• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kegiatan Perbaikan Berkelanjutan dan Kepemimpinan Mutu Terhadap Kepuasan Siswa dan Dampaknya terhadap Prestasi Siswa (Studi Tentang Implementasi TQM di SMK Negeri Kota Tasikmalaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kegiatan Perbaikan Berkelanjutan dan Kepemimpinan Mutu Terhadap Kepuasan Siswa dan Dampaknya terhadap Prestasi Siswa (Studi Tentang Implementasi TQM di SMK Negeri Kota Tasikmalaya)."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

i

A. Latar Belakang Masalah ... B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... C. Maksud dan Tujuan Penelitian ... D. Kegunaan Penelitian ... E. Kerangka Pemikiran ... F. Asumsi ... G. Hipotesis ... H. Metode Penelitian ... I. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ...

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Total Quality Manajement (TQM) ... 1. Kualitas (Quality) ... 2. Kualitas Terpadu (Total Quality) ... 3. Pengertian Total Quality Management ... 4. Prinsip-Prinsip TQM ... 5. Konsep Manajemen Peningkatan Mutu Industri Modern .... 6. Implementasi TQM dalam Dunia Pendidikan ... 7. Konsumen Pendidikan Cerdas dan Perlindungannya ...

(2)

ii

A. Kepuasan Siswa ... 1. Pengertian Kepuasan Siswa ... 2. Teori Kebutuhan Kepuasan Siswa ... 3. Implementasi TQM dalam meningkatkan Kepuasan Siswa .. B. Prestasi Siswa ...

1. Pengertian Prestasi Siswa ... 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Siswa ...

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... B. Variabel dan Operasional Penelitian ... C. Pengembangan Alat Pengumpul Data ... D. Penentuan Sampel ... E. Prosedur dan Teknik Pengolahan Data...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 1. Tinjauan Umum Objek Penelitian ... 2. Deskripsi Variabel Penelitian ……… 4. Hasil Uji Hipotesis ……… B. Pembahasan Penelitian ...

1. Pengaruh Kegiatan Perbaikan Berkelanjutan terhadap Kepuasan Siswa ... 2. Pengaruh Kepemimpinan Mutu terhadap Kepuasan Siswa ... 3. Pengaruh Kegiatan Perbaikan Berkelanjutan dan

kepemimpinan Mutu terhadap Kepuasan Siswa ……… 4. Pengaruh Kegiatan Perbaikan Berkelanjutan terhadap

Prestasi Siswa ... 5. Pengaruh Kepemimpinan Mutu terhadap Prestasi Siswa ... 6. Pengaruh Kegiatan Perbaikan Berkelanjutan dan

(3)

iii

7. Dampak Kepuasan Siswa terhadap Prestasi Siswa …………

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ... B. Saran ... C. Rekomendasi ...

DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN-LAMPIRAN

132

138 139 143

(4)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Human Developmen Index Indonesia Diantara Negara-Negara

Asean Tahun 2008 …...… 4

3.1 Operasional Variabel …... 71

3.2 Proporsional Alokasi Sampel ... 76

4.1 Perencanaan (Plan) ... 83

4.2 Pelaksanaan (Do) ... 84

4.3 Pemeriksaan (Check) ... 85

4.4 Tindakan Nyata (Act) ... 86

4.5 Berorientasi Mutu ... 88

4.6 Fokus Kepada Pelanggan ... 89

4.7 Inovasi ... 90

4.8 Tanggung Jawab ... 91

4.9 Kerja Tim ... 92

4.10 Pelayanan Akademik ... 93

4.11 Pelayanan Non Akademik ... 94

4.12 Prestasi Akademik ... 96

4.13 Prestasi Non Akademik ... 97

4.14 Hasil Uji t Statistik X1 dengan Y ... 99

4.15 Koefisien Korelasi Antara X1 dengan Y ... 100

4.16 Hasil Uji t Statistik X2 dengan Y ... 101

4.17 Koefisien Korelasi Antara X2 dengan Y ... 102

(5)

v

4.20 Koefisien Determinasi Antara X1 dan X2 dengan Y ... 104

4.21 Hasil Uji t Statistik X1 dengan Z ... 105

4.22 Koefisien Korelasi Antara X1 dengan Z ... 106

4.23 Hasil Uji t Statistik X2 dengan Z ... 107

4.24 Koefisien Korelasi Antara X2 dengan Z ... 108

4.25 Hasil Uji F Statistik X1 dan X2 dengan Z ... 109

4.26 Koefisien Korelasi Antara X1 dan X2 dengan Z 109 4.27 Koefisien Determinasi Antara X1 dan X2 dengan Z ... 110

4.28 Hasil Uji t Statistik Y dengan Z ... 111

(6)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Kerangka Berpikir ... 13

2.1 Siklus Deming ...…... 28

2.2 Kegiatan Perbaikan di Antara Siklus SDCA dan PDCA ... 29

2.3 Konsep Manajemen Sistem Industri Modern ... 37 3.1 Disain Variabel Penelitian ………...………….. 68

3.2 Struktur Hubungan Antar Variabel Penelitian ……….. 78

3.3 Hubungan Antar Variabel X1 dan X2 dengan Y ………. 78

3.4 Hubungan Antar Variabel X1 dan X2 dengan z ………. 79

(7)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Penelitian Lampiran 2 Data Awal

Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 4 Data Mentah

Lampiran 5 Frekuensi Lampiran 6 Output SPSS

Lampiran 7 Surat Keputusan Pembimbing Lampiran 8 Ijin Penelitian

(8)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, perkembangan masyarakat yang semakin kompetitif menuntut setiap orang untuk berkompetisi secara sehat. Demikian halnya dengan sebuah lembaga, termasuk lembaga pendidikan. Kompetisi untuk merebut pasar menuntut setiap lembaga untuk mengedepankan kualitas dalam proses manajerial dan pembelajarannya. Dalam kaitannya dengan persoalan kualitas ini, sekarang telah berkembang sebuah pendekatan, khususnya dalam proses manajerial, yaitu apa yang disebut Total Quality Manajemen (TQM).

