• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efek Larvasida Ekstrak Etanol Lidah Buaya (Aloe Vera Linn.) terhadap Aedes sp.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efek Larvasida Ekstrak Etanol Lidah Buaya (Aloe Vera Linn.) terhadap Aedes sp."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

ii

ABSTRAK

Efek larvisida Ekstrak Etanol Lidah Buaya (Aloe vera linn.) terhadap

Aedes sp.

Nadia Carolina, 2015; Pembimbing I : Rita Tjokropranoto,dr., M.Sc Pembimbing II : Budi Widyarto,dr., MH

Demam Berdarah Dengue dengan manifestasi klinis berupa demam tinggi, perdarahan, hepatomegali, tanda-tanda kegagalan sirkulasi darah, syok dan kematian masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian vektor untuk menurunkan angka kejadian Demam Berdarah Dengue, salah satunya dengan larvisida. Banyak larvisida kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga diperlukan suatu larvisida alami. Lidah buaya (Aloe vera) mempunyai banyak manfaat salah satunya adalah sebagai larvisida.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas larvisida ekstrak lidah buaya terhadap Aedes sp.

Penelitian ini merupakan penelitian laboratorik murni menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang bersifat komparatif. Pada penelitian ini digunakan ekstrak lidah buaya (Aloe vera) dengan berbagai konsentrasi. Larva nyamuk Aedes sp. sebanyak 700 ekor dibagi dalam 7 perlakuan dengan pengulangan 4 kali, yaitu pemberian Ekstrak Etanol Lidah Buaya (EELB) 0,25%, 0,5%, 1%, 2%, 4%, temephos 1% sebagai kontrol positif, dan akuades sebagai kontrol negatif. Data yang diamati adalah jumlah larva yang mati dalam waktu 24 jam. Analisis data menggunakan ANAVA satu arah, dilanjutkan dengan multiple comparisons LSD, α = 0,05 menggunakan perangkat lunak komputer.

Hasil penelitian menunjukan bahwa EELB 0,25%, 0,5%, 1%, 2% dan 4% dengan kontrol negatif memiliki perbedaan sangat signifikan (p=0.000), dengan Lethal Concentration50 ( LC50) adalah 0,42%

Simpulan penelitian adalah ekstrak etanol lidah buaya (Aloe vera) berefek larvisida terhadap Aedes sp.

(2)

iii

ABSTRACT

The Larvicide Effect of Aloe vera (Aloe vera linn.) Ethanol Extract

Against Aedes sp.

Nadia Carolina, 2015; 1st tutor : Rita Tjokropranoto,dr., M.Sc 2nd tutor : Budi Widyarto,dr., MH

Dengue Hemorrhagic Fever with clinical manifestations of high fever, hemorrhagic, hepatomegaly, signs of blood circulation failure, shock is still one of the major public health problem in Indonesia. Therefore, vector control is necessary to reduce the incidence of Dengue Hemorrhagic Fever, one of them with a larvicide. Many chemical larvicides are harmful to human s health, therefore we need a natural larvicide. Aloe vera (Aloe vera) has many health benefits, one of which is as a larvicide.

The aim of this study is to determine the larvicidal activity of Aloe vera extract against Aedes sp.

The research design was comparative true experimental laboratoric using a completely randomized design. Aloe vera extract was used with various concentrations. 700 larvae of Aedes sp. were divided into 7 treatments with 4 times repetition, which are Aloe Vera Ethanol Extract 0.25%, 0.5%, 1%, 2%, 4%, Temephos powder 1% as positive control, and distilled water as negative control, The observed data was the number of larvae died within 24 hours. Data were analyzed by using one-way ANOVA, continued with multiple comparisons LSD, α = 0.05 using computer software.

The results showed that 0.25%, 0.5%, 1%, 2% and 4% concentrations of Aloe vera extracts compared with a negative control has a very significantly different result (p = 0.000) with the value of Lethal Concentration50 (LC50) = 0,42%

The conclusion of this research is Aloe vera ethanol extract has larvicidal effect against Aedes sp.

