PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK BRAINSTORMING TERHADAP KETERAMPILAN KOMUNIKASI
INTERPERSONAL
PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Oleh : Aprian Raharjo
Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan Surakarta
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemberian bimbingan kelompok dengan teknik brainstorming terhadap keterampilan komunikasi interpersonal pada siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis t-test. Hasil analisis data yang dianalisis dengan menggunakan t-test diperoleh hasil nilai t sebesar 13,776. Selanjutnya nilai t hitung tersebut dibandingkan dengan t tabel dengan db = (N – 1) = (32 – 1) = 31 pada taraf signifikansi 5% yaitu 2,040. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil t hitung lebih besar dari t tabel atau 13,776 > 2,040.
Dengan demikian hipotesis kerja yang menyatakan bahwa : ”Ada pengaruh bimbingan kelompok dengan teknik brainstorming terhadap keterampilan komunikasi interpersonal pada siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019” diterima kebenarannya.
Kata Kunci: layanan bimbingan kelompok, teknik brainstorming, keterampilan komunikasi interpersonal
ABSTRACT
The purpose of this research is to know whether the influence of mentoring groups with the technique of brainstorming on interpersonal communication skills in class VIII students SMP Negeri 1 Terrace Boyolali Year lesson 2018/2019. This research uses quantitative descriptive methods with an experimental approach. Data collection techniques are done using polls and documentation. Data analysis techniques using T-Test analysis. Analysis results of data analyzed by using T-Test obtained the result of T value of 13.776. Next the calculated T value is compared to T table with db = (N – 1) = (32 – 1) = 31 at 5% significance level of 2.040. So it can be concluded that the result of the calculated T is greater than t table or 13.776 >
2.040. Thus the hypothesis of the work stating that: "There is a group guidance influence with the techniques of brainstorming on interpersonal communication skills in class VIII students SMP Negeri 1 Terrace Boyolali Year lesson 2018/2019"
received His righteousness.
Keywords: Group guidance services, brainstorming techniques, interpersonal communication skills
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sarana yang penting dan strategis dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan sebagai sarana yang mengintegrasikan bentuk penghayatan ilmu pengetahuan, penerapan, pengembangan terhadap nilai-nilai, keterampilan serta norma-norma atau sikap hidup yang baik dan senantiasa dikomunikasikan lewat bimbingan ke arah perubahan dan perkembangan dinamika kehidupan sesungguhnya. Melalui pengelolaan komunikasi yang sehat dan terbuka mampu mengarahkan setiap peserta didik pada perubahan sikap dan tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman belajar pada sekolahnya tersebut.
Siswa dalam proses pendidikan, baik kegiatan pembelajaran maupun kegiatan pengembangan keterampilan yang lain semua dilakukan melalui komunikasi yang intensif. Komunikasi yang melibatkan interaksi multi arah antara siswa, guru maupun sesama siswa yang merupakan inti kegiatan pokok dalam pendidikan. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses komunikasi siswa baik terhadap guru atau teman sebaya yang akhirnya memiliki kemampuan untuk memahami dan dipahami baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang berlangsung sepanjang proses belajar demi peningkatan potensi diri.
Komunikasi antarpribadi sangat penting bagi kehidupan individu yang hidup di tengah-tengah lingkungan sosial. Kemampuan siswa membangun komunikasi interpersonal baik di lingkungan sekolah, lingkungan keluarga maupun lingkungan sosial menjadi sebuah proses pendewasaan diri dalam menghadapi tuntutan kemajuan zaman dan perkembangan teknologi, sehingga melalui cara berkomunikasi interpersonal secara intensif akan menjadi karakter positif dalam menyampaikan keinginan demi memenuhi kebutuhan hidup sepanjang masa.
Bimbingan kelompok dapat membantu meningkatkan kemampuan ketrampilan komunikasi interpersonal dikarenakan dalam kegiatan bimbingan kelompok semua anggota kelompok diminta untuk berpendapat, mengeluarkan ide atau pemikirannya untuk membahas topik yang ada. Bimbingan kelompok memiliki tujuan umum dan tujuan khusus, tujuan umumnya adalah berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi peserta layanan.
Di samping itu bimbingan kelompok juga bertujuan untuk membantu individu
menemukan dirinya sendiri, mengarahkan diri, dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannnya. Sedangkan secara khusus, bimbingan kelompok bertujuan untuk membahas topik-topik tertentu yang mengandung permasalahan aktual (hangat) dan menjadi perhatian peserta. Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif.