TQM atau MMT (Manajemen Mutu Terpadu) merupakan suatu pendekatan yang sistematis, praktis, dan strategis bagi penyelenggaraan pendidikan yang mengutamakan kepuasan pelanggan yang bertujuan meningkatkan mutu (Sallis, 1993: 35). Mutu adalah jasa/produk yang menyamai bahkan melebihi kebutuhan dan harapan pelanggan (Peffer and Coote, 1991). Bill Crech (1996:7) mengkonstruksikan lima prinsip untuk membangun mutu, yaitu: (1) produk, (2) proses, (3) organisasi, (4) pemimpin, dan (5) komitmen

(9)

pendukung bagi semua prinsip yang lain. Setiap prinsip tergantung pada keempat prinsip yang lain dan apabila salah satu lemah dengan sendirinya yang lain pun lemah.

Schargel (1994:2) dalam Syafarudin (2002: 35) menyatakan bahwa mutu terpadu pendidikan dipahami sebagai suatu proses yang meilibatkan pemusatan pada pencapaian kepuasan harapan pelanggan pendidikan, perbaikan berkelanjutan, pembagian tanggung jawab dengan para pegawai, dan pengurangan pekerjaan tersisa dan pengerjaan kembali. Dari pernyataan tersebut muncul empat prinsip TQM, yaitu (1) hubungan sinergi, (2) perbaikan berkelanjutan dan evaluasi diri, (3) suatu sistem dari proses berkelanjutan, dan (4) kepemimpinan.

Nasution (2005:178) menjabarkan kembali prinsip-prinsip TQM tersebut, meliputi : “(1) fokus pada siswa, (2) obsesi terhadap mutu, (3) pendekatan ilmiah, (4) komitmen jangka panjang, (5) team work, (6) perbaikan sistem secara berkesinambungan, (7) pendidikan dan pelatihan, (8) kebebasan yang terkendali, dan (9) kesatuan tujuan”. Pernyataan diatas menjelaskan bahwa TQM merupakan konsep yang mempunyai prinsip-prinsip yang baik untuk perkembangan organisasi di semua sektor kehidupan. TQM telah banyak di adopsi kedalam berbagai bidang terutama pada dunia bisnis dan ekonomi. Tetapi TQM bukan saja terpaku hanya untuk aspek bisnis dan ekonomi saja, prinsip-prinsip yang ada dalam TQM dapat diimplementasikan ke dalam dunia pendidikan/persekolahan.

(10)

tepat. Untuk memajukan organisasi yang tepat diperlukan pemimpin yang memadai dan pemimpin itu sendiri harus mendapat dukungan komitmen dari seluruh perangkat sekolah atau konstituen.

Data dilapangan menunjukan angka ketidaklulusan ujian nasional (UN) pada jenjang sekolah lanjutan atas (SMA, MA, SMK) pada tahun 2008 mencapai sekitar 11%-12% atau sekitar 250 ribu siswa dari 2.260.148 peserta. Persentase ketidaklulusan tersebut lebih tinggi daripada tahun lalu yang mencapai sekitar 10% (Slamet, 2009:5). Tingginya angka ketidaklulusan ujian nasional (UN) pada jenjang sekolah lanjutan atas (SMA, MA, SMK) pada tahun 2008 menjadi tanggungjawab bagi kita semua baik pemerintah, pihak sekolah dan masyarakat. Sehingga, tanpa menyalahkan salah satu pihak, dalam kondisi sekarang ini diperlukan sebuah kerjasama dalam mencari solusi guna menghadapi keterpurukan dunia pendidikan.

(11)

Tabel 1.1

Human Developmen Index Indonesia Diantara Negara-Negara Asean Tahun 2008

No Peringkat Negara HDI dijadikan prioritas. Karena semakin tinggi rata-rata pendidikan suatu bangsa, akan menentukan kualitas bangsa tersebut, apakah termasuk negara maju, negara sedang berkembang, atau dibawah negara sedang berkembang.

Lebih lanjut kalau kita melihat Prosedur Operasi Standar (POS) Ujian Nasional (UN) SMP, MTs, SMPLB, SMALB, dan SMK Tahun Pelajaran 2009/2010 menjelaskan bahwa Peserta UN dinyatakan lulus jika memenuhi standar kelulusan UN sebagai berikut:

a. memiliki nilai rata-rata minimal 5,50 untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal 4,00 untuk paling banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya;

b. khusus untuk SMK nilai ujian praktik kejuruan minimal 7,00 dan digunakan untuk menghitung nilai rata-rata UN.

(12)

masih rendah. Data sebelumnya menunjukan bahwa standar kelulusan rendah saja angka kelulusannya masih mengkhawatirkan, apalagi kalau disesuaikan dengan negara lain. Belum lagi kalau kita berbicara tentang kecurangan penyelenggaraan UN. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas pendidikan Indonesia dilihat dari standar kelulusan, angka kelulusan dan HDI masih rendah.

Lebih spesifik data awal menunjukan kondisi pendidikan di Kota Tasikmalaya secara umum sudah baik. Indikatornya IPM pada tahun 2009 mencapai 73,56, dengan indek pendidikan sebesar 86,25. Selain itu Kota Tasikmalaya terpilih menjadi kota vokasi dan mendapat Vokasi Award Cluster A, Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk Wajar Dikdas sudah mencapai 89,11 persen dan APM 80 persen, tetapi untuk APK SMK baru mencapai 63 persen atau masih dibawah rata-rata nasional yang mencapai 68 persen. Padahal prioritas program pembangunan pendidikan tingkat menengah atas adalah pemerataan dan peningkatan akses pendidikan di masyarakat.

(13)

ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan, oleh sebab itu perlu dicari solusi konstruktif untuk menyelesaikannya.

Solusi yang sekiranya dapat membantu dalam menghadapi keterpurukan dalam dunia pendidikan, salah satunya perlu menerapkan TQM secara konsisten. Berkaitan dengan mutu, Juran yang pikiran-pikirannya begitu terkenal dan berpengaruh di Jepang sehingga pada tahun 1981 dia dianugerahi Order of the Sacred Treasure oleh Kaisar Jepang, mengemukakan bahwa 85% dari

masalah-masalah mutu terletak pada manajemen, oleh sebab itu sejak dini manajemen haruslah dilaksanakan seefektif dan seefisien mungkin. Salah satu bentuk manajemen yang berhasil dimanfaatkan dalam dunia industri dan bisa diadaptasi dalam dunia pendidikan adalah TQM pada sistem pendidikan (Elfahmi, 2006:74).