(3)

iv

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi Umum Nyamuk ... 5

2.1.1 Morfologi Umum Nyamuk... 5

2.2 Aedes sp... 6

2.2.1 Taksonomi Aedes sp. ... 6

2.2.2 Siklus Hidup Aedes sp. ... 7

2.2.3 Demam Berdarah Dengue... 11

2.2.4 Pengendalian Vektor... 13

2.3 Temephos... 14

(4)

v

2.4.1 Taksonomi Lidah Buaya... 15

2.4.2 Morfologi Lidah Buaya ... 16

2.4.3 Jenis dan Varietas... 18

2.4.4 Kandungan Lidah Buaya... 19

2.4.5 Lidah Buaya sebagai Larvisida... 20

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan, Alat, dan Subjek Penelitian ... 22

3.1.1 Bahan Penelitian ... 22

3.1.2 Alat Penelitian... 22

3.1.3 Subjek Penelitian ... 22

3.2 Metode Penelitian... 23

3.2.1 Desain Penelitian ... 23

3.2.2 Variabel Penelitian... 23

3.2.2.1 Definisi Operasional Variabel... 23

3.2.3 Besar Sampel Penelitian ... 24

3.3 Prosedur Kerja ... 25

3.3.1 Persiapan Hewan Coba ... 25

3.3.2 Pembuatan Ekstrak Lidah Buaya ... 25

3.3.3 Prosedur Kerja Penelitian ... 25

3.4 Metode Analisis ... 26

3.4.1 Hipotesis Statistik ... 26

3.4.2 Kriteria Uji ... 26

3.5 Waktu dan Tempat Penelitian ... 26

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 27

4.2 Pembahasan... 30

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 31

4.3.1 Hipotesis Penelitian ... 31

(5)

vi

4.3.3 Hal-hal yang Tidak Mendukung ... 32

4.3.4 Simpulan ... 32

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 33

5.2 Saran... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 34

LAMPIRAN... 37

(6)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Derajat DBD berdasarkan klasifikasi WHO 2011... 12

Tabel 2.2 Jenis dan Varietas Tanaman Lidah Buaya... 18

Tabel 2.3 Zat Aktif Lidah Buaya ... 19

Tabel 4.1 Jumlah Kematian Larva pada setiap Pemberian Perlakuan... 27

Tabel 4.2 Perbedaan Rerata Kematian Larva antar Kelompok Perlakuan ... 29

(7)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Hidup Nyamuk Aedes sp. ... 8

Gambar 2.2 Larva Nyamuk Aedes sp... 9

Gambar 2.3 Pupa Nyamuk Aedes sp. ... 10

Gambar 2.4 Nyamuk Dewasa Aedes sp. ... 11

Gambar 2.5 Jalur Triase Kasus Tersangka Infeksi Dengue ... 13

(8)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Hasil Uji Statistik ... 37

Hasil Analisis Uji Statistik Probit ... 40

Cara Pembuatan Ekstrak Lidah Buaya... 47

Foto-Foto Penelitian... 50

Determinasi Tumbuhan ... 52

(9)
(10)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nyamuk termasuk Kelas Insekta, Ordo Diptera, dan Famili Culicidae. Serangga ini selain dapat mengganggu manusia dan binatang melalui cucukannya, juga dapat berperan sebagai vektor penyakit pada manusia dan binatang yang penyebabnya terdiri atas berbagai macam parasit/ virus. Salah satunya adalah Aedes sp. yang merupakan vektor dari penyakit demam berdarah dengue (DBD)

(Agoes, 2014).

DBD merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk betina Aedes aegypti. DBD ditunjukan empat manifestasi klinis yang utama yaitu demam tinggi, manifestasi perdarahan, sering dengan hepatomegali, dan tanda-tanda kegagalan sirkulasi darah sehingga dapat mengakibatkan syok dan kematian (Roose, 2008).

DBD banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Data dari seluruh dunia mununjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Pada tahun 1968 hingga tahun 2009, WHO mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara (Kemenkes RI., 2010).

(11)

2

Pada awal tahun 2004 Indonesia menghadapi KLB DBD dengan jumlah kasus DBD sejak Januari sampai Mei 2004 mencapai 64.000 dengan kematian sebanyak 724 orang. Pada tahun 2011 jumlah kasus DBD di Indonesia 65.432 dengan jumlah kematian sebanyak 595 orang. Berdasarkan data tersebut, kejadian DBD terbanyak terjadi di Provinsi Jawa Barat yaitu 13.836 dengan jumlah kematian 57 orang. (Depkes RI, 2005)

Pada tahun 2009, provinsi dengan angka kematian (AK) tertinggi adalah Bangka Belitung (4,58%), Bengkulu (3,08%) dan Gorontalo (2,2%) sedangkan AK yang paling rendah adalah Sulawesi Barat (0,0), DKI Jakarta (0,11%) dan Bali (0,15%). AK nasional telah berhasil mencapai target dibawah 1%, namun sebagian besar provinsi (61,3%) mempunyai AK yang masih tinggi diatas 1% (Kemenkes RI, 2010).

