• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2"

Copied!
239
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Rini, Fransiska Ambar Widhiyan. 2015. Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman Berdasarkan Faktor Membaca dan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mahasiswa Semester VI Kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2015. Skripsi. Yogyakarta: PBSI,FKIP,USD.

Penelitian ini mengkaji strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa semester VI kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang berjumlah 28 mahasiswa.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes dan nontes. Instrumen tes yang digunakan adalah tes kemampuan membaca pemahaman. Instrumen nontes yang digunakan peneliti adalah observasi, wawancara, dan angket. Faktor membaca dianalisis berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal. Tes kemampuan membaca pemahaman mahasiswa dianalisis berdasarkan enam aspek membaca pemahaman, yaitu (1) menangkap arti kata/istilah, (2) makna tersirat, (3) makna tersurat, (4) menarik kesimpulan isi bacaan, (5) memprediksi maksud penulis, dan (6) mengevaluasi bacaan. Keenam aspek tersebut kemudian dikaitkan dengan analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang diperoleh dari hasil analisis faktor membaca, observasi, dan wawancara.

(2)

ABSTRACT

Rini, Fransiska Ambar Widhiyan. 2015. The Learning Strategy of Reading Comprehension Ability Based on the Factors of Reading and Test Result of Reading Comprehension Ability for Students from Semester Six Class B in Indonesia Literature Language Education of Sanata Dharma University in 2015 Academic Year. Thesis. Yogyakarta: Indonesia Literature Language Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

This research studies the learning strategy of reading comprehension ability based on the factors of reading and test result of reading comprehension ability for students from semester six class B in Indonesia Literature Language Education of Sanata Dharma University in 2015 Academic Year. The purpose of this study is to describe the learning strategy to improve the reading comprehension ability of the students from semester six class B in Indonesia Literature Language Education of Sanata Dharma University, which amounts to 28 students.

This research is a qualitative and quantitative descriptive research. The instruments used were test and non-test instruments. The test instrument used was the test of reading comprehension ability. The non-test instrument that were used by the researcher were observation, interview and questionnaires. The reading factor was analyzed based on internal and external factors. The test of student’s reading

comprehension ability was analyzed based on six aspects of reading comprehension, which are (1) apprehending the meaning of the word/term, (2) implicit meaning, (3) explicit meaning, (4) concluding the content of reading, (5) predicting the writer’s

intention and (6) evaluating the reading. The six aspects were then associated with SWOT analysis to find out the strength, weakness, opportunity and threat which were obtained from the results of analysis of reading, observation and interview factors.

From the results of research, it can be concluded that reading factor is included in high category with a percentage of 72.23%. The level of reading comprehension ability is in sufficient category. This is proven by the students’

(3)

STRATEGI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BERDASARKAN FAKTOR MEMBACA DAN HASIL TES KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA MAHASISWA SEMESTER VI KELAS B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS SANATA DHARMA, YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh :

Fransiska Ambar Widhiyan Rini

111224029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

STRATEGI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BERDASARKAN FAKTOR MEMBACA DAN HASIL TES KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA MAHASISWA SEMESTER VI KELAS B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS SANATA DHARMA, YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Oleh:

Fransiska Ambar Widhiyan Rini

111224029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

MOTTO

“Kebanggaan kita yang terbesar bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali

ketika kita jatuh.”

(Confusius)

“Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi, dan saya menang”

“Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan, jangan pula lihat masa depan dengan

ketakutan, tapi lihatlah sekitar Anda dengan penuh kesadaran.”

(8)

v

PERSEMBAHAN

Dengan penuh cinta dan rasa terima kasih skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menemaniku dalam segala

kondisi, mengabulkan permohonanku, dan memberikan kasih sayang

berlimpah.

2. Keluargaku tercinta. Ayah (Martinus Suramto), ibu (Muara Sutarti),

adik-adikku tersayang Ignatia Anggun Dwi Oktaviani dan Yohanes Anang Tri

(9)
(10)
(11)

viii

ABSTRAK

Rini, Fransiska Ambar Widhiyan. 2015. Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman Berdasarkan Faktor Membaca dan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mahasiswa Semester VI Kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2015. Skripsi. Yogyakarta: PBSI,FKIP,USD.

Penelitian ini mengkaji strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa semester VI kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang berjumlah 28 mahasiswa.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes dan nontes. Instrumen tes yang digunakan adalah tes kemampuan membaca pemahaman. Instrumen nontes yang digunakan peneliti adalah observasi, wawancara, dan angket. Faktor membaca dianalisis berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal. Tes kemampuan membaca pemahaman mahasiswa dianalisis berdasarkan enam aspek membaca pemahaman, yaitu (1) menangkap arti kata/istilah, (2) makna tersirat, (3) makna tersurat, (4) menarik kesimpulan isi bacaan, (5) memprediksi maksud penulis, dan (6) mengevaluasi bacaan. Keenam aspek tersebut kemudian dikaitkan dengan analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang diperoleh dari hasil analisis faktor membaca, observasi, dan wawancara.

(12)

ix ABSTRACT

Rini, Fransiska Ambar Widhiyan. 2015. The Learning Strategy of Reading Comprehension Ability Based on the Factors of Reading and Test Result of Reading Comprehension Ability for Students from Semester Six Class B in Indonesia Literature Language Education of Sanata Dharma University in 2015 Academic Year. Thesis. Yogyakarta: Indonesia Literature Language Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

This research studies the learning strategy of reading comprehension ability based on the factors of reading and test result of reading comprehension ability for students from semester six class B in Indonesia Literature Language Education of Sanata Dharma University in 2015 Academic Year. The purpose of this study is to describe the learning strategy to improve the reading comprehension ability of the students from semester six class B in Indonesia Literature Language Education of Sanata Dharma University, which amounts to 28 students.

This research is a qualitative and quantitative descriptive research. The instruments used were test and non-test instruments. The test instrument used was the test of reading comprehension ability. The non-test instrument that were used by the researcher were observation, interview and questionnaires. The reading factor was analyzed based on internal and external factors. The test of student’s reading

comprehension ability was analyzed based on six aspects of reading comprehension, which are (1) apprehending the meaning of the word/term, (2) implicit meaning, (3) explicit meaning, (4) concluding the content of reading, (5) predicting the writer’s

intention and (6) evaluating the reading. The six aspects were then associated with SWOT analysis to find out the strength, weakness, opportunity and threat which were obtained from the results of analysis of reading, observation and interview factors.

From the results of research, it can be concluded that reading factor is included in high category with a percentage of 72.23%. The level of reading comprehension ability is in sufficient category. This is proven by the students’

(13)

x

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat-Nya dan berkat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman Berdasarkan Faktor Membaca dan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mahasiswa Semester VI Kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2015 dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra

Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil diselesaikan karena bantuan,

dukungan, bimbingan, doa, nasihat,dan kerjasama dari banyak pihak. Oleh karena

itu, dengan rendah hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma.

2. P. Kuswandono, Ph.D. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni,

Universitas Sanata Dharma.

3. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia.

4. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. selaku Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

5. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd. sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktu memberikan bimbingan dengan bijaksana, sabar, dan penuh ketelitian

bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Robertus Marsidiq, selaku karyawan sekretariat prodi PBSI yang dengan

sabar memberikan pelayanan administratif kepada penulis dalam

(14)

xi

7. Seluruh mahasiswa semester VI kelas B program studi Pendidikan Bahasa

Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang telah bersedia

menjadi responden dalam penelitian ini.

8. Kedua orang tuaku, ayah Martinus Suramto dan ibu Muara Sutarti yang selalu

memberikan dukungan, semangat, nasihat, doa dan segala hal yang terbaik

untuk penulis.