Dalam TQM keberhasilan sekolah diukur dari tingkat kepuasan pelanggan, baik internal maupun eksternal. Sekolah dikatakan berhasil jika mampu memberikan pelayanan sama atau melebihi harapan pelanggan (peserta didik dan stakeholder). Menurut Sallis (1993:122) dilihat jenis pelanggannya, maka sekolah dikatakan berhasil jika :

1. Siswa puas dengan layanan sekolah, antara lain puas dengan pelajaran yang diterima, puas dengan perlakuan oleh guru maupun pimpinan, puas dengan fasilitas yang disediakan sekolah. Pendek kata, siswa menikmati situasi sekolah.

2. Orang tua siswa puas dengan layanan terhadap anaknya maupun layanan kepada orang tua, misalnya puas karena menerima laporan periodik tentang perkembangan siswa maupun program-program sekolah.

3. Pihak pemakai/penerima lulusan (sekolah, industri, masyarakat) puas karena menerima lulusan dengan kualitas sesuai harapan

(14)

Berdasarkan hal tersebut, komponen sumber daya manusia di sekolah baik kepala sekolah, guru, tenga kependidikan lain, karyawan, peserta didik, orang tua/wali siswa, maupun stakholders, dipandang dari kacamata TQM adalah pelanggan yang harus menjadi pusat perhatian dalam memenuhi semua kebutuhan dan keinginannya. Kepuasan peserta didik terletak pada proses yang sedang berlangsung dan hasil pendidikan yang memuaskan. Dalam proses pendidikan, apakah semua sumber daya tertuju pada cara menyukseskan proses atau kurang kesadaran akan hal tersebut sehingga menjadikan pekerjaan sebagai sesuatu yang rutin, tidak menantang, dan memberi sedikit tanggung jawab.

Kota Tasikmalaya sebagai salah satu kota yang sedang berkembang di Priangan Timur, secara intensif, sedang, dan akan terus melaksanakan upaya peningkatan mutu pendidikan pada semua jenis dan jenjang pendidikan, terutama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Paling tidak dalam tiga tahun terakhir ini pemerintah sedang menitikberatkan pendidikan kejuruan. Selama itu pemerintah telah mengeluarkan biaya yang besar, tenaga yang banyak, waktu yang lama untuk meningkatkan mutu pendidikan.

(15)

Titik akhir dari persoalan mutu pendidikan akan berada pada kemampuan lembaga pendidikan (sekolah) dalam mendistribusikan, mengelola dan mendayagunakan sumber-sumber pendidikan secara optimal agar dapat meningkatkan kemampuan belajar lulusannya. Asumsi yang digunakan dalam beberapa studi tentang mutu pendidikan ialah kemungkinan siswa yang bersangkutan memiliki kepuasan dan prestasi belajar yang baik. Pendidikan yang bermutu ialah yang dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dasar untuk belajar sehingga dapat mengikuti bahkan menjadi pelopor pembaruan dan perubahan. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam terhadap Pengaruh Implementasi Total Quality Management (TQM) terhadap Kepuasan Siswa dan dampaknya terhadap Prestasi Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Kota Tasikmalaya.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

(16)

bermutu tidaknya suatu produk dan/atau jasa adalah pada terpenuhi tidaknya harapan dan kebutuhan pengguna/pelanggan. Semakin tinggi tuntutan pengguna maka semakin tinggi kualitas mutu tersebut.

Menurut Slamet (199:53) Tujuan utama TQM adalah meningkatkan mutu pekerjaan, memperbaiki produktivitas dan efisiensi. TQM sebagai suatu prosedur untuk mencapai kesuksesan, dinilai berhasil manakala mutu dari suatu pekerjaan meningkat lebih baik kualitasnya dari sebelumnya, produktivitasnya tinggi yang ditunjukkan dengan hasil kerja berupa produk/jasa lebih banyak jumlahnya dari sebelumnya, dan lebih efisien yang bisa diartikan lebih murah biaya produksinya atau input lebih kecil daripada outputnya.

Untuk mengimplementasikan konsep diatas, ada prinsip-prinsip TQM yang harus dipahami. Banyak pendapat para ahli yang menjelaskan tentang prinsip-prinsip TQM ini. Menurut penulis semuanya bermuara pada dua prinsip utama, yaitu perbaikan berkelanjutan (Continuous improvement) dan kepemimpinan mutu (Leadership). Memperhatikan uraian tersebut, dapat diidentifikasi bahwa inti permasalahan dalam penelitian ini adalah ”Bagaimana pengaruh kegiatan perbaikan berkelanjutan dan kepemimpinan mutu terhadap kepuasan siswa dan dampaknya terhadap prestasi siswa pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Tasikmalaya?”.

Dari inti permasalahan tersebut, masalah-masalah pokok penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

(17)

2. Bagaimana pengaruh kepemimpinan mutu terhadap kepuasan siswa pada SMK Negeri di Kota Tasikmalaya?

3. Bagaimana pengaruh kegiatan perbaikan berkelanjutan dan kepemimpinan mutu terhadap kepuasan siswa pada SMK Negeri di Kota Tasikmalaya?

4. Bagaimana pengaruh kegiatan perbaikan berkelanjutan terhadap prestasi siswa pada SMK Negeri di Kota Tasikmalaya?

5. Bagaimana pengaruh kepemimpinan mutu terhadap prestasi siswa pada SMK Negeri di Kota Tasikmalaya?

6. Bagaimana pengaruh kegiatan perbaikan berkelanjutan dan kepemimpinan mutu terhadap prestasi siswa pada SMK Negeri di Kota Tasikmalaya?

