PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN
TEKNIK KONFRONTASI TERHADAP
PENINGKATAN KETERAMPILAN
BERKOMUNIKASI SISWA KELAS VIII
MADRASAH TSANAWIYAH.
NEGERI 2 MEDAN
T.A 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan
Oleh :
NISMA RAMBE
109351024
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji dan Syukur
penulis panjatkan kepada Allah SWT yang menciptakan manusia sebagai makhuk
yang sempurna. Dia-Lah yang melengkapi manusia dengan akal sehingga manusia
bisa berpikir dan mempunyai hasrat untuk senantiasa mencari kebenaran,
senantiasa belajar sepanjang hayatnya, senantiasa berpikir sepanjang rentang
kehidupannya agar menjadi pribadi yang bermakna serta mampu menyelesaikan
masalah yang dihadapinya. Atas berkat, rahmat, dan anugrah yang diberikan-Nya
penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Bimbingan
Kelompok dengan Teknik Konfrontasi Terhadap Peningkatan Keterampilan
Berkomunikasi Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Medan ”.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat
diselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu dikesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si Selaku Rektor Universitas
Negeri Medan.
2. Bapak Drs. Nasrun Nasution, M.S selaku dekan, dan Bapak Prof. Dr.
Yusnadi M.S selaku Pembantu Dekan I.
3. Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M.Pd selaku Ketua Jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan dan juga selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah banyak membantu dalam memberikan pengarahan, bantuan dan
atas kesediaannya untuk meluangkan waktunya dalam memberikan saran
dan bimbingan yang sangat berguna dalam pembuatan skripsi ini. Dan
iv
4. Ibu Dra.Rahmulyani, M.Pd, Kons Ibu Prof. Dr.Asih Menanti, M.S.S.Psi
Dra. Zulhaini S selaku dosen penguji skripsi yang telah memberikan saran
dan kritik kepada penulis sebagai masukan agar skripsi ini menjadi lebih
baik.
5. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen jurusan Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan yang telah banyak memberikan ilmu, bimbingan dan
dukungan, saran dan motivasi kepada peneliti selama berada di dalam
maupun di luar perkuliahan.
6. Pegawai Perpustakaan Fakultas Ilmu Pendidikan, Bapak Khaidir dan Ibu
G. Sembiring atas pinjaman buku-bukunya.
7. Seluruh Pegawai Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Medan atas kerjasama dan bantuan kepada peneliti terutama urusan
surat-menyurat.
8. Ibu Dra.Nursalimi, M.Ag selaku Kepala Sekolah di Madrasah Tsanawiyah
Negeri 2 Medan dan Hj.Erlina Sari Simbolon S.Pd selaku guru BK di
Sekolah di Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Medan atas izin, bantuan dan
kerjasama kepada peneliti untuk penelitian di sekolah tersebut.
9. Khususnya buat keluarga tercinta terutama kedua orang tua : H.Asman
Rambe (ayah) dan almh.Bulan Pohan (ibu), beserta seluruh keluarga besar
peneliti, terimakasih atas doa, dorongan, semangat, nasehat dan bantuan
materi yang telah membantu peneliti selama mengikuti pendidikan
dibangku perkulihan Universitas Negeri Medan.
10.Kepada teman-teman saya yang begitu istimewa Tika Ramadayni
Hermawan,opi dan kepada seseorang yang telah banyak membantu dan
memberi dukungan baik dari segi moril maupun materil dalam
mewujudkan skripsi ini.
11.Teman-teman seperjuangan BK 2009 Universitas Negeri Medan
(UNIMED) seluruh mahasiswa baik kelas Reguler A,B, Ekstensi dan
Transfer yang mendukung penulis memberikan semangat tiada hentinya.
12.Dan tidak lupa ucapan terima kasih kepada seluruh siswa-siswi di
MTs.Negeri 2 Medan yang telah membantu penulisan dan pengisian
angket.
13.Buat teman-teman PPLT 2012 Di SMK Negeri 1 Pantai Cermin semoga
sukses selalu.
14.Kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu
yang telah membantu peneliti secara langsung maupun tidak langsung
dalam menyusun skripsi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini
bermanfaat bagi para pembaca terutama dalam dunia pendidikan pada umumnya
dan khususnya dalam bidang Bimbingan dan Konseling.
