

4.8 Segmented Pricing dalam Pelaksanaan The Jayakarta Bandung 149

4.9 Psychological Pricing dalam Pelaksanaan The Jayakarta Bandung 150

4.10 Discount and Allowance dalam Pelaksanaan The Jayakarta Bandung 151

4.11 Rekapitulasi Tanggapan Responden Terhadap Price Adjustment 153

4.12 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Pilihan Produk 155

4.13 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Pilihan

Pemasok 157

4.14 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Jumlah

Pembelian 158

4.15 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Persyaratan

dan Waktu Pembelian 159

4.16 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Persyartan

(11)

4.17 Keputusan Menggunakan Meeting Package Berdasarkan Pembayaran 161

4.18 Rekapitulasi Tanggapan Tamu Bisnis Mengenai Keputusan

Menggunakan Meeting Package 162

4.19 Matrik Korelasi Antar Variabel Bebas 169

4.20 Price Adjustment Strategies Terhadap Keputusan Menggunakan Meeting

Package 170

4.21 Hasil Output Anova 171

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Gambar Hal

2.1 Four Service Characteristic 26

2.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian 66

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Pembelian 68

2.4 Karakteristik yang mempengaruhi Perilaku Tamu Bisnis 73

2.5 Model Perilaku Pembelian Tamu Bisnis 75

2.6 Kerangka Pemikiran 87

2.7 Paradigma Penelitian 89

3.1 Regresi Berganda 123

4.1 Jenis Tamu Bisnis Pengambil Keputusan Meeting Package 138

4.2 Jenis Tamu Bisnis Pengambil Keputusan Menggunakan

Meeting Package Berdasarkan Jenis Kelamin Usia 140

4.3 Jenis Tamu Bisnis Keputusan Menggunakan Meeting

Package Berdasarkan Usia dan Pendidikan Terakhir 142

4.4 Jenis Tamu Bisnis Pengambil Keputusan Menggunakan

Meeting Package Berdasarkan Jenis dan Rata-rata

Frekuensi 144

4.5 Jenis Tamu Bisnis Pengambil Keputusan berdasarkan

Frekuensi dan Pengeluaran

146

4.6 Jenis Tamu Bisnis Pengambil Keputusan Berdasarkan

Infomasi 148

4.7 Variabel Price Adjustment Strategies Pada Garis Kontinum 154

4.8 Variabel Keputusan Menggunakan Meeting Package pada

Garis Kontinum 163

(13)

4.10 Histogram Dependent Variabel 166

(14)

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian

Pada saat ini industi pariwisata berkembang sangat pesat dan menjadi

salah satu industri yang terbesar dalam pergerakan ekonomi saat ini dan dimasa

yang akan datang serta memberikan dampak yang sangat besar bagi

perkembangan yang tidak hanya dalam sektor ekonomi , budaya dan sosial tetapi

juga dalam berbagai aspek. Hal ini dikarenakan pengunjung yang datang pada

setiap tahunnya ke berbagai objek wisata, hotel dan industri pariwisata lainnya.

Pariwisata adalah suatu sektor yang sangat tanggap terhadap berbagai

perubahan dan perkembangan sejalan dengan motivasi dan kebutuhan wisatawan

yang selalu ingin menikmati sesuai yang baru. Selain itu, sektor pariwisata

merupakan usaha yang pada umumnya sangat memberikan kontribusi besar bagi

perekonomian suatu negara tak terkecuali bagi Indonesia. Indonesia memiliki

potensi pariwisata yang cukup tinggi, oleh karena itu potensi pariwisata harus

dikembangkan sebagai program utama dalam meningkatkan pendapatan negara.

Potensi pariwisata adalah aset penting dalam meningkatkan daya saing

Indonesia di tingkat nasional maupun internasional. Selain itu bidang ini sangat

penting untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Hal tersebut di karenakan

wisata terkait langsung dengan perekonomian masyarakat.

Melihat adanya potensi pariwisata tersebut, dapat dilihat bahwa

Pariwisata Indonesia tumbuh sangat baik selama 2011. Dari target wisatawan

(15)

orang tahun lalu. Perolehan jumlah wisatawan itu tumbuh 8,5 persen dibanding

2010. Bahkan, kinerja pariwisata Indonesia mengalahkan dunia yang hanya

tumbuh 4,5 persen. Sedangkan perolehan devisa pariwisata selama 2011 tercatat

mencapai US$8,5 miliar, atau tumbuh 11,8 persen dibanding tahun sebelumnya

US$7,6 miliar (Kementrian kebudayaan dan pariwisata 2011). Hal tersebut pun

dapat terlihat dari Tabel 1.1 yang menunjukkan tingkat kunjungan wisatawan

mancanegara masuk ke Indonesia :

TABEL 1.1

PERKEMBANGAN WISATAWAN MANCANEGARA DI INDONESIA TAHUN 2007-2011

Sumber :Dinas Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata 2012

Peningkatan dalam sektor kepariwisataan, tidak terlepas dari kinerja bisnis

dan industri pariwisata diantaranya meliputi bidang usaha akomodasi, penyedia

makanan dan minuman, penerbangan, dan bidang usaha terkait lainnya. Industri

pariwisata tidak berdiri sendiri, tapi merupakan suatu industri dari serangkaian

perusahaan yang menghasilkan produk yang berbeda satu dengan yang lain,

berbeda dalam besar perusahaannya, lokasinya, organisasinya, dan fungsi serta

metode yang digunakan dalam pemasarannya.

Produk industri pariwisata juga terdiri dari bermacam-macam unsur-unsur

(16)

operator, perusahaan transportasi, restoran dan bar, objek dan atraksi wisata,

souvenir shop, shopping centre, dan perusahaan-perusahaan lain yang berkaitan

dengan kepariwisataan seperti kantor pos, bank/money changer, studio foto dan

usaha akomodasi.

Akomodasi adalah unsur pokok produk industri pariwisata. Oleh karena

itu Akomodasi tidak dapat dipisahkan dari industri pariwisata, karena keduanya

saling membutuhkan, yaitu tanpa kegiatan kepariwisataan maka usaha

kepariwisataan dipengaruhi oleh tersedianya usaha akomodasi yang memadai,

atau sebaliknya kepariwisataan tanpa sarana akomodasi merupakan suatu hal yang

tidak mungkin. Karenanya akomodasi merupakan sarana pokok kepariwisataan

(Main Tourism Suprastructure), salah satunya adalah perhotelan.