7. Bagaimana dampak kepuasan siswa terhadap prestasi siswa pada SMK Negeri di Kota Tasikmalaya?

C. Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan pengaruh kegiatan perbaikan berkelanjutan dan kepemimpinan mutu terhadap kepuasan siswa dan dampaknya terhadap prestasi siswa pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri di Kota Tasikmalaya. Maksud penelitian dijabarkan dalam tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh kegiatan perbaikan berkelanjutan terhadap kepuasan siswa pada SMK Negeri di Kota Tasikmalaya

(18)

3. Mengetahui pengaruh kegiatan perbaikan berkelanjutan dan kepemimpinan mutu terhadap kepuasan siswa pada SMK Negeri di Kota Tasikmalaya

4. Mengetahui pengaruh kegiatan perbaikan berkelanjutan terhadap prestasi siswa pada SMK Negeri di Kota Tasikmalaya

5. Mengetahui pengaruh kepemimpinan mutu terhadap prestasi siswa pada SMK Negeri di Kota Tasikmalaya

6. Mengetahui pengaruh kegiatan perbaikan berkelanjutan dan kepemimpinan mutu terhadap prestasi siswa pada SMK Negeri di Kota Tasikmalaya

7. Mengetahui dampak kepuasan siswa terhadap prestasi siswa pada SMK Negeri di Kota Tasikmalaya

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengembangkan pendidikan, baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan Ilmu Administrasi Pendidikan dan memberikan informasi bagi peneliti lain yang tertarik meneliti mengenai implementasi TQM terutama pada prinsip perbaikan berkelanjutan dan kepemimpinan mutu dalam upaya meningkatkan kepuasan siswa dan pencapaian prestasi siswa.

(19)

pendidikan khususnya mutu lulusan Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Tasikmalaya, sehingga mampu bersaing di dunia kerja.

E. Kerangka Berpikir

Pembangunan bidang pendidikan yang dilaksanakan oleh pemerintah bersama-sama dengan masyarakat dalam rangka upaya pengejawantahan salah satu cita-cita yang sangat mulia dan luhur, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana termaktub dalam UUD '45. Dalam upaya tersebut, masyarakat juga pemerintah bahu-membahu dalam upaya mencerdaskan seluruh komponen bangsa dengan pendidikan baik formal maupun non formal, baik melalui sekolah maupun luar sekolah, sehingga diharapkan seluruh komponen bangsa bisa mengenyam dan menikmati pendidikan sebagai kebutuhan primer masyarakat.

Disaat yang besamaan nampaknya sangat urgen dalam upaya adanya peningkatan kualitas pendidikan untuk memberikan peningkatan mutu secara signifikan dalam pengembangan sumber daya manusia. Hal ini berlaku bagi orang-orang yang terlibat dalam dunia pendidikan, sehingga kualitas benar-benar menjadi tujuan yang mendasar.

(20)

Pada zaman globalisasi ini, perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin canggih terus menggelobal dan berdampak pada hampir semua sistem kehidupan umat manusia di muka bumi dewasa ini . Lembaga pendidikan sebagai organisasi merupakan salah satu sistem juga tidak dapat terhindar dari dampak kemajuan tersebut, dengan demikian maka disetiap lembaga pendidikan dituntut untuk dapat mengantisipasi berbagai perubahan-perubahan tersebut.

Keberadaan TQM yang digunakan dalam penerapan di dunia bisnis menuai hasil yang sangat signifikan, sehingga TQM memiliki daya tarik tersendiri, untuk bisa diaplikasikan pada objek-objek kelembagaan atau organisasi yang lain, baik dalam bidang politik, sosial, termasuk dalam dunia pendidikan. Hal ini dalam rangka efektivitas dan hasil yang baik sebagai target yang diidam-idamkan, yaitu ditandai dengan kepuasan siswa dan meningkatnya prestasi siswa. Berdasarkan paparan sebelumnya, maka hubungan antar variabel penelitian dapat diilustrasikan pada gambar berikut.

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir

Kepuasan Siswa

Prestasi Siswa Perbaikan

Berkelanjutan

(21)

F. Asumsi

Asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai dasar memberikan arah dalam merumuskan hipotesis penelitian, di samping itu juga merupakan dasar pemikiran atau rasional atas pertanyaan-pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan diatas. Adapun asumsi penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan perbaikan berkelanjutan dilakukan oleh setiap organisasi dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan terhadap pelanggan (Masaaki, 1999:5). Asumsi ini menjelaskan bahwa setiap kegiatan yang dilakukan organisasi termasuk sekolah, sekecil apapun yang dilakukan berulang dan berkadar terobosan dapat meningkatkan mutu layanan pendidikan.

2. Kepemimpinan mutu merupakan prasyarat dalam membangun organisasi yang berkualitas (Nasution, 2003:97). Kepemimpinan yang berorientasi mutu mengandung unsur mempengaruhi perilaku orang lain dan mengarahkan orang lain untuk bekerjasama mencapai tujuan organisasi.

3. Kepuasan siswa bersumber dari mutu pembelajaran. Implementasi TQM di dunia pendidikan bertujuan meningkatkan kepuasan pelanggan, salah satunya adalah siswa. Oleh sebab itu memberikan penekanan terhadap mutu pembelajaran harus didukung oleh semua komponen lembaga pendidikan (Sallis, 2008:87). Kepuasan siswa merupakan motivasi intrinsik untuk meningkatkan prestasi siswa.

(22)

belajar secara aktif berkelanjutan dan guru yang memiliki kompetensi kepribadian, sosial, pedagogik dan profesional yang didukung oleh kepemimpinan dan iklim sekolah yang kondusif untuk kompetisi. (Muhibin, 1995:87)

G. Hipotesis

Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan perbaikan berrkelanjutan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan siswa

2. Kepemimpinan mutu berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan siswa

3. Kegiatan perbaikan berkelanjutan dan kepemimpinan mutu berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan siswa

4. Kegiatan perbaikan berrkelanjutan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap prestasi siswa

5. Kepemimpinan mutu berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap prestasi siswa

6. Kegiatan perbaikan berkelanjutan dan kepemimpinan mutu berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap prestasi siswa

(23)

H. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Alasan pemilihan metode ini adalah untuk mengungkapkan fenomena yang dikaji secara sistematis untuk mendapatkan kebenaran dari permasalahan yang diteliti. Data penelitian diperoleh dari data primer dan skunder yang dikumpulkan dengan teknik angket/kuisioner, wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.

I. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

(24)

68 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian menurut Sugiyono (2001:86) adalah “menjabarkan berbagai variabel yang akan diteliti, kemudian membuat pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lainnya, sehingga akan mudah dirumuskan masalah penelitian, pemilihan teori, rumusan hipotesis, metode penelitian, instrumen penelitian, teknik analisis dan kesimpulan yang diharapkan”.