Medan, Agustus 2013 Penulis
ii
ABSTRAK
NISMA RAMBE. NIM. 109351024. “Pengaruh Bimbingan Kelompok dengan Teknik Konfrontasi Terhadap Peningkatan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Medan ”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Bimbingan Kelompok dengan Teknik Konfrontasi Terhadap Peningkatan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada awal bulan Juni 2013. Tempat penelitian dilaksanakan di MTs.Negeri 2 Medan Jalan Peratun No3 Medan.
Populasi adalah keseluruhan siswa kelas VIII-Unggul 1 yang berjumlah 23 siswa. Sampel penelitian ini berjumlah 10 siswa-siswi keterampilan berkomunikasinya kurang baik ditentukan secara Purposive Sampling (Penarikan sampel secara sengaja) atas rekomendasi data dari guru BK. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, sebelum dilaksanakan bimbingan kelompok di peroleh nilai rata-rata Pre-test X A = 60 dan Standart Deviasi (SD)=
199,98, sedangkan sesudah dilaksanakan bimbingan kelompok di peroleh nilai rata-rata Post-test X B = 72,1 dan Standart Deviasi (SD) =228,00. Dengan
demikian pemberian layanan bimbingan kelompok dapat mengubah keterampilan berkomunikasi siswa yang tidak baik menjadi lebih baik. Dari hasil Hipotesis dengan harga ttabel pada N-1 = 10-1 pada taraf nyata α = 0,05 di peroleh sebesar
1,812, maka thitung > ttabel = (7,12 > 1,812).
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Pemberian Skor Angket ... 50
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Angket Meningkatkan Keterampilan dalam Berkomunikasi Siswa..………..………… 50
Tabel 3.3. Pemberian Layanan Bimbingan Kelompok……….. 51
Tabel 4.1. Data Skor Pre-test Dan Post-Test ... 58
Tabel 4.2 . Ringkasan Uji Normalitas Data Dengan Lilieffors ... 59
Tabel. 1. Hasil Perhitungan Uji Validitas Angket keterampilan berkomunikasi 72 Tabel. 2. Perhitungan Realibilitas Angket keterampilan berkomunikasi ... 76
Tabel. 3. Hasil Pre-test Angket (XA) ... 82
Tabel. 4. Hasil Post-test Angket (XB) ... 82
Tabel. 5. Uji Normalitas Data Pre-test ... 88
Tabel. 6. Uji Normalitas Data Post-test ... 90
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran. 1. Uji Coba Angket Keterampilan Berkomunikasi ... 65
Lampiran .2 Tabel. Sebaran Data Perhitungan Uji Coba Angket Keterampilan Berkomunikasi………70
Lampiran. 3. Hasil Perhitungan Uji Validitas Angket Keterampilan Berkomunikasi………. 71
Lampiran. 4. Hasil Perhitungan Reabilitas Angket Keterampilan Berkomunikasi ... 75
Lampiran. 5. Angket Keterampilan Berkomunikasi ... 79
Lampiran. 6. Hasil Pre-test Angket (XA) ... .84
Lampiran. 7. Hasil Post-test Angket (XB) ... 85
Lampiran. 8. Hasil Rata-rata (M), Dan Standar Deviasi (SD) Untuk Data Pre-test ... 86
Lampiran. 9. Hasil Rata-rata (M), Dan Standar Deviasi (SD) Untuk Data Post-test ... 88
Lampiran. 10. Hasil Uji Normalitas ... 90
Lampiran. 11. Hasil Uji Hipotesis ...94
Lampiran. 12. Hasil Peningkatan keterampilan berkomunikasi ... 97
Lampiran. 13. Satuan Layanan Bimbingan Kelompok Pertama ... 98
Lampiran. 14. Satuan Layanan Bimbingan Kelompok Kedua ... 102
Lampiran. 15. Satuan Layanan Bimbingan Kelompok Ketiga ... 106
Lampiran. 16. Satuan Layanan Bimbingan Kelompok Keempat ... 110
Lampiran. 17. Dokumentasi Penelitian ... 114
Lampiran. 18. Table of r Pruduct Moment ... 120
Lampiran. 20. Table Normal Curve Standart ... 121
Lampiran. 21. Table of Eritical Value To Test Lilliefors ... 122
Lampiran. 22. Table of t Distribution (Table t) ... 123
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keterampilan dalam berkomunikasi itu sangat penting untuk kehidupan kita
sehari-hari, karena dengan berkomunikasi yang baik berarti kita termasuk orang
yang berjiwa sosial. Sosialaisasi ini merupakan adanya interaksi yang terjadi antara
individu yang satu dengan individu yang lainnya. Komunikasi merupakan
fenomena sosial, kemudian menjadi ilmu yang secara akademik berdisiplin mandiri,
dewasa ini di anggap amat penting sehubungan dengan dampak sosial yang menjadi
kendala bagi kemaslahatan antarsesama manusia akibat dari perkembangan
teknologi. Peristiwa-peristiwa yang terjadi ketika manusia berinteraksi dengan
manusia yang lain. Ilmu komunikasi, apabila diaplikasikan secara benar akan
mampu mencegah dan menghilangkan konflik antarpribadi, antarkelompok,
antarsuku, antarbangsa, dan antar ras untuk membina hubungan yang baik antar
sesama manusia yang lain.