Perhotelan merupakan suatu industri yang paling erat hubungannya

dengan bidang pariwisata. Perkembangan industri perhotelan yang pesat ini

mengakibatkan timbulnya persaingan yang ketat dalam menarik tamu untuk

menginap maupun memanfaatkan fasilitas yag tersedia di hotel.

Hotel juga merupakan salah satu bidang industri yang mendukung dalam

kegiatan pariwisata. Industri perhotelan di Indonesia mengalami pertumbuhan

yang cukup pesat. Berikut Tabel 1.2 tingkat penghunian kamar pada hotel bintang

di beberapa provinsi di Indonesia periode 2008-2011 :

TABEL 1.2

TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR PADA HOTEL BERBINTANG DI 10 PROVINSI DIINDONESIA PERIODE 2008-2011

Provinsi 2008 (%) 2009 (%) 2010(%) 2011(%)

Sumatera Utara 39,80 36,66 42,71 42,85

Sumatera Barat 45,50 45,58 47,92 48,54

DKI 50,19 53,11 54,23 52,75

(17)

Lanjutan Tabel 1.2

Jawa Tengah 38,61 39,62 40,52 43,62

DI Jogjakarta 52,93 49,13 50,61 50,74

Jawa Timur 45,82 47,39 44,75 49,70

Bali 60,14 60,57 64,54 63,27

Sulawesi Utara 54,20 55,50 56,33 48,22

Sulawesi Selatan 39,92 40,31 42,90 45,15

Sulawesi Tengah 37,42 36,32 49,57 65,16

Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia, 2012

Berdasarkan data Tabel 1.2 di ketahui bahwa tingkat penghunian kamar

pada hotel berbintang di sepuluh provinsi di Indonesia rata-rata mengalami

peningkatan dari tahun 2008 sampai tahun 2011. Kesepuluh provinsi ini

merupakan beberapa unggulan di Indonesia yang paling banyak dikunjungi oleh

para wisatawan sebagai daerah tujuan wisata favourite. Dari data di atas dapat

diketahui bahwa tingkat hunian kamar di Jawa Barat mengalami peningkatan

tingkat hunian kamar yang paling tinggi dibandingkan dengan provinsi lainnya di

Indonesia. Hal ini dkarenakan perkembangan pariwisata di Jawa Barat sudah

berkembang dan banyak pilihan.

Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat merupakan salah satu tujuan

wisata yang paling diminati oleh para wisatawan. Bandung memiliki keindahan

alam dan kesejukan udaranya. Bandung mempunyai beberapa daerah tujuan

wisata atau destinasi unggulan yang bertaraf internasional. Bandung merupakan

kota yang memiliki sumber daya dan potensi pariwisata yang cukup baik. Dimulai

dari tempat tujuan pariwisata hingga sarana dan prasarana yang tersedia. Bandung

memiliki banyak hotel yang merupakan kategori hotel bintang lima hingga hotel

melati.

Berdasarkan data dinas kebudayaan dan pariwisata Bandung, sebagian

(18)

serta bintang 3. Data mengenai jumlah hotel berbintang di Bandung yakni sebagai

berikut :

TABEL 1.3

JUMLAH HOTEL BERBINTANG DI KOTA BANDUNG TAHUN 2009-2011

Tahun Hotel Berbintang Total

Bintang 1 Bintang 2 Bintang 3 Bintang 4 Bintang 5

2009 10 15 26 15 6 72

2010 7 16 28 19 6 76

2011 9 18 29 22 6 84

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Bandung 2012

Berdasarkan Tabel 1.3 dapat dilihat bahwa secara keseluruhan jumlah

hotel berbintang di kota Bandung semakin meningkat setiap tahunnya. Pada

tahun 2009 hotel berbintang di Bandung sebanyak 72 hotel, dan pada tahun 2011

bertambah sebanyak 12 hotel menjadi 84 hotel. Hal ini dikarenakan banyaknya

pembangunan hotel bintang di Bandung, salah satunya hotel bintang 4. Berikut

adalah Tabel 1.4 yang menunjukkan daftar nama hotel bintang 4 di kota Bandung

TABEL 1. 4

DAFTAR NAMA HOTEL BINTANG 4 DI KOTA BANDUNG 2011

No Nama Hotel Alamat Jumlah Kamar

1 The Ardjuna Boutique Jl. Ciumbeluit No. 152 74 kamar

2 Aston Braga Jl. Braga No. 99 – 101 161 kamar

3 Arion Swissbell-hotel Jl. Otista No. 16 102 kamar

4 Aston Primera Jl. Dr Junjunan No. 96 204 kamar

5 Amarosa Jl. Aceh 71 90 kamar

6 Galeri Ciumbeluit Jl. Ciumbeluit No 42 A 144 kamar 7 Grand Setiabudhi Jl. Dr. Setiabudhi No 130-134 109 kamar

8 Golden Flower Jl. Asia Afrika 193 kamar

9 Holiday Inn Jl. Ir. H. Juanda No 31 211 kamar

10 Horison Jl. Pelajar Pejuang 45 No 121 253 kamar 11 The Jayakarta Jl. Ir. H. Juanda No. 381 A 211 kamar

12 Novotel Jl. Cihampelas No. 23 - 25 157 kamar

13 Panghegar Jl. Merdeka No. 2 400 kamar

14 The Luxton Jl. Ir. H. Juanda No. 8 -20 94 kamar 15 Permata Bidakara Jl. Lemahneundeut No. 7 150 kamar

16 Savoy Homann Jl. Asia Afrika No. 112 186 kamar

(19)

Lanjutan Tabel 1.4 19 Grand Pasundan Jl. Peta No. 147 157 kamar 20 Grand Seriti Jl. Hegarmanah No.11-15 99 kamar

21 Sensa Jl. Cihampelas No. 125 – 129 120 kamar

22 Banana Inn Jl. Setiabudhi No.191 Bandung 92 kamar Sumber : Disbudpar Kota Bandung, September 2012

Berdasarkan Tabel 1.4 dapat dikatakan bahwa adanya persaingan antar

hotel bintang 4. Salah satunya dapat terlihat dari semakin banyaknya hotel

bintang 4 yang baru di industri perhotelan. Masing-masing hotel berupaya

mempertahankan eksitensinya melalui berbagai keunggulan yang di miliki agar

dapat terus bertahan di tengah persaingan. Persaingan antar hotel bintang 4

tersebut memberikan tantangan sendiri sehingga perlu adanya perbedaan untuk

mendapatkan keunggulan strategi bersaing. hal tersebut dapat terlihat dari Tabel

1.5 yang menunjukkan market share di beberapa hotel bintang 4 di Bandung :

TABEL 1.5

MARKET SHARE BEBERAPA HOTEL BINTANG 4 DI KOTA BANDUNG TAHUN 2011

Nama Hotel 2011 (%)

The Jayakarta Bandung 64,85%

The Luxton 72,31%

Aston Tropicana 79,29%

Aston Primera 60,80%

Banana Inn 75,11%

Aston Braga 71,07%

Golden Flower 76,34%

Grand Pasundan 64,96%

Sumber : Sales and Marketing Department, The Jayakarta Bandung 2012

Berdasarkan Tabel 1.5 menunjukkan bahwa market share tertinggi adalah

Aston Tropicana sebesar 79,29%, di peringkat tertinggi kedua adalah Golden

Flower sebesar 76,34% . Sedangkan The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel

and Spa berada di peringkat ke tujuh yaitu sebesar 64,85%. Hal ini dikarenakan

(20)

Peran hotel dewasa ini bukan saja sebagai penginapan sementara tetapi

juga sebagai tempat penyelenggara konvensi maupun tempat pembicaraan bisnis

atau yang lebih dikenal dengan sebutan MICE. Kepanjangan MICE sebagai

Meeting, Incentive, Conference & Exhibition yang dikenal secara dunia dan

menjadi istilah umum dalam dunia pariwisata.

Perkembangan industri MICE atau wisata konvensi sebagai industri baru

yang bisa menguntungkan bagi banyak pihak, karena industri MICE ini

merupakan industri yang kompleks dan melibatkan banyak pihak. Alasan inilah

yang menjadikan tingkat pertumbuhan para pengusaha penyelenggara MICE

bermunculan, sehingga tidak dipungkiri industri MICE sebagai industri masa kini

yang banyak diminati oleh para pelaku bisnis pariwisata, karena kegiatan MICE

dapat meningkatkan occupancy hotel disaat low season. Berikut ini data

mengenai occupancy The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa pada

tahun 2009-20 11

TABEL 1.6

DATA TINGKAT OCCUPANCY THE JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTEL AND SPA

TAHUN 2009-2011

Tahun 2009 2010 2011

Occupancy (%) 55,97% 61,96% 64,85%

Sumber : Sales and Marketing Department, The Jayakarta Bandung 2012

Berdasarkan Tabel 1.6 dapat dilihat bahwa tingkat occupancy The

Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa mengalami kenaikan setiap

tahunnya, yang mana pada tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar 5,99% dari

tahun 2008 dan untuk tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 2,89% dari tahun

(21)

diinginkan oleh pihak manajemen hotel yaitu sebesar 70%. Hal tersebut

dikarenakan kurangnya strategi promosi yang dilakukan oleh The Jayakarta

Bandung Boutique Suite Hotel and Spa dimata konsumen.

Kegiatan bisnis dan wisata dalam konteks MICE merupakan kegiatan yang

di lakukan secara bersama, karena keduanya menggunakan banyak infrastruktur

dan fasilitas yang sama. Kedua sektor tersebut secara bersamaan menggunakan

jasa akomodasi, menggunakan alat transportasi, jalur komunikasi, destinasi

wisata, hiburan, informasi, kesehatan, keamanan serta lingkup yang baik dan

aman. Berikut ini adalah Tabel 1.7 yang menunjukkan hotel bintang empat yang

menawarkan kegiatan MICE di kota Bandung :

TABEL 1.7

DAFTAR NAMA HOTEL BINTANG 4 YANG MENAWARKAN KEGIATAN MICE TAHUN 2011

Hotel Jumlah ruang dan kapasitas flipchart, marker, note pad, ballpoint, mineral water, candies, OHP, standard screen

Carcadine 12 room – 800 Meeting room, standard meeting equiment, internet akses, LCD project

Savoy Homman 14 room – 1000 Ruang meeting di lengkapi OHP, screen, white board marker, flipchart, mic, sound system, podium, stationery, ice water, candies

Grand Aquila 18 room – 1500 Standard Meeting Equipment, Stationary, internet akses, flipchart, mic, sound system, LCD project, whiteboard

Aston Primera Pasteur 20 room – 1500 Meeting room is supported by high tech audio visual equipment, Projector, ,flipchart, mic, sound system, podium, stationery, ice wates,

Golden Flower 22room– 1500 Meeting room, standard meeting equiment, internet akses, LCD project

Grand Pasundan 11 room – 2000 Ruang meeting dilengkapi dengan screen, whiteboard, marker, flipchart, mic, sound system, podium, stationery, ice wates, candies

Grand Royal Panghegar

(22)

Lanjutan Tabel 1.7

Horison 26 room – 2500 Meeting room di lengkapi sound system, microphone standard, stage standard, OHP, screen whiteboard, marker, block note block note, ballpoint/pencils,WI-FI internet access, dry garden, green plant & flower, reception tabel, telephone ext, ice water, candies

Sumber :Dimodifikasi dari berbagai sumber 2012

Berdasarkan Tabel 1.7 menunjukkan bahwa semakin banyak hotel-hotel

yang menawarkan meeting package. Hal ini dikarenakan kegiatan meeting

package dapat meningkatkan okupansi hotel. Dari data tersebut, hotel Horison

merupakan hotel dengan jumlah ruang meeting dan kapasitas besar yaitu

sebanyak 26 ruang meeting dengan kapasitas 2500 orang. Sedangkan The

Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa berada di urutan empat

terbawah dengan jumlah ruang meeting 17 ruang dan kapasitas 700 orang.

The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa sebagai hotel

meeting memiliki keunggulan. Walaupun masih kalah dengan hotel pesaing

lainnya, keunggulan The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa adalah

banyaknya ruang meeting dengan kapasitas berbeda. Parkir The Jayakarta

Bandung Boutique Suite Hotel and Spa cukup luas yang dapat menampung 150

kendaraan.

Pendapatan The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa yang

paling besar adalah pada hasil penjualan meeting package. Oleh karena itu,

perhatian manajemen lebih banyak di tumpahkan pada penjualan meeting

package dengan meningkatkan keputusan pengguna sesuai dengan segmen

pasarnya yaitu tamu bisnis. Meeting package inilah yang menjadi fokus utama

The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa ditambah fenomena yang

(23)

Pasar bisnis merupakan pasar yang sangat prospektif dan dapat

memberikan dampak langsung terhadap pendapatan hotel dan juga tingkat

okupansi hotel. Hal ini dikarenakan kedatangan tamu bisnis cenderung

berkelompok. The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa harus tetap

fokus terhadap banyaknya tamu bisnis yang membeli meeting package,

khususnya berasal dari corporate dan government. Berikut adalah data mengenai

jumlah segment pasar di The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa

tahun 2009-2011 :

TABEL 1.8

SEGMENT PASAR DI THE JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTEL AND SPA TAHUN 2009-2011

2009 2010 2011

Corporate 158 217 172

Goverment 97 88 90

Individual/Walk in 9.774 10.251 9.887

Travel Agent, 52 43 47

Other (JHR,Wedding) 361 352 378

Sumber : Sales and Marketing Department, The Jayakarta Bandung 2012

Berdasarkan Tabel 1.8 dapat diketahui bahwa segmen pasar tertinggi di The

Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa Adalah Corporate dan

Government yang melakukan kegiatan meeting. Pada tahun 2011 tamu

Corporate mengalami penurunan sebesar 21% dari tahun 2010. Sedangkan tamu

Goverment mengalami penurunan dari tahun 2010 sebesar 3% ke tahun 2011.

Berikut adalah data jumlah perusahaan yang melakukan fullboard meeting

di The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa dengan berbagai kegiatan

(24)

TABEL 1.9

DATA JUMLAH PERUSAHAAN GOVERMENT DAN CORPORATE YANG MELAKUKAN MEETING FULLBOARD DI THE JAYAKARTA

BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTEL AND SPA TAHUN 2009-2011

Pertamina 1397 Padmajaya 639 Padmajaya 550

Gapura Angkasa 1106 Gapura Angkasa 578 Nestle Indonesia 407

PSOD 705 Taspen Jakarta 540 Pertamina Jakarta 342

BNI 497 Pertamina

Jakarta

523 Trans TV 291

ITB 394 SCTV 449 SCTV 278

BP Indonesia 389 Bank Indonesia Bandung

169 Kemkominfo 251 Kementrian

Perindustrian

206

Puslitbang Air 150 Ditjen Postel 207 Kementrian PU Bandung

197

Depnaker 114 Kementrian

Kelautan

204 Puslitbang Air Bandung 179

Pemda Jabar 91 Bapedda 194 Kemkominfo 143

Departemen Keuangan

85 Kemendiknas 179 KLH 118

JUMLAH 7729 7444 5464

Sumber : The Jayakarta Bandung, Boutique Suite Hotel and Spa Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 1.9 dapat di lihat bahwa setiap tahunnya tamu

binis/perusahaan yang menggunakan meeting fullboard di The Jayakarta

(25)

bahwa jumlah room night tahun 2009 mencapai 7729 dan menurun pada tahun

2011 menjadi 5464. Hal ini disebabkan banyaknya hotel pesaing yang

menawarkan paket-paket yang menarik, semakin bertumbuhnya hotel-hotel yang

khusus untuk meeting, banyaknya hotel-hotel yang melakukan promosi secara

besar-besaran dengan harga yang murah, kurangnya staff dalam melakukan

promosi dan pelayanan serta pemasaran yang baik. Penurunan tersebut juga dapat

di lihat pada Tabel 1.10 yang menunjukkan volume Penjualan The Jayakarta

Bandung Boutique Suite Hotel and Spa tahun 2011.

TABEL 1.10

VOLUME PENJUALAN THE JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTEL AND SPA TAHUN 2009-2011

Department 2009 2010 2011

Room 11.380.237.721 24.476.770.000 22.967.500.000

Food 6.061.484.115 13.057.893.242 12.445.613.402

Beverage 384.855.283 1.231.923.343. 1.071.154.075

Meeting Package 19.826.577.119 40.766.586.585 36.765.257.466

Other FB 145.920.637 385.825.048 364.952.722

Telephone 9.318.162 14.437.775 19.125.000

Laundry 205.819.488 341.424.295 322.282.400

Other Income 236.159.164 1.315.711.204 1.154.845.818

Sumber : Sales and Marketing The Jayakarta Bandung 2011

Berdasarkan Tabel 1.10 dapat dilihat bahwa tahun 2009 ke 2010 volume

penjualan khususnya meeting package di The Jayakarta Bandung Boutique Suite

Hotel and Spa mengalami kenaikan. Hal ini dikarenakan terjadi karena pihak The

Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa terus meningkatkan kinerja

penjualan agar bisa bertahan di dunia perhotelan. Tetapi pada tahun 2011, volume

penjualan meeting package The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and

Spa mengalami penurunan yang sangat signifikan. Hal dikarenakan banyaknya

(26)

Selain itu kinerja marketing juga di tuntut dalam memasarkan produk meeting

package yang dimiliki, sehingga rata-rata tingkat hunian kamar tertinggi dapat di

dominasikan oleh tamu-tamu bisnis terutama jika perusahaan-perusahaan tersebut

mengadakan meeting, event, pameran gathering atau dengan tujuan bisnis

lainnya.

Turunnya meeting package di The Jayakarta Bandung Boutique Suite

Hotel and Spa disebabkan oleh tingginya pesaing hotel-hotel di Bandung yang

menawarkan meeting package yang relatif sama, sehingga tamu bisnis

membutuhkan sesuatu yang berbeda. Kegiatan meeting di The Jayakarta Bandung

Boutique Suite Hotel and Spa dapat memberikan kontribusi yang besar bagi

pendapatan. Aktivitas meeting di harapkan meningkatkan dan mendorong

pendapatan baik meningkatkan penjualan kamar melalui fulboard meeting

package, maupun meningkatkan penjualan outlet lainnya. Hal tersebut dapat

dipengaruhi oleh cara The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa

menetapkan strategi yang ditawarkan.

The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa terus melakukan

berbagai macam strategi untuk mengusahakan agar meeting room yang dimiliki

dapat digunakan secara maksimal pada high season maupun low season . Berikut

adalah strategi pemasaran yang dilakukan The Jayakarta Bandung Boutique Suite

Hotel and Spa untuk menarik para tamu hotel khususnya tamu yang

(27)

TABEL 1.11

STRATEGI PEMASARAN YANG DILAKUKAN OLEH THE JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTEL AND SPA DALAM

MENARIK TAMU BISNIS

Product Memberikan produk baru bernama residential meeting package yaitu sebuah paket meeting yang mempunyai fasilitas kamar boutique/juniour suite, break fast, lunch, dinner and 2 times coffee break

Price Menetapakan strategi penetapan harga yaitu strategi penetapan harga tersegmentasi, diskon dan strategi penetepan harga psikologis

Place Memiliki parkir luas, ruang meeting yang banyak sesuai kapasitas yang diinginkan

Promotion Sales call dan sales blitz

Process Menyediakan pembayaran melalui credit card, menyediakan peta Bandung, memberikan welcome drink kepada tamu yang datang

People Memberikan senyum, salam dan sapa kepada para tamu yang berkunjung ke hotel serta memberikan kemudahan kepada para tamu yang berkunjung dengan cara membeda-bedakan pakaian yang digunakan oleh karyawan hotel.

Pshyical Evidence

Menawarkan berbagai tipe kamar yang menyajikan konsep yang berbeda dengan para pesaing diantaranya kamar deluxe, junior suite sampai boutique (mountain view dan city view) dan memiliki bangunan yang minimalis, mediteranian serta classic.

Sumber : The Jayakarta Bandung, Boutique Suite Hotel and Spa Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 1.11 dapat di ketahui bahwa marketing mix strategy

yang dilakukan The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa, dimana

marketing mix inilah alat bagi pemasar dalam memasarkan produk yang dimiliki

hotel. Tidak hanya produk yang dijual, namun faktor pendukung khususnya

pricing menjadi faktor utama dalam menjalankan strategi untuk menghadapi

persaingan harga yang sangat kompetitif dalam meraih pangsa pasar dari industri

hospitality khususnya perhotelan.

The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa melakukan pricing

strategy dengan penuh pertimbangan karena strategi tersebut akan mempengaruhi

pendapatan total dan biaya hotel, dengan tidak mengesampingkan harga para

pesaing. Berikut adalah Tabel 1.12 yang menunjukkan harga meeting packages

(28)

TABEL 1.12

HARGA MEETING PACKAGE THE JAYAKARTA BANDUNGBOUTIQUE SUITE HOTEL AND SPA BESERTA PESAING TAHUN 2012

Hotel Half day Meeting Full day meeting Fullboard

Golden Flower Rp.180.000 Rp. 220.000 Rp. 600.000

Savoy Homman Rp. 180.000 Rp. 220.000 Rp. 675.000 Grand

Preanger

Rp. 195.000 Rp. 225.000 Rp. 650.000

Grand Pasundan

Rp. 200.000 Rp. 225.000 Rp. 550.000

Santika Rp. 250.000 Rp. 300.000 Rp. 400.000

The Jayakarta Rp. 225.000

(1x Coffee Break, 1 Lunch/Dinner)

Rp. 275.000

(Coffee Break, 1 Lunch/Dinner)

Rp. 650.000

(2x Coffee Break, 1x Lunch, 1x Dinner, Room)

Sumber : The Jayakarta Bandung, Boutique Suite Hotel and Spa Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 1.12 di lihat bahwa dari persaingan harga meeting

package, harga yang ditawarkan The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and

Spa tidak berbeda jauh dari harga pesaing. Hal ini dikarenakan banyaknya tamu

yang menginap yang menginginkan harga yang murah dengan fasilitas yang baik.

Berdasarkan pernyataan tersebut tingkat persaingan yang tinggi menuntut

The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa harus selalu berupaya

semaksimal mungkin untuk menciptakan keputusan pengguna tamu bisnisnya

dan mempertahankan yang sudah ada dengan menetapkan harga yang tetap untuk

produknya. Adanya sensitifitas harga yang dirasakan tamu yang ingin

mendapatkan suatu produk yang bagus dengan harga yang terjangkau,

menimbulkan konsumen beralih kepada hotel yang menawarkan produk yang

sama dengan harga yang lebih murah. Oleh karenakan itu strategi harga yang

dilakukan oleh The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa belum

(29)

Strategi penyesuaian harga (price adjustment strategies) sangat signifikan

dalam pemberian value kepada konsumen dan mempengaruhi images produk,

serta keputusan konsumen untuk membeli. Harga juga berhubungan dengan

pendapatan dan turut mempengaruhi supply atau marketing channels. Akan tetapi,

yang paling penting adalah keputusan dalam harga harus konsisten dengan

strategi pemasaran secara keseluruhan.

Harga menduduki tempat yang paling penting karena akan menentukan

penerimaan perusahaan. Dalam menentukan harga harus menitikberatkan pada

kemampuan pembeli pada harga yang ditetapkan. Menurut Kotler dan Amstrong

(2012: 314) menyatakan bahwa

“Harga adalah jumlah uang yang dibebankan untuk produk atau layanan. Harga adalah satu-satunya unsur dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, semua elemen lainnya mewakili biaya. Harga juga salah satu elemen pemasaran yang paling fleksibel”.

Berdasarkan fenomena tersebut, maka The Jayakarta Bandung Boutique

Suite Hotel and Spa melaksanakan strategi penyesuaian harga untuk

mempertahankan tingkat kunjungan wisatawan terutama tamu bisnis. J. Paul

Peter dan Jerry C. Olson (2010:450) menyatakan

Strategi penyesuaian harga harus memperhatikan tiga konsep umum yakni : (1) ketika harga ditetapkan untuk produk baru, (2) ketika sebuah perubahan jangka panjang sedang dipertimbangkan untuk produk yang sudah mapan dan (3) ketika harga jangka pendek perubahan sedang dipertimbangkan. Pemasar dapat mengubah harga untuk berbagai alasan, seperti peningkatan biaya, perubahan harga produk yang kompetitif, atau perubahan di saluran distribusi.

Metode Strategi penyesuaian harga (Price Adjustment Strategies) menurut

(30)

and Allowance Pricing), Harga Tersegmentasi (Segmented Pricing), Harga

Psikologis (Psychological Pricing), Harga Promosi (Promotional Pricing), Harga

Dinamis (Dynamic pricing), Harga Geografik (Geographical Pricing) dan Harga

Internasional (International Pricing). Namun dalam hal ini The Jayakarta

Bandung Boutique Suite Hotel and Spa melakukan Strategi Penyesuaian harga

berfokus pada Harga Tersegmentasi, Harga Psikologis, Diskon dan Penyisihan

Harga yang di dasarkan pada kebutuhan konsumen.

Strategi harga Tersegmentasi yang dilakukan oleh The Jayakarta Bandung

Boutique Suite Hotel and Spa dengan cara membedakan-bedakan harga antara

Perusahaan Corporate dengan Government. Berikut perbedaan harga antara

Corporate dan Government :

TABEL 1.13

SEGMENTED PRICING YANG DILAKUKAN THE JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTEL AND SPA TAHUN

TAHUN 2011

Fullboard Single Fullboard Twinshare Government (Kementerian) Rp. 700.000 Rp. 500.000

Corporate (Banking) Rp. 850.000 Rp. 600.000

Corporate (EO) Rp. 725.000 Rp. 525.000

Corporate (Universitas,

Maintance)

Rp. 750.000 Rp. 550.000

Sumber : Sales and Marketing The Jayakarta Bandung 2011

Pshycological Pricing yang dilakukan The Jayakarta Bandung Boutique

Suite Hotel and Spa dengan memberikan harga Publish , menggunakan harga

ganjil sebagai harga promo (biasanya harga ganjil ini dilakukan apabila hotel

mengalami low season) serta Membedakan harga meeting sesuai dengan kamar

(31)

Berikut adalah harga Publish yang ditawarkan The Jayakarta Bandung Boutique

Suite Hotel and Spa:

TABEL 1.14

HARGA PUBLISH THE JAYAKARTA BANDUNG BOUTIQUE SUITE HOTEL AND SPA

Room Type Publish Rate

Deluxe Room Rp. 1.450.000

Executive Room Rp. 1.550.000 Junior Suite (MV) Rp. 2.000.000 Junior Suite (CV) Rp. 2.100.000 Presidential Suite Rp. 9.000.000

Penthouse Rp. 13.500.000

Boutique Village City View

Rp. 1.850.000

Boutique Pool City View Rp. 1.950.000 Boutique Premier Rp. 2.350.000 Boutique Premier Deluxe Rp. 2.650.000

Extra Bed Rp. 302.500

Breakfast Rp. 163.350

Sumber : Sales and Marketing The Jayakarta Bandung 2013

Discount and allowance pricing yang dilakukan The Jayakarta Bandung

Boutique Suite Hotel and Spa dengan cara memberikan discount sebesar

10%-20% apabila melakukan pembelian dalam skala besar, contohnya apabila

perusahaan melakukan pembelian kamar lebih dari 100 kamar maka The Jayakarta

Bandung Boutique Suite Hotel and Spa akan memberikan discount 10%-20%.

Selain The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa memberikan

discount sebesar 40%-50% apabila menggunakan kartu kredit yang sesuai dengan

hotel (contohnya : HSBC, Mandiri, Standard Charteed, BCA dan Panin Bank)

Price Adjustment Strategies yang dijalankan The Jayakarta Bandung

Boutique Suite Hotel and Spa bertujuan untuk mendatangkan pemasukan bagi

hotel dan berguna untuk mempengaruhi keputusan penggunaan meeting

(32)

konsumen. Karena dengan melihat harga yang di tawarkan oleh pihak hotel

dapat memberikan pengaruh terhadap keputusan pengguna meeting package.

Price Adjustment strategies juga digunakan untuk menarik perhatian

konsumen karena banyak hotel-hotel yang kurang memperhatikan harga yang di

butuhkan oleh konsumen. Harga merupakan sebuah ekspresi nilai, pricing

merupakan bagian yang tak terpisahkan dari strategic business triangle sebuah

produk. Oleh karena itu, banyak pemasar dari industri hotel menjadikan price

strategies sebagai kekuatan untuk mendapatkan keuntung selain promosi. Pada

logikanya pengunjung mencari harga yang murah dengan pelayanan yang

memuaskan dengan logika tersebut penjual strategi jual murah untuk menarik

pengunjung.

Berdasarkan latar belakang diatas untuk meningkatkan tamu bisnis The

Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa, maka perlu diadakan

penelitian dengan judul “Pengaruh Price Adjustment Strategies Terhadap Keputusan Menggunakan Meeting Package The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel And Spa”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah

dari penulisan sebagai berikut:

1. Bagaimana Price Adjustment Strategies yang terdiri dari

Segmented Pricing, Psychological Pricing, Discount and

Allowance Pricing di The Jayakarta Bandung Boutique Suite

(33)

2. Bagaimana keputusan tamu menggunakan Meeting Package The

Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa?

3. Bagaimana pengaruh Price Adjustment Strategies yang terdiri dari

Segmented Pricing, Psychological Pricing, Discount and

Allowance Pricing terhadap keputusan tamu menggunakan

meeting package The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and

Spa?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk memperoleh hasil temuan mengenai:

1. Price Adjustment Strategies The Jayakarta Bandung Boutique Suite

Hotel and Spa yang terdiri dari Segemented Pricing,

Psychological Pricing, Discount and Allowance Pricing pada The

Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa

2. Keputusan tamu menggunakan Meeting Package di The Jayakarta

Bandung Boutique Suite Hotel and Spa

3. Pengaruh Price Adjustment Strategies The Jayakarta Bandung

Boutique Suite Hotel and Spa yang terdiri dari Segmented Pricing,

Psychological Pricing, Discount and Allowance Pricing pada The

Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa terhadap

keputusan menggunakan Meeting Package di The Jayakarta

Bandung Boutique Suite Hotel and Spa.

(34)

Penulisan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kegunaan

teoritis maupun praktis:

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kajian

keilmuan mengenai strategi Price Adjustment Strategies The

Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa yang terdiri dari

Segmented Pricing, Psychological Pricing, Discount and Allowance

Pricing pada The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa

yang berpengaruh terhadap keputusan penggunaan meeting package

pada tamu bisnis

2. Secara Praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan bagi The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa

dalam mengembangkan Price Adjutsment Strategies yang sangat

(35)

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian

Penelitian ini menganalisis mengenai strategi pemasaran The Jayakarta

Bandung, Boutique Suite Hotel and Spa melalui program Price Adjustment

Strategies. Objek penelitian yang menjadi variabel bebas atau independent

variabel yaitu Price Adjustment Strategies (X) yang memiliki tiga sub variabel,

Segmented Pricing (X1), Pshycological Pricing (X2), dan Discount and Allowance

Pricing (X3). Masalah penelitian yang merupakan penelitian variabel terikat atau

dependent variable adalah keputusan menggunakan meeting package (Y) yang

memiliki indikator berdasarkan pilihan produk dan jasa, pemilihan pemasok,

pemilihan jumlah pesanan, persyaratan dan waktu pembelian, persyaratan

pembayaran dan pembayaran.

Unit analisis dari penelitian ini adalah tamu bisnis yang menggunakan

Meeting Package di The Jayakarta Bandung, Boutique Suite Hotel and Spa.

Berdasarkan objek penelitian diatas, maka akan dianalisis mengenai pengaruh

Price Adjustment Strategies terhadap keputusan menggunakan Meeting Package

The Jayakarta Bandung, Boutique Suite Hotel and Spa.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan memecahkan suatu masalah.

Menurut Sugiyono (2010:2) yang dimaksud dengan “metode penelitian adalah

(36)

Berdasarkan tujuan penelitian dan variabel-variabel yang di teliti, maka jenis

penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif.

Menurut Sugiyono (2010:35) “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih

tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain”.

Melalui jenis penelitian deskriptif maka dapat di peroleh deskripsi mengenai Price

Adjustment Strategies (Segmented Pricing, Pshycological Pricing, Discount and

Allowance Pricing) dan keputusan menggunakan meeting package/keputusan

pembelian.

Sedangkan jenis penelitian verifikatif menguji kebenaran suatu hipotesis

yang dilakukan melalui pengumpulan data di lapangan. Penelitian ini akan diuji

mengenai kebenaran hipotesis melalui pengumpulan data dilapangan, dalam hal

ini dilakukan melalui survey terhadap tamu bisnis yang menggunakan meeting

package di The Jayakarta Bandung, Boutique Suite Hotel and Spauntuk

mengetahui pengaruh Price Adjustment Strategies (Segmented Pricing,

Pshycological Pricing, Discount and Allowance Pricing) terhadap keputusan

pembelian

3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode untuk mempermudah

penulis dalam membuat suatu kesimpulan. Berdasarkan jenis penelitian deskriptif

dan verifikatif tersebut yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan,

maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey

(37)

Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data yang diambil dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis.

Penelitian dengan menggunakan metode ini yaitu informasi dari sebagian

populas dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empiris dengan tujuan

untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sejak di

teliti.

Menurut Husein Umar (2008:45) apabila penelitian yang dilakukan dalam

kurun waktu kurang dari satu tahun, maka pendekatan yang digunakan adalah

pendekatan cross sectional, yaitu metode penelitian dengan cara mempelajari

objek dalam satu kurun waktu tertentu atau tidak berkesinambungan dalam jangka

waktu panjang.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel

Penelitian ini meliputi dua varibel inti, yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini meliputi Price Adjustment

Strategies (X) yang terdiri dari Segmented Pricing (X1), Pshycological Pricing

(X2), Discount and Allowance Pricing (X3). Variabel lainnya yang diteliti adalah

keputusan menggunakan meeting package (Y) dengan indikator terdiri atas

pilihan produk dan jasa, pemilihan pemasok, pemilihan jumlah pesanan,

persyaratan dan waktu pembelian, persyaratan pembayaran dan pembayaran

Pengaruh variabel-variabel tersebut dapat dianalisis melalui pengukuran

variabel-variabel penelitian yang dijelaskan dalam tabel operasionalisasi variabel.

(38)

variabel merupakan kegiatan mengurai variabel menjadi sejumlah variabel

operasional atau variabel empiris (indikator, item) yang menunjuk langsung pada

hal-hal yang diamati atau diukur”

Secara lebih rinci operasionalisasi masing-masing variabel ditunjukkan

dalam Tabel 3.1 sebagai berikut:

TABEL 3.1

OPERASIONALISASI VARIABEL PENELITIAN

Variabel Sub Variabel Konsep Variabel dan Sub Variabel

Price Adjustnment Strategies adalah sejumlah uang yang ditagihkan untuk suatu poduk atau jasa,

jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk memiliki manfaat atau menggunakan produk atau jasa (Kotler and Amstrong 2012:336)

(39)
(40)

LanjutanTabel 3.1

Perilaku pembelian bisnis dari organisasi yang membeli barang atau layanan yang digunakan dalam produksi produk atau jasa layanan lain atau untuk tujuan dijual kembali ke pihak lain untuk mendapatkan laba (Kotler & Armstrong, 2012,201)

(41)
(42)

LanjutanTabel 3.1

Sumber : Pengolahan dari berbagai literatur 2012

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Menurut Uber Silalahi (2009:280) “Data merupakan hasil pengamatan dan

pengukuran empiris yang mengungkapkan fakta tentang karakteristik dari suatu

gejala tertentu”. Data dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu data

sekunder dan data primer. Menurut Uber Silalahi (2009:289-291) memberikan

pengertian sebagai berikut,

Data primer adalah suatu objek atau dokumen original-material mentah dari perilaku yang disebut ‘first-hand-information’. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian dilakukan.

Berdasarkan jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini,

maka peneliti menuliskannya dalam Tabel 3.2 berikut ini

TABEL 3.2

JENIS DAN SUMBER DATA

No Data Jenis Data Sumber Data

(43)

LanjutanTabel 3.2

Mancanegara di Indonesia Tahun 2007-2011

Kebudayaan

2 Tingkat Penghunian Kamar pada Hotel Berbintang di 10 Provinsi di Indonesia 2008-2011

Sekunder Badan Pusat Statistik Indonesia

3 Jumlah Hotel berbintang di Kota Bandung 2009-2011

Sekunder Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung 4 Daftar Nama Hotel bintang 4 di kota

Bandung 2011

Sekunder Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bandung 5 Market Share Hotel bintang 4 di kota

Bandung 2011

Sekunder Sales and Marketing DepartmentThe Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa

6 Jumlah segment pasar corporate dan goverment di The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa 2009-2011

Sekunder Sales and Marketing Department The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa

7 Data Jumlah Perusahaan Govement dan Corporate yang melakukan meeting Fullboard di The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa 2009-2011

Sekunder Sales and Marketing Department The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hoteland Spa

8 Strategi Pemasaran Yang di lakukan oleh The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa 2009-2011

Sekunder Sales and Marketing Department The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa

9 Profil Perusahaan, visi dan misi Sekunder HRD Department The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa

10 Karakeristik responden Primer Tamu bisnis

11 Tanggapan tamu terhadap strategi penetapan harga yang dilaksanakan oleh The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hoteland Spa

Primer Tamu bisnis yang menggunakan meeting package

12 Tanggapan tamu mengenai meeting package The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa

Primer Tamu bisnis

Sumber : Hasil Pengolahan Data dan Referensi 2012

3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 3.2.4.1 Populasi

(44)

ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”.Jadi populasi bukan hanya orang saja, tetapi juga benda-benda

alam. Populasi juga bukan hanya jumlah yang ada pada objek atau subjek yang

dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau

objek yang diteliti itu.

Berdasarkan pengertian populasi tersebut maka populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh tamu perusahaan yang menggunakan meeting package di The

Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa tahun 2011. Berikut ini adalah

jumlah populasi tamu bisnis yang menggunakan meeting package full board di

The Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa tahun 2011:

TABEL 3.3

POPULASI PENELITIAN

2009 2010 2011

Corporate 158 217 172

Goverment 97 88 90

Jumlah 255 305 262

Sumber : Sales and Marketing Department The Jayakarta Bandung 2012

Berdasarkan Tabel 3.3 dapat diketahui jumlah perusahaan yang melakukan

kegiatan bisnis secara aktig di The Jayakarta Bandung Boutique Suite and Spa

sebanyak 262 perusahaan pada tahun 2011 yang terdiri dari Cooporate dan

Goverment. Populasi yang akan dijadikan responden adalah orang yang berperan

penting dalam pengambil keputusan untuk melakukan kegiatan bisnis yaitu

sebanyak 262 perusahaan.

3.2.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2011:62) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

(45)

Dalam sebuah penelitian tidak mungkin semua populasi diteliti, hal ini

disebabkan beberapa faktor diantaranya keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya

yang tersedia. Sehingga penelitian ini diperkenankan untuk mengambil sebagian

saja dari objek populasi yang dtentukan dengan cara bagian yang di ambil tersebut

representatif (mewakili).

Husein Umar (2008:59) mengemukakan bahwa untuk menghitung

besarnya ukuran sampel, maka dapat dilakukan dengan menggunakan teknik

Slovin dengan rumus

2

1 n

e



Keterangan :

n: ukuran sampel N: ukuran populasi e: taraf kesalahan (0,12)

Berdasarkan rumus di atas, maka ukuran sampel pada penelitian ini adalah

sebagai berikut :

 

2

1 , 0 262 1

262 n

x

 

n = 72,37 dibulatkan menjadi 72

Berdasarkan hasil dari perhitungan di atas maka jumlah sampel minimal

berjumlah 72 tamu bisnis yang menggunakan meeting package fullboard di The

Jayakarta Bandung Boutique Suite Hotel and Spa.

Dalam menentukan ukuran sampel (n) dari kedua subpopulasi yang telah

(46)

Dimana:

= ukuran sampel pada setiap subpopulasi N = ukuran populasi

= ukuran populasi pada setiap subpopulasi n = ukuran sampel

Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung ukuran sampel pada setiap

subpopulasi yaitu sebagai berikut:

Jadi jumlah sampel yang diteliti untuk setiap subpopulasi adalah sebanyak

47 responden untuk karakeristik tamu corporate dan 25 responden untuk

karakteristik tamu goverment.

3.2.4.3 Teknik Sampling

Menurut Sugioyono (2010:116), Teknik sampling adalah “merupakan

teknik pengambilan sampel”. Secara skematis teknik sampling dibagi menjadi 2

yaitu Probability sampling dan nonprobability sampling (2008:117). Probability

sampling adalah teknik sampling (teknik pengambilan sampel) yang memberikan

peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi yang dipilih menjadi

anggota sampel, sedangkan Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan

sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur

atau anggota populasi menjadi sampel.

Gambar

Tabel Judul Tabel
Gambar
TABEL 1.1 PERKEMBANGAN WISATAWAN MANCANEGARA DI INDONESIA
TABEL 1.2 TINGKAT PENGHUNIAN KAMAR PADA HOTEL BERBINTANG
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bermain sangatlah banyak manfaatnya, karena masa anak-anak merupakan masa bermain, seorang guru yang tahu kalau dunia anak adalah dunia bermain, maka guru yang profesional

Dalam judul tersebut Kompas.com lebih berpihak kepada PDI-P hal ini terlihat dari adanya kata “Alasan” pada judul tersebut, sehingga penulis simpulkan bahwa Kompas.com

Water pocket uji coba tidak memiliki kapasitas untuk menampung dan menginfiltrasikan limpasan pada kondisi tersebut, sehingga untuk mencapai kondisi zero runoff pada kejadian

Debat calon gubernur tersebut merupakan bentuk kampanye baru di mata masyarakat Jawa Barat, khususnya masyarakat di Kota Bandung, dimana bentuk kampanye

Kita menggunakan 2 sound card dengan maksud nantinya kita dapat bekerja lebih efisien, karena dengan adanya 2 sound card kita dapat langsung merekam "teak" 2 instrumen

Mengingat pelayanan SIM yang masih sangat dibutuhkan masyarakat/ Ditlantas Polda DIY yang bekerja sama dengan Satlantas Polres Bantul akan melaksanakan pelayanan

Mengingat pelayanan SIM yang masih sangat dibutuhkan masyarakat/ Ditlantas Polda DIY yang bekerja sama dengan Satlantas Polres Bantul akan melaksanakan pelayanan

Pemanfaatan Kulit Pisang Raja (Musa Textilia) menjadi Selai Sebagai Isian Roti serta Daya Terima dan Kandungan Zat Gizinya.. Kartika, Bambang, Pudji Hastuti dan