9. Kedua adikku tersayang, Ignatia Anggun Dwi Oktaviani dan Yohanes Anang

Tri Jayanto yang selalu memberi dukungan, memotivasi, dan selalu

melakukan kekonyolan untuk menghibur penulis. Terimakasih atas

persaudaran kita yang indah ini.

10. Mas Ariesta Yuan Iswahyudi yang sudah membantu, memberi dukungan,

nasihat, kasih sayang, kesabaran mengadapi penulis, doa, dan motivasi

selama proses penyelesain skripsi.

11. Sahabatku Karolina Candra Dewi dan Christine Dyah Prawesthi atas

kebersamaan selama di Yogyakarta dan segala hal yang pernah kita lakukan

bersama baik itu menyenangkan atau tidak menyenangkan.

12. Teman terbaikku Rugi Astutik, Maria Dwi Rianti, dan Priska Nawang Wulan

atas bantuan, dukungan, dan motivasi untuk penulis.

13. Albert Ade dan Gratia terima kasih telah membantu membuat abstract dan memberi kelancaran dalam penyelesaian skripsi ini.

14. Teman unit di Asrama Syantikara Betha dan kak Martha terima kasih sudah

membantu, menjadi teman begadang tiap malam, dan memberi semangat

penulis selama proses penyelesaian skripsi .

15. Teman-teman PBSI angkatan 2011 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per

satu. Terima kasih atas motivasi, dukungan, semangat, dan kebersamaan yang

terjalin selama ini.

16. Semua pihak yang belum disebutkan yang turut membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas kehadiran kalian yang telah

memberikan pengalaman luar biasa untuk penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh

(15)
(16)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………. ii

HALAMAN PENGESAHAN….……….. iii

MOTTO……….………. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN……… v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……… vii

ABSTRAK……….. viii

ABSTRACT………. ix

KATA PENGANTAR………... x

DAFTAR ISI………. xiii

DAFTAR TABEL……….… xvi

DAFTAR SKEMA………. xviii

DAFTAR LAMPIRAN………. xix

BAB I PENDAHULUAN……….. 1

1.1Latar Belakang………... 1

1.2 Rumusan Masalah………. 5

1.3 Tujuan Penelitian………... 6

1.4 Manfaat Penelitian………. 6

1.5 Batasan Istilah………... 7

1.6 Sistematika Penulisan……… 8

BAB II LANDASAN TEORI……… 9

2.1 Penelitian yang Relevan……… 9

(17)

xiv

2.2.1 Pengertian Membaca………. 11

2.2.2 Tujuan Membaca………... 12

2.2.3 Manfaat Membaca………. 13

2.2.4 Faktor Membaca……… 14

2.2.5 Jenis-Jenis Membaca………. 19

2.2.6 Pengertian Membaca Pemahaman……… 21

2.2.7 Pengertian Strategi Pembelajaran………... 22

2.2.8Jenis Strategi Pembelajaran Membaca Pemahaman………. 23

2.2.9 Teori Analisis SWOT……… 26

2.2.10 Teori Skala Likert………... 27

2.3 Kerangka Berpikir………. 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………. 32

3.1Jenis Penelitian………... 32

3.2 Subjek Penelitian……… 33

3.3 Teknik Pengumpulan Data……….. 33

3.3.1 Teknik Tes……….. 33

3.3.2 Teknik Nontes………..……….. 33

a. Observasi……….……..……… 34

b. Wawancara……….………….…….. 34

c. Angket……….……... 34

3.4 Instrumen Penelitian……….. 34

3.4.1 Instrumen Tes……….… 35

3.4.2 Instrumen Nontes……… 35

a. Instrument Observasi……… 35

b. Instrument Wawancara……….. 36

c. Instrument Angket………. 37

(18)

xv

3.5.1 Teknik Analisis Data Angket Faktor Membaca………... 38

3.5.2Teknik Analisis Data Tes Kemampuan Membaca Pemahaman…. 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 42

4.1 Deskripsi Data………. 42

4.2 Analisis Data Observasi……….. 43

4.3 Analisis Angket FaktorMembaca dan Analisis SWOT………. 45

4.3.1 Analisis Data Angket Faktor Membaca……….. 46

4.3.1.1 Faktor Internal……… 47

4.3.1.2 Faktor Eksternal………. 82

4.3.2 Analisis SWOT………... 94

4.4 Analisis Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman dan Keterkaitannya dengan Analisis SWOT……….. 99

4.4.1 Analisis Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman………… 99

4.4.2 Keterkaitan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Membaca Analisis SWOT………. 102

4.5 Analisis Data Wawancara………... 111

4.6 Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman…………. 114

4.7 Pembahasan ……… 122

BAB V PENUTUP………... 131

5.1 KesimpulanHasil Penelitian……...……… 131

5.2 Saran……… 133

DAFTAR PUSTAKA……….. 136

(19)

xvi

DAFTAL TABEL

Tabel 2.1 Kategori Faktor Membaca……….. 28

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Membaca Pemahaman……… 35

Tabel 3.2 Panduan Observasi………. 36

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara………. 36

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Faktor Membaca……… 37

Tabel 3.5 Kategori Faktor Membaca……… 39

Tabel 3.6 Kategori Skala 5………. 41

Tabel 4.1 Kategori Faktor Membaca……… 47

Tabel 4.2 Indikator Motivasi……… 48

Tabel 4.3 Indikator Sikap dan Minat Pembaca……… 53

Tabel 4.4Indikator Kebiasaan Membaca……… 58

Tabel 4.5 Indikator Kondisi Emosi dan Kondisi Kesehatan Pembaca…… 63

Tabel 4.6Indikator Ketertarikan Terhadap Bacaan dan Kebermanfaatan Bagi Pembaca………. 67

Tabel 4.7 Indikator Tingkat IntelegensiPembaca……….……… 72

Tabel 4.8Indikator Pengetahuan TentangCara Membaca……… 76

Tabel 4.9Indikator Pengalaman yang Dimiliki……… 79

Tabel 4.10Indikator Penguasaan Bahasa……….. 80

Tabel 4.11 Indikator Sosial Ekonomi Keluarga dan Tidak Tersedianya Bahan Bacaan……… 83

Tabel 4.12Indikator Suasana Lingkungan dan Waktu……….. 86

Tabel 4.13Indikator Budaya Lisan………. 89

Tabel 4.14Indikator Media Elektronik………... 90

Tabel 4.15Indikator Teks………... 92

Tabel 4.16 Kekuatan (Strength)………. 95

Tabel 4.17 Kelemahan (Weakness)……… 97

(20)

xvii

(21)

xviii

DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Jenis-JenisMembaca……….. 21

(22)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Faktor Membaca……… 139

Lampiran 2 Tes Kemampuan Membaca Pemahaman………... 146

Lampiran 3 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Membaca Pemahaman……. 162

Lampiran 4 Daftar Hadir……….. 163

Lampiran 5 Perhitungan Skala Likert Faktor Membaca………... 165

Lampiran 6 Tabulasi Angket Faktor Membaca………. 169

Lampiran 7 Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku Tes

Kemampuan Membaca Pemahaman……….. 178

Lampiran 8 Nilai Tes Kemampuan Membaca Pemahaman……….. 182

Lampiran 9 Hasil Observasi……….. 184

Lampiran 10 Hasil Wawancara………. 186

Lampiran 11 Hasil Lembar Kerja Tes Kemampuan Membaca

Pemahaman……….……… 196

(23)

1

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang Masalah

Membaca merupakan salah satu dari keempat keterampilan berbahasa.

