ABSTRAK
Rini, Fransiska Ambar Widhiyan. 2015. Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman Berdasarkan Faktor Membaca dan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mahasiswa Semester VI Kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2015. Skripsi. Yogyakarta: PBSI,FKIP,USD.
Penelitian ini mengkaji strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa semester VI kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang berjumlah 28 mahasiswa.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes dan nontes. Instrumen tes yang digunakan adalah tes kemampuan membaca pemahaman. Instrumen nontes yang digunakan peneliti adalah observasi, wawancara, dan angket. Faktor membaca dianalisis berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal. Tes kemampuan membaca pemahaman mahasiswa dianalisis berdasarkan enam aspek membaca pemahaman, yaitu (1) menangkap arti kata/istilah, (2) makna tersirat, (3) makna tersurat, (4) menarik kesimpulan isi bacaan, (5) memprediksi maksud penulis, dan (6) mengevaluasi bacaan. Keenam aspek tersebut kemudian dikaitkan dengan analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang diperoleh dari hasil analisis faktor membaca, observasi, dan wawancara.
ABSTRACT
Rini, Fransiska Ambar Widhiyan. 2015. The Learning Strategy of Reading Comprehension Ability Based on the Factors of Reading and Test Result of Reading Comprehension Ability for Students from Semester Six Class B in Indonesia Literature Language Education of Sanata Dharma University in 2015 Academic Year. Thesis. Yogyakarta: Indonesia Literature Language Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
This research studies the learning strategy of reading comprehension ability based on the factors of reading and test result of reading comprehension ability for students from semester six class B in Indonesia Literature Language Education of Sanata Dharma University in 2015 Academic Year. The purpose of this study is to describe the learning strategy to improve the reading comprehension ability of the students from semester six class B in Indonesia Literature Language Education of Sanata Dharma University, which amounts to 28 students.
This research is a qualitative and quantitative descriptive research. The instruments used were test and non-test instruments. The test instrument used was the test of reading comprehension ability. The non-test instrument that were used by the researcher were observation, interview and questionnaires. The reading factor was analyzed based on internal and external factors. The test of student’s reading
comprehension ability was analyzed based on six aspects of reading comprehension, which are (1) apprehending the meaning of the word/term, (2) implicit meaning, (3) explicit meaning, (4) concluding the content of reading, (5) predicting the writer’s
intention and (6) evaluating the reading. The six aspects were then associated with SWOT analysis to find out the strength, weakness, opportunity and threat which were obtained from the results of analysis of reading, observation and interview factors.
From the results of research, it can be concluded that reading factor is included in high category with a percentage of 72.23%. The level of reading comprehension ability is in sufficient category. This is proven by the students’
STRATEGI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BERDASARKAN FAKTOR MEMBACA DAN HASIL TES KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA MAHASISWA SEMESTER VI KELAS B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS SANATA DHARMA, YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh :
Fransiska Ambar Widhiyan Rini
111224029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
STRATEGI PEMBELAJARAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BERDASARKAN FAKTOR MEMBACA DAN HASIL TES KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA MAHASISWA SEMESTER VI KELAS B
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS SANATA DHARMA, YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Oleh:
Fransiska Ambar Widhiyan Rini
111224029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
MOTTO
“Kebanggaan kita yang terbesar bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali
ketika kita jatuh.”
(Confusius)
“Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi, dan saya menang”
“Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan, jangan pula lihat masa depan dengan
ketakutan, tapi lihatlah sekitar Anda dengan penuh kesadaran.”
v
PERSEMBAHAN
Dengan penuh cinta dan rasa terima kasih skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menemaniku dalam segala
kondisi, mengabulkan permohonanku, dan memberikan kasih sayang
berlimpah.
2. Keluargaku tercinta. Ayah (Martinus Suramto), ibu (Muara Sutarti),
adik-adikku tersayang Ignatia Anggun Dwi Oktaviani dan Yohanes Anang Tri
viii
ABSTRAK
Rini, Fransiska Ambar Widhiyan. 2015. Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman Berdasarkan Faktor Membaca dan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mahasiswa Semester VI Kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2015. Skripsi. Yogyakarta: PBSI,FKIP,USD.
Penelitian ini mengkaji strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester VI kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan strategi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa semester VI kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang berjumlah 28 mahasiswa.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes dan nontes. Instrumen tes yang digunakan adalah tes kemampuan membaca pemahaman. Instrumen nontes yang digunakan peneliti adalah observasi, wawancara, dan angket. Faktor membaca dianalisis berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal. Tes kemampuan membaca pemahaman mahasiswa dianalisis berdasarkan enam aspek membaca pemahaman, yaitu (1) menangkap arti kata/istilah, (2) makna tersirat, (3) makna tersurat, (4) menarik kesimpulan isi bacaan, (5) memprediksi maksud penulis, dan (6) mengevaluasi bacaan. Keenam aspek tersebut kemudian dikaitkan dengan analisis SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang diperoleh dari hasil analisis faktor membaca, observasi, dan wawancara.
ix ABSTRACT
Rini, Fransiska Ambar Widhiyan. 2015. The Learning Strategy of Reading Comprehension Ability Based on the Factors of Reading and Test Result of Reading Comprehension Ability for Students from Semester Six Class B in Indonesia Literature Language Education of Sanata Dharma University in 2015 Academic Year. Thesis. Yogyakarta: Indonesia Literature Language Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.
This research studies the learning strategy of reading comprehension ability based on the factors of reading and test result of reading comprehension ability for students from semester six class B in Indonesia Literature Language Education of Sanata Dharma University in 2015 Academic Year. The purpose of this study is to describe the learning strategy to improve the reading comprehension ability of the students from semester six class B in Indonesia Literature Language Education of Sanata Dharma University, which amounts to 28 students.
This research is a qualitative and quantitative descriptive research. The instruments used were test and non-test instruments. The test instrument used was the test of reading comprehension ability. The non-test instrument that were used by the researcher were observation, interview and questionnaires. The reading factor was analyzed based on internal and external factors. The test of student’s reading
comprehension ability was analyzed based on six aspects of reading comprehension, which are (1) apprehending the meaning of the word/term, (2) implicit meaning, (3) explicit meaning, (4) concluding the content of reading, (5) predicting the writer’s
intention and (6) evaluating the reading. The six aspects were then associated with SWOT analysis to find out the strength, weakness, opportunity and threat which were obtained from the results of analysis of reading, observation and interview factors.
From the results of research, it can be concluded that reading factor is included in high category with a percentage of 72.23%. The level of reading comprehension ability is in sufficient category. This is proven by the students’
x
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat-Nya dan berkat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul
Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman Berdasarkan Faktor Membaca dan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mahasiswa Semester VI Kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2015 dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra
Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil diselesaikan karena bantuan,
dukungan, bimbingan, doa, nasihat,dan kerjasama dari banyak pihak. Oleh karena
itu, dengan rendah hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma.
2. P. Kuswandono, Ph.D. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni,
Universitas Sanata Dharma.
3. Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia.
4. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
5. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd. sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu memberikan bimbingan dengan bijaksana, sabar, dan penuh ketelitian
bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Robertus Marsidiq, selaku karyawan sekretariat prodi PBSI yang dengan
sabar memberikan pelayanan administratif kepada penulis dalam
xi
7. Seluruh mahasiswa semester VI kelas B program studi Pendidikan Bahasa
Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta yang telah bersedia
menjadi responden dalam penelitian ini.
8. Kedua orang tuaku, ayah Martinus Suramto dan ibu Muara Sutarti yang selalu
memberikan dukungan, semangat, nasihat, doa dan segala hal yang terbaik
untuk penulis.
9. Kedua adikku tersayang, Ignatia Anggun Dwi Oktaviani dan Yohanes Anang
Tri Jayanto yang selalu memberi dukungan, memotivasi, dan selalu
melakukan kekonyolan untuk menghibur penulis. Terimakasih atas
persaudaran kita yang indah ini.
10. Mas Ariesta Yuan Iswahyudi yang sudah membantu, memberi dukungan,
nasihat, kasih sayang, kesabaran mengadapi penulis, doa, dan motivasi
selama proses penyelesain skripsi.
11. Sahabatku Karolina Candra Dewi dan Christine Dyah Prawesthi atas
kebersamaan selama di Yogyakarta dan segala hal yang pernah kita lakukan
bersama baik itu menyenangkan atau tidak menyenangkan.
12. Teman terbaikku Rugi Astutik, Maria Dwi Rianti, dan Priska Nawang Wulan
atas bantuan, dukungan, dan motivasi untuk penulis.
13. Albert Ade dan Gratia terima kasih telah membantu membuat abstract dan memberi kelancaran dalam penyelesaian skripsi ini.
14. Teman unit di Asrama Syantikara Betha dan kak Martha terima kasih sudah
membantu, menjadi teman begadang tiap malam, dan memberi semangat
penulis selama proses penyelesaian skripsi .
15. Teman-teman PBSI angkatan 2011 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu. Terima kasih atas motivasi, dukungan, semangat, dan kebersamaan yang
terjalin selama ini.
16. Semua pihak yang belum disebutkan yang turut membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas kehadiran kalian yang telah
memberikan pengalaman luar biasa untuk penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………. ii
HALAMAN PENGESAHAN….……….. iii
MOTTO……….………. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN……… v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……… vii
ABSTRAK……….. viii
ABSTRACT………. ix
KATA PENGANTAR………... x
DAFTAR ISI………. xiii
DAFTAR TABEL……….… xvi
DAFTAR SKEMA………. xviii
DAFTAR LAMPIRAN………. xix
BAB I PENDAHULUAN……….. 1
1.1Latar Belakang………... 1
1.2 Rumusan Masalah………. 5
1.3 Tujuan Penelitian………... 6
1.4 Manfaat Penelitian………. 6
1.5 Batasan Istilah………... 7
1.6 Sistematika Penulisan……… 8
BAB II LANDASAN TEORI……… 9
2.1 Penelitian yang Relevan……… 9
xiv
2.2.1 Pengertian Membaca………. 11
2.2.2 Tujuan Membaca………... 12
2.2.3 Manfaat Membaca………. 13
2.2.4 Faktor Membaca……… 14
2.2.5 Jenis-Jenis Membaca………. 19
2.2.6 Pengertian Membaca Pemahaman……… 21
2.2.7 Pengertian Strategi Pembelajaran………... 22
2.2.8Jenis Strategi Pembelajaran Membaca Pemahaman………. 23
2.2.9 Teori Analisis SWOT……… 26
2.2.10 Teori Skala Likert………... 27
2.3 Kerangka Berpikir………. 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………. 32
3.1Jenis Penelitian………... 32
3.2 Subjek Penelitian……… 33
3.3 Teknik Pengumpulan Data……….. 33
3.3.1 Teknik Tes……….. 33
3.3.2 Teknik Nontes………..……….. 33
a. Observasi……….……..……… 34
b. Wawancara……….………….…….. 34
c. Angket……….……... 34
3.4 Instrumen Penelitian……….. 34
3.4.1 Instrumen Tes……….… 35
3.4.2 Instrumen Nontes……… 35
a. Instrument Observasi……… 35
b. Instrument Wawancara……….. 36
c. Instrument Angket………. 37
xv
3.5.1 Teknik Analisis Data Angket Faktor Membaca………... 38
3.5.2Teknik Analisis Data Tes Kemampuan Membaca Pemahaman…. 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 42
4.1 Deskripsi Data………. 42
4.2 Analisis Data Observasi……….. 43
4.3 Analisis Angket FaktorMembaca dan Analisis SWOT………. 45
4.3.1 Analisis Data Angket Faktor Membaca……….. 46
4.3.1.1 Faktor Internal……… 47
4.3.1.2 Faktor Eksternal………. 82
4.3.2 Analisis SWOT………... 94
4.4 Analisis Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman dan Keterkaitannya dengan Analisis SWOT……….. 99
4.4.1 Analisis Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman………… 99
4.4.2 Keterkaitan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Membaca Analisis SWOT………. 102
4.5 Analisis Data Wawancara………... 111
4.6 Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman…………. 114
4.7 Pembahasan ……… 122
BAB V PENUTUP………... 131
5.1 KesimpulanHasil Penelitian……...……… 131
5.2 Saran……… 133
DAFTAR PUSTAKA……….. 136
xvi
DAFTAL TABEL
Tabel 2.1 Kategori Faktor Membaca……….. 28
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Membaca Pemahaman……… 35
Tabel 3.2 Panduan Observasi………. 36
Tabel 3.3 Pedoman Wawancara………. 36
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Faktor Membaca……… 37
Tabel 3.5 Kategori Faktor Membaca……… 39
Tabel 3.6 Kategori Skala 5………. 41
Tabel 4.1 Kategori Faktor Membaca……… 47
Tabel 4.2 Indikator Motivasi……… 48
Tabel 4.3 Indikator Sikap dan Minat Pembaca……… 53
Tabel 4.4Indikator Kebiasaan Membaca……… 58
Tabel 4.5 Indikator Kondisi Emosi dan Kondisi Kesehatan Pembaca…… 63
Tabel 4.6Indikator Ketertarikan Terhadap Bacaan dan Kebermanfaatan Bagi Pembaca………. 67
Tabel 4.7 Indikator Tingkat IntelegensiPembaca……….……… 72
Tabel 4.8Indikator Pengetahuan TentangCara Membaca……… 76
Tabel 4.9Indikator Pengalaman yang Dimiliki……… 79
Tabel 4.10Indikator Penguasaan Bahasa……….. 80
Tabel 4.11 Indikator Sosial Ekonomi Keluarga dan Tidak Tersedianya Bahan Bacaan……… 83
Tabel 4.12Indikator Suasana Lingkungan dan Waktu……….. 86
Tabel 4.13Indikator Budaya Lisan………. 89
Tabel 4.14Indikator Media Elektronik………... 90
Tabel 4.15Indikator Teks………... 92
Tabel 4.16 Kekuatan (Strength)………. 95
Tabel 4.17 Kelemahan (Weakness)……… 97
xvii
xviii
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1 Jenis-JenisMembaca……….. 21
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Faktor Membaca……… 139
Lampiran 2 Tes Kemampuan Membaca Pemahaman………... 146
Lampiran 3 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Membaca Pemahaman……. 162
Lampiran 4 Daftar Hadir……….. 163
Lampiran 5 Perhitungan Skala Likert Faktor Membaca………... 165
Lampiran 6 Tabulasi Angket Faktor Membaca………. 169
Lampiran 7 Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku Tes
Kemampuan Membaca Pemahaman……….. 178
Lampiran 8 Nilai Tes Kemampuan Membaca Pemahaman……….. 182
Lampiran 9 Hasil Observasi……….. 184
Lampiran 10 Hasil Wawancara………. 186
Lampiran 11 Hasil Lembar Kerja Tes Kemampuan Membaca
Pemahaman……….……… 196
1
BAB I
LATAR BELAKANG
1.1 Latar Belakang Masalah
Membaca merupakan salah satu dari keempat keterampilan berbahasa.
Membaca sangat penting bagi setiap orang seperti meningkatkan pengetahuan dan
wawasan. Menurut Tampubolon (2008:4) membaca merupakan salah satu
kemampuan yang harus dibina dan dikembangkan. Atas dasar itu sebaiknya
kemampuan membaca harus dibina dan ditingkatkan agar menjadi sebuah kebiasaan.
Kemampuan membaca tidak hanya berperan untuk menguasai bidang ilmu yang
dipelajari, tetapi juga berperan untuk mengetahui berbagai macam kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang harus dikembangkan. Namun, kegiatan membaca
belum menjadi sebuah kebiasaan dan bagian dari kehidupan sehari –hari masyarakat
Indonesia diberbagai kalangan baik itu anak – anak, remaja, dewasa, maupun orang
tua. Masyarakat lebih meminati budaya menonton dan mendengar daripada budaya
baca.
Situasi demikian dapat dilihat dari beberapa hasil survei yang dilakukan oleh
beberapa lembaga, di antaranya adalah survei Progress In Internasional Reading Literacy Study (PIRLS) pada tahun 2006 menyebutkan kemampuan membaca siswa kelas IV di Indonesia berada di posisi 41 dari 45 negara (negara bagian) peserta
tanggal 08 September 2014). Publikasi IAEEA tanggal 28 November 2007 tentang
minat baca dari 41 negara menginformasikan kemampuan membaca siswa Indonesia
selevel dengan negara belahan bagian selatan bersama Selandia Baru dan Afrika
Selatan. Survei lain, dari Organization for Economic Cooperation and Development
(OECD) tahun 2009 menyebutkan bahwa kemampuan membaca masyarakat
Indonesia berada pada posisi 57 dari 62 negara anggotanya
(http://www.perpustakaan.depkeu.go.id/DefaultPrg.asp?in=Detailnews&IdNews=442
diakses pada tanggal 26 Juli 2014). Data tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
membaca dari tahun ke tahun tidak mengalami perkembangan yang signifikan karena
posisi Indonesia masih tetap di bawah 56 negara lain.
Kurangnya minat membaca juga mempengaruhi rendahnya kemampuan
membaca masyarakat Indonesia. Data Bank Dunia Nomor 16369-IND dan studi
International Association for the Evaluation of Education Achicievement (IAEEA), untuk kawasan Asia Timur, menyebutkan bahwa minta baca bangsa Indonesia
memegang posisi terendah dengan skor 51,7, di bawah Filipina (skor 52,6), Thailand
(skor 65,1), Singapura (skor 74,0) dan Hongkong (skor 75,5). Data lainnya yang
bersumber dari hasil survei UNESCO (2011) menyebutkan bahwa indeks membaca
masyarakat Indonesia hanya 0,001. Artinya, dari 1.000 penduduk Indonesia, hanya
ada satu orang yang masih memiliki minat baca tinggi (media.kompasiana.com, diakses pada tanggal 17 September 2014). Selain kurangnya minat, membaca juga
belum menjadi budaya masyarakat padahal budaya baca merupakan salah satu kunci
Menurut hasil penelitianProgram For International Student Assessment(PISA) pada tahun 2012, Indonesia berada di peringkat 64 dari 65 negara (m.radarpena.com,
diakses pada tanggal 07 Desember 2014).
Hasil penelitian lain dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012
memublikasikan, membaca bagi masyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan
sebagai sumber untuk mendapatkan informasi. Masyarakat lebih memilih menonton
televisi (91,68%) dan mendengarkan radio (18,57%) daripada membaca (17,66%).
Artinya, membaca untuk mendapatkan informasi baru dilakukan oleh 17,66% dari
total penduduk Indonesia (bps.go.id, diakses pada tanggal 26 Januari 2015). Presentase membaca masyarakat Indonesia mengalami penurunan yang cukup tinggi
1,28%, dari 18,94% pada tahun 2009. Padahal hasil penelitian dari Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2006 mempublikasikan, membaca bagi masyarakat Indonesia
belum menjadikan kegiatan sebagai sumber untuk mendapatkan informasi.
Masyarakat lebih memilih menonton televisi (85,9%), dan mendengarkan radio
(40,3%) daripada membaca (23,5%). Berdasarkan hal tersebut dapat diartikan,
membaca untuk mendapatkan informasi baru dilakukan oleh 23,5% dari penduduk
Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa persentase membaca berdasarkan dari hasil
penelitian BPS setiap tahunnya mengalami penurunan, dapat dilihat pada tahun 2006
persentase membaca masyarakat mencapai 23,5%, tahun 2009 turun menjadi 18,94%,
dan pada tahun 2012 persentase membaca masyarakat juga mengalami penurunan
menurun, bangsa Indonesia akan semakin kesulitan untuk mengejar kemajuan bangsa
lain.
Untuk mengatasi masalah tersebut yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia
adalah kemampuan membaca pemahaman tingkat tinggi, yaitu membaca pemahaman.
Alasan harus menguasai membaca pemahaman adalah (1) membantu siswa
meningkatkan kemampuan belajar, (b) mempererat waktu membaca dengan
pemerolehan pengetahuan yang lebih banyak, (c) memberikan wawasan secara luas
tentang berbagai jenis kegiatan membaca, dan (d) membiasakan siswa berpikir kritis
terhadap bacaan yang dibaca (Smith 1973 dalam Pranowo, 1996:30). Jika seseorang
memahami dan menjalankan alasan-alasan tersebut sebenarnya baik, karena
kemampuan membaca pemahaman sangat diperlukan untuk meningkatkan daya pikir
dan pengetahuan yang lebih baik.
Berdasarkan hasil observasi proses perkuliahan pada tanggal 20 April 2015
di ruang S303 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta juga menunjukkan, kurangnya
minat membaca pada mahasiswa. Hal ini dapat diketahui dari partisipasi mahasiswa
di kelas saat mengikuti perkuliahan, sebagai contoh seperti mahasiswa sulit dan
enggan untuk bertanya tentang materi yang diberikan dosen. Mahasiswa cenderung
diam dan menerima semua informasi yang diberikan dosen. Mereka jarang
memberikan kritik, pendapat ataupun idenya. Pada saat dosen menanyakan alasan
mahasiswa tidak mau bertanya, kebanyakan mahasiswa merasa bingung dan tidak
mampu untuk bertanya (takut jika pertanyaannya tidak bermutu). Di sisi lain,
Mahasiswa yang tidak mampu bertanya ataupun memberikan pertanyaan tidak
berkualitas, kemungkinan karena sebelumnya mereka tidak membaca tentang materi
yang diberikan dosen.
Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan upaya untuk menentukan strategi
pembelajaran membaca pemahaman. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian
dengan judul “Strategi Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman Berdasarkan Faktor Membaca dan Hasil Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Pada Mahasiswa Semester VI Kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta Tahun Ajaran 2015”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti merumuskan
permasalahan penelitian sebagai berikut.
1. Faktor apa saja yang memengaruhi kemampuan membaca mahasiswa PBSI
semester VI kelas B Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Tahun Ajaran 2015?
2. Bagaimana tingkat kemampuan membaca pemahaman mahasiswa PBSI semester
VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta ?
3. Bagaimana strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman bagi
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan faktor yang memengaruhi kemampuan membaca mahasiswa
PBSI semester VI kelas B Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun Ajaran
2015.
2. Mendeskripsikan tingkat kemampuan membaca pemahaman yang dimiliki oleh
mahasiswa PBSI semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun
ajaran 2015.
3. Menjelaskan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman bagi
mahasiswa PBSI semester VI Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun
ajaran 2015.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa bahasa dan sastra
Indonesia dan peneliti lainnya.
1. Bagi Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi tentang faktor apa
saja yang memengaruhi kemampuan membaca pemahaman mahasiswa. Dengan
demikian, mahasiswa dapat meningkatkan faktor positif membaca dan mengatasi
faktor yang dapat mengganggu. Selain itu, hasil peneltian ini dapat memberikan
gambaran strategi pembelajaran membaca pemahaman yang dapat digunakan untuk
2. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini diharapkan diharapkan dapat memberi inspirasi dan
masukan bagi peneliti lain agar penelitian yang berkaitan dengan kemampuan
membaca pemahaman dapat dikembangkan menjadi lebih baik.
1.5 Batasan Istilah
Dalam penelitian ini digunakan beberapa istilah. Untuk menghindari salah
tafsir diberikan batasannya sebagai berikut.
1. Membaca
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan pembaca
untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata –kata
atau bahasa tulis (Tarigan, 2008: 7).
2. Membaca pemahaman
Membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang bertujuan untuk
memperoleh pemahaman dan penafsiran makna – makna yang terkandung di dalam
lambang–lambang bahasa tulis (Tarigan, 2010: 42).
3. Strategi
Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja
untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup tujuan kegiatan, siapa
yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan, dan sarana penunjang
4. Strategi pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan
dalam pembelajaran menurut Wina Sanjaya dalam Abdul (2013:8).
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini merupakan gambaran umum mengenai isi dari
keseluruhan pembahasan, yang bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam
mengikuti alur pembahasan yang terdapat dalam penulisan skripsi. Penelitian
deskripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu (I) pendahuluan, (II) landasan teori, (III)
metodologi penelitian, (IV) hasil penelitian dan pembahasan, dan (V) penutup.
Bab I terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II terdiri atas
penelitian yang relevan, kajian teori, dan kerangka berpikir. Bab III terdiri atas jenis
penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan
teknik analisis data. Bab IV terdiri atas deskripsi data, analisis data observasi,
analisis angket faktor kemampuan membaca dan analisis SWOT, analsisis hasil tes
kemampuan membaca pemahaman dan keterkaitan dengan analisis SWOT, analisis
data wawancara, strategi pembelajaran membaca pemahaman, dan pembahasan. Bab
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian yang Relevan
Setiap penelitian pada umumnya telah ada acuan yang mendasarinya.
Acuan-acuan ini digunakan sebagai referensi untuk mengadakan suatu penelitian. Peneliti
menemukan dua penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti.
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Sheila Prima Ramadhani (2013),
mahasiswa Universitas Sanata Dharma, dengan judul Hubungan Antara Minat Baca dengan kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas XI Animasi SMK Negeri 5 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 yang dilakukan oleh. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan seberapa tinggi kemampuan membaca pemahaman
siswa yang memiliki minat baca tinggi, (2) mendeskripsikan seberapa tinggi
kemampuan membaca pemahaman siswa yang memiliki minat baca rendah, dan (3)
mendeskripsikan hubungan antara minat baca dengan kemampuan membaca
pemahaman siswa kelas XI Animasi SMK Negeri 5 Yogyakarta tahun ajaran
2012/2013. Populasi penenlitian ini mencakup seluruh siswa kelas XI Animasi SMK
Negeri 5 Yogyakarta yang berjumlah 65 siswa. Seluruh anggota populasi dijadikan
sampel penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kemampuan membaca pemahaman
kategoribaik,(2) kemampuan membaca pemahaman siswa yang memiliki minat baca rendah dinyatakan masuk dalam kategori cukup, dan (3) ada hubungan atau korelasi
tinggi antara minat baca dengan kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI Animasi SMK Negeri 5 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dengan besar nilai r
berada di antara 0,800 sampai dengan 1,00 .
Penelitian kedua, penelitian yang dilakukan oleh Aloysius Ivan Tri Widayanto
(2006) berjudul Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Tingkat II SMK Putra Tama, Bantul, Yogyakarta Tahun Ajaran 2005/2006. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan membaca pemahaman siswa kelas II SMK Putra Tama tahun
ajaran 2005/2006. Populasi penelitian ini adalah siswa tingkat II Akutansi, penjualan,
dan broadcast dia SMK Putra Tama yang berjumlah 104 orang. Sampel penelitian hanya 92 siswa. Berdasarkan hasil yang dicapai oleh ketiga kelas di SMK Putra Tama
menunjukkan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa tingkat II berkategori
baik. Hal ini dapat diketahui dari perolehan skor yang berkisar di angka 5,7–7,2.
Penelitian yang dilakukan peneliti memiliki persamaan dan perbedaan dengan
penelitian terdahulu. Pada penelitian ini akan dibahas strategi pembelajaran
kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor membaca dan hasil tes
kemampuan membaca pemahaman mahasiswa semester VI kelas B Program Studi
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun
ajaran 2015. Relevansi kedua penelitian terdahulu dengan penelitian yang sedang
dilakukan adalah sama-sama menggunakan kemampuan membaca pemahaman
pemahaman, kedua penelitian terdahulu mencari nilai rata-rata(mean)dan simpangan baku untuk mengetahui tingkat kemampuan membaca pemahaman. Perbedaan
terletak pada subjek penelitian. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa semester
VI kelas B program studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.
2.2 Kajian Teori
2.2.1 Pengertian Membaca
Membaca adalah satu dari empat kemampuan bahasa pokok, dan merupakan
satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan (Tampubolon, 1987:5),
sedangkan menurut Soedarso (2004:4), membaca adalah aktivitas yang kompleks
dengan mengerahkan sejumlah besar tindakan yang terpisah – pisah, meliputi: orang
harus menggunakan pengertian dan khayalan.
Membaca dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Selain itu, membaca
merupakan suatu aktivitas yang memiliki banyak manfaat. Melalui membaca,
seseorang diharapkan antara lain, (1) memperoleh informasi dan tanggapan yang
tepat, (2) mencari sumber, menyimpulkan, menjaring, dan menyerpa informasi dari
bacaan, dan (3) mampu mendalami, menghayati, menikmati, dan mengambil manfaat
dari bacaan (Syafi’ie, 1993:2). Pendapat lain dikemukakan oleh Rahim (2001:163)
yang menyatakan bahwa membaca meliputi infornasi tekstual yang dihubungkan
seseorang yang berhubungan dengan objek – objek, tempat – tempat, tindakan –
tindakan atau peristiwa–peristiwa.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan, membaca
adalah salah satu keterampilan berbahasa dari empat keterampilan berbahasa yang
lain yang memiliki banyak manfaat yang bersifat kompleks dan rumit dengan tujuan
memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh.
2.2.2 Tujuan Membaca
Suatu kegiatan yang dilakukan oleh setiap individu pasti disertai dengan
adanya tujuan. Begitu pula dengan membaca, hendaknya seorang pembaca memiliki
tujuan sebelum melakukannya. Tujuan dalam membaca dan menentukan arah dan
hasil yang akan diperoleh oleh pembaca.
Setiap pembaca memiliki tujuan berbeda–beda. Penentuan tujuan didasarkan
pada kebutuhan individu masing – masing. Berdasarkan pendapat Rahim (2008: 11),
adapun macam – macam tujuan membaca, yaitu: (1) Kesenangan, (2)
menyempurnakan membaca nyaring; (3) menggunakan strategi tertentu, (4)
memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik, (5) mengaitkan informasi baru
dengan informasi dengan informasi yang telah diketahuinya, (6) memperoleh
informasi untuk laporan lisan atau tertulis, (7) mengkonfirmasikan atau menolak
prediksi; (8) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang
diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur
2.2.3 Manfaat Membaca
Menurut Hernowo (2005 : 33) melalui membaca seseorang dapat belajar dari
pengalaman orang lain dan menambah ilmu pengetahuan Jordan E. Ayan (dalam
Hernowo, 2005 :35) mengatakan, “membaca dapat memicu daya kreativitas pembaca dengan membaca seseorang akan memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang
akan semakin meningkatkan kecerdasannya sehingga ia lebih mampu menjawab
tantangan hidup pada masa - masa mendatang”.
Hernowo (2005:35) juga menjelaskan beberapa manfaat yang diperoleh
melalui membaca sebagai berikut.
a) Mempermudah pemahaman terhadap bacaan dari bermacam – macam bidang
ilmu terutama yang terkait dengan mata pelajaran. Pada hakikatnya membaca
dapat membantu seseorang dalam menambah, memperluas, dan memperdalam
suatu materi.
b) Meningkatkan kemampuan membuat perbandingan, penelitian, dan pengkajian
terhadap berbagai hal yang sangat berguna dalam kehidupan.
c) Meningkatkan apresiasi di bidang sastra dan seni.
d) Meningkatkan kemampuan mengenal diri dan lingkungan serta berbagai macam
kebudayaan.
e) Memperluas wawasan dan mengembangkan kepribadian.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca
merupakan kegiatan yang memiliki banyak manfaat. Kegiatan membaca pada
pengalaman dan pengetahuan yang dapat menghasilkan kepuasan batin. Kegiatan
membaca dapat pula mempermudah pemahaman, meningkatkan kreatifitas, serta
memperluas wawasan seseorang.
2.4 Faktor Membaca
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pemahaman.
Menurut Somadayo (2011: 30) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses
membaca pemahaman di antaranya:
1) Tingkat intelegensi, dua orang yang berbeda IQ-nya sudah pasti akan berbeda
hasil dan kemampuan membacanya,
2) Kemampuan berbahasa, karena keterbatasan kosakata yang dimilikinya
seseorang akan sulit memahami teks bacaan tertentu,
3) Sikap dan minat, sikap biasanya ditunjukkan oleh rasa senang atau tidak senang,
sedangkan minat merupakan keadaan dalam diri seseorang yang mendorongnya
untuk melakukan sesuatu,
4) Keadaan bacaan yang berkenaan dengan tingkat kesulitan yang dikupas, aspek
perwajahan, atau desain halaman buku, besar kecilnya huruf dan sejenisnya,
5) Kebisaaan membaca, maksudnya apakah seseorang tersebut mempunyai tradisi
membaca atau banyak waktu atau kesempatan yang disediakan oleh seseorang
sebagai kebutuhan,
6) Pengetahuan tentang cara membaca, misalnya dalam menentukan ide pokok
7) Latar belakang sosial, ekonomi dan budaya,
8) Emosi, misalnya keadaan emosi yang berubah, dan
9) Pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya.
Johnson dan Pearson dalam Zuhcdi (2007:23) menyatakan bahwa
faktor-faktor yang memengaruhi komprehensi membaca dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
1) Faktor yang berasal dari dalam diri pembaca, yaitu meliputi kemampuan
linguistik (kebahasaan), minat, motivasi dan kumpulan kemampuan membaca.
2) Faktor yang berada di luar diri pembaca dibedakan menjadi dua kategori, yaitu
unsur-unsur bacaan dan lingkungan membaca.
a) Unsur-unsur pada bacaan atau ciri-ciri tekstual meliputi kebahasaan teks yaitu
tingkat kesulitan bahan bacaan dan organisasi teks bacaan. Organisasi teks
merupakan pertolongan yang tersedia pada bacaan bisa berupa bab, subbab,
grafik atau tabel, serta susunan tulisan.
b) Kualitas lingkungan membaca meliputi:(1) persiapan guru sebelum, pada saat,
atau setelah pelajaran membaca guna mendorong siswa dalam memahami
teks, (2) cara siswa menanggapi tugas, dan (3) suasana umum menyelesaikan
tugas (hambatan dan dorongan membaca).
Faktor-faktor yang mempengaruhi membaca menurut Lamb dan Arnold
(dalam Rahim, 2007:6) ada 3, yaitu (1) faktor fisiologis, (2) faktor intelektual, dan (3)
a. Faktor Fisiologis mencakup kesehatan fisik, pertimbangan neurologis, dan jenis
kelamin. Beberapa ahli mengemukakan bahwa keterbelakangan neurologis
(misalnya berbagai cacat otak) dan kekurangan matang secara fisik merupakan
salah satu faktor yang dapat menyebabkan anak gagal dalam meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman.
b. Faktor Intelektual dapat disebut juga istilah intelegensi. Istilah intelegensi
didefinisikan sebagai suatu kegiatan berpikir yang terdiri dari pemahaman yang
esensial tentang situasi yang diberikan dan meresponnya secara tepat. Secara
umum ada hubungan antara kecerdasan yang diindikasikan oleh IQ dengan
rata-rata peningkatan remedial membaca. Tingkat intelegensi membaca itu sendiri
pada hakikatnya proses berpikir dan memecahkan masalah. Dua orang yang
berbeda IQ sudah pasti akan berbeda hasil dan kemampuan membacanya.
c. Faktor Lingkungan juga mempengaruhi kemampuan membaca seseorang. Faktor
lingkungan dapat dijabarkan sebagai berikut.
1) Latar belakang dan pengalaman anak di rumah: lingkungan dapat membentuk
pribadi, sikap, nilai, dan kemampuan bahasa anak. Kondisi di rumah juga
memengaruhi probadi dan penyesuaian diri anak dalam masyarakat. Kondisi
itu pada gilirannya dapat membentuk anak dan dapat juga menghalangi anak
belajar membaca. Seorang anak yang tinggal di dalam rumah tangga yang
harmonis, rumah yang penuh cinta kasih, tidak akan menemukan kendala
yang berarti dalam membaca. Kualitas dan luasnya pengalaman anak di rumah
merupakan suatu kegiatan yang bermakna, pengalaman masa lalu anak-anak
memungkinkan anak-anak untuk lebih memahami apa yang mereka baca.
2) Faktor sosial ekonomi orang tua dan lingkungan tetangga merupakan faktor
yang membentuk lingkungan rumah anak. Beberapa penelitian
memperlihatkan bahwa status sosial ekonomi anak semakin tinggi
kemampuan verbal anak tersebut. Anak-anak yang yang mendapat contoh
bahasa yang baik dari orang dewasa serta orang tua yang berbicara dan
mendorong anak-anak untuk berbicara mendukung perkembangan bahasa dan
intelegensi anak tersebut.
3) Faktor psikologis juga mempengaruhi kemampuan membaca anak. Faktor ini
mencakup hal-hal seperti motivasi, minat, kematangan sosio, emosi, dan
penyesuaian diri. Adapun penjabarannya sebagai berikut.
a) Motivasi
Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah kegiatan
belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar dapat
tercapai (Sardiman, 1986: 75). Motivasi merupakan sejumlah proses,
yang bersifat internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang
menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan persistensi dalam
b) Minat
Djamarah (2011:166) menjelaskan bahwa minat adalah
kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas
akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang.
Slameto (2010:180) menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih
suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat
atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.
c) Kematangan Sosio dan Emosi serta Penyesuaian Diri
Menurut Rahim (2007:29) bahwa ada tiga aspek kematangan
emosi dan sosio yaitu stabilitas emos, kepercayaan diri, dan kemampuan
berpatisipasi kelompok. Seseorang harus mempunyai pengontrolan
emosi pada tingkat tertentu. Seseorang yang mudah marah, menangis
dan bereaksi secara berlebihan ketika tidak mendapatkan sesuatu atau
menarik diri, atau mendongkol akan mendapat kesulitan dalam pelajaran
membaca. Hal tersebut berbanding terbalik dengan seseorang yang lebih
mudah mengontrol emosinya akan lebih mudah memusatkan
perhatiannya pada teks yang dibacanya. Pemusatan perhatian pada
bahan bacaan memungkinkan meningkatkan kemampuan dalam
Berdasarkan faktor-faktor di atas ada banyak faktor yang mempengaruhi
kemampuan membaca pemahaman seseorang. Faktor yang paling mempengaruhi
berasal dari diri sendiri. Hal ini berhubungan dengan minat dan motivasi seseoranglah
yang menentukan kemampuan membaca pemahamannya. Apabila ia memiliki
kesadaran akan pentingnya membaca, maka minat dan motivasi untuk membacanya
tinggi sehingga kemampuan membacanya akan semakin terasah dan berkembang.
Semakin sering membaca maka kemampuan membaca seseorang juga akan
meningkat.
Selain itu, lingkungan juga mempengaruhi, misalnya orang yang tinggal di
lingkungan orang yang gemar membaca dan orang yang tinggal di lingkungan yang
tidak suka membaca, tentu akan berbeda kemampuan membacanya. Hal itu
dikarenakan orang yang berada di lingkungan orang yang suka membaca tentunya
akan termotivasi untuk suka membaca. Sebaliknya orang yang tinggal di lingkungan
yang tidak suka membaca pasti kemampuan membacanya rendah, karena mereka
tidak pernah membaca sehingga kemampuannya tidak terasah.
2.2.5 Jenis-Jenis Membaca
Membaca dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu berdasarkan
terdengar tidaknya suara pembaca, Tarigan (2008:12) membedakan membaca
dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami informasi,
pikiran, dan perasaan seseorang pengarang. Saat membaca, pembaca mengeluarkan
suara sehingga orang lain bisa mendengarkannya.
Jenis membaca yang kedua adalah membaca dalam hati. Jenis membaca ini
dilaksanakan tanpa menyuarakan yang dibaca. Pembaca hanya menggunakan ingatan
visual yang mengakibatkan pengaktifan mata dan ingatan (Prihanto, 2006:3).
Membaca dalam hati dibedakan menjadi dua bagian besar, yaitu membaca intensif
dan membaca ekstensif. Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Objeknya
meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin (Tarigan,
1983:3). Membaca ekstensif mencakup membaca survei, membaca sekilas, dan
membaca dangkal.
Jenis membaca dalam hati yang kedua adalah membaca intensif. Tarigan
(1994:36) mengemukakan membaca intensif adalah studi saksama, telaah, teliti, dan
penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas terhadap suatu tugas yang
pendek kira-kira dua sampai empat halaman setiap hari. Membaca intensif meliputi
membaca telaah isi dan membaca telaah bahasa. Adapun membaca telaah isi
mencakup membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, dan membaca ide.
Membaca telaah bahasa mencakup membaca bahasa asing dan bahasa sastra. Secara
(Tarigan, 1983:13)
Skema 2.1 Jenis-Jenis Membaca
2.2.6 Pengertian Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman adalah salah satu jenis membaca di antara macam –
macam membaca yang jumlahnya cukup banyak. Menurut Nurgiantoro (2001: 5),
kemampuan membaca pemahaman merupakan kemampuan untuk memahami
informasi yang disampaikan pihak lain melalui sarana tulisan. Inti dari kemampuan
membaca pemahaman adalah memahami informasi yang disampaikan oleh penulis.
Aspek kemampuan membaca pemahaman meliputi pemahaman makna kata – kata,
pemahaman makna kalimat, pemahaman ide pokok paragraf, pemahaman ide
penjelas, dan pemahaman isi keseluruhan wacana.
Dalam membaca pemahaman terdapat tingkatan, tingkatan dalam membaca
pemahaman menurut Anderson dalam Tarigan (1986) meliputi: (1) mengidentifikasi
arti kata/istilah, (2) menangkap makna tersurat dan tersirat, (3) menyimpulkan, (4)
memprediksi, dan (5) mengevaluasi.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian membaca
pemahaman adalah kegiatan membaca yang bertujuan untuk memperoleh
pemahaman dan penafsiran makna – makna yang terkandung di dalam lambang –
lambang bahasa tulis. Melalui kegiatan membaca pemahaman, seseorang dapat
mengetahui tingkat pemahamannya terhadap bacaan. Pembaca menginterpretasikan
apa yang dibacanya berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki. Secara tidak
langsung, pembaca berdialog dengan penulis lewat bacaan. Proses komunikasi antara
pembaca dengan penulis lewat bacaan tersebut ada kalanya lancar dan ada kalanya
terganggu bahkan sama sekali tidak berjalan. Kelancaran tersebut akan sangat
berpengaruh terhadap pemahaman.
2.2.7 Pengertian Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajar dapat dipersepsikan dan diartikan secara bervariasi. Ada
yang menggambarkan strategi belajar sebagai sifat, tingkah laku yang tidak teramat,
atau langkah nyata yang dapat diamati Huda (dalam Sunendar, 2011:6). Pengertian
yang disajikan oleh Brown (dalam Sunendar, 2011:7) menekankan konsep strategi
belajar sebagai tingkah laku yang tidak teramati dalam diri pembelajar. Strategi
masukan pemerolehan bahasa. Namun, Stern (dalam Sunendar, 20011:7) memandang
strategi belajar sebagai kecenderungan atau sifat-sifat umum dari pendekatan yang
digunakan oleh pembelajaran bahasa. Adapun Nunan (dalam Sunendar, 20011:7)
menafsirkan strategi pembelajaran sebagai proses mental yang digunakan pembelajar
untuk mempelajari dan menggunakan bahasa sasaran.
Strategi pembelajaran mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan
untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan
dengan pembelajaran, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan
pengajar dan peserta didik dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran untuk tujuan
yang telah digariskan. (Mujiono dalam Sunendar, 2011:8) Berdasarkan pendapat para
ahli di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran meliputi kegiatan atau
pemakaian teknik yang dilakukan oleh pengajar mulai dari perencanaan, pelaksanaan
kegiatan sampai ke tahap evaluasi, serta program tindak lanjut yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu pengajaran.
2.2.8 Jenis Strategi Pembelajaran Membaca Pemahaman
Strategi pembelajaran membaca pemahaman pada dasarnya adalah siasat yang
digunakan ketika mahasiswa melakukan kegiatan membaca dapat memahami isi teks
dan memperoleh makna dari teks yang dibacanya. Macam-macam strategi
pembelajaran membaca pemahaman yang sering digunakan yaitu MURDER,
Strategi MURDER pada dasarnya adalah (a) Mood, yang diperlukan adalah menciptakan suasana hati yang positif terhadap materi yang akan dipelajari, (b) Understand, berusaha untuk dapat memahami berbagai informasi, (c) Recall, ulangi materi yang pernah dibaca dengan cara meringkas, (d) Digest, telaah dan mencari informasi yang belum dipahami melalui berbagai cara, (e) Expand, kemabangkan materi yang telah Anda telaah untuk mencoba menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari, dan (f)Review,mempelajari kembali materi yang pernah dipelajari agar semakin teringat isinya.
Strategi SQ3R menuntut mahasiswa memulai kegiatan membaca dengan
langkah yang harus ditempuh yaitu (1) Survey adalah mengidentivikasi unsur-unsur teks yang dibaca. Contoh unsur-unsur teks seperti judul buku, nama pengarang, daftar
isi, jumlah bab, topik setiap bab, indeks, dan daftar pustaka, (2) Question, adalah menyusun daftar pertanyaan yang dipikirkan oleh pembaca sebelum membaca buku,
(3) Read, adalah membaca bahan. Dalam membaca bahan, pembaca harus berusaha memahami arti kata sukar, idiom, dan ungkapan, selain itu dapat memahami makan
tersirat, memahami makna tersurat, menyimpulkan isi bacaan, mengevaluasi bacaan,
menangkap maksud penulis, dan membuat prediksi setelah bahan bacaan selesai
dibaca, (4) Resite, adalah melakukan tanya jawab mengenai isi bacaan, dan (5)
Review, adalah mengulas keseluruhan isi bacaan dengan menggunakan rumusan bahasa sendiri.
Strategi PQ4R memiliki langkah-langkah mirip dengan SQ3R, tetapi lebih
meliputi (1) Preview (membaca selintas dengan cepat), (2) Queation (bertanya), (3)
Read, (4) Refleksi, (5) Resite (melakukan tanya jawab), dan (6) Review (mengulang kembali isi bacaan secara menyeluruh menggunakan rumusan bahasa sendiri).
Selain itu, masih ada strategi pembelajaran membaca pemahaman yang lain yaitu
strategi KWL yang merupakan singkatan dari What I Know(apa yang saya ketahui),
What I Want to Learn (apa yang ingin saya pelajari), danWhat I Learned (apa yang telah saya pelajari). Strategi ini menekankan pada pentingnya latar belakang
pengetahuan pembaca. Langkah pembelajaran menggunakan KWL adalah sebagai
berikut.
Langkah What I Know mencakup empat langkah, yaitu: (1) membimbing mahasiswa menyampaikan ide-ide tentang topik bacaan yang akan dibaca, (2)
mencatat tentang topik yang akan dibaca, (3) mengatur diskusi tentang ide-ide yang
diajukan mahasiswa, dan (4) memberikan stimulus atau penyelesaian contoh
mengenai kategori ide. Untuk langkah What Do I Want to Learn mencakup dua langkah, yaitu (1) membimbing mahasiswa untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan topik bacaan, dan (2) membimbing mahasiswa untuk membuat
skala prioritas tentang pertanyaan-pertanyaan yang benar-benar mereka inginkan
2.2.9 Teori Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan (Rangkuti, 2003:18). Namun, dalam penelitian ini
analisis SWOT digunakan untuk mengindetifikasi berbagai faktor membaca yang
dimiliki oleh mahasiswa. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan dan peluang, tetapi secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan dan ancaman. Menurut Rangkuti (2003:19) SWOT adalah singkatan dari
lingkungan internal Strengths dan Weaknesses serta lingkungan eksternal
Opportunities dan Threats yang ada dalam faktor membaca manusia. Dalam hal ini analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal (peluang dan ancaman)
dengan faktor internal (kekuatan dan kelemahan)
Pearce II (2013:156-157) menjabarkan analisis SWOT sebagai berikut.
Peluang (Opportunities) merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan yang mendukung faktor membaca mahasiswa. Ancaman (Threats) merupakan situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan mahasiswa
dalam membaca. Kekuatan (Strengths) merupakan keunggulan mahasiswa pada saat membaca dan kelemahan (Weaknesses) merupakan keterbatasan atau kekurangan yang dimiliki mahasiswa ketika membaca yang dapat menghambat pemahaman
mahasiswa terhadap bacaan. Keempat hal tersebut dapat dikatakan sebagai suatu
teknik yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan penyorotan yang cepat atas
Analisis SWOT adalah salah satu tahap dalam manajemen strategi yang
merupakan pendekatan analisis lingkungan. (Sagala, 2007:140) Proses penilaian
kekuatan, kelemahan, peluang, dan hambatan secara umum menunjuk pada dunia
bisnis sebagai analisis SWOT. Analisis SWOT menyediakan para pengambil
keputusan organisasi akan informasi yang dapat menyiapkan dasar dan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan dan tindakan. Analisis SWOT (Susanto, 2014:133)
adalah perangkat analisa yang popular, terutama untuk kepentingan perumusan
strategi. Kemampuan analisis SWOT bertahan sebagai alat perencanaan yang masih
terus digunakan sampai saat ini, membuktikan kehebatan analisis dalam pandangan
seorang dosen.
Analisisis SWOT juga dapat dikatakan sebuah pendekatan konseptual yang
luas, yang menjadikannya rentan terhadap beberapa keterbatasan. Pertama, analisis
SWOT berpontensi untuk terlalu banyak memberikan penekanan pada kekuatan
internal dan kurang memberikan perhatian pada ancaman eksternal. Kedua, analisis
SWOT dapat menjadikan sesuatu yang bersifat statis dan beresiko mengabaikan
perubahan situasi dan lingkungan yang dinamis. Ketiga, analisis SWOT berpontensi
terlalu memberikan penekanan hanya pada satu kekuatan atau elemen dari strategi.
2.2.10 Teori Skala Likert
Skala likert adalah skala yang dapat dipergunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang mengenai suatu gejala atau
Hal tersebut juga dipertegas oleh Riduwan (2002:12) skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang
kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan secara
spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut variabel penelitian, dengan
menggunakan skala likert, maka variabel yang akan dijabarkan menjadi dimensi,
dimensi dijabarkan menjadi subvariabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi
menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator-indikator yang
terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrumen yang berupa
pernyataan atau pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden. Di bawah ini
dijabarkan kriteria interpretasi skor yakni:
Tabel 2.1 Kategori Faktor Membaca
Rentang Skor Kriteria 0% - 20% Sangat Rendah 21% - 40% Rendah
41% - 60% Cukup 61% - 80% Tinggi
81% - 100% Sangat Tinggi
Dalam skala likert (Suharso, 2009:44), kemungkinan jawaban tidak sekedar
“setuju” dan “tidak setuju”, tetapi dibuat lebih banyak kemungkinan jawabannya,
yaitu 5 = Sangat Setuju (SS), 4= Setuju (S), 3 = Tidak Memiliki Pilihan (TMP), 2 =
Tidak Setuju (TS), dan 1= Sangat Tidak Setuju(STS). Suharso (2009:44) menjelaskan
1) Mengumpulkan sejumlah pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan masalah
yang akan diteliti. Responden diwajibkan memilih salah satu dari sejumlah
kategori jawaban yang tersedia. Kemudian masing-masing jawaban diberi
penilaian tertentu (misalnya 1,2,3,4,5).
2) Membuat nilai total untuk setiap responden dengan menjumlah nilai untuk
seluruh jawaban.
3) Menilai kekompakkan antarpernyataan. Caranya dengan membandingkan
jawaban antara dua responden yang mempunyai skor total yang sangat berbeda,
tetapi memberikan jawaban yang sama untuk pernyataan tersebut. Pernyataan
tersebut dinilai tidak baik, sehingga harus dikeluarkan (tidak digunakan untuk
mengukur konsep yang diteliti).
4) Pernyataan yang kompak dijumlahkan untuk membentuk variabel baru dengan
menggunakan tekniksummated rating.
2.3 Kerangka Berpikir
Strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor
membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa semester
VI kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Santa
Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015 dibuat dengan dasar kerangka berpikir
sebagai berikut. Pertama, peneliti melakukan analisis kebutuhan dan mengumpulkan
data mahasiswa dengan melakukan observasi, menyebarkan angket faktor membaca,
Kedua, mencari teori yang mendukung untuk analisis data. Selanjutnya,
data-data yang sudah diperoleh dianalisis. Faktor membaca dianalisis berdasarkan faktor
internal dan eksternal. Terdapat 101 pernyataan (subindikator) dalam angket faktor
membaca dan diklasifikasikan ke dalam 9 indikator internal dan 5 faktor eksternal.
Hasil perhitungan skala likert setiap subindikator diklasifikasi ke dalam sikap positif
dan sikap negatif. Setelah subindikator diklasifikasi langkah selanjutnya adalah
dianalisis SWOT untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Tes
kemampuan membaca pemahaman digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan
membaca pemahaman mahasiswa. Tes kemampuan membaca pemahaman dianalisis
dengan cara mencari nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku. Selanjutnya, nilai rata-rata dan simpangan baku yang diperoleh dikonversikan ke dalam skala 5. Secara
khusus peneliti juga melakukan analisis tes kemampuan membaca pemahaman
berpedom pada aspek membaca Pemahaman, yaitu (1) menangkap arti kata/istilah,
(2) makna tersirat, (3) makna tersurat, (4) menarik kesimpulan isi bacaan,
(5) memprediksi maksud penulis, dan (6) mengevaluasi bacaan. Kemudian aspek
tersebut dikaitkan dengan analisis SWOT.
Ketiga, menentukan strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman
berdasarkan hasil observasi, angket faktor membaca, hasil tes kemampuan membaca
pemahaman, dan wawancara. Strategi pembelajaran ini diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman mahasiswa. Secara ringkas
Skema 2.2 Kerangka Berpikir Strategi Pembelajaran Kemampuan
Membaca Pemahaman
Faktor Membaca Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
Analisis SWOT
Strategi Pembelajaran Sesuai Aspek Kemampuan
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif
kuantitatif. Menurut Suprapto (2013:13) penelitian deskriptif yaitu penelitian
terhadap status, sikap, pendapat, kelompok individu, perangkat kondisi dan
prosedur, suatu sistem pemikiran atau peristiwa dalam rangka membuat deskripsi
atau gambar secara sistematik dan analitik yang dapat digunakan untuk
memecahkan suatu masalah aktual pada masa kini.
Narbuko dan Achmadi (2007:44) mengungkapkan penelitian deskriptif
yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada
sekarang berdasarkan data-data, jadi penelitian deskriptif itu menyajikan data,
menganalisis, dan menginterpretasi.
Penelitian kualitatif merupakan suatu strategi inquiry yang menenkankan pencarian makna, pengertian, konsep, karateristik, gejala, simbol, maupun
deskripsi tentang suatu fenomena, fokus dan multimetode, bersifat alami, dan
holistik,menggutamakan kualitas, menggunakan beberapa cara, serta disajikan
secara naratif. Penelitian deskriptif kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian
yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
fakta dan sifat populasi tertentu, atau mencoba menggambarkan fenomena secara
Peneliti menggunakan penelitian ini bermaksud untuk mendeskripsikan
strategi pembelajaran kemampuan membaca pemahaman berdasarkan faktor
membaca dan hasil tes kemampuan membaca pemahaman pada mahasiswa
semester VI kelas B Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta tahun ajaran 2015.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia, di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta semester VI
kelas B tahun ajaran 2015 yang berjumlah 28 mahasiswa.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua teknik,
yaitu teknik tes dan nontes.
3.3.1 Teknik Tes
Tes adalah salah satu cara untuk mendapatkan informasi kompetensi,
pengetahuan, dan keterampilan tentang peserta didik (Nurgiyantoro, 2010:105).
Tes ini digunakan oleh peneliti untuk mengetahui kemampuan membaca
pemahaman mahasiswa.
3.3.2 Teknik Nontes
Nontes merupakan alat penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan
informasi tentang keadaan mahasiswa. Teknik nontes yang digunakan dalam
a. Observasi
observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencataan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (margono, 2007: 158).
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang lebih spesifik
dibandingkan dengan teknik yang lain.
b. Wawancara
Menurut Margono (2007: 165), interview atau wawancara merupakan alat
pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan
untuk dijawab secara lisan pula.
c. Angket (Kuisioner)
Angket merupakan alat pengumpulan data melalui daftar pertanyaan
tertulis yang tersusun dan diserahkan untuk mendapatkan informasi dari sumber
data atau responden (Arikunto, 2006: 123).
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
mudah (Arikunto, 2006 : 134). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini,
yaitu tes dan nontes. Instrumen tes berupa tes membaca pemahaman untuk
mengetahui kemampuan membaca pemahaman mahasiswa, sedangkan instrumen
nontes yang digunakan peneliti adalah wawancara, panduan observasi, angket
3.4.1 Instrumen Tes
Tes yang diberikan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan membaca
pemahaman berupa pertanyaan dari bacaan yang telah diberikan kepada
mahasiswa. Berikut ini merupakan kisi – kisi pedoman tes kemampuan membaca
pemahaman.
Tabel 3.1 Kisi–Kisi Tes Kemampuan Membaca Pemahaman
No Butir–butir Pertanyaan Jumlah Nomor Soal
1. Menangkap arti kata istilah, idiom, ungkapan, dan gaya bahasa
2 1, 2
2. Menangkap makna tersirat 5 5, 20, 23, 35, 36 3. Menangkap makna tersurat 3 4, 19, 22
4. Menarik kesimpulan isi bacaan 12 8, 9, 12, 17, 18, 21, 25, 31, 37, 38, 40, 42
5. Memprediksi maksud penulis 15 3, 6, 7, 13, 16, 24, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 39, 41 6. Mengevaluasi bacaan 5 10, 11, 14, 15, 26
3.4.2 Instrumen Nontes
Pada penelitian ini instrumen nontes digunakan sebagai alat untuk
mengamati bagaimana keterlibatan dan sikap guru dan mahasiswa dalam proses
perkuliahan serta minat yang mereka miliki dalam membaca. Instrumen nontes
yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu observasi, wawancara, dan angket
(kuisioner).
a. Instrumen Observasi
Observasi merupakan cara untuk mendapatkan informasi dengan
mengamati objek secara cermat dan terencana (Nurgiyantoro, 2010: 93).
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui perilaku dan aktivitas dosen dan