Desain penelitian secara konseptual diterjemahkan ke dalam gambar di bawah ini :

Gambar 3.1

Disain Variabel Penelitian

Keterangan : X1 : Kegiatan Perbaikan Berkelanjutan X2 : Kepemimpinan Mutu

Y : Kepuasan Siswa Z : Prestasi Siswa

Berdasarkan desain variabel penelitian di atas terdapat lima hubungan antar variabel penelitian yang selanjutnya akan dihitung pengaruhnya. Hubungan tersebut adalah : (1) kegiatan perbaikan berkelanjutan dengan kepuasan siswa, (2)

X1

X2

(25)

kepemimpinan mutu dengan kepuasan siswa, (3) kegiatan perbaikan berkelanjutan dengan prestasi siswa, (4) kepemimpinan mutu dengan prestasi siswa,dan (5) kepuasan siswa dengan prestasi siswa melalui kegiatan perbaikan terus menerus dan kepemimpinan mutu.

B. Variabel dan Operasional Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel independen (bebas) dan variabel dependen (tidak bebas/terikat). Variabel independen terdiri dari kegiatan perbaikan berkelanjutan (X1) dan kepemimpinan mutu (X2), sedangkan variabel dependennya adalah kepuasan siswa (Y) dan prestasi siswa (Z).

Untuk menghindari kemungkinan interprestasi yang berbeda tentang variabel-variabel penelitian yang diungkapkan, maka dikemukakan definisi operasional sebagai berikut:

1) Perbaikan berkelanjutan yaitu perbaikan secara terus menerus dengan melakukan evaluasi diri untuk peningkatan mutu layanan pendidikan. Sub variabelnya adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan (Plan) yaitu langkah pertama dari perbaikan berkelanjutan yang meliputi kegiatan: identitifikasi masalah utama, meneliti penyebab utama, menentukan penyebab yang sangat berpengaruh, dan menyusun rencana perbaikan dan menetapkan sasaran

(26)

c. Pemerikasaan (Check) yaitu langkah ketiga dari perbaikan berkelanjutan yang meliputi kegiatan evaluasi dan validasi pelaksanaan

d. Tindakan Nyata (Act) yaitu langkah terakhir dari perbaikan berkelanjutan yang meliputi kegiatan mengkaji semua feedback dan melakukan perbaikan, serta memperbaiki standar.

2) Kepemimpinan mutu adalah proses mempengaruhi orang lain yang berorientasi pada peningkatan mutu dalam penerapan TQM. Sub variabelnya adalah sebagai berikut :

a. Berorientasi mutu, meliputi : memiliki visi mutu terpadu bagi istitusi, memiliki komitmen yang jelas terhadap proses mutu, dan mengkomunikasikan peran mutu

b. Fokus kepada stakeholder, meliputi : obsesi dengan kualitas, respek terhadap setiap orang, memastikan kebutuhan stakeholder menjadi pusat kebijakan dan praktek institusi.

c. Inovasi, meliputi : memimpin inovasi dalam institusi dan memiliki komitmen untuk menghilangkan rintangan

d. Tanggung jawab, meliputi : mampu memastikan bahwa struktur organisasi jelas telah mendefinisikan tanggungjawab dan mampu mempersiapkan delegasi yang tepat, serta mengembangkan mekanisme yang tepat untuk mengawasi dan mengevaluasi kesuksesan

(27)

3) Kepuasan siswa adalah kondisi perasaan siswa yang menyenangkan, tidak ada komplen dalam menikmati layanan pendidikan. Sub variabelnya adalah : a. Pelayanan akademik yaitu kondisi-kondisi ekstrinsik pembelajaran yang

dapat menjadi motivator bagi siswa. Hal ini dapat berupa mutu pembelajaran, kondisi kelas, sarana prasarana kegiatan ektrakulikuler, jaminan kelulusan, prestasi serta tata tertib sekolah.

b. Pelayanan non akademik yaitu kondisi internal yang relevan dengan kebutuhan-kebutuhan siswa, yang terdiri dari pengakuan, tanggung jawab, kemajuan dan kemungkinan berkembang serta mutu hubungan antar siswa. 4) Prestasi siswa adalah hasil belajar siswa dilihat dari aspek kognitif, afektif dan

psikomotor. Sub variabel prestasi siswa terdiri dari:

a. Prestasi akademik adalah nilai yang diperoleh siswa dari evaluasi per mata pelajaran yang dituangkan dalam raport.

b. Preatasi Non akademik adalah prestasi yang diperoleh siswa diluar kegiatan pembelajaran.

Analisis variabel, sub variabel dan indikator masing-masing variabel penelitian, dapat dijelaskan melalui tabel operasional variabel berikut ini.

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Sub variabel Indikator Skala

1. Kegiatan Perbaikan terus nmenerus (X1)

(28)
(29)

2. Pelayanan Non

Pekan olah raga dan seni (Porseni)

Ordinal dan interval

C. Pengembangan Alat Pengumpul Data

Sumber data dalam suatu penelitian merupakan subyek darimana data dapat diperoleh (Arikunto, 1998:102). Adapun sumber data penelitian ini adalah untuk sumber data primer diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada siswa SMK Negeri di Kota Tasikmalaya yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh dari laporan atau dokumentasi yang dimiliki SMK yang bersangkutan dan dinas terkait.

Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(30)

2. Wawancara, yaitu wawancara langsung dengan responden dengan menggunakan daftar pernyataan yang telah disediakan untuk memperkuat hasil angket.

3. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan langsung untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat dan untuk memperoleh fenomena lain yang belum dapat diperkirakan sebelumnya.

4. Dokumentasi, dilakukan dengan menelaah dan mengkaji catatan-catatan tentang prestasi akademik siswa, catatan tentang kepribadian dan berbagai catatan aktivitas siswa yang relevan dengan penelitian. Dokumen lain dari berbagai lembaga yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan diteliti.

D. Penentuan Sampel

(31)

dan diharapkan hasil kajian ini dapat dirasakan oleh mereka implementasinya di kelas XII.

Sampel siswa diambil dengan memilih sampling yang ada dalam populasi yang mempunyai peluang yang sama besar untuk terpilih ke dalam sampel. Penentuan besarnya sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin (dalam Sugiyono, 1999:108) sebagai berikut:

N = 2

e = Kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditoleransi

Menurut Gay (dalam Sugiyono, 1999:121) menyatakan bahwa ukuran

minimum sampel yang dapat diterima untuk metode deskriftif minimal angka

kesalahannya (e) sebesar 5%. Diketahui jumlah populasi 1082 siswa, sehingga

sampelnya dapat dihitung sebagai berikut:

n =

Teknik pengambilan sampel menggunakan metode stratified proportional

(32)

masing-masing kelas, sedangkan penentuan sampel dilakukan dengan cara diundi. Adapun penentuan proporsional alokasi sampel untuk masing-masing kelas disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3.2

Proporsional Alokasi Sampel

No. Nama Sekolah Populasi Perhitungan Jumlah Sampel 1 SMKN 1 Tasikmalaya 354 354/1082 x 292 96 2 SMKN 2 Tasikmalaya 402 402/1082 x 292 108 3 SMKN 3 Tasikmalaya 326 326/1082 x 292 88

Jumlah 1082 292

E. Prosedur dan Teknik Pengolahan Data

Kuisioner disusun dengan menggukan skala Likert, dimana untuk setiap pernyataan disediakan 5 pilihan jawaban dengan skor ordinal/jenjang masing-masing adalah 1, 2, 3, 4 dan 5. Skor ordinal 1 adalah terendah, sedangkan skor ordinal 5 adalah tertinggi. Pengujian kuisioner dilakukan melalui uji validitas item dan uji reliabilitas variabel.

(33)

( )( )

Keterangan r = Koefisien validitas item yang dicari

X = Skor yang diperoleh subyek dalam tiap item Y = Skor total yang diperoleh subyek seluruh item n = Jumlah subyek

Nilai koefisien korelasi (t hitung) masing-masing item pertanyaan dibandingkan dengan nilai korelasi tabel (t tabel) pada taraf α = 0,05. Jika t hitung > t tabel, maka item pertanyaan dinyatakan valid. Apabila menggunakan SPSS, instrument dikatakan valid apabila probabilitas koefisien korelasinya < 0,05.

Untuk mengetahui apakah alat pengumpul data menunjukan tingkat ketepatan, keakuratan, kesetabilan dan konsistensi maka dilakukan uji reliabilitas. Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan formula Alpha Cronbach (Nurgiyantoro, 2000:310) dengan rumus sebagai berikut:

R =

R = Koefisien reliabilitas K = Jumlah butir pertanyaan σ = Varian butir pertanyaan σ² = Varian skor test

Instrumen dikatakan reliabel bilamana koefisien reliabilitasnya mencapai 0,600 atau lebih besar dari 0,600 (Nurgiantoro, 2000: 312).

(34)

secara diagramatik yang menunjukan hubungan antar variabel. Hipotesis akan diuji dengan menggunakan analisis jalur (path analysis). Gambaran secara komprehensif keterkaitan atau pengaruh variabel kegiatan perbaikan berkelanjutan (X1) dan kepemimpinan mutu (X2) serta kepuasan siswa (Y) terhadap prestasi siswa (Z) seperti gambar berikut ini:

Gambar 3.2

Struktur Hubungan Antar Variabel Penelitian

Untuk memudahkan uji hipotesis, maka struktur hubungan antar variabel penelitan diatas dapat dijabarkan menjadi tiga sub struktur hubungan variabel penelitian. Sub struktur 1 menggambarkan pengaruh antara variabel kegiatan perbaikan berkelanjutan (X1) dan kepemimpinan mutu (X2) dengan kepuasan siswa (Y) seperti gambar berikut.

Gambar 3.3

(35)

Sub struktur 2 menggambarkan pengaruh antara variabel kegiatan perbaikan berkelanjutan (X1) dan kepemimpinan mutu (X2) dengan prestasi siswa (Z) seperti gambar berikut.

Gambar 3.4

Hubungan Antar Variabel X1 dan X2 dengan Z

Sub struktur 3 menggambarkan pengaruh kepuasan siswa (Y) terhadap prestasi siswa (Z) seperti gambar di bawah ini.

Gambar 3.5

Hubungan Antar Variabel Y dengan Z

Dari hubungan antar variabel penelitian langkah selanjutnya adalah penyusunan hipotesis dan pengujiannya yang dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Merumuskan Hipotesis Statistik H0 : Pyxi = 0

H1 : Pyxi≠ 0

Y Pzy Z

Pyέ1 Pzέ2

X1

X2

Z rx1x2

Pzx1

Pzx2

(36)

2. Merumuskan Hipotesis Deskriptif

H0 = Tidak terdapat pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat

H1 = Terdapat pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat H0 = Tidak terdapat pengaruh dari variabel antara terhadap variabel

terikat

H1 = Terdapat pengaruh dari variabel antara terhadap variabel terikat 3. Kriteria Pengujian Hipotesis

Jika p value > 0,05, maka H0 tidak dapat ditolak (tidak ada pengaruh) Jika p value < 0,05, maka H0 dapat ditolak (ada pengaruh)

(37)

138 BAB V

KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan tentang pengaruh kegiatan perbaikan berkelanjutan dan kepimpinan mutu terhadap kepuasan siswa dan dampaknya terhadap prestasi siswa di SMK Negeri Kota Tasikmalaya, sebagai berikut:

1. Kegiatan perbaikan berkelanjutan dilihat dari aspek perencanaan (Plan), pelaksanaan (Do), pemeriksaan (Check) dan tindakan nyata (Act) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan siswa SMK Negeri Kota Tasikmalaya. Ini berarti semakin sering kegiatan perbaikan berkelanjutan dilakukan sekolah, maka kepuasan siswa semakin meningkat.

2. Kepemimpinan mutu dilihat dari aspek kepemimpinan berorientasi mutu, fokus kepada pelanggan, inovasi, tanggung jawab, dan kerja tim berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan siswa SMK Negeri Kota Tasikmalaya. Ini berarti semakin baik kepemimpinan mutu kepala sekolah, maka kepuasan siswa akan semakin meningkat.

(38)

kepala sekolah, maka semakin meningkat kepuasan siswa dalam menikmati layanan pendidikan.

4. Kegiatan perbaikan berkelanjutan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap prestasi siswa SMK Negeri Kota Tasikmalaya. Ini berarti semakin sering kegiatan perbaikan berkelanjutan dilakukan sekolah dengan perencanaan, pelaksanaan, pemeriksaan dan tindakan lanjut, maka prestasi siswa semakin meningkat.

5. Kepemimpinan mutu berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan siswa SMK Negeri Kota Tasikmalaya. Ini berarti semakin baik kepemimpinan mutu kepala sekolah dalam kepemimpinan berorientasi mutu, fokus kepada pelanggan, inovasi, tanggung jawab, dan kerja tim, maka prestasi siswa akan semakin meningkat.

6. Kegiatan perbaikan berkelanjutan dan kepemimpinan mutu kepala sekolah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap prestasi siswa SMK Negeri Kota Tasikmalaya. Ini berarti semakin sering kegiatan perbaikan berkelanjutan dan dikukung dengan semakin baiknya kepemimpinan mutu kepala sekolah, maka semakin meningkat prestasi siswa.

(39)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan, maka saran-saran yang dapat penulis ajukan adalah sebagai berikut:

1. Mengingat kegiatan perbaikan berkelanjutan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan siswa SMK Negeri Kota Tasikmalaya, sedangkan kondisi dilapangan masih ditemukan sekolah yang belum membuat program kegiatan perbaikan berkelanjutan, maka untuk membuatnya perlu kesadaran dan kerjasama semua stakeholder sekolah. Selanjutnya program yang sudah ada ditindaklanjuti sesuai prosedur yang ada (siklus PDCA), bukan dijadikan pajangan atau sekedar alat memenuhi penilaian kinerja sekolah. Selain itu perlu sosialisasi dan pembudayaan perbaikan berkelanjutan pada seluruh warga sekolah terutama guru dalam memberikan layanan pendidikan. Dalam jangka panjang diharapkan perbaikan berkelanjutan menjadi jati diri sekolah dalam setiap kegiatan.

(40)

atau sharing dengan kepala sekolah lain dalam forum Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S). Dalam jangka panjang perlu dilakukan rotasi kepala sekolah secara berkala agar kejenuhan suasana kerja dapat diatasi, optimalisasi peran pengawas satuan pendidikan dan melakukan studi banding ke sekolah-sekolah yang telah berhasil.

3. Mengingat kegiatan perbaikan berkelanjutan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap prestasi siswa SMK Negeri Kota Tasikmalaya, sedangkan kondisi dilapangan masih ditemukan sekolah yang belum melaksanakan kegiatan perbaikan berkelanjutan terutma dalam pembelajaran, maka untuk melaksanakannya perlu pemberdayaan peran guru dan peningkatan kompetensinya. Diantaranya dengan melibatkan guru dalam kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) baik sekolah maupun tingkat kota, mengikuti pendidikan dan pelatihan profesi (pengembanan karir) minimal satu tahun sekali, dan mengukiti pendidikan formal guru minimal S1. 4. Mengingat kepemimpinan mutu berpengaruh secara positif dan signifikan

(41)

5. Mengingat kepuasan siswa dalam menikmati layanan pendidikan berdampak signifikan terhadap prestasi siswa, sedangkan kondisi di tempat penelitian menunjukan kecenderungan kepuasan siswa rendah, maka untuk meningkatkannya kepala sekolah dengan jajaran tenaga pendidika dan kependidikan perlu meningkatkan layanan pendidikan baik sifanya akademik maupun non akademik sesuai dengan harapan pelanggan jasa pendidikan. Untuk itu kepala sekolah dituntut untuk membuat formulasi untuk menilai kinerja guru dan staf sekolah dalam memberikan layanan. Disamping itu sekolah perlu melakukan hubungan komunikatif secara rutin dengan pihak orang tua untuk merespon segala keluhan dan masukan dalam pengembangan sekolah.

6. Karena prestasi siswa merupakan salah satu indikator mutu pendidikan, sedangkan kondisi di tempat penelitian menunjukan kecenderungan prestasi siswa kurang baik, maka untuk meningkatkannya sekolah perlu menjadikan peningkatan hasil belajar sebagai program prioritas. Untuk menyukseskan program tersebut harus didukung oleh seluruh stakeholder sekolah, terutama dalam meningkatkan pelayanan kepada siswa yang ujung tombaknya adalah guru. Disamping itu perlu dilakukan pembenahan budaya atau iklim organisasi sekolah, sehingga guru nyaman dalam bekerja dan siswa semangat dalam belajar. Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah dukungan orang tua dalam memantau perkembangan prestasi siswa.

(42)

menyeluruh, maka perlu penelitian lanjutan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan siswa secara mendalam dengan melibatkan variabel total quality management lainnya, diantaranya: hubungan sinergi, pendidikan

dan pelatihan, kebebasan terkendali dan evaluasi diri. Selain itu karena penelitian ini populasinya masih terbatas di SMK Negeri, maka penelitian selanjutnya diharapkan melibatkan populasi yang lebih luas lagi, yaitu SMK swasta di Kota Tasikmalaya.

C. Rekomendasi

Berdasarkan kesimpulan dan temuan-temuan yang dihasilkan dalam studi ini, maka diajukan beberapa rekomendasi penelitian sebagai berikut:

(43)

transparan artinya seluruh proses penyeleksian, penilaian dan penetapan pemenang dilakukan oleh orang-orang profesional dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan kepada semua pihak. Kemudian yang menjadi pemenang diberikan fasilitas untuk meningkatkan kembali kompetensinya, misalnya diberikan beasiswa untuk memperdalam kajian keilmuannya.

2. Rekomendasi untuk kepala sekolah adalah melakukan kerjasama dengan seluruh stakeholder pendidikan, mensosialisasikan pentingnya dan tujuan implementasi TQM dalam satuan pendidikan, menyiapkan sumber daya manusia yang terlibat didalamnya, mengadakan pendidikan dan latihan secara rutin dengan mendatangkan pemateri-pemateri dari Dinas Pendidikan, Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP), Perguruan Tinggi atau praktisi yang dapat memberikan pencerahan dan semangat kepada seluruh warga sekolah dalam meningkatkan pelayanan pendidikan. Selain itu kepala sekolah mendorong terjadinya inovasi di berbagai aspek, memberikan penghargaan kepada yang berprestasi, mengoptimalkan teknologi informasi dalam setiap pelayanan.

(44)
(45)

146

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2006). Strategic Management For Educational Management, Bandung, Alfabeta.

Alkhafaji, Abbass, (2003), Strategic Managemen; Formulation, Implementation, and Control in a Dynamic Environment, Binghamton, The Haworth Press. Inc.

Anonim, (2000). Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan/Kultur Sekolah, Depdiknas, hand out pelatihan calon kepala sekolah, Direktorat Sekolah lanjutan Pertama

Ariani, DW, Manajemen Kualitas, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 1999) Fernandes, HJX, Evaluation of Educational Program, (Jakarta: National Educational Planing, Evaluation and Curriculum Development. 1984) Arifin, Zaenal (2009). Desentralisasi dan Mutu Pendidikan. www.en.

Wikipedia.org/wiki/Human Development Index, tanggala 2 Juli 2009 Danim (2007). Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta : Bumi Aksara

David, Fred R., (2006), Strategic Management, Manajemen Strategis, Konsep, Edisi 10, Jakarta, Salemba Empat.

Departemen Pendidikan Nasional. (2000). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Buku 1. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan menengah Umum.

Direktorat Pendidikan menengah Umum, Departemen Pendidikan Nasional. (2002). Pengembangan Kultur Sekolah. Jakarta: Dit Dikmenum

Elfahmi, H.S., 2006. Sekolah Unggul: Mencisekolahakan Sekolah sebagai Sumber Solusi dan Rumah yang Menyenangkan bagi Setiap Penghuninya. Makalah disajikan dalam National Congress & Business Forum 2006 diselenggarakan Magistra Utama, Surabaya, 4 Maret 2006.

Encyclopaedia, (tesedia on line, 2 januari 2010) http://uk.ask.com/web?q=dictionary%3A+quality&content=wordnetuk|1 39771&o=41439051&l=dis&siteid=41439051&dm=all.

(46)

Fandy Tjisekolahono dan Anastasia Diana, Total Quality Management, (Yogyakarta: Andi Cet. ke-2)

Fattah, Nanang. (2000). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gaffar, Fakry. (1989). Menghargai Pengabdian Guru. Bandung: University Press Universitas Pendidikan Indonesia.

Goetsch, David L dan Stanley B. Davis, Quality management: Introduction to Total Quality Management for Production, Processing, and Service, (New Jersey: Prentice-Hall, Inc. 2000)

Hardjosoedarmo, Soewarso. (2002). Total Quality Management. Yogyakarta: Andi.

Indra Djati Sidi (2003). Menuju Masyarakat Belajar. Jakarta : Logos

Kartono, K. (2005). Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta, Raja Grafindo Persada.

Prosedur Operasi Standar (POS) Ujian Nasional SMP, MTs, SMPLB, SMALB, dan SMK Tahun Pelajaran 2009/2010

Marshal Sashkin dan Kisser, Putting Total Quality Management to Work, (San Francisco: Berret – Kohler Publisher, 1993)

Maslow, A.H. Penterjemah Nurul Iman. (1994). Motivasi dan Kepribadian,Teori, Motivasi dengan Ancangan Hirarki Kebutuhan Manusia. Jakarta: PT. Gramedia.

McClelland, David. 1999. Motivational Research Achievement. 1999 http://westrek,hypermort. net/ Maslow/ od.hr07.htm.

Moedjiarto, (2002). Sekolah Unggul. Jakarta: CV. Duta Graha Pustaka.

Munro. Lesley dan Malcolm, Menerapkan manajemen mutu terpadu, (Jakarta: PT. Gramedia, (Terjemahan), Cet. ke-3, 2002)

Nurgiantoro. (2000). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Kloang klede Putra Timur

(47)

Sagala, Syaiful (2005). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta

Sa’ud, Udin. (2008). Inovasi Pendidikan, Bandung, Alfabeta.

Sallis, Edward (2006). Total Quality Management In Education (alih Bahasa Ahmad Ali Riyadi ). Jogjakarta : IRCiSoD

Slamet, Margono (2009), Kepemimpinan Untuk Meraih Mutu. http://www.deliveri.org/guidelines/policy/pg-6/pg-6summaryi.htm

Soetopo, H. (2001). Hubungan Karakteristik Bawahan, Kontrol Situasi, Gaya Kepe-mimpinan, Budaya Organisasi, dan iklim Organisasi dengan Keefektifan Organisasi pada Universitas Swasta. Disertasi Tidak Dipublikasikan. Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Sonhadji, K.H. A. (1991). Birokrasi Hubungan Manusia dan Budaya dalam Organisasi. Malang: PPS IKIP Malang Sudarwan

Sukmadinata, Nana S. (2007). Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Kerjasama Program Pascasarjana UPI dengan Remaja Rosdakarya.

Suyadi Prawirosentono. (2007). Filosofi Baru tentang Manajemen Mutu terpadu abad 21. Jakarta : Bumi Aksara

Tjiptono, Fandy & Anastasia Diana. Total Quality Management. Yogyakarta : Andi.

Widodo. (2008). Standar Nasional Pendidikan Dasar Dan Menengah, Sebuah Pergulatan Antara Realita Dengan Harapan. (on line: 29 October.2008) http://fkip.wisnuwardhana.ac.id/index.php?option=comcontent&task=view &id=27&Itemid=21

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel 1.1 Human Developmen Index Indonesia
Gambar 1.1 Kerangka Berpikir
+6

Referensi

Dokumen terkait

Likewise, object retrieval/detour task performance deficits are a consequence of MPTP-induced reductions in corticostriatal dopamine levels (Taylor et al 1990a, 1990b; Schneider

Pada klinik ini, pendaftaran dan pembayaran masih bersifat manual, oleh karena itu penulis mencoba menerapkan komputerisasi pada klinik tersebut, agar diharapkan tercipta suatu

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 ayat (1) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 39 Tahun 2013 tentang Penetapan

Tinggi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015.

Siapa yang merekomendasikan saya tentang Grand Keude Kupie Uleekareng.. dan

Pada menu ini terdapat daftar admin yang berhak mengakses menu Administrator seperti ditunjukkan dalam Gambar 4.3.. Gambar 4.3 Halaman

bahwa dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas dari kolusi, korupsi, dan nepotisme, perlu diberikan akses kepada pegawai dan/atau

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus, dengan anugerah-Nya Penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul Pengaruh Penambahan Bentonit