Membaca sangat penting bagi setiap orang seperti meningkatkan pengetahuan dan

wawasan. Menurut Tampubolon (2008:4) membaca merupakan salah satu

kemampuan yang harus dibina dan dikembangkan. Atas dasar itu sebaiknya

kemampuan membaca harus dibina dan ditingkatkan agar menjadi sebuah kebiasaan.

Kemampuan membaca tidak hanya berperan untuk menguasai bidang ilmu yang

dipelajari, tetapi juga berperan untuk mengetahui berbagai macam kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang harus dikembangkan. Namun, kegiatan membaca

belum menjadi sebuah kebiasaan dan bagian dari kehidupan sehari –hari masyarakat

Indonesia diberbagai kalangan baik itu anak – anak, remaja, dewasa, maupun orang

tua. Masyarakat lebih meminati budaya menonton dan mendengar daripada budaya

baca.

Situasi demikian dapat dilihat dari beberapa hasil survei yang dilakukan oleh

beberapa lembaga, di antaranya adalah survei Progress In Internasional Reading Literacy Study (PIRLS) pada tahun 2006 menyebutkan kemampuan membaca siswa kelas IV di Indonesia berada di posisi 41 dari 45 negara (negara bagian) peserta

(24)

tanggal 08 September 2014). Publikasi IAEEA tanggal 28 November 2007 tentang

minat baca dari 41 negara menginformasikan kemampuan membaca siswa Indonesia

selevel dengan negara belahan bagian selatan bersama Selandia Baru dan Afrika

Selatan. Survei lain, dari Organization for Economic Cooperation and Development

(OECD) tahun 2009 menyebutkan bahwa kemampuan membaca masyarakat

Indonesia berada pada posisi 57 dari 62 negara anggotanya

(http://www.perpustakaan.depkeu.go.id/DefaultPrg.asp?in=Detailnews&IdNews=442

diakses pada tanggal 26 Juli 2014). Data tersebut menunjukkan bahwa kemampuan

membaca dari tahun ke tahun tidak mengalami perkembangan yang signifikan karena

posisi Indonesia masih tetap di bawah 56 negara lain.

Kurangnya minat membaca juga mempengaruhi rendahnya kemampuan

membaca masyarakat Indonesia. Data Bank Dunia Nomor 16369-IND dan studi

International Association for the Evaluation of Education Achicievement (IAEEA), untuk kawasan Asia Timur, menyebutkan bahwa minta baca bangsa Indonesia

memegang posisi terendah dengan skor 51,7, di bawah Filipina (skor 52,6), Thailand

(skor 65,1), Singapura (skor 74,0) dan Hongkong (skor 75,5). Data lainnya yang

bersumber dari hasil survei UNESCO (2011) menyebutkan bahwa indeks membaca

masyarakat Indonesia hanya 0,001. Artinya, dari 1.000 penduduk Indonesia, hanya

ada satu orang yang masih memiliki minat baca tinggi (media.kompasiana.com, diakses pada tanggal 17 September 2014). Selain kurangnya minat, membaca juga

belum menjadi budaya masyarakat padahal budaya baca merupakan salah satu kunci

(25)

Menurut hasil penelitianProgram For International Student Assessment(PISA) pada tahun 2012, Indonesia berada di peringkat 64 dari 65 negara (m.radarpena.com,

diakses pada tanggal 07 Desember 2014).

Hasil penelitian lain dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012

memublikasikan, membaca bagi masyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan

sebagai sumber untuk mendapatkan informasi. Masyarakat lebih memilih menonton

televisi (91,68%) dan mendengarkan radio (18,57%) daripada membaca (17,66%).

Artinya, membaca untuk mendapatkan informasi baru dilakukan oleh 17,66% dari

total penduduk Indonesia (bps.go.id, diakses pada tanggal 26 Januari 2015). Presentase membaca masyarakat Indonesia mengalami penurunan yang cukup tinggi

1,28%, dari 18,94% pada tahun 2009. Padahal hasil penelitian dari Badan Pusat

Statistik (BPS) tahun 2006 mempublikasikan, membaca bagi masyarakat Indonesia

belum menjadikan kegiatan sebagai sumber untuk mendapatkan informasi.

Masyarakat lebih memilih menonton televisi (85,9%), dan mendengarkan radio

(40,3%) daripada membaca (23,5%). Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan,

membaca untuk mendapatkan informasi baru dilakukan oleh 23,5% dari penduduk

Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa persentase membaca berdasarkan dari hasil

penelitian BPS setiap tahunnya mengalami penurunan, dapat dilihat pada tahun 2006

persentase membaca masyarakat mencapai 23,5%, tahun 2009 turun menjadi 18,94%,

dan pada tahun 2012 persentase membaca masyarakat juga mengalami penurunan

(26)

menurun, bangsa Indonesia akan semakin kesulitan untuk mengejar kemajuan bangsa

lain.

Untuk mengatasi masalah tersebut yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia

adalah kemampuan membaca pemahaman tingkat tinggi, yaitu membaca pemahaman.

Alasan harus menguasai membaca pemahaman adalah (1) membantu siswa

meningkatkan kemampuan belajar, (b) mempererat waktu membaca dengan

pemerolehan pengetahuan yang lebih banyak, (c) memberikan wawasan secara luas

tentang berbagai jenis kegiatan membaca, dan (d) membiasakan siswa berpikir kritis

terhadap bacaan yang dibaca (Smith 1973 dalam Pranowo, 1996:30). Jika seseorang

memahami dan menjalankan alasan-alasan tersebut sebenarnya baik, karena

kemampuan membaca pemahaman sangat diperlukan untuk meningkatkan daya pikir

dan pengetahuan yang lebih baik.

Berdasarkan hasil observasi proses perkuliahan pada tanggal 20 April 2015

di ruang S303 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta juga menunjukkan, kurangnya

minat membaca pada mahasiswa. Hal ini dapat diketahui dari partisipasi mahasiswa

di kelas saat mengikuti perkuliahan, sebagai contoh seperti mahasiswa sulit dan

enggan untuk bertanya tentang materi yang diberikan dosen. Mahasiswa cenderung

diam dan menerima semua informasi yang diberikan dosen. Mereka jarang

memberikan kritik, pendapat ataupun idenya. Pada saat dosen menanyakan alasan

mahasiswa tidak mau bertanya, kebanyakan mahasiswa merasa bingung dan tidak

mampu untuk bertanya (takut jika pertanyaannya tidak bermutu). Di sisi lain,

(27)

Mahasiswa yang tidak mampu bertanya ataupun memberikan pertanyaan tidak

berkualitas, kemungkinan karena sebelumnya mereka tidak membaca tentang materi

yang diberikan dosen.

Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan upaya untuk menentukan strategi

pembelajaran membaca pemahaman. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian

dengan judul “Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman Berdasarkan Faktor Membaca dan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mahasiswa Semester VI Kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti merumuskan

permasalahan penelitian sebagai berikut.

1. Faktor apa saja yang memengaruhi kemampuan membaca mahasiswa PBSI

semester VI kelas B Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2015?

2. Bagaimana tingkat kemampuan membaca pemahaman mahasiswa PBSI semester

VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta ?

3. Bagaimana strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman bagi

(28)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan faktor yang memengaruhi kemampuan membaca mahasiswa

PBSI semester VI kelas B Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun Ajaran

2015.

2. Mendeskripsikan tingkat kemampuan membaca pemahaman yang dimiliki oleh

mahasiswa PBSI semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun

ajaran 2015.

3. Menjelaskan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman bagi

mahasiswa PBSI semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun

ajaran 2015.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa bahasa dan sastra

Indonesia dan peneliti lainnya.

