iv
Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Berbagai penyakit di rongga mulut disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Biasanya penyakit tersebut diobati dengan antibiotik, tetapi tidak selalu berhasil karena resisten terhadap beberapa antobiotik, sehingga dibutuhkan alternatif pengobatan dengan memanfaatkan tumbuhan herbal. Penelitian bermaksud untuk mengetahui efek antibakteri buah andaliman dengan cara mengukur diameter zona hambat ekstrak etanol buah andaliman (Zanthoxylum achanthopodium DC) dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro Penelitian dilakukan secara deskriptif analitik laboratorium eksperimental in vitro yang terdiri dari 7 kelompok perlakuan. Data yang diukur adalah diameter zona hambat yang dibentuk oleh cakram berbagai konsentrasi ekstrak etanol buah andaliman (konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,25%), kontrol positif (eritromisin) dan kontrol negatif. Data dianalisis dengan uji Krusskal wallis, dilanjutkan dengan uji Mann Whitney, α= 0,05 kemaknaan berdasarkan nilai p< 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan diameter zona hambat terbesar dibentuk oleh konsentrasi 100% yaitu sebesar 7,74 mm yang dinilai kurang efektif menurut Greenwood (batas diameter efektif > 10 mm) dan tidak sebanding dengan kontrol positif (26,57 mm).
Sebagai simpulan, ekstrak etanol buah andaliman bersifat antibakteri, namun kurang efektif.
v
Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
Many kind of disease in oral cavity are caused by Staphylococcus aureus. Usually they are treated by antibiotic, but Staphylococcus aureus are resistant to some antibiotic, so it is necessary to develop alternative medicine that utilize herbal plant. The purpose of this research is to find out antibacterial by measuring diameter of inhibitory zone of ethanol extract of andaliman (Zanthoxylum acathopodium DC) in various concentration to Staphylococcus aureus in vitro.
This research was done descriptive analytically by in vitro experimental laboratoric method that consisted of 7 test group. The measured data is diameter of inhibitory zone that forms by disc of various concentration of ethanol extract of andaliman (concentration 100%, 50%, 25%, 12,5%, 6,26%,), positive control (erythromycin) and negative control. Datas were analysed by Krusskal wallis, continued by Mann Whitney testing, α= 0,05 significance based on the value p < 0,05.
The results showed the largest diameter of inhibitory zone is 7,74 mm that was formed by 100% concentration, thought was not effective according to Greenwood (the limit of effectiveness is > 10mm) and not comparable with positive control (26,57 mm)
In conclusion, the ethanol extract of andaliman is antibacterial, but is not effective enough.
vi
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PERNYATAAN MAHASISWA ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
PRAKATA... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3
1.3.1 Maksud Penelitian ... 3
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 3
1.4.1 Manfaat Akademik ... 3
1.4.2 Manfaat Praktis ... 4
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 4
vii
Universitas Kristen Maranatha
1.5.2 Hipotesis ... 6
1.6 Metodologi ... 6
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
2.1 Andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium DC) ... 7
2.2 Kandungan Kimia Buah Andaliman (Zanthoxylum Acanthopodium DC) ... 10
2.3 Staphylococcus aureus ... 12
2.4 Staphylococcus aureus pada Rongga Mulut ... 14
2.5 Patogenesis Staphylococcus aureus ... 17
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 19
3.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 19
3.1.1 Alat Penelitian ... 19
3.1.2 Bahan Penelitian ... 20
3.2 Metode Penelitian... 21
3.2.1 Disain Penelitian ... 21
3.2.2 Variabel Penelitian ... 21
3.2.3 Perhitungan Besar Sampel ... 21
3.2.4 Definisi Operasional Variabel... 22
3.3 Prosedur Kerja ... 23
3.3.1 Sterilisasi Alat ... 23
3.3.2 Persiapan Bahan Uji ... 24
3.3.2.1 Pengumpulan Bahan... 24
viii
Universitas Kristen Maranatha
3.3.2.3 Pembuatan Ekstrak Etanol Buah Andaliman ... 24
3.3.2.4 Penanaman Ulang Bakteri Staphylococcus aureus pada Lempeng Agar Darah ... 26
3.3.2.5 Pembuatan Nutrient Agar ... 26
3.3.2.6 Pembuatan Suspensi Staphylococcus aureus ... 26
3.3.2.7 Pelaksanaan Penelitian ... 27
3.3.2.8 Pengamatan dan Pencatatan Hasil Penelitian ... 28
3.4 Analisis Data…. ... 28
3.4.1 Hipotesis Statistik... 28
3.4.2 Kriteria Uji ... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31
4.1 Hasil Penelitian ... 31
4.2 Pembahasan ... 34
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 37
5.1 Simpulan ... 37
5.2 Saran ... 37
DAFTAR PUSTAKA ... 38
LAMPIRAN ... 43
ix
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
No. Halaman
Tabel 4.1 Diameter Zona Hambat Ekstrak Etanol Buah Andaliman
(Zantho-xylum Acanthopodium DC), Kontrol Positif dan
Kontrol Negatif………... 32
Tabel 4.2 Rerata Diameter Zona Hambat……….. 32
Tabel 4.3 Uji Normalitas………... 33
Tabel 4.4 Hasil Uji Mann-Whitney Beda Rerata Diameter Zona
Hambat……….. 34
Tabel 4.5 Klasifikasi respon hambatan pertumbuhan bakteri
x
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
Gambar 2.1 a. Tanaman Andaliman………...