Berdasarkan hasil observasi pada siswa kelas Kelas VIII SMP Negeri 1 Teras Boyolali menunjukkan bahwa beberapa siswa memiliki rasa canggung untuk bertanya ketika dikelas terhadap guru dan teman sekelasnya, hal tersebut dikarenakan kurang rasa percaya diri pada siswa. Guna mengatasi permasalahan tersebut maka perlu adanya layanan bimbingan kelompok dengan teknik brainstorming. Subana dan Sunarti (2009: 105) mengungkapkan bahwa brainstorming (sumbang saran) yang sering pula disebut inventarisasi (pengumpulan) gagasan merupakan salah satu jenis metode diskusi. Dalam teknik ini, terjadi pencurahan gagasan secara spontan yang berhubungan dengan bidang minat atau kebutuhan kelompok untuk mencapai suatu keputusan. Ayan (2002: 226) mengemukakan bahwa brainstorming atau curah gagasan berarti suatu proses menggabungkan dua orang atau lebih untuk memecahkan masalah secara serentak.
Melalui bimbingan kelompok, siswa dilatih menghadapi suatu tugas bersama atau memecahkan suatu masalah bersama. Hal tersebut akan dibutuhkan selama hidupnya, dan dalam mendiskusikan sesuatu bersama, siswa didorong untuk berani mengemukakan pendapatnya dan menghargai pendapat orang lain. Selain itu beberapa siswa akan lebih berani membicarakan permasalahan yang dialaminya dengan konselor, setelah para siswa mengerti bahwa teman-temannya juga mengalami permasalahan tersebut.
Rumusan Masalah
Memperhatikan latar belakang masalah di atas, dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Apakah ada pengaruh bimbingan kelompok dengan teknik brainstorming terhadap keterampilan komunikasi interpersonal pada siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019?.
Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pemberian bimbingan kelompok dengan teknik brainstorming terhadap keterampilan komunikasi interpersonal pada siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan eksperimen. Populasi yang digunakan adalah seluruh siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019 dengan jumlah sebanyak 219 siswa. . Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 32 siswa, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling dengan teknik simple random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis t-test.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian Persyaratan Analisis
Uji persyaratan analisis dalam penelitian ini menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Dalam melakukan uji validitas dan reliabilitas, peneliti melakukan try out penelitian pada siswa VIII A SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019 dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang.
Hasil Uji Validitas
Berdasarkan instrumen angket tentang keterampilan komunikasi interpersonal yang diberikan kepada siswa VIII A SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019, kemudian dilakukan uji validitas terhadap item pertanyaan. Hasil uji validitas dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Kriteria pengukuran yaitu apabila rhitung lebih besar dari rtabel, maka pengukuran tersebut adalah valid.
Hasil tersebut dapat diketahui bahwa semua item angket mengenai variabel keterampilan komunikasi interpersonal yang diuji cobakan kepada anggota try out menunjukkan bahwa dari 66 item angket, sebanyak 8 item dinyatakan tidak valid yaitu item nomor 21, 27, 28, 30, 55, 61, 62 dan 64 karena rhitung lebih kecil dari rtabel, selebihnya sebanyak 58 item dinyatakan valid. Berdasarkan hasil uji validitas
tersebut, selanjutnya item angket yang tidak valid didrop, sehingga jumlah item angket keterampilan komunikasi interpersonal yang digunakan untuk pre tes dan pos tes sebanyak 58 item angket.
Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan dengan tujuan untuk mengetahui sifat dari alat ukur yang digunakan, dalam arti apakah alat ukur tersebut akurat, stabil dan konsisten.
Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach’s alpha.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai Cronbach’s alpha sebesar 0,991 (Lampiran 8). Hasil uji reliabilitas sebesar 0,991 berdasarkan hasil analisis merupakan reliabilitas sangat tinggi.
Deskripsi Data
Deskripsi Data Keterampilan Komunikasi Interpersonal Sebelum Pemberian Bimbingan Kelompok
Berdasarkan hasil angket keterampilan komunikasi interpersonal sebelum pemberian bimbingan kelompok pada siswa Kelas VIII F SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019 diperoleh nilai tertinggi 203 dan terendah 179.