1. Bagi Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tentang faktor apa

saja yang memengaruhi kemampuan membaca pemahaman mahasiswa. Dengan

demikian, mahasiswa dapat meningkatkan faktor positif membaca dan mengatasi

faktor yang dapat mengganggu. Selain itu, hasil peneltian ini dapat memberikan

gambaran strategi pembelajaran membaca pemahaman yang dapat digunakan untuk

(29)

2. Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini diharapkan diharapkan dapat memberi inspirasi dan

masukan bagi peneliti lain agar penelitian yang berkaitan dengan kemampuan

membaca pemahaman dapat dikembangkan menjadi lebih baik.

1.5 Batasan Istilah

Dalam penelitian ini digunakan beberapa istilah. Untuk menghindari salah

tafsir diberikan batasannya sebagai berikut.

1. Membaca

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan pembaca

untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata –kata

atau bahasa tulis (Tarigan, 2008: 7).

2. Membaca pemahaman

Membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang bertujuan untuk

memperoleh pemahaman dan penafsiran makna – makna yang terkandung di dalam

lambang–lambang bahasa tulis (Tarigan, 2010: 42).

3. Strategi

Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja

untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup tujuan kegiatan, siapa

yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan, dan sarana penunjang

(30)

4. Strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)

termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan

dalam pembelajaran menurut Wina Sanjaya dalam Abdul (2013:8).

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini merupakan gambaran umum mengenai isi dari

keseluruhan pembahasan, yang bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam

mengikuti alur pembahasan yang terdapat dalam penulisan skripsi. Penelitian

deskripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu (I) pendahuluan, (II) landasan teori, (III)

metodologi penelitian, (IV) hasil penelitian dan pembahasan, dan (V) penutup.

Bab I terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II terdiri atas

penelitian yang relevan, kajian teori, dan kerangka berpikir. Bab III terdiri atas jenis

penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan

teknik analisis data. Bab IV terdiri atas deskripsi data, analisis data observasi,

analisis angket faktor kemampuan membaca dan analisis SWOT, analsisis hasil tes

kemampuan membaca pemahaman dan keterkaitan dengan analisis SWOT, analisis

data wawancara, strategi pembelajaran membaca pemahaman, dan pembahasan. Bab

(31)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian yang Relevan

Setiap penelitian pada umumnya telah ada acuan yang mendasarinya.

Acuan-acuan ini digunakan sebagai referensi untuk mengadakan suatu penelitian. Peneliti

menemukan dua penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Sheila Prima Ramadhani (2013),

mahasiswa Universitas Sanata Dharma, dengan judul Hubungan Antara Minat Baca dengan kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas XI Animasi SMK Negeri 5 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 yang dilakukan oleh. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan seberapa tinggi kemampuan membaca pemahaman

siswa yang memiliki minat baca tinggi, (2) mendeskripsikan seberapa tinggi

kemampuan membaca pemahaman siswa yang memiliki minat baca rendah, dan (3)

mendeskripsikan hubungan antara minat baca dengan kemampuan membaca

pemahaman siswa kelas XI Animasi SMK Negeri 5 Yogyakarta tahun ajaran

2012/2013. Populasi penenlitian ini mencakup seluruh siswa kelas XI Animasi SMK

Negeri 5 Yogyakarta yang berjumlah 65 siswa. Seluruh anggota populasi dijadikan

sampel penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kemampuan membaca pemahaman

(32)

kategoribaik,(2) kemampuan membaca pemahaman siswa yang memiliki minat baca rendah dinyatakan masuk dalam kategori cukup, dan (3) ada hubungan atau korelasi

tinggi antara minat baca dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI Animasi SMK Negeri 5 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dengan besar nilai r

berada di antara 0,800 sampai dengan 1,00 .

Penelitian kedua, penelitian yang dilakukan oleh Aloysius Ivan Tri Widayanto

(2006) berjudul Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Tingkat II SMK Putra Tama, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2005/2006. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman siswa kelas II SMK Putra Tama tahun

ajaran 2005/2006. Populasi penelitian ini adalah siswa tingkat II Akutansi, penjualan,

dan broadcast dia SMK Putra Tama yang berjumlah 104 orang. Sampel penelitian hanya 92 siswa. Berdasarkan hasil yang dicapai oleh ketiga kelas di SMK Putra Tama

menunjukkan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa tingkat II berkategori

baik. Hal ini dapat diketahui dari perolehan skor yang berkisar di angka 5,7–7,2.

Penelitian yang dilakukan peneliti memiliki persamaan dan perbedaan dengan

penelitian terdahulu. Pada penelitian ini akan dibahas strategi pembelajaran

kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes

kemampuan membaca pemahaman mahasiswa semester VI kelas B Program Studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun

ajaran 2015. Relevansi kedua penelitian terdahulu dengan penelitian yang sedang

dilakukan adalah sama-sama menggunakan kemampuan membaca pemahaman

(33)

pemahaman, kedua penelitian terdahulu mencari nilai rata-rata(mean)dan simpangan baku untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca pemahaman. Perbedaan

terletak pada subjek penelitian. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa semester

VI kelas B program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.

2.2 Kajian Teori

2.2.1 Pengertian Membaca

Membaca adalah satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan merupakan

satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan (Tampubolon, 1987:5),

sedangkan menurut Soedarso (2004:4), membaca adalah aktivitas yang kompleks

dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah – pisah, meliputi: orang

harus menggunakan pengertian dan khayalan.

Membaca dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Selain itu, membaca

merupakan suatu aktivitas yang memiliki banyak manfaat. Melalui membaca,

seseorang diharapkan antara lain, (1) memperoleh informasi dan tanggapan yang

tepat, (2) mencari sumber, menyimpulkan, menjaring, dan menyerpa informasi dari

bacaan, dan (3) mampu mendalami, menghayati, menikmati, dan mengambil manfaat

dari bacaan (Syafi’ie, 1993:2). Pendapat lain dikemukakan oleh Rahim (2001:163)

yang menyatakan bahwa membaca meliputi infornasi tekstual yang dihubungkan

(34)

seseorang yang berhubungan dengan objek – objek, tempat – tempat, tindakan –

tindakan atau peristiwa–peristiwa.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan, membaca

adalah salah satu keterampilan berbahasa dari empat keterampilan berbahasa yang

lain yang memiliki banyak manfaat yang bersifat kompleks dan rumit dengan tujuan

memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh.

2.2.2 Tujuan Membaca

Suatu kegiatan yang dilakukan oleh setiap individu pasti disertai dengan

adanya tujuan. Begitu pula dengan membaca, hendaknya seorang pembaca memiliki

tujuan sebelum melakukannya. Tujuan dalam membaca dan menentukan arah dan

hasil yang akan diperoleh oleh pembaca.

Setiap pembaca memiliki tujuan berbeda–beda. Penentuan tujuan didasarkan

pada kebutuhan individu masing – masing. Berdasarkan pendapat Rahim (2008: 11),

adapun macam – macam tujuan membaca, yaitu: (1) Kesenangan, (2)

menyempurnakan membaca nyaring; (3) menggunakan strategi tertentu, (4)

memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik, (5) mengaitkan informasi baru

dengan informasi dengan informasi yang telah diketahuinya, (6) memperoleh

informasi untuk laporan lisan atau tertulis, (7) mengkonfirmasikan atau menolak

prediksi; (8) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang

diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur

(35)

2.2.3 Manfaat Membaca

Menurut Hernowo (2005 : 33) melalui membaca seseorang dapat belajar dari

pengalaman orang lain dan menambah ilmu pengetahuan Jordan E. Ayan (dalam

Hernowo, 2005 :35) mengatakan, “membaca dapat memicu daya kreativitas pembaca dengan membaca seseorang akan memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang

akan semakin meningkatkan kecerdasannya sehingga ia lebih mampu menjawab

tantangan hidup pada masa - masa mendatang”.