b. Batang, Cabang, Ranting Berduri………...
c. Daun Majemuk……… 8
8
8
Gambar 2.2 Peta Distribusi Tumbuhan Andaliman (Zanthoxylum
Acantopodium DC)……….. 9
Gambar 2.3 Struktur Isopropen………... 10
Gambar 2.4 Angular cheilitis Tampak Merah pada Sudut Mulut
Disertai Krusta Bewarna Kuning yang Menunjukkan
Infeksi Staphylococcus aureus……… 14
Gambar 2.5 a. Pembengkakan pada Kelenjar Parotis……….
b. Purulen Keluar dari Saluran Duktus Parotis………... 15
15
Gambar 2.6 Osteomyelitis akut pada Pasien Anemia dengan
Destruksi Tulang yang Meluas……… 16
Gambar 2.7 Cancrum Oris pada Maksila yang Merupakan
Perluasan dari Necrotizing Gingivitis ke Prosesus
Alveolaris dan pada Mandibula Anterior Destruksi
Bibir Bawah………. 17
Gambar 3.1 Skema Pengenceran Ekstrak Etanol Buah Andaliman… 25
xi
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
Lampiran 1 Hasil Uji Statistik……….. 43
Lampiran 2 Penelitian Pendahuluan………. 52
Lampiran 3 Pelaksanaan Penelitian ………. 58
1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Andaliman (Zanthoxylum achanthopodium DC) merupakan sejenis rempah
yang sering digunakan sebagai bumbu masakan khas Sumatera Utara khususnya
masyarakat Tapanuli.1 Hasil penelitian Tarigan (1999), membuktikan bahwa
kandungan terpenoid dari buah andaliman mempunyai aktivitas antioksidan dan
antimikroba.2
Staphylococcus aureus merupakan bakteri kokus gram positif tersusun dalam
bentuk kluster seperti anggur yang merupakan patogen utama pada manusia.3
Staphylococcus aureus secara normal ditemukan pada konjungtiva, kulit, hidung,
mulut dan oropharynx, dan usus besar. Penyakit yang dapat disebabkan oleh
Staphylococcus aureus yaitu pimple dan impetigo, bisul dan karbunkel pada
permukaan kulit, infeksi luka dan abses, septikemia, osteomyelitis, endokarditis,
meningitis, enteritis dan enterotoksin, nepritis, infeksi pernafasan seperti
pharyngitis, laryngitis, bronchitis, pneumonia.4 Beberapa infeksi rongga mulut
yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus misalnya angular cheilitis, parotitis,
dan staphylococcal mucositis, bacterial sialadenitis, septic arthritis pada
temporomandibular joint.5,6,7 Obat antibiotik yang aktif melawan Staphylococcus
aureus meliputi penisilin, flukloksasilin (stabil terhadap β laktamase), eritromisin,
asam fusidat (berguna untuk infeksi kulit), sefalosporin dan vankomisin.
2
Universitas Kristen Maranatha rajin mencuci tangan dan manajemen aseptik lesi.8 Staphylococcus aureus
resisten terhadap beberapa antibiotik, terutama penisilin, ampisilin, dan
methicillin, pemilihan obat memerlukan uji sensitivitas.9 Oleh karena
Staphylococcus aureus dilaporkan resisten terhadap beberapa antibiotik,
dibutuhkan alternatif pengobatan dengan memanfaatkan tumbuhan herbal bagi
kesehatan dan pada penelitian ini menggunakan buah andaliman (Zanthoxylum
achanthopodium DC).
Hasil penelitian Parhusip et al., (1999) melaporkan bahwa bubuk rempah
andaliman sebanyak 10% (v/v) dengan waktu inkubasi 72 jam mampu
menghambat S. typhimurium (2,7x108cfu/ml), S.aureus (1,0x106 cfu/ml), V.
cholera (1,0x107cfu/ml) dan B. subtilis (1,9x107cfu/ml).1 Hasil penelitian Sharma
et al., (2014) melaporkan bahwa minyak essensial buah andaliman murni
memiliki zona hambat sebesar 16mm dan pada konsentrasi 50% memiliki zona
hambat sebesar 12mm terhadap bakteri Staphylococcus aureus.10
Berdasarkan uraian sebelumnya, peneliti tertarik melakukan penelitian
mengenai efek antibakteri ekstrak etanol buah andaliman (Zanthoxylum
achanthopodium DC) dalam berbagai konsentrasi terhadap bakteri Staphylococcus
aureus.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, identifikasi masalah penelitian ini adalah
apakah ada efek antibakteri ekstrak etanol buah andaliman dalam berbagai
3
Universitas Kristen Maranatha
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud penelitian ini untuk mengetahui efek antibakteri andaliman terhadap
bakteri rongga mulut sebagai alternatif obat herbal dari obat yang sudah ada
sekarang.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak etanol buah
andaliman (Zanthoxylum achanthopodium DC) dalam berbagai konsentrasi
terhadap bakteri Staphylococcus aureus secara in vitro dengan metode difusi
cakram.
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1.4.1 Manfaat Akademik
Menambah pengetahuan sehingga dapat digunakan sebagai landasan untuk
penelitian lain mengenai efek antibakteri ekstrak etanol buah andaliman
4
Universitas Kristen Maranatha
1.4.2 Manfaat Praktis
Sebagai informasi bagi masyarakat tentang potensi andaliman sebagai obat
herbal alternatif untuk mengobati penyakit di rongga mulut yang disebabkan oleh
bakteri Staphylococcus aureus.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Staphylococcus aureus merupakan patogen yang paling serius yang
menyebabkan berbagai infeksi supuratif (pus) dan toksin pada manusia.11 Obat
antibiotik yang aktif melawan Staphylococcus aureus meliputi penisilin,
flukloksasilin (stabil terhadap laktamase), eritromisin, asam fusidat (berguna
untuk infeksi kulit), sefalosporin dan vankomisin. Enzim dari Staphylococcus
aureus dapat menyebabkan inaktifnya obat antimikroba, salah satunya enzim β
-laktamase yang menginaktifkan penisilin dengan menghasilkan strain yang
banyak sehingga menyebabkan resistensi.9 Pengobatan infeksi yang disebabkan
oleh bakteri yang resisten sangat sulit. Karena resisten terhadap banyak antibiotik,
pilihan obat menjadi terbatas, sehingga dibutuhkan suatu alternatif pengobatan.
Selama lebih dari beberapa tahun tanaman obat telah berfungsi sebagai obat yang
terbukti secara klinik, dan sekarang sedang ditinjau kembali sebagai agen
antimikroba.12
Andaliman merupakan genus Zanthoxylum yang kaya berbagai bahan kimia
5
Universitas Kristen Maranatha digunakan sebagai obat sakit perut, disentri dan rematik. Akar andaliman juga
digunakan sebagai aromatik, dyspepsia dan kolera.14 Hasil penelitian Tarigan
(1999), membuktikan bahwa kandungan terpenoid dari buah andaliman
mempunyai aktivitas antioksidan dan antimikroba.2 Mekanisme kerja dari
terpenoid yaitu dengan mereduksi gula dan protein pada membran sel sehingga
membran sel bakteri rusak.15
Hasil penelitian Parhusip et al., (1999) melaporkan bahwa bubuk rempah
andaliman sebanyak 10% (v/v) dengan waktu inkubasi 72 jam mampu
menghambat S. typhimurium (2,7x108cfu/ml), Staphylococcus aureus (1,0x106
cfu/ml), V. cholera (1,0x107cfu/ml) dan B subtilis (1,9x107cfu/ml). Ekstrak
etilasetat andaliman menggunakan metode maserasi memiliki penghambatan
tertinggi terhadap Staphylococus aureus sebesar 10,62mm/0,05 gram ekstrak,
sedangkan metode refluks diameter penghambatnya lebih rendah yaitu sebesar
4,50mm/0,05gram ekstrak (Ardiansyah 2001).1 Hasil penelitian Parhusip (2004)
melaporkan pengaruh pelarut ekstrak etilasetat ekstrak andaliman dengan
penambahan 0,9 n-oktana meningkatkan hidrofobisitas bakteri Staphylococcus
aureus pada setiap konsentrasi 2%, 4%, 6% sedangkan pelarut ekstrak metanol
6
Universitas Kristen Maranatha
1.5.2 Hipotesis
Ekstrak etanol buah andaliman (Zanthoxylum achanthopodium DC) memiliki
efek antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
1.6 Metodologi
Penelitian ini bersifat deskriptif analitik eksperimental uji pre-klinik secara in
vitro dengan menggunakan metode difusi cakram. Analisis data menggunakan uji
statistic Krusskal Wallis dan Mann Whitney, dengan α= 0,05. Kemaknaan
ditentukan berdasarkan nilai p<0,05.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dari bulan Oktober 2015 sampai Februari 2016 di
laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
37
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Simpulan
Hasil penelitian menunjukkan jika ekstrak etanol buah andaliman memiliki efek
antibakteri terhadap Staphylococcus aureus, namun kurang efektif.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk penelitian-penelitian selanjutnya adalah:
1. Dilakukan penelitian serupa untuk menguji efek antibakteri dari ekstrak etanol
buah andaliman terhadap bakteri lain penyebab infeksi di rongga mulut.
2. Dilakukan penelitian lanjutan tentang toksisitas bahan aktif dari buah
andaliman terhadap manusia, sehingga dapat diketahui apakah bahan aktif dari
buah andaliman aman bagi manusia atau tidak.
3. Dilakukan penelitian untuk menguji efek antibakteri ekstrak etanol dengan
menggunakan bagian tumbuhan andaliman selain buahnya terhadap bakteri
Staphylococcus aureus.
4. Dilakukan penelitian efek antibakteri ekstrak etanol buah andaliman secara in
vivo karena efek antiinflamasi dan antiradikal baru tampak pada penelitian in
38
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
1. Parhusip JN, Jenie BSL, Rahayu WP, Yasni S. Pengaruh Ekstrak
Andaliman (Zanthoxyllum acanthopodium DC) terhadap Permeabilitas dan
Hidrofobisitas Bacillus cereus. Jurnal Teknologi dan Pangan; 2005: 16(1):
24-30.
2. Sukmiwati M, Sumarto, Wirawan C. The Effect of Andaliman Fruit
(Zanthoxyllum acanthopodium DC) on Quality of Smoked Catfish
(Pangasius hypopthalmus) Stored at Room Temperature. Berkala
Perikanan Terubuk; 2013: 41(5): 75-83.
3. Brooks GF, Butel JS, Morse SA. Mikrobiologi Kedokteran.Jakarta:
Salemba Medika; 2005: 307.
4. Prescott LM, Harley, Klein’s. Microbiology. 5th ed. The McGraw-hill
companies; 2002: 700.
5. Smith AJ and etc. Staphylococcus aureus in the oral cavity: a three year
retrospective analysis of clinical laboratory data. British Dental Journal;
2003: 195(12): 701-703.
6. Greenberg MS, Glick M, Ship JA. Burket’s Oral Medicine. 11th ed.
Hamilton: BC Decker, Inc; 2008: 81, 252.
7. Lewis MAO, Jordan RCK.. A Colour Handbook of Oral Medicine.
London: Manson Publishing Ltd; 2004: 88, 98.
8. Samaranayake L. Essential Microbiology for Dentistry. 3th ed. Churchill
39
Universitas Kristen Maranatha 9. Talaro. Foundation in Microbiology. 4th ed. The McGraw-hill Companies;
2002: 386, 544, 570.
10.Majumder M, Sharma HK, Zaman K, Lyngdoh W. Evaluation of
Physico-Chemical Properties and Antibacterial Activity of the Essential Oil
Obtained from the Fruits of Zanthoxyllum acanthopodium DC Collected
from Meghalaya India. International Journal of Pharmacy and
Pharmaceutical Sciences; 2014: 6(5): 543-546.
11.Todar K. Online Textbook of Bacteriology. [Online]. 2008-2012 [cited
2015 oct 5]. Available at http://textbookofbacteriology.net/staph_2.html
12.Jasmine R, Selvakumar BN, Daisy P. Investigating the Mechanism of
Action of Terpenoids and the Effect of Interfering Substances on an Indian
Medicinal Plant Extract Demonstrating Antibacterial Activity.
International Journal of Pharmaceutical Studies and Research; 2011: 2(2):
19-24.
13.Medhi et al. The Genus Zanthoxyllum A Stockpile of Biological and
Ethnomedicinal Properties. Open Access Scientific Reports; 2013: 2(3):
1-8.
14.Sathya Bama S et al. Antibacterial Activity of Different Phytochemical
Extracts from the Leaves of T. Procumbens Linn.: Identification and Mode
of Action of the Terpenoid Compound as Antibacterial. International
40
Universitas Kristen Maranatha 15.Gupta DD, Mandi SS. Species Specific AFLP Markers for Authentication
of Zanthoxyllum acanthopodium & Zanthoxyllum oxyphyllum. Journal of
Medicinal Plants Studies; 2013: 1(6): 1-9.
16.Parhusip A. Pengaruh Ekstrak Andaliman terhadap Hidrofobisitas Bakteri
B. cereus, S. aureus dan S. thypimurium. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Pangan; 2004: 2(2): 23-32.
17.Kristanty Ruth E, Suriawati J. The Indonesian Zanthoxylum
acanthopodium DC. : Chemical and biological values. International
Journal of Pharmtech Reseach; 2015: 8(6): 313-321.
18.Siregar Benedicta L. Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) di
Sumatera Utara: Deskripsi dan Perkecambahan. Hayati; 2003: 10(1):
38-40.
19.Schubert BG, et al. A revision of the Malesian Species of Zanthoxylum
(Rutaceae). Journal of the Arnold Arboretum Harvard University; 1966:
47(3): 209-211.
20.Suryanto Edi et al. Antiradical Activity of Andaliman (Zanthoxylum
acanthopodium DC) Fruit Extract. Indonesian Food and Nutrition
Progress: 2004: 11(1): 15-19.
21.Yanti et al. Lemon Peper Fruit Extract (Zanthoxylum acanthopodium DC)
Supresses the Expression of Inflamatory Mediators in
Lipopolysaccharide-Induces Macrophages In Vitro. American Journal of Biochemistry and
41
Universitas Kristen Maranatha 22.Kristanty Rut E, Munim A, Katrin. Aktivitas Antioksidan dan Penghambat
Xantin Oksidase dari Ekstrak Buah Andaliman (Zanthoxylum
acanthopodium DC). Jurnal Farmasi Indonesia; 2013: 6(3): 122-128.
23.Devi Okram Z et al. GC-MS Analysis of Phytocomponents and Antifungal
of Zanthoxylum acanthopodium DC Collected from Manipur, India.
Europian Journal of Medicinal Plants; 2015:10(1): 1-9.
24.Siregar Benedicta L. Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC) dan
Potensi Pemanfaatannya. Media Unika; 2002: 84(2): 123-132.
25.Wijaya CH. Andaliman, Rempah Tradisional Sumatera Utara dengan
Aktivitas Antioksidan dan Antimikroba. Bul. Teknol. dan Industri Pangan;
1999: 10(2): 59-61.
26.Chan Lai-Yin. Chemical Constituents of Zanthoxylum acanthopodium.
Thesis. The Chinese University of Hongkong. 2003.
27.Patino LOJ et al. Zanthoxylum Genus as Potential Source of Bioactive
Compounds. Laboratorio de Productos Naturales Vegetales.2012: 186-218.
28. Kumar S, Pandey Abhay K. Chemistry and Biological Activities of
Flavonoids: An Overview. The Scientific World Journal; 2003.
29.Stark Lisa. 2013. Staphylococcus aureus Aspects of Phatogonesis and
Molecular Epidemiology. Departement of Clinical Microbiology
Lincoping University.
30.Smith AJ, Jackson MS, Bagg J. The Ecology of Staphylococcus aureus in
42
Universitas Kristen Maranatha 31.Warnakulasuriya S. Oral Medicine and Pathology a Guide to Diagnosis
and Management. 1st ed. Jaypee Brothers Medica Publisher. New Dehli,
india. 2014.
32.Neville et al. Oral and Maxillofacial Pathology. 2nd ed. United States of
America: Saunders Company; 2002.
33.Cawson RA, Odell EW. Cawson’s Essentials of Oral Pathology and Oral
Medicine.7th. Churchill Livingstone; 2002.
34.Sujarweni VW. Statistik untuk Kesehatan. Jakarta: Gava Media; 2015: 21.
35.Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan
Makanan. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan
Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan; 2000: 14.
36.Cappuccino JG, Sherman N. 2014. Manual Laboratorium Mikrobiologi In:
Manurung J, Vihdayanti H, editors: Microbiology: A Laboratory Manual.
8thed. Jakarta: EGC.
37.Thermo Fisher Scientific. Oxoid Microbiology Product. [Online].
2001-2015 [cited 2015 october 5]. Available at
http://www.oxoid.com/UK/blue/prod_detail/prod_detail.asp?pr=CM0003.
38.Mulyadi M, Wuryanti, Ria SP. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)
Kadar Sampel Alang-Alang (Imperita cylindrical) Dalam Etanol Melalui