Adapun dari analisis data diperoleh nilai mean = 190,063 median = 191,682 modus
= 191 dan standar deviasi = 6,412. Data hasil angket keterampilan komunikasi interpersonal sebelum pemberian bimbingan kelompok pada siswa Kelas VIII F SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019 tersebut dapat digambarkan dalam tabel frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.1
Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Angket Keterampilan Komunikasi Interpersonal Sebelum Pemberian Bimbingan Kelompok Pada
Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019
Interval Kelas Frekuensi Persentase
179 – 183 184 – 188 189 – 193 194 – 198 199 – 203
7 5 11
5 4
21,88 15,63 34,38 15,63 12,50
Jumlah 32 100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang memiliki nilai interval kelas 179-183 sebanyak 7 orang (21,88%), nilai interval kelas 184-188 sebanyak 5 orang (15,63%), nilai interval kelas 189-193 sebanyak 11 orang (34,38%), nilai interval kelas 194-198 sebanyak 5 orang (15,63%) dan nilai interval kelas 199-203 sebanyak 4 orang (12,50%).
Data hasil angket keterampilan komunikasi interpersonal sebelum pemberian bimbingan kelompok pada siswa Kelas VIII F SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019 dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
7
5
11
5
4
0 2 4 6 8 10 12
179-183 184-188 189-193 194-198 199-203
Gambar 4.2
Grafik Hasil Angket Keterampilan Komunikasi Interpersonal Sebelum Pemberian Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VIII F
SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019
Deskripsi Data Keterampilan Komunikasi Interpersonal Setelah Pemberian Bimbingan Kelompok
Berdasarkan hasil angket keterampilan komunikasi interpersonal setelah pemberian bimbingan kelompok pada siswa Kelas VIII F SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019 diperoleh nilai tertinggi 220 dan terendah 196..
Adapun dari analisis data diperoleh nilai mean = 207,063 median = 213,5 modus = 207,643 dan standar deviasi = 6,163. Data hasil angket keterampilan komunikasi interpersonal setelah pemberian bimbingan kelompok pada siswa Kelas VIII F SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019 tersebut dapat digambarkan dalam tabel frekuensi sebagai berikut:
Tabel 4.2
Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Angket Keterampilan Komunikasi Interpersonal Setelah Pemberian Bimbingan Kelompok Pada Siswa
Kelas VIII F SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019
Interval Kelas Frekuensi Persentase
196 – 200 201 – 205 206 – 210 211 – 215 216 – 220
6 6 12
4 4
18,75%
18,75%
37,50%
12,50%
12,50%
Jumlah 32 100%
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa siswa yang memiliki nilai interval kelas 196-200 sebanyak 6 orang (18,75%), nilai interval kelas 201-205 sebanyak 6 orang (18,75%), nilai interval kelas 206-210 sebanyak 11 orang (37,50%), nilai interval kelas 211-215 sebanyak 4 orang (12,50%) dan nilai interval kelas 216-220 sebanyak 4 orang (12,50%).
Data hasil angket keterampilan komunikasi interpersonal setelah pemberian bimbingan kelompok pada siswa Kelas VIII F SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019 dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
6 6
12
4 4
0 2 4 6 8 10 12
196 – 200 201 – 205 206 – 210 211 – 215 216 – 220
Gambar 4.3
Grafik Hasil Angket Keterampilan Komunikasi Interpersonal Setelah Pemberian Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VIII F
SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019
Pengujian Hipotesis
Hasil analisis data yang dianalisis dengan menggunakan t-test diperoleh hasil nilai t sebesar 13,776. Selanjutnya nilai t hitung tersebut dibandingkan dengan t tabel dengan db = (N – 1) = (32 – 1) = 31 pada taraf signifikansi 5% yaitu 2,040.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil t hitung lebih besar dari t tabel atau 13,776 >
2,040. Dengan demikian hipotesis kerja yang menyatakan bahwa : ”Ada pengaruh bimbingan kelompok dengan teknik brainstorming terhadap keterampilan komunikasi interpersonal pada siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019” diterima kebenarannya.
Pembahasan Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan bahwa pemberian bimbingan kelompok teknik Brainstorming dapat meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal pada siswa Kelas VIII F SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019. Hasil penelitian tersebut dapat peneliti jelaskan bahwa bimbingan kelompok merupakan suatu proses yang berkesinambungan sehingga bantuan itu diberikan secara sistematis, berencana, terus-menerus dan terarah kepada tujuan tertentu. Kegiatan bimbingan bukanlah kegiatan yang dilakukan secara kebetulan, insidental, sewaktu-waktu tidak sengaja atau kegiatan yang asal-asalan.
Diadakannya bimbingan kelompok, siswa mampu berbicara di depan orang banyak, mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran, tanggapan, perasaan dan lain sebagainya kepada orang banyak, belajar menghargai pendapat orang lain,bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya dan mampu mengendalikan diri dan menahan emosi (gejolak kejiwaan yang bersifat negatif), menjadi akrab satu sama lainnya dan membahas masalah atau topik-topik umum yang dirasakan atau menjadi kepentingan bersama.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lianasari (2016) yang menyatakan bahwa model bimbingan kelompok dengan teknik brainstorming untuk dapat meningkatkan ketrampilan komunikasi interpersonal siswa. Salah satu upaya yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling dalam rangka membantu konseli menghadapi masalahnya adalah dengan memberikan pelayanan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok yang memungkinkan beberapa orang secara bersama-sama melangsungkan proses kegiatan menjadikannya
lebih efisien dalam hal penggunaan waktu. Hal ini tentu menguntungkan banyak pihak, mulai dari konselor itu sendiri dan konselinya. Manfaat lain dari BK kelompok ini adalah menjadi luasnya perspektif siswa yang mengalami masalah karena mendapatkan banyak masukan dari anggota kelompoknya. Mendapatkan proses yang maksimal dalam pelaksanaan bimbingan kelompok, maka dibutuhkan perencanaan program layanan yang matang. Tidak hanya itu langkah-langkah yang harus ditempuh dalam proses pelaksanaan bimbingan konseling kelompok pun hendaknya telah dipersiapkan dengan matang oleh konselor, bahkan hingga proses tindak lanjut sekali pun.
Bimbingan kelompok, harus tercipta suatu komunikasi dialogis,dimana pihak pemberi dan penerima kedua-duanya berperan sebagai komunikator, yaitu sebagai pemberi pesan sekaligus juga sebagai penerima pesan, dan sebagai penerima sekaligus sebagai pemberi. Kedua partisipan itu yaitu konselor dan konseli, berperan aktif dalam saling memberi dan menerima pesan, sehingga dapat meningkatkan pemahaman informasi diantara kedua belah pihak. Arus umpan balik yang tepat, maka kekurangan atau kesalahan akan segera terkoreksi dalam komunikasi yang bersifat dialogis ini. Proses komunikasi agar dapat berlangsung secara efektif, maka sekurang-kurangnya harus mengandung hal-hal berikut: pertama, ada gagasan yang ingin disampaikan oleh pemberi dalam hal ini konselor; kedua, gagasan itu harus dinyatakan dalam suatu bentuk untuk dikirimkan (encode); ketiga, ada alat untuk menyampaikan pesan (media); keempat, gangguan-gangguan pesan harus dihindari;
kelima, pesan harus sampai diterima oleh pihak penerima; keenam, adanya penafsiran secara tepat oleh pihak penerima (decode); ketujuh, adanya tindak lanjut dari penerima (penyimpan pesan, melakukan tindakan, atau member umpan-balik kepada pengirim).
Bimbingan kelompok dengan teknik brainstorming yang sering pula disebut inventarisasi (pengumpulan) gagasan merupakan salah satu jenis metode diskusi.
Teknik ini, terjadi pencurahan gagasan secara spontan yang berhubungan dengan bidang minat atau kebutuhan kelompok untuk mencapai suatu keputusan. Ayan (2002: 226) mengemukakan bahwa brainstorming atau curah gagasan berarti suatu proses menggabungkan dua orang atau lebih untuk memecahkan masalah secara serentak. Melalui pemberian layanan bimbingan kelompok teknik brainstorming
tersebut diharapkan dapat meningkatkan keterampilan komunikasi antar pribadi siswa. Komunikasi antar pribadi siswa dapat ditingkatkan setelah diberikan layanan bimbingan kelompok teknik brainstorming.
Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut dapat dikemukakan bahwa komunikasi adalah proses interaksi kegiatan manusia yang terdiri dua orang atau lebih yang saling mempengaruhi dan membertukar informasi, pengetahuan, pikiran agar dapat menggugah partisipasi satu sama lain, sehingga informasi yang diberitahukan tersebut menjadi milik bersama. Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Rogers menyatakan bahwa komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka antara beberapa pribadi.
Supratiknya berpendapat bahwa komunikasi antar pribadi adalah setiap bentuk tingkah laku seseorang baik verbalmaupun non verbal yang ditanggapi oleh orang lain (Supratiknya, 2007: 30). Komunikasi dikatakan berhasil jika pihak yang menyampaikan pesan kepada pihak lain diterima dan dimengerti maksudnya.
Komunikasi bukanlah semata-mata bagaimana terjadinya suatu informasi atau percakapan antara satu pihak (orang) kepada orang lain, tetapi diperlukan juga suatu sistem rangkaian mulai dari yang menyampaikan pesan (informasi).
Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi manusia yang dianggap paling efektif dibandingkan dengan bentuk komunikasi antar manusia lainnya. Keistimewaan komunikasi antar pribadi melalui tatap muka terletak pada efek umpan balik, aksi dan reaksi langsung dapat terlihat antara komunikator dan komunikan baik secara verbal maupun non verbal. Jarak fisik partisipan yang dekat dan dilakukan dengan saling pengertian dapat mengembangkan komunikasi tersebut termasuk dalam kerangka hubungan guru dan siswa.
Hubungannya dengan guru dan siswa, Nasution dalam Sofyataningrum (2000) mengatakan bahwa “umpan balik digunakan untuk membantu siswa-siswa dalam mengatasi kesulitan, baik klasikal maupun secara individual, sesuai dengan kebutuhan masing-masing peserta didik”. Keterbukaan dalam penyampaian pesan secara timbal balik antara guru dan siswa dengan bebas (terbuka). Sikap dan perilaku yang baik dari guru kepada siswanya yang dapat mendorong siswa tersebut berperan
secara aktif dan mau membuka diri atas masalah yang mereka hadapi. Hal ini menjadi faktor pendorong pada kegiatan bimbingan kelompok di SMP Negeri 1 Teras Boyolali, sehingga terjalinnya saling pengertian antara guru dan siswa menyangkut pentingnya pesan guru dalam memberikan nasehat dan pengarahan kepada siswa dan sebaliknya siswa secara timbal balik mampu menanggapi hal tersebut dengan baik tanpa merasa terpaksa. Kegiatan bimbingan kelompok dilakukan secara kelompok dengan melakukan bermain peran (drama). Proses bimbingan kelompok dilakukan dengan cara berdialog antar masing-masing anggota kelompok dengan guru pembimbing. Bentuk dukungan yang diberikan berupa pemberian semangat melalui pesan-pesan yang disampaikan dengan cara memotivasi siswa untuk belajar lebih giat dalam meningkatkan prestasinya, disertai pula empati dimana guru ikut merasakan masalah yang dihadapinya siswanya, mengerti keinginannya dan begitupun sebaliknya siswa. Maka dengan proses bimbingan yang dilakukan di SMP Negeri 1 Teras Boyolali, dampak positif bagi para pesertanya dengan meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa.
PENUTUP Kesimpulan
Hasil analisis data yang dianalisis dengan menggunakan t-test diperoleh hasil nilai t sebesar 13,776. Selanjutnya nilai t hitung tersebut dibandingkan dengan t tabel dengan db = (N – 1) = (32 – 1) = 31 pada taraf signifikansi 5% yaitu 2,040.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil t hitung lebih besar dari t tabel atau 13,776 >
2,040. Dengan demikian hipotesis kerja yang menyatakan bahwa : ”Ada pengaruh bimbingan kelompok dengan teknik brainstorming terhadap keterampilan komunikasi interpersonal pada siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Teras Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019” diterima kebenarannya.
Implikasi
Implikasi dalam penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi pihak sekolah dalam memberikan program layanan bimbingan kelompok dengan teknik brainstorming, sehingga pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dapat terprogram dengan baik.
2. Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi peneliti selanjutnya mengenai pentingnya layanan bimbingan kelompok dalam upaya meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal pada siswa.
Saran-Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, saran yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kepada Sekolah
Hendaknya pihak sekolah dapat menambah jam layanan bimbingan, khususnya bimbingan konseling kepada guru BK, misalnya satu minggu dua jam pelajaran, sehingga pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dapat berjalan efektif dan berdampak terhadap pengentasan permasalahan yang dihadapi oleh siswa.
2. Kepada Guru BK
Hendaknya guru BK dapat mengoptimalkan pemberian layanan bimbingan konseling kepada siswa khususnya bimbingan kelompok, walaupun kebijakan sekolah saat ini hanya memberikan jam layanan bimbingan konseling satu jam pelajaran setiap minggunya.
3. Kepada Siswa
Hendaknya siswa perlu meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal, karena keterampilan komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh siswa memberikan manfaat bagi diri siswa, terutama peningkatan rasa percaya diri dalam pergaulan sosial di sekolah maupun di masyarakat.
4. Kepada Orang Tua
Hendaknya orang tua dapat memberikan nasihat dan teladan bagi putra-putrinya dalam berperilaku maupun bertutur kata, sehingga siswa tidak melakukan keterampilan komunikasi interpersonal kepada teman-temannya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2005. Stategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Arikunto, Suharsimi. 2013, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
________________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi.
Revisi Jakarta: Rineka Cipta.
Ayan, Jordan E. 2002. Bengkel Kreativitas. Bandung: Kaifa.
Daniaty, 2012. Konseling Kelompok. Bandung: Alfabeta.
Desmita, 2010. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT. Remaja.
Rosdakarya.
Devito, Joseph, A. 1997, Human Communication. New York: Harper Collinc.
Colege Publisher.
________________. 2007. Komunikasi Antarmanusia. Tanggerang Selatan: Karisma Publishing Group.
Fardiansyah, 2004, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Harianti dan Margaretha. 2014. Pengembangan Kreativitas Mahasiswa Dengan Menggunakan Metode Brainstorming dalam Mata Kuliah Kewirausahaan.
Jurnal Manajemen, Vol. 13, No. 2; 175-192.
Latipun, 2002, Psikologi Konseling. Malang: UMM Press.
______. 2008. Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press.
Makmun, 2004, Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhammad, Arni. 1995. Komunikasi Organisasi, Bumi aksara, Jakarta.
Mulyana, 2004, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2005, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Munandar, Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Murdiyanto, Eko. 2019. Jenis-Jenis Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta:
UPN.
Natawidaja, 2007, Bimbingan dan Konseling dalam Praktek (Mengembangkan Potensi dan Kepribadian Siswa). Bandung: Maestro.
Ngalimun. 2018. Komunikasi Interpersonal.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Poerwandari, E. Ktisti. 1998. Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian, Jakarta:
Lembaga Pengembangan dan Pengukuran Psikologi, Fak. Psikologi UI.
Prayitno, 2004, Layanan Bimbingan Kelompok Dan Konseling Kelompok. Padang:
Universitas Negeri Padang.
Prayitno dan Erman Amti, 2013, Dasar-Dasar Bimbingan Konseling Jakarta: Rineka Cipta.
Rasimin dan Muhamad Hamdi. 2018. Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta:
Bumi Aksara.
Salim dan Syahrum, 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Citapustaka Media.
Sofyatiningrum, Etty. 2000. Pengaruh Umpan Balik Guru Terhadap Siswa dalam Meningkatkan Prestasi Belajar di SLTP Muhammadiyah 22 Pamulang. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan No. 030 Tahun ke-7. Juli 2001.
Subana dan Sunarti. 2009. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia Berbagai Pendekatan, Metode Teknik dan Media Pengajaran. Bandung : CV Pustaka Setia.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
________. 2018. Metode Penelitian (Pendidikan Pendekatan Kuanitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Suherman, 2013, Konseling Karir Sepanjang Rentang Kehidupan. Bandung:
Program Studi Bimbingan dan Konseling SPs UPI Bandung.
Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Pelaksanaan Bimbingan Konseling disekolah, Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Supratiknya, 2007. Komunikasi Antar Pribadi: Tinjauan Psikologis. Yogyakarta:
Kanisius
Tohirin, 2007, Bimbingan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: Raja.
Grafindo Persada.
Winarni, Endang Widi. 2018. Teori dan Praktik Penelitian Kualitatif Kuantitatif, PTK, R & D. Jakarta: Bumi Aksara.
Winkel WS, 2004, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta:
Media Abadi.
Wood, Julia T. 2013, Komunikasi Interpersonal Interaksi Keseharian, Jakarta:
Salemba Humanika.
Yusuf, Syamsu. 2004, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.