Hernowo (2005:35) juga menjelaskan beberapa manfaat yang diperoleh

melalui membaca sebagai berikut.

a) Mempermudah pemahaman terhadap bacaan dari bermacam – macam bidang

ilmu terutama yang terkait dengan mata pelajaran. Pada hakikatnya membaca

dapat membantu seseorang dalam menambah, memperluas, dan memperdalam

suatu materi.

b) Meningkatkan kemampuan membuat perbandingan, penelitian, dan pengkajian

terhadap berbagai hal yang sangat berguna dalam kehidupan.

c) Meningkatkan apresiasi di bidang sastra dan seni.

d) Meningkatkan kemampuan mengenal diri dan lingkungan serta berbagai macam

kebudayaan.

e) Memperluas wawasan dan mengembangkan kepribadian.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca

merupakan kegiatan yang memiliki banyak manfaat. Kegiatan membaca pada

(36)

pengalaman dan pengetahuan yang dapat menghasilkan kepuasan batin. Kegiatan

membaca dapat pula mempermudah pemahaman, meningkatkan kreatifitas, serta

memperluas wawasan seseorang.

2.4 Faktor Membaca

Ada banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman.

Menurut Somadayo (2011: 30) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses

membaca pemahaman di antaranya:

1) Tingkat intelegensi, dua orang yang berbeda IQ-nya sudah pasti akan berbeda

hasil dan kemampuan membacanya,

2) Kemampuan berbahasa, karena keterbatasan kosakata yang dimilikinya

seseorang akan sulit memahami teks bacaan tertentu,

3) Sikap dan minat, sikap biasanya ditunjukkan oleh rasa senang atau tidak senang,

sedangkan minat merupakan keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya

untuk melakukan sesuatu,

4) Keadaan bacaan yang berkenaan dengan tingkat kesulitan yang dikupas, aspek

perwajahan, atau desain halaman buku, besar kecilnya huruf dan sejenisnya,

5) Kebisaaan membaca, maksudnya apakah seseorang tersebut mempunyai tradisi

membaca atau banyak waktu atau kesempatan yang disediakan oleh seseorang

sebagai kebutuhan,

6) Pengetahuan tentang cara membaca, misalnya dalam menentukan ide pokok

(37)

7) Latar belakang sosial, ekonomi dan budaya,

8) Emosi, misalnya keadaan emosi yang berubah, dan

9) Pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya.

Johnson dan Pearson dalam Zuhcdi (2007:23) menyatakan bahwa

faktor-faktor yang memengaruhi komprehensi membaca dapat dibedakan menjadi dua

macam, yaitu:

1) Faktor yang berasal dari dalam diri pembaca, yaitu meliputi kemampuan

linguistik (kebahasaan), minat, motivasi dan kumpulan kemampuan membaca.

2) Faktor yang berada di luar diri pembaca dibedakan menjadi dua kategori, yaitu

unsur-unsur bacaan dan lingkungan membaca.

a) Unsur-unsur pada bacaan atau ciri-ciri tekstual meliputi kebahasaan teks yaitu

tingkat kesulitan bahan bacaan dan organisasi teks bacaan. Organisasi teks

merupakan pertolongan yang tersedia pada bacaan bisa berupa bab, subbab,

grafik atau tabel, serta susunan tulisan.

b) Kualitas lingkungan membaca meliputi:(1) persiapan guru sebelum, pada saat,

atau setelah pelajaran membaca guna mendorong siswa dalam memahami

teks, (2) cara siswa menanggapi tugas, dan (3) suasana umum menyelesaikan

tugas (hambatan dan dorongan membaca).

Faktor-faktor yang mempengaruhi membaca menurut Lamb dan Arnold

(dalam Rahim, 2007:6) ada 3, yaitu (1) faktor fisiologis, (2) faktor intelektual, dan (3)

(38)

a. Faktor Fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis

kelamin. Beberapa ahli mengemukakan bahwa keterbelakangan neurologis

(misalnya berbagai cacat otak) dan kekurangan matang secara fisik merupakan

salah satu faktor yang dapat menyebabkan anak gagal dalam meningkatkan

kemampuan membaca pemahaman.

b. Faktor Intelektual dapat disebut juga istilah intelegensi. Istilah intelegensi

didefinisikan sebagai suatu kegiatan berpikir yang terdiri dari pemahaman yang

esensial tentang situasi yang diberikan dan meresponnya secara tepat. Secara

umum ada hubungan antara kecerdasan yang diindikasikan oleh IQ dengan

rata-rata peningkatan remedial membaca. Tingkat intelegensi membaca itu sendiri

pada hakikatnya proses berpikir dan memecahkan masalah. Dua orang yang

berbeda IQ sudah pasti akan berbeda hasil dan kemampuan membacanya.

c. Faktor Lingkungan juga mempengaruhi kemampuan membaca seseorang. Faktor

lingkungan dapat dijabarkan sebagai berikut.

1) Latar belakang dan pengalaman anak di rumah: lingkungan dapat membentuk

pribadi, sikap, nilai, dan kemampuan bahasa anak. Kondisi di rumah juga

memengaruhi probadi dan penyesuaian diri anak dalam masyarakat. Kondisi

itu pada gilirannya dapat membentuk anak dan dapat juga menghalangi anak

belajar membaca. Seorang anak yang tinggal di dalam rumah tangga yang

harmonis, rumah yang penuh cinta kasih, tidak akan menemukan kendala

yang berarti dalam membaca. Kualitas dan luasnya pengalaman anak di rumah

(39)

merupakan suatu kegiatan yang bermakna, pengalaman masa lalu anak-anak

memungkinkan anak-anak untuk lebih memahami apa yang mereka baca.

2) Faktor sosial ekonomi orang tua dan lingkungan tetangga merupakan faktor

yang membentuk lingkungan rumah anak. Beberapa penelitian

memperlihatkan bahwa status sosial ekonomi anak semakin tinggi

kemampuan verbal anak tersebut. Anak-anak yang yang mendapat contoh

bahasa yang baik dari orang dewasa serta orang tua yang berbicara dan

mendorong anak-anak untuk berbicara mendukung perkembangan bahasa dan

intelegensi anak tersebut.

3) Faktor psikologis juga mempengaruhi kemampuan membaca anak. Faktor ini

mencakup hal-hal seperti motivasi, minat, kematangan sosio, emosi, dan

penyesuaian diri. Adapun penjabarannya sebagai berikut.

a) Motivasi

Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di

dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah kegiatan

belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat

tercapai (Sardiman, 1986: 75). Motivasi merupakan sejumlah proses,

yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang

menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi dalam

(40)

b) Minat

Djamarah (2011:166) menjelaskan bahwa minat adalah

kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang

beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas

akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang.