Maka dari itu, pencegahan dapat dilakukan dengan berusaha menghindarkan diri dari cucukan nyamuk vektor, misalnya: dengan menggunakan kelambu sewaktu tidur, menutup ventilasi rumah dengan kasa nyamuk, mengoles kulit dengan obat anti nyamuk, dan menggunakan obat nyamuk semprot atau bakar. Membunuh nyamuk dewasa dengan cara fogging dan menggunakan larvisida untuk membunuh jentik-jentik nyamuk (Sitorus dkk,. 2011)

Selama ini salah satu pengendalian nyamuk dilakukan menggunakan pestisida sintetik. Hal ini dikarenakan pestisida sintetik dianggap efektif, praktis, manjur, dan dari segi ekonomi lebih menguntungkan. Namun penggunaan pestisida sintetik secara terus menerus akan menimbulkan pencemaran lingkungan, kematian berbagai makhluk hidup lain dan menyebabkan hama pengganggu atau larva menjadi resisten (Yunita et al, 2009). Maka dari itu, diperlukan larvisida alami yang tidak memiliki efek samping berbahaya.

(12)

3

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah ekstrak etanol lidah buaya berefek larvisida terhadap Aedes sp. ∑ Berapa nilai LC50ekstrak etanol lidah buaya sebagai larvisida terhadap

Aedes sp.

1.3 Tujuan Penelitian

∑ Mengetahui apakah ekstrak etanol lidah buaya berefek larvisida terhadap Aedes sp.

∑ Mengetahui nilai LC50 ekstrak etanol lidah buaya sebagai larvasida

terhadap Aedes sp.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat akademis

Menambah pengetahuan tentang efek larvisida ekstrak etanol lidah buaya terhadap Aedes sp.

1.4.2 Manfaat praktis

(13)

4

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Salah satu cara penanggulangan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes sp. adalah dengan pengendalian vektor dengan menggunakan larvisida alami seperti lidah buaya.

Lidah buaya merupakan salah satu tumbuhan yang mengandung saponin, flavonoida, dan tanin. Saponin bekerja dengan merusak membrana kutikula pada

larva yang menyebabkan sel lisis (Dinata, 2008). Selain itu, saponin dapat menurunkan tegangan permukaan selaput mukosa traktus digestivus larva sehingga dinding traktus digestvus larva menjadi korosif (Cania E, 2013).

. Flavonoid menyebabkan kerusakan pada sistem pernafasan dan mengakibatkan larva tidak dapat bernafas dan akhirnya mati (Cania E, 2013). Kerusakan pada sistem pernafasan ini disebabkan karena flavonoid bekerja mengganggu metabolisme energi di dalam mitokondria dengan menghambat sistem pengangkutan elektron (Agnetha, 2005).

Tanin dapat menurunkan kemampuan mencerna makanan dengan cara menurunkan aktivitas enzim pencernaan (protease dan amilase). Respon larva terhadap senyawa ini adalah menurunnya laju pertumbuhan dan gangguan nutrisi (Dinata, 2008).

1.5.2 Hipotesis Penelitian

(14)

33

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Ekstrak lidah buaya dengan dosis 0,25%; 0,5%; 1%; 2%; 4% memiliki efek larvisida terhadap Aedes sp.

2. LC50ekstrak lidah buaya terhadap larva nyamuk Aedes sp. adalah 0,4 %

5.2 Saran

1. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai bentuk sediaan lain yang paling cocok untuk larvisida ini.

(15)

34

DAFTAR PUSTAKA

Agnetha, A. Y. (2005). Efek Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum L) sebagai

Larvasida nyamuk Aedes sp.

Agoes, R. (2014). Parasitologi Kedokteran Ditinjau dari Organ Tubuh yang

Diserang. Jakarta: EDC.

Arifin, J. (2015). Intensif Budidaya Lidah Buaya Usaha dengan Prospek yang Kian

Berjaya. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Cania E, S. E. (2013). Uji efektifitas larvasida ekstrak daun legundi (vitex trifolia)

terhadap larva Aedes aegypti. Medical Journal .

Cristina Valdovinos, N. U. (2008). Diunduh pada tanggal 29 Mei 2015, dari

:http://web.stanford.edu/group/parasites/ParaSites2008/Nkem_Cristina%20Va

ldoinos/ugonabon_valdovinosc_dengueproposal.htm

Dinata, A. (2008). ejournal.litbang.depkes.go.id. Diunduh tanggal 28 Februari 2015,

dari ejournal.litbang.depkes.go.id.

Gandahusada. (2006). Parasitologi Kedokteran. Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.

Hamman, J. H. (2008). Composition and Application Aloe vera Leaf Gel. Molecules,

hal.1600-1616.

Hartawan, E. Y. (2012). Sejuta Khasiat Lidah Buaya. Jakarta: Pustaka Diantara.

Hoedojo. (1993). Vektor Demam Berdarah Dengue dan Penanggulangannya.

(16)

35

Levine. (1994). Buku Pelajaran Parasitologi Veterniter (Vol. 2). Yogyakarta:

Universitas Gadjah Mada.

Novizan. (2002). Membuat dan Memanfaatkan Pestisida Ramah Lingkungan.

Jakarta: Agro Media Pustaka.

RI, B. P. (2008). Aloe vera. In B. P. RI, Direktorat Obat Asli Indonesia. Jakarta:

Badan POM RI.

RI, K. K. (2010). Buletin Jendela Epidemiologi. Jakarta: Pusat Data dan Surveilans

Epidemiologi Kementerian Kesehatan RI.

Roose, A. (2008). repository.usu.ac.id. Diunduh tanggal 20 Februari 2015, dari

repository.usu.ac.id.

Sembel. (2009). Entomologi Kedokteran. Yogyakarta: ANDI.

Soedarta. (1989). Entomologi Kedokteran.

Soedomo, M. (1971). Biologi dari Aedes albopictus dan Aedes aegypti dari daerah

Bandung dan sekitarnya. Bandung.

Soegijanto, S. (2006). Demam Berdarah Dengue. Surabaya: Airlangga University

Press.

Soewondo, E. (1998). Demam Berdarah Dengue pada Orang Dewasa, Gejala Klinik

dan Penatalaksanaannya. Surabaya: TDC-UNAIR.

Subramaniam, J., Kovendan, K., Kumar, P. M., murugan, K., & walton, W. (2012).

Mosquito larvicidal activity of Aloe vera (Family Liliaceae) leaf extract and

Bacillus sphaericus, against Chikungunya vector, Aedes aegypti. Saudi

Journal of Biological Sciences.

(17)

36

Suyanto, F. (2009). dglib.uns.ac.id.

Diunduh tanggal 3 Maret 2015 dari

dglib.uns.ac.id.

Yunita, E. A., Suprapti, N. H., & Hidayat, J. W. (2009). Pengaruh ekstrak daun teklan

(Eupatorium riparium) terhadap mortalitas dan perembangan larva Aedes

Gambar

Tabel 2.3  Zat Aktif Lidah Buaya..................................................................
Gambar 2.1 Siklus Hidup Nyamuk Aedes sp..................................................

Referensi

Dokumen terkait

When updating a joined table, you must specify the tables in the join, qualify the column names with table names, and define the join condition in the WHERE clause, as shown in

Hambatan dari internal bank yang timbul dalam penanganan kredit macet seperti kurang komunikasi dengan debitur, kesalahan komunikasi dengan staff bagian lain,

[r]

Penelitian mengenai pengaruh leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik dan umur perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada

Ginnis (2008) menyatakan bahwa strategi pembelajaran aktif Sepak Bola Verbal dilakukan karena kegiatan ini menyenangkan dan menambah variasi aktivitas belajar

Adanya rencana persalinan aman yang disepakati antara ibu hamil, suami, keluarga dgn bidan. Adanya rencana untuk menggunakan alat kontrasepsi

Dalam jurnal ini kita akan bahas proses pembuatan sistem informasi pemesanan jasa internet yang ditujukan kepada pengelolah warnet untuk meningkatkan pelayanan pada pelanggan..

PERILAKU KONSUMTIF IBU RUMAH TANGGA PEMAKAI KREDIT BARANG KELILING DI LINGKUNGAN CIMANGGU, KABUPATEN CIAMIS.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu