• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOKDENGAN TEKNIK KONFRONTASI TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOKDENGAN TEKNIK KONFRONTASI TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI SISWA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 2 MEDAN."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN

TEKNIK KONFRONTASI TERHADAP

PENINGKATAN KETERAMPILAN

BERKOMUNIKASI SISWA KELAS VIII

MADRASAH TSANAWIYAH.

NEGERI 2 MEDAN

T.A 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada

Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Oleh :

NISMA RAMBE

109351024

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji dan Syukur

penulis panjatkan kepada Allah SWT yang menciptakan manusia sebagai makhuk

yang sempurna. Dia-Lah yang melengkapi manusia dengan akal sehingga manusia

bisa berpikir dan mempunyai hasrat untuk senantiasa mencari kebenaran,

senantiasa belajar sepanjang hayatnya, senantiasa berpikir sepanjang rentang

kehidupannya agar menjadi pribadi yang bermakna serta mampu menyelesaikan

masalah yang dihadapinya. Atas berkat, rahmat, dan anugrah yang diberikan-Nya

penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Bimbingan

Kelompok dengan Teknik Konfrontasi Terhadap Peningkatan Keterampilan

Berkomunikasi Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Medan ”.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat

diselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dikesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si Selaku Rektor Universitas

Negeri Medan.

2. Bapak Drs. Nasrun Nasution, M.S selaku dekan, dan Bapak Prof. Dr.

Yusnadi M.S selaku Pembantu Dekan I.

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd selaku Ketua Jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan dan juga selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah banyak membantu dalam memberikan pengarahan, bantuan dan

atas kesediaannya untuk meluangkan waktunya dalam memberikan saran

dan bimbingan yang sangat berguna dalam pembuatan skripsi ini. Dan

(6)

iv

4. Ibu Dra.Rahmulyani, M.Pd, Kons Ibu Prof. Dr.Asih Menanti, M.S.S.Psi

Dra. Zulhaini S selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan saran

dan kritik kepada penulis sebagai masukan agar skripsi ini menjadi lebih

baik.

5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen jurusan Psikologi Pendidikan dan

Bimbingan yang telah banyak memberikan ilmu, bimbingan dan

dukungan, saran dan motivasi kepada peneliti selama berada di dalam

maupun di luar perkuliahan.

6. Pegawai Perpustakaan Fakultas Ilmu Pendidikan, Bapak Khaidir dan Ibu

G. Sembiring atas pinjaman buku-bukunya.

7. Seluruh Pegawai Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Medan atas kerjasama dan bantuan kepada peneliti terutama urusan

surat-menyurat.

8. Ibu Dra.Nursalimi, M.Ag selaku Kepala Sekolah di Madrasah Tsanawiyah

Negeri 2 Medan dan Hj.Erlina Sari Simbolon S.Pd selaku guru BK di

Sekolah di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Medan atas izin, bantuan dan

kerjasama kepada peneliti untuk penelitian di sekolah tersebut.

9. Khususnya buat keluarga tercinta terutama kedua orang tua : H.Asman

Rambe (ayah) dan almh.Bulan Pohan (ibu), beserta seluruh keluarga besar

peneliti, terimakasih atas doa, dorongan, semangat, nasehat dan bantuan

materi yang telah membantu peneliti selama mengikuti pendidikan

dibangku perkulihan Universitas Negeri Medan.

10.Kepada teman-teman saya yang begitu istimewa Tika Ramadayni

(7)

Hermawan,opi dan kepada seseorang yang telah banyak membantu dan

memberi dukungan baik dari segi moril maupun materil dalam

mewujudkan skripsi ini.

11.Teman-teman seperjuangan BK 2009 Universitas Negeri Medan

(UNIMED) seluruh mahasiswa baik kelas Reguler A,B, Ekstensi dan

Transfer yang mendukung penulis memberikan semangat tiada hentinya.

12.Dan tidak lupa ucapan terima kasih kepada seluruh siswa-siswi di

MTs.Negeri 2 Medan yang telah membantu penulisan dan pengisian

angket.

13.Buat teman-teman PPLT 2012 Di SMK Negeri 1 Pantai Cermin semoga

sukses selalu.

14.Kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu

yang telah membantu peneliti secara langsung maupun tidak langsung

dalam menyusun skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini

bermanfaat bagi para pembaca terutama dalam dunia pendidikan pada umumnya

dan khususnya dalam bidang Bimbingan dan Konseling.

Medan, Agustus 2013 Penulis

(8)

ii

ABSTRAK

NISMA RAMBE. NIM. 109351024. “Pengaruh Bimbingan Kelompok dengan Teknik Konfrontasi Terhadap Peningkatan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Medan ”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Bimbingan Kelompok dengan Teknik Konfrontasi Terhadap Peningkatan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada awal bulan Juni 2013. Tempat penelitian dilaksanakan di MTs.Negeri 2 Medan Jalan Peratun No3 Medan.

Populasi adalah keseluruhan siswa kelas VIII-Unggul 1 yang berjumlah 23 siswa. Sampel penelitian ini berjumlah 10 siswa-siswi keterampilan berkomunikasinya kurang baik ditentukan secara Purposive Sampling (Penarikan sampel secara sengaja) atas rekomendasi data dari guru BK. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, sebelum dilaksanakan bimbingan kelompok di peroleh nilai rata-rata Pre-test X A = 60 dan Standart Deviasi (SD)=

199,98, sedangkan sesudah dilaksanakan bimbingan kelompok di peroleh nilai rata-rata Post-test X B = 72,1 dan Standart Deviasi (SD) =228,00. Dengan

demikian pemberian layanan bimbingan kelompok dapat mengubah keterampilan berkomunikasi siswa yang tidak baik menjadi lebih baik. Dari hasil Hipotesis dengan harga ttabel pada N-1 = 10-1 pada taraf nyata α = 0,05 di peroleh sebesar

1,812, maka thitung > ttabel = (7,12 > 1,812).

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Pemberian Skor Angket ... 50

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Angket Meningkatkan Keterampilan dalam Berkomunikasi Siswa..………..………… 50

Tabel 3.3. Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok……….. 51

Tabel 4.1. Data Skor Pre-test Dan Post-Test ... 58

Tabel 4.2 . Ringkasan Uji Normalitas Data Dengan Lilieffors ... 59

Tabel. 1. Hasil Perhitungan Uji Validitas Angket keterampilan berkomunikasi 72 Tabel. 2. Perhitungan Realibilitas Angket keterampilan berkomunikasi ... 76

Tabel. 3. Hasil Pre-test Angket (XA) ... 82

Tabel. 4. Hasil Post-test Angket (XB) ... 82

Tabel. 5. Uji Normalitas Data Pre-test ... 88

Tabel. 6. Uji Normalitas Data Post-test ... 90

(10)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran. 1. Uji Coba Angket Keterampilan Berkomunikasi ... 65

Lampiran .2 Tabel. Sebaran Data Perhitungan Uji Coba Angket Keterampilan Berkomunikasi………70

Lampiran. 3. Hasil Perhitungan Uji Validitas Angket Keterampilan Berkomunikasi………. 71

Lampiran. 4. Hasil Perhitungan Reabilitas Angket Keterampilan Berkomunikasi ... 75

Lampiran. 5. Angket Keterampilan Berkomunikasi ... 79

Lampiran. 6. Hasil Pre-test Angket (XA) ... .84

Lampiran. 7. Hasil Post-test Angket (XB) ... 85

Lampiran. 8. Hasil Rata-rata (M), Dan Standar Deviasi (SD) Untuk Data Pre-test ... 86

Lampiran. 9. Hasil Rata-rata (M), Dan Standar Deviasi (SD) Untuk Data Post-test ... 88

Lampiran. 10. Hasil Uji Normalitas ... 90

Lampiran. 11. Hasil Uji Hipotesis ...94

Lampiran. 12. Hasil Peningkatan keterampilan berkomunikasi ... 97

Lampiran. 13. Satuan Layanan Bimbingan Kelompok Pertama ... 98

Lampiran. 14. Satuan Layanan Bimbingan Kelompok Kedua ... 102

Lampiran. 15. Satuan Layanan Bimbingan Kelompok Ketiga ... 106

Lampiran. 16. Satuan Layanan Bimbingan Kelompok Keempat ... 110

Lampiran. 17. Dokumentasi Penelitian ... 114

Lampiran. 18. Table of r Pruduct Moment ... 120

Lampiran. 20. Table Normal Curve Standart ... 121

Lampiran. 21. Table of Eritical Value To Test Lilliefors ... 122

Lampiran. 22. Table of t Distribution (Table t) ... 123

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keterampilan dalam berkomunikasi itu sangat penting untuk kehidupan kita

sehari-hari, karena dengan berkomunikasi yang baik berarti kita termasuk orang

yang berjiwa sosial. Sosialaisasi ini merupakan adanya interaksi yang terjadi antara

individu yang satu dengan individu yang lainnya. Komunikasi merupakan

fenomena sosial, kemudian menjadi ilmu yang secara akademik berdisiplin mandiri,

dewasa ini di anggap amat penting sehubungan dengan dampak sosial yang menjadi

kendala bagi kemaslahatan antarsesama manusia akibat dari perkembangan

teknologi. Peristiwa-peristiwa yang terjadi ketika manusia berinteraksi dengan

manusia yang lain. Ilmu komunikasi, apabila diaplikasikan secara benar akan

mampu mencegah dan menghilangkan konflik antarpribadi, antarkelompok,

antarsuku, antarbangsa, dan antar ras untuk membina hubungan yang baik antar

sesama manusia yang lain.

Pentingnya ketrampilan dalam berkomunikasi karena

permasalahan-permasalahan yang timbul akibat komunikasi, manusia tidak bisa hidup sendirian.

Secara kodarati harus hidup bersama dengan manusia yang lain, baik demi

kelangsungan hidupnya dan keamanan hidupnya, maupun demi keturunannya.

Manusia harus hidup bermasyarakat, semakin besar suatu masyarakat yang berarti

semakin banyak manusia yang dicakup,cenderung akan semakin banyak masalah

(12)

2 pikirannya, perasaannya, kebutuhan/keinginannya, sifat/tabiatnya, pandangan

hidupnya, kepercayaannya, aspirasinya, dan lain sebagainya.

Melalui Kegiatan Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) serta

hasil penelitian di sekolah Madrasah Tsanawiyah . N 2 Medan sebahagian besar

siswa belum terampil berbicara dalam mengemukakan ide atau pendapat yang

benar dalam forum diskusi didalam kelas. Ketidakmampuan siswa dalam

berbicara untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya mencapai 60% dari jumlah

siswa. Berdasarkan pengamatan observasi, (1) siswa kurang mampu melafalkan

bunyi bahasa dengan benar, (2) ketetapan intonasi atau naik turunnya suara saat

berbicara, (3) gerak-gerik dan mimik siswa tidak sesuai dengan apa yang

dibicarakan, (4) siswa kurang mampu berkomunikasi dalam mengungkapkan ide

atau pendapatnya. (5) tidak menguasai materi, (6) gak tahu apa yang harus di

bicarakan, (7) malu/tidak percaya diri, (8) takut ditertawakan dll.

Dengan kekurang mampuannya, siswa banyak yang diam tanpa

mengungkapkan pendapatnya, mereka terlihat takut dan ragu-ragu. Sebahagian

kecil ada yang berani mengemukakan pendapatnya tapi belum menggunakan kosa

kata yang benar serta cara berbicara. Bagi sebagian orang berbicara di depan

umum dalam forum resmi adalah suatu hal yang manakutkan, sehingga hal ini

mengakibatkan mereka menjadi cemas dan takut untuk melakukan hal itu.Tidak

sedikit siswa yang tidak mampu berbicara baik di depan kelas ataupun forum luar

kelas. Hal ini jika dibiarkan akan sangat berdampak kurang baik bagi

pengembangan diri siswa tersebut. Sejalan dengan permasalahan diatas beberapa

(13)

Keterampilan berkomunikasi tidak akan lepas dari keterampilan berbicara. Guntur tarigan (1981) mengemukakan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekpresikan, mengatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, penempatan persendian, jika komunikasi berlangsung secara tatap muka ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka (mimik) pembicara.

Keterampilan berkomunikasi atau berbicara itu lebih dari sekedar

mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata saja, melainkan suatu alat utuk

menginformasikan gagasan,ide, perasaan yang dapat disusun dan dikembangkan

sesuai kebutuhan.

Komunikasi pula yang memungkinkannya mempelajari dan menerapkan

strategi-strategi adaptif untuk mengatasi situasi-situasi problematik yang ia alami.

Tanpa melibatkan diri dalam komunikasi, seseorang tidak tahu bagaimana

makan,minum, berbicara sebagai manusia dan memperlakukan manusia lain secara

beradab, karena cara berperilaku tersebut harus dipelajari lewat pengasuhan

keluarga dan pergaulan dengan orang lain yang intinya semua harus melalui

komunikasi yang baik.

Pandangan komunikasi sebagai interaksi menyetarakan komunikasi dengan

proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang

menyampaikan pesan baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi

dengan member jawaban verbal atau menganggukkan kepala, kemudian orang

pertama bereaksi lagi setelah menerima respon atau umpan balik dari orang kedua,

dan begitu juga seterusnya.

(14)

4 Perilaku nonverbal kita terima sebagai suatu paket siap pakai dari lingkungan

sosial kita, khususnya orangtua. Kita tidak pernah mempersoalkan mengapa kita

harus memberi isyarat begitu untuk mengetakan hal yang lain. Sebagaimana

lambang verbal, asal-usul isyarat nonverbal sulit dilacak, meskipun adakalanya kita

memperoleh informasi terbatas mengenai hal itu.setiap anggota tubuh seperti

wajah(termasuk senyuman dan pandangan mata), tangan,kepala, kaki dan bahkan

tubuh secara keseluruhan dapat digunakan sebagai isyarat simbolik. Karena kita

hidup semua anggota badan kita senantiasa bergerak. Sejalan dengan permasalahan

yang ada maka perlu melakukan konfrontasi untuk meningkatkan keterampilan

berkomunikasi siswa.

Konfrontasi adalah untuk mengenal secara jujur dan langsung serta untuk

menunjukkan pada konseli apa yang sedang terjadi atau apa yang diperkirakan

sedang terjadi. Pengaruhnya adalah tantangan, pengungkapan, atau ancaman.

Akibat emosional biasanya konseli merasa cemas apabila konselor memberikan

suatu balikan. Kadang-kadang konseli merasa senang karena konselor

memberikan pendapat -pendapatnya secara jujur dengan penuh perhatian. Dengan

kata lain, keterampilan konfrontasi mempunyai resiko yang kemungkinan

disebabkan oleh “keengganan” dari pihak konseli atau seabaliknya, keterbukaan

dalam komunikasi. Konfrontasi suatu metode “menceritakan sesuatu seperti apa

adanya” yang mungkin menyebabkan kecemasan, tergantung pada waktu kesiapan

konseli untuk di konfrontasikan dengan umpan balik secara jujur.

Konselor perlu melakukan konfrontasi apabila pada diri konseli didapati

(15)

Pertentangan antara dua perkataan yang disampaikan dalam waktu yang berbeda.

Pertentangan antara perasaan yang konseli katakan dengan tingkah laku yang

tidak mencerminkan perasaan tersebut.

Dalam berkonfrontasi dengan konseli, seringkali diperoleh isi pembicaraan

atau isi pesan yang bertentangan. Seorang konselor dituntut mampu

mengkomunikasikan pesan – pesan ganda (pesan yang bertentangan) tersebut

kepada konseli dengan cara-cara yang dapat diterima oleh konseli. Keterampilan

untuk mengkomunikasikan pesan ganda tersebut disebut keterampilan

konfrontasi. Konfrontasi dalam wawancara konseling dimaknai sebagai

pemberian tanggapan terhadap pengungkapan kontradiksi dari konseli.

Konfrontasi yang efektif tidak menyerang konseli, tetapi merupakan tanggapan

khusus dan terbatas tentang perilaku konseli yang tidak konsisten. Penggunaan

keterampilan ini mensyaratkan beberapa tingkat kepercayaan dalam hubungan

konseling yang telah dikembangkan melalui keterampilan-keterampilan lain.

Mengacu pada permasalahan diatas maka penulis mengajukan judul,

Pengaruh Bimbingan Kelompok dengan Teknik Konfrontasi Terhadap

Peningkatan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Kelas VIII Madrasah

(16)

6

B. Identifikasi Masalah

Sesuai dengan judul dan latar belakang yang telah peneliti jalankan maka

yang menjadi identifikasi masalah dalam penyusunan skiripsi ini adalah :

1. Siswa kurang mampu melafalkan bunyi bahasa dengan benar

2. Ketetapan intonasi atau naik turunnya suara saat berbicara

3. Gerak-gerik dan mimik siswa tidak sesuai dengan apa yang dibicarakan

4. Siswa kurang mampu berkomunikasi dalam mengungkapkan ide atau

pendapatnya

C. Pembatasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu, pikiran, tenaga dan juga biaya serta

menghindari kesalahpahaman maka peneliti membataso masalah ini. Adapun

batasan masalah ini dalam penelitian adalah :

“Pengaruh Bimbingan Kelompok dengan Teknik Konfrontasi Terhadap

Peningkatan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Kelas VIII Madrasah

Tsanawiyah Negeri 2 Medan”.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah : Apakah teknik konfrontasi dalam BKP dapat mengubah

(17)

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk

mengetahui peningkatan keterampilan berkomunikasi setelah dilakukannya BKP

dengan menggunakan teknik konfrontasi kelas VIII Mts.Negeri 2 Medan.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain :

a. Secara teoritis

1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi guru dan siswa untuk

meningkatkan keterampilan dalam berkomunikasi yang baik.

2. Sebagai bahan masukan bagi guru pembimbing untuk mengertahui

komunikasi verbal dan nonverbal pada siswa.

b. Secara praktis

1. Menambah wawasan bagi penulis dalam mengembangkan ilmu.

2. Sebagai bahan pegangan bagi peneliti dalam melaksanakan tugas

(18)

64

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka

dapat disimpulkan:

a) Berdasarkan hasil pre-test (sebelum diberikan bimbingan kelompok),

moral yang tidak baik siswa kelas VII-2 dengan nilai rata-rata adalah 60.

b) Berdasarkan hasil post-test (setelah diberikan bimbingan kelompok)

keterampilan berkomunikasi yang kurang baik menjadi baik yang

menunjukkan adanya perubahan peningkatan keterampilan berkomunikasi

dengan nilai rata-rata adalah 72,1.

c) Ada pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok terhadap

keterampilan berkomunikasi siswa tahun ajaran 2012/2013.

B. Saran

Adapun saran yang dapat dikemukakan penulis dalam penelitian ini adalah:

a) Bagi pihak sekolah terutama guru BK, hendaknya lebih memperhatikan

keterampilan dalam berkomunikasi siswa yang baik dan yang tidak baik,

salah satu caranya dengan memberikan layanan bimbingan kelompok.

b) Guru BK hendaknya mengadakan kegiatan yang menarik, sehingga siswa

(19)

c) Guru BK hendaknya menindaklanjuti kegiatan layanan bimbingan

kelompok dengan mengadakan kegiatan konseling kelompok, dan

mengingat siswa yang berani terbuka.

d) Bagi siswa-siswi yang keterampilan berkomunikasinya kurang baik ,

hendaknya ada rasa keinginan untuk mau mengikuti kegiatan bimbingan

(20)

64

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1992 . prosedur penelitian. Jakarta : P T Rineka.

---.2006. prosedur penelitian. Jakarta : P T Rineka.

Corey,Gerald .2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung : P T Refika Aditama

Damayanti, Nidya.2012. Buku Pintar Panduan Bimbingan dan Konseling. Yokyakarta: Araska.

Effendi, Onong Uchajana.2003.ilmu,teori dan filsafat komunikasi. Bandung :P T Citra Aditya Bakti

Geldard , David. 2011. Basic Personal Counselling, A training manual for

consellors, 2nd Edition, Prentice Hall, Ny, London, Toronto, Sydney, Tokyo Singapore.

Hartinah, Siti Bimbingan Kelompok. Bandung. PT Refika. 2009. Konsep Dasar

Aditama.

Knap, L.Mark. 2012. Memahami isi hati, pikiran dan kepribadian orang lain.

Jakarta: Sinar kejora.

Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Bandung : P T.Citra Aditya Bakti.

Laksmiwati, Hermin, dkk.2002. Pengantar Bimbingan dan Konseling (online), dalam http://laksmi.blogspot.com//, diakses 07 Februari 2013).

Mehrabian, Albert. 1972. Nonverbal Communication. Chicago : Aldin Atherton Nelson-Jones, R .2008.Basic Counseling Skill A Helper’s Manual,2nd. London :

Sage.

Pranowo, Juliana.2012. Memahami isi hati, pikiran dan kepribadian orang lain.

Jakarta: Sinar kejora.

Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta

Tarigan, Guntur.H. 1981. Berbicara sebagai suiatu keterampilan berbahasa. Bandung : Angkasa.

Prayitno, H dan Amti Erman.2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh layanan bimbingan kelompok model homeroom topik kespro remaja terhadap sikap seks pranikah siswa kelas VIII

Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan prototipe satu berupa Panduan Layanan Bimbingan Peningkatan Keterampilan Berdiskusi Di Kelas Dengan Teknik Assertive Training

analisis angket, menunjukkan peningkatan dari hasil observasi awal siswa kelas VIII- 7 MTsN 2 Medan, dapat dilihat dari kondisi awal sebelum mendapat layanan bimbingan

Kecemasan berkomunikasi pada siswa kelas VIII MTs Nurul Falah Juai Kabupaten Balangan sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok berada pada kategori tinggi

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tingkat prokrastinasi akademik siswa kelas VIII sebelum dan sesudah diberikan bimbingan kelompok dengan teknik storytelling

Setelah memaparkan hasil penelitian satu persatu yaitu hubungan antara keterampilan komunikasi interpersonal dengan hasil belajar siswa bidang studi fikih Madrasah

Penelitian ini bertujuan untuk menguji penerapan bimbingan kelompok dengan teknik Diskusi untuk meningkatkan kemampuan interaksi sosial siswa kelas VIII-7 SMP Negeri I

Ho : Tidak terdapat peningkatan yang signifikan kontrol diri melalui bimbingan kelompok dengan teknik permainan simulai pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Suruh. Hi :