Slameto (2010:180) menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih

suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu

hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat

atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

c) Kematangan Sosio dan Emosi serta Penyesuaian Diri

Menurut Rahim (2007:29) bahwa ada tiga aspek kematangan

emosi dan sosio yaitu stabilitas emos, kepercayaan diri, dan kemampuan

berpatisipasi kelompok. Seseorang harus mempunyai pengontrolan

emosi pada tingkat tertentu. Seseorang yang mudah marah, menangis

dan bereaksi secara berlebihan ketika tidak mendapatkan sesuatu atau

menarik diri, atau mendongkol akan mendapat kesulitan dalam pelajaran

membaca. Hal tersebut berbanding terbalik dengan seseorang yang lebih

mudah mengontrol emosinya akan lebih mudah memusatkan

perhatiannya pada teks yang dibacanya. Pemusatan perhatian pada

bahan bacaan memungkinkan meningkatkan kemampuan dalam

(41)

Berdasarkan faktor-faktor di atas ada banyak faktor yang mempengaruhi

kemampuan membaca pemahaman seseorang. Faktor yang paling mempengaruhi

berasal dari diri sendiri. Hal ini berhubungan dengan minat dan motivasi seseoranglah

yang menentukan kemampuan membaca pemahamannya. Apabila ia memiliki

kesadaran akan pentingnya membaca, maka minat dan motivasi untuk membacanya

tinggi sehingga kemampuan membacanya akan semakin terasah dan berkembang.

Semakin sering membaca maka kemampuan membaca seseorang juga akan

meningkat.

Selain itu, lingkungan juga mempengaruhi, misalnya orang yang tinggal di

lingkungan orang yang gemar membaca dan orang yang tinggal di lingkungan yang

tidak suka membaca, tentu akan berbeda kemampuan membacanya. Hal itu

dikarenakan orang yang berada di lingkungan orang yang suka membaca tentunya

akan termotivasi untuk suka membaca. Sebaliknya orang yang tinggal di lingkungan

yang tidak suka membaca pasti kemampuan membacanya rendah, karena mereka

tidak pernah membaca sehingga kemampuannya tidak terasah.

2.2.5 Jenis-Jenis Membaca

Membaca dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu berdasarkan

terdengar tidaknya suara pembaca, Tarigan (2008:12) membedakan membaca

(42)

dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi,

pikiran, dan perasaan seseorang pengarang. Saat membaca, pembaca mengeluarkan

suara sehingga orang lain bisa mendengarkannya.

Jenis membaca yang kedua adalah membaca dalam hati. Jenis membaca ini

dilaksanakan tanpa menyuarakan yang dibaca. Pembaca hanya menggunakan ingatan

visual yang mengakibatkan pengaktifan mata dan ingatan (Prihanto, 2006:3).

Membaca dalam hati dibedakan menjadi dua bagian besar, yaitu membaca intensif

dan membaca ekstensif. Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Objeknya

meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin (Tarigan,

1983:3). Membaca ekstensif mencakup membaca survei, membaca sekilas, dan

membaca dangkal.

Jenis membaca dalam hati yang kedua adalah membaca intensif. Tarigan

(1994:36) mengemukakan membaca intensif adalah studi saksama, telaah, teliti, dan

penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang

pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari. Membaca intensif meliputi

membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. Adapun membaca telaah isi

mencakup membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, dan membaca ide.

Membaca telaah bahasa mencakup membaca bahasa asing dan bahasa sastra. Secara

(43)

(Tarigan, 1983:13)

Skema 2.1 Jenis-Jenis Membaca

2.2.6 Pengertian Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman adalah salah satu jenis membaca di antara macam –

macam membaca yang jumlahnya cukup banyak. Menurut Nurgiantoro (2001: 5),

kemampuan membaca pemahaman merupakan kemampuan untuk memahami

informasi yang disampaikan pihak lain melalui sarana tulisan. Inti dari kemampuan

membaca pemahaman adalah memahami informasi yang disampaikan oleh penulis.

Aspek kemampuan membaca pemahaman meliputi pemahaman makna kata – kata,

pemahaman makna kalimat, pemahaman ide pokok paragraf, pemahaman ide

penjelas, dan pemahaman isi keseluruhan wacana.

(44)

Dalam membaca pemahaman terdapat tingkatan, tingkatan dalam membaca

pemahaman menurut Anderson dalam Tarigan (1986) meliputi: (1) mengidentifikasi

arti kata/istilah, (2) menangkap makna tersurat dan tersirat, (3) menyimpulkan, (4)

memprediksi, dan (5) mengevaluasi.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian membaca

pemahaman adalah kegiatan membaca yang bertujuan untuk memperoleh

pemahaman dan penafsiran makna – makna yang terkandung di dalam lambang –

lambang bahasa tulis. Melalui kegiatan membaca pemahaman, seseorang dapat

mengetahui tingkat pemahamannya terhadap bacaan. Pembaca menginterpretasikan

apa yang dibacanya berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki. Secara tidak

langsung, pembaca berdialog dengan penulis lewat bacaan. Proses komunikasi antara

pembaca dengan penulis lewat bacaan tersebut ada kalanya lancar dan ada kalanya

terganggu bahkan sama sekali tidak berjalan. Kelancaran tersebut akan sangat

berpengaruh terhadap pemahaman.

2.2.7 Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajar dapat dipersepsikan dan diartikan secara bervariasi. Ada

yang menggambarkan strategi belajar sebagai sifat, tingkah laku yang tidak teramat,

atau langkah nyata yang dapat diamati Huda (dalam Sunendar, 2011:6). Pengertian

yang disajikan oleh Brown (dalam Sunendar, 2011:7) menekankan konsep strategi

belajar sebagai tingkah laku yang tidak teramati dalam diri pembelajar. Strategi

(45)

masukan pemerolehan bahasa. Namun, Stern (dalam Sunendar, 20011:7) memandang

strategi belajar sebagai kecenderungan atau sifat-sifat umum dari pendekatan yang

digunakan oleh pembelajaran bahasa. Adapun Nunan (dalam Sunendar, 20011:7)

menafsirkan strategi pembelajaran sebagai proses mental yang digunakan pembelajar

untuk mempelajari dan menggunakan bahasa sasaran.

Strategi pembelajaran mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan

untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan

dengan pembelajaran, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan

pengajar dan peserta didik dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran untuk tujuan

yang telah digariskan. (Mujiono dalam Sunendar, 2011:8) Berdasarkan pendapat para

ahli di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran meliputi kegiatan atau

pemakaian teknik yang dilakukan oleh pengajar mulai dari perencanaan, pelaksanaan

kegiatan sampai ke tahap evaluasi, serta program tindak lanjut yang berlangsung

dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu pengajaran.

2.2.8 Jenis Strategi Pembelajaran Membaca Pemahaman

Strategi pembelajaran membaca pemahaman pada dasarnya adalah siasat yang

digunakan ketika mahasiswa melakukan kegiatan membaca dapat memahami isi teks

dan memperoleh makna dari teks yang dibacanya. Macam-macam strategi

pembelajaran membaca pemahaman yang sering digunakan yaitu MURDER,

(46)

Strategi MURDER pada dasarnya adalah (a) Mood, yang diperlukan adalah menciptakan suasana hati yang positif terhadap materi yang akan dipelajari, (b) Understand, berusaha untuk dapat memahami berbagai informasi, (c) Recall, ulangi materi yang pernah dibaca dengan cara meringkas, (d) Digest, telaah dan mencari informasi yang belum dipahami melalui berbagai cara, (e) Expand, kemabangkan materi yang telah Anda telaah untuk mencoba menerapkan dalam kehidupan

sehari-hari, dan (f)Review,mempelajari kembali materi yang pernah dipelajari agar semakin teringat isinya.