Pentingnya ketrampilan dalam berkomunikasi karena
permasalahan-permasalahan yang timbul akibat komunikasi, manusia tidak bisa hidup sendirian.
Secara kodarati harus hidup bersama dengan manusia yang lain, baik demi
kelangsungan hidupnya dan keamanan hidupnya, maupun demi keturunannya.
Manusia harus hidup bermasyarakat, semakin besar suatu masyarakat yang berarti
semakin banyak manusia yang dicakup,cenderung akan semakin banyak masalah
2 pikirannya, perasaannya, kebutuhan/keinginannya, sifat/tabiatnya, pandangan
hidupnya, kepercayaannya, aspirasinya, dan lain sebagainya.
Melalui Kegiatan Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT) serta
hasil penelitian di sekolah Madrasah Tsanawiyah . N 2 Medan sebahagian besar
siswa belum terampil berbicara dalam mengemukakan ide atau pendapat yang
benar dalam forum diskusi didalam kelas. Ketidakmampuan siswa dalam
berbicara untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya mencapai 60% dari jumlah
siswa. Berdasarkan pengamatan observasi, (1) siswa kurang mampu melafalkan
bunyi bahasa dengan benar, (2) ketetapan intonasi atau naik turunnya suara saat
berbicara, (3) gerak-gerik dan mimik siswa tidak sesuai dengan apa yang
dibicarakan, (4) siswa kurang mampu berkomunikasi dalam mengungkapkan ide
atau pendapatnya. (5) tidak menguasai materi, (6) gak tahu apa yang harus di
bicarakan, (7) malu/tidak percaya diri, (8) takut ditertawakan dll.
Dengan kekurang mampuannya, siswa banyak yang diam tanpa
mengungkapkan pendapatnya, mereka terlihat takut dan ragu-ragu. Sebahagian
kecil ada yang berani mengemukakan pendapatnya tapi belum menggunakan kosa
kata yang benar serta cara berbicara. Bagi sebagian orang berbicara di depan
umum dalam forum resmi adalah suatu hal yang manakutkan, sehingga hal ini
mengakibatkan mereka menjadi cemas dan takut untuk melakukan hal itu.Tidak
sedikit siswa yang tidak mampu berbicara baik di depan kelas ataupun forum luar
kelas. Hal ini jika dibiarkan akan sangat berdampak kurang baik bagi
pengembangan diri siswa tersebut. Sejalan dengan permasalahan diatas beberapa
Keterampilan berkomunikasi tidak akan lepas dari keterampilan berbicara. Guntur tarigan (1981) mengemukakan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekpresikan, mengatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Pendengar menerima informasi melalui rangkaian nada, tekanan, penempatan persendian, jika komunikasi berlangsung secara tatap muka ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka (mimik) pembicara.
Keterampilan berkomunikasi atau berbicara itu lebih dari sekedar
mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata saja, melainkan suatu alat utuk
menginformasikan gagasan,ide, perasaan yang dapat disusun dan dikembangkan
sesuai kebutuhan.
Komunikasi pula yang memungkinkannya mempelajari dan menerapkan
strategi-strategi adaptif untuk mengatasi situasi-situasi problematik yang ia alami.
Tanpa melibatkan diri dalam komunikasi, seseorang tidak tahu bagaimana
makan,minum, berbicara sebagai manusia dan memperlakukan manusia lain secara
beradab, karena cara berperilaku tersebut harus dipelajari lewat pengasuhan
keluarga dan pergaulan dengan orang lain yang intinya semua harus melalui
komunikasi yang baik.
Pandangan komunikasi sebagai interaksi menyetarakan komunikasi dengan
proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang
menyampaikan pesan baik verbal atau nonverbal, seorang penerima bereaksi
dengan member jawaban verbal atau menganggukkan kepala, kemudian orang
pertama bereaksi lagi setelah menerima respon atau umpan balik dari orang kedua,
dan begitu juga seterusnya.
4 Perilaku nonverbal kita terima sebagai suatu paket siap pakai dari lingkungan
sosial kita, khususnya orangtua. Kita tidak pernah mempersoalkan mengapa kita
harus memberi isyarat begitu untuk mengetakan hal yang lain. Sebagaimana
lambang verbal, asal-usul isyarat nonverbal sulit dilacak, meskipun adakalanya kita
memperoleh informasi terbatas mengenai hal itu.setiap anggota tubuh seperti
wajah(termasuk senyuman dan pandangan mata), tangan,kepala, kaki dan bahkan
tubuh secara keseluruhan dapat digunakan sebagai isyarat simbolik. Karena kita
hidup semua anggota badan kita senantiasa bergerak. Sejalan dengan permasalahan
yang ada maka perlu melakukan konfrontasi untuk meningkatkan keterampilan
berkomunikasi siswa.
Konfrontasi adalah untuk mengenal secara jujur dan langsung serta untuk
menunjukkan pada konseli apa yang sedang terjadi atau apa yang diperkirakan
sedang terjadi. Pengaruhnya adalah tantangan, pengungkapan, atau ancaman.
Akibat emosional biasanya konseli merasa cemas apabila konselor memberikan
suatu balikan. Kadang-kadang konseli merasa senang karena konselor
memberikan pendapat -pendapatnya secara jujur dengan penuh perhatian. Dengan
kata lain, keterampilan konfrontasi mempunyai resiko yang kemungkinan
disebabkan oleh “keengganan” dari pihak konseli atau seabaliknya, keterbukaan
dalam komunikasi. Konfrontasi suatu metode “menceritakan sesuatu seperti apa
adanya” yang mungkin menyebabkan kecemasan, tergantung pada waktu kesiapan
konseli untuk di konfrontasikan dengan umpan balik secara jujur.
Konselor perlu melakukan konfrontasi apabila pada diri konseli didapati
Pertentangan antara dua perkataan yang disampaikan dalam waktu yang berbeda.
Pertentangan antara perasaan yang konseli katakan dengan tingkah laku yang
tidak mencerminkan perasaan tersebut.
Dalam berkonfrontasi dengan konseli, seringkali diperoleh isi pembicaraan
atau isi pesan yang bertentangan. Seorang konselor dituntut mampu
mengkomunikasikan pesan – pesan ganda (pesan yang bertentangan) tersebut
kepada konseli dengan cara-cara yang dapat diterima oleh konseli. Keterampilan
untuk mengkomunikasikan pesan ganda tersebut disebut keterampilan
konfrontasi. Konfrontasi dalam wawancara konseling dimaknai sebagai
pemberian tanggapan terhadap pengungkapan kontradiksi dari konseli.
Konfrontasi yang efektif tidak menyerang konseli, tetapi merupakan tanggapan
khusus dan terbatas tentang perilaku konseli yang tidak konsisten. Penggunaan
keterampilan ini mensyaratkan beberapa tingkat kepercayaan dalam hubungan
konseling yang telah dikembangkan melalui keterampilan-keterampilan lain.
Mengacu pada permasalahan diatas maka penulis mengajukan judul, “
Pengaruh Bimbingan Kelompok dengan Teknik Konfrontasi Terhadap
Peningkatan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Kelas VIII Madrasah
6
B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan judul dan latar belakang yang telah peneliti jalankan maka
yang menjadi identifikasi masalah dalam penyusunan skiripsi ini adalah :
1. Siswa kurang mampu melafalkan bunyi bahasa dengan benar
2. Ketetapan intonasi atau naik turunnya suara saat berbicara
3. Gerak-gerik dan mimik siswa tidak sesuai dengan apa yang dibicarakan
4. Siswa kurang mampu berkomunikasi dalam mengungkapkan ide atau
pendapatnya
C. Pembatasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu, pikiran, tenaga dan juga biaya serta
menghindari kesalahpahaman maka peneliti membataso masalah ini. Adapun
batasan masalah ini dalam penelitian adalah :
“Pengaruh Bimbingan Kelompok dengan Teknik Konfrontasi Terhadap
Peningkatan Keterampilan Berkomunikasi Siswa Kelas VIII Madrasah
Tsanawiyah Negeri 2 Medan”.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : Apakah teknik konfrontasi dalam BKP dapat mengubah
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah : Untuk
mengetahui peningkatan keterampilan berkomunikasi setelah dilakukannya BKP
dengan menggunakan teknik konfrontasi kelas VIII Mts.Negeri 2 Medan.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain :
a. Secara teoritis
1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi guru dan siswa untuk
meningkatkan keterampilan dalam berkomunikasi yang baik.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru pembimbing untuk mengertahui
komunikasi verbal dan nonverbal pada siswa.
b. Secara praktis
1. Menambah wawasan bagi penulis dalam mengembangkan ilmu.
2. Sebagai bahan pegangan bagi peneliti dalam melaksanakan tugas
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka
dapat disimpulkan:
a) Berdasarkan hasil pre-test (sebelum diberikan bimbingan kelompok),
moral yang tidak baik siswa kelas VII-2 dengan nilai rata-rata adalah 60.
b) Berdasarkan hasil post-test (setelah diberikan bimbingan kelompok)
keterampilan berkomunikasi yang kurang baik menjadi baik yang
menunjukkan adanya perubahan peningkatan keterampilan berkomunikasi
dengan nilai rata-rata adalah 72,1.
c) Ada pengaruh pemberian layanan bimbingan kelompok terhadap
keterampilan berkomunikasi siswa tahun ajaran 2012/2013.
B. Saran
Adapun saran yang dapat dikemukakan penulis dalam penelitian ini adalah:
a) Bagi pihak sekolah terutama guru BK, hendaknya lebih memperhatikan
keterampilan dalam berkomunikasi siswa yang baik dan yang tidak baik,
salah satu caranya dengan memberikan layanan bimbingan kelompok.
b) Guru BK hendaknya mengadakan kegiatan yang menarik, sehingga siswa
c) Guru BK hendaknya menindaklanjuti kegiatan layanan bimbingan
kelompok dengan mengadakan kegiatan konseling kelompok, dan
mengingat siswa yang berani terbuka.
d) Bagi siswa-siswi yang keterampilan berkomunikasinya kurang baik ,
hendaknya ada rasa keinginan untuk mau mengikuti kegiatan bimbingan
64
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1992 . prosedur penelitian. Jakarta : P T Rineka.
---.2006. prosedur penelitian. Jakarta : P T Rineka.
Corey,Gerald .2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung : P T Refika Aditama
Damayanti, Nidya.2012. Buku Pintar Panduan Bimbingan dan Konseling. Yokyakarta: Araska.
Effendi, Onong Uchajana.2003.ilmu,teori dan filsafat komunikasi. Bandung :P T Citra Aditya Bakti
Geldard , David. 2011. Basic Personal Counselling, A training manual for
consellors, 2nd Edition, Prentice Hall, Ny, London, Toronto, Sydney, Tokyo Singapore.
Hartinah, Siti Bimbingan Kelompok. Bandung. PT Refika. 2009. Konsep Dasar
Aditama.
Knap, L.Mark. 2012. Memahami isi hati, pikiran dan kepribadian orang lain.
Jakarta: Sinar kejora.
Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Bandung : P T.Citra Aditya Bakti.
Laksmiwati, Hermin, dkk.2002. Pengantar Bimbingan dan Konseling (online), dalam http://laksmi.blogspot.com//, diakses 07 Februari 2013).
Mehrabian, Albert. 1972. Nonverbal Communication. Chicago : Aldin Atherton Nelson-Jones, R .2008.Basic Counseling Skill A Helper’s Manual,2nd. London :
Sage.
Pranowo, Juliana.2012. Memahami isi hati, pikiran dan kepribadian orang lain.
Jakarta: Sinar kejora.
Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta
Tarigan, Guntur.H. 1981. Berbicara sebagai suiatu keterampilan berbahasa. Bandung : Angkasa.
Prayitno, H dan Amti Erman.2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.