Strategi SQ3R menuntut mahasiswa memulai kegiatan membaca dengan

langkah yang harus ditempuh yaitu (1) Survey adalah mengidentivikasi unsur-unsur teks yang dibaca. Contoh unsur-unsur teks seperti judul buku, nama pengarang, daftar

isi, jumlah bab, topik setiap bab, indeks, dan daftar pustaka, (2) Question, adalah menyusun daftar pertanyaan yang dipikirkan oleh pembaca sebelum membaca buku,

(3) Read, adalah membaca bahan. Dalam membaca bahan, pembaca harus berusaha memahami arti kata sukar, idiom, dan ungkapan, selain itu dapat memahami makan

tersirat, memahami makna tersurat, menyimpulkan isi bacaan, mengevaluasi bacaan,

menangkap maksud penulis, dan membuat prediksi setelah bahan bacaan selesai

dibaca, (4) Resite, adalah melakukan tanya jawab mengenai isi bacaan, dan (5)

Review, adalah mengulas keseluruhan isi bacaan dengan menggunakan rumusan bahasa sendiri.

Strategi PQ4R memiliki langkah-langkah mirip dengan SQ3R, tetapi lebih

(47)

meliputi (1) Preview (membaca selintas dengan cepat), (2) Queation (bertanya), (3)

Read, (4) Refleksi, (5) Resite (melakukan tanya jawab), dan (6) Review (mengulang kembali isi bacaan secara menyeluruh menggunakan rumusan bahasa sendiri).

Selain itu, masih ada strategi pembelajaran membaca pemahaman yang lain yaitu

strategi KWL yang merupakan singkatan dari What I Know(apa yang saya ketahui),

What I Want to Learn (apa yang ingin saya pelajari), danWhat I Learned (apa yang telah saya pelajari). Strategi ini menekankan pada pentingnya latar belakang

pengetahuan pembaca. Langkah pembelajaran menggunakan KWL adalah sebagai

berikut.

Langkah What I Know mencakup empat langkah, yaitu: (1) membimbing mahasiswa menyampaikan ide-ide tentang topik bacaan yang akan dibaca, (2)

mencatat tentang topik yang akan dibaca, (3) mengatur diskusi tentang ide-ide yang

diajukan mahasiswa, dan (4) memberikan stimulus atau penyelesaian contoh

mengenai kategori ide. Untuk langkah What Do I Want to Learn mencakup dua langkah, yaitu (1) membimbing mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang berkaitan dengan topik bacaan, dan (2) membimbing mahasiswa untuk membuat

skala prioritas tentang pertanyaan-pertanyaan yang benar-benar mereka inginkan

(48)

2.2.9 Teori Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2003:18). Namun, dalam penelitian ini

analisis SWOT digunakan untuk mengindetifikasi berbagai faktor membaca yang

dimiliki oleh mahasiswa. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan dan peluang, tetapi secara bersamaan dapat meminimalkan

kelemahan dan ancaman. Menurut Rangkuti (2003:19) SWOT adalah singkatan dari

lingkungan internal Strengths dan Weaknesses serta lingkungan eksternal

Opportunities dan Threats yang ada dalam faktor membaca manusia. Dalam hal ini analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal (peluang dan ancaman)

dengan faktor internal (kekuatan dan kelemahan)

Pearce II (2013:156-157) menjabarkan analisis SWOT sebagai berikut.

Peluang (Opportunities) merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan yang mendukung faktor membaca mahasiswa. Ancaman (Threats) merupakan situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan mahasiswa

dalam membaca. Kekuatan (Strengths) merupakan keunggulan mahasiswa pada saat membaca dan kelemahan (Weaknesses) merupakan keterbatasan atau kekurangan yang dimiliki mahasiswa ketika membaca yang dapat menghambat pemahaman

mahasiswa terhadap bacaan. Keempat hal tersebut dapat dikatakan sebagai suatu

teknik yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan penyorotan yang cepat atas

(49)

Analisis SWOT adalah salah satu tahap dalam manajemen strategi yang

merupakan pendekatan analisis lingkungan. (Sagala, 2007:140) Proses penilaian

kekuatan, kelemahan, peluang, dan hambatan secara umum menunjuk pada dunia

bisnis sebagai analisis SWOT. Analisis SWOT menyediakan para pengambil

keputusan organisasi akan informasi yang dapat menyiapkan dasar dan pertimbangan

dalam pengambilan keputusan dan tindakan. Analisis SWOT (Susanto, 2014:133)

adalah perangkat analisa yang popular, terutama untuk kepentingan perumusan

strategi. Kemampuan analisis SWOT bertahan sebagai alat perencanaan yang masih

terus digunakan sampai saat ini, membuktikan kehebatan analisis dalam pandangan

seorang dosen.

Analisisis SWOT juga dapat dikatakan sebuah pendekatan konseptual yang

luas, yang menjadikannya rentan terhadap beberapa keterbatasan. Pertama, analisis

SWOT berpontensi untuk terlalu banyak memberikan penekanan pada kekuatan

internal dan kurang memberikan perhatian pada ancaman eksternal. Kedua, analisis

SWOT dapat menjadikan sesuatu yang bersifat statis dan beresiko mengabaikan

perubahan situasi dan lingkungan yang dinamis. Ketiga, analisis SWOT berpontensi

terlalu memberikan penekanan hanya pada satu kekuatan atau elemen dari strategi.

2.2.10 Teori Skala Likert

Skala likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap,

pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau

(50)

Hal tersebut juga dipertegas oleh Riduwan (2002:12) skala likert digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang

kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan secara

spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut variabel penelitian, dengan

menggunakan skala likert, maka variabel yang akan dijabarkan menjadi dimensi,

dimensi dijabarkan menjadi subvariabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi

menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang

terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa

pernyataan atau pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden. Di bawah ini

dijabarkan kriteria interpretasi skor yakni:

Tabel 2.1 Kategori Faktor Membaca

Rentang Skor Kriteria 0% - 20% Sangat Rendah 21% - 40% Rendah

41% - 60% Cukup 61% - 80% Tinggi

81% - 100% Sangat Tinggi

Dalam skala likert (Suharso, 2009:44), kemungkinan jawaban tidak sekedar

“setuju” dan “tidak setuju”, tetapi dibuat lebih banyak kemungkinan jawabannya,

yaitu 5 = Sangat Setuju (SS), 4= Setuju (S), 3 = Tidak Memiliki Pilihan (TMP), 2 =

Tidak Setuju (TS), dan 1= Sangat Tidak Setuju(STS). Suharso (2009:44) menjelaskan

(51)

1) Mengumpulkan sejumlah pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan masalah

yang akan diteliti. Responden diwajibkan memilih salah satu dari sejumlah

kategori jawaban yang tersedia. Kemudian masing-masing jawaban diberi

penilaian tertentu (misalnya 1,2,3,4,5).

2) Membuat nilai total untuk setiap responden dengan menjumlah nilai untuk

seluruh jawaban.

3) Menilai kekompakkan antarpernyataan. Caranya dengan membandingkan

jawaban antara dua responden yang mempunyai skor total yang sangat berbeda,

tetapi memberikan jawaban yang sama untuk pernyataan tersebut. Pernyataan

tersebut dinilai tidak baik, sehingga harus dikeluarkan (tidak digunakan untuk

mengukur konsep yang diteliti).

4) Pernyataan yang kompak dijumlahkan untuk membentuk variabel baru dengan

menggunakan tekniksummated rating.

2.3 Kerangka Berpikir

Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor

membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester

VI kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Santa

Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015 dibuat dengan dasar kerangka berpikir

sebagai berikut. Pertama, peneliti melakukan analisis kebutuhan dan mengumpulkan

data mahasiswa dengan melakukan observasi, menyebarkan angket faktor membaca,

(52)

Kedua, mencari teori yang mendukung untuk analisis data. Selanjutnya,

data-data yang sudah diperoleh dianalisis. Faktor membaca dianalisis berdasarkan faktor

internal dan eksternal. Terdapat 101 pernyataan (subindikator) dalam angket faktor

membaca dan diklasifikasikan ke dalam 9 indikator internal dan 5 faktor eksternal.

Hasil perhitungan skala likert setiap subindikator diklasifikasi ke dalam sikap positif

dan sikap negatif. Setelah subindikator diklasifikasi langkah selanjutnya adalah

dianalisis SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Tes

kemampuan membaca pemahaman digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan

membaca pemahaman mahasiswa. Tes kemampuan membaca pemahaman dianalisis

dengan cara mencari nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku. Selanjutnya, nilai rata-rata dan simpangan baku yang diperoleh dikonversikan ke dalam skala 5. Secara

khusus peneliti juga melakukan analisis tes kemampuan membaca pemahaman

berpedom pada aspek membaca Pemahaman, yaitu (1) menangkap arti kata/istilah,

(2) makna tersirat, (3) makna tersurat, (4) menarik kesimpulan isi bacaan,

(5) memprediksi maksud penulis, dan (6) mengevaluasi bacaan. Kemudian aspek

tersebut dikaitkan dengan analisis SWOT.

Ketiga, menentukan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman

berdasarkan hasil observasi, angket faktor membaca, hasil tes kemampuan membaca

pemahaman, dan wawancara. Strategi pembelajaran ini diharapkan dapat

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa. Secara ringkas

(53)

Skema 2.2 Kerangka Berpikir Strategi Pembelajaran Kemampuan

Membaca Pemahaman

Faktor Membaca Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

Analisis SWOT

Strategi Pembelajaran Sesuai Aspek Kemampuan

(54)

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif

kuantitatif. Menurut Suprapto (2013:13) penelitian deskriptif yaitu penelitian

terhadap status, sikap, pendapat, kelompok individu, perangkat kondisi dan

prosedur, suatu sistem pemikiran atau peristiwa dalam rangka membuat deskripsi

atau gambar secara sistematik dan analitik yang dapat digunakan untuk

memecahkan suatu masalah aktual pada masa kini.

Narbuko dan Achmadi (2007:44) mengungkapkan penelitian deskriptif

yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada

sekarang berdasarkan data-data, jadi penelitian deskriptif itu menyajikan data,

menganalisis, dan menginterpretasi.

Penelitian kualitatif merupakan suatu strategi inquiry yang menenkankan pencarian makna, pengertian, konsep, karateristik, gejala, simbol, maupun

deskripsi tentang suatu fenomena, fokus dan multimetode, bersifat alami, dan

holistik,menggutamakan kualitas, menggunakan beberapa cara, serta disajikan

secara naratif. Penelitian deskriptif kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian

yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai

fakta dan sifat populasi tertentu, atau mencoba menggambarkan fenomena secara

(55)

Peneliti menggunakan penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan

strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor

membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa

semester VI kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan

Bahasa Sastra Indonesia, di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta semester VI

kelas B tahun ajaran 2015 yang berjumlah 28 mahasiswa.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua teknik,

yaitu teknik tes dan nontes.

3.3.1 Teknik Tes

Tes adalah salah satu cara untuk mendapatkan informasi kompetensi,

pengetahuan, dan keterampilan tentang peserta didik (Nurgiyantoro, 2010:105).

Tes ini digunakan oleh peneliti untuk mengetahui kemampuan membaca

pemahaman mahasiswa.

3.3.2 Teknik Nontes

Nontes merupakan alat penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan

informasi tentang keadaan mahasiswa. Teknik nontes yang digunakan dalam

(56)

a. Observasi

observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencataan secara sistematik

terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (margono, 2007: 158).

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang lebih spesifik

dibandingkan dengan teknik yang lain.

b. Wawancara

Menurut Margono (2007: 165), interview atau wawancara merupakan alat

pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan

untuk dijawab secara lisan pula.

c. Angket (Kuisioner)

Angket merupakan alat pengumpulan data melalui daftar pertanyaan

tertulis yang tersusun dan diserahkan untuk mendapatkan informasi dari sumber

data atau responden (Arikunto, 2006: 123).

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam

kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

mudah (Arikunto, 2006 : 134). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini,

yaitu tes dan nontes. Instrumen tes berupa tes membaca pemahaman untuk

mengetahui kemampuan membaca pemahaman mahasiswa, sedangkan instrumen

nontes yang digunakan peneliti adalah wawancara, panduan observasi, angket

(57)

3.4.1 Instrumen Tes

Tes yang diberikan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan membaca

pemahaman berupa pertanyaan dari bacaan yang telah diberikan kepada

mahasiswa. Berikut ini merupakan kisi – kisi pedoman tes kemampuan membaca

pemahaman.

Tabel 3.1 Kisi–Kisi Tes Kemampuan Membaca Pemahaman

No Butir–butir Pertanyaan Jumlah Nomor Soal

1. Menangkap arti kata istilah, idiom, ungkapan, dan gaya bahasa

2 1, 2

2. Menangkap makna tersirat 5 5, 20, 23, 35, 36 3. Menangkap makna tersurat 3 4, 19, 22

4. Menarik kesimpulan isi bacaan 12 8, 9, 12, 17, 18, 21, 25, 31, 37, 38, 40, 42

5. Memprediksi maksud penulis 15 3, 6, 7, 13, 16, 24, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 39, 41 6. Mengevaluasi bacaan 5 10, 11, 14, 15, 26

3.4.2 Instrumen Nontes

Pada penelitian ini instrumen nontes digunakan sebagai alat untuk

mengamati bagaimana keterlibatan dan sikap guru dan mahasiswa dalam proses

perkuliahan serta minat yang mereka miliki dalam membaca. Instrumen nontes

yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu observasi, wawancara, dan angket

(kuisioner).

a. Instrumen Observasi

Observasi merupakan cara untuk mendapatkan informasi dengan

mengamati objek secara cermat dan terencana (Nurgiyantoro, 2010: 93).

Instrumen ini digunakan untuk mengetahui perilaku dan aktivitas dosen dan

Gambar

grafik atau tabel, serta susunan tulisan.
Tabel 2.1  Kategori Faktor Membaca
Tabel 3.1 Kisi – Kisi Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rofaidah, Istin. Kemampuan Mahasiswa Semester V Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis dalam Membuat Pertanyaan Pilihan Ganda Tingkat Ingatan dan Pemahaman pada

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai kemampuan mahasiswa semester VI Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis Jurusan Bahasa dan Sastra Asing Fakultas

Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan hasil tes mahasiswa semester I tahun ajaran 2004/2005 Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis,jurusan Bahasa dan Sastra

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) penguasaan tata bahasa mahasiswa semester III, (2) gambaran umum tentang kemampuan membaca pemahaman

Selanjutnya terdapat 2 subindikator yang menjadi peluang bagi mahasiswa yaitu sesulit apapun isi dalam bacaan jika berkaitan dengan bidang ilmu yang

Melalui pengukuran jumlah kata yang terbaca dalam per menit tersebut, dapat diketahui bahwa kemampuan membaca cepat mahasiswa semester I Program Studi Pendidikan Bahasa

Melalui pengukuran jumlah kata yang terbaca dalam per menit tersebut, dapat diketahui bahwa kemampuan membaca cepat mahasiswa semester I Program Studi Pendidikan Bahasa

Tingkat Pemahaman Mahasiswa Terhadap Isi Wacana Dengan Tes Rumpang Pembahasan Berdasarkan hasil tes, secara umum, mahasiswa